Oleh :
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui/Menyetujui :
SUDIONO,S.Pd.SD
NIP 195809011982021002 NINI YULIANI, S.Pd.I
NIP.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Alloh SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya kepada
penulis, sehingga dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul " Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI( Team Assisted Individualization) Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Konduktor Dan Isolator Panas Di Kelas
VI SD Negeri 26 Kota Pagaralam”
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini
masih terdapat kelemahan baik dalam penyusunan, dan itu semua semata-mata merupakan
keterbatasan dalam pengalamam menyusun Penelitian Tindakan Kelas, mudah-mudahan
Penelitian Tindakan Kelas ini banyak manfaatnya terutama bagi para guru umumnya bagi
dunia pendidikan..
Akhirnya kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi
perbaikan makalah ini
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kualitas pendidikan meliputi diberbagai sektor dan jenjang pendidikan, termasuk
jenjang pendidikan dasar. Keberhasilan pendidikan banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor
termasuk guru. Guru yang profesional akan selalu berupaya untuk meningkatkan pemahaman
siswa terhadap materi yang diajarkan. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang
dirinci sebagai berikut :
1. Mendidik adalah usaha sadar untuk meningkatkan dan menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi perannya dimasa yang akan datang.
2. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan diri melalui proses
pendidikan pada jalur dan jenjang pendidikan tertentu. Peserta didik adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan diri melalui proses pendidikan pada jalur dan
jenjang pendidikan tertentu. (Ngalim Purwanto, 1997: 42)
Dalam upaya meningkatkan proses belajar, guru harus berupaya menciptakan strategi
yang cocok, sebab dalam proses belajar mengajar yang bermakna, keterlibatan siswa
sangatlah penting, hal ini sesuai dengan pendapat Muhamad Ali, (1983 : 12) yang
menyebutkan bahwa kadar pembelajaran akan bermakna apabila :
1. Adanya keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar.
2. Adanya keterlibatan intelektual-emosional siswa baik melalui kegiatan menganalisa, berbuat
dan pembentukan sikap.
3. Adanya keikutsertaan siswa secara kreatif dalam menciptakan situasi yang cocok untuk
berlangsungnya proses belajar mengajar.
Dari 17 siswa kelas VI SDN 26 Tahun Ajaran 2013/2014 yaitu 12 laki-lakidan 5
parempuan .Hanya 5 orang yang tuntas belajar,hal ini mendorong kami untuk melakukan
Penelitian Tindakan Kelas ini.
Berkenaan dengan hal tersebut di atas, model Pembelajaran Kooperatif Tipe
TAI dalam pembelajaran akan lebih bermakna, sebab dengan menggunakan model
Pembelajaran kooperatif Tipe TAI siswa akan terlibat secara langsung dalam proses
pembelajaran.
Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah
dasar, dan merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang
terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian
proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan.
Kehadiran medel Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dalam pembelajaran IPA akan
lebih mempermudah bagi guru dalam menyampaikan materi yang akan diajarkan kepada
siswa.
Berdasarkan hasil renungan yang penulis lakukan setelah melaksanakan pembelajaran
IPA tentang konduktor dan isolator panas, yang dilanjutkan dengan evaluasi, tetapi hasilnya
tidak memuaskan, maka penulis sebagai guru kelas menyadari bahwa kesalahan berada pada
guru bukan pada siswa, antara lain pembelajaran berpusat pada guru, keterlibatan siswa
dalam pembelajaran kurang ada kesempatan untuk terlibat langsung dalam proses
pembelajaran yang mengakibatkan siswa pasif dan hasil evaluasi.Dari 17 siswa hanya 5
orang yang tuntas belajar.Dangan KKM Mata pelajaran IPA 60,berlatar belakang dari
permasalahan tersebut, dipandang perlu melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas, sebab
Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki
dan meningkatkan mutu pembelajaran yang bersifat individual dan luwes. (Kasihani
Kasbolah, 1998:22).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dijadikan fokus penelitian adalah
meningkatkan pemahaman siswa tentang konduktor dan isolator panas yang selama ini
dianggap sulit oleh siswa.
Untuk memudahkan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan masalah diperinci
sebagai berikut :
a. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
kooperatif Tipe TAI untuk meningkatkan kemampuan siswa tentang Konduktor Dan Isolator
Panas
b. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe TAI dalam
meningkatkan kemampuan siswa tentang Konduktor Dan Isolator Panas
c. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam Pembelajaran Konduktor Dan Isolator Panas dapat
di tingkatkan dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI.
C. Tujuan Penelitian
a. Ingin mengetahui dan memahami rencana pembelajaran IPA tentang Konduktor Dan Isolator
Panas dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI di Kelas VI SD
Negeri 26 Kota Pagaralam
b. Ingin mengetahui dan memahami proses berlangsungnya pembelajaran IPA dalam materi
Konduktor Dan Isolator Panas di Kelas VI SD Negeri 26 dengan menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI.
c. Ingin mengetahui kemampuan dan kelemahan siswa di Kelas VI SD Negeri 26 Kota
Pagaralam dalam materi konduktor dan Isolator Panas setelah pembelajaran menggunakan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara umum: penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pada dunia pendidikan
dalam pengajaran matematika dalam peningkatan keaktifan dan hasil belajar melalui
pendekatan Kooperatif Tipe TAI
Secara khusus: diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada strategi
pembelajaran disekolah serta dapat mengoptimalkan kemampuan peserta didik peserta
didik
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Dapat menguasai konsep yang dipelajarai.
2) Dapat menumbuhkan motivasi untuk mempelajari IPA.
3) Dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap mata pelajaran IPA.
b. Bagi Guru
1) Dapat memberikan pengalaman yang sangat berharga dalam upaya meningkatkan kualitas
pembelajaran IPA.
2) Dapat memberikan gambaran kemampuan siswa dalam memahami bahan ajar/materi tentang
materi Konduktor Dan Isolator Panas dengan mempergunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TAI.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar
Untuk mencapai tujuan agar siswa dapat meningkatkan hasil belajar yang baik,
terlebih dahulu siswa memahami pengertian dari belajar. Belajar adalah suatu kegiatan yang
membawa perubahan pada individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai
jumlahpengetahuan melainkanjuga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian,
dan pengahargaan, minat, pendeknya mengenai segala aspek atau pribadi seseorang.
(Nasution, 1995 : 35).
Menurut pengertian secara psikologis belajar merupakan suatu proses
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya (Slamito, 2002 :
2). Winkel (1989 : 15) mengemukakan bahwa proes belajar pada manusia merupakan proses
siklus yang berlangsung dalam mengaktifkan subjek dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan.
Dari pendapat di atas maka dirumuskan definisi belajar adalah suatu proses untuk
mencapai suatu tujuan yaiu perubahan ke arah yang lebih baik.
B.Pengertian Mengajar
Selain siswa harus tahu pengertian belajar, gurupun harus tahu pengertian
mengajar. Menurut Slameto (1995 : 29) mengajarkan adalah penyerahan kebudayaan berupa
pengalaman dan kecakapan kepada anak didik. Sudjono (2000 : 37) mengatakan bahwa
mengajar adalah sebagai alat yang direncanakan melalui berbagai kegiatan seoptimal
mungkin.
Dari uraian di atas dirumuskan definisi bahwa mengajar adalah suatu kegiatan
membimbing dan mengorganisasikan lingkungan sekitar anak didik agar tercipta lingkungan
belajar yang konduktif. Setelah siswa mengerti definisi belajar, seorang guru pun mengerti
pengertian mengajar. Guru didalam menyampaikan proses pembelajaran harus dapat
menemukan dan menggunakan metode yang cepat dan aktif.
C.Pembelajaran Kooperatif
Roger dan David (Agus Suprijono, 2009: 58) mengatakan bahwa tidak semua belajar
kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima
unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah
sebagai berikut.
1) Positive interdependence (saling ketergantungan positif)
Unsur ini penting karena dapat menghasilkan saling ketergantungan positif. Ciri–ciri
interaksi promotif adalah saling membantu secara efektif dan efisien, saling memberikan
informasi dan sarana yang diperlukan, memproses informasi bersama secara lebih efektif dan
efisien, saling mengingatkan, saling membantu dalam merumuskan dan mengembangkan
argumentasi serta meningkatkan kemampuan wawasan terhadap masalah yang dihadapi,
saling percaya, dan saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama.
Isjoni (2009: 17) menguraikan bahwa pada pembelajaran kooperatif yang diajarkan
adalah keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam
kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi
pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas
anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan.
Jika tidak dirancang dengan baik, pembelajaran kooperatif justru berdampak pada
munculnya free rider atau “pengendara bebas”. Yang dimaksud free rider disini adalah
beberapa siswa yang tidak bertanggung jawab secara personal pada tugas kelompoknya
mereka hanya “mengekor” saja apa yang dilakukan oleh teman-teman satu kelompoknya
yang lain. Free rider ini sering kali muncul ketika kelompok-kelompok kooperatif ditugaskan
untuk menangani atu lembar kerja, satu proyek, atau satu laporan tertentu.
Untuk tugas-tugas seperti ini, sering kali ada satu atau beberapa anggota yang
megerjakan hampir semua pekerjaan kelompoknya, sementara sebagian anggota yang lain
justru “bebas berkendara”, berkeliaran kemana-mana.
b. Diffusion of responsibility
Beberapa model pembelajaran tertentu, seperti Jigsaw, Group Investigation, dan metode-
metode lain yang terkait, setiap kelompok ditugaskan untuk mempelajari atau mengerjakan
bagian materi yang berbeda antarsatu sama lain. Pembagian semacam ini sering kali
membuat siswa hanya fokus pada bagian materi lain yanng dikerjakan oleh kelompok lain
hampir tidak dihiraukan sama sekali, padahal semua materi tersebut saling berkaitan satu
sama lain.
Slavin (Miftahul,2011: 69) mengemukakan bahwa ketiga kendala ini bisa diatasi jika
guru mampu melakukan beberapa faktor sebagai berikut 1) mengenakan sedikit banyak
karakteristik dan level kemampuan siswanya, 2) selalu menyediakan waktu khusus untuk
mengetahui kemajuan setiap siswanya dengan mengevaluasi mereka secara individual setelah
bekerja kelompok, dan yang paling penting 3) mengintegrasikan metode yang satu dengan
metode yang lain.
Semua siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (sering kali yang beragam/
ability grouping/ heterogenous group) dan diminta untuk 1) mempelajari materi tertentu dan
2) saling memastikan semua anggota kelompok juga mempelajari materi tersebut.
b. Level kooperatif
Kerja sama dapat diterapkan dalam kelas (dengan cara memastikan bahwa semua siswa
di ruang kelas benar-benar mempelajari materi yang ditugaskan) dan level sekolah (dengan
cara memastikan bahwa semua siswa di sekolah benar-benar mengalami kemajuan secara
akademik).
c. Pola interaksi
Setiap siswa saling mendorong kesuksesan antar satu sama lain. Siswa mempelajari
materi pembelajaran bersama siswa lain, saling menjelaskan cara menyelesaikan tugas
pembelajaran, saling menyimak penjelasan masing-masing, saling mendorong untuk bekerja
keras, dan saling memberikan bantuan akademik jika ada yang membutuhkan. Pola interaksi
ini muncul di dalam dan di antara kelompok-kelompok kooperatif.
d. Evaluasi
Sistem evaluasi didasarkan pada kriteria tertentu. Penekanannya biasanya terletak pada
pembelajaran dan kemajuan akademik setiap siswa, bisa pula difokuskan pada setiap
kelompok, semua siswa, ataupun sekolah. Koes (Isjoni, 2009: 20) menyebutkan bahwa
belajar kooperatif didasarkan pada hubungan antara motivasi, hubungan inter personal,
strategi pencapaian khusus, suatu ketegangan dalam individu memotivasi gerakan ke arah
pencapaian hasil yang diinginkan. Nurhadi (Isjoni, 2009) mengemukakan bahwa
pembelajaran kooperatif memuat elemen-elemen yang saling terkait di dalamnya, diantaranya
adalah saling ketergantungan positif, interaksi tatap muka, akuntabilitas individual,
keterampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial yang sengaja
diajarkan. Keempat elemen tersebut tidak bisa dipisahkan dalam pembelajaran kooperatif
karena sangat mempengaruhi kesuksesan dari pembelajaran koperatif sendiri.
Effandi Zakaria (Isjoni, 2009: 21) berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif dirancang
bagi tujuan untuk melibatkan pelajar secara aktif dalam proses pembelajaran melanjutkan
perbincangan dengan teman-teman dalam kelompok kecil. Ia memerlukan siswa bertukar
pendapat, memberi tanya jawab serta mewujudkan serta membina proses penyelesaian
kepada suatu masalah. Kajian eksperimental dan diskriptif yang dijalankan mendukung
pendapat yang mengatakan pembelajaran kooperatif dapat memberikan hasil yang positif
kepada siswa.
Slavin (2005: 36) memaparkan bahwa teori motivasi dalam pembelajaran kooperatif
menekankan pada derajat perubahan tujuan kooperatif mengubah insentif bagi siswa untuk
melakukan tugas-tugas akademik, teori kognitif menekankan pada pengaruh dari kerja sama
itu sendiri (apakah kelompok tersebut mencoba meraih tujuan kelompok ataupun tidak).
Panintz (Agus Suprijono, 2009: 54) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif adalah
konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang
lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif
dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan
pertanyaanpertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk
membantu siswa menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk
ujian tertentu pada akhir tugas.
a. Fase pertama
Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa. Guru mengklasifikasi maksud
pembelajaran kooperatif. Hal ini penting untuk dilakukan karena siswa harus memahami
dengan jelas prosedur dan aturan dalam pembelajaran.
b. Fase kedua
Guru menyampaikan informasi, sebab informasi ini merupakan isi akademik.
c. Fase ketiga
Guru harus menjelaskan bahwa siswa harus saling bekerja sama di dalam kelompok.
Penyelesaian tugas kelompok harus merupakan tujuan kelompok. Tiap anggota kelompok
memiliki akuntabilitas individual untuk mendukung tercapainya tujuan kelompok. Pada fase
ketiga ini terpenting jangan sampai ada free-rider atau anggota yang hanya menggantungkan
tugas kelompok kepada individu lainnya.
d. Fase keempat
Guru perlu mendampingi tim-tim belajar, mengingatkan tentang tugas-tugas yang dikerjakan
siswa dan waktu yang dialokasikan. Pada fase ini bantuan yang diberikan guru dapat berupa
petunjuk, pengarahan, atau meminta beberapa siswa mengulangi hal yang sudah ditunjukkan.
e. Fase kelima
Guru melakukan evaluasi dengan menggunakan strategi evaluasi yang konsisten dengan
tujuan pembelajaran.
f. Fase keenam
Guru mempersiapkan struktur reward yang akan diberikan kepada siswa. Variasi struktur
reward dapat dicapai tanpa tergantung pada apa yang dilakukan orang lain. Struktur reward
kompetitif adalah jika siswa diakui usaha individualnya berdasarkan perbandingan dengan
orang lain. Struktur reward kooperatif diberikan kepada tim meskipun anggota tim-timnya
saling bersaing.
Masing-masing anggota diberi tes individu tanpa bantuan dari anggota yang lain.
Selama menjalani tes individu ini, guru harus memperhatikan setiap siswa. Skor tidak hanya
dinilai oleh sejauh mana siswa mampu menjalani tes itu, tetapi juga sejauh mana mereka
mampu bekerja secara mandiri (tidak mencontek).
Pada awal program pembelajaran diberikan pretest, dimaksudkan untuk menempatkan siswa
pada program individual yang didasarkan pada hasil tes mereka.
Guru memberikan skor dan penghargaan terhadap kelompok yang hasil dari diskusi
kelompoknya bagus. Skor ini didasarkan pada jumlah rata-rata unit yang tercakup oleh
anggota kelompok dan akurasi dari tes-tes unit. Kriteria ditetapkan untuk penampilan (hasil)
kelompok.
Tahap 6 : Refleksi
Guru menberikan penegasan terhadap materi yang sudah dipelajari. Guru menerangkan
materi yang sudah dipelajari agar siswa lebih yakin dan mantap terhadap materi yang
dipelajari, sehingga jika mendapatkan soal siswa bisa menyelesaikannya.
Pada akhir pembelajaran guru memberikan posttest yang dikerjakan secara individu untuk
mengukur seberapa pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dipelajari.
Setiap akhir pembelajaran guru mengevaluasi pembelajaran yang dilihat dari hasil belajar
yang diperoleh siswa.
b. Placement test
pemberian pretest kepada siswa /melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui
kelemahan siswa pada bidang tersebut.
c. Student Creative
melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan dimana keberhasilan
individu ditentukan oleh keberhasilan kelompok.
d. Team Study
tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan
bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkan.
f. Teaching Group
pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok.
g. Fact Test
pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa.
h. Whole-Class Units
pemberian materi oleh guru kembali diakhiri waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan
masalah.
4. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization)
a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara
individual yang sudah dipersiapkan oleh guru;
b. Guru memberikan kuis (pretest) secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor
dasar atau skor awal;
c. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4–5 siswa dengan
kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang dan rendah) Jika
mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan
jender;
d. Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi
kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok;
e. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan
penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari;
f. Guru memberikan kuis (posttest) kepada siswa secara individual;
g. Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil
belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).
Isolator panas adalah benda-benda yang tidak mudah dan lambat dalam menghantarkan
panas. Benda yang bersifat Isolator tidak dapat menghantarkan panas. Misalnya sejenis
plastik tahan panas.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
l. Waktu Penelitian
Penelitian direncanakan pada hari Rabu tanggal 23 Oktober 2013 untuk siklus 1 dan
siklus 2 pada hari Senin tanggal 6 November 2013.
2. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di kelas VI Sekolah Dasar Negeri 26 Kota Pagaralam Kelurahan
Bumi Agung Kecamatan Dempo Utara Kota Pagaralam, yang merupakan objek Penelitian.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri 26 Kota
Pagaralam Kelurahan Bumi Agung Kecamatan Dempo Utara Kabupaten Kota Pagaralam
sebanyak 17 orang yang terdiri dari laki-laki sebanyak 12 orang dan perempuan sebanyak 5
orang.
C. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh peneliti adalah berdasarkan keluhan guru dalam proses
Pembelajaran tentang konduktor dan isolator panas dari hasil ulangan yang diperoleh hanya
mencapai rata-rata 51,76 ketika ditanyakan pada siswa ternyata hampir 79% siswa menjawab
kesulitan.
F. Indikator Kinerja
Penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil tes formatif yang hanya25 % siswa yang
tuntas Belajar memperoleh nilai diatas KKM Pelajaran IPA Kelas VI SD Negeri 26 Kota
Pagaralam yaitu 60. Adapun hasil penelitian yang diharapkan adalah 80 % siswa
memperoleh nilai diatas KKM.
G. Prosedur Penelitian
Kegiatan penelitian ditempuh melalui prosedur yang ditentukan, yaitu melalui empat
tahap, yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, observasi dan pencatatan
pembelajaran, dan analisis serta refleksi pembelajaran
2. Kemampuan Siswa
Dalam kegiatan orientasi dan identivikasi masalah terlebih dahulu dilakukan tes untuk
mengetahui kemampuan siswa (tes awal) tentang materi Konduktor Dan Isolator Panas.
Adapun hasil yang diperoleh dari tes awal adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1
Nilai Tes Awal Sebelum Tindakan Penelitian
Tabet 4.2
Proses Pembelajaran Siklus I
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1 Kegiatan Awal
• Guru mengawali kegiatan mengajar • Siswa memperhatikan pembicaraan
dengan mengkondisikan siswa guru, semula banyak yang ngobrol
pada situasi mengajar yang • Anak-anak kelihatan semakin
kondusif dengan melontarkan kata- penasaran ingin segera pelajaran
kata "anak-anak, sekarang kita dimulai.
akan belajar Ilmu Pengetahuan • Siswa menjawab pertanyaan guru
Alam, tentang Konduktor Dan dengan baik, meski ada beberapa orang
Isolator Panas". yang kurang memperhatikan guru,
• Guru menyampaikan informasi sehingga ketika diberi Pertanyaan
tentang materi yang akan diajarkan, kebingungan
termasuk menginformasikan
belajar kelompok
• Guru memberikan apersepsi
dengan memberikan beberapa
pertanyaan yang ada hubungannya
dengan materi yang akan diajarkan
2 Kegiatan Inti
• Guru menjelaskan tentang Materi • Siswa memperhatikan penjelasan guru
Konduktor Dan Isolator Panas meski ada beberapa orang siswa yang
• Guru membagi siswa dalam 5 kurang memperhatikan, akan tetapi
kelompok, setiap kelompok terdiri ketika disuruh menjelaskan hampir
dari 4 dan 5 orang siswa. semua siswa memperhatikannya.
• Guru memberikan lembar kerja • Siswa berkelompok berdasarkan
untuk dikerjakan dan dilaksanakan kelompoknya masing-masing
oleh setiap kelompok • Siswa berkumpul masing-masing
• Guru membimbing siswa dalam kelompok
melakukan kegiatan • Setiap siswa sangat antusias
• Guru menyuruh masuk keruangan melaksanakan perannya masing-masing.
kelas untuk melaksanakan diskusi • Siswa mengerjakan lembar kerja
kelompok meskipun setiap kelompok hanya
• Guru menjadi moderator dalam didominasi oleh siswa pandai
kegiatan diskusi • Semua siswa disuruh memasuki kelas
kembali untuk melaksanakan kerja
kelompok dan melaporkan hasil kerja
kelompok
• Setiap kelompok melaporkan hasil
kegiatan kelompoknya dan kelompok
lain mendengarkan untuk memberikan
sanggahan
• Siswa dengan bimbingan guru
menyimpulkan pelajaran
3 Kegiatan Akhir
• Guru memberikan evaluasi • Siswa mengerjakan soal yang
sebanyak 5 nomor diberikan oleh guru
• Guru memberikan tindak lanjut
dengan memberikan Pekerjaan
Rumah
Tabel 4.4
Lembar Observasi Rencana Pembelajaran Siklus 1
Hasil Observasi
No. Aspek yang Diamati Ket
Ya Tidak
1 2 3 4 5
l. Standar Kompetensi
A.
1) Indikator sesuai dengan yang tercantum √
Kurikulum KTSP 2006
2
B. Kompetensi Dasar √
1. Indikator telah mengacu pada Kompetensi
Dasar √
2. Indikator terarah pada materi Konduktor Dan
Isolator Panas
√
3. Indikator telah mencakup ranah kognitif,
afektif dan psikomotor
√
C. Metoda
1. Menggunakan metoda ceramah, berpariasi √
dalam memberikan penjelasan materi
2. Menggunakan metoda diskusi untuk kerja √
kelompok
3. Menggunakan metoda tanya jawab untuk √
memahatni materi
4.Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif √
Tipe TAI untuk kerja Kelompok
D. Sumber
1. Menggunakan buku sumber berupa buku paket √
IImu Pengetahuan Alam Kelas VI
2. Menggunakan diktat pengalaman guru √
3. Menggunakan sumber lain yang relevan √
E. Media
1. 1.Media menunjang tujuan pembelajaran √
2. Media sesuai jumlah kebutuhan √
3. Media mudah digunakan √
4. Media menarik minat siswa √
2. Evaluasi
l. Prosedur evaluasi :
a. Diawal √
b. Diakhir √
2. Bentuk evaluasi
a. Objektif √
b. Esei √
3. Jenis evaluasi
a. Tulisan √
4. Soal
a. Sesuai dengan tujuan
√
b. Sesuai kemampuan siswa
√
c. Jumlah sesuai kebutuhan
√
Tabel 4.5
Lembar Observasi Aktifitas Guru dalam Mengajar Siklus 1
Hasil Observasi
No. Aspek yang Diamati Ket
Ya Tidak
1 Tahap Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal
l. Mengkondisikan kelas pada situasi √
pembelajaran yang menyenangkan
2. Memotivasi belajar siswa dengan √
menginformasikan tentang materi pelajaran
yang akan diajarkan
3. Melakukan apersepsi mengarah pada materi √
yang akan diajarkan
3 Kegiatan Akhir
1. Melaksanakan evaluasi √
2. Memberikan tindak lanjut dengan memberikan
PR
√
Tabel 4.6
Refleksi Pembelajaran Siklus I
Hasil refleksi dari siklus I merupakan rekomendasi untuk siklus II agar pembelajaran
lebih baik dan sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun kegiatan perencanaan untuk kegiatan
pembelajaran siklus 2 antara lain merefisi Rencana Pelaksanaan pembelajaran terutarna
dalam Proses Belajar Mengajar.
Tabe1 4.9
Lembar Observasi Merancang Pembelajaran siklus 2
Hasil Observasi
No. Aspek yang Diamati Ket
Ya Tidak
1 2 3 4 5
l.A. Standar Kompetensi
1) Sesuai dengan Kurikulum KTSP 2006 √
2) Mencantumkan Kompetensi Dasar
B. Indiktor
1. Indikator telah mengacu pada Kompetensi √
Dasar
2. Indikator terarah pada konsep Konduktor dan √
Isolator Panas
3. Indikator telah mencakup ranah kognitif,
√
afektif dan psikomotor
√
1) Kegiatan Awal
l. Mengkondisikan kelas pada situasi √
pembelajaran yang menyenangkan
2. Memotivasi belajar siswa dengan √
menginformasikan tentang materi pelajaran
yang akan diajarkan
3. Melakukan apersepsi mengarah pada materi √
yang akan diajarkan
√
Tabel 4.11
Berdasarkan hasil penelitian pada Siklus 2 maka hasil refleksi selama kegiatan pada
penelitian yang dimulai dari persiapan sampai pada pelaksanaan dianggap sudah berhasil, hal
ini berdasarkan tingkat kemampuan siswa yang cukup baik.
Tabel 4.12
Aktivitas Belajar Siswa Kelas VI Dalam Pembelajaran
IPA
Keterlibatan Sebelum
Siklus I Siklus II
Peserta Didik Perbaikan
No
Dalam Jumlah Jumlah Jumlah
% %
Pembelajaran Siswa Siswa Siswa
1 Terlibat Aktif 3 17,64% 7 41,17% 11
2 Terlibat Pasif 2 11,76% 5 29,41% 4
3 Tidak Terlibat 12 70,58% 5 29,41% 2
Jumlah 17 100% 17 100% 17
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa jumlah siswa dan persentase siswa yang terlibat aktif
dalam pembelajaran sebelum perbaikan pembelajaran menunjukkan adanya kenaikkan, sebelum
perbaikan pembelajaran siswa yang terlibat aktif hanya 3 orang (17,64%) kemudian naik pada siklus I
menjadi 7 orang (41,17 % ).Dan pada siklus II naik menjadi 11 orang (64,70% ) . Hal ini
menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA mengalami peningkatan.
Peningkatan aktivitas belajar siswa tersebut tersaji pada diagram dibawah ini.
Diagram I
Bahasa Indonesia
Keterangan
1. Terlibat aktif, artinya siswa menyimak dengan sungguh-sungguh, aktif bertanya, dan
menjawab pertanyaan dengan benar tentang materi pelajaran.
2. Terlibat pasif, artinya siswa menyimak dengan sungguh-sungguh, tetapi tidak aktif bertanya,
dan menjawab pertanyaan seadanya.
3. Tidak terlibat, artinya siswa duduk dan diam saja, tidak mau bertanya ataupun menjawab
pertanyaan.
Tabel 4.13
Sebelum
Siklus I Siklus II
Interval Perbaikan
Kategori
Nilai Freku Freku Freku
Persen Persen Persen
ensi ensi ensi
80 - 100 2 11,76% 5 29,41% 14 82,35% Tuntas
60 – 79 3 17,65% 5 29,41% 1 3,88% Tuntas
40 – 59 12 70,59% 7 41,17% 2 11,75% Tidak
Tuntas
0 - 39 0 0% 0 0% 0 0% Tidak
Tuntas
Dari data di atas dapat terlihat bahwa hasil belajar siswa cenderung meningkat. Sebelum
pembelajara siswa yang telah tuntas belajar sebanyak 3 orang siswa (29,41%) pada siklus I
bertambah menjadi 10 orang siswa (58,82%) dan pada siklus II menjadi 15 orang siswa
(88,23%).
Tabel 4.14
Lembar Aktivitas Siswa dalam Diskusi Kelompok
No Aspek yang Diamati Siklus I Siklus II
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
1. Mengajukan Pendapat 5 29,41 % 13 76,47 %
2. Aktif dalam Diskusi 6 35,29 % 14 82,35 %
3. Menjawab Pertanyaan 6 35,29 % 15 88,23 %
4. Membantu Mengerjakan 11 64,70 % 17 100 %
Tugas
Dari tabel diatas terlihat adanya peningkatan aktivitas diskusi kelompok mengerjakan
LKS.Dalam mengajukan pendapat pada siklus I sebanyak 5 orang (29,41%),dan pada siklus
II meningkat menjadi 13 orang (76,47 %).Siswa yang aktif dalam diskusi juga meningkat
yaitu pada siklus I sebanyak 6 orang (35,29%) dan meningkat pada siklus II meningkat
menjadi 14 orang (82,35%).Kemudian aktivitas menjawab pertanyaan juga meningkat pada
siklus I sebanyak 6 orang (35,29 %) dan pada siklus II meningkat menjadi 15 orang (88,23
%).Kemudian akyivitas membantu mengerjakan tugas juga meningkat yaitu sebanyak 11
orang pada siklus I kemudian sebanyak 17 orang (100%)pada siklus II.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang
Konduktor dan isolator panas dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe
TAI dalam pembelajaran IPA di kelas VI SD Negeri 26 Kota Pagaralam Kelurahan Bumi
Agung Kecamatan Dempo Utara Kota Pagaralam, berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Langkah-langkah persiapan yang telah direncanakan untuk pelaksanaan penelitian berjalan
sesuai dengan rencana, dari mulai pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
sampai pembuatan instrumen yaitu lembar observasi untuk rencana pelajaran, lembar
observasi untuk aktivitas guru dalam mengajar dan lembar observasi untuk kegiatan siswa
dalam belajar, telah berhasil menjaring data sebagai hasil penelitian.
2. Pelaksanaan pembelajaran tentang konduktor dan isolator panas dengan menggunakan model
Pembelajaran Kooperati Tipe TAI, berjalan sesuai dengan skenario yang ada pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan telah berhasil menciptakan situasi belajar yang
kondusif yakni siswa terlibat secara langsung pada proses pembelajaran, juga dapat
meningkatkan motivasi siswa untuk belajar IPA yang semula dianggap sulit.
3. Tingkat pemahaman siswa tentang Konduktor dan Isolator Panas setelah pembelajaran
menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dapat meningkat dengan baik, ini
dapat dilihat dari hasil evaluasi yaitu pada siklus 1 memperoleh nilai rata-rata 67,64 dan pada
siklus ke 2 memperoleh nilai rata-rata 81,48.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dalam upaya perbaikan Proses Belajar Mengajar
(PBM), serta meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
tentang Konduktor dan Isolator panas , ada beberapa hal yang perlu disampaikan antara lain:
1.Guru hendaknya dapat mengembangkan Model-model pembelajaran yang menarik dan
memancing minat siswa dalam pembelajaran
Disamping model-model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi guru juga hars
menggunakan alat peraga , karena alat peraga mampu menjembatani pemahaman siswa
2. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam tentang Konduktor Dan Isolator Panas yang telah dilaksanakan selama kegiatan
penelitian sangat baik, hal ini terbukti dari hasil evaluasi dari siklus ke 1 dan siklus ke 2
terjadi peningkatan yang cukup tinggi, disamping situasi belajar sangat kondusif, karena
pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tie TAI dapat
melibatkan siswa secara utuh, artinya terlibat dari awal sampai akhir pembelajaran.
3. Disamping media pembelajaran yang harus dikuasai, juga alat peraga yang diperlukan perlu
dipersiapkan, karena alat peraga mampu menjembatani pemahaman siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Tingkat
Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.
Depdiknas, (2004). Kurikulum Pendidikan Dasar, Dirjen Dikdasmen.
Depdikbud, (1998). Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Kelas VI Sekolah Dasar.
Jakarta Dirjen Dikdasmen.
Depdikbud, (1997). Ilmu Pengetahuan Alam Petunjuk Guru Sekolah Dasar Kelas 6. Jakarta Dirjen
Dikdasmen.
Kasihani Kasbolah, (1998). Penelitian Tindakan Kelas Dirjen Pendidikan. Tinggi Proyek
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Nana Sujana, (1991). Media Pengajaran. Pusat Penelitian dan Pembidangan Ilmu Lembaga
Penelitian IKIP Bandung. Sinar Baru.
Ngalimun Purwanto, (1997). Psikologi Pendidikan. Bandung Remaja Rosda Karya.
Tim Bina Karya Guru, (2008). IPA SD untuk Sekolah Dasar Kelas VI. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Winataputra, U. (2001). Model-model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Dapdiknas
Internet :
Haryanto, (2013), Pengertian Belajar Menurut Para Ahli. http://belajarpsikologi.com/pengertian-
belajar-menurut-ahli/, Diakses pada tanggal 20 Oktober 2013 jam 16:20 WIB.
Erlangga Ferdian, (2013), Strategi Pembelajaran, http://erlanggaferdian41.wordpress.com/belajar-
dan-pembelajaran/strategi-pembelajaran/, Diakses pada tanggal 20 Oktober 2013 jam 16:35
WIB
_________, (2013), Pengertian Mengajar (Pengertian Lama dan Pengertian Baru),
http://www.referensimakalah.com/2012/07/pengertian-mengajar-pengertian-lama-dan.html,
Diakses pada tanggal 20 Oktober 2013 jam 16:28 WIB.
__________, (2013), Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI,
http://mey20.wordpress.com/edocation/pembelajaran-kooperatif-tipe-tai/, diakses pada
tanggal 20 Oktober 2013 jam 16:45 WIB.
LEMBAR OBSERVASI MERANCANG PEMBELAJARAN
SIKLUS 1
Kelas : VI
Nama Guru : Marlina Widya Ningsih,S.Pd.SD
Hasil Observasi
No. Aspek yang Diamati Ket
Ya Tidak
1 2 3 4 5
l.A. Standar Kompetensi
1) Standar Kompetensi sesuai dengan yang tercantum
Kurikulum KTSP 2006
2) Mencantumkan Kompetensi Dasar
B. Indikator
1. Indikator telah mengacu pada Kompetensi Dasar
2. Indikator terarah pada konduktor dan isolator panas
3. Indikator telah mencakup ranah kognitif, afektif dan
psikomotor
SITI KHODIJAH,S.Pd.SD
NIP 1970061620122001
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN
SIKLUS 1
Kelas : VI
Nama Guru : Marlina Widya Ningsih,S.Pd.SD
Hasil Observasi
No. Aspek yang Diamati Ket
Ya Tidak
1 Tahap Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal
l. Mengkondisikan kelas pada situasi pembelajaran yang
menyenangkan
2. Memotivasi belajar siswa dengan menginformasikan
tentang materi pelajaran yang akan diajarkan
3. Melakukan apersepsi mengarah pada materi yang
akan diajarkan
3) Kegiatan Akhir
1. Melaksanakan evaluasi
2. Memberikan tindak lanjut dengan memberikan PR
Pagaralam,............2014
Observer,
SITI KHODIJAH,S.Pd.SD
NIP 1970061620122001
LEMBAR OBSERVASI MERANCANG PEMBELAJARAN
SIKLUS 2
Kelas : VI
Nama Guru : Marlina Widya Ningsih,S.Pd.SD
Hasil Observasi
No. Aspek yang Diamati Ket
Ya Tidak
1 2 3 4 5
l.A. Standar Kompetensi
1) Standar Kompetensi sesuai dengan yang tercantum
KTSP
2) Mencantumkan Kompetensi Dasar
B. Indikator
1. Indikator telah mengacu pada Kompetensi Dasar
2. Indikator terarah pada konsep Konduktor Dan Isolator
Panas
3. Indikator telah mencakup ranah kognitif, afektif dan
psikomotor
Pagaralam,............2014
Observer,
SITI KHODIJAH,S.Pd.SD
NIP1970061620122001
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN
SIKLUS 2
Kelas : VI
Nama Guru : Marlina Widya Ningsih,S.Pd,SD
Hasil Observasi
No. Aspek yang Diamati Ket
Ya Tidak
1 Tahap Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal
l. Mengkondisikan kelas pada situasi pembelajaran yang
menyenangkan
2. Memotivasi belajar siswa dengan menginformasikan
tentang materi pelajaran yang akan diajarkan
3. Melakukan apersepsi mengarah pada materi yang
akan diajarkan
3 Kegiatan Akhir
1. Melaksanakan evaluasi
2. Memberikan tindak lanjut dengan memberikan PR
Pagaralam,............2014
Observer,
SITI KHODIJAH,S.Pd.SD
NIP 1970061620122001
Hasil Percobaan
NO Nama Benda Panas Tidak Terasa Panas
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pertanyaan
1. Benda apa saja yang kamu rasakan panas saat ujung benda tersebut didekatkan ke api?
2. Benda apa yang kamu rasakan tidak panas saat ujung benda didekatkan api?
3. Apa kesimpulanmu?
Diskusikan bersama kelompokmu.
Lembar Observasi
Siklus I
Aspek yang diamati
No Membantu
Nama Siswa Mengajukan Aktif dalam Menjawab
. mengerjakan
Pendapat diskusi Pertanyaan
tugas
1. Azizah Apriliani √ √ √ √
2. Abizard √ √ √ √
Hidayatulllah
3. Erina Septiani √ √ √ √
4. Ella Epriani x x x x
5. Muhammmad x x x √
Wahyu.A
6. Muhammad Halim x x x x
7. M.Adha Al-Farizi √ x x √
8. Pandu Hendrik x √ √ √
9. Muhammad Aldi x x x x
10. Perdi Pebruari x x x x
11. M.Nopriansyah x x x x
12. Rama Dani x x x √
13. Susanti x √ √ √
14. Teguh Iktiarso x x x √
15. Dilan Anugrah x x x x
Putra
16. Utomo x x x √
17. Yella Gusraini √ √ √ √
Pagaralam,............2014
Observer,
SITI KHODIJAH,S.Pd.SD
NIP 1970061620122001
Lembar Observasi
Siklus II
Aspek yang diamati
No Membantu
Nama Siswa Mengajukan Aktif dalam Menjawab
. mengerjakan
Pendapat diskusi Pertanyaan
tugas
1. Azizah Apriliani √ √ √ √
2. Abizard √ √ √ √
Hidayatulllah
3. Erina Septiani √ √ √ √
4. Ella Epriani x x x √
5. Muhammmad √ √ √ √
Wahyu.A
6. Muhammad Halim √ √ √ √
7. M.Adha Al-Farizi √ √ √ √
8. Pandu Hendrik √ √ √ √
9. Muhammad Aldi x x √ √
10. Perdi Pebruari x √ √ √
11. M.Nopriansyah √ √ √ √
12. Rama Dani √ √ √ √
13. Susanti √ √ √ √
14. Teguh Iktiarso √ √ √ √
15. Dilan Anugrah x x x √
Putra
16. Utomo √ √ √ √
17. Yella Gusraini √ √ √ √
Pagaralam,............2014
Observer,
SITI KHODIJAH,S.Pd.SD
NIP 1970061620122001
A. Standar Kompetensi
Memahami hubungan antara suhu, sifat hantaran dan kegunaan benda.
B. Kompetensi Dasar
Membandingkan sifat kemampuan menghantarkan panas dari berbagai benda.
C. Indikator
Membedakan arti Konduktor dan Isolator panas.
Melakukan percobaan untuk menyelidiki benda yang bersifat sebagai Konduktor dan Isolator
panas.
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui penjelasan guru siswa dapat menjelaskan pengertian benda konduktor panas.
Melalui penjelasan guru siswa dapat menjelasan arti benda arti benda Isolator Panas.
Melalui penjelasan guru siswa dapat menyebutkan 3 benda konduktor panas.
Melaui penjelasan guru siswa dapat menyebutkan 3 benda isolator panas.
E. Materi Pembelajaran
Konduktor dan Isolator panas
a. Konduktor Panas
Konduktor panas adalah benda-benda yang menghantarkan panas
Contoh : Besi, Logam, Alumunium, Paku, Seng dan lain-lain
b. Isolator Panas
Isolator Panas adalah benda-benda yang tidak dapat menghantarkan panas.
Contoh : Kertas, Plastik, Daun, Kayu dan lain-lain.
F. Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran :
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
I. Penilaian
1. Teknik Penilaian : Tes Proses dan Tes Tertulis
2. Jenis Instrumen : Lembar observasi dan soal
3. Bentuk Tes : Essai
No. Butir Soal Kunci Jawaban Skor / Nilai
Konduktor panas adalah
1. Apakah yang dimaksud
benda – benda yang
dengan Konduktor panas? 3
mudah dan cepat dalam
menghantarkan panas.
Isolator panas adalah
2. Apakah yang dimaksud benda-benda yang tidak
dengan Isolator panas? mudah dan/atau lambat 3
dalam menghantarkan
panas.
3. Sebutkan empat benda yang Paku, Peniti, Seng,
bersifat konduktor panas? Besi, Alumunium dan 2
lain-lain
Sebutkan benda yang bersifat Kertas, Daun, Plastik,
4. 2
Isolator panas? Kayu dan lain-lain
Jumlah skor/nilai (skor maksimal) 10
Jumlah Skor
Nilai Akhir = x 100
Skor Maksimal
Pagaralam, 1 Oktober 2013
Guru kelas VI
Sudiono,S.Pd
NIP 195809011982021002
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN I
(RPP I)
A. Standar Kompetensi
Memahami hubungan antara suhu, sifat hantaran dan kegunaan benda.
B. Kompetensi Dasar
Membandingkan sifat kemamuan menghantarkan panas dari berbagai benda.
C. Indikator
1. Membedakan arti Konduktor dan Isolator panas
2. Melakukan percobaan untuk menyelidiki benda yang bersifat sebagai Kondukktor dan
Isolator panas.
3. Menggolongkan benda yang bersifat sebagai Konduktor dan Isolator panas.
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui penjelasan, tanya – jawab, diskusi dan eksperimen tentang Konduktor dan Isolator
panas siswa dapat :
1. Menjelaskan Konduktor panas dengan benar.
2. Menjelaskan Isolator panas dengan benar.
3. Menyebutkan 3 benda yang tergolong konduktor panas dengan benar.
4. Menyebutkan 3 benda yang tergolong isolator panas dengan benar.
E. Materi Pembelajaran
Konduktor dan Isolator panas
Konduktor panas adalah benda-enda yang mudah dan cepat dalam menghantarkan panas.
Benda yang bersifat konduktor dapat menghantarkan panas dengan baik. Oleh karena itu,
benda bersifat konduktor dapat dimanfaatkan untuk menghantarkan panas ke benda lain. Hal
ini berarti juga bahwa benda ini sengaja dibuat menjadi panas, kemudian sifat panas ini
digunakan untuk tujuan tertentu. Misalnya panas yang diterima setrika digunakan untuk
menghaluskan baju.
Isolator panas adalah benda-benda yang tidak mudah dan lambat dalam menghantarkan
panas. Benda yang bersifat Isolator tidak dapat menghantarkan panas. Misalnya sejenis
plastik tahan panas.
I. Penilaian
1. Teknik penilaian : Tes Proses dan Tes Tertulis
2. Bentuk Instrumen : Lembar observasi, LKS, Soal.
No. Butir Soal Kunci Jawaban Skor / Nilai
Konduktor panas adalah
1. Apakah yang dimaksud
benda – benda yang
dengan Konduktor panas? 2
mudah dan cepat dalam
menghantarkan panas.
Isolator panas adalah
2. Apakah yang dimaksud benda-benda yang tidak
dengan Isolator panas? mudah dan/atau lambat 2
dalam menghantarkan
panas.
3. Sebutkan empat benda yang Paku, Peniti, Seng,
bersifat konduktor panas? Besi, Alumunium dan 2
lain-lain
Sebutkan benda yang bersifat Kertas, Daun, Plastik,
4. 2
Isolator panas? Kayu dan lain-lain
Sebutkan 2 contoh benda
5. yang memanfaatkan sifat Termos air,Setrika 2
konduktor dan isolator panas
Jumlah skor/nilai (skor maksimal) 10
Jumlah Skor
Nilai Akhir = x 100
Skor Maksimal
Mengetahui
Kepala Sekolah
Sudiono,S.Pd
NIP 195809011982021002
Pagaralam, 23 Oktober 2013
Guru kelas VI
A. Standar Kompetensi
Memahami hubungan antara suhu, sifat hantaran dan kegunaan benda.
B. Kompetensi Dasar
Membandingkan sifat kemamuan menghantarkan panas dari berbagai benda.
C. Indikator
1. Membedakan arti Konduktor dan Isolator panas
2. Melakukan percobaan untuk menyelidiki benda yang bersifat sebagai Kondukktor dan
Isolator panas.
3. Menggolongkan benda yang bersifat sebagai Konduktor dan Isolator panas.
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui penjelasan, tanya – jawab, diskusi dan eksperimen tentang Konduktor dan Isolator
panas siswa dapat :
1. Menjelaskan Konduktor panas dengan benar.
2. Menjelaskan Isolator panas dengan benar.
3. Menyebutkan 3 benda yang tergolong konduktor panas dengan benar.
4. Menyebutkan 3 benda yang tergolong isolator panas dengan benar.
E. Materi Pembelajaran
Konduktor dan Isolator panas
Konduktor panas adalah benda-enda yang mudah dan cepat dalam menghantarkan panas.
Benda yang bersifat konduktor dapat menghantarkan panas dengan baik. Oleh karena itu,
benda bersifat konduktor dapat dimanfaatkan untuk menghantarkan panas ke benda lain. Hal
ini berarti juga bahwa benda ini sengaja dibuat menjadi panas, kemudian sifat panas ini
digunakan untuk tujuan tertentu. Misalnya panas yang diterima setrika digunakan untuk
menghaluskan baju.
Isolator panas adalah benda-benda yang tidak mudah dan lambat dalam menghantarkan
panas. Benda yang bersifat Isolator tidak dapat menghantarkan panas. Misalnya sejenis
plastik tahan panas.
I. Penilaian
1. Teknik penilaian : Tes Proses dan Tes Tertulis
2. Bentuk Instrumen : Lembar observasi, LKS, Soal.
No. Butir Soal Kunci Jawaban Skor / Nilai
Berdasarkan kemampuannya
1. menghantarkan panas benda- Benda Konduktor
benda digolongkan menjadi panas dan benda 2
bnda apasajakah? isolator panas
Jumlah Skor
Nilai Akhir = x 100
Skor Maksimal
Pagaralam, 6 November 2013
Guru kelas VI
Sudiono,S.Pd
NIP 195809011982021002