Anda di halaman 1dari 88

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP


REMAJA TENTANG PERNIKAHAN USIA DINI
DI SMA NEGERI 04 BENGKULU UTARA

DISUSUN OLEH :
QUNITA LUVIA
NIM P0 5140317035

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KEBIDANAN DIPLOMA IV KEBIDANAN
TAHUN 2021

SKRIPSI

i
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP
REMAJA TENTANG PERNIKAHAN USIA
DINI DI SMA NEGERI 04
BENGKULU UTARA

Skripsi ini Diajukan


Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar
Sarjana Terapan Kebidanan

Oleh :
QUNITA LUVIA
NIM : P05140317035

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
PROGRAM STUDI KEBIDANAN BENGKULU
SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
TAHUN 2021

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP


REMAJA TENTANG PERNIKAHAN USIA
DINI DI SMA NEGERI 04
BENGKULU UTARA

DISUSUN OLEH :
QUNITA LUVIA
NIM: P05140317035

Telah diseminarkan dengan Tim Penguji Seminar Skripsi


Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan
Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Pada Tanggal 9 Juli 2021

Mengetahui
Pembimbing Skripsi

Pembimbing I Pembimbing II

Lusi Andriani, SST, M.Kes Nispi Yulyana, SST, M.Keb

NIP. 198008192002122002 NIP. 197807212008012022

iii
HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP


REMAJA TENTANG PERNIKAHAN USIA
DINI DI SMA NEGERI 04
BENGKULU UTARA
DISUSUN OLEH :

QUNITA LUVIA

NIM: P05140317035

Telah Diuji Dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Pada Tanggal 9 Juli 2021
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima

Ketua Tim Penguji Pembimbing I

Dr. Susilo Damarini, SKM, MPH Lusi Andriani, SST, M.Kes


NIP. 196607041990032002 NIP. 198008192002122002
Penguji I Pembimbing II

Dra. Hj. Kosma Heryati, M. Kes Nispi Yulyana, SST, M. Keb


NIP 195612181979062001 NIP. 197807212008012022

Mengetahui,
Ketua Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan
Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Diah Eka Nugraheni, SST, M.Keb


NIP. 198012102002122002

iv
MOTTO

“ Tiada doa yang lebih indah selain doa agar skripsi ini cepat selesai”

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan karunianya kepada saya sehingga saya dapat
menyelesaikan Skripsi Prodi DIV Kebidanan dengan baik dan tepat pada
waktunya. Oleh karena itu dengan rasa bangga dan bahagia saya ungkapkan
rasa syukur yang teramat sangat dan Skripsi ini saya peresembahkan :

 Kepada Ayah,Ibu dan keluarga besar yang menjadi alasan dari semua

perjuangan saya selama ini,terima kasih berkat doa,usaha,dan dukungan

dari ibu dan ayah saya bisa sampai ketitik ini, yang tak henti memberikan

motivasi dan dorongan baik materi maupun semangat kepada saya untuk

menyelesaikan Skripsi ini.

 Terima kasih untuk diriku sendiri sejauh ini masih bisa bertahan dan

kamu kuat lebih semangat lagi yah kita bisa yok.

 Untuk Dosen pembimbing ku Bunda Lusi Andriani,SST,M.Kes dan Bunda

Nispi Yulyana,SST, M.Keb serta Dosen Penguji, Bunda Dr.Susilo

Damarini,SKM,MPH dan Bunda Dra.Hj.Kosma Heryati,M.Kes, yang

telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan

bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran dan penuh

perhatian kepada penulis dalam menyusun Skripsi ini.

 Seluruh dosen dan staf Prodi Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu.

v
 Adikku Zakiya Dwi Amanda yang selalu menyemangati dan memberi

dukungan yang sangat luar biasa.

 Seluruh persepupuan, Ayuk Nosi, Donga Cece, Narta, Kerin, Kevin,

Farga, Fatir, Farel, Aril, Fatar, Intan, Ica, Rara, Zaki,fahmi, segenap

cucung alm.datuk awan dan alm.datuk uyus ,dan nek ndut, nek yus,terima

kasih telah mendukung saya sampai bisa berada di titik ini dan semoga

bisa memberikan panutan yang baik.

 Elfina magriza feranica terima kasih selalu ada dan bersedia menemani

memberi dukungan dalam pembuatn skripsi ini.

 Terima kasih kepada Vony, Lovia, Rere, Septi, Luxy, Cikut, Inov, Civi,

May, Mona, Pipin, Yuk Esi, Yoval, Karin,topaniputu,mas dika dan teman-

reman ku yang selalu memberikan dukungan yang sangat luar biasa.

 Terima kasih kepada teman alumni smp angkatan 14 dan sma angkatan

17 yang selalu memberi dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

 Teman-teman seperjuangan mahasiswi Prodi Sarjana Terapan

Kebidanan Angkatan 17 Poltekkes Kemenkes Bengkulu yang telah

membantu penyusunan Skripsi ini.

 Terima kasih kepada abang EMP ,yang telah memberikan pelajaran dan

motivasi terbesar dalam penyelesaian skripsi dan studi ini.

 Terima kasih juga terkhusus kosan pink beserta isinya dan motor scoppy

ku serta laptop kesayangan ku yang telah menjadi saksi bisu dalam semua

drama penyelesaian skripsi ini.

 Almamater tercinta, poltekkes kemenkes Bengkulu.

vi
 Serta terima kasih semua pihak,yang telah membantu dalam proses

penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebut satu persatu.

vii
Program Studi Diploma IV, Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Skripsi

Qunita Luvia

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA TENTANG


PERNIKAHAN USIA DINI DI SMA NEGERI 04 BENGKULU UTARA

XV+58 halaman, 1 tabel, 3 bagan, 17 lampiran

ABSTRAK

Pernikahan pada usia dini atau kawin muda sendiri ialah pernikahan yang
dilakukan oleh pasangan ataupun salah satu pasangannya masih dikategorikan
remaja yang berusia dibawah 19 tahun. Data Survei Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI)ada satu dari empat perempuan menikah pada usia 15-19 tahun
menunjukkan 34.6% wanita menikah dibawah 15 tahun, 37% menikah antara 16
tahun dan 23% menikah setelah 17 tahun. Survey awal yang dilakukan di
Pengadilan Agama Argamakmur, tahun 2020 ada sebanyak 166 perkara
pernikanan dini di usia rata-rata 17 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap remaja tentang pernikahan usia
dini di SMA Negeri 04 Bengkulu Utara.
Desain penelitian ini menggunakan observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah systematic
sampling dengan jumlah sampling 74 responden. Pengambilan data dengan
menggunakan kuisioner berupa pilihan ganda untuk skor pengetahuan dan skala
likert untuk sikap. Analisis menggunakan chi square dengan α ≤ 0.05 .
Hasil penelitian menunjukkan dari 74 responden hampir sebagian responden
memiliki pengetahuan cukup (56.8%) dan sikap 64.9% tentang pernikahan usia
dini. Hasil uji Chi Square antara pengetahuan dengan sikap terhadap
pernikahahan dini (p-value = 0,000 ¿ α 0.05 ) dengan nilai OR=15,000 yang
artinya ada hubungan pengetahuan dengan sikap remaja tentang pernikahan
dini.Saran untuk SMA Negeri 04 Bengkulu Utara diharapkan penelitian menjadi
bahan pertimbangan dan evaluasi bagi SMA Negeri 04 Bengkulu Utara untuk
melakukan intervensi pencegahan pernikahan dini.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, pernikahan usia dini

viii
Diploma IV study program, Department of Midwifery at the Health Ministry of
Health, Bengkulu
Thesis
Qunita Luvia

THE RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE WITH ADOLESCENT'S


ATTITUDES ABOUT EARLY MARRIAGE IN SMA Negeri 04
BENGKULU UTARA
XV+58 pages, 1 table, 3 charts, 17 appendices

ABSTRACT
Marriage at an early age or young marriage itself is a marriage carried out
by a partner or one of their partners is still categorized as a teenager under the age
of 19 years. Data from the Indonesian Demographic Health Survey (IDHS) shows
that one in four women married at the age of 15-19 years showed 34.6% of
women married under 15 years, 37% married between 16 years and 23% married
after 17 years. The initial survey conducted at the Argamakmur Religious Court,
in 2020 there were as many as 166 cases of early marriage at an average age of 17
years. This study aims to determine the relationship between knowledge and
adolescent attitudes about early marriage in SMA Negeri 04 Bengkulu Utara.
The design of this study used observational analytic with a cross sectional
approach. The sampling technique used is systematic sampling with a total
sampling of 74 respondents. Collecting data using a multiple-choice questionnaire
for knowledge scores and a Likert scale for attitudes. Analysis using chi square
with 0.05.
The results showed that of the 74 respondents, almost half of the
respondents had sufficient knowledge (56.8%) and 64.9% attitudes about early
marriage. The results of the Chi Square test between knowledge and attitudes
towards early marriage (p-value = 0.000 <α 0.05) with OR = 15,000, which means
that there is a relationship between knowledge and adolescent attitudes about early
marriage.Suggestions for SMA Negeri 04 Bengkulu Utara are expected to be a
material for consideration and evaluation for SMA Negeri 04 Bengkulu Utara to
intervene to prevent early marriage.

Keywords: Knowledge, Attitude, early marriage

ix
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan Judul

“Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja Tentang Pernikahan Usia Dini Di

SMA Negeri 04 Bengkulu Utara”.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan bimbingan dan

bantuan baik materi maupun nasehat dari berbagai pihak sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bunda Eliana, SKM, MPH, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Bengkulu.

2. Bunda Yuniarti, SST, M,kes selaku kepala Jurusan Kebidanan Poltekkes

Kemenkes Bengkulu.

3. Bunda Diah Eka Nugraheni, M.Keb selaku Ketua Program Studi Diploma IV

Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu

4. Bunda Lusi Andriani, SST, M.Kes selaku pembimbing I yang telah banyak

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan

pengarahan dengan penuh kesabaran dan penuh perhatian kepada penulis

dalam menyusun skripsi ini.

5. Bunda Nispi Yulyana,SST, M.Keb selaku pembimbing II yang telah banyak

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan

pengarahan dengan penuh kesabaran dan penuh perhatian kepada penulis

dalam menyusun Skripsi ini.

x
6. Seluruh dosen dan staf Prodi Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu.

7. Kepada Ayah,Ibu dan keluarga besar yang menjadi alasan dari semua

perjuangan saya selama ini,terima kasih berkat doa,usaha,dan dukungan dari

ibu dan ayah saya bisa sampai ketitik ini, yang tak henti memberikan

motivasi dan dorongan baik materi maupun semangat kepada saya untuk

menyelesaikan Skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Kebidanan

Angkatan 17 Poltekkes Kemenkes Bengkulu yang telah membantu

penyusunan Skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Skripsi ini

masih banyak terdapat kekeliruan dan kekhilafan baik dari segi penulisan

maupun penyusunan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan bimbingan

dari berbagai pihak agar penulis dapat berkarya lebih baik dan optimal lagi di

masa yang akan datang.

Bengkulu,....................2021

Penulis

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................iii
PERNYATAAN..............................................................................................iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.................................................................v
ABSTRAK....................................................................................................... viii
ABSTRACT..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR....................................................................................xi
DAFTAR ISI...................................................................................................xii
DAFTAR TABEL...........................................................................................xiv
DAFTAR BAGAN.......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................5
C. Tujuan Penelitian...........................................................................5
D. Manfaat Penulisan.........................................................................6
1. Manfaat Bagi peneliti.............................................................6
2. Manfaat Bagi Akademik.......................................................6
E. Keaslian Penelitian........................................................................6

BAB IITINJAUAN PUSTAKA


A. Remaja..........................................................................................10
1. Pengertian Remaja ................................................................10
2. Tahap Perkembangan Masa Remaja.....................................13
3. Karakteritik Remaja..............................................................15
B. Pernikahan Dini ...........................................................................16
1. Pengertian Pernikahan ..........................................................16
2. Pengertian Pernikahan Dini .................................................18
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pernikahan
Dini........................................................................................18
4. Dampak Pernikahan Dini......................................................21
5. Pencegahaan Pernikahan Dini...............................................26
C. Pengetahuan Pengetahuan .............................................................27
1. Pengertian Pengetahuan ........................................................27
2. Tingkat Pengetahuan..............................................................27
3. Fungsi Pengetahuan................................................................29
4. Cara Memperoleh Pengetahuan..............................................29
5. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan..............................30
D. Sikap ...........................................................................................32
1. Pengertian............................................................................33
2. Pembentukan Sikap.............................................................33
3. Sifat dan Ciri-ciri Sikap......................................................33

xii
4. Tingkatan Sikap..................................................................34
5. Pengukuran Sikap ...............................................................35
6. Dimensi Sikap.....................................................................35

E. Kerangka Teori............................................................................36
F. Kerangka Konsep .......................................................................37
G. Hipotesis Penelitian.....................................................................38

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian ........................................................................39
B. Variabel Penelitian......................................................................39
C. Definisi Operasional...................................................................40
D. Pengumpulan Data......................................................................41
E. Populasi dan Sampel...................................................................41
1. Populasi..................................................................................41
2. Sampel....................................................................................41
F. Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................43
G. Pengolahan dan Analisis Data.....................................................43
1.Pengolahan Data…………………………………………….. 43
2.Analisis Data…………………………………………………45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Jalanya Penelitian ..........................................................................46
B. Analisis Univariat...........................................................................48
C. Analisis Bivariat.............................................................................49
D. Pembahasan....................................................................................50
1. Pengetahuan RemajaTentang Pernikahan Usia Dini ...............50
2. SikapRemaja Tentang Pernikahan Usia Dini ..........................51
3. Hubungan Pengetahuan dengan sikap tentang Pernikahan
Usia Dini..................................................................................52

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ...................................................................................55
B. Saran ..............................................................................................55

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................56
LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................40

Tabel 4.1 Distribusi Pengetahuan Remaja Tentang Pernikahan Usia Dini


Di SMA Negeri 04 Bengkulu Utara ..............................................48

Tabel 4.2 Distribusi Sikap Remaja Tentang Pernikahan Usia Dini Di SMA
Negeri 04 Bengkulu Utara .............................................................48

Tabel 4.3 Hubungan Pengetahuan dengan sikap Tentang Pernikahan Usia


Dini Di SMA Negeri 04 Bengkulu Utara ......................................49

xiv
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori ............................................................................36

Bagan 2.2 Kerangka Konsep ........................................................................37

Bagan 3.1 Variabel Penelitian .......................................................................39

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Judul ACC


Lampiran 2 Lembar Bimbingan Skripsi Pembimbing I
Lampiran 3 Lembar Bimbingan Skripsi Pembimbing II
Lampiran 4 Lembar Kuisioner
Lampiran 5 Surat Penelitian dari KESBANGPOL
Lampiran 6 Surat penelitian dari Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Lampiran 7 Surat Permohonan Izin Penelitian dari SMA Negeri 04 Bengkulu
Utara
Lampiran 8 Surat Selesai Penelitian dari SMA Negeri 04 Bengkulu Utara
Lampian 9 Tabulasi Data
Lampiran 10 Hasil Olahan Data
Lampiran 11 Dokumentasi Penelitian

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Menurut organisasi kesehatan dunia World Health Organization

(WHO) didunia diperkirakan kelompok remaja berjumlah 1,2 milyar atau

18% dari jumlah penduduk dunia. Data dari WHO yang melakukan

penelitian dibeberapa negara berkembang menunjukkan sekitar 40%

remaja umur 18 tahun telah melakukan hubungan seksual, sekitar 12%

telah positif terkena penyakit menular seksual serta sekitar 27% positif

HIV/AIDS (KemenKes RI, 2017).

Masa remaja merupakan transisi dari masa anak menuju dewasa

dimana terjadi perubahan fisik, emosi, dan psikis pada rentang usia 10-19

tahun. Remaja adalah penduduk yang berusia 10- 18 tahun (Permenkes RI,

2014). Walaupun terdapat perbedaan rentang usia, remaja diasosiasikan

dengan transisi dari anak-anak menuju dewasa (Indrianita, 2018).

Sebuah survey yang dilakukan oleh Youth Risk Behavior survei

(YRBS) secara Nasional di Amerika Serikat mendapati bahwa 47,8%

remaja yang duduk di Kelas 9-12 telah melakukan Hubungan Seks

Pranikah, 35% pelajar SMA melakukan Hubungan Seks Pranikah (Daili,

2015). Dalam 20 tahun terakhir terdapat peningkatan jumlah Remaja putri

yang berhubungan Seks Pranikah seperti di Inggris, Amerika Serikat,

Kanada, dan Australia. Sekitar 17% remaja putri berhubungan Seks

Pranikah sebelum usia 16 tahun.

1
2

Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) ada satu

dari empat perempuan menikah pada Usia 15-19 tahun menunjukkan

bahwa 34,6% wanita menikah dibawah 15 tahun, 37% menikah antara 16

tahun dan 23 % menikah setelah 17 Tahun, selanjutnya 68% kematian

karena menikah terlalu muda (Suryanto 2017).

Wanita yang melakukan perkawinan di usia muda atau melakukan

hubungan seks pada usia dini memiliki risiko terkena kanker leher rahim

atau kanker serviks. Berdasarkan hasil penelitian, wanita yang paling baik

untuk melahirkan adalah usia 20-30 tahun sedangkan melahirkan pada usia

muda atau remaja (usia di bawah 20 tahun) dapat menimbulkan akibat

buruk tidak saja bagi kesehatan ibu tapi juga bagi bayi yang dilahirkan

(Lihu, 2019).

Pernikahan pada usia dini atau kawin muda sendiri ialah

pernikahan yang dilakukan oleh pasangan ataupun salah satu pasangannya

masih dikategorikan remaja yang berusia dibawah 19 tahun (WHO,2013).

Pernikahan usia muda merupakan pernikahan remaja dilihat dari segi umur

masih belum cukup atau belum matang dimana didalam UU Nomor 1

tahun 1974 pasal 71 yang menetapkan batas maksimum pernikahan diusia

muda adalah perempuan umur 16 tahun dan laki-laki berusia 19 tahun itu

baru sudah boleh menikah (Isnaini, 2019).

Menurut Rahmat (2017) tentang Hubungan tingkat pengetahuan

dengan sikap terhadap pernikahan dini Pada Remaja Putri Kelas XI Di


3

SMA Negeri 2 Wonosari Gunung Kidul. Hasil penelitian mengenai sikap

terhadap pernikahan dini. Sikap merupakan respon yang masih tertutup

dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek, sehingga dapat

disimpulkan bahwa reaksi responden terhadap pernikahan dini dinilai

sangat baik. Pernikahan Usia dini di Kabupaten Deli Serdang masih cukup

banyak terjadi, hal ini dapat dilihat dari data BKKBN Provinsi Sumatera

Utara (Pendataan Keluarga Tahun 2014) yang menunjukkan jumlah PUS

dengan usia istri dibawah 20 tahun sebanyak 4375 orang. Menurut

penelitian yang dilakukan oleh Aulia (2013) tentang Gambaran Sikap

Remaja Putri Tentang Perkawinan Dini Di MTs Sunan Gunung Jati

Katemas Kecamatan Kudu Kabupaten Jombang bahwasannya remaja

sering bersikap acuh tak acuh dalam menanggapi fenomena pernikahan

dini yang semakin marak terjadi.

Pernikahan Dini memiliki resiko dalam kehamilan dan proses

persalinan, yaitu Resiko Sosial memberikan pengaruh bagi kesejateraan

keluarga dan dalam masyarakat secara keseluruhan (Sibagariang dkk,

2016).

Survey awal yang dilakukan di pengadilan agama argamakmur,

perkara dispensasi perkawinan yang diterima oleh pengadilan agama

Argamakmur tahun 2020 sebanyak 166 perkara,dengan usia rata-rata

pengajuan perkara tersebut di usia 17 tahun. Dispensasi diberikan pada

anak yang ingin menikah dikarenakan persyaratan usia perkawinan


4

Undang-undang No 16 tahun 2019 adalah 19 tahun. hal ini menunjukan

bahwa masih tingginya pernihanan usia dini di kabupaten Bengkulu Utara.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Dinas Pendidikan Dan

Kebudayaan Provinsi Bengkulu Up Kepala Cabang Dinas Wilayah 1

Bengkulu Utara bahwa siswa SMA yang keluar atau droup out paling

sering terbanyak terdapat di SMA Negeri 15 Bengkulu Utara di

Kecamatan Ketahun dan SMA 04 Bengkulu Utara Kecamatan Kerkap.

Data dari Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu Up

Kepala Cabang Dinas Wilayah 1 Bengkulu Utara Bahwa SMA 04

Bengkulu Utara berada pada urutan ke-3 siswa terbanyak se-Bengkulu

Utara dengan jumlah 724 pelajar. Berdasarkan data tersebut sehingga

pihak Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu Up Kepala

Cabang Dinas Wilayah 1 Bengkulu Utara Merekomendasikan penelitian di

SMA Negeri 04 bengkulu utara.

Survey awal yang dilakukan di SMA 04 Bengkulu Utara jumlah

pelajar perempuan berjumlah 394 pelajar dan pelajar laki-laki berjumlah

330 berdasarkan hasil wawancara dengan guru Bimbingan Konseling (BK)

dan pengambilan data dari Staf TU pada tahun 2020 bahwa di sma tersebut

sudah ada 9 siswa yang keluar karena pernikahan dini dengan keterangan 5

siswa dikeluarkan dan 4 mengundurkan diri.

Dari data tersebut peneliti berminat untuk melakukan penelitian

“Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja Tentang Pernikahan Usia


5

Dini di SMA Negeri 04 Bengkulu Utara” dengan guna untuk mengetahui

pengetahuan dan sikap siswa tentang pernikahan usia dini.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan Latar Belakang yang telah diuraikan di atas, maka

dapat disimpulkan masih tingginya angka pernikahan dini sehingga rumusan

masalah peneliti adalah “Apakah ada Hubungan pengetahuan dengan sikap

remaja tentang pernikahan usia dini di SMA Negeri 04 Bengkulu Utara ?”

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Hubungan

pengetahuan dengan sikap remaja tentang pernikahan usia dini di SMA

Negeri 04 Bengkulu Utara ?”

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui gambaran pengetahuan remaja di SMA Negeri 04

Bengkulu Utara.

b. Diketahui gambaran sikap remaja tentang pernikahan usia dini di

SMA Negeri 04 Bengkulu Utara

c. Diketahui hubungan pengetahuan dengan sikap remaja tentang

pernikahan usia dini di SMA Negeri 04 Bengkulu Utara.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemgetahuan,

menambah wawasan dan pengalaman peneliti dalam kemampuan dan


6

keterampilan dalam melaksanakan penelitian serta dapat menerapkan

ilmu yang telah di dapat selama pendidikan sebagai lahan penelitian

untuk syarat kelulusan.

2. Manfaat Bagi Akademik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi

institusi pendidikan dalam ilmu kebidanan khususnya mahasiswa

kebidanan poltekkes kemenkes Bengkulu tentang Hubungan

pengetahuan dengan sikap remaja tentang pernikahan usia dini di SMA

Negeri 04 Bengkulu Utara.

3. Manfaat bagi Pengembangan Peneliti

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan Informasi

bagi peneliti dan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Serta

menambah khasanah keilmuan mengenai pelayanan dibidang ilmu

kebidanan umumnya.

E. KEASLIAN PENELITIAN

Keaslian penelitian dapat digunakan pada membedakan penelitian

yang dilakukan sekarang dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya.

1. Ratna Sari, (2019), Judul Penelitian “Pengetahuan Remaja Putri

Tentang Dampak Pernikahan Dini Pada Kesehatan Reproduksi Di Sma

Budaya Bandar Lampung” Jenis penelitian kuantitatif, rancangan

penelitian deskriptif, populasi dalam penelitian ini seluruh responden 8

(8,24%) yang tidak tahu tentang risiko pernikahan dini terhadap

kehamilan.
7

2. Lihu, Dkk,(2019) judul penelitian “Gambaran Pengetahuan Tentang

Dampak Pernikahan Dini Pada Remaja Puteri Kelas Xi Di Smk Negeri

1 Limboto” Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 februari sampai

dengan 22 februari 2017 di SMK Negeri 1 Limboto. Metode penelitian

yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif, dan semi

kualitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang mengambil

sampel dari suatu populasi. Populasi yang akan diambil dalam

penelitian ini adalah seluruh siswi remaja puteri kelas XI di SMK

Negeri 1 Limboto yang berjumlah 183 orang. Teknik pengambilan

sampel ini menggunakan teknik Purposive Sampling. Purposive

sampling adalah tekhnik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu.

3. Ulfah Nur Aisah (2017) hubungan tingkat pengetahuan remaja tentang

pernikahan dini dengan kejadian pernikahan dini di kecamatan

saptosari kabupaten gunungkidul tahun 2017 Responden yang banyak

melakukan pernikahan dini adalah responden yang memiliki

pengetahuan kurang tentang pernikahan dini. Didapatkan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan remaja tentang

pernikahan dini dengan kejadian pernikahan dini di Kecamatan

Saptosari Kabupaten Gunungkidul (p value=0,000)Kesimpulan : Ada

hubungan antara tingkat pengetahuan remaja tentang pernikahan dini

dengan kejadian pernikahan dini di Kecamatan Saptosari Kabupaten

Gunungkidul
8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. REMAJA

1. Pengertian Remaja

Remaja adalah individu baik perempuan atau laki-laki yang berada

pada masa atau usia antara anak-anak dan dewasa. Menurut World Health

Organization (WHO) batasan usia remaja adalah 10-19 tahun.

Berdasarkan United Nations (UN) batasan usia anak muda (youth) adalah

15-24 tahun. Kemudian disatukan dalam batasan kaum muda (young

people) yang mencakup usia antara 10-24 tahun. Dalam studi ini

responden remaja dibatasi pada kelompok umur15-24 tahun, laki-laki dan

perempuan dan belum menikah (Senocak, 2019).

Menurut The health resources and services administrations guidelines

Amerika Serikat, tentang rentang usia remaja adalah 11-21 tahun dan

terbagi menjadi tiga tahap, yaitu remaja awal (11 sampai 14 tahun), remaja

menengah (15 sampai 17 tahun); dan remaja akhir (18-21 tahun). Definisi

ini kemudian disatukan dalam terminologi kaum muda (young people)

yang mencakup usia 10 sampai 24 tahun (Kusmiran 2017).

Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan

manusia ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-

kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologik, perubahan

psikologik, dan perubahan sosial. Disebagian besar masyarakat dan budaya

8
9

masa remaja dimulai pada usia 10 -13 tahun dan berakhir pada usia 18 - 22

tahun (Notoatmodjo 2016).

Pertumbuhan fisik remaja laki-laki dan perempuan tidak sejalan

dengan emosional pertumbuhan tinggi remaja dipengaruhi 3 faktor, yaitu

genetik (faktor keturunan), gizi dan variasi individu. Secara genetik, orang

tua yang mempunyai tubuh tinggi punya anak remaja yang tinggi juga

remaja dengan status gizi yang baik akan tumbuh tinggi dibandingkan

dengan remaja yang dengan status gizi kurang atau (Kemenkes RI 2016).

Hal tersebut juga dikemukakan oleh Sarwono (2016) bahwa pada

masa remaja terjadi pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi reproduksi

sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan perubahan perkembangan

pada remaja baik itu fisik, mental, maupun peran sosial. Perubahan

psikologis yang terjadi pada remaja meliputi intelektual, kehidupan emosi,

dan kehidupan sosial. Perubahan fisik mencakup organ seksual yaitu alat-

alat reproduksi sudah mencapai kematangan dan mulai berfungsi dengan

baik.

Menurut Kemenkes RI (2016) yang spesifik Pada pertumbuhan fisik

remaja laki-laki maupun perempuan adalah kecepatan pertumbuhan.

Perbedaan pertumbuhan fisik laki-laki dan perempuan adalah Pada

pertumbuhan organ reproduksi, dimana diproduksi hormon yang berbeda,

penampilan yang berbeda serta bentuk tubuh berbeda akibat tanda seks

sekunder yang berkembang. Anak perempuan mulai tumbuh pesat fisik

pada usia 10 tahun dan paling cepat terjadi pada usia 12 tahun. Sedangkan
10

pada laki-laki, 2 tahun lebih lambat namun setelah itu bertambah tinggi 12-

15 cm dalam tempo 1 tahun Pada usia 13 tahun sampai menjelang 14

tahun.

Notoatmodjo (2016) juga menjelaskan ada dua aspek pokok dalam

pertumbuhan pada remaja, yakni perubahan fisik atau biologis dan

perubahan fisikologis.

a. Perubahan fisik (Pubertas)

Pada perubahan fisik atau pubertas diawali dengan pertumbuhan

yang sangat cepat. Dengan adanya perubahan cepat itu terjadilah

perubahan fisik yang dapat diamati seperti tambahan tinggi dan berat

badan pada remaja dan kematangan sosial sebagai hasil dari perubahan

hormonal. Kematangan pada remaja laki-laki dan perempuan terjadi

dalam usia yang agak berbeda. Pada remaja laki-laki, perubahan itu

tandai oleh perkembangan pada organ seksual, mulai dari tumbuhnya

rambut kemaluan, perubahan suara, dan ejakulasi pertama melalui wet

dream atau mimpi basah. Sedangkan pada masa remaja perempuan

pubertas ditandai dengan menarche (haid pertama), perubahan dada

(Mamae), tumbuh rambut kemaluan, dan juga pembesaran panggul.

b. Perubahan fisiologis

Masa remaja sering disebut juga sebagai masa pancaroba, masa

kritis,dan masa pencarian identitas. Dalam usaha mencari identitas diri,

seorang remaja sering membantah orang tua karena sudah mulai

mempunyai pendapat, cita-cita, serta nilai nilai yang berbeda dengan


11

orang tua. Emosi yang labil berkaitan dengan perubahan hormon dalam

tubuh. Sering terjadi letusan emosi dalam bentuk amarah, sensitif, akan

berbuat nekad. Pertumbuhan kemampuan intelektual pada remaja

cenderung membuat mereka bersikap kritis, tersalur melalui perbuatan-

perbuatan sifatnya eksperimen dan eksploratif .

Sarwono (2016) mendefinisikan remaja berdasarkan konseptual

Worid Health Organzation (WHO) yang mendefinisi remaja

berdasarkan 3 kriteria yaitu : biologis, psikologis, dan sosial ekonomi.

a. Remaja adalah situasi masa ketika individu berkembang dari saat

pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual sekunder hingga

mencapai kematangan seksual.

b. Remaja adalah Suatu masa ketika individu mengalami

perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari anak-anak

menjadi dewasa.

c. Remaja adalah masa ketika terjadi peralihan dari ketergantungan

sosial ekonomi yang penuh pada keadaan yang relatif lebih Mandiri.

2. Tahapan Perkembangan Masa Remaja

Menurut Sarwono (2016) dalam proses penyesuaian diri menuju

kedewasaan, ada 3 tahap perkembangan remaja :

a. Remaja awal (early adolescent)

Seorang remaja pada saat ini masih terheran-heran makan

perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan

dorongan dorongan yang menyertai perubahan perubahan itu.


12

Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada

lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Sebagai contoh

dipegang baru saja oleh jenis remaja sudah berfantasi erotik.

Kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah Dengan

berkurangnya kendali terhadap ego menyebabkan para remaja

awal sulit dimengerti dan dimengerti orang dewasa.

b. Remaja Madya (middle adolescent)

Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan,

(Runtuwene, Tucunan, & Korompis, 2019)merasa senang jika

banyak teman yang mengakui remaja tersebut. Ada kecenderungan

Perintis yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-

teman yang sama dengan dirinya, selain itu, ia berada dalam

kondisi kebingungan karena tidak tahu memilih yang mana peka

atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau

pesimistis,idealis atau materialis, dan sebagainya. Remaja pria

harus membebaskan diri dari oedipus complex (perasaan cinta

pada ibu sendiri pada masa anak-anak) dapat mempererat

hubungan dengan kawan-kawan.

c. Remaja akhir (Late adolescent)

Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan

ditandai dengan pencapaian lima hal yaitu :

a. Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.


13

b. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang

lain dalam pengalaman-pengalaman baru.

c. Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.

d. Egosentrisme (terlalu memutuskan perhatian pada diri sendiri)

diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri

dengan orang lain.

e. Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private

self) dan masyarakat umum.

3. Karakteristik Remaja

Karakteristik remaja berdasarkan umur menurut Kumalasari &

Andhyantoro (2017: 14-15) adalah sebagai berikut:

a. Masa remaja awal (10-12 tahun)

1) Lebih banyak memperhatikan penampilannya

2) Ingin mempunyai kebebasan

3) Mulai berpikir abstrak

4) Mulai dekat dengan teman sebayanya

b. Masa remaja pertengahan (13-15 tahun).

1) Mencari jati diri

2) Mempunyai rasa cinta yang dalam terhadap lawan jenis

3) Ada keingingan untuk berkencan dengan lawan jenis

4) Mulai mengkhayal tentang aktifitas seksual

5) Mengembangkan kemampuan berfikir abstrak


14

c. Remaja akhir (17-21 tahun)

1) Pengungkapkan kebebasan dirinya

2) Lebih selektif dalam mencari teman sebaya

3) Mempunyai citra tubuh (body image) terhadap dirinya sendiri

4) Dapat menunjukan rasa cintanya terhadap lawan jenis.

B. PERNIKAHAN DINI

1. Pengertian Pernikahan

UU 16 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas UU 1 Tahun 1974

tentang Perkawinan memiliki latar belakang sehubungan Mahkamah

Konstitusi Republik Indonesia telah mengeluarkan Putusan

Mahkamah Konstitusi Nomor 22/PUU-XV/2017 yang salah satu

pertimbangan Mahkamah Konstitusi dalam putusan tersebut yaitu

"Namun tatkala pembedaan perlakuan antara pria dan wanita itu

berdampak pada atau menghalangi pemenuhan hak-hak dasar atau

hak-hak konstitusional warga negara, baik yang termasuk ke dalam

kelompok hak-hak sipil dan politik maupun hak-hak ekonomi,

pendidikan, sosial, dan kebudayaan, yang seharusnya tidak boleh

dibedakan semata-mata berdasarkan alasan jenis kelamin, maka

pembedaan demikian jelas merupakan diskriminasi."

Dalam pertimbangan yang sama juga disebutkan Pengaturan batas

usia minimal perkawinan yang berbeda antara pria dan wanita tidak

saja menimbulkan diskriminasi dalam konteks pelaksanaan hak untuk

membentuk keluarga sebagaimana dijamin dalam Pasal 28B ayat (1)


15

UUD 1945, melainkan juga telah menimbulkan diskriminasi terhadap

pelindungan dan pemenuhan hak anak sebagaimana dijamin dalam

Pasal 28B ayat (2) UUD 1945. Dalam hal ini, ketika usia minimal

perkawinan bagi wanita lebih rendah dibandingkan pria, maka secara

hukum wanita dapat lebih cepat untuk membentuk keluarga.

Oleh karena hal tersebut, dalam amar putusannya Mahkamah

Konstitusi memerintahkan kepada pembentuk undang-undang untuk

dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun melakukan perubahan

terhadap Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

sehingga lahirlah UU 16 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas UU 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Menurut Soekanto (2016), perkawinan (marriage) adalah ikatan

yang sah dan resmi antara seorang pria dengan seorang wanita, yang

menimbulkan hak-hak dan kewajiban-kewajiban antara mereka

maupun keturunannya. Pengesahan secara hukum suatu pernikahan

biasanya terjadi pada saat dokumen tertulis yang mencatatkan

pernikahan ditanda-tangani.

Perkawinan hanya diizinkan bila pria mencapai usia 19

(Sembilan belas) tahun dan wanita mencapai usia 16 (enam belas)

tahun. Dalam hal penyimpangan dalam ayat (1) pasal ini dapat

meminta dispensasi kepada pengadilan agama atau pejabat lain yang

diminta oleh kedua orang tua pihak pria atau pihak wanita.
16

2. Pengertian Pernikahan Dini

Menurut UU Negara/UU perkawinan bab 11 pasal 7 ayat 1

menyatakan bahwa: perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria dapat

mencapai umur 19 tahun dan pihak perempuan sudah mencapai umur

16 tahun. Jadi, jika masih dibawah umur tersebut, maka dinamakan

pernikahan dini. Menurut BKKBN (2018), usia minimal menikah

adalah 20 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki.

Menurut Kementerian Kesehatan RI (2014), pernikahan adalah

akad/janji nikah yang diucapkan atas nama Tuhan Yang Maha Esa

yangmerupakan awal dari kesepakatan bagi calon pengantin untuk

saling memberi ketenangan (sakinah) dengan mengembangkan

hubungan atas dasar saling cinta dan kasih (mawaddah wa rahmah).

Pernikahan adalah awal terbentuknya sebuah keluarga.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pernikahan Dini

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pernikahan dini

menurut Subakti (2015) adalah:

a. Pengetahuan Tingkat

Pengetahuan seseorang berpengaruh terhadap perilaku. Tingkat

pengetahuan bisa dipengaruhu oleh beberapa faktor yaitu

pendidikan, pengalaman dan usia. Semakin ringgi tingkat

pendidikan seseorang semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya.


17

b. Sosial ekonomi

Hampir semua aktifitas manusia terkait dengan ekonomi, karena

pada umumnya semua aktifitas manusia berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) dalam

kehidupannya. Di sisi lain juga terlihat bahwa apapun profesi dan

pekerjaan yang dilakukan seseorang tujuannya tidak terlepas dari

pemenuhan keperluan hidup baik sekarang maupun masa depan,

baik untuk keperluan sendiri atau generasi berikutnya. Orang tua

menikahkan anaknya untuk meringankan beban ekonomi keluarga.

Anak perempuan dinikahkan bahkan dengan laki-laki yang

usianya jauh diatasnya yang memiliki status ekonomi cukup,

sehingga bisa membiayai keluarga perempuan.

c. Budaya

Budaya berasal dari bahasa sansekerta (buddhayah) yaitu bentuk

jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “akal”, semua hal-hal

yang berkaitan dengan akal. Kebudayaan merupakan keseluruhan

yang kompleks, yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan,

kepercayaan, kesenian, moral, kebiasaan yang didapatkan oleh

manusia sebagai anggota msasyarakat. Perkawinan usia muda

terjadi karena orang tuanya takut anaknya dikatakan perawan tua

sehingga segera dikawinkan. Orang tua menganggap bahwa

perkawinan dalam usia muda mempunyai suatu faktor

pematangan. Dibalik motivasi orang tua yang ingin sekali untuk


18

segera mengawinkan anak-anaknya ialah demi melepaskan mereka

dari tanggung jawab atas perilaku kejahatan dan kenakalan

anaknya. Faktor budaya yang sudah melekat di masyarakat bahwa

jika punya anak perempuan harus segera dinikahkan agar tidak

menjadi perawan tua.

d. Faktor kemauan sendiri

Remaja merupakan tahapan sesorang dimana ia berada di antara

fase anak dan dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik,

perilaku, kognitif, biologis, dan emosi. Sehingga bagi mereka yang

telah mempunyai pasangan atau kekasih terpengaruh untuk

melakukan pernikahan di usia muda denga alasan sudah cocok dan

saling mencintai.

e. Faktor Media massa atau Informasi

Informasi yang semakin cepat dalam berbagai bentuk telah

menyebabkan dunia semakin menjadi milik remaja. Demikian

informasi tentang kebudayaan hubungan seksual telah

memengaruhi kaum remaja termasuk di Indonesia, sehingga telah

terjadi suatu revolusi yang menjurus makin bebasnya hubungan

seksual pranikah.

f. Pergaulan Bebas

Perkawinan usia muda terjadi karena akibat kurangnya

pemantauan dari orang tua yang mana mengakibatkan kedua anak

tersebut melakukan tindakan seks tanpa sepengetahuan orang tua.


19

Masa-masa remaja adalah masa ketika pertumbuhan seksualnya

meningkat dan psikis berkembang menuju kedewasaan. Jadi, bisa

saja dalam hubungannya mereka memiliki daya nafsu seksual

yang tinggi dan tak tertahan atau terkendali lagi sehingga mereka

berani melakukan hubungan seksual hanya demi penunjukkan rasa

cinta.

4. Dampak Pernikahan Dini

Dampak Pernikahan Usia Muda menurut (Masnawi, 2015)

adalah sebagai berikut:

a. Dampak Biologis

Anak secara biologis alat-alat reproduksinya masih dalam proses

pertumbuhan menuju kematangan sehingga belum siap untuk

melakukan hubungan seksual, apalagi sampai terjadi hamil dan

melahirkan, jika dipaksakan justru akan terjadi trauma, robekan

jalan lahir yang luas dan infeksi yang akan membahayakan organ

reproduksinya dan membahayakan jiwa.

1) Pernikahan ideal

Pernikahan ideal dapat terjadi ketika perempuan dan laki-laki

saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Akan

tetapi, apabila hal diatas tidak terjadi, maka hal-hal yang harus

dihindari dalam pernikahan.


20

2) Kekerasan secara fisik

Contoh dari kekerasan fisik yaitu seperti memukul,

menendang, menampar,menjambak rambut, menyundut

dengan rokok, melukai.

3) Kekerasan secara psikis

Contoh dari kekerasan psikis seperti menghina, mengeluarkan

komentar-komentar yang merendahkan, melarang istri

mengunjungi saudara atau teman temannya, mengancam).

4) Kekerasan seksual misalnya memaksa dan menuntut

berhubungan seksual.

5) Penelantaran misalnya tidak memberi nafkah istri, melarang

istri bekerja.

6) Eksploitasi misalnya memperdagangkan dan memperbudakkan

orang.

Apabila hal tersebut terjadi, maka langkah-langkah yang dapat

dilakukan adalah :

1) Mendatangi fasilitas kesehatan (Puskesmas/Rumah Sakit)

untuk mengobati luka-luka yang dialami dan mendapatkan

visum dari dokter atas permintaan polisi penyidik.

2) Menceritakan kejadian kepada keluarga, teman dekat atau

kerabat.

3) Melapor ke polisi (Unit Pelayanan Perempuan dan

Anak/UPPA.
21

4) Mendapatkan pendampingan dari tokoh agama, Lembaga

Swadaya Masyarakat (LSM), psikolog atau Lembaga Bantuan

Hukum (LBH).

b. Dampak Psikologis

Secara psikis anak juga belum siap dan mengerti tentang

hubungan seksual, sehingga akan menimbulkan trauma yang

berkepanjangn dalam jiwa anak dan sulit disembuhkan, anak akan

murung dan menyesali hidupnya yang berakhir dengan perkawinan

yang dia sendiri tidak mengerti atas putusan hidupnya, sehingga

keluarga mengalami kesulitan untuk menjadi keluarga yang

berkualitas.

c. Dampak Sosial

Perkawinan mengurangi kebebasan pengembangan

diri,masyarakat akan merasa kehilangan sebagian aset remaja yang

seharusnya ikut bersama-sama mengabdi dan berkiprah di

masyarakat. Tapi karena alasan sudah berkeluarga maka keaktifan

mereka di masyarakat menjadi berkurang.

d. Dampak Ekonomi

Menyebabkan sulitnya peningkatan pendapatan keluarga,

sehingga kegagalan keluarga dalam melewati berbagai macam

permasalahan terutama masalah ekonomi meningkatkan resiko

perceraian.Dampak Pernikahan Dini pada Kehamilan Perempuan

yang hamil pada usia remaja cenderug memiliki resiko kehamilan


22

dikarenakan kurang pengetahuan dan ketidaksiapan dalam

menghadapi kehamilannya. Kematian maternal pada wanita hamil

dan melahirkan usia dibawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi

daripada kematian yang terjadi pada usia 20-29 tahun.

Menurut Kementerian Kesehatan RI (2014), masalah-masalah

yang mungkin terjadi selama kehamilan adalah:

a. Perdarahan waktu hamil walaupun hanya sedikit

b. Bengkak di kaki, tangan, atau wajah disertai sakit kepala dan atau

kejang

c. Demam atau panas tinggi lebih dari 2 hari

d. Keluar cairan ketuban sebelum tiba saat melahirkan

e. Muntah terus dan tidak mau makan

f. Berat badan yang tidak naik pada trimester 2-3

g. Bayi di kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak

sama sekali

h. Anemia, yaitu kurangnya kadar hemoglobin pada darah,

kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan

pada pertumbuhan dan perkembangn sel otak janin dalam

kandungan. Remaja putri yang hamil ketika kondisi gizinya buruk

beresiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah sebesar 2-5

kali lebih besar dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan oleh

wanita berusia 25-34 tahun.


23

i. Keguguran (abortus), yaitu berakhirnya suatu kehamilan (oleh

sebab- sebab tertentu) sebelum kehamilan tersebut berusia 22

minggu (Saifudin, 2018). Secara fisik, remaja masih terus tumbuh.

Jika kondisi mereka hamil, kalori serta zat gizi yang diperlukan

untuk pertumbuhan harus dihitung dan ditambahkan kedalam

kebutuhan kalori selama hamil. Bila ibu hamil mengalami kurang

gizi maka akibat yang ditimbulkan antara lain: keguguran, bayi

lahir mati, dan bayi lahir dengan berat badan lahir rendah.

j. Kanker Serviks, yaitu tumor ganas yang terbentuk di organ leher

rahim reproduksi wanita yang menghubungkan rahim dan vagina.

Perkawinan usia muda meningkatkan angka kematian ibu dan

bayi, selain itu bagi perempuan meningkatkan resiko kanker

serviks. Karena hubungan seksual dilakukan pada saat anatomi

sel-sel serviks belum matur.

Dampak pernikahan dini pada proses persalinan, melahirkan

mempunyai resiko bagai setiap perempuan. Bagi seorang perempuan

melahirkan di bawah usia 20 tahun memiliki resiko yang lebih tinggi.

Resiko yang mungkin terjadi adalah:

1) Prematur, yaitu kalahiran bayi sebelum usia kehamilan 37 minggu.

Kekurangan berbagai zat yag diperlukan saat pertumbuhan dapat

mengakibatkan makin tingginya kelahiran premature.

2) BBLR (berat badan lahir rendah), yaitu berat badan bayi lahir
24

3) kurang dari 2500 gram, remaja putri yang mulai hamil ketika

kondisi gizinya buruk beresiko melahirkan bayi dengan berat

badan lahir rendah sebesar 2-3 kali lebih besar dibandingkan

dengan mereka yang berstatus gizi baik.

5. Pencegahan Pernikahan Dini

Menurut Noorkasiani, dkk., (2016) upaya untuk menanggulangi

perkawinan usia muda antara lain sebagai berikut :

a. Remaja yang belum berkeluarga dapat diberikan pengarahan

melalui kegiatan pendidikan dalam arti meningkatkan pengetahuan

remaja tentang arti dan peran perkawinan serta akibat negatif yang

ditimbulkan perkawinan pada usia yang sangat muda dengan

melakukan kegiatan yang positif.

b. Remaja yang telah berkeluarga yaitu mencegah remaja

berkeluarga agar tidak segera hamil, salah satunya dengan

kegiatan pendidikan keluarga untuk meningkatkan pengetahuan

keluarga muda.

c. Penyuluhan kepada keluarga agar menghilangkan kebiasaan

keluarga untuk mengawinkan anak dalam usia muda dan

meningkatkan status ekonomi sehingga dapat menghindari

terjadinya perkawinan usia muda dengan alasan ekonomi.

d. Melakukan sosialisasi untuk menghilangkan budaya menikah

muda, memperbanyak kesempatan kerja dan berperilaku tegas

dalam melaksanakan peraturan perundang-undangan mengenai


25

perkawinan, yaitu memberi sanksi bagi yang melanggarnya,

meningkatkan status kesehatan masyarakat, dan menyukseskan

program keluarga berencana.

C. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah suatu hasil tau dari manusia atas penggabungan

atau kerjasama antara suatu subyek yang mengetahui dan objek yang

diketahui. Segenap apa yang diketahui tentang sesuatu objek tertentu

(Suriasumantri dalam Nurroh 2017).

Menurut Notoatmodjo dalam Yuliana (2017), pengetahuan adalah

hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek

melalui indera yang dimiliki (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Jadi

pengetahuan adalah berbagai macam hal yang diperoleh oleh seseorang

melalui panca indera (Lestari, 2018).

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Sulaiman (2015) tingkatan pengetahuan terdiri dari 4

macam, yaitu pengetahuan deskriptif, pengetahuan kausal, pengetahuan

normatif dan pengetahuan esensial. Pengetahuan deskriptif yaitu jenis

pengetahuan yang dalam cara penyampaian atau penjelasannya berbentuk

secara objektif dengan tanpa adanya unsur subyektivitas. Pengetahuan

kausal yaitu suatu pengetahuan yang memberikan jawaban tentang sebab

dan akibat. Pengetahuan normatif yaitu suatu pengetahuan yang senantiasa

berkaitan dengan suatu ukuran dan norma atau aturan. Pengetahuan esensial
26

adalah suatu pengetahuan yang menjawab suatu pertanyaan tentang hakikat

segala sesuatu dan hal ini sudah dikaji dalam bidang ilmu filsafat.

Sedangkan menurut Daryanto dalam Yuliana (2017), pengetahuan

seseorang terhadap objek mempunyai intensitas yang berbeda-beda, dan

menjelaskan bahwa ada enam tingkatan pengetahuan yaitu sebagai berikut:

a. Pengetahuan (knowledge)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (ingatan). Seseorang dituntut untuk

mengetahui fakta tanpa dapat menggunakannya.

b. Pemahaman (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu, tidak sekedar dapat

menyebutkan,tetapi harus dapat menginterpretasikan secara benar

tentang objek yang diketahui.

c. Penerapan (application)

Aplikasi di artikan apabila orang yang telah memahami objek tersebut

dapat menggunakan dan mengaplikasikan prinsip yang diketahui pada

situasi yang lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan

memisahkan ,kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen

yang terdapat dalam suatu objek.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang telah ada. Sintesis menunjukkan kemampuan


27

seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan

yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki.

f. Penilaian (evaluation)

Penilaian adalah suatu kemampuan seseorang untuk melakukan

penilaian terhadap suatu objek tertentu didasarkan pada suatu kriteria

atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.

3. Fungsi Pengetahuan

Manusia mempunyai dorongan dasar untuk ingin tahu, mecari

penalaran, dan mengorganisasikan pengalamanya. Adanya unsur-unsur

pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh

individu akan disusun, ditata kembali, atau diubah sedemikian rupa

sehingga mencapai suatu konsistensi (Novita, 2015).

4. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Wawan & Dewi (2015), cara mengetahui pengetahuan

adalah sebagai berikut:

1) Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan a.Cara coba salah Cara ini

telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin sebelum

adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan

kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu

tidak berhasil maka dicoba. Kemungkinan yang lain sampai masalah

tersebut dapat dipecahkan.

2) Cara kekuasaan atau otoritas Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa

pemimpin-pimpinan masyarakat baik formal atau informal, ahli agama,


28

pemegang pemerintah, dan berbagai prinsip orang lain yang menerima,

mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas,

tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik

berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman pribadi pun dapat

digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan dengan cara

mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu.

Menurut Arikunto (2015) pengetahuan seseorang dapat diketahui

dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:

Baik : Hasil presentase 76%-100%

Cukup : Hasil presentase 56%-75%

Kurang : Hasil Persentase < 56%

5. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Fitriani dalam Yuliana (2017), faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut:

a. Pendidikan

Pendidikan mempengaruhi proses dalam belajar, semakin tinggi

pendidikan seseorang, maka semakin mudah seseorang tersebut untuk

menerima sebuah informasi. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak

diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi dapat diperoleh juga pada

pendidikan non formal.


29

Pengetahuan seseorang terhadap suatu objek mengandung dua

aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini menentukan

sikap seseorang terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek positif

dari objek yang diketahui akan menumbuhkan sikap positif terhadap

objek tersebut. pendidikan tinggi seseorang didapatkan informasi baik

dari orang lain maupun media massa. Semakin banyak informasi yang

masuk, semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang

kesehatan.

b. Media massa/ sumber informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non

formal dapat memberikan pengetahuan jangka pendek (immediatee

impact), sehingga menghasilkan perubahan dan peningkatan

pengetahuan. Kemajuan teknologi menyediakan bermacam-macam

media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat

tentang informasi baru. Sarana komunikasi seperti televisi, radio, surat

kabar, majalah, penyuluhan, dan lain-lain yang mempunyai pengaruh

besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.

c. Sosial budaya dan Ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan seseorang tanpa melalui penalaran

apakah yang dilakukan baik atau tidak. Status ekonomi seseorang juga

akan menentukan ketersediaan fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan

tertentu, sehingga status sosial ekonomi akan mempengaruhi

pengetahuan seseorang.
30

d. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh

terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada

pada lingkungan tersebut. Hal tersebut terjadi karena adanya interaksi

timbal balik yang akan direspon sebagai pengetahuan.

e. Pengalaman

Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman pribadi ataupun

pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk

memperoleh kebenaran suatu pengetahuan.

f. Usia

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Bertambahnya usia akan semakin berkembang pola pikir dan daya

tangkap seseorang sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin

banyak.

D. Sikap

Menurut Newcomb, sikap adalah kesiapan atau kesediaan uuntuk

bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum

merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi merupakan predsiposisi

tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan

merupakan reaksi terbuka (Notoatmojo, 2012).


31

1. Pengertian

Menurut Saifuddin Azwar (2016) menyatakan bahwa sikap yang

diperolah lewat pengalaman akan menimbulkan pengaruh langsung

terhadap perilaku berikutnya.

Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap

seseorang terhadap objek adalah perasaan mendukung atau memihak,

maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak pada objek

tersebut. Secara lebih spesifik Thurstone sendiri memformulasika sikap

sebagai derajat afek positif atau afek negatif terhadap suatu objek

psikologis (Azwar, 2016).

2. Pembentukan Sikap

Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh

individu. Interaksi sosial mengandung arti lebih daripada sekedar adanya

kontak sosial dan hubungan antara individu sebagai anggota kelompok

sosial. Dalam interaksi sosial, terjadi hubungan saling mempengaruhi

diantara individu yang satu dengan yang lain, terjadi hubungan timbal

balik yang turut mempengaruhi pola perilaku masing-masing indivvidu

sebagai anggota masyarakat (Azwar, 2016).

3. Sifat dan Ciri-ciri Sikap

Seperti yang kita ketahui secara umum, bahwa sikap dapat dibagi

menjadi dua sifat yaitu negatif dan sifat positif. Sifat negatif menimbulkan

kecenderungan untuk menjauh, memberi ataupun tidak menyukai

keberadaan suatu objek. Sedangkan sifat positif menimbulkan


32

kecenderungan untuk menyenangi, mendekat, menerima atau bahkan

mengharapkan kehadiran objek tertentu. Sikap memiliki dua sifat, juga

memiliki beberapa ciri-ciri antara lain :

1) Sikap selalu menggambarkan hubungan subjek dengan objek.

2) Sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi “dipelajari” berdasarkan

pengalaman dan latihan.

3) Karena sikap dapat “dipelajari” maka sikap dapat diubah meskipun

sulit

4) Sikap tidak menghilang walau kebutuhan sudah terpenuhi.

5) Sikap tidak hanya satu macam saja melainkan sangat beragam sesuai

dengan objek yang menadi pusat perhatiannya.

6) Dalam sikap tersangkut faktor motivasi dan perasaan (Ruliana, 2015).

4. Tingkatan Sikap

Tingkatan sikap menurut Notoatmodjo, 2013 adalah sebagai

berikut:

a. Menerima

Menerima dapat diartikan bahwa orang (subjek) mau dan

mempertahankan stimulus yang diberikan (objek).

b. Merespon

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.


33

c. Menghargai

Indikasi sikap ketiga adalah mengajak orang lain untuk mengerjakan

atau mendiskusikan suatu masalah.

d. Bertanggung jawab

Sikap yang paling tinggi adalah bertanggung jawab atas segala sesuatu

yang telah dipilihnya dengan segala resiko.

5. Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak

langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau

pernyataan responden terhadap suatu objek. Pengukuran dan pemahaman

terhadap sikap, idealnya , harus mencakup kesemua dimensi (arah,

intensitas, keluasan, konsistensi). Banyak diantara skala yang digunakan

dalam pengukuran sikap hanya mengungkapkan arah dan dimensi

intensitas sikap saja, yaitu dengan hanya menunjukkan kecenderungan

sikap positif atau negatif dan memberikan tafsiran mengenai derajat

kesetujuan atau ketidak setujuan terhadap respon individu (Azwar, 2016).

6. Dimensi Sikap

Beberapa karakteristik (dimensi) sikap yaitu arah, intensitas,

keluasan, konsistensi, dan spontanitasnya. Penjelasannya sebagai berikut:

a. Sikap mempunyai arah, artinya sikap terpilah pada dua arah

kesetujuan yaitu apakah setuju atau tidak setuju, apakah mendukung

atau tidak mendukung, apakah memihak atau tidak memihak terhadap

sesuatu seseorang sebagai objek.


34

b. Sikap memiliki intensitas, artinya kedalaman atau kekuatan sikap

terhadap sesuatu belum tentu sama walaupun arahnya mungkin tidak

berbeda.

c. Sikap mempunyai keluasaan, maksudnya kesetujuan atu

ketidaksetujuan terhadap suatu obyek sikap dapat mengenai hanya

yang sedikit dan sangat spesifik akan tetapi dapat mencakup banyak

sekali aspek yang ada dalam obyek sikap.

d. Sikap juga memiliki konsistensi, maksudnya kesesuaian antara

pernyataan sikap yang dikemukakan dengan responsnya terhadap

objek sikap tersebut.

e. Sikap yang memiliki spontanitas, artinya menyangkut sejauhmana

kesiapan individu untuk menyatakan sikapnya secara spontan.


35

E. Kerangka Teori

Bagan 2.1
Kerangka Teori

Remaja

Remaja Awal Remaja madya Remaja Akhir

Pernikahan Usia Dini

a. Pengetahuan Tingkat
b. Sosial ekonomi
c. Budaya
d. Faktor kemauan
sendiri
e. Faktor Media massa
atau Informasi
f. Pergaulan Bebas

Menikah usia muda

Sumber : (Masnawi, 2016, Dan Kusmiran, 2015)


36

F. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara

konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diamati atau diukur melalui

penelitian (Notoatmodjo, 2016). Dalam penelitian ini terdapat variabel

dependen dan independent. Variabel dependen adalah variabel yang menjadi

utama penelitian. Sedangkan variabel independent adalah variabel yang

digunakan untuk memprediksi nilai-nilai pada variabel dependent. Variabel

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Bagan 2.2
Kerangka Konsep

Variabel Indenpenden Variabel Dependen

Pengetahuan Remaja Sikap remaja tentang


pernikahan usia dini
37

G. Hipotesis Penelitian

Ha : Ada hubungan Pengetahuan dengan sikap remaja tentang

pernikahan usia dini di SMA Negeri 04 Bengkulu Utara

Ho : Tidak ada hubungan Pengetahuan dengan sikap remaja

tentang pernikahan usia dini di SMA Negeri 04 Bengkulu

Utara
38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan observasional analitik dengan

pendekatan cross sectional. Penelitian Cross Sectional adalah suatu

penelitian dimana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan

variabel-variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada waktu yang

sama. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara variabel independen

pengetahuan remaja tentang pernikahan usia dini dengan variabel dependen

pengetahuan dan sikap variabel dependen pernikahan usia dini.

B. Variabel Penelitian

Berdasarkan desain penelitian diatas, maka variabel penelitian yaitu

independen (penegtahuan) dan variabel dependen (sikap tentang menikah

usia mudah).

Bagan 3.1

Variabel Penelitian

Variabel Indenpenden Variabel Dependen

Sikap tentang Pernikahan


Pengetahuan Remaja Usia Dini

38
39

C. Definisi Operasional

Tabel 3.1

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Skala


Operasional Ukur Ukur
1 Independen: Pengetahuan Kuesioner 0:Kurang jika Ordinal
Pengetahuan merupakan hasil Berupa jawaban
remaja “tahu” pengindraan pilihan benar
manusia terhadap ganda ≤56%
akibat menikah
dengan 1:Cukup jika
usia muda dengan
kategori
jumlah 10 jawaban
Pengertian, usia pertanyaan benar 56-
pernikahan, usia 75%
ideal menika bagi 2:Baik, jika
perempuan, jawaban
dampak pernikahan benar ≥75-
dini, pandangan 100%
pernikahan dini, (Arikunt,
pandangan tentang 2015)
pernikahan dini,
faktor resiko,
pendorong, faktor
dari luar, undang-
undanh pernikahan,
pencegahan

2. Dependen: Reaksi atau Kuesioner 0:Kurang Nominal


Sikap respon dari Berupa Mendukung
tentang remaja terhadap skala Jika ≤
pernikahan akibat pernikahan likert mean
Usia dini usia dini dengan 1:Mendukung
penyataan Jika > mean
sangat (Azwar,2016)
setuju,setu
ju,tidak
setuju,san
gat tidak
setuju
40

D. Pengumpulan Data

1. Data Primer

Merupakan data yang didapat langsung Pada Remaja di SMA Negeri 04

Bengkulu Utara. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan membagikan

kuesioner dengan memperhatikan protokol kesehatan.

2. Data Sekunder

Merupakan data penunjang atau pelengkap yang diambil langsung dari

laporan Pada Remaja Pada Remaja di SMA Negeri 04 Bengkulu Utara.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2017:80) populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya populasi dalam penelitian ini adalah

pada seluruh remaja kelas X dan kelas XI berjumlah 394 siswa di SMA

Negeri 04 Bengkulu Utara.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

probability sampling (berdasarkan peluang) secara sistematic sampling.

Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus besar sampel

menurut lameshow (1997) :

(Z1-a/2)2 PqN
n=
d2 (N-1) + (Z1-a)2 Pq
2
41

Keterangan :

P = Proporsi dari penelitian sebelumnya 24,35% = 0,24

q = 1-p = 0,76

d = Tingkat presisi yang sebesar 10% = 0,1

Z = Tingkat kepercayaan yang sebesar 95% = 1,96

n = Jumlah sampel

N = Banyaknya populasi adalah 394

Perhitungan estimasi proporsi :

n= (1,96)2 x 0,24 x 0,76 x 394


(0,1) (394-1) + (1,96)2 x 0,24 x 0,76
2

n = 68
Drop Out = 68 x 10%
= 6.8
Total Sampel = 68+6.8 = 74.8 = 74 Orang

Keterangan :

n’ : Jumlah sampel setelah dikoreksi

n : Jumlah sampel berdasarkan estimasi sebelumnya

f : Prediksi presentase sampel drop out (10%)

Berdasarkan perhitungan sampel di atas didapatkan jumlah sampel

minimal adalah 74 orang.

Tabel 2
Distribusi Siswa Kelas X dan Kelas XI

No Kelas Jumlah siswa Jumlah sampel


1. X (1) 39 Orang 39
X 74 = 7
394
2. X (2) 39 orang 39
X 74 = 7
42

394
3. X (3) 40 orang 40
X 74 = 8
394
4. X (4) 41 orang 41
X 74 = 8
394
5. X (5) 39 orang 39
X 74 = 7
394
6. XI (1) 38 orang 38
X 74 = 7
394
7. XI (2) 40 orang 40
X 74 = 8
394
8. XI (3) 41 orang 41
X 74 = 8
394
9. XI (4) 38 orang 38
X 74 = 7
394
10. XI (5) 39 orang 39
X 74 = 7
394

F. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA 04 Negeri Bengkulu utara pada bulan

1 Mei sampai dengan 1 Agustus tahun 2021.

G. Pengolahan dan Analisis data

1. Pengolahan Data

Pengolahan data kuantitatif dilakukan melalui beberapa tahap,

yang terdiri dari :

a. Editing

Dilakukan editing data untuk memastikan bahwa data yang diperoleh

adalah data bersih yaitu data tersebut telah terisi semua, konsisten,
43

relevasi dan dapat dibaca dengan baik. Hal ini dilakukan dengan

melakukan analisis atau pembersihan terhadap data yang hilang

(missing data), sehingga tidak digunakan dalam analisis.

b. Coding data

Coding adalah data yang telah disusun dan telah diperiksa

kelengkapannya, diberi kode sesuai Definisi Operasional. Hal ini

bertujuan untuk mempermudah pengolahan data

c. Tabuling

Setelah melalui tahan coding data kemudian dilakukan tabulasi data

yaitu memasukkan data kedalam master tabel.

d. Procces/Entry

Data tersebut yang sudah dimasukkan ke dalam komputer dan sudah

diedit serta dicek kembali, dilakukan pengolahan data dengan

menggunakan perangkat komputer yang menyediakan program untuk

pengolahan/analisis data.

e. Cleaning

Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah

dimasukkan (entry), apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan

tersebut mungkin terjadi pada saat kita entry data ke komputer.


44

2. Analisis Data

Analisi data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Jenis analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisi univariat, bivariat.

a. Analisis Data univariat

Analisis data univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Variabel diteliti

melalui distribusi frekuensi dan persentase dari masing-masing variabel.

Variabel data kategorik disajikan dalam bentuk statistik deskriptif yang

mencakup penyebarannya.

b. Analisis Data Bivariat

c. Analisis bivariat adalah statistik yang dapat digunakan untuk

menerangkan keeratan hubungan antara dua variabel. Analisa ini

menggunakan uji statistika chi-square dengan derajat kemaknaan α =

0,05 dan derajat kepercayaan 95%.


45

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. JALANNYA PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 04 Bengkulu Utara.

Pelaksanaan penelitian ada 2 tahap yaitu tahap persiapan dan pelaksanaan.

Tahap persiapan yaitu penetapan judul penelitian, modifikasi kuisioner dan

survey pendahuluan. Peneliti meminta izin kepada institusi Poltekkes

Kemenkes Bengkulu pada tanggal 10 Juni 2021. Peneliti mengurus surat ke

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Bengkulu pada tanggal 17 Juni

2021. Pada tanggal 18 Juni 2021 peneliti mengurus surat ke Dinas Kesehatan

Pendidikan. Pada tanggal 12 Juni 2021 peneliti mengurus surat ke SMA

Negeri 04 Bengkulu Utara.

Tempat pelaksanaan penelitian ini yaitu di SMA Negeri 04 Bengkulu

Utara yang berada di Kabupaten Bengkulu Utara dan yang menjadi populasi

dalam penelitian ini adalah pada seluruh remaja kelas X dan kelas XI

berjumlah 394 siswa di SMA Negeri 04 Bengkulu Utara sampel dari

penelitian ini adalah kelas X dan kelas XI berjumlah 394 siswa di SMA

Negeri 04 Bengkulu Utara dengan jumlah 74 orang Teknik pengambilan

sampel dalam penelitian ini adalah probability sampling (berdasarkan

peluang) secara sistematic sampling, sampel dalam penelitian ini adalah

sebanyak 74 orang.

Peneliti melakukan survei awal di SMA Negeri 04 Bengkulu Utara.

Tahapan penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 12 Juni 2021

45
46

Peneliti mengurus surat ke Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Bengkulu

pada tanggal 17 Juni 2021. Pada tanggal 18 Juni 2021 peneliti mengurus surat

ke Dinas Kesehatan Pendidikan. Pada tanggal 12 Juni 2021 peneliti mengurus

surat ke SMA Negeri 04 Bengkulu Utara, setelah mendapatkan izin penelitian

melakukan observasi pada tanggal 8 Juli 2020 terhadap alamat siswi dan

jadwal masuk siswi di SMA Negeri 04 Bengkulu Utara disekolah dengan

memberikan di dalam kelas sesuai dengan jadwal dari sekolah dengan protap

covid 19 dengan mengunakan APD masker, Face Shield dan penerapan

physical distancing dengan jarak 1 sampai 2 meter.

Membagikan kuesioner didapatkan jumlah sampel sebanyak 74 siswi

maka dilakukan pengolahan data dengan cara mengedit data yang telah ada

menggunakan langkah-langkah Editing yaitu melihat apakah isi data pada

lembar cek list yang akan diolah tersebut tersedia lengkap dan apakah sudah

relevan dengan tujuan penelitian. Coding yaitu pemberian kode pada lembar

ceklist yang telah di edit yang digunakan. Tabulating yaitu mentabulasi data

berdasarkan kelompok data yang telah ditentukan ke dalam master tabel.

Entry yaitu memasukkan data yang sudah dilakukan editing dan coding

tersebut ke dalam computer Cleaning yaitu untuk memastikan apakah semua

data sudah siap untuk di analisa, data ini di olah dengan menggunakan

komputerisasi.

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan maka dilakukan

deskripsi data hasil penelitian yang akan di sajikan dalam bentuk distribusi

frekuensi dan untuk menganalisis hasil penelitian mengunakan tabel


47

mengetahui hubungan Pengetahuan dengan sikap remaja tentang pernikahan

usia dini di SMA Negeri 04 Bengkulu Utara.

B. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menggambarkan distribusi frekuensi

karakteristik variabel penelitian dengan menggunakan statistik deskriptif.

Variabel yang dianalisis adalah Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang

Pernikahan Usia Dini di SMA Negeri 04 Bengkulu Utara.

Tabel 4.1 Distribusi Pengetahuan Tentang Pernikahan Usia Dini di SMA


Negeri 04 Bengkulu Utara

No Variabel Frekuensi Persentase (%)


1 Kurang 14 18.9
2 Cukup 42 56.8
3 Baik 18 24.3
Total 74 100.0

Tabel 4.1 menunjukan sebagian kecil responden (18,9%)

mempunyai pengetahuan kurang, lebih dari sebagian (56.8%) dengan

pengetahuan cukup dan sebagian kecil( 24.3% ) dengan pengetahuan baik.

Tabel 4.2 Distribusi Sikap Remaja Tentang Pernikahan Usia Dini di


SMA Negeri 04 Bengkulu Utara

No Variabel Frekuensi Persentase (%)


1 Kurang Mendukung 26 35.1
2 Mendukung 48 64.9
Total 74 100.0

Tabel 4.2 menunjukkan sebagian kecil responden (35,1%) mempunyai

sikap kurang mendukung tentang pernikahan usia dini dan sebagian besar

(64,9%) mempunyai sikap mendukung tentang pernikahan usia dini.


48

C. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan

dengan sikap remaja tentang pernikahan usia dini di SMA Negeri 04

Bengkulu Utara. Analisa bivariat menggunakan statistic chi-square bahwa

nilai sig. <0,05 yang berarti ada hubungan Pengetahuan dengan sikap remaja

tentang pernikahan usia dini di SMA Negeri 04 Bengkulu Utara.

Tabel 4.3 Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja Tentang


Pernikahan Usia Dini di SMA Negeri 04 Bengkulu Utara

Sikap p OR
Kurang
No Pengetahuan Mendukung Jumlah value
Mendukung
F % F % F %
1 Kurang 11 78,6 3 21,4 14 100 15,000
0,000 (3,703-
2 Cukup 6 14,3 36 85,7 42 100
60.759)
3 Baik 9 50,0 9 50,0 18 100
Total 26 35.1 48 64.9 74 100

Berdasarkan Tabel 4.3 dari 14 orang responden dengan pengetahun kurang

sebagian besar (78.6%) mempunyai sikap kurang mendukung tentang

pernikahan usia dini dan sebagian kecil (21.4%) memiliki sikap mendukung.

Dari 42 orang responden dengan pengetahuan cukup sebagian kecil (14.3%)

mempunyai sikap kurang mendukung tentang pernikahan usia dini dan

sebagian besar (85.7%) memiliki sikap mendukung tentang pernikahan usia

dini. Dari 18 orang responden dengan pengetahuan baik sebagian (50.0%)

mempunyai sikap kurang mendukung tentang pernikahan usia dini dan

sebagiannya lagi (50.0%) memiliki sikap mendukung tentang pernikahan usia

dini.
49

Hasil uji uji statistik menggunakan Chie-Square, didapatkan nilai p=0,000

lebih kecil dari nilai α=0,005 artinya ada hubungan Pengetahuan dengan sikap

remaja tentang pernikahan usia dini di SMA Negeri 04 Bengkulu Utara. Nilai

odds ratio (OR) ditunjukkan dengan nilai “Estimate” yaitu 15,000. Artinya:

remaja berpengetahuan kurang memiliki peluang 15 kali memiliki sikap

mendukung pernikahan usia dini di SMA Negeri 04 Bengkulu Utara.

D. PEMBAHASAN

1. Pengetahuan Remaja Tentang Pernikahan Usia Dini di SMA Negeri 04

Bengkulu Utara

Hasil penelitian ini menunjukkan responden (56.8%) dengan

pengetahuan cukup. memiliki pengetahuan yang cukup. Berdasarkan

kuesioner yang dijawab oleh responden, masih ada beberapa dari responden

yang tidak mengetahui tentang dampak dari terjadinya pernikahan dini dan

pandang tentang pernikahan dini, responden juga tidak mengetahui tentang

dampak terjadinya pernikahan dini.

Dari analisis jawaban responden melalui pembagian lembar

kuesioner, diketahui bahwa latar belakang pendidikan responden beragam

yaitu dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Menurut (S.

Notoadmodjo, 2017) ada beberapa hal yang mempengaruhi pengetahuan,

salah satunya adalah pendidikan. Semakin tinggi pendidikan seseorang,

semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pengetahuan yang

dimilikinya akan semakin banyak juga. Seseorang dengan pendidikan tinggi

maka akan cenderung untuk mendapatkan banyak informasi, baik dari orang
50

lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk

semakin banyak pula pengetahuan yang didapat.

2. Sikap Remaja Tentang Pernikahan Usia Dini di SMA Negeri 04


Bengkulu Utara

Hasil penelitian didapatkan sikap responden terdapat hampir sebagian

dari responden (35,1 %) sikap kurang mendukung dan sebagian besar dari

responden (64,9%) dengan sikap mendukung. Faktor-faktor yang

mendorong sikap remaja untuk melakukan pernikahan usia dini yaitu, faktor

ekonomi, dengan harapan akan tercapainya keamanan keuangan setelah

menikah menyebabkan banyak orangtua menyetujui pernikahan usia dini.

Faktorpengetahuan tentang kesehatan reproduksi terutama pernikahan usia

dini yang dimiliki oleh setiap individu mempengaruhipernikahan usiadini

kini masih dilaksanakan. Faktor budaya yang mendorong terjadinyakawin

muda adalah lingkungan, dilingkungan tersebut sudah biasa menikah pada

usia 14-16 tahun, lebih tua dari 17 tahun dianggap perawan tua. Faktor

Pendidikan, Pada umumnya mereka hanya tamat SD, SLTP,atau SLTA,

dengan kondisi tersebut daripada menjadi beban keluarga akhirnya orang

tua menganjurkan anaknya segera menikah terutama pada anak perempuan

(BKKBN, 2017).

Hasil penelitian ini didukung dengan teori Indrianita, (2018), masa

remaja merupakan transisi dari masa anak menuju dewasa dimana terjadi

perubahan fisik, emosi, dan psikis pada rentang usia 10-19 tahun. Remaja

adalah penduduk yang berusia 10- 18 tahun. Walaupun terdapat perbedaan


51

rentang usia, remaja diasosiasikan dengan transisi dari anak-anak menuju

dewasa.

Wanita yang melakukan perkawinan di usia muda atau melakukan

hubungan seks pada usia dini memiliki risiko terkena kanker leher rahim

atau kanker serviks. Berdasarkan hasil penelitian, wanita yang paling baik

untuk melahirkan adalah usia 20-30 tahun sedangkan melahirkan pada usia

muda atau remaja (usia di bawah 20 tahun) dapat menimbulkan akibat

buruk tidak saja bagi kesehatan ibu tapi juga bagi bayi yang dilahirkan

(Lihu, 2019).

3. Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja Tentang Pernikahan


Usia Dini di SMA Negeri 04 Bengkulu Utara

Hasil penelitian menunjukkan (p-value = 0,000 ¿ α 0.05 ) yang

artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap remaja tentang

pernikahan dini. Hasil penelitian ini sejalan Nurhayati Agtikasari (2017)

hubungan pengetahuan tentang pernikahan usia dini dengan sikap siswa

terhadap pernikahan Usia dini di SMA Negeri 2 Bangun Tapan Tahun 2015

kesimpulan ada hubungan bermakna antara pengetahuan tentang pernikahan

usia dini dengan sikap siswa terhadap pernikahan usia dini.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Fadlyana (2019) tentang pernikahan usia dini akan memberikan beberapa

dampak dalam bidang kesehatan yang akan ditimbulkan yaitu meningkatnya

Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. AKI dan AKB yang

meningkat dapat terjadi karena pernikahan usia dini memberi risiko yang
52

lebih besar pada remaja perempuan khususnya pada aspek kesehatan

reproduksi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan selain informasi

menurut Notoatmodjo (2007) yaitu pengalaman yang berkaitan dengan

umur dan pendidikan individu, bahwa pendidikan yang tinggi maka

pengalaman akan luas, sedangkan semakin tua umur seseorang maka

pengalaman akan semakin banyak. Keterpaparan seseorang terhadap

informasi dapat merubah pengetahuan, sikap dan perilaku yang dimiliki

seseorang. Semakin banyak sumber infor masi yang didapat semakin baik

pula pengetahuan.

Menurut Azwar (2018) sikap seseorang dipengaruhi oleh

pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media

massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta emosional. Hasil

penelitian menunjukkan orang yang tidak mendukung orang pernah

mendapatkan informasi tentang pernikahan usia dini. Berdasarkan hasil

penelitian juga dapat dilihat bahwa meskipun jumlah tertinggi pada kategori

sikap tidak mendukung, namun jumlah responden yang memiliki sikap

mendukung.

Menurut Azwar (2018), struktur sikap terdiri atas tiga komponen

yang saling menunjang salah satunya yaitu Komponen kognitif yang

merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap

yang berkaitan dengan pandangan, pengetahuan, dan keyakinan. Komponen

kognitif berisi kepercayaan stereotipe yang dimiliki individu mengenai


53

sesuatu dapat disamakan penanganan (opini) terutama apabila menyangkut

masalah isu atau problem yang kontroversial.

Teori tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspita

(2014) tentang hubungan pengetahuan remaja putri dengan sikap remaja

putri terhadap pernikahan usia dini di Desa Kesesi Kecamatan Kesesi

Kabupaten Pekalongan. Hal tersebut disimpulkan bahwa ada hubungan

antara pengetahuan remaja putri dengan sikap remaja putri terhadap

pernikahanusia dini. Hasil penelitian tersebut juga menyatakan bahwa

semakin tinggi pengetahuan remaja putri tentang pernikahan usia dini, maka

akan semakin baik pula sikap remaja putri terhadap pernikahan usia dini.

Sebaliknya semakin kurang pengetahuan remaja putri tentang pernikahan

usia dini, maka semakin kurang juga sikap remaja putri terha-dap

pernikahan usia dini.


54

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa :

1. Pengetahuan tentang pernikahan diri (18,6%) dengan pengetahuan kurang,

(50%) dengan pengetahuan cukup dan 31,4% dengan pengetahuan baik.

2. Sikap tentang pernikahan dini (35,1 %) sikap kurang mendukung dan

(64,9%) dengan sikap mendukung.

3. Terdapat Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja Tentang

Pernikahan Usia Dini p value 0,000 (p value ≤ a 0,05).

B. SARAN

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan kepada peneliti selanjutnya untuk

melakukan penelitian yang berhubungan dengan pencegahan pernikahan

usia dini.

2. Bagi Pihak Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi

bagi SMA Negeri 04 Bengkulu Utara untuk melakukan intervensi yang

mencegah pernikahan usia dini.

3. Bagi Instansi
55

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan bagi Poltekkes

Kemenkes Bengkulu dan menambah materi pendidikan kesehatan dan

dapat menambah referensi untuk perpustakaan

DAFTAR
54 PUSTAKA

Arikunto, 2015. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta; Rineka


Cipta

Bachtiar, 2016. Keterpaparan Materi Pornografi dan Perilaku Seksual Siswa


Sekolah Menengah Pertama Negeri. Jurnal Makara, Sosial Humaniora. Vol.
14, No.2, Desember 2020.

BKKBN, 2018. Kajian profil penduduk remaja (10-24 tahun). Jakarta: Policy

Brief Pusat Penelitian dan Pengembangan Kependudukan Badan Kependudukan


dan Keluarga Berencana Nasional

Daili, 2015. Infeksi Menular Seksual. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Daryanto, 2017. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Darmasih, 2015. Risiko dan Refleksivitas Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja
(Studi Deskriptif Kualitatif Pada Remaja di SMA Kesatrian 1 Kota
Semarang). Tesis, Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Fitriani, 2017. Pengetahuan dan Sikap Tentang Hubungan Seksual Pranikah


Mahasiswa Psikologi Universitas Diponegoro, Skripsi. PSIK, Fakultas
Kedokteran, UNDIP : Semarang

Indrianita, 2018. Perbandingan Sikap terhadap Perilaku Seks Pranikah Antara


Siswa SMAN dengan Siswa MAN. Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi, pp.
3(2) : 332-343.

Isnaini, 2009. Komunikasi, 1 (3), 35–53. Samarinda Kelas XII. Jurnal Ilmu Seks
Pranikah di SMA Negeri 3dan Anak dalam Mencegah Perilaku
Komunikasi Interpersonal Orantua

Kemenkes RI, 2017. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta: Kemenkes RI.
Diakses pada tanggal 28 November 2020 dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-tahun-2017.pdf
56

Kusmiran, 2017. Kesehatan reproduksi remaja dan wanita. Jakarta: Salemba


Medika

________, 2015. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba


Medika.

Kumalasari & Andhyantoro, 2017. Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa


Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Lestari, 2018. Memahami Seksualitas Dan Kesehatan Reproduksi Remaja,


Yayasan Pendidikan Kesehatan Perempuan, Jakarta.

Lihu, Sri Dewi Palindrawati Ishak, Fifi Kasa, Sisilia S (2019) “Gambaran
Pengetahuan Tentang Dampak Pernikahan Dini Pada Remaja Puteri Kelas
Xi Di Smk Negeri 1 Limboto.

Masnawi, 2015. Remaja Berkualitas Problematika Remaja Dan Solusinya,


Fitramaya, Yogyakarta.

Masnawi, 2019. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah Pada


Remaja SMA di Surakarta. Skripsi Ilmiah. Surakarta: Fakultas Ilmu
Kesehatan UMS.

Nurmalitasari, 2017, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta :


Gunung Mulia.

Nurul Isnaini, Ratna Sari, 2019. “Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dampak
Pernikahan Dini Pada Kesehatan Reproduksi Di Sma Budaya Bandar
Lampung”

Novita, 2015. Hubungan Antara Pengetahuan Seksualitas dan Kualitas


Komunikasi Orangtua dan Anak Dengan Perilaku Seks Bebas Pada Remaja
Siswa-Siswi MAN Gondangerjo Karanganyar. Universitas Sebelas Maret
Surakarta

Noorkasiani, 2016. Perkembangan Seksualitas Remaja. Jakarta: PKBI

Notoatmodjo, 2017. Ilmu Perilaku dan Sikap. Jakarta: Rinera Cipta.


___________, 2016. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Pane, Fikri, Rintonga, 2018 Pengaruh Kegiatan Penyuluhan Kesehatan


Reproduksi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Tentang Seksual Pranikah
Remaja Desa Lebak Pracimantoro.” Jurnal Keperawatan Dan Kebidanan.
57

Pratama Putra, 2013. Merawat & Menjaga Kesehatan Seksual Wanita.Bandung:


PT. Grafindo Media Pratama.

Sarwono, 2017. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.

Senocak, 2019. Disfungsi Seksual Tinjauan Fisiologi dan Patologis Terhadap


Seksualitas. Yogyakarta: Andi.
Saifudin, 2018. Sikap Manusia “Teori dan Pengukurannya”. Edisi II.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset

Saifudin, 2018. Sikap Manusia “Teori dan Pengukurannya”. Edisi II.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset

Subakti, 2015. Kenakalan Orang Tua Penyebab Kenakalan Remaja. Jakarta :


Elex Media Komputindo.

Suryanto, 2017. Perilaku Seksual Remaja. Dalam Buku Ajar TumbuhKembang


Remaja dan Permasalahannya (penyunting) Jakarta : CV. Sagung Seto.

Suryanto, 2017. Hubungan Pola Asuh Otoriter OrangtuaDengan Perilaku Seksual


Remaja, Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada

Soekanto, 2016. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers

Sulaiman, 2015. Manajemen Kesehatan Teori da Praktik di


Puskesmas.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Susilawati, Dwi, 2016, “Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal dan


Asertivitas terhadap Perilaku Seks Pranikah pada Remaja”.

Suryanto, 2017. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah Pada


Remaja SMA Di Surakarta, Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Soetjiningsih, 2018. Buku Ajar: Tumbuh Kembang Remaja dan


Permasalahannya. Jakarta : CV. Sagung Seto

Wawan & Dewi, 2015. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Manusia, Yogyakarta : Nuha Medika

World Health Organization. 2015. WHO Report on the Global Tobacco Epidemic
Country Profile: Indonesia. WHO.
58

KUESIONER

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA TENTANG


PERNIKAHAN USIA DINI DI SMA NEGERI 04 BENGKULU UTARA

A. Data Informan

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin :

4. Pendidikan :

B. Pengetahuan

1. Menurut anda apakah yang dimaksud dengan pernikahan ?

a. Pernikahan dilakukan atas dasar keinginan

b. Pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seseorang pria dan wanita

sebagai suami istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga.

c. Menikah jika usia sudah matang

2. Menurut anda berapaka usia menihah yang ideal untuk wanita sebaiknya

sudah diperbolehkan ?

a. Menikah karena anjuran orang lain

b. Penentuan batas waktu umur untuk pernikahan dikarenakan kesiapan

fisik dan mental dari keduapasangan

c. 21 tahun
59

3. Berapakah usia ideal menikah untuk perempuan ?

a. Pernikahan dini merupakan sebuah perkawinan dibawah umur 20

tahun

b. Target persiapannya belum dikatakan maksimal baik fisik, mental dan

materil

c. Wanita mencapai usia 16 tahun

4. Bagaimana dampak dari pernikahan dini yang disebabkan oleh

kehamilan?

a. Keluarga terencana

b. Pernikahan dini dapat memberikan dampak yang tidak baik bagi ibu

maupun anak yang akan dilahirkan

c. Pendidikan anak terjamin

5. Bagaimana pandangan anda tentang pernihan dini ?

a. Dipandang dari segi kejiawaan, pernikahan dini dapat mengurangi

keharmonisan keluarga, ini disebabkan oleh emosi yang masih labil,

gejolak darah muda dan cara fikir yang belum matang.

b. Biasa saja

c. Sudah lumrah dan banyak yang menikah usia mudah

6. Berikut ini manakah pernyataan yang menyatakan faktor resiko terjadinya

pernikahan dini ?

a. Pendidikan orang tua tinggi


60

b. Rendahnya tingkat pendidikandanpengetahuan orang tua sertaanak

menyebabkan adanya kecenderungan mengawinkan anaknya yang

masih dibawah umur

c. Ekonomi sejatera

7. Apakah faktor pendorong yang menyebabkan seseorang melakukan

pernikahan usia mudah ?

a. Bimbingan Agama

b. Ahlak orang tua

c. Latar belakang adat istiadat merupakan salah satu pendorong untuk

melakukan pernikahan dini.

8. Berikut ini faktor dari luar yang dapat menyebakan terjadinya pernikahan

dini ?

a. Lingkungan masyarakat masih mematuhi norma-norma

b. Pengawasan orang tua ketat

c. Saya terpengaruh dengan kondisi teman sepergaulan saya yang

berpacaran tanpa batas dan akhirnya menikah muda

9. Dibawah ini undang-unadang usia pernikahan yang benar adalah ?

a. Undang-undang perlindungan anak telah memberikan batas usia 18

tahun kebawah masih termasuk katagori anak-anak

b. Undang-undang perlindungan anak telah memberikan batas usia 15

tahun kebawah masih termasuk katagori anak-anak

c. Undang-undang perlindungan anak telah memberikan batas usia 15

tahun kebawah masih termasuk katagori anak-anak


61

10. Bagaimana cara pencegahan terjadinya pernikahan diri dalam masyarakat

yang tidak benar ?

a. Penyuluhan kepada keluarga tentang peningkatan status ekonomi

keluarga juga dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya pernikahan

dini

b. Melakukan Pengawasan

c. Melakukan Pendidikan Seks

C. Sikap

Petunjuk :mengisi jawaban dengan cara menceklist/contreng ()

Apabila Sangat setuju, Setuju, Tidak setuju dan Sangat Tidak setuju.

Sangat
Sangat Tidak
No Pernyataan Setuju tidak
Setuju setuju
setuju
1. Perkawinan hanya diizinkan bila pria

mencapai usia 19 tahun dan wanita

mencapai usia 16 tahun

2. Pengetahuan tentang pernikahan

diperlukan setiap remaja sebelum

melakukan pernikahan

3. Salah satu faktor yang mempengaruhi

terjadinya pernikahan dini yaitu orang

tua yang menikahkan anaknya untuk

meringankan beban ekonomi keluarga


62

4. Budaya dalam masyarakat tidak

mempengaruhi terjadinya pernikahan

dini

5. Perkawinan usia muda terjadi karena

orang tuanya takut anaknya dikatakan

perawan tua

6. Pernikahan dini dapat terjadi akibat

kurangnya pemantauandari orang tua

tentang pergaulan anaknya

7. Pernikahan dini dapat berdampak

terhadap sulitnya peningkatan

pendapatan keluarga

8. Wanita hamil yang masih berusia

remaja akan mengalami banyak masalah

selama kehamilannya

9. Perempuan yang melahirkan dibawah

umur 20 tahun memiliki resiko yang

lebih tinggi dalam proses persalinannya

10. Penyuluhan kepada keluarga tentang

peningkatan status ekonomi keluarga

juga dapat dilakukan untuk mencegah

terjadinya pernikahan dini


63

HASIL OLAHAN DATA

ANALSISI UNIVARIATE

Statistics

Pengetahuan Sikap

N Valid 74 74

Missing 0 0

Frequency Table

Pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang 14 18.9 18.9 18.9

Cukup 42 56.8 56.8 75.7

Baik 18 24.3 24.3 100.0

Total 74 100.0 100.0

Sikap

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang Mendukung 26 35.1 35.1 35.1

Mendukung 48 64.9 64.9 100.0

Total 74 100.0 100.0


64

ANALISIS BIVARATE
Crosstabs
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pengetahuan * Sikap 74 100.0% 0 .0% 74 100.0%

Pengetahuan * Sikap Crosstabulation

Sikap

Kurang
Mendukung Mendukung Total

Pengetahuan Kurang Count 11 3 14

Expected Count 4.9 9.1 14.0

% within Pengetahuan 78.6% 21.4% 100.0%

Cukup Count 6 36 42

Expected Count 14.8 27.2 42.0

% within Pengetahuan 14.3% 85.7% 100.0%

Baik Count 9 9 18

Expected Count 6.3 11.7 18.0

% within Pengetahuan 50.0% 50.0% 100.0%

Total Count 26 48 74

Expected Count 26.0 48.0 74.0

% within Pengetahuan 35.1% 64.9% 100.0%


65

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)

Pearson Chi-Square
21.346a 2 .000

Likelihood Ratio
21.994 2 .000

Linear-by-Linear Association
1.579 1 .209

N of Valid Cases
74

a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 4,92.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .473 .000

N of Valid Cases 74

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for Pengetahuan


15.000 3.703 60.759
(Kurang / Baik)

For cohort Sikap = Kurang


3.625 2.126 6.181
Mendukung

For cohort Sikap =


.242 .086 .676
Mendukung

N of Valid Cases 74
66

DOKUMENTASI PENELITIAN DI SMA 04 BENGKULU UTARA


67
68
69
70
71

Anda mungkin juga menyukai