Disusun oleh:
..............................
NIP. ..............................
GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
SMKNEGERI 2 TAMIANG LAYANG
Judul
Disusun oleh :
..............................
NIP. ..............................
GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
SMK NEGERI 2 TAMIANG LAYANG
Disahkan oleh :
Pada hari ini Senin Tanggal Dua Puluh EnamBulan Agustus Tahun Dua
Ribu Tiga Belas, bertempat di SMAN 1 Tamiang Layang, yang dihaditi oleh 16
(Enam Belas) Peserta, telah diseminarkan sebuah Laporan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dengan judul : “Peningkatan Hasil Belajar Materi Sistem Hukum dan
Peradilan Melalui PembelajaranKooperatifTipeScrambleSiswa Kelas X.1SMAN 1
Tamiang Layang”.
Disusun oleh :
..............................
NIP. ..............................
GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
SMK NEGERI 2 TAMIANG LAYANG
Pembahas :
1. ............................................. (......................................)
2. ............................................. (......................................)
Moderator, Notulis,
............................................... ...............................................
NIP........................................ NIP........................................
Mengetahui:
Kepala SMAN 1 Tamiang Layang Narasumber,
Penyusun
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul: “Peningkatan Hasil Belajar Materi Sistem Hukum dan
Peradilan Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble Siswa Kelas X.1
SMAN 1 Tamiang Layang”.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi
system hukum dan Peradilan Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble
Siswa Kelas X.1 SMAN 1 Tamiang Layang.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
(action Research) yang terdiri dari 2 (dua) siklus, dan setiap siklus terdiri dari:
Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan refleksi.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan bahwa Pembelajaran Kooperatif
Tipe Scramble dapat Meningkatkan Hasil Belajar Materi Sistem Hukum dan
Peradilan Siswa Kelas X.1 SMAN 1 Tamiang Layang.
Selanjutnya peneliti merekomendasikan: (1) Bagi Guru yang mendapatan
kesulitan yang sama dapat menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble
sebagai solusinya. (2) Agar mendapatkan hasil yang maksimal maka dihaharapkan
guru lebih memahami Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble.
HALAMAN JUDUL.............................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................................ii
BERITA ACARA SEMINAR............................................................................................iii
KATA PENGANTAR........................................................................................................iv
ABSTRAK...........................................................................................................................v
DAFTAR ISI.......................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL.............................................................................................................viii
DAFTAR GRAFIK.............................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................ 2
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................... 3
1.5 Hipotesa Tindakan ......................................................................... 3
BAB V PENUTUP........................................................................................... 40
5.1 Kesimpulan.................................................................................... 40
5.2 Saran............................................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 41
LAMPIRAN-LAMPIRAN......................................................................................... 42
BAB I
PENDAHULUAN
paling efektif dan efisien dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk
informasi bahwa hasil belajar Materi Sistem Hukum dan Peradilan siswa
membosankan,
dilupakan. Hal ini merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi dan
hasil belajar siswa akan lebih baik dan sesuai dengan indikator yang
dapat terlibat aktif karena memiliki peran dan tanggung jawab masing–
berlangsung meningkat.
1 Tamiang Layang“.
1.2 Perumusan Masalah
Tamiang Layang.
berikut :
untuk meningkatkan hasil belajar Materi Sistem Hukum dan Peradilan siswa,
1. Ranah Kognitif
2. Ranah Afektif
internalisasi.
3. Ranah Psikomotorik
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua factor utama
yaitu:
a. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya,
intrinsic pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi rendah
3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan
mengembangkan kreativitasnya.
diri terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan
1. Pembelajaran Kooperatif
belajar dan bekerja sama untuk sampai kepada pengalaman belajar yang
dalam kelompok.
adalah
yang memiliki kemmpuan yang beragam dan tidak membedakan ras,suku, budaya
sebagai berikut :
Sistem Hukum dan Peradilan aetidak – tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting,
keterampilan sosial.
baik.
belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas
memberikan efek yang positif terhadap nilai keragaman dimana peserta didik
mampu menerima perbedaan baik ras, suku, budaya, kelas social maupun
kemampuan.
2.1.3 Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble
mampu mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal yang ada.
tersebut karena jawaban sudah tersedia; (c) semua siswa terlibat; (d)
pelajaran.
unsur terbentuknya negara, serta bentuk-bentuk kenegaraan. Selain itu, kamu juga
Salah satu tujuan NKRI yang tercantum dalam alenia IV Pembukaan UUD
1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
bab ini, kamu dapat mempelajari pengertian sistem hukum dan peradilan nasional,
1. Pengertian Hukum
Menurut KBBI, hukum merupakan peraturan atau adat yang secara resmi
a. Hugo de Groot dalam “De Jure Belli ac facis” (1625) mengatakan hukum
b. Van Vollenhoven dalam "Het Adat recht van Nederland Indie" mengatakan
hukum adalah suatu gejala dalam pergaulan hidup yang bergolak terus-
gejala-gejala lainnya.
c. Aristoteles
penguasa.
d. Leon Duguit
Hukum ialah aturan tingkah laku para anggota masyarakat, aturan yang daya
e. Samidjo, SH
berisikan suatu perintah, larangan atau ijin untuk berbuat atau tidak berbuat
sesuatu serta dengan maksud untuk mengatur tata tertib dalam kehidupan
masyarakat.
f. S.M. Amin, SH
Hukum adalah kumpulan peraturan-peraturan yang terdiri dari norma-norma
Hukum yang mempunyai sifat mengatur dan memaksa ini bertujuan untuk:
2. mencapai keadilan, yaitu adanya unsur daya guna dan kemanfaatan (Geny);
a. Adanya perintah/larangan.
3. Penggolongan Hukum
Penggolongan hukum menurut Dudu Duswara Machmudin dan C.S.T Kansil
Jenis
Macamnya Pengertiannya Contohnya
Penggolongan
peraturan
perundang-undangan
dari peraturan-
Hukum yang
putusan pengadilan
Hukum yang
negara peserta
perjanjian
internasional
dicantumkan dalam
berbagai peraturan
negara.
KUHP, KUHD,
a) Hukum tertulis
yang dikodifikasi
b) Hukum tertulis
hidup dalam
keyakinan dan
kenyataan di dalam
masyarakat yang
bersangkutan
menyangkut
kepentingan
Hukum Privat umum/publik Hukum perdata
Hukum dagang
mengatur hubungan
pribadi.
negara
Hukum Asing
Hukum Gereja
ditetapkan gereja
untuk para
anggotanya.
datang
batasruang dan
waktu. Berlaku
sepanjang masa,di
terhadap siapapun
anggota
masyarakat,antar
anggota masyarakat
dengan penguasa
negara, antar
Hukum yang
mengatur bagaimana
cara penguasa
mempertahankan
melaksanakan
kaidah-kaidah
bagaimana cara
menuntutnya apabila
dilanggar oleh
oranglain.
Berdasarkan sifatnya Kaidah Hukum yang Hukum yang dalam Ketentuan pasal 340
ikatnya
Melengkapi dapat
dikesampingkan
dengan jalan
membuat ketentuan
mereka adakan.
Khusus untuk hukum publik dan hukum privat (yang digolongkan berdasarkan
jaksa
kekuatan memaksa. Jika seseorang melanggar aturan tersebut, maka orang itu
akan dikenakan sanksi yang tegas dan nyata. Sumber hukum dapat
Yang temasuk sumber hukum material adalah keyakinan dan perasaan hukum
individu dan pendapat umum yang menentukan isi atau materi hukum. Sumber isi
atau materi hukum material antara lain dari nilai agama dan kesusilaan, kehendak
Tuhan (Thomas Aquino), akal budi (Grotius), serta jiwa bangsa (F.C. Von
Savigny). Isi hukum ini masih samar-samar, sehingga perlu diberi bentuk berupa
sumber hukum formal.Jadi, sumber hukum formal adalah perwujudan isi atau
1. Undang-Undang
Ada dua jenis UU, yaitu dalam arti material (setiap peraturan yang
dikeluarkan oleh pemerintah yang isinya mengikat secara umum bagi semua
warga negara) dan dalam arti formal (setiap peraturan yang karena bentuknya
Yaitu perbuatan yang diulang-ulang terhadap hal yang sama dan kemudian
3. Yurisprudensi
Yaitu keputusan hakim terdahulu terhadap suatu perkara yang tidak diatur
4. Traktat
Yaitu perjanjian yang dibuat oleh dua negara atau lebih mengenai persoalan-
5. Doktrin
Yaitu pendapat para ahli hukum terkemuka yang dijadikan dasar atau asas-
Tata hukum berasal dari bahasa Belanda "rechtorde" (susunan hukum), yang
"memberi tempat yang sebenarnya" adalah menyusun dengan baik dan tertib
aturan-aturan hukum dalam pergaulan hidup agar ketentuan yang berlaku dengan
hukum yang terjadi. Pelaksanaan tata atau susunan itu berlangsung selama ada
pergaulan hidup manusia terns berkembang. Oleh karma itu, dalam tata hukum
terdapat aturan hukum yang berlaku positif atau ins constitutum, di samping
adanya aturan hukum sejenis yang pernah dan tetap berlaku yang dinamakan
hukum (recht).
yang bertujuan untuk mengetahui cara tingkah laku negara dan alat-alat
perlengkapan negara.
kepentingankepentingan perseorangan.
5. Hukum Acara atau Hukum Formal adalah peraturan hukum yang mengatur
material.
berikut.
a. Pengadilan Umum
segala perkara perdata dan pidana sipil untuk semua golongan penduduk (WNI
dan WNA).
b. Pengadilan Agama
dengan nikah, rujuk, talak (perceraian), nafkah, waris, dan lain-lain. Dalam hal
Pengadilan Negeri.
c. Pengadilan Militer
Pengadilan Militer.
d. Bidang Hak Asasi Manusia, yaitu gugatan atau permohonan yang berkaitan
yang tidak sesuai dengan prosedur hukum (seperti yang diatur dalam KUHP)
mengenai praperadilan, dan sebagainya.
a. Hakim
b. Jaksa
penuntut umum.Mengingat peran penting itu pula, seorang jaksa dituntut untuk
dapat bekerja secara profesional sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
c. Polisi
hukum, pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat yang selalu dekat dan
dan hak asasi manusia, pemelihara keamanan dan ketertiban, serta mewujudkan
keamanan dalam negeri dalam suatu kehidupan nasional yang demokratis dan
Fungsi pengadilan tingkat pertama adalah memeriksa sah atau tidaknya suatu
penangkapan atau penahanan yang diajukan oleh keluarga atau kuasa tersangka
penghentian tuntutan;
sewajarnya.
hukumnya.
d. Untuk kepentingan negara dan keadilan, pengadilan tinggi dapat
c. Mahkamah Agung
kola negara RI atau di lain tempat yang ditetapkan oleh presiden. Setiap bidang
dipimpin oleh seorang ketua muda yang dibantu oleh beberapa hakim anggota.
bersangkutan.
peradilan.
peringatan, teguran, dan petunjuk yang dipandang perlu balk dengan surat
keseimbangan antara hak dan kewajiban, dan terciptanya masyarakat yang aman,
Sikap taat berarti tunduk atau patuh terhadap suatu ketentuan atau orang lain.
Sikap taat diwujudkan dalam kemauan untuk menjalankan perintah dan menjauhi
larangan. Dengan demikian, sikap taat terhadap hukum adalah tunduk dan patuh
terhadap segala ketentuan yang digariskan oleh hukum yang berlaku, dengan cara
memenuhi kewajiban yang dibebankan dan yang tidak melanggar hal-hal yang
dilarang dalam hukum. Contoh perwujudan sikap taat terhadap hukum dalam
tidak mencuri, tidak menganiaya, dan tidak melakukan memeras orang lain.
membuat KTP bagi yang telah berusia 17 tahun, membayar pajak, dan
Sikap taat terhadap hukum ditanamkan sejak dini melalui pengertian bahwa
setiap manusia memiliki hak yang sama. Tidak ada satu manusiapun yang boleh
melanggar hak orang lain. Selain itu, setiap manusia harus yakin bahwa hukum
diciptakan demi keteraturan dan kebaikan manusia itu sendiri, bukan demi
Teknik Mandiri, terluka parah karena dibacok dan dipukuli dua muridnya,
Yusuf Zaenuddin (30) dan Lilim (30), Senin (19/11) sekitar pukul 18.00 di
pelaku sedikitnya telah delapan kali merampok, terutama sepeda motor," kata
kemarin.
Ketika itu, Rachmad duduk di bagian depan kini, sedangkan Yusuf duduk
sehingga polisi terpaksa menembak betis kanan Yusuf.Akan tetapi, Lilim lolos
b. Pelanggaran
dalam Operasi Jala Jaya (Jalan Lancar Jakarta Raya) selama sepekan ini
Pusat, selama operasi berlangsung, 40 simpul dari 112 simpul kemacetan bisa
DKI Jakarta, Riza Hasyim, mengatakan bahwa dari 224 kendaraan yang
sekitar rambu dilarang parkir atau di parkir liar. Sebanyak delapan kendaraan
Pasar Baru, Jalan Majapahit, Jalan Gunung Sahari, Sarinah, Jakarta Pusat.
Sudarso, dan Jalan Raya Cacing, Jakarta Utara dan di sekitar Melawai Blok M,
Jakarta Selatan.
c. Pencurian
karung pupuk urea bersubsidi dengan karung nonsubsidi. Harga jual pupuk
hanya berharga Rp 60.000,00 per karung. Aksi “ganti karung” ini tercium
polisi dan akhirnya terbongkar. “Kami menyita 229 karung pupuk, atau setara
dengan 11.450 kg, dari toko tersangka”, kata Direktur Reserse dan Kriminal
Polda Sumatera Barat Komisaris Besar Ade R Suhendi, Jumat (23/11). Dalam
operasi pada Rabu (21/11) malam di Simpang Taruko, Padang, itu, polisi juga
menyita 207 lembar karung kosong Pusri. Karung itu diperkirakan akan
2. Sanksi Hukum
suatu pekerjaan yang kamu sukai.Secara sederhana, hukuman itulah yang disebut
sebagai sanksi.
Dalam cakupan yang lebih luas, setiap pelanggaran terhadap hukum dikenai
sanksi.Sanksi yang dijatuhkan berbeda-beda tergantung jenis
pencabutan izin.
3. Sanksi pidana, berupa kurungan (penjara) atau denda senilai hukuman penjara
tersebut.
Sanksi atau hukuman telah diatur dalam pasal 10 KUHP (sanksi pidana) yang
pengumuman keputusan hakim. Selain sanksi pidana berupa hukuman, pelaku dan
keluarga pelanggar hukum juga akan merasakan sanksi sosial dari masyarakat.
1. Pengertian Korupsi
administrasi, ekonomi atau politik, baik yang disebabkan oleh diri sendiri maupun
kontraprestasi, imbalan materi atau nonmateri), yang terjadi secara diam-diam dan
penyalahgunaan jabatan atau wewenang yang dimiliki salah satu pihak yang
melalaikan tugas yang diketahui sebagai kewajiban, atau tanpa keuntungan yang
Korupsi.
4. Peraturan Pemerintah R.I. No. 71 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pidana Korupsi.
Pemberantasan Korupsi.
a. Ciri-Ciri Korupsi
Di mana pun dan kapan pun, korupsi memiliki ciri-ciri tertentu, sebagai
berikut.
umum.
6. Adanya kewajiban dan keuntungan bersama, dalam bentuk uang atau yang
lain.
korupsi
b. Bentuk-Bentuk Korupsi
1. Korupsi jalan pintas, yaitu korupsi dalam hal penggelapan uang negara,
politik. Termasuk dalam bentuk korupsi ini adalah kasus para pengusaha yang
menonjol.
2. Korupsi upeti, yaitu bentuk korupsi akibat jabatan strategis. Berkat jabatan
atau jasa dalam suatu perkara. Contoh korupsi ini adalah upaya mark-up
3. Korupsi kontrak, yaitu korupsi dalam upaya mendapatkan proyek atau pasar.
4. Korupsi pemerasan, yaitu korupsi yang terkait dengan jaminan keamanan dan
urusan-urusan gejolak internal dan eksternal, pencantuman nama perwira
1. Kedekatan sistem dan kontak yang intensif antara ekonomi dan administrasi.
3. Pemusatan kompetensi pada pekerja ahli tertentu dengan ruang gerak yang
4. Batasan yang kabur antara hal-hal yang dapat diterima secara sosial dan
Walaupun korupsi dapat terjadi dalam berbagai hal, jika kita perhatikan, ada
dengan pemberian ijin, dana, dan pengadaan barang. Korupsi terjadi tanpa
ini contoh-contoh korupsi yang terjadi dalam bidang eksekutif, legislatif, dan
yudikatif.
perpotongan bentuk
pembayaran
bagian pengalihan
pajak
pengambilan
keputusan
dipilih
dijatuhkan
Berikut ini adalah dua contoh kasus korupsi yang melalui pengadilan bertahap,
mulai dari Pengadilan Negeri (PN) kemudian banding ke Pengadilan Tinggi (PT),
Rp3.687.500.000,00
MA 10 tahun penjara, denda Rp500 juta 12 Mei 2004: Majelis Kasasi Mahkamah
1344/K/Pid/2005 terhadap
18 April 2007
ada pemahaman bersama tentang penyebab dasar korupsi, peluang, dan celah
yang memberi kesempatan untuk korupsi, dan hal-hal yang merangsang orang
Sampai saat ini, penyebab dasar orang melakukan korupsi masih belum jelas.
cukup baik, ternyata masih ada kasus korupsi.Hanya saja, penegakan hukum di
rangka pemberantasan korupsi, Kwik Kian Gie berpendapat bahwa tindakan harus
dimulai dari membersihkan manusia agar bebas korupsi atau setidaknya takut
menerapkan metode carrot and stick. Menurut Kwik Kian Gie, memberi
Pada saat metode carrot and stick tersebut diterapkan, peran Komisi
berperan aktif melakukan pencegahan secara dni agar dalam setiap aspek
ditambah pengawasan.
oleh banyak orang. Apabila kita bisa mencegah tindak korupsi dalam proses
SIM, IMB, dan perizinan lainnya, tentu banyak orang yang merasakan
Saat ini terdapat banyak gerakan dan organisasi antikorupsi yang mengusung
fungsi dan peran kontrol sosialnya terhadap pemerintahan, serta menggiring para
pemberantasan KKN.
Indonesia.
Nama Gerakan/
No Keterangan
Organisasi Anti Korupsi
Korupsi)
gerakan, tentu kekuatan LSM/ Ornop ada pada dukungan publik. Namun,
Sikap anti korupsi haruslah dimulai dari diri sendiri dan lingkungan
keluarga.Dari dalam diri, sejak dini harus ditanamkan sikap jujur, terbuka, adil,
dan mandiri. Dengan demikian, orang akan terhindar dari perilaku yang
merugikan orang lain demi kepentingan pribadi. Begitu pula dalam lingkungan
selalu percaya diri, mandiri, beretos kerja tinggi sehingga terhindar dari perilaku
Saat ini, masyarakat telah menganggap bahwa korupsi dan kolusi merupakan
masyarakat umum.
BAB III
METODE PENELITIAN
ruang UKS, Ruang OSIS dan lain-lain. Dengan jumlah guru sebanyak 51 orang
terdiri dari 1 (satu) kepala sekolah, 4 (empat) wakil Kepala Sekolah dan sisnya
guru Mata Pelajaran dan guru Biimbingan Konseling serta 7 Tenaga Administrasi.
Objek Penelitian ini adalah Siswa Kelas X.1dengan jumlah siswa sebanyak
29, yang terdiri dari 11 siswa laki – laki dan 18 siswa perempuanSMAN 1
Penelitian ini pada materi Sistem Hukum dan Peradilan diajarkan.Penelitian ini
Pada siklus ini membahas subkonsep materi Sistem Hukum dan Peradilan.
a. Tahap Perencanaan
observasi guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan membuat alat evaluasi
b. Tahap pelaksanaan
masing kelompok terdiri dari 4–5 orang siswa, kemudian LKS dan siswa
diskusi antar kelompok, dan menjawab soal – soal. Dalam bekerja kelompok
siswa saling membantu dan berbagi tugas. Setiap anggota bertanggung jawab
terhadap kelompoknya.
c. Tahap Observasi
yang diamati adalah keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran
menggunakan lembar observasi aktivitas dan respon siswa serta guru.
Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa diperoleh dari tes hasil belajar
siswa.
d. Tahap Refleksi
2. Siklus II
Hasil refleksi dan analisis data pada siklus I digunakan untuk acuan
kekurangan pada siklus I. Tahapan yang dilalui sama seperti pada tahap siklus
I.
ini yaitu :
terdiri dari:
jumlahnya sekitar 85% dari seluruh jumlah siswa dan masing – masing
𝐹
𝑃= 𝑥 100%
𝑁
Dimana : P = Prosentase
F = frekuensi tiap aktifitas
N = Jumlah seluruh aktifitas
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Perencanaan
Peradilan sub (1) Pengertian Sistem Hukum dan sub (2) Peranan
b. Pelaksanaan
alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 60 menit dan alokasi kegiatan
orang siswa.
pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan
c. Observasi
Scramble. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap
adanya masalah yang terjadi pada kondisi awal, maka kami bersama
terlihat dari hasil belajar siswa pada kondisi awal. Hasil belajar siswa pada
tipe Scramble dari 29 siswa, ada sebanyak 4 siswa atau 13,8% yang tuntas
dan yang tidak tuntas ada 25 Siswa atau 86,2% yang tidak tuntas. Data dapat
awal
1 Alpen Krisanugrahni 65 V
2 Ardisetya Budi 60 V
3 Atik fatmawati 61 V
4 Ayu Safitri 62 V
5 Bimo Anggoro 64 V
6 Dikky Wijaya 70 V
7 Eka Lestari 65 V
8 Eloys Pratama 65 V
9 Helisa Agnesia 64 V
10 Ica Winarsih 60 V
11 Jeki Chen 61 V
12 Jeni Kristina 63 V
13 Krianto 64 V
14 Laila Nadia 60 V
15 Mohamad Erfiansyah 62 V
16 Novita 62 V
18 Raudatul Jannah 66 V
19 Risa Pebriani 65 V
20 Septi Handayani 62 V
21 Seputri Hertiani 67 V
22 Sia Pitriana 65 V
23 Tama Pramindo 70 V
24 Triarto 60 V
25 Wijayanti Indah S 65 V
26 Yara Oktarina 64 V
28 Annisa 70 V
29 Mei sandi 65 V
Jumlah 1862
Klasikal 13,8%
d. Refleksi
hasil belajar pada Materi Sistem Hukum dan Peradilan sub (1)
kooperatif tipe Scramble ternyata hasil yang didapat nilai rata-rata sebesar
64,2 dan secara klasikal sebesar 13,8%.Hal ini masih jauh dari
harapan.Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada
peningkatan hasil belajar siswa pada materi Sistem Hukum dan Peradilan.
pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi
diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik
untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan
dan Peradilan khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu
1. Perencanaan
2.Pelaksanaan
menit.
orang siswa.
3.Observasi
Scramble. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa
ini terlihat dari hasil belajar siswa pada siklus I. Hasil belajar siswa
yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 10Siswa atau 34,5% yang tidak
1 Alpen Krisanugrahni 70 V
2 Ardisetya Budi 68 V
3 Atik fatmawati 75 V
4 Ayu Safitri 67 V
5 Bimo Anggoro 70 V
6 Dikky Wijaya 80 V
7 Eka Lestari 69 V
8 Eloys Pratama 70 V
9 Helisa Agnesia 70 V
10 Ica Winarsih 65 V
11 Jeki Chen 68 V
12 Jeni Kristina 70 V
13 Krianto 70 V
14 Laila Nadia 60 V
15 Mohamad Erfiansyah 75 V
16 Novita 75 V
18 Raudatul Jannah 71 V
19 Risa Pebriani 70 V
20 Septi Handayani 66 V
21 Seputri Hertiani 75 V
22 Sia Pitriana 80 V
23 Tama Pramindo 85 V
24 Triarto 65 V
25 Wijayanti Indah S 68 V
26 Yara Oktarina 70 V
28 Annisa 88 V
29 Mei sandi 69 V
Jumlah 2088
Rata- Rata 72
Klasikal 65,5%
2) Aktifitas Siswa
merasa senang dengan LKS yang digunakan, suasana kelas, maupun cara
penyajian materi oleh guru, dan Pembelajaran Kooperatif Tipe yang baru
Scramble.
F % F %
F % F %
F % F %
pembelajaran ini
Tidak
Bermanfaat
Bermanfaat
F % F %
kamu ?
F % F %
Ya Tidak
F % F %
Keterangan :
3) Aktifitas Guru
Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan
Tipe kooperatif tipe Scramble dalam materi pelajaran Sistem Hukum dan
Peradilan pada siklus I sebesar 2.93 yang berarti termasuk kategori baik.
Keterangan :
e. Refleksi
hasil belajar pada Materi Sistem Hukum dan Peradilansub (3) Sikap
Tipe kooperatif tipe Scramble. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan
akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada Materi Sistem
bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna.Kedua,
dan Peradilan khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu
1. Perencanaan
siklus I pada materi Sistem Hukum dan Peradilan sub (4) Korupsi dan
Indonesia. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Pelaksanaan
alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 60 menit dan alokasi kegiatan
membagi siswa dalam 6 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 4-5
orang siswa.
Scramble. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa
berlangsung.
belajar siswa pada siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus II dengan
29 siswa terdapat 29 siswa atau 93,1% yang tuntas dan yang tidak
tuntas ada 1 Siswa atau 6,9% yang tidak tuntas dan nilai rata-rata
1 Alpen Krisanugrahni 70 V
2 Ardisetya Budi 75 V
3 Atik fatmawati 90 V
4 Ayu Safitri 85 V
5 Bimo Anggoro 80 V
7 Eka Lestari 90 V
8 Eloys Pratama 75 V
9 Helisa Agnesia 90 V
10 Ica Winarsih 75 V
11 Jeki Chen 85 V
12 Jeni Kristina 95 V
13 Krianto 90 V
14 Laila Nadia 69 V
15 Mohamad Erfiansyah 75 V
16 Novita 100 V
18 Raudatul Jannah 80 V
19 Risa Pebriani 75 V
20 Septi Handayani 70 V
21 Seputri Hertiani 80 V
22 Sia Pitriana 85 V
24 Triarto 68 V
25 Wijayanti Indah S 76 V
26 Yara Oktarina 77 V
28 Annisa 100 V
29 Mei sandi 80 V
Jumlah 2435
2) Aktifitas Siswa
materi Sistem Hukum dan Peradilan sub (4) Korupsi dan Dasar Hukum
adalah rata – rata 3,04 berarti termasuk kategori baik. Data selengkapnya dapat
Scramble digunakan angket yang diberikan kepada siswa setelah seluruh proses
kooperatif tipe Scramble, ditunjukan pada Tabel 5 di bawah ini yang merupakan
Scramble, ditunjukan pada tabel 5 di bawah ini yang merupakan rangkuman hasil
angket tentang tanggapan 29 siswa teerhadap Pembelajaran Kooperatif Tipe
Sistem Hukum dan Peradilan, siswa secara umum memberikan tanggapan yang
merasa senang dengan LKS yang digunakan, suasana kelas, maupun cara
penyajian materi oleh guru, dan Pembelajaran Kooperatif Tipe yang baru mereka
F % F %
F % F %
F % F %
pembelajaran ini
Tidak
Bermanfaat
Bermanfaat
F % F %
kamu ?
F % F %
Ya Tidak
F % F %
Keterangan :
berarti termasuk kategori baik. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Keterangan :
0 - 1,49 = kurang baik
1,5 - 2,49 = Cukup
2,5 - 3,49 = Baik
3,5 - 4,0 = Sangat Baik
4) Refleksi
hasil belajar pada materi Sistem Hukum dan Peradilan sub (4) Korupsi
dan Dasar Hukum Pemberantasannya (5) Pemberantasan Korupsi di
siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi
menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi
di akhir pelajaran.
atas, selanjutnya akan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang
pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk
menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara
demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih
4.2 Pembahasan
1. Hasil Belajar
awal siswa Kelas X.1 SMAN 1 Tamiang Layang untuk materi Sistem
Scramble diperoleh nilai rata – rata kondisi awal sebesar 64,2 dengan nilai
orang dengan ketentusan belajar 13,8% dan yang tidak tuntas 86,2%.
nilai rata – rata siklus 1 sebesar 72,0 dengan nilai tertinggi adalah 88
Rasul yang menerima Kitab Allah diperoleh nilai rata – rata siklus II
sebesar 84,0dengan nilai tertinggi adalah 100 terdapat 6 orang dan nilai
yang tidak tuntas 6,9%. Siswa yang tidak tuntas baik pada siklus I maupun
pada siklus II adalah siswa yang sama, ini disebabkan siswa tersebut pada
dasarnya tidak ada niat untuk belajar dan sering tidak masuk sekolah.
Berdasarkan data hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II menunjukan
siswa pada materi yang sama yaitu Sistem Hukum dan Peradilan. Hal ini
hasil belajar siswa pada materi yang sama yaitu Sistem Hukum dan
Peradilan.
2. Aktivitas Siswa
semua aspek aktivitas siswa. Adapun aktivitas siswa yang dinilai oleh
berdiskusi. Hal ini menunjukan bahwa siswa saling bekerja sama dan
bertanggung jawab untuk mendapatkan hasil yang baik. Hal ini sesuai dengan
baik untuk semua aspek. Berarti secara keseluruhan guru telah memiliki
Scramble pada materiSistem Hukum dan Peradilan. Hal ini sesuai dengan
kegiatan mengajar, yang berarti guru harus kreatif dan inovatif dalam
siswa dalam belajar dapat ditingkatkan. Pendapat lain yang mendukung adalah
piter (dalam Nur dan Wikandari 1998). Kemampuan seorang guru sangat
Scramble
siswa merasa senang terhadap materi pelajaran. LKS, suasana belajar dan cara
Tipe kooperatif tipe Scramble mereka lebih mudah memahami materi pelajaran
interaksi antara guru dengan siswa dan interaksi antar siswa tercipta semakin
tipe Scramble bermanfaat bagi mereka, karena mereka dapat saling bertukar
pikiran dan materi pelajaraan yang didapat mudah diingat. Hal ini sesuai
karena dapat meningkatkan kemajuan belajar sikap siswa yang lebih positif,
menambah motivasi dan percaya diri sera menambah rasa senang siswa
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
sebagai berikut:
Tamiang Layang.
5.2 Saran
yaitu:
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1997.Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Hulu, yuprieli.Dkk. 2011. Suluh siswa 1: Berkarya dalam Kristus. Jakarta: BPK
Gunung Mulia.
YA / ADA
Tidak Nila
No Uraian Kegiatan Kurang Catatan
Baik ada i
baik
1 2 3 4 5 6 7
1 PERSIAPAN
a. Silabus
b. Program / Rencana Pembelajaran Semester
c. Buku nilai : yang memuat nilai ulangan harian, ujian blok,
ujian remedi, nilai tugas-tugas lainnya
2 KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. PENDAHULUAN
a. Pretest/persepsi
b. Motivasi siswa/mengecek kesiapan siswa
c. Memberitahukan topik pembelajaran : SK/KD
B. KEGIATAN POKOK
a. Penyiapan Kartu soal sesuai Materi Pelajaran
b. Penyiapan Kartu Jawaban secara acak
c. Penyajian materi
2. - Pengelompokkan siswa
- Pembagian kartu soal dan kartu jawaban
-Siswa mengerjakan soal secara kelompok
-Siswa mencari jawaban yang cocok dengan cara
memasangkan pada kartu soal
-Siswa mencatat jawaban pada buku catatan
C. PENUTUPAN
a. Post Test
b. Membuat rangkuman / kesimpulan
c. Memberikan tugas / Pekerjaan Rumah (PR)
Jumlah
Rata – rata
Kesimpulan :........................................................................................................................................
Saran / Pembinaan :.........................................................................................................................................
Pengamat/Observer,
.....................................
PEDOMAN OBSERVASI SISWA
Hari/Tanggal :
Kelas :
Materi :
Nama Guru :
………………..………
LEMBAR RESPONDEN SISWA
Nama Siswa :……………………………………
Kelas :……………………………………
Hari/Tanggal :……………………………………
NO URAIAN YA TIDAK KET
1 Apakah kamu merasa senang selama mengikuti
pelajaran?
Kelas ini?
oleh guru?
ini?
JUMLAH
Responden,
……………………………….