Anda di halaman 1dari 49

PROBLEMATIKA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN

KONSELING PADA MASA PANDEMI COVID-19

SKRIPSI

OLEH:

PUDDWI KURNIA DEVI ZAHRONI

NIM. 1702103039

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI MADIUN

Maret 2021

iii
PROBLEMATIKA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN

KONSELING PADA MASA PANDEMI COVID-19

SKRIPSI

Diajukan kepada UNIVERSITAS PGRI Madiun untuk Memenuhi Salah Satu

Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Strata 1

Program Studi Bimbingan dan Konseling

OLEH:

PUDDWI KURNIA DEVI ZAHRONI

NPM. 17.021.03039

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI MADIUN

Maret 2021

iv
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

Skripsi oleh Puddwi Kurnia Devi Zhroni telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.

Madiun, 13 Maret 2021

Pembimbing I

Tyas Martika A., S.Psi., M.Pd.

NIDN. 0730038504

Madiun, 13 Maret 2021

Pembimbing II

Noviyanti Kartika D., M.Pd., Kons.

NIDN. 0704118503

v
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI

Skripsi oleh Puddwi Kurnia Devi Zahroni telah dipertahankan di depan panitia

penguji pada hari

Panitia Penguji

Dr. Dahlia Novarianing Asri, M.Si. Ketua

NIDN. 0729117801

Tyas Martika Anggriana, S.Psi., M.Pd. Sekretaris

NIDN. 0730038504

Tyas Martika Anggriana, S.Psi., M.Pd. Anggota

NIDN. 0730038504

vi
Noviyanti Kartika D., M.Pd., Kons Anggota

NIDN. 0704118503

………………………… Anggota

NIDN.

Mengetahui, Mengesahkan:

Dekan FKIP, Kaprodi Bimbingan dan Konseling,

Dr. drh. C. Novi Primiani, M.Pd. Dr. Dahlia Novarianing Asri, M.Si.

NIDN. 0727116903 NIDN. 0729117801

vii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Puddwi Kurnia Devi Zahroni

NIM : 1702103039

Program Studi : Bimbingan dan Konseling

Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Menyatakan dengan sebenarnya, bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya

sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini plagiat, maka

saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Madiun, 24 Maret 2021

Yang membuat pernyataan,

Puddwi Kurnia Devi Zahroni

NIM. 1702103039

viii
MOTTO:

Tidak ada mimpi yang terlalu tinggi, selama kits mau berusaha untuk

mewujudkannya.

SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKAN KEPADA:

Bapak Karmin AL Choironi dan Ibu Suparmi.

Kakakku Ferry Faizal Zahroni, keluarga, sahabat yang selalu mendukung.

Dan sebagai bentuk apresiasi kepada

diri sendiri karena sanggup bertahan dititik ini

Serta sebagai tanda bukti, hormat dan rasa terima kasih yang tidak terhingga

kupersembahkan karya kecil ini kepadamu yang telah memberikan kasih sayang

yang tiada terhingga yang tidak mungkin dapat kubalas dengan selembar kertas

yang bertuliskan persembahan.

Terimakasih

ii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayat kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul Problematika Pelaksanaan Layanan Bimbingan Dan

Konseling Pada Masa Pandemi Covid-19

Dalam penyusunan skripsi ini banyak hambatan serta rintangan yang penulis

hadapi namun pada akhirnya dapat melaluinya berkat adanya bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak baik secara moral maupu spiritual. Untuk itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Dr.H.Parji, M.Pd Selaku Rektor Universitas PGRI Madiun

2. Dr. drh. C. Novi Primiani, M.Pd Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan

3. Dr. Dahlia Novarianing Asri, M.Si Selaku Kepala Program Studi

Bimbingan dan Konseling

4. Tyas Martika Anggriana, S.Psi., M.Pd selaku Dosen Pembimbing (1)

yang dengan sabar telah memberikan bimbingan, motivasi dan arahan

dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Noviyanti Kartika D., M.Pd., Kons selaku Dosen Pembimbing II yang

telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan

arahan dalam penyusunan skripsi.

6. Seluruh bapak dan ibu Dosen Bimbingan dan Konseling terima kasih atas

ilmu yang sangat bermanfaat yang telah diberikan.


7. Keluarga tercinta terutama Bapak Ibu dan Kakakku yang telah

memberikan doa dan dukungan selama kuliah.

8. Sahabat-sahabatku tercinta, terima kasih atas dorongan semangat yang

kalian berikan.

9. Seluruh teman-teman angkatan 2017 Bimbingan dan konseling, terima

kasih atas dukungan moral dari kalian semua.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu memberikan dukungan.

Penulis mohon maaf atas segala kesalahan yang pernah dilakukan. Semoga

skripsi ini dapat memberikan manfaat untuk mendorong penelitian-penelitian

selanjutnya.

Madiun, Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul .........................................................................................i

Daftar Isi...................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan....................................................................................

A.Latar Belakang ................................................................................1

B.Fokus Penelitian ..............................................................................6

C.Tujuan Penelitian.............................................................................6

D.Manfaat Penelitian...........................................................................6

E.Definisi Operasional.........................................................................7

Bab II Kajian Pustaka/Landasan Teori.....................................................8

A.Kajian Teori.....................................................................................9

B.Kajian Penelitian Yang Relevan.....................................................18

C.Kerangka Berfikir...........................................................................19

Bab III Metode Penelitian........................................................................21

A.Jenis Penelitian..............................................................................22

B.Sumber Data...................................................................................22

C.Instrumen Penelitian......................................................................23

D.Teknik Pengumpulan Data............................................................24

E.Prosedur Penelitian.........................................................................24

F.Teknik Keabsahan Data..................................................................25


G.Teknik Analisis Data.....................................................................25

H.Daftar Pustaka................................................................................26
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan ialah sesuatu hal yang sangat berarti serta harus diberikan

orang tua kepada anaknya selaku suatu wujud bekal masa depan. Pendidikan

menjadi salah satu wadah yang bisa digunakan untuk membangun kecerdasan

serta membentuk kepribadian dan meningkatkan potensi anak yang bermutu

serta berintegrasi(Pardosi & Atrizka, 2018). UU Nomor 20 tahun 2003

mengenai sistem pembelajaran nasional, bahwa pembelajaran mempunyai

tujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik supaya menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta jadi warga Negeri yang demokratis

dan bertanggung jawab. Tujuan tersebut sudah memusatkan pada adanya

kemauan mengembangkan segenap kemampuan yang dipunyai oleh partisipan

sehingga kualitas pendidikan di Indonesia bisa menjadi berkualitas serta angka

putus sekolah dapat menurun( www. kelembagaan. ristekdikti.go.id).

Pendidikan merupakan suatu usaha secara sadar yang direncanakan untuk

mewujudkan proses belajar mengajar agar peserta didiknya dapat

mengembangkan potensi dalam dirinya secara aktif, entah itu keterampilan

yang digunakan dalam dirinya, kecerdasan, akhlaknya atau bahkan

kepribadiannya. Membahas tentang fungsi pendidikan, pendidikan di Indonesia

berfungsi untuk mencerdasakan kehidupan bangsa, dimana pendidikan

diharapkan dapat mengembangkan kemampuan serta membentuk peradapan

1
2

bangsa yang bermartabat dengan mengembangkan potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman kepada Tuhannya, memiliki akhlak yang mulia,

berilmu, kreatif , cerdas berkarakter,, dan menjadi warga Negara yang disiplin,

mandiri dan bertanggung jawab.

Dalam penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan tidak

hanya mengembangkan aspek kognitif atau pengetahuan peserta didik saja,

namun juga perkembangan pribadi setiap individu sebagai pribadi yang unik

dan utuh. Oleh karena itu pada jenjang pendidikan harus memfasilitasi peserta

didik untuk mengembangkan pribadinya secara utuh.

Salah satu upaya memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan

pribadinya secara optimal adalah dengan adanya bimbingan dan konseling.

Membahas lebih lanjut tentang bimbingan dan konseling, Menurut Kamaluddin

bimbingan dan konseling merupakan layanan ahli oleh konselor (guru

bimbingan dan konseling). Konselor adalah salah satu kualifikasi pendidikan,

yaitu tenaga kependidikan yang memiliki kekhususan pada bidang bimbingan

dan konseling, yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

(Kamaluddin, 2011)

Agus Akhmadi ( dalam Mustika, 2018) Guru bimbingan konseling adalah

seorang guru di sekolah yang dapat membantu siswa guna menyelesaikan

masalah-masalah yang sedang dihadapi siswa. Guru bimbingan konseling

dalam konseling layanan BK berfungsi sebagai fasilitator, ahli perbantuan,

advokat, dan terampil membuat kebijakkan, aktif merefleksi atas pertanyaan-

pertanyaan, melakukan konsultasi diri secara berkelanjutan dan membantu


3

perkembangan untuk meningkatkan kompetensi dalam melayani klien. Guru

bimbingan konseling melaksakan tugasnya berfokus pada pengembangan diri

siswa sesuai dengan potensi, minat, bakat, dan tahap-tahap perkembangan

melalui berbagai layanan-layanan seperti layanan orientasi, informasi,

penguasaan konten, penempatan/penyaluran, konseling baik kelompok maupun

perseorangan, dan lain-lain

.Slameto (2000) menjelaskan bahwa konselor merupakan petugas

profesional yang mempunyai pendidikan khusus di Perguruan Tinggi dan

mencurahkan waktunya pada layanan bimbingan dan konseling. Selain itu

dikatakan bahwa konselor merupakan petugas profesional, yang artinya secara

formal mereka telah disiapkan oleh lembaga atau institusi pendidikan yang

berwenang. Mereka dididik secara khusus untuk menguasai seperangkat

kompetensi yang diperlukan bagi pekerjaan bimbingan dan konseling. Jadi

dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa konselor sekolah memang sengaja

dibentuk atau disiapkan untuk menjadi tenaga-tenaga yang profesional dalam

pengetahuan, pengalaman dan kualitas pribadinya

Guru bimbingan konseling adalah seorang guru di sekolah yang wajib

menyelenggarakan pelayanan bimbingan konseling untuk membantu peserta

didik dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang sedang

dihadapinya. Sedangkan Tohirin mengemukakan guru bimbingan konseling

adalah guru yang direkrut atau diangkat atas dasar kepemilikan ijazah atau latar

belakang pendidikan profesi dan melaksanakan tugas khusus sebagai guru

bimbingan konseling.Sedangkan Suhertina menyatakan bahwa Guru


4

bimbingan konseling atau konselor adalah guru yang mempunyai tugas,

tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam kegiatan pelayanan

bimbingan konseling terhadap sejumlah siswa. ( Mustika, 2018)

Menurut peraturan bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala

Badan Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan nomor 14 Tahun 2010

( dalam Meizanita,2018) mengungkapkan bahwa kegiatan bimbingan konseling

adalah kegiatan guru bimbingan konseling atau konselor dalam menyusun

rencana pelayanan bimbingan konseling, melaksanakan pelayanan bimbingan

konseling, mengevaluasi proses dan hasil pelayanan bimbingan konseling,

mengevaluasi proses dan hasil pelayanan bimbingan konseling serta melakukan

per baikan tindak lanjut memanfaatkan hasil evaluasi

Dalam penjelasan diatas maka dapat simpulkan bahwa tugas dari guru

bimbingan dan konseling atau konselor adalah membantu siswa menemukan

pribadinya secara utuh, membantu siswa berapatasi dengan lingkungan fisik

dan sosialnya dimana siswa dapat mengembangkan dirinya dalam lingkungan

tersebut secara berkelanjutan, dan juga membantu siswa dalam bidang belajar,

dan karirnya. Selain itu, guru bimbingan dan konseling juga menjalankan

fungsi bimbingan dan konseling yaitu pemahaman, penyaluran, pencegahan,

adaptasi, perbaikan, advokasi pemeliharaan dan pengembangan untuk dapat

mencapai pelayanan bimbingan dan konseling yang maksimal.

Uman Suherman menyatakan bahwa dasar pemikiran penyelengaraan

bimbingan dan konseling di sekolah/madrasah, bukan semata-mata terletak

pada ada atau tidak adanya landasan hukum (perundang-undangan) atau


5

ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya

mempasilitasi peserta didik, yang selanjutnya disebut konseli, agar mampu

mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya

(menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual)

(Yuhana & Aminy, 2019)

Dalam menjalankan tugasnya tentu aja guru bimbingan dan konseling

mengalami banyak probelematika yang harus dihadapi. Dari banyaknya

rintangan yang harus dilalui, guru bimbingan dihadapkan pada dengan awal

tahun tepatnya pada tanggal 2 Maret 2020 di Indonesia dikagetkan dengan

munculnya covid 19. Virus ini sebenarnya mulai ramai diperbincangkan

diseluruh belahan dunia pada akhir tahun 2019 atau sekitar bulan desember

2019. Dikabarkan virus ini bersumber dari Kota Wuhan di China

Sedangkan di Indonesia sendiri, virus ini mulai meracuni Negara

Indonesia sejak adanya warga DKI Jakarta yang terindikasi positif covid 19.

Setelah covid 19 masuk ke Indonesia pemerintah mengeluarkan kebijakan

status Indonesia darurat bencana covid yang dikeluarkan pada tanggal 29

februari sampai 29 mei 2020. Dalam status yang ditetapkan pemerintah

merupakan suatu langkah pemerintah mengatasi permasalahan serius yang

merupakan krisis kesehatan yang sebarannya sangat cepat. Pada jangka waktu

yang yang ditetapkan pemerintah sebagai Indonesia darurat covid sejak

Februari hingga Mei, diharapkan seluruh warga Negara Indonesia mengurangi

penyebaran virus ini bahkan dapat memutus rantai penyebaran virus Corona

( Covid 19). Cara memutus rantai penyebaran yaitu dengan melakukan sosial
6

distancing atau menjaga jarak minimal 2 meter dengan orang lain dan tidak

melakukan kontak langsung dengan orang lain., serta menghindari kerumunan

yang mengundang banyak interaksi dengan orang lain.

Pemerintah juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat sehingga

dengan informasi yang masyarakat terima secara jelas dapat menjadi salah satu

cara pencegahan baik secara individu, keluarga dan masyarakat agar lebih

waspada. Pencegahan secara mandiri oleh individu, keluarga maupun

masyarakat merupakan hal yang penting untuk dapat membantu pemeritah

menekankan jumlah kasus dan berusaha memutus rantai penyebarannya.

Adaptasi kebiasaan baru yang diterapkan juga dilakukan secara disiplin dengan

sikap dasar yang dilakukan yaitu menjaga jarak dengan orang lain minimal 2

meter, menggunakan masker dan hand hygiene atau mencuci tangan secara

sering atau bisa menggunakan hand sanitizer, dan memperbaiki sistem imun..

Diharapkan masing masing individu saling mengingatkan untuk menerapkan

protokol kesehatan dan penerapan kebiasaan baru di berbagai sector kehidupan

(Khariri, K , 2020)

Dengan adanya pandemi covid 19 banyak hal yang berubah dari

biasanya., khususnya dalam dunia pendidikan. Segala aktivitas pendidikan

dilakukan secara maya, sekolah sekolah diberhentikan sementara dan

digantikan dengan belajar secara daring. Peserta didik belajar dari rumah dan

tidak bertemu guru dan teman temannya disekolah secara langsung. Dengan

adanya kebijakan tersebut, guru tidak dapat mengajar dan menemui siswa

secara langsung melainkan hanya dapat dilakukan lewat maya. Berdasarkan


7

wawancara yang peneliti lakukan dengan guru bimbingan dan konseling, guru

bimbingan dan konseling mengungkapkan “ semenjak adanya pandemi covid

19 ini, siswa belajar dirumah masing masing, perilaku siswa semakin tidak

terkontrol dan memiliki banyak permasalahan, namun kita tidak bisa tatap

muka dengan siswa sehingga sulit mengetahui masalah dan dalam pelaksanaan

layanan hanya bisa lakukan dengan memanggil orang tua dan anaknya

tersebut,”

Dari yang diungkapkan ooleh guru bimbingan dan konseling diatas maka

dapat ditafsirkan oleh peneliti yaitu guru bimbingan dan konseling merasa

kesulitan menangani peserta didik yang mana dalam belajar daring tersebut

muncul banyak permasalahan. Dan untuk pelaksanaan layanan menjadi

terkendala karena tidak dapat dilaksanakan secara sepenuhnya. Guru

bimbingan konseling dalam melakukan layanan klasikal, layanan konseling

kelompok serta bimbingan kelompok. Seperti ungkapan salah satu guru

Bimbingan dan konseling “ Sebenarnya bisa saja lewat google meet atau zoom,

namun jika sudah tua susah untuk pengaplikasiannya, dan juga kebanyakan

siswa jika dilakukan layanan secara online tidak bersungguh sungguh” . dalam

hal ini terindikasi bahwa guru bimbingan dan konseling kesulitan dalam

penggalian masalah yang sesungguhnya jika dilakukan lewat maya yang

siswanya cenderung tidak bersungguh sungguh.

Pengamatan yang lain yang peneliti lakukan di Sekolah Menengah

Kejuruan 1 Geger Madiun, layanan yang dijalankan oleh guru bimbingan dan

konseling ketika pembelajaran daring adalah layanan klasikal dengan


8

memanfaatkan e-learning saja, sehingga materi hanya dibagikan kepada siswa

dengan power point dan siswa ditugaskan menjawab pertanyaan, sehingga

pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling tidak dapat maksimal. Selain itu

jika siswa terdapat masalah dirumah hanya dilakukan panggilan orangtua

karenasiswa bersama orangtua secara penuh .

dari penjelasan diatas dapat disimpulkan guru bimbingan dan konseling

disekolah sekolah. tugasnya masih sama dan dituntut untuk dapat membantu

permasalahan siswanya yang semakin kompleks dengan pelaksanaan layanan

yang terkendala waktu dan intensitasnya. Oleh karena itu, peneliti tertarik

untuk mengkaji permasalahan ini dengan menggunakan judul penelitian

sebagai berikut “Problematika Pelaksanaan Layanan Bimbingan Dan

Konseling Pada Masa Pandemi Covid-19”

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini dimaksudkan untuk membatasi penelitian guna

memilih mana data yang relevan dan mana yang tidak relevan

( Moleong,2010). Pembatasan dalam penelitian kualitatif ini lebih didasarkan

pada tingkat kepentingan/urgensi dari masalah yang diadapi dalam penelitian

ini . penelitian ini akan di fokuskan pada “Apa saja Problematika Pelaksanaan

Layanan Bimbingan dan Konseling Pada Masa Pandemi Covid 19”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


9

1. Untuk mengetahui problematika apa saja yang konselor hadapi ketika

melakukan layanan Bimbingan dan konseling pada masa pandemic

covid 19

2. Untuk Mengetahui cara mengatasi problematika yang dihadapi konselor

ketika melakukan layanan bimbingan dan konseling pada masa

pandemic covid 19.

D. Manfaat Penelitian

Berkaitan dari penjelasan diatas melalui latar belakang hingga rumusan

masalah , maka dari itu adanya manfaat dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritik

1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi atau

teori untuk pengembangan keilmuan khususnya dalam bidang

bimbingan dan konseling.

2. Dapat digunakan sebagai rujukan bagi peneliti selanjutnya yang

memiliki tema serupa

3. Mengembangkan ilmu pengetahuan

4. Dapat dimanfaatkan dan gunakan sebagai satu referensi untuk

mengatasi permasalahan konselor dilapangan

2. Manfaat Praktik

Bagi Siswa

1. Membantu mengatasi dan memecahkan masalah siswa dengan segera

apabila hambatan yang dialami guru ini dapat diketahui dan dapat
10

segera diatasi menyebabkan permasalahan itu dapat segera teratasi

dengan alternative pemecahan masalah

2. Hasil penelitian digunakan untuk mengoptimalkan perkembangan

siswa yang terhambat akibat problematika yang dihadapi konselor

dalam pemberian layanan kepada siswa

Bagi Sekolah

1. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan kontribusi

berupa pemahaman dan pengetahuan bagi sekolah khususnya terkait

permasalahan permasalahan yang dihadapi oleh pendidik

2. Sebagai sarana menyusun strategi pengembangan kinerja konselor

yang lebih efektif

3. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sarana diagnosis dalam

mencari sebab masalah atau kegagalan yang terjadi dalam kenyataan

rill. Dengan demikian dapat memudahkan pencarian alternative

pemecahan masalah

Bagi Guru BK

1. Konselor sekolah dapat menjadikan penelitian ini sebagai bahan

rujukan untuk menjalankan program bimbingan dan konseling

2. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi suatu evaluasi yang dapat

meningkatkan hasil layanan bimbingan dan konseling.

Bagi Peneliti
11

1. Diharapkan mampu menjadi media bagi penulis untuk menambah

pengalaman dibidang penelitian dan menambah pemahaman mengenai

tema yang menjadi fokus penelitian

2. Memperoleh hasil dan penemuan dari kegiatan penelitian

3. Sebagai motivasi peneliti bahwa setiap kegagalan dari suatu penelitian

adalah awal dari kesuksesan

E. Definisi Istilah

Berdasarkan fokus dan rumusan masalah penelitian, maka uraian definisi

istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Problematika adalah adanya suatu kendala atau halangan yang dihadapi

dimaa terjadi kesejangan antara harapan dan kenyataan

2. Layanan Bimbingan dan Konseling adalah proses bantuan yang diberikan

oleh konselor kepada konseli dalam membantunya mencapai

perkembangannya

3. Pandemi Covid 19 adalah wabah penyakit yang menular dimana

sebarannya meluas diseluruh dunia yang dideteksi pertama kali di Wuhan

China.
12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Problematika

a. Pengertian Problematika

Problematika berasal dari bahasa inggris “problematica”

yang memiliki arti permasalahan atau masalah. Problrmatika

merupakan sebuah hal yang menimbulkan masalah, atau dapat

dimaksudkan juga dengan hal yang belum dapat dipecahkan

permasalahnya. Selain itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

problematika memiliki pengertian sebagai sesuatu yang masih

menimbulkan perdebatan serta masalah yang harus dipecahkan.

(Retnani, 2009)

Suharso dkk berpendapat bahwa problematika adalah

sesuatu yang mengandung masalah yang dapat menghalangi

tercapainya sebuah tujuan. Secara umum, masalah seringkali

didefinisikan sebagai keadaan atau kesenjangan antara harapan dan

kenyataan. Karenanya masalah dianggap sebagai gap yang

membatasi kebutuhan yang diinginkan dengan kebutuhan yang

ada. (Retnani, 2009)

Hasan Alwi ( dalam Mustika, 2018) menyatakan bahwa

Problematika berasal dari kata “Problem” yang berarti masalah,


13

persoalan. Sedangkan problematika berarti hal yang menimbulkan

masalah, hal yang belum terpecahkan masalahnya. Sedangkan

Menurut Dekdikbud “Istilah problem/problematika berasal dari

bahasa inggris yaitu “problematic” yang artinya persoalan atau

masalah. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, problema berarti hal

yang belum terpecahkan, yang menimbulkan permasalahan”

Sedangkan ahli lain mengatakan bahwa “Problematika

adalah suatu kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang

diharapkan dapat menyelesaikan atau dapat diperlukan atau dengan

kata lain dapat mengurangi kesenjangan itu(Maliyeh, 2015)

Berdasarkan beberapa penjelasan diatas dapat penulis

disimpulkan bahwasanya problematika merupakan sesuatu masalah

yang masih menimbulkan adanya perdebatan serta membutuhkan

sebuah penyelesaian untuk mencapai tujuan yang diinginkan,

sehingga dalam dinamikanya tidak akan terjadi kesenjangan

diantara harapan dan kenyataan.

Problematika guru bimbingan konseling dalam

melaksanakan layanan bimbingan dan konseling adalah kendala

atau persoalan yang dihadapi guru bimbingan konseling di dalam

proses pelaksanaan layanan bimbingan konseling yang harus

dipecahkan agar tercapai tujuan yang maksimal

2. Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan konseling

a. Pengertian Layanan Bimbingan dan Konseling


14

Layanan bimbingan dan konseling merupakan suatuupaya yang

objektif dan sistematis srta logis dan dinamis yang mana

terprogram dan dilakukan oleh konselor atau guru bimbingan dan

konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik atau

konselinya agar tercapanya kemandirian konseli,yang diwujudkan

dalam kemampuan memahami, mengarahkan, menerima seta

mengambil keputusan dan merealisasikan diri secara

bertanggungjawab sehingga dapat mencapai kesejahteraan dan

kebahagiaan hidup.

Kamaluddin (2011) Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu

bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami,

menilai dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan

minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan

kebutuhan dirinya secara realistik. Bidang tersebut adalah bidang

pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan

menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang

sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan

warga lingkungan sosial yang lebih luas. Pengembangan

kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan

sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri. Pengembangan karir,

yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam

memahami dan meniali informasi , serta memilih dan mengambil

keputusan karir.
15

Pengampu layanan bimbingan & konseling adalah, pemberi

perha tian, pengarahan, pengendalian dan pengawasan kepada

sekurang-kurangnya 150 peserta didik yang dapat dilaksanakan

dalam bentuk pelayanan tatap muka terjadwal di kelas dan layanan

perseorangan atau kelompok bagi yang dianggap perlu dan

memerlukan.

b. Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling

c. Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling

d. Prinsip Layanan Bimbingan dan Konseling

e. Asas-Asas Layanan Bimbingan dan Konseling

f. Program Layanan Bimbingan dan Konseling

g. Aplikasi Instrumental Bimbingan dan Konseling

h. Ragam Layanan Konseling

i. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling

1) Layanan orientasi

Menurut Prayitno ( dalam Trisnani, 2017 : 49) orientasi

berartike depan menuju kearah sesuatu yang baru. Sehingga

layanan ini adalah suatu layanan tentang Sesuatu hal baru yang

dihadapi konselinya, entah itu suatu situasi yang baru atau

lingkungan baru bagi individu yang asing bagi konseli agar

individu dapat menyesuaikan diri erhadap lingkungan dan

situasi yang baru tersebut menjadi tidak asing. Secara lebih


16

khusus tujuan dari layanan orientasi yaitu memberikan bantuan

kepada individu agar memiliki pemahamn tentang berbagai

hal yang penting dari suasana yang baru

2) Layanan Informasi

Menurut Winkel Layanan Informasi merupaka suatu

layanan yang memberikan informasi kepada individu untuk

memenuhi kekurangan individu terhadap informasi tersebut.

Layanan informasi juga merupa aupaya membekali siswa atau

konseli tentang pengetahuan dan pemahaman baik untuk

kehidupannya sehari hari atau untuk masa mendatang .

3) Layanan Penempatan dan Penyaluran

Layanan penempatan dan penyaluran merupakan layanan

yang mana mengusahakan konseli merencanakan masa depan

selama masih sekolah dan seuasai sekolah serta memilih

program studi lanjut sebagai upaya menyiapkan untuk jangka

panjang kelak

4) Layanan Pengusaan Konten

5) Layanan penguasaan kontem adalah layanan bantuan

kepada individu baik mandiri maupun secara

berkelompok untuk menguasai kemampuan atau

kompetensi tertentu melalui belajar ( Prayitno

dalamTrisnani, 2017: 58). Kemampuan dan kompetensi

mengandung didalmnya yaitu fakta dan data, hokum,


17

aturan dan nilai, proses, presepsi afeksi serta sikap dan

tindakan. Diharapkan jika konseli dapat menguasai

konten maka mampu menyelesaikan masalahmasalah

yang ia hadapi.

6) Layanan Konseling Perorangan

Konseling perorangan merupakan suatu bantuan yang

diberikan oleh konselor kepada konseli dalam suasana

perorangan untuk menyelesaikan permasalahan pribadi konseli

bersifat holistic atau secara utuh dan mendalam serta bersifat

spesifik menuju kea rah penyelesaian masalah diharapkan

dengan adanya konseling perorangan konseli akan memahami

kondisi diinya , lingkungannya, permasalahannya, serta

kelemahan dan kelebihannya

7) Layanan Bimbingan Kelompok

Layanan bimbingan kelompok merupakan layanan yang

diberikan dalam suasana kelompok yang bertujuan untuk

mengembangkan kemampuan bersosialisasi dan mendorong

konseli berkembang dalam perasaan, pikiran, persepsi, sikap,

wawasan yang merupakan suatu perwujudan tingkah laku yang

lebih efektif.

8) Layanan Konseling Kelompok

Layanan konseling kelompok merupakan layanan untuk

membantu peserta didik memecahkan permasalahan pribadi


18

masing-masing anggota kelompok, layanan ini ditunjukan

untuk pengetasan masalah yang dialami peserta didik dengan

menggunakan dinamika kelompok.

9) Layanan Konsultasi

Merupakan layanan yang diberikan konselor kepada

konseling yang memungkinkannya memperolehan wawasan,

pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksananya kepada

pihak ketiga. Materi layanan konsultasi bagi peserta didik

ditunjukan membantu permasalahan mereka melalui pihak lain

seperti teman sebaya, orang tua, maupun orang terdekat lainya

yang dipercaya peserta didik.

10) Layanan Mediasi

Layanan mediasi adalah layanan konseling yang dilakukan

konselor terhadap kedua belah pihak atau lebih yang sedang

berselisih agar tercapai suatu hubungan yang positif dan

kondusif antara para konseli yang sedang bermusuhan.

Sehingga diharapkan terjadi perubahan kondisi awal yang

negatif kearah yang positif

11) Kegiatan Penunjang

Kegiatan Penunjang merupakan kegiatan untuk

melancarkan pemberian layanan seperti aplikasi instrumental

data, himpunan data, konferensi kasu dan kunjungan rumah

serta alih tangan kasus.


19

j. Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling

Secara etimologis, bimbingan dan konseling terdiri atas dua

kata yaitu “bimbingan” (guidance) dan “konseling” (counseling).

Tohirin Menyatakan bahwa dalam praktik, bimbingan dan

konseling merupakan satu kesatuan kegiatan yang tidak

terpisahkan. Keduanya merupakan bagian yang integral (dalam

Yuhana & Amini, 2019). Manusia pada hakikatnya diciptakan

dalam keadaan yang terbaik, termulia, tersempurna, dibandingkan

makhluk lainnya, tetapi sekaligus memiliki hawa nafsu dan

perangai atau sifat tabiat buruk, misalnya suka menuruti hawa

nafsu, membantah dan lain-lain, karena manusia dapat terjerumus

ke dalam lembah kenistaan, kesengsaraan, dan kehinaan. Dengan

kata lain, manusia bisa bahagia hidupnya di dunia maupun akhirat,

dan bisa pula sengsara atau tersiksa.

Bimbingan merupakan terjemahan dari kata guidance dikaitkan

dengan kata asal guide, yang diartikan sebagai berikut:

menunjukan jalan (showing the way); memimpin (leading);

menuntun (conducting); memberikan petunjuk (giving instruction);

mengatur (regulating); mengarahkan (govergiving); memberikan

nasehat (giving advice). Istilah bimbingan dalam bahasa Indonesia

diberi arti yang selaras denagn arti-arti yang disebutkan di atas,

akan muncul dua pengertian yang agak mendasar, yaitu; 1)


20

memberikan informasi, yaitu menyajikan pengetahuan yang dapat

digunakan untuk mengambil suatu keputusan, atau memberikan

sesuatu sambil memberikan nasihat; 2) mengarahkan, menuntut ke

suatu tujuan. Tujuan itu mungkin hanya diketahui oleh pihak yang

mengarahkan, mungkin perlu diketahui oleh dua pihak (Winkel &

Hastuti, dalam Yuhana & Amini, 2019).

Istilah guidance, diterjemahkan dengan arti bantuan atau

tuntunan. Ada juga yang menerjemahkan kata guidance dengan arti

pertolongan. Berdasarkan arti ini, secara etimologi, bimbingan

berarti bantuan atau tuntunan, pertolongan; tetapi tidak semua

bantuan, tuntunan atau pertolongan berarti konteksnya bimbingan.

Seorang guru yang membantu siswanya menjawab soal-soal ujian

bukan merupakan suatu bentuk bimbingan. Bantuan, tuntunan, atau

pertolongan yang bermakna bimbingan konteksnya sangat

psikologis.

Suryana & Suryadi ( dalam Yuhana dan Amini, 2019) Istilah

konseling yang diadopsi dari bahasa Inggris “counseling” di dalam

kamus dikaitkan dengan kata “counsel” memiliki beberapa arti,

yaitu nasihat (to abtain counsel), anjuran (to give counsel), dan

pembicaraan (to take counsel). Berdasarkan arti di atas, konseling

secara etimologis berarti pemberian nasihat, anjuran, dan

pembicaraan dengan bertukar pikiran. Seperti halnya bimbingan,

secara terminologi konseling juga di konsepsikan sangat beragam


21

oleh para pakar bimbingan dan konseling. Rumusan tentang

konseling yang di konsepsikan secara beragam dalam berbagai

literature bimbingan konseling, memiliki makna yang satu sama

lain ada kesamaannya. Kesamaan makna dalam konseling

setidaknya dapat dilihat dari kata kunci tentang konseling dalam

tataran praktik, di mana konseling merupakan; 1) proses pertemuan

tatap muka atau hubungan atau relasi timbal balik antara

pembimbing (konselor) dan klien (siswa); 2) dalam proses

pertemuan atau hubungan timbal balik tersebut terjadi dialog atau

pembicaraan yang disebut dengan wawancara konseling (Wardati

dalam Yuhana & Amini, 2019).

Mortensel dalam (Yuhana & Amini, 2019) menyatakan bahwa

konseling merupakan proses hubungan antara pribadi dimana

orang yang satu membantu yang lainnya untuk meningkatkan

pemahaman dan kecakapan menentukan masalahnya. Dalam

pengertian ini jelas menunjukan bahwa konseling merupakan

situasi pertemuan atau hubungan antara pribadi (konselor dan

konseli atau klien) dimana konselor membantu konseli agar

memperoleh pemahaman dan kecakapan menemukan masalah

yang di hadapinya. Secara implisit, tujuan bimbingan dan

konseling sudah bisa diketahui dalam rumusan tentang bimbingan

dan konseling seperti yang telah dikemukakan di atas. Individu

atau siswa yang dibimbing, merupakan individu yang sedang


22

dalam proses perkembangan. Oleh sebab itu, merujuk pada

perkembangan individu yang dibimbing, maka tujuan bimbingan

dan konseling adalah agar tercapai perkembangan yang optimal

pada individu yang dibimbing.

Kenyataan bahwa tidak semua individu (siswa) mampu

melihat dan mampu menyelesaiakan sendiri masalah yang

dihadapinya serta tidak mampu menyesuaikan diri secara afektif

terhadap lingkungannya.

Menurut Prayitno (dalam Kamaluddin,2011) menjelaskan

bahwa bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk

peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar

mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan

pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis

layanan dan kegiatan pendukung berdaarkan norma-norma yang

berlaku. ”Bimbingan dan konseling bukanlah kegiatan

pembelajaran dalam konteks adegan mengajar yang layaknya

dilakukan guru sebagai pembelajaran bidang studi, melainkan

layanan ahli dalam konteks memandirikan peserta didik.”

( ABKIN dalam Kamaluddin, 2011).

Menurut Kamaluddin ( 2011) bimbingan dan konseling

merupakan layanan ahli oleh konselor (guru bimbingan dan

konseling). Konselor adalah salah satu kualifikasi pendidikan,

yaitu tenaga kependidikan, yaitu tenaga kependidikan yang


23

memiliki kekhususan pada bidang bimbingan dankonseling, yang

berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Menurut

peraturan bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala

Badan Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan nomor 14

Tahun 2010 ( dalam Meizanita,2018) mengungkapkan bahwa

kegiatan bimbingan konseling adalah kegiatan guru bimbingan

konseling atau konselor dalam menyusun rencana pelayanan

bimbingan konseling, melaksanakan pelayanan bimbingan

konseling, mengevaluasi proses dan hasil pelayanan bimbingan

konseling, mengevaluasi proses dan hasil pelayanan bimbingan

konseling serta melakukan perbaikan tindak lanjut memanfaatkan

hasil evaluasi

3. Pandemi Covid 19

a. Pengertian Pandemi covid 19

Menurut Kamus Besar Bahasa Inonesia (KBbI) (dalam Aprista,

2020) pandémi merupakan wabah yg berjangkit serempak di mana-

mana yang meliputi daerah geografi yg luas. Akasus ini pertama

muncul di Wuhan dan menyebar ke seluruh penjuru dunia. Covid

19 ini menyerang segala penjuru dunia dan belum menemukan

obat terhadap virus covid 19 ini. Penyakit Corona virus 2019

( COVID-19 ) (Siahaan: 2020) adalah penyakit menular yang

disebabkan oleh sindrom pernapasan akut corona virus 2 (SARS-

CoV-2). Penyakiti ini pertama kali diidentifikasi pada Desember


24

2019 di Wuhan, ibukota provinsi Hubei China, dan sejak itu

menyebar secara global, mengakibatkan pandemic korona virus

2019-20 yang sedang berlangsung. Gejala umum termasuk

demam ,batuk, dansesaknapas. Gejala lain mungkin termasuk

nyeriotot, diare, sakit tenggorokan , kehilangan bau , dan sakit

perut.

Sehingga dapat disimpulkan baha pandemic covid 19 ii adalah

wabah menular yang menyerang secara luas dan penyebarannya

secara serempak

b. Dampak Covid 19

Dampak Pandemic Covid-19 Pada saat ini disrupsi

teknologi terjadi di dunia Pendidikan, pembelajaran tatap muka

yang dilaksanakan 100 persen di sekolah, secara tiba-tiba

mengalami perubahan yang sangat drastis. Dan, tak bisa dipungkiri

di atas 50 persen pelajar dan mahasiswa berasal dari masyarakat

berpenghasilan rendah dan menengah. Akibat dari pandemi covid-

19 ini, menyebabkan diterapkannya berbagai kebijakan untuk

memutus mata rantai penyebaran virus covid-19 di Indonesia.

Upaya yang dilakukan oleh pemerintah di Indonesia salah satunya

dengan menerapkan himbauan kepada masyarakat agar melakukan

physical distancing yaitu himbauan untuk menjaga jarak diantara

masyarakat, menjauhi aktivitas dalam segala bentuk kerumunan,

perkumpulan, dan menghindari adanya pertemuan yang melibatkan


25

banyak orang. Upaya tersebut ditujukan kepada masyarakat agar

dapat dilakukan untuk memutus rantai penyebaran pandemi covid-

19 yang terjadi saat ini. Pemerintah menerapkan kebijakan yaitu

Work From Home (WFH). Kebijakan inimerupakan upaya yang

diterapkan kepada masyarakat agar dapat menyelesaikan segala

pekerjaan di rumah. Pendidikan di Indonesia pun menjadi salah

satu bidang yang terdampak akibat adanya pandemi covid-19

tersebut. Dengan adanya pembatasan interaksi, Kementerian

Pendidikan di Indonesia juga mengeluarkan kebijakan yaitu

dengan meliburkan sekolah dan mengganti proses Kegiatan Belajar

Mengajar (KBM) dengan menggunakan sistem dalam jaringan

(daring). Dengan menggunakan sistem pembelajaran secara daring

ini, terkadang muncul berbagai masalah yang dihadapi oleh siswa

dan guru, seperti materi pelajaran yang belum selesai disampaikan

oleh guru kemudian guru mengganti dengan tugas lainnya. Hal

tersebut menjadi keluhan bagi siswa karena tugas yang diberikan

oleh guru lebih banyak.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Kajian Penelitian Yang relevan pada dasarnya adalah untuk

mendapatkan gambaran hubungan topik ang akan diteliti dengan penelitian

sejenis ang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, sehingga

diharapkan tidak ada pengulangan materi secara mutlak. Untuk

menghindari asumsi plagiat, maka berikut ini peeliti paparkan penelitian


26

terdahulu ang hampir memiliki kesamaan dengan penelitian yang peneliti

lakukan.

Dalam penelitian yang berjudul “ Problematika Guru Bimbingan

dan Konseling dalam Melaksanakan Konseling Lintas Budaya disekolah

Menengah Atas Negeri 14” yang ditulis oleh RYA Mustika, jurusan

Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Uin Suska 2017.

Didalam penelitian ini menjelaskan tentang Problematika guru Bimbingan

dan Konselig dalam pemberina layanan konseling lintas budaya. Sehingga

dalam penelitian tersebut memiliki kesamaan dan perbedaan dengan

penelitian ini. Letak kesamaan penelitian yang ditulis oleh RyA Mustika

adalah terletak pada fokus kajian yang sama sama membahas tentang

problematika yang dialami guru bimbingan dan konselig dan yang

menjadi pembeda adalah penelitian penulis terfokus pada probelematika

pelaksanaan layanan bk pada masa pandemi penelitian saudari YRA

Mustika terfokus pada problematika guru Bimbingan dan Konseling pada

saat melaksanakan layanan Konseling Lintas Budaya .

Selain itu terdapat lagi penelitian sebelumnya dengan judul ”

Problematika Guru Bimbingan dan Konseling Melaksanakan Aplikasi

Instrumental dalam layanan bimbingan Konseling di sekolah” yang ditulis

oleh Z Maizanita UIN Suska tahun 2018. Didalam penelitian ini

menjelaskan tentang problematika guru bimbingan konseling dalam

melaksanakan aplikasi instrumental. Sehingga dalam penelitian tersebut

memiliki kesamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Letak kesamaan


27

penelitian yang ditulis oleh Z Maizanita adalah membahas problemtika

yang dialami guru bimbingan dan konseling, dan yang menjadi pembeda

adalah dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah

problematika konselor dalam pelaksanaan layanan ketika pandemi

sedangkan dalam penelitian saudara Z Maizanita adalah Problematika

dalam melaksanakan aplikasi instrumental dalam layanan konseling

disekolah

C. Kerangka Berfikir

Perlu dipahami bahwa untuk melakukan kegiatan belajar dan

penyesuaian diri terhadap lingkungan dimana siswa berada, guru sangat

bertanggungjawab terhadap memahami siswa siswanya. Tidak berbeda

dengan konselor, dengan memahami ciri, sifat dan kemampuan masing

masing individu dapat memudahkan memberikan layanan bimbingan dan

konseling. Layanan bimbingan dan konseling sangat diperlukan guna

membantu siswa dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang siswa alami

dengan cara memberikan bimbingan yang sesuai kesulitan yang dihadapi

oleh siswa yang bersangkutan. Tugas seorang konselor adalah

menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling pada kawasan yang

bertujuan memandirikan individu atau siswa dalam menavigasi perjalanan

hidupnya melalui pengambilan keputusan tentang pendidikan, pilihan dan

pemeliharaan karir untuk mewujudkan kehidupan yang produktif dan

sejahtera, masalah pribadi, bahka masalah belajar.


28

Secara umum pelayanan bimbingan dan konseling disekolah

bertujuan agar setelah mendapatkan pelayanan bimbingan dan konseling

siswa dapat mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan

bakat kemampuan dan nilai nilai yang ia miliki. Oleh karena itu

diharapkan pelayanan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh

konselor disekolah dapat berjalan dengan maksimal agar tercapainya

tujuan tujuan diatas.

Dalam pelaksanaannya dilapangan, pelayanan bimbingan dan

konseling terdapat banyak hambatan. Tidak sedikit gangguang tersebut

menyebabkan tidak terpenuhinya tujuan tujuan diatas. Salah satunya

adalah kendala pandemi yang menghambat tidak hanya pada pendidikan

khususnya dalam pemberian layanan bimbingan konseling kepada siswa

namun juga banyak lagi segi kehidupan manusia yang saat ini terhambat

karena pandemic covid 19 ini banyak hal hal yang beruah dari pada

kebiasaan sebelumnya sehingga perlu adanya penyesuain dari konselor

untuk mencapai tugas tugasnya. Adapun bagan alur kerangka berfimir

pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

KONSELOR PANDEMI COVID 19 LAYANAN BK

PROBLEMATIKA
29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yang besifat kualitatif. Penelitian

ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa

yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

tindakan dan lain lain, secara holistik, dan dengan cara deskriptif dalam

bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah

dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Lexy, 2002). Penelitian

yang digunakan yaitu penelitian kualitatif studi kasus, berupa penelitian

dengan metode atau pendekatan studi kasus (case study). Penelitian ini

memusatkan diri secara intensif pada satu obyek tertentu yang

mempelajarinya sebagai suatu kasus. Data studi kasus dapat diperoleh

dari semua pihak yang bersangkutan, dengan kata lain dalam studi ini

dikumpulkan dari berbagai sumber(Nawawi,2003:1).

Penelitian studi kasus akan kurang kedalamannya bilamana hanya

dipusatkan pada fase tertentu saja atau salah satu aspek tertentu sebelum

memperoleh gambaran umum tentang kasus tersebut. Sebaliknya studi

kasus akan kehilangan artinya kalau hanya ditujukan sekedar untuk

memperoleh gambaran umum namun tanpa menemukan sesuatu atau

beberapa aspek khusus yang perlu dipelajari secara intensif dan mendalam.
30

Studi kasus yang baik harus dilakukan secara langsung dalam kehidupan

sebenarnya dari kasus yang diselidiki. Walaupun demikian, data studi

kasus dapat diperoleh tidak saja dari kasus yang diteliti, tetapi, juga dapat

diperoleh dari semua pihak yang mengetahui dan mengenal kasus tersebut

dengan baik. Dengan kata lain, data dalam studi kasus dapat diperoleh dari

berbagai sumber namun terbatas dalam kasus yang akan diteliti (Nawawi,

2003: 2).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat adalah lokasi dimana penelitian ini akan dilakukan. Penelitian ini

akan dilakukan di SMP N 1 Kedunggalar Kabupaten Ngawi sedangkan

waktu penelitian adalah gambarakan kapan akan dilksanakannya penelitian

ini. Dan penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2021.

No. Kegiatan Bulan

Sept Okt Nov Des Jan Feb Maret

2020 2020 2020 2020 2021 2021 2021

1 Pengajuan

judul

2 Penyusunan

Proposal

3 Revisi
31

Proposal

4 Pelaksanaan

Penelitian

5 Pelaporan

C. Sumber Data

Data merupakan keterangan-keterangan tentang susuatu hal, dapat

berupa sesuatu diketahui, dianggap, atau anggapan Atau suatu fakta yang

digambarkan melalui angka, simbol, kode, dan lain-lain .( dalam Iqbal

Hasan:2004) Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data

dapat diperoleh. Sedangkan data merupakan informasi atau fakta yang

diperoleh melalui pengamatan atau penelitian di lapangan yang bisa

dianalisis dalam rangka memahami sebuah fenomena atau untuk

mendukung teori. Data tersebut disajikan dalam bentuk uraian kata

(deskripsi). Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara

dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu

orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan tertulis

maupun lisan.

Dalam penelitian ini kami mendapatkan informasi mengenai tema

yang diangkat dari sumber-sumber yang relefan. Sumber data yang

digunakan ada dua, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.

Pada penelitian ini, guru Bimbigan dan Konseling SMPN 1 kedunggalar


32

Ngawi bertindak sebagai sumber data primer. Data sekunder yang

digunakan bersumber dari rekan rekan sejawat berupa guru mata pelajaran,

dan kepala sekolah serta sumber lain yang relevan. Peneliti memilih guru

SMPN 1 Kedunggalar Ngawi dikarenakan merupakan konselor yang

notabennya menjalani profesi sebagai seorang guru bk pada masa pandemi

covid 19.

D. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2007: 148) menyebutkan instrumen penelitian merupakan

suatu alat yang digunakan untuk mengukur variabel yang diamati.

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002: 136) instrumen penelitian

adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan

data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik (lebih cermat,

lebih lengkap, dan sistematis) sehingga lebih mudah diolah. Baik dan

buruknya penelitian atau kualitas penelitian dipengaruhi 2 hal yaitu

kualitas instrument dan kualitas pengumpulan data. Dalam penelitian

kualitatif, instrument penelitian adalah peneliti itu sendiri. oleh karena itu

seorang peneliti kualitatif juga harus divalidasi sejauh mana peneliti

sanggup melakukan penelitian dilapangan. Peneliti dikatakan sebagai

instrument penelitian yang valid apabila

1. Memahami metode penelitian yang dijalankan

2. Menguasai tentang bidang yang diteliti

3. Peneliti siap memasuki objek penelitian


33

4. Memiliki pengetahuan akademik yang baik dan juga peralatan yang

mencukupi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah:

1. Wawancara

Wawancara adalah kegiatan dengan adanya suatu maksud

tertentu ( Moeleong, 2007:186) percakapan antar dua pihak untuk

tujuan-tujuan tertentu yaitu antara pewawancara dan yang

diwawancara. Interview merupakan alat pengumpulan informasi

dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan dan

untuk dijawab secara lisan juga. Ciri utama dari interview adalah

kontak langsung atau tatap muka antara pencari informasi

(interviewer) dan sumber informasi (interview).

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang

digunakan untuk mendapatkan, keterangan-keterangan lisan

dengan cara face to face dengan orang yang dapat memberikan

keterangan kepada peneliti. Dalam penelitian ini wawancara

dilakukan Instrumen penelitian yang digunakan yaitu

menggunakan teknik wawancara , disini peneliti akan

melaksanakan wasancara baik secara langsung maupun secara

daring untuk memberikan menggali data secara detail dan jelas


34

dengan alat bantu yang digunakan adalah handicam.alat rekam dan

handphone.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan mempelajari

literature serta lapora laporan dan dokumentasi untuk memperoleh

data sekunder( arikunto, 1998:236) . metode ini digunakan untuk

memproleh data tentangllatar belakang objek penelitian meliputi

dokumentasi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di

SMPN 1 Kedunggalar Ngawi.

F. Teknik Analisis Data

Menurut Moelong ( dalam Andean : 2017) Analisis data adalah

proses meng-organisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori,

dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat

dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Dari

rumusan di atas dapatlah kita tarik garis besar bahwa analisis data

bermaksud untuk mengorganisasikan data. Data yang terkumpul terdiri

dari catatan lapangan, komentar peneliti, gambar, foto, dokumen berupa

laporan, biografi, artikel, dan sebagainya. Setelah data dari lapangan

terkumpul dengan menggunakan metode pengumpulan data di atas, maka

peneliti akan mengolah dan menganalisis data tersebut dengan

menggunakan analisis secara deskriptif-kualitatif, tanpa menggunakan

teknik kuantitatif
35

Analisis deskriptif-kualitatif merupakan suatu teknik yang

menggambarkan dan menginterpretasikan arti data-data yang telah

terkumpul dengan memberikan perhatian dan merekam sebanyak mungkin

aspek situasi yang diteliti pada saat itu, sehingga memperoleh gambaran

secara umum dan menyeluruh tentang keadaan sebenarnya. Menurut Nazir

( dalam Andrean: 2017) menjelaskan bahwa: “tujuan deskriptif ini adalah

untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual

dan akurat mengenai faktafakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena

yang diselidiki”

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini menggunakan penelitian studi kasus yang

bertujuan untuk: Metode studi kasus adalah suatu desain pembelajaran

berbasis tingkat satuan pendidikan metode ini berbentuk penjelasan

tentang masalah, kejadian atau situasi 5 tertentu, kemudian mahasiswa

ditugasi mencari alternatif pemecahannya kemudian metode ini dapat juga

digunakan untuk mengembangkan berpikir kritis dan menemukan solusi

baru dari sutu topik yang dipecahkan. (Yamin, 2007: 156)

Langkah-langkah penelitian studi kasus:

1. Pemilihan tema, topik dan kasus.

2. Pembacaan Literatur.

3. Perumusan fokus dan masalah penelitian.


36

4. Pengumpulan data terdapat beberapa teknik dalam pengumpulan

data, tetapi yang lebih dipakai dalarn penelitian kasus adalah

observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi.

5. Penyempurnaan data.

6. Pengolahan data.

7. Analisis data.

8. Proses analisis data.

9. Dialog teoretik.

10. Triangulasi temuan (konfirmabilitas).

11. Simpulan hasil penelitian.

12. Laporan penelitian.


37

DAFTAR PUSTAKA

Khariri, K.” Sosialisasi Bahaya dan Upaya Pencegahan Infeksi Corona Virus Disease 9 (COVID

19) di Kelurahan Koja, Jakarta Utara” . Indra: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat. Vol 1

Nomor 2, 37-40

Lexy, J. Moleong. 2010. “Metodologi Penelitian Kualitatif” Bandung: Remaja Rosdakarya:

Solikin, Asep. 2016. Paradigma Profesi Konselordalam Perspektif Konseling Lintas Budaya.

Pedagogik Jurnal Pendidikan, Volume 11 Nomor 2 , ( 110 – 122)

Maizanita Z “ Problematika Guru Bimbingan dan Konseling Melaksanakan Aplikasi

Instrumentasi dalam Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah” Bimbingan dan Konseling

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Mustika, RYA. “Problematika Guru Bimbingan Konseling dalam Melaksanakan Konseling

Lintas Budaya di Sekolah Menengah Atas Negeri 14” Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Kamaluddin, K “ Bimbingan dan Konseling Sekolah” Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan

Universitas Muhammadiyah

Yuhana A, Aminy F.”Optimalisasi Peran Guru Pendidikan Agama Islam sebagai Konselor

dalam Mengatasi Masalah Belajar Siswa” Jurnal Penelitian Pendidikan Islam. Vol 7 No 1

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
38

Siahaan, Matdio (2020) Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Dunia Pendidikan. Dampak

Pandemi Covid-19 Terhadap Dunia Pendidikan, Jurnal Kajian Ilmiah. Vol Hal 1-3

Andrean, Merix. (2017) “Problematika Pelaksanaan Bimbingan Konseling Oleh Guru Bidang

Studi Di Mas Darul Hikmah Kajhu Aceh Besar” Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Prodi

Manajemen Pendidikan Islam Konsentrasi Bimbingan dan Konseling

Ristyawati, Aprista (2020) “Efektivitas Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam

Masa Pandemi Corona Virus 2019 Oleh Pemerintah Sesuai Amanat UUD NKRI Tahun 1945”

Administrative Law & Governance Journal. Fakultas Hukum Universitas Diponegoro. Vol 3 no

Anda mungkin juga menyukai