Disampaikan Oleh :
ERWIN EFENDI, SS
Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan
alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar
peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik. Penilaian kelas
dilaksanakan melalui berbagai teknik/cara, seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap,
penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan
hasil kerja/karya peserta didik (portfolio), dan penilaian diri.
Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam suasana yang menyenangkan, sehingga
memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya. Hasil belajar
seorang peserta didik dalam periode waktu tertentu dibandingkan dengan hasil yang dimiliki peserta didik
tersebut sebelumnya dan tidak dianjurkan untuk dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Dengan
demikian peserta didik tidak merasa dihakimi oleh guru tetapi dibantu untuk mencapai kompetensi atau
indikator yang diharapkan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian
Pendidikan menyebutkan :
Pasal 1 ayat (2) Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik.
Pasal 3 ayat (1) Penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah
meliputi aspek : (a) sikap; (b) pengetahuan; dan (c) keterampilan.
1
3. Menyeluruh
Penilaian harus dilakukan secara menyeluruh mencakup seluruh domain yang tertuang pada setiap
kompetensi dasar. Penilaian harus menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai beragam kompetensi
peserta didik, sehingga tergambar profil kompetensi peserta didik.
4. Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran
pencapaian kompetensi peserta didik dalam kurun waktu tertentu
5. Obyektif
Penilaian harus dilaksanakan secara obyektif. Untuk itu, penilaian harus adil, terencana, dan menerapkan
kriteria yang jelas dalam pemberian skor.
6. Mendidik
Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, memperbaiki proses pembelajaran bagi
guru, meningkatkan kualitas belajar dan membina peserta didik agar tumbuh dan berkembang secara
optimal.
Dalam Perangkat Akreditasi SD/MI yang diterbitkan oleh Badan Akreditasi Nasional Sekolah Madrasah
2017, prinsip-prinsip penilaian terdiri dari :
1. Sahih
Sahih berarti penilaian didasarkan pada kemampuan yang hendak diukur
2. Objektif
Objektif berarti dalam penilaian dilakukan oleh siapa saja maka hasilnya relatif sama
3. Adil
Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan siswa karena berkebutuhan khusus serta
perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
4. Terbuka
Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat
diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
5. Holistik
Holistik, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dan dengan
menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai siswa.
6. Akuntabel
Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun
hasilnya.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian
Pendidikan menyebutkan :
Pada Pasal (5) Prinsip Penilaian yaitu (1) Sahih (2) Obyektif (3) Adil (4) Terpadu (5) Terbuka
(6) Menyeluruh dan Berkesinambungan (7) Sistematis (8) Beracuan Kriteria (9) Akuntabel.
2
E. Teknik Penilaian Kelas
1. Teknik Penilaian Kompetensi Pengetahuan
1) Penilaian Tertulis
Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu:
Soal dengan memilih jawaban
pilihan ganda (mengingat dan memahami)
dua pilihan benar-salah, ya-tidak (kemampuan berpikir rendah : mengingat)
menjodohkan (kemampuan berpikir rendah : mengingat)
Soal dengan mensuplai jawaban.
isian singkat atau melengkapi (kemampuan berpikir rendah : mengingat)
uraian : terbatas, obyektif/non obyektif, terstruktur/nonterstruktur (mengingat,
memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah dipelajari)
2) Penilaian Lisan
Merupakan bentuk tes yang menuntut respon dari peserta didik dalam bentuk bahasa lisan. Peserta
didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-kata sendiri sesuai dengan pertanyaan atau perintah
yang diberikan.
3) Penilaian Penugasan
Merupakan teknik penilaian dengan memberikan tugas yang dikerjakan siswa secara individu atau
kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
2) Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian
produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk seperti teknologi,
makanan, pakaian, karya seni, barang-barang dari kayu, keramik, plastik, dan logam.
Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu :
(1) Tahap persiapan : penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan, menggali, dan
mengembangkan gagasan, dan mendesain produk (2) Tahap pembuatan produk (proses) : penilaian
kemampuan peserta didik dalam pelaksanaan (3) Tahap penilaian produk (appraisal) : penilaian
produk yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan.
3) Penilaian Proyek
Penilaian Proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam
periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan/perancangan,
pelaksanaan, dan pelaporan.
Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain,
pengumpulan data, analisis data, dan laporan tertulis. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan
alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian. Laporan tugas atau hasil
penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster.
Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu :
Kemampuan pengelolaan, Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi
dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
Relevansi, Kesesuaian dengan mata pelajaran
Keaslian, Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya.
3
4) Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi
reflektif-integratif yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode
tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang
dianggap terbaik oleh peserta didik.
Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa secara individu pada satu periode
untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu priode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh
guru dan peserta didik. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik
sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus melakukan perbaikan.
Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik
melalui karyanya, antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi, musik.
Pedoman penggunaan penilaian portofolio :
Karya peserta didik itu sendiri.
Saling percaya antara guru dan peserta didik
Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik (tidak disampaikan kepada pihak-pihak yang
tidak berkepentingan agar tidak memberi dampak negatif proses pendidikan)
Milik bersama (joint ownership) antara peserta didik dan guru
Kepuasan
Kesesuaian (hasil kerja sesuai dengan kompetensi yang tercantum dalam kurikulum)
Penilaian proses dan hasil (Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan hasil)
Penilaian dan pembelajaran
4
3. Teknik Penilaian Kompetensi Sikap
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam
merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki
oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadinya perilaku atau tindakan yang diinginkan.
Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran adalah :
Sikap terhadap materi pelajaran. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap mata
pelajaran. Dengan sikap`positif dalam diri peserta didik akan tumbuh dan berkembang minat belajar,
akan lebih mudah diberi motivasi, dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan.
Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap guru. Peserta
didik yang tidak memiliki sikap positif terhadap guru akan cenderung mengabaikan hal-hal yang
diajarkan. Dengan demikian, peserta didik yang memiliki sikap negatif terhadap guru/pengajar akan
sukar menyerap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut.
Sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik juga perlu memiliki sikap positif terhadap
proses pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran mencakup suasana pembelajaran,
strategi, metodologi, dan teknik pembelajaran yang digunakan. Proses pembelajaran yang menarik,
nyaman dan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, sehingga dapat
mencapai hasil belajar yang maksimal.
Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran.
Misalnya kasus atau masalah lingkungan hidup, berkaitan dengan materi Biologi atau Geografi.
Peserta didik juga perlu memiliki sikap yang tepat, yang dilandasi oleh nilai-nilai positif terhadap
kasus lingkungan tertentu (kegiatan pelestarian/kasus perusakan lingkungan hidup). Misalnya, peserta
didik memiliki sikap positif terhadap program perlindungan satwa liar. Dalam kasus yang lain,
peserta didik memiliki sikap negatif terhadap kegiatan ekspor kayu glondongan ke luar negeri.
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik sebagai berikut :
Observasi Perilaku
Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus tentang
kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah. Berikut contoh format buku
catatan harian. Selain itu, dalam observasi perilaku dapat juga digunakan daftar cek yang memuat
perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan muncul dari peserta didik pada umumnya atau dalam
keadaan tertentu. Berikut contoh format Penilaian Sikap.
Pertanyaan Langsung
Kita juga dapat menanyakan secara langsung tentang sikap seseorang berkaitan dengan sesuatu hal.
Misalnya, bagaimana tanggapan peserta didik tentang kebijakan yang baru diberlakukan di sekolah
mengenai "Peningkatan Ketertiban". Berdasarkan jawaban dan reaksi lain yang tampil dalam
memberi jawaban dapat dipahami sikap peserta didik itu terhadap objek sikap.
Laporan Pribadi
Peserta didik diminta membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang suatu
masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap. Misalnya, peserta didik diminta menulis
pandangannya tentang "Kerusuhan Antaretnis" yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia. Dari ulasan
yang dibuat oleh peserta didik tersebut dapat dibaca dan dipahami kecenderungan sikap yang
dimilikinya.
Referensi :
Penilaian Kelas (Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2006)
Perangkat Akreditasi SD/MI (Badan Akreditasi Nasional Sekolah Madrasah 2017)
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan
5
JURNAL PENILAIAN KELAS
SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2021 – 2022
Nama :
NIP :
Guru Kelas/Mapel :