Disusun oleh :
Alamat : Desa Muara Awang Kecamatan Dusun Tengah Kode Pos 73652
KABUPATEN BARITO TIMUR
KALIMANTAN TENGAH
2019
1
LEMBAR PENGESAHAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(PTK)
Judul
Disusun oleh :
Disahkan oleh :
JUMAKIR, S.Pd.,MM
DUKAR, S.Pd., MA NIP. 19670930 199001 1 002
NIP 19640618 198601 2 004
2
BERITA ACARA SEMINAR
Pada hari ini Jumat Tanggal Dua Puluh Dua Bulan November Tahun Dua Ribu
Sembilan Belas, bertempat di SMPN Satap 2 Dusun Tengah, yang dihadiri oleh 16
(Enam Belas) Peserta, telah diseminarkan sebuah Laporan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dengan judul: “Upaya Meningkatkan Hubungan sosial antar teman
sebaya melalui Layanan Bimbingan kelompok Siswa Kelas IX SMPN Satap 2
Dusun Tengah”.
Disusun oleh:
Pembahas :
Moderator, Notulis,
Mengetahui:
Kepala Sekolah Narasumber,
3
SURAT KETERANGAN PUBLIKASI
HERKILES, S.Pd
DUKAR, S.Pd., MA
NIP. -
NIP 19640618 198601 2 004
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas limpahan rahmat
dan karunianya sehingga laporan penelitian ini dapat terselesaikan. Adapun judul
laporan penelitiani ini adalah, ”Upaya Meningkatkan hubungan sosial antar teman
sebaya melalui Layanan Bimbingan kelompok Siswa Kelas IX SMPN Satap 2
Dusun Tengah”.
Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi tingginya kami sampaikan
kepada:
(1) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Barito Timur,
(2) Dukar, S.Pd., MA selaku Kepala SMPN Satap 2 Dusun Tengah
(3) Jumakir, S.Pd.,MM selaku pembimbing.
(4) Muhammad Triyani, S.Pd selaku Pengawas Pembina
(5) Semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Kami menyadari bahwa laporan penelitian ini masih banyak
kekurangannya, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan sarannya sehingga
laporan penelitian ini menjadi lebih berkualitas.
Akhir kata semoga laporan penelitian ini memberikan makna dan manfaat
khususnya dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
Penyusun
5
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul: “Upaya Meningkatkan Hubungan Sosial Antar Teman Sebaya
melalui Layanan Bimbingan kelompok Siswa Kelas IX SMPN Satap 2 Dusun
Tengah”.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Hubungan Sosial Antar Teman
Sebaya melalui Layanan Bimbingan kelompok Siswa Kelas IX SMPN Satap 2
Dusun Tengah.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan (action
Research) yang terdiri dari 2 (dua) siklus, dan setiap siklus terdiri dari:
Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan refleksi.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan bahwa Layanan Bimbingan kelompok dapat
Meningkatkan hubungan sosial antar teman sebaya Siswa Kelas IX SMPN Satap
2 Dusun Tengah.
Selanjutnya peneliti merekomendasikan: (1) Bagi Guru yang mendapatan
kesulitan yang sama dapat menerapkan Layanan Bimbingan kelompok untuk
meningkatkan Hasil Belajar. (2) Agar mendapatkan hasil yang maksimal maka
dihaharapkan guru lebih membuat Layanan Bimbingan kelompok yang lebih
menarik dan bervariasi.
6
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................................................ii
BERITA ACARA SEMINAR.................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................................................iv
ABSTRAK.............................................................................................................................................v
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian..................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian................................................................... 3
BAB V PENUTUP........................................................................................... 71
A. Kesimpulan.................................................................................... 71
B. Saran............................................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 72
LAMPIRAN-LAMPIRAN.........................................................................................
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
manusia yang satu dengan manusia yang lain yang dapat saling
remaja, seorang remaja bukan saja memerlukan orang lain demi memenuhi
bersikap, dan bertingkah laku yang sesuai atau cocok dengan tuntutan
perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar periode
8
masa remaja berlangsung kira-kira dari usia 13 tahun samapai 16 tahun atau
17 tahun, dan akhir masa remaja bermula dari 16 atau 17 tahun sampai 18
tahun yaitu usia matang secara hukum. Periode ini terjadi perubahan besar
lain. Salah satu tugas dari perkembangan masa remaja yang tersulit adalah
belum pernah ada dan harus menyesuaiakan dengan orang dewasa diluar
Menurut Alisyahbana dalam Ali dan Asroi (2005: 85) hubungan sosial
9
mengembangkan potensi yang dimilikinya sehingga dapat mempengaruhi
sering terganggu oleh perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang
tidak obyektif, sempit, dan terkungkung serta tidak efektif, maka dengan
B. Rumusan Masalah
SMPN Satap 2 Dusun Tengah” yang ingin dikaji lebih lanjut dalam pertanyaan
penelitian berikut:
hubungan Sosial antar Teman Sebaya pada siswa kelas IX SMPN Satap 2
Dusun Tengah?
C. Tujuan Penelitian
10
Senaya pada siswa kelas IX SMPN Satap 2 Dusun Tengah.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
2. Bagi Guru
Sebaya.
3. Bagi sekolah
Hubungan antar Teman Sebaya. Hasil dari penelitian ini dapat memberikan
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
berikutnya. Pada sub bab ini akan diuraikan beberapa hasil penelitian yang
pada siswa kelas VII SMP N 8 Cilacap tahun ajaran 2009/2010, menunjukan
12
kategori tinggi. Dengan demikian mengalami peningkatan sebesar
dapat disimpulkan bahwa terdapat banyak cara yang bisa digunakan untuk
B. Kajian Teori
a. Hubungan Sosial
13
Menurut Alisyahbana dalam (Ali dan Asroi, 2005: 85)
14
penelitian ini bahwa hubungan sosial merupakan obyek dari penelitian
sebayanya.
pergaulan.
kemampuan kemandirianya.
Menurut Sunarto (dalam Ali dan Asrori, 2005: 92) Ada yang
15
dapat dibandang sebagai suatu yang berbangkal pada kesadaran
akan kesunyian.
a. Hubungan Sosial
16
Berdasarkan pada pengertian yang telah dikemukakan oleh
sebayanya.
pergaulan.
: 91)
17
berpendapat bahwa kemiskinan akan hubungan atau perasaan
Sunarto (dalam Ali dan Asrori, 2005: 92) Ada yang mengistilahkan
18
membangun hubungan sosial dengan jenis kelamin lain dapat
kesunyian.
(dalam Ali dan Asrori) bahwa ketika sudah memasuki masa remaja
mengalami kesulitan.
sosial siswa.
a) Lingkungan keluarga
19
dibutuhkan oleh anak dalam proses perkembangan sosialnya, yaitu
hari mendatang.
b) Lingkungan sekolah
dirinya.
c) Lingkungan Masyarakat
menentukan arah, tetapi masa yang sulit ini menjadi bertambah sulit
20
Kurangnya keteladanan sebagai faktor yang mempengaruhi
antara lain:
1) Keluarga
2) Kematangan
21
Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis.
utuh dalam keluarga anak itu. “ia anak siapa”. Secara tidak
keluarganya.
3) Pendidikan
Perkembangan emosi.
22
Berdasarkan pendapat dari dua ahli diatas dapat
saat menyusui. Pada bulan kedua, bayi mulai mengenal wajah orang
mengasihinya.
berumur tujuh bulan bayi mulai aktif mengadakan kontak dengan orang
23
tangan untuk di gendong atau berteriak-teriak menangis minta
perhatian. Pada bulan kesepuluh, bayi sudah mulai bisa bicara dengan
meskipun belum jelas benar. Pada akhir tahun pertama kontak antara
orang tua dan bayi sudah cukup jauh sehingga sudah dapat diajak untuk
bermain.
mulai memasuki usia pra sekolah. Pada umur ini keinginan untuk
sosial pada masa ini anak melakukan proses emansipasi dan sekaligus
Dalam konteks ini Jean Piaget (dalam Ali dan Asrori 2005: 87)
dan mencapai puncak kurva pada saat anak berada diantara umur 9
24
menemukan jati dirinya sehingga konformisme semakin berbenturan
siswa.
Sebaya.
a) Memiliki sahabat dekat dua orang atau lebih. Sebagai anggota “klik”
tertentu.
25
dengan teman sebaya.
kelompok.
permainan
dampak yang positif maupun yang negatif bagi dirinya (Yusuf, 2006:
198).
26
dalam suatu kegiatan sosial, diterimanya remaja dalam pergaulan
27
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Karakteristik
keluarga.
lainya.
28
lain,
29
mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat yaitu:
(2) Komunikasi
30
merupakan ciri khas pertama dan sifat interaksinya dalam
dengannya.
31
mengelola perasaan dan implus- implus, (4) mengukur
32
teman serta dirinya sendiri dalam timbal-baliknya hubungan
kelompok
suatu permainan.
33
dan sanjungan terhadap teman yang berhasil (Mighwar, 2006:
179).
kelompok.
3. Teman Sebaya
kesamaan tingkat usia. Lebih lanjut Hartup (dalam Santrock, 1983: 223)
dengan tingkat usia atau kedewasaan yang sama. Akan tetapi oleh Lewis
dan Rosenblum (dalam Desmita, 2005: 145) Definisi teman sebaya lebih
34
tingkat usia yang sama. Dalam penelitian ini pengertian teman sebaya
independen.
keluarga mereka.
35
4) Mengembangkan sikap terhadap seksualitas dan tingkah laku peran jenis
kelamin.
tentang apa yang benar dan apa yang salah. Dalam kelompok teman
36
penyesuaian moral dan nilai-nilai, (5) Menigkatkan harga diri (self-esteem).
yang mirip.
terjadi dari penyatuan dua pasang sahabat karib atau dua Chums yang
terjadi pada tahun-tahun pertama masa remaja awal. Jenis kelamin remaja
dengan Cliques. Karena besrnya kelompok, maka jarak emosi antra anggota
juga agak renggang. Dengan demikian terdapat jenis kelamin berbeda serta
37
anggota. Hal yang dimiliki dalam kelompok ini adalah rasa takut diabaikan
atau tidak diterima oleh teman-teman dalam kelompok remja, dengan kata
lain:
yang baik, atau paling tidak rapi dan aktif dalam kegiatan-kegiatan
kelompok.
lain, penyabar atau dapat menahan marah jika berada dalam keadaan
e. Pribadi meliputi: jujur dan dapat dipercaya, bertanggung jawab dan suka
pergaulan sosial.
38
5. Faktor-faktor yang menyebabkan seorang remaja ditolak.
kemauan sendiri. Ciri lain: faktor rumah yang terlalujauh dari tempat
sosial antar teman sebaya siswa. Arti penting dari penerimaan atau
rasa bahagia. Hal yang sebaliknya dapat terjadi bagi remaja yang
39
atau penolak teman sebaya memberikan arti penting dalam kehidupan
40
hubungan itu terhadap dirinya. Sedangkan menurut Sunarto dan
kelompok, moral, dan tradisi, meleburkan diri menjadi satu kesatuan saling
tradisi.
diketahui satu contoh klasik pada literatur psikologi. Dua ahli teori yang
41
kepentingan dan perspektif teman sebaya dalam rangka memuluskan
Bahkan dalam studi lain ditemukan bahwa hubungan teman sebaya yang
2009: 220).
Enam fungsi positif dari teman sebaya menurut Kelly dan Hansen
independen.
keluarga mereka.
42
3) Meningkatkan keterampilan-keterampilan sosial, mengembangkan
mengajarkan kepada anak-anak mereka tentang apa yang benar dan apa
atau senang tentang dirinya. Sejumlah ahli teori lain menekankan pengaruh
remaja. Bagi sebagian anak dan remaja,ditolak atau diabaikan oleh teman
merusak nilai-nilai dan kontrol orang tua. Lebih dari itu, teman sebaya dapat
dan berbagai bentuk perilaku yang dipandang orang dewasa sebagai mala
peranan yang penting dalam kehidupan remaja, hal ini karena hubungan
yang menjadi minat pribadinya ini umumnya remaja merasa lebih enak
44
berinteraksi terhadap teman-teman sebaya disekitarnya dan bagaimana
bahkan rasa bahagia. Hal yang sebaliknya dapat terjadi bagi remaja
bimbingan dan konseling dalam bentuk kelompok. Pada bagian ini akan
45
Kegiatan bimbingan kelompok akan terlihat hidup jika di
lain.
dan masyarakat.
46
adalah suatu kegiatan kelompok dimana pimpinan kelompok
47
wawasan dan sikap yang tidak obyektif, sempit dan terkungkung serta
kembangkan.
1. Fungsi Informatif
2. Fungsi Pengembangan
49
mengemukakan pendapat tentang sesuatu, dengan membicarakan
tersebut adalah:
50
diantaranya asas kerahasian, keterbukaan, kesukarelaan,
1. Asas kerahasiaan
2. Asas keterbukaan
ide, saran, tentang apa saja yang yang dirasakan dan dipikirkannya
kembangkan.
51
f. Membahas masalah atau topik-topik umum yang dirasakan
a. Pemimpin Kelompok
bimbingan kelompok.
b. Anggota Kelompok
52
bimbingan kelompok. Untuk terselenggaranya bimbingan kelompok
ini meliputi, baik hal- hal yang bersifat isi dari yang dibicarakan maupun
53
menanyakan suasana perasaan yang dialami itu.
dimaksudkan itu.
tentang berbagai hal yang terjadi dalam kelompok, baik yang bersifat isi
sebagai penjaga agar apapun yang terjadi di dalam kelompok itu tidak
6) Sifat kerahasiaan dari kegiatan kelompok itu dengan segenap isi dan
1. Kelompok Tugas
suatu pekerjaan, baik pekerjaan itu ditugaskan oleh pihak di luar kelompok
54
itu maupun tumbuh didalam kelompok itu sendiri sebagai hasil dari kegitan-
2. Kelompok Bebas
didalam kelompok itulah nantinya yang akan menjadi isi dan mewarnai
Pada penelitian ini jenis bimbingan kelompok yang akan dipakai adalah
jenis bimbingan kelompok tugas karena topik yang dibahas ditentukan oleh
a. Tahap Pembentukan
Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri atau tahap
55
memasukkan diri kedalam kehidupan suatu kelompok. Pada tahap ini pada
b. Tahap Peralihan
anggota kelompok pada tahap kegiatan lebih lanjut dalam kegiatan kelompok.
kelompok mampu menerima suasana yang ada secara sabar dan terbuka.
Tahap kedua merupakan “jembatan” antara tahap pertama dan ketiga. Dalam
hal ini pemimpin kelompok membawa para anggota meniti jembatan tersebut
dengan selamat. Bila perlu, beberapa hal pokok yang telah diuraikan pada
c. Tahap kegiatan
kelangsungan kegiatan kelompok pada tahap ini amat tergantung pada hasil
dari dua tahap sebelumnya. Jika dua tahap sebelumnya berhasil dengan baik,
56
maka tahap ketiga itu akan berhasil dengan lancar. Pemimpin kelompok dapat
lebih santai dan membiarkan para anggota sendiri yang melakukan kegiatan
tanpa banyak campur tangan dari pemimpin kelompok. Di sini prinsip tut wuri
handayani dapat diterapkan. Tahap kegiatan ini merupakan tahap inti dimana
d. Tahap Pengakhiran
melanjutkan kegiatan dan bertemu kembali serta berapa kali kelompok itu
kelompok.
5) Penutup
57
ini tahap-tahap bimbingan kelompok digunakan sebagai panduan
teknik dalam bimbingan kelompok adalah sama dengan teknik yang digunakan
pada proses interaksi antar pribadi yang lebih luas dalam dinamika kelompok
disebut juga “tiga M”, yaitu mendengar dengan baik, memahami secara penuh,
dan merespon secara tepat dan positif. Kemudian pemberian dorongan minimal
dan penguatan.
58
10. Kriteria Bimbingan Kelompok yang Efektif
komponen yang saling berkaitan. Dapat terlaksana secara efektif dan efisien jika
semua komponen dalam sistem tersebut mengarah pada perubahan dan pada
kontrak perilaku yang disepakati akan diubah dan dinamika kelompok); output
adalah:
1. Raw Input
laki dan perempuan, atau mungkin juga semua jenis kelamin anggota sama.
diantara para anggota itu amat besar, maka komunikasi akan terganggu dan
59
dinamika kelompok juga kurang hangat.
keasingan akan dilaksanakan oleh para anggota yang belum saling kenal.
tugas lebih baik. Sebaliknya, bagi kelompok bebas, khususnya dengan Tujuan
2. Intrumental Input
Mendengar dengan baik, memahami secara penuh, dan merespon secara tepat
(Wibowo, 2005:252).
3. Enviromental Input
aturan yang dibuat, dan disepakati serta digunakan dalam kegiatan bimbingan
kelompok. Selain itu lingkungan kondusif dalam kelompok juga perlu diciptakan
60
demi tercapainya bimbingan kelompok yang efektif. Lingkungan kondusif yang
dimaksud adalah adanya suasana akrab dan hangat yang mewarnai dinamika
kelompok.
1) Proses
dalam proses interaksi antar anggota dalam membahas topik yang disajikan,
sehingga antar anggota dapat terjalin rasa empati, keterbukaan, rasa positif,
saling mendukung dan merasa setara dengan anggota lain dalam kelompok
tersebut. Oleh karena itu perlu diperhatikan pula peranan yang hendaknya
154).
3. Output
diharapkan memiliki sikap dan keterampilan yang lebih baik. Dalam hal ini siswa
diharapkan memiliki kemampuan verbal dan non verbal yang lebih baik. Selain
itu siswa diharapkan memiliki keterbukaan, rasa positif, empati, sikap saling
mendukung, dan memiliki rasa setara dan kebersamaan yang tinggi. Menurut
61
Amti dan Marjohan (1992: 150) mengemukakan bahwa setelah mengikuti
1) Sikap, meliputi tidak mau menang sendiri, tidak gegabah dalam berbicara, ingin
membantu orang lain, lebih melihat aspek positif dalam menanggapi pendapat
memaksakan pendapatnya.
pendapat orang lain dan memberikan tanggapan secara tepat dan positif.
terlaksana secara efektif dan efisien jika semua komponen dalam sistem tersebut
mengarah pada perubahan dan pada sesuatu yang positif. Komponen sistem
dalam bimbingan kelompok tersebut antara lain: (1) Raw input, (2) Instrumental
input, (3) Enviromental Input, (3) Proses, (4) Output. Kriteria bimbingan kelompok
yang efektif dalam penelitian ini digunakan sebagai bahan acuan pelaksanaan
secara tertulis, baik melalui essay, daftar cek, maupun daftar isian sederhana
62
(Prayitno, 1995: 81). Setiap pertemuan, pada akhir kegiatan pemimpin kelompok
minat, dan sikapnya tentang sesuatu yang telah dilakukan selama kegiatan
kelompok (yang menyangkut isi maupun proses). Selain itu anggota kelompok
kelompok ini bertitik tolak bukan pada kriteria “benar atau salah”, tetapi
positif yang terjadi pada diri anggota kelompok. Prayitno (1995: 81)
kegiatan lanjutan.
layanan.
baik melalui essay, daftar cek, daftar isian sederhana, serta ungkapan perasaan
63
bimbingan kelompok dalam penelitian ini digunakan sebagai titik ukur untuk
64
BAB III
METODE PENELITIAN
dan lain-lain. Dengan jumlah guru sebanyak 42 orang Guru PNS dan Guru
sebanyak 19, yang terdiri dari 12 siswa laki – laki dan 7 siswa perempuan.
yaitu pada bulan September sampai dengan Nopember 2019. Penelitian ini
65
2.4 Analisis data
Hubungan sosial siswa sebelum (test) dan sesudah (post test) diberi
presentasenya adalah:
N = R / SM x 100%
Keterangan:
tinggi)
66
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Hubungan sosial antar teman sebaya
Interval Kriteria
67
BAB IV
4.1.1.Kondisi Awal
a. Persiapan
Berdasarkan pada tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini yaitu
b. Pelaksanaan
dari pukul 07.00-09.00 WIB. Kegiatan layanan yang dilakukan terdiri dari tiga
tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu
alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 90 menit dan alokasi kegiatan
dilakukan guru. Dari hasil test diperoleh gambaran secara keseluruhan tingkat
Hubungan sosial antar Teman Sebaya berada pada kategori sedang dengan
68
Hubungan sosial siswa yang ditinjau dari aspek pemahaman tentang
peraturan yang berlaku, sikap mental yang baik, serta kesungguhan dalam
c. Pengamatan
Berikut ini adalah hasil pengamatan dari sklala Hubungan sosial antar
2 Aldi 80 Tinggi
3 Arpani 70 Sedang
6 Hendra 70 Sedang
7 Krismon 60 Sedang
9 Menldayanti 80 Tinggi
13 Roni 60 Sedang
14 Sarina 70 Sedang
69
17 Muhammad Arkam 60 Sedang
Jumlah 1290
d. Refleksi
sosial . Tidak ditemukan adanya siswa yang memiliki tingkat Hubungan sosial
a. Persiapan
Berdasarkan pada tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini yaitu
b. Pelaksanaan
2019 dari pukul 07.00-09.00 WIB. Kegiatan layanan yang dilakukan terdiri dari
tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
70
sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 90 menit dan alokasi
dilakukan guru. Dari hasil test diperoleh gambaran secara keseluruhan tingkat
Hubungan sosial antar Teman Sebaya berada pada kategori sedang dengan
masuk ke dalam kategori sedang. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
peraturan yang berlaku, sikap mental yang baik, serta kesungguhan dalam
c. Pengamatan
Kelompok.
3 Arpani 80 Tinggi
71
6 Hendra 80 Tinggi
7 Krismon 70 Sedang
13 Roni 70 Sedang
14 Sarina 70 Sedang
Jumlah 1450
d. Refleksi
Tengah terdapat 3 siswa (15,8%) memiliki kategori Sangat tinggi dan 7 siswa
memiliki tingkat Hubungan sosial dalam kategori rendah dan sangat rendah.
72
4.1.3 Deskripsi Siklus II
a. Persiapan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran kondisi Hubungan sosial antar
b. Pelaksanaan
dari pukul 07.00-09.00 WIB. Kegiatan layanan yang dilakukan terdiri dari tiga
tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu
alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 90 menit dan alokasi kegiatan
dilakukan guru. Dari hasil test diperoleh gambaran secara keseluruhan tingkat
Hubungan sosial antar Teman Sebaya berada pada kategori sedang dengan
masuk ke dalam kategori sedang. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
peraturan yang berlaku, sikap mental yang baik, serta kesungguhan dalam
73
c. Pengamatan
Kelompok.
3 Arpani 80 Tinggi
6 Hendra 80 Tinggi
7 Krismon 70 Sedang
13 Roni 70 Sedang
14 Sarina 80 Tinggi
74
19 Bayu Segara 90 Sangat Tinggi
Jumlah 1500
d. Refleksi
Tengah terdapat 6 siswa (31,6%) memiliki kategori Sangat tinggi dan 5 siswa
memiliki tingkat Hubungan sosial dalam kategori rendah dan sangat rendah.
4.2 Pembahasan
1. Hasil Layanan
ketaatan terhadap tata tertib dengan pengamatan awal diperoleh nilai rata –
rata kondisi awal sebesar 67,9 dengan nilai tertinggi adalah 80 terdapat 3 orang
terhadap tata tertib menggunakan Modelling diperoleh nilai rata – rata siklus 1
sebesar 76,3 dengan nilai tertinggi adalah 90 terdapat 1 orang dan nilai
75
Sedangkan pada siklus II untuk diperoleh nilai rata – rata siklus II
sebesar 78,9 dengan nilai tertinggi adalah 90 terdapat 5 orang dan nilai
terendah adalah 70 terdapat 7 orang. Siswa yang tidak tuntas baik pada siklus
I maupun pada siklus II adalah siswa yang sama, ini disebabkan siswa tersebut
pada dasarnya tidak ada niat untuk belajar dan sering tidak masuk sekolah.
ketaatan terhadap tata tertib menggunakan Modelling. Hal ini disebabkan pada
76
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dusun Tengah
5.2 Saran
saran–saran, yaitu:
bervariasi.
77
DAFTAR PUSTAKA
78
Sukardi, Dewa, Ketut. 2003. “Manajemen Bimbingan dan Konseling di
Sekolah”. Bandung: Alfabeta.
Sulistianan. 2010. Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui
Layanan Bimbingan Kelompok pada Siswa Kelas IX Smp Negeri
3 Juwana Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi. Semarang:
Unnes
Sunarto dan Hartono. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka
Cipta
Walgito, Bimo. 2001. Psikologi sosial. Yogyakarta: Penerbit Andi
Wibowo, Mungin Eddy. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan.
Semarang. UNNES Press
79