PENELITIAN TINDAKAN
KELAS
(PTK)
Disusun oleh :
Judul
Disusun oleh :
SERIATI GINTING
NIP. 19810328 200903 2 003
GURU PENDIDIKAN AGAMA
KRISTEN
SMAN 2 TUKKA
Disahkan oleh :
Pada hari ini Senin Tanggal Sebelas Bulan November Tahun Dua Ribu
Tiga Belas, bertempat di SMAN 1 Tamiang Layang, yang dihaditi oleh 16 (Enam
Belas) Peserta, telah diseminarkan sebuah Laporan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dengan judul: “Peningkatan Hasil Belajar Materi HAM menurut Iman
Kristen Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe KWL Siswa Kelas XII SMAN 1
Tamiang Layang”.
Disusun oleh :
KANG WIRO
NIP. 19670930 199001 1 001
GURU PENDIDIKAN AGAMA
KRISTEN
SMAN 1 TAMIANG LAYANG
Pembahas :
Moderator, Notulis,
NIP.1 NIP.-
Mengetahui:
Kepala SMAN 2 Tukka Narasumber,
Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas limpahan
rahmat dan karunianya sehingga laporan penelitian ini dapat terselesaikan.
Adapun judul laporan penelitiani ini adalah, ”Peningkatan Hasil Belajar Materi
HAM menurut Iman Kristen Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe KWL
Siswa Kelas XII SMAN 1 Tamiang Layang.”
Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi tingginya kami
sampaikan kepada:
(1) Arsen Nasution, M.M, selaku Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera
Utara
(2) Elvrida Novianna Sinaga, S.Pd selaku Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah X Sibolga
(3) Simron Manurung, S.S, Selaku Kepala SMAN 2 Tukka
(4) Rosmawati , S.Pd, Selaku Pengawas SMAN 2 Tukka
(5) Koster Siregar selakun pengawas /pembina guru agama Kristen Protestan
(6) Bapak /Ibu guru di SMA Negeri 2 Tukka telah membantu sehingga
laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.
(7) Terkhusus untuk suami tercinta J Guktom dan anakku ingat atas doa dan
dukungannya.
Kami menyadari bahwa laporan penelitian ini masih banyak kekurangannya, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan sarannya sehingga laporan penelitian ini menjadi
lebih berkualitas.
Akhir kata semoga laporan penelitian ini memberikan makna dan
manfaat khususnya dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
Peneliti
Penelitian ini berjudul: “Peningkatan Hasil Belajar Materi HAM menurut Iman
Kristen Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe KWL Siswa Kelas XII SMAN 2
Tukka ”.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi
HAM menurut Iman Kristen Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe KWL Siswa
Kelas XII SMAN 2 Tukka.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
(action Research) yang terdiri dari 2 (dua) siklus, dan setiap siklus terdiri dari:
Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan refleksi.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan bahwa Pembelajaran Kooperatif
Tipe KWL dapat Meningkatkan Hasil Belajar Materi HAM Menurut Iman Kristen
Siswa Kelas XII SMAN 2 Tukka Kecamatan Tukka Kabupaten Tapanuli Tengah
Provinsi Sumatera Utara. Selanjutnya peneliti merekomendasikan:
(1) Bagi Guru yang mendapatan kesulitan yang sama dapat menerapkan
Pembelajaran Kooperatif Tipe KWL untuk meningkatkan Hasil Belajar Materi
HAM menurut Iman Kristen Siswa Kelas XII.
(2) Agar mendapatkan hasil yang maksimal maka dihaharapkan guru lebih
memahami Pembelajaran Kooperatif Tipe KWL.
Kata kunci: Hasil Belajar, KWL, Pembelajaran Kooperatif
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
BERITA ACARA SEMINAR
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
DAFTAR ISI.
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................... 3
BAB V PENUTUP........................................................................................... 51
5.1 Kesimpulan................................................................................... 51
5.2 Saran.............................................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHUAN
Manusia sebagai makhluk Allah, sejak dilahirkan memiliki potensi untuk tumbuh dan
tersebut kepada pola yang dikendalikan. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang
masalah pendidikan. Oleh karena itu tidak mengherankan kalau bangsa Indonesia begitu
Secara garis besar, pendidikan sebagai suatu usaha untuk mencerdaskan kehidupan
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional juga
dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk mencapai suatu dinamika yang
diharapkan.
Berdasarkan hasil ulangan harian yang dilakukan di Kelas XII SMAN 2 Tukka,
Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara diperoleh informasi bahwa hasil
belajar Pendidikan Agama Kristen siswa rendah di bawah standar ketuntasan yaitu
dibawah 76.
c. Siswa tidak termotivasi untuk belajar Pendidikan Agama Kristen dan menganggap
Kristen yang telah diterima menjadi mudah dilupakan. Hal ini merupakan sebuah
tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh seorang guru. Guru dituntut lebih
sesuai dengan indikator yang ingin dicapai.Salah satu model pembelajaran yang dapat
kooperatif tipe KWL karena siswa dapat terlibat aktif karena memiliki peran dan tanggung
meningkat.
Berdasarkan uraian diatas, maka sebagai peneliti merasa penting melakukan penelitian
terhadap masalah di atas. Oleh karena itu, upaya meningkatkan hasil belajar Pendidikan
Agama Kristen siswa dilakukan penelitian Tindakan Kelas dengan judul :“Peningkatan Hasil
Belajar Materi HAM Menurut Iman Kristen Melalui Model Pembelajaran KWL Siwa Kelas
berikut : “Bagaimanakah Model pembelajaran tipe KWL dapat meningkatkan hasil belajar
pada materi HAM Menurut Iman Kristen siswa Kelas XII SMAN 1 Tamiang Layang?”
pembelajaran KWL pada materi HAM Menurut Iman Kristen siswa Kelas XII SMAN 1
Tamiang Layang.
1.4 Manfaat Penelitian
pembelajaran yang aktif, kreatif efektif, dan menyenangkan bagi siswa, serta
3. Bagi sekolah : penelitian ini dapat menjadi salah satu alternatif model pembelajaran
Menurut Sudjana (2012: 46) pengertian hasil belajar adalah “kemampuan – kemampuan
yang dimiliki siswa setelah ia melaksanakan pengalaman belajarnya”. Bloom (dalam Nana
1. Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu
2. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban
3. Ranah Psikomotorik
Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemauan bertindak, ada enam
komunikasi.
minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor
b. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas
pengajaran.
Hasil belajar yang dicapai menurut Nana Sudjana, melalui proses belajar mengajar yang
1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsic pada diri
siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi rendah dan ia akan berjuang lebih keras
2. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan dirinya dan
percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha
sebagaimana mestinya.
3. Hasil belajar yang dicaPendidikan Agama Kristen bermakna bagi dirinya, seperti akan
tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain,
4. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup
ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik,
dalam menilai hasil yang dicaPendidikan Agama Kristennya maupun menilai dan
Oleh karena itu, guru diharapkan dapat mencapai hasil belajar, Setelah melaksanakan proses
1. Pembelajaran Kooperatif
mengajar secara kelompok – kelompok kecil, siswa belajar dan bekerja sama untuk
sampai kepada pengalaman belajar yang optimal,baik pengalaman belajar yang optimal,
suatu pembelajaran dengan cara mengelompokkan siswa untuk bekerja sama untuk
pengalaman kelompok.
Ciri – ciri dan Unsur – unsur dasar pembelajaran kooperatif
2. Ciri – ciri dan Unsur – unsur dasar pembelajaran kooperatif
kooperatif didorong dan atau dikehendaki untuk bekerja sama pada suatu tugas
tugasnya. Dalam penerapan pembelajaraan kooperatif, dua atau lebih individu saling
tergantung satu sma lain untuk mencapai satu penghargaan bersama. Mereka akan
memiliki kemmpuan yang beragam dan tidak membedakan ras, suku, budaya
berikut :
konsep – konsep yang sulit. Model struktur penghargaan kooperatif telah dapat
meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang
kooperatif dapat merubah norma budaya anak muda dan membuat budaya lebih
yang sulit serta dapat mengubah norma budaya anak muda menjadi budaya lebih
Efek samping yang kedua dari model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan
yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial,
peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja
saling bergantung satu sama lain atas tugas– tugas bersama, dan melalui
lain.
Menurut Ogle (2006) KWL Strategy merupakan strategi instruksional, reading yang
digunakan untuk membimbing siswa membaca sebuah teks bacaan. Siswa mulai dengan
Brainstrorming. Siswa diminta mengungkapkan apa saja yang mereka ketahui mengenai
sebuah topik. Informasi tersebut direkam dalam bentuk catatan kecil dalam kolom K
pada tabel KWL. Siswa kemudian membuat sejumlah pertanyaan tentang apa yang ingin
mereka ketahui tentang topik yang disajikan dalam teks bacaan. Pertanyaan--
pertanyaan tersebut di tuliskan dalam kolom W pada tabel. Selama atau setelah reading,
siswa menjawab pertanyaan yang terdapat pada kolom W. Informasi baru yang siswa
pelajari dituliskan dalam kolom L pada tabel KWL. Fisk and Hurst (2003: 211), KIVL
Strategy, for comprehending the reading, works so well, because it integrates all of
modes of communication. When using this strategy, students will be reading, writing,
livening, and ,speaking about the text. Menurut Michael Susan dalam jurnalnya (2008)
Strategi KWL dapat digunakan pada tiap tingkatan kelas. Strategi tersebut bekerja
dengan baik dengan tiap jenis teks. Dia juga menemukan bahwa strategi ini paling baik
diterapkan pada wacana eksposisi. Berdasarkan teori yang ada, peneliti ingin membantu
siswa memahami apa yang dibaca, guru akan mengajar siswa dengan strategi pengajaran
merupakan kependekan dari Want to know, dan L merupakan kependekan dari Learned.
1. Keuntungan penggunaan Strategi
Strategi KWL menguntungkan dalam banyak hal Ogle (2006). menyatakan bahwa
strategi ini dapat digunakan untuk brainstorming di awal pelajaran untuk menemukan apa
yang telala diketahui siswa Strategi KWL dapat membantu siswa memonitor pemahaman
mereka terhap bacaan. KWL juga dimaksudkan sebagai latihan, untuk suatu kelompok
belajar maupun sebuah kelas, yang dapat membimbing siswa membaca dan memahami
sebuah teks bacaan. Strategi ini dapat digunakan siswa untuk bekerja sendiri, tetapi
diskusi akan lebih membantu memahami teks bacaan lebih baik. Strategi KWL
menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan gagasan mereka di luar teks
Strategi KWL merupakan sarana yang dapat digunakan untuk meningkatkan reading
comprehension siswa. Hal ini terjadi setelah siswa mengerti bagaimana menggunakan
strategi tersebut dengan benar untuk memahami bacaan. Dalam proses memahami
penggunaan KWL, siswa memerlukan bimbingan dan pemaparan yang jelas. Setelah itu
siswa dapat mengisi kolom yang digunakan dalam Strategi KWL selangkah demi
selangkah. Pertama-tama mereka menulis informasi yang berhubungan dengan topik yang
disajikan guru atau peneliti di kolom K. Kemudaan siswa dapat membuat pertanyaan
dengan tujuan untuk mengetahui lebih dalam tentang topik yang disajikan di dalam
kolom W. Selanjutnva siswa dapat menjawab pertanyaan yang terdapat pada kolom siswa
Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan strategi KWL ini, siswa lebih
diperkenalkan dengan strategi KWL peneliti. Strategi ini membangkitkan semangat siswa
Strategi Kin merupakan hal baru balk bagi siswa m aupun guru. Siswa
a. Pre-Reading Activity
berikut:
Menanayakan kepada siswa apa yang mereka ketahui tentang topik bacaan
Peneliti akan memilih teks bacaan yang akan digunakan di dalam kegiatan belajar
mengajar. Lalu peneliti akan membuat tabel KWL di papan tulis atau di selembar kertas.
Peneliti akan meminta siswa menyalinnya untuk menulis informasi yang didapatkan dari
K W L
Peneliti meminta siswa mengungkapkan kosakata, istilah, atau frase yang mereka anggap
berhubungan dengan topik bacaan lalu menuliskannya dalam kolom K pada tabel KWL
yang ada pada mereka. Kegiatan ini dilaksanakan sampai para siswa kehabisan gagasan.
Peneliti melibatkan siswa dalam diskusi tentang apa yang mereka tulis dalam kolom K.
seperi, “Tell me what you know about...,”. Hal ini dilakukan juga untuk, memberikan
siswa semangat
a. While-Rending Activity.
Peneliti meminta siswa membuat serangkaian pertanyaan tentang apa yang ingin
mereka ketahui banyak tentang topik bacaan berdasarkan yang telah mereka tulis di dalam
kolom K. Pertama-tama siswa menulis kalimat di atas selembar kertas. Kemudian, siswa
a. Post-Reading Activity
Pada tahapan ini, siswa menjawab pertanyaan di kolom W selama atau setelah
mendiskusikan informasi yang tercatat pada kolom L dan memotivasi siswa mencari
pertanyaan di dalam kolom W yang tidak terjawab atau jawabannya tidak ditemukan di
dalam teks bacaan. Siswa harus mencari sumber lain untuk mengetahui jawaban dari
Selama berabad-abad manusia telah bergumul dengan masalah hak- haknya yang
paling dasariah, atau yang kita kenal dengan hak asasi manusia (HAM). Berbagai pihak
telah berupaya untuk merumuskan apa yang dimaksud dengan HAM; konferensi dan
seminar-seminar telah digelar untuk merumuskan apa yang dimaksud dengan HAM dan
hak-hak apa saja yang digolongkan ke dalam HAM. Namun, hingga saat ini belum ada
kriteria atau definisi HAM yang dapat diterima semua orang. Hal ini disebabkan berbagai
disiplin ilmu memiliki titik berat yang berbeda untuk merumuskan atau menetapkan
kriteria HAM.
Pada umumnya, semua ahli sepakat bahwa yang dimaksud dengan HAM adalah
hak-hak dimiliki setiap orang yang melekat pada keberadaannya sebagai manusia. Di
mana pun ia berada. Hal ini telah dirumuskan dalam Deklarasi Universal tentang Hak-
yang diuraikan di dalam dua pokok utama, yakni kedaulatan Allah yang universal dan
citra Allah di dalam diri setiap manusia. Pada akhirnya, siswa akan dibimbing untuk
melihat bahwa pada kenyataannya masih banyak terjadi pelanggaran HAM, baik yang
Pertama-tama kita akan mencoba melihat praktik HAM di Indonesia seperti yang
kita lihat di berbagai media cetak maupun elektronik. Sebuah contoh dapat kita temukan di
Wajah hak asasi manusia (HAM) Indonesia tahun 2007 tidak menentu. Kadang
cerah, kadang redup atau gelap. Cerah karena Indonesia makin terbuka dalam pergaulan
antara bangsa.
Tetapi wajah HAM Indonesia menjadi redup, kata Koordinator untuk Orang Hilang
dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Usman Hamid di Jakarta, Senin (10/12), ketika
martabat dan keadilan korban belum terpenuhi. Mereka masih menuntut para pelanggar
berat HAM dihukum. Yurisdiksi Peradilan militer atas pidana umum/kejahatan sipil
belum dihapus. Akibatnya, kasus pelanggaran HAM oleh militer seperti Alastlogo
keadilan korban.
harapan. Pemerintah tidak memiliki keseriusan dan keberanian menegakkan hukum, serta
pribadi. “Masih jauh panggang dari api. Sangat memprihatinkan. Pemerintah belum
memiliki political will yang kuat untuk penegakan hukum terhadap kasus-kasus
pelanggaran HAM”, kata Yuddy terkait peringatan Hari HAM Sedunia hari ini.
tapi secara khusus dalam pengungkapan kasus-kasus pelanggaran HAM itu sendiri.
(FPDI-P) , menegaskan bahwa negara wajib memberikan perlindungan dan rasa aman bagi
warga negaranya dari tindak kekerasan aparatur negara, serta dari pembiaran terjadinya
akhirnya akan mengakibatkan kedaulatan negara terhadap hukum nasional akan tereduksi
Hal itu terjadi, karena negara yang bersangkutan dinilai tidak memiliki niat dan
nasionalnya. “Termasuk risiko dapat dilakukan ekstradisi atau penangkapan tersangka oleh
Hak asasi manusia adalah pengakuan bahwa setiap manusia mempunyai hak-hak dasar
yang tidak dapat disangkal dan yang sangat penting bagi hidup mereka. Lebih dari itu, hak
ini sudah ada sejak manusia dilahirkan, bahkan sejak ia masih ada di dalam kandungan
ibunya.
Sejarahnya dapat dirunut ke masa ribuan tahun yang lalu dan ditemukan dalam berbagai
perkembangan agama, kebudayaan, filsafat dan hukum yang tercatat dalam sejarah. Dalam
“Inilah peraturan-peraturan yang harus kaubawa ke depan mereka. Apabila engkau membeli
seorang budak Ibrani, maka haruslah ia bekerja padamu enam tahun lamanya, tetapi pada
tahun yang ketujuh ia diizinkan keluar sebagai orang merdeka, dengan tidak membayar
tebusan apa-apa. Jika ia datang seorang diri saja, maka keluar pun ia seorang diri; jika ia
mempunyai isteri, maka isterinya itu diizinkan keluar bersama-sama dengan dia.
Jika orang tuannya memberikan kepadanya seorang isteri dan perempuan itu
melahirkan anak-anak lelaki atau perempuan, maka perempuan itu dengan anak-anaknya
tetap menjadi kepunyaan orang tuannya, dan budak laki-laki itu harus keluar seorang diri.
Tetapi jika budak itu dengan sungguh-sungguh berkata: Aku cinta kepada tuanku,
kepada isteriku dan kepada anak-anakku, aku tidak mau keluar sebagai orang merdeka,
maka haruslah tuannya itu membawanya menghadap Allah , lalu membawanya ke pintu
atau ke tiang pintu, dan tuannya itu menusuk telinganya dengan penusuk, dan budak itu
Peraturan ini mengatakan bahwa bila seorang budak beristri dan kemudian
anak-anak dan istrinya. Istri dan anak-anaknya tetap menjadi milik tuannya, bukan
miliknya. Kepemilikan oleh seorang manusia terhadap manusia yang lain dapat dilihat
Seorang budak yang merupakan “milik” tuannya, misalnya, ternyata tidak begitu
tinggi nilainya. Andaikata ia ditanduk sapi sampai mati, maka si pemilik sapi diwajibkan
membayar ganti rugi seharga 30 syikal perak kepada tuan sang budak, lalu sapinya
dilempari dengan batu sampai mati. (Kel. 21:32) Satu syikal beratnya antara 11, 14 dan
17 gram emas atau perak. Bila sang budak diganti rugi 30 syikal perak, maka itu berarti
nilainya sekitar 500 gram perak. Bila satu gram perak nilainya sekitar Rp.11.000, maka
harga budak itu sekitar Rp. 5.500.000, ditambah dengan harga sapi yang mungkin sekitar
Rp. 2.500.000. Artinya, nilai seorang budak hanya sekitar Rp. 8 juta atau lebih murah
daripada sebuah sepeda motor yang tidak begitu jelek. Beberapa dokumen kemudian hari
menunjukkan beberapa kemajuan. Silinder Koresy, misalnya, yang dibuat pada tahun 539
Nabonidus dari Kekaisaran Babel Baru. Koresy adalah penguasa yang sama yang disebut-
dituduhnya menemari kuil-kuil dewata dan memaksakan kerja paksa oleh rakyatnya.
hujat. Setiap hari ia melakukan kejahatan terhadap kotanya [Babel] ... Ia [Marduk]
menerawang di seluruh negeri, mencari seorang penguasa yang adil yang bersedia
Koresy, raja Anshan, dan menyatakannya [sebagai] penguasa atas seluruh dunia.”
Ashoka, penguasa India pada 272-231 SM, juga mengeluarkan dekrit yang
terkenal sebagai Dekrit Ashoka. Dalam dekritnya itu, Ashoka antara lain menyatakan
dengan seragam. Kami bahkan melangkah lebih jauh, yaitu memberikan waktu tiga hari
untuk mereka yang telah diadili dan dijatuhi hukuman mati. Selama masa ini, kaum
Apabila tidak ada seorang pun yang mengajukan banding atas namanya, sang tahanan
Magna Carta yang disusun di Inggris pada 1215 secara khusus berperanan penting dalam
sejarah hukum Inggris dan karenanya juga dalam hukum internasional dan
konstitusional.
Ps. 29: Tak seorang manusia merdeka pun yang dapat ditawan atau dipenjarakan,
atau dirampas kebebasannya, atau kemerdekaannya, atau kebiasaan yang bebas, atau
dianggap sebagai pelanggar hukum, atau dibuang, atau dengan cara-cara lain dihancurkan.
Kami pun tidak akan menjatuhkan kepadanya, atau menghukum dia, kecuali melalui
(1776) yang dibuka dengan pengakuan: “Kami menyatakan bahwa kebenaran- kebenaran
ini terbukti dengan sendirinya, yaitu bahwa semua orang diciptakan sederajat, bahwa
mereka dikaruniai oleh Penciptanya dengan hak-hak yang tidak dapat disangkal, dan
bahwa di antara hak-hak itu adalah Kehidupan, Kemerdekaan, dan upaya untuk mengejar
Kebahagiaan.”
antara lain: “Setiap warga negara, yang sederajat [di depan hukum], sama-sama berhak
Pasal 1
Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang
sama. Mereka dikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam
semangat persaudaraan.
Pasal 2
Setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan-kebebasan yang tercantum
di dalam Pernyataan ini tanpa perkecualian apapun, seperti ras, warna kulit, jenis kelamin,
bahasa, agama, politik atau pendapat yang berlainan, asal mula kebangsaan atau
Semua orang sama di depan hukum dan berhak atas perlindungan hukum yang sama
Pasal 18
Setiap orang berhak atas kebebasan pikiran, hati nurani dan agama; dalam hal ini
termasuk kebebasan berganti agama atau kepercayaan, dan kebebasan untuk menyatakan
kutipan di atas tampak jelas bahwa HAM dimengerti sebagai hak-hak paling asasi yang
melekat pada diri manusia, semata-mata oleh karena ia adalah manusia. HAM melekat
secara kodrati pada diri manusia sebagai karunia Allah (bnd. Kej. 1:28-29; 2:18-17).
HAM bersifat mendasar atau fundamental dan universal hak asasi mengikat siapapun
sehingga tidak dapat ditiadakan, dirampas, atau dicabut; karena tanpa hak asasi tersebut
Yang dimaksud dengan fundamental adalah bahwa HAM telah ada pada diri
manusia sejak ia didalam kandungan sampai ia mati. Hak itulah yang justru menunjukkan
dia adalah manusia yang memiliki harkat dan martabat. Universal mengandung maksud
bahwa HAM berlaku bagi setiap manusia di seluruh dunia, tanpa membedakan usia, jenis
kelamin, suku, bangsa, etnis, agama, warna kulit, dan perbedaan-perbedan lainnya.
kewajiban juga mengimplikasikan hak, sebab kewajiban hanya dapat dilaksanakan sebaik-
bagi setiap warganya. Pemerintah tidak boleh melakukan campur tangan atas ruang
pribadi warganya, yaitu hak untuk hidup dan merasa aman, untuk menyendiri, untuk
berkeluarga, atas milik pribadi, menyatakan pendapat dengan bebas, memeluk dan
2. Hak-hak politik, yaitu hak untuk memberikan “saham”, baik sendiri maupun bersama-
untuk berserikat, membentuk partai politik, ikut serta memilih dan dipilih dalam
3. Hak-hak ekonomi dan sosial, yakni hak yang dimiliki seseorang dalam berhadapan
ekonomi dan membatasi kerugian-kerugian yang disebabkan oleh alam, umur, dan
seterusnya.
4. Sehubungan dengan hak-hak ekonomi dan sosial, muncullah hak-hak golongan minoritas
dan bangsa-bangsa. Mereka memiliki hak yang fundamental untuk menentukan nasib
sendiri, yakni baik dalam hal untuk terpenuhi. Sebaliknya, kewajiban juga
mengimplikasikan hak, sebab kewajiban hanya dapat dilaksanakan sebaik-baiknya apabila hak
dihormati. Hak tanpa kewajiban adalah kesewenang-wenangan, sedangkan kewajiban tanpa hak
adalah perbudakan.
5. Hak warga negara, yang mencakup ruang bebas yang harus dijamin setiap pemerintah
bagi setiap warganya. Pemerintah tidak boleh melakukan campur tangan atas ruang
pribadi warganya, yaitu hak untuk hidup dan merasa aman, untuk menyendiri, untuk
berkeluarga, atas milik pribadi, menyatakan pendapat dengan bebas, memeluk dan
6. Hak-hak politik, yaitu hak untuk memberikan “saham”, baik sendiri maupun bersama-
untuk berserikat, membentuk partai politik, ikut serta memilih dan dipilih dalam
pemilihan umum, menduduki jabatan pemerintahan, dan sebagainya.
7. Hak-hak ekonomi dan sosial, yakni hak yang dimiliki seseorang dalam berhadapan
ekonomi dan membatasi kerugian-kerugian yang disebabkan oleh alam, umur, dan
seterusnya.
8. Sehubungan dengan hak-hak ekonomi dan sosial, muncullah hak-hak golongan minoritas
dan bangsa-bangsa. Mereka memiliki hak yang fundamental untuk menentukan nasib
sendiri, yakni baik dalam hal untuk memilih status internasional mereka sendiri dengan
bebas, maupun untuk jenis pemerintahan yang paling sesuai dengan aspirasi rakyatnya.
9. Hak warga negara, yang mencakup ruang bebas yang harus dijamin setiap pemerintah
bagi setiap warganya. Pemerintah tidak boleh melakukan campur tangan atas ruang
pribadi warganya, yaitu hak untuk hidup dan merasa aman, untuk menyendiri, untuk
berkeluarga, atas milik pribadi, menyatakan pendapat dengan bebas, memeluk dan
10. Hak-hak politik, yaitu hak untuk memberikan “saham”, baik sendiri maupun bersama-
untuk berserikat, membentuk partai politik, ikut serta memilih dan dipilih dalam
11. Hak-hak ekonomi dan sosial, yakni hak yang dimiliki seseorang dalam berhadapan
ekonomi dan membatasi kerugian-kerugian yang disebabkan oleh alam, umur, dan
seterusnya.
12. Sehubungan dengan hak-hak ekonomi dan sosial, muncullah hak-hak golongan minoritas
dan bangsa-bangsa. Mereka memiliki hak yang fundamental untuk menentukan nasib
sendiri, yakni baik dalam hal untuk memilih status internasional mereka sendiri dengan
bebas, maupun untuk jenis pemerintahan yang paling sesuai dengan aspirasi rakyatnya.
2. HAM di dalam Perspektif Iman Kristen
perspektif atau sudut pandang iman Kristen kita harus bertolak dari dua konsep yang
mendasar. Kedua konsep itu adalah kedaulatan Allah yang universal dan manusi sebagai
Di dalam terang iman Kristen, kita mengakui bahwa HAM bersumber dari Allah
yang memiliki kedaulatan secara universal. Oleh karena itu, tidak ada satu orang pun atau
satu lembaga pun, termasuk negara, yang berwenang untuk membatalkan atau
filsuf, Jurgen Moltmann mengatakan bahwa kedaulatan Allah di dalam diri manusia
kebersamaannya dengan manusia lain), dimensi ekologisnya (kuasanya atas alam ciptaan),
demikian, HAM mencakup hak manusia untuk bebas, hak manusia untuk berkomunitas,
hak manusia mengelola, membangun dan memanfaatkan alam ciptaan, serta haknya untuk
Seperti telah disebutkan di atas, hak pada akhirnya membawa manusia pada suatu
kewajiban. Misalnya, hak manusia untuk bebas dan bermartabat membawa manusia pada
kewajiban untuk menghormati kebebasan dan martabat orang lain. Hak manusia untuk
informasi yang akurat kepada orang lain. Hak manusia atas alam ciptaan membawa
manusia pada kewajibannya untuk memelihara kelestarian alam ciptaan. Hak manusia
akan masa depan membawa manusia pada kewajiban dan tanggung jawab manusia atas
manusia menurut gambar dan rupa-Nya (Kej. 1:29), atau lebih dikenal dengan istilah imago Dei
(imago= citra/gambar; Dei= Allah). Pernyataaan ini berarti manusia secara unik memantulkan
Allah di dalam kehidupannya. Manusia memantulkan Allah yang bermartabat: Allah yang adil
(dengan keberadaan manusia untuk menegakkan keadilan), Allah yang di dalam diri-Nya ada
kebenaran (dengan usaha manusia untuk menyatakan kebenaran), Allah yang bebas bertindak,
kebebasan orang lain serta kebebasan yang bertanggung jawab), Allah yang adalah kasih
(dengan mempraktikkan kasih terhadap orang lain). Namun, citra Allah yang melekat pada
manusia itu juga mengandung kewajiban-kewajiban asasi yang sebanding. Misalnya, manusia
memantulkan Allah yang adil dengan kewajibannya untuk menegakkan keadilan. Manusia
memantulkan Allah yang di dalam diri-Nya ada kebenaran dengan kewajiban manusia untuk
menyatakan kebenaran. Manusia memantulkan Allah yang penuh kasih dengan kewajibannya
Tiap orang diciptakan sama berharganya di hadapan Allah, apapun latar belakang usia,
jenis kelamin, suku, bangsa, etnis, agama, warna kulit, dan tingkat sosial-ekonominya. Di
hadapan Allah “tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka,
tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus”
(Gal. 3:28). Dengan demikian, semua orang memiliki HAM yang sama. Mereka setara. Untuk
itu, ia wajib mewujudkan kemanusiaannya yang sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
citra Allah.
3. Pelanggaran HAM
Pergerakan perjuangan HAM pada awalnya terjadi karena manusia menyadari bahwa di
dalam berbagai kejadian di dalam masyarakat, baik kejadian yang bersifat sosial, politik,
hukum, maupun ekonomi, telah terjadi ketidak adilan, ketidak benaran, yang
Kita tahu bahwa kehidupan masyarakat diatur oleh seperangkat peraturan dan
peraturan perundang-undangan, norma dan kebiasaan, baik yang tertulis maupun tidak. Di
dalamnya di atur hal-hal yang berhubungan dengan hak dan kewajiban dari warganya.
Namun, di dalam kehidupan bermasyarakat atau bernegara, sering kali semua itu diabaikan
demi kekuasaan atau kepentingan tertentu. Tidak jarang pula seperangkat peraturan dan
perundang-undangan,
norama dan kebiasaan itu sendiri telah membatasi bahkan dengan sengaja memasung
rasial. Sekarang, pelanggaran HAM yang terjadi lebih bersifat sistemik dan terstruktur.
Pelanggaran HAM juga dapat terjadi dengan penyusunan perraturan atau perundang-
kelompok yang lain, demi alasan ketertiban dan norma yang berlaku dalam kelompok
tersebut. Wujud yang lain adalah persekongkolan untuk menghilangkan nyawa warga
negara demi alasan tidak sepaham dalam hal-hal tertentu atau perbedaan pandangan
HAM.
BAB III
METODE PENELITIAN
Barito Timur Propinsi Kalimantan Tengah, yang berada di kota Kabupaten. SMAN 1 Tamiang
Layang Kabupaten Barito Timur Propinsi Kalimantan Tengah mempunyai fasilitas yang hamper
ruang UKS, Ruang OSIS dan lain-lain. Dengan jumlah guru sebanyak 51 orang terdiri dari 1
(satu) kepala sekolah, 4 (empat) wakil Kepala Sekolah dan sisnya guru Mata Pelajaran dan guru
3.2Objek Penelitian
Objek Penelitian ini adalah Siswa Kelas XII dengan jumlah siswa sebanyak 23 orang
yang terdiri dari 8 siswa laki – laki dan 15 siswa perempuan SMAN 1 Tamiang Layang,
3.3Prosedur Penelitian
Waktu Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada bulan
September sampai dengan Nopember 2013. Penelitian ini pada materi HAM Menurut Iman
Kristen diajarkan.Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus masing – masing siklus 1 kali
pertemuan. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas dengan Siklus.
1. Siklus I
Pada siklus ini membahas subkonsep materi HAM Menurut Iman Kristen.
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan persiapan–persiapan untuk melakukan perencanaan tindakan dengan
membuat silabus, rencana pembelajaran, lembar observasi guru dan siswa, lembar kerja
siswa, dan membuat alat evaluasi berbentuk tes tertulis dengan model pilihan ganda.
b. Tahap pelaksanaan
1) Siswa diminta untuk mempersiapkan diri di rumah dengan memberi tugas membaca
kelompok terdiri dari 4–6 orang siswa, kemudian LKS dan siswa diminta untuk
mempelajari LKS.
4) Dalam kegiatan pembelajaran secara umum siswa melakukan kegiatan sesuai dengan
langkah–langkah kegiatan yang tertera dalam LKS, diskusi kelompok, diskusi antar
kelompok, dan menjawab soal – soal. Dalam bekerja kelompok siswa saling
kelompoknya.
c. Tahap Observasi
Pada tahapan ini dilakukan observasi pelaksanaan tindakan, aspek yang diamati adalah
peningkatan hasil belajar siswa diperoleh dari tes hasil belajar siswa.
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini dilakukan evaluasi proses pembelajaran pada siklus I dan menjadi
dilakukan bila dijumpai satu komponen dibawah ini belum terpenuhi, yaitu
sebagai berikut :
2. Siklus II
Hasil refleksi dan analisis data pada siklus I digunakan untuk acuan dalam
Ada beberapa teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam PTK ini yaitu :
Agama Kristen.
tipe KWL.
tersebut mampu mencapai nilai 75. Ketuntasan klasikal jika siswa yang
𝐹
𝑃= 𝑥 100%
𝑁
Dimana : P = Prosentase
F = frekuensi tiap
aktifitas N =
Jumlah seluruh
aktifitas
BAB IV
1. Perencanaan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Pembelajaran Tipe KWL
pada materi HAM Menurut Iman Kristen sub (1) Hak Asasi Manusia (HAM).
Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar
observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum
observasi.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan awal dilaksanakan pada hari Selasa 29 september 2013 dari
pukul 07.00 s.d 08.30 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga
tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang
untuk kegiatan inti adalah 60 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20 menit.
Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu
(1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa
menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang
Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami proses
KWL, pertama-tama guru membagi siswa dalam 5 kelompok dan setiap kelompok terdiri
Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan
sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama diskusi berlangsung guru
berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil
kerja siswa. Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok.
Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang
sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa
yang melakukan perbaikan.Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan
mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang
Kegiatan akhir tindakan awal antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk mengetahui
baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan
c. Observasi
Partisipasi siswa Kelas XII SMAN 1 Tamiang Layang ada peningkatan dalam Kegiatan
Pembelajaran pada tindakan awal setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe KWL. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan
Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses
Kegiatan Pembelajaran berlangsung. Dengan adanya masalah yang terjadi pada tindakan awal,
maka kami bersama pengamat merefleksikan masalah tersebut agar mampu diperbaiki pada
Partisipasi siswa Kelas XII SMAN 1 Tamiang Layang dalam kegiatan belajar mengajar
Pendidikan Agama Kristen. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada tindakan awal. Hasil
belajar siswa pada tindakan awal dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe KWL
dari 23 siswa, sebanyak 15 siswa atau 65,2% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 8 Siswa atau
34,8% yang tidak tuntas. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.
Tabel.1 hasil ulangan harian kondisi awal
awal
1 Arina Handriani 70 V
3 Edi Saputra 75 V
4 Elianata 80 V
5 Irpan 70 V
6 Julianto 80 V
7 Juni Priskila 60 V
8 Julia Saraheni 75 V
9 Lila Febrianti 70 V
10 Lisaniati 80 V
11 Mariana 80 V
12 Meldiono 75 V
13 Noprianto 80 V
14 Ninda Putri 60 V
15 Rawat Setiani 75 V
16 Sia Gantini 75 V
17 Susanti 90 V
18 Sosilawati 70
19 Tari Wahyu Anugrahni 80
20 Tanti Arianti 70
22 Taldi Marantika 75
Jumlah 1715
d. Refleksi
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada
materi HAM Menurut Iman Kristen dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe KWL ternyata hasil yang didapat nilai rata-rata sebesar 74,6 dan secara ketuntasan
klasikal sebesar 65,2%. Hal ini masih jauh dari harapan. Oleh karena itu refleksi yang
dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada materi HAM
Pada kondisi awal terdapat kekurangan pemahaman siswa pada materi bahan HAM
Menurut Iman Kristen. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini
terjadi.Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari
isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna.Kedua, siswa banyak melakukan hal–hal di
Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk
diterapkan pada kondisi awal. Untuk masalah yang pertama peneliti menugaskan tiga
orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi
semua. Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga
siswa lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling
penjelasan lebih detail tentang materi HAM Menurut Iman Kristen khususnya untuk
pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi.
Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.
1. Perencanaan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Pembelajaran Tipe KWL
dengan materi HAM Menurut Iman Kristen sub (2) HAM di dalam Perspektif
Iman Kristen. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan
menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes
hasil belajar. Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Selasa 13 Oktober 2013 dari
pukul 07.00 s.d 08.30 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga
tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang
untuk kegiatan inti adalah 60 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20 menit.
berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi
pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru.
Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami proses
setiapkelompok terdiri dari 4-5 orang siswa. Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang
tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung.
Selain itu, selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi
siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan setiap
kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain
akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika
terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan
perbaikan.Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan
bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan
pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan strategi KWL, (2) siswa
melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan
3.Observasi
Partisipasi siswa Kelas XII SMAN 1 Tamiang Layang ada peningkatan dalam
pembelajaran kooperatif tipe KWL. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan
respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil
masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung. Dengan
adanya masalah yang terjadi pada siklus I, maka kami bersama pengamat
harapan semua siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya. Partisipasi siswa Kelas
XII SMAN 1 Tamiang Layang dalam kegiatan belajar mengajar Pendidikan Agama
Kristen. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada siklus I. Hasil belajar siswa
pada siklus I dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe KWL dari 23
siswa, terdapat sebanyak 18 siswa atau 78% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 5
Siswa atau 22% yang tidak tuntas. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.
Tabel.2 hasil ulangan harian siklus I
1 Arina Handriani 80 V
3 Edi Saputra 80 V
4 Elianata 75 V
5 Irpan 70 V
6 Julianto 85 V
7 Juni Priskila 70 V
8 Julia Saraheni 80 V
9 Lila Febrianti 75 V
10 Lisaniati 85 V
11 Mariana 85 V
12 Meldiono 80 V
13 Noprianto 85 V
14 Ninda Putri 70 V
15 Rawat Setiani 80 V
16 Sia Gantini 80 V
17 Susanti 100 V
18 Sosilawati 80 V
20 Tanti Arianti 70 V
22 Taldi Marantika 80 V
Jumlah 1830
2) Aktifitas Siswa
Hasil penelitian pengamat terhadap aktivitas siswa selama kegiatan belajar yang
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe KWL pada materi pelajaran HAM
Menurut Iman Kristen pada siklus 1 adalah rata– rata 3,04 berarti termasuk kategori baik.
Untuk mengetahui respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang mereka jalani
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe KWL digunakan angket yang
Tabel 5 di bawah ini yang merupakan rangkuman hasil angket respons siswa terhadap
pembelajaran kooperatif tipe KWL, ditunjukan pada tabel 5 di bawah ini yang merupakan
kooperatif tipe KWL yang diterapkan selama kegiatan pembelajaran materi HAM Menurut
Iman Kristen , siswa secara umum memberikan tanggapan yang positif selama mengikuti
kegiatan pembelajaran dengan senang, siswa juga merasa senang dengan LKS yang
digunakan, suasana kelas, maupun cara penyajian materi oleh guru, dan model
pembelajaran yang baru mereka terima, selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa
juga merasa senang karena bisa mmenyatakan pendapat, dan siswa merasa memperoleh
F % F %
F % F %
pembelajaran ini
Tidak
Bermanfaat
Bermanfaat
F % F %
kamu ?
F % F %
Ya Tidak
F % F %
3) Aktifitas Guru
kooperatif tipe KWL ditunjukan pada tabel 4, bahwa pengelolaan pembelajaran dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe KWL dalam materi pelajaran HAM
Menurut Iman Kristen pada siklus I sebesar 2.93 yang berarti termasuk kategori baik.
KWL
Skor pengamatan
No. Aspek yang diamati
RPP I Keterangan
Keterangan :
e. Refleksi
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada
materi HAM Menurut Iman Kristen dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe KWL. Berdasarkan hasil ulangan harian pada siklus I didapat peningkatan dibanding
kondisi awal yaitu nilai rata-rata ulangan sebesar 79,6 dan ketuntasan klasikal sebesar
78%. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil
Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada materi bahan HAM
Menurut Iman Kristen. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini
terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari
isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna.Kedua, siswa banyak melakukan hal–hal di
diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang
Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk
diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang pertama peneliti menugaskan tiga orang
siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua.
Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih
memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain
dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih
detail tentang materi HAM Menurut Iman Kristen khususnya untuk pertanyaan yang sulit
atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi. Disamping itu untuk masalah
1. Perencanaan
Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Pembelajaran Tipe KWL dengan
memperbaiki kekurangan pada siklus I pada materi materi HAM Menurut Iman Kristen
sub (3) Pelanggaran HAM. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS)
dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil
lembar observasi.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus IIdilaksanakan pada hari Selasa 6 Oktober 2013 dari pukul
07.00 s.d 08.30 WIB.Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.Waktu yang dialokasikan untuk
kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah
(1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa menyanyi,
(3)menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan
Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami proses menemukan,
menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat menemukan berkaitan dengan KWL, pertama-
tama guru membagi siswa dalam 5 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang
siswa.
Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan
dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama diskusi berlangsung
guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja sambil sesekali mengomentari
kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban
kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta
sesama siswa yang melakukan perbaikan.Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar
dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang
belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan. Kegiatan akhir siklus
dilaksanakan pembelajaran dengan strategi KWL, (2) siswa melakukan kilas balik tentang
pembelajaran yang baru dilakukan dan (3)siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar
a. Observasi
Partisipasi siswa Kelas XII SMAN 1 Tamiang Layang ada peningkatan dalam
kooperatif tipe KWL. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap
Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat
Partisipasi siswa Kelas XII SMAN 1 Tamiang Layang dalam kegiatan belajar
mengajar Pendidikan Agama Kristen. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada siklus II.
Hasil belajar siswa pada siklus II dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
KWL dari 23 siswa terdapat sebanyak 23 siswa atau 100% yang tuntas dan yang tidak
tuntas ada 0 Siswa atau 0% yang tidak tuntas dan nilai rata-rata sebesar 87,8. Data dapat
1 Arina Handriani 80 V
3 Edi Saputra 90 V
4 Elianata 85 V
5 Irpan 80 V
6 Julianto 90 V
7 Juni Priskila 90 V
9 Lila Febrianti 75 V
10 Lisaniati 90 V
11 Mariana 85 V
12 Meldiono 95 V
13 Noprianto 90 V
14 Ninda Putri 80 V
15 Rawat Setiani 90 V
17 Susanti 100 V
18 Sosilawati 90 V
22 Taldi Marantika 85 V
Jumlah 2020
2) Aktifitas Siswa
Hasil penelitian pengamat terhadap aktivitas siswa selama kegiatan belajar yang
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe KWL pada materi pelajaran HAM
Menurut Iman Kristen pada siklus I1 adalah rata – rata 3,04 berarti termasuk kategori baik.
Untuk mengetahui respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang mereka jalani
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe KWL digunakan angket yang
diberikan kepada siswa setelah seluruh proses pembelajaran selesai. Hasil angket respons
siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe KWL, ditunjukan pada Tabel 5 di bawah ini
yang merupakan rangkuman hasil angket respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif
tipe KWL, ditunjukan pada tabel 5 di bawah ini yang merupakan rangkuman hasil angket
tentang tanggapan 23 siswa teerhadap model pembelajaran kooperatif tipe KWL yang
diterapkan selama kegiatan pembelajaran materi HAM Menurut Iman Kristen, siswa secara
dengan senang, siswa juga merasa senang dengan LKS yang digunakan, suasana kelas,
maupun cara penyajian materi oleh guru, dan model pembelajaran yang baru mereka
terima, selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa juga merasa senang karena bisa
F % F %
F % F %
F % F %
pembelajaran ini
Tidak
Bermanfaat
Bermanfaat
F % F %
kamu ?
F % F %
Ya Tidak
F % F %
Keterangan :
3) Aktifitas Guru
kooperatif tipe KWL dalam materi pelajaran HAM Menurut Iman Kristen
pada siklus II sebesar 2.93 yang berarti termasuk kategori baik. Data
Keterangan :
4) Refleksi
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada
materi HAM Menurut Iman Kristen dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe KWL. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan
Pada siklus II terdapat kekurangan pemahaman siswa pada materi bahan HAM
bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna.Kedua, siswa banyak melakukan
hal – hal di luar konteks pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga,
diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan
Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi
penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnya akan diterapkan pada siklus
II. Untuk masalah yang pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok
untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data
yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi pengelompokan baru,
agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga,
peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang materi HAM Menurut Iman Kristen
khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam
diskusi.Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.
B. Pembahasan
1. Hasil Belajar
Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar evaluasi kondisi awal siswa Kelas XII
SMAN 1 Tamiang Layang untuk materi bahan makanan dengan model pembellajaran,
kooperatif tipe KWL diperoleh nilai rata – rata kondisi awal sebesar 74,6 dengan nilai tertinggi
adalah 90
terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 60 terdapat 2 orang dengan ketentusan belajar 65,2%
Layang pada siklus 1 untuk materi bahan makanan dengan model pembelajaran, kooperatif
tipe KWL diperoleh nilai rata – rata siklus 1 sebesar 79,6 dengan nilai tertinggi adalah 90
terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 70 terdapat 5 orang dengan ketentusan belajar
Sedangkan pada siklus II untuk materi Mengenal Nama-nama Rasul yang menerima
Kitab Allah diperoleh nilai rata – rata siklus II sebesar 87,8 dengan nilai tertinggi adalah
100 terdapat 4 orang dan nilai terendah adalah 75 terdapat 3 orang dengan ketuntasan
Berdasarkan data hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II menunjukan adanya
peningkatan hasil belajar siswa Kelas XII SMAN 1 Tamiang Layang tahun pelajaran
2013/2014 menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada materi yang sama yaitu HAM
Menurut Iman Kristen. Hal ini disebabkan pada siklus I dan siklus II 2013/2014
menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada materi yang sama yaitu HAM Menurut
Iman Kristen. Hal ini disebabkan pada siklus I dan siklus II 2013/2014 Sudah menerapkan
2. Aktivitas Siswa
pembelajaran tipe KWL pada materi HAM Menurut Iman Kristen menurut penilaian
pengamat termasuk kategori baik semua aspek aktivitas siswa. Adapun aktivitas siswa yang
dinilai oleh pengamat adalah aspek aktivitas siswa: mendengar dan memperhatikan
penjelasan guru, kerja sama dalam kelommpok, bekerja dengan menggunakan alat peraga,
keaktifan siswa dalam diskusi, memperesentasikan hasil diskusi, menyimpulkan materi, dan
dominan dilakukan yaitu bekerja sama mengerjakan LKS dan berdiskusi. Hal ini
menunjukan bahwa siswa saling bekerja sama dan bertanggung jawab untuk mendapatkan
hasil yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat santoso (dalam anam, 2000:40) yang
bekerja dan bertanggung jawab dengan sungguh–sungguh sampai selesainya tugas– tugas
menurut hasil penilaian pengamat termasuk kategori baik untuk semua aspek. Berarti secara
keseluruhan guru telah memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola model
pembelajaran kooperatif tipe KWL pada materi HAM Menurut Iman Kristen. Hal ini sesuai
dengan pendapat Ibrahim (2000), bahwa guru berperan penting dalam mengelola kegiatan
mengajar, yang berarti guru harus kreatif dan inovatif dalam merancang suatu kegiatan
pembelajaran di kelas, sehingga minat dan motivasi siswa dalam belajar dapat ditingkatkan.
Pendapat lain yang mendukung adalah piter (dalam Nur dan Wikandari 1998). Kemampuan
Berdasarkan hasil angket respons siswa terhadap model pembelajran kooperatif tipe
KWL yang diterapkan oleh peneliti menunjukan bahwa siswa merasa senang terhadap materi
pelajaran. LKS, suasana belajar dan cara penyajian materi oleh guru. Menurut siswa, dengan
model pembelajaran kooperatif tipe KWL mereka lebih mudah memahami materi pelajaran
interaksi antara guru dengan siswa dan interaksi antar siswa tercipta semakin baik dengan
adanya diskusi, sedangkan ketidak senangan siswa teerhadap model pembelajran kooperatif
kooperatif tipe KWL.Siswa merasa senang apalagi pokok bahasan selanjutnya menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe KWL, dan siswa merasa bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe KWL bermanfaat bagi mereka, karena mereka dapat saling bertukar pikiran
dan materi pelajaraan yang didapat mudah diingat. Hal ini sesuai dengan pendapat rejeki
pemecahan yang dilakukan karena dapat meningkatkan kemajuan belajar sikap siswa yang
lebih positif, menambah motivasi dan percaya diri sera menambah rasa senang siswa
5.1 Kesimpulan
Pembelajaran Kooperatif Tipe KWL dapat meningkatkan hasil belajar pada Materi
Pelajaran HAM Menurut Iman Kristen Siswa Kelas XII SMAN 1 Tamiang Layang.
5.2 Saran
1) Kepada guru Pendidikan Agama Kristen yang mengalami kesulitan yang sama dapat
menerapkan pembelajaran kooperatif tipe KWL sebagai alternatif untuk meningkatkan kualitas
2) Kepada guru–guru yang ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe KWL
disarankan untuk membentuk kelompok–kelompok baru jika banyak siswa yang bermain pada
saat belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Bumi
Aksara
Hulu, yuprieli. Dkk. 2011. Suluh siswa 3: Berkarya dalam Kristus. Jakarta: BPK
Gunung Mulia.
YA / ADA
Tidak Nila
No Uraian Kegiatan Kurang Catatan
Baik ada i
baik
1 2 3 4 5 6 7
1 PERSIAPAN
a. Silabus
b. Program / Rencana Pembelajaran Semester
c. Buku nilai : yang memuat nilai ulangan harian, ujian blok,
ujian remedi, nilai tugas-tugas lainnya
2 KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. PENDAHULUAN
a. Pretest/persepsi
b. Motivasi siswa/mengecek kesiapan siswa
c. Memberitahukan topik pembelajaran : SK/KD
B. KEGIATAN POKOK
a. Penyiapan Kartu soal sesuai Materi Pelajaran
b. Penyiapan Kartu Jawaban secara acak
c. Penyajian materi
C. PENUTUPAN
a. Post Test
b. Membuat rangkuman / kesimpulan
c. Memberikan tugas / Pekerjaan Rumah (PR)
Jumlah
Rata – rata
Kesimpulan :........................................................................................................................................
Saran / Pembinaan :.........................................................................................................................................
Pengamat/Observer,
.....................................
PEDOMAN OBSERVASI SISWA
Hari/Tanggal :
Kelas :
Materi :
Nama Guru :
9 MenyamPendidikan Agama
Kristenkan gagasan pada
kelompok
10 Mengambil keputusan/ kesimpulan
kelompok
11 Member tanggapan pada kelompok
lain
12 Bertanggung jawab dan disiplin
kerja
13 Memcatat hasil kesimpulan
Pengamat,
………………..………
LEMBAR RESPONDEN SISWA
Nama Siswa :
Kelas :
Hari/Tanggal :
NO URAIAN YA TIDAK KET
1 Apakah kamu merasa senang selama mengikuti
kegiatan pembelajaran ini ?
2 Apakah kamu merasa senang terhadap Materi
pelajaran?
3 Apakah kamu merasa senang menggunakan Lembar
kerja siswa (LKS)?
4 Apakah kamu merasa senang Suasana Belajar di
Kelas ini?
5 Apakah kamu merasa senang Cara penyajian materi
oleh guru?
6 Apakah kamu merasa sulit Mengikuti pembelajaran
ini?
7 Apakah pembelajaran ini bermanfaat bagi kamu ?
8 Apakah pembelajran ini baru bagi kamu?
9 Apakah kamu menginginkan pokok bahasan yang
lain menggunakan model kooperatif tipe KWL?
JUMLAH
Responden,
……………………………….