Anda di halaman 1dari 51

L A P OR A N

PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH


(PTS)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN DALAM MENYUSUN


KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) MELALUI
PENDAMPINGAN TERHADAP GURU
SMPN 1 BENUA LIMA KABUPATEN BARITO TIMUR

Disusun oleh :

FRIET HUGO SAPTIANO, S.Pd


NIP. 19601122 198303 1 006
KEPALA SMPN 1 BENUA LIMA

Jl. A.Yani No.88 Taniran Kode Pos 73661


KABUPATEN BARITO TIMUR
KALIMANTAN TENGAH
2014

1
LEMBAR PENGESAHAN
PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH
(PTS)

Judul

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN DALAM MENYUSUN


KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) MELALUI
PENDAMPINGAN TERHADAP GURU
SMPN 1 BENUA LIMA KABUPATEN BARITO TIMUR

Disusun oleh :

FRIET HUGO SAPTIANO, S.Pd


NIP. 19601122 198303 1 006
KEPALA SMPN 1 BENUA LIMA

Disahkan oleh :

Mengetahui: Taniran, 24 Oktober 2014


Kepala Dinas Pendidikan Pembimbing,
Kabupaten Barito Timur,

JUMAKIR, S.Pd.,MM
Drs. ARSEPTO HALIN, MMA NIP. 19670930 199001 1 002
Pembina Utama Muda / IVc
NIP. 19620927 199111 1 001

2
BERITA ACARA SEMINAR

Pada hari ini Sabtu Tanggal Sembilan Belas Bulan September Tahun Dua
Ribu Empat Belas, bertempat di SMPN 1 Benua Lima, dihadiri oleh 16 (Enam
Belas) Guru, telah diseminarkan sebuah Laporan Penelitian Tindakan Sekolah
(PTS) dengan judul : “Upaya Meningkatkan Kemampuan Dalam Menyusun
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Melalui Pendampingan Terhadap Guru
SMPN 1 Benua Lima Kabupaten Barito Timur”.

Disusun oleh :

FRIET HUGO SAPTIANO, S.Pd


NIP. 19601122 198303 1 006
KEPALA SMPN 1 BENUA LIMA

Pembahas :

1. HARIPANDA, S.Pd (......................................)

2. SARDONO, S.Pd (......................................)

Moderator, Notulis,

ERNI ARIANTI, .Pd. ELRIATI WU’I, S.Pd.


NIP. 19710124 199503 2 002 NIP. 19681128 199203 2 002

Mengetahui:
Ketua MKKS, Narasumber,
Kabupaten Barito Timur

HARIPANDA, S.Pd. ROGAN GUNAWAN, S.Pd.


NIP. 19680512 199412 1 002 NIP. 19600406 198602 1 003

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Allah Subhanahu wata’ala, atas limpahan


rahmat dan karunianya laporan penelitian ini dapat terselesaikan. Adapun judul
laporan penelitiani ini adalah, ”Upaya Meningkatkan Kemampuan Dalam
Menyusun Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Melalui Pendampingan Terhadap
Guru-Guru SMPN 1 Benua Lima Kabupaten Barito Timur”.

Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi tingginya kami sampaikan


kepada:
1. Drs. Arsepto Halin.,MMA selaku Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Barito Timur,
2. Manyang Santihe, S.Pd.,MM selaku Koordinator Pengawas Sekolah
Dinas Pendidikan Kabupaten Barito Timur.
3. Jumakir, S.Pd.,MM selaku Pembimbing.
4. Rogan Gunawan, S.Pd selaku Pengawas Pembina SMPN 1 Benua Lima.
5. Semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa laporan penelitian ini masih banyak
kekurangannya, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan sarannya
sehingga laporan penelitian ini menjadi lebih berkualitas.
Akhir kata semoga laporan penelitian ini memberikan makna dan manfaat
khususnya dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

Taniran, 20 September 2014

Penulis

4
SURAT KETERANGAN PUBLIKASI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : AHMAD RUJANI, S.Pd.I


NIP : 19570318 198408 1 001
Jabatan : Kepala Perpustakaan SMPN 1 Benua Lima

Dengan ini menerangkan bahwa telah menerima sebuah Laporan Penelitian


Tindakan Sekolah (PTS) sebagai berikut:

Judul : “Upaya Meningkatkan Kemampuan Dalam Menyusun


Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Melalui
Pendampingan Terhadap Guru SMPN 1 Benua Lima
Kabupaten Barito Timur.”
Penulis : FRIET HUGO SAPTIANO, S.Pd
NIP : 19601122 198303 1 006
Jabatan : Kepala Sekolah
Unit Kerja : SMPN 1 Benua Lima.

Telah disimpan di Perpustakaan SMPN 1 Benua Lima Kabupaten Barito Timur


Provinsi Kalimantan Tengah, sebagai Publikasi Ilmiah dan sebagai bahan
Referensi.

Demikian keterangan ini kami buat agar dapat dipergunakan sebagaimana


mestinya.

Mengetahui: Taniran, 30 September 2014


Kepala Sekolah, Kepala Perpustakaan,

FRIET HUGO SAPTIANO, S.Pd AHMAD RUJANI, S.Pd.I


NIP. 19601122 198303 1 006 NIP. 19570318 198408 1 001

5
ABSTRAK

Penelitian ini berjudul: “Upaya Meningkatkan Kemampuan Dalam Menyusun Kriteria


Ketuntasan Minimal (KKM) Melalui Pendampingan Terhadap Guru SMPN 1 Benua Lima
Kabupaten Barito Timur”.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru


Dalam Menyusun Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Melalui Pendampingan Terhadap
Guru SMPN 1 Benua Lima.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan (action
Research) yang terdiri dari 2 (dua) siklus, dan setiap siklus terdiri dari: Perencanaan,
Pelaksanaan, Pengamatan, dan refleksi.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan bahwa Pendampingan dapat


Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menyusun Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Terhadap Guru SMPN 1 Benua Lima Kabupaten Barito Timur.

Selanjutnya peneliti merekomendasikan: (1) Bagi Kepala Sekolah yang mendapatan


kesulitan yang sama dapat menerapkan Pendampingan untuk meningkatkan
kemampuan menyusun Kriteria Ketuntasan Minimal terhadap Guru Binaan. (2) Agar
mendapatkan hasil yang maksimal maka dapat diterapkan pendampingan individual
secara intensif dan berkelanjutan.

Kata kunci: Kemampuan, KKM, Pendampingan

6
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................................ii
BERITA ACARA SEMINAR..............................................................................................iii
KATA PENGANTAR.........................................................................................................iv
ABSTRAK.........................................................................................................................v
DAFTAR ISI.....................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL.............................................................................................................viii
DAFTAR GRAFIK.............................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................ 2
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................... 3
1.5 Hipotesa Tindakan ......................................................................... 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................................... 4


2.1 Kajian Teori..................................................................................... 4
2.1.1 Kriteria Ketuntasan Minimal......................................................... 4
2.1.2 Supervisi Pendidikan (Pendampingan)........................................ 7

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 15


3.1 Setting Penelitian........................................................................... 15
3.2 Subjek Penelitian............................................................................ 15
3.3 Prosedur Penelitian........................................................................ 16
3.4 Teknik Pengumpulan Data............................................................. 18
3.5 Teknik Analisa Data....................................................................... 18
3.6 Kriteria Keberhasilan...................................................................... 18

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................................... 19


4.1 Hasil Penelitian............................................................................... 19
4.1.1 Deskripsi kondisi awal........................................................... 19
4.1.2 Deskripsi Hasil siklus I.......................................................... 22
4.1.3 Deskripsi Hasil Siklus II......................................................... 28
4.2 Pembahasan.................................................................................. 35

BAB V PENUTUP........................................................................................... 38
5.1 Kesimpulan.................................................................................... 38
5.2 Saran............................................................................................. 38

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 39
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................................ 40

7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP)

mulai tahun 2007, kurikulum tersebut yang didalamnya salah satu komponen

yang harus disusun dan ditentukan adalah Kriteria Ketuntasan Minimal yang

dikenal dengan KKM.

Kriterian ketuntasan minimal disusun dan ditetapkan dengan

memperhatikan tiga hal yaitu : kemampuan rata-rata peserta didik ( intake ),

mengidentifikasi indikator sebagai penanda tercapainya kompetensi dasar

( kompleksitas ), Kemampuan daya pendukung berorientasi pada sumber

belajar.

Rendahnya kemampuan guru dilihat dari hasil studi dokumen yang

dilakukan oleh Kepala sekolah. Dari hasil studi dokumen ditemukan hampir

semua guru binaan belum menyusun dan menetapkan kriteria ketuntasan

minimal. Kalaupun ada yang menentukan tidak melalui prosedur penentuan

yang baku sesuai dengan pedomaman penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP).

Hasil temuan tersebut maka perlu adanya upaya-upaya untuk

meningkatkan kemampuan guru untuk dapat menentukan dan menyusun kriteria

ketuntasan minimal sesuai dengan pedomam yang baku.

8
1.2 Permasalahan

1.2.1 Identifikasi Masalah

Masalah yang mendasar pada penelitian ini adalah rendahnya kemampuan

guru dalam menentukan dan menyusun kriteria ketuntasan minimal. Salah satu

faktor penyebabnya adalah rendahnya pemahaman dan kuranganya motivasi

guru. Rendahnya kemampuan tersebut merupakan tanggung jawab bersama

pengelola pendidikan. Kepala sekolah sebagai supervisor turut bertanggung

jawab untuk melakukan upaya-upaya peningkatan kemampuan sehingga pada

akhirnya dapat menentukan dan menyusun kriteria ketuntasan minimal.

Jelas bahwa kemapuan guru dalam menyusun kriteria ketuntasan minimal

perlu ditingkatkan. Peningkatan kemampuan guru didampingi oleh Kepala

Sekolah sebagai supervisor yang dapat membantu menyelesaikan

permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh guru .

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah

sebagai berikut :

“Apakah melalui pendampingan dapat meningkatkan kemampuan menyusun

Kriteria Ketuntasan Minimal terhadap guru SMPN 1 Benua Lima Kabupaten

Barito Timur?”

1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian.


1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian Tindakan

ini adalah::

9
“Untuk meningkatkan kemampuan dalam menyusun Kriteria Ketuntasan Minimal

melalui pendampingan terhadap guru-guru SMPN 1 Benua Lima Kabupaten

Barito Timur”.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan manfaat terutama:

(1) Bagi guru didapatkan metode yang efektif dalam menyusun criteria

ketuntasan minimal,

(2) bagi Kepala Sekolah meningkatkan perannya sebagai supervisor

sehingga

dapat meningkatkan kemampuan guru,

(3) bagi sekolah dapat menentukan arah pencapaian prestasi pembelajaran

dalam satu tahun pelajaran.

10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori


2.1.1 Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM )
a. Pengertian
Kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar

(KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM pada akhir jenjang satuan

pendidikan untuk kelompok mata pelajaran selain ilmu pengetahuan dan

teknologi merupakan nilai batas ambang kompetensi

KKM ditetapkan oleh sekolah pada awal tahun pelajaran dengan memperhatikan:

1. Intake (kemampuan rata-rata peserta didik)

2. Kompleksitas (mengidentifikasi indikator sebagai penanda tercapainya

Kompetensi dasar ).

3. Kemampuan daya pendukung (berorientasi pada sumber belajar)

b. Rambu-Rambu penyusunan Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM )

1. KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran oleh satuan pendidikan

berdasarkan hasil musyawarah guru mapel di satuan pendidikan

2. Ketuntasan Belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu

kompetensi dasar berkisar antara 0 – 100%.

3. Nilai KKM dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat dengan rentang

0 – 100

11
4. Sekolah dapat menetapkan KKM di bawah nilai ketuntasan belajar

maksimal, dan berupaya secara bertahap meningkatkan untuk mencapai

ketuntasan maksimal

5. Nilai KKM harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar Peserta didik

c. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM )

1. Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik

sesuai Kompetensi Dasar mata pelajaran yang diikuti.

2. Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti

penilaian mata pelajaran.

3. Dapat digunakan sebagai bagian komponen dalam melakukan evaluasi

program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah.

4. Dapat digunakan sebagai bagian komponen dalam melakukan evaluasi

program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah.

5. Merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan

satuan pendidikan dengan masyarakat.

6. Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap

mata pelajaran.

d. Mekanisme penentuan KKM

1. Prinsip penetapan KKM.

1) Dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar minimal pada setiap

indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan

intake peserta didik

12
2) KKM Kompetensi Dasar (KD) merupakan rata-rata dari KKM

indikator yang terdapat dalam Kompetensi Dasar tersebut

3) Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK)

merupakan rata-rata KKM Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat

dalam SK tersebut

4) Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata

dari semua KKM-SK yang terdapat dalam satu semester atau satu

tahun pembelajaran, dan dicantumkan dalam Laporan Hasil

Belajar (LHB/Rapor) peserta didik

5) Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan

adanya perbedaan nilai ketuntasan minimal

2. Langkah-langkah penetapan KKM.

1) Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran

dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu

kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik dengan

skema sebagai berikut:

2) Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata

pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan

guru dalam melakukan penilaian

3) KM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang

berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas

pendidikan

4) KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian

dilaporkan kepada orang tua/wali peserta didik.

13
2.1.2 Supervisi Pendidikan (Pendampingan)
a. Tujuan Supervisi Pendidikan

Tujuan supervisi pendidikan antara lain dari pendapat Arikunto (2011:

154) bahwa supervisi pendidikan ialah pembinaan yang diberikan kepada

seluruh staff sekolah khususnya guru agar mereka dapat meningkatkan

kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar dengan lebih baik.

Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi (1990: 69) berpendapat bahwa tujuan supervisi

pendidikan ialah untuk mengetahui situasi mengukur tingkat perkembangan

kegiatan sekolah dalam usahanya mencapai tujuan. Atau dengan kata lain tujuan

supervisi ialah baik, yaitu untuk pengukuran kemajuan sekolah.

Ngalim Purwanto (1997:77) berpendapat bahwa tujuan supervisi

pendidikan yaitu: (a) membangkitkan dan merangsang semangat guru-guru dan

pegawai sekolah lainnya dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan

sebaik-baiknya, (b) berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat

perlengkapan termasuk macam-macam media instruksional yang diperlukan bagi

kelancaran jalannya proses belajar mengajar yang lebih baik, (d) membina kerja

sama yang baik dan harmonis antara guru, murid, dan pegawai sekolah, antara

lain dengan mengadakan workshop, seminar, inservice-training, atau up-grading.

Kata kunci dari supervisi ialah memberikan layanan dan bantuan kepada

guru-guru, maka tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk

mengembangkan situasi belajar-mengajar yang dilakukan guru di kelas yang

pada gilirannya meningkatkan kualitas belajar siswa. Pendapat ini diuraikan oleh

Sahertian (2000:19) bahwa tujuan sipervisi pendidikan ialah: (a)

14
mengembangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan di sekolah, (b)

meningkatkan proses belajar- mengajar di sekolah, (c) mengembangkan kinerja

sekuruh staff sekolah, termasuk para guru.

b. Fungsi Supervisi Pendidikan

Rohani dan Ahmadi (1990: 70) menjelaskan secara singkat bahwa fungsi

atau tugas supervisor ialah (a) menjalankan aktivitas untuk mengetahui situasi

adaministrasi pendidikan, sebagai kegiatan pendidikan di sekolah dalam segala

bidang, (b) menentukan syarat-syarat yang diperlukan untuk menciptakan situasi

pendidikan di sekolah, (c) menjalankan aktivitas untuk mempertinggi hasil dan

untuk menghilangkan hambatan-hambatan. Dalam penjelasan rinci,

dikemukakan bahwa supervisi mempunyai beberapa fungsi yaitu (a) fungsi

pelayanan, yaitu kegiatan pelayanan untuk peningkatan profesionalnya, (b)

fungsi penelitian, yaitu untuk memperoleh data yang obyektif dan relevan,

misalnya untuk menemukan hambatan belajar, (c) fungsi kepemimpinan, yaitu

usaha memepengaruhi orang lain agar yang disupervisi dapat memecahkan

masalah sendiri sesuai dengan tanggung jawab profesionalnya, (d) fungsi

manajemen, yaitu supervisi dilakukan sebagai control atau pengarah, sebagai

aspek manajemen, (e) fungsi evakuasi, yaitu supervisi dilakukan untuk

mengevaluasi hasil atau kemajuan yang dipeoleh, (f) fungsi bimbingan, (g) fungsi

pendidikan dalam jabatan (inservice education) khususnya bagi para guru muda.

Ngalim Purwanto (1997: 86) menjelaskan secara rinci fungsi- fungsi

sipervisi pendidikan yang penting di ketahui yaitu sebagai berikut:

a. Dalam bidang kepemimpinan: (1) menyusun rencana dan kebijaksanaan

bersama, (2) mengikutsertakan anggota-anggota kelompok (guru-guru,

15
pegawai) dalam berbagai kegiatan, (3) memberikan bantuan kepada anggota

kelompok dalam menghadapi dan memecahkan masalah, (4) membangkitkan

dan memupuk semangat kelompok atau memupuk moral yang tinggi kepada

anggota kelompok, (5) mengikutsertakan semua anggota dalam menetapkan

putusan-putusan, (6) membagi dan medelegasikan wewenang dan tanggung

jawab kepada anggota sesuai, dengan fungsi-fungsi dan kecakapan masing-

masing, (7) mempertinggi daya kreatif pada anggota kelompok, (8)

menghilangkan rasa malu dan rasa rendah diri pada anggota kelompok

sehingga mereka berani mengemukakan pendapat demi kepentingan

bersama.

b. Dalam hubungan kemanusiaan: (1) memanfaatkan kekeliruan yang

dialaminya untuk dijadikan pelajaran demi perbaikan selanjutnya, bagi diri

sendiri maupun bagi anggota kelompoknya, (2) membantu mengatasi

kekurangan atau kesulitan yang dihadapi anggota kelompok, seperti dalam

hal kemalasan, merasa rendah diri, acuh tak acuh, pesimis, (3) mengarahkan

anggota kelompok kepada sikap-sikap yang demokratis, (4) memupuk rasa

saling menghormati di antara sesama anggota kelompok dan sesama

manusia, (5) menghilangkan rasa curiga-mencurigai antara anggota

kelompok.

c. Dalam pembinaan proses kelompok: (1) mengenai masing–masing pribadi

anggota kelompok, (2) memelihara sikap saling mempercayai, (3) memupuk

sikap saling menolong, (4) memperbesar tanggung jawab, (5) bertindak

bijaksana dalam menyelesaikan pertentangan atau perselisihan pendapat di

antara anggota kelompok, (6) menguasai teknik memimpin rapat dan

pertemuan.

16
d. Dalam bidang administrasi personel: (1) memilih personel yang memenuhi

syarat untuk suatu pekerjaan, (2) menempatkan personel pada tempat dan

tugas yang sesuai dengan kemampuan, (3) mengusahakan susunan kerja

yang menyenangkan dan meningkatkan daya kerja serta hasil maksimal.

e. Dalam bidang evaluasi: (1) menguasai dan memahami tujuan-tujuan

pendidikan secara khusus dan terinci, (2) menguasai dan memiliki

normat/ukuran yang akan digunakan sebagai kriteria penilaian, (3) menguasai

teknik pengumpulan data, (4) menafsirkan dan menyimpulkan hasil penilaian

sehingga dapat digunakan untuk perbaikan.

Sahertian (2000: 21) menyebutkan beberapa fungsi supervisi

pendidikan dari para ahli yaitu: (a) perbaikan dan peningkatan kualitas

pengajaran, (b) membina program pengajaran yang ada sebaik- baiknya

sehingga selalu ada usaha, perbaikan, (c) menilai dan memperbaiki faktor- faktor

yang memepengaruhi proses pembelajaran peserta didik, (d) mengkoordinasi,

menstimulasi, dan mendorong ke arah pertumbuhan profesi guru, (e)

memperbaiki situasi belajar mengajar dalam arti yang luas.

c. Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan

Suharsimi Arikunto (2013: 172) menjelaskan tahap- tahap dalam teknik

supervisi untuk pemecahan masalah sebagai berikut: (a) identifikasi masalah,

yaitu mengidentifikasi celah antara keadaan yang sekarang ada dengan keadaan

yang diharapkan, (b) diagnosis penyebab, yaitu penelitian mengenai

kemungkinan sebab- sebab timbulnya masalah dengan cara menguji faktor-

faktor penghambat maupun faktor penunjang, (c) mengembangkan rencana

kegiatan, yaitu mengembangkan strategi untuk bertindak dengan secara rinci

menealaah setiap alternative yang ada, mengantisipasikan akibat- akibat yang

17
mungkin timbul, mempertimbangkan untuk kemudian memilih salah satu untuk

dilaksanakan, (d) melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan dengan

menterjemahkan setiap langkah perencanaan dengan prosedur khusus, (e)

mengevakuasikan rencana kegitan, yaitu melihat kembali keterlaksanaan, dan

lain- lain yang perlu di pertimbangkan di dalam pelaksanaan nanti.

Rohani dan Ahmadi (1990: 79) menjelaskan secara operasional teknik-

teknik supervisi yang lazim dan secara teratur dapat dilakukan oleh setiap

sekolah yaitu: rapat sekolah, kunjungan kelas, musyawarah, atau pertemuan

perseorangan.

Sahertian (2010: 52) menyebutkan teknik-teknik supervisi pendidikan

secara garis besar menjadi dua bagian yaitu teknik yang bersifat individual dan

teknik yang bersifat kelompok. Teknik yang bersifat individual yaitu: (a)

kunjungan kelas, (b) observasi kelas, (c) percakapan pribadi, (d) saling

mengunjungi kelas (intervisitasi), (e) penyeleksi berbagai sumber materi untuk

mengajar, (f) menilai diri sendiri. Adapun teknik yang bersifat kelompok, yaitu

teknik yang digunakan bersama-sama oleh supervisor dengan sejumlah guru

dalam satu kelompok yaitu: teknik yang digunakan bersama-sama oleh

supervisor dengan sejumlah guru dalam satu keompok yaitu: (a) pertemuan

orientasi bagi guru baru, (b) panitia penyelenggara, (c) rapat guru, (d) studi

kelompok antar guru, (e) diskusi sebagai proses kelompok, (f) tukar menukar

pengalaman, (g) lokakarya (workshop), (h) diskusi panel, (i) symposium, (j)

demonstrasi mengajar, (k) perpustakaan jabatan, (l) bulletin supervisi, (m)

membaca langsung, (n) mengikuti kursus, (o) organisasi jabatan, (p) laboratorium

kurikulum, (q) perjalanan sekolah untuk angota staf.

18
d. Supervisi yang Efektif

Agus Dharma (2011: 13) menyebutkan bahwa para supervisor

bertanggung jawab atas kualitas kinerja para personel/karyawan yang

dipimpinnya. Dapat dinyatakan bahwa kemampuan supervisor untuk

bawahannya akan sangat mempengaruhi produktivitas unit kerjanya. Efektivitas

kepemimpinan seorang supervisor diukur oleh dua faktor utama, yaitu faktor

keluaran (output) dan faktor manusia. Faktor keluaran adalah tingkat hasil yang

di capai unit kerja yang merupakan petunjuk seberapa baik pencapaian sasaran

yang telah direncanakan. Faktor output ini mencakup produktivitas, kualitas,

kemampulabaan (profitability), dan efektivitas biaya. Faktor manusia

menunjukkan tingkat kerja sama di kalangan karyawan dan kepuasan bekerja di

perusahaan/instansi yang bersangkutan. Ini termasuk kadar kegairahan, jumlah

dan jenis komunikasi, tinggi rendahnya motivasi, komitmen terhadap tujuan

perusahaan/instansi, serta tingkat konflik antar pribadi dan antar kelompok.

Agar dapat memimpin secara efektif, seorang supervisor harus mampu

berkomunikasi dengan jelas, mengharapkan yang terbaik dari orang-orangnya,

berpegang pada tujuan, dan berusaha memperoleh komitmen.

2.1.2 Kerangka Berpikir

Bahwa upaya peningkatan kemampuan kepala sekolah dan guru dalam

menyusun kriteria ketuntasan minimal sudah merupakan hal yang sangat perlu

untuk diupayakan sehingga kepala sekolah dan guru mendapatkan kemampuan

yang maksimal dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan

pendampingan oleh pengawas dalam menyusun kriteria ketuntasan minimal ,

mulai dari persiapan perencanaan pendampingan penyusunan, metode, media,

19
sumber bahan, alat evaluasi, pelaksanaan kegiatan, sampai dengan hasil akhir

penetuan ketuntasan minimal.

Dalam kenyataanya guru sering kali mendapatkan masalah dan kesulitan

dalam penyusunan kriteria ketuntasan minimal yang merupakan salah satu

komponen kurikulum yang harus ditetapkan, karena berbagai keterbatasan, oleh

karena itu diperlukan pendampingan terhadap guru mulai dari perencanaan

pengajaran, pelaksanaan pembelajaran sampai dengan evaluasi hasil belajar.

Jika upaya ini dilakukan dengan baik diduga dapat memberikan kontribusi yang

tinggi dalam peningkatan hasil belajar siswa. Untuk lebih jelasnya kerangka

pemikiran ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Pendampingan Kemampuan Guru


Realitas
Terhadap Guru Meningkat
Kemampuan
menyusun KKM
Guru Rendah

Hasil Penyusunan
Perencanaan Penyusunan, KKM Bekualitas
Penyiapan metode, alat &
sumber bahan

Gambar 1. Kerangka Berpikir

20
2.1.3 Hipotesis Tindakan

Dari permasalahan di atas penelitian ini diajukan hipotesis tindakan

sebagai berikut.

Diduga bahwa pendampingan terhadap guru dapat meningkatkan kemampuan

dalam menyusun Kriteria Ketuntasan Minimal bagi guru-guru SMPN 1 Benua

Lima Kabupaten Barito Timur.

21
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan disain penelitian

tindakan (action research) yang dirancang melalui dua siklus melalui prosedur:

(1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan tindakan (action), (3) pengamatan

(observation), (4) refleksi (refleksion) dalam tiap-tiap siklus.

SIKLUS I SIKLUS II

Gambar 2. Disain penelitian tindakan (action research)

Keterangan:
P = Perencanaan O = Observasi
T = Tindakan R = Refleksi (Sumber: David Hopkins, 2014:60)

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian dilaksanakan terhadap semua guru SMPN 1 Benua Lima

Kabupaten Barito Timur yaitu seperti pada tabel berikut.

22
Tabel 2. Daftar sampel penelitian tindakan

No Guru Mata Pelajaran Jumlah Ket

1 Pendidikan Agama Islam 1 orang


2 Pendidikan Agama Kristen 1 orang
3 Pendidikan Agama Katolik 1 orang
4 PPKn 1 orang
5 Bahasa Indonesia 1 orang
6 Bahasa Inggris 3 orang
7 Matematika 2 orang
8 IPA 3 orang
9 IPS 3 orang
10 Penjaskes 0 orang
11 TIK 1 orang
12 Muatan Lokal 0 orang
Jumlah 17 orang

3.3 Metode dan Pelaksanaan Tindakan

Penelitian dilaksanakan pada semester gasal tahun pelajaran 2014/2015.

Siklus I dilaksanakan pada bulan Juli s.d. Agustus 2014, sedangkan siklus II

dilaksanakan pada bulan September s.d. Oktober 2014.

Tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

3.3.1 Perencanaan (Planning)

Dalam tahap perencanaan disiapkan hal-hal sebagai berikut: (a)

Menyiapkan bahan, inventarisasi kebutuhan dan inventarisasi masalah/kesulitan

kepala sekolah dan guru dalam menyusun criteria ketuntasan minimal.. (b)

berdiskusi dengan semua guru (Fokus Group Discussion) tentang hal-hal yang

23
dapat dilakukan untuk penyusunan kriteria ketuntasan minimal. (c) menyiapkan

jadwal pelaksanaan pendampingan pada setiap guru disesuaikan dengan

kesiapan setiap guru. (d) Menyiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan dalam

pendampingan.

3.3.2 Pelaksanaan Tindakan (Action)

Pada tahap ini dilaksanakan pendampingan pada setiap guru sesuai

dengan jadwal yang telah direncanakan, yaitu: (a) Pendampingan terhadap guru

dalam perencanaan penyusunan : mulai dari menyusun rencana pendampingan:

menyiapkan metode, membuat media belajar, menyiapkan sumber bahan, dan

menyiapkan alat evaluasi. (b) Pendampingan terhadap guru saat melaksanakan

kegiatan penyusunan secara kelompok maupun perorangan , sesuai dengan

mata pelajaran yang disusun. (c) Pendampingan terhadap guru saat

mengevaluasi hasil kerja penyusunan.

3.3.3 Pengamatan (Observation)

Pengamatan dilakukan pada setiap tahap penelitian, mulai dari tahap

perencaaan dan pelaksanaan tindakan, kejadian dan hal-hal yang terjadi direkam

dalam bentuk catatan-catatan hasil observasi, dan didokumentasikan sebagai

data-data penelitian.

3.3.4 Refleksi (Reflection)

Pada akhir tiap siklus diadakan refleksi berdasarkan data observasi,

dengan Refleksi ini dimaksudkan agar peneliti dapat melihat apakah tindakan

yang dilakukan dalam penelitian ini dapat meningkatkan kinerja guru dan hasil

belajar siswa, kendala-kendala apa yang menghambat, faktor apa saja yang

24
menjadi pendorong, dan alternatif apa sebagai solusinya. Pada penelitian ini

refleksi yang dilakukan adalah dari hasil pengamatan input dan output kinerja

guru SMPN 1 Benua Lima.

Sumber data penelitian ini adalah guru SMPN 1 Benua Lima, peneliti. Jenis

data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif dan kualitatf, yang mencakup (a)

rencana pendampingan, (b) pelaksanaan pendampingan, (c) data hasil

observasi, (d) kinerja guru, (e) hasil penyusunan guru SMPN 1 Benua Lima.

3.4 Teknik Pengumpulan Data & Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data meliputi panduan observasi, panduan

wawancara, instrumen kegiatan guru SMPN 1 Benua Lima. Instrumen

pengumpul data meliputi:

(1) Pedoman observasi dan pengamatan (observasi).

(2) Instrumen penilaian kinerja guru.

(3) Alat-alat dokumentasi seperti camera dan tape recorder.

3.5 Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis secara kualitatif dan

kuantitatif. Data kualitatif dianalisis dengan menggunakan analisis kategorial dan

fungsional melalui model analisis interaktif (interactive model), yakni analisis

yang dilakukan melalui empat komponen analisis: reduksi data, penyandian, dan

verifikasi dilakukan secara simultan. Data kuantitatif dianalisis dengan

menggunakan analisis deskriptif.

25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Deskripsi awal

Data pratindakan terdiri atas data hasil observasi pratindakan dan tes

pratindakan. Hasil yang diperoleh dari kedua data ini akan dijadikan sebagai

dasar untuk menentukan peningkatan kemampuan guru menyusun kriteria

ketuntasan minimal pada tahap penelitian tindakan sekolah yang dilakukan

kedua data pratindakan tersebut disajikan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Sebelum diadakan tindakan hal-hal yang dipersiapkan yaitu menggali data awal

dengan cara memberikan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan

kemampuan dalam menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal, untuk itu

dipersiapkan suatu perangkat tes, dan meminta kesediaan 2 (dua) orang sebagai

obsever yang akan membantu mengamati pada proes penggalahan data.

2. Pelaksanaan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh dua orang pengamat

ketika dilakukan kegiatan pendampingan kemampuan menyusun kriteria

ketuntasan minimal.

Sebelum kegiatan kelas dilakukan, maka diperoleh data sebagai berikut.

a. Guru menunjukan sikap kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan

pendampingan penuyusunan

26
b. Guru pasif dalam mengikuti kegiatan pendampingan yang dibuktikan dengan

tidak adanya kemauan guru untuk bertanya atau menanggapi hal yang berkaitan

dengan materi.

3. Pengamatan

Tes pratindakan adalah tes yang dilakukan sebelum kegiatan penelitian

tindakan sekolah dilakukan. Tes ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

kemampuan guru terhadap materi pendampingan penyususnan kriteria

ketuntasan minimal. Data tes pratindakan tersebut disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 1. Data Hasil Tes Awal sebelum Penelitian Tindakan Sekolah


Dilakukan terhadap Guru-guru SMPN 1 Benua Lima.
Skor Per Aspek Skor
Nama Kepsek dan Menentukan Rata-
No. Menentukan Menentukan
Guru Daya Rata
Intake Kompleksitas
Dukung Siswa
1 Sakuraniati, A.Md 60 60 60 60
2 Ahmad Rujani, S.Pd.I 40 60 60 53
3 Siti Jariah, A.Md 40 40 60 47
4 Harmisen, S.Pd 40 60 60 53
5 Ita Riani 40 40 60 47
6 Pramaarta, A.Md,Pd 60 60 40 53
7 Sukri, A.Md.Pd 60 40 60 53
8 Elriati Wu’i, S.Pd 60 40 40 47
9 Luska, A.Md 60 40 40 47
10 Sri Aisyiah 60 60 60 60
11 Erni Arianti, S.Pd 60 40 40 47
12 Yanumeri, S.Pd 60 60 60 60
13 Rahmaniah, SE 60 60 60 60
14 Falensiana, S.Ag 60 40 40 47
15 Heni Walnu P., S.Pd 40 40 60 47
16 Leluni, S.Pd 40 60 60 53

27
17 Rano R., S.Pd 40 40 40 40
Jumlah Per Aspek 880 840 900 874

Rata-Rata Per Aspek 51,8 49,4 52,9

Skor Rata-Rata 51,4

Tabel di atas menyajikan data tentang tingkat kemampuan kepala

sekolah dan guru sebelum dilakukan penelitian tindakan sekolah yang mencapai

skor rata-rata 51,4 atau kualifikasi rendah. Skor rata-rata tersebut diperoleh dari

tiga aspek yang diijinkan, yaitu (1) kemampuan menentukan intake, (2)

Kemampuan menentukan kompleksitas dan (3) Kemampuan menentukan daya

dukung.

4.Refleksi

Skor rata-rata peraspek dipaparkan sebagai berikut :

1. Dari 17 orang guru yang mengerjakan soal tes kemampuan

menentukan intake diperoleh skor rata-rata 51,8 atau kualifikasi rendah.

2. Dari 17 orang guru yang mengerjakan soal kemampuan menentukan

kompleksitas diperoleh skor rata-rata 49,4 atau kualifikasi rendah.

3. Dari 17 orang guru yang mengerjakan soal kemampuan menentukan

daya dukung diperoleh skor rata-rata 52,9 atau kualifikasi rendah.

28
4.2 Deskripsi Hasil Siklus I
1. Persiapan

Data siklus I diperoleh dari (1) data situasi kegiatan pendampingan, (2)

data perubahan yang terjadi di kelas, (3) data refleksi, (4) data hasil belajar dan

(5) data angket. Kelima data tersebut adalah sebagai berikut.

2.Pelaksanaan

Peneliti melaksanakan pendampingan Guru dalam cara menentukan Kriteria

Ketuntasan Minimal, sedangkan penggalian data dilakukan oleh 2 (dua) orang

observer.

3.Pengamatan

Data situasi pendampingan diperoleh dari hasil pengamatan yang

dilakukan pada saat kegiatan pendampinagn siklus I dilaksanakan. Data ini

diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan pengamat dan terekam pada

lembar observasi. Data tersebut disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 2 Data Observasi Aktivitas Guru dalam Kegiatan Pendampingan


Kemampuan Menentukan KKM pada siklus I

Pengamat I

No Aspek Penilaian P R Kategori


Aktivitas Guru
a. Perhatian Guru 3
b. Partisipasi Guru 3
c. Membimbing Diskusi 4
d. Menemukan Konsep 3 3 Cukup
e. Menerapkan Konsep 2
f. Memahami Materi 3
g. Mencatat / Merangkum 3
Aktivitas Pendamping/Pengawas
a. Memotivasi Guru 4

29
b. Membimbing Guru 3
c. Membimbing Diskusi 4
d. Memberikan Evaluasi/Pujian 3 3 Cukup
e. Memberikan Penguatan 2
f. Memberikan Umpan Balik 2
Pengelolaan Waktu 4 4 Cukup
Pengamatan Suasana kelas
a. Antusias Guru 2 3 Cukup
b. Antusias Pendamping 4
Keterangan :
P = Hasil Pengamatan
R = Rata-Rata Aspek Pengamatan
1 = Sangat Kurang
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat Baik

Tabel 3 Data Observasi Aktivitas Guru dalam Kegiatan Pendampingan


Kemampuan Menentukan KKM pada siklus I

Pengamat II

No Aspek Penilaian P R Kategori

Aktivitas Guru
a. Perhatian Guru 3
b. Partisipasi Guru 3
c. Membimbing Diskusi 3
d. Menemukan Konsep
3 3 Cukup
e. Menerapkan Konsep
f. Memahami Materi 3
g. Mencatat / Merangkum 3
Aktivitas Pendamping/Pengawas
a. Memotivasi Guru 3
b. Membimbing Guru 4
c. Membimbing Diskusi 3
d. Memberikan Evaluasi/Pujian
3 3 Cukup
e. Memberikan Penguatan
f. Memberikan Umpan Balik 2
2
Pengelolaan Waktu 3 3 Cukup

Pengamatan Suasana kelas


a. Antusias Guru 2 3 Cukup
b. Antusias Pendamping 4
Keterangan :
P = Hasil Pengamatan

30
R = Rata-Rata Aspek Pengamatan
1 = Sangat Kurang
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat Baik

Berdasarkan data yang ditujukan pada kedua tabel di atas, skor yang di

berikan pengamat I adalah 3 (kualifikasi cukup) untuk aktivitas guru, skor 3

(kualifikasi cukup) untuk aktivitas pendamping, skor 4 (kualifikasi baik) untuk

pengolahan waktu, dan skor 3 (kualifikasi cukup) untuk pengamatan suasana

kelas, Pengamat 2 memberikan skor 3 (kualifikasi cukup) untuk aktivitas guru,

skor 3 (kualifikasi cukup) untuk aktivitas pendamping/pengawas, skor 3

(kualifikasi cukup) untuk pengelolaan waktu, dan skor 3 (kualifikasi cukup) untuk

pengamatan suasana kelas.

Berdasarkan hasil penilaian di atas, skor rata-rata dari kedua pengamat

tersebut adalah rata-rata 3 (kualifikasi cukup) untuk aktivitas guru, rata-rata 3

(kualifikasi cukup) untuk aktivitas pendamping/pengawas, rata-rata 3 (kualifikasi

cukup) untuk pengelolaan waktu, dan rata-rata 3,5 (kualifikasi cukup) untuk

pengamatan suasana kelas. Dengan demikian, rata-rata keseluruhan aspek

pengamatan tersebut hanya mencapai kualifikasi cukup (3,1).

Data Penilaian Proses

Data penilaian proses diperoleh dari pengamatan pengawas terhadap

kegiatan guru mengerjakan diskusi kepala sekolah dalam menetukan kriteria

ketuntasan minimal pada Siklus I yang disajikan sebagai berikut:

31
Tabel 4 Data Penilaian Proses Pendampingan Kemampuan Menentukan
Kriteria Ketuntasan Minimal

Hasil pengamatan
No Aspek yang Dinilai Skor Nama Kelompok
I II III IV V VI
1. Kerja Sama 5
4   
3   
2
1
2. Keaktifan 5
4   
3  
2 
1
3. Kemampuan 5
Mengajukan 4 
Pertanyaan 3     
2
1
4. Kesediaan 5 
Menerima Pendapat 4   
3  
2
1
Jumlah Skor Perolehan 15 13 15 12 13 15
Skor Rata-rata 3,8 3,3 3,8 3 3,3 3,8
Keterangan :

5 = Sangat Baik (apabila seluruh kepala sekolah dan guru dalam kelompok
melakukan hal yang sesuai dengan aspek yang diamati)

4 = Baik (apabila hanya seorang kepala sekolah dan guru dalam kelompok tidak
melakukan hal yang sesuai dengan aspek yang diamati)

3 = Cukup (apabila setengah dari jumlah kepala sekolah dan guru dalam
kelompok melakukan hal yang sesuai dengan aspek yang diamati)

2 = Kurang (apabila hanya sepertiga dari jumlah kepala sekolah dan guru dalam
kelompok melakukan hal yang sesuai dengan aspek yang diamati)

1 = Sangat Kurang (Apabila hanya salah seorang dalam kelompok melakukan


hal sesuai dengan aspek yang diamati)

32
Setelah seluruh kegiatan pembelajaran siklus I selesai, kemudian dilakukan

refleksi. Dalam refleksi ini, peneliti dan dua orang pengamat berdiskusi

membahas pelaksanaan kegiatan pendampingan yang telah dilakukan dengan

memperhatikan hasil observasi pengamat dan rubrik penilaian guru. Diskusi yang

dilakukan tersebut menghasilkan simpulan bahwa pendampingan terhadap guru

dalam menyusun kriteria ketuntasan minimla yang dilakukan pada siklus I belum

maksimal dilaksanakan.

Kesimpulan di atas berkaitan dengan hasil observasi yang sudah dilakukan

yang menunjukan bahwa hanya satu aspek pengamatan yang mencapai

kualifikasi baik. Sementara itu, tiga aspek lainnya hanya mencapai kualifikasi

cukup. Oleh karena itu, pada siklus II model pendampingan ini diharapkan

lebih dimaksimalkan.

Tabel 5 Data Hasil Siklus I dalam Penelitian Tindakan Kepala Sekolah


yang Dilakukan terhadap Guru dalam menentukan Kriteria
Ketuntasan Minimal.

Skor Per Aspek


Skor
Menentukan
No. Nama Guru Menentukan Menentukan Rata-
Daya
Intake Kompleksitas Rata
Dukung
1 Sakuraniati, A.Md 80 80 60 73
2 Ahmad Rujani, S.Pd.I 60 60 60 60
3 Siti Jariah, A.Md 80 60 60 67
4 Harmisen, S.Pd 60 80 80 67
5 Ita Riani 60 60 60 60
6 Pramaarta, A.Md,Pd 60 60 80 63
7 Sukri, A.Md.Pd 60 60 60 60
8 Elriati Wu’i, S.Pd 60 60 60 60
9 Luska, A.Md 60 60 60 60
10 Sri Aisyiah 60 60 60 60

33
11 Erni Arianti, S.Pd 60 40 60 53
12 Yanumeri, S.Pd 60 60 60 60
13 Rahmaniah, SE 40 60 60 53
14 Falensiana, S.Ag 60 60 60 60
15 Heni Walnu P., S.Pd 40 60 60 53
16 Leluni, S.Pd 60 80 80 73
17 Rano R., S.Pd 60 60 60 60
Jumlah Per Aspek 1120 1120 1080 1042

Rata-Rata Per Aspek 65,9 65,9 63,5

Skor Rata-Rata 65,1

Tabel diatas menunjukan tingkat kemampuan guru dalam menetukan

kriteria ketuntasan minimal yang dilakukan setelah pelaksanaan siklus I yang

dideskripsikan sebagai berikut.

1. Dari 17 orang , terdapat 2 (dua) orang yang memperoleh skor 70-100

(kualifikasi tinggi)

2. Dari 17 orang , terdapat 3 (tiga) orang yang memperoleh skor 66,7-79,9

(kualifikasi sedang)

3. Dari 17 orang , terdapat 12 (dua belas) yang memperoleh skor 0-66,6

(kualifikasi rendah).

4.Refleksi

Berdasarkan tabel di atas, tingkat kemampuan guru dalam menentukan

kriteria ketuntasan minimal penelitian tindakan sekolah siklus I mencapai skor

rata-rata 65,1 atau kualifikasi rendah. Skor rata-rata tersebut diperoleh dari tiga

34
aspek yang diujikan, yaitu (1) kemampuan menentukan intake dan (2)

kemampuan menentukan kompleksitas (3) kemampuan menentukan daya

dukung. Skor rata-rata per aspek yang dipapar sebagai berikut.

1. Dari 17 orang yang mengerjakan soal tes kemampuan menentukan intake

diperoleh skor rata-rata 65,9 atau kualifikasi rendah.

2. Dari 17 orang yang mengerjakan soal tes kemampuan menentukan

kompleksitas diperoleh skor rata-rata 65,9 atau kualifikasi rendah.

3. Dari 17 yang mengerjakan soal tes kemampuan menentukan daya dukung

diperoleh skor rata-rata 63,5 atau kualifikasi rendah.

4.2. Deskripsi Hasil Siklus II

Siklus II dilaksanakan setelah kegiatan siklus I dengan mengacu pada hasil

refleksi siklus I tersebut. Sama halnya dengan siklus I, data siklus II juga terdiri

atas (1) data situasi belajar mengajar, (2) data perubahan yang terjadi di kelas,

(3) data refleksi, (4) data hasil belajar, dan (5) data angket. Data tersebut adalah

sebagai berikut.

1. Perencanaan

Berdasarkan data hasil pada siklus I maka disusunlah perencanaan suatu

tindakan pada siklus II yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan Guru,

dengan lebih menekankan atau mempfokuskan pada tindakan yang sekiranya

masih kurang.

2. Pelaksanaan

Seperti pada siklus I Peneliti melaksanakan pendampingan kepada Guru

dalam cara menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal, sedangkan penggalian

35
data dilakukan oleh 2 (dua) orang observer, dengan tugas yang masing-masing

sudah ditentukan.

3. Pengamatan

Sama halnya dengan siklus I data situasi belajar mengajar mengajar

diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan pada saat kegiatan pendampingan

siklus II dilaksanakan. Data ini diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan

pengamat dan terekam pada lembar observasi. Data tersebut disajikan dalam

tabel sebagai berikut.

Tabel 7 Data Observasi Aktivitas Guru dalam Kegiatan menentukan


kriteria ketuntasan minimal pada siklus II Oleh Pengamat I

No Aspek Penilaian P R Kategori


Aktivitas Guru
a. Perhatian Guru 4
b. Partisipasi Guru 4
c. Berdiskusi 4
d. Menemukan Konsep
4 4,2 Baik
e. Menerapkan Konsep
f. Memahami Materi 5
g. Mencatat / Merangkum 4
Aktivitas Pengajar
a. Memotivasi Guru 5
b. Membimbing Guru 5
c. Membimbing Diskusi 5
d. Memberikan Evaluasi/Pujian
4 4,5 Baik
e. Memberikan Penguatan
f. Memberikan Umpan Balik 4
4
Pengelolaan Waktu 4 4 Baik
Pengamatan Suasana kelas
a. Antusias Guru 4 4 Baik
b. Antusias Pengajar/Pendamping 4

Keterangan :
P = Hasil Pengamatan
R = Rata-Rata Aspek Pengamatan
1 = Sangat Kurang
2 = Kurang
3 = Cukup

36
4 = Baik
5= Sangat Baik

Tabel 8 Data Observasi Aktivitas Guru dalam Kegiatan Pendapingan


Menentukan Kriteria Ketutasan Minimal pada siklus II Oleh
Pengamat II

No Aspek Penilaian P R Kategori


Aktivitas Guru
h. Perhatian Guru 4
i. Partisipasi Guru 4
j. Berdiskusi 4
k. Menemukan Konsep
4 4,2 Baik
l. Menerapkan Konsep
m.Memahami Materi 4
n. Mencatat / Merangkum 5
Aktivitas Pengajar/Pengawas
g. Memotivasi Guru 5
h. Membimbing Guru 5
i. Membimbing Diskusi
5
j. Memberikan Evaluasi/Pujian
4 4,5 Baik
k. Memberikan Penguatan
l. Memberikan Umpan Balik 4
Pengelolaan Waktu 4 4 Baik
Pengamatan Suasana kelas
c. Antusias Guru 4 4 Baik
d. Antusias Pengajar/Pendamping 4
Keterangan :
P = Hasil Pengamatan
R = Rata-Rata Aspek Pengamatan
1 = Sangat Kurang
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
5= Sangat Baik

Berdasarkan data yang ditunjukkan kedua tabel diatas, pengamat 1

memberikan skor baik 4,2 untuk aspek aktivitas kepala sekolah dan guru, skor

baik 4,5 untuk aspek aktivitas pengajar/pendamping, skor sangat baik 4 untuk

aspek pengelolaan waktu, dan skor baik 4 untuk aspek pengamatan suasana

kelas. Pengamat 2 memberikan skor baik 4,2 untuk aspek aktifitas kepala

sekolah dan guru, skor baik 4,5 untuk aspek aktivitas pengajar/pendamping, skor

37
sangat baik 4 untuk aspek pengelolaan waktu, dan skor baik 4 untuk aspek

pengamatan suasana kelas.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, skor rata-rata dari kedua pengamat

tersebut adalah rata-rata 4,2 (kualifikasi baik) untuk aktivitas kepala sekolah dan

guru rata-rata 4,5 (kualifikasi baik) untuk aktivitas pengajar/pendamping rata-rata

4 (kualifikasi baik) untuk pengelolaan waktu rata-rata 4 (kualifikasi baik) untuk

pengamatan suasana kelas. Dengan demikian rata-rata keseluruhan aspek

pengamatan tersebut mencapai 4,2 (kualifikasi baik).

Tabel 9 Data Penilaian Hasil Diskusi Kelompok dalam Pembelajaran


Meningkatkan Kemampuan Menentukan Kriteria Ketuntasan
Minimal pada Siklus II Oleh Pengamat 1

NILAI PEROLEHAN
N SKO KELOMPOK DISKUSI
ASPEK INDIKATOR
O R I II III IV V VI
NR NR NR NR NR NR
1. Menent Dapat menentukan kriteria 100  
ukan ketuntasan minimal 100%
Latar menjawab benar kriteria
tempat ketuntasan minimal
Dapat menentukan kriteria 80    
ketuntasan minimal 80%
menjawab benar
Dapat menentukan kriteria 60
ketuntasan minimal 60%
menjawab benar
Dapat menentukan kriteria 40
ketuntasan minimal 40%
menjawab benar
Dapat menentukan latar 20
tempat 20% menjawab
benar
Tidak ada jawaban 0
Jumlah Skor Perolehan 220 220 280 240 240 280
Skor Rata-rata 73 73 93 80 80 93

38
Data Penilaian Proses

Data penilaian proses diperoleh dari pengamatan guru terhadap kegiatan

diskusi kepala sekolah dan guru dalam kegiatan pembelajaran menentukan

kriteria ketuntasan minimal yang dilaksanakan pada siklus II disajikan se bagai

berikut.

Tabel 10 Data Penilaian Proses Belajar kelompok dalam Pembelajaran


Kemampuan Menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal pada
Siklus II

Hasil pengamatan
No Aspek yang Dinilai Skor Nama Kelompok
I II III IV V VI
1. Kerja Sama 5   
4   
3
2
1
2. Keaktifan 5    
4  
3
2
1
3. Kemampuan 5 
Mengajukan 4     
Pertanyaan 3
2
1
4. Kesediaan 5   
Menerima Pendapat 4   
3
2
1
Jumlah Skor Perolehan 18 16 19 18 17 19
Skor Rata-rata 4,5 4 4,8 4,5 4,3 4,8

39
Keterangan :

5 = Sangat Baik (apabila seluruh kepala sekolah dan guru dalam kelompok
melakukan hal yang sesuai dengan aspek yang diamati)

4 = Baik (apabila hanya seorang kepala sekolah dan guru dalam kelompok tidak
melakukan hal yang sesuai dengan aspek yang diamati)

3 = Cukup (apabila setengah dari jumlah kepala sekolah dan guru dalam
kelompok melakukan hal yang sesuai dengan aspek yang diamati)

2 = Kurang (apabila hanya sepertiga dari jumlah kepala sekolah dan guru dalam
kelompok melakukan hal yang sesuai dengan aspek yang diamati)

1 = Sangat Kurang (Apabila hanya salah seorang dalam kelompok melakukan


hal sesuai dengan aspek yang diamati)

Tabel 11 Data Hasil Siklus II dalam Penelitian Tindakan Sekolah yang


Dilakukan terhadap Guru dalam menentukan Kriteria Ketuntasan
Minimal.

Skor Per Aspek


Skor
Menentukan
No. Nama Guru Menentukan Menentukan Rata-
Daya
Intake Kompleksitas Rata
Dukung
1 Sakuraniati, A.Md 80 80 70 77
2 Ahmad Rujani, S.Pd.I 70 80 70 73
3 Siti Jariah, A.Md 80 60 70 70
4 Harmisen, S.Pd 60 80 80 73
5 Ita Riani 70 70 80 73
6 Pramaarta, A.Md,Pd 70 70 80 73
7 Sukri, A.Md.Pd 80 70 70 73
8 Elriati Wu’i, S.Pd 70 70 70 70
9 Luska, A.Md 70 70 70 70
10 Sri Aisyiah 70 80 70 73
11 Erni Arianti, S.Pd 80 60 70 70
12 Yanumeri, S.Pd 70 80 60 70
13 Rahmaniah, SE 50 70 80 67
14 Falensiana, S.Ag 70 70 70 70
15 Heni Walnu P., S.Pd 60 70 70 67

40
16 Leluni, S.Pd 70 80 80 77
17 Rano R., S.Pd 70 70 70 70
Jumlah Per Aspek 1190 1230 1230 1216

Rata-Rata Per Aspek 70 72,4 72,4

Skor Rata-Rata 71,6

Tabel diatas menunjukan tingkat kemampuan guru dalam menetukan

kriteria ketuntasan minimal yang dilakukan setelah pelaksanaan siklus I yang

dideskripsikan sebagai berikut.

1. Dari 17 orang , terdapat 15 (lima belas) orang yang memperoleh skor 70-100

(kualifikasi tinggi)

2. Dari 17 orang , terdapat 2 (dua) orang yang memperoleh skor 66,7-69,9

(kualifikasi sedang)

3. Dari 17 orang , terdapat 0 (nol) yang memperoleh skor 0-66,6

(kualifikasi rendah).

4.Refleksi

Berdasarkan tabel di atas, tingkat kemampuan guru dalam menentukan

kriteria ketuntasan minimal penelitian tindakan sekolah siklus I mencapai skor

rata-rata 71,6 atau kualifikasi rendah. Skor rata-rata tersebut diperoleh dari

tiga aspek yang diujikan, yaitu (1) kemampuan menentukan intake dan (2)

kemampuan menentukan kompleksitas (3) kemampuan menentukan daya

dukung. Skor rata-rata per aspek yang dipapar sebagai berikut.

1. Dari 17 orang yang mengerjakan soal tes kemampuan menentukan

intake diperoleh skor rata-rata 70 atau kualifikasi tinggi.

41
2. Dari 17 orang yang mengerjakan soal tes kemampuan menentukan

kompleksitas diperoleh skor rata-rata 72,4 atau kualifikasi tinggi.

3. Dari 17 yang mengerjakan soal tes kemampuan menentukan daya

dukung diperoleh skor rata-rata 72,4 atau kualifikasi ti. nggi

4.3. Pembahasan

Hasil penelitian tindakan sekolah yang dipaparkan berdasarkan data yang

telah diperoleh pada tiga tahapan penelitian yang telah dilakukan. Ketiga

tahapan tersebut adalah (1) Penelitian pratindakan, (2) Penelitian tindakan

sekolah siklus I, dan (3) Penelitian tindakan sekolah siklus II. Hasil penelitian

tersebut diuraikan sebagai berikut.

Skor Rata-Rata
No. Nama Guru Kondisi
Siklus I Siklus II
Awal
1 Sakuraniati, A.Md 60 73 77
2 Ahmad Rujani, S.Pd.I 53 60 73
3 Siti Jariah, A.Md 47 67 70
4 Harmisen, S.Pd 53 67 73
5 Ita Riani 47 60 73
6 Pramaarta, A.Md,Pd 53 63 73
7 Sukri, A.Md.Pd 53 60 73
8 Elriati Wu’i, S.Pd 47 60 70
9 Luska, A.Md 47 60 70
10 Sri Aisyiah 60 60 73
11 Erni Arianti, S.Pd 47 53 70
12 Yanumeri, S.Pd 60 60 70
13 Rahmaniah, SE 60 53 67
14 Falensiana, S.Ag 47 60 70
15 Heni Walnu P., S.Pd 47 53 67
16 Leluni, S.Pd 53 73 77
17 Rano R., S.Pd 40 60 70

42
Jumlah Per Aspek 1153 1375 1576
Rata-Rata Per Aspek 52,4 62,5 71,7

Penelitian pratindakan dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat

kemampuan guru dalam menentukan kriteria ketuntasan minimal oleh guru di

Kecamatan Awang. Hasil penelitian tersebut diperoleh dari hasil observasi dan

tes pratindakan yang dipaparkan sebagai berikut.

Hasil observasi yang dilakukan pada tahap pratindakan membuktikan

bahwa kepala sekolah dan guru menunjukan sikap kurang bersemangat dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran/pendampingan menentukan kriteria ketuntasan

minimal. Hal ini dibuktikan melalui dan guru yang kurang terfokus perhatiannya

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran/pendampingan. Guru juga tidak memiliki

kemauan untuk bertanya atau menanggapi pelajaran/pendampingan yang

disampaikan oleh Kepala Sekolah.

Hasil observasi dalam kegiatan pratindakan juga menunjukan bahwa guru

menggunakan strategi yang tidak tepat dalam menetukan kriteria ketuntasan

minimal. Pendamping terlalu mendominasi kegiatan pembelajaran dengan

terlalu terfokus pada metode ceramah dan tidak berusaha memberdayakan atau

menggali kemampuan kepala sekolah dan guru. Pengawas juga tidak mampu

memotivasi guru dalam memahami materi pelajaran/pendampingan.

Berdasarkan hal diatas, dapat diketahui bahwa penyebab tidak

maksimalnya pembelajaran menentukan kriteria ketuntasan minimal disebabkan

oleh faktor guru dan kepala sekolah. Guru menunjukan sikap kurang

bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menentukan kriteria

ketuntasan minimal. Selanjutnya, pengawas tidak mampu memilih pendekatan

43
pembelajaran yang tepat. Dengan demikian diperlukan upaya yang tepat untuk

menanggulangi hal tersebut.

Hasil tes yang dilakukan ini dijadikan sebagai dasar untuk mengetahui

keberhasilan penelitian tindakan sekolah selanjutnya. Tes ini dilakukan terhadap

17 guru di SMPN 1 Benua Lima. Hasil tes yang telah dilakukan dalam kegiatan

pratindakan menunjukan kemampuan guru sangat rendah. Hal ini dibuktikan

dengan rendahnya skor rata-rata perolehan guru yang hanya mencapai skor

rata-rata dari ketiga kriteria menunjukkan perolehan guru yang hanya mencapai

52,4 (kualifikasi rendah). Rendahnya kemampuan guru ini juga ditunjukkan

melalui skor rata-rata dari ketiga kriteria guru dari masing-masing aspek yang

diujikan. Sedangkan skor rata-rata pada Siklus I telah menunjukan peningkatan

menjadi 62,5 meskipun masih dalam kualifikasi rendah dan skor rata-rata dari

ketiga kriteria pada siklus II meningkat lagi yaitu menjadi 71,5 dengan kualifikasi

tinggi.

44
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan di atas Penelitian

Tindakan Sekolah ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

Pendampingan dapat meningkatkan kemampuan menyusun Kriteria

Ketuntasan Minimal terhadap Guru-guru SMPN 1 Benua Lima Kabupaten

BaritoTimur.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan pada penelitian ini dapat kami sarankan

sebagai berikut:

1. Bagi Kepala Sekolah yang mendapatan kesulitan yang sama dapat


menerapkan Pendampingan untuk meningkatkan kemampuan
menyusun Kriteria Ketuntasan Minimal terhadap Guru Binaan.
2. Agar mendapatkan hasil yang maksimal maka dapat diterapkan
pendampingan individual secara intensif dan berkelanjutan.

45
DAFTAR PUSTAKA

Agung, I. G. N. 1992, Metode Penelitian Sosial: Pengertian dan Pemakaian


Praktis. Jakarta PT. Gramedia Pustaka Utama.

Bafadal, Ibrahim. 1992. Supervisi Pengajaran: Teori dan Aplikasinya dalam


Membina Profesional Guru. Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Alat Penilaian Kemampuan


Guru. Jakarta: Dirjen Pendidikan dasar dan Menengah.

Fatah, N. 1996. Landasan Manajemen Pendidikan Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Hamalik, Oemar. 1992. Administrasi dan Supervisi Pengembangan Kurikulum.


Bandung: CV. Mandar Maju.

Imron Ali. 1995. Pembinaan Guru Di Indonesia. Malang: Pustaka Jaya.

Kemmis, S. and R McTaggart, 1988. Action Research - some ideas from The
Action Research Planner, Third edition, ed. Deakin University.

Nurtain. 1989. Supervisi Pengajaran (Teori dan Prektek). Jakarta: Depdikbud,


Dirjen Dikti –P2LPTK.

Pidarta, Made. 1992. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bina


Aksara.

Purwanto, Ngalim. 1988. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:


Remaja Rodakarya.

Sahertian, Piet. 1994. Profil Pendidik Profesional. Yogyakarta: Andi Offset.

Sahertian, Piet. 2010. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam
rangka Pengembangan Sumberdaya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Samana A. 1994. Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Kanisius.

Sevilla, C.G., Ochave, J.A., Punsalan, T.G., Regala, B.P. & Uriarte, G.G. 1993.
Pengaturan Metode Penelitian. Alih Bahasa oleh Alimudin Tuwu. Jakarta :
UI Press.

Undang-Undang RI Nomor 20. 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:


Depdiknas.

46
DAFTAR HADIR SEMINAR

Hari / Tanggal : Sabtu, 19 September 2014


Pukul : 13.30 WIB – selesai
Tempat : Ruang Laboratorium SMPN 1 Benua Lima
TANDA
NO NAMA UNIT KERJA JABATAN
TANGAN
1 Narasumber

2 Penyaji

3 Moderator

4 Notulis

5 Pembahas I

6 Pembahas II

7 Peserta

8 Peserta

9 Peserta

10 Peserta

11 Peserta

12 Peserta

13 Peserta

14 Peserta

15 Peserta

16 Peserta
Mengetahui:
Kepala Sekolah, Notulis,

............................................... .......................................................
NIP. ...................................... NIP. ...............................................

47
LEMBAR OBSERVASI AKTIFITAS GURU
(siklus I)

Nama : .............................................
Mata Pelajaran :..............................................

No Aspek Penilaian P R Kategori


Aktivitas Guru
a. Perhatian Guru
b. Partisipasi Guru
c. Membimbing Diskusi
d. Menemukan Konsep
e. Menerapkan Konsep
f. Memahami Materi
g. Mencatat / Merangkum
Aktivitas Pendamping/Pengawas
a. Memotivasi Guru
b. Membimbing Guru
c. Membimbing Diskusi
d. Memberikan Evaluasi/Pujian
e. Memberikan Penguatan
f. Memberikan Umpan Balik
Pengelolaan Waktu
Pengamatan Suasana kelas
a. Antusias Guru
b. Antusias Pendamping

Pengamat,

.........................................
NIP...................................

48
LEMBAR OBSERVASI
AKTIFITAS KERJA KELOMPOK

Nama Kelompok :

NILAI PEROLEHAN
KELOMPOK DISKUSI
N SKO I II III IV V VI
ASPEK INDIKATOR
O R
N
NR NR NR NR NR
R
1. Menent Dapat menentukan kriteria 100
ukan ketuntasan minimal 100%
Latar menjawab benar kriteria
tempat ketuntasan minimal
Dapat menentukan kriteria 80
ketuntasan minimal 80%
menjawab benar
Dapat menentukan kriteria 60
ketuntasan minimal 60%
menjawab benar
Dapat menentukan kriteria 40
ketuntasan minimal 40%
menjawab benar
Dapat menentukan latar 20
tempat 20% menjawab
benar
Tidak ada jawaban 0
Jumlah Skor Perolehan
Skor Rata-rata

Pengamat,

.........................................
NIP...................................

49
LEMBAR OBSERVASI

Siklus I /II :..............................................

Tanggal :..............................................

Hasil pengamatan
No Aspek yang Dinilai Skor Nama Kelompok
I II III IV V VI
1. Kerja Sama 5
4
3
2
1
2. Keaktifan 5
4
3
2
1
3. Kemampuan 5
Mengajukan 4
Pertanyaan 3
2
1
4. Kesediaan 5
Menerima Pendapat 4
3
2
1
Jumlah Skor Perolehan
Skor Rata-rata

Pengamat,

.........................................
NIP...................................

50
HASIL TEST

Siklus : I / II
Tanggal :......................................

Skor Per Aspek


Menentukan Skor
No. Nama Guru Menentukan Menentukan Rata-
Daya
Intake Kompleksitas Rata
Dukung
1 Sakuraniati, A.Md
2 Ahmad Rujani, S.Pd.I
3 Siti Jariah, A.Md
4 Harmisen, S.Pd
5 Ita Riani
6 Pramaarta, A.Md,Pd
7 Sukri, A.Md.Pd
8 Elriati Wu’i, S.Pd
9 Luska, A.Md
10 Sri Aisyiah
11 Erni Arianti, S.Pd
12 Yanumeri, S.Pd
13 Rahmaniah, SE
14 Falensiana, S.Ag
15 Heni Walnu P., S.Pd
16 Leluni, S.Pd
17 Rano R., S.Pd
Jumlah Per Aspek
Rata-Rata Per Aspek
Skor Rata-Rata
Pengamat,

.........................................
NIP...................................

51

Anda mungkin juga menyukai