Anda di halaman 1dari 65

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI

(TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) UNTUK MENINGKATKAN


PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI KONDUKTOR DAN
ISOLATOR PANAS DI KELAS VI SD NEGERI 26 KOTA
PAGARALAM

Oleh :

MARLINA WIDYA NINGSIH, S.Pd.SD


NIP. 198303052006042023

SEKOLAH DASAR NEGERI 26


DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA
KOTA PAGARALAM

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED


INDIVIDUALIZATION) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA
PADA MATERI KONDUKTOR DAN ISOLATOR PANAS DI KELAS VI SD NEGERI 26
KOTA PAGARALAM
Penyusun :

MARLINA WIDYA NINGSIH, S.Pd. SD


NIP 198303052006042023

Mengetahui/Menyetujui :

Pagaralam, November 2013

Kepala SD Negeri 26 Kota Pagaralam Koordinator Perpustakaan


Kec.Dempo Utara Kota Pagaralam SD Negeri 26 Kota Pagaralam
Kec.Dempo Utara Kota Pagaralam

SUDIONO,S.Pd.SD
NIP 195809011982021002 NINI YULIANI, S.Pd.I
NIP.
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Alloh SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya kepada
penulis, sehingga dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul " Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI( Team Assisted Individualization) Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Konduktor Dan Isolator Panas Di Kelas
VI SD Negeri 26 Kota Pagaralam”
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini
masih terdapat kelemahan baik dalam penyusunan, dan itu semua semata-mata merupakan
keterbatasan dalam pengalamam menyusun Penelitian Tindakan Kelas, mudah-mudahan
Penelitian Tindakan Kelas ini banyak manfaatnya terutama bagi para guru umumnya bagi
dunia pendidikan..
Akhirnya kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi
perbaikan makalah ini

Pagaralam , Nopember 2013


Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. i


KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................. 2
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian .............................................................. 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar................................................................. 5
B. Pengertian Mengajar.............................................................. 5
C. Pembelajaran Kooperatif....................................................... 6
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif............................... 6
2. Tujuan Pembelajatan Kooperatif..................................... 8
3. Unsur-unsur Dasar dalam Pembelajaran Kooperatif....... 8
4. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif.............................. 10
5. Aspek-aspek Pembelajaran Kooperatif........................... 12
6. Ciri-ciri Pemeblajaran Kooperatif.................................... 13
7. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif.................... 15
8. Manfaat Pembelajaran Kooperatif.................................. 17
9. Tipe-tipe Pembelajaran Kooperatif.................................. 17
D. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI....................................... 17
1. Pengertian Model Pembelajaran TAI.............................. 17
2. Komponen-komponen TAI............................................. 19
3. Karakteristik TAI............................................................ 20
4. Langkah-langkah Pembejlajaran Kooperatif Tipe TAI... 21
E. Konduktor dan Isolator Panas.............................................. 21
BAB III METODOLOGI
A. Setting Penelitian ................................................................ 23
1. Waktu Penelitian........................................................... 23
2. Tempat Penelitian.......................................................... 23
3. Alasan Penelitian Dilakukan di Tempat Itu.................. 23
B. Subjek Penelitian ................................................................. 23
C. Sumber Data ........................................................................ 23
D. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data .................................. 24
1. Teknik Pengumpulan Data............................................ 24
2. Alat Pengumpulan Data................................................ 24
E. Teknik Analisis Data............................................................ 24
F. Indikator Kinerja.................................................................. 25
G. Prosedur Penelitian............................................................... 25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal....................................................... 28
1. Keadaan Siswa.............................................................. 28
2. Kemampuan Siswa........................................................ 28
B. Deskripsi dan Pembelajaran Siklus I.................................... 29
C. Deskripsi dan Pembelajaran Siklus II................................... 34
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan........................................................................... 43
B. Saran..................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Fase-fase dalam Pembelajaran Kooperatif Fase Kegiatan Guru......... 15


Tabel 4.1 Nilai Tes Awal Sebelum Tindakan Penelitian .................................... 28
Tabel 4.2 Proses Pembelajaran Siklus I............................................................... 29
Tabel 4.3 Perolehan Nilai Tes dan Post Tes Pada Siklus I.................................. 31
Tabel 4.4 Lembar Observasi Merancang Pembelajaran Siklus I......................... 31
Tabel 4.5 Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus I............................. 33
Tabel 4.6 Refleksi Pembelajaran Siklu I............................................................. 34
Tabel 4.7 Proses Pembelajaran Siklus 2.............................................................. 34
Tabel 4.8 Perolehan Nilai pre tes dan Pos tes Siklus 2 ....................................... 36
Tabel 4.9 Lembar Observasi Merancang Pembelajaran Siklus 2......................... 36
Tabel 4.10 Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus 2.......................... 38
Tabel 4.11 Refleksi Pembelajaran Siklus 2......................................................... 39
Tabel 4.12 Aktivitas Belajar Siswa Kelas VI dalam Pembelajaran IPS.............. 39
Tabel 4.13 Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran........................................... 41
Tabel 4.14 Lembar Aktivitas Siswa dalam Diskusi Kelompok........................... 41

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kualitas pendidikan meliputi diberbagai sektor dan jenjang pendidikan, termasuk
jenjang pendidikan dasar. Keberhasilan pendidikan banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor
termasuk guru. Guru yang profesional akan selalu berupaya untuk meningkatkan pemahaman
siswa terhadap materi yang diajarkan. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang
dirinci sebagai berikut :
1. Mendidik adalah usaha sadar untuk meningkatkan dan menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi perannya dimasa yang akan datang.
2. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan diri melalui proses
pendidikan pada jalur dan jenjang pendidikan tertentu. Peserta didik adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan diri melalui proses pendidikan pada jalur dan
jenjang pendidikan tertentu. (Ngalim Purwanto, 1997: 42)
Dalam upaya meningkatkan proses belajar, guru harus berupaya menciptakan strategi
yang cocok, sebab dalam proses belajar mengajar yang bermakna, keterlibatan siswa
sangatlah penting, hal ini sesuai dengan pendapat Muhamad Ali, (1983 : 12) yang
menyebutkan bahwa kadar pembelajaran akan bermakna apabila :
1. Adanya keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar.
2. Adanya keterlibatan intelektual-emosional siswa baik melalui kegiatan menganalisa, berbuat
dan pembentukan sikap.
3. Adanya keikutsertaan siswa secara kreatif dalam menciptakan situasi yang cocok untuk
berlangsungnya proses belajar mengajar.
Dari 17 siswa kelas VI SDN 26 Tahun Ajaran 2013/2014 yaitu 12 laki-lakidan 5
parempuan .Hanya 5 orang yang tuntas belajar,hal ini mendorong kami untuk melakukan
Penelitian Tindakan Kelas ini.
Berkenaan dengan hal tersebut di atas, model Pembelajaran Kooperatif Tipe
TAI dalam pembelajaran akan lebih bermakna, sebab dengan menggunakan model
Pembelajaran kooperatif Tipe TAI siswa akan terlibat secara langsung dalam proses
pembelajaran.
Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah
dasar, dan merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang
terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian
proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan.
Kehadiran medel Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dalam pembelajaran IPA akan
lebih mempermudah bagi guru dalam menyampaikan materi yang akan diajarkan kepada
siswa.
Berdasarkan hasil renungan yang penulis lakukan setelah melaksanakan pembelajaran
IPA tentang konduktor dan isolator panas, yang dilanjutkan dengan evaluasi, tetapi hasilnya
tidak memuaskan, maka penulis sebagai guru kelas menyadari bahwa kesalahan berada pada
guru bukan pada siswa, antara lain pembelajaran berpusat pada guru, keterlibatan siswa
dalam pembelajaran kurang ada kesempatan untuk terlibat langsung dalam proses
pembelajaran yang mengakibatkan siswa pasif dan hasil evaluasi.Dari 17 siswa hanya 5
orang yang tuntas belajar.Dangan KKM Mata pelajaran IPA 60,berlatar belakang dari
permasalahan tersebut, dipandang perlu melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas, sebab
Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki
dan meningkatkan mutu pembelajaran yang bersifat individual dan luwes. (Kasihani
Kasbolah, 1998:22).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dijadikan fokus penelitian adalah
meningkatkan pemahaman siswa tentang konduktor dan isolator panas yang selama ini
dianggap sulit oleh siswa.
Untuk memudahkan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan masalah diperinci
sebagai berikut :
a. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
kooperatif Tipe TAI untuk meningkatkan kemampuan siswa tentang Konduktor Dan Isolator
Panas
b. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe TAI dalam
meningkatkan kemampuan siswa tentang Konduktor Dan Isolator Panas
c. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam Pembelajaran Konduktor Dan Isolator Panas dapat
di tingkatkan dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI.

C. Tujuan Penelitian
a. Ingin mengetahui dan memahami rencana pembelajaran IPA tentang Konduktor Dan Isolator
Panas dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI di Kelas VI SD
Negeri 26 Kota Pagaralam
b. Ingin mengetahui dan memahami proses berlangsungnya pembelajaran IPA dalam materi
Konduktor Dan Isolator Panas di Kelas VI SD Negeri 26 dengan menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI.
c. Ingin mengetahui kemampuan dan kelemahan siswa di Kelas VI SD Negeri 26 Kota
Pagaralam dalam materi konduktor dan Isolator Panas setelah pembelajaran menggunakan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Secara umum: penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pada dunia pendidikan
dalam pengajaran matematika dalam peningkatan keaktifan dan hasil belajar melalui
pendekatan Kooperatif Tipe TAI
Secara khusus: diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada strategi
pembelajaran disekolah serta dapat mengoptimalkan kemampuan peserta didik peserta
didik
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Dapat menguasai konsep yang dipelajarai.
2) Dapat menumbuhkan motivasi untuk mempelajari IPA.
3) Dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap mata pelajaran IPA.
b. Bagi Guru
1) Dapat memberikan pengalaman yang sangat berharga dalam upaya meningkatkan kualitas
pembelajaran IPA.
2) Dapat memberikan gambaran kemampuan siswa dalam memahami bahan ajar/materi tentang
materi Konduktor Dan Isolator Panas dengan mempergunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TAI.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar
Untuk mencapai tujuan agar siswa dapat meningkatkan hasil belajar yang baik,
terlebih dahulu siswa memahami pengertian dari belajar. Belajar adalah suatu kegiatan yang
membawa perubahan pada individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai
jumlahpengetahuan melainkanjuga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian,
dan pengahargaan, minat, pendeknya mengenai segala aspek atau pribadi seseorang.
(Nasution, 1995 : 35).
Menurut pengertian secara psikologis belajar merupakan suatu proses
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya (Slamito, 2002 :
2). Winkel (1989 : 15) mengemukakan bahwa proes belajar pada manusia merupakan proses
siklus yang berlangsung dalam mengaktifkan subjek dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan.
Dari pendapat di atas maka dirumuskan definisi belajar adalah suatu proses untuk
mencapai suatu tujuan yaiu perubahan ke arah yang lebih baik.

B.Pengertian Mengajar
Selain siswa harus tahu pengertian belajar, gurupun harus tahu pengertian
mengajar. Menurut Slameto (1995 : 29) mengajarkan adalah penyerahan kebudayaan berupa
pengalaman dan kecakapan kepada anak didik. Sudjono (2000 : 37) mengatakan bahwa
mengajar adalah sebagai alat yang direncanakan melalui berbagai kegiatan seoptimal
mungkin.
Dari uraian di atas dirumuskan definisi bahwa mengajar adalah suatu kegiatan
membimbing dan mengorganisasikan lingkungan sekitar anak didik agar tercipta lingkungan
belajar yang konduktif. Setelah siswa mengerti definisi belajar, seorang guru pun mengerti
pengertian mengajar. Guru didalam menyampaikan proses pembelajaran harus dapat
menemukan dan menggunakan metode yang cepat dan aktif.

C.Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif


Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh
siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan.
Slavin dalam Isjoni (2009: 15) pembelajaran kooperatif adalah suatu model
pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara
kolaboratif yang anggotanya 5 orang dengan struktur kelompok heterogen. Sedangkan
menurut Sunal dan Hans dalam Isjoni (2009: 15) mengemukakan bahwa pembelajaran
kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang
untuk memberi dorongan kepada siswa agar bekerja sama selama proses pembelajaran.
Selanjutnya Stahl dalam Isjoni (2009: 15) menyatakan pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan belajar siswa lebih baik dan meningkatkan sikap saling tolong-menolong
dalam perilaku sosial.
Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berfokus pada penggunaan
kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk
mencapai tujuan belajar (Sugiyanto, 2010: 37). Anita Lie (2007: 29) mengungkapkan bahwa
model pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan sekedar belajar dalam
kelompok. Ada lima unsur dasar pembelajaran cooperative learning yang membedakannya
dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif dengan benar akan menunjukkan pendidik mengelola kelas lebih efektif.
Johnson (Anita Lie,2007: 30) mengemukakan dalam model pembelajaran kooperatif
ada lima unsur yaitu: saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap
muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi proses kelompok. Pembelajaran kooperatif
(Cooperative learning) adalah model pembelajaran yang menekankan pada saling
ketergantungan positif antar individu siswa, adanya tanggung jawab perseorangan, tatap
muka, komunikasi intensif antar siswa, dan evaluasi proses kelompok (Arif Rohman, 2009:
186).
Cooperative learning menurut Slavin (2005: 4-8) merujuk pada berbagai macam
model pembelajaran di mana para siswa bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil yang
terdiri dari berbagai tingkat prestasi, jenis kelamin, dan latar belakang etnik yang berbeda
untuk saling membantu satu sama lain dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas
kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan, dan
berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup
kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Cooperative learning lebih dari sekedar
belajar kelompok karena dalam model pembelajaran ini harus ada struktur dorongan dan
tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadi interaksi secara terbuka dan
hubungan-hubungan yang bersifat interdependensi efektif antara anggota kelompok.
Agus Suprijono (2009: 54) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah
konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang
lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif
dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan
pertanyaanpertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk
membantu siswa menyelesaikan masalah yang dimaksudkan. Guru biasanya menetapkan
bentuk ujian tertentu pada akhir tugas.
Anita Lie (Agus Suprijono, 2009: 56) menguraikan model pembelajaran kooperatif ini
didasarkan pada falsafah homo homini socius. Berlawanan dengan teori Darwin, filsafat ini
menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Dialog interaktif (interaksi sosial) adalah
kunci seseorang dapat menempatkan dirinya di lingkungan sekitar.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menempatkan
siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang anggotanya bersifat heterogen, terdiri dari siswa
dengan prestasi tinggi, sedang, dan rendah, perempuan dan laki-laki dengan latar belakang
etnik yang berbeda untuk saling membantu dan bekerja sama mempelajari materi pelajaran
agar belajar semua anggota maksimal.

2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif


Slavin (2005) mengemukakan tujuan yang paling penting dari model pembelajaran
kooperatif adalah untuk memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan, dan
pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi anggota masyarakat yang bahagia
dan memberikan kontribusi.
Wisenbaken (Slavin, 2005) mengemukakan bahwa tujuan model pembelajaran
kooperatif adalah menciptakan norma-norma yang proakademik di antara para siswa, dan
norma-norma pro-akademik memiliki pengaruh yang amat penting bagi pencapaian siswa.
3. Unsur-unsur Dasar dalam Pembelajaran Kooperatif
Lungdren dalam Isjoni (2009 : 16) mengemukakan unsur-unsur dalam pembelajaran
kooperatif sebagai berikut.
a. para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “ tenggelam atau berenang bersama”;
b. para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau siswa lain dalam
kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang
dihadapi;
c. para siswa harus berpendapat bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama;
d. para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab di antara para anggota kelompok;
e. para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap
evaluasi kelompok;
f. para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja sama
selama belajar;
g. setiap siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang
ditangani dalam kelompok kooperatif.

Roger dan David (Agus Suprijono, 2009: 58) mengatakan bahwa tidak semua belajar
kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima
unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah
sebagai berikut.
1) Positive interdependence (saling ketergantungan positif)

Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua


pertanggungjawaban kelompok. Pertama, mempelajari bahan yang ditugaskan kepada
kelompok. Kedua, menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari bahan
yang ditugaskan tersebut.

2) Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan)

Pertanggungjawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran terhadap keberhasilan


kelompok. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah membentuk semua anggota kelompok
menjadi pribadi yang kuat. Tanggungjawab perseorangan adalah kunci untuk menjamin
semua anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama. Artinya, setelah mengikuti
kelompok belajar bersama, anggota kelompok harus dapat menyelesaikan tugas yang sama.

3) Face to face promotive interaction (interaksi promotif)

Unsur ini penting karena dapat menghasilkan saling ketergantungan positif. Ciri–ciri
interaksi promotif adalah saling membantu secara efektif dan efisien, saling memberikan
informasi dan sarana yang diperlukan, memproses informasi bersama secara lebih efektif dan
efisien, saling mengingatkan, saling membantu dalam merumuskan dan mengembangkan
argumentasi serta meningkatkan kemampuan wawasan terhadap masalah yang dihadapi,
saling percaya, dan saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama.

4) Interpersonal skill (komunikasi antaranggota)


Untuk mengkoordinasikan kegiatan siswa dalam pencapaian tujuan siswa harus adalah
saling mengenal dan mempercayai, mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius,
saling menerima dan saling mendukung, serta mampu menyelesaikan konflik secara
konstruktif.

5) Group processing (pemrosesan kelompok)

Pemrosesan mengandung arti menilai. Melalui pemrosesan kelompok dapat diidentifikasi


dari urutan atau tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan dari anggota kelompok. Siapa di
antara anggota kelompok yang sangat membantu dan siapa yang tidak membantu. Tujuan
pemrosesan kelompok adalah meningkatkan efektivitas anggota dalam memberikan
kontribusi terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai tujuan kelompok. Ada dua tingkat
pemrosesan yaitu kelompok kecil dan kelas secara keseluruhan.

Thompson, et al (Isjoni,2009: 17) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif turut


menambah unsur-unsur interaksi sosial pada pembelajaran. Di dalam pembelajaran kooperatif
siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu sama
lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa dengan kemampuan yang
heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa,
jenis kelamin, dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan dan
bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya.

Isjoni (2009: 17) menguraikan bahwa pada pembelajaran kooperatif yang diajarkan
adalah keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam
kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi
pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas
anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan.

4. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif


Kelemahan pembelajaran kooperatif bersumber pada dua faktor, yaitu faktor dari
dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern). Faktor dari dalam yaitu sebagai berikut.
a. guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih
banyak tenaga, pemikiran dan waktu;
b. agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat
dan biaya yang cukup memadai;
c. selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang
sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan, dan
d. saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang
lain menjadi pasif.
Slavin (Miftahul, 2011: 68) mengidentifikasi tiga kendala utama atau apa yang
disebutnya pitfalls (lubang-lubang perangkap) terkait dalam pembelajaran kooperatif sebagai
berikut.
a. Free Rider

Jika tidak dirancang dengan baik, pembelajaran kooperatif justru berdampak pada
munculnya free rider atau “pengendara bebas”. Yang dimaksud free rider disini adalah
beberapa siswa yang tidak bertanggung jawab secara personal pada tugas kelompoknya
mereka hanya “mengekor” saja apa yang dilakukan oleh teman-teman satu kelompoknya
yang lain. Free rider ini sering kali muncul ketika kelompok-kelompok kooperatif ditugaskan
untuk menangani atu lembar kerja, satu proyek, atau satu laporan tertentu.

Untuk tugas-tugas seperti ini, sering kali ada satu atau beberapa anggota yang
megerjakan hampir semua pekerjaan kelompoknya, sementara sebagian anggota yang lain
justru “bebas berkendara”, berkeliaran kemana-mana.

b. Diffusion of responsibility

Yang dimaksud dengan diffusion of responsibility (penyebaran tanggung jawab) ini


adalah suatu kondisi di mana beberapa anggota yang dianggap tidak mampu cenderung
diabaikan oleh anggota-anggota lain yang “lebih mampu”. Misalnya, jika siswa ditugaskan
untuk mengerjakan tugas IPA, beberapa anggota yang dipersepsikan tidak mampu menghafal
atau memahami materi tersebut dengan baik sering kali tidak dihiraukan oleh teman-
temannya yang lain. Siswa yang memiliki skill IPA yang baik pun terkadang malas
mengajarkan keterampilannya pada teman-temannya yang kurang mahir di bidang IPA. Hal
ini hanya membuang-buang waktu dan energi saja.

c. Learning a Part of Task Specialization

Beberapa model pembelajaran tertentu, seperti Jigsaw, Group Investigation, dan metode-
metode lain yang terkait, setiap kelompok ditugaskan untuk mempelajari atau mengerjakan
bagian materi yang berbeda antarsatu sama lain. Pembagian semacam ini sering kali
membuat siswa hanya fokus pada bagian materi lain yanng dikerjakan oleh kelompok lain
hampir tidak dihiraukan sama sekali, padahal semua materi tersebut saling berkaitan satu
sama lain.

Slavin (Miftahul,2011: 69) mengemukakan bahwa ketiga kendala ini bisa diatasi jika
guru mampu melakukan beberapa faktor sebagai berikut 1) mengenakan sedikit banyak
karakteristik dan level kemampuan siswanya, 2) selalu menyediakan waktu khusus untuk
mengetahui kemajuan setiap siswanya dengan mengevaluasi mereka secara individual setelah
bekerja kelompok, dan yang paling penting 3) mengintegrasikan metode yang satu dengan
metode yang lain.

5. Aspek-aspek Pembelajaran Kooperatif


Miftahul (2011) memaparkan beberapa aspek pembelajaran kooperatif sebagai
berikut.
a. Tujuan

Semua siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (sering kali yang beragam/
ability grouping/ heterogenous group) dan diminta untuk 1) mempelajari materi tertentu dan
2) saling memastikan semua anggota kelompok juga mempelajari materi tersebut.

b. Level kooperatif

Kerja sama dapat diterapkan dalam kelas (dengan cara memastikan bahwa semua siswa
di ruang kelas benar-benar mempelajari materi yang ditugaskan) dan level sekolah (dengan
cara memastikan bahwa semua siswa di sekolah benar-benar mengalami kemajuan secara
akademik).

c. Pola interaksi

Setiap siswa saling mendorong kesuksesan antar satu sama lain. Siswa mempelajari
materi pembelajaran bersama siswa lain, saling menjelaskan cara menyelesaikan tugas
pembelajaran, saling menyimak penjelasan masing-masing, saling mendorong untuk bekerja
keras, dan saling memberikan bantuan akademik jika ada yang membutuhkan. Pola interaksi
ini muncul di dalam dan di antara kelompok-kelompok kooperatif.

d. Evaluasi

Sistem evaluasi didasarkan pada kriteria tertentu. Penekanannya biasanya terletak pada
pembelajaran dan kemajuan akademik setiap siswa, bisa pula difokuskan pada setiap
kelompok, semua siswa, ataupun sekolah. Koes (Isjoni, 2009: 20) menyebutkan bahwa
belajar kooperatif didasarkan pada hubungan antara motivasi, hubungan inter personal,
strategi pencapaian khusus, suatu ketegangan dalam individu memotivasi gerakan ke arah
pencapaian hasil yang diinginkan. Nurhadi (Isjoni, 2009) mengemukakan bahwa
pembelajaran kooperatif memuat elemen-elemen yang saling terkait di dalamnya, diantaranya
adalah saling ketergantungan positif, interaksi tatap muka, akuntabilitas individual,
keterampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial yang sengaja
diajarkan. Keempat elemen tersebut tidak bisa dipisahkan dalam pembelajaran kooperatif
karena sangat mempengaruhi kesuksesan dari pembelajaran koperatif sendiri.

Effandi Zakaria (Isjoni, 2009: 21) berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif dirancang
bagi tujuan untuk melibatkan pelajar secara aktif dalam proses pembelajaran melanjutkan
perbincangan dengan teman-teman dalam kelompok kecil. Ia memerlukan siswa bertukar
pendapat, memberi tanya jawab serta mewujudkan serta membina proses penyelesaian
kepada suatu masalah. Kajian eksperimental dan diskriptif yang dijalankan mendukung
pendapat yang mengatakan pembelajaran kooperatif dapat memberikan hasil yang positif
kepada siswa.

6. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif


Isjoni (2009: 27) memaparkan beberapa ciri-ciri pembelajaran kooperatif yaitu
sebagai berikut.
a. setiap anggota memiliki peran;
b. terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa;
c. setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga temanteman
sekelompoknya;
d. guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, dan
e. guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif sebagaimana


dikemukakan Slavin (Isjoni, 2009) yaitu penghargaan kelompok, pertanggung jawaban
individu, dan kesempatan yang sama untuk berhasil.
1) Penghargaan kelompok
Pembelajaran kooperatif menggunakan tujuan-tujuan kelompok untuk memperoleh
penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok diperoleh jika kelompok mencapai skor di
atas kriteria yang ditentukan. Keberhasilan kelompok didasarkan pada penampilan individu
sebagai anggota kelompok dalam menciptakan hubungan antar personal yang saling
mendukung, saling membantu, dan saling peduli.

2) Pertanggung jawaban individu


Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari semua anggota
kelompok. Pertanggungjawaban tersebut menitik beratkan pada aktivitas anggota kelompok
yanng saling membantu dalam belajar. Adanya pertanggungjawaban secara individu juga
menjadikan setiap anggota siap untuk menghadapi tes dan tugas-tugas lainnya secara mandiri
tanpa bantuan teman sekelompoknya.
3) Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan
Pembelajaran kooperatif menggunakan metode skoring yang mencakup nilai
perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh siswa dari yang terdahulu.
Dengan menggunakan metode skoring ini setiap siswa baik yang berprestasi rendah, sedang,
atau tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik
bagi kelompoknya.

Slavin (2005: 36) memaparkan bahwa teori motivasi dalam pembelajaran kooperatif
menekankan pada derajat perubahan tujuan kooperatif mengubah insentif bagi siswa untuk
melakukan tugas-tugas akademik, teori kognitif menekankan pada pengaruh dari kerja sama
itu sendiri (apakah kelompok tersebut mencoba meraih tujuan kelompok ataupun tidak).

Panintz (Agus Suprijono, 2009: 54) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif adalah
konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang
lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif
dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan
pertanyaanpertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk
membantu siswa menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk
ujian tertentu pada akhir tugas.

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa


prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan pengembangkan keterampilan sosial.
Untuk mencapai hasil belajar itu model pembelajaran kooperatif menuntut kerja sama dan
interdependensi siswa dalam struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur reward-nya. Struktur
tugas berhubungan bagaimana tugas diorganisir. Struktur tujuan dan reward mengacu pada
derajat kerja sama atau kompetisi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan maupun reward.

Salah satu aksentuasi model pembelajaran kooperatif adalah interaksi kelompok.


Interaksi kelompok merupakan interaksi interpersonal (interaksi antaranggota). Interaksi
kelompok dalam pembelajaran kooperatif bertujuan mengembangkan inteligensi
interpersonal. Inteligensi ini berupa kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap
perasaan, intensi, motivasi, sifat, temperamen orang lain. Kepekaan akan ekspresi wajah,
suara, isyarat dari orang lain juga termasuk dalam inteligensi ini. Secara umum inteligensi
interpersonal berkaitan dengan kemampuan seseorang menjalin relasi dan komunikasi dengan
berbagai orang. Interaksi kelompok dalam interaksi pembelajaran kooperatif dengan kata lain
bertujuan mengembangkan keterampilan sosial (social skill). Beberapa komponen
keterampilan sosial adalah kecakapan berkomunikasi, kecakapan bekerja kooperatif dan
kolaboratif, serta solidaritas.

7. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif


Agus Suprijono (2009) memaparkan sintak model pembelajaran kooperatif terdiri dari
enam fase sebagai berikut.
Tabel 1. Fase-fase Dalam Pembelajaran Kooperatif Fase Kegiatan Guru

Fase Kegiatan Guru

Fase 1 : Present goals and set


Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan siswa siap belajar
mempersiapkan siswa
Mempresentasikan informasi kepada
Fase 2 : Present information
siswa secara verbal
Menyajikan informasi
Fase 3 : Organize students into Memberikan penjelasan kepada siswa
learning teams tentang tata cara pembentukan
Mengorganisir siswa ke dalam tim- tim belajar dan membantu kelompok
tim belajar melakukan transisi yang efisien
Fase 4 : Assist team work and Membantu tim-tim belajar
studeny Membantu kerja tim dan selama siswa mengerjakan tugasnya
belajar
Fase 5 : Test on the materials Menguji pengetahuan siswa mengenai
Mengevaluasi berbagai materi pembelajaran atau
kelompok-kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya
Fase 6 : Provide recognition Mempersiapkan cara untuk mengakui
Memberikan pengakuan atau usaha dan prestasi individu maupun
penghargaan kelompok

a. Fase pertama
Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa. Guru mengklasifikasi maksud
pembelajaran kooperatif. Hal ini penting untuk dilakukan karena siswa harus memahami
dengan jelas prosedur dan aturan dalam pembelajaran.

b. Fase kedua
Guru menyampaikan informasi, sebab informasi ini merupakan isi akademik.

c. Fase ketiga
Guru harus menjelaskan bahwa siswa harus saling bekerja sama di dalam kelompok.
Penyelesaian tugas kelompok harus merupakan tujuan kelompok. Tiap anggota kelompok
memiliki akuntabilitas individual untuk mendukung tercapainya tujuan kelompok. Pada fase
ketiga ini terpenting jangan sampai ada free-rider atau anggota yang hanya menggantungkan
tugas kelompok kepada individu lainnya.
d. Fase keempat
Guru perlu mendampingi tim-tim belajar, mengingatkan tentang tugas-tugas yang dikerjakan
siswa dan waktu yang dialokasikan. Pada fase ini bantuan yang diberikan guru dapat berupa
petunjuk, pengarahan, atau meminta beberapa siswa mengulangi hal yang sudah ditunjukkan.

e. Fase kelima
Guru melakukan evaluasi dengan menggunakan strategi evaluasi yang konsisten dengan
tujuan pembelajaran.

f. Fase keenam
Guru mempersiapkan struktur reward yang akan diberikan kepada siswa. Variasi struktur
reward dapat dicapai tanpa tergantung pada apa yang dilakukan orang lain. Struktur reward
kompetitif adalah jika siswa diakui usaha individualnya berdasarkan perbandingan dengan
orang lain. Struktur reward kooperatif diberikan kepada tim meskipun anggota tim-timnya
saling bersaing.

8. Manfaat Pembelajaran Kooperatif


Sadker (Miftahul, 2011: 66) menjabarkan beberapa manfaat pembelajaran kooperatif.
Selain itu, meningkatkan keterampilan kognitif dan afektif siswa, pembelajaran kooperatif
juga memberikan manfaat-manfaat besar lain seperti berikut ini.
a. siswa yang diajari dengan dan dalam struktur-struktur kooperatif akan memperoleh hasil
pembelajaran yang lebih tinggi;
b. siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran kooperatif akan memiliki sikap harga-diri yang
lebih tinggi dan motivasi yang lebih besar untuk belajar;
c. dengan pembelajaran kooperatif, siswa menjadi lebih peduli pada teman-temannya, dan di
antara mereka akan terbangun rasa ketergantungan yang positif (interdependensi positif)
untuk proses belajar mereka nanti;
d. pembelajaran kooperatif meningkatkan rasa penerimaan siswa terhadap teman-temannya
yang berasal dari latar belakang ras dan etnik yang berbedabeda.

9. Tipe-tipe Pembelajaran Kooperatif


Model pembelajaran kooperatif menurut Slavin (2009:11-26) ada berbagai macam
tipe, yaitu Student Teams-Achievement Division (STAD), Team Game Tournament (TGT),
Jigsaw II, Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), Team Assisted
Individualization (TAI), Group Investigation, Learning Together, Complex Instruction, dan
Structure Dyadic Methods.

D. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization)

1. Pengertian Model Pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization)


Model Pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) ini
dikembangkan oleh Slavin. Menurut Slavin (2005) tipe ini mengkombinasikan keunggulan
pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi
kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih
banyak digunakan untuk pemecahan masalah, ciri khas pada model pembelajaran TAI ini
adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan
oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan
saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas
keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.

Model pembelajaran TAI dimana siswa dikelompokkan ke dalam kelompok kecil (5


siswa) secara heterogen yang dipimpin oleh seorang ketua kelompok yang mempunyai lebih
dibandingkan anggotanya. Selain itu guru mempunyai fleksibilitas untuk berpindah dari
kelompok ke kelompok atau dari individu ke individu, kemudian para siswa dapat saling
memeriksa hasil kerja mereka, mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul dalam
kelompok dapat ditangani sendiri maupun dengan bantuan guru apabila diperlukan.

Miftahul (2011) mengemukakan bahwa dalam model pembelajaran TAI, siswa


dikelompokkan berdasarkan kemampuannya yang beragam. Masing-masing kelompok terdiri
dari 5 siswa dan ditugaskan untuk menyelesaikan materi pembelajaran atau PR. Dalam model
pembelajaran TAI, setiap kelompok diberikan serangkaian tugas tertentu untuk dikerjakan
bersama-sama. Poin-poin dalam tugas dibagikan secara berurutan kepada setiap anggota
(misalnya, untuk materi IPA yang terdiri dari 8 soal, berarti empat anggota dalam setiap
kelompok harus saling bergantian menjawab soal-soal tersebut). Semua anggota harus saling
mengecek jawaban temanteman satu kelompoknya dan saling memberi bantuan jika memang
dibutuhkan. Setiap kelompok harus memastikan bahwa semua anggotanya paham dengan
materi yang telah didiskusikan.

Masing-masing anggota diberi tes individu tanpa bantuan dari anggota yang lain.
Selama menjalani tes individu ini, guru harus memperhatikan setiap siswa. Skor tidak hanya
dinilai oleh sejauh mana siswa mampu menjalani tes itu, tetapi juga sejauh mana mereka
mampu bekerja secara mandiri (tidak mencontek).

Penghargaan (reward) diberikan kepada kelompok yang mampu menjawab soal-soal


dengan benar lebih banyak dan mampu menyelesaikan PR dengan baik. Guru memberikan
poin tambahan (extra point) kepada siswa yang mampu memperoleh nilai rata-rata yang
melebihi KKM pada ujian final. Karena dalam model pembelajaran TAI siswa harus saling
mengecek pekerjaannya satu sama lain dan mengerjakan tugas berdasarkan rangkaian soal
tertentu, guru sambil lalu bisa memberi penjelasan seputar soal-soal yang kebanyakan
dianggap rumit oleh siswa. Pada model pembelajaran TAI ini, akuntabilitas individu,
kesempatan yang sama untuk sukses, dan dinamika motivasional menjadi unsur-unsur utama
yang harus ditekankan oleh guru.

2. Komponen-Komponen TAI (Team Assisted Individualization)


Nur asma (2006) mengemukakan bahwa kegiatan pembelajaran dengan model
pembelajaran TAI tidak sama dengan kegiatan pembelajaran pada model pembelajaran
STAD dan TGT, TAI terikat pada serangkaian materi pelajaran yang khas dan memiliki
petunjuk pelaksanaan sendiri. Menurut Slavin (Nur Asma, 2006: 56) model pembelajaran
TAI terdiri dari delapan komponen, yaitu.

Tahap 1 : Mempelajari Materi Pelajaran

Siswa mempelajari materi pelajaran yang telah disiapkan oleh guru.

Tahap 2 : Tes Penempatan (Placement test)

Pada awal program pembelajaran diberikan pretest, dimaksudkan untuk menempatkan siswa
pada program individual yang didasarkan pada hasil tes mereka.

Tahap 3 : Membagi Siswa ke dalam Kelompok

Siswa dalam model pembelajaran TAI ditempatkan dalam kelompok-kelompok heterogen


terdiri dari 4 sampai 5 siswa.

Tahap 4 : Belajar Kelompok (study teams)

Setelah ujian penempatan, masing-masing individu menempatkan diri sesuai dengan


kelompoknya. Setiap kelompok mendiskusikan materi yang sudah dipelajari oleh masing-
masing individu. Setiap kelompok harus memastikan bahwa setiap anggotanya paham
tentang materi yang sudah dipelajari.

Tahap 5 : Skor dan Penghargaan kelompok

Guru memberikan skor dan penghargaan terhadap kelompok yang hasil dari diskusi
kelompoknya bagus. Skor ini didasarkan pada jumlah rata-rata unit yang tercakup oleh
anggota kelompok dan akurasi dari tes-tes unit. Kriteria ditetapkan untuk penampilan (hasil)
kelompok.
Tahap 6 : Refleksi

Guru menberikan penegasan terhadap materi yang sudah dipelajari. Guru menerangkan
materi yang sudah dipelajari agar siswa lebih yakin dan mantap terhadap materi yang
dipelajari, sehingga jika mendapatkan soal siswa bisa menyelesaikannya.

Tahap 7 : Tes Akhir

Pada akhir pembelajaran guru memberikan posttest yang dikerjakan secara individu untuk
mengukur seberapa pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dipelajari.

Tahap 8 : Unit Keseluruhan

Setiap akhir pembelajaran guru mengevaluasi pembelajaran yang dilihat dari hasil belajar
yang diperoleh siswa.

3. Karakteristik TAI (Team Assisted Individualization)


a. Team
pembentukan kelompok secara heterogen yang terdiri dari 4-5 siswa.

b. Placement test
pemberian pretest kepada siswa /melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui
kelemahan siswa pada bidang tersebut.

c. Student Creative
melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan dimana keberhasilan
individu ditentukan oleh keberhasilan kelompok.

d. Team Study
tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan
bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkan.

e. Team Score and Team Recognition


pemberian score terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan
terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang
berhasil dalam menyelesaikan tugas.

f. Teaching Group
pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok.

g. Fact Test
pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa.

h. Whole-Class Units
pemberian materi oleh guru kembali diakhiri waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan
masalah.
4. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization)
a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara
individual yang sudah dipersiapkan oleh guru;
b. Guru memberikan kuis (pretest) secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor
dasar atau skor awal;
c. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4–5 siswa dengan
kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang dan rendah) Jika
mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan
jender;
d. Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi
kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok;
e. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan
penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari;
f. Guru memberikan kuis (posttest) kepada siswa secara individual;
g. Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil
belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).

E. Konduktor Dan Isolator Panas


Konduktor panas adalah benda-enda yang mudah dan cepat dalam menghantarkan
panas. Benda yang bersifat konduktor dapat menghantarkan panas dengan baik. Oleh karena
itu, benda bersifat konduktor dapat dimanfaatkan untuk menghantarkan panas ke benda lain.
Hal ini berarti juga bahwa benda ini sengaja dibuat menjadi panas, kemudian sifat panas ini
digunakan untuk tujuan tertentu. Misalnya panas yang diterima setrika digunakan untuk
menghaluskan baju.

Isolator panas adalah benda-benda yang tidak mudah dan lambat dalam menghantarkan
panas. Benda yang bersifat Isolator tidak dapat menghantarkan panas. Misalnya sejenis
plastik tahan panas.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian
l. Waktu Penelitian
Penelitian direncanakan pada hari Rabu tanggal 23 Oktober 2013 untuk siklus 1 dan
siklus 2 pada hari Senin tanggal 6 November 2013.

2. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di kelas VI Sekolah Dasar Negeri 26 Kota Pagaralam Kelurahan
Bumi Agung Kecamatan Dempo Utara Kota Pagaralam, yang merupakan objek Penelitian.

3. Alasan Penelitian Dilakukan di Tempat itu


Sesuai dengan dengan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) antara lain bahwa
penelitian dilakukan dalam upaya menyelesaikan masalah pembelajaran yang dirasakan oleh
guru dan siswa atau permasalahan yang aktual yang dirasakan oleh guru dan siswa . Berdasar
dari uraian yang dipaparkan pada latar belakang alasan mengapa penelitian dilakukan di kelas
VI, karena siswa kelas VI itulah yang mempunyai masalah dalam penguasaan Materi
Konduktor Dan Isolator Panas.

B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri 26 Kota
Pagaralam Kelurahan Bumi Agung Kecamatan Dempo Utara Kabupaten Kota Pagaralam
sebanyak 17 orang yang terdiri dari laki-laki sebanyak 12 orang dan perempuan sebanyak 5
orang.

C. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh peneliti adalah berdasarkan keluhan guru dalam proses
Pembelajaran tentang konduktor dan isolator panas dari hasil ulangan yang diperoleh hanya
mencapai rata-rata 51,76 ketika ditanyakan pada siswa ternyata hampir 79% siswa menjawab
kesulitan.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data


1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 teknik,
yaitu teknik observasi dan teknik tes.
a. Teknik Observasi
Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan
lembar observasi yang dibuat untuk digunakan sebagai perangkat pengumpul data. Adapun
hal-hal yang diobservasi antara lain:
1) Observasi terhadap rencana pembelajaran.
2) Observasi terhadap proses pembelajaran.
3) Observasi terhadap hasil yang diperoleh siswa setelah dilakukan tindakan.
b. Teknik Tes
Teknik tes dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar
soal.

2. Alat Pengumpulan Data


Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Butir Soal tes sebanyak 5 nomor
b. Lembar Observasi, yaitu:
1) Observasi terhadap rencana pembelajaran.
2) Observasi terhadap proses pembelajaran.
3) Observasi terhadap hasil yang diperoleh siswa setelah dilakukan tindakan.

E. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan ada yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data
yang diperoleh dikatagorikan dan diklasifikasikan berdasarkan analisis kaitan logisnya,
kemudian disajikan secara aktual dan sistematis dalam keseluruhan permasalahan dan
kegiatan penelitian.
Selanjutnya untuk menganalisis data, hasil tindakan yang dilakukan penulis disajikan
secara bertahap sesuai urutan siklus yang telah dilaksanakan, adapun prosedur pengolahan
data adalah sebagai berikut :
a. Seleksi Data
Data yang telah terkumpul dari hasil observasi selama kegiatan penelitian maka
diadakan penyeleksian data yang ada kaitannya dengan tujuan penelitian.
b. Klasifikasi Data
Data yang terkumpul berdasarkan penyeleksian, diklasifikasikan berdasarkan urutan
logis untuk disajikan secara sistematis berdasarkan urutan siklus.
c. Prosentase Data
Tahap akhir dari teknik analisis data, dilakukan prosentase data bagi data yang telah
terkumpul beradasarkan klasifikasi.

F. Indikator Kinerja
Penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil tes formatif yang hanya25 % siswa yang
tuntas Belajar memperoleh nilai diatas KKM Pelajaran IPA Kelas VI SD Negeri 26 Kota
Pagaralam yaitu 60. Adapun hasil penelitian yang diharapkan adalah 80 % siswa
memperoleh nilai diatas KKM.

G. Prosedur Penelitian
Kegiatan penelitian ditempuh melalui prosedur yang ditentukan, yaitu melalui empat
tahap, yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, observasi dan pencatatan
pembelajaran, dan analisis serta refleksi pembelajaran

1. Perencanaan Tindakan Penelitian


Perencanaan tindakan penelitian dilakukan berdasarkan hasil orientasi dan identifikasi
masalah pengajaran. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah : (1) Menelaah
kurikulum SD Kelas VI Mata pelajaran IPA (2) menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran IPA (3) menyusun lembar observasi proses pelaksanaan
pembelajaran (4) Membuat LKS (5) Menyusun alat evaluasi.
2. Pelaksanaan Tindakan Penelitian
Empat tahap kegiatan yang dilakukan pada setiap siklus tindakan pembelajaran adalah
seperti di bawah ini.
a. Perencanaan Tindakan
Kegiatan perencanaan tindakan meliputi tahapan sebagai berikut :
1) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan prioritas masalah yaitu
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada pembelajaran IPA tentang Materi
Konduktor Dan Isolator Panas,
2) mempersiapkan alat atau media pembelajaran yang akan digunakan yaitu model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI untuk setiap kelompok,
3) membicarakan prosedur pelaksanaan pengajaran IPA tentang Materi Konduktor Dan Isolator
Panas menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dan
4) menyusun instrumen-instrumen yang akan digunakan.
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam pelaksanaan pembelajaran, peneliti melaksanakan pembelajaran tentang penggunaan
model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dan mencatat berbagai temuan selama kegiatan
pembelajaran sebagai bahan refleksi pada pelaksanaan pada siklus l khususnya yang
berhubungan dengan fokus penelitian.
c. Observasi Pelaksanaan Penelitian
Peneliti dengan berkolaborasi dengan teman sejawat Yaitu Ibu Siti
Khodijah,S.Pd.SD,melakukan analisis dan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran, untuk
keperluan analisis dilakukan pemeriksaan lembar pengamatan dan catatan-catatan tentang
data yang terkumpul. Hasil observasi sebagai temuan dijadikan sebagai rekomendasi hasil
penelitian dan rencana tindakan selanjutnya.
d. Analisis dan Refleksi Pembelajaran
Peneliti bersama-sama dengan rekan sejawat melakukan analisis dan refleksi data yang
terkumpul selama kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi dijadikan
bahan untuk melakukan tindakan penelitian.
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Kondisi Awal


1. Keadaan Siswa
Berdasarkan data yang diperoleh dari sekolah, keadaan siswa Kelas VI SD Negeri 26
Kota Pagaralam pada semester I diperoleh data yaitu dari 17 siswa yaitu 12 laki-laki dan 5
Perempuan.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, siswa kurang antusias
dalam menghadapi pelajaran, hal ini salah satu penyebabnya adalah guru tidak menggunakan
Model pembelajaran yang tepat.

2. Kemampuan Siswa
Dalam kegiatan orientasi dan identivikasi masalah terlebih dahulu dilakukan tes untuk
mengetahui kemampuan siswa (tes awal) tentang materi Konduktor Dan Isolator Panas.
Adapun hasil yang diperoleh dari tes awal adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1
Nilai Tes Awal Sebelum Tindakan Penelitian

No Nama Siswa KKM NILAI Ket


1. Azizah Apriliani 60 80 Tuntas
2. Abizard Hidayatulllah 60 70 Tuntas
3. Erina Septiani 60 80 Tuntas
4. Ella Epriani 60 40 Belum Tuntas
5. Muhammmad Wahyu.A 60 50 Belum Tuntas
6. Muhammad Halim 60 40 Belum Tuntas
7. M.Adha Al-Farizi 60 40 Belum Tuntas
8. Pandu Hendrik 60 60 Tuntas
9. Muhammad Aldi 60 40 Belum Tuntas
10. Perdi Pebruari 60 50 Belum Tuntas
11. M.Nopriansyah 60 50 Belum Tuntas
12. Rama Dani 60 50 Belum Tuntas
13. Susanti 60 50 Belum Tuntas
14. Teguh Iktiarso 60 50 Belum Tuntas
15. Dilan Anugrah Putra 60 40 Belum Tuntas
16. Utomo 60 50 Belum Tuntas
17. Yella Gusraini 60 70 Tuntas
Jumlah 880
Rata-rata 51,76
B. Deskripsi dan Pembahasan Siklus 1
Tindakan Pembelajaran
Tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan adalah dengan menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI, siswa dalam kegiatan belajar akan
dikelompokkan kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 dan 5 orang, dengan tujuan agar
siswa dalam kelompok memperoleh kesempatan yang lebih banyak dalam melaksanakan
kegiatan
1. Perencanaan
Untuk menjaring data dalam penelitian, maka langkah selanjutnya membuat lembar
observasi, antara lain :
1) Lembar observasi Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
2) Lembar observasi Pelaksanaan Pembelajaran
3) Lembar observasi Kemampuan Siswa pada Materi Konduktor Dan Isolator Panas
Tindakan penelitian siklus I berdasarkan perencanaan tindakan penelitian yang telah
ditetapkan dan hasilnya disusun berdasarkan katagori data dibawah ini :
2. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran pada Siklus I meliputi kegiatan guru dalam mengajar, dan siswa
dalam belajar dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:

Tabet 4.2
Proses Pembelajaran Siklus I
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1 Kegiatan Awal
• Guru mengawali kegiatan mengajar • Siswa memperhatikan pembicaraan
dengan mengkondisikan siswa guru, semula banyak yang ngobrol
pada situasi mengajar yang • Anak-anak kelihatan semakin
kondusif dengan melontarkan kata- penasaran ingin segera pelajaran
kata "anak-anak, sekarang kita dimulai.
akan belajar Ilmu Pengetahuan • Siswa menjawab pertanyaan guru
Alam, tentang Konduktor Dan dengan baik, meski ada beberapa orang
Isolator Panas". yang kurang memperhatikan guru,
• Guru menyampaikan informasi sehingga ketika diberi Pertanyaan
tentang materi yang akan diajarkan, kebingungan
termasuk menginformasikan
belajar kelompok
• Guru memberikan apersepsi
dengan memberikan beberapa
pertanyaan yang ada hubungannya
dengan materi yang akan diajarkan
2 Kegiatan Inti
• Guru menjelaskan tentang Materi • Siswa memperhatikan penjelasan guru
Konduktor Dan Isolator Panas meski ada beberapa orang siswa yang
• Guru membagi siswa dalam 5 kurang memperhatikan, akan tetapi
kelompok, setiap kelompok terdiri ketika disuruh menjelaskan hampir
dari 4 dan 5 orang siswa. semua siswa memperhatikannya.
• Guru memberikan lembar kerja • Siswa berkelompok berdasarkan
untuk dikerjakan dan dilaksanakan kelompoknya masing-masing
oleh setiap kelompok • Siswa berkumpul masing-masing
• Guru membimbing siswa dalam kelompok
melakukan kegiatan • Setiap siswa sangat antusias
• Guru menyuruh masuk keruangan melaksanakan perannya masing-masing.
kelas untuk melaksanakan diskusi • Siswa mengerjakan lembar kerja
kelompok meskipun setiap kelompok hanya
• Guru menjadi moderator dalam didominasi oleh siswa pandai
kegiatan diskusi • Semua siswa disuruh memasuki kelas
kembali untuk melaksanakan kerja
kelompok dan melaporkan hasil kerja
kelompok
• Setiap kelompok melaporkan hasil
kegiatan kelompoknya dan kelompok
lain mendengarkan untuk memberikan
sanggahan
• Siswa dengan bimbingan guru
menyimpulkan pelajaran

3 Kegiatan Akhir
• Guru memberikan evaluasi • Siswa mengerjakan soal yang
sebanyak 5 nomor diberikan oleh guru
• Guru memberikan tindak lanjut
dengan memberikan Pekerjaan
Rumah

3. Hasil Belajar Siswa Siklus I


Berdasarkan data yang terkumpul dari hasil evaluasi yang dilaksanakan pada Siklus I,
masih banyak siswa yang salah, secara rinci hasil yang diperoleh siswa adalah sebagai berikut
:
Tabel 4.3
Perolehan Nilai Pada Siklus I

No Nama Siswa KKM Nilai Ket

1. Azizah Apriliani 60 100 Tuntas


2. Abizard Hidayatulllah 60 100 Tuntas
3. Erina Septiani 60 80 Tuntas
4. Ella Epriani 60 50 Belum Tuntas
5. Muhammmad Wahyu.A 60 50 Belum Tuntas
6. Muhammad Halim 60 60 Tuntas
7. M.Adha Al-Farizi 60 50 Belum Tuntas
8. Pandu Hendrik 60 80 Tuntas
9. Muhammad Aldi 60 50 Belum Tuntas
10. Perdi Pebruari 60 50 Belum Tuntas
11. M.Nopriansyah 60 70 Tuntas
12. Rama Dani 60 70 Tuntas
13. Susanti 60 70 Tuntas
14. Teguh Iktiarso 60 70 Tuntas
15. Dilan Anugrah Putra 60 50 Belum Tuntas
16. Utomo 60 50 Belum Tuntas
17. Yella Gusraini 60 100 Tuntas
Jumlah 1150
Rata-rata 67,64

Tabel 4.4
Lembar Observasi Rencana Pembelajaran Siklus 1
Hasil Observasi
No. Aspek yang Diamati Ket
Ya Tidak
1 2 3 4 5
l. Standar Kompetensi
A.
1) Indikator sesuai dengan yang tercantum √
Kurikulum KTSP 2006
2
B. Kompetensi Dasar √
1. Indikator telah mengacu pada Kompetensi
Dasar √
2. Indikator terarah pada materi Konduktor Dan
Isolator Panas

3. Indikator telah mencakup ranah kognitif,
afektif dan psikomotor

C. Metoda
1. Menggunakan metoda ceramah, berpariasi √
dalam memberikan penjelasan materi
2. Menggunakan metoda diskusi untuk kerja √
kelompok
3. Menggunakan metoda tanya jawab untuk √
memahatni materi
4.Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif √
Tipe TAI untuk kerja Kelompok
D. Sumber
1. Menggunakan buku sumber berupa buku paket √
IImu Pengetahuan Alam Kelas VI
2. Menggunakan diktat pengalaman guru √
3. Menggunakan sumber lain yang relevan √
E. Media
1. 1.Media menunjang tujuan pembelajaran √
2. Media sesuai jumlah kebutuhan √
3. Media mudah digunakan √
4. Media menarik minat siswa √
2. Evaluasi
l. Prosedur evaluasi :
a. Diawal √
b. Diakhir √
2. Bentuk evaluasi
a. Objektif √
b. Esei √
3. Jenis evaluasi
a. Tulisan √
4. Soal
a. Sesuai dengan tujuan

b. Sesuai kemampuan siswa

c. Jumlah sesuai kebutuhan

Tabel 4.5
Lembar Observasi Aktifitas Guru dalam Mengajar Siklus 1
Hasil Observasi
No. Aspek yang Diamati Ket
Ya Tidak
1 Tahap Pelaksanaan

1) Kegiatan Awal
l. Mengkondisikan kelas pada situasi √
pembelajaran yang menyenangkan
2. Memotivasi belajar siswa dengan √
menginformasikan tentang materi pelajaran
yang akan diajarkan
3. Melakukan apersepsi mengarah pada materi √
yang akan diajarkan

2) Kegiatan inti dengan tahapan proses :


(1) Guru memberi penjelasan tentang Konduktor

Dan Isolator Panas dengan menggunakan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
(2) Pembentukan kelompok belajar siswa secara
merata baik jumlah, kemampuan, maupun √
jenis kelamin.
(3) Setiap kelompok diberi tugas yang sama
antara lain Mengidentifikasi Benda-Benda √
Konduktor Dan Isolator Panas
(4) Setiap kelompok melaporkan hasil kerjanya √
Guru dan siswa membahas hasil kerja
kelompok
(5) Guru membimbing siswa menyimpulkan √
materi yang dipelajari

3 Kegiatan Akhir
1. Melaksanakan evaluasi √
2. Memberikan tindak lanjut dengan memberikan
PR


Tabel 4.6
Refleksi Pembelajaran Siklus I

Masalah Pembelajaran Hipotesis Tindakan Selanjutnya


A. Kegiatan Guru a. Tiap siswa dalam kelompok diberi
Guru telah dapat melaksanakan prosedur tugas yang sama antara antara lain
pengajaran sesuai dengan skenario yang melaksanakan praktek
ada pada rencana pembelajaran,
meskipun masih ada keraguan dan siswa b. Siswa dibimbing secara intensif secara
yang tidak aktif kurang mendapat individu, baik dalam kegiatan
perhatian dari guru. menjelaskan maupun dalam kerja
kelompok
B. Kegiatan Siswa
Siswa secara umum tampak memiliki
minat belajar yang tinggi dalam belajar,
akan tetapi masih perlu penjelasan guru
dalam Kelompok kerja

Hasil refleksi dari siklus I merupakan rekomendasi untuk siklus II agar pembelajaran
lebih baik dan sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun kegiatan perencanaan untuk kegiatan
pembelajaran siklus 2 antara lain merefisi Rencana Pelaksanaan pembelajaran terutarna
dalam Proses Belajar Mengajar.

C. Deskripsi Dan Pembahasan Siklus 2


Tindakan penelitian siklus 2 berdasarkan repleksi siklus l, dan hasilnya disusun
berdasarkan katagori data dibawah ini :
1. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran pada siklus 2 meliputi kegiatan guru dalam mengajar, dan siswa
dalam belajar dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.7
Proses Pembelajaran Siklus 2
No. Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1 Kegiatan Awal
• Guru mengawali kegiatan mengajar • Siswa memperhatikan pembicaraan
dengan mengkondisikan siswa pada guru dengan antusias
situasi mengajar yang kondusif • Anak-anak kelihatan semakin
• Guru menyampaikan informasi tentang penasaran ingin segera pelajaran
materi yang akan diajarkan, termasuk dimulai kegiatan belajar
menginformasikan belajar kelompok
• Guru memberikan apersepsi dengan • Siswa menjawab pertanyaan guru
memberikan beberapa pertanyaan yang dengan baik, meski ada beberapa
ada hubungannya dengan materi yang siswa yang kurang memperhatikan
akan diajarkan guru, sehingga ketika diberikan
pertanyaan kebingunan.
2 Kegiatan Inti
• Guru menjelaskan tentang konsep • Siswa memperhatikan penjelasan
konduktor dan Isolator panas guru meski ada beberapa orang
• Guru membagi siswa dalam 4 kelompok, siswa yang kurang memperhatikan,
setiap kelompok terdiri dari 4 sampai 5 akan tetapi ketika disuruh
orang siswa. menjelaskan hampir semua siswa
• Guru membagikan LKS untuk setiap memperhatikannya.
kelompok • Siswa berkelompok berdasarkan
• Guru menyuruh setiap kelompok untuk kelompoknya masing-masing
mengamati percobaan dan memberikan• Siswa menerima Lembar Kerja
lembar kerja untuk dikerjakan oleh setiap Siswa.
kelompok • Siswa berkumpul masing-masing
• Guru membimbinf siswa dalam kerja kelompok
kelompok • Setiap kelompok melaksanakan
• Guru membimbing siswa untuk kegiatan kelompok sesuai dengan
menyimpulkan materi pelajaran petunjuk yang ada pada LKS
• Setiap siswa sangat diberi
kesempatan untuk melaporkan
hasil kerja kelompoknya dan
kelompok lain sebagai penanya .
• Siswa dengan bimbingan guru
menyimpulkan pelajaran
3 Kegiatan Akhir
• Guru memberikan Lembar evaluasi • Siswa mengerjakan soal yang
• Guru memberikan tindak lanjut dengan diberikan oleh guru
memberikan Pekerjaan Rumah

2. Hasil Belajar Siswa Siklus 2


Berdasarkan data yang terkumpul dari hasil evaluasi yang dilaksanakan pada Siklus 2,
masih banyak siswa yang salah, secara rinci hasil yang diperoleh siswa adalah sebagai berikut
:
Tabel 4.8
Perolehan Nilai Pos Tes Siklus 2

No Nama Siswa KKM Prosentase Ket


1. Azizah Apriliani 60 100 Tuntas
2. Abizard Hidayatulllah 60 100 Tuntas
3. Erina Septiani 60 100 Tuntas
4. Ella Epriani 60 90 Tuntas
5. Muhammmad Wahyu.A 60 70 Tuntas
6. Muhammad Halim 60 80 Tuntas
7. M.Adha Al-Farizi 60 80 Tuntas
8. Pandu Hendrik 60 100 Tuntas
9. Muhammad Aldi 60 50 Tidak Tuntas
10. Perdi Pebruari 60 80 Tuntas
11. M.Nopriansyah 60 80 Tuntas
12. Rama Dani 60 100 Tuntas
13. Susanti 60 100 Tuntas
14. Teguh Iktiarso 60 70 Tuntas
15. Dilan Anugrah Putra 60 50 TidakTuntas
16. Utomo 60 100 Tuntas
17. Yella Gusraini 60 100 Tuntas
Jumlah 2360
Rata-rata 81,48

Tabe1 4.9
Lembar Observasi Merancang Pembelajaran siklus 2
Hasil Observasi
No. Aspek yang Diamati Ket
Ya Tidak
1 2 3 4 5
l.A. Standar Kompetensi
1) Sesuai dengan Kurikulum KTSP 2006 √
2) Mencantumkan Kompetensi Dasar
B. Indiktor
1. Indikator telah mengacu pada Kompetensi √
Dasar
2. Indikator terarah pada konsep Konduktor dan √
Isolator Panas
3. Indikator telah mencakup ranah kognitif,

afektif dan psikomotor

C. Model dan Metode


Menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TAI
1. Menggunakan metoda ceramah, berpariasi √
dalam memberikan penjelasan materi
2. Menggunakan metoda diskusi untuk kerja √
kelompok
3. Menggunakan metoda tanya jawab untuk √
memahatni materi
4.Menggunakan metoda tugas untuk kerja √
Kelompok
D. Sumber
1. Menggunakan buku sumber berupa buku paket √
IImu Pengetahuan Alam Kelas VI
2. Menggunakan diktat pengalaman guru √
3. Menggunakan sumber lain yang relevan √
E. Media
1. Media menunjang tujuan pembelajaran √
2. Media sesuai jumlah kebutuhan √
3. Media mudah digunakan √
4. Media menarik minat siswa √
2. Evaluasi
l. Prosedur evaluasi :
a. Diawal √
b. Diakhir √
2. Bentuk evaluasi
a. Objektif √
b. Esei √
3. Jenis evaluasi
a. Tulisan √
4. Soal
a. Sesuai dengan tujuan

b. Sesuai kemampuan siswa

c. Jumlah sesuai kebutuhan

Tabel 4.10
Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus 2
Hasil Observasi
No. Aspek yang Diamati Ket
Ya Tidak
1 Tahap Pelaksanaan

1) Kegiatan Awal
l. Mengkondisikan kelas pada situasi √
pembelajaran yang menyenangkan
2. Memotivasi belajar siswa dengan √
menginformasikan tentang materi pelajaran
yang akan diajarkan
3. Melakukan apersepsi mengarah pada materi √
yang akan diajarkan

2) Kegiatan inti dengan tahapan proses :


(1) Guru memberi penjelasan tentang Konduktor

Dan Isolator Panas dengan menggunakan
model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
(2) Pembentukan kelompok belajar siswa secara
merata baik jumlah, kemampuan, maupun
jenis kelamin. √
(3) Setiap kelompok diberi tugas yang sama antara
lain konduktor dan isolator panas
(4) Setiap kelompok melaporkan hasil kerjanya √
Guru dan siswa membahas hasil kerja
kelompok √
(5) Guru membimbing siswa menyimpulkan
materi yang dipelajari

3 Kegiatan Akhir
1. Melaksanakan evaluasi
2. Memberikan tindak lanjut dengan √
memberikan PR √


Tabel 4.11

Refleksi Pembelajaran Siklus 2

Masalah Pembelajaran Hipotesis Tindakan Selanjutnya


A. Kegiatan Guru a. Tiap siswa dalam kelompok diberi tugas
Guru telah dapat melaksanakan prosedur yang sama antara antara lain
pengajaran sesuai dengan skenario yang melaksanakan praktek
ada pada rencana pembelajaran, b. Siswa dibimbing secara intensif secara
meskipun masih ada keraguan dari siswa individu, baik dalam kegiatan
yang tidak aktif dan kurang mendapat menjelaskan maupun dalam
perhatian dari guru. mengerjakan LKS
B. Kegiatan Siswa
Siswa secara umum tampak memiliki
minat belajar yang tinggi dalam belajar,
akan tetapi masih perlu penjelasan guru
dalam mengerjakan LKS

Berdasarkan hasil penelitian pada Siklus 2 maka hasil refleksi selama kegiatan pada
penelitian yang dimulai dari persiapan sampai pada pelaksanaan dianggap sudah berhasil, hal
ini berdasarkan tingkat kemampuan siswa yang cukup baik.

Tabel 4.12
Aktivitas Belajar Siswa Kelas VI Dalam Pembelajaran
IPA
Keterlibatan Sebelum
Siklus I Siklus II
Peserta Didik Perbaikan
No
Dalam Jumlah Jumlah Jumlah
% %
Pembelajaran Siswa Siswa Siswa
1 Terlibat Aktif 3 17,64% 7 41,17% 11
2 Terlibat Pasif 2 11,76% 5 29,41% 4
3 Tidak Terlibat 12 70,58% 5 29,41% 2
Jumlah 17 100% 17 100% 17

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa jumlah siswa dan persentase siswa yang terlibat aktif
dalam pembelajaran sebelum perbaikan pembelajaran menunjukkan adanya kenaikkan, sebelum
perbaikan pembelajaran siswa yang terlibat aktif hanya 3 orang (17,64%) kemudian naik pada siklus I
menjadi 7 orang (41,17 % ).Dan pada siklus II naik menjadi 11 orang (64,70% ) . Hal ini
menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA mengalami peningkatan.

Peningkatan aktivitas belajar siswa tersebut tersaji pada diagram dibawah ini.
Diagram I

Aktivitas Siswa Kelas IV Dalam Pelajaran

Bahasa Indonesia

Keterangan

1. Terlibat aktif, artinya siswa menyimak dengan sungguh-sungguh, aktif bertanya, dan
menjawab pertanyaan dengan benar tentang materi pelajaran.

2. Terlibat pasif, artinya siswa menyimak dengan sungguh-sungguh, tetapi tidak aktif bertanya,
dan menjawab pertanyaan seadanya.

3. Tidak terlibat, artinya siswa duduk dan diam saja, tidak mau bertanya ataupun menjawab
pertanyaan.

Tabel 4.13

Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran

Sebelum
Siklus I Siklus II
Interval Perbaikan
Kategori
Nilai Freku Freku Freku
Persen Persen Persen
ensi ensi ensi
80 - 100 2 11,76% 5 29,41% 14 82,35% Tuntas
60 – 79 3 17,65% 5 29,41% 1 3,88% Tuntas
40 – 59 12 70,59% 7 41,17% 2 11,75% Tidak
Tuntas
0 - 39 0 0% 0 0% 0 0% Tidak
Tuntas

Dari data di atas dapat terlihat bahwa hasil belajar siswa cenderung meningkat. Sebelum
pembelajara siswa yang telah tuntas belajar sebanyak 3 orang siswa (29,41%) pada siklus I
bertambah menjadi 10 orang siswa (58,82%) dan pada siklus II menjadi 15 orang siswa
(88,23%).
Tabel 4.14
Lembar Aktivitas Siswa dalam Diskusi Kelompok
No Aspek yang Diamati Siklus I Siklus II
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
1. Mengajukan Pendapat 5 29,41 % 13 76,47 %
2. Aktif dalam Diskusi 6 35,29 % 14 82,35 %
3. Menjawab Pertanyaan 6 35,29 % 15 88,23 %
4. Membantu Mengerjakan 11 64,70 % 17 100 %
Tugas
Dari tabel diatas terlihat adanya peningkatan aktivitas diskusi kelompok mengerjakan
LKS.Dalam mengajukan pendapat pada siklus I sebanyak 5 orang (29,41%),dan pada siklus
II meningkat menjadi 13 orang (76,47 %).Siswa yang aktif dalam diskusi juga meningkat
yaitu pada siklus I sebanyak 6 orang (35,29%) dan meningkat pada siklus II meningkat
menjadi 14 orang (82,35%).Kemudian aktivitas menjawab pertanyaan juga meningkat pada
siklus I sebanyak 6 orang (35,29 %) dan pada siklus II meningkat menjadi 15 orang (88,23
%).Kemudian akyivitas membantu mengerjakan tugas juga meningkat yaitu sebanyak 11
orang pada siklus I kemudian sebanyak 17 orang (100%)pada siklus II.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang
Konduktor dan isolator panas dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe
TAI dalam pembelajaran IPA di kelas VI SD Negeri 26 Kota Pagaralam Kelurahan Bumi
Agung Kecamatan Dempo Utara Kota Pagaralam, berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Langkah-langkah persiapan yang telah direncanakan untuk pelaksanaan penelitian berjalan
sesuai dengan rencana, dari mulai pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
sampai pembuatan instrumen yaitu lembar observasi untuk rencana pelajaran, lembar
observasi untuk aktivitas guru dalam mengajar dan lembar observasi untuk kegiatan siswa
dalam belajar, telah berhasil menjaring data sebagai hasil penelitian.
2. Pelaksanaan pembelajaran tentang konduktor dan isolator panas dengan menggunakan model
Pembelajaran Kooperati Tipe TAI, berjalan sesuai dengan skenario yang ada pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan telah berhasil menciptakan situasi belajar yang
kondusif yakni siswa terlibat secara langsung pada proses pembelajaran, juga dapat
meningkatkan motivasi siswa untuk belajar IPA yang semula dianggap sulit.
3. Tingkat pemahaman siswa tentang Konduktor dan Isolator Panas setelah pembelajaran
menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dapat meningkat dengan baik, ini
dapat dilihat dari hasil evaluasi yaitu pada siklus 1 memperoleh nilai rata-rata 67,64 dan pada
siklus ke 2 memperoleh nilai rata-rata 81,48.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dalam upaya perbaikan Proses Belajar Mengajar
(PBM), serta meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
tentang Konduktor dan Isolator panas , ada beberapa hal yang perlu disampaikan antara lain:
1.Guru hendaknya dapat mengembangkan Model-model pembelajaran yang menarik dan
memancing minat siswa dalam pembelajaran
Disamping model-model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi guru juga hars
menggunakan alat peraga , karena alat peraga mampu menjembatani pemahaman siswa
2. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam tentang Konduktor Dan Isolator Panas yang telah dilaksanakan selama kegiatan
penelitian sangat baik, hal ini terbukti dari hasil evaluasi dari siklus ke 1 dan siklus ke 2
terjadi peningkatan yang cukup tinggi, disamping situasi belajar sangat kondusif, karena
pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tie TAI dapat
melibatkan siswa secara utuh, artinya terlibat dari awal sampai akhir pembelajaran.
3. Disamping media pembelajaran yang harus dikuasai, juga alat peraga yang diperlukan perlu
dipersiapkan, karena alat peraga mampu menjembatani pemahaman siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Tingkat
Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.
Depdiknas, (2004). Kurikulum Pendidikan Dasar, Dirjen Dikdasmen.
Depdikbud, (1998). Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Kelas VI Sekolah Dasar.
Jakarta Dirjen Dikdasmen.
Depdikbud, (1997). Ilmu Pengetahuan Alam Petunjuk Guru Sekolah Dasar Kelas 6. Jakarta Dirjen
Dikdasmen.
Kasihani Kasbolah, (1998). Penelitian Tindakan Kelas Dirjen Pendidikan. Tinggi Proyek
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Nana Sujana, (1991). Media Pengajaran. Pusat Penelitian dan Pembidangan Ilmu Lembaga
Penelitian IKIP Bandung. Sinar Baru.
Ngalimun Purwanto, (1997). Psikologi Pendidikan. Bandung Remaja Rosda Karya.
Tim Bina Karya Guru, (2008). IPA SD untuk Sekolah Dasar Kelas VI. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Winataputra, U. (2001). Model-model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Dapdiknas

Internet :
Haryanto, (2013), Pengertian Belajar Menurut Para Ahli. http://belajarpsikologi.com/pengertian-
belajar-menurut-ahli/, Diakses pada tanggal 20 Oktober 2013 jam 16:20 WIB.
Erlangga Ferdian, (2013), Strategi Pembelajaran, http://erlanggaferdian41.wordpress.com/belajar-
dan-pembelajaran/strategi-pembelajaran/, Diakses pada tanggal 20 Oktober 2013 jam 16:35
WIB
_________, (2013), Pengertian Mengajar (Pengertian Lama dan Pengertian Baru),
http://www.referensimakalah.com/2012/07/pengertian-mengajar-pengertian-lama-dan.html,
Diakses pada tanggal 20 Oktober 2013 jam 16:28 WIB.
__________, (2013), Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI,
http://mey20.wordpress.com/edocation/pembelajaran-kooperatif-tipe-tai/, diakses pada
tanggal 20 Oktober 2013 jam 16:45 WIB.
LEMBAR OBSERVASI MERANCANG PEMBELAJARAN
SIKLUS 1
Kelas : VI
Nama Guru : Marlina Widya Ningsih,S.Pd.SD
Hasil Observasi
No. Aspek yang Diamati Ket
Ya Tidak
1 2 3 4 5
l.A. Standar Kompetensi
1) Standar Kompetensi sesuai dengan yang tercantum
Kurikulum KTSP 2006
2) Mencantumkan Kompetensi Dasar
B. Indikator
1. Indikator telah mengacu pada Kompetensi Dasar
2. Indikator terarah pada konduktor dan isolator panas
3. Indikator telah mencakup ranah kognitif, afektif dan
psikomotor

C. Model dan metode


Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
TAI
1. Menggunakan metoda ceramah, berpariasi dalam
memberikan penjelasan materi
2. Menggunakan metoda diskusi untuk kerja kelompok
3. Menggunakan metoda tanya jawab untuk memahatni
materi
4.Menggunakan metoda tugas untuk kerja Kelompok
D. Sumber
1. Menggunakan buku sumber berupa buku paket IImu
Pengetahuan Alam Kelas VI
2. Menggunakan diktat pengalaman guru
3. Menggunakan sumber lain yang relevan
E. Media
1. Media menunjang tujuan pembelajaran
2. Media sesuai jumlah kebutuhan
3. Media mudah digunakan
4. Media menarik minat siswa
2.Evaluasi
l. Prosedur evaluasi :
a. Diawal
b. Diakhir
2. Bentuk evaluasi
a. Objektif
b. Esei
3. Jenis evaluasi
a. Tulisan
4. Soal
a. Sesuai dengan tujuan
b. Sesuai kemampuan siswa
c. Jumlah sesuai kebutuhan
Pagaralam,............2014
Observer,

SITI KHODIJAH,S.Pd.SD
NIP 1970061620122001
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN
SIKLUS 1
Kelas : VI
Nama Guru : Marlina Widya Ningsih,S.Pd.SD
Hasil Observasi
No. Aspek yang Diamati Ket
Ya Tidak
1 Tahap Pelaksanaan

1) Kegiatan Awal
l. Mengkondisikan kelas pada situasi pembelajaran yang
menyenangkan
2. Memotivasi belajar siswa dengan menginformasikan
tentang materi pelajaran yang akan diajarkan
3. Melakukan apersepsi mengarah pada materi yang
akan diajarkan

2) Kegiatan inti dengan tahapan proses :


(1) Guru memberi penjelasan tentang perubahan benda
dengan menggunakan metoda demontrasi
(2) Pembentukan kelompok belajar siswa secara merata
baik jumlah, kemampuan, maupun jenis kelamin.
(3) Setiap kelompok diberi tuga yang sama antara lain
perubahan benda
(4) Setiap kelompok melaporkan hasil kerjanya Guru dan
siswa membahas hasil kerja kelompok
(5) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang
dipelajari

3) Kegiatan Akhir
1. Melaksanakan evaluasi
2. Memberikan tindak lanjut dengan memberikan PR

Pagaralam,............2014
Observer,

SITI KHODIJAH,S.Pd.SD
NIP 1970061620122001
LEMBAR OBSERVASI MERANCANG PEMBELAJARAN
SIKLUS 2

Kelas : VI
Nama Guru : Marlina Widya Ningsih,S.Pd.SD
Hasil Observasi
No. Aspek yang Diamati Ket
Ya Tidak
1 2 3 4 5
l.A. Standar Kompetensi
1) Standar Kompetensi sesuai dengan yang tercantum
KTSP
2) Mencantumkan Kompetensi Dasar
B. Indikator
1. Indikator telah mengacu pada Kompetensi Dasar
2. Indikator terarah pada konsep Konduktor Dan Isolator
Panas
3. Indikator telah mencakup ranah kognitif, afektif dan
psikomotor

D. Medel dan Metode


Model Kooperatif Tipe TAI
1. Menggunakan metoda ceramah, berpariasi dalam
memberikan penjelasan materi
2. Menggunakan metoda diskusi untuk kerja kelompok
3. Menggunakan metoda tanya jawab untuk memahatni
materi
4.Menggunakan metoda tugas untuk kerja Kelompok
D. Sumber
1. Menggunakan buku sumber berupa buku paket IImu
Pengetahuan Alam Kelas VI
2. Menggunakan diktat pengalaman guru
3. Menggunakan sumber lain yang relevan
E. Media
1. Media menunjang tujuan pembelajaran
2. Media sesuai jumlah kebutuhan
3. Media mudah digunakan
4. Media menarik minat siswa
2. Evaluasi
l. Prosedur evaluasi :
a. Diawal
b. Diakhir
2. Bentuk evaluasi
a. Objektif
b. Esei
3. Jenis evaluasi
a. Tulisan
4. Soal
a. Sesuai dengan tujuan
b. Sesuai kemampuan siswa
c. Jumlah sesuai kebutuhan

Pagaralam,............2014
Observer,

SITI KHODIJAH,S.Pd.SD
NIP1970061620122001
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN
SIKLUS 2
Kelas : VI
Nama Guru : Marlina Widya Ningsih,S.Pd,SD
Hasil Observasi
No. Aspek yang Diamati Ket
Ya Tidak
1 Tahap Pelaksanaan

1) Kegiatan Awal
l. Mengkondisikan kelas pada situasi pembelajaran yang
menyenangkan
2. Memotivasi belajar siswa dengan menginformasikan
tentang materi pelajaran yang akan diajarkan
3. Melakukan apersepsi mengarah pada materi yang
akan diajarkan

2) Kegiatan inti dengan tahapan proses :


(1) Guru memberi penjelasan tentang perubahan benda
dengan menggunakan metoda demontrasi
(2) Pembentukan kelompok belajar siswa secara merata
baik jumlah, kemampuan, maupun jenis kelamin.
(3) Setiap kelompok diberi tuga yang sama antara lain
perubahan benda
(4) Setiap kelompok melaporkan hasil kerjanya Guru dan
siswa membahas hasil kerja kelompok
(5) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang
dipelajari

3 Kegiatan Akhir
1. Melaksanakan evaluasi
2. Memberikan tindak lanjut dengan memberikan PR

Pagaralam,............2014
Observer,

SITI KHODIJAH,S.Pd.SD
NIP 1970061620122001

LEMBAR KERJA SISWA(LKS)


Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VI/I
Materi : Konduktor Dan Isolator Panas
Tujuan Pembelajaran : Mengidentifikasi Benda-
Benda Kelompok :. . . . . . . . . . . . . . . .
Anggota Kelompok :1. . . . . . . . . . . . . . .
2. . . . . . . . . . . . . . .
3. . . . . . . . . . . . . .
4. . . . . . . . . . . . . . .
5. . . . . . . . . . . . . .
Petunjuk
Sediakan alat dan Bahan berupa lilin, korek api, sendok logam, sendok plastik, batang
kayu, paku, peniti, dan benda-benda lainnya.
Nyalakan lilin dengan korek api. Lakukan dengan hati-hati. Dekatkan ujung kayu
pada api lebih kurang 15 detik. Rasakan ujung tangan yang memegang kayu. Jika tangan
mulai terasa panas, segera jauhkan ujung kayu dari api.
Dekatkan benda-benda lain yang telah kamu siapkan secara bergantian seperti pada
langkah sebelumnya. Amati dan rasakan yang terjadi.
Kumudian, tuliskan hasil pengamatanmu ke dalam tabel denagan cara memberi tanda
cek ( √ ) pada kolom Panas jika yang kamu rasakan panas.
Berilah tanda cek ( √ ) pada kolom Tidak Terasa Panas jika tanganmunyang
memegang benda-benda tersebut tidak terasa panas.

Hasil Percobaan
NO Nama Benda Panas Tidak Terasa Panas
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Pertanyaan
1. Benda apa saja yang kamu rasakan panas saat ujung benda tersebut didekatkan ke api?
2. Benda apa yang kamu rasakan tidak panas saat ujung benda didekatkan api?
3. Apa kesimpulanmu?
Diskusikan bersama kelompokmu.

Lembar Observasi
Siklus I
Aspek yang diamati
No Membantu
Nama Siswa Mengajukan Aktif dalam Menjawab
. mengerjakan
Pendapat diskusi Pertanyaan
tugas
1. Azizah Apriliani √ √ √ √
2. Abizard √ √ √ √
Hidayatulllah
3. Erina Septiani √ √ √ √
4. Ella Epriani x x x x
5. Muhammmad x x x √
Wahyu.A
6. Muhammad Halim x x x x
7. M.Adha Al-Farizi √ x x √
8. Pandu Hendrik x √ √ √
9. Muhammad Aldi x x x x
10. Perdi Pebruari x x x x
11. M.Nopriansyah x x x x
12. Rama Dani x x x √
13. Susanti x √ √ √
14. Teguh Iktiarso x x x √
15. Dilan Anugrah x x x x
Putra
16. Utomo x x x √
17. Yella Gusraini √ √ √ √
Pagaralam,............2014
Observer,

SITI KHODIJAH,S.Pd.SD
NIP 1970061620122001
Lembar Observasi
Siklus II
Aspek yang diamati
No Membantu
Nama Siswa Mengajukan Aktif dalam Menjawab
. mengerjakan
Pendapat diskusi Pertanyaan
tugas
1. Azizah Apriliani √ √ √ √
2. Abizard √ √ √ √
Hidayatulllah
3. Erina Septiani √ √ √ √
4. Ella Epriani x x x √
5. Muhammmad √ √ √ √
Wahyu.A
6. Muhammad Halim √ √ √ √
7. M.Adha Al-Farizi √ √ √ √
8. Pandu Hendrik √ √ √ √
9. Muhammad Aldi x x √ √
10. Perdi Pebruari x √ √ √
11. M.Nopriansyah √ √ √ √
12. Rama Dani √ √ √ √
13. Susanti √ √ √ √
14. Teguh Iktiarso √ √ √ √
15. Dilan Anugrah x x x √
Putra
16. Utomo √ √ √ √
17. Yella Gusraini √ √ √ √

Pagaralam,............2014
Observer,

SITI KHODIJAH,S.Pd.SD
NIP 1970061620122001

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Nama Sekolah : SDN 26 KOTA PAGARALAM
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas : VI / I
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi
Memahami hubungan antara suhu, sifat hantaran dan kegunaan benda.

B. Kompetensi Dasar
Membandingkan sifat kemampuan menghantarkan panas dari berbagai benda.

C. Indikator
 Membedakan arti Konduktor dan Isolator panas.
 Melakukan percobaan untuk menyelidiki benda yang bersifat sebagai Konduktor dan Isolator
panas.

D. Tujuan Pembelajaran
 Melalui penjelasan guru siswa dapat menjelaskan pengertian benda konduktor panas.
 Melalui penjelasan guru siswa dapat menjelasan arti benda arti benda Isolator Panas.
 Melalui penjelasan guru siswa dapat menyebutkan 3 benda konduktor panas.
 Melaui penjelasan guru siswa dapat menyebutkan 3 benda isolator panas.

E. Materi Pembelajaran
Konduktor dan Isolator panas
a. Konduktor Panas
Konduktor panas adalah benda-benda yang menghantarkan panas
Contoh : Besi, Logam, Alumunium, Paku, Seng dan lain-lain
b. Isolator Panas
Isolator Panas adalah benda-benda yang tidak dapat menghantarkan panas.
Contoh : Kertas, Plastik, Daun, Kayu dan lain-lain.

F. Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran :
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

G. Langkah – langkah Pembelajaran


1. Kegiatan Awal (± 10 menit)
a. Guru megucapkan salam
b. Guru pengelola kelas
c. Guru mengecek kehadiran pulsa
d. Apersepsi
“Anak-anak sebelum kita memulai pembelajaran kita pada hari ini ada yang ingin ibu
tanyakan, Apa sajakah bahan-bahan yang ada dalam setrika?”
2. Kegiatan Inti (± 35 Menit)
a. Guru menginformasikan materi pelajaran.
b. Siswa memperhatikan penjelasan guru
c. Siswa diberi kesempatan bertanya tentang materi yang dipelajari
d. Siswa dan guru bertanya jawab
e. Siswa dibantu guru menyimpulkan materi pelajaran

3. Kegiatan Akhir (± 25 Menit)


a. Guru memberi evaluasi
b. Siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan guru
c. Guru memberi Pekerjaan Rumah (PR)

H. Alat dan Sumber Pembelajaran


1. Alat : Contoh – contoh benda Konduktor dan Isolator panas
2. Sumber :
a. Silabus IPA kelas VI SD
b. Buku IPA kelas VI SD Penerbit Erlangga
c. Buku IPA kelas VI SD BSE

I. Penilaian
1. Teknik Penilaian : Tes Proses dan Tes Tertulis
2. Jenis Instrumen : Lembar observasi dan soal
3. Bentuk Tes : Essai
No. Butir Soal Kunci Jawaban Skor / Nilai
Konduktor panas adalah
1. Apakah yang dimaksud
benda – benda yang
dengan Konduktor panas? 3
mudah dan cepat dalam
menghantarkan panas.
Isolator panas adalah
2. Apakah yang dimaksud benda-benda yang tidak
dengan Isolator panas? mudah dan/atau lambat 3
dalam menghantarkan
panas.
3. Sebutkan empat benda yang Paku, Peniti, Seng,
bersifat konduktor panas? Besi, Alumunium dan 2
lain-lain
Sebutkan benda yang bersifat Kertas, Daun, Plastik,
4. 2
Isolator panas? Kayu dan lain-lain
Jumlah skor/nilai (skor maksimal) 10

Jumlah Skor
Nilai Akhir = x 100
Skor Maksimal
Pagaralam, 1 Oktober 2013
Guru kelas VI

Marlina Widya Ningsih, S.Pd.


NIP. 198303052006042023
Mengetahui
Kepala Sekolah

Sudiono,S.Pd
NIP 195809011982021002
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN I
(RPP I)

Nama Sekolah : SDN 26 KOTA PAGARALAM


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas : VI / I
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi
Memahami hubungan antara suhu, sifat hantaran dan kegunaan benda.

B. Kompetensi Dasar
Membandingkan sifat kemamuan menghantarkan panas dari berbagai benda.

C. Indikator
1. Membedakan arti Konduktor dan Isolator panas
2. Melakukan percobaan untuk menyelidiki benda yang bersifat sebagai Kondukktor dan
Isolator panas.
3. Menggolongkan benda yang bersifat sebagai Konduktor dan Isolator panas.

D. Tujuan Pembelajaran
Melalui penjelasan, tanya – jawab, diskusi dan eksperimen tentang Konduktor dan Isolator
panas siswa dapat :
1. Menjelaskan Konduktor panas dengan benar.
2. Menjelaskan Isolator panas dengan benar.
3. Menyebutkan 3 benda yang tergolong konduktor panas dengan benar.
4. Menyebutkan 3 benda yang tergolong isolator panas dengan benar.

E. Materi Pembelajaran
Konduktor dan Isolator panas
Konduktor panas adalah benda-enda yang mudah dan cepat dalam menghantarkan panas.
Benda yang bersifat konduktor dapat menghantarkan panas dengan baik. Oleh karena itu,
benda bersifat konduktor dapat dimanfaatkan untuk menghantarkan panas ke benda lain. Hal
ini berarti juga bahwa benda ini sengaja dibuat menjadi panas, kemudian sifat panas ini
digunakan untuk tujuan tertentu. Misalnya panas yang diterima setrika digunakan untuk
menghaluskan baju.
Isolator panas adalah benda-benda yang tidak mudah dan lambat dalam menghantarkan
panas. Benda yang bersifat Isolator tidak dapat menghantarkan panas. Misalnya sejenis
plastik tahan panas.

F. Model dan Metode Pembelajaran


1. Model pembelajaran : Kooperatif
2. Metode pembelajaran : a. Ceramah
b. Tanya - jawab
c. Eksperimen
d. Diskusi

G. Langkah – langkah Pembelajaran


1. Kegiatan Awal (± 10 menit)
a. Guru megucapkan salam
b. Guru pengelola kelas
c. Guru mengecek kehadiran pulsa
d. Apersepsi
Guru mengingatkan siswa tentang materi yang telah lalu
e. Motivasi
1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2) Guru menunjukkan alat peraga
3) Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran

2. Kegiatan Inti (± 40 Menit)


a. Guru menginformasikan materi pelajaran.
b. Siswa dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok
c. Setiap kelompok diberi Lembar Kerja Siswa (LKS)
d. Siswa melakukan eksperimen sesuai petunjuk dalam LKS
e. Siswa saling bekerjasama dan membantu mengerjakan tugas kelompoknya
f. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKS
g. Setiap kelompok melaporkan hasil diskusi kelompoknya
h. Kelompok lain memperhatikan laporan kelompok dan kemudian menanggapi hasil kelompok
lain
i. Setiap kelompok melaporkan hasil diskusinya
j. Siswa dan guru bertanya – jawab tentang eksperimen yang telah mereka lakukan

3. Kegiatan Akhir (± 20 Menit)


a. Dengan dibimbing guru siswa menyimpukan materi pelajaran
b. Siswa mengerjakan evaluasi
c. Siswa diberi PR

H. Alat dan Sumber Belajar


1. Alat -: Benda-benda konduktor panas (Paku, Sendok Logam, Seng
Peniti)
- Benda-benda Isolator panas (Kertas, Plastik, Daun, Kayu)
- Lilin
- Korek api
- LKS
2. Sumber :1. Silabus IPA SD kelas VI
2. Buku IPA SD kelas VI (Penerbit Erlangga)
3. Buku IPA SD kelas VI (BSE)

I. Penilaian
1. Teknik penilaian : Tes Proses dan Tes Tertulis
2. Bentuk Instrumen : Lembar observasi, LKS, Soal.
No. Butir Soal Kunci Jawaban Skor / Nilai
Konduktor panas adalah
1. Apakah yang dimaksud
benda – benda yang
dengan Konduktor panas? 2
mudah dan cepat dalam
menghantarkan panas.
Isolator panas adalah
2. Apakah yang dimaksud benda-benda yang tidak
dengan Isolator panas? mudah dan/atau lambat 2
dalam menghantarkan
panas.
3. Sebutkan empat benda yang Paku, Peniti, Seng,
bersifat konduktor panas? Besi, Alumunium dan 2
lain-lain
Sebutkan benda yang bersifat Kertas, Daun, Plastik,
4. 2
Isolator panas? Kayu dan lain-lain
Sebutkan 2 contoh benda
5. yang memanfaatkan sifat Termos air,Setrika 2
konduktor dan isolator panas
Jumlah skor/nilai (skor maksimal) 10

Jumlah Skor
Nilai Akhir = x 100
Skor Maksimal
Mengetahui
Kepala Sekolah

Sudiono,S.Pd
NIP 195809011982021002
Pagaralam, 23 Oktober 2013
Guru kelas VI

Marlina Widya Ningsih, S.Pd.


NIP. 198303052006042023
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN II
(RPP II)

Nama Sekolah : SDN 26 KOTA PAGARALAM


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas : VI / I
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi
Memahami hubungan antara suhu, sifat hantaran dan kegunaan benda.

B. Kompetensi Dasar
Membandingkan sifat kemamuan menghantarkan panas dari berbagai benda.

C. Indikator
1. Membedakan arti Konduktor dan Isolator panas
2. Melakukan percobaan untuk menyelidiki benda yang bersifat sebagai Kondukktor dan
Isolator panas.
3. Menggolongkan benda yang bersifat sebagai Konduktor dan Isolator panas.

D. Tujuan Pembelajaran
Melalui penjelasan, tanya – jawab, diskusi dan eksperimen tentang Konduktor dan Isolator
panas siswa dapat :
1. Menjelaskan Konduktor panas dengan benar.
2. Menjelaskan Isolator panas dengan benar.
3. Menyebutkan 3 benda yang tergolong konduktor panas dengan benar.
4. Menyebutkan 3 benda yang tergolong isolator panas dengan benar.

E. Materi Pembelajaran
Konduktor dan Isolator panas
Konduktor panas adalah benda-enda yang mudah dan cepat dalam menghantarkan panas.
Benda yang bersifat konduktor dapat menghantarkan panas dengan baik. Oleh karena itu,
benda bersifat konduktor dapat dimanfaatkan untuk menghantarkan panas ke benda lain. Hal
ini berarti juga bahwa benda ini sengaja dibuat menjadi panas, kemudian sifat panas ini
digunakan untuk tujuan tertentu. Misalnya panas yang diterima setrika digunakan untuk
menghaluskan baju.
Isolator panas adalah benda-benda yang tidak mudah dan lambat dalam menghantarkan
panas. Benda yang bersifat Isolator tidak dapat menghantarkan panas. Misalnya sejenis
plastik tahan panas.

F. Model dan Metode Pembelajaran


1. Model pembelajaran : Kooperatif
2. Metode pembelajaran : a. Ceramah
b. Tanya - jawab
c. Eksperimen
d. Diskusi
G. Langkah – langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (± 10 menit)
a. Guru megucapkan salam
b. Guru pengelola kelas
c. Guru mengecek kehadiran pulsa
d. Apersepsi
Guru mengingatkan siswa tentang materi yang telah lalu
e. Motivasi
1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2) Guru menunjukkan alat peraga
3) Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran

2. Kegiatan Inti (± 40 Menit)


a. Guru menginformasikan materi pelajaran.
b. Siswa dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok
c. Setiap kelompok diberi Lembar Kerja Siswa (LKS)
d. Siswa melakukan eksperimen sesuai petunjuk dalam LKS
e. Siswa saling bekerjasama dan membantu mengerjakan tugas kelompoknya
f. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKS
g. Setiap kelompok melaporkan hasil diskusi kelompoknya
h. Kelompok lain memperhatikan laporan kelompok dan kemudian menanggapi hasil kelompok
lain
i. Setiap kelompok melaporkan hasil diskusinya
j. Siswa dan guru bertanya – jawab tentang eksperimen yang telah mereka lakukan

3. Kegiatan Akhir (± 20 Menit)


a. Dengan dibimbing guru siswa menyimpukan materi pelajaran
b. Siswa mengerjakan evaluasi
c. Siswa diberi PR

H. Alat dan Sumber Belajar


1. Alat -: Benda-benda konduktor panas (Paku, Sendok Logam, Seng
Peniti)
- Benda-benda Isolator panas (Kertas, Plastik, Daun, Kayu)
- Lilin
- Korek api
- LKS
2. Sumber 1.: Silabus IPA SD kelas VI
2. Buku IPA SD kelas VI (Penerbit Erlangga)
3. Buku IPA SD kelas VI (BSE)

I. Penilaian
1. Teknik penilaian : Tes Proses dan Tes Tertulis
2. Bentuk Instrumen : Lembar observasi, LKS, Soal.
No. Butir Soal Kunci Jawaban Skor / Nilai
Berdasarkan kemampuannya
1. menghantarkan panas benda- Benda Konduktor
benda digolongkan menjadi panas dan benda 2
bnda apasajakah? isolator panas

Apakah yang dimaksud Konduktor panas adalah


2.
dengan konduktor panas benda – benda yang
2
panas? mudah dan cepat dalam
menghantarkan panas.
Isolator panas adalah
benda-benda yang tidak
Apakah yang di maksud
3. mudah dan/atau lambat 2
dengan isolator panas?
dalam menghantarkan
panas.
3. Sebutkan empat benda yang Paku, Peniti, Seng,
bersifat konduktor panas? Besi, Alumunium dan 2
lain-lain
Sebutkan benda yang bersifat Kertas, Daun, Plastik,
4. 2
Isolator panas? Kayu dan lain-lain
Jumlah skor/nilai (skor maksimal) 10

Jumlah Skor
Nilai Akhir = x 100
Skor Maksimal
Pagaralam, 6 November 2013
Guru kelas VI

Marlina Widya Ningsih, S.Pd.


NIP. 198303052006042023
Mengetahui
Kepala Sekolah

Sudiono,S.Pd
NIP 195809011982021002

Anda mungkin juga menyukai