Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


( PTK )
IDIK4008

PENERAPAN ALAT PERAGA MISTAR BILANGAN UNTUK


MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
KOMPETENSI DASAR MENJUMLAHKAN BILANGAN BULAT PADA SISWA
KELAS IV
SDN 012 SANGATTA UTARA

NAMA TUTOR : AMINUDDIN, S.Pd, M.Pd

Di susun Oleh :
NAMA : Maria Magdalina Novinsia
NIM : 858421697

PROGRAM STUDI STRATA SATU (S-1) PGSD


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ - SAMARINDA
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Yang Maha Kasih, atas kelimpahkan Rahmat dan

pertolongan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Penelitian Tindakan

Kelas ( PTK ) ini yang pembahasan singkat tentang : Penerapan Alat Peraga Mistar

Bilangan Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Pada

Kompetensi Dasar menjumlahan Bilangan Bulat Siswa Kelas IV SDN 012 Sangatta

Utara”

Penulis menyadari bahwa penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )

ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai

pihak. Dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Tutor Aminuddin, S.Pd, M.Pd Sebagai Dosen Pendamping

2. Ibu Mice, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN 012 Sangatta Utara.

3. Seluruh guru dan tenaga kependidikan SDN 012 Sangatta Utara yang sudah

memberikan sumbangsihnya dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini.

4. Kepada keluarga, orang tua dan saudara

5. Kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu yang ikut

membantu proses pembuatan Proposal Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini.

ii
Penulis menghaturkan doa semoga semua amal dan jasa baik dari semua pihak dapat

pahala yang yang berlipat ganda. Penulis menyadari bahwa karya ini jauh dari

kesempurnaan yang ideal,untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan

dan kesempurnaan dalam bekarya dikemudian hari.

Sangatta, 10 Oktober 2020


Penulis

Maria Magdalina Novinsia.


Nim. 858421697

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3

D. Manfaat Penelitian..................................................................... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KARANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS.

A. Kajian Pustaka ........................................................................... 5

1. Alat Peraga ............................................................................ 5

2. Aktifitas dalam Belajar .......................................................... 10

3. Hasil Belajar ........................................................................... 12

B. Karangka Berpikir ...................................................................... 13

C. Hipotesis Tindakan .................................................................... 15

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 16

B. Subyek Penelitian ........................................................................ 17

C. Prosedur Penelitian ...................................................................... 18

D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 21

E. Analisis Data ................................................................................ 22

F. Indikator Penilaian ...................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Penelitian............................................................ 16

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh beberapa faktor, seperti

guru sebagai pendidik, siswa, orang tua, sarana prasarana sekolah dan tidak

kalah pentingnya adalah proses belajar mengajar. Untuk mencapai keberhasilan

itu banyak tantangan yang harus dihadapi, baik oleh guru maupun siswa.

Tantangan yang dihadapi siswa adalah kesalahan dalam belajar. Kesalahan

dalam belajar dapat diatasi dengan jalan kerjasama antara guru dan siswa. Guru

mempersiapkan pengajaran dengan baik menyangkut materi, alat peraga

maupun penguasaan kelas. Sedangkan siswa dituntut adanya minat dan

perhatiannya dalam belajar.

Matematika merupakan mata pelajaran yang dianggap sebagai mata

pelajaran yang berat untuk dipelajari dari tingkatan Sekolah Dasar (SD) sampai

dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Sampai-sampai mendengar

namanya saja siswa sudah alergi. Apalagi mereka harus mengikuti pelajaran

matematika di kelas, materi yang diajarkan guru mustahil dapat diserap baik oleh

siswa.

Kondisi semacam ini sudah berlangsung sejak lama, dan kita tidak dapat

menyalahkan siswa kita. siswa datang ke sekolah untuk menimba ilmu dari

gurunya, tergantung bagaimana cara guru dalam menyampaikan pelajaran

sangat menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Tugas sebagai guru

1
sekolah dasar adalah bagaimana memaksimalkan pembelajaran matematika

dengan metode yang tepat,yaitu metode yang sesuai dengan tingkat

pertumbuhan serta perkembangan anak didik sedini mungkin. Dengan metode

yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan serta perkembangan, diharapkan mata

pelajaran matematika menjadi mata pelajaran yang disukai oleh siswa. di

sekolah dasar biasanya anak masih kesulitan dalam membaca dan memaknai

tanda-tanda / simbol-simbol dalam matematika. Menurut asumsi peneliti dalam

tahapan ini siswa lebih cepat paham dan mampu mengingat lama pelajaran

dengan menggunakan alat peraga. Maka dari itu harus dikonkritkan. Untuk

menanamkan simbol itu pada siswa, maka peneliti mengembangkan konsep

dengan menggunakan benda-benda konkrit untuk menyelidiki hubungan dan

model-model ide abstrak. Biasanya pada tahapan ini anak sudah berfikir logis

sebagai dampak dari kegiatan memanipulasikan benda-benda konkret (Piaget).

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik dan merasa perlu untuk memecahkan

masalah tersebut. Untuk itu peneliti memilih judul “Penerapan Alat Peraga

Mistar Bilangan Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika

Kompetensi Dasar Menjumlahan Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas IV SDN

012 Sangata Utara”.

2
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah di atas maka peneliti

dapat merumuskan permasalahan umum yang harus dicari jawabannya yaitu:

1) Bagaimana penerapan alat peraga mistar bilangan dalam meningkatkan

keaktifan belajar siswa dalam menjumlahkan bilangan bulat di Kelas IV

SDN 012 Sengata Utara..

2) Bagaimana penerapan alat peraga mistar bilangan dalam meningkatkan

hasil belajar dalam menjumlahan bilangan bulat di Kelas IV SDN 012

Sengata Utara.

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penelitian ini dilakukan adalah :

1) Untuk menguraikan apakah penerapan alat peraga mistar bilanga dapat

meningkatkan keaktifitan siswa pada kompentensi dasar menjumlahkan

bilangan bulat di kelas IV SDN 012 Sengata Utara.

2) Untuk menguraikan apakah penerapan alat peraga mistar bilangan dapat

meningkatkan hasil belajar matematika pada kompentensi dasar

menjumlahkan bilangan bulat di kelas IV SDN 012 Sengata Utara.

3
D. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini selesai diharapkan dapat memberikan suatu

kesimpulan yang bemanfaat bagi siswa, guru, orang tua. Manfaat yang

diharapkan peneliti antara lain :

1) Manfaat Teoritis

Dapat dijadikan refrensi dan pengayaan bagi guru untuk mengajar

matematika khususnya pada kompentensi dasar menjumlahkan bilangan

bulat.

2) Manfaat Praktis

a) Bagi siswa, dapat meningkatkan pemahaman konsep operasi hitung

penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan mistar bilangan.

b) Bagi guru dapat dijadikan refrensi atau rujukan tentang penggunaan alat

peraga mistar bilangan dalam menguasai penjumlahan bilangan bulat.

c) Bagi peneliti, dapat memberikan ketrampilan , pemahaman bagi siswa

betapa pentingnya belajar bilangan bulat dengan menerapkan alat peraga

mistar bilangan.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Alat Peraga

Alat peraga merupakan sebuah media konkrit yang sangat membantu dan

mempermudah pemahaman siswa. Alat peraga merupakan media pembelajaran

yang mengandung atau membawakan cirri-ciri dari konsep yang dipelajari. Alat

peraga adalah seperangkat benda konkrit yang dirancang atau disusun secara

sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan

konsep-konsep atau prinsisp-prinsip dalam matematika.Dari ketiga pendapat

tersebut dapat disimpulkan bahwa alat peraga adalah sebuah media pembelajaran

yang bertujuan untuk membantu dan mempermuda pemahaman anak.

Menurut Hamalik dalam Arsyad (2007: 15) pemakaian media pembelajaran

dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang

baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatanbelajar dan membawa

pengaruh pengaruh psikologis terhadap peserta didik. Penggunaan media dapat

membantu mengefektifkan proses pembelajaran dan penyampaian materi

pembelajaran. Selain itu media juga dapat membantu siswa meningkatkan

pemahaman, menyajikan materi pelajaran dengan menarik serta memudahkan

dalam menerima materi pelajaran.

5
Mistar Bilangan adalah alat bantu untuk menghitung operasi pada bilangan

bulat yang dapat dibuat sendiri dari kertas karton. Mistar bilangan yang akan

digunakan terdiri dari dua buah mistar dengan skala yang sama dan terdiri dari

bilangan bulat, yaitu bilangan bulat negatif, nol dan bilangan bulat positif.

Mistar bilangan juga merupakan suatu media atau alat peraga yang menarik

dan mampu menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan aktivitas guru dan siswa

dalam pembelajaran menjumlahkan bilangan bulat.

Petunjuk Pegnggunaan Alat Peraga Mistar Bilangan:

Penjumlahan Bilangan Bulat

Misalkan a dan b bilangan bulat,maka mencari hasil a + b dapat dilakukan peragaan

sebagai berikut:

1) Letakkan mobil-mobilan ( M ) menghadap kekanan pada posisi 0 (nol)

ditambah (+) peragaannya dilanjutkan.

2) a + b , peragaannya M menghadap ke kanan berangkat dari nol bergerak a satuan

maju ( untuk a positif) atau mundur ( Untuk a negatif dilanjutkan bergerak b

satuan maju ( untuk b positif ) atau mundur ( untuk b negatif )

Contoh: 2 + 5 = 7

6
Langkah 1 : dari 0 maju dua satuan

- - - - - - - 0 1 2 3 4 5 6 7
7 6 5 4 3 2 1

Langkah 2 : dari 2 maju 5 satuan , berhenti di 7

- -6 - - - - - 0 1 2 3 4 5 6 7
7 5 4 3 2 1

Kegunaan Alat peraga dalam kegiatan pembelajaran:

Penggunaan alat peraga mistar hitung dalam pembelajaran Matematika,

dipilih karena beberapa aspek :

a) Menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran menjadi lebih menarik

b) Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih mudah

memahaminya

c) Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak akan mudah

bosan

d) Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti :mengamati,

melakukan dan mendemonstrasikan dan sebagainya.

7
Dengan demikian penggunaan alat peraga Mistar Bilangan dalam

pembelajaran operasi hitung bilangan bulat diharapkan mampu meningkatkan hasil

belajar matematika. Dengan menggunakan alat peraga merangsang imajinasi anak

dan memberikan kesan yang mendalam dalam mengajar, panca indra dan seluruh

kesanggupan seorang anak perlu dirangsang, digunakan dan libatkan, sehingga tak

hanya mengetahui, melainkan dapat memakai dan melakukan apa yang dipelajari.

Panca indera yang paling umum dipakai dalam mengajar adalah “mendengar”

melalui pendengaran, anak mengikuti peristiwa-peristiwa dan ikut merasakan apa

yang disampaikan. Seolah-olah telinga mendapatkan mata. Anak melihat sesuatu dari

apa yang diceritakan. Namun ilmu pendidikan berpendapat, bahwa hanya 20% dari

apa yang didengar dapat diingat kemudian hari. Kesan yang lebih dalam dapat

dihasilkan jikalau apa yang diceritakan “dilihat melalui sebuah gambar “. Dengan

demikian, melalui” mendengar “ dan “ melihat” akan diperoleh kesan yang jauh lebih

mendalam.

Keuntungan dan Kelemahan Alat Peraga:

a. Keuntungan Alat Peraga

Adapun keuntungan atau kelebihan mistar hitung sebagai alat peraga

pembelajaran matematika diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Membuat siswa menjadi termotivasi akibatnya mendorong untuk berkreativitas,

baik dalam konteks kreatif berpikir maupun dalam kreatif melakukan sesuatu,

dan akhirnya dapat membuahkan pemikiran yang kritis.

8
2) Siswa yang belajar akan terasa senang jika memahami apa yang dipelajari dalam

suasana menyenangkan, hal ini terlihat pada saat pembelajaran dengan

menggunakan media Mistar Hitung siswa.

3) Mempermudah siswa dalam memahami materi penjumlahan dan pengurangan,

karena alat peraga ini sangat cocok untuk materi tersebut.

4) Miswa dapat dengan mudah memahami konsep penjumlahan yang mengunakan

oprasi ( + ) dengan bilangan yang berlambang ( - ) dan oprasi ( – ) dengan

bilangan yang berlambang ( - ) yang selama ini sering penulis jumpai pada

peserta didik menjadi hal yang membingungkan, karena selama ini belum

adanya media pembelajaran yang cocok untuk materi penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat.

5) Bahan yang digunakan untuk membuat alat peraga (mistar hitung) ini sangatlah

mudah didapat dan mudah pula untuk membuatnya, harganyapun sangatlah

murah sehingga tidak ada hambatan bagi guru matematika untuk membuat dan

menggunakannya.

b. Kelemahan Alat peraga

Adapun kelemahan atau kekurangan mistar hitung sebagai alat peraga

pembelajaran matematika diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Terbatasnya jumlah bilangan bulat yang digunakan.

2) Hanya bisa menggunakan dua operasi hitung yaitu penjumlahan dan

pengurangan, tidak termasuk perkalian dan pembagian.

3) Bentuk operasi hitung masih berwujud abstrak (positif dan negatif serta tambah

dan kurang).

9
2. Aktifitas dalam Belajar

a) Perlunya aktifitas dalam belajar

Di dalam belajar perlu ada aktifitas , sebab pada prinsipnya belajar itu adalah

berbuat, ”Learning by doing”.Berbuat untuk mengubah tingkah laku , jadi

melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktifitas. Itulah sebabnya

aktifitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar

mengajar. Belajar sangat diperlukan adanya aktifitas .Tanpa aktifitas proses

belajar tidak berlangsung dengan baik.

b) Prinsip –prinsip aktifitas

Prinsip-prinsip aktifitas dalam belajar dari sudut pandang perkembangan konsep

jiwa menurut ilmu jiwa.Menurut pandangan ilmu jiwa lama, John Locke dan

herbert dalam Sadirman ( 98 ) bahwa proses belajar mengajar akan senantiasa

mendominasi kegiatan., siswa terlalu pasif sedangkan guru aktif dan segala

inisiatif datang dari guru.Gurulah yang menentukan bahan dan metode , sedang

siswa menerima begitu saja.Aktifitas anak terutama terbatas mendengarkan

,mencatat ,menjawab pertanyaan.

Sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa moderen (Sadirman : 99), anak didik

dipandang sebagai organisme yang mempunyai potensi untuk berkembang. Oleh

karena itu tugas pendidik adalah membimbing dan menyediakan kondisi agar

anak didik dapat mengembangkan bakat dan potensinya.Dalam hal ini anaklah

yang beraktifitas. Berbuat dan harus aktif sendiri.

10
c) Jenis-jenis aktifitas dalam belajar.

Menurut Sadirman : 1998 ( 101 – 102 ) aktifitas belajar dapat digolongkan ke

dalam beberapa klasifikasi antara lain:a) Visual activities misalnya membaca,

memperhatikan gambar demonstrasi, percobaab, pekerjaan orang lain. b) oral

aktivities, seperti: menyatakan , merumuskan , bertanya, memberi saran ,

mengeluarkan pendapat,mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. c) Listening

activities , sebagai contoh mendengarkan : uraian percakapan, diskusi , musik ,

pidato. d)Writing activities,Seperti misalnya menulis cerita , karangan, laporan,

angket, menyalin. e) Drawing activities , misalnya menggambar, membuat

grafik,peta diagram. f ) Motor activities , yang termasuk di dalamnya antara lain:

melakukan percobaan , membuat konstruksi, bermain, berkebun , beternak.g)

Mental activities , Misalnya: menanggapi, meningat, memecahkan soal,

menganalisis, melihat hibungan, mengambil keputusan. h ) Emotional activities

, Misalnya, menaruh minat, gembira, bersemangat, bergairah, berani.

Jadi dengan klasifikasi aktifitas seperti diuraikan di stas , menunjukan bahwa

aktifitas di sekolah cukup komlek dan bervariasi. Kalau berbagai macam

kegiatan tersebut dapat diciptakan di sekolah , tentu sekolah-sekolah akan lebih

dinamis , tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktifitas belajar

yang maksimal.

11
3. Hasil Belajar

Hasil belajar ialah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri

seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap dan

keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan

pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu

(Hamalik;2008 )

Menurut Sadirman (1986:26-28) tujuan belajar,ada tiga jenis yaitu: 1) untuk

mendapatkan pengetahuan, 2) Penanaman konsep dan ketrampilan, 3) pembentukan

sikap.Ketiga hasil belajar di atas dalam pengajaran merupakan tiga hal yang secara

perencanaan dan programatik terpisah, namun dalam kenyataan pada diri siswa akan

merupakan satu kesatuan yang utuh dan bulat

Hasil belajar merupakan suatu bukti keberhasilan atau kemampuan seseorang

dalam usaha melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan nilai yang dicapai

(Winkel dalam sadirman: 2002). Maka hasil belajar adalah kemampuan yang

diperoleh setelah melalui kegiatan belajar.

Perubahan perilaku yang actual maupun potensial adalah hasil belajar. Hasil

belajar dapat dikelompokan dalam dua macam : 1) pengetahuan, yaitu: pengetahuan

tentang fakta, pengetahuan tentang konsep, pengetahuan tentang prosedur,

pengetahuan tentang prinsip. 2) Ketrampilan terdiri dari empat kategori, yaitu:

ketrampilan berpikir (kognitif ketrampilan untuk bertindak (motorik) ,ketrampilan

bersikap dan bereaksi, ketrampilan berinteraksi. Dimana dalam setiap proses belajar

perubahan tingkah laku adalah tujuan utama,baik perubahan sikap (ranah

psikomotor), penerimaan ( ranah afektif ) atau bahkan hanya sebatas perubahan

12
pengetahuan saja ( ranah kognitif ). Hasil belajar sebagai tujuan dari kegiatan belajar

tidak terjadi dengan serta merta dari suatu proses, banyak hal yang mempengaruhi

hasil belajar baik bersifat ekstern seperti factor keluarga, masyarakat dan sekolah

atau factor intern berupa jasmani dan psikologis individu. Melalui hasil belajar juga

dapat diketahui kemampuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan belajar. Hasil

belajar dapat di ketahui melalui penilaian dengan cara mengukur dan mengevaluasi

tingkat keberhasilan belajar melalui test penilaian hasil belajar ini bertujuan untuk

mengetahui keberhasilan belajar siswa dalam hal penguasaan materi dengan

menggunakan alat peraga. Melalui alat peraga inilah hasil belajar siswa lebih

meningkat. Maka hasil belajar adalah suatu tingkatan yang akan diperoleh dari

aktifitas belajar yang bersifat terukur berupa ilmu pengetahuan, sikap, dan

ketrampilan, dan memuat informasi mengenai kemampuan dan keberhsilan individu

belajar selama proses belajar yang ditandai dengan perolehan nilai ataupun

pengakuan dan penghargaan lainnya

B. Kerangka Berpikir

Kebanyakan para siswa berpendapat bahwa matematika itu

pembelajaran yang menjenuhkan, sulit, sukar dan bahkan yang lebih ektrimnya lagi

banyak siswa yang beranggapan bahwa matematika itu menyeramkan. Hal itu

merupakan sifat yang wajar mengingat matematika itu sendiri adalah abstrak dan

dalam belajar matematika banyak bermain dengan angka sehingga banyak menguras

otak yang berakibat cepat lelah dan pusing.

Proses pembelajaran merupakan suatu kontak social antara guru dengan

siswa dalam rangka mencapai tujuan tertentu yakni tujuan pendidikan dan pengajaran

13
(Muhammad Surya.2004 :13). Dalam proses ini bukan hanya guru yang aktif

memberi pelajaran sedang murid secara pasif menerima pelajaran, melainkan

keduanya harus aktif. Karena ketika siswa belajar dengan aktif, berarti mereka yang

mendominasi aktivitas belajar. Dengan ini secara aktif mereka menggunakan otak,

baik untuk ide pokok dari materi yang di pelajari, memecahkan persoalan atau

mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata. Jika pembelajaran itu bermakna siswa

akan mudah memahami materi tersebut.

Proses belajar menghendaki perubahan perilaku dalam diri individu

siswa sehingga diperlukan proses pengajaran yang benar-benar terprogram dan

tersusun untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Dalam hal ini guru

merupakan peran yang sangat penting. Dalam suatu pembelajaran guru harus

menjebatani siswa agar siswa mudah dalam mengembangkan gagasan-gagasan baru.

Gagasan baru ini muncul jika siswa telah memahami materi yang diberikan oleh guru

mereka. Oleh karena itu, sebagai seorang pendidik harus mengetahui dan menguasai

berbagai strategi atau model-model pembelajaran yang dapat meningkatkan

pemahaman siswa terhadap materi.

Penerapan alat peraga mistar bilanagan diharapkan dapat menjadi sebuah

inovasi yang tepat dalam pembelajaran di kelas sehingga menjadi lebih hidup, aktif

yang berakibat pada peningkatan hasil belajar.

Banyak sekali cara atau inovasi yang bisa dilakukan salah satunya dengan

penerapan alat peraga mistar bilangan mampu menjadi salah satu solusi untuk

meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran menjumlahkan bilangan bulat.

14
Dalam hal ini penulis mengambil dua variabel dalam penelitian yang berjudul

“penerapan alat peraga untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap konsep

penjumlahan bilangan bulat”. Sebagai variable X adalah penerapan alat peraga untuk

meningkatkan keaktifan siswa terhadap konsep penjumlahan bilangan bulat, dan

variable Y adalah meningkatkan hasil belajar dalam konsep menjumlahkan bilangan

bulat.

C. HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis tindakan penelitian ini

adalah dengan menerapkan alat peraga mistar bilangan keaktifan dan hasil belajar

siswa meningkat.

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, yang mempengaruhi proses belajar

antara lain pemahaman dan keterampilan berpikir siswa dalam pembelajaran. Dari

sebab itu penerapan alat peraga mistar bilangan dalam pelaksanaanya akan

memotivasi siswa dalam belajar karena setiap siswa melibatkan secara maksimal

seluruh kemampuan untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis dalam

menguasai materi yang ditugaskan dan dapat merumuskan sendiri keterangan yang

diperoleh. Oleh karena itu, peneliti melalui penerapan alat peraga mistar bilangan

dalam pengajaran mempunyai nilai-nilai dengan peragaan dapat meletakan dasar-

dasar yang nyata untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi terjadinya

verbalisme.dengan peragaan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.

15
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan mengambil lokasi di

SD Negeri 012 Sangatta Utara, Kota Sangatta Ibu kota Kutai Timur.Dengan

pertimbangan karena SD Negeri 012 Sengatta Utara adalah tempat salah satu

peneliti mengajar dan diharapkan interaksi akan berjalan sesuai rencana.

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada pembelajaran

semester satu pada mata pelajaran matematika, kompentensi dasar,

menjumlahkan bilangan bulat.

Tabel 1 . Jadwal penelitian


Bulan /Minggu

NO Kegiatan Agustus September Oktober

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan

a. Penyusunan Proposal √ √
b. Pembuatan rancangan
penelitian ( RPP ) serta √
Instrumen penelitian
antara lain LKS, Alat
peraga mistar bilangan,
Daftar Nilai, Lembar
Pengamatan

2. Pelaksanaan siklus 1 √ √

 Perencanaan tindakan
 Pelaksanaan tindakan
 Observasi /pengamatan

16
 Analisis dan refleksi

3. Pelaksanaan siklus 2 √ √

 Perencanaan tindakan
 Pelaksanaan tindakan
 Observasi /pengamatan
 Analisis dan refleksi

4. Melakukan Seminar √ √

5. Penyusunan laporan √ √
penelitian

6. Penggandaan dan distribusi √ √


laporan

B. Subyek Penelitian

Subyek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SD

Negeri 012 Sangatta Utara Tahun ajaran 2019/2020. Pengambilan subyek

penelitian ini didasarkan pada kondisi kelas yang mampu mewakili siswa kelas

IV secara keseluruhan, Kelas IV ini dipilih sebagai obyek penelitian dikarenakan

peneliti ingin mencari suatu strategi pembelajaran yang efektif untuk

meningkatkan penguasaan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang

akan berimbas pada proses pembelajaran matematika yang lebih bermakna.

17
C. Prosedur Penelitian

Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )

yang merupakan proses pengkajian melalui sistim berdaur, yang terdiri dari beberapa

putaran dan berkelanjutan dengan harapan adanya penambahan kearah peningkatan

hasil belajar yang diinginkan.

Proses pengkajian berdaur terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan,

pelaksanaan tindakan yang dibarengi dengan observasi dan pengamatan dan

perefleksian atau perenungan yang mencakup analisis, sintesis dan penilaian

terhadap proses dan hasil tindakan sebagai acuan pelaksanaan tindakan berikutnya.

Keempat langkah di bawah ini merupakan satu siklus atau atau putaran artinya

sesudah ke-4 lalu kembali ke – 1 untuk siklus berikutnya. Pada siklus ini langkah ke-

1 dan langkah ke – 3 dapat dilakukan secara bersama- sama. Tetapi dapat juga

dilakukan secara terpisah walaupun pengamat dan pelaku berbeda. Secara utuh

tindakan yang diterapkan dalam penelitian tindakan kelas ini seperti yang

digambarkan dalam bagan.

18
Adapun alur atau rencana dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut:

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Gambar 1 . Alur Siklus

Sumber : Penelitian Tindakan Penelitian (PTK ) Suharsimi Arikunto.

Sebelum mengadakan tindakan pada penelitian ini, maka peneliti

mengadakan observasi dalam kelas serta mencari data kemampuan awal

penguasaan penjumlahan dari siswa. Seperti telah dijelaskan sebelumnya

bahwasannya pada penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus namun

bila dari dua siklus yang direncanakan masih terdapat masalah yang harus

dipecahkan maka dapat dilanjutkan dengan siklus berikutnya.

19
Pelaksanaan prosedur penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai

berikut:

1. Rancangan siklus

1) Tahap perencanaan

Dalam tahap tindakan pada siklus ini , kegiatan yang dilakukan adalah:

a) Menyusun persiapan mengajar berdasarkan kurikulum 2013 dengan

kompentensi dasar menjumlahkan bilangan bulat.

b) Merancang alat evaluasi yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran.

c) Mempersiapkan media atau alat peraga

d) Menyiapkan lembar pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan

siswa dan guru.

2) Tahap tindakan

a) Melakukan proses pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran ( RPP )

b) Meminta teman sejawat yang dapat dipercaya dan mengerti tujuan

pembelajaran yang menggunakan alat peraga untuk menjadi anggota tim

sekaligus sebagai motivator dan pengamat.

c) Evaluasi dilaksanakan berdasarkan kisi-kisi soal yang telah dipersiapkan.

d) Diakhiri dengan menganalisis hasil evaluasi melalui proses pebelajaran

yang dilakukan.

20
2) Tahap pengamatan

a) Obsever (teman sejawat ) akan melakukan pengamatan proses pembelajaran

dengan lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti.

b) Pengamatan tersebut meliputi tiga komponen utama yaitu : 1) pengamatan

terhadap guru, 2) pengamatan terhadap siswa dan 3) pengamatan terhadap

unsure pendukung.

3) Tahap refleksi

Peneliti menganalisa hasil proses pembelajaran matematika dengan

kompentensi dasar menjumlahkan bilangan bulat. Hasil observasi yang

dilakukan pada siswa guna menentukan langkah-langkah perbaikan dalam siklus

berikutnya.

D. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukn melalui proses sebagai berikut:
a) Identifikasi masalah yang dilakukan melalui orientasi dan observasi awal
b) Pelaksanaan, analisis dan refleksi terhadap tindakan pembelajaran pada
siklus I, dan II Observasi aktivitas guru dan partisipasi siswa selama proses
tindakan pembelajaran
c) Evaluasi yng dilakukan dengan berdasarkan pada refleksi di akhir setiap
siklus

21
E. Analisis Data

Data yang sudah terkumpul selama penelitian, selanjutnya dianalisis sebagai berikut:

a) Tes Tertulis

Tes digunakan untuk memperoleh data kognitif berupa data prestasi belajar siswa.

Tes diberikan dalam bentuk soal. Ketuntasan belajar siswa diperoleh dengan rumus

sebagai berikut: X = F/N x 100%.

Data berdasarkan lembar pengamatan terhadap aktifitas guru dan siswa yang

terhadap aktifitas guru yang terdapat dalam lampiran laporan ini., dimana data diolah

dengan cara sebagai berikut: Aspek X = F/N x 100%, F adalah jumlah aspek yang

mendapat nilai tertentu, dan merupakan jumlah seluruh aspek.

Indikator ketuntasan belajar siswa secara klasikal maupun individu apabila 75% dari

seluruh jumlah siswa dinyatakan tuntas belajar.

b) Observasi

Observasi dilakukan untuk memperoleh data psikomotor dan afektif, yaitu

data mengenai unjuk kerja siswa dalam kegiatan kelompok dan sikap siswa. Lembar

observasi berbentuk checklist, data unjuk kerja siswa dihitung dengan rumus:

X = F/N x 100%.

22
F. Indikator Penelitian

Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan ini meliputi indikator proses dan

hasil dalam penelitian penggunaan pendekatan proses. Dari segi proses ditandai oleh

keaktifan dan hasil dalam pembelajaran.

Adapun kriteria yang digunakan untuk mengungkapkan kemampuan siswa adalah

sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal

“Tindakan kemampuan 90%-100% predikatnya A, 80%-89% predikatnya B, 70%-

79% predikatnya C, kurang dari 70 predikatnya D.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka peneliti menentukan tingkat keberhasilan

tindakan pada penelitian ini dilihat pemahaman murid secara individu pada setiap

siklus telah meningkat dan menunjukkan tingkat pencapaian ketuntasan belajar

dengan nilai 75 %

23
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad. Azhar, M.A., 2007. Media Pembelajaran . Jakarta : RajaGrafindo Persada.

Astuti dan Miyanto Panduan Pendidik Matematika : Intan Pariwara


Bono Edward , 2007. Revolusi Berfikir Edward de Bono . Bandung ; Mizan Pustaka.

Dimyati, Mudjiono, 2009. Belajar dan Pembelajaran . Jakarta : Rineka Cipta

George Boeree, 2006. Metode Pembelajaran dan Pengajaran . Jogjakarta : Ar-Ruzz


Media Group.

Hamzah., 2009. Model Pembelajaran menciptakan proses Belajar mengajar yang


kreatif dan efektif . Jakarta : Bumi Aksara.

Mulyana. 2007 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung :Remaja


Rosdakarya.

Kunandar, 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan


Profesi Guru . Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Melvin Silberman. 2006. Active Learning 101 cara belajar siswa aktif . Bandung
: Nusa Media.

Mustaqim Burhan dan Astuti . 2008, Ayo Belajar Matematika, Depdiknas

Sardiman A.M., 2009. Interaksi dan motivasi belajar mengajar .Jakarta :


RajaGrafindo Persada

Suyati dan Khafid M. 1998, Pelajaran Matematika, Pusat perbukuan Depdiknas

Turmudi, Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Marematika: Cita Pustaka

Tim Bina karya Guru. 2000, Trampil berhitung Matematika: Penerbit Erlangga.

Wibawa Basuki , Penelitian Tindakan kelas , Depdiknas

Anda mungkin juga menyukai