Anda di halaman 1dari 84

L A P OR A N

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


(PTK)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR


MATERI BERBAGAI KELOMPOK SOSIAL DALAM
MASYARAKAT MULTIKULTURAL MELALUI MEDIA
GAMBAR SISWA KELAS XI.2
SMAN 1 TAMIANG LAYANG

Disusun oleh :

......................................
NIP. ......................................
GURU ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
SMAN 1 TAMIANG LAYANG

Jl. Nansarunai No.46 Telp. 0526-091087 Kode Pos 73611


KABUPATEN BARITO TIMUR
KALIMANTAN TENGAH
2015

1
LEMBAR PENGESAHAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(PTK)

Judul

PENINGKATAN HASIL BELAJAR


MATERI BERBAGAI KELOMPOK SOSIAL DALAM
MASYARAKAT MULTIKULTURAL MELALUI MEDIA
GAMBAR SISWA KELAS XI.2
SMAN 1 TAMIANG LAYANG

Disusun oleh :

......................................
NIP. ......................................
GURU ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
SMAN 1 TAMIANG LAYANG

Disahkan oleh :

Mengetahui: Tamiang Layang, 20 November 2015


Kepala SMAN 1 Tamiang Layang Pembimbing,

............................... JUMAKIR, S.Pd.,MM


NIP................................ NIP. 19670930 199001 1 002

2
BERITA ACARA SEMINAR

Pada hari ini Senin Tanggal Dua Puluh Enam Bulan Agustus Tahun Dua
Ribu Tiga Belas, bertempat di SMAN 1 Tamiang Layang, yang dihaditi oleh 16
(Enam Belas) Peserta, telah diseminarkan sebuah Laporan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dengan judul: “Peningkatan Hasil Belajar Materi Berbagai
Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural Melalui Media Gambar Siswa
Kelas XI.2 SMAN 1 Tamiang Layang”.

Disusun oleh:

......................................
NIP. ......................................
GURU ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
SMAN 1 TAMIANG LAYANG

Pembahas :

1. ABDUL CHAK, S.Pd.I (......................................)

2. HADI SURYONO, S.Pd.T (......................................)

Moderator, Notulis,

BAGAS PRIYANTO, S.T SEVEN, S.Pd


NIP.19680408 200502 1 002 NIP.19821212 201101 2 005

Mengetahui:
Kepala SMAN 1 Tamiang Layang Narasumber,

............................... Drs. UCERMAN, MM


NIP................................ NIP.19660404 200502 1 001

3
SURAT KETERANGAN PUBLIKASI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : FIRSCA ISA MEI KRISNI, S.E


NIP : 19790523 200804 2 004
Jabatan : Kepala Perpustakaan SMAN 1 Tamiang Layang.

Dengan ini menerangkan bahwa kami menerima sebuah Laporan Penelitian


Tindakan Kelas (PTK) sebagai berikut:

Judul : Peningkatan Hasil Belajar Materi Berbagai Kelompok


Sosial Dalam Masyarakat Multikultural Melalui Media
Gambar Siswa Kelas XI.2 SMAN 1 Tamiang Layang.
Penulis : WIWIK WIDAYANTI, SS
NIP : ......................................
Jabatan : Guru IPS
Unit Kerja : SMAN 1 Tamiang Layang.

Telah disimpan di Perpustakaan SMAN 1 Tamiang Layang. Kecamatan Dusun


Timur Kabupaten Barito Timur Provinsi Kalimantan Tengah, sebagai Publikasi
Ilmiah dan sebagai bahan Referensi.

Demikian keterangan ini kami buat agar dapat dipergunakan sebagaimana


mestinya.

Mengetahui: T. Layang, 20 November 2015


Kepala SMAN 1 Tamiang Layang Kepala Perpustakaan,

............................... FIRSCA ISA MEI KRISNI, S.E


NIP................................ NIP.19790523 200804 2 004

4
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas limpahan
rahmat dan karunianya sehingga laporan penelitian ini dapat terselesaikan.
Adapun judul laporan penelitiani ini adalah, ” Peningkatan Hasil Belajar Materi
Berbagai Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural Melalui Media
Gambar Siswa Kelas XI.2 SMAN 1 Tamiang Layang”.
Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi tingginya kami sampaikan
kepada:
(1) Drs. Arsepto Halin, MMA selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Barito
Timur,
(2) ............................... selaku Kepala SMAN 1 Tamiang Layang
(3) Drs. Ucerman, MM selaku Pengawas Pembina
(4) Jumakir, S.Pd.,MM selaku pembimbing.
(5) Semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Kami menyadari bahwa laporan penelitian ini masih banyak
kekurangannya, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan sarannya sehingga
laporan penelitian ini menjadi lebih berkualitas.
Akhir kata semoga laporan penelitian ini memberikan makna dan manfaat
khususnya dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

Tamiang Layang, November 2015

Penyusun

5
ABSTRAK

Penelitian ini berjudul: “Peningkatan Hasil Belajar Materi Berbagai Kelompok


Sosial Dalam Masyarakat Multikultural Melalui Media Gambar Siswa Kelas XI.2
SMAN 1 Tamiang Layang”.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi
Berbagai Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural Melalui Media
Gambar Siswa Kelas XI.2 SMAN 1 Tamiang Layang.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
(action Research) yang terdiri dari 2 (dua) siklus, dan setiap siklus terdiri dari:
Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan refleksi.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan bahwa Media Gambar dapat
Meningkatkan Hasil Belajar Perkembangan Pergerakan Nasional Di Indonesia
Siswa Kelas XI.2 SMAN 1 Tamiang Layang.
Selanjutnya peneliti merekomendasikan: (1) Bagi Guru yang mendapatan
kesulitan yang sama dapat menerapkan Media Gambar untuk meningkatkan Hasil
Belajar. (2) Agar mendapatkan hasil yang maksimal maka dihaharapkan guru
lebih membuat Media gambar yang lebih menarik dan bervariasi.

Kata kunci: Hasil Belajar, Media gambar

6
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................................ii
BERITA ACARA SEMINAR............................................................................................iii
KATA PENGANTAR........................................................................................................iv
ABSTRAK...........................................................................................................................v
DAFTAR ISI.......................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL.............................................................................................................viii
DAFTAR GRAFIK.............................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA.............................................................................. 5


2.1 Kajian Teori.................................................................................... 5
2.1.1 HasilBelajar………………........................................................... 5
2.1.2 Media Pembelajaran............................................................,,,,,,,,, 7
2.1.2 Media Gambar……………………………………………..……. 10
2.1.3 Berbagai Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural….. 13

BAB III METODE PENELITIAN....................................................................... 43


3.1 Setting Penelitian........................................................................... 43
3.2 Subjek Penelitian............................................................................ 43
3.3 Prosedur Penelitian........................................................................ 43
3.4 Teknik Pengumpulan Data............................................................. 45
3.5 Teknik Analisa Data....................................................................... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................... 48


4.1 Hasil Penelitian............................................................................... 48
4.1.1 Deskripsi kondisi awal.................................................................. 48
4.1.2 Deskripsi Hasil siklus I................................................................. 53
4.1.3 Deskripsi Hasil Siklus II.............................................................. 62
4.2 Pembahasan................................................................................... 69

BAB V PENUTUP........................................................................................... 73
5.1 Kesimpulan.................................................................................... 73
5.2 Saran............................................................................................. 73

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 74
LAMPIRAN-LAMPIRAN......................................................................................... 75

7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia memerlukan pendidikan untuk menggerakkan dan

mengembangkan potensi serta kemampuan dasar tersebut kepada pola yang

dikendalikan. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang fundamental dalam

pembangunan, karena kemajuan bangsa erat kaitannya dengan masalah

pendidikan. Oleh karena itu tidak mengherankan kalau bangsa Indonesia begitu

besar perhatiannya terhadap masalah pendidikan, bahkan tujuannyapun semakin

disempurnakan. Ini sesuai dengan ketentuan yang dimuat dalam pembukaan

Undang-Undang Dasar 1945.

Secara garis besar, pendidikan sebagai suatu usaha untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa agar menjadi manusia seutuhnya berjiwa Pancasila.Dalam

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang system

pendidikan Nasional juga menyatakan sebagai berikut:

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”

8
Disamping itu, pendidikan juga merupakan suatu sarana yang paling

efektif dan efisien dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk mencapai

suatu dinamika yang diharapkan.

Berdasarkan hasil ulangan harian yang dilakukan di Kelas XI.2 SMAN 1

Tamiang Layang, Kabupaten Barito Timur, diperoleh informasi bahwa hasil

belajar Materi Berbagai Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural siswa

rendah di bawah standar ketuntasan Minimal yaitu dibawah 65.

Faktor-faktor yang menyebabkan keadaan seperti di atas antara lain :

a. Kemampuan kognitif siswa dalam pemahaman konsep – konsep

Pendidikan Kewarganegaraan masih rendah,

b. Pembelajaran yang berlangsung cenderung masih monoton dan

membosankan,

c. Siswa tidak termotivasi untuk belajar Pendidikan Kewarganegaraan

dan menganggap Pendidikan Kewarganegaraan hanya sebagai

hafalan saja.

Dengan belajar secara menghapal membuat konsep – konsep Ilmu

Pengetahuan Sosial yang telah diterima menjadi mudah dilupakan. Hal ini

merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh seorang

guru. Guru dituntut lebih kreatif dalam mempersiapkan pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

Dikembangkan, misal dalam pemilihan model pembelajaran yang akan

digunakan dalam pembelajaran sebagai salah satu bentuk strategi pembelajaran.

Kesiapan guru dalam memanajemen pembelajaran akan membawa dampak positif

9
bagi siswa diantaranya hasil belajar siswa akan lebih baik dan sesuai dengan

indikator yang ingin dicapai. Salah satu model pembelajaran yang dapat

diterapkan dalam pembelajaran Materi Berbagai Kelompok Sosial Dalam

Masyarakat Multikultural adalah Media Gambar karena siswa dapat terlibat aktif

karena memiliki peran dan tanggung jawab masing–masing, sehingga aktivitas

siswa selama proses pembelajaran berlangsung meningkat.

Media Gambar merupakan suatu metode mengajar dengan membagikan

lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang

tersedia. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban dan cara penyelesaian dari

soal yang ada.

Berdasarkan uraian diatas, maka sebagai peneliti merasa penting

melakukan penelitian terhadap masalah di atas. Oleh karena itu, upaya

meningkatkan hasil belajar Materi Berbagai Kelompok Sosial Dalam Masyarakat

Multikultural siswa dilakukan penelitian Tindakan Kelas dengan judul:

“Peningkatan Hasil Belajar Materi Berbagai Kelompok Sosial Dalam Masyarakat

Multikultural Siswa Kelas XI.2 SMAN 1 Tamiang Layang “.

1.2 Perumusan Masalah

Memperhatikan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan

permsalahan sebagai berikut: “Bagaimanakah Media Gambar dapat meningkatkan

hasil belajar Materi Berbagai Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural

siswa Kelas XI.2 SMAN 1 Tamiang Layang?”

10
1.3 Tujuan Penelitian

Meningkatkan hasil belajar Materi Berbagai Kelompok Sosial Dalam

Masyarakat Multikultural menggunakan Media Gambar siswa Kelas XI.2 SMAN

1 Tamiang Layang.

1.4 Manfaat Penelitian

Setelah penelitian selesai diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut :

1. Bagi peneliti : penelitian ini dapat mempengaruhi pembelajaran, membantu

untuk meningkatkan hasil belajar Materi Berbagai Kelompok Sosial Dalam

Masyarakat Multikultural siswa, memberikan alternative pembelajaran yang

aktif, kreatif efektif, dan menyenangkan bagi siswa, serta meningkatkan mutu

pembelajaran Materi Berbagai Kelompok Sosial Dalam Masyarakat

Multikultural.

2. Bagi siswa : untuk meningkatkan pemahaman konsep Materi Berbagai

Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural sehingga pelajaran Materi

Berbagai Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural menjadi lebih

sederhana.

3. Bagi sekolah : penelitian ini dapat menjadi salah satu alternatif model

pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori


2.1.1 Pengertian Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2012: 46) pengertian hasil belajar adalah

“kemampuan – kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia melaksanakan

pengalaman belajarnya”.Bloom (dalam Sudjana, 2012: 53) membagi tiga

ranah hasil belajar yaitu :

1. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari

enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesis, dan evaluasi.

2. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu

penerimaan, jawaban atau reaksi penilaian, organisasi, dan

internalisasi.

3. Ranah Psikomotorik

Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemauan

bertindak, ada enam aspek, yaitu: gerakan refleks, ketrampilan gerakan

dasar, ketrampilan membedakan secara visual, ketrampilan dibidang

fisik, ketrampilan komplek dan komunikasi.

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua factor utama

yaitu:

12
a. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya,

motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar,

ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.


b.
Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan,

terutama kualitas pengajaran.

Hasil belajar yang dicapai menurut Nana Sudjana, melalui proses

belajar mengajar yang optimal ditunjukan dengan ciri – ciri sebagai

berikut.

1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar

intrinsic pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi rendah

dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau

setidaknya mempertahankanya apa yang telah dicapai.

2. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu

kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang

tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.

3. Hasil belajar yang dicaPendidikan Kewarganegaraan bermakna bagi

dirinya, seperti akan tahan lama diingat, membentuk perilaku,

bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan

untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya.

4. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif),

yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah

afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau prilaku.

13
5. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan

diri terutama dalam menilai hasil yang dicaPendidikan

Kewarganegaraannya maupun menilai dan mengendalikan proses dan

usaha belajarnya.

Oleh karena itu, guru diharapkan dapat mencapai hasil belajar,

Setelah melaksanakan proses belajar mengajar yang optimal sesuai

dengan ciri-ciri tersebut di atas.

2.1.2 Media Pembelajaran


1. Pengertian Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Jadi dapat

dipahami bahwa media adalah perantara atau pengantar dari pengirim ke

penerima pesan.

Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar

mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang

pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pembelajar

sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas

dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan

metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran.

Menurut Briggs dalam Ruston (2007) media pembelajaran adalah

sarana fisik untuk menyampaikan isi/ materi pembelajaran seperti: buku,

film, video, gambar dan sebagainya. National Education Associaton dalam

Rahmat Sonjaya (2011) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah

14
sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk

teknologi perangkat keras.

Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan

berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati

posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem

pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses

pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung

secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem

pembelajaran.

Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah

segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran,

perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya

proses belajar pada diri peserta didik.

2. Jenis Media Pembelajaran

Dalam www.belajarpsikologi.com (2012) disebutkan ada beberapa

jenis media pembelajaran, diantaranya:

1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, gambar, poster,

kartun, komik

2. Media Audio : radio, tape recorder, dan sejenisnya

3. Projected still media : slide, over head projektor (OHP), dan sejenisnya

4. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD), komputer

dan sejenisnya.

Pada hakikatnya bukan media pembelajaran itu sendiri yang

15
menentukan hasil belajar tetapi ternyata keberhasilan dalam menggunakan

media pada proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar

tergantung pada (1) isi pesan, (2) cara menjelaskan pesan, dan (3)

karakteristik penerima pesan. Dengan demikian dalam memilih dan

menggunakan media, perlu diperhatikan ketiga faktor tersebut. Apabila

ketiga faktor tersebut mampu disampaikan dalam media pembelajaran maka

tentunya akan memberikan hasil yang maksimal.

3. Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran

Ada beberapa tujuan dalam menggunakan media pembelajaran, diantaranya

yaitu :

1. mempermudah proses belajar-mengajar

2. meningkatkan efisiensi belajar-mengajar

3. membantu konsentrasi siswa

4. membangkitkan semangat siswa untuk belajar

Tidak diragukan lagi bahwa semua media itu perlu dalam

pembelajaran. Menurut Marso (dalam Ruston, 2007), apabila sampai hari ini

masih ada guru yang belum menggunakan media, itu hanya perlu satu hal

yaitu perubahan sikap. Dalam memilih media pembelajaran, perlu

disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi masing-masing. Dengan

perkataan lain, media yang terbaik adalah media yang ada. Terserah kepada

guru bagaimana ia dapat mengembangkannya secara tepat dilihat dari isi,

penjelasan pesan dan karakteristik siswa untuk menentukan media

pembelajaran tersebut.

16
4. Media Gambar Sebagai Pendukung Proses Pembelajaran

Media gambar adalah media yang dipergunakan untuk

memvisualisasikan atau menyalurkan pesan dari sumber ke penerima. Pesan

yang akan disampaikan dituangkan ke dalam komunikasi visual, di samping

itu media gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas

sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat

dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.

Kedudukan media gambar dalam proses belajar mengajar tidak berdiri

sendiri. Media gambar dimanfaatkan oleh guru dalam pembelajaran agar

materi dapat dengan mudah diterima oleh siswa. Menurut Sadiman dalam

www.sekolahdasar.net (2012) mengemukakan ada tiga tahap yang harus

diikuti dalam pemanfaatan media gambar yaitu:

a. Tahap persiapan tahap awal sebelum media gambar dimanfaatkan dalam

proses pembelajaran.

b. Tahap pelaksanaan yaitu tahap pemanfaatan gambar di dalam kelas yang

meliputi cara memperhatikan gambar bagaimana agar seluruh siswa

dapat melihat gambit tersebut dengan maksimal merata. Setiap gambar

harus rnempunyai tujuan tertentu sesuai dengan tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai. Jumlah gambar yang akan diperlihatkan kepada siswa

harus dibatasi yaitu dengan memperhatikan satu persatu sesuai dengan

materi yang dijelaskan.

c. Tahap tindak lanjut untuk mengetahui keberihasilan proses pembelajaran,

yaitu dengan mengadakan evaluasi dan pemberian tugas-tugas rumah.

17
Selain tiga tahap pemanfaatan penggunaan media seperti yang

dijelaskan tersebut, Sadiman juga mengungkapkan syarat pemanfaatan

media gambar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Syarat tersebut

antara lain:

a. Gambar harus autentik. Gambar menunjukkan situasi yang sebenarnya,

seperti melihat keadaan atau benda yang sesungguhnya.

b. Ukuran gambar relative.

c. Kesederhanaan. Gambar itu sederhana dalam warna, menimbulkan

kesan tertentu, mempunyai nilai estetis secara murni dan mengandung

nilai praktis. Jangan sampai peserta didik menjadi bingung dan tidak

tertarik pada gambar.

d. Perbuatan. Gambar hendaknya sedang melakukan perbuatan. Siswa

akan lebih tertarik dan akan lebih memahami gambar-gambar yang

sedang bergerak.

e. Gambar hendaklah Artistik. Segi artistik pada umumnya dapat

mempengaruhi nilai gambar. Penggunaan gambar tentu saja disesuaikan

dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Selain itu gambar

haruslah jujur disesuaikan keadaan sebenarnya, sehingga tidak

membingungkan siswa dalam mengubah pandangan yang abstrak

kedalam pandangan yang konkrit.

5. Menggunakan Gambar Dalam Kelas

Penggunaan gambar secara efektif disesuaikan dengan tingkatan anak,

baik dalam hal besarnya gambar, detail, warna dan latar belakang untuk

18
penafsiran. Dijadikan alat untuk pengalaman kreatif, memperkaya fakta, dan

memperbaiki kekurang jelasan. Akan tetapi gambar juga bisa menjadi tidak

efektif, apabila terlalu sering digunakan. Gambar sebaiknya disusun menurut

urutan tertentu dan dihubungkan dengan materi pembelajaran yang sesuai.

Gambar dapat digunakan untuk suatu tujuan tertentu seperti pengajaran

yang dapat memberikan pengalaman dasar. Mempelajari gambar sendiri

dalam kegiatan pengajaran dapat dilakukan dengan cara, menyusun cerita

berdasarkan gambar, mencari gambar-gambar yang lama, atau menggunakan

gambar untuk mendemonstrasikan suatu obyek.

Pengajaran dalam kelas dengan gambar sedapat mungkin penyajiannya

efektif. Gambar-gambar yang digunakan merupakan gambar yang terpilih,

besar, dapat dilihat oleh semua peserta didik, bisa ditempel, digantung atau

diproyeksikan. Display gambar-gambar dapat ditempel pada papan buletin,

menjadikan ruangan menarik, memotivasi siswa, meningkatkan minat,

perhatian, dan menambah pengetahuan siswa.

6. Kelebihan Media Gambar

Beberapa kelebihan dari penggunaan media gambar antara lain:

1. Sifatnya konkrit. Gambar/ foto lebih realistic menunjukkan pokok

masalah dibanding dengan media verbal semata.

2. Gambar dapat mengatasi masalah batasan ruang dan waktu. Tidak semua

benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bisa,

anak-anak dibawa ke objek tersebut. Untuk itu gambar atau foto dapat

mengatasinya. Air terjun niagara atau danau toba dapat disajikan ke kelas

19
lewat gambar atau foto. Peristiwa-peristiwa yang terjtdi di masa lampau,

kemarin atau bahkan menit yang lalu kadang kadang tak dapat dilihat

seperti apa adanya. Gambar atau foto sangat bermanfaat dalam hal ini.

3. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sel atau

penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang

dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar.

4. Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk

tingkat usia beberapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan

ke salahpahaman.

5. Murah harganya, mudah didapat, mudah digunakan, tanpa memerlukan

peralatan yang khusus.

2.1.3 Berbagai Kelompok social dalam Masyarakat Multikultural

1. Kelompok Sosial

a. Pengertian kelompok

Secara Sosiologis: Kelompok sosial adalah kumpulan dari orang-

orang yang mempunyai hubungan dan berinteraksi, yang dapat

mengakibatkan tumbuhnya perasaan bersama.

b. Pengertian kelompok sosial

Kelompok sosial merupakan kesatuan dari manusia yang hidup

bersama dengan hasrat yang sama, bekerja bersama, berperasaan yang

sama dan bertujuan yang sama. Perasaan persatuan dalam kelompok

sosial, baru akan tercapai apabila setiap anggota kelompok mempunyai

pandangan yang sama tentang masa depan yang bersama dan dengan sadar

20
di antara mereka mengetahui tugas-tugas dan syarat-syarat untuk

mewujudkan masa depan itu.

Syarat-syarat terbentuknya kelompok sosial:

1) Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan bagian

dari kelompok yang bersangkutan.

2) Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan

anggota yang lainnya dalam kelompok itu.

3) Ada suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota

kelompok itu, sehingga hubungan antar mereka bertambah erat.

4) Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku.

2. Masyarakat Multikultural

a. Pengertian komunitas

Komunitas adalah kesatuan hidup manusia yang menempati suatu

wilayah yang nyata, berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat

serta terikat.oleh rasa identitas komunitas.

Unsur-unsur sentimen komunitas:

1) Seperasaan

Setiap orang berusaha mengindentifikasikan dirinya dengan

anggota kelompok. Semua anggota komunitas merasa dirinya

sebagai bagian dari komunitas. Mereka memiliki solidaritas yang

tinggi sehingga kalau ada gangguan terhadap wilayah mereka

dihadapi secara bersama-sama.

2) Sepenanggungan

21
Setiap individu sadar akan peranannya dalam kelompok dan

keadaan masyarakat itu sendiri. Hal ini memungkinkan bagi

anggota komunitas untuk menjalankan peranannya, sehingga dia

memiliki kedudukan yang pasti dalam komunitasnya.

3) Saling memerlukan

Masing-masing anggota suatu komunitas merasakan

ketergantungan terhadap komunitasnya, sehingga kalau seseorang

anggota komunitas ada gangguan,dia akan meminta bantuan atau

perlindungan pada komunitasnya. Dalam komunitas juga terdapat

kerjasama.

Menurut Kingsley Davis, untuk membuat klasifikasi komunitas dapat

digunakan empat kriteria yang satu sama lain saling terkait yaitu:

 Jumlah penduduk

 Luas wilayah, kekayaan, dan kepadatan penduduk

 Fungsi khusus dari masyarakatsetempat terhadap seluruh

masyarakat

 Organisasi masyarakat setempat.

Kriteria di atas dapat digunakan untuk dapat membedakan berbagai

jenis komunitas, terutama untuk membedakan masyarakat sederhana

dan masyarakat modern.

b. Pengertian masyarakat

 Secara Etimologi masyarakat berasal dari bahasa Arab

musyarakat. Musyarakat berasal dari musyarak yang artinya

22
“bersama-sama” atau “sebelah-menyebelah”. Masyarakat berarti

“kumpulan” atau “orang ramai bersama”.

 Ralp Linton berpendapat bahwa masyarakat adalah semua

kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama,

sehingga mereka dapat mengkoordinasikan dirinya sebagai suatu

kesatuan dengan betas-batas tertentu.

 M. J Herskovits berpendapat bahwa masyarakat adalah kelompok

individu yang diorganisasikan dan mengikuti suatu tata cara hidup

tertentu.

Dari beberapa definisi itu dapat disimpulkan bahwa masyarakat terdiri

atas kelompok manusia yang besar dan relatif permanen, berinteraksi

secara permanen, menganut dan menjungjung sistem nilai dan

kebudayaan tertentu, serta self supporting (memenuhi kebutuhan

sendiri)

Komponen masyarakat:

1. Kelompok besar menusia yang relatif permanen.

Pengertian “besar” tidak berarti manusia ribuan atau jutaan.

Ukuran besamya jumlah manusia sebagai suatu syarat masyarakat

bersifat relatif.

2. Berinteraksi secara permanen.

Kelompok besar manusia itu harus saling berhubungan, hubungan

berlangsung tidak sementara, tetapi ada kontinuitasnya. Suatu

kumpulan manusia yang sedang menggerumuni penjual obat di

23
kaki lima tidak dapat dikatakan masyarakat karena interaksi

mereka sifatnya sementara, setelah itu bubar.

3. Menganut dan menjunjung sistem nilai dan kebudayaan. I

Setisp masyarakat memiliki sistem nilai, yaitu sikap dan perasaan

yang diperlihatkan oleh kelompok besar manusia tersebut terhadap

keseluruhan yang baik, yang buruk, yang besar dan yang salah,

suka atau tidak suka. Sistem, nilai berfungsi untuk mengontrol

tindakan-tindakan. anggota masyarakat, sehingga tindakan mereka

harus disesuaikan dengan nilai-nilai yang berlaku pada masyarakat.

Kebudayaan yang mencakup keseluruhan pengatahuan,

kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kebiasaan serta

kemampuan-kemampuan lainnya, juga merupakan komponen

masyarakat, Suatu masyarakat tidaklah mungkin terwujud tanpa

berbagai pengetahuan, adat istiadat, hukum dan lain sebagainya.

4. Self Supporting artinya memenuhi kebutuhan sendiri

Berbagai keperluan masyarakat atau anggota masyarakat haruslah

dapat mereka penuhi sendiri. Dengan kebudayaan yang mereka

miliki, mereka mampu dan berusaha memenuhi kebutuhan sendiri.

Dengan demikian masyarakat itu tetap ada atau tidak punah.

c. Masyarakat Tradisional.

Masyarakat tradisional banyak dijumpai pada masyarakat suku-suku

terasing atau pedesaan dimana seluruh kehidupan masyarakatnya

termasuk teknologi bercocok tanam, cara pemeliharaan kesehatan, cara

24
memasak makanan dan sebagainya tergantung pada pemberian alam.

Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, artinya ada pekerjaan

yang hanya dikerjakan oleh wanita saja dan ada pekerjaan yang khusus

kaum laki-laki.

d. Masyarakat Modem

Ciri masyarakat modern: ada pembagian kerja yang terperinci dan

spesialisasi yang teliti. Anggota masyarakat hanya menjalankan satu

jenis pekerjaan (profesi) saja, ada berbagai macam lapangan kerja, ada

budaya membaca, menulis dan mengadakan penelitian, sangat

menghargai waktu, hidup tidak lepas dari teknologi. Pada umumnya

masyarakat modem merupakan masyarakat kota.

1) Masyarakat Kota mewakili masyarakat Modern menurut Talcott

Parson memiliki ciri:

 Netralitas efektif: sikap netral, acuh tak acuh sampai tidak

perduli dengan urusan orang lain

 Orientasi diri: menonjolkan kepentingan pribadi

 Universalisme: menerima sesuatu secara objektif, ukuran

objektif adalah peraturan

 Prestasi: suka mengejar prestasi

 Spesifitas: jelas dan tegas dalam hubungan pribadi (tanpa basa-

basi)

e. Masyarakat Majemuk

1) Pengertian masyarakat majemuk.

25
Para ahli memberikan pengertian masyarakat majemuk

sebagaiberikut:

 Dr. Nasikun:

Masyarakat majemuk adalah: masyarakat yang terdiri atas dua

atau lebih tertib sosial, komunitas, atau kelompok-kelompok

yang secara kultural, ekonomi dan politik terpisah-pisah

(terisolasi) serta, memiliki struktur dan kelembagaan yang

berbeda-beda antara satu dengan yang lain.

 Cliffod Geertz:

Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang terbagi-bagi

dalam subsistem-subsistem yang lebih kurang berdiri sendiri

dan terikat ke dalam ikatan-ikatan primodial.

 J..S. Furnival:

Masyarakat majemuk adala yang sistem nilai yang dianut oleh

beberapa kesatuan sosial yang menjadi bagiannya sedemikian

rupa sehingga para anggotanya kurang memiliki loyalitas

terhadap masyarakat sebagai keseluruhan.

2) Jenis-jenis masyarakat majemuk

Secara garis besar masyarakat majemuk dapat dibedakan sebagai

berikut:

 Masyarakat majemuk dengan kompetisi seimbang, yaitu

masyarakat majemuk yang terdiri atas sejumlah komunitas

kelompok etnik yang memiliki kekuatan kompetitif seimbang.

26
 Masyarakat majemuk dengan mayoritas dominan, yaitu

masyarakat majemuk yang terdiri atas sejumlah kelompok atau,

komunitas etnik yang kekuatan politiknya tidak seimbang.

 Masyarakat majemuk dengan minoritas dominan, yaitu

masyarakat majemuk yang diantara komunitas atau kelompok

etniknya terdapat kelompok minoritas tetapi mempunyai

kekuatan kompetitif di atas yang lain sehingga mendominasi

politik dan ekonomi.

 Masyarakat majemuk dengan fragmentasi, yaitu masyarakat

majemuk yang terdiri atas sejumlah besar komunitas atau

kelompok etnik dan tidak ada satu kelompok pun yang

mempunyai posisi politik, atau ekonomi yang dominan.

3) Karakteristik masyarakat majemuk Indonesia

Vandenberg menyatakan bahwa masyarakat majemuk memiliki

ciri-ciri sebagai berikut:

 Mengalami segmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang

seringkali memiliki subkebudayaan yang berbeda-beda satu

dengan yang lainnya.

 Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam kelompok-

kelompok yang bersifat nonkomplementer.

 Kurang mengembangkan konsensus mengenai nilai-nilai yang

bersifat nonkomplementer.

 Secara relatif sering mengalami konflik antara kelompok yang

27
satu dengan yang lainnya.

 Secara relatif tumbuh integrasi sosial di atas paksaan (coercion)

dan saling ketergantungan di biding ekonomi.

 Adanya dominasi politik oleh satu kelompok atau kelompok

lainnya.

4) Penyebab masyarakat majemuk Indonesia berpotensi untuk

dipecah belah:

 Adanya stereotipe (konsepsi mengenai sifat suatu golongan

berdasarkan prasangka yang subjektif dan tidak tepat) dan

prasangka yang menghasilkan penjenjangan sosial secara

primodial yang subyektif dan bila berkembang lebih lanjut

dapat menghasilkan stigma (ciri negatif karenalingkungan)

sosial dan pengambing hitaman, yang dilakukan oleh suatu

suku bangsa yang ditujukan pada suku bangsa yang lain.

 Adanya konsep hak ulayat terhadap tempat hidup. Konsep hak

ulayat menyebabkan diskriminatif antara warga suku bangsa

asli dengan warga suku bangsa pendatang.

 Berbagai konflik antarsuku bangsa yang terjadi di tanah air

berintikan pada permasalahan hubungan antarsuku bangsa asli

dengan pendatang. Suku bangsa asli menuntut pengakuan

tentang keunggulan budaya mereka dan memaksakan sistem

adatnya kepada bangsa pendatang dengan ungkapan di mana

bumi dipijak, di situ langit dijunjung.

28
 Upaya penyeragaman kebudayaan yang dilakukan oleh

pemerintah Orde baru melalui penataran P4 sama dengan upaya

mereduksi keanekaragaman kebudayaan di Indonesia.

f. Masyarakat multikultural dan konsekuensi sosial budaya yang timbul.

1) Pengertian masyarakat multikultural

Masyarakat multikultural merupakan masyarakat yang di dalamnya

terdapat berbagai macam kultur.

onrad P. Kottak menjelaskan bahwa kultur memiliki karakter

khusus:

 Kultur adalah sesuatu yang general dan spesifik sekaligus.

General maksudnya setiap manusia di dunia punya kultur,

spesifik maksudnya kultur pada kelompok masyarakat adalah

bervariasi.

 Kultur adalah sesuatu yang dipelajari

 Kultur adalah sebuah simbol

Simbol dapat berbentuk verbal atau nonverbal dan dapat juga

berbentuk bahasa khusus yang hanya dapat diartikan secara

khusus.

 Kultur dapat membentuk dan melengkapi sesuatu yang alami.

Contoh secara alamiah manusia harus makan, kemudian kultur

mengajarkan manusia untuk makan apa, kapan, bagaimana.

 Kultur adalah sesuatu yang dilakukan bersama-sama yang

menjadi atribut individu sebagai anggota dari kelompok

29
masyarakat.

 Kultur adalah sebuah model

Kultur adalah sesuatu yang disatukan dan sistem-sistem yang

tersusun dengan jelas. Adat-istiadat, institusi, kepercayaan dan

nilai-nilai adalah sesuatu yang saling berhubungan.

 Kultur adalah sesuatu yang bersifat adaptif.

Kultur merupakan sebuah proses bagi sebuah populasi untuk

membangun hubungan yang baik dengan lingkungan sekitarnya

sehingga semua anggotanya melakukan usaha yang maksimal

untuk bertahan hidup dan melanjutkan keturunan.

Dari beberapa karakteristik di atas kultur dapat diartikan sebagai

ciri-ciri dari, tingkah laku manusia yang dipelajari, tidak diturunkan

secara geneitis dan bersifat sangat khusus. Dengan kata lain, kultur

dapat diartikan, sebagai sebuah cara dalam bertingkah laku dan

beradaptasi dengan lingkungannya.

Masyarakat multikultural adalah masyarakat dengan beraneka

ragam tingkah laku dan cara beradaptasinya. Namun ada juga yang

mengartikan masyarakat multikultural sebagai masyarakat dengan

beraneka ragam budaya.

2) Konsekuensi yang timbul dari adanya masyarakat multikultural

a) Kesenjangan multidemensional

Adanya sejumlah kecil orang yang kaya raya, berpendidikan,

berpengaruh, bergairah hidup dan penuh aspirasi. Sementara

30
sebagian besar orang-orang desa kurang bergairah, melarat,

kurang berpendidikan dan tidak berdaya.

Sumber utama konflik di Indonesia adalah perbedaan suku

bangsa, perbedaan budaya, keragaman kehidupan agama dan

kesenjangan ekonomi. Kesenjangan yang ada sebagai dampak

pembangunan saat ini antara lain:

 Kesenjangan aspek kemasyarakatan.

Kesenjangan ini mencakup penyelenggaraan organisasi

sosial, sistem politik dan sistem hukum. Ciri masyarakat

domokratis adalah terlibatnya partisipasi masyarakat. dalam

proses pembuatan keputusan politik. Jumlah penduduk yang

besar dan wilayah yang luas menyebabkan tidak puasnya

sebagian masyarakat Indonesia dan meletus gerakan RMS

(1950), Permesta (1957), PRRI (1958), OPM (1965), dan

GAM (1989).

 Kesenjangan sosial geografis antara Pulau Jawa dan pulau-

pulau Indonesia lainnya, kecuali Bali. Kesenjangan itu

antara lain: di Pulau Jawa ada kepadatan penduduk,

kemajuan pendidikan, dan tingkat kemakmuran.

Kesenjangan sosiogeografis telah menyebabkan Sumatera

Pantai Timur lebih dekat dengan Malaysia Barat,

Kalimantan Barat dengan Malaysia Timor, serta Minahasa

lebih dekat dengan Filipina secara ekonomis dari pada

31
dengan Pulau Jawa.

 Kesenjangan ekonomi

Perkembangan Industri yang terkonsentrasi di pulau Jawa

telah memperbesar kesenjangan Jawa dengan luar Jawa. Di

pulau Jawa sendiri perkembangan industri yang berpusat di

kota-kota besar khususnya Jakarta telah melahirkan

kesenjangan antara kota dan desa dan antara pusat dengan

daerah. Urbanisasi tidak terhindarkan.

 Kesenjangan antara mayoritas dengan minoritas.

 Kesenjangan antara pribumi dan nonpribumi, terkait

dengan penguasaan ekonomi oleh golongan nonpribumi

yang sering menimbulkan konflik etnis.

 Kesenjangan antara penganut agama mayoritas dengan

penganut agama minoritas.

 Kesenjangan antara kaya dan miskin yang dapat

menimbulkan kecemburuan sosial.

 Kesenjangan dalam bidang sosiokultural yang,

menyangkut kekuasaan. Kesenjangan antara penguasa

dengan rakyat bawah.

b) Hubungan dan konflik antarsuku bangsa.

Konflik antarsuku bangsa antara lain konflik antara suku bangsa

yang tergolong pribumi dengan kelompok suku bangsa yang

tergolong pendatang, yang diakibatkan oleh adanya perbuatan

32
sejumlah warga pendatang (oknum) yang bertindak sebagai

preman dan kriminal yang telah mendominasi berbagai bidang

kehidupan dengan cara kekerasan dan teror. Dampak

pendominasian dengan kekerasan dan teror adalah.:

 Munculnya kesadaran dan kemantapan kesuku bangsaan

pada mereka yang merasa ditidakadili dan yang menjadi

tidak berdaya sebagai lawan suku bangsa preman.

 Kemunculan dan kemantapan stereotipe dan prasangka

terhadap suku bangsa preman dan prilaku kriminal yang

didasari rasa benci yang mendalam.

 Munculnya perlawanan secara perorangan dan kelompok-

kelompok kecil dari masyarakat terhadap dominasi preman

dan pelaku kriminal. Perlawanan-perlawanan kecil dapat

merebak jadi konflik antarsuku bangsa seperti yang terjadi

di Sambas, Ambon dan Sampit. Konflik yang pada awalnya

bersifat perorangan untuk melawan para preman dan pelaku

kriminal berubah menjadi konflik secara massal katagori

suku bangsa.

c) Transformasi sosial budaya.

Dalam masyarakat ada kelompok progresif (menerima

perubahan kebudayaan) dan ada kelompok yang konservatif

(menolak perubahan).

Alasan kelompok yang menginginkan perubahan:

33
 Tidak puas dengan keadaan yang membuat penderitaan

berkepanjangan.

 Melihat kemungkinan-kemungkinan baru untuk membuat

hidup lebih baik dan maju.

Alasan kelompok yang menolak perubahan

 Merasa hidup sudah cukup nikmat.

 Perubahan dapat menghilangkan fasilitas dan peranan

mereka.

Setiap perubahan selalu dekat dengan konflik baik yang

bersifat argumentatif maupun fisik.

3) Alternatif pemecahan Masalah keanekaragaman dan perubahan

kebudayaan.

a) Masalah konflik antaretnis

 Penanggulangan konflik individual harus cepat, tegas dan

tepat agar konflik tidak merambat menjadi konflik

sosial/etnis.

 Perlunya sikap memahami dan mendalami budaya etnis lain.

 Bersikap terbuka dan Mau menerima budaya lain.

 Ditumbuhkembangkannya sikap untuk saling menghormati

perbedaan.

b) Masalah konflik antaragama

 Perlunya kesadaran bahwa beragama merupakan hak asasi

yang paling asasi.

34
 Perlunya sikap saling menghormati antara umat beragama.

 Tidak memaksakan suatu agama pada orang lain.

 Tidak menyebarluaskan agama pada orang yang sudah

memiliki agama yang berbeda.

c) Masalah mayoritas dan minoritas

 Menghilangkan prasangka, salah paham dan kebencian antar

kelompok.

 Dikembangkan sikap menerima dan menghormati

perbedaan.

g. Hubungan kelompok sosial dengan masyarakat Multikultural.

Kelompok-kelompok sosial yang terbentuk dalam masyarakat biasanya

ditandai oleh adanya kesamaan kultur anggotanya. Kelompok ini bisa

terbentuk karena:

 Ikatan darah/ kekerabatan dimana antaranggota saling mengenal

 Persamaan pekerjaan/ status sosial.

 Persamaan tempat tinggal.

 Persainaan agama.

 Persamaan bahasa.

 Persamaan kepentingan, dll.

Dalam masyarakat multikultural kelompok sosial yang akan terbentuk

lebih bervariasi dan dalam jumlah yang relatif banyak.

A. Perkembangan Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multkultural

1. Faktor Penyebab Timbulnya Masyarakat Multikultural di Indonesia

35
a. Adanya kemajemukan suku bangsa

Salah satu sifat keanekaragaman masyarakat Indonesia adalah

masyarakat kita terdiri atas berbagai macam suku bangsa . yang

tersebar di seluruh nusantara, suku-suku bangsa tersebut antara lain

suku bangsa Aceh. Batak, Minangkabau, Komering, Rejang, Nias,

Kerinci, Lampung di Sumatera; suku bangsa Sunda, Jawa, Madura di

Pulau Jawa; suku bangsa Dayak di Kalimantan, suku Bugis, Toraja,

Minahasa di Sulawesi; suku bangsa Bali di Pulau Bali; suku bangsa

Komoro, Mapia, Asmat, Dani di Irian.Jaya; dan suku bangsa lain di

wilayah Indonesia.

1) Jumlah suku bangsa

Mengenai jumlah suku bangsa di Indonesia, kita dapat

mempelajari beberapa kalkulasi ahli Antropologi.

 Hildred Geertz

Masyarakat Indonesia terdiri atas 300 suku bangsa yang

masing-masing ditandai oleh bahasa dan identitas kultur

yang berbeda.

 M.A Jaspan.

Masyarakat Indonesia terdiri atas 366 suku bangsa dengan

mengambil patokan/kriteria berdasarkan bahasa daerah,

kebudayaan, serta susunan masyarakatnya. Lebih lanjut

Jaspan memerinci suku bangsatersebut antara lain sebagai

berikut:

36
 Sumatera = 49 suku bangsa
 Jawa = 7 suku bangsa
 Kalimantan = 73 suku bangsa
 Sulawesi = 117 suku bangsa
 Nusa Tenggara = 30 suku bangsa
 Irian Jaya = 49 suku bangsa
Jumlah = 366 suku bangsa

 Van Vollenhoven

Dilihat dari segi hukum adat, di wilayah Indonesia terdapat

19 lingkaran hukum adat dengan berbagai suku bangsa yang

ada di dalamnya. Jadi setiap masyarakat yang tinggal suatu

lingkaran daerah tertentu memiliki hukum adat yang berbeda

dengan masyarakat di daerah lain.

Menurut Van Vollenhoven, 19 lingkaran hukum adat itu


adalah ...
1. Aceh 10. Sulawesi Selatan
2. Gayo – Alas dan Batak 11. Ternate
2a. Nias dan Batu 12. Ambon Maluku
3. Minangkabau 13. Kepulauan barat daya
3a. Mentawai 14. Irian
4. Sumatera Selatan 15. Timor
4a. Enggano 16. Bali dan Lombok
5. Melayu 17. Jawa Tengah dan Timur
6. Bangka dan Biliton 18. Surakarta dan DIY
7. Kalimantan 19. Jawa Barat
8. Sangir-Talaud
9. Toraja

2) Perbedaan bahasa dan adat istiadat

Perbedaan berdasarkan adat istiadat atau kebudayaan ini tercermin

pada pole dan gaya hidup. Bila dirinci perbedaan-perbedaan

tersebut sebagai berikut:

37
 Perbedaan bahasa suku bangsa.

Ada bahasa Jawa, Sunda, Minahasa, Toraja, Bugis, Maluku dan

suku bangsa yang lain.

 Perbedaan tata susunan kekerabatan

Ada yang menganut sistem patrilineal, matrilineal, dan parental

 Perbedaan adat istiadat dalam sistem perkawinan, upacara adat,

hukum adat, dan perbedaan adat istiadat yang lain.

 Perbedaan sistem mata pencaharian, misalnya sistem

berladang, berkebun, sawah, perikanan, betemak dan

sebagainya. Di beberapa daerah di Indonesia terdapat sistem

mata pencaharian yang menonjol khususnya di pedesaan,

misalnya di Jawa umumnya mengenal sistem pertanian sawah,

di Kalimantan umumnya mengenal sistem berladang, di

pedalaman Irian Jaya umumnya dikenal sistem mata

pencaharian berburu, meramu, dsb.

 Perbedaan teknologi

misalnya bentuk bangunan rumah, peralatan kerja dan

sebagainya.

 Perbedaan kesenian daerah, misalnya seni tari,. seni musik, seni

lukis, seni pahat dsb. Di berbagai daerah terdapat kesenian

yang menonjol seperti di Bali terkenal dengan tari kecak dan

seni ukir; di Jawa terkenal dengan gamelan; di Minahasa

terkenal dengan Kolintang, dsb.

38
3) Faktor penyebab perbedaan bahasa dan adat istiadat

 Keadaan dan letak geografis yang berbeda

Wilayah Indonesia yang strategis banyak dikunjungi oleh

bangsabangsa lain sehingga corak bahasa dan kebudayaannya

juga akan kompleks. Selain itu proses penyesuaian terhadap

keadaan dan letak geografis juga berbeda.

 Wilayah Indonesia terdiri dari ribuan pulau yang dibatasi lautan

luas dan selat.

Penduduk yang terpisah di pulau-pulau terpencil menghambat

kontak. dengan daerah lain sehingga masing-masing penduduk

yang terpisah memiliki kebudayaan yang berbeda, spesifik dan

unik.

 Latar belakang sejarah yang berbeda

Masyarakat yang hidup dengan later belakang sejarah yang

tidak sama akan menghasilkan keadaan sosial budaya yang

tidak sama pula.

 Lingkaran hukum adat dan kemasyarakatan yang berlainan.

Lingkaran hukum adat dan sistem kemasyarakatan yang

berlainan akan menimbulkan pertumbuhan kebudayaan yang

berbeda-beda.

b. Adanya kemajemukan agama

Masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat religius karena

setiap warga masyarakat menganut suatu agama atau suatu

39
kepercayaan dan menjalankan ajarannya sesuai dengan agama dan

kepercayaan yang dianutnya.

Agama yang diakui secara resmi di Indonesia antara lain agama Islam,

Kristen, Khatolik, Hindu dan Budha.

Bagian terbesar masyarakat Indonesia menganut agama Islam.

Masyarakat ini pada umumnya berada di Pulau Jawa, Madura,

Sumatera. Kecuali sebagian di daerah Sumatera Utara, Kalimantan,

Sulawesi (kecuali Minahasa), sebagian besar daerah Maluku dan

daerah pulau-pulau Sunda Kecil. Sedangkan di daerah lain umumnya

beragama lain. Misalnya di daerah timur dan Irian Jaya umumnya

penduduknya beragama Kristen dan Khatolik, sedang di daerah lain

umumnya beragama lain.

2. Karakteristik Masyarakat Multikultural di Indonesia

Indonesia adalah salah satu negara multikultural terbesar di dunia.

Kebenaran pernyataan ini dapat dilihat dari kondisi sosio kultural maupun

geografis yang begitu beragam dan luas. Jumlah pulau yang berada

diwilayah NKRI sekitar13.000 pulau besar dan kecil. Populasi

penduduknya lebih dari 215 juta jiwa, terdiri dari 300 suku yang

menggunakan hampir 200 bahasa. Selain itu, mereka juga menganut

agama dan kepercayaan . yang beragam seperti, Islam, Khatolik, Kristen

Protestan, Hindu, Budha, Konghucu serta berbagai macam aliran

kepercayaan.

Keanekaragaman ini diakui atau tidak akan dapat menimbulkan

40
berbagai persoalan seperti yang sekarang dihadapi bangsa ini. Korupsi,

kolusi, nepotisme, premanisme, perseteruan politik, kemiskinan,

kekerasan, separatisme, perusakan lingkungan dan hilangnya rasa

kemanusiaan adalah bentuk nyata sebagai bagian dari multikulturisme itu.

Contoh konkret inisalnya adanya kekerasan terhadap etnis Cina di Jakarta

mei 1998, perang Islam-Kristen di Maluku utara 1999-2003, perang etnis

warga Dayak dengan Madura, d1l.

B. Keanekaragaman Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural

1. Kelompok Kekerabatan

Kelompok yang masih sederhana dengan jumlah anggota terbatas,

biasanya hubungan antaranggota saling mengenal secara mendalam. Dasar

ikatan kelompok adalah sistem kekerabatan; terdiri dari. anggota keluarga,

termasuk pula atas dasar persaman pekerjaan atau status sosial dalam

masyarakat.

Ciri-ciri kelompok kekerabatan:

 Keanggotaan kelompok masing-masing mempunyai prestise tertentu

sesuai dengan adat istiadat yang berlaku.

 Dalam kelompok ini kadang-kadang bersifat pamrih, karena barang

siapa yang telah mendapat pertolongan, maka pada waktu tertentu

dirasakan sangat tidak pantas apabila tidak membalas bantuan yang

pernah diterimanya. Misalnya dalam kegiatan sambatan membangun

rumah, rukun kematian, menanam padi di ladang, dalam upacara

perkawinan, dsb.

41
2. Solidaritas Mekanik dan Solidaritas Organik.

Emile Durkheim membagi kelompok sosial menjadi dua macam:

- Solidaritas mekanik

Menurutnya bentuk mekanik merupakan bentuk yang naluriah yang

ditentukan o1eh pengaruh ikatan geografik, biogenetik, dan keturunan

lebih lanjut.

- Solidaritas organik

Terbentlukriya kelompok karena kesadaran manusia/keinginan yang

rasional.

3. Kelompok Primer dan Kelompok sekunder

Kelompok primer dan Kelompok sekunder memiliki ciri yang relatif sama:

- Para anggota saling membagi pengalaman

- Berencana dan memecahkan masalah bersama

- Berusaha memenuhi kebutuhan bersama

Pembedanya adalah dalam kelompok primer (kelompok kecil) hubungan

antaranggota lebih dekat (face to face), sedangkan dalam kelompok

sekunder (kelompok besar) hubungan antaranggota relatif jauh/luas.

a. Chales Harton Cooley

1) Kelompok utama/primer adalah kelompok yang ditandai ciri-ciri

saling mengenal antar anggota-anggotanya serta kerjasama erat

yang bersifat pribadi. Sebagai salah satu hasil hubungan yang erat

dan pribadi tersebut adalah peleburan individu-individu dalam satu

kelompok sehingga tujuan individu menjadi tujuan kelompok.

42
Pembentukan kelompok bertujuan mewujudkan cita-cita masing-

masing individu menjadi tujuan bersama, hubungan antaranggota

kelompok lebih harmonis, jarang terjadi perbedaan paham karena

kepentingan pribadi senantiasa dapat dipenuhi melalui kerja sama

kelompoknya.

Syarat-syarat kelompok primer:

 Anggota-anggota kelompok secara fisik berdekatan satu sama

lain.

 Jumlah anggota kelompok tersebut sedikit.

 Hubungan antara anggota kelompok bersifat langgeng.

Hubungan antar anggota kelompok yang lebih intim sebenarnya

tergantung pada intensitas dan lamanya waktu hubungan. seperti

hubungan suami istri dan anak-anak, meskipun sering terjadi

pertengkaran, akan tetapi pertengkaran itu untuk kepentingan

mereka juga, maka bukan berarti hubungannya tidak kuat akan

tetapi di balik itu ada ikatan batin yang sangat kuat yang erat

kaitannya dengan perasaan tanggung Jawab.

Hubungan kelompok primer juga karena adanya tujuan akhir yang

sama, artinya di samping individu menginginkan sikap dan prilaku

yang sama, juga karena adanya kesediaan dari salah satu, atau

sebagian anggotanya untuk mengalah, yang semuanya itu semata-

mata ditujukan untuk kepentingan kelompoknya.

2) Kelompok sekunder.

43
Kelompok sekunder adalah kelompok yang memiliki anggota lebih

banyak, tidak selalu saling mengenal hubungan, tidak langsung,

fungsional, rasional dan lebih banyak ditujukan pada tujuan

pribadi. Anggota-anggota yang lain dan usaha kelompok

merupakan alat. Sifat kelanggengan hanyalah sementara

(temporer). Hubungan yang terjadi tidak ditujukan pada pribadi-

pribadi, tetapi terhadap nama kelompok dan sistem kontrak.

b. Rogers

Perbedaan kelompok primer dan sekunder adalah:

1) Kelompok primer

 Ukuran kecil, sering lebih kecil dari 20 atau 30 orang anggota

 Hubungan bersifat pribadi dan akrab di antara anggota.

 Lebih mengutamakan komunikasi tatap muka.

 Lebih .permanen, para, anggota berada bersama dalam periode

waktu yang relatif panjang.

 Para anggota saling mengenal secara baik dan mempunyai

perasaan loyalitas atau "we feeling" yang kuat.

 Bersifat informal, kelompok biasanya tidak mempunyai nama,

pegawai, tempat dan waktu pertemuan yang tetap dan teratur.

 Keputusan dalam kelompok lebih bersifat tradisional dan

kurang rasional.

2) Kelompok sekunder.

 Ukuran besar

44
 Hubungan bersifat tidak pribadi dan jauh antara sesama

anggota

 Sedikit saja komunikasi tatap muka

 Bersifat temporer, Para anggota berada bersama-sama dalam

waktu yang singkat

 Anggotanya tidak saling mengenal secara baik.

 Bersifat lebih formal, kelompoknya saling mempunyai nama,

pegawai, tempat dan waktu pertemuan yang teratur dan tetap.

 Keputusan-keputusan dalam kelompok lebih rasional dan

menekankan pada efisiensi.

4. Gemeinschaft dan Gesellschaft

Ferdinand Tonnies membagi kelompok masyarakat menjadi 2 yaitu

Gemeinschaft dan Gesellschaft.

a. Gemeinschaft

Gemeinschaft adalah bentuk kehidupan bersama dimana anggota-

anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni, bersifat alamiah

dan bersifat kekal. Dasar dari hubungan tersebut adalah rasa cinta dan

rasa kesatuan batin yang memang telah dikodratkan, kehidupan

tersebut bersifat nyata dan organis.

Ciri-ciri Gemeinschaft:

 Intimate: hubungan menyeluruh dan mesra sekali.

 Private: hubungan bersifat pribadi, yaitu khusus untuk beberapa

orang saja.

45
 Exclusive: hubungan itu hanya untuk kita saja dan tidak untuk

orang lain.

Tonnies membedakan Gemeinschaft menjadi 3:

1) Gemeinschaft by blood yaitu gemeinschaft yang merupakan ikatan

yang didasarkan pada ikatan darah dan keturunan.

Contoh: keluarga, kelompok kekerabatan.

2) Gemeinschaft of place, yaitu suatu gemeinschaft yang terdiri dari

orang-orang yang berdekatan tempat tinggalnya, sehingga dapat

tolongmenolong.

Contoh: Rukun tetangga, Rukun warga.

3) Gemeinschaft of mind, yaitu merupakan suatu gemeinschaft yang

terdiri dari orang-orang yang walaupun tidak mempunyai hubungan

darah ataupun tempat tinggalnya tidak berdekatan, akan tetapi

mereka mempunyai jiwa dan pikiran yang sama.

Didalam Gemeinschaft apabila terjadi perselisihan maka

penyelesaiannya tidak cukup dilakukan atas nama pribadi, akan tetapi

akan menjadi urusan bersama atas nama kelompok. Misalnya,

perkawinan yang masih ada hubungan keluarga/satu kampung, apabila

suatu. saat terjadi suatu pertengkaran, maka urusannya menjadi urusan

keluarga besar kedua belah pihak.

b. Gesellschaft

Gesellschaft adalah kelompok yang didasari ikatan lahiriah yang

jangka waktunya terbatas. Menurut Tonnies, gesselschaft hanya suatu

46
bentuk pikiran belaka (imaginary) serta strukturnya bersifat mekanis

sebagaimana dapat diumpamakan sebuah mesin. Bentuknya terutama

adalah perjanjian yang berdasarkan ikatan timbal balik, misalnya

ikatan antara pedagang, organisasi dari suatu pabrik dan sebagainya.

Orang menjadi anggota Gesellschaft karena mempunyai kepentingan-

kepentingan secara rasional, artinya kepentingan individu diatas

kepentingan kelompok, sedangkan unsur-unsur kehidupan lainnya

hanyalah merupakan alat belaka.

c. Perbedaan Gemeinschaft dan Gesellschaft

Gemeinschaft Gesellschaft

1. Personal (kepribadian jelas) 1. Impersonal (kepribadian kurang jelas)

2. Informal 2. Formal

3. Tradisional 3. Nilai guna (utilitarian)

4. Sentimental 4. Realistik

5. Umum 5. Khusus

5. Kelompok Formal dan Kelompok Informal

a. Kelompok Formal

Kelompok formal adalah kelompok-kelompok yang sengaja diciptakan

dan didasarkan pada ukuran-ukuran yang tegas. Aturan tersebut

sebagai sarana untuk mengatur hubungan antar anggotanya di dalam

setiap usaha mencapai tujuannya. Status anggota diatur pula sesuai

dengan pembatasan tugas dan wewenangnya. Contoh: Instansi

pemerintah, SMK dan sebagainya.

47
b. Kelompok Informal

Kelompok yang terbentuk karena kuantitas pertemuan yang cukup

tinggi dan berulang-ulang. Pertemuan dilakukan atas dasar

kepentingan dan pengalaman masifig-masing yang relatif sama. Dalam

kelompok informal terdapat juga klik (qliques) yaitu kelompok yang

terikat kuat atas dasar persahabatan atau kepentingan bersama dan

mempunyai perasaan kelompok yang sangat kuat.

6. Membership Group dan Reference Group

a. Membership Group

Menurut Robert K. Merton membership group adalah kelompok

dimana setiap orang secara fisik menjadi anggota, kelompok tersebut.

Membership group hampir sama dengan kelompok Informal. Bedanya

dalam membership group anggota-angotanya sering melakukan

interaksi untuk membentuk kelompok-kelompok tersendiri. Sehingga

batas-batas keanggotaan seseorang secara fisik bukan merupakan ciri

yang pasti. Seorang anggota yang jarang berkumpul dengan

kelompoknya masih termasuk anggota, karena ia sudah membentuk

kelompok kecil yang baru (sub group).

b. Reference Group

Reference group adalah kelompok sosial yang dijadikan sebagai

perbandingan atau contoh bagi seseorang yang bukan sebagai

anggotanya, kemudian yang bersangkutan melakukan identifikasi diri.

Reference Group memiliki 2 tipe:

48
1) Tipe Normatif (normative type) yang menentukan dasar-dasar bagi

kepribadian seseorang.

Tipe ini merupakan sumber nilai bagi individu-individu baik yang

menjadi anggota maupun bukan anggota kelompok tersebut.

Contoh seorang anggota-TNI berpegang teguh terhadap tradisi

yang telah dipelihara oleh para veteran.

2) Tipe Perbandingan (comparison type) yang merupakan suatu

pegangan Bagi individu didalam menilai kepribadiannya.

Tipe ini bisa digunakan untuk menentukan kedudukan seseorang,

49
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Seting Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMAN 1 Tamiang Layang

Kabupaten Barito Timur Propinsi Kalimantan Tengah, yang berada di kota

Kabupaten. SMAN 1 Tamiang Layang Kabupaten Barito Timur Propinsi

Kalimantan Tengah mempunyai fasilitas yang hamper lengkap dengan adanya

Perpustakaan, Laboratorium IPA, Ruang ketrampilan Menjahit, Laboratorium

Otomotif, Laboratorium Pertukangan dan Pembangunan, Laboratorium computer,

ruang UKS, Ruang OSIS dan lain-lain. Dengan jumlah guru sebanyak 51 orang

terdiri dari 1 (satu) kepala sekolah, 4 (empat) wakil Kepala Sekolah dan sisnya

guru Mata Pelajaran dan guru Biimbingan Konseling serta 7 Tenaga Administrasi.

3.2 Objek Penelitian

Objek Penelitian ini adalah Siswa Kelas XI.2 dengan jumlah siswa

sebanyak 25, yang terdiri dari 16 siswa laki – laki dan 9 siswa perempuan SMAN

1 Tamiang Layang, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah.

3.3 Prosedur Penelitian

Waktu Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu

pada bulan September sampai dengan Nopember 2014. Penelitian ini pada materi

Materi Berbagai Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural

diajarkan.Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus masing – masing siklus 1

50
kali pertemuan. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas

dengan Siklus.

1. Siklus I

Pada siklus ini membahas subkonsep materi Materi Berbagai Kelompok Sosial

Dalam Masyarakat Multikultural.

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan persiapan–persiapan untuk melakukan

perencanaan tindakan dengan membuat silabus, rencana pembelajaran, lembar

observasi guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan membuat alat evaluasi

berbentuk tes tertulis dengan model pilihan ganda.

b. Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini dilakukan :

1) Siswa diminta untuk mempersiapkan diri di rumah dengan memberi tugas

membaca bahan ajar sehingga siswa memiliki kesiapan belajar.

2) Guru menjelaskan materi Materi Berbagai Kelompok Sosial Dalam

Masyarakat Multikultural secara klasikal.

3) Pengorganisasian siswa yaitu dengan membentuk 5 kelompok, masing–

masing kelompok terdiri dari 4–6 orang siswa, kemudian LKS dan siswa

diminta untuk mempelajari LKS.

4) Dalam kegiatan pembelajaran secara umum siswa melakukan kegiatan sesuai

dengan langkah–langkah kegiatan yang tertera dalam LKS, diskusi kelompok,

diskusi antar kelompok, dan menjawab soal – soal. Dalam bekerja kelompok

51
siswa saling membantu dan berbagi tugas. Setiap anggota bertanggung jawab

terhadap kelompoknya.

c. Tahap Observasi

Pada tahapan ini dilakukan observasi pelaksanaan tindakan, aspek

yang diamati adalah keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran

menggunakan lembar observasi aktivitas dan respon siswa serta guru.

Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa diperoleh dari tes hasil belajar

siswa.

d. Tahap Refleksi

Pada tahap ini dilakukan evaluasi proses pembelajaran pada siklus I

dan menjadi pertimbangan untuk merencanakan siklus berikutnya.

Pertimbangan yang dilakukan bila dijumpai satu komponen dibawah ini

belum terpenuhi, yaitu sebagai berikut :

1. Siswa mencapai ketuntasan individual ≥ 65 %.

2. Ketuntasan klasikal jika ≥ 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan

individual yang diambil dari tes hasil belajar siswa.

2. Siklus II

Hasil refleksi dan analisis data pada siklus I digunakan untuk acuan

dalam merencanakan siklus II dengan memperbaiki kelemahan dan

kekurangan pada siklus I. Tahapan yang dilalui sama seperti pada tahap

siklus I.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

52
Ada beberapa teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam PTK

ini yaitu :

a. Observasi dilakukan oleh guru yang bersangkutan dan seorang

kolaborator untuk merekam perilaku, aktivitas guru dan siswa selama

proses pembelajaran berlangsung menggunakan lembar observasi.

b. Tes hasil belajar untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.

Instrumen yang diganakan pada Penelitian Tindakan Kelas ini

terdiri dari:

1. Lembar Test / ulangan harian untuk mengetahui hasil belajar siswa.

2. Lembar observasi siswa untuk mengetahui tingkat mativasi siswa

mengikuti pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

3. Lembar observasi Guru untuk mengetahui kegiatan pembelajaran

yang dilakukan oleh Guru.

3.5 Teknik Analisa Data

Data hasil penelitian selanjutnya dianalisis secara Deskriptif,

seperti berikut ini :

1. Data tes hasil hasil belajar digunakan untuk mengetahui ketuntasan

Belajar siswa atau tingkat keberhasilan belajar pada materi

Materi Berbagai Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural

dengan menggunakan pembelajaran Kooperatif tipe Media Gambar.

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) secara individual jika siswa

tersebut mampu mencapai nilai 65.

53
Ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 65 ini

jumlahnya sekitar 85% dari seluruh jumlah siswa dan masing – masing

di hitung dengan rumus,menurut Arikunto (2012:24) sebagai berikut:

𝐹
𝑃= 𝑥 100%
𝑁

Dimana : P = Prosentase
F = frekuensi tiap aktifitas
N = Jumlah seluruh aktifitas

54
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Deskripsi kondisi Awal

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa

rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode

Pembelajaran Tipe Media Gambar pada materi Materi Berbagai

Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural sub (1)

Pengertian Pergerakan Nasional dan (2) Latar Belakang Munculnya

Pergerakan Nasional. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja

Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa.

Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum pelaksanaan

tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar

observasi.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Selasa 29

september 2015 dari pukul 07.00 s.d 08.30 WIB. Kegiatan pembelajaran

yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan,

kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk

kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk

kegiatan inti adalah 60 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20

menit.

55
Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu

(1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking

berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan

dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan

icebreaking yang dilakukan guru.

Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat

mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk

dapat menemukan berkaitan dengan Media Gambar, pertama-tama guru

membagi siswa dalam 7 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 4-6

orang siswa.

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum

penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu,

selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi

siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan

setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa

dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban

kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih

dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan.Siswa yang

hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus

mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan

dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir siklus I antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk

mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan

56
strategi Media Gambar, (2) siswa melakukan kilas balik tentang

pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan

keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.

c. Observasi

Partisipasi siswa Kelas XI.2 SMAN 1 Tamiang Layang ada

peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada kondisi awal setelah

dilakukan penerapan model pembelajaran menggunakan Media Gambar. Hal

ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan

Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul

pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung. Dengan adanya

masalah yang terjadi pada kondisi awal, maka kami bersama pengamat

merefleksikan masalah tersebut agar mampu diperbaiki pada siklus I dengan

harapan semua siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya.

Partisipasi siswa Kelas XI.2 SMAN 1 Tamiang Layang dalam

kegiatan belajar mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Hal ini terlihat dari hasil

belajar siswa pada kondisi awal. Hasil belajar siswa pada kondisi awal

dengan penerapan Media Gambar dengan jumlah 25 terdapat 4 siswa atau

16,0% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 21 Siswa atau 84,0% yang

tidak tuntas. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.

57
Tabel.1 hasil ulangan harian kondisi awal

No. Nama Siswa Materi Berbagai Kelompok Sosial Dalam

Masyarakat Multikultural

kondisi Tuntas Tidak Tuntas

awal

1 Andi Ilhami 60 V

2 Andri Rio Krisyanto 50 V

3 Anugrah Agus p. 55 V

4 Cindi Nofia Rina 57 V

5 Dede Noprianto 63 V

6 Dwi Putra Handrian 62 V

7 Eltipul Nopem 61 V

8 Filigar 65 V

9 Ika Prihatini 60 V

10 Indra Sahida Nursanto 61 V

11 Jessoe Octavian 64 V

12 Memelia yunita Sari 55 V

13 Miseri cordias domini 70 V

14 Muhamad Yasin M. 60 V

15 Novita Lumova 70 V

16 Pitria Wulandari 64 V

17 Rama Prayoga 62 V

58
18 Robi Pratama 61 V

19 Rian sandika Pratama 64 V

20 Sesi Mandalia Agustin 63 V

21 Sinta Leluni 60 V

22 Titus Simon Dakota 70 V

23 Tryanti 60 V

24 Yosua Karianto 62 V

25 Yusef sesarianud 60 V

Jumlah 1539

Rata-rata 61,6

Ketuntasan klasikal 16,0%

d. Refleksi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan

hasil belajar pada materi Materi Berbagai Kelompok Sosial Dalam

Masyarakat Multikultural dengan menerapkan Media Gambar ternyata

hasil yang didapat nilai rata-rata sebesar 61,6 dan secara klasikal sebesar

16,0%. Hal ini masih jauh dari harapan. Oleh karena itu refleksi yang

dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada

materi Materi Berbagai Kelompok Sosial Dalam Masyarakat

Multikultural.

Pada kondisi awal terdapat kekurangan pemahaman siswa pada

materi bahan Materi Berbagai Kelompok Sosial Dalam Masyarakat

59
Multikultural. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan

hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga

ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua,

siswa banyak melakukan hal–hal di luar konteks pembelajaran, seperti

bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua

kelompok tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan

guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.

Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi

baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut

di atas, selanjutnyaakan diterapkan pada siklus I. Untuk masalah yang

pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok

untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara

demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa

lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa

yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga,

peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang materi Materi

Berbagai Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural khususnya

untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok

dalam diskusi. Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini

penjelasannya dibantu oleh pengamat.

4.1.2 Deskripsi hasil siklus 1

1. Perencanaan

60
Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa

rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode

Pembelajaran Tipe Media Gambar dengan materi Materi Berbagai

Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural sub (3)

Perkembangan Pendidikan di Indonesia dan (4) Peranan Golongan

Terpelajar, Profesional dan Pers dalam menumbuhkan Kesadaran

Nasional Indonesia. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja

Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa.

Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum pelaksanaan

tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar

observasi.

e. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Selasa 13

Oktober 2015 dari pukul 07.00 s.d 08.30 WIB. Kegiatan pembelajaran

yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan,

kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk

kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk

kegiatan inti adalah 60 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20

menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu

(1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking

berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan

61
dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan

icebreaking yang dilakukan guru.

Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat

mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk

dapat menemukan berkaitan dengan Media Gambar, pertama-tama guru

membagi siswa dalam 5 kelompok dan setiapkelompok terdiri dari 4-6

orang siswa.

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum

penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu,

selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi

siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan

setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa

dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban

kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih

dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan.Siswa yang

hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus

mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan

dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir siklus I antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk

mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran

menggunakan Media Gambar, (2) siswa melakukan kilas balik tentang

pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan

keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.

62
f. Observasi

1) Hasil Belajar Siswa

Partisipasi siswa Kelas XI.2 SMAN 1 Tamiang Layang ada

peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus 1 setelah

dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Media

Gambar. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa

terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil

masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran

berlangsung. Dengan adanya masalah yang terjadi pada siklus I, maka

kami bersama pengamat merefleksikan masalah tersebut agar mampu

diperbaiki pada siklus II dengan harapan semua siswa mampu

meningkatkan hasil belajarnya.

Partisipasi siswa Kelas XI.2 SMAN 1 Tamiang Layang dalam

kegiatan belajar mengajar Pendidikan Kewarganegaraan. Hal ini

terlihat dari hasil belajar siswa pada siklus I. Hasil belajar siswa pada

siklus I dengan penerapan model pembelajaran menggunakan Media

Gambar dengan jumlah siswa 25 orang, terdapat 19 siswa atau 74,0%

yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 6 Siswa atau 16,0% yang tidak

tuntas. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.

Tabel.2 hasil ulangan harian siklus I

No. Nama Siswa Berpikir Kreatif dan Kritis

Siklus I Tuntas Tidak Tuntas

1 Andi Ilhami 65 V

63
2 Andri Rio Krisyanto 60 V

3 Anugrah Agus p. 60 V

4 Cindi Nofia Rina 65 V

5 Dede Noprianto 70 V

6 Dwi Putra Handrian 70 V

7 Eltipul Nopem 72 V

8 Filigar 80 V

9 Ika Prihatini 70 V

10 Indra Sahida Nursanto 64 V

11 Jessoe Octavian 80 V

12 Memelia yunita Sari 60 V

13 Miseri cordias domini 80 V

14 Muhamad Yasin M. 73 V

15 Novita Lumova 85 V

16 Pitria Wulandari 70 V

17 Rama Prayoga 72 V

18 Robi Pratama 65 V

19 Rian sandika Pratama 78 V

20 Sesi Mandalia Agustin 65 V

21 Sinta Leluni 85 V

22 Titus Simon Dakota 85 V

23 Tryanti 64 V

64
24 Yosua Karianto 65 V

25 Yusef sesarianud 64

Jumlah 1767

Rata- Rata 70,7

Klasikal 74,0%

2) Aktifitas Siswa

Hasil penelitian pengamat terhadap aktivitas siswa selama kegiatan

belajar yang menerapkan model Media Gambar pada materi Materi

Berbagai Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural pada

siklus 1 adalah rata–rata 3,04 berarti termasuk kategori baik. Data

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Untuk mengetahui respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran

yang mereka jalani dengan menggunakan Media Gambar digunakan

angket yang diberikan kepada siswa setelah seluruh proses pembelajaran

selesai. Hasil angket respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe

Media Gambar, ditunjukan pada tabel 3 di bawah ini yang merupakan

rangkuman hasil angket tentang tanggapan 25 siswa teerhadap model

pembelajaran kooperatif tipe Media Gambar yang diterapkan selama

kegiatan pembelajaran materi Materi Berbagai Kelompok Sosial Dalam

Masyarakat Multikultural , siswa secara umum memberikan tanggapan

yang positif selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan senang,

siswa juga merasa senang dengan LKS yang digunakan, suasana kelas,

65
maupun cara penyajian materi oleh guru, dan model pembelajaran yang

baru mereka terima, selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa juga

merasa senang karena bisa mmenyatakan pendapat, dan siswa merasa

memperoleh manfaat dengan model pembelajaran kooperatif tipe Media

Gambar.

Tabel 3 Respons siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe


Media Gambar
No Uraian Tanggapan Siswa

. Senang Tidak Senang

F % F %

1. Bagaimana perasaan kamu selama 24 96 1 4

mengikuti kegiatan pembelajaran ini ?

Senang Tidak Senang

F % F %

2. Bagaimana perasaan kamu terhadap :

a. Materi pelajaran 25 100 0 0

b. Lembar kerja siswa (LKS) 23 92 2 8

c. Suasana Belajar di Kelas 24 96 1 4

d. Cara penyajian materi oleh guru 25 100 0 0

Sulit Tidak Sulit

F % F %

3. Bagaimana pendapat kamu Mengikuti 3 12 22 88

pembelajaran ini

66
Tidak
Bermanfaat
Bermanfaat

F % F %

4. Apakah pembelajaran ini bermanfaat bagi 25 100 0 0

kamu ?

Baru Tidak Baru

F % F %

5. Apakah pembelajran ini baru bagi kamu? 25 100 0 0

Ya Tidak

F % F %

6. Apakah kamu menginginkan pokok 24 96 1 4

bahasan yang lain menggunakan Media

Gambar?

Keterangan :

F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran


Menggunakan Media Gambar
N=Jumlah: 25 orang

3) Aktifitas Guru

Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan

pembelajaran kooperatif tipe Media Gambar ditunjukan pada tabel 4,

bahwa pengelolaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Media Gambar dalam materi pelajaran Berpikir Kreatif dan

67
Kritis pada siklus I sebesar 2.93 yang berarti termasuk kategori baik. Data

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4. Data Hasil Ulangan Harian menggunakan Media Gambar


Skor pengamatan
No. Aspek yang diamati
RPP I Keterangan

1. Pesiapan 3,0 Baik

2. Pelaksanaan 2,5 Baik

3. Pengelolaan Kelas 2,5 Baik

4. Suasana Kelas 3,0 Baik

Rata – Rata 2,75 Baik

Keterangan :
0 - 1,49 = kurang baik
1,5 - 2,49 = Cukup
2,5 - 3,49 = Baik
3,5 - 4,0 = Sangat Baik

g. Refleksi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan

hasil belajar pada materi Materi Berbagai Kelompok Sosial Dalam

Masyarakat Multikultural dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Media Gambar. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan

akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada materi Materi

Berbagai Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural.

Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada materi

Materi Berbagai Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural.

Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi.

Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian

68
tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa

banyak melakukan hal–hal di luar konteks pembelajaran, seperti bermain

dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok

tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada

saat evaluasi di akhir pelajaran.

Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi

baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut

di atas, selanjutnyaakan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang

pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok

untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara

demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa

lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa

yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga,

peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang materi Materi

Berbagai Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural

khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh

kelompok dalam diskusi. Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini

penjelasannya dibantu oleh pengamat.

3. Deskripsi data siklus II

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa

rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode

Pembelajaran Tipe Media Gambar dengan memperbaiki kekurangan pada

69
siklus I pada materi Materi Berbagai Kelompok Sosial Dalam

Masyarakat Multikultural sub (5) Bentuk-bentuk Organisasi

Pergerakan Nasional (6) gagasan Persatuan dan Kesatuan Bangsa.

Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan

menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru

membuat tes hasil belajar.Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di

kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus IIdilaksanakan pada hari Selasa 27

Oktober 2015 dari pukul 07.00 s.d 08.30 WIB.Kegiatan pembelajaran

yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan,

kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk

kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk

kegiatan inti adalah 60 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20

menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu

(1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking

berupa menyanyi, (3)menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan

dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan

icebreaking yang dilakukan guru.

Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat

mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk

dapat menemukan berkaitan dengan Media Gambar, pertama-tama guru

70
membagi siswa dalam 5 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 4-6

orang siswa.

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum

penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu,

selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi

siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa.Perwakilan

setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa

dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban

kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih

dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan.Siswa yang

hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus

mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan

dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir siklus II antara lain: (1)melakukan evaluasi untuk

mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan

strategi Media Gambar, (2) siswa melakukan kilas balik tentang

pembelajaran yang baru dilakukan dan (3)siswa dan guru merayakan

keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.

a. Observasi

1) Hasil Belajar Siswa

Partisipasi siswa Kelas XI.2 SMAN 1 Tamiang Layang ada peningkatan

dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus II setelah dilakukan penerapan model

pembelajaran kooperatif menggunakan Media Gambar. Hal ini dapat dilihat dari

71
hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih

ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran

berlangsung.

Partisipasi siswa Kelas XI.2 SMAN 1 Tamiang Layang dalam kegiatan

belajar mengajar Pendidikan Kewarganegaraan. Hal ini terlihat dari hasil belajar

siswa pada siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus II dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Media Gambar dengan jumlah 25 siswa, terdapat 23

siswa atau 92,0% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 2 Siswa atau 8,0% yang

tidak tuntas dan nilai rata-rata sebesar 82,8. Data dapat dilihat pada tabel 5

dibawah ini.

Tabel.5 Hasil ulangan harian pada siklus II

No. Nama Siswa Materi Berbagai Kelompok Sosial Dalam

Masyarakat Multikultural

Siklus II Tuntas Tidak Tuntas

1 Andi Ilhami 80 V

2 Andri Rio Krisyanto 64 V

3 Anugrah Agus p. 64 V

4 Cindi Nofia Rina 75 V

5 Dede Noprianto 80 V

6 Dwi Putra Handrian 85 V

7 Eltipul Nopem 90 V

8 Filigar 100 V

9 Ika Prihatini 80 V

72
10 Indra Sahida N. 75 V

11 Jessoe Octavian 90 V

12 Memelia yunita Sari 70 V

13 Miseri cordias d. 90 V

14 Muhamad Yasin M. 85 V

15 Novita Lumova 100 V

16 Pitria Wulandari 80 V

17 Rama Prayoga 80 V

18 Robi Pratama 75 V

19 Rian sandika Pratama 90 V

20 Sesi Mandalia A. 85 V

21 Sinta Leluni 100 V

22 Titus Simon Dakota 100 V

23 Tryanti 70 V

24 Yosua Karianto 82 V

25 Yusef sesarianud 80 V

Jumlah 2070

Rata-rata 82,8

Ketuntasan klasikal 92,0%

Keterangan :
F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe
Media Gambar
N = Jumlah: 25 orang

73
2) Aktifitas Guru

Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan

pembelajaran kooperatif tipe Media Gambar ditunjukan pada tabel 4,

bahwa pengelolaan pembelajaran dengan penerapan Media Gambar dalam

materi pelajaran Berpikir Kreatif dan Kritis pada siklus I sebesar 2.93 yang

berarti termasuk kategori baik. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 6. Data Peniliaian pengelohan pembelajaran menggunakan


Media Gambar
Skor pengamatan
No. Aspek yang diamati
RPP II Keterangan

1. Pesiapan 3,25 Baik

2. Pelaksanaan 2,75 Baik

3. Pengelolaan Kelas 2,75 Baik

4. Suasana Kelas 3,0 Baik

Rata – Rata 3,125 Baik

Keterangan :

0 - 1,49 = kurang baik


1,5 - 2,49 = Cukup
2,5 - 3,49 = Baik
3,5 - 4,0 = Sangat Baik

3) Refleksi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan

hasil belajar pada materi Materi Berbagai Kelompok Sosial Dalam

Masyarakat Multikultural dengan menerapkan model pembelajaran

menggunakan Media Gambar. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan

74
akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada materi Materi

Berbagai Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural.

Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada materi

Materi Berbagai Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural.

Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi.

Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian

tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa

banyak melakukan hal – hal di luar konteks pembelajaran, seperti bermain

dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok

tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada

saat evaluasi di akhir pelajaran.

Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi

baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di

atas, selanjutnya akan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang

pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk

menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara

demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih

memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang

saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti

memberikan penjelasan lebih detail tentang materi Berpikir Kreatif dan

Kritis khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab

oleh kelompok dalam diskusi.Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini

penjelasannya dibantu oleh pengamat.

75
B. Pembahasan
1. Hasil Belajar

Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar evaluasi kondisi awal

siswa Kelas XI.2 SMAN 1 Tamiang Layang untuk materi Materi Berbagai

Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural sub (1) Pengertian

Pergerakan Nasional dan (2) Latar Belakang Munculnya Pergerakan

Nasional dengan model pembellajaran mengunakan Media Gambar diperoleh

nilai rata – rata kondisi awal sebesar 61,6 dengan nilai tertinggi adalah 70 terdapat

3 orang dan nilai terendah adalah 50 terdapat 1 orang dengan ketentusan belajar

16,0% dan yang tidak tuntas 84,0%. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil

belajar siswa Kelas XI.2 SMAN 1 Tamiang Layang pada siklus 1 untuk materi

Materi Berbagai Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural sub (3)

Perkembangan Pendidikan di Indonesia dan (4) Peranan Golongan

Terpelajar, Profesional dan Pers dalam menumbuhkan Kesadaran Nasional

Indonesia dengan model pembelajaran, Media Gambar diperoleh nilai rata – rata

siklus 1 sebesar 70,7 dengan nilai tertinggi adalah 85 terdapat 3 orang dan nilai

terendah adalah 60 terdapat 2 orang dengan ketentusan belajar 76,0% dan yang

tidak tuntas 35,3%.

Sedangkan pada siklus II untuk materi Materi Berbagai Kelompok

Sosial Dalam Masyarakat Multikultural sub (5) Bentuk-bentuk Organisasi

Pergerakan Nasional (6) gagasan Persatuan dan Kesatuan Bangsa diperoleh

nilai rata – rata siklus II sebesar 82,8 dengan nilai tertinggi adalah 100 terdapat 4

orang dan nilai terendah adalah 64 terdapat 2 orang dengan ketuntasan belajar

92,0% dan yang tidak tuntas 8,0%. Siswa yang tidak tuntas baik pada siklus I
76
maupun pada siklus II adalah siswa yang sama, ini disebabkan siswa tersebut pada

dasarnya tidak ada niat untuk belajar dan sering tidak masuk sekolah. Berdasarkan

data hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II menunjukan adanya peningkatan

hasil belajar siswa Kelas XI.2 SMAN 1 Tamiang Layang tahun pelajaran

2015/2016 menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada materi yang sama

yaitu Berpikir Kreatif dan Kritis. Hal ini disebabkan pada siklus I dan siklus II

2015/2016 menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada materi yang sama

yaitu Berpikir Kreatif dan Kritis. Hal ini disebabkan pada siklus I dan siklus II

2015/2016 Sudah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Media

Gambar.

2. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang

menerapkan Media Gambar pada materi Berpikir Kreatif dan Kritis menurut

penilaian pengamat termasuk kategori baik semua aspek aktivitas siswa. Adapun

aktivitas siswa yang dinilai oleh pengamat adalah aspek aktivitas siswa:

mendengar dan memperhatikan penjelasan guru, kerja sama dalam kelommpok,

bekerja dengan menggunakan alat peraga, keaktifan siswa dalam diskusi,

memperesentasikan hasil diskusi, menyimpulkan materi, dan kemampuan siswa

menjawab pertanyaan dari guru.

Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan aktivitas siswa yang

paling dominan dilakukan yaitu bekerja sama mengerjakan LKS dan berdiskusi.

Hal ini menunjukan bahwa siswa saling bekerja sama dan bertanggung jawab

untuk mendapatkan hasil yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat santoso

77
(dalam anam, 2000:40) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif

mendorong siswa dalam kelompok belajar, bekerja dan bertanggung jawab

dengan sungguh–sungguh sampai selesainya tugas– tugas individu dan kelompok.

3. Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Media Gambar

Kemampuan guru dalam pengelolaan model pembelajaran kooperatif tipe

Media Gambar menurut hasil penilaian pengamat termasuk kategori baik untuk

semua aspek. Berarti secara keseluruhan guru telah memiliki kemampuan yang

baik dalam mengelola Media Gambar pada materi Materi Berbagai

Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural. Hal ini sesuai dengan

pendapat Ibrahim (2000), bahwa guru berperan penting dalam mengelola

kegiatan mengajar, yang berarti guru harus kreatif dan inovatif dalam

merancang suatu kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga minat dan motivasi

siswa dalam belajar dapat ditingkatkan. Pendapat lain yang mendukung adalah

piter (dalam Nur dan Wikandari 1998). Kemampuan seorang guru sangat

penting dalam pengelolaan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran dapat

berlangsung efektif dan efisien.

4.Respons siswa Terhadap pembelajaran menggunakan Media Gambar

Berdasarkan hasil angket respons siswa terhadap model pembelajran

kooperatif tipe Media Gambar yang diterapkan oleh peneliti menunjukan

bahwa siswa merasa senang terhadap materi pelajaran. LKS, suasana belajar

dan cara penyajian materi oleh guru. Menurut siswa, dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Media Gambar mereka lebih mudah memahami

materi pelajaran interaksi antara guru dengan siswa dan interaksi antar siswa

78
tercipta semakin baik dengan adanya diskusi, sedangkan ketidak senangan

siswa teerhadap model pembelajran kooperatif tipe Media Gambar disebabkan

suasana belajar dikelas yang agak ribut.

Seluruh siswa (100%) berpendapat baru mengikuti pembelajran dengan

Media Gambar. Siswa merasa senang apalagi pokok bahasan selanjutnya

menggunakan Media Gambar, dan siswa merasa bahwa model pembelajaran

kooperatif menggunakan Media Gambar bermanfaat bagi mereka, karena

mereka dapat saling bertukar pikiran dan materi pelajaraan yang didapat mudah

diingat. Hal ini sesuai dengan pendapat rejeki (2000) yang mengatakan bahwa

model pembelajaran kooperatif merupakan tindakan pemecahan yang

dilakukan karena dapat meningkatkan kemajuan belajar sikap siswa yang lebih

positif, menambah motivasi dan percaya diri sera menambah rasa senang siswa

terhadap pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

79
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatiftipe Media Gambar, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

Penggunaan Media Gambar dapat meningkatkan hasil belajar Materi

Berbagai Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural Siswa Kelas

XI.2 SMAN 1 Tamiang Layang.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan

saran–saran, yaitu:

1) Kepada guru Ilmu Pengetahuan Sosial yang mengalami kesulitan yang

dapat menerapkan Media Gambar sebagai alternatif untuk meningkatkan

kualitas proses belajar mengajar kelas.

2) Kepada guru–guru yang ingin menerapkan Media Gambar disarankan

untuk membikin Media gambar yang lebih menarik dan bervariasi.

80
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1997.Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara

Depdiknas. 2003.UU RI No.20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional.


Jakarta: Depdiknas

--------------. 2004. Standar Kompetensi Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas

--------------.2005. PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.


Jakarta: Depdiknas

-------------. 2007. Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.


Jakarta: Depdiknas

-------------. 1999. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang


Pendidikan. Jakarta: Depdikbud

Ibrahim, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. UNESA: University Press.

Hulu, yuprieli. Dkk. 2011. Suluh siswa 1: Berkarya dalam Kristus. Jakarta: BPK
Gunung Mulia.

Kemdiknas.2011.Membimbing Guru dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:


Kemdiknas

-------------. 2011. Paikem Pembelajaran Aktif Inovatif


Kreatif Efektif dan Menyenangkan. Jakarta: Kemdiknas

Ngalim, Purwanto. 2008. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:PT


Remaja Rosda Karya

Ngalim, Purwanto. 2003. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.


Bandung:PT Remaja Rosda Karya

Sudjana, Nana. 2012. Tujuan Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Suyatno. 2009. Pembelajaran Kooperatif Tipe MEDIA GAMBAR. Surakarta: Tiga


Serangkai

81
PEDOMAN OBSERVASI GURU

1. Nama Sekolah : .........................................................................................................


2. Nama Guru : .........................................................................................................
3. Mata Pelajaran : .........................................................................................................
4. Kelas / Semester : .........................................................................................................
5. Hari / Tanggal : .........................................................................................................

YA / ADA
Tidak Nila
No Uraian Kegiatan Kurang Catatan
Baik ada i
baik
1 2 3 4 5 6 7
1 PERSIAPAN
a. Silabus
b. Program / Rencana Pembelajaran Semester
c. Buku nilai : yang memuat nilai ulangan harian, ujian blok,
ujian remedi, nilai tugas-tugas lainnya
2 KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. PENDAHULUAN
a. Pretest/persepsi
b. Motivasi siswa/mengecek kesiapan siswa
c. Memberitahukan topik pembelajaran : SK/KD
B. KEGIATAN POKOK
a. Penyiapan Kartu soal sesuai Materi Pelajaran
b. Penyiapan Kartu Jawaban secara acak
c. Penyajian materi
2. - Pengelompokkan siswa
- Pembagian kartu soal dan kartu jawaban
-Siswa mengerjakan soal secara kelompok
-Siswa mencari jawaban yang cocok dengan cara
memasangkan pada kartu soal
-Siswa mencatat jawaban pada buku catatan
C. PENUTUPAN
a. Post Test
b. Membuat rangkuman / kesimpulan
c. Memberikan tugas / Pekerjaan Rumah (PR)
Jumlah
Rata – rata

Kesimpulan :........................................................................................................................................
Saran / Pembinaan :.........................................................................................................................................
Pengamat/Observer,

.....................................

82
PEDOMAN OBSERVASI SISWA
Hari/Tanggal :
Kelas :
Materi :
Nama Guru :

NO ASPEK PENGAMATAN KOMENTAR KET


1 Memperhatikan penjelasan Guru
2 Mempelajari LKS dengan
sungguh-sungguh
3 Melakukan kegiatan sesuai LKS
4 Mencatat hasil kegiatan sesuai
LKS
5 Diskusi kelompok tentang hasil
kegiatan
6 Menyusun hasil kegiatan
7 Mempresentasikan hasil kegiatan
kelompok
8 Menghargai gagasan teman
9 MenyamPendidikan
Kewarganegaraankan gagasan
pada kelompok
10 Mengambil keputusan/ kesimpulan
kelompok
11 Member tanggapan pada kelompok
lain
12 Bertanggung jawab dan disiplin
kerja
13 Memcatat hasil kesimpulan
Pengamat,

………………..………
83
LEMBAR RESPONDEN SISWA
Nama Siswa :…………………………………..
Kelas :…………………………………..
Hari/Tanggal :…………………………………..
NO URAIAN YA TIDAK KET
1 Apakah kamu merasa senang selama mengikuti

kegiatan pembelajaran ini ?

2 Apakah kamu merasa senang terhadap Materi

pelajaran?

3 Apakah kamu merasa senang menggunakan Lembar

kerja siswa (LKS)?

4 Apakah kamu merasa senang Suasana Belajar di

Kelas ini?

5 Apakah kamu merasa senang Cara penyajian materi

oleh guru?

6 Apakah kamu merasa sulit Mengikuti pembelajaran

ini?

7 Apakah pembelajaran ini bermanfaat bagi kamu ?

8 Apakah pembelajran ini baru bagi kamu?

9 Apakah kamu menginginkan pokok bahasan yang

lain menggunakan model kooperatif tipe MEDIA

GAMBAR?

JUMLAH
Responden,

……………………………….

84

Anda mungkin juga menyukai