Disusun Oleh:
Saptatuhu Mardinugroho, S.Pd
NIM. 19050441310284
i
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui, Penyusun,
Guru Pamong Peserta PPL PPGDJ
Mengesahkan,
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Pada Siswa Kelas X TITL 2
1. Bapak Dr. Agus Budi Santosa, M.Pd. Selaku Kaprodi Jurusan Pendidikan
Surabaya
5. Bapak I Putu Gede D Z, ST, MM., Selaku guru pendamping kelas SMK
Negeri 7 Surabaya.
iii
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
kesempurnaan dan masih perlu dibenahi, untuk itu kritik dan saran yang
berikutnya.
Penulis
iv
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG NILAI
RESITOR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PADA SISWA
KELAS X TITL 2 DI SMK NEGERI 7 SURABAYA
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan dalam
menghitung nilai tahanan resistor menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Think Pair Share peserta didik kelas X TITL 2 di SMKN 7 Surabaya.
Jenis penelitin yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang
dilaksanakan dalam dua siklus. Dalam setiap siklus terdiri dari tahap Perencanaan,
Pelaksanaan Tindakan, Observasi dan Refleksi. Subjek penelitian adalah peserta
didik kelas X TITL 2 SMK Negeri 7 Surabaya yang terdiri dari 34 peserta didik.
Hasil penelitian penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair
Share diharapkan dapat meningkatkan kemampuan belajar peserta didik pada
mata pelajaran Dasar Listrik Dan Elektronika Kelas X TITL 2 SMK Negeri 7
Surabaya tahun pelajaran 2018/2019 pada materi menentukan nilai resistor, yang
dimulai dari siklus I dan siklus II. Pada siklus I dimungkinkan ketercapaian
peserta didik dalam menentukan nilai kapasitor masih di bawah KKM yaitu 75,
sehingga dapat dikategorikan peserta didik belum mampu dalam menentukan
nilai resistor. Pada siklus II diharapkan ada kenaikan jumlah peserta didik yang
nilainya di atas KKM, sedangkan peserta didik yang belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) tetap dilakukan remidi, sehingga dapat dikategorikan
peserta didik sudah mampu atau mengalami peningkatan kemampuan dalam
menghitung nilai resistor dari siklus I dan siklus II
Kata kunci: Penelitian Tindakan Kelas, Think Pair Share, Kemampuan Peserta
Didik.
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
ABSTRAK .................................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4
E. Batasan Masalah................................................................................. 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 6
A. Belajar dan Pembelajaran ................................................................... 6
B. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) ................. 7
1. Pengertian Cooperative Learning ................................................ 7
2. Keunggulan dan Kelemahan Cooperatif Learning ...................... 9
C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share .................. 11
D. Kemampuan Peserta Didik ................................................................ 16
E. Resistor............................................................................................... 17
F. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................... 18
G. Kerangka Berfikir............................................................................... 18
H. Hipotesi Tindakan ............................................................................. 20
BAB III METODE PENELITIAN................................................................. 21
A. Jenis Penelitian ................................................................................... 21
B. Waktu dan Tempat Peneliian ............................................................. 21
C. Subjek Penelitian................................................................................ 21
D. Rancangan Penelitian ......................................................................... 21
vi
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 24
F. Instrumen Penelitian........................................................................... 24
G. Teknik Analisis Data .......................................................................... 27
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1. Langkah – Langkah Pembelajaran Kooperatif ................................... 8
2.2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
Pair Share .......................................................................................... 14
3.1. Lembar Pengamatan Pembelajaran ................................................... 25
3.2. Lembar Tes Kemampuan Menghitung Nilai Tahanan Resistor ........ 27
3.3. Rubrik Penilaian Kemampuan Dalam Menghitung Nilai Tahanan
Resistor ............................................................................................... 28
3.4. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan ............................................... 29
3.5. Rentang Predikat KKM Tingkatan Kemampuan Menghitung Nilai
Tahanan Resistor ................................................................................ 31
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Siklus Atau Alur PTK ........................................................................ 22
1. Konsultasi Persiapan peragkat sebelum PPL
ke dosen pemateri PPG ...................................................................... 34
2. Kegiatan PPL sambil melaksanakan penyusunan proposal PTK...... 34
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG NILAI
RESITOR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PADA SISWA
KELAS X TITL 2 DI SMK NEGERI 7 SURABAYA
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan dalam
menghitung nilai tahanan resistor menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Think Pair Share peserta didik kelas X TITL 2 di SMKN 7 Surabaya.
Jenis penelitin yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang
dilaksanakan dalam dua siklus. Dalam setiap siklus terdiri dari tahap Perencanaan,
Pelaksanaan Tindakan, Observasi dan Refleksi. Subjek penelitian adalah peserta
didik kelas X TITL 2 SMK Negeri 7 Surabaya yang terdiri dari 34 peserta didik.
Hasil penelitian penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair
Share diharapkan dapat meningkatkan kemampuan belajar peserta didik pada
mata pelajaran Dasar Listrik Dan Elektronika Kelas X TITL 2 SMK Negeri 7
Surabaya tahun pelajaran 2018/2019 pada materi menentukan nilai resistor, yang
dimulai dari siklus I dan siklus II. Pada siklus I dimungkinkan ketercapaian
peserta didik dalam menentukan nilai kapasitor masih di bawah KKM yaitu 75,
sehingga dapat dikategorikan peserta didik belum mampu dalam menentukan
nilai resistor. Pada siklus II diharapkan ada kenaikan jumlah peserta didik yang
nilainya di atas KKM, sedangkan peserta didik yang belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) tetap dilakukan remidi, sehingga dapat dikategorikan
peserta didik sudah mampu atau mengalami peningkatan kemampuan dalam
menghitung nilai tahanan resistor dari siklus I dan siklus II
Kata kunci: Penelitian Tindakan Kelas, Think Pair Share, Kemampuan Peserta
Didik.
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
peserta didik sebagai akibat adanya aktivitas pikiran dan perasaan pada diri
peserta didik yang berupa kegiatan bertanya, menjawab pertanyaan,
menanggapi, melakukan diskusi, memecahkan soal, mengamati sesuatu,
melaporkan hasil pengamatan, dan sebagainya.
Salah satu pendidikan di Indonesia yang membentuk SDM menjadi manusia
yang siap kerja adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Untuk itu, proses
pembelajaran di SMK lebih menekankan pada life skill. Pada kurikulum 2013
revisi yang sekarang ini, jenjang pendidikan SMK selain life skill juga
ditekankan untuk lebih meningkatkan proses pembelajaran daripada hasil
pembelajaran. Selain itu, adanya kurikulum 2013 yang baru tersebut
memberikan sistem yang baru pula. Salah satunya, pada materi pendidikan
kejuruan. Sebagai contoh adalah mata pelajaran dasar listrik dan elektronika
elemen pasif yakni menghitung nilai tahanan resistor.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti saat melakukan
kegiatan Mengajar di SMK Negeri 7 Surabaya dominan menggunakan model
pembelajaran langsung. Pada model pembelajaran langsung di SMK Negeri 7
Surabaya, guru menggunakan metode ceramah, demonstrasi, praktik, dan
kerja kelompok. Akan tetapi guru dominan menggunakan metode ceramah.
Dengan metode ini peserta didik menjadi pasif, peserta didik hanya
menunggu perintah dari guru untuk melakukan sesuatu. Bahkan ketika guru
melontarkan pertanyaan, peserta didik kebanyakan cenderung diam. Dalam
hal ini keaktifan peserta didik sangatlah kurang, sehingga banyak peserta
didik yang tidak bisa menghitung nilai tahanan resistor. Suasana
pembelajaran seperti ini terkesan membosankan yang pada akhirnya membuat
peserta didik jenuh. Peserta didik yang setiap hari harus menghadapi beberapa
mata diklat sekaligus, ditambah dengan jam pelajaran yang banyak. Selain
itu, saat peserta didik tidak ikut terlibat secara langsung dalam suatu
pembelajaran peserta didik menjadi kurang fokus, bosan bahkan mengantuk
saat jam pelajaran.
Model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif dalam memecahkan
masalah tersebut adalah menggunakan model pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif adalah suatu model belajar yang mengkondisikan
peserta didik belajar, bekerja sama dan aktif berinteraksi dalam kelompok-
kelompok kecil yang memenuhi lima unsur pokok pembelajaran kooperatif.
Lima unsur pokok tersebut adalah saling ketergantungan positif, tanggung
jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan evaluasi
proses kelompok. Adapun anggota kelompok pada pembelajaran kooperatif
hanya terdiri dari empat sampai enam orang peserta didik. Dalam proses
pembelajaran kooperatif setiap peserta didik memiliki tanggung jawab
individu dan tanggung jawab kelompok untuk menyelesaikan tugas-tugas
yang diberikan kepada tiap kelompok, sehingga tidak terjadi dominasi oleh
salah seorang anggota kelompok dan tercipta kerja sama dan saling
menghargai antar anggota kelompok.
Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share yang di terapkan pada kelas X TITL 2. Ciri
utama model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share adalah peserta
didik diminta untuk mengerjakan secara mandiri kemudian mendiskusikan
dari hasil yang dikerjakan dan setalah hasil diskusi kemudian di tukarkan
hasil kerja kelompok dengan kelompok lain agar sama sama mengetahui hasil
dari kelompok lain. Dengan demikian peserta didik dapat belajar secara aktif
dan dapat bekerjasama dengan peserta didik lain dengan suasana yang
menyenangkan dan tidak monoton
Berdasarkan pada uraian di atas maka peneliti ingin melakukan penelitian
tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Menghitung
Nilai Resistor Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair
Share Pada Siswa Kelas X TITL 2 Di SMK Negeri 7 Surabaya” Dengan
menggunakan tipe Think Pair Share ini diharapkan peserta didik nantinya
dapat meningkatkan kemampuan dalam menghitung nilai tahanan resistor
yang telah diajarkan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah:
“Untuk mengetahui peningkatan kemampuan dalam menghitung nilai tahanan
resistor menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
peserta didik kelas X TITL 2 di SMKN 7 Surabaya”
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peserta didik
Memotivasi peserta didik, melatih kerja sama, meningkatkan kemampuan
kognitif maupun pesikomotor serta memaksimalkan belajar peserta didik.
2. Bagi Guru
Meningkatkan motivasi guru dalam memilih model atau strategi
pembelajaran yang sesuai dengan keadaan peserta didiknya serta dapat
dijadikan alternatif pilihan model pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
Memberi kontribusi dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar.
4. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan di bidang pendidikan khususnya dalam
pembelajaran.
E. Batasan Masalah
Batasan-batasan pada penelitian ini adalah:
1. Kelas yang digunakan untuk penelitian tindakan kelas adalah kelas X
TITL 2 SMK Negeri 7 Surabaya.
2. Mata pelajaran Dasar Listrik dan Elektronika dan Kompetensi Dasar
yang digunakan adalah 3.3 menganalisis sifat elemen pasif rangkaian
listrik arus searah dan rangkaian peralihan, 4.3 memeriksa sifat
komponen pasif dalam rangkaian listrik arus searah dan rangkaian
peralihan
3. Materi yang disampaikan dalam penelitian ini adalah menghitung nilai
tahanan resistor
4. Tahun ajaran pelaksanaan penelitian 2017/2018 Semester Genap
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
7
Sedangkan Isjoni (2011:11) menjelaskan bahwa pembelajaran adalah
sesuatu yang dilakukan oleh peserta didik, bukan dibuat untuk peserta didik.
Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta
didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan Pembelajaran adalah terwujudnya
efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik.
Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakannnya sistem lingkungan
(kondisi) belajar yang lebih kondusif. Hal ini berkaitan dengan mengajar.
Mengajar diartikan sebagai suatu usaha penciptaan sistem lingkungan yang
memungkinkan terjadinya proses belajar.
Menurut Sardiman (2007:26-28) tujuan belajar ada tiga jenis yaitu:
1. Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pemilikan pengetahuan dan
kemampuan berpikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain
tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan,
sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan. Dalam hal
ini peranan guru sebagai pengajar lebih menonjol.
2. Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu
keterampilan. Keterampilan itu memang bisa dididik, yaitu dengan banyak
melatih kemampuan.
3. Pembentukan sikap
Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik, guru
harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Dalam hal ini,
dibutuhkan kecakapan mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak lupa
menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model.
E. Resistor
1. Pengertian Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk
menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu
rangkain elektronika. Sebagaimana fungsi resistor yang sesuai
namanya bersifat resistif dan termasuk salah satu komponen
elektronika dalam kategori komponen pasif.
2. Menghitung Nilai Resistor
Cara menentukan nilai tahanan resistor bisa berdasarkan kode warna
pita atau gelang dan juga bisa menggunakan alat ukur AVO meter.
Resistor merupakan komponen elektronika yang sangat populer
karena sering kali atau hampir semua rangkaian elektronika
menggunakan komponen yang satu ini. Namun meskipun komponen
resistor ini sudah sangat populer, masih banyak yang tidak tahu
bagaimana cara menghitung ataupun membaca kode warna gelang
resistor untuk mengetahui nilai tahanan dari sebuah resistor
F. Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Think Pair Share pernah dilakukan oleh Rahmatun Nisa, Edwin Musdi,
dan Jazwinarti pada tahun 2014 dengan judul “Penerapan Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think Pair Share Pada Pembelajaran Matematika Di
Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Padang Panjang” menunjukkan peningkatan
bahwa hasil belajar matematika peserta didik yang menggunakan model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share lebih baik dari pada hasil
belajar matematika peserta didik yang menggunakan pembelajaran
konvensional di Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Padang Panjang.
Penelitian lain dilakukan oleh sfitri kunia lestari dan Ningrum pada
tahun 2016 dengan judul “Pengaruh Penggunaan Cooperative Learning
Tipe Think-Pair-Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Kewirausahaan
Peserta didik Kelas X Semester Genap SMK Kartikatama 1 Metro T.P
2015/2016” menunjukan peningkatan dilihat dari perbandingan pada
evaluasi pre-test dan evaluasi post-test, yaitu peserta didik yang mencapai
kriteria ketuntasan minimal pada evaluasi pre-test adalah 20,83% atau 5
peserta didik dari total keseluruhan peserta didik sebanyak 24 peserta
didik, sedangkan peserta didik yang mencapai kriteria ketuntasan minimal
pada evaluasi post-test adalah 58,33% atau 14 peserta didik, dari total
keseluruhan peserta didik sebanyak 24 peserta didik. Secara keseluruhan
bahwa setelah peserta didik mendapatkan treatment atau perlakuan model
pengaruh penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe
Think-Pair-Share(TPS) hasil belajar kewirausahaan mengalami
peningkatan.
G. Kerangka Berfikir
Proses belajar mengajar mempunyai peran penting dalam pencapaian
hasil belajar. Guru mempunyai tugas utama dalam penyelenggaraan
pembelajaran, karena pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan untuk
membelajarkan peserta didik. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru
dalam membelajarkan peserta didiknya yaitu dengan menggunakan
metode atau model belajar yang tepat. Selama ini dalam melakukan
pembelajaran pada kompetensi keahlian TITL kelas X di SMK Negeri 7
Surabaya guru menggunakan model pembelajaran langsung. Pada model
pembelajaran langsung di SMK Negeri 7 Surabaya, guru menggunakan
metode ceramah, demonstrasi, praktik, dan kerja kelompok. Akan tetapi
guru dominan menggunakan metode ceramah. Berdasarkan dari
pengamatan pada PPL 1 penggunaan metode ceramah tersebut peserta
didik cenderung pasif dan setelah dilakukan pertanyaan secara langsung
mengenai pemahaman peserta didik tentang menghitung nilai tahanan
resistor, ternyata peserta didik kurang mampun dalam menghitung nilai
tahanan resistor, selain itu pembelajaran menggunakan metode ceramah
tersebut peserta didik merasa bosan dan kurang tertarik mengikuti
pembelajaran di kelas. Beberapa peserta didik kurang memahami materi
yang disampaikan guru, dan terdapat beberapa peserta didik yang nilainya
masih berada dibawah KKM (Kriteria Kelulusan Minimal).
Padahal dalam proses pembelajaran harusnya peserta didik berperan
aktif dalam proses pembelajaran. Dengan keaktifan itu maka peserta didik
ini mempunyai kemampuan untuk mengembangkan kreatifitasnya sendiri
serta lebih dapat memahami pelajaran dan terampil dalam menyelesaikan
permasalahan serta materi pembelajaran dapat berkesan pada peserta didik
sehingga dapat mudah mengingat materi pembelajaran yang disampaikan.
Oleh sebab itu guru hendaknya mampu memilih dan menerapkan teknik
atau strategi pembelajaran yang mampu merangsang peserta didik lebih
aktif dalam belajar serta meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
memahami pelajaran.
Fakta lainnya tentang menggunakan model pembelajaran searah
adalah berkaitan dengan hasil perolehan nilai pengetahuan siswa. Di akhir
pertemuan pertama ketika penulis melaksanakan PBM (Proses Belajar
Mengajar) telah mengadakan evaluasi dengan hasil perolehan nilai rata-
rata kelas adalah 57,05. Nilai tersebut jauh di bawah nilai KKM
(Ketuntasan Nilai Minimal) sebesar 75,00. Dengan demikian perlu
digunakan model pembelajaran yang lebih baik agar nilai hasil belajar
Siswa lebih baik.
Model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif dalam
memecahkan masalah tersebut adalah menggunakan model pembelajaran
kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi belajar yang
mengkondisikan peserta didik belajar, bekerja sama dan aktif berinteraksi
dalam kelompok-kelompok kecil yang memenuhi lima unsur pokok
pembelajaran kooperatif. Lima unsur pokok tersebut adalah saling
ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal,
keahlian bekerja sama, dan evaluasi proses kelompok.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki pembelajaran dengan
harapan kemampuan peserta didik dalam menghitung nilai tahanan resistor
dikarenakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dapat
menciptakan kondisi pembelajaran yang lebih bermakna, berkesan, dan
peserta didik akan mudah mengingat materi pembelajaran.
H. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori, hasil penelitian yang relevan serta
kerangka pemikiran, maka dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:
“Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dapat
meningkatkan kemapuan dalam menghitung nilai resistor peserta didik
kelas X TITL 2 pada mata pelajaran Dasar Listrik dan elektronika di SMK
Negeri 7 Surabaya”.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Pada penelitian ini, peneliti menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share pada peserta didik kelas X TITL 2 di SMK
Negeri 7 Surabaya.
PTK adalah suatu penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru untuk
memperbaiki proses pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
Kemmis dan Mc Taggart (1992) menyatakan bahwa PTK adalah suatu
penelitian yang dilakukan sendiri dalam melaksanakan pembelajaran dengan
cara melakukan perubahan-perubahan dan mempelajari akibat-akibat dari
perubahan itu. PTK yang akan dilaksanakan ini memilih model siklus
sebagaimana yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Oleh sebab
itu, penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus, yaitu
siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari empat langkah penelitian yaitu:
(1) merencanakan (plan), (2) melaksanakan tindakan (action), (3) mengamati
perubahan yang terjadi (observation), (4) merefleksikan hasil-hasil
pengamatan menjadi bahan perencanaan berikutnya.
C. Subjek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X TITL 2 di
SMK Negeri 7 Surabaya.
D. Rancangan Penelitian
Pada penelitian ini, diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe
Think Pair Share khusus pada mata pelajaran Dasar Listrik dan Elektronika
dengan kompetensi dasar 3.3 Menganalisis sifat elemen pasif rangkaian listrik
arus searah dan rangkaian peralihan dan 4.3. Memeriksa sifat komponen pasif
dalam rangkaian listrik arus searah dan rangkaian peralihan, yakni pada
materi menghitung nilai tahanan resitor. Sedangkan tahapan penelitian
tindakan kelas ini direncanakan dalam 2 (dua) siklus, yaitu siklus I dan siklus
II. Setiap siklus terdiri dari empat langkah penelitian yaitu: (1) merencanakan
(plan), (2) melaksanakan tindakan (action), (3) mengamati perubahan yang
terjadi (observation), (4) merefleksikan hasil-hasil pengamatan menjadi
bahan perencanaan berikutnya. Tahapan-tahapan tersebut dapat dilihat pada
Gambar 3.1 yaitu sebagai berikut:
F. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap dan sistematis sehingga
lebih mudah diolah. Instrumen – instrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam penelitian ini meliputi:
1. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mendokumentasikan
pengaruh tindakan dan proses selama penelitian berlangsung. Dengan
adanya data dari observasi, dapat memberikan refleksi bagi tindakan
peneliti untuk melakukan perbaikan untuk siklus pada penelitian
selanjutnya. Lembar observasi yang akan digunakan peneliti adalah
lembar observasi dengan metode daftar tilik (Checklist). Berikut
merupakan lembar observasi yang akan digunakan dalam penelitian.
Tabel 3.1. Lembar Pengamatan Pembelajaran
NO KEGIATAN CHECKLIST
Catatan Tambahan:
2. Tes Kemampuan
tes dengan jenis job sheet. Lembar Tes kemampuan peserta didik
Nilai Nilai
Tahanan Tahanan
No Resistor Gel.1 Gel 2 Gel 3 Gel 4 berdasarkan Berdasarkan
pengamatan Pengukuran
(Ohm) (Ohm)
1
Penilaian Proses
Persiapan Proses Hasil Sikap Waktu Total
Skor Prolehan
Skor Maksimal 6 2 6 3 3
Bobot 10 15 50 115 10 100
Total
Keterangan
- Bobot wajib 100
- Cara perhitungan
Nilai Total = ∑
3 Hasil
Menghitung Nilai Tahanan Resistor Berdasarkan Pengamatan Kode
Warna
3 = Mampu menghitung nilai tahanan resistor 5 dengan benar
2 = Mampu menghitung nilai tahanan resistor 3-4 dengan benar
1 = Mampu menghitung nilai tahanan resistor 1-2 dengan benar
Menghitung Nilai Tahanan Resistor Berdasarkan Pengukuran
Dengan AVO Meter
3 = Mampu mengukur nilai tahanan resistor 5 dengan benar
2 = Mampu mengukur nilai tahanan resistor 3-4 dengan benar
1 = Mampu mengukur nilai tahanan resistor 1-2 dengan benar
4 Sikap kerja
Sikap kerja saat melakukan Pengamatan Dan Pengukuran Nilai
Tahanan Resistor
Tertib dan rapi saat mempersiapkan, melakukan pengamatan,
3 =
melakukan pengukuran, dan melaporkan
Tertib dan rapi saat mempersiapkan, melakukan pengamatan, dan
2 =
pengukuran , namun kurang tertib saat melaporkan
Kurang Tertib dan rapi saat mempersiapkan, melakukan
1 =
pengamatan, pengukuran, dan melaporkan
5 Waktu
Ketepatan waktu kerja
3 = Kurang dari 120 menit
2 = 120 menit
1 = Lebih dari 120 menit
4. Penyimpulan Data
Pada tahap penyimpulan, kriteria keberhasilan peserta
didik/kemampuan peserta didik dalam menghitung nilai tahanan resistor
dapat disimpulkan dalam bentuk grafik maupun tabel. Penentuan tingkat
kemampuan/keberhasilan peserta didik dalam menghitung nilai tahanan
resistor ditentukan dalam bentuk prosentase yang didapatkan dari
pembobotan data.
∑
Dimana: = ∑
Nilai Predikat
92< A ≤ 100 A (Sangat Baik)
KKM 83 < B ≤ 91 B (Baik)
75
75 ≤ C ≤ 83 C (Cukup Baik)
D < 75 D (Perlu Bimbingan)
dimana: P = presentase predikat kurang baik, cukup baik, baik, dan sangat
baik