Disusun oleh :
BIMA, S.Pd
NIP. 19701117 200701 1 008
GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
SMK NEGERI 2 TAMIANG LAYANG
1
LEMBAR PENGESAHAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(PTK)
Judul
Disusun oleh :
BIMA, S.Pd
NIP. 19701117 200701 1 008
GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
SMK NEGERI 2 TAMIANG LAYANG
Disahkan oleh :
2
BERITA ACARA SEMINAR
Pada hari ini Senin Tanggal Dua Puluh Enam Bulan Agustus Tahun Dua
Ribu Tiga Belas, bertempat di SMKN 2 Tamiang Layang, yang dihaditi oleh 16
(Enam Belas) Peserta, telah diseminarkan sebuah Laporan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dengan judul : “Peningkatan Hasil Belajar Materi Budaya Demokrasi
Melalui Model Pembelajaran Teams Games Tournaments Siswa Kelas XI.APK.1
SMKN 2 Tamiang Layang”.
Disusun oleh :
BIMA, S.Pd
NIP. 19701117 200701 1 008
GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
SMK NEGERI 2 TAMIANG LAYANG
Pembahas :
Moderator, Notulis,
Mengetahui:
Kepala SMKN 2 Tamiang Layang Narasumber,
3
SURAT KETERANGAN PUBLIKASI
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas limpahan
rahmat dan karunianya sehingga laporan penelitian ini dapat terselesaikan.
Adapun judul laporan penelitiani ini adalah, ”Peningkatan Hasil Belajar Materi
Budaya Demokrasi Melalui Model Pembelajaran Teams Games Tournaments
Siswa Kelas XI.APK.1 SMKN 2 Tamiang Layang”.
Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi tingginya kami sampaikan
kepada:
(1) Drs. Arsepto Halin, MMA selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Barito
Timur,
(2) Drs. Surianus selaku Kepala SMK Negeri 2 Tamiang Layang
(3) Drs. Ucerman, MM selaku Pengawas Pembina
(4) Jumakir, S.Pd.,MM selaku pembimbing.
(5) Semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Kami menyadari bahwa laporan penelitian ini masih banyak
kekurangannya, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan sarannya sehingga
laporan penelitian ini menjadi lebih berkualitas.
Akhir kata semoga laporan penelitian ini memberikan makna dan manfaat
khususnya dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
Penyusun
5
ABSTRAK
6
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................................ii
BERITA ACARA SEMINAR......................................................................................iii
KATA PENGANTAR.................................................................................................iv
ABSTRAK...................................................................................................................v
DAFTAR ISI...............................................................................................................vi
DAFTAR TABEL......................................................................................................viii
DAFTAR GRAFIK.....................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................ 2
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................... 3
BAB V PENUTUP........................................................................................... 40
5.1 Kesimpulan.................................................................................... 40
5.2 Saran............................................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 41
LAMPIRAN-LAMPIRAN....................................................................................... 42
7
BAB I
PENDAHULUAN
8
Disamping itu, pendidikan juga merupakan suatu sarana yang
paling efektif dan efisien dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk
membosankan,
hafalan saja.
dilupakan. Hal ini merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi dan
9
membawa dampak positif bagi siswa diantaranya hasil belajar siswa
akan lebih baik dan sesuai dengan indikator yang ingin dicapai.Salah
tipe TGT karena siswa dapat terlibat aktif karena memiliki peran dan
10
1.2 Perumusan Masalah
berikut :
Pendidikan Kewarganegaraan.
3. Bagi sekolah : penelitian ini dapat menjadi salah satu alternatif model
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Ranah Kognitif
2. Ranah Afektif
internalisasi.
3. Ranah Psikomotorik
12
a. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya,
berikut.
intrinsic pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi rendah
3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan
mengembangkan kreativitasnya.
13
5. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan
usaha belajarnya.
1. Pembelajaran Kooperatif
pengalaman kelompok.”
14
pengalaman belajar yang optimal, baik pengalaman individu
lebih individu saling tergantung satu sma lain untuk mencapai satu
kooperatif adalah
15
mengelompokan siswa yang memiliki kemmpuan yang beragam
16
pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan
pembelajaraan.
17
tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan
atau belajar secara kooperatif adalah penempatan beberapa siswa dalam kelompok
membantu siswa belajar setiap mata pelajaran, mulai dari keterampilan dasar
yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antar sesama siswa sebagai latihan hidup
Guru dapat menyusun kegiatan kelas, sehingga siswa akan berdiskusi, dan
18
mengungkapkan ide-ide, konsep-konsep, dan keterampilan sehingga siswa benar-
memanfaatkan energi sosial seluruh rentang usia siswa yang begitu benar di dalam
mengorganisasikan kelas, sehingga siswa saling berinteiraksi satu dan yang lain,
saling bertanggung jawab, dan belajar untuk menghargai satu sama lain
filosofis dan keilmuan yang cukup disertai dedikasi yang tinggi serta latihan yang
cukup pula.
19
(enam) langkah dalam pembelajaran Kooperatif, yaitu sesuai tabel berikut ini.
Fase
Indikator Tingkah Laku Guru
ke-
1 Menyampaikan Gurumenyampaikan semua tujuan pelajaran yang
tujuan dan ingin dicapai pada pelajaran tersebutdan
memotivasisiswa memotivasi siswa belajar.
2 Menyampaikan Guru menyampaikan informasi kepada siswa
informasi dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan
bacaan.
3 Mengorganisasikan Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
siswa ke dalam caranya membentuk kelompok belajar dan
kelompok- membantu setiap kelompok agar melakukan
kelompok transisi secara efisien.
belajar
4 Membimbing Guru membimbing kelompok-kelompok belajar
kelompok bekerja pada saat mereka mengerjakan tugas.
dan belajar
5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
yang telah dipelajari atau masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
6 Memberikan Guru mencari cara untuk menghargai upaya atau
penghargaan hasil belajar individu maupun kelompok.
20
(1) merumuskan tujuan pembelajaran,
(7) menjelaskan kepada siswa mengenai tujuan dan keharusan bekerja sama,
yang mudah. Dibutuhkan peran guru dan siswa yang optimal untuk mewujudkan
seluruh mata pelajaran dan tingkat kelas. Students Teems Achievement Division
21
(TGT), Teams-Games-Tournament (TGT), dan Jigsaw
dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja
Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang
setiap meja turnamen terdiri dari 5 sampai 6 orang yang merupakan wakil dari
kelompoknya masing-masing.
Dalam setiap meja permainan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal
dari kelompok yang sama. Siswa dikelompokkan dalam satu meja turnamen
secara homogen dari segi kemampuan akademik, artinya datam satu meja
turnamen kemampuan setiap peserta diusahakan agar setara. Hal ini dapat
ditentukan dengan melihat nilai yang mereka peroleh pada saat pre-test.
Skor yang diperoleh setiap peserta dalam permainan akademik dicatat pada
22
lembar pencatat skor. Skor kelompok diperoleh dengan menjumlahkan skor–skor
tahapan yaitu tahap penyajian ketas (class precentation), belajar dalam kelompok
sampai 6 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang
berbeda.
memotivasi siswa untuk saling membantu antar Siswa yang berkemampuan lebih
dengan Siswa yang berkemampuan kurang dalam menguasai materi pelajaran. Hal
ini akan menyebabkan tumbuhnya rasa kesadaran pada diri siswa bahwa belajar
2) Games Tournament
Dalam permainan ini setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari
23
orangpeserta, dan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok
yang lama.
dimulai dengan membacakan kartu-kartu soal untuk bermain (kartu soal dan kunci
ditaruh terbalik di atas meja sehingga soal dan kunci tidak terbaca).
berikut. Pertama, setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pembaca
coaldan pemain yang pertama dengan cara undian. Kemudian pemain yang
menangundian mengambil kartu undian yang berisi nomor soal dan diberikan
pemaindan penantang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam soal.
Setelah waktu untuk mengerjakan soal selesai, maka pemain akan membacakan
hasilpekerjaannya yang akan ditangapi oleh penantang searah jarum jam. Setelah
itu pembaca soal akan membuka kunci jawaban dan skor hanya diberikan
Jika semua pemain menjawab salah maka kartu dibiarkan saja. Permainan
dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua kartu soal habis dibacakan,
dimana postisi pemain diputar searah jarum jam agar setiap peserta dalam
satumeja turnamen dapat berperan sebagai pembaca soal, pemain, dan penantang.
24
Di sini Permainan dapat dilakukan berkali-kali dengan syarat bahwa setiap peserta
pembaca soal.
Dalam permainan ini pembaca soal hanya bertugas untuk membaca soal dan
membuka kunci jawaban, tidak boleh ikut menjawab atau memberikan jawaban
pada peserta lain. Setelah semua kartu selesai terjawab, setiap pemain dalam satu
meja menghitung jumlah kartu yang diperoleh dan menentukan berapa poin yang
3) Penghargaan Kelompok
menghitung rerata skor kelompok. Untuk memilih rerata skor kelompok dilakukan
kelompok didasarkan pada jumlah kartu yang diperoleh oleh seperti ditunjukkan
25
pada tabel berikut.
Top Scorer (skor tertinggi), High Middle scorer (skor tinggi), Low Middle Scorer
a. Mengajar (teach)
Siswa bekerja dalam kelompok yang terdiri atas 5 sampai 6 orang dengan
26
kemampuan akademik, jenis kelamin, dan ras/suku yang berbeda. Setelah guru
berbeda. Tujuan Dari permainan ini adalah untuk mengetahui apakah semua
kegiatan kelompok.
HVS, dimana penghargaan ini akan diberikan kepada tim yang memenuhi
Kriteria
Predikat
(Rerata Kelompok)
30 sampai 39 Tim Kurang Baik
40 sampai 44 Tim Baik
45 sampai 49 Tim Baik Sekali
50 ke atas Tim Istimewa
(Sumber: Slavin, 1995)
27
2.1.4 Budaya Demokrasi
A. Pengertian Dan Prinsip-Prinsip Budaya Demokrasi
1. Pengertian Budaya Demokrasi
Republik Indonesia. Tujuan utama yang hendak dicapai adalah masyarakat adil
sekadar alat, melainkan bagian dari tujuan itu sendiri. Artinya, tujuan utama itu
kebebasan pers.
lima arena, yaitu adanya civil society (masyarakat madam), political society
Dari segi pelaksanaan, menurut Inu Kencana, demokrasi terbagi atas dua
model berikut.
a. Demokrasi langsung
28
negara secara langsung. Pada demokrasi langsung, lembaga legislatif hanya
Secara etimologis, demokrasi terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa
Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat atau penduduk dan kratos atau kratein
Demokrasi dapat diartikan sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
29
Setiap bangsa harus menata pemerintahan yang berpijak pada sejarah dan
ada dalam setiap bentuk demokrasi. Prinsip-prinsip demokrasi ini disebut sebagai
nilai yang universal. Sebagai contoh, tata cara pembuatan undang-undang sangat
bervariasi antara satu negara dan negara lainnya. Namun, proses pembuatan
B. Masyarakat Madani
Istilah madani secara umum dapat diartikan sebagai “adab atau beradab”.
mencapai tata masyarakat seperti ini, persyaratan yang harus dipenuhi antara lain
hal tersebut merupakan sebuah jembatan yang akan menghubungkan suatu negara
a. Free public sphere (ruang publik yang bebas) Ruang publik diartikan sebagai
30
wilayah di mana masyarakat sebagai warga negara memiliki akses penuh
berkuasa.
b. Demokratisasi
c. Toleransi
politik dan sikap sosial yang berbeda. Toleransi merupakan sikap yang
31
dikembangkan dalam masyarakat madani untuk menunjukkan sikap saling
d. Pluralisme
tulus bahwa masyarakat itu majemuk. Kemajemukan itu bernilai positif dan
merupakan rahmat Tuhan. Oleh karena itu, tidak ada masyarakat yang tunggal,
proporsional antara hak dan kewajiban setiap warga negara yang mencakup
seluruh aspek kehidupan. Hal ini memungkinkan jika tidak ada monopoli dan
f. Partisipasi sosial
Partisipasi sosial yang benar-benar bersih dari rekayasa merupakan awal yang
32
baik bagi terciptanya masyarakat madani. Partisipasi sosial yang bersih dapat
sebuah tirani pada umumnya tidak memiliki daya yang berarti untuk memulai
sebuah perubahan. Tidak ada tempat yang cukup luas untuk mengekspresikan
g. Supremasi hukum
33
Penghargaan terhadap supremasi hukum merupakan jaminan terciptanya
pengecualian untuk memperoleh kebenaran di atas hukum. Hal ini bisa terjadi
ada peran hukum strategis sebagai alat pengandalian dan pengawasan dalam
masyarakat.
C. Demokrasi Di Indonesia
Namun, belum ada kesatuan pendapat para ahli mengenai rumusan pengertian
34
2. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Era Orde Lama, Orde Baru,
dan Reformasi
Kondisi politik yang tidak stabil menyebabkan sistem parlementer pada masa
ini tidak dapat berjalan dengan semestinya. Hal ini memberi peluang bagi partai
parlementer, koalisi parpol yang dibangun sangatlah rapuh sehingga usia kabinet
pada masa itu tidak dapat bertahan lama. Presiden dan tentara yang memiliki
peran penting justru tidak memperoleh saluran dan tempat yang realistis dalam
memberlakukan kembali UUD 194 melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Dengan
kembalinya konstitusi ke UUD 1945, rakyat menaruh harapan yang sangat besar
Pemerintahan Orde Baru terbentuk tanggal 1 Oktober 1965. Sejak itu, tidak
ada lagi pemikiran politik (political thinking) seperti masa 1945-1965. Setelah
35
bagi wacana publik mulai tampak. Saat itulah wacana baru seperti demokratisasi,
Landasan formal periode ini adalah Pancasila, UUD 1945, dan ketetapan-
penyelewengan UUD 1945 yang terjadi pada era Orde Lama. Contohnya,
presiden seumur hidup; memberikan DPR-GR beberapa hak kontrol, tetapi tetap
inti sistem demokrasi. Rakyat mempunyai hak yang sama untuk menentukan
(2) Demokrasi dalam bidang ekonomi pada hakikatnya adalah kehidupan yang
(3) Demokrasi dalam bidang hukum pada hakikatnya adalah pengakuan dan
pemerintahan, rezim ini tidak memberi ruang bagi kehidupan demokrasi. Rezim
Orba ditandai oleh: (1) dominannya peranan ABRI; (2) birokratisasi dan
36
sentralisasi pengambilan keputusan politik; (3) pengebirian peran dan fungsi
partai politik; (4) campur tangan pemerintah dalam berbagal urusan partai politik
dan publik; (5) masa mengambang; (6) monopoli ideologi negara; serta (7)
dan stabilitas politik hanya bisa dicapai dengan membatasi partisipasi politik.
dalam lingkup paham kekeluargaan, tidak ada perbedaan antara pemimpin dan
sesuatu yang integral, dengan batas-batas yang akhirnya malah tak jelas. Orde
Baru membiasakan kita akrab dengan istilah negara integralistik dan negara
budaya, agama, dan sebagainya). Dengan kata lain, masyarakat yang bebas dari
37
skema besar ini adalah manusia Indonesia yang menjalani perannya sendiri
dahsyat. Rezim ini melahirkan Indonesia yang benar-benar berbeda dari periode
sebelumnya. Negara hadir di mana-mana dan harus bersih dari berbagai tekanan
Pada satu titik, Orde Baru tak ubahnya sebuah panser pragmatisme yang
berjalan tanpa hambatan. Kritik menjadi sesuatu yang riskan untuk diambil.
memutar dan menggunakan medium yang sangat Samar agar bisa disuarakan.
Seni kemudian muncul sebagai saluran ekspresi yang ampuh. Puisi Rendra, lagu
Iwan Fals, atau pentas Teater Koma mampu meloloskan beberapa keluh kesah
Soeharto hanya bisa memperkuat hubungannya dengan satu pilar tersisa, yaitu
Faktor lain yang turut berpengaruh adalah karakter totalitarian yang terlalu
kental. Karakter ini menjadi sesuatu yang sangat ganjil di Indonesia yang tengah
38
munculnya kelas menengah baru membuat kian banyak orang mulai sadar
haknya. Benturan tak bisa dihindari lagi ketika kelompok berkesadaran baru ini
Runtuhnya rezim otoriter Orde Baru telah membawa harapan baru bagi
Indonesia. Sukses atau gagalnya suatu transisi demokrasi sangat bergantung pada
(3) Kultur politik atau perubahan sikap terhadap politik di kalangan elit dan
nonelit.
legitimasi yang kuat, rezim demokrasi baru akan kehilangan daya tariknya. Setiap
39
rezim membutuhkan legitimasi, dukungan, atau paling tidak “persetujuan tanpa
Secara historis, semakin berhasil suatu rezim dalam menyediakan apa yang
akut.
berimbang.
(3) Hubungan internasional yang lebih adil dan seimbang. Sebagai negara yang
40
dunia internasional. Tujuannya adalah bantuan ekonomi internasional lebih
melestarikan demokrasi.
Keseluruhan motif pembaruan politik pada Orde Reformasi dapat dilihat dari
mengikuti pemilu.
41
Tapol dan napol mulai dibebaskan sebagai wujud kebebasan berpolitik.
Beberapa di antaranya adalah tapol yang dituduh terlibat peristiwa PKI 1965.
ditandai oleh:
(1) adanya reposisi dan redefinisi TNI dalam kaitan keberadaannya di sebuah
negara demokrasi;
Indikasi ini tidak serta merta dapat mewujudkan kehidupan yang demokratis
dalam negara, kita. Terdapat unsur-unsur lainnya yang dapat menghambat proses
a. Definisi Pemilu
Dalam pemilu, warga negara yang secara usia sudah memiliki hak pilih dapat
42
negara, atau pemimpin pemerintahan. Hal ini merupakan cerminan bahwa
pemerintah dipilih oleh rakyat. Seluruh rakyat mempunyai hak memilih sebagian
calon pemimpin pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Menurut Arendt Liphart, sistem pemilu adalah elemen paling mendasar dari
memengaruhi perilaku pemilih dan hasil pemilu, sehingga sistem pemilu juga
menjadi kursi.
b. Tujuan Pemilu
(3) Memilih wakil-wakil rakyat yang, duduk di DPR, DPD, dan DPRD, serta
(4) Melaksanakan pergantian personil pemerintah secara damai, aman, tertib, dan
konstitusional.
politiknya. Hal ini tercantum dalam Pasal 1 ayat 2 UUD 1945, yaitu “kedaulatan
43
Artinya, wakil rakyat seperti DPR, DPRD, atau DPD akan merepresentasikan
aspirasi rakyat. Tujuan pemilu dalam negara yang demokratis adalah sebagai
berikut.
(3) Rakyat melalui perwakilan secara periodik dapat mengoreksi atau mengawasi
eksekutif.
pemilu penuh manipulasi, kecurangan, berada di bawah paksaan, dan tidak adil,
maka telah terjadi ancaman terhadap prinsip-prinsip demokrasi itu sendiri. Oleh
karena pelaksanaan pemilu yang bebas, jujur, dan adil sangat penting, diperlukan
dengan baik jika keberadaan bingkai hukum demokrasi dalam pemilu yang
bersifat luber (langsung, umum, bebas, dan rahasia) dan jurdil (jujur dan adil)
yang beradab
44
(3) Adanya kepastian hukum
ini juga memilih anggota DPD dengan sistem distrik berwakil banyak.
Pemilu 2004 dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap pertama bertujuan untuk
memilih anggota DPR, DPRD, dan DPD. Tahap ini dilaksanakan tanggal 5 April
2004. Selanjutnya, tahap kedua dilaksanakan tanggal 5 Juli 2004 dengan tujuan
memilih presiden dan wakil presiden. Tahap ini merupakan tahap pemilihan
suara 50% plus satu), maka putaran berikutnya akan diadakan tanggal 20
September. Pada putaran kedua ini, dua orang pasangan calon presiden-wakil
presiden dengan suara terbanyak pada putaran pertama akan bersaing untuk
45
dari peserta pemilu (parpol atau perseorangan) atau pemerintah. Dengan
demikian, pemilu dapat diselenggarakan secara lebih bebas dan mandiri Serta
(1) Di tingkat nasional, KPU beranggotakan 9 (sembilan) orang yang berasal dari
(PPK). Mereka berjumlah 5 (lima) orang dan berasal dari tokoh masyarakat
setempat.
setempat.
(4) Di tingkat yang paling bawah, yakni pelaksana pemungutan dan penghitungan
(sembilan) orang, terdiri atas 7 (tujuh) orang pelaksana dan 2 (dua) orang
petugas keamanan.
46
(1) Pendaftaran pemilih
(5) Kampanye
47
BAB III
METODE PENELITIAN
ruang UKS, Ruang OSIS dan lain-lain. Dengan jumlah guru sebanyak 51 orang
terdiri dari 1 (satu) kepala sekolah, 4 (empat) wakil Kepala Sekolah dan sisnya
guru Mata Pelajaran dan guru Biimbingan Konseling serta 7 Tenaga Administrasi.
Objek Penelitian ini adalah Siswa Kelas X dengan jumlah siswa sebanyak
35, yang terdiri dari 6 siswa laki – laki dan 29 siswa perempuan SMKN 2
pada bulan September sampai dengan Nopember 2015. Penelitian ini pada materi
48
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
observasi guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan membuat alat evaluasi
b. Tahap pelaksanaan
kelompok terdiri dari 4–6 orang siswa, kemudian LKS dan siswa diminta
diskusi antar kelompok, dan menjawab soal – soal. Dalam bekerja kelompok
siswa saling membantu dan berbagi tugas. Setiap anggota bertanggung jawab
terhadap kelompoknya.
c. Tahap Observasi
yang diamati adalah keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran
49
menggunakan lembar observasi aktivitas dan respon siswa serta guru.
Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa diperoleh dari tes hasil belajar
siswa.
d. Tahap Refleksi
2. Siklus II
Hasil refleksi dan analisis data pada siklus I digunakan untuk acuan
kekurangan pada siklus I. Tahapan yang dilalui sama seperti pada tahap
siklus I.
ini yaitu :
50
Instrumen yang diganakan pada Penelitian Tindakan Kelas ini
terdiri dari:
jumlahnya sekitar 85% dari seluruh jumlah siswa dan masing – masing
𝐹
𝑃= 𝑥 100%
𝑁
Dimana : P = Prosentase
F = frekuensi tiap aktifitas
N = Jumlah seluruh aktifitas
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil
b. Pelaksanaan
september 2015 dari pukul 07.00 s.d 08.30 WIB. Kegiatan pembelajaran
menit.
52
dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan
siswa dalam 7 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 4-6 orang
siswa.
pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan
53
c. Observasi
ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap
Dengan adanya masalah yang terjadi pada tindakan awal, maka kami
terlihat dari hasil belajar siswa pada tindakan awal. Hasil belajar
kooperatif tipe TGT dari 35 siswa terdapat 15 siswa atau 42,9% yang
tuntas dan yang tidak tuntas ada 20 Siswa atau 57,1% yang tidak
awal
1 Agustina E.I 70 V
54
2 Alan Nuari Daak 60 V
3 Amelia Nazemi 65 V
4 Andricka Hinrayani 70 V
5 Anjuani 60 V
6 Bedsciana Oldams 65 V
7 Debora Vrikanela 65 V
8 Devita Sari 84 V
9 Eriko Pratama 60 V
10 Gustinawati 70 V
12 Hendri Yamo 65 V
13 Jaya Satria 84 V
14 Kacici 60 V
15 Lili Fatmawati 84 V
16 Mahdalena 60 V
17 Margareta Rahuni 70 V
18 Najah 60 V
19 Nia Fransiska 65 V
20 Nona Kretiana 70 V
21 Nopiasari 65 V
55
24 Pangki Oriani Saputra 65 V
25 Petriyani 65 V
27 Pipi Andriani 65 V
28 Rari Marliani 78 V
30 Rima Melati 65 V
31 Seni 88 V
33 Tantiana 60 V
34 Ventiana 65 V
35 Winey Daya K 70 V
Jumlah 2378
Klasikal 42,9%
d. Refleksi
pembelajaran kooperatif tipe TGT ternyata hasil yang didapat nilai rata-
rata sebesar 67,9 dan ketuntasan klasikal sebesar 42,9%. Hal ini masih
jauh dari harapan. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan
56
difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada materi Budaya
Demokrasi.
menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian
LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan
diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik
untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara
dijawab oleh kelompok dalam diskusi. Disamping itu untuk masalah yang
57
1. Perencanaan
Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa.
observasi.
e. Pelaksanaan
Oktober 2015 dari pukul 07.00 s.d 08.30 WIB. Kegiatan pembelajaran
menit.
58
Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat
siswa dalam 7 kelompok dan setiapkelompok terdiri dari 4-6 orang siswa.
strategi TGT, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang
baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar
f. Observasi
59
Partisipasi siswa Kelas X SMKN 2 Tamiang Layang ada
ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap
terlihat dari hasil belajar siswa pada siklus I. Hasil belajar siswa pada
ada sejulah 35 siswa terdapat 30 siswa atau 85,7% yang tuntas dan
yang tidak tuntas ada Siswa atau 14,3% yang tidak tuntas. Data dapat
1 Agustina E.I 90 V V
3 Amelia Nazemi 80 V
60
4 Andricka Hinrayani 90 V
5 Anjuani 65 V
6 Bedsciana Oldams 80 V
7 Debora Vrikanela 80 V
9 Eriko Pratama 65 V
10 Gustinawati 100 V
12 Hendri Yamo 80 V
13 Jaya Satria 90 V
14 Kacici 65 V
16 Mahdalena 65 V
17 Margareta Rahuni 80 V
18 Najah 70 V V
19 Nia Fransiska 80 V
20 Nona Kretiana 80 V
21 Nopiasari 80 V
25 Petriyani 80 V
61
26 Pino Adam Saputra 80 V
27 Pipi Andriani 80 V V
30 Rima Melati 70 V
31 Seni 100 V
33 Tantiana 70 V
34 Ventiana 70 V
35 Winey Daya K 90 V
Jumlah 2835
2) Aktifitas Siswa
lampiran.
tipe TGT digunakan angket yang diberikan kepada siswa setelah seluruh
62
proses pembelajaran selesai. Hasil angket respons siswa terhadap
pembelajaran dengan senang, siswa juga merasa senang dengan LKS yang
digunakan, suasana kelas, maupun cara penyajian materi oleh guru, dan
F % F %
F % F %
63
2. Bagaimana perasaan kamu terhadap :
F % F %
pembelajaran ini
Tidak
Bermanfaat
Bermanfaat
F % F %
kamu ?
F % F %
Ya Tidak
F % F %
Keterangan :
64
F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran
kooperatif tipe TGT
N=Jumlah: 35 orang
3) Aktifitas Guru
siklus I sebesar 2.93 yang berarti termasuk kategori baik. Data dapat
Keterangan :
0 - 1,49 = kurang baik
1,5 - 2,49 = Cukup
2,5 - 3,49 = Baik
3,5 - 4,0 = Sangat Baik
g. Refleksi
65
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan
menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian
LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan
diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik
untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan
66
dijawab oleh kelompok dalam diskusi. Disamping itu untuk masalah yang
1. Perencanaan
Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan
2. Pelaksanaan
menit.
67
berupa menyanyi, (3)menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan
siswa dalam 7 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 4-6 orang
siswa.
strategi TGT, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang
68
baru dilakukan dan (3)siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar
a. Observasi
ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap
terlihat dari hasil belajar siswa pada siklus II. Hasil belajar siswa pada
sebanyak 30 siswa atau 85,7% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada
5 Siswa atau 14,3% yang tidak tuntas dan nilai rata-rata sebesar 81,0.
1 Agustina E.I 90 V
3 Amelia Nazemi 80 V
69
4 Andricka Hinrayani 90 V
5 Anjuani 65 V
6 Bedsciana Oldams 80 V
7 Debora Vrikanela 80 V
9 Eriko Pratama 65 V
10 Gustinawati 100 V
12 Hendri Yamo 80 V
13 Jaya Satria 90 V
14 Kacici 65 V
16 Mahdalena 65 V
17 Margareta Rahuni 80 V
18 Najah 70 V
19 Nia Fransiska 80 V
20 Nona Kretiana 80 V
21 Nopiasari 80 V
24 Pangki Oriani S. 90 V
25 Petriyani 80 V
70
26 Pino Adam Saputra 80 V
27 Pipi Andriani 80 V
29 Reflee Leona S. 70 V
30 Rima Melati 70 V
31 Seni 100 V
33 Tantiana 70 V
34 Ventiana 70 V
35 Winey Daya K 90 V
Jumlah 2835
2) Aktifitas Siswa
yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pelajaran
Budaya Demokrasi pada siklus 1 adalah rata – rata 3,04 berarti termasuk kategori
angket yang diberikan kepada siswa setelah seluruh proses pembelajaran selesai.
71
ditunjukan pada Tabel 9 di bawah ini yang merupakan rangkuman hasil angket
respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe TGT, ditunjukan pada tabel 9
di bawah ini yang merupakan rangkuman hasil angket tentang tanggapan 17 siswa
dengan senang, siswa juga merasa senang dengan LKS yang digunakan, suasana
kelas, maupun cara penyajian materi oleh guru, dan model pembelajaran yang
baru mereka terima, selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa juga merasa
F % F %
F % F %
72
g. Suasana Belajar di Kelas 35 100 0 0
F % F %
pembelajaran ini
Tidak
Bermanfaat
Bermanfaat
F % F %
kamu ?
F % F %
Ya Tidak
F % F %
Keterangan :
73
3) Aktifitas Guru
siklus I sebesar 2.93 yang berarti termasuk kategori baik. Data dapat
Keterangan :
0 - 1,49 = kurang baik
1,5 - 2,49 = Cukup
2,5 - 3,49 = Baik
3,5 - 4,0 = Sangat Baik
4) Refleksi
74
dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada
menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian
LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan
diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik
selanjutnya akan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang pertama
peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis
hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka
pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam
75
B. Pembahasan
1. Hasil Belajar
siklus 1 sebesar 72,1 dengan nilai tertinggi adalah 100 terdapat 1 orang
sebesar 81 dengan nilai tertinggi adalah 100 terdapat 6 orang dan nilai
yang tidak tuntas 14,3%. Siswa yang tidak tuntas baik pada siklus I
maupun pada siklus II adalah siswa yang sama, ini disebabkan siswa
tersebut pada dasarnya tidak ada niat untuk belajar dan sering tidak masuk
sekolah.
76
Berdasarkan data hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II
hasil belajar siswa pada materi yang sama yaitu Budaya Demokrasi. Hal
2. Aktivitas Siswa
siswa. Adapun aktivitas siswa yang dinilai oleh pengamat adalah aspek
berdiskusi. Hal ini menunjukan bahwa siswa saling bekerja sama dan
bertanggung jawab untuk mendapatkan hasil yang baik. Hal ini sesuai dengan
77
3. Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
TGT menurut hasil penilaian pengamat termasuk kategori baik untuk semua
aspek. Berarti secara keseluruhan guru telah memiliki kemampuan yang baik
Budaya Demokrasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibrahim (2000), bahwa
guru berperan penting dalam mengelola kegiatan mengajar, yang berarti guru
kelas, sehingga minat dan motivasi siswa dalam belajar dapat ditingkatkan.
Pendapat lain yang mendukung adalah piter (dalam Nur dan Wikandari 1998).
kooperatif tipe TGT yang diterapkan oleh peneliti menunjukan bahwa siswa
merasa senang terhadap materi pelajaran. LKS, suasana belajar dan cara
kooperatif tipe TGT mereka lebih mudah memahami materi pelajaran interaksi
antara guru dengan siswa dan interaksi antar siswa tercipta semakin baik
pembelajran kooperatif tipe TGT disebabkan suasana belajar dikelas yang agak
ribut.
78
Seluruh siswa (100%) berpendapat baru mengikuti pembelajran dengan
mereka, karena mereka dapat saling bertukar pikiran dan materi pelajaraan
yang didapat mudah diingat. Hal ini sesuai dengan pendapat rejeki (2000) yang
siswa yang lebih positif, menambah motivasi dan percaya diri sera menambah
79
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
berikut:
5.2 Saran
solusinya.
80
DAFTAR PUSTAKA
Hulu, yuprieli. Dkk. 2011. Suluh siswa 1: Berkarya dalam Kristus. Jakarta: BPK
Gunung Mulia.
81
PEDOMAN OBSERVASI GURU
Kesimpulan :........................................................................................................................................
Saran / Pembinaan :.........................................................................................................................................
Pengamat/Observer,
.....................................
82
PEDOMAN OBSERVASI SISWA
Hari/Tanggal :……………………………..
Kelas :……………………………..
Materi :……………………………..
Nama Guru :……………………………..
NO ASPEK PENGAMATAN KOMENTAR KET
1 Memperhatikan penjelasan Guru
2 Mempelajari LKS dengan sungguh-
sungguh
3 Melakukan kegiatan sesuai LKS
4 Mencatat hasil kegiatan sesuai LKS
Pengamat,
………………..………
83
RESPONDEN SISWA
Nama Siswa :…………………………..
Kelas :…………………………..
Hari/Tanggal :…………………………..
NO URAIAN YA TIDAK KET
1 Apakah kamu merasa senang selama mengikuti kegiatan
pembelajaran ini ?
siswa (LKS)?
guru?
JUMLAH
Responden,
……………………………….
84