Evaluasi
Pendidikan
I. Konsep Evaluasi Pendidikan bagi Pengawas Sekolah
A. Pengertian Evaluasi Pendidikan
Evaluasi adalah kegiatan mengukur secara kuantitatif dan menilai secara kualitatif
berdasarkan bukti-bukti yang telah dikumpulkan secara sistematis dalam rangka
pengambilan keputusan. Evaluasi Pendidikan merupakan kegiatan penelitian di
bidang pendidikan yang meliputi evaluasi belajar siswa dan evaluasi program
pendidikan.
B. Model-model Evaluasi
Salah satu wawasan yang diperlukan dalam rangka memenuhi keenam
kompetensi evaluasi pendidikan tersebut adalah mengenal model-model evaluasi
yang dapat dilakukan oleh pengawas sekolah, diantaranya:
1. Kriteria
Kriteria adalah sesuatu yang digunakan sebagai patokan atau batas minimal
untuk sesuatu yang diukur. Kriteria merupakan patokan dalam melakukan
penilaian, dapat digunakan untuk mempertanggungjawabkan hasil penilaian,
menghindari subyektifitas penilaian, hasil evaluasi relative sama dan
mengarahkan evaluator agar memiliki presepsi yang sama. Dalam menyusun
instrumen pemantauan, pemantauan penilaian kinerja guru dan penilaian
kinerja kepala sekolah perlu menentukan kriteria keberhasilan. Konsekuensi
logis penggunaan instrumen dalam evaluasi berdampak pada perolehan hasil
pengukuran berupa data kuantitatif, jika instrumen yang disusun menggunakan
penilaian dalam bentuk angka. Apabila data yang diperoleh cukup banyak
dengan varian yang berbeda–beda maka tentu akan sulit memberikan
penafsiran atau pemaknaan, maka untuk mempermudah memberikan penilaian
dari hasil pengukuran sebuah instrumen diperlukan adanya kriteria.
Ada dua jenis kriteria yaitu kriteria kuantitatif dan kriteria kualitatif.
a. Kriteria kuantitatif, diwujudkan dalam bentuk angka.
Contoh:
• Nilai A (Sangat Baik/Sangat Tinggi), jika mencapai 81% - 100%
• Nilai B (Baik/Tinggi), jika mencapai 61% - 80%
• Nilai C (Cukup), jika mencapai 41% – 60%
• Nilai D (Kurang/Rendah), jika mencapai 21% - 40%
• Nilai E (Sangat Kurang/Sangat Rendah), jika < 20%
Contoh:
Tabel 1. Kriteria dan Kategori Hasil PKG
No Kriteria Kategori
1 91 – 100 Sangat Baik
2 76 – 90 Baik
3 61 – 75 Cukup Baik
4 ≤ 60 Kurang Baik
b. Kriteria Kualitatif, kriteria yang tidak menggunakan angka-angka.
Kriteria kualitatif disusun dengan dua cara yaitu:
1) mengurutkan indikator berdasarkan urutan prioritas,
Contoh:
• Nilai 5, jika memenuhi semua indikator
• Nilai 4, jika memenuhi 4 indikator
• Nilai 3, jika memenuhi 3 indikator
• Nilai 2 , jika memenuhi 2 indikator
• Nilai 1, jika hanya memenuhi 1 indikator saja
2) pembobotan, setiap indikator diberi nilai dengan bobot yang berbeda
dan menentukan skala penilaiannya.
Berkaitan dengan fokus pembahasan ini maka yang dimaksud dengan indikator
keberhasilan pendidikan, pembelajaran /bimbingan berarti ciri/tanda khusus
yang dapat menggambarkan keberhasilan sebuah kegiatan pendidikan,
pembalajaran/ bimbingan. Dalam merumuskan indikator keberhasilan
pendidikan, pembelajaran/ bimbingan harus menggunakan kalimat yang jelas,
mengandung kepastian makna, dan dapat diukur. Artinya pernyataan kalimat
indikator tersebut dapat dipahami dengan makna yang sama, tidak
menimbulkan makna ganda, dan pencapaian perilaku dapat diamati atau diukur
dengan menggunakan instrumen. Oleh karena itu dalam menyusun indikator
perlu memperhatikan ketentuan berikut: (1) Spesifik yaitu hanya mengandung
satu perilaku, (2) Menggunakan kata kerja Operasional, dan (3) Berorientasi
sasaran/obyek, yaitu menggambarkan kemampuan yang diharapkan.
a. Indikator keberhasilan pendidikan
Indikator keberhasilan pendidikan merupakan indikator yang dapat
ditemukan pada seluruh instansi pendidikan. Indikator ini bersifat wajib dan
dibuat oleh pengelola pendidikan. Adapun fungsi indikator keberhasilan
pendidikan adalah untuk menilai efektivitas pendidikan yang diberikan
kepada para siswa dan merupakan hasil dari kompetensi dasar yang
bersifat spesifik dan menyeluruh.
Penjelasan Format:
(1) Diisi berdasarkan materi pengawasan yang telah ditentukan
(2) Diisi dengan jabaran dari materi pengawasan apa saja didalamnya,
sehingga dimungkinkan jumlahnya cukup banyak.
(3) Diisi dengan pernyataan yang sepesifik dari komponen yang ada dan
setiap komponen harus digambarkan dengan satu indikator.
(4) Diisi pernyataan yang menggambarkan seperti apa bentuknya yang
diminta sesuai dengan indikator.
(5) Diisi petunjuk tentang penskoran dari bentuk instrumen yang dibuat.
(6) Diisi informasi apa yang menjadi dasar untuk memberikan skor
terhadap bukti-bukti yang akan diamati.
(7) Diisi dengan cara apa hasil penilaian itu akan didapatkan.
(8) Diisi nomor urut dari instrumen yang dibuat.
No Butir Instrumen
Skor Pedoman Penskoran
Urut (Uraian/Pernyataan/Pertanyaan)
1 Melakukan apersepsi, yang meliputi 0 1 2 Skor 2 bila semua
memberi motivasi, menyiapkan siswa bagian terpenuhi.
secara psikis dan menghubungkan Skor 1 bila hanya
materi sebelumnya sebagian terpenuhi
2 Menyampaikan kompetensi yang akan 0 1 2 Skor 0 bila tidak
dicapai dalam rencana kegiatan terpenuhi.
3 dst 0 1 2
Sebuah instrumen yang telah disusun, mempunyai makna dan fungsi sebagai
alat ukur apabila instrumen yang dibuat dilengkapi dengan:
a) Pedoman penskoran, yaitu ketentuan-ketentuan yang digunakan untuk
memberikan skor.
b) Kriteria hasil penskoran, adalah pengelompokan data yang diperoleh dari
hasil penskoran,
c) Rubrik penskoran, yaitu rujukan yang menjadi kunci jawaban dari
pernyataan instrumen.
b. Tujuan Pemantauan
Tujuan utama dari kegiatan pemantauan ini adalah untuk mengidentifikasi
permasalahan dalam pelaksanaan program dan kegiatan sehingga dapat
dilakukan tindakan korektif sedini mungkin. Selain itu, pemantauan juga
bertujuan mendukung usaha dalam penyempurnaan perencanaan untuk
pelaksanaan kegiatan selanjutnya dengan menyediakan informasi mengenai
status perkembangan program dan atau kegiatan.
Dalam konteks pelaksanaan pembelajaran oleh guru di satuan pendidikan,
pemantauan yang dilakukan bertujuan untuk:
1) Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan bagi peserta didik
pada proses pembelajaran.
2) Memberikan masukan tentang kebutuhan dalam melaksanakan
program pembelajaran bagi peserta didik.
3) Mendapatkan gambaran ketercapaian tujuan proses pembelajaran
pendidika setelah adanya kegiatan pembelajaran.
4) Memberikan informasi tentang metode yang tepat untuk melaksanakan
kegiatan proses pembelajaran.
5) Mendapatkan informasi tentang adanya kesulitan-kesulitan dan
hambatan-hambatan selama kegiatan proses pembelajaran.
6) Memberikan umpan balik bagi sistem penilaian program pembelajaran
yang lebih baik lagi
7) Memberikan pernyataan yang bersifat penandaan berupa fakta dan nilai
terhadap proses pembelajaran yang telah di lakukan.
c. Prinsip Pemantauan
Pemantauan akan efektif, jika dalam pelaksanaannya didasarkan pada
indikator-indikator yang disepakati dan telah ditetapkan baik dalam dokumen
perencanaan program, pelaksanaan, maupun evaluasi. Untuk itu diperlukan
mekanisme pemantauan yang memadai agar pelaksanaanpemantauan
dapat berjalan dengan baik sesuai dengan prinsip dasar dari pemantauan
yaitu tepat, cepat, dan akurat. Berikut ini dapat dijelaskan ketiga prinsip
tersebut sebagai berikut:
1) Tepat berarti objek yang dipantau, yang melaporkan, dan yang
menerima laporan sudah sesuai dengan kebutuhan pemantauan,
2) Cepat berarti waktu pelaksanaan pemantauan tidak kehilangan
momentum dan waktu penyampaian laporan tidak terlambat sehingga
tindakan koreksi yang diperlukan dapat segera dilakukan.
3) Akurat memiliki pengertian objektivitas, validitas serta kesahihan data
dan informasi yang disampaikan dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya.
b. Tahapan Pembinaan
Menurut Sumodiningrat, pembinaan tidak selamanya, melainkan dilepas
untuk mandiri, meski dari jauh dijaga agar tidak jatuh lagi. Dilihat dari
pendapat tersebut berarti pembinaan melalui suatu masa proses belajar,
hingga mencapai status mandiri. Sebagaimana disampaikan di muka bahwa
proses belajar dalam rangka pembinaan akan berlangsung secara
bertahap. Tahap-tahap yang harus dilalui tersebut adalah meliputi:
1) Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar
dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri.
2) Tahap Transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan,
kecakapan, keterampilan agar terbuka wawasan dan memberikan
keterampilan dasar sehingga dapat mengambil peran di dalam
pembangunan.
3) Tahap Peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan, keterampilan
sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk
mengantarkan pada kemndirian.
3) Remedial
Remedial merupakan program pembelajaran yang diperuntukkan bagi
peserta didik yang belum mencapai KKM dalam satu KD tertentu.
Pembelajaran remedial diberikan segera setelah peserta didik diketahui
belum mencapai KKM. Pembelajaran remedial dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan/ hak peserta didik. Dalam pembelajaran remedial,
pendidik membantu peserta didik untuk memahami kesulitan belajar
yang dihadapi secara mandiri, mengatasi kesulitan dengan memperbaiki
sendiri cara belajar dan sikap belajarnya yang dapat mendorong
tercapainya hasil belajar yang optimal. Dalam hal ini, penilaian
merupakan assessment as learning.
4) Pengayaan
Pengayaan merupakan program pembelajaran yang diberikan kepada
peserta didik yang telah melampaui KKM.Fokus pengayaan adalah
pendalaman dan perluasan dari kompetensi yang dipelajari.Pengayaan
biasanya diberikan segera setelah peserta didik diketahui telah
mencapai KKM berdasarkan hasil PH. Pembelajaran pengayaan
biasanya hanya diberikan sekali, tidak berulangkali sebagaimana
pembelajaran remedial. Pembelajaran pengayaan umumnya tidak
diakhiri dengan penilaian. Bentuk pelaksanaan pembelajaran
pengayaan dapat dilakukan melalui; 1) Belajar kelompok, yaitu
sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan tugas
untuk memecahkan permasalahan, membaca di perpustakaan terkait
dengan KD yang dipelajari pada jam pelajaran sekolah atau di luar jam
pelajaran sekolah. Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta
didik berupa pemecahan masalah nyata.Selain itu, secara kelompok
peserta didik dapat diminta untuk menyelesaikan sebuah proyek atau
penelitian ilmiah; 2) Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik
belajar mengenai sesuatu yang diminati, menjadi tutor bagi teman yang
membutuhkan.Kegiatan pemecahan masalah nyata, tugas proyek,
ataupun penelitian ilmiah juga dapat dilakukan oleh peserta didik secara
mandiri jika kegiatan tersebut diminati secara individu.
Jumlah
No Ranah Kompetensi
Kompetensi Indikator
1 Pedagodik 7 45
2 Kepribadian 3 18
3 Sosial 2 6
4 Profesional 2 9
Total 14 78
No Aspek/Kompetensi
A Pedagogik
1 Menguasai karakteristik peserta didik
Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
2
mendidik
3 Pengembangan kurikulum
4 Kegiatan pembelajaran yang mendidik
5 Pengembangan potensi peserta didik
6 Komunikasi dengan peserta didik
7 Penialian dan evaluasi
B Kepribadian
Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan
8
kebudayaan nasional
9 Menunjukan Pribadi yang dewasa dan teladan
10 Etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru
C Sosial
11 Bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif
Komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orang
12
tua, peserta didik, dan masyarakat
D Profesional
Penguasan materi struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang
13
mendukung mata pelajaran yang diampu
14 Mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif.
Jumlah
No Ranah Kompetensi
Kompetensi Indikator
1 Pedagodik 3 9
2 Kepribadian 4 14
3 Sosial 3 10
4 Profesional 7 36
Total 17 69
No Aspek/Kompetensi
A Pedagogik
1 Menguasai karakteristik peserta didik
Mengaplikasikan perkembangan fisiologi dan psikologi serta
2
perilaku konseli
Menguasai esensi pelayanan BK dalam jalur, jenis, dan jenjang
3
satuan pendidikan
B Kepribadian
4 Beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa
Menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,
5
individualitas, dan kebebasan memilih
6 Menunjukan integritas dan stabilitas kepribadian yang kuat
7 Menampilkan kinerja berkualitas tinggi
C Sosial
8 Mengimplementasikan kolaborasi internal di tempat kerja
9 Berperan dalam organisasi dan kegiatan profesi BK
10 Mengimplementasi kolaborasi antar profesi
D Profesional
Menguasai konsep dan praksis penilaian (assesment) untuk
11
memahami kondisi, kebutuhan dan masalah konseli
12 Menguasai kerangka teoritis dan praktis BK
13 Merancang program BK
14 Mengimplementasikan program BK yang komprehensif
15 Menilai proses dan hasil kegiatan bimbingan dan konseling
16 Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional
17 Menguasai konsep dan praksis penelitian dalam BK
No Indikator Skor
Guru dapat mengidentifikasi karakteristik
1. 0 1 2
belajar setiap peserta didik di kelasnya.
No Indikator Skor
Guru memastikan bahwa semua peserta
didik mendapatkan kesempatan yang sama
2. 0 1 2
untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
Guru dapat mengatur kelas untuk
memberikan kesempatan belajar yang
3. sama pada semua peserta didik dengan 0 1 2
kelainan fisik dan kemampuan belajar yang
berbeda.
Guru mencoba mengetahui penyebab
penyimpangan perilaku peserta didik untuk
4. 0 1 2
mencegah agar perilaku tersebut tidak
merugikan peserta didik lainnya.
Guru membantu mengembangkan potensi
5. 0 1 2
dan mengatasi kekurangan peserta didik.
Guru memperhatikan peserta didik dengan
kelemahan fisik tertentu agar dapat
6. mengikuti aktivitas pembelajaran, sehingga 0 1 2
peserta didik tersebut tidak termarginalkan
(tersisihkan, diolok-olok, minder, dsb.)
Total skor yang diperoleh 1+2+2+0+0+2=7
Skor Maksimum Kompetensi =banyaknya
6 x 2 = 12
indikator dikalikan dengan skor tertinggi
Persentase skor kompetensi = total skor
7/12 x 100% =
yang diperoleh dibagi dengan Skor
58.33%
Maksimum Kompetensi dikalikan 100%
58.33% berada pada
Konversi Nilai Kompetensi (0 % < X ≤ 25 %
rentang 50%<X≤75
= 1; 25 % <X ≤ 50 % = 2; 50 % < X ≤ 75 %
%, jadi kompetensi 1
= 3; dan 75 % < X ≤ 100 % = 4)
ini nilainya 3
Keterangan:
• Nilai PK Guru (100) maksudnya nilai PK Guru kelas/mata
pelajaran, bimbingan dan konseling/konselor atau tugas
tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah dalam
skala 0 - 100 menurut Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 16 Tahun 2009.
• Nilai PK Guru adalah nilai PK Guru kelas/mata pelajaran,
bimbingan dan konseling/konselor atau pelaksanaan tugas
tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah yang
diperoleh dalam proses PK Guru sebelum dirubah dalam skala 0
– 100 menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009.
• Nilai PK GURU Tertinggi adalah nilai tertinggi PK Guru yang
dapat dicapai, yaitu 56 (14 x 4) bagi PK Gurukelas/mata
pelajaran (14kompetensi), dan 68 (17 x 4) bagi PK Guru
bimbingan dan konseling/konselor (17 kompetensi). Nilai
tertinggi PK Guru dengan tugas tambahan disesuaikan dengan
instrumen terkait untuk masing-masing tugas tambahan yang
sesuai dengan fungsi sekolah/madrasah.
Nilai
Jumlah Nilai PK
No PK Guru Kompetensi
Kompetensi Maksimal
Maksimal
Guru Mata Pelajaran/
1 14 4 56
Guru Kelas
Guru Bimbingan dan
2 17 4 68
Konseling
Nilai Hasil PK
Sebutan Persentase Angka kredit
Guru
91 – 100 Amat baik 125%
76 – 90 Baik 100%
61 – 75 Cukup 75%
51 – 60 Sedang 50%
≤ 50 Kurang 25%
Nilai PKG (92,65) = Nilai PKG (63) 𝑥 100% Nilai PKG tertinggi (68)
Angka Kredit satu tahun = (AKK–AKPKB–AKP) x (JM/JWM) x NPK 4
Angka Kredit satu tahun = [{100-(3+6) -10} x 150/150 x 125%]
= 25,31 4
Angka kredit yang diperoleh Rahayu, S.Pd. pada tahun 2013 adalah
25,31. Apabila Rahayu, S.Pd. memperoleh nilai kinerja tetap “Amat
Baik”, selama 4 tahun, maka angka kredit untuk unsur pembelajaran
yang dikumpulkan adalah: 25,31 x 4 = 101,24.
c. Tahap Pelaporan
Setelah nilai PKKS diperoleh, penilai wajib melaporkan hasil PKKS kepada
pihak yang berwenang untuk ditindak lanjuti. Hasil PKKS dilaporkan kepada
Kepala Dinas sebagai masukan untuk merencanakan kegiatan promosi,
periodisasi, dan PKBG tahunan.Laporan juga diberikan kepada penilai
tingkat kabupaten/kota/provinsi sesuai dengan kewenangannya.
Kompetensi Reko
Nama
No Skor Nilai Predikat Temuan menda
Guru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
si
1
2
3
Contoh SKP:
Riska, guru SD 1, telah memperoleh hasil penilaian kinerjanya.Salah satu
rekomendasi adalah perlu meningkatkan kompetensi dalam menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran, maka sasaran kerja Riska sebagai
berikut.
FORMULIR SASARAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL
Aspek/
No Kriteria Kinerja
Kompetensi
1 Kepribadian dan 1 Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan
Sosial tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak
mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah
2 Melaksanakan tupoksi sebagai kepala sekolah
dengan penuh kejujuran, ketulusan, komitmen,
dan integritas
3 Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsi sebagai kepala
sekolah/madrasah
4 Mengendalikan diri dalam menghadapi
masalah dan tantangan sebagai kepala
sekolah/madrasah
5 Berpartisipasi dalam kegiatan sosial
kemasyarakatan
6 Tanggap dan peduli terhadap kepentingan
orang atau kelompok lain
7 Mengembangkan dan mengelola hubungan
sekolah/ madrasah dengan pihak lain di luar
sekolah dalam rangka mendapatkan
dukungan ide, sumber belajar, dan
pembiayaan sekolah/madrasah
2 Kepemimpinan 1 Bertindak sesuai dengan visi dan misi
Pembelajaran sekolah/madrasah
2 Merumuskan tujuan yang menantang diri
sendiri dan orang lain untuk mencapai
standar yang tinggi.
3 Mengembangkan sekolah/madrasah menuju
organisasi pembelajar (learning organization)
4 Menciptakan budaya dan iklim
sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif
bagi pembelajaran
5 Memegang teguh tujuan sekolah dengan
menjadi contoh dan bertindak sebagai
pemimpin pembelajaran
6 Melaksanakan kepemimpinan yang inspiratif
7 Membangun rasa saling percaya dan
memfasilitasi kerjasama dalam rangka untuk
menciptakan kolaborasi yang kuat diantara
warga sekolah/madrasah
8 Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan
sekolah/ madrasah sebagai organisasi
pembelajar yang efektif
9 Mengembangan kurikulum dan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan visi, misi, dan
tujuan sekolah
10 Mengelola peserta didik dalam rangka
pengembangan kapasitasnya secara optima
3 Pengembangan 1 Menyusun rencana pengembangan
Sekolah sekolah/madrasah jangka panjang,
menengah, dan pendek dalam rangka
Aspek/
No Kriteria Kinerja
Kompetensi
mencapai visi, misi, dan tujuan sekolah/
madrasah
2 Mengembangkan struktur organisasi
sekolah/madrasah yang efektif dan efisien
sesuai dengan kebutuhan
3 Melaksanakan pengembangan sekolah/
madrasah sesuai dengan rencana jangka
panjang, menengah, dan jangka pendek
sekolah menuju tercapainya visi, misi, dan
tujuan sekolah
4 Mewujudkan peningkatan kinerja sekolah
yang signifikan sesuai dengan visi, misi,
tujuan sekolah dan standard nasional
pendidikan
5 Melakukan monitoring, evaluasi, dan
pelaporan pelaksanaan program kegiatan
sekolah/madrasah dengan prosedur yang
tepat
6 Merencanakan dan menindaklanjuti hasil
monitoring, evaluasi, dan pelaporan.
7 Melaksanakan penelitian tindakan sekolah
dalam rangka meningkatkan kinerja
sekolah/madrasah
4 Manajemen 1 Mengelola dan mendayagunakan pendidik
Sumber Daya dan tenaga kependidikan secara optimal
2 Mengelola dan mendayagunakan sarana dan
prasarana sekolah/madrasah secara optimal
demi kepentingan pembelajaran
3 Mengelola keuangan sekolah/madrasah
sesuai prinsip efisiensi, transparansi dan
akuntabilitas
4 Mengelola lingkungan sekolah yang
menjamin keamanan, keselamatan dan
kesehatan
5 Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah
dalam mendukung pencapaian tujuan
sekolah/madrasah
6 Mengelola sistem informasi
sekolah/madrasah dalam mendukung
penyusunan program dan pengambilan
keputusan
7 Mengelola layanan-layanan khusus
sekolah/madrasah yang mendukung kegiatan
pembelajaran dan kegiatan peserta didik di
sekolah/madrasah
8 Memanfaatkaan teknologi secara efektif
dalam kegiatan pembelajaran dan
manajemen sekolah/madrasah
5 Kewirausahaan 1 Menciptakan inovasi yang bermanfaat bagi
pengembangan sekolah/ madrasah
2 Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses
dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sebagai pemimpin pembelajaran.
Aspek/
No Kriteria Kinerja
Kompetensi
3 Memotivasi warga sekolah untuk sukses
dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya masing-masing
4 Pantang menyerah dan selalu mencari solusi
terbaik dalam menghadapi kendala yang
dihadapi sekolah/madrasah.
5 Menerapkan nilai dan prinsip-prinsip
kewirausahaan sekolah/madrasah dalam
mengembangkan
6 Supervisi 1 Menyusun program supervisi akademik
Pembelajaran dalam rangka peningkatan profesionalisme
guru
2 Melaksanakan supervisi akademik terhadap
guru dengan menggunakan pendekatan dan
teknik supervisi yang tepat
3 Menilai dan menindaklanjuti kegiatan
supervisi akademik dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru
Pengawas sekolah perlu memiliki dukungan bukti fisik sesuai dengan kriteria
penilaian kinerja kepala sekolah. Bukti fisik tersebut harus dapat
menggambarkan kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan pengelolaan
sekolah dengan mengintegrasikan nilai utama penguatan pendidikan
karakter. Penguatan Pendidikan karakter tersebut diharapkan menjadi
branding sekolah sebagai keunikan sekolah yang tergambar melalui budaya
sekolah.
𝑁𝐼𝑃𝐾𝐾𝑆
NKKS = X100
24
Keterangan:
NKKS = Nilai Kinerja Kepala Sekolah
NIPKKS= Skor Instrumen Penilaian Kinerja Kepala Sekolah
Kategori hasil penilaian: dinyatakan dalam rentang nilai 1 sampai
dengan 100 dan dibedakan menjadi lima kategori dengan Nilai
Presentasi Kinerja (NPK) seperti yang terlihat pada tabel berikut ini
Nilai Persentase
Kinerja Kerja Kategori
Kinerja (NPK)
91,0 - 100 Amat Baik 125%
76,0 – 90,9 Baik 100%
61,0 – 75,0 Cukup Baik 75%
51,0 – 60,9 Sedang 50%
Kurang dari 51,0 Kurang 25%
Keterangan:
AK = Perolehan angka kredit per tahun
AKK = Angka kredit kumulatif minimal yang
dipersyaratkan
AKPKB = Angka kredit unsur pengembangan professional
berkelanjutan
AKP = Angka kredit unsur penunjang
JM = Jumlah jam mengajar per minggu
JWM = Jumlah jam wajib mengajar per minggu (6 jam untuk
Kepala sekolah
NPK = Nilai perolehan hasil kinerja sebagai guru
NPKKS = Nilai perolehan hasil kinerja sebagai kepala sekolah
g. Tahap Pelaporan
Pengolahan Nilai
Hasil pengumpulan data dan fakta kinerja Kepala sekolah diolah dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Pengolahan Nilai Komponen 1: Capaian SKP
Nilai Komponen 1 (capaian SKP) dihitung dengan langkah- langkah
sebagai berikut:
Penghitungan Skor Butir penilaian
Nilai setiap butir penilaian Kinerja Kepala Sekolah berdasarkan bukti
fisik yang teridentifikasi, dengan formula:
𝑛
Skor Butir Penilaian = ×4
𝑁
Keterangan:
n : jumlah bukti fisik teridentifikasi
N : jumlah bukti fisik maksimal
𝑥
Nilai Capaian SKP = × 100
𝑋
Keterangan:
x : jumlah nilai yang diperoleh
X : jumlah nilai maksimum
Keterangan:
n : modus dari skor butir penilaian pada setiap aspek dari penilai dan
responden (guru, tenaga administrasi sekolah, tenaga
perpustakaan sekolah, tenaga laboratorium sekolah, komite
sekolah, orang tua peserta didik, dan peserta didik)
(𝑛1+𝑛2+𝑛3+𝑛4+𝑛5)
Nilai Perilaku Kerja =
5
Keterangan:
n1 : Nilai Aspek Orientasi Pelayanan
(𝑥+𝑦)
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑲𝒆𝒉𝒂𝒅𝒊𝒓𝒂𝒏 (𝑵𝑲𝒉) = 𝟏𝟎𝟎% − × 𝟏𝟎𝟎%
46
Keterangan
NKh : 100% : X : Y : 46
Tabel 14. Format Laporan Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru dan/atau Kepala Sekolah
Tindak
No Aspek Kegiatan Sasran Target Metode Hambatan Ketercapaian Kesimpulan
Lanjut
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Keterangan :
Kolom (1) : diisi dengan nomor urut.
Kolom (2) : diisi dengan materi pelaksanaan penilaian kinerja guru dan/atau kepala
sekolah.
Kolom(3) : diisi dengan langkah-langkah dalam melaksanakan pembinaan penilaian
kinerja guru dan/atau kepala sekolah.
Kolom (4) : diisi dengan guru dan/atau kepala sekolah yang dinilai
Kolom (5) : diisi dengan jumlah guru dan/atau kepala sekolah yang dinilai dalam satu
semester atau satu tahun.
Kolom(6) : diisi dengan metode yang digunakan dalam melaksanakan penilaian
kinerja guru dan/atau kepala sekolah.
Kolom (7) : diisi dengan kendala yang ditemui di sekolah pada waktu melaksanakan
penilaian kinerja kepala guru dan/atau kepala sekolah.
Kolom (8) : diisi dengan jumlah persentase guru dan/atau kepala sekolah yang telah
dinilai kinerjanya dalam satu semester atau satu tahun.
Kolom (9) : diisi dengan rekapitulasi secara umum hasil penilaian kinerja guru
dan/atau kepala sekolah yang dinyatakan dengan persentase
Kolom(10) : diisi dengan tindak lanjut yang tepat, misalnya: konsultasi, diskusi,
pemberian contoh, diklat, dan lokakarya.
Berikut ini adalah sistematika laporan pelaksanaan penilaian kinerja guru dan/atau kepala
sekolah.
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Fokus Masalah Pengawasan
C. Tujuan dan Sasaran Pengawasan
D. Tugas Pokok/Ruang Lingkup Pengawasan
BAB II KERANGKA PIKIR PEMECAHAN MASALAH
BAB III PENDEKATAN DAN METODE
BAB IV HASIL PENGAWASAN PADA SEKOLAH BINAAN
A. Hasil Pelaksanaan dan Pengolahan Penilaian KinerjaGuru
B. Hasil Pelaksanaan dan Pengolahan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah
C. Pembahasan Hasil Pengawasan
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
B. Rekomendasi
LAMPIRAN
1. Surat tugas pengawasan dari kepala dinas pendidikan atau korwas kabupaten/
kota
2. Surat keterangan pelaksanaan penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah dari
kepala sekolah binaan
3. Jadwal pelaksanaan penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah
4. Daftar hadir guru (memenuhi beban jumlah guru minimal) dan/atau kepala sekolah
(memenuhi jumlah minimal kepala sekolah binaan) yang dinilai
5. Instrumen penilaian kinerja guru dan/kepala sekolah yang telah diisi
6. Hasil pengolahan penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah
Tabel 15. Contoh Laporan Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru dan/atau Kepala Sekolah
Tindak
No Aspek Kegiatan Sasran Target Metode Hambatan Ketercapaian
Lanjut
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Melak Penilaian Guru 50 % minimal Studi Beberapa 36,30 % rata- Rekomendasi
sana kan kinerja yang skor nilai 100 dokumen, guru rata nilai ke disdik dan
kinerja guru mau di dari skor wawancara masih minimal 95 pembinaan
guru sertifika maksimal 120 , obervasi konvensio untuk
si untuk dan penga nal kompetensi
kompetensi matan di pedagogis dan
pedagogis dan kelas profesional
profesional serta 35,50 % rata-
nilai kepribadian rata nilai
minimal skor minimal untuk
nilai 40 dari skor kepribadian 40
maksimal 50
2 Melak Penilaian Kepala 50 % minimal Studi Belum 34,53 % rata- Rekomendasi
sana kan kinerja sekolah mencapai nilai dokumen, semua rata nilai ke disdik dan
kinerja kepala 85 wawancara kepala minimal 85 pembinaan
kepala sekolah , dan sekolah
sekolah observasi dinilai
kinerjanya
karena
waktunya
kurang
Keterangan :
Kolom (1) : diisi dengan nomor urut.
Kolom (2) : diisi dengan materi penilaian kinerja guru dan kepala sekolah.
Kolom (3) : diisi dengan langkah-langkah dalam melaksanakan penilaian kinerja guru
dan kepala sekolah.
Kolom (4) : diisi dengan jumlah guru dan jumlah kepala sekolah pada sekolah binaan.
Kolom (5) : diisi dengan jumlah guru dan kepala sekolah yang dinilai yang dinyatakan
dalam persentase.
Kolom (6) : diisi dengan cara-cara dalam melakukan penilaian kinerja guru dan kepala
Kolom (7) : diisi dengan kendala yang ditemui di lapangan pada waktu melaksanakan
penilaian kinerja guru dan kepala sekolah.
Kolom (8) : diisi dengan persentase jumlah guru dan jumlah kepala sekolah yang telah
dinilai dan nilai kinerjanya.
Kolom (9) : diisi dengan hasil evaluasi pelaksanaan penilaian kinerja guru dan kepala
sekolah yang meningkat.
Kolom (10): diisi dengan tindak lanjut hasil evaluasi penilaian kinerja guru dan kepala
sekolah yang ditulis dengan tepat. Misalnya, melalui konsultasi, diskusi,
pemberian contoh, diklat, dan PKB lainnya
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Fokus Masalah Pengawasan
C. Tujuan dan Sasaran Pengawasan
D. Tugas Pokok/Ruang Lingkup Pengawasan
BAB II KERANGKA PIKIR PEMECAHAN MASALAH
BAB III PENDEKATAN DAN METODE
BAB IV HASIL PENGAWASAN PADA TINGKAT KABUPATEN/KOTA/PROVINSI
A. Hasil Pelaksanaan Pembinaan Guru dan Kepala Sekolah
B. Hasil Pemantauan Pelaksanaan SNP
C. Hasil Penilaian Kinerja Guru dan Kepala Sekolah
D. Pembimbingan Profesionalisme Guru dan Kepala Sekolah
E. Pembimbingan Kepala Sekolah dalam Pengelolaan Sekolah
F. Pembimbingan Pengawas Sekolah Muda dan Pengawas Sekolah Madya
dalam Pelaksanaan Tugas Pokok
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
B. Rekomendasi
LAMPIRAN
1. Data hasil pembinaan guru dan/atau kepala sekolah
2. Hasil analisis pembinaan guru dan/atau kepala sekolah
3. Data hasil pemantauan SNP
4. Hasil analisis pemantauan SNP
5. Data hasil penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah
6. Hasil analisis penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah
Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Dirjen GTK Kemdikbud. 2017. Panduan Kerja
Pengawas Sekolah Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Direktorat Pembinaan
Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan Menengah Dirjen GTK Kemdikbud.
Guskey. T.R. 2010. Lesson of Mastery Learning. Educational Leadership Journal, October
2010 Volume 68 Number 2 Page 52-57.
Hernawan. AH. 2008. Makna Ketuntasan Belajar. Jurnal Majalah Ilmiah Pembelajaran No. 2
(2008)
Kemenpan RI. 2010. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan
Angka Kreditnya. Jakarta: Kemenpan
Kemdikbud RI. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 143 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pengawas
Sekolah dan Angka Kreditnya. Jakarta: Kemdikbud
Kemdikbud RI. 2018. Lampiran iii Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 15 Tahun 2018 tentang Pemenuhan Beban Kerja Pengawas
Sekolah. Jakarta: Kemdikbud
Muzaffar Asyraf. 2017. Derivasi Indikator Hasil Belajar Bahasa Arab. Jurnal Lisanuna,
Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2017.
Sriah dkk. 2017. Modul Penilaian dan Pemantauan Pembelajaran Kelompok Kompetensi G
Program Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan Pengawas Sekolah 2017.
Jakarta: Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud Edisi ke-1: Juli 2017
Yunadi, Y., dkk. 2017. Modul Penilaian Kinerja Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga
Kependidikan Kelompok Kompetensi H Program Pengembangan Keprofesionalan
Berkelanjutan Pengawas Sekolah 2017. Jakarta: Dirjen Guru dan Tenaga
Kependidikan Kemdikbud Edisi ke-1: Juli 2017