Anda di halaman 1dari 76

L A P OR A N

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR


MATERI MENGHARGAI PENINGGALAN SEJARAH
MENGGUNAKAN STRATEGI KWL
SISWA KELAS IV SDN 4 JAAR

Disusun oleh :

IGUM, S.Pd
NIP 19660205 198712 1 001
GURU SDN 4 JAAR

Jl. Desa Jaar Kecamatan Dusun Timur Kode Pos 73611

1
KABUPATEN BARITO TIMUR KALIMANTAN
TENGAH
2015
LEMBAR PENGESAHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Judul

PENINGKATAN HASIL BELAJAR


MATERI MENGHARGAI PENINGGALAN SEJARAH
MENGGUNAKAN STRATEGI KWL SISWA
KELAS IV SDN 4 JAAR

Disusun oleh :

IGUM, S.Pd
NIP 19660205 198712 1 001
GURU SDN 4 JAAR

Disahkan oleh :

Mengetahui: Jaar, 20 November 2015


Kepala SDN 4 Jaar, Pembimbing,

2
Hj. SUNARTI, S.Pd JUMAKIR, S.Pd.,MM NIP 19600407 198112 2 004 NIP.
19670930 199001 1 002 BERITA ACARA SEMINAR

Pada hari ini Jumat Tanggal Dua Puluh Bulan November Tahun Dua Ribu Lima
Belas, bertempat di SDN 4 Jaar, yang dihadiri oleh 16 (Enam Belas) Peserta,
telah diseminarkan sebuah Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
judul: “Peningkatan Hasil Belajar Materi Menghargai Peninggalan Sejarah
Menggunakan Strategi KWL Siswa Kelas IV SDN 4 Jaar”.

Disusun oleh:

IGUM, S.Pd
NIP 19660205 198712 1 001
GURU SDN 4 JAAR

Pembahas :

1. BARITA, S.Pd (......................................)

2. RUSMIATI, S.Pd (......................................)

Moderator, Notulis,

PUARIANTO, S.Pd MURNIATI, S.Pd


NIP.19721103 200103 1 001 NIP.19731218 200804

Mengetahui:
Kepala SDN 4 Jaar Narasumber,

3
Hj. SUNARTI, S.Pd JUMAKIR, S.Pd.,MM NIP 19600407 198112 2 004 NIP.
19670930 199001 1 002

SURAT KETERANGAN PUBLIKASI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : MISNAWATI, S.Pd


NIP :-
Jabatan : Kepala Perpustakaan SDN 4 Jaar.

Dengan ini menerangkan bahwa kami menerima sebuah Laporan Penelitian


Tindakan Kelas (PTK) sebagai berikut:

Judul : Peningkatan Hasil Belajar Materi Menghargai


Peninggalan Sejarah Menggunakan Strategi KWL Siswa
Kelas IV SDN 4 Jaar.
Penulis : IGUM, S.Pd
NIP : 19660205 198712 1 001
Jabatan : Guru Kelas IV Unit
Kerja : SDN 4 Jaar.

Telah disimpan di Perpustakaan SDN 4 Jaar. Kecamatan Dusun Timur


Kabupaten Barito Timur Provinsi Kalimantan Tengah, sebagai Publikasi Ilmiah
dan sebagai bahan Referensi.

Demikian keterangan ini kami buat agar dapat dipergunakan sebagaimana


mestinya.

Mengetahui: Jaar, 25 November 2015


Kepala SDN 4 Jaar, Kepala Perpustakaan,

Hj. SUNARTI, S.Pd MISNAWATI, S.Pd NIP 19600407 198112 2 004 NIP. -

4
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas limpahan
rahmat dan karunianya sehingga laporan penelitian ini dapat terselesaikan.
Adapun judul laporan penelitiani ini adalah, ” Peningkatan Hasil Belajar Materi
Menghargai Peninggalan Sejarah Menggunakan Strategi KWL Siswa Kelas IV
SDN 4 Jaar”.
Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi tingginya kami sampaikan
kepada:
(1) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Barito Timur,
(2) Hj. Sunarti, S.Pd selaku Kepala SDN 4 Jaar
(3) Jumakir, S.Pd.,MM selaku pembimbing.
(4) Semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Kami menyadari bahwa laporan penelitian ini masih banyak kekurangannya, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan sarannya sehingga laporan penelitian ini
menjadi lebih berkualitas.
Akhir kata semoga laporan penelitian ini memberikan makna dan manfaat
khususnya dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

Jaar, November 2015

Penyusun

5
ABSTRAK

Penelitian ini berjudul: “Peningkatan Hasil Belajar Materi Menghargai Peninggalan


Sejarah Menggunakan Strategi KWL Siswa Kelas IV SDN 4 Jaar”.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Menghargai
Peninggalan Sejarah Menggunakan Strategi KWL Siswa Kelas IV SDN 4 Jaar.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan (action Research)
yang terdiri dari 2 (dua) siklus, dan setiap siklus terdiri dari: Perencanaan, Pelaksanaan,
Pengamatan, dan refleksi.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan bahwa Strategi KWL (Know, Want to know,
Learner) dapat Meningkatkan Hasil Belajar Materi Menghargai Peninggalan Sejarah
Siswa Kelas IV SDN 4 Jaar.

Selanjutnya peneliti merekomendasikan: (1) Bagi Guru yang mendapatan kesulitan yang
sama dapat menerapkan Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) untuk
meningkatkan Hasil Belajar. (2) Agar mendapatkan hasil yang maksimal maka
dihaharapkan guru lebih membuat Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) yang
lebih menarik dan bervariasi.

Kata kunci: Hasil Belajar, Strategi KWL (Know, Want to know, Learner)

6
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................................ii
BERITA ACARA SEMINAR...............................................................................................iii
KATA PENGANTAR..........................................................................................................iv
ABSTRAK...........................................................................................................................v
DAFTAR ISI.......................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL......................................................................... ....................................viii
DAFTAR GRAFIK...............................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian............................................................................ 3

1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................... 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA.............................................................................. 4

2.1 Kajian Teori.................................................................................... 4

2.1.1 Hasil Belajar……………….......................................................... 4

2.1.2.1 Strategi KWL (Know, Want to know, Learner)…………………. 6

2.1.3 Menghargai Peninggalan Sejarah 10

……………………………………………...…..

BAB III METODE PENELITIAN....................................................................... 27

3.1 Setting Penelitian........................................................................... 27

3.2 Subjek Penelitian............................................................................ 27

3.3 Prosedur Penelitian........................................................................ 27

3.4 Teknik Pengumpulan Data............................................................. 29

3.5 Teknik Analisa Data....................................................................... 30

7
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................... 31

4.1 Hasil Penelitian............................................................................... 31

4.1.1 Deskripsi kondisi awal.................................................................. 31

4.1.2 Deskripsi Hasil siklus I................................................................. 35

4.1.3 Deskripsi Hasil Siklus II.............................................................. 42

4.2 Pembahasan................................................................................... 47

BAB V PENUTUP........................................................................................... 51

5.1 Kesimpulan.................................................................................... 51

5.2 Saran............................................................................................. 51

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 52

LAMPIRAN-LAMPIRAN......................................................................................... 53

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan sebagai suatu usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

agar menjadi manusia seutuhnya berjiwa Pancasila. Dalam Undang-Undang

Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional juga

menyatakan sebagai berikut:

8
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”

Disamping itu, pendidikan juga merupakan suatu sarana yang paling

efektif dan efisien dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk mencapai

suatu dinamika yang diharapkan.

Berdasarkan hasil ulangan harian yang dilakukan di Kelas IV SDN 4 Jaar,

Kabupaten Barito Timur, diperoleh informasi bahwa hasil belajar Materi

Menghargai Peninggalan Sejarah siswa rendah di bawah standar ketuntasan

Minimal yaitu dibawah 70.

Faktor-faktor yang menyebabkan keadaan seperti di atas antara lain :

a. Kemampuan kognitif siswa dalam pemahaman konsep – konsep

Pendidikan Bahasa Inggris masih rendah,

b. Pembelajaran yang berlangsung cenderung masih monoton dan

membosankan,

c. Siswa tidak termotivasi untuk belajar Pendidikan Bahasa Inggris

hanya sebagai hafalan saja.

Dengan belajar secara menghapal membuat konsep–konsep Bahsa

Inggris yang telah diterima menjadi mudah dilupakan. Hal ini merupakan sebuah

9
tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh seorang guru. Guru dituntut

lebih kreatif dalam mempersiapkan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Dikembangkan, misal dalam pemilihan model pembelajaran yang akan

digunakan dalam pembelajaran sebagai salah satu bentuk strategi pembelajaran.

Kesiapan guru dalam memanajemen pembelajaran akan membawa dampak

positif bagi siswa diantaranya hasil belajar siswa akan lebih baik dan sesuai

dengan indikator yang ingin dicapai. Salah satu model pembelajaran yang dapat

diterapkan dalam pembelajaran Materi Menghargai Peninggalan Sejarah adalah

Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) karena siswa dapat terlibat aktif

karena memiliki peran dan tanggung jawab masing–masing, sehingga aktivitas

siswa selama proses pembelajaran berlangsung meningkat.

Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) merupakan suatu metode

mengajar dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai

dengan alternatif jawaban yang tersedia. Siswa diharapkan mampu mencari

jawaban dan cara penyelesaian dari soal yang ada.

Berdasarkan uraian diatas, maka sebagai peneliti merasa penting

melakukan penelitian terhadap masalah di atas. Oleh karena itu, upaya

meningkatkan hasil belajar Materi Menghargai Peninggalan Sejarah siswa

dilakukan penelitian Tindakan Kelas dengan judul: “Peningkatan Hasil Belajar

Materi Menghargai Peninggalan Sejarah melalui Strategi KWL Siswa Kelas IV

SDN 4 Jaar“.

1.2 Perumusan Masalah

10
Memperhatikan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan

permsalahan sebagai berikut: “Bagaimanakah Strategi KWL dapat meningkatkan

hasil belajar Materi Menghargai Peninggalan Sejarah siswa Kelas IV SDN 4

Jaar?”

1.3 Tujuan Penelitian

Meningkatkan hasil belajar Materi Menghargai Peninggalan Sejarah

menggunakan Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) siswa Kelas IV SDN

4 Jaar.

1.4 Manfaat Penelitian

Setelah penelitian selesai diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut :

1. Bagi peneliti : penelitian ini dapat mempengaruhi pembelajaran, membantu

untuk meningkatkan hasil belajar Materi Menghargai Peninggalan Sejarah,

memberikan alternative pembelajaran yang aktif, kreatif efektif, dan

menyenangkan bagi siswa, serta meningkatkan mutu pembelajaran Materi

Menghargai Peninggalan Sejarah.

2. Bagi siswa : untuk meningkatkan pemahaman konsep Materi Menghargai

Peninggalan Sejarah sehingga pelajaran Materi Menghargai Peninggalan

Sejarah menjadi lebih sederhana.

3. Bagi sekolah : penelitian ini dapat menjadi salah satu alternatif model

pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

BAB II

11
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pengertian Hasil Belajar

Menurut Bloom (dalam Sudjana, 2012: 53) membagi tiga ranah

hasil belajar yaitu :

1. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari

enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesis, dan evaluasi.

2. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu

penerimaan, jawaban atau reaksi penilaian, organisasi, dan

internalisasi.

3. Ranah Psikomotorik

Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemauan

bertindak, ada enam aspek, yaitu: gerakan refleks, ketrampilan

gerakan dasar, ketrampilan membedakan secara visual, ketrampilan

dibidang fisik, ketrampilan komplek dan komunikasi.

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua factor

utama yaitu:

12
a. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya,

motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar,

ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.

b. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan,

terutama kualitas pengajaran.

Hasil belajar yang dicapai menurut Nana Sudjana, melalui proses

belajar mengajar yang optimal ditunjukan dengan ciri – ciri sebagai

berikut.

1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi

belajar intrinsic pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi

rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau

setidaknya mempertahankanya apa yang telah dicapai.

2. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu

kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang

tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.

3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan

lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari

aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan

mengembangkan kreativitasnya.

4. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif),

yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah

afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau prilaku.

5. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan

diri terutama dalam menilai hasil yang dicaPendidikan Bahasa

13
Inggrisnya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha

belajarnya.

Oleh karena itu, guru diharapkan dapat mencapai hasil belajar,

Setelah melaksanakan proses belajar mengajar yang optimal sesuai

dengan ciri-ciri tersebut di atas.

2.1.2 Strategi KWL (Know, Want to know, Learner)

1. Deskripsi Strategi KWL.

Menurut Ogle (2006) KWL Strategy merupakan strategi instruksional,

reading yang digunakan untuk membimbing siswa membaca sebuah teks

bacaan. Siswa mulai dengan Brainstrorming. Siswa diminta mengungkapkan

apa saja yang mereka ketahui mengenai sebualh topik. Informasi tersebut

direkam dalam bentuk catatan kecil dalam kolom K pada tabel KWL. Siswa

kemudian membuat sejumlah pertanyaan tentang apa yang ingin mereka

ketahui tentang topik yang disajikan dalam teks bacaan. Pertanyaan-

pertanyaan tersebut di tuliskan dalam kolom W pada tabel. Selama atau

setelah reading, siswa menjawab pertanyaan yang terdapat pada kolom W.

Informasi baru yang siswa pelajari dituliskan dalam kolom L pada tabel KWL.

Fisk and Hurst (2003: 211), KIVL Strategy, for comprehending the reading,
works so well, because it integrates all of modes of communication. When

using this strategy, students will be reading, writing, livening, and ,speaking

about the text. Menurut Michael Susan dalam jurnalnya (2008) Strategi KWL

dapat digunakan pada tiap tingkatan kelas. Strategi tersebut bekerja dengan

baik dengan tiap jenis teks. Dia juga menemukan bahwa strategi ini paling

14
baik diterapkan pada wacana eksposisi. Berdasarkan teori yang ada, peneliti

ingin membantu siswa memahami apa yang dibaca, guru akan mengajar

siswa dengan strategi pengajaran reading comprehension yang disebut

KWL. K merupakan kependekan dari Know, W merupakan kependekan dari

Want to know, dan L merupakan kependekan dari Learned.

2. Keuntungan penggunaan Strategi

Strategi KWL menguntungkan dalam banyak hal Ogle (2006).

menyatakan bahwa strategi ini dapat digunakan untuk brainstorming di awal

pelajaran untuk menemukan apa yang telala diketahui siswa Strategi KWL

dapat membantu siswa memonitor pemahaman mereka terhap bacaan. KWL

juga dimaksudkan sebagai latihan, untuk suatu kelompok belajar maupun

sebuah kelas, yang dapat membimbing siswa membaca dan memahami

sebuah teks bacaan. Strategi ini dapat digunakan siswa untuk bekerja sendiri,

tetapi diskusi akan lebih membantu memahami teks bacaan lebih baik.

Strategi KWL menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan

gagasan mereka di luar teks yang mereka baca.

3. Kelebihan dan Kekurangan Strategi KWL.

a. Kelebihan Strategi KWL

Strategi KWL merupakan sarana yang dapat digunakan untuk

meningkatkan reading comprehension siswa. Hal ini terjadi setelah siswa

mengerti bagaimana menggunakan strategi tersebut dengan benar untuk

memahami bacaan. Dalam proses memahami penggunaan KWL, siswa

memerlukan bimbingan dan pemaparan yang jelas. Setelah itu siswa dapat

mengisi kolom yang digunakan dalam Strategi KWL selangkah demi

selangkah. Pertama-tama mereka menulis informasi yang berhubungan

15
dengan topik yang disajikan guru atau peneliti di kolom K. Kemudaan siswa

dapat membuat pertanyaan dengan tujuan untuk mengetahui lebih dalam

tentang topik yang disajikan di dalam kolom W. Selanjutnva siswa dapat

menjawab pertanyaan yang terdapat pada kolom siswa tidak menemukan

jawaban di bacaan, siswa-mencarinya dari sumber lain. Jawaban-jawaban

tersebut diletakkan padat kolom L.

Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan strategi KWL

ini, siswa lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan reading. Mereka lebih

perhatian saat diperkenalkan dengan strategi KWL peneliti. Strategi ini

membangkitkan semangat siswa untuk mempelajari bacaan.

b. Kelemahan Strategi KWL

Strategi Kin merupakan hal baru balk bagi siswa m aupun guru. Siswa

memerlukan lebih banyak latiban untuk dapat menggunakan strategi tersebut

dengan tepat.

4. Pelaksanaan Strategi KWL di dalam kolas.

Ada 3 langkah dalam pengajaran reading, yaitu: pre-reading activity,

whilereading activity, dan post-reading activity. Berikut peranan dari Strategi

KWL pada tiap langkah:

a. Pre-Reading Activity

Menurut Boyton (Quistia.com), cara penerapan strategi KWL adalah

sebagai berikut:

• Memilih teks bacaan.

• Membuat tabel KWL.

16
• Mengajak siswa melakukan brainstorming tentang kosakata, istilah,

atau frase yang dapat dihubungkan dengan topik bacaan.

• Menanyakan kepada siswa apa yang mereka ketahui tentang topik

bacan.

• Meminta siswa menuliskan apa yang mereka ketahui tentang topik

bacaan di dalam kolom K.

Berdasarkan gagasan yang dikemukakan Boyton, peneliti akan

melaksanakan penelitian ini sebagai berikut:

Peneliti akan memilih teks bacaan yang akan digunakan di dalam

kegiatan belajar mengajar. Lalu peneliti akan membuat tabel KWL di

papan tulis atau di selembar kertas. Peneliti akan meminta siswa

menyalinnya untuk menulis informasi yang didapatkan dari teks bacaan.

Berikut contoh tabel KWL:

Tabel. 1 KWL Chart

K W L

Peneliti meminta siswa mengungkapkan kosakata, istilah, atau frase

yang mereka anggap berhubungan dengan topik bacaan lalu

menuliskannya dalam kolom K pada tabel KWL yang ada pada mereka.

Kegiatan ini dilaksanakan sampai para siswa kehabisan gagasan.

Peneliti melibatkan siswa dalam diskusi tentang apa yang mereka

tulis dalam kolom K. Untuk menstimulasi pengungkapan gagasan dari

siswa, guru memberikan dorongan seperi, “Tell me what you know

17
about...,”. Hal ini dilakukan juga untuk, memberikan siswa semangat

untuk menjelaskan hubungan antra topik dan gagasan siswa.

b. While-Rending Activity.

Peneliti meminta siswa membuat serangkaian pertanyaan tentang

apa yang ingin mereka ketahui banyak tentang topik bacaan berdasarkan

yang telah mereka tulis di dalam kolom K. Pertama-tama siswa menulis

kalimat di atas selembar kertas. Kemudian, siswa mengubah kalimat

tersebut meniadi pertanyaan sebelum menuliskannya.

Pertanyaanpertanyaan tersebut membantu siswa memfokuskan perhatian

mereka selama pembacaan teks bacaan. Pertanyaan-pertanyaan

tersebut dituliskan pada kolom W.

c. Post-Reading Activity

Pada tahapan ini, siswa menjawab pertanyaan di kolom W

selama atau setelah pembacaan teks bacaan lalu menuliskannya di

kolom L. Setelah itu, peneliti mendiskusikan informasi yang tercatat pada

kolom L dan memotivasi siswa mencari pertanyaan di dalam kolom W

yang tidak terjawab atau jawabannya tidak ditemukan di dalam teks

bacaan. Siswa harus mencari sumber lain untuk mengetahui jawaban dari

pertanyaan yang tidak terjawab.

2.1.3 Materi Menghargai Peninggalan Sejarah

1. Pendahuluan

Pernahkah kamu mengunjungi Candi Borobudur atau candi-candi yang

lain? CandiBorobudur termasuk peninggalan sejarah. Peninggalan sejarah

18
sangat penting bagi kita sekarang. Melalui peninggalan-peninggalan sejarah

kita tahu kejadian masa lampau. Bangsa kita memiliki banyak sekali

peninggalan sejarah. Kita harus menjaga peninggalan-peninggalan sejarah

itu. Dalam bab ini kamu akan belajar bentuk-bentuk peninggalan sejarah.

Setelah mempelajari bab ini, diharapkan kamu memiliki kemampuan berikut

ini.

1. Memahami pengertian peninggalan sejarah.

2. Menyebutkan contoh-contoh peninggalan sejarah yang ada di daerahmu

masing-masing.

3. Menceritakan secara singkat sejarah terjadinya atau sejarah nama

lingkungan tempat tinggal berdasarkan contoh.

4. Menampilkan sikap menghargai peninggalan-peninggalan sejarah yang

ada di lingkungan tempat tinggal.

A. Bentuk-bentuk Peninggalan Sejarah

Apakah peninggalan seiarah itu? Mari kita ambil contoh dalam hidup

sehari-hari. Apakah keluargamu mempunyai warisan? Biasanya kakek dan

nenek atau orang tua meninggalkan warisan. Warisan itu bisa berupa rumah,

tanah, sawah, uang, emas, pusaka, foto, buku, dan lain-lain. Semua barang

warisan itu disebut peninggalan.

Peninggalan ada hubungannya dengan masa lalu. Misalnya, kakek atau

nenekmu mewariskan rumah. Ketika kamu melihat rumah warisan itu, kamu

teringat kakek dan nenekmu. Kamu mungkin teringat akan wajah kakek dan

nenekmu. Kamu mungkin juga teringat akan kebiasaan mereka. Pendeknya,

peninggalan tersebut mengingatkan kita akan masa-masa yang lampau.Lalu

19
apa artinya peninggalan sejarah? Peninggalan sejarah artinya warisan masa

lampau yang mempunyai nilai sejarah. Jadi, bukan sembarang peninggalan.

Peninggalan sejarah membantu kita mengetahui apa yang terjadi di masa

lampau.

Apa saja bentuk peninggalan sejarah? Ada bermacam-macam bentuk

peninggalan sejarah. Peninggalan sejarah bisa berupa fosil, peralatan dari

masa lampau, prasasti, patung, bangunan, naskah/ tulisan, dan cerita atau

hikayat. Mari kita bahas lebih lanjut bentukbentuk peninggalan sejarah ini!

1. Fosil

Fosil adalah sisa-sisa tulang-belulang manusia dan hewan atau

tumbuhan yang membatu, tulang-belulang dan sisa-sisa tumbuhan itu

berasal dari masa purba. Mereka tertanam di lapisan tanah. Umumnya

fosil-fosil ini sudah berumur jutaan tahun. Dari fosil-fosil itu kita bisa

mengetahui kehidupan pada zaman purba.

Di beberapa tempat di Indonesia ditemukan berbagai fosil. Salah

satunya adalah fosil tengkorak manusia purba dari Sangiran (Jawa

Tengah). Fosil ini ditemukan pertama kali oleh E. Dubois. Dengan

penemuan ini, kita tahu bahwa di Jawa sudah ada manusia purba ribuan

tahun yang lalu.

2. Peralatan dari zaman dulu

Ada banyak peninggalan berupa peralatan yang dipakai pada zaman

dahulu. Peralatan itu dipakai untuk berburu, menangkap ikan, dan

bertani. Ada peralatan yang terbuat dari tulang, batu, dan logam. Dari

20
peninggalan ini kita bisa tahu kehidupan dan jenis pekerjaan orang pada

masa lampau.

3. Prasasti

Prasasti adalah tulisan-tulisan dari masa lampau. Tulisan ini ditulis pada

batu, emas, perak, perunggu, tembaga, tanah liat, alau tanduk binatang.

Prasasti umumnya berisi cerita tentang suatu kerajaan. Dari prasasti kita

bisa menemukan informasi tentang silsilah raja, perjanjian antar kerajaan,

hukum suatu kerajaan, agama yang dianut raja dan sebagainya.

Di Indonesia, ditemukan banyak sekali prasasti. Misalnya, Prasasti

Ciareuteun, Prasasti Yupa, dan Prasasti Kedukan Bukit. Prasasti-prasasti

itu umumnya berasal dari kerajaan-kerajaan yang pernah hidup dan

berkembang di Indonesia. Kebanyakan prasasti yang ditemukan di

Indonesia menggunakan bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa. Ada juga

prasasti yang menggunakan bahasa Melayu Kuno.

4. Patung (Arca)

Banyak sekali peninggalan sejarah berupa patung atau arca.

Kebanyakan patung atau arca ini berasal dari kerajaan Hindu dan

Buddha. Bentuk patung itu bermacam-macam. Ada patung dewa-dewa,

ada patung Buddha, ada patung raja dan ratu, dan ada juga patung yang

berupa binatang. Patung-patung itu terbuat dari batu, perunggu, atau

bahkan emas.

5. Bangunan

Bangunan yang mempunyai nilai sejarah sendiri ada bermacam-

macam. Bangunan yang bernilai sejarah antara lain candi, gedung,

21
tempat ibadat, benteng, istana, tugu/monumen, dan makam. Mari kita

mempelajarinya satu per satu!

a. Candi

Candi adalah bangunan kuno yang terbuat dari susunan batu. Candi

didirikan sebagai tempat untuk melaksanakan upacara keagamaan.

Di Indonesia, ditemukan banyak candi. Candi yang ada di Indonesia

merupakan peninggalan kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha.

Contoh peninggalan sejarah berupa candi antara lain Candi

Borobudur, Prambanan, Muaratakus, dan Mendut.

b. Gedung

Gedung adalah suatu bangunan rumah. Banyak gedung yang

mempunyai nilai sejarah. Misalnya, Gedung Stovia, Gedung Sumpah

Pemuda, Gedung Proklamasi (Jakarta).

c. Tempat Ibadah

Di Indonesia terdapat banyak sekali tempat ibadah,misalnya masjid,

gereja, kuil, pura dan kelenteng. Ada tempat ibadah yang sudah

dibangun ratusan tahun yang lalu. Contoh tempat ibadah yang bernilai

sejarah antara lain adalah Masjid Demak (Jawa Tengah), Gereja

Katedral Jakarta, dan Pura Besakih (Bali).

d. Benteng

Benteng adalah bangunan yang dipergunakan untuk

mempertahankan diri dari serangan musuh. Benteng-benteng yang

ada di Indonesia kebanyakan adalah peninggalan Belanda, Portugis,

22
dan Spanyol. Misalnya, Benteng Duurstede di Maluku, Benteng

Malbourough di Bengkulu, Benteng Vredeburg di Yogyakarta.

e. Istana

Istana adalah tempat tinggal raja atau pemimpin negara. Di Indonesia

ada banyak istana yang bernilai sejarah. Misalnya, Kraton

Yogyakarta, Kraton Cirebon, Istana Negara, dan Istana Bogor.

f. Tugu/ Monumen

Tugu atau monumen adalah suatu bentuk bangunan yang didirikan

untuk memperingati suatu peristiwa, Peristiwa itu dianggap penting

atau bersejarah. Misalnya, Tugu Pahlawan di Surabaya,

Tugu Proklamator di Jakarta, Monumen Yogja Kembali, Monas, dan

Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya.

g. Makam

Makam yang mempunyai nilai sejarah adalah tempat dikuburkannya

tokoh-tokoh penting dalam sejarah. MisaInya, makam Diponegoro di

Manado, makam Bung Karno di Blitar, makam raja-raja Yogyakarta

dan Surakarta di Imogiri.

6. Naskah

Contoh peninggalan sejarah berbentuk naskah/tulisan antara

lainbuku/kitab dan dokumen-dokumen penting. Contoh buku-buku

peninggalan sejarah antara lain Kitab Negara Kertagama, Kitab

Mahabarata, dan Kitab Sutasoma. Contoh dokumen penting adalah

Naskah Proklamasi, Naskah Supersemar, dan naskah-naskah

perjanjian.

23
3. Mengenal Sejarah Terjadinya Suatu Tempat dan Daerah

Kamu sudah mengenal peninggalan sejarah berupa benda-benda. Sekarang

kita akan membahas peninggalan sejarah dalam bentuk cerita. Ada cerita

lisan, ada juga cerita tertulis.

Setiap tempat memiliki sejarah. Coba tanyakan kepada orang tuamu tentang

sejarah tempat tinggalmu. Apakah orang tuamu tahu sejarah terjadinya

daerahmu? Mungkin mereka akan bercerita bahwa dulunya daerahmu adalah

sawah, atau tanah kosong tempat orang menggembalakan ternak, atau

rawarawa, hutan belantara yang angker, dan sebagainya.

Cerita tentang terjadinya suatu tempat atau daerah ada yang bersifat nyata.

Maksudnya, kejadian yang diceritakan memang terjadi. Namun, ada juga

yang berupa dongeng yang tidak nyata. Maksudnya, terjadinya suatu tempat

atau daerah tidak seperti yang diceritakan. Dalam bagian ini kita akan

mempelajari bentuk-bentuk cerita rakyat dan sejarah terjadinya suatu daerah.

1. Macam-macam cerita rakyat

Ada beberapa macam cerita rakyat. Misalnya legenda,mitos, dongeng,

fabel, dan sage. Bentuk-bentuk cerita ini mengisahkan terjadinya suatu

tempat secara tidak nyata. Meskipun demikian, ada pesan yang ingin

disampaikan. Pesan inilah yang seharusnya dipelajari. Mari kita bahas

bentuk cerita rakyat di atas.

a. Legenda

Legenda adalah cerita terjadinya suatu tempat. Banyak masyarakat

yang percaya cerita itu benar-benar terjadi. Legenda tidak dianggap

suci karena tidak ada tokoh dewa. Contoh legenda antara lain:

24
1. Cerita terjadinya gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat.

2. Cerita asal-usul nama Banyuwangi di Jawa Timur.

3. Cerita terjadinya Rawa Pening di Jawa Tengah.

4. Cerita terjadinya Danau Toba di Sumatera Utara.

Apakah di daerahmu ada legenda tentang terjadinya suatu tempat?

Kalau ada, coba ceritakan. Kalau kamu belum tahu, coba tanyakan

kepada guru atau orang tuamu. Mintalah guru atau orang tuamu

menceritakan legenda terjadinya Suatu tempat di lingkungan-mu.

Kamu juga bisa saling bercerita mengenai legenda Suatu tempat

dengan teman-temanmu.

Sekarang, mari kita simak salah satu contoh legenda. Berikut ini

adalah legenda terjadinya Gunung Tangkuban Prahu.

Terjadinya Gunung Tangkuban Prahu

Konon hiduplah seorang gadis cantik bernama Dayang Sumbi. Ia

adalah putri Prabu Sungging Perbangkara.Karena sumpahnyasendiri,

Dayang Sumbi harus menikah dengan seekor anjing. Namanya Si

Tumang. Dari pernikahan itu, lahirlah Sangkuriang.

Sangkuriang tidak tahu kalau Si Tumang adalah ayahnya. Suatu hari

karena jengkel Sangkuriang membunuh Si Tumang. Dayang Sumbi

sangat marah. Sangkuriang pun diusir.

Ketika dewasa, Sangkuriang bertemu dengan Dayang Sumbi. Ia jatuh

cinta pada Dayang Sumbi, Akhirnya, Sangkuriang melamar Dayang

25
Sumbi. Dayang Sumbi menolak lamaran itu. Ia tahu bahwa

Sangkuriang adalah anaknya sendiri.

Untuk menutupi penolakannya, Dayang Sumbi mengajukan

syaratyang sangat berat. Sangkuriang harus, membendung sungai

Citarum dan membuat sebuah perahu dalam satu malam. Namun,

ternyata Sangkuriang menyanggupi permintaan itu. Menjelang tengah

malam, Sangkuriang hampir menyelesaikan pekerjaannya.

Dayang Sumbi sangat terkejut. Ia pun melakukan tipu muslihat. Ia

menyuruh penduduk memukul lesung dan membakar jerami. Maka

segera terdengar kokok ayam jantan bersahutan.

Akhirnya, lamaran Sangkuriang tidak diterima. Sangkuriang sangat

marah dan kecewa. Ia menendang perahu yang hampir selesai

dibuatnya. Perahu itu pun terbalik. Kemudian perahu itu berubah

menjadi gunung. Gunung itu diberi nama Tangkuban Perahu.

Memang bentuk gunung itu seperti perahu yang terbalik.

Kira-kira apa pesan dari cerita di atas? Pesan yang dapat kita petik

antara lain sebagai berikut.

1. Jangan sembarangan mengucapkan Sumpah atau ujar.

2. Tidak mungkin seorang anak menikah dengan ibunya sendiri.

b. Mitos

Mitos adalah cerita yang dipercaya benar-benar terjadi, dianggap suci,

dan memiliki tokoh dewa. Contohnya, asal-usul candi Prambanan,

asal-usul Selat Bali, dan Putri Buruti Siraso (Sumatera Utara).

Perhatikan mitos mengenai asal-usul Candi Prambanan berikut.

26
Terjadinya Candi Prambanan

Pada zaman dahulu, berdirilah sebuah kerajaan di Pengging. Sang

raja mempunyai seorang putera. Nama puteranya itu Bandung

Bondowoso. Bandung Bondowoso adalah seorang pemuda yang

gagah dan Sakti.

Di Prambanan juga berdiri sebuah kerajaan. Rajanya bernama Ratu

Boko. Ratu Boko mempunyai seorang puteri yang sangat cantik.

Nama puteri itu Roro Jonggrang,

Kerajaan Pengging dan Prambanan bermusuhan. Terjadi peperangan

hebat antara kedua kerajaan itu. Awalnya Kerajaan Pengging kalah.

Bandung Bondowoso maju ke medan perang. Pengging dapat

mengalahkan Prambanan. Bandung Bondowoso berhasil membunuh

Prabu Boko.

Saat masuk istana Prambanan, Bandung Bondowoso melihat Roro

Jonggrang. Bandung Bondowoso langsung jatuh cinta. Bandung

Bondowoso ingin memperistri Roro Jonggrang. Namun, Roro

Jonggrang tidak mau diperistri. Ia tidak mau diperistri oleh pembunuh

ayahnya.

Bandung Bondowoso terus memaksa. Akhirnya, Roro Jonggrang mau

diperistri dengan satu syarat. Ia minta dibuatkan seribu candi dan dua

sumur yang sangat dalam satu Malam. Bandung Bondowoso

menyanggupi syarat itu.

27
Bandung Bondowoso minta bantuan makhluk-makhluk halus untuk

membangun seribu candi. Mereka segera bekerja keras setelah

matahari terbenam. Dengan cepat berdirilah candi-candi yang megah.

Pada tengah malam, tinggal satu candi yang belum berdiri. Roro

Jonggrang, terkejut melihat hal tersebut. Ia mencari akal untuk

menggagalkan usaha Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang

membangunkan gadis-gadis desa. Mereka disuruh menumbukpadi

sambil memukul-mukul lesung. Maka ayam jantan pun berkokok

bersahut-sahutan. Mendengar ayam jantan berkokok,

makhlukmakhluk halus segera menghentikan pekerjaannya. Mereka

menyangka sebentar lagi matahari akan terbit. Gagallah Bandung

Bondowoso mendirikan seribu candi.

Bandung Bondowoso sangat marah karma ditipu oleh Roro

Jonggrang. Dikutuklah Roro Jonggrang menjadi arca batu. Jadilah

Roro Jongrang arca besar di candi Prambanan. Candi Prambanan

sering juga disebut candi Roro Jonggrang.

c. Dongeng

Dongeng adalah cerita yang tidak pernah terjadi dalam kehidupan

nyata. Biasanya berupa cerita tentang keajaiban atau kesaktian.

Misalnya, dongeng Jaka Tarub, Timun Emas, Bawang Putih dan

Bawang Merah, dan sebagainya,

Sering kali peristiwa-peristiwa dalam dongeng tidak masuk akal.

Dongeng Bawang Putih Bawang Merah misalnya. Dongeng ini

menceritakan dua orang anak, Bawang Putih dan Bawang Merah.

28
Sifat kedua anak itu bertolak belakang. Bawang Merah jahat dan

Bawang Putih baik hati. Bawang Putih selalu disakiti oleh Bawang

Merah, Suatu ketika datanglah seorang pangeran dari kerajaan.

Pangeran itu mempersunting Bawang Putih menjadi istrinya. Dongeng

ini berasal dari daerah Betawi (Jakarta).

d. Fabel

Fabel termasuk cerita rakyat. Fabel berisi pendidikan moral, Biasanya

bercerita tentang kehidupan hewan atau binatang. Dalam fabel,

hewan-hewan bisa bicara seperti manusia. Kamu tentu mengetahui

cerita Kancil dan Buaya serta Kancil dan Siput, bukan. Dua cerita itu

adalah contoh fabel. Coba sebutkan contoh fabel-fabel lainnya.

e. Sage

Sage adalah cerita tentang tokoh kepahlawanan. Cerita seperti ini

banyak beredar di masyarakat. Tetapi sumbernya sulit ditemukan.

Biasanya merupakan sumber lisan.

2. Sejarah Terjadinya Suatu Daerah

Kamu sudah mengetahui macam-macam cerita rakyat. Banyak sekali

cerita rakyat yang menceritakan terjadinya suatu daerah. Kamu juga

sudah membaca contohnya. Harus kamu ingat, cerita-cerita itu tidak

mengisahkan kejadian sebenarnya. Meskipun demikian, tempat yang

diceritakan benar-benar ada.

Sekarang, kita akan membahas sejarah terjadinya suaut daerah. Sejarah

berbeda dengan cerita rakyat. Sejarah adalah cerita yang benar-benar

29
terjadi. Berikut ini contoh sejarah terjadinya dua kota atau tempat di

Indonesia.

a. Kisah terjadinya Jakarta

Pada zaman kerajaan Hindu Pajajaran, daerah Jakarta bernama

Sunda Kelapa. Sunda Kelapa adalah kota pelabuhan. Banyak kapal-

kapal dagang singgah di pelabuhan Sunda Kelapa. Para pedagang

datang dari Palembang, Makassar, Madura, dan Demak. Melalui

pelabuhan ini banyak barang dikirim ke luar negeri. Barang-barang itu

misalnya lada, beras, emas, sayur-sayuran, dan hewan potong.

Keramaian Sunda Kelapa menarik bangsa Portugis. Mereka mulai

menduduki Sunda Kelapa pada tanggal 21 Agustus 1522. Para

pedagang Portugis mulai membuat benteng. Kemudian mereka mau

menguasai Sunda Kelapa.

Pada masa ini Bangsa Portugis diserang pasukan Kerajaan Demak.

Penyerangan dipimpin oleh Fatahillah. Fatahillah berasal dari

Kerajaan Samudra Pasai yang berdiri di Aceh. Ia baru kembali dari

Mekkah. Ia memperdalam agama Islam di sana. Sesampai di tanah

air ia sangat sedih. Tanah airnya diduduki bangsa asing. Bangsa

asing itu adalah Bangsa Portugis.

Niatnya mengusir Bangsa Portugis semakin kuat. Namun, Fatahillah

tidak langsung menyerbu Sunda Kelapa. Mula-mula, ia pergi ke

Banten. Di Banten, Fatahillah menyebarkan ajaran Islam. Ia tidak

lama di Banten. Kemudian ia pindah ke Demak (Jawa Tengah)

dengan maksud sama. Makin lama, kedudukan Fatahillah makin kuat.

30
Akhirnya, ia memimpin pasukan Demak menyerbu Portugis. Peristiwa

itu terjadi pada tanggal 22 Juni 1527

Pasukan Demak tidak gentar menghadapi musuh. Pertempuran hebat

terjadi di pantai. Pasukan Demak berjuang dengan gagah berani.

Mereka berjuang sampai titik darah penghabisan. Setiap jengkal

tanah mereka pertahankan. Semangat untuk mengusir penjajah dari

tanah air membakar dada pasukan kerajaan Demak.

Akhirnya, pasukan Fatahillah menang. Portugis meninggalkan Sunda

Kelapa. Kemudian Fatahillah berkuasa di Sunda Kelapa. Sejak itu,

nama Sunda Kelapa diubah menjadi Jayakarta. Nama Jayakarta

berarti kemenangan yang sempurna. Nama itu dipakai untuk

mengenang kemenangan tentara Demak atas bangsa Portugis.

Kemudian, tanggal 22 Juni 1527 ditetapkan sebagai hari lahir kota

Jakarta. Nama Fatahillah sendiri diabadikan menjadi nama museum

di Jakarta.

Pada masa penjajahan Belanda Jayakarta berganti nama menjadi

Batavia. Sejak awal abad ke-20, Batavia menjadi pusat kekuasaan

Belanda. Batavia dikuasai Jepang pada tanggal 9 Maret 1942. Sejak

itu, nama Batavia diganti menjadi Jakarta sampai sekarang ini.

b. Kisah terjadinya Yogyakarta

Di Pulau Jawa bagian tengah terdapat Kesultanan Yogyakarta dan

Surakarta. Pada zaman dulu kedua kesultanan ini menjadi satu

dengan nama Mataram. Waktu itu lbu Kota Mataram adalah

31
Kertasura. Kertasura terletak sekitar 10 kilometer sebelah barat

Surakarta (Solo). Tahun 1742 Kerajaan Mataram jatuh karena sebuah

pemberontakan. Raja yang memerintah waktu itu adalah Susuhunan

Pakubuwono II. Raja dan seluruh anggota keluarga kerajaan

melarikan diri ke Surakarta (Solo).

Pusat pemerintahan pun beralih ke Surakarta. Waktu itu kerajaan

Mataram belum pulih benar. Raden Mas Said melancarkan

pemberontakan. Sebenarnya Raden Mas Said adalah kemenakan

raja sendiri. Kerajaan Mataram menjadi kacau balau. Pangeran

Mangkubumi mengajukan diri membantu mengatasi kekacauan.

Pangeran Mangkubumi adalah adik raja sendiri.

Bantuan Pangeran Mangkubumi tidak disetujui seorang pejabat

kerajaan. Pangeran Mangkubumi merasa kecewa. Dia bergabung

dengan Raden Mas Said.

Di bawah pimpinan Raden Mas Said pasukan pemberontak menyerbu

Surakarta. Raja Mataram merasa terdesak. Raja kemudian meminta

bantuan kolonial Belanda untuk meredakan pemberontakan.

Pemberontakan itu dapat digagalkan berkat bantuan tentara kolonial

Belanda.

Pada tahun 1752 pemberontakan berkobar lagi. Pemberontakan

berakhir dengan diadakannya sebuah perjanjian pada tanggal 15

Februari 1755. Namanya Perjanjian Giyanti. Berdasarkan perjanjian

32
itu Kerajaan Mataram dibagi menjadi dua, Mataram Surakarta

Hadiningrat dan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat. Susuhunan

Paku

Buwono III menjadi raja Mataram Surakarta Hadiningrat. Pangeran

Mangkubumi menjadi raja Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat.

Sebagai raja ia bergelar Sultan Hamengkubuwono I.

Untuk sementara Sultan Hamengkubuwono I tinggal di Ambar

Ketawang. Ia mencari tempat yang cocok untuk mendirikan pusat

kerajaan. Para punggawa akhirnya menemukan sebuah hutan.

NamanyaGarijitawati. Letaknyatidak jauh dari Desa Beringin. Di

sinilah kemudian didirikan pusat kerajaan. Tapi, kerajaan yang baru

ini belum memilikinama. Apa nama kerajaan baru ini?

Pangeran Mangkubumi dipercaya sebagai jelmaan Dewa Wisnu

dalam wujud Khrisna. Sebelumnya, Dewa Wisnu pernah menjelma

menjadi Sri Rahma. Raja Sri Rahma tinggal di kerajaan Ayodya.

Karena itu, cocok jika kerajaan yang baru ini diberi nama Ayodya.

Atau sering disingkat sebagai Yodya

Para pengikut Pangeran Mangkubumi berharap kerjaan baru ini

aman, tenteram, damai, dan sejahtera. Inilah sebabnya nama Yodya

kemudian ditambah dengan kala karta, artinya serba baik.

Demikianlah, kerajaan yang baru ini diberi nama Yodyakarta. Dalam

perkembangan selanjutnya, orang lebih mudah menyebut kerajaan ini

dengan nama Yogyakarta.

4. Menghargai Peninggalan Sejarah

33
Negara kita memiliki banyak sekali benda-benda peninggalan sejarah.

Benda-benda itu merupakan warisan masa lampau yang sangat berharga.

Benda-benda itu menjadi milik negara. Benda-benda itu menjadi milik seluruh

rakyat Indonesia.

Benda-benda peninggalan sejarah menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.

Misalnya, kita bangga mempunyai Candi Borobudur. Bayangkan, pada abad

ke-9 bangsa kita sudah mampu membuat bangunan semegah dan seindah

itu!

Sudah sepatutnya kita bersikap menghargai benda-benda peninggalan

sejarah. Apa saja bentuk penghargaan kita itu? Mari kita mulai dengan

kegiatan mendiskusikan berikut ini!

Kasus di atas menunjukkan peninggalan sejarah kurang dihargai.

Bendabenda purbakala tidak boleh diperjualbelikan. Apalagi untuk mencari

keuntungan pribadi. Seharusnya benda-benda peninggalan sejarah dihargai.

Bagaimana caranya? Mari kita beberapa bentuk penghargaan terhadap

benda-benda peninggalan sejarah.

1. Merawat dan menjaga benda-benda peninggalan sejarah

Banyak benda peninggalan sejarah berusia ratusan atau bahkan ribuan

tahun. Tak heran benda-benda tersebut rapuh. Bila tidak dirawat dengan

baik bisa rusak dan hancur.

Merawat benda-benda peninggalan sejarah merupakan tugas kita semua.

Tapi penanggungjawab utamanya adalah negara.

34
Bagaimana cara merawatnya? Cara menjaga danmerawat antara lain

sebagai berikut:

a. Membangun museum-museum untuk menyimpan benda-

bendapeninggalan sejarah.

b. Menjaga dan merawat daerah-daerah cagar budaya. Di daerah cagar

budaya biasanya terdapat banyak benda-benda peninggalan sejarah.

c. Turut menjaga agar benda-benda peninggalan sejarah tidak dirusak.

Benda-benda peninggalan sejarah harus diamankan dari tangan-

tangan jahil.

2. Mengunjungi tempat-tempat peninggalan sejarah

Pernahkah kamu mengunjungi sebuah museum? Kalaubelum cobalah

melakukannya. Amati benda-benda apasaja yang disimpan di

sana.Mengunjungi museum termasuk salah satu cara menghargai

peninggalan sejarah.

Kamu juga bisa mengunjungi peninggalan sejarah lainnya, misalnya:

a. candi,

b. makam pahlawan,

c. monumen, dan

d. istana.

3. Menggunakan benda-benda peninggalan sejarah secara benar Kamu

sudah tahu bahwa benda-benda peninggalan sejarah adalah kekayaan

negara. Kita harus menggunakan secara benar. Benda-benda itu boleh

digunakan untuk keperluan penelitian.

35
Benda-benda peninggalan sejarah juga boleh dikunjungi. Benda-benda

peninggalan sejarah bukan milik pribadi. Kita tidak memanfaatkannya

untuk kepentingan pribadi. Misalnya, kita tidak boleh memperjualbelikan

benda-benda peninggalan sejarah.

36
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Seting Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN 4 Jaar Kabupaten Barito

Timur Propinsi Kalimantan Tengah, yang berada di luar kota sekitar 14 km dari

kota Kabupaten. SDN 4 Jaar Kabupaten Barito Timur Propinsi Kalimantan

Tengah mempunyai fasilitas yang hampir lengkap dengan adanya Perpustakaan

yang kurang memadahi, Tidak ada Laboratorium IPA, Tidak ada Laboratorium

Komputer dan lain-lain. Dengan jumlah guru sebanyak 8 orang Guru Tetap terdiri

dari 3 guru laki-laki dan 5 guru perempuan serta 2 Tenaga administrasi.

3.2 Objek Penelitian

Objek Penelitian ini adalah Siswa Kelas IV SDN 4 Jaar, Kabupaten Barito

Timur, Kalimantan Tengah dengan jumlah siswa sebanyak 19, yang terdiri dari

11 siswa laki – laki dan 8 siswa perempuan.

3.3 Prosedur Penelitian

Waktu Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu

pada bulan September sampai dengan Nopember 2015. Penelitian ini pada

materi Materi Menghargai Peninggalan Sejarah diajarkan.Penelitian ini

direncanakan sebanyak 2 siklus masing – masing siklus 3 kali pertemuan.

Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas dengan Siklus.

1. Siklus I

Pada siklus ini membahas Materi Menghargai Peninggalan Sejarah.

37
a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan persiapan–persiapan untuk melakukan

perencanaan tindakan dengan membuat silabus, rencana pembelajaran, lembar

observasi guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan membuat alat evaluasi

berbentuk tes tertulis dengan model pilihan ganda.

b. Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini dilakukan :

1) Guru menjelaskan materi Materi Menghargai Peninggalan Sejarah secara

klasikal.

2) Pengorganisasian siswa yaitu dengan membentuk 3 kelompok, masing–

masing kelompok terdiri dari 5 orang siswa, kemudian LKS dan siswa diminta

untuk mempelajari LKS.

3) Dalam kegiatan pembelajaran secara umum siswa melakukan kegiatan

sesuai dengan langkah–langkah kegiatan yang tertera dalam LKS, diskusi

kelompok, diskusi antar kelompok, dan menjawab soal – soal. Dalam bekerja

kelompok siswa saling membantu dan berbagi tugas. Setiap anggota

bertanggung jawab terhadap kelompoknya.

c. Tahap Observasi

Pada tahapan ini dilakukan observasi pelaksanaan tindakan, aspek

yang diamati adalah keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran

menggunakan lembar observasi aktivitas dan respon siswa serta guru.

Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa diperoleh dari tes hasil belajar

siswa.

d. Tahap Refleksi

38
Pada tahap ini dilakukan evaluasi proses pembelajaran pada siklus I

dan menjadi pertimbangan untuk merencanakan siklus berikutnya.

Pertimbangan yang dilakukan bila dijumpai satu komponen dibawah ini

belum terpenuhi, yaitu sebagai berikut :

1. Siswa mencapai ketuntasan individual ≥ 70 %.

2. Ketuntasan klasikal jika ≥ 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan

individual yang diambil dari tes hasil belajar siswa.

2. Siklus II

Hasil refleksi dan analisis data pada siklus I digunakan untuk acuan

dalam merencanakan siklus II dengan memperbaiki kelemahan dan

kekurangan pada siklus I. Tahapan yang dilalui sama seperti pada tahap

siklus I.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam

PTK ini yaitu :

a. Observasi dilakukan oleh guru yang bersangkutan dan seorang

kolaborator untuk merekam perilaku, aktivitas guru dan siswa selama

proses pembelajaran berlangsung menggunakan lembar observasi.

b. Tes hasil belajar untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.

Instrumen yang digunakan pada Penelitian Tindakan Kelas ini

terdiri dari:

1. Lembar Test / ulangan harian untuk mengetahui hasil belajar


siswa.

39
2. Lembar observasi siswa untuk mengetahui tingkat motivasi
siswa.

3. Lembar observasi Guru untuk mengetahui kegiatan pembelajaran

yang dilakukan oleh Guru.

3.5 Teknik Analisa Data

Data hasil penelitian selanjutnya dianalisis secara Deskriptif,

seperti berikut ini :

1. Data tes hasil hasil belajar digunakan untuk mengetahui ketuntasan

Belajar siswa atau tingkat keberhasilan belajar pada materi

Materi Menghargai Peninggalan Sejarah dengan menggunakan

pembelajaran Kooperatif tipe Strategi KWL (Know, Want to know,

Learner). Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) secara individual jika

siswa tersebut mampu mencapai nilai 70.

Ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 70 ini

jumlahnya sekitar 85% dari seluruh jumlah siswa dan masing –

masing di hitung dengan rumus, menurut Arikunto (2012: 24) sebagai

berikut:

𝐹
𝑃= 𝑥 100%
𝑁

Dimana : P = Prosentase

F = frekuensi tiap aktifitas

N = Jumlah seluruh aktifitas

40
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi kondisi Awal

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa

rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode

ceramah pada Materi Menghargai Peninggalan Sejarah. Disamping itu

guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar

41
observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil

belajar. Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan

observer mendiskusikan lembar observasi.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada hari Senin 14

september 2015 dari pukul 07.00 s.d 08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran

yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan,

kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk

kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk

kegiatan inti adalah 40 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20

menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu

(1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking

berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan

dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan

icebreaking yang dilakukan guru.

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum

penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu,

selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi

siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa.

Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi

kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya

terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat

kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan

perbaikan.Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan

42
mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru

sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi

dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk

mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran

dengan metode ceramah, (2) siswa melakukan kilas balik tentang

pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan

keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.

c. Observasi

Partisipasi siswa Kelas IV SDN 4 Jaar ada peningkatan dalam

Kegiatan Pembelajaran pada kondisi awal setelah dilakukan penerapan

model ceramah. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa

terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil

masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran

berlangsung. Dengan adanya masalah yang terjadi pada kondisi awal,

maka kami bersama pengamat merefleksikan masalah tersebut agar

mampu diperbaiki pada siklus I dengan harapan semua siswa mampu

meningkatkan hasil belajarnya.

Partisipasi siswa Kelas IV SDN 4 Jaar dalam kegiatan belajar

mengajar Bahasa Inggris. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada

kondisi awal. Hasil belajar siswa pada kondisi awal menggunakan ceramah

dengan jumlah 15 terdapat 10 siswa atau 66,7 % yang tuntas dan yang

tidak tuntas ada 5 Siswa atau 33,3% yang tidak tuntas, dengan nilai

ratarata sebesar 71. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.

Tabel.2 hasil ulangan harian kondisi awal

43
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1 Raudatul Janah 70 Tuntas
2 Ariyanto 65 Tidak Tuntas
3 Norsita 70 Tuntas
4 Dini Amalia 70 Tuntas
5 Evie Atitah 80 Tuntas
6 Hajrianor 65 Tidak Tuntas
7 Jafri Rahmani 75 Tuntas
8 Lidya Sari 80 Tuntas
9 Muhammad Akmal 70 Tuntas
10 Muhamad Hafiz 60 Tidak Tuntas
11 Pahriah 70 Tuntas
12 Ramadhan Ilham 85 Tuntas
13 Wanda Nurya Sinta 60 Tidak Tuntas
14 Yona Putri Pratama 80 Tuntas
15 Amirudin 65 Tidak Tuntas
Jumlah 1065
Rata-rata 71
Ketuntasan Klasikal 66,7%

d. Refleksi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan

hasil belajar pada materi Materi Menghargai Peninggalan Sejarah

Multikultural dengan menerapkan Strategi KWL (Know, Want to know,

Learner) ternyata hasil yang didapat nilai rata-rata sebesar 71 dan secara

klasikal sebesar 66,7%. Hal ini masih jauh dari harapan. Oleh karena itu

refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil

belajar siswa pada materi Materi Menghargai Peninggalan Sejarah.

Pada kondisi awal terdapat kekurangan pemahaman siswa pada

materi bahan Materi Menghargai Peninggalan Sejarah. Menurut

pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama,

siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari

isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak

44
melakukan hal–hal di luar konteks pembelajaran, seperti bermain dengan

teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak

mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada

saat evaluasi di akhir pelajaran.

Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi

baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa

tersebut di atas, selanjutnyaakan diterapkan pada siklus I. Untuk

masalah yang pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada

setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi

semua. Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi

lengkap sehingga siswa lebih memahami materi pengelompokan baru,

agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya.

Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih

detail tentang materi Materi Menghargai Peninggalan Sejarah khususnya

untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok

dalam diskusi. Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini

penjelasannya dibantu oleh pengamat.

4.1.2 Deskripsi hasil siklus 1

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa

rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode

Pembelajaran Tipe Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) dengan

Materi Menghargai Peninggalan Sejarah. Disamping itu guru juga

45
membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi

aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar.

Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer

mendiskusikan lembar observasi.

2.Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan sebanyak 3 (tiga)

pertemuan yaitu:

1).Pertemuan ke-1, pada hari Senin 21 September 2015 dari pukul 08.10

s.d 09.20 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga

tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit,

sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 40 menit dan alokasi

kegiatan penutup sebesar 20 menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu

(1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking

berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan

dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan

icebreaking yang dilakukan guru.

Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat

mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan.

Untuk dapat menemukan berkaitan dengan Strategi KWL (Know, Want

to know, Learner), pertama-tama guru membagi siswa dalam 3 kelompok

dan setiapkelompok terdiri dari 5 orang siswa.

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum

penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu,

46
selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi

siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa.

Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi

kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya

terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat

kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan

perbaikan. Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan

mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru

sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi

dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk

mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran

menggunakan Strategi KWL (Know, Want to know, Learner), (2) siswa

melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3)

siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan

gembira.

2). Pertemuan ke-2, pada hari Rabu 23 September 2015 dari pukul

07.00 s.d 08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari

tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan

penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah

10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 40 menit

dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20 menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu

(1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking

berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan

47
dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan

icebreaking yang dilakukan guru.

Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat

mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan.

Untuk dapat menemukan berkaitan dengan Strategi KWL (Know, Want

to know, Learner), pertama-tama guru membagi siswa dalam 3 kelompok

dan setiapkelompok terdiri dari 5 orang siswa.

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum

penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu,

selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi

siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa.

Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi

kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya

terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat

kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan

perbaikan. Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan

mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru

sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi

dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk

mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran

menggunakan Strategi KWL (Know, Want to know, Learner), (2) siswa

melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3)

siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan

gembira.

48
3). Pertemuan ke-3, pada hari Sabtu 26 September 2015 dari pukul

07.00 s.d 08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari
tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan

penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah

10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 40 menit

dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20 menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu

(1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking

berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan

dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan

icebreaking yang dilakukan guru.

Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat

mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan.

Untuk dapat menemukan berkaitan dengan Strategi KWL (Know, Want

to know, Learner), pertama-tama guru membagi siswa dalam 5 kelompok

dan setiapkelompok terdiri dari 5 orang siswa.

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum

penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu,

selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi

siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa.

Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi

kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya

terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat

kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan

perbaikan. Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan

mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru

49
sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi

dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir Siklus I antara lain: melakukan evaluasi untuk

mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran

menggunakan Strategi KWL (Know, Want to know, Learner), berupa

ulangan harian.

3. Observasi

i. Hasil Belajar Siswa

Partisipasi siswa Kelas IV SDN 4 Jaar ada peningkatan dalam

Kegiatan Pembelajaran pada siklus 1 setelah dilakukan penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe Strategi KWL (Know, Want to

know, Learner). Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons

siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada

sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan

Pembelajaran berlangsung. Dengan adanya masalah yang terjadi

pada siklus I, maka kami bersama pengamat merefleksikan masalah

tersebut agar mampu diperbaiki pada siklus II dengan harapan

semua siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya.

Partisipasi siswa Kelas IV SDN 4 Jaar dalam kegiatan belajar

mengajar Pendidikan Bahasa Inggris. Hal ini terlihat dari hasil belajar

siswa pada siklus I. Hasil belajar siswa pada siklus I dengan

penerapan model pembelajaran menggunakan Strategi KWL (Know,

Want to know, Learner) dengan jumlah siswa 15 orang, terdapat 12

siswa atau 80% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 3 Siswa atau

20% yang tidak tuntas. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.

50
Tabel.3 hasil ulangan harian siklus I

No Nama Siswa Nilai Keterangan


1 Raudatul Janah 75 Tuntas
2 Ariyanto 65 Tidak Tuntas
3 Norsita 80 Tuntas
4 Dini Amalia 80 Tuntas
5 Evie Atitah 80 Tuntas
6 Hajrianor 65 Tidak Tuntas
7 Jafri Rahmani 80 Tuntas
8 Lidya Sari 85 Tuntas
9 Muhammad Akmal 70 Tuntas
10 Muhamad Hafiz 80 Tuntas
11 Pahriah 75 Tuntas
12 Ramadhan Ilham 100 Tuntas
13 Wanda Nurya Sinta 65 Tidak Tuntas
14 Yona Putri Pratama 90 Tuntas
15 Amirudin 70 Tuntas
Jumlah 1160
Rata-rata 77,3
Ketuntasan Klasikal 80%

ii. Aktifitas Siswa

Hasil penelitian pengamat terhadap aktivitas siswa selama

kegiatan belajar yang menerapkan model Strategi KWL (Know, Want to

know, Learner) pada Materi Menghargai Peninggalan Sejarah pada siklus

1 adalah rata–rata 3,08 berarti termasuk kategori baik. Data

selengkapnya dapat dilihat pada table berikut:

Tabel. 4 Aktifitas siswa

NO ASPEK PENGAMATAN SKOR KET


1 Memperhatikan penjelasan Guru 3
2 Mempelajari LKS dengan 3
sungguhsungguh
3 Melakukan kegiatan sesuai LKS 4
4 Mencatat hasil kegiatan sesuai LKS 3
5 Diskusi kelompok tentang hasil 3
kegiatan

51
6 Menyusun hasil kegiatan 3
7 Mempresentasikan hasil kegiatan 3
kelompok
8 Menghargai gagasan teman 3
9 Menyampaikan gagasan pada 3
kelompok
10 Mengambil keputusan/ kesimpulan 3
kelompok
11 Memberi tanggapan pada kelompok 3
lain
12 Bertanggung jawab dan disiplin 3
kerja
13 Mencatat hasil kesimpulan 3
Jumlah 41
Rata-rata 3,08 Baik
Keterangan :
0 - 1,49 = kurang baik

1,5 - 2,49 = Cukup

2,5 - 3,49 = Baik

3,5 - 4,0 = Sangat Baik

Untuk mengetahui respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran

yang mereka jalani dengan menggunakan Strategi KWL (Know, Want to

know, Learner) digunakan angket yang diberikan kepada siswa setelah

seluruh proses pembelajaran selesai. Hasil angket respons siswa

terhadap pembelajaran kooperatif tipe Strategi KWL (Know, Want to

know, Learner), ditunjukan pada tabel 4 di bawah ini yang merupakan

rangkuman hasil angket tentang tanggapan 15 siswa terhadap model

pembelajaran kooperatif tipe Strategi KWL (Know, Want to know,

Learner) yang diterapkan selama kegiatan pembelajaran materi Materi

Menghargai Peninggalan Sejarah, siswa secara umum memberikan

tanggapan yang positif selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan

senang, siswa juga merasa senang dengan LKS yang digunakan,

52
suasana kelas, maupun cara penyajian materi oleh guru, dan model

pembelajaran yang baru mereka terima, selama kegiatan pembelajaran

berlangsung siswa juga merasa senang karena bisa mmenyatakan

pendapat, dan siswa merasa memperoleh manfaat dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Strategi KWL (Know, Want to know,

Learner).

Tabel 5 Respons siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe

Strategi KWL

No Uraian Tanggapan Siswa


. Senang Tidak Senang
F % F %
1. Bagaimana perasaan kamu selama 14 93,3 1 6,7
mengikuti kegiatan pembelajaran ini ?
Senang Tidak Senang
F % F %
2. Bagaimana perasaan kamu terhadap :
a. Materi pelajaran 15 100 0 0
b. Lembar kerja siswa (LKS) 13 86,6 2 13,4
c. Suasana Belajar di Kelas 14 93,3 1 6,7
d. Cara penyajian materi oleh guru 15 100 0 0
Sulit Tidak Sulit
F % F %
3. Bagaimana pendapat kamu Mengikuti 14 93,3 2 6,7
pembelajaran ini
Tidak
Bermanfaat
Bermanfaat
F % F %
4. Apakah pembelajaran ini bermanfaat 15 100 0 0
bagi kamu ?
Baru Tidak Baru
F % F %
5. Apakah pembelajran ini baru bagi kamu? 15 100 0 0
Ya Tidak
F % F %
6. Apakah kamu menginginkan pokok 14 93,3 1 6,7
bahasan yang lain menggunakan
Strategi KWL (Know, Want to know,

53
Learner)?

Keterangan : F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran

Menggunakan Strategi KWL (Know, Want to know,

Learner)

N=Jumlah: 15 orang

iii. Aktifitas Guru

Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola

kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Strategi KWL (Know, Want to

know, Learner) ditunjukan pada tabel 4, bahwa pengelolaan

pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) dalam materi pelajaran

Menghargai Peninggalan Sejarah pada siklus I sebesar 2.75 yang berarti

termasuk kategori baik. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 6. Data Hasil Pengamatan Aktifitas Guru

Skor pengamatan
No. Aspek yang diamati
Siklus I Keterangan
1. Pesiapan 3,0 Baik
2. Pendahuluan 2,5 Baik
3. Kegiatan Pokok 2,5 Baik
4. Penutup 3,0 Baik
Rata – Rata 2,75 Baik
Keterangan :

0 - 1,49 = kurang baik

1,5 - 2,49 = Cukup

2,5 - 3,49 = Baik

3,5 - 4,0 = Sangat Baik

4. Refleksi

54
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan

hasil belajar pada Materi Menghargai Peninggalan Sejarah dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Strategi KWL (Know,

Want to know, Learner). Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan

difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada Materi Menghargai

Peninggalan Sejarah.

Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada

Materi Menghargai Peninggalan Sejarah. Menurut pengamat, ada

beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak

fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang

tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal–hal di

luar konteks pembelajaran, seperti bermain dengan teman

sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu

menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat

evaluasi di akhir pelajaran.

Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi

baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa

tersebut di atas, selanjutnyaakan diterapkan pada siklus II. Untuk

masalah yang pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada

setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi

semua. Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi

lengkap sehingga siswa lebih memahami materi pengelompokan baru,

agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya.

Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih

detail tentang Materi Menghargai Peninggalan Sejarah khususnya untuk

55
pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam

diskusi. Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya

dibantu oleh pengamat.

3. Deskripsi siklus II

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa

rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode

Pembelajaran Tipe Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) dengan

memperbaiki kekurangan pada siklus I pada materi Materi Menghargai

Peninggalan Sejarah. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja

Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa.

Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar.Sebelum pelaksanaan

tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar

observasi.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan sebanyak 3 (tiga)

pertemuan yaitu:

1).Pertemuan ke-1, pada hari Senin 28 September 2015 dari pukul 08.10

s.d 09.20 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga

tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

56
Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit,

sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 40 menit dan alokasi

kegiatan penutup sebesar 20 menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu

(1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking

berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan

dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan

icebreaking yang dilakukan guru.

Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat

mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan.

Untuk dapat menemukan berkaitan dengan Strategi KWL (Know, Want

to know, Learner), pertama-tama guru membagi siswa dalam 4 kelompok

dan setiapkelompok terdiri dari 3-4 orang siswa.

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum

penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu,

selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi

siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa.

Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi

kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya

terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat

kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan

perbaikan. Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan

mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru

sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi

dan diberi penguatan.

57
Kegiatan akhir antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk

mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran

menggunakan Strategi KWL (Know, Want to know, Learner), (2) siswa

melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3)

siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan

gembira.

2). Pertemuan ke-2, pada hari Rabu 30 September 2015 dari pukul

07.00 s.d 08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari

tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan

penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah

10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 40 menit

dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20 menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu

(1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking

berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan

dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan

icebreaking yang dilakukan guru.

Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat

mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan.

Untuk dapat menemukan berkaitan dengan Strategi KWL (Know, Want

to know, Learner), pertama-tama guru membagi siswa dalam kelompok

dan setiapkelompok terdiri dari 3-4 orang siswa.

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum

penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu,

selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi

siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa.

58
Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi

kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya

terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat

kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan

perbaikan. Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan

mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru

sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi

dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk

mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran

menggunakan Strategi KWL (Know, Want to know, Learner), (2) siswa

melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3)

siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan

gembira.

3). Pertemuan ke-3, pada hari Sabtu 3 Oktober 2015 dari pukul

07.00 s.d 08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari

tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan

penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah

10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 40 menit

dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20 menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu

(1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking

berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan

dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan

icebreaking yang dilakukan guru.

59
Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat

mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan.

Untuk dapat menemukan berkaitan dengan Strategi KWL (Know, Want

to know, Learner), pertama-tama guru membagi siswa dalam kelompok

dan setiapkelompok terdiri dari 3-4 orang siswa.

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum

penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu,

selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi

siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa.

Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi

kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya

terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat

kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan

perbaikan. Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan

mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru

sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi

dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir Siklus II antara lain: melakukan evaluasi untuk

mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran

menggunakan Strategi KWL (Know, Want to know, Learner), berupa

ulangan harian.

4.Observasi

1) Hasil Belajar Siswa

Partisipasi siswa Kelas IV SDN 4 Jaar ada peningkatan dalam Kegiatan

Pembelajaran pada siklus II setelah dilakukan penerapan model pembelajaran

60
kooperatif menggunakan Strategi KWL (Know, Want to know, Learner). Hal ini

dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan

Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada

saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung.

Partisipasi siswa Kelas IV SDN 4 Jaar dalam kegiatan belajar mengajar

Pendidikan Bahasa Inggris. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada siklus II.

Hasil belajar siswa pada siklus II dengan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) dengan jumlah 15

siswa, terdapat 14 siswa atau 93% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 1

Siswa atau 7% yang tidak tuntas dan nilai rata-rata sebesar 81,7. Data dapat

dilihat pada tabel 5 dibawah ini.

Tabel 7. Hasil ulangan harian pada siklus II

No Nama Siswa Nilai Keterangan


1 Raudatul Janah 80 Tuntas
2 Ariyanto 70 Tuntas
3 Norsita 85 Tuntas
4 Dini Amalia 80 Tuntas
5 Evie Atitah 90 Tuntas
6 Hajrianor 80 Tuntas
7 Jafri Rahmani 80 Tuntas
8 Lidya Sari 85 Tuntas
9 Muhammad Akmal 80 Tuntas
10 Muhamad Hafiz 80 Tuntas
11 Pahriah 80 Tuntas
12 Ramadhan Ilham 100 Tuntas
13 Wanda Nurya Sinta 65 Tidak Tuntas
14 Yona Putri Pratama 100 Tuntas
15 Amirudin 70 Tuntas
Jumlah 1225
Rata-rata 81,7
Ketuntasan Klasikal 93%

61
Keterangan :

F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe

Strategi KWL (Know, Want to know, Learner)

N = Jumlah: 15 orang

2) Aktifitas Guru

Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola

kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Strategi KWL (Know, Want to

know, Learner) ditunjukan pada tabel 8, bahwa pengelolaan

pembelajaran dengan penerapan Strategi KWL (Know, Want to know,

Learner) dalam materi pelajaran Menghargai Peninggalan Sejarah pada

siklus I sebesar 3,25 yang berarti termasuk kategori baik. Data dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 8. Data Peniliaian pengelolaan pembelajaran menggunakan

Strategi KWL (Know, Want to know, Learner)

Skor pengamatan
No. Aspek yang diamati
Siklus II Keterangan
1. Pesiapan 3,0 Baik
2. Pendahuluan 3,0 Baik
3. Kegiatan Pokok 3,0 Baik
4. Penutup 4,0 Baik
Rata – Rata 3,25 Baik
Keterangan :
0 - 1,49 = kurang baik

1,5 - 2,49 = Cukup

2,5 - 3,49 = Baik

3,5 - 4,0 = Sangat Baik

3) Refleksi

62
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan

hasil belajar pada Materi Menghargai Peninggalan Sejarah dengan

menerapkan model pembelajaran menggunakan Strategi KWL (Know,

Want to know, Learner). Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan

difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada materi Materi

Menghargai Peninggalan Sejarah.

Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada

Materi Menghargai Peninggalan Sejarah. Menurut pengamat, ada

beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak

fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang

tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal – hal

di luar konteks pembelajaran, seperti bermain dengan teman

sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu

menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat

evaluasi di akhir pelajaran.

Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi

baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut

di atas, selanjutnya akan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang

pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok

untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara

demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa

lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa

yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga,

peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang materi Menghargai

Peninggalan Sejarah khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak

63
mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi.Disamping itu untuk

masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.

B. Pembahasan

1. Hasil Belajar

Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar evaluasi kondisi awal

siswa Kelas IV SDN 4 Jaar untuk Materi Menghargai Peninggalan Sejarah

dengan model pembelajaran mengunakan Strategi KWL (Know, Want to know,

Learner) diperoleh nilai rata – rata kondisi awal sebesar 71 dengan nilai tertinggi

adalah 85 terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 60 terdapat 4 orang dengan

ketentusan belajar 66,7% dan yang tidak tuntas 33,3%.

Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar siswa Kelas IV SDN 4

Jaar pada siklus 1 untuk Materi Menghargai Peninggalan Sejarah dengan model

pembelajaran, Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) diperoleh nilai rata –

rata siklus 1 sebesar 77,3 dengan nilai tertinggi adalah 100 terdapat 1 orang dan

nilai terendah adalah 65 terdapat 3 orang dengan ketentusan belajar 80% dan

yang tidak tuntas 20%.

Sedangkan pada siklus II untuk materi Materi Menghargai Peninggalan

Sejarah sub (3) Kerja Sama di Lingkungan Kelurahan/Desa diperoleh nilai rata –

rata siklus II sebesar 81,7 dengan nilai tertinggi adalah 100 terdapat 1 orang dan

nilai terendah adalah 65 terdapat 1 orang dengan ketuntasan belajar 93% dan

yang tidak tuntas 7%. Berdasarkan data hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus

II menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa Kelas IV SDN 4

64
Jaar tahun pelajaran 2015/2016 menunjukan peningkatan hasil belajar

siswa pada materi yang sama yaitu Menghargai Peninggalan Sejarah. Hal ini

disebabkan pada siklus I dan siklus II menunjukan peningkatan hasil belajar

siswa pada materi yang sama yaitu Menghargai Peninggalan Sejarah. Hal ini

disebabkan pada siklus I dan siklus II Sudah menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Strategi KWL (Know, Want to know, Learner).

2. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang

menerapkan Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) pada materi

Menghargai Peninggalan Sejarah menurut penilaian pengamat termasuk kategori

baik semua aspek aktivitas siswa. Adapun aktivitas siswa yang dinilai oleh

pengamat adalah aspek aktivitas siswa: mendengar dan memperhatikan

penjelasan guru, kerja sama dalam kelommpok, bekerja dengan menggunakan

alat peraga, keaktifan siswa dalam diskusi, memperesentasikan hasil diskusi,

menyimpulkan materi, dan kemampuan siswa menjawab pertanyaan dari guru.

Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan aktivitas siswa yang

paling dominan dilakukan yaitu bekerja sama mengerjakan LKS dan berdiskusi.

Hal ini menunjukan bahwa siswa saling bekerja sama dan bertanggung jawab

untuk mendapatkan hasil yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat santoso

(dalam anam, 2000:50) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif

mendorong siswa dalam kelompok belajar, bekerja dan bertanggung jawab

dengan sungguh–sungguh sampai selesainya tugas– tugas individu dan

kelompok.

3. Pembelajaran Strategi KWL (Know, Want to know, Learner)

65
Kemampuan guru dalam pengelolaan model pembelajaran kooperatif tipe

Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) menurut hasil penilaian

pengamat termasuk kategori baik untuk semua aspek. Berarti secara

keseluruhan guru telah memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola

Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) pada Materi Menghargai

Peninggalan Sejarahl. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibrahim (2000), bahwa

guru berperan penting dalam mengelola kegiatan mengajar, yang berarti guru

harus kreatif dan inovatif dalam merancang suatu kegiatan pembelajaran di

kelas, sehingga minat dan motivasi siswa dalam belajar dapat ditingkatkan.

Pendapat lain yang mendukung adalah piter (dalam Nur dan Wikandari 1998).

Kemampuan seorang guru sangat penting dalam pengelolaan pembelajaran

sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung efektif dan efisien.

4.Respons siswa Terhadap pembelajaran menggunakan Strategi KWL (Know,

Want to know, Learner)

Berdasarkan hasil angket respons siswa terhadap model pembelajran

kooperatif tipe Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) yang diterapkan

oleh peneliti menunjukan bahwa siswa merasa senang terhadap materi

pelajaran. LKS, suasana belajar dan cara penyajian materi oleh guru. Menurut

siswa, dengan model pembelajaran kooperatif tipe Strategi KWL (Know, Want

to know, Learner) mereka lebih mudah memahami materi pelajaran interaksi

antara guru dengan siswa dan interaksi antar siswa tercipta semakin baik

dengan adanya diskusi, sedangkan ketidak senangan siswa teerhadap model

pembelajran kooperatif tipe Strategi KWL (Know, Want to know, Learner)

disebabkan suasana belajar dikelas yang agak ribut.

66
Seluruh siswa (100%) berpendapat baru mengikuti pembelajran dengan

Strategi KWL (Know, Want to know, Learner). Siswa merasa senang apalagi

pokok bahasan selanjutnya menggunakan Strategi KWL (Know, Want to

know, Learner), dan siswa merasa bahwa model pembelajaran kooperatif

menggunakan Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) bermanfaat bagi

mereka, karena mereka dapat saling bertukar pikiran dan materi pelajaraan

yang didapat mudah diingat.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Hasil penelitian kondisi awal menggunakan ceramah diperoleh nilai rata –

rata kondisi awal sebesar 71 dengan nilai tertinggi adalah 85 terdapat 1 orang

67
dan nilai terendah adalah 60 terdapat 4 orang dengan ketentusan belajar 66,7%

dan yang tidak tuntas 33,3%.

Hasil penelitian pada siklus 1 dengan model pembelajaran, Strategi KWL

diperoleh nilai rata – rata siklus 1 sebesar 77,3 dengan nilai tertinggi adalah 100

terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 65 terdapat 3 orang dengan

ketentusan belajar 80% dan yang tidak tuntas 20%.

Sedangkan pada siklus II diperoleh nilai rata – rata siklus II sebesar 81,7

dengan nilai tertinggi adalah 100 terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 65

terdapat 1 orang dengan ketuntasan belajar 93% dan yang tidak tuntas 7%.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

Penggunaan Strategi KWL dapat meningkatkan hasil belajar Materi Menghargai

Peninggalan Sejarah Siswa Kelas IV SDN 4 Jaar.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan saran–

saran, yaitu:

1) Kepada guru yang mengalami kesulitan yang dapat menerapkan Strategi

KWL (Know, Want to know, Learner) sebagai alternatif untuk

meningkatkan kualitas proses belajar mengajar kelas.

2) Kepada guru–guru yang ingin menerapkan Strategi KWL (Know, Want to

know, Learner) disarankan untuk membikin Strategi KWL (Know, Want to

know, Learner) yang lebih menarik dan bervariasi.

68
69
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1997.Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara

Depdiknas. 2003.UU RI No.20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional.

Jakarta: Depdiknas

--------------. 2004. Standar Kompetensi Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas

--------------.2005. PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Jakarta: Depdiknas

-------------. 2007. Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.

Jakarta: Depdiknas

-------------. 1999. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang


Pendidikan. Jakarta: Depdikbud

Ibrahim, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. UNESA: University Press.

Kemdiknas.2011.Membimbing Guru dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:

Kemdiknas

70
-------------. 2011. Paikem Pembelajaran Aktif Inovatif

Kreatif Efektif dan Menyenangkan. Jakarta: Kemdiknas

Ngalim, Purwanto. 2008. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:PT

Remaja Rosda Karya

Ngalim, Purwanto. 2003. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung:PT Remaja Rosda Karya

Sudjana, Nana. 2012. Tujuan Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Suyatno. 2009. Pembelajaran Kooperatif Tipe Strategi Kwl (Know, Want

To Know, Learner). Surakarta: Tiga Serangkai

PEDOMAN OBSERVASI GURU


1.: Nama
.......................................................................
Sekolah
2. Nama
: .......................................................................
Guru
3. Mata
: .......................................................................
Pelajaran
4. Kelas /
: .......................................................................
Semester

71
5. Hari /
Tanggal : .......................................................................
No Uraian Kegiatan YA / ADA Tida Nil Catatan
k ai
Bai Kuran ada
k g baik

1 2 3 4 5 6 7

1 PERSIAPAN
a Silabus
b. Program / Rencana
Pembelajaran Semester
c. Buku nilai : yang memuat nilai
ulangan
. harian, ujian blok, ujian
remedi, nilai tugastugas
lainnya
2 KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. PENDAHULUAN
a. Pretest/persepsi
b. Motivasi siswa/mengecek
kesiapan
c. siswaMemberitahukan topik
pembelajaran :
B. KEGIATAN POKOKSK/KD
a. Penyiapan Materi Pelajaran
b. Penyiapan Media
c. Penyajian materi
- Pengelompokkan siswa
- Pembagian kartu soal
dan kartu
jawaban -Siswa
mengerjakan soal secara
kelompok -Siswa
mencari jawaban yang
cocok dengan cara
-Siswa mencatat jawaban
pada buku
C PENUTUPANcatatan
. a. Post Test
b. Membuat rangkuman /
kesimpulan
c. Memberikan tugas /
Pekerjaan Rumah
(PR) Jumlah
Rata – rata

72
Kesimpulan :.........................................................................................

Saran / Pembinaan :.........................................................................................

Pengamat/Observer,

.....................................

PEDOMAN OBSERVASI SISWA

Hari/Tanggal :

Kelas :

Materi :

Nama Guru :

NO ASPEK PENGAMATAN KOMENTAR KET


1 Memperhatikan penjelasan Guru
2 Mempelajari LKS dengan
sungguh-sungguh
3 Melakukan kegiatan sesuai LKS
4 Mencatat hasil kegiatan sesuai
LKS
5 Diskusi kelompok tentang hasil
kegiatan
6 Menyusun hasil kegiatan
7 Mempresentasikan hasil kegiatan
kelompok
8 Menghargai gagasan teman
9 MenyamPendidikan Bahasa
Inggriskan gagasan pada
kelompok
10 Mengambil keputusan/
kesimpulan kelompok
11 Member tanggapan pada

73
kelompok lain
12 Bertanggung jawab dan disiplin
kerja
13 Memcatat hasil kesimpulan

Pengamat,

………………..………

LEMBAR RESPONDEN SISWA

Nama Siswa :…………………………………..

Kelas :………………………………….. Hari/Tanggal :

…………………………………..

NO URAIAN YA TIDAK KET


1 Apakah kamu merasa senang selama mengikuti
kegiatan pembelajaran ini ?
2 Apakah kamu merasa senang terhadap Materi
pelajaran?
3 Apakah kamu merasa senang menggunakan
Lembar kerja siswa (LKS)?
4 Apakah kamu merasa senang Suasana Belajar di
Kelas ini?
5 Apakah kamu merasa senang Cara penyajian materi
oleh guru?
6 Apakah kamu merasa sulit Mengikuti pembelajaran
ini?
7 Apakah pembelajaran ini bermanfaat bagi kamu ?
8 Apakah pembelajran ini baru bagi kamu?
9 Apakah kamu menginginkan pokok bahasan yang
lain menggunakan model kooperatif tipe Strategi
KWL (Know, Want To Know, Learner)?
JUMLAH

74
Responden,

……………………………….

DAFTAR HADIR SEMINAR

Hari / Tanggal :

Pukul :

Tempat :

TANDA
NO NAMA UNIT KERJA JABATAN
TANGAN
1 Narasumber
2 Penyaji
3 Moderator
4 Notulis
5 Pembahas I
6 Pembahas II
7 Peserta
8 Peserta
9 Peserta
10 Peserta
11 Peserta
12 Peserta
13 Peserta

75
14 Peserta
15 Peserta
16 Peserta
Mengetahui:
Kepala Sekolah, Notulis,

............................................... .......................................................
NIP. NIP. ...............................................

76

Anda mungkin juga menyukai