Anda di halaman 1dari 14

Tugas Pokok dan Fungsi

Pengawas Satuan Pendidikan


Posted on 8 April 2008 by AKHMAD SUDRAJAT — 87 Komentar

Diambil dari: Nana Sudjana. 2006. Standar Mutu Pengawas. Jakarta: Depdiknas)
A. Tugas Pokok Pengawas Sekolah/Satuan Pendidikan

Tugas pokok pengawas sekolah/satuan pendidikan adalah melakukan penilaian dan pembinaan dengan
melaksanakan fungsi-fungsi supervisi, baik supervisi akademik maupun supervisi manajerial. Berdasarkan
tugas pokok dan fungsi di atas minimal ada tiga kegiatan yang harus dilaksanakan pengawas yakni:

1. Melakukan pembinaan pengembangan kualitas sekolah, kinerja kepala sekolah, kinerja guru, dan kinerja
seluruh staf sekolah,
2. Melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan program sekolah beserta pengembangannya,
3. Melakukan penilaian terhadap proses dan hasil program pengembangan sekolah secara kolaboratif dengan
stakeholder sekolah.

Mengacu pada SK Menpan nomor 118 tahun 1996 tentang jabatan fungsional pengawas dan angka kreditnya,
Keputusan bersama Mendikbud nomor 03420/O/1996 dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara
nomor 38 tahun 1996 tentang petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional pengawas serta Keputusan Mendikbud
nomor 020/U/1998 tentang petunjuk teknis pelaksanaan jabatan fungsional pengawas sekolah dan angka
kreditnya, dapat dikemukakan tentang tugas pokok dan tanggung jawab pengawas sekolah yang meliputi:

1. Melaksanakan pengawasan penyelenggaraan pendidikan di sekolah sesuai dengan penugasannya pada TK,
SD, SLB, SLTP dan SLTA.
2. Meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar/bimbingan dan hasil prestasi belajar/bimbingan siswa
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Tugas pokok yang pertama merujuk pada supervisi atau pengawasan manajerial sedangkan tugas pokok yang
kedua merujuk pada supervisi atau pengawasan akademik. Pengawasan manajerial pada dasarnya memberikan
pembinaan, penilaian dan bantuan/bimbingan mulai dari rencana program, proses, sampai dengan hasil.
Bimbingan dan bantuan diberikan kepada kepala sekolah dan seluruh staf sekolah dalam pengelolaan sekolah
atau penyelenggaraan pendidikan di sekolah untuk meningkatkan kinerja sekolah. Pengawasan akademik
berkaitan dengan membina dan membantu guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran/bimbingan
dan kualitas hasil belajar siswa.

Sedangkan wewenang yang diberikan kepada pengawas sekolah meliputi: (1) memilih dan menentukan
metode kerja untuk mencapai hasil yang optimal dalam melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai
dengan kode etik profesi, (2) menetapkan tingkat kinerja guru dan tenaga lainnya yang diawasi beserta faktor-
faktor yang mempengaruhinya, (3) menentukan atau mengusulkan program pembinaan serta melakukan
pembinaan. Wewenang tersebut menyiratkan adanya otonomi pengawas untuk menentukan langkah dan
strategi dalam menentukan prosedur kerja kepengawasan. Namun demikian pengawas perlu berkolaborasi
dengan kepala sekolah dan guru agar dalam melaksanakan tugasnya sejalan dengan arah pengembangan
sekolah yang telah ditetapkan kepala sekolah.

Berdasarkan kedua tugas pokok di atas maka kegiatan yang dilakukan oleh pengawas antara lain:

1. Menyusun program kerja kepengawasan untuk setiap semester dan setiap tahunnya pada sekolah yang
dibinanya.
2. Melaksanakan penilaian, pengolahan dan analisis data hasil belajar/bimbingan siswa dan kemampuan
guru.
3. Mengumpulkan dan mengolah data sumber daya pendidikan, proses pembelajaran/bimbingan, lingkungan
sekolah yang berpengaruh terhadap perkembangan hasil belajar/bimbingan siswa.
4. Melaksanakan analisis komprehensif hasil analisis berbagai faktor sumber daya pendidikan sebagai bahan
untuk melakukan inovasi sekolah.
5. Memberikan arahan, bantuan dan bimbingan kepada guru tentang proses pembelajaran/bimbingan yang
bermutu untuk meningkatkan mutu proses dan hasil belajar/ bimbingan siswa.
6. Melaksanakan penilaian dan monitoring penyelenggaran pendidikan di sekolah binaannya mulai dari
penerimaan siswa baru, pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan ujian sampai kepada pelepasan
lulusan/pemberian ijazah.
7. Menyusun laporan hasil pengawasan di sekolah binaannya dan melaporkannya kepada Dinas Pendidikan,
Komite Sekolah dan stakeholder lainnya.
8. Melaksanakan penilaian hasil pengawasan seluruh sekolah sebagai bahan kajian untuk menetapkan
program kepengawasan semester berikutnya.
9. Memberikan bahan penilaian kepada sekolah dalam rangka akreditasi sekolah.
10. Memberikan saran dan pertimbangan kepada pihak sekolah dalam memecahkan masalah yang dihadapi
sekolah berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan.

Berdasarkan uraian di atas maka tugas pengawas mencakup: (1) inspecting (mensupervisi), (2) advising
(memberi advis atau nasehat), (3) monitoring (memantau), (4) reporting (membuat laporan), (5) coordinating
(mengkoordinir) dan (6) performing leadership dalam arti memimpin dalam melaksanakan kelima tugas pokok
tersebut (Ofsted, 2003).

Tugas pokok inspecting (mensupervisi) meliputi tugas mensupervisi kinerja kepala sekolah, kinerja guru,
kinerja staf sekolah, pelaksanaan kurikulum/mata pelajaran, pelaksanaan pembelajaran, ketersediaan dan
pemanfaatan sumberdaya, manajemen sekolah, dan aspek lainnya seperti: keputusan moral, pendidikan moral,
kerjasama dengan masyarakat.

Tugas pokok advising (memberi advis/nasehat) meliputi advis mengenai sekolah sebagai sistem, memberi
advis kepada guru tentang pembelajaran yang efektif, memberi advis kepada kepala sekolah dalam mengelola
pendidikan, memberi advis kepada tim kerja dan staf sekolah dalam meningkatkan kinerja sekolah, memberi
advis kepada orang tua siswa dan komite sekolah terutama dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pendidikan.
Tugas pokok monitoring/pemantauan meliputi tugas: memantau penjaminan/ standard mutu pendidikan,
memantau penerimaan siswa baru, memantau proses dan hasil belajar siswa, memantau pelaksanaan ujian,
memantau rapat guru dan staf sekolah, memantau hubungan sekolah dengan masyarakat, memantau data
statistik kemajuan sekolah, memantau program-program pengembangan sekolah.

Tugas pokok reporting meliputi tugas: melaporkan perkembangan dan hasil pengawasan kepada Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota, Propinsi dan/atau Nasional, melaporkan perkembangan dan hasil pengawasan ke
masyarakat publik, melaporkan perkembangan dan hasil pengawasan ke sekolah binaannya.

Tugas pokok coordinating meliputi tugas: mengkoordinir sumber-sumber daya sekolah baik sumber daya
manusia, material, financial dll, mengkoordinir kegiatan antar sekolah, mengkoordinir kegiatan preservice dan
in service training bagi Kepala Sekolah, guru dan staf sekolah lainnya, mengkoordinir personil stakeholder
yang lain, mengkoordinir pelaksanaan kegiatan inovasi sekolah.

Tugas pokok performing leadership/memimpin meliputi tugas: memimpin pengembangan kualitas SDM di
sekolah binaannya, memimpin pengembangan inovasi sekolah, partisipasi dalam memimpin kegiatan
manajerial pendidikan di Diknas yang bersangkutan, partisipasi pada perencanaan pendidikan di
kabupaten/kota, partisipasi pada seleksi calon kepala sekolah/calon pengawas, partisipasi dalam akreditasi
sekolah, partisipasi dalam merekruit personal untuk proyek atau program-program khusus pengembangan
mutu sekolah, partisipasi dalam mengelola konflik di sekolah dengan win-win solution dan partisipasi dalam
menangani pengaduan baik dari internal sekolah maupun dari masyarakat. Itu semua dilakukan guna
mewujudkan kelima tugas pokok di atas.

Berdasarkan uraian tugas-tugas pengawas sebagaimana dikemukakan di atas, maka pengawas satuan
pendidikan banyak berperan sebagai: (1) penilai, (2) peneliti, (3) pengembang, (4) pelopor/inovator, (5)
motivator, (6) konsultan, dan (7) kolaborator dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah
binaannya. Dikaitkan dengan tugas pokok pengawas sebagai pengawas atau supervisor akademik yaitu tugas
pokok supervisor yang lebih menekankan pada aspek teknis pendidikan dan pembelajaran, dan supervisor
manajerial yaitu tugas pokok supervisor yang lebih menekankan pada aspek manajemen sekolah dapat
dimatrikkan dalam tabel berikut ini.

Tabel 1. Matrik Tugas Pokok Pengawas

Pengawasan Akademik Pengawasan Manajerial


Rincian (Teknis Pendidikan/ (Administrasi dan Manajemen
Tugas Pembelajaran) Sekolah)

 Pelaksanaan kurikulum
 Pelaksanaan kurikulum mata sekolah
pelajaran  Penyelenggaraan administrasi
 Proses pembelajaran/ sekolah
praktikum/ studi lapangan  Kinerja kepala sekolah dan
 Kegiatan ekstra kurikuler staf sekolah
 Penggunaan media, alat  Kemajuan pelaksanaan
bantu dan sumber belajar pendidikan di sekolah
Inspecting/  Kemajuan belajar siswa  Kerjasama sekolah dengan
Pengawasan Lingkungan belajar masyarakat
 Menasehati guru dalam  Kepala sekolah di dalam
pembelajaran/bimbingan mengelola pendidikan
yang efektif  Kepala sekolah dalam
 Guru dalam meningkatkan melaksanakan inovasi
kompetensi professional pendidikan
 Guru dalam melaksanakan  Kepala sekolah dalam
penilaian proses dan hasil peningkatan kemampuan
belajar professional kepala sekolah
 Guru dalam melaksanakan  Menasehati staf sekolah
penelitian tindakan kelas dalam melaksanakan tugas
 Guru dalam meningkatkan administrasi sekolah
Advising/ kompetensi pribadi, sosial  Kepala sekolah dan staf
Menasehati dan pedagogik dalam kesejahteraan sekolah

 Penyelenggaraan kurikulum
 Ketahanan pembelajaran  Administrasi sekolah
 Pelaksanaan ujian mata  Manajemen sekolah
pelajaran  Kemajuan sekolah
 Standar mutu hasil belajar  Pengembangan SDM sekolah
siswa  Penyelenggaraan ujian
 Pengembangan profesi guru sekolah
Monitoring/  Pengadaan dan pemanfaatan  Penyelenggaraan penerimaan
Memantau sumber-sumber belajar siswa baru

 Mengkoordinir peningkatan
mutu
 SDM sekolah
 Pelaksanaan inovasi  Penyelenggaraan inovasi di
pembelajaran sekolah
 Pengadaan sumber-sumber  Mengkoordinir akreditasi
belajar sekolah
Coordinating/  Kegiatan peningkatan  Mengkoordinir kegiatan
mengkoordinir kemampuan profesi guru sumber daya pendidikan

 Kinerja guru dalam


melaksanakan pembelajaran  Kinerja kepala sekolah
 Kemajuan belajar siswa  Kinerja staf sekolah
 Pelaksanaan tugas  Standar mutu pendidikan
Reporting kepengawasan akademik  Inovasi pendidikan
B. Fungsi Pengawas Sekolah

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, pengawas sekolah melaksanakan fungsi supervisi, baik supervisi
akademik maupun supervisi manajerial.
Supervisi akademik adalah fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek pembinaan dan pengembangan
kemampuan profesional guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan bimbingan di sekolah.

Sasaran supervisi akademik antara lain membantu guru dalam: (1) merencanakan kegiatan pembelajaran dan
atau bimbingan, (2) melaksanakan kegiatan pembelajaran/ bimbingan, (3) menilai proses dan hasil
pembelajaran/ bimbingan, (4) memanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatan layanan pem-
belajaran/bimbingan, (5) memberikan umpan balik secara tepat dan teratur dan terus menerus pada peserta
didik, (6) melayani peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, (7) memberikan bimbingan belajar pada
peserta didik, (8) menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, (9) mengembangkan dan memanfaat-
kan alat Bantu dan media pembelajaran dan atau bimbingan, (10) memanfaatkan sumber-sumber belajar, (11)
mengembangkan interaksi pembelajaran/bimbingan (metode, strategi, teknik, model, pendekatan dll.) yang
tepat dan berdaya guna, (12) melakukan penelitian praktis bagi perbaikan pembelajaran/bimbingan, dan (13)
mengembangkan inovasi pembelajaran/bimbingan.

Dalam melaksanakan fungsi supervisi akademik seperti di atas, pengawas hendaknya berperan sebagai:

1. Mitra guru dalam meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran dan bimbingan di sekolah binaannya
2. Inovator dan pelopor dalam mengembangkan inovasi pembelajaran dan bimbingan di sekolah binaannya
3. Konsultan pendidikan di sekolah binaannya
4. Konselor bagi kepala sekolah, guru dan seluruh staf sekolah
5. Motivator untuk meningkatkan kinerja semua staf sekolah

Supervisi manajerial adalah fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait
langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah yang mencakup: (1) perencanaan, (2)
koordinasi, (3) pelaksanaan, (3) penilaian, (5) pengembangan kompetensi SDM kependidikan dan sumberdaya
lainnya. Sasaran supervisi manajerial adalah membantu kepala sekolah dan staf sekolah lainnya dalam
mengelola administrasi pendidikan seperti: (1) administrasi kurikulum, (2) administrasi keuangan, (3)
administrasi sarana prasarana/perlengkapan, (4) administrasi personal atau ketenagaan, (5) administrasi
kesiswaan, (6) administrasi hubungan sekolah dan masyarakat, (7) administrasi budaya dan lingkungan
sekolah, serta (8) aspek-aspek administrasi lainnya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Dalam
melaksanakan fungsi supervisi manajerial, pengawas hendaknya berperan sebagai:

1. Kolaborator dan negosiator dalam proses perencanaan, koordinasi, pengembangan manajemen sekolah,
2. Asesor dalam mengidentifikasi kelemahan dan menganalisis potensi sekolah binaannya
3. Pusat informasi pengembangan mutu pendidikan di sekolah binaannya
4. Evaluator/judgement terhadap pemaknaan hasil pengawasan
C. Kewenangan dan Hak Pengawas Sekolah

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pengawas sekolah/satuan pendidikan, setiap
pengawas memiliki kewenangan dan hak-hak yang melekat pada jabatannya. Beberapa kewenangan yang ada
pada pengawas adalah kewenangan untuk:

1. Bersama pihak sekolah yang dibinanya, menentukan program peningkatan mutu pendidikan di sekolah
binaannya.
2. Menyusun program kerja/agenda kerja kepengawasan pada sekolah binaannya dan membicarakannya
dengan kepala sekolah yang bersangkutan,
3. Menentukan metode kerja untuk pencapaian hasil optimal berdasarkan program kerja yang telah disusun.
4. Menetapkan kinerja sekolah, kepala sekolah dan guru serta tenaga kependidikan guna peningkatan kualitas
diri dan layanan pengawas.

Hak yang seharusnya diperoleh pengawas sekolah yang profesional adalah :

1. Menerima gaji sebagai pegawai negeri sipil sesuai dengan pangkat dan golongannya,
2. Memperoleh tunjangan fungsional sesuai dengan jabatan pengawas yang dimilikinya,
3. Memperoleh biaya operasional/rutin untuk melaksanakan tugas-tugas kepengawasan seperti; transportasi,
akomodasi dan biaya untuk kegiatan kepengawasan.
4. Memperoleh tunjangan profesi pengawas setelah memiliki sertifikasi pengawas.
5. Menerima subsidi dan insentif untuk menunjang pelaksanaan tugas dan pengembangan profesi pengawas.
6. Memperoleh tunjangan khusus bagi pengawas yang bertugas di daerah terpencil, rawan kerusuhan dan
atau daerah bencana alam.

Semua biaya hak di atas dibebankan pada Pemerintah Pusat dan Daerah. Sedangkan tunjangan kesejahteraan
diharapkan diberikan oleh pemerintah daerah. Besarnya tunjangan-tunjangan di atas disesuaikan dengan
kemampuan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Subsidi dan insentif untuk
peningkatan profesionalitas pengawas diberikan sekali dalam setahun oleh pemerintah melalui Direktorat
Tenaga Kependidikan. Besarnya subsidi dan insentif disesuaikan dengan kemampuan anggaran. Subsidi
diberikan kepada pengawas melalui koordinator pengawas (korwas) yang ada disetiap Kabupaten/Kota. Untuk
itu setiap korwas perlu menyusun program dan kegiatan peningkatan kemampuan profesionalisme pengawas di
daerahnya.

Perlu adanya pemikiran lebih lanjut mengenai status kepegawaian pengawas sekolah, apakah berstatus
pegawai pusat yang ditempatkan di daerah. Ataukah tetap sebagai pegawai daerah, baik di tingkat provinsi
(pengawas SMA dan SMK), di kabupaten (pengawas SLB dan SMP) dan di kecamatan (pengawas TK/SD).

Supervisi Pendidikan: Tugas Pokok, Fungsi, Wewenang


dan Tanggung Jawab Pengawas, Wawasan
Kepengawasan, Profil Pengawas
president pocong 12 months ago KEILMUAN

BAB I
PENDAHULUAN
Pengawas adalah jabatan fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis
untuk melakukan pengawasan pendidikan terhadap sejumlah sekolah tertentu yang ditunjuk
atau ditetapkan dalam upaya meningkatkan proses dan hasil belajar guna mencapai tujuan
pendidikan.
Pengawas sekolah atau pengawas satuan pendidikan diberi tugas, tanggung jawab,
dan wewenang penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pembinaan dan
pengawasan pendidikan di sekolah dibidang akademik (teknis pendidikan) dan bidang
manajerial (pengelolaan sekolah). Berdasarkan PP No. 19 Tahun 2005 tentang standar
mutu pendidikan, peranan pengawas satuan pendidikan atau sekolah sangat penting dalam
meningkatkan mutu pendidikan pada satuan pendidikan binaannya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. POKOK, FUNGSI, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB PENGAWAS


1. TUGAS POKOK
Sesuai dengan SK MENPAN No. 118/1996 Bab II pasal 3 ayat (1) dikatakan bahwa: “
Tugas pokok pengawas (supervisor) Pendidikan Agama Islam adalah menilai dan
membina teknis pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, baik negeri
maupun swasta, yang menjadi tanggung jawabnya”. Pengawas PAI ini termasuk di
dalamnya penyelenggaraan pendidikan di madrasah.
Adapun bidang pengawas Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum di
lingkungan Dapartemen Pendidikan Nasional meliputi TK, SD, SLTP, dan SLB dan
madrasah secara keseluruhan. Maka tugas pokok kepengawasan/supervise Pendidikan
Agama Islam di sekolah umum dan madrasah mencakup menilai dan membina
pelaksanaan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Tugas pembinaan dan penilaian ini
termasuk pengawasan/supervise teknis pendidikan dan teknis administrasi, meliputi:
a. Melakukan pengawasan/supervisi terhadap pelaksanaan pendidikan dan pengembangan
agama Islam dan penyelenggaraan pendidikan di madrasah.
b. Melakukan pemgawasan/supervisi terhadap pelaksanaan tugas guru Pendidikan Agama
Islam dan guru di madrasah.
c. Melakukan pengawasan/supervisi terhadap kegiatan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
Pendidikan Agama Islam pada tingkatan sekolah/madrasah yang menjadi
tanggungjawabnya.[1]

2. FUNGSI, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB PENGAWAS


a. Fungsi Supervisi/Pengawas
1. Sebagai alat untuk mempermudah tercapainya tujuan pendidikan agama ialam di sekolah
umum.
2. Sebagai alat untuk memberikan bimbingan teknis edukatif dan administrative terhadap guru
Pendidikan Agama Islam di sekolah umum.
3. Sebagai sumber informs tentang kondisi obyekyif.[2]
4. Sebagai penyeimbang antara rencana dan tujuan Pendidikan Agama Islam yang telah
ditetpkan.
5. Sebagai mediator antara guru Pendidikan Agama Islam dengan kepala sekolah dan guru
mata pelajaran lain disekolah umum.
Fungsi-fungsi diatas dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
daerah masing-masing dilingkungan Dapertemen Pendidikan Nasional, negeri maupun
swasta.

b. Wewenang Suprvisi/Pengawas
1. Memilih dan menentukan metode kerja untuk mencapai hasil optimal dalam meaksanaan
tugas.
2. Menetapkan tingkat kinerja guru PAI beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
3. Menentukan dan mengusulkan program pembinaanserta melakukan pembinaan kepada
kepala sekolah, dan atau pejabat structural Pembinaan sekolah yang bersangkutan.
4. Melakukan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan supervise, meliputi:
1. Keterbacaan dan keterlaksanaan program supervise.
2. Keterbacaan dan kemantapan instrument.
3. Hasil supervise, dan
4. Kendala yang dihadapi.
Tindak lanjut supervisi ini meliputi langkah-langkah pembinaan dan program supervisi
selanjutnya.[3]
c. Tanggung Jawab Supervisi/Pengawas
1. Kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan pendidikan di madrasah dan PAI di sekolah
umum, dari segi teknis administratif maupun kependidikan.
2. Peningkatan kualitas madrasah dan kualitas keagamaan kepala sekolah, guru di
lingkungannya bertugas, siswa dan staf yang berada di bawah pembinaannya.
3. Peningkatan kualitas proses belajar dan mengajar dalam rangka pencapaian tujuan
madrasah dalam PAI.
4. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan pra sarana belajar di madrasah dan PAI di
sekolah umum.
5. Peningkatan efesiensi dan efektifitas ekstra kulikuler madrasah dan PAI di sekolah umum.
6. Validitas data PAI di sekolah umum, meliputi data sekolah, guru, siswa, sarana dan
prasarana PAI, serta data madrasah secara umum.

B. WAWASAN KEPENGAWASAN
Wawasan kepengawasan adalah cara pandang terhadap masalah-masalah yang
berkaitan dengan kepengawasan sehingga diperoleh kejelasan, kedalaman dan kejelasan
pemahaman tentang kepengawasan itu.
Dalam rangka memperluas dan memperdalam wawasan kepengawasan bagi
pengawas Pendidikan Agama Islam berikut ini dikemukakan beberapa hal pokok yang perlu
diperhatikan:
1. Pengawasan sebagai salah satu unsur dalam sistem pembinaan Pendidikan Agama
Islam.
Adapun unsur-unsur dalam sistem dimaksud adalah:[4]
a. Tujuan e. Sarana
b. Kurikulum f. Evaluasi
c. Ketenagaan g. Pengawasan
d. Siswa h. Laporan
Pengawasan sebagai salah satu unsur dari sistem tersebut harus berjalan dengan
baik, begitupula unsur lainnya. Bila unsur pengawasan sebagai alat kendali dari seluruh
unsur yang ada itu tidak dapat berjalan, maka segala bentuk penyimpangan yang terjadi
tidak akan diketahui secara dini, akibatnya cepat atau lambat sistem tersebut akan macet
dan mengalami kehancuran.
Itulah sebabnya pengawasan sangat penting dan dijadikan fungsi organic yang tidak
bisa diabaikan begitu saja. Pengawasan harus dilakukan dengan kesungguhan,
kecermatan, dan ketelitian yang tinggi.
2. Pengawasan sebagai sistem.
Bila dalam pembinaan sebagai suatu sistem, pengawasan merupakan salah satu
unsur, maka unsur pengawasan itu sendiri juga memerlukan unsur-unsur yang lebih kecil.
Oleh karena itu pengawasan tersebut secara terpisah juga dapat dikatakan sebagai
sistem.[5]
Adapun unsur-unsur dalam pengawasan adalah:
a. Sasaran
b. Rencana kegiatan
c. Pelaksana kegiatan
d. Evaluasi
e. Informasi/pelaporan

C. WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB PENGAWAS


Sesuai dengan bunyi SK Menpan No. 118/1996 Bab I pasal 1 angka (1) yang
menyatakan bahwa pengawas sekolah adalah pegawai negeri sipil (PNS) yang diberi
tugas, tanggung jawab, dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk
melakukan pengawasan di sekolah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari
segi teknis pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan pra sekolah dasar dan
menengah. Maka wewenang dan tanggung jawab pengawas dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Wewenang pengawas
Adapun penjabaran wewenang pengawas antara lain adalah:
a. Memilih dan menentukan metode kerja untuk mencapai hasil yang optimal dalam
melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kode etik profesi.
b. Menetapkan tingkat kinerja guru dan tenaga lainnya di sekolah/madrasah serta faktor-
faktor yang mempengaruhinya.
c. Menentukan dan mengusulkan program-program pembinaan serta melakukan
pembinaan.[6]
2. Tanggung jawab pengawas
a. Terlaksananya kegiatan supervisi/pengawasan atas pelaksanaan pendidikan di
sekolah/madrasah sesuai dengan penugasannya pada TK, RA, BA, SD/MI atau SMP/MTs,
SMU/SMK/MA, MAK dan MD.
b. Meningkatnya kualitas proses belajar mengajar dalam rangka pencapaian tujuan
pendidikan di sekolah, termasuk kualitas pendidikan agama.
c. Meningkatnya kualitas guru, siswa, kepala sekolah/madrasah dan seluruh staf sekolah
yang berada dibawah wilayah pembinaannya.
d. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana pendidikan di sekolah/madrasah di wilayah
pembinaannya.
e. Terhimpunnya data lengkap tentang:
1. Jumlah sekolah umum/madrasah,
2. Jumlah guru, baik NIP 15 maupun NIP 13,
3. Jumlah siswa muslim dan non muslim,
4. Jumlah sekolah yang memiliki ruang ibadah dan yang belum memiliki,
5. Jumlah pengawas, dll.[7]

Tanggung jawab pengawas yang begitu besar dan berat hendaknya menjadi
pendorong bagi pengawas yang bersangkutan, serta menyadari sepenuhnya bahwa
jabatan pengawas bukan sekedar memperpanjang masa kerja, akan tetapi jabatan yang
menunutut kerja keras dan profesioanalisme yang tinggi.

D. PROFIL PENGAWAS
Dalam bagian ini ingin digambarkan sedikit tentang perofil pengawas, baik
pengawas dalam lingkungan Departemen Pendidikan Nasional maupuun Pengawas
dalam lingkuangan Departemen Agama, dalam tingkat dimensi waktu, yaitu keadan masa
lalu, sekitar (1975-1995); keadan sekarang (1996-2000) dan gambaran yang akan datang
(2000-…..).
Salah satu alasan mengapa hal iperlu diungkapkan adalah agar kita memperoleh
perkembangan pengawasan dari waktu ke waktu, termasuk perkembangan perundang-
undangan serta kebijakan pemrintah yang berkaitan dengan pengawasan tersebut.[8]
Pengawas juga sebagai pejabat fungsional yang dapat diandalkan dalam
memantau, menilai dan membina pelaksanan pendidikan di sekolah/madrasah. Data dan
informasi tentang berbagai hal yang menyangkut pelaksanaan pendidikan di
sekolah/madrasah akan lebih terjamin faliditas dan reabilitasnya bila diperoleh pengawasan
ketimbang dari pejabat-pejabat setruktural di daerah-daerah.

1. Kondisi Pengawasan pada Dekade (1975-1995)

Pada saat diperlakukannya keadan pengawasan tetap seperti sebelumnya, yaitu sebagai
berikut :

a. Kedudukan penilik dan pengawas


Penilik TK/SD berkedudukan dikantor kependidikan dan kebudayaan kabupaten dan
kotamadya dan penilik agama TK/SD dan RA/MI berkedudukan dikantor departemen
Agama kabupaten dan kotamadya.

Pengawas SLTP dan SMU/SMK berkududukan dikantor wilayah Departemen Pendidikan


dan Kebudayaan propinsi atau daerah istimewa dan pengawasa pendidikan agama
SLTP/MTS dan SMU/SMA/MA berkedudukan dikantor Wilayah Departemen Agama
propinsi/daerah istimewa. [9]
b. Tugas Penilik dan Pengawas
Penilik mempunyai tugas pengawasan/supervise terhadap pelaksanaan TK/SD dan RA/MI
dalam rangka membantu tugas kepala seksi terkait dalam lingkungan Kantor Departemen
kabupaten/kotamadya masing-masing.
Sedangkan pelaksanaan supervise terhadap pendidikan SLTP/MTS dan
SMU/SMK/MA dlam rangka membantu tugas kepala bidang terkait dalam lingkungan kantor
wilayah departemen masing-masing. [10]
Pengawas mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
pendidikan pada SLTP/MTs dan SMU/SMK/MA dalam rangka membantu tugas kepala
bidang terkait dalam lingkungan Kantor Wilayah Departemen masing-masing.
c. Profil penilik dan pengawas
Profil penilik dan pengawas pada saat itu adalah sebagai berikut :
1. Penilik secara fungsional melakukan tugas-tugas kepengawasan ke sekolah-sekolah di
wilayah tugasnya masing-masing dan secara struktural merupakan aparat kantor
departemen masing-masing di tingkat kabupaten dalam rangka membantu tugas kepala
seksi yang bersangkutan.
2. Kenaikan pangkat penilik tidak menggunakan angka kredit tetapi berlaku sistem reguler,
karena penilik disederajatkan dengan kepala seksi dan pengawas disederajatkan dengan
kepala bidang.
3. Persyaratan untuk menjadi penilik/pengawas tidak terlalu ketat.

2. Kondisi Pengawas pada Dekade (1996-2000)


a. Kedudukan Pengawas
Pengawas, baik TK/RA, SD/MI maupun SLTP/MTs dan SMU/MA berkedudukan di
Kantor Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama kabupaten.
b. Tugas Pengawas Sekolah
Sejak berlakunya SK Menpan No. 118/1996 maka pengawas sekolah/ pengawas
pendidikan agama adalah pejabat fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis
untuk melakukan pengawasan pendidikan terhadap sejumlah sekolah tertentu yang
ditetapkan. Adapun tugas pokoknya adalah menilai dan membina penyelenggaraan
pendidikan pada sejumlah sekolah tertentu baik negeri maupun swasta yang menjadi
tanggung jawabnya.[11]
c. Profil pengawas pada saat ini
Profil pengawas setelah terbitnya SK Menpa No. 118/1996 dapat digambarkan sebagai
berikut :
1). Setelah ditetapkan sebagai pejabat fungsional penuh, gairah kerja pengawas
mengalami peningkatan, hal tersebut disebabkan karena peluang untuk naik pangkat
reguler yang berlaku bagi para pejabat struktural dan PNS lainnya.
2). Mobilitas kerja pengawas (terutama pengawas TK/SD-RA/MI) lebih tinggi, setelah
mereka menerima bantuan kendaraan operasional roda dua (sepeda motor) walaupun
belum seluruhnya menerima.
3). Kelompok kerja pengawas lebih aktif dibandingkan dengan sebelumnya, karena tugas,
wewenang dan tanggung jawab ketua Pokjawas sudah sangat jelas.
4). Wawasan dan kemampuan profesional pengawas semakin meningkat karena volume
dan frekuensi pembinaan terhadap pengawas semakin ditingkatkan dan penyediaan sarana
berupa buku-buku, baik buku teks pokok maupun penunjang juga ditingkatkan.
5). Adanya kegiatan membuat karya ilmiah bagi pengawas golongan IV/a ke atas,
mendorong pengawas yang bersangkutan untuk banyak membaca/belajar lebih aktif.
Karena kalau tidak, kenaikan pangkatnya akan terhambat.
3. Kondisi Pengawas pada Dekade (2000-.....)
Untuk memperoleh gambaran tentang pengawas masa depan barangkali dapat
dirumuskan hal-hal sebagai berikut :
a. Persyaratan untuk menjadi pengawas termasuk seleksi terhadap calon pengawas betul-
betul dilakukan secara ketat dan selektif.
b. Pengawas masa depan yang diinginkan antara lain adalah :
 Memiliki misi, visi dan strategi yang jelas.
 Memiliki pengetahuan yang luas dan skill yang tinggi dalam bidang
supervisi/kepengawasan.
 Memiliki pengetahuan yang luas dan skill yang tinggi dalam bidang kependidikan dan
pengajaran di sekolah.
 Memiliki kemampuan manajerial yang memadai.
 Memiliki kemampuan menilai dan membina teknis edukatif dan administrasi.
 Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dan sebagainya.
c. Kemampuan memberikan pembinaan kepada para guru tentang keterpaduan materi, yaitu
antara materi pendais dengan mata pelajaran lain dan sebaliknya.
d. Memiliki jaringan kerja (net working) dengan berbagai pihak terkait.[12]
e. Memiliki kemampuan yang tinggi dalam membuat pendataan tentang kondisi pendidikan di
wilayah kerjanya masing-masing, terutama tentang lingkungan pendidikan, hasil belajar
sisiwa, kemampuan guru, sarana dan prasarana, kegiatan ekstra kurikuler dan sebagainya.

III
KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan diatas dapat kami simpulkan bahwa:


Sesuai dengan SK menpan No. 118/1996 Bab II pasal 3 ayat 1 dikatakan bahwa: “
Tugas pokok pengawas (supervisior) Pendidikan Agama Islam adalah menilai dan
membina teknis pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, baik negeri
maupun swasta, yang menjadi tanggung jawabnya”. Sedangkan fungsi pengawasan adalah
merupakan suatu kegiatan tetap yang sejenis (mengenal, memantau, mengarahkan,
menilai ,dan melaporkan) dalam suatu organisasi yang menjadi tanggung jawab seseorang
atau badan.
Sesuai dengan bunyi SK Menpan No. 118/1996 Bab I pasal 1 angka (1) yang
menyatakan bahwa pengawas sekolah adalah pegawai negeri sipil (PNS) yang diberi
tugas, tanggung jawab, dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk
melakukan pengawasan di sekolah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari
segi teknis pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan pra sekolah dasar dan
menengah. Wawasan kepengawasan adalah cara pandang terhadap masalah-masalah
yang berkaitan dengan kepengawasan sehingga diperoleh kejelasan, kedalaman dan
keluasan pamahaman tentang kepengawasan itu.
Dalam bagian ini ingin digambarkan sedikit tentang profil pengawas, baik pengawas
dalam lingkungan Departemen Pendidikan Nasional maupun pengawas dalam lingkungan
Departemen Agama, dalam tiga dimensi waktu, yaitu keadaan masa lalu, sekitar (1975-
1995), keadaan sekarang (1996-2000), dan gambaran yang akan datang (2000-.....).

Anda mungkin juga menyukai