Anda di halaman 1dari 104

UNIVERITAS TEKNOLOGI SUMBAWA

PERAN GURU
DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK USIA DINI
DI TK PGRI BERARE

SKRIPSI

Oleh
WIWIN FEBRIANTI
NIM 19.01.061.084

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN HUMANIORA


PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA
OKTOBER 2022
UNIVERITAS TEKNOLOGI SUMBAWA

PERAN GURU
DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK USIA DINI
DI TK PGRI BERARE

Universitas Teknologi Sumbawa


Diajukan Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

SKRIPSI

Oleh
WIWIN FEBRIANTI
NIM 19.01.061.084

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN HUMANIORA


PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA
OKTOBER 2022

ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip
maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : WIWIN FEBRIANTI


NIM : 19.01.061.084
Tanda Tangan :

...................................................

Tanggal : ...................................................

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh


Nama : WIWIN FEBRIANTI
NIM : 19.01.061.084
Program Studi : Psikologi
Judul Skripsi : Peran Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Anak Usia Dini di TK PGRI Berare

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi
pada Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi dan Humaniora, Universitas
Teknologi Sumbawa

DEWAN PENGUJI

: Junaidin, S.Pd., M.Psi


Pembimbing I
Nidn. 8301199002 …………………
Lukmanul Hakim, M.Pd
Penguji I : …………………
Nidn. 0804088801

Pratiwi Sakti, S.S., M.Hum


Penguji II :
Nidn. 0801109001 …………………

Ditetapkan di : Sumbawa
Tanggal : …………………

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini

dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai Gelar

Sarjana Psikologi (S.Psi.) pada Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan

Humaniora, Universitas Teknologi Sumbawa. Saya menyadari bahwa, tanpa

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada

penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada;

1. Bapak Chairul Hudaya, Ph.D., selaku Rektor Universitas Teknologi


Sumbawa.
2. Bapak Roni Hartono, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Teknologi Sumbawa.
3. Ibu Ayuning Atmasari, M.Psi., Psikolog., selaku Ketua Program Studi
Psikologi Universitas Teknologi Sumbawa. Terima kasih atas masukan dan
semua ilmu yang telah diberikan dan juga dedikasinya terhadap ilmu
keperawatan.
4. Bapak Lukmanul Hakim, M.Pd selaku Dosen Penguji I, Universitas
Teknologi Sumbawa yang telah memberikan evaluasi dan saran kepada
penulis dalam penyempurnaan skripsi ini dan juga atas ilmu, motivasi dan
dedikasinya.
5. Ibu Pratiwi Sakti, S.S., M.Hum., selaku Dosen Penguji II, Universitas
Teknologi Sumbawa yang telah memberikan evaluasi, saran dan masukan
kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini dan juga atas ilmu,
motivasi dan dedikasinya.
6. Bapak Junaidin, S.Pd., M.Psi., selaku Dosen Pembimbing, Universitas
Teknologi Sumbawa yang telah sabar dalam membimbing dan mengarahkan

v
kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini dan juga atas ilmu,
motivasi dan semangat dedikasinya.
7. Seluruh Civitas Akademika Fakultas Psikologi dan Humaniora, terutama
seluruh Dosen Fakultas Psikologi yang telah membimbing dan
mengarahkan hingga saat ini peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini
sesuai dengan yang diharapkan
8. Ibu kepala sekolah dan Guru TK PGRI Berare yang telah bersedia menjadi
responden dalam penelitian.
9. Orang tua, ibu dan ayah yang selalu memberikan semangat untuk terus
berjuang.
10. Rekan-rekan mahasiswa psikologi, yang berjuang bersama-sama untuk
meraih cita, terimakasih atas jalinan yang telah di rajut bersama
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan baik isi
maupun susunannya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi
penulis juga bagi para pembaca. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan
setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu menganugerahkan kasih
sayang-Nya untuk kita semua. Amin.

Sumbawa Besar, 15 Desember 2022

Penulis,

vi
MOTTO HIDUP

“JIKA TUHAN,
BELUM MENGABULKAN DO’AMU
INGAT SAJA
BAHWA BUKAN CUMA KAMU SAJA
YANG BERDOA”

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
vii
Sebagai civitas akademik Universitas Teknologi Sumbawa, saya yang

bertanda tangan di bawah ini :

Nama : .............................................................................
NIM : .............................................................................
Program Studi : .............................................................................
Fakultas : .............................................................................
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan
kepada Universitas Teknologi Sumbawa Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-
exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Teknologi Sumbawa berhak menyimpan,
mengalihmedia/ format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Sumbawa,
Pada tanggal : …………………......

Yang menyatakan

Materai 10.000
( ...................................................... )

ABSTRAK

viii
Nama : Wiwin Febrianti
Program studi : Psikologi
Judul : Peran Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Usia
Dini di TK PGRI Berare
Pembimbing : Junaidin, S.Pd., M.Psi

Penelitian ini di laksanakan dengan tujuan untuk memberikan gambaran dan


informasi serta efektifitas, khususnya untuk memahami proses terhadap peran
Guru dalam meningkatkan motivasi belajar anak usia dini di TK PGRI Berare
secara mendalam. Dari identifikasi peneliti di lapangan pada anak-anak usia dini
yang cuek, sikap acuh, tidak memperhatikan guru saat di berikan materi, anak-
anak tidak mandiri, serta terlebih tidak percaya diri dalam mengerjakan tugas.
Peneliti tertarik mengadakan penelitian untuk menemukan solusi agar dapat
meningkatkan semangat belajar anak usia dini di TK PGRI Berare.
Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian kualitatif, dimana data
yang terkumpul di jelaskan dengan kata-kata, kalimat, gambar dan bukan angka.
Pengumpulan data di lakukan melalui metode wawancara semi terstruktur,
observasi non partisipan, dan dokumentasi sebagai pendukung. Subjek dalam
penelitian ini berjumlah 2 orang, dengan status bekerja sebagai seorang Guru TK
di Lembaga TK PGRI Berare Sumbawa dengan Subjek berinisial NR dan HE
guna untuk memudahkan peneliti dalam proses wawancara dan observasi demi
efisiensinya waktu penelitian.
Analisis data yang di lakukan dalam hasil wawancara menunjukan bahwa
Subjek inisial NR dan HE sependapat, serta sejalan dari acuan penelitian
terdahulu dengan menjadikan kegiatan penelitian berjalan dan berhasil sesuai
dengan yang di harapkan dengan hasil maksimal yaitu dapat meningkatkan
motivasi belajar anak usia dini di TK PGRI Berare.

Kata Kunci :
Peran Guru, Motivasi Belajar, Anak Usia Dini

ABSTRACT
ix
Name : Wiwin Febrianti
Study Program : Psychology
Title : The Role of the Teacher in Improving Early Childhood
Learning Motivation in Kindergarten PGRI Berare
Advisor : Junaidin, S.Pd., M.Psi

This research was carried out with the aim of providing an overview and
information as well as effectiveness in particular, to understand the process of the
teacher's role in increasing early childhood learning motivation in Kindergarten
PGRI Berare in depth. From helping researchers in the field to young children
who are ignorant, indifferent, do not pay attention to the teacher when giving
material, children are not independent, and are not confident in doing
assignments. Researchers are interested in conducting research to find solutions in
order to increase the enthusiasm for early childhood learning at PGRI Berare
Kindergarten.
This type of research is qualitative research, where the data collected is
explained in words, sentences, pictures and not numbers. Data collection was
carried out through semi-structured interview methods, non-participant
observation, and supporting documentation. There were 2 subjects in this study,
with working status as Kindergarten Teachers at the PGRI Berare Sumbawa
Kindergarten Institute with the initials NR and HE useful to facilitate researchers
in the interview and observation process for the sake of efficiency in research
time.
Analysis of the data carried out in the results of the interviews showed that
the initials NR and HE agreed, as well as the basis for previous research
references by making research activities run and succeed as targeted with
maximum results, namely being able to increase early childhood learning
motivation in Kindergarten PGRI Berare.

Keywords :
The Role of the Teacher, Learning Motivation, Early Childhood

DAFTAR ISI

x
Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................... v
MOTTO HIDUP ........................................................................................ vii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................. viii
ABSTRAK ................................................................................................. ix
DAFTAR ISI .............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Landasan Teori .......................................................................... 11
2.1 Guru .................................................................................... 11
2.1.1 Pengertian Guru ........................................................ 12
2.1.2 Peran Guru ................................................................ 13
2.1.3 Fungsi Guru ............................................................... 18

2.2 Motivasi Belajar ................................................................. 19


2.2.1 Aspek-aspek Motivasi Belajar .................................. 20
2.2.2 Karakteristik Motivasi Belajar .................................. 22
2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ............... 23
2.2.3.1 Faktor Internal ............................................... 23
2.2.3.2 Faktor Eksternal ............................................ 24
2.2.3.3 Faktor Pendekatan Belajar ............................ 25

2.3 Anak Usia Dini ................................................................... 27


2.3.1 Karakteristik Anak Usia Dini .................................... 29

B. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget ................................ 32


C. Kerangka Penelitian .................................................................. 34

BAB III METODE PENELITIAN


A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ............................................... 36
B. Subjek Penelitian ....................................................................... 36
C. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 37
xi
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 37
1) Penentuan Subjek .................................................................. 37
2) Observasi .............................................................................. 38
3) Interview ............................................................................... 38
4) Dokumentasi ......................................................................... 39
E. Teknik Analisis Data ................................................................. 40
F. Teknik Keabsahan Data ............................................................. 41

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN


A. Pelaksanaan Penelitian .............................................................. 42
B. Identitas Subjek Penelitian ........................................................ 42
C. Hasil Penelitian .......................................................................... 42
D. Pembahasan ............................................................................... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan .................................................................................... 64
B. Saran ........................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 67

DAFTAR LAMPIRAN
xii
Daftar Tabel 4.B_ Identias Subjek ............................................................. 42

Lampiran 1 _Blueprint Pedoman Wawancara ........................................... 72

Lampiran 2_Guide Observasi .................................................................... 75

Lampiran 3_Verbatim Wawancara Subjek I .............................................. 76

Lampiran 4_Verbatim Wawancara Subjek II ............................................ 82

Lampiran 5_Dokumentasi Obervasi Penelitian ......................................... 87

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru merupakan sosok yang mempunyai peran penting dalam suatu proses

kegiatan pendidikan untuk meningkatkan perkembangan siswa sesuai dengan

kemampuanya. Zaman Modern Pendidikan sangatlah diperlukan, pendidikan

adalah suatu usaha dalam membina dan mengembangkan kepribadian manusia

baik rohani maupun jasmani. Secara sederhana pendidikan dapat menjadi sarana

individu agar dapat terhindarkan dari ketidaktahuan dan bahkan pemerintah telah

mewajibkan warga negaranya untuk memperoleh hak pendidikan selama 12 tahun

dan disarankan lebih dari itu. Pendidikan juga adalah sebuah program yang

mengandung komponen tujuan, proses belajar mengajar antara murid dan gurunya

sehingga, akan meningkatkan sumber daya manusia (SDM) menjadi lebih baik

(Wijoyo & Indrawan, 2020).

Mengingat manusia sebagai makhluk sosial yang tidak terlepas dari

interaksi, maka cara yang paling sederhana untuk membentuk perilaku khususnya

peserta didik yaitu siswa-siswi (anak usia dini - AUD) adalah dengan memberikan

umpan balik pada hasil kerja siswa-siswi itu sendiri bisa berupa pujian,

pemahaman, dan motivasi belajar. Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas

dari interaksi dengan orang lain dan lingkungannya. Karakteristik yang paling

penting adalah penekanannya yang kuat pada pendefinisian masalah dalam istilah

perilaku yang dapat diukur dalam beberapa cara dan menggunakan perubahan

dalam ukuran perilaku masalah sebagai yang terbaik (Asri, 2021).

1
2

Membahas motivasi belajar anak usia dini, tentu sangat berbeda dengan

remaja ataupun orang dewasa, jika definisi motivasi belajar untuk remaja dan

orang dewasa adalah kemampuan seseorang untuk bertanggung jawab atas apa

yang diperbuat dengan tidak membebani orang lain, sedangkan untuk anak pada

usia dini merupakan kemampuan yang disesuaikan dengan tugas

perkembangannya. Tugas - tugas perkembangan untuk anak usia dini tidak lain

seperti halnya : berlatih berbicara, koordinasi tubuh, belajar bernyanyi, kontak

perasaan dengan lingkungan, dan sebagaianya. Sebagai anak prasekolah adalah

mereka yang berusia antara 3-6 tahun, batasan yang dipergunakan oleh The

National Association For The Eduction Of Young Children dan para ahli pada

umumnya adalah : Perkembangan kognitif tahap praoperasional anak yaitu masa

awal yang sejak lahir sampai dengan usia delapan tahun. Jadi anak usia dini

dikategorikan mulai dari anak itu lahir hingga mencapai umur 6 tahun. Beberapa

orang menyebut fase atau masa ini sebagai Golden Age karena masa ini sangat

menentukan seperti apa mereka kelak jika dewasa baik dari segi fisik, mental

maupun kecerdasan (Wijoyo & Indrawan, 2020).

Aspek – aspek motivasi belajar dipandang sebagai dorongan mental yang

menggerakkan dan mengarahkan prilaku manusia termasuk prilaku belajar peserta

didik. Menurut Uno (2008) terdapat empat aspek motivasi belajar sebagai berikut;

1) Hasrat dan minat untuk melakukan kegiatan, 2) Dorongan dan kebutuhan untuk

melakukan kegiatan, 3) Harapan dan cita-cita, 4) Penghargaan dan penghormatan

atas diri. Motivasi belajar merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar

yang maksimal dan preastasi belajar yang optimal pada anak usia dini, perlu di

berikan yang berkaitan dengan motivasi belajarnya. Motivasi belajar penting


3

sebagai penguatan agar peserta didik mampu menyimpan segala informasi dalam

memorinya untuk mencapai perubahan prilaku, kognitif, psikomotor, dan

afektifnya (La Jeti & Junaidin, 2022)

Adapun pentingnya peranan guru (Arianti, 2019), dalam hal ini pada proses

belajar mengajar meliputi beberapa hal seperti 1) Guru sebagai Demonstrator; 2)

Guru Sebagai Pengelola Kelas; 3) Guru sebagai Mediator; 4) Guru sebagai

Evaluator; 5) Guru sebagai Fasilitator; dan 6) Guru sebagai Motivator, dengan hal

tersebut harapan peneliti nantinya mampu dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa di TK PGRI Berare. Seseorang yang mempunyai tingkat kemampuan serta

kecepatan yang cukup tinggi, bisa gagal karena kurang adanya motivasi dalam

belajarnya. Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar

di TK PGRI Berare, baik bagi guru sebagai subjek serta siswa sebagai objek

dalam penelitian nantinya. Bagi guru mengetahui motivasi belajar dari siswa

sangat diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan potensi semangat belajar

siswa.

Definisi peran guru merupakan suatu kegiatan yang di laksanakan oleh

seseorang yang berkompeten di bidang pendidikan mampu menciptakan

lingkungan belajar yang efektif dan mengelola kelasnya sehingga hasil belajar

peserta didik berada pada tingkat optimal. Peran Guru dalam dunia pendidikan

tentunya sangat berpengaruh terhadap sukses atau tidak pendidikan tersebut

kedepannya. Dalam pendidikan formal disekolah, guru memegang kendali penuh

terhadap peserta didik dalam kelas. Baik atau buruknya pemebelajaran didalam

kelas bergantung pada guru sebagai ujung tombaknya. Guru memiliki sikap dan

sifat yang baik agar para siswa yang diajarnya dapat meniru dan mencontoh
4

perilaku - perilaku baik, guru harus memiliki kualitas yang baik untuk menjadikan

pendidikan lebih bermutu, guru bukan hanya mampu memberikan pelajaran

tentang materi di dalam kelas tetapi, juga harus memiliki kepribadian yang baik

untuk diteladani oleh siswanya. Kepribadian yang baik akan memberikan dampak

positif terhadap sikap dan perilaku siswa disekolah. Serta guru harus mampu

memilih pembelajaran yang baik tidak memaksa namun perlahan mambuat anak

didik menyukai cara belajar yang diterapkan (Koswara & Triatna, 2010).

Tujuan peran guru adalah bagaimana caranya agar siswa belajar (Ratnasari,

2020). Untuk itu, kegiatan yang harus dilakukan guru agar siswa belajar adalah

sebagai berikut : 1) Mendefinisikan; meletakkan sesuatu yang dipelajari secara

jelas dan sederhana dengan menggunakan latihan, pengalaman serta pengertian

yang dimiliki oleh peserta didik, 2) Membuat ilustrasi; pada dasarnya ilustrasi

menghubungkan sesuatu yang sedang dipelajari peserta didik dengan sesuatu yang

telah diketahuinya, dan pada waktu yang sama memberikan tambahan

pengalaman kepada mereka, 3) Merespon; menanggapi pertanyaan peserta didik,

pembelajaran akan lebih efektif jika guru dapat merespon setiap pertanyaan

peserta didik, 4) Mensintesis; mengembalikan bagian yang telah dibahas ke dalam

suatu konsep yang utuh sehingga memiliki arti, hubungan antara bagian yang satu

dengan yang lain nampak jelas, 5) Bertanya; mengajukan pertanyaan yang berarti

dan tajam agar apa yang telah dipelajari menjadi lebih jelas, 6) Mendengarkan;

memahami peserta didik dan berusaha menyederhanakan setiap masalah, serta

membuat kesulitan nampak jelas baik bagi guru maupun bagi siswa, 7)

Menyediakan media; memberikan pengalaman yang bervariasi melalui media

pembelajaran dan sumber belajar yang berhubungan dengan materi, 8)


5

Menciptakan kepercayaan; peserta didik akan memberikan kepercayaan terhadap

keberhasilan guru dalam pembelajaran dan pembentukkan kompetensi dasar.

Selain itu peran guru memberikan banyak manfaat terhadap siswa,

dikatakan mampu menciptakan berbagai bentuk kegiatan dalam meningkatkan

kualitas belajar, sehingga siswa secara optimal dapat mengembangkan

kemampuan dirinya dengan berbekal pengalaman yang ditempuh selama

melakukan kegiatan belajar. Untuk menimbulkan motivasi dan untuk keperluan

pengajaran. Secara umum tugas seorang guru adalah mendidik yang merupakan

serangkaian poses mengajar, memberikan dorongan, memuji, menghukum,

membentuk contoh, dan membiasakan. Guru membentuk watak dan jiwa peserta

didik membangun kepribadian anak didik untuk menjadi seseorang yang berguna

bagi khalayak, agama, nusa dan bangsa. Guru juga berperan sebagai pengganti

orang tua di sekolah yang tentu saja tugasnya mengarahkan peserta didik untuk

mencapai tujuan pendidikan dan menjadikan peserta didik menjadi manusia

seutuhnya. Hubungan timbal balik ini merupakan syarat terjadinya proses

pembelajaran yang di dalamnya tidak hanya menitik-beratkan pada “Transfer Of

Knowledge”, akan juga mentransfer nilai-nilai moral dan kebaikan. “Transfer Of

Knowledge” dapat diperoleh siswa dari media-media belajar, seperti buku,

internet, dan sumber-sumber lain yang dapat menambah pengetahuan siswa. Akan

tetapi mentransfer nilai-nilai moral dan kebaikan hanya diperoleh siswa melalui

guru yang menanamkan sikap dan nilai suatu materi dengan melibatkan

pandangan psikologis dari guru dan siswa. Maka kedudukan dan peran guru

bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan

tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik menjadi


6

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia (Mulyasa, 2011).

Berdasarkan observasi dan assesmen awal peneliti, informasi yang diperoleh

peneliti dilapangan saat ini, banyak siswa yang kurang termotivasi untuk belajar.

Hal tersebut terlihat dari sikap anak-anak yang acuh terhadap gurunya pada proses

pembelajaran, tidak memperhatikan guru ketika menjelaskan materi serta tidak

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, terlebih siswa kurang mandiri dan

kurang percaya diri dalam melakukan aktifitas dengan sesama temannya maka

tentu secara tidak langsung akan berdampak pada kegiatan belajar kedepannya.

Melalui penjabaran latar belakang masalah tersebut diatas, peneliti memiliki

dasar yang relevan dan akurat guna menemukan solusi yang tentunya akan

bermanfaat untuk khalayak, khususnya di TK PGRI Berare Sumbawa, Adapun

beberapa acuan penelitian terdahulu yang di gunakan adalah sebagai berikut :

Penelitian yang telah dilaksanakan (Arianti, 2019) dengan judul :“Peranan

Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa” yaitu secara umum

menguraikan motivasi belajar terhadap siswa yang dapat menumbuhkan semangat

belajar kegiatan belajar dengan senang karena didorong motivasi. Peneliti ini

penggunaan metode kualitatif, dalam penelitiannya untuk dapat menghasilkan

kajian atas suatu fenomena yang lebih komprehensif. Hasil penelitiannya berupa

implementasi peningkatkan motivasi belajar yang secara efektif mengurangi

kondisi negatif pada siswa tersebut.

Penelitian (Fauziah et al., 2017) dengan judul: “Upaya Meningkatkan

Motivasi Belajar Siswa Melalui Lesson Study di Kelas V SD Negeri Lampagen

Aceh Besar” Masalah dalam konteks interaksi proses belajar mengajar siswa
7

kurang termotivasi. Penelitian ini mengungkapkan upaya peningkatan motivasi

belajar siswa, dan aktivitas belajar siswa di Kelas V SD Negeri Lampagen Aceh

Besar, dari kemampuan guru dalam memberikan motivasi belajar dan juga respon

belajar siswa melalui lesson study di kelas V SD Negeri Lampagen Aceh Besar,

diketahui memberikan hasil yang sangat efektif dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa, serta aktivitas belajar siswa. Subjek penelitiannya adalah siswa

kelas V SD Negeri Lampageu Aceh Besar sebanyak 15 siswa. Jenis penelitian ini

deskritif menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan

melalui teknik observasi serta angket respon siswa. Teknik pengumpulan data

dengan statistik sederhana untuk mencari nilai rata-rata jawaban responden.

Selanjutnya penelitian yang di lakukan Khusnul khotimah, (2019) mengenai

“Peran Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Pembelajaran Ipa Kelas IV SD 2

Purwodadi di Masa Pandemi”. Di jelaskan bahwa seorang Guru harus berperan

tetap dalam melaksanakan tugasnya mengajar dan mendidik siswa meskipun

tanpa harus bertatap muka langsung dengan peserta didik. Dalam penelitiannya

menggunakan metode kualitatif, pengumpulan data yang dilakukan adalah studi

kepustakaan, wawancara mendalam dan observasi langsung kelapangan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa peran guru sebagai Motivator, Informator,

Organisasor (Penyelenggara), Pengaruh, Inisator, Fasilisator, Mediator,

Evaluator (Penilai) memberikan pengaruh besar terhadap disiplin belajar pada

masa pandemi covid-19 dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa.

Penelitian yang akan di laksanakan tidak jauh berbeda dengan penelitian

sebelumnya, penelitian ini memfokuskan pada pertisipan penelitian yakni Guru

TK – PAUD yang bertugas di TK PGRI Berare Sumbawa khusus untuk Anak –


8

anak Usia Dini sedangkan penelitian sebelumnya mefokuskan pada partisipan

yang juga sama yaitu adalah seorang Guru namun dengan tingkatan yang berbeda

yakni Guru SD atau seorang Guru yang bertugas di Sekolah Dasar. Mengingat

Anak – anak Usia Dini di TK PGRI Berare dari yang cuek, sikap acuh, tidak

memperhatikan guru saat di berikan materi, anak-anak tidak mandiri, serta

terlebih tidak percaya diri dalam mengerjakan tugas, Darmadi, (2015), hal ini

tentu membuat peneliti tertarik untuk mengulasnya lebih lanjut dalam penelitian

ini.

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

meneliti dan melakukan kajian secara lebih mendalam mengenai “Peran Guru

Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Usia Dini di TK PGRI Berare”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:“Bagaimanakah Peran Guru dalam Meningkatkan

Motivasi Belajar Anak Usia Dini di TK PGRI Berare ?”

C. Tujuan Penelitian

Untuk menjadikan suatu penelitian yang jelas dan terarah maka tentunya

memiliki tujuan yang hendak dicapai, Tujuan penelitian ini adalah untuk

menjelaskan suatu fenomena yang menunjukkan pentingnya kedalaman dan detail

suatu data yang diteliti. Dalam penelitian ini penulis menetapkan beberapa tujuan

yang berdasarkan rumusan masalah, antara lain :

1. Tujuan Umum
9

Diharapkan dalam penelitian ini dapat memberikan gambaran dan informasi

serta efektifitas dalam Peran Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak

Usia Dini di TK PGRI Berare.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini yakni sebagai berikut :

“Memahami proses terhadap Peran Guru Dalam Meningkatkan Motivasi

Belajar Anak Usia Dini di TK PGRI Berare”

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat memberi manfaat untuk berbagai

pihak, yaitu;

1) Manfaat Teoritis

a) Hasil penelitian ini di harapkan dapat memperkaya teori mengenai

“Peran Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Usia Dini di

TK PGRI Berare” terutama pada subjek Guru di TK PGRI Berare

b) Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan gambaran serta

pengetahuan baru terutama bagi masyarakat luas mengenai peran Guru

dalam meningkatkan motivasi belajar anak usia dini.

2) Manfaat Praktis

a) Bagi Guru TK PGRI Berare

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi informasi aktual guna

dalam memperkaya kompetensi profesionalis Peran Guru dalam dalam

meningkatkan motivasi belajar anak usia dini.

b) Bagi Lembaga TK PGRI Berare


10

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi sumbangsih pemikiran

solusi bagi pihak sekolah khususnya TK PGRI Berare dalam rangka

perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi

belajar anak usia dini, memperluas wawasan bagi Guru tentang strategi

pembelajaran yang memudahkan Guru dalam mendiagnosa kesulitan

belajar dan sebagai umpan balik dari Guru, Selain itu, dapat

meningkatkan terjalinnya kerja sama dalam lingkungan sekolah

sehingga pembelajaran lebih aktif dan menyenangkan.

c) Bagi peneliti yang akan datang

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi referensi dalam

perumusan design penelitian lanjutan yang lebih mendalam, lebih

komprehensif khususnya berkenaan dengan penelitian.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

2.1 Guru
Adanya perbedaan latar belakang pendidikan dapat mempengaruhi aktivitas

seorang Guru dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar. Bagi seorang guru

dari guru lainnya tentu tidak selalu sama dengan pengalaman pendidikan. Atas

dasar berikut penulis mendefinisikan pentingnya guru profesional dalam bidang

pembelajaran dan pendidikan (Hamid, 2017).

Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mengajar,

membimbing, mendidik, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan

dasar, dan pendidikan menengah. Pengertian guru profesional dapat di artikan

orang yang memiliki kemampuan dan kompetensi khusus dalam bidang

keguruan sehingga mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan

kemampuan maksimal, seorang guru profesional merupakan seseorang yang

terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang di bidangnya

(Usman, 2001).

Dari uraian di atas Secara sederhana dapat di simpulkan bahwa semua orang

yang memiliki wewenang serta tanggung jawab untuk membimbing dan

membina murid adalah makna pekerjaan yang bersifat profesional merupakan

pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang secara khusus

disiapkan dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka karena tidak

11
12

memperoleh pekerjaan yang lainnya. Profesionalisme yang berdasarkan

kebijakan dan keterbukaan terhadap konsep pembaharuan yang akan mampu

melestarikan eksistensi sekolah.

2.1.1 Pengertian Guru

Guru merupakan seorang tenaga pendidik yang profesional mendidik,

melatih, mengajarkan suatu ilmu, membimbing, memberikan penilaian, serta

melakukan evaluasi kepada peserta didik dengan tujuan yang mulia. Mendidik

adalah hal yang berbeda dengan mengajarkan suatu ilmu pengetahuan, dalam hal

ini kegiatan mendidik bertujuan untuk mengubah tingkah laku murid menjadi

lebih baik. Seorang guru juga tentunya memiliki tugas untuk melatih para

peserta didik agar memiliki keterampilan dan kecakapan dasar yang dapat di

aplikasikan sebagai persiapan peserta didik dilingkungan tempat tinggalnya. Bila

di sekolah umum para guru melatih murid tentang keterampilan dan kecakapan

dasar, karena para peserta didik mungkin saja mengalami kebingungan atau

keraguan dalam proses belajar-mengajar. Maka seorang Guru bertanggungjawab

dalam membimbing dan mengarahkan anak didiknya agar tetap berada pada

jalur yang tepat, dalam hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan (Hamid, 2017).

Poin terakhir dari tugas sebagai seorang guru adalah untuk memberikan

dorongan dan dukungan kepada para peserta didik agar mampu dan berusaha

keras untuk lebih maju. Bentuk dorongan yang diberikan seorang guru kepada

muridnya dapat dengan berbagai cara, misalnya memberikan hadiah atau

reward. Bertanggungjawab untuk mengajarkan suatu ilmu pengetahuan kepada

peserta didik yakni fokus utama kegiatan mengajar adalah dalam hal intelektual

sehingga pseserta didik dapat mengetahui tentang materi dari suatu disiplin ilmu.
13

Dalam kegiatan proses mendidik peserta didik merupakan hal yang lebih sulit

untuk dilakukan ketimbang mengajarkan suatu ilmu pengetahuan. Selain seorang

guru harus dapat menjadi teladan yang baik bagi sehingga para murid dapat

memiliki karakter yang baik sesuai norma dan nilai yang berlaku di masyarakat

(Soedarmo & Herman, 2017).

Dari uraian di atas dapat peneliti simpulkan secara khusus bahwa Guru

merupakan seseorang yang telah mendedikasikan dirinya untuk mendidik,

mengarahkan, dan melatih peserta didiknya agar memahami ilmu pengetahuan

yang diajarkannya tersebut.

2.1.2 Peran Guru

Perkembangan baru terhadap perspektif belajar mengajar menghasilkan

konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya

karena proses dalam kegaiatan belajar mengajar dan hasil belajar peserta didik

sebagian besar ditentukan oleh peranan dan keahlian atau kompetensi guru. Guru

menurut (Pemerintah RI, 2005) “Merupakan suatu individu yang memiliki gelar

pendidik profesional dengan peranan yang utama membimbing, mengajar,

mendidik, mengarahkan, menilai, melatih, dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak usia dini”. Guru merupakan tokoh yang patut digugu dan ditiru,

digugu dalam arti segala ucapannya dapat dipercaya. Ditiru artinya segala

tingkah laku - prilakunya harus dapat menjadi contoh atau teladan bagi

masyarakat. Guru ahli akan lebih mampu dalam mengelola kelasnya, sehingga

menghasilkan belajar siswa yang tentunya berada pada tingat optimal. Peran

seorang guru sangatlah penting dalam proses kegiatan belajar mengajar. Peran

guru pada proses belajar - mengajar meliputi beberapa hal antara lain sebagai
14

manajer kelas, pengajar, motivator, supervisor, konsuler, dan eksplorator (Arifin,

2014).

Menurut (Usman, 2001) Peran yang dianggap paling dominan dan

klasifikasi guru adalah sebagai berikut :

1) Guru sebagai Demonstrator

Melalui peranannya sebagai seorang demonstrator atau pengajar, guru

setidaknya senantiasa menguasai materi pelajaran yang akan diajarkannya

serta senantiasa mengembangkannya dengan maksud meningkatkan

kemampuannya dalam hal ilmu, karena akan sangat menetukan hasil belajar

yang dicapai oleh peserta didik dan betul-betul dimiliki oleh peserta didik.

Salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru yaitu bahwa

dirinya sendiri yang juga merupakan seorang pelajar. Ini berarti bahwa guru

harus belajar terus-menerus. Dengan cara demikian seorang guru

memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan sebagai tujuan

dalam melaksanakan tugasnya sebagai demonstrator sehingga mampu

mendemonstrasikan apa yang diajarkannya secara didaktis.

2) Guru Sebagai Pengelola Kelas

Mengajar sama halnya dengan menyampaikan pengetahuan dan

pandangan. William Burton mengungkapkan bahwa mengajar didefinisikan

sebagai upaya memberikan bimbingan, stimulus, dorongan dan pengarahan,

kepada peserta didik agar terjadi proses belajar. Peranan guru sangat penting

dalam mengelola kelas, agar terjadi proses belajar mengajar dapat berjalan

dengan baik. Keduanya berjalan beriringan antara mengajar dan belajar

karena masing-masing memiliki peran yang memberikan keterkaitan.


15

Keberhasilan seorang guru mengajar ditentukan oleh aktivitas peserta didik

dalam belajar, demikian juga keberhasilan peserta didik dalam belajar

ditentukan pula oleh peran guru dalam mengajar (Rooijakkers, 1990).

3) Guru sebagai Mediator

Guru setidaknya memiliki pengetahuan serta pemahaman yang cukup

terkait media pendidikan karena tentunya media pendidikan merupakan alat

komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses kegaiatan belajar-mengajar.

Dengan demikian sudah tentu bahwa media pendidikan adalah dasar yang

sangat diperlukan bersifat melengkapi serta merupakan bagian integral demi

berhasilnya suatu proses pendidikan.

4) Guru sebagai Fasilitator

Guru hendaknya mampu memaksimalkan sumber belajar yang berguna

serta menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar-mengajar, baik yang

berupa narasumber, buku teks, majalah online ataupun surat kabar.

5) Guru sebagai Evaluator

Penilaian perlu dilakukan karena guru dapat mengetahui keberhasilan

pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta keefektifan

metode mengajar. Dalam dunia pendidikan, bentuk pendidikan pada waktu -

waktu tertentu selama satu periode pendidikan akan diadakan evaluasi,

artinya tertentu selama itu selalu mengadakan penilaian terhadap hasil yang

telah dicapai, baik oleh pihak terdidik maupun oleh pendidik.

6) Guru sebagai Motivator

Proses pembelajaran dapat berhasil maksimal apabila peserta didik

memiliki motivasi yang kuat dalam belajar. Oleh sebab itu, seorang guru
16

perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil

belajar yang optimal, guru diharapkan kreatif membangkitkan motivasi

belajar peserta didik, sehingga terbentuk perilaku belajar yang efektif.

seiring pergeseran makna pembelajaran dari pembelajaran yang berorientasi

kepada guru ke pembelajaran yang berorientasi kepada siswa, maka peran

guru dalam proses pembelajaran pun mengalami pergeseran, diantaranya

adalah penguatan peran guru sebagai motivator.

Dalam pandangan psikologi, dapat dijumpai beberapa teori tentang

motivasi (motivation) dan pemotivasian (motivating) yang diharapkan dapat

membantu para manajer untuk mengembangkan keterampilannya dalam

memotivasi para peserta didik agar menunjukkan prestasi belajar atau

kinerjanya secara unggul. Kendati demikian, dalam penerapannya memang

harus diakui bahwa usaha untuk menerapkan teori-teori tersebut atau untuk

dapat menjadi seorang motivator yang hebat bukanlah hal yang sederhana,

mengingat begitu kompleksnya problema yang berkaitan dengan perilaku

individu (peserta didik), baik yang terkait dengan faktor internal dari

individu itu sendiri ataupun keadaan eksternal yang mempengaruhinya

(Soedarmo & Herman, 2017).

Setiap guru memiliki tugas masing-masing adapun yang dimaksud adalah

sebagai berikut ; Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas

maupu yang di luar dinas, dalam bentuk pengabdian. Apabila

dikelompokkan terdapat tiga jenis tugas seorang guru, yaitu tugas bidang

profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas bidang kemasyarakatan. Menjadi

seorang Guru adalah profesi yang memerlukan keahlian khusus. Untuk


17

pekerjaan tentunya ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang yang di

luar bidang kependidikan walaupun kenyataannya berbeda, Itulah sebabnya

jenis profesi ini paling mudah terkena pencemaran (Usman, 2001)

Bila seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka

kegagalan pertama adalah seorang guru tidak akan dapat menanamkan benih

pengajarannya itu kepada para siswa. Tugas menjadi seorang guru sebagai

profesi adalah mendidik, melatih dan mengajar. Mendidik berarti

meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Kemudian Mengajar

berarti meneruskan dan mengembangkan teknologi serta ilmu pengetahuan.

Sedangkan melatih adalah mengembangkan keterampilan pada siswa. Tugas

guru dalam bidang kemanusiaan khususnya di sekolah harus dapat

menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua untuk peserta didik.

Masyarakat menempatkan seorang guru pada tempat yang lebih terhormat di

lingkungannya karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat

memperoleh ilmu pengetahuan. artinya bahwa guru berkewajiban

mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya

yang berdasarkan pancasila. Seorang Guru harus mampu menarik simpati

sehingga menjadi idola para siswanya. Pelajaran terkait apapun yang di

intruksikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi siswanya dalam belajar

karenaara siswa akan enggan menghadapi seorang guru yang tidak menarik

(Budiarti, 2020).
18

2.1.3 Fungsi guru

Dalam proses pendidikan dan pengajaran perlu tersedianya guru yang

qualified, artinya adalah selain mampu menguasai materi pelajaran, seorang guru

juga harus mampu menguasai metode mengajar, serta mengerti tentang dasar-

dasar pendidikan. Oleh karena itu, maka fungsi guru merupakan unsur yang

sangat penting dan tidak dapat diabaikan begitu saja dalam proses belajar

mengajar, sebab guru dapat menetukan berhasil atau tidaknya sebuah proses

belajar mengajar. Adapun fungsi guru sebagai berikut ;

a) Guru Sebagai Pendidik adalah seorang guru yang diharuskan menjadi

seorang penggagas dan menjaga disiplin kelas. Sebagai inspirator, guru

memberikan semangat kepada para siswa tanpa memandang tingkat

motivasi belajarnya. Perhatian dan tindakan seorang guru harus disesuaikan

dengan kebutuhan masing-masing peserta didik atau siswa. Hal ini tentu

saja menuntut fleksibilitas yang tinggi untuk dapat membuat setiap peserta

didik senang bergaul dengan guru, baik di dalam maupun di luar kelas.

b) Guru sebagai Didaktikus (menyajikan materi) merupakan strategi

pendidikan yang konsisten untuk berhubungan dengan pikiran peserta didik

Menurut Benyamin Bloom sebagai mana dikutip (Winkel, 1989):

menyajikan materi pengajaran sangat bergantung pada kualitas cara yang

sebelumnya harus dipelajari. Selain itu, bagaimana cara guru menggunakan

peneguhan, bagaimana cara guru mengaktifkan siswa agar berartisipasi dan

merasa terlibat dalam proses belajar, dan bagaimana cara guru memberikan

informasi kepada siswa tentang keberhasilan mereka, merupakan cara-cara

yang dapat disampaikan. Belajar tentu saja berkaitan dengan tugas dan
19

fungsi guru karena belajar tidak terlepas dari siswa itu sendiri. Jadi belajar

merupakan modifikasi dalam memperteguh kelakuan melalui pengalaman

(Learning Is Defined As The Modification Or Streng Thening Of Behavior

Through Experiencing). Didalam interaksi inilah terjadi serangkaian

pengalaman belajar. Adanya perubahan tingkah laku pada seseorang yang

sebelumnya tingkah lakunya tersebut masih lemah atau kurang adalah bukti

bahwa seseorang telah melakukan kegiatan belajar. Tingkah laku tentu saja

memiliki unsur objektif dan unsur subjektif. Unsur objektif adalah unsur

motorik atau unsur jasmaniah sedangkan unsur subjektif adalah unsur

rohaniah (Hamalik, 2011).

Dari uraian di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa fungsi guru

merupakan suatu unsur yang sangat penting dan tidak dapat diabaikan pada

suatu kegiatan proses belajar mengajar, sebab berhasil atau tidaknya sebuah

proses belajar mengajar dapat di tentukan oleh seorang guru.

2.2 Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar yang

maksimal dan preastasi belajar yang optimal pada anak usia dini, perlu di

berikan yang berkaitan dengan motivasi belajarnya. Motivasi belajar penting

sebagai penguatan agar peserta didik mampu menyimpan segala informasi dalam

memorinya untuk mencapai perubahan prilaku, kognitif, psikomotor, dan

afektifnya. Tujuan dari motivasi belajar adalah untuk meningkatkan kualitas

peserta didik dalam belajar pembelajarannya (La Jeti & Junaidin, 2022).

Beberapa ahli memberikan pengertian tentang motivasi belajar sebagai

berikut:
20

a) Motivasi merupakan dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswi yang

sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya

dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung (La Jeti & Junaidin,

2022).

b) Motivasi belajar tidak hanya menjadi pendorong untuk mencapai hasil yang

baik, tetapi mengandung usaha untuk mencapai tujuan belajar (Tuti Fatma

Rahmawati et al., 2021).

c) Motivasi belajar dapat didirikan sebagai daya pendorong untuk melakukan

aktivitas belajar tertentu yang berasal dari dalam diri dan juga dai luar

individu sehingga menumbuhkan semangat dalam belajar, (Monica dan

Adman 2017).

Dari uraian diatas dapat peniliti simpulkan bahwa motivasi belajar

merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa-siswi khususnya

dalam hal ini anak usia dini yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin

kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada aktivitas belajar

sehingga tujuan yang di kehendaki dapat tercapai.

2.2.1 Aspek- aspek Motivasi Belajar

Motivasi timbul karena adanya dorongan dari berbagai aspek-aspek yang

timbul dalam diri siswa maupun luar siswa (Dr. Hendro Widodo & Rahmawan,

2021)

Adapun beberapa aspek yang di kategorikan dapat memotivasi belajar

seseorang antara lain:

a) Adanya sifat ingin tahu dan mempelajari pengalaman yang lebih luas.
21

Sifat ingin tahu menjadikan seseorang untuk belajar, sehingga setelah

mereka menekuni dan mengetahui segala hal yang sebelumnya tidak

pernah diketahui maka akan menciptakan kepuasan tersendiri pada dirinya.

b) Adanya ganjaran dan hukuman sebagai akhir dari pada belajar.

Ganjaran merupakan imbalan yang diberikan pendidik sebagai

penghargaan atas prestasi dan kelakuan peserta didik yang terpuji, dan

Hukurnan tidak dapat dan tidak boleh sewenang - wenang menurut

kehendak seseorang, tetapi menghukum itu adalah suatu perbuatan yang

tidak bebas, yang selalu mendapat pengawasan yang bersifat mendidik.

c) Adanya sifat yang kreatif

Manusia terus berkembang menciptakan sesuatu yang baru karena

adanya dorongan untuk lebih maju dan lebih baik dalam kehidupannya.

d) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman

Jika dapat memahami pelajaran seseorang yang mampu menguasai

pelajaran dengan baik maka orang tersebut tidak akan merasa khawatir

dalam menghadapi ujian, untuk pertanyaan-pertanyaan dari guru dan

lainnya karena merasa yakin dapat menghadapinya dengan baik.

e) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati

Mendapatkan simpati baik dari orang tua, guru dan teman-teman

adalah suatu hal yang sangat di harapkan peserta didik dalam pengakuan

atas pujian yang di dapatkan. Jika seseorang atau individu mendapatkan

hasil yang baik dalam belajar, maka orang-orang disekelilingnya tentu

akan memberikan penghargaan baik berupa pujian, hadiah dan bentuk-

bentuk rasa simpati yang lain.


22

f) Adanya keinginan dalam memperbaiki kegagalan

Suatu kegagalan dapat menjadikan seseorang merasa kecewa dan

frustasi namun terkadang ada juga sebaliknya dapat menimbulkan motivasi

baru untuk berusaha lebih baik lagi. Hal tersebut dapat di lakukan peserta

didik dengan kegiatan kompetisi lebih giat belajar dan disiplin.

2.2.2 Karakteristik Motivasi belajar

Motivasi belajar pada dasarnya membantu dalam memahami dan

menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar.

Beberapa uraian dalam peranan penting dari motivasi dalam belajar dan

pembelajaran, diantaranya : 1) Menentukan target yang dapat dijadikan penguat

belajar, 2) Memperjelas tujuan belajar yang akan dicapai, 3) Menentukan jenis

kendali terhadap rangsangan belajar, 4) Menentukan ketekunan dan prinsip

belajar.

Adapun di bawah ini di sebutkan karakteristik Motivasi belajar adalah

sebagai berikut ;

a) Karakteristik Motivasi Belajar dalam Menentukan Penguatan Belajar

Motivasi tentunya dapat berperan dalam penguatan belajar apabila

seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang

memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan melalui pengalaman

yang pernah dilaluinya.

b) Karakteristik Motivasi Belajar dalam Menentukan Ketekunan Belajar

Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, tentunya

anak tersebut akan selalu berusaha mempelajarinya dengan baik dan dan

tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baikdan optimal. Dalam hal
23

ini, tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun

belajar (Parnawi, 2019).

Dari uraian di atas dapat peneliti simpulkan bahwa karakteristik

motivasi belajar pada dasarnya membantu untuk memahami dan

menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku peserta didik yang

sedang belajar. Karakteristik motivasi belajar berperan pada peserta didik

sebagai penguatan belajar untuk peserta didik agar selalu berusaha dalam

belajar serta mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan

memperoleh hasil yang baikdan optimal.

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar anak usia dini

dapat dibedakan menjadi 3 macam, yakni: 1) faktor Internal, 2) faktor eksternal,

dan 3) faktor pendekatan belajar. Berikut uraiannya ;

2.2.3.1 Faktor Internal

Faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik yang mempengaruhi

belajar

a) Adanya Aspek Psikologis

Aspek yang mepengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan

pembelajaran peserta didik, faktor yang termasuk diantaranya adalah

faktor-faktor rohaniah peserta didik yang pada umumnya dipandang lebih

esensial, yaitu: tingkat kecerdasan atau inteligensi peserta didik, sikap,

bakat, minat, serta motivasi peserta didik.

b) Adanya Aspek Fisiologis


24

Kondisi umum jasmani yang menandai tingkat kebugaran organ-organ

tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas

siswa atau peserta didik dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh

yang lemah, disertai pusing kepala berat misalnya, dapat menurunkan

kualitas kognitif sehingga materi yang di pelajarinya kurang.

2.2.3.2 Faktor Eksternal

Faktor yang berasal dari luar peserta didik yang mempengaruhi belajar :

a) Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial di sekolah seperti para guru, para staf administrasi,

dan teman - teman sekelas tentunya dapat mempengaruhi semangat belajar

seorang peserta didik. Guru harus selalu menunjukkan sikap dan perilaku

simpatik serta meperlihatkan suri tauladan yang baik dan rajin khususnya

dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi

daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar peserta didik. Selanjutnya

yang termasuk lingkungan sosial peserta didik adalah masyarakat dan

tetangga serta teman-teman sepermainan disekitar tempat tinggalnya.

b) Lingkungan Non-sosial

Yang termasuk lingkungan non-sosial adalah gedung sekolah dan

letaknya, rumah tempat tinggal keluarga peserta didik dan letaknya,

perlengkapan belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan

peserta didik. Faktor ini dinilai turut menentukan tingkat keberhasilan

belajar peserta didik.


25

2.2.3.3 Faktor Pendekatan Belajar

Pendekatan belajar yang dapat diajarkan kepada peserta didik untuk

mempelajari materi pelajaran yang sedang mereka tekuni, dari yang paling

klasik hingga modern. Di antara pendekatan-pendekatan belajar yang dipandang

representatif atau mewakili yang klasik dan modern yakni :

a) Pendekatan hukum Jost,

Salah satu asumsi penting yang mendasari Hukum Jost (Jost’s

Law) adalah peserta didik yang lebih sering mempelajari materi

pembelajaran akan lebih mudah memanggil kembali memori lama yang

berhubungan dengan materi yang sedang di tekuni.

b) Pendekatan Ballard dan Clanchy,

Pendekatan belajar pesertas didik pada umumnya dipengaruhi oleh

sikap terhadap ilmu pengetahuan (Attitude To Knowledge). Ada dua

macam peserta didik dalam menyikapi ilmu pengetahuan, yaitu :

1) Sikap melestarikan pendekatan yang sudah ada (Concerving)

Perserta didik yang bersikap Conserving pada umumnya

menggunakan pendekatan belajar “Reproduktif” (bersifat

menghasilkan kembali fakta dan informasi).

2) Sikap memperluas (Extending)

Peserta didik yang bersikap Extending juga cukup banyak yang

menggunakan pendekatan yang lebih ideal yaitu pendekatan

“Spekulatif” (berdasarkan pemikiran mendalam), yang bukan saja

bertujuan menyerap pengetahuan melainkan juga

mengembangkannya.
26

c) Pendekatan Biggs

Pendekatan Biggs di kelompokan menjadi 3 yakni:

1) Pendekatan Surface

Peserta didik yang menggunakan pendekatan Surface ini dapat

terjadi misalnya pada peserta didik yang ingin belajar karena

dorongan dari luar (ekstrinsik) yaitu; takut tidak lulus yang

mengakibatkan malu. Oleh karena itu, bentuk belajarnya dapat

dikatakan santai, dan tidak mementingkan pemahaman yang

mendalam.

2) Pendekatan Deep

Peserta didik yang menggunakan pendekatan Deep biasanya

mempelajari materi memang karena sebelumnya tertarik dan

merasa membutuhkannya (intrinsik). Dengan gaya belajarnya yang

serius dan berusaha memahami materi secara mendalam dan

memikirkan cara mengaplikasikannya. Bagi peserta didik ini, lulus

dengan nilai baik adalah penting, tetapi lebih penting yakni

memiliki pengetahuan yang cukup banyak dan bermanfaat bagi

kehidupannya.

3) Pendekatan Achieving

Peserta didik yang menggunakan pendekatan Achieving pada

umumnya dilandasi Motif Ekstrensik yang berciri khusus yang

disebut Ego-Enhancement yaitu ambisi pribadi yang besar untuk

meningkatkan prestasi keakuan dirinya dengan cara meraih indeks

prestasi yang tinggi. Gaya belajar ini lebih serius daripada


27

menggunakan pendekatan - pendekatan lainnya, memiliki

keterampilan belajar dalam arti sangat cerdik dan efisien dalam

mengatur waktu, berkompetisi dengan teman-teman dalam meraih

nilai tertinggi adalah penting, sehingga tipe pendekatan ini sangat

disiplin, rapi dan sistematis serta berencana untuk terus maju ke

depan.

Seperti yang telah diuraikan secara panjang lebar pada sub-bab

sebelumnya, dapat dipahami strategi pendekatan yang digunakan peserta didik

dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses pebelajaran materi tertentu

sedemikian rupa untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Di samping faktor-

faktor internal dan eksternal sebagai mana yang telah di paparkan didiatas,

faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap tarap keberhasilan proses

pembelajaran peserta didik tersebut (Afria Susana, 2019).

Dari uraian di atas dapat peneliti simpulkan bahwa faktor-faktor

internal dan eksternal serta pendekatan belajar sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan dalam proses belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar

tertentu yang bermanfaat bagi kehidupannya.

2.3 Anak Usia Dini

The National for the Educational of Young Children (NAEYC) menjelaskan

bahwa pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang melayani anak-

anak usia lahir hingga 8 tahun untuk kegiatan setengah hari maupun penuh

(Seefeldt, 2005).

Asosiasi para pendidik yang berpusat di Amerika tersebut menerangkan

rentang usia berdasarkan perkembangan hasil pada penelitian di bidang


28

psikologi, perkembangan seorang anak yang mengindikasikan bahwa terdapat

pola – pola umum yang diprediksi menyangkut perkembangan selama 8 tahun

pertama kehidupan seorang anak. NAEYC berperan sebagai lembaga yang

memandu dalam menjaga mutu program pembelajaran anak usia dini yang

berkualitas yakni program yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan

keunikan individu. Pembagian rentang usia berdasarkan keunikan dalam tingkat

pertumbuhan dan perkembangannya di Indonesia, tercantum dalam buku

kurikulum dan hasil belajar anak usia dini yang terbagi ke dalam rentang

tahapan (Rizal, 2021).

Manusia memiliki ruang potensi, keunikan dan dinamika khusus sebagai

makhluk ciptaan Tuhan. Potensi yang dimiliki manusia sangat menentukan

dalam setiap rentang kehidupannya sejak manusia itu lahir hingga meninggal.

Keunikan dan dinamika tersendiri manusia yang menjadi ciri khas dan tidak

dimiliki oleh makhluk lainnya. Sasaran pendidikan adalah manusia, sehingga

dengan sendirinya pengembangan ruang pada hakikat manusia adalah tugas

pendidikan. Hal demikian dapat terjadi karena pendidik itu merupakan manusia

biasa, yang tidak luput dari kelemahan. Sehubungan dengan hal tersebut ada

dua kemungkinan yang dapat terjadi yakni: pengembangan yang utuh, dan

pengembangan yang tidak utuh (Dadan Suryana, 2016).

Dari uraian di atas dapat peneliti simpulkan bahwa seseorang atau suatu

individu yang dilahirkan dengan memiliki bakat seni tentunya memerlukan

pendidikan untuk diproses menjadi seniman terkenal. Setiap manusia yang lahir

dianugrahkan “Naluri” yaitu dorongan-dorongan yang alami misalnya dorongan

makan, seks, mempertahankan diri serta lainnya. Jika manusia dapat hidup
29

hanya dengan naluri maka tidak ada bedanya dengan hewan. Pendidikan pada

dasarnya baik namun dalam pelaksanaannya mungkin saja terjadi kesalahan-

kesalahan yang lazimnya disebut salah mendidik.

2.3.1 Karakteristik Anak usia dini

Seorang anak atau peserta didik sebagai kategori anak usia dini dapat

dikelompokkan pada tahap pra-operasional, dimana pada tahap ini anak belum

dapat diharuskan untuk berpikir logis. Dengan berkembangnya kemampuan dari

segi bahasa, anak menjadi akan lebih mampu mengembangkan dunianya melalui

kesan simbol dan mental. Dalam Teori perkembangan (Teori Kognitif Jean

Piaget) pada Psychologist dengan konsep kecerdasan seperti halnya sistem

biologi membangun struktur untuk berfungsi, pertumbuhan kecerdasan ini

dipengaruhi oleh lingkungan fisik dan sosial, kematangan dan ekuilibrasi anak

usia dini berada pada rentang usia Nol (0) tahun hingga (6) tahun (Dadan

Suryana, 2016).

Seorang anak memiliki urutan dalam tahap perkembangan kognitifnya, dan

pada setiap tahap, baik kuantitas informasi maupun kualitas kemampuannya

menunjukkan peningkatan. Pandangan teori perkembangan kognitif memiliki

pengaruh besar terhadap memahami bagaimana seorang anak memperoleh serta

menggunakan pengetahuan. Karya Piaget dalam hal ini telah memperluas

pemahaman tentang bagaimana kognisi berkembang, hal ini menunjukkan

bahwa anak-anak memiliki tahap-tahap pemahaman yang tentunya berbeda pada

usia yang berbeda pula. Pengetahuan anak terbentuk secara berangsur - seiring

dengan pengalaman yang berkesinambungan dan bertambah capaian

pemahaman terkait informasi-informasi yang ditemukan (Mu’min, 2013)


30

Di dalam (UU. No. 20 Tahun 2003), diterangkan “bahwa pendidikan anak

usia dini adalah pendidikan formal pada jalur pendidikan anak usia dini

mendidik anak usia 0-6 tahun”. Tujuan pendidikan anak usia dini adalah

membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, perilaku, pengakuan,

keterampilan dan kreativitas principle diperlukan oleh anak dalam pertumbuhan

serta perkembangan selanjutnya. Dalam tumbuh kembangnya, anak usia dini

mengikuti irama perkembangannya. Pada masa usia ini disebut juga dengan

istilah Golden Age.

Berikut adalah definisi perkembangan dan asimilasi anak usia dini;

a) Perkembangan anak usia dini

Semua organisme pastinya dilahirkan dengan kecenderungan untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Perkembangan anak usia dini

bertujuan untuk mengembangkan aspek perkembangan anak, yaitu aspek

perkembangan nilai etika dan moral, aspek perkembangan sosial emosional,

aspek perkembangan fisik motorik, aspek perkembangan kognitif, aspek

perkembangan kounikasi, dan aspek perkembangan seni. Cara beradaptasi

berbeda bagi setiap individu, begitu juga proses dari persiapan tahap satu ke

tahap lainnya dalam satu individu. Adaptasi terjadi dalam proses asimilasi dan

akomodasi. Kita merespon dunia dengan menghubungkan pengalaman diterima

dengan pengalaman masa lalu kita (asimilasi), sedangkan setiap pengalaman

itu berisi aspek yang mungkin saja baru sama sekali. Aspek baru inilah

menyebabkan terjadinya struktur kognitif (akomodasi) (Dworkin et al., 2006).


31

b) Asimilasi anak usia dini

Proses ini tentunya bersifat subyektif artinya gamabaran pada anak usia dini

dalam mengasimilasikan pengetahuannya di lakukan dengan cara sederhana

seperti melalui kegiatan bermain karena kegiatan bermain adalah dunia anak

usia dini. Merupakan proses merespon pada lingkungan principle sesuai

dengan struktur kognitif seseorang. Tetapi proses pertumbuhan intelektual

tidak akan ada apabila pengalaman yang ditangkap tidak berbeda dengan

skema yang ada oleh sebab itu diperlukan proses akomodasi, yaitu proses yang

merubah struktur kognitif. Bagi Psychologist proses akomodasi tersebut dapat

disamakan dengan belajar. Konsep ini menjelaskan tentang perlunya guru

memilih dan menyesuaikan materi yang berpijak dari persiapan dasar yang

diketahui anak, untuk kemudian dikembangkan dengan stimulasi lebih luas

misalnya dalam bentuk pertanyaan sehingga perkembangan anak meningkat

dalam menghadapi pengalaman yang lebih kompleks (Dadan Suryana, 2016)

Lev Vygotsky memandang bahwa sistem sosial sangat penting dalam

perkembangan kognitif anak. Orang tua, guru dan rekan berinteraksi dengan

anak dan berkolaborasi untuk mengembangkan suatu pemahaman.

Pengembangan setiap kemampuan anak diperlukan system atau bantuan arahan

agar anak pada akhirnya menguasai keterampilan tersebut secara independen

(Fajrillah et al., 2020).

Dari uraian di atas dapat peneliti simpulkan bahwa dalam mengajar guru

perlu menjadi treater atau fasilitator dimana pendidik berada disana ketika

anak-anak membutuhkan bantuan mereka. Mediatoring ini merupakan bagian

scaffolding jadi walaupun anak sebagai pelajar yang aktif dan ingin tahu
32

hampir segala hal, tetapi dengan bantuan yang tepat untuk belajar lebih banyak

perlu terus distimuluasi sehingga proses belajar menjadi lebih efektif .

B. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget

Teori merupakan seperangkat keterangan mengenai hubungan antara

berbagai konsep. Dalam penelitian kualitatif, teori yang sudah ada memiliki

kegunaan yang cukup penting, peneliti kualitatif akan lebih profesional jika

menguasai semua teori sehingga wawasannya lebih luas, serta menjadi instrumen

penelitian yang baik. Teori membantu dan memungkinkan untuk memahami apa

yang sudah diketahui secara intuitif pada saat pertama, tetapi bersifat jamak untuk

berubah sebagaimana teori sosial berubah (Madekhan, 2019).

Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget mengemukakan bahwa sejak usia

balita, seseorang telah memiliki kemampuan tertentu untuk mengahadapi objek-

objek yang ada di sekitarnya. Kemampuan ini masih sangat sederhana, yaitu

dalam bentuk kemampuan sensor motorik. Dalam memahami dunia mereka secara

aktif, anak-anak menggunakan asimilasi, akomodasi, skema, organisasi dan

equilibrasi. Seorang guru secara tidak langsung mampu dikatakan dalam

menerapkan teori ini. Anak memiliki urutan dalam tahap perkembangan

kognitifnya, baik kuantitas informasi maupun kualitas kemampuannya agar

menunjukkan peningkatan dan motivasi (Mu’min, 2013).

Adapun bentuk penerapan dalam teori ini ; 1) Guru melakukan pendekatan

konstruktivis artinya diajarkan untuk membuat penemuan, memikirkannya dan

mendiskusikannya, 2) Fasilitas untuk belajar guru yang efektif harus merancang

situasi yang membuat murid belajar dengan bertindak, 3) Guru harus

menginterpretasikan apa yang disampaikan siswa dan merespons dengan


33

memberikan wacana yang sesuai dengan tingkat pemikiran siswa artinya

pertimbangkan pengetahuan dan tingkat pemikiran anak, 4) Jadikan ruang kelas

menjadi ruang eksplorasi dan penemuan, Serta 5) Tingkatkan kemampuan

intelektual siswa artinya seorang anak tidak boleh didesak dan ditekan untuk lebih

berprestasi banyak di awal perkembangan mereka sebelum mereka siap (Dr.

Chairul Anwar, n.d.).

Dari uraian di atas dapat peneliti simpulkan bahwa pandangan teori

perkembangan kognitif memiliki pengaruh besar untuk memahami bagaimana

anak memperoleh dan menggunakan pengetahuan, baik dari kuantitas informasi

maupun kualitas kemampuannya agar menunjukkan peningkatan dan motivasi.

Teori ini di gunakan oleh peneliti sabagai pisau bedah dalam penelitian kualitatif,

membantu dan memungkinkan untuk memahami apa yang telah diketahui secara

intuitif atau untuk kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran

rasional dan intelektualitas pada pembahasan terkait dengan judul “Peran Guru

dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Usia Dini di TK PGRI Berare”.


34

C. Kerangka Penelitian

PERAN GURU
DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK USIA DINI
DI TK PGRI BERARE

ANAK USIA DINI

PERAN GURU MOTIVASI BELAJAR


Guru Sebagai Demonstator Sifat ingin tahu
Guru sebagai Pengelola Kelas Adanya ganjaran dan hukuman
Guru sebagai Mediator Sifat yang kreatif
Keinginan untuk mendapatkan
Guru sebgai Fasilitator
rasa aman
Keinginan untuk mendapatkan
Guru sebagai Evaluator
simpati
Keinginan dalam memperbaiki
Guru sebagai Motivator
kegagalan

Keterangan :

: Garis Terusan

Perurbahan pandangan terhadap belajar mengajar membawa konsekuensi

kepada guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya karena proses

belajar mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan

dan kompetensi guru. Mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah adalah tugas

utama Pendidik profesional pada dunia pendidikan, definisi guru bukanlah hal

yang asing. Menurut pandangan lama, seorang guru adalah sosok manusia yang

memiliki kemampan mendidik serta patut digugu dan ditiru. Digugu dalam arti
35

segala ucapannya dapat dipercaya. Ditiru berarti segala tingkah lakunya harus

dapat menjadi contoh atau teladan bagi masyarakat (Halid Hanafi, 2018).

Dalam kegiatan belajar, motivasi adalah keseluruhan daya penggerak di

dalam diri yang menumbuhkan kegiatan belajar, yang dimenjamin kelangsungan

dari kegiatan belajar. Motivasi belajar dapat di definisikan sebagai faktor psikis

yang bersifat non intelektual. Cara mengubah perilaku dengan menerapkan

prinsip-prinsip belajar menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan

dan perkembangan fisik yaitu; koordinasi motorik halus dan kasar, kecerdasan

yaitu; daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual, sosio

emosional yaitu; sikap dan perilaku serta agama, bahasa dan komunikasi, sesuai

dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

Namun tidak semua tentunya berjalan sesuai dengan yang harapkan (La Jeti &

Junaidin, 2022).

Aspek – aspek motivasi belajar di pandang sebagai dorongan mental yang

menggerakkan dan mengarahkan prilaku manusia, termasuk prilaku belajar siswa.

motivasi belajar diterapkan di berbagai setting dan populasi mulai dari anak-anak

hingga orang dewasa. Pendidikan anak usia dini memiliki tujuan untuk membantu

meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan

daya cipta yang diperlukan untuk seorang anak dalam menyesuaikan diri dengan

lingkungannya sebagai pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya (Jaipul,

2015)
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode kualitatif, sebab prosedur penelitiannya dapat memberikan

hasil data deskriptif berupa kalimat tertulis atau lisan dari subjek yang diamati

melalui tindakan dan pengamatan langsung. Penelitian dengan metode kualitatif

merupakan jenis penelitian yang dimana peneliti melakukan tindakan dan

pengamatan langsung dengan tujuannya adalah memperoleh hasil data berupa

mengenali hubungan sebab akibat antara gejala dan analisis mengenai fenomena,

kegiatan peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran

manusia secara individu maupun kelompok.

Alasan dipilihnya pendekatan penelitian ini adalah peneliti mengamati

secara mendalam terkait masalah yang dialami oleh subjek penelitian. Peneliti

ingin memperoleh data sebanyak mungkin dengan hasil penelitian yang

dideskrisikan melalui kalimat tertulis.

B. Subjek Penelitian

Dalam penelitian kualitatif dikenal dengan istilah subjek penelitian.

Menurut (Sena Wahyu Purwanza et al., 2022) dalam Suliyanto (2018) penelitian

kualitatif adalah penelitian yang didasarkan pada data kualitatif, dimana data

kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka atau bilangan sehingga hanya

berbentuk pernyataan-pernyataan atau kalimat. Subjek penelitian dalam penelitian

kualitatif disebut dengan istilah informan, yaitu seseorang yang membantu dalam

36
37

memberikan informasi terkait data yang dibutuhkan peneliti terhadap penelitian

yang sedang dilaksanakan.

Pemanfaatan subjek dalam penelitian kualitatif adalah untuk menjaring

banyak informasi yang dibutuhkan secara mendalam dengan waktu yang singkat.

Dengan petunjuk subjek, peneliti dapat membandingkan kejadian yang

ditemukan. Dalam penelitian peneliti yang berjudul “Peran Guru Dalam

Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Usia Dini di TK PGRI Berare”. Subjek

yang dipilih adalah Guru TK PGRI Berare karena berkaitan langsung dengan

kegiatan atau aktfitas di sekolah, sehingga peneliti dapat memperoleh data-data

baik dari TK PGRI. Pada saat melakukan wawancara penulis menyiapkan

beberapa item pertanyaan yang sudah dibuat sedemikian rupa dan mempersiapkan

peralatan seperti aplikasi rekaman di smartphone.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian akan di laksanakan di TK PGRI Berare, Desa Berare,

Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa Besar Provinsi Nusa Tenggara

Barat, pada bulan November hingga Desember 2022 selama kurang lebih satu (1)

bulan.

D. Teknik Pengumpulan Data

1) Penentuan Subjek

Dalam mengumpulkan data, diperlukan teknik pengambilan Sampel yang

tepat. Saat ini peneliti menggunakan teknik Purposive Sampling dalam

penelitiannya. Sampel bertujuan atau Purposive Sampling yaitu penelitian yang

dilakukan dengan cara mangambil subjek bukan didasarkan atas strata, random

atau daerah tapi didasarkan atas tujuan tertentu. Teknik ini dilaksanakan melalui
38

beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana

sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh (Arikunto, 2021)

Dalam penelitian yang dilakukan di TK PGRI Berare, Beralamat di desa

Berare, Kecamatan Moyo Hilir. Peneliti lebih dulu menentukan subjek dan

memilih berdasarkan ciri-ciri yang wajar serta dipandang banyak mengetahui,

bahkan terlibat langsung terhadap objek penelitian.

2) Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik

terhadap gejala yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau

berlangsungnya peristiwa, Sehingga observasi berada bersama objek yang

diselidiki, disebut observasi langsung (Wahyudi et al., 2022) sedangkan

(Arikunto, 2021). bahwa teknik observasi adalah suatu usaha sadar untuk

mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis dengan prosedur standar.

Ada beberapa macam observasi yaitu antara lain : a) Observasi Partisipan, b)

Observasi Non Partisipan

Dari dua jenis observasi diatas, yang digunakan peneliti dalam penelitian ini

adalah jenis observasi non partisipan, dimana peneliti secara tidak langsung

tidak ambil bagian dalam kehidupan orang yang akan diobservasi melihat dan

mengamati “Peran Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Usia Dini

di TK PGRI Berare”

3) Interview (Wawancara)

Interview atau wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk

mendapatkan informasi secara langsung dengan menggungkapkan pertanyaan-

pertanyaan kepada para informan. Ada beberapa bentuk wawancara yaitu :


39

wawancara sistematik adalah wawancara yang dilakukan dengan terlebih dahulu

mempersiapkan pedoman wawancara (Guide) secara tertulis tentang apa yang

hendak ditanyakan kepada subjek. Wawancara terarah atau juga disebut

wawancara bebas terpimpin adalah wawancara yang dilakukan secara bebas,

tetapi tidak terlepas dari pokok permasalahan yang akan ditanyakan kepada

responden atau informan dan telah dipersiapkan sebelumnya oleh pewawancara

secara tidak tertulis (Jatmiko, 2022).

Wawancara mendalam adalah wawancara yang dilakukan secara informal

dan biasanya dilakukan bersamaan dengan metode observasi partisipasi. Dalam

penelitian ini bentuk wawancara yang digunakan adalah wawancara semi

terstruktur yakni berlangsung mengacu pada satu rangkaian pertanyaan terbuka.

Teknik ini memungkinkan pertanyaan baru muncul karena jawaban yang

diberikan oleh subjek sehingga selama sesi berlangsung penggalian informasi

dapat dilakukan lebih mendalam (Drs. H. Ardial, 2022). Dalam penelitian ini,

wawancara dilakukan terhadap subjek di TK PGRI Berare yaitu yang ber- inisial

NR dan HE

4) Dokumentasi

merupakan data terkait variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat

kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya

(Arikunto, 2010). Dalam penelitian ini yang dijadikan atau digunakan sebagai

sumber data adalah data tentang jumlah peserta belajar yang belajar di TK PGRI

Berare, dimana hal tersebut menunjukan rasa senang orang tua atau wali

sehingga menyekolahkan putra – putrinya di TK PGRI Berare,


40

E. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan dalam penelitian yang berupa melakukan

kajian atau telaah terhadap hasil pengolahan data yang dibantu dengan teori-teori

yang telah ditetapkan sebelumnya (Drs. H. Ardial, 2022).

Analisis data yang dilakukan dengan menginterprestasikan bahan yang

berhasil dikumpulkan, sebelum menarik kesimpulan penelitian. Dalam penelitian

ini, analisis data atau bahan hukum dilakukan dengan secara kualitatif atau

menjelaskan dan bukan secara kuantitatif atau angka. Artinya bahan yang berhasil

dikumpulkan, kemudian dipelajari dan dikaitkan dengan pokok permasalahn

penelitian ini serta dijelaskan secara sistematis, sehingga dapat memberikan

gambaran yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

Dalam analisis data, adapun metode yang dilakukan sesuai dengan

pernyataan Miles dan Huberman (1992 : 15-19) dalam (Drs. H. Ardial, 2022)

yakni;

a) Reduksi data yaitu : proses pemilahan, pemusatan pada penyedrhanaan,

pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-

catatan tertulis di lapangan;

b) Penyajian data yaitu : merangkai dan menyusun informasi yang benar yang

selanjutnya dilakukan penarikan kesimpulan atau penyederhanaan informasi

yang kompleks ke dalam suatu bentuk yang disederhanakan, selektif dan

mudah dipahami. Penyajian data dengan menggunakan teks naratif

dilengkapi dengan jaringan kerja yang tentunya berkaitan, sehingga semua

informasi yang disusun dapat dengan mudah dilihat dan dimengerti.


41

c) Verifikasi atau Menarik kesimpulan yaitu suatu kegiatan konfigurasi yang

utuh serta merupakan suatu tinjauan ulang terhadap catatan-catatan di

lapangan dengan maksud menguji kebenaran, kecocokan dan validitas

makna-makna yang muncul di lokasi penelitian.

F. Teknik Keabsahan Data

Teknik keabsahan data dalam pnelitian ini menggunakan triangulasi data,

dimana triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. Triangulasi yang digunakan peneliti dalam

penelitin ini yaitu triangulasi sumber dan teori. Triangulasi sumber merupakan

pengujia kredibilitas data dilakukan dengan mengecek data yang telah di peroleh

melalui beberapa sumber (Arikunto, 2021). Sedangkan (Iskandar, 2022) dalam

Meleong, triangulasi teori merupakan pemeriksaan data dengan menggunakan

perspektif lebih dai satu teori dalam membahas permasalahan yang di kaji.
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TK PGRI Berare, Desa Berare, Kecamatan

Moyo Hilir - Kabupaten Sumbawa Besar - Provinsi Nusa Tenggara Barat, pada

bulan November hingga Desember 2022, kurang lebih satu (1) bulan lamanya.

B. Identitas Subjek Penelitian

Inisial
Identitas
Subjek I Subjek II
Nama Subjek NR HE
Tempat tanggal lahir Berare, 01 Januari 1965 Lamenta, 25 Desember 1987
Usia 52 Tahun 35Tahun
Jenis Kelamin Perempuan Perempuan
Status Kerja Guru TK PGRI Berare Guru TK PGRI Berare
Alamat Berare, RT 02/RW 01 Berare, RT 02/RW 01

Tabel 4.B_ Identias Subjek

C. Hasil Penelitian

Suatu penelitian yang diharapkan untuk memperoleh hasil yang sesuai

dengan tujuan yang ditetapkan dalam penelitian. proses pengaturan dan

pengelompokan secara baik tentang informasi suatu kegiatan berdasarkan fakta

melalui usaha pikiran peneliti dalam mengolah dan menganalisa topik penelitian

secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan. Peneliti lebih

dahulu menentukan dan memilih subjek berdasarkan ciri-ciri yang wajar dari

subjek tersebut dan dipandang banyak mengetahui dan bahkan terlibat langsung

terhadap objek penelitian.

1. Hasil Observasi Subjek Inisial NR

42
43

Berdasarkan hasil observasi yang telah di laksanakan peneliti di lokasi TK

PGRI Berare terhadap subjek inisial NR. Beliau mengajar di kelas A sepenuhnya

menguasai teori-teori di dalam pembelajaran, apalagi menerapkannya dalam

kegiatan belajar mengajar. Subjek inisial NR menggunakan cara menyajikan

materi pembelajaran kepada peserta didik dengan perencanaan yang dapat di

katakan matang, dalam hal ini tidak semua guru memiliki metode yang sama

tentu metode yang digunankan bervariasi.

Subjek inisial NR mengajar di kelas dengan variasi bercerita, ceramah

singkat dan tanya jawab, sepenuhnya melakukan sintak atau langkah-langkah

model pembelajaran yang digunakan memberikan nuansa kanak-kanak yang

kental, walaupun belum ada pengembangan alat yang mumpuni namun penilaian

yang di paparkan subjek inisial NR sangat mudah di pahami dan subjektif,

dikarenakan evaluasi yang digunakan masih pada indikator ranah kognitif. Di

usia subjek yang terbilang cukup tua namun semangatnya untuk terus mengajar

terpancar dari wajar yang ihklas untuk kemajuan anak-anak usia dini di Desa

Berare – Sumbawa khusunya.

2. Hasil Wawancara Subjek inisial NR

a) Riwayat Subjek

Berdasarkan wawancara yang telah di laksanakan peneliti pada subjek

berinisial NR seorang wanita yang dimana beliau berusia 52 tahun asli warga

Desa Berare, yang lahir di Desa Berare pada tanggal, 01 Januari 1965 (NR.4)

Sehari - hari beliau berprofesi sebagai seorang guru di TK PGRI Berare, Desa

Berare, Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa Besar Provinsi Nusa

Tenggara Barat, beliau mengisi waktu luang dengan mendidik anak-anak usia
44

dini, tanpa membedakan satu dengan yang lainnya. Prinsip beliau menjadi

sorang Guru sebagai pendidik adalah profesional yang bertugas merencanakan

dan melaksanakan kegiatan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,

melakukan pembimbingan, serta melakukan hal positif lainnya. Beliau juga

menuturkan guru sebagai seorang yang pekerjaannya mengajar dan dimaknai

sebagai sebuah ibadah. Kecintaannya pada anak-anak tidak menyurutkan niat

untuk terus mendidik dan mengayomi generasi emas bangsa. Subjek inisial NR

menceritakan banyak pengalaman yang telah di laksanakan, mulai dari

mengadaptasikan diri pada peserta didik hingga dapat mengelola lembaga

bersama dengan tim guru lainnya yang saat ini masih bisa dikatakan layak

Dalam pemaparan wawancara pada subjek inisial NR secara inti pada pokok

bahasan dari tujuan peneliti terhadap aspek-aspek judul dari penelitian terkait

infromasi yang dianggap paling dominan yang sesuai dengan klasifikasi guru

antara lain sebagai berikut:

a) Peran Guru

1. Guru Sebagai Demonstator

Berdasarkan wawancara peneliti dengan Subjek inisial NR, mengajar

sambil mempraktikkan alat peraga belajarnya, dapat mudah di pahami

anak-anak (NR. 8). Namun alat belajarnya masih terbatas, belum terlalu

lengkap (NR. 9). Menggunakan alat peraga, misalnya hari ini bermain

balok, di balok itu ada angka-angka 1-10, beliau mengajarkan dengan

cara menyusun-nya sesuai warna, misalnya juga jika belajar buah atau

alat peraganya harus ada berupa bunga atau buah (NR. 10). Strategi

subjek inisial NR ketika ada anak murid yang sudah di jelaskan namun
45

masih belum paham, Subjek inisial NR biasanya mengarahkan siswa-

siswi maju kedepan kelas (NR. 11)

2. Guru sebagai Pengelola Kelas

Subjek inisial NR dalam mengelola kelas akan efektif apabila dapat

mengidentifikasi dengan tepat hakekat masalah yang sedang dihadapi,

sehingga pada gilirannya dapat memilih strategi, contoh dari tema yang

berbeda- beda, yaitu satu semester ada 6 tema, tema binatang untuk hari

senin, disajikan dengan dengan gambar-gambar yang akan di pelajari

pada hari itu, jadi setiap hari penyajian tema yang berbeda-beda seperti

itu (NR. 12). Untuk siswa-siswi yang susah di atur biasanya di kelola

dengan kmemberikan hadiah seperti buku atau pensil (NR. 13). Di

sekolah anak-anak menjadi tanggung jawab Guru yaitu Subjek inisial NR

dan timnya (NR. 14). Siswa-siswi selalu di dampingi karena anak-anak

tidak bisa sendiri tanpa arahan dari gurunya (NR. 15).

3. Guru sebagai Mediator

Menurut subjek inisial NR, Peran guru sebagai mediator dapat

diartikan sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa, misalnya

menengahi atau memberikan jalan keluar dalam kegiatan diskusi siswa,

menasehati mereka yang misalnya terlibat perkelahian, mencari jalan

keluarnya agar mereka saling memaafkan (NR. 16). Cara itu sangat

efektif-efektif saja karena biasanya mereka langsung berbaikan kembali

(NR. 17). Untuk kegiatan lomba biasanya lomba mewarnai, makan

kerupuk, bawa kelereng, namun itu di ada ketika hari – hari peringatan

saja (NR. 18). Kriteria untuk lomba bagi yang mengikuti biasanya siswa-
46

siwi yang mengajukan diri secara suka-suka, anak-anak punya karakter

yang berbeda-beda (NR. 19). Subjek inisial NR mendukung anak-anak

agar semangat, tidak malu pastinya percaya diri (NR. 20). Karena sudah

menjadi kewajiban saya sebagai seorang guru (NR. 21). Di dalam kelas

subjek inisial NR biasanya juga menggunakan alat pratik di setiap

pembelajaran yang di laksanakan, untuk memudahkan siswa-siswi

memahaminya (NR. 22).

4. Guru sebagai Fasilitator

Subjek inisial NR menyampaikan Guru berperan dalam memberikan

pelayanan termasuk ketersediaan fasilitas guna memberi kemudahan

dalam kegiatan belajar bagi anak-anak, di sekolah anak-anak kadang

asyik bermain sendiri dan bersama temannya, tidak jarang sepi pastinya

akan ribut, untuk menarik perhatian Subjek inisial NR mengajak mereka

dengan bernyanyi – nyanyi (NR. 23). Dengan memberikan penekanan

penyampaikan ke anak-anak kalau kalian tidak mau belajar ibu cuma

akan memberi 1 bintang, yang rajin ibu kasih 4 bintang, biasanya mereka

langsung bersemangat (NR. 24). Selama kegiatan belajar mengajar guru

yang mengajar anak-anak, maka dari itu guru pula yang akan

mengevaluasinya, karena menurutnya, guru yang mengajarilah yang tahu

sampai mana pembelajaran anak-anak (NR. 25).

5. Guru Sebagai Evakuator

Proses pembelajaran dilakukan dan siswa sudah menyerahkan

tugasnya,guru harus mampu mengevaluasi dan memperhatikan apa saja

kekurangan yang dilakukan oleh siswa, serta masalah - masalah yang


47

biasanya timbul pada saat belajar, apakah siswa mampu atau tidak

menyelesaikan tugas tersebut.

Ketika Subjek inisial NR melakukan Evaluasi reaksi dari siswa Ada

yang senang, ada juga yang tidak suka, Karakternya berbeda –beda untuk

setiap anak (NR. 26). Untuk anak yang mendapat banyak bintang, akan

diberikan hadiah atau reward jadi itu membuat mereka menjadi semakin

bersemangat disaat setiap usai evaluasi (NR. 27). Kalau ulangan semester

biasanya 1 kali dalam 6 bulan dan Evaluasi Tema, 1 kali dalam seminggu

(NR. 28). Untuk siswa-siswi yang tidak mau melakukan evaluasi cara

Subjek inisial NR mengatasinya adalah dengan melatihnya rasa tanggung

jawab. Hal ini bisa dilakukan dengan kita memberikan siswa-siswi

kepercayaan, Apabila siswa tersebut berbuat “nakal”. Maka, tegurlah

dengan pelan-pelan dan jangan dibentak atau dimarahi (NR. 29). Untuk

membangkitkan motivasi belajar siswa-siswi misalnya sebelum belajar

Subjek inisial NR mensiasati siswa-siswi saat berbaris di luar kelas

dengan tepuk tangan agar tercipta mood yang baik, tadinya yang tidak

mau dengan bermain tepuk tangan sambil berhitung-hitung biasanya

mereka mau, biasanya juga dengan mengajak mereka bernyanyi dan

berdoa juga (NR. 30).

6. Guru Sebagai Motivator

Subjek inisial NR menjelaskan guru sebagai pendorong siswa dalam

rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar

siswa, di TK menurutnya penting sekali karena moodnya anak-anak

setiap hari berbeda-beda, kadang kalau yang dari rumah menangis,


48

sampai sekolah menangis, motivasi itu yang akan membuat mereka

semangat dan tidak menangis, beda anak beda karakter, kadang anak-

anak kalau di suruh belajar dirumah sama orang tuanya tidak mau, tapi

pas sampai sekolah mau belajar dengan gurunya (NR. 31). Yang paling

membuat anak- anak termotivasi untuk belajar biasanya teman-teman

sekolahnya karena mereka saling bertemu dan bermain di sekolah,

mereka senang jadi itu menjadi motivasi mereka namanya juga anak-

anak, kalau sudah bertemu teman-temannya senang sekali apalagi sudah

akrab (NR. 32). Mempertahankan motivasi belajar anak-anak beda-beda

aktifitas kita setiap hari, mencoba hal-hal baru, jadi kita sebagai guru

harus super kreatif dalam mengajar (NR. 33).

Pada aspek ini indikator yang dapat di pantau yaitu dari pemahaman serta

cara menilai Subjek inisial NR yaitu mampu dalam meletakkan diri sebagai

stimulator untuk menggugah berbagai potensi yang dimiliki anak, sebab

pada masa inilah yang sangat menentukan bagi perkembangan dan

pertumbuhan anak selanjutnya, merupakan masa peka dan masa emas dalam

kehidupan anak. Keadaaan ini mengisyaratkan bahwa semua pihak perlu

memahami akan pentingnya masa usia dini dalam rangka mengoptimalkan

pertumbuhan dan perkembangan terhadap potensi dan kondisi di lapangan

khususnya anak-anak.

Seorang Guru yang bertugas di taman kanak-kanak tidaklah jauh berbeda

dengan guru pada umumnya. Guru adalah komponen yang paling

berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang

berkualitas dimana seorang guru memegang peran utama dalam


49

pembangunan pendidikan, khususnya dalam pendidikan yang

diselenggarakan secara formal di sekolah, seorang guru juga sangat

menentukan keberhasilan peserta didik terutama dalam kaitannya dengan

proses belajar mengajar. Guru juga harus benar-benar sadar dan meletakkan

diri sebagai penggerak untuk menggugah berbagai potensi yang dimiliki

anak, sebab pada masa inilah yang sangat menentukan bagi perkembangan

dan pertumbuhan anak selanjutnya, merupakan masa peka dan masa emas

dalam kehidupan anak. Keadaaan ini menjelaskan pada bahwa semua pihak

bahwa perlu memahami akan pentingnya masa usia dini dalam rangka

mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan. Selain itu informan

berpesan “Jika ingin cita-cita menjadi guru TK maka kita juga harus bisa

menjadi seperti anak TK”.

b) Motivasi belajar

Menurut Subjek inisial NR profesionalisme guru sangat terkait dengan

kemampuan untuk mewujudkan serta mengaktualisasikan kompetensi yang

dipersyaratkan bagi semua guru (NR.18). Kompetensi yang dimiliki guru

menunjukan kualitas guru yang sebenarnya. Kompetensi tersebut terwujud

dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan maupun sikap

profesional dalam menjalankan tugasnya (NR.19). Pandangan penliti

terhadap Subjek inisial NR merupakan sosok guru yang energik dan andal,

tidak terlepas dari pendidikan karakter, subjek memulai pembelajaran

dengan kegembiraan, guru yang antusias, mampu membangkitkan motivasi

siswa, pandai menyapa siswa saat memasuki kelas untuk mengawali

pembelajaran mengucap salam, kemudian mengabsen siswa dan memulai


50

pembelajaran melanjutkan secara menyenangkan dan mengakhiri dengan

penuh kesan.

Drs. Suyahman, (2021) Guru harus benar-benar sadar dan meletakkan

diri sebagai stimulator untuk menggugah berbagai potensi yang dimiliki

anak, sebab sangat menentukan bagi perkembangan dan pertumbuhan anak

selanjutnya yang merupakan masa peka dan masa emas dalam kehidupan

anak. Hal ini mengisyaratkan bahwa semua pihak perlu memahami akan

pentingnya masa usia dini dalam rangka mengoptimalkan pertumbuhan dan

perkembangan. Pendidik merupakan seseorang yang memiliki kemampuan

sabagai tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan

proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, serta melakukan

pembimbingan.

3. Hasil Observasi Subjek inisial HE

Berdasarkan hasil observasi yang telah di laksanakan peneliti di lokasi TK

PGRI Berare terhadap subjek inisial HE, sebagai seorang Guru kelas B yang

lebih memiliki rasa sayang kepada anak – anak dan menjiwai pekerjaannya,

dapat diperhatikan pula bagaimana cara pengajar berbicara dengan anak-anak

dan cara menghadapi anak yang susah diatur, menanggapinya dengan penuh

kesabaran. Kegiatan di TK yang di tanamkan mulai dari sifat kejujuran,

kedisiplinan, dan berbagai hal positif lain. Anak yang sebelumnya mendapatkan

pendidikan di TK biasanya memiliki kemampuan untuk komunikasi yang lebih

baik saat sekolah. Hal ini dikarenakan terbiasa dalam melakukan kegiatan

misalnya bermain, belajar, hingga makan bersama dengan teman yang memiliki

usia sebaya. Subjek inisial HE terkadang berinteraksi dengan orang tua atau wali
51

siswa untuk menyampaikan perkembangan terhadap kondisi putra atau putrinya

selama di TK, Sebjek Inisial HE menambahkan meskipun nantinya anak sudah

mendapatkan pendidikan di TK, bukan berarti tidak perlu memberikan

pendidikan lanjut di rumah, disarankan orang tua, khususnya untuk tetap

mengawal pendidikan anak, dikarenakan orang tua memiliki peran sebagai

pendidik utama bagi anak. Subjek inisial HE memiliki pengetahuan yang dapat

di katakan mumpuni dalam bidang anak Usia dini dari penyampaian subjek

inisial HE bahwa pendidikan anak usia dini dapat menjadi bekal yang baik bagi

pendidikan akademik anak nantinya. Maka dalam hal ini dari observasi yang

telah di laksankakan oleh peneliti maka dapat disimpulkan bahwa seorang anak

jika terbiasa belajar sedari kecil, ketika memasuki jenjang sekolah berikutnya

akan lebih siap dan cepat.

4. Hasil Wawancara Subjek inisial HE

a) Riwayat Subjek

Berdasarkan wawancara yang telah di laksanakan peneliti pada subjek

berinisial HE yang juga seorang wanita dimana beliau berusia 35 tahun, lahir di

Desa Lamenta kecamatan Empang pada tanggal, 25 Desember 1987 (HE.4).

Sehari -hari beliau berprofesi sebagai seorang guru di TK PGRI Berare, Desa

Berare, Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa Besar Provinsi Nusa

Tenggara Barat, beliau mengisi waktu luang dengan mendidik anak-anak usia

dini di Kelas B, Beliau menuturkan sebagai seorang yang pekerjaannya

mengajar dan dimaknai keharusan, Subjek menceritakan banyak pengalaman

yang telah di laksanakan, mulai dari mengadaptasikan diri pada siswa-siswi

hingga dapat mengelola lembaga bersama dengan tim guru lainnya yang saat
52

ini masih bisa dikatakan layak. Beliau sebelumnya yang bekerja dan mengajar

di TK Olatpo - Kabupaten Sumbawa, Subjek aktif di TK PGRI Berare pada

awal bulan Januari tahun 2019 hingga saat ini. Subjek memaparkan bahwa

Guru terbaik bagi anak usia dini melakukan dan mengembangan pembelajaran

yang berkelanjutan. Subjek inisial HE menguraikan perananan seorang guru

yang merupakan kebutuhan penting terhadap kognitif siswa-siswi dalam

perkembangannya, adapun paparannya terkait peran yang dianggap paling

dominan yang sesuai dengan klasifikasi guru dari hasil wawancara subjek

inisial HE adalah sebagai berikut :

a) Peran Guru

1. Guru Sebagai Demonstator

Berdasarkan wawancara Subjek inisial HE, beliau menjalankan

perannya sebagai demonstator bagi anak murid di TK PGRI Berare

dengan cara mengajar dan mempraktikan alat peraga belajar, karena

dengan cara itu dianggap mudah dipahami oleh anak-anak (HE. 8).

Namun, masih ada kendala dalam hal tersebut yaitu alat belajar yang di

butuhkan masi terbatas dan belum terlalu lengkap (HE. 9). Subjek inisial

HE sudah menerapkan proses belajar mengajar yang menarik bagi anak-

anak yaitu misalnya dengan cara bermain balok yang terdapat angka-

angka 1-10, Subjek inisial HE juga mengajarkan dengan cara

menyusunya sesuai warna, Subjek inisial HE mengajarkan buah maka

alat peraga buahnya harus ada (HE. 10). Strategi subjek inisial HE ketika

ada anak murid yang sudah di jelaskan namun masih belum paham yaitu

dengan cara di arahkan maju kedepan kelas (HE. 11).


53

2. Guru sebagai Pengelola Kelas

Tips dari Subjek inisial HE, dalam mengelola kelas agar tidak

membosankan bagi anak-anak yaitu dengan cara di setiap harinya

menyampaikan tema yang berbeda-beda, misalnya di hari senin diajarkan

tema tentang binatang maka di hari selasa disampaikan tema yang

berbeda misalnya seperti tema tumbuhan, hal tersebut dianggap oleh

Subjek inisial HE, dapat membuat anak-anak tidak bosan (HE. 12).

Subjek inisial HE, juga mengelola kelas dengan cara membagikan jadwal

kepada anak yang akan mengurus atau memimpin doa setiap harinya, dan

kadang Subjek inisial HE meminta anak yang paling nakal untuk

memimpin doa atau bernyanyi di depan kelas, karena hal tersebut

dianggap bisa membuat anak tersebut mau belajar meskipun nakal (HE.

13). Agar terciptanya kelas yang menarik, Subjek inisial HE biasanya

mengajar anak-anak belajar sambil bermain dengan maksud anak-anak

tidak tegang misalnya berhitung sambil bertepuk tangan dan hal tersebut

dianggap bisa membuat anak merasa senang dan bersemangat (HE. 14).

Ketika ada anak murid yang susah diatur maka Subjek inisial HE, akan

membujuknya dengan cara menjanjikan sebuah hadiah misalnya seperti

hadiah buku, pensil dan lainnya (HE. 15).

3. Guru sebagai Mediator

Ketika di sekolah Subjek inisial HE, selalu mendampingi anak

muridnya karena Subjek inisial HE, menganggap kalau sudah di sekolah

anak-anak akan menjadi tanggung jawab Subjek inisial HE, sebagai

seorang guru jadi sudah seharusnya Subjek inisial HE menasehatinya


54

ketika di temukan siswa-siswi bermasalah (HE. 16). Begitu juga

sebaliknya ketika akan mengikuti lomba maka Subjek inisial HE, juga

akan mendampinginya karena Subjek inisial HE, menganggap anak-anak

tidak akan bisa melakukan lomba tersebut sendiri maka dari itu Subjek

inisial HE, akan mendampingi siswa-siswinya. (HE. 17). Ketika ada

sesuatu siswi yang terlibat hal menyimpang seperti perkelahian maka

Subjek inisial HE, akan menggunakan cara mediasi untuk menyelesaikan

masalah tersebut, misalnya dengan mengajak muridnya untuk mencari

jalan keluar yaitu sampai mereka saling maaf- memaafkan (HE. 18).

Subjek inisial HE, menganggap cara mediasi tersebut efektif bagi siswa-

siswinya karena ketika sudah dilakukannya cara mediasi tersebut mereka

akan akur dan perbaikan kembali. (HE. 19). Subjek inisial HE biasanya

mendampingi siswa-siswinya ketika mengikuti lomba seperti makan

kerupuk, bawa kelereng, mewarnai, dan lain-lain, namun lomba tersebut

tidak sering dilakukan melainkan hanya ketika peringatan-peringatan hari

besar (HE. 20). Biasanya anak-anak yang akan mengikuti lomba di

seleksi dengan cara dipilih ataupun ada yang mengajukan diri karena

Subjek inisial HE beranggapan anak-anak memiliki karakter yang

berbeda-beda ada yang pemalu dan ada yang bersemangat (HE. 21).

Subjek inisial HE biasanya mendampingi anak yang akan mengikuti

lomba dengan cara menyemangati muridnya, agar semakin bersemangat

dan percaya diri serta tidak malu (HE. 22).

4. Guru sebagai Fasilitator


55

Subjek inisial HE merasa sudah memberikan pelayanan yang baik

untuk siswanya karena dia menganggap itu sudah menjadi kewajibannya

sebagai seorang guru (HE. 23). Subjek inisial HE untuk mempermudah

kegiatan belajar mengajar Subjek inisial HE, selalu menggunakan alat

peraga di setiap pembelajarannya karena dengan menggunakan alat

peraga maka siswa-siswinya akan langsung mengenal dan memahami

pelajaran yang diberikan pada hari itu (HE. 24). Karena anak-anak yang

susah diatur maka Subjek inisial HE, akan menarik perhatian anak-anak

muridnya supaya tercipta ruangan belajar yang kondusif melakukannya

dengan cara menarik perhatian siswa-siswinya untuk diajak bermain

bertepuk tangan dan bernyanyi bersama (HE. 25). Dan ketika ada anak

murid yang minat belajarnya sangat rendah maka Subjek inisial HE, akan

menjanjikan diberikan 4 bintang untuk yang rajin belajar dan akan

diberikan satu bintang untuk yang malas belajar dengan cara itu Subjek

inisial HE, menganggap anak-anak muridnya akan bersemangat untuk

belajar. (HE. 25).

5. Guru Sebagai Evakuator

Ketika TK PGRI Berare melaksanakan evaluasi maka siswa - siswi

akan menimbulkan reaksi yang berbeda-beda seperti ada yang senang

dan ada yang juga tidak suka mungkin mereka merasa takut (HE. 26).

Karena perasaan takut maka semangat mereka untuk melakukan evaluasi

akan menurun jadi TK PGRI Berare setiap selesai evaluasi akan

memberikan hadiah untuk anak yang mendapat banyak bintang atau

banyak nilai dan itu dapat membuat mereka semakin bersemangat (HE.
56

27). Jadi sistem penilaian yang akan hak diberikan kepada anak-anak

yaitu memberikan nilai berupa bintang mulai dari bintang 1 bintang 2

bintang 3 sampai ke bintang 4 (HE. 28). TK PGRI Berare biasanya

memberikan evaluasi setiap satu kali dalam 6 bulan selain itu juga ada

evaluasi tema yang akan dilakukan satu kali dalam 3 minggu (HE. 29).

Ketika ada siswa-siswi yang tidak mau melakukan evaluasi maka Subjek

inisial HE akan mengatasinya dengan cara menegur dengan pelan-pelan

dan tidak boleh membentak (HE. 30).

6. Guru Sebagai Motivator

Subjek inisial HE, akan melakukan bervariasi cara untuk

membangkitkan motivasi belajar anak-anak mulai dari bermain tepuk

tangan sambil berhitung-hitung, selain itu biasanya Subjek inisial HE,

juga menggunakan cara mengajak mereka bernyanyi dan berdoa

bersama-sama (HE. 31). Menurut Subjek inisial HE motivasi belajar itu

sangat penting bagi anak-anak usia dini karena motivasi itu sangat

penting dalam perkembangan anak (HE. 32). Yang paling membuat anak

termotivasi menurut Subjek inisial HE yaitu temannya sendiri mereka

senang ketika bertemu teman-temannya di sekolah namanya juga anak-

anak kalau sudah bertemu teman-temannya senang sekali apalagi sudah

akrab itulah yang membuat anak termotivasi untuk senang datang ke

sekolah setiap hari (HE. 33). Agar motivasi anak tetap bisa bertahan

Subjek inisial HE. biasanya berusaha untuk melakukan aktivitas yang

berbeda-beda setiap harinya karena menurut Subjek inisial HE anak


57

senang bermain dan mencoba hal baru jadi sebagai guru Subjek inisial

HE harus super kreatif dalam membimbing anak-anak (HE. 34).

Dari pemahaman subjek inisial HE bahwa memelihara interaksi

membantu anak untuk mengembangkan gambaran diri positif dan konsep

diri seperti pengalaman hormat mereka dan ikut sertanya kontak fisik

dengan guru. Tidak luput tentunya juga memberikan perhatian dengan

penuh kasih sayang dan menambah sentuhan keduanya yakni perkembangan

Kognitif dan emosi. Seorang guru TK harus mengasuh dengan sentuhan

kasih sayang. Sebagai seorang guru di tuntut harus selalu aktif dan kreatif

dalam memberikan pemaparan informasi kepada anak didik. Sehingga

dalam proses belajar, anak merasa senang. Hendaknya, seorang guru tidak

menggunakan pembelajaran dengan metode lama namun harus dengan

variasi. Dengan demikian guru TK dapat merumuskan, merancang, dan

melaksanakan pembelajaran yang kekinian.

b) Motivasi belajar

Wawancara peneliti terhadap subjek inisial HE, menurutnya tentu setiap

anak mempunyai kemampuan yang berbeda antara anak yang satu dengan

yang lainnya. Dalam kegiatan belajar, motivasi adalah implementasi

keseluruhan daya penggerak di dalam diri yang menciptakan kegiatan

belajar untuk menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar. Beberapa faktor

yang menyebabkan perbedaan kemampuan individual anak yang perlu di

ketahui oleh seorang guru, diantaranya Sifat ingin tahu, Adanya hukuman,

Sifat yang kreatif, Keinginan untuk mendapatkan rasa aman, Keinginan

untuk mendapatkan simpati, serta Keinginan dalam memperbaiki kegagalan.


58

Sejumlah faktor yang mempengaruhi motivasi kemandirian anak di atas

seyogyanya menjadi perhatian serius bagi para tenaga pendidik di dunia

pendidikan anak usia dini terutama bagi para orang tua. Sehingga anak-anak

dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang diharapan orang tua dan

guru.

5. Hasil Wawancara Informan Subjek inisial (NR dan HE)

Menurut Kepala Sekolah di TK PGRI Berare terhadap subjek inisial NR dan

HE Bahwa beliau kreatif dalam mengedepankan pendidikan yang lebih baik

menjadi prioritas utama. Memastikan bahwa guru dihargai sebagai mitra yang

baik dalam pengambilan keputusan terhadap orang tua yang mempercayakan

putra atau putrinya dalam memilih sekolah di TK PGRI Berare. Memastikan

kondisi dan sumber daya yang baik untuk pengajaran yang berkualitas.

Mempromosikan sikap positif dan harapan yang tinggi untuk belajar di antara

guru dan siswa.

Menumbuhkan semangat guru dalam mengajar, mengevaluasi kemajuan

siswa secara berkala dan dengan berbagai kriteria, dan mendorong pertemuan

rutin dengan guru dan orang tua dengan tujuan untuk meningkatkan program

sekolah. Menunjukkan adanya keandalan, tujuan yang ingin di capai, inisiatif

yang baik, fleksibilitas dan rasa hormat terhadap guru serta mengurusi hal-hal

manajerial secara efektif dan efisien.

Subjek inisial HE dapat di katakan memiliki pengalaman dalam komunikasi

pengajaran dan pemasaran tentunya konseling terhadap orang tua, terutama

anak- anak dengan memberikan pandangan kepada orang tua akan keputusan

untuk menyekolahkan anak di manapun nantinya sesuai dengan kebutuhannya,


59

namun lebih cenderung yang biasanya orang tua memilih di TK PGRI Berare.

Tentu hal itu merupakan suatu kebjikan baik karna di sepakati oleh suami dan

istri. Dengan berbagai pertimbangan di antaranya dapat menggali kecerdasan

emosional dan kognitif serta kepekaan terhadap lingkungan sosial disekitarnya,

mempertimbangkan apakah anak sudah siap untuk memulai peran baru, terlebih

paud bisa mengurangi beban asuh anak dirumah. Pendidikan anak sedikit

banyaknya mengandung unsur meningkatkan status sosial, dengan

menyekolahkan anak di yayasan pendidikan anak usia dini (TK PGRI Berare),

pandangan orang lain terhadap suatu kelurga tertentu pastinya akan mencitrakan

sebagai seseorang yang mampu dalam arti kelas soial.

Kemudian terhadap Subjek inisial NR Menurutnya dari kompetensi yang

dimiliki subjek inisial NR menunjukan kualitas guru yang sebenarnya baik dari

disiplin ilmu dan pengalaman. Kompetensi tersebut terwujud dalam bentuk

penguasaan pengetahuan, keterampilan maupun sikap profesional dalam

menjalankan tugasnya. Subjek inisial NR merupakan sosok guru yang energik

dan andal, tidak terlepas dari pendidikan karakter, subjek memulai pembelajaran

dengan kegembiraan, guru yang antusias, mampu membangkitkan motivasi

siswa, pandai menyapa siswa saat memasuki kelas untuk mengawali

pembelajaran mengucap salam, kemudian mengabsen siswa dan memulai

pembelajaran melanjutkan secara menyenangkan dan mengakhiri dengan penuh

kesan.

Dari informasi diatas sebagaimana telah dijelaskan maka dapat di tarik

kesimpulan bahwa seorang Pendidik harus menyadari bahwa awal mula

pengalaman pendidikan memberikan pondasi untuk menjadi guru yang peduli


60

dan berkompeten. Pendidik yang reflektif menggambarkan mengajar sebagai

suatu perjalanan yang meningkatkan pengertian diri serta meningkatkan

sensitivitas dan pengetahuan terbaik anak tentang bagaimana memfasilitasi

belajar.

Kasaming, (2021) Sebagai guru harus aktif dan kreatif dalam memberikan

informasi kepada anak. Sehingga dalam proses belajar, anak merasa senang.

Dengan demikian guru dapat merumuskan, merancang, dan melaksanakan

pembelajaran yang kekinian. Serta orang tua juga pasti memiliki peran yang

sangat penting, sudut pandang mana mereka memahami, melihat dan

mengfungsikan lembaga pendidikan anak usia dini.

D. Pembahasan

Topik penjelasan terkait hasil penelitian yang nantinya di gunakan peneliti

untuk mengemukakan analisis dan ulasan terhadap hasil penelitian yang diarahkan

untuk mendapatkan kesimpulan guna memenuhi tujuan penelitian. Pembahasan

dimaksudkan untuk menyajikan gambaran yang lebih tajam terhadap data-data

temuan, sehingga peneliti tidak hanya sekedar menyajikan ulang data, melainkan

memberikan analisis, dan pemaknaan terhadap temuannya. Dengan demikian

pembahasan menjelaskan pemaknaan terhadap data-data hasil penelitian sehingga

dapat dipahami dengan jelas temuan penelitian yang diperoleh (Tokan, 2016).

Berdasarkan wawancara yang telah di laksanakan peneliti dengan dua orang

subjek inisial NR dan HE yang mengemukakan hasil terkait analisis dan

pembahasan “Peran Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Usia Dini

di TK PGRI Berare.” adalah sebagai berikut :


61

Sejalan dengan yang di kemukakan Subjek inisial NR dan HE demi

meningkatan motivasi belajar anak usia dini di TK PGRI Berare, tentu saja

membutuhkan strategi dan metode alternatif yang sesuai dengan kondisi di

lapangan, guna memberikan hasil yang maksimal terkait pencapaian penerapan

metode yang telah di laksanakan peneliti dalam ber-ekperimen selama kurun

waktu tertentu, berkaitan dengan motivasi belajarnya serta disiplin yang

merupakan satu kebutuhan dasar anak dalam rangka pembentukan dan

pengembangan wataknya secara sehat, tujuannya adalah agar anak dapat secara

kreatif dan dinamis dalam mengembangkan hidupnya di kemudian hari, bahasan

mengenai disiplin sangat perlu karena hal ini dapat menjadi sumber masukan

dalam pelayanan sebagai guru, sehingga guru memiliki pemahaman yang benar

mengenai disiplin. Selain itu dapat menjadi alat refleksi bagi guru, sehingga guru

dapat bersikap yang benar dalam mendisiplinkan ketaatan dan kepatuhan pada aturan

dan tata tertib (Jumrah Jamil, 2022).

Mengenai peranan Guru sebagai penguatan dalam meningkatkan partisipasi

siswa dalam kelas menunjukan bahwa terdapat perbedaan secara maksimal,

terpantau bahwa siswa lebih antusias dan ikut berpartisipasi dalam proses

pembelajaran berlangsung tentunya dengan pendampingan (HE.20). Subjek inisial

NR yang sependapat dengan Subjek inisial HE mengemukakan informasi yang

dapat di pahami peneliti mengacu pada hasil yang menunjukkan bahwa Peran

Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar anak usia dini di TK PGRI Berare,

dalam menanggapi setiap pertanyaan yang disampaikan dalam pembelajaran yang

didasarkan kepada prinsip bahwa memberi motivasi kepada anak untuk

meningkatkan dan memperkuat perilaku harus sesuai dengan aturan dan norma-
62

norma, serta memperkuat anak untuk menghindarkan dirinya dari tindakan-

tindakan yang tidak diinginkan (NR.20).

Keberhasilan peneliti dalam penelitian ini menjadi maksimal karena di

dukung juga dari beberapa acuan penelitian terdahulu yang di gunakan peneliti

saat ini sebagai relevansi serta pandangan teori perkembangan kognitif Piaget

yang di gunakan sebagai pisau bedah dalam mengidentifikasi permasalahan yang

ada, hal ini tentu saja memiliki pengaruh besar terhadap bagaimana seorang anak

memperoleh serta menggunakan pengetahuan. Dari uraian diatas maka kondisi

yang baik menunjukkan bahwa anak-anak memiliki tahap pemahaman yang

tentunya berbeda pada usia yang berbeda pula. Pengetahuan anak terbentuk secara

berangsur - seiring dengan pengalaman yang berkesinambungan dan bertambah

capaian pemahaman terkait informasi-informasi yang ditemukan.

Seorang anak memiliki urutan dalam tahap perkembangan kognitifnya, dan

pada setiap tahap baik kuantitas informasi maupun kualitas kemampuannya

menunjukkan peningkatan. dalam meningkatkan motivasi belajar anak- anak usia

dini, Maka dalam pelaksanakannya perlu memperhatikan mutu perilaku, jenis

tindakan, usia, tingkat perkembangan anak, kepada anak tidak harus berbentuk

materi saja, perlu pujian atau penghargaan dan imbalan.

Penghargaan adalah sesuatu hal positif yang diraih anak, sedangkan imbalan

adalah suatu janji untuk memberikan sesuatu apabila anak menampilkan

perbuatan yang diinginkan. Penghargaan diberikan setelah suatu tindakan baik

dilakukan, sedangkan imbalan adalah janji yang diberikan sebelum suatu tindakan

baik (Verbatim subjek inisial NR dan HE. 25). Bentuk dan cara penguatan yang

diberikan kepada anak harus sesuai dengan tingkat perkembangannya. Penguatan-


63

penguatan motivasi yang diberikan oleh pendidik atau seorang guru TK untuk

anak kecil tentunya berbeda dengan penghargaan yang diberikan kepada anak

yang lebih besar. Penguatan motivasi dapat juga berupa penghargaan serta pujian

yang diberikan kepada anak kecil jangan hanya verbal karena mereka belum

mengetahui apa yang disampaikan pendidik (Verbatim subjek inisial NR dan HE.

31).

Mengenai pembahasan terhadap Peran guru dalam proses belajar mengajar

meliputi banyak hal seperti 1) Guru sebagai Demonstrator; 2) Guru Sebagai

Pengelola Kelas; 3) Guru sebagai Mediator; 4) Guru sebagai Evaluator; 5) Guru

sebagai Fasilitator; dan 6) Guru sebagai Motivator yang dianggap paling

dominan dalam klasifikasi guru dalam meningkatan motivasi belajar anak usia

dini di TK PGRI Berare, berjalan dan berhasil sesuai dengan yang di harapkan

dengan hasil maksimal yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar anak usia dini

di TK PGRI Berare.
BAB V

KESIMPULAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil identifikasi dan wawancara dalam penelitian yang telah di

laksanakan peneliti dengan dua orang Subjek berinisial NR dan HE pada analisis

dan pembahasan terkait “Peran Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar

Anak Usia Dini di TK PGRI Berare. ” adalah :

Siswa lebih antusias dan ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran

berlangsung tentunya dengan pendampingan (HE.20). Subjek inisial NR yang

sependapat dengan Subjek inisial HE mengemukakan informasi bahwa Peran

Guru memberi motivasi kepada anak dalam meningkatkan motivasi belajar serta

memperkuat anak untuk menghindarkan dirinya dari tindakan-tindakan yang tidak

diinginkan (NR.20), artinya kecenderungan peserta didik dalam melaksanakan

kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat mencapai prestasi, hingga penelitian

ini mencapai hasil maksimal, faktor pendukung juga dari beberapa acuan

penelitian terdahulu yang di gunakan peneliti sebagai relevansi. serta pandangan

teori perkembangan kognitif Piaget yang di gunakan sebagai pisau bedah dalam

mengidentifikasi permasalahan yang ada, tentu juga memiliki pengaruh besar

terhadap bagaimana seorang anak memperoleh serta menggunakan pengetahuan.

Dari uraian diatas kondisi yang baik menunjukkan hasil maksimal, kegiatan

berjalan dan berhasil sesuai dengan yang di harapkan yaitu dapat meningkatkan

motivasi belajar anak usia dini di TK PGRI Berare. Motivasi belajar penting

sebagai penguatan agar peserta didik mampu menyimpan segala informasi dalam

64
65

memorinya untuk mencapai perubahan prilaku, kognitif, psikomotor, dan

afektifnya. Mencetak sumber daya manusia sejak dini menjadi lebih baik tentu

tidak terlepas dari prilaku yang baik, cara mengubah perilaku dengan menerapkan

prinsip-prinsip belajar.

Dukungan rekan Guru sebagai penguatan dalam meningkatkan partisipasi

peserta didik dalam kelas menunjukan bahwa terdapat perbedaan secara

maksimal, terpantau dalam observasi peneliti bahwa siswa lebih antusias dan ikut

berpartisipasi dalam proses pembelajaran berlangsung tentunya dengan

pendampingan (HE.20). Mendidik untuk menjadi disiplin merupakan suatu

kebutuhan dasar anak dalam rangka pembentukan dan pengembangan wataknya

secara sehat, tentu saja memberikan hal baik untuk dirinya, tujuannya adalah

untuk motivasi belajar agar peserta didik dapat secara aktif, kreatif, dinamis serta

optimal dalam mengembangkan hidupnya di kemudian hari.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian maka penulis merekomendasikan penelitian ini

kepada pihak yang dipandang perlu sebagai masukan untuk dapat di kembangkan

selanjutnya, untuk hal ini peneliti mengemukakan beberapa rekomendasi sebagai

berikut:

1) Bagi Lembaga (TK PGRI Berare)

Selalu tingkatkan pelayanan prima agar mencetak bibit unggul, yang

berkualitas tangguh dalam mengembangkan potensi dan bakat anak- anak di

desa berare

2) Bagi Pendidik
66

Jadilah Tut Wuri Handayani "(Dari belakang, seorang guru harus bisa

memberikan dorongan dan arahan)". Seorang pendidik yang kompeten dan

profesional sebagai bentuk pengabdian yang luar biasa dalam kegiatan

meningkatan motivasi belajar anak usia dini agar aktif dalam proses

pembelajaran, dengan berani menyampaikan pendapat dan mampu berpikir

memecahkan masalah yang diberikan.

3) Bagi Orang Tua

Kebijaksanaan dalam hidup menjadi satu hal yang harus selalu diajarkan,

dengan ajaran bijak dari orangtua, maka anak-anak akan tumbuh jadi sosok yang

lebih bertanggung jawab dan bisa diandalkan.

4) Bagi Peneliti Selanjutnya

Jadilah pencetus inspirasi dan motivasi baru bagi siapapun yang akan

melakukan penelitian ini, sehingga menjadi tolak ukur yang ideal dan sempurna

dalam lanjutan untuk memaknai proses “Peran Guru Dalam Meningkatkan

Motivasi Belajar Anak Usia Dini di TK PGRI Berare”.


DAFTAR PUSTAKA

ARIANTI, A. (2019). Peranan Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar


Siswa. DIDAKTIKA : Jurnal Kependidikan, 12(2), 117–134.
https://doi.org/10.30863/didaktika.v12i2.181

Arifin, Z. (2014). MENJADI GURU PROFESIONAL (ISU DAN TANTANGAN


MASA DEPAN). EDUTECH, 13(1).
https://doi.org/10.17509/edutech.v13i1.3225

Arikunto, S. (2021). Penelitian Tindakan Kelas: Edisi Revisi. Bumi Aksara.


https://books.google.co.id/books?id=-RwmEAAAQBAJ

Asri, D. N. (2021). MODIFIKASI PERILAKU: TEORI DAN


PENERAPANNYA. In UNIPMA Press (Anggota IKAPI) Universitas PGRI
Madiun JI.

Budiarti, novi yulia. (2020). KOMUNIKASI NONVERBAL DALAM PROSES


PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI. In
Sustainability (Switzerland) (Vol. 4, Issue 1).

Dadan Suryana. (2016). Pendidikan Anak Usia Dini: Stimulasi & Aspek
Perkembangan Anak. In Kencana (pp. 1–193).
https://books.google.co.id/books?id=qQRBDwAAQBAJ&pg=PA108&dq=S
ebab+akibat+matematika+anak+usia+dini&hl=id&newbks=1&newbks_redir
=0&source=gb_mobile_search&ovdme=1&sa=X&ved=2ahUKEwiensHj7_
X5AhWDFrcAHQgJDZQQuwV6BAgDEAc#v=onepage&q=Sebab akibat
matematika anak

Darmadi, H. (2015). Tugas, Peran, Kompetensi, Dan Tanggung Jawab Menjadi


Guru Profesional. Jurnal Edukasi, 13(2).

Dr. Chairul Anwar, M. P. (n.d.). Buku Terlengkap Teori-Teori Pendidikan Klasik


Hingga Kontemporer. IRCISOD.
https://books.google.co.id/books?id=2nhWEAAAQBAJ

Dr. Hendro Widodo, M. P., & Rahmawan, H. (2021). Pendidikan Holistik


Berbasis Budaya Sekolah. UAD PRESS.
https://books.google.co.id/books?id=a-AxEAAAQBAJ

Drs. H. Ardial, M. S. (2022). Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi. Bumi


Aksara. https://books.google.co.id/books?id=VuSCEAAAQBAJ

Drs. Suyahman, M. S. M. H. (2021). Media Pembelajar PPKn SD. Penerbit


67
68

Lakeisha. https://books.google.co.id/books?id=uVkjEAAAQBAJ

Dworkin, M., Falkow, S., Rosenberg, E., Schleifer, K. H., & Stackebrandt, E.
(2006). The Prokaryotes: Vol. 2: Ecophysiology and Biochemistry. Springer
New York. https://books.google.co.id/books?id=kyAZ47ZrazkC

Fajrillah, F., Purba, S., Sirait, S., Sudarso, A., Sugianto, S., Sudirman, A.,
Febrianty, F., Hasibuan, A., Julyanthry, J., Simarmata, J., & others. (2020).
SMART ENTREPRENEURSHIP: Peluang Bisnis Kreatif \& Inovatif di Era
Digital. Yayasan Kita Menulis.
https://books.google.co.id/books?id=tBHxDwAAQBAJ

Fauziah, Intan, S., & Syarifah, H. (2017). Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa Melalui Lesson Studi di Kelas V SD Negeri Lampagen Aceh Besar.
Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2(1), 30–31.

Halid Hanafi, L. A. H. M. (2018). Profesionalisme Guru Dalam Pengelolaan


Kegiatan Pembelajaran Di Sekolah. Deepublish.
https://books.google.co.id/books?id=w4WYDwAAQBAJ

Hamalik, O. (2011). Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara.

Hamid, A. (2017). Guru Professional. Al-Falah: Jurnal Ilmiah Keislaman Dan


Kemasyarakatan, 17(32), 274–275.
http://ejurnal.staialfalahbjb.ac.id/index.php/alfalahjikk/article/view/26

Iskandar, D. (2022). METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF: Petunjuk


Praktis untuk Penelitian Lapangan, Analisis Teks Media, dan Kajian
Budaya. Maghza Pustaka.
https://books.google.co.id/books?id=hHeDEAAAQBAJ

Jaipul. (2015). Pendidikan Anak Usia Dini: Dalam Berbagai Pendekatan. Prenada
Media. https://books.google.co.id/books?id=lKRADwAAQBAJ

Jatmiko, U. (2022). Buku Ajar Operation Research. Penerbit NEM.


https://books.google.co.id/books?id=EaCYEAAAQBAJ

Jumrah Jamil, S. P. M. P. (2022). Etika Profesi Guru. CV. AZKA PUSTAKA.


https://books.google.co.id/books?id=1M5qEAAAQBAJ

Kasaming, A. (2021). MONITORING DAN EVALUASI DALAM


PEMBELAJARAN. Media Nusa Creative (MNC Publishing).
https://books.google.co.id/books?id=EnRMEAAAQBAJ

Kemendiknas. (2003). Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional \& Undang-undang No.14 th 2005 tentang Guru \&
69

dosen. VisiMedia. https://books.google.co.id/books?id=xL1liDUL9Yic

Khusnul khotimah. (2019). peran guru dalam emningkatkan motivasi


pembelajaran ipa kelas IV SD 2 Purwodadi di masa pandemi. In Jurnal
Pendidikan dan Keguruan (Vol. 1).

Koswara, D., & Triatna, C. (2010). Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan. In


Manajemen Pendidikan (Vol. 1, Issue 02).

La Jeti & Junaidin. (2022). POLA ASUH & KETERLIBATAN ORANG TUA
DALAM PEMBENTUKAN NILAI-NILAI MORAL ANAK USIA DINI: Vol.
Cetakan II (Zahir Publishing (ed.); I). Zahir Publishing (Anggota IKAPI)
Kembang Anak. https://www.zahirpublishing.net/buku-pola-asuh--
keterlibatan-orang-tua-dalam-pembentukan-nilainilai-moral-anak-usia-dini-
248

Madekhan, M. (2019). Posisi Dan Fungsi Teori Dalam Penelitian Kualitatif.


Jurnal Reforma, 7(2), 62. https://doi.org/10.30736/rfma.v7i2.78

Mu’min, S. A. (2013). Teori Pengembangan Kognitif Jian Piaget. Jurnal AL-


Ta’dib, 6(1), 89–99. https://ejournal.iainkendari.ac.id

Mulyasa, E. (2011). Menjadi guru profesional menciptakan pembelajaran kreatif


dan menyenangkan. In Bandung: Remaja Rosdakarya.

Parnawi, A. (2019). Psikologi Belajar. Deepublish.


https://books.google.co.id/books?id=BA-fDwAAQBAJ

Pemerintah RI. (2005). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun


2005 tentang Guru dan Dosen. Produk Hukum

Ratnasari, F. (2020). Pengaruh Metode Token Economy Terhadap Disiplin Anak


Usia Dini Di Taman Kanak-Kanak The Effect of Economic Token Methods
on Early Childhood DisciplineIn Islamic Kindergarten. Jurnal Ilmiah
PESONA PAUD, 7(2), 86–99. http://ejournal.unp.ac.id/index.php/paud/index

Rizal, I. M. (2021). Pendidikan Karakter Toleransi. Nusamedia.


https://books.google.co.id/books?id=-hVtEAAAQBAJ

Rooijakkers, A. (1990). Mengajar dgn Sukses (CB). Grasindo.


https://books.google.co.id/books?id=jscNEpo1a1oC

Seefeldt, C. (2005). How to Work with Standards in the Early Childhood


Classroom. Teachers College Press.
https://books.google.co.id/books?id=PaAuwVyhVV8C
70

Sena Wahyu Purwanza, S. K. N. M. K., Dr. Aditya Wardhana, S. E. M. M. M. S.,


Ainul Mufidah, S. K. N. M. K., Yuniarti Reny Renggo, S. K. M. S., Adrianus
Kabubu Hudang, S. E. M. S., Dr. Jan Setiawan, S. S. M. S., Darwin, S. E. M.
S. E., Dr. Atik Badi’ah, S. P. S. K. M. K., Siskha Putri Sayekti, S. A. M. S.,
Maya Fadlilah, S. K. N. M. K., & others. (2022). Metodologi Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi. Media Sains Indonesia.
https://books.google.co.id/books?id=IJlnEAAAQBAJ

Soedarmo, U. R., & Herman, M. (2017). Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah


dalam Meningkatkan Prestasi Sekolah : Studi di SMP Negeri 1 Cihaurbeuti
Kabupaten Ciamis. In Indonesian Journal of Education Management &
Administration Review (Vol. 1, Issue 2).

Tokan, P. R. I. (2016). Manajemen Penelitian Guru. Gramedia Widiasarana


Indonesia. https://books.google.co.id/books?id=1lFJDwAAQBAJ

Tuti Fatma Rahmawati, dkk, Puspitasari, E. D., Febrianti, N., & Hanafi, Y.
(2021). Pembelajaran untuk Menjaga Ketertarikan Siswa di Masa Pandemi
(Antologi Esai Mahasiswa Pendidikan Biologi). UAD PRESS.
https://books.google.co.id/books?id=Qzk1EAAAQBAJ

Usman, M. U. (2001). Menjadi guru profesional Cet. In XIII. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Wahyudi, I., Damanik, D., Purba, E., A, M. U., Ruswandi, W., Febrian, W. D.,
Putra, I. G. C., Yuliastuti, I. A. N., Sari, M., & others. (2022). Metodologi
Penelitian Manajemen. Global Eksekutif Teknologi.
https://books.google.co.id/books?id=VrmYEAAAQBAJ

Wijoyo, H., & Indrawan, I. (2020). Pendidikan anak pra sekolah (Issue May).
Winkel, W. S. (1989). Psikologi pengajaran. Gramedia.
https://books.google.co.id/books?id=19qANwAACAAJ

Wawancara :
Subjek inisial HE, (1965, Januari 01) . Personal interview.
Subjek inisial NR. (1987, Desember 25). Personal interview.
71

LAMPIRAN
72

Lampiran 1

Blueprint Pedoman Wawancara

TEORI ASPEK INDIKATOR PERTANYAAN

1) Menurut Ibu
bagaimanakah cara
mengajar yang baik agar
mudah di pahami siswa-
siswi ?
2) Apakah ibu sudah
Cara menerapkan proses
menyampaikan kegiatan belajar mengajar
Guru sebagai pembelajaran yang menarik untuk
Demonstator agar benar di siswa-siswi ?
pahami oleh 3) Seperti apakah proses
muridnya kegiatan belajar mengajar
tersebut ?
4) Bagaimana strategi Ibu
ketika ada siswa atau
siswi yang ketika sudah
di ajarkan tetapi masih
belum paham ?
Usman
1) Bagaimana cara ibu
(2007)
mengelola kelas agar
tidak membosankan bagi
anak- anak ?
Cara 2) Apakah dikelas telah di
Guru sebagai mengelola kelas atur jadwal siswa-siswi
pengelola agar tercipta yang memimpin doa dan
kelas lingkungan bernyanyi ?
tyang asik dan 3) Bagaimana cara
menarik menciptakan lingkungan
belajar yang menarik ?
4) Bagaimana cara ibu
membujuk anak yang
susah di atur ?
Sebagai 1) Apakah ibu sudah
Guru sebagai penengah dalam mendampingi siswa
Mediator kegiatan belajar ketika mereka
siswa, bermasalah?
hendakanya 2) Sebaliknya apakah ibu
73

TEORI ASPEK INDIKATOR PERTANYAAN

menengahi atau juga mendampingi siswa-


memberikan siswi ketika mereka
jalan keluar mengikuti lomba-lomba ?
dalam kegiatan 3) Ketika mereka terlibat
diskusi siswa. sesuatu yang
menyimpang, apakah ibu
sudah menggunakan cara
mediasi dalam
menyelesaikannya ?
4) Apakah cara mediasi itu
bisa efektif bagi siswa-
siswi ?
5) Lomba apa saja yang
sering siswa-siswi ikuti ?
6) Biasanya yang mengikuti
lomba di pilih atau
menyarankan diri sendiri
?
7) Bagaimana cara ibu
mendampingi mereka
ketika mengikuti lomba-
lomba seperti itu?
1) Apakah ibu sudah
memberikan pelayanan
yang baik kepada siswa-
siswinya ?
2) Apa yang ibu lakukan
Sumber belajar
Guru sebagai agar mempermudah
yang menunjang
Fasilitator siswa-siswinya belajar ?
pencapaian
3) Bagaimana cara ibu
tujuan
menciptakan ruangan
kelas yang kondusif ?
4) Bagaimana cara ibu
mengatasi minat belajar
siswa yang rendah ?
Seorang 1) Ketika melakukan
guru harus Evaluasi bagaimana
mempunyai reaksi dari siswa-siswi ?
Guru sebagai
pengetahuan 2) Apa yang ibu
Evaluator
yang memadai lakukansupaya mereka
tentang bersemangat untuk
penilaian melakukan evaluasi ?
progam 3) Bagaimana sistem
74

TEORI ASPEK INDIKATOR PERTANYAAN

sebagaimana penilaian yang ibu


memahami berikan kepada anak-
penilaian hasil anak ?
belajar. 4) Kapan biasanya ibu
memberikan evaluasi
atau penilaian ?
5) Apakah ada siswa-siswi
yang tidak mau
melakukan evaluasi dan
bagaimana cara ibu
mengatasinya ?
1) Bagaiaman cara ibu
untuk membangkitkan
motivasi belajar anak-
anak ?
Motivasi di 2) Menurut ibu apakah
berikan guru motivasi belajar itu
Guru sebagai agar proses penting untuk anak-anak.
Motivator kegiatan belajar 3) Apa yang paling
mengajar membuat anak- anak
berhasil untuk termotivasi untuk belajar
anak-anak ?
4) Bagaimana cara ibu
mempertahankan
motivasi belajar anak-
anak?
75

Lampiran 2
Guide Observasi

NO VARIABEL SUB VARIABEL

Mengobservasi kegiatan belajar – mengajar


1 Kegiatan belajar subjek
subjek dengan siswa-siswi di sekolah

Mengobservasi bagaimana hubungan subjek


Hubungan subjek
dengan siswa-siswi serta rekan lain di
2 dengan siswa-siswi dan
sekolah, mulai dari caranya berinteraksi di
rekan lainnya
sekolah, bergaul, mengajar dan sebagainya .

Mengobservasi bagaimana hubungan antara


Hubungan subjek
subjek dengan wali siswa-siswi yang
3 dengan orang tua/ wali
mengantar dan menunggu anaknya
siswa-siswi
disekolah

Mengobservasi bagaiaman subjek


Cara subjek melakukan
melakukan kegiatan KBM, Membimbing
4 KBM kepada siswa-
serta menumbuhkan motivasi belajar pada
siswi
siswa/siswi
76

Lampiran 3

Verbatim Wawancara Subjek I

Tempat : TK PGRI Berare


Waktu : Senin,12 Desember 2022

KODING INTERVIEWER SUBJEK I

Assalamualaikum Ibu, selamat Wa’alaikum salam nak,


NR. 1 pagi? Ibu mohon maaf selamat pagi juga? Apa nak- e
menggangu waktunya gih,. yang bisa ibu bantu ini,.
Gih Bu, bermksud untuk mohon
informasi Bu, sekiranya saya Oh gih boleh , bagiamana itu
NR. 2
ingin wawancara dengan ibu, nak?
boleh Bu?
Ibu boleh saya tahu nama
NR. 3 Oh nama Ibu NR.. Nak,
lengkap ibu siapa?
Kalau boleh tahu berapa umur
NR. 4 Umur saya 52 nak,
Ibu?
Bu? Ibu sudah menjadi guru E.. saya sudah jadi guru dari
NR. 5
sudah berala lama ? tahun 2010
Berati ibu sudah lama ya,
Lumayan nak, saya dari tahun
NR. 6 mengajar disini (TK PGRI
2017 bulan april
Berare)
O.. Gih Bu, mohon izin kalau
NR. 7 begitu saya, bisa mulai ya, Iya silahkan..
untuk ke pertanyaan inti ?
Menurut saya ya… mengajar
Menurut Ibu bagaiamana cara
sambil mempraktikkan alat
mengajar yang baik, agar
NR. 8 peraga belajarnya, karena itu
mudah dipahami siswa-
dapat mudah di pahami anak-
siswinya ?
anak
Apakah ibu sudah merasa
Sudah, cuman alat belajarnya
menerapkan proses kegiatan
NR. 9 masih terbatas, belum terlalu
belajar – mengajar yang
lengkap..
menarik untuk siswa-siswinya ?
Seperti apakah proses kegiatan Seperti itu tadi, menggunakan
NR. 10 belajar – mengajar yang alat peraga, misalnya hari ini
menarik itu ? bermain balok, di balok itu ada
77

KODING INTERVIEWER SUBJEK I

angka-angka 1-10, jadi saya


ajarkan dengan cara
menyusun-nya sesuai warna,
misalnya juga kalau belajar
buah atau alat peraganya harus
ada berupa bunga atau buah
Oo.. kalau begitu kita biasanya,
terutama saya, suru maju
Bagaimana strategi Ibu ketika
misalnya berdoa diantara
ada siswa atau siswi yang ketika
NR. 11 teman-temannya sudah tahu
sudah di ajarkan tetapi masih
dan dia belum, kadang di.. apa,
belum paham ?
di suruh maju, kita ajarkan
sendiri – sendiri di depan
Mengelola kelas setiap
temakan beda- beda, nah,, satu
semester ada 6 tema ya,
O..iya Ibu, Bagaimana cara ibu misalnya tema binatang, untuk
dalam mengelola kelas agar hari senin, kita sajikan dengan
NR. 12
tidak membosankan bagi anak- apa namanya itu, dengan
anak ? gambar-gambar yang akan di
pelajari pada hari itu, jadi
setiap hari kita sajikan tema
yang berbeda-beda seperti itu.
E.. anak yag sudah di atur
biasanya dengan kita apa,.
Setelah itu Bu, Bagaimana cara
Nanti kita tahu atau janjikan
NR. 13 ibu membujuk anak yang susah
kalo dia mau kita akan kasih
di atur ?
hadiah seperti buku atau
pensil..
karena kan kalau sudah di
Apakah ibu juga mendampingi sekolah anak-anak menjadi
NR. 14 siswa ketika mereka bermasalah tanggung jawab Guru, sudah
? seharusnya saya
menasehatinya.
Sebaliknya apakah ibu juga Tentunya pasti, kami dampingi
mendampingi siswa-siswi karena anak-anak tidak bisa
NR. 15
ketika mereka mengikuti sendiri tanpa arahan dari kami
lomba-lomba ? gurunya..
78

KODING INTERVIEWER SUBJEK I

Ketika mereka terlibat sesuatu sudah, saya menasehati mereka


yang menyimpang, apakah ibu yang misalnya terlibat
NR. 16 sudah menggunakan cara perkelahian, saya mencari jalan
mediasi dalam keluarnya agar mereka saling
menyelesaikannya ? memaafkan.
Cara itu bisa efektif-efektif saja
Apakah cara mediasi itu bisa
NR. 17 karena biasanya mereka
efektif bagi siswa-siswi Bu ?
langsung berbaikan kembali
lomba mewarnai, makan
Lomba apa saja yang sering kerupuk, bawa kelereng,
NR. 18
siswa-siswi ikuti ? namun itu di ada ketika hari –
hari peringatan saja.
pilih, ada yang mengajukan
Biasanya yang mengikuti lomba
diri secara suka-suka, anak-
NR. 19 di pilih atau menyarankan diri
anak punya karakter yang
sendiri ?
berbeda-beda.
Bagaimana cara ibu
kita dukung anak-anak agar
mendampingi mereka ketika
NR. 20 semangat, tidak malu pastinya
mengikuti lomba-lomba seperti
percaya diri
itu?
Apakah ibu sudah memberikan Tentunya sudah, karena itu
NR. 21 pelayanan yang baik kepada sudah menjadi kewajiban saya
siswa-siswinya ? sebagai seorang guru..
menggunakan alat pratek di
Apa yang ibu lakukan agar setiap pembelajaran yang di
NR. 22 mempermudah siswa-siswinya laksanakan, akan memudahkan
belajar ? untuk siswa-siswi
memahaminya.
anak-anak kadang asyik
bermain sendiri dan bersama
Bagaimana cara ibu temannya, tidak jarang sepi
NR. 23 menciptakan ruangan kelas pastinya akan ribut, untuk
yang kondusif ? menarik perhatian e.. kita ajak
mereka dengan mengajak
bernyanyi - nyanyi
Saya akan menyampaikan ke
anak-anak kalau kalian tidak
Bagaimana cara ibu mengatasi
mau belajar ibu cuma akan
NR. 24 minat belajar siswa yang
memberi 1 bintang, yang rajin
rendah?
ibu kasih 4 bintang, biasanya
mereka langsung bersemangat.
79

KODING INTERVIEWER SUBJEK I

Ya karena kan selama kegiatan


belajar mengajar guru yang
mengajar anak-anak, maka dari
Selanjutnya Bu, mengapa guru
itu guru pula yang akan
NR. 25 perlu menjalankan fungsinya
mengevaluasinya, karena
sebagai evaluator ?
menurut saya, guru yang
mengajarilah yang tahu sampai
manapembelajaran anak-anak
Ada yang senang, ada juga
Ketika melakukan Evaluasi
yang tidak suka, Karakternya
NR. 26 bagaimana reaksi dari siswa-
berbeda –beda ya untuk setiap
siswi ?
anak,,
untuk anak yang mendapat
banyak bintang, akan diberikan
Apa yang ibu lakukan supaya
hadiah atau reward jadi itu
NR. 27 mereka bersemangat untuk
membuat mereka menjadi
melakukan evaluasi ?
semakin bersemangat disaat
setiap usai evaluasi,
Kalau ulangan semester
Kapan biasanya ibu
biasanya 1 kali dalam 6 bulan,
NR. 28 memberikan evaluasi atau
E.. kalau Evaluasi Tema, 1 kali
penilaian ?
dalam seminggu..
Latihlah dia dengan rasa
tanggung jawab. Hal ini bisa
Menurut Ibu, apakah ada siswa-
dilakukan dengan kita
siswi yang tidak mau
memberikan dia kepercayaan,
NR. 29 melakukan evaluasi dan
Apabila siswa tersebut berbuat
bagaimana cara ibu
“nakal”. Maka, tegurlah
mengatasinya ?
dengan pelan-pelan dan jangan
dibentak atau dimarahi..
Oya.. kalu setiap hari itu
misalnya sebelum belajar kita
diluar kelas itu berbaris, tepuk
tangan biar ada moodnya,
Bagaiaman cara ibu untuk
tadinya yang tidak mau. Kalo
NR. 30 membangkitkan motivasi
kita bermain tepuk tangan
belajar anak-anak ?
sambil berhitung-hitung
biasanya mereka mau, biasanya
juga dengan mengajak mereka
bernyanyi dan berdoa juga.
Baik Ibu E,.. Menurut ibu Kalau di TK menurut saya
NR. 31
apakah motivasi belajar itu penting sekali karena moodnya
80

KODING INTERVIEWER SUBJEK I

penting ? anak-anak itu setiap hari


berbeda-beda, kadang kalau
yang dari rumah menangis,
sampai sekolah menangis, nah
motivasi itu yang akan
membuat mereka semangat dan
tidak menangis, beda anak
beda karakter, kadang anak-
anak kalau dim suruh belajar
dirumah sama orang tuanya
tidak mau, tapi pas sampai
sekolah mau belajar sama ibu
guru.
Biasanya teman-teman
sekolahnya ya karena mereka
saling bertemu dan bermain di
Iya Ibu… Apa yang paling sekolah, mereka senang jadi itu
NR. 32 membuat anak- anak menjadi motivasi mereka
termotivasi untuk belajar ? namanya juga anak- anak,
kalau sudah bertemu teman-
temannya senang sekali apalagi
sudah akrab ..
O.. Anu, kita usahakan, beda-
beda aktifitas kita setiap hari,
Bagaimana cara ibu karena anak kan semang
NR. 33 mempertahankan motivasi bermain dan mencoba hal-hal
belajar anak-anak ? baru, jadi kita sebagai guru
harus super kreatif dalam
mengajar.
Baik Ibu, terimakasih atas Iya Nak.. nanti kalau butuh
informasinya dan waktunya ibu, apa-apalagi tinggal datang saja
NR. 34 mohon maaf apabila ada salah ke sekolah, kami siap bantu,
gih dalam pertanyaan dan semoga lancar skripsiannya
penyampaian saya.. dan bisa cepat lulus..
Waalaikumsalam, Gih nak terimakasih,
warahmatullahi wabarakatuh Waalaikumsalam,
NR. 35
semoga selalu dalam keadan warahmatullahi wabarakatuh,.
sehat Ibu Gih.. Sukses ya..,
81

Tabel 4.A_ Identias Subjek


Inisial
NO
Identitas Subjek I
1 Nama Subjek NR
2 Tempat tanggal lahir Berare, 01 Januari 1965
3 Usia 52 Tahun
4 Jenis Kelamin Perempuan
5 Status Kerja Guru TK PGRI Berare
6 Alamat Berare, RT 02/RW 01
82

Lampiran 4

Verbatim Wawancara Subjek II

Tempat : TK PGRI Berare


Waktu : Senin,12 Desember 2022

KODING INTERVIEWER SUBJEK II


Assalamualaikum Ibu, selamat
Wa’alaikum salam Dek,
pagi? Ibu mohon maaf
selamat pagi juga? Doa yang
HE. 1 menggangu waktunya gih,.
sama untuk Adek wiwin ya,
Semoga selalu dalam keadaan
Apa yang bisa ibu bantu ini,.
sehat Gih..
Gih Bu, bermksud untuk mohon
informasi Bu, sekiranya saya
HE. 2 Oh gih boleh , bagiamana itu ?
ingin wawancara dengan ibu,
boleh Bu?
Ibu boleh saya tahu nama
HE. 3 Oh nama Ibu HE.. Dek,
lengkap ibu siapa?
Kalau boleh tahu berapa umur
HE. 4 Umur saya 35 Dek,
Ibu?
Bu? Ibu sudah menjadi guru Saya sudah jadi guru dari tahun
HE. 5
sudah berala lama ? 2013
Tidak dek, saya dari tahun
Ibu sudah lama ya, mengajar 2019 bulan Januari,
HE. 6
disini (TK PGRI Berare) Sebelumnya di TK Olatpo –
Sumbawa
Bu, mohon izin kalau begitu
HE. 7 saya, bisa mulai gih, untuk ke Gih silahkan dek..
pertanyaan point inti ?
Menurut Ibu bagaiamana cara Menurut saya mengajar sambil
mengajar yang baik, agar mempraktikkan alat peraga
HE. 8
mudah dipahami anak siswa- belajarnya, karena itu dapat
siswinya ? mudah di pahami siswa
Apakah ibu sudah merasa
menerapkan proses kegiatan Sudah, namun alat belajarnya
HE. 9
belajar – mengajar yang masih terbatas, belum lengkap..
menarik untuk siswa-siswinya ?
Bermain balok, di balok itu ada
Seperti apakah proses kegiatan
angka-angka 1-10, jadi saya
HE. 10 belajar – mengajar yang
ajarkan dengan cara menyusun-
menarik itu Bu ?
nya sesuai warna, misalnya
83

KODING INTERVIEWER SUBJEK II


juga kalau belajar buah atau
alat peraganya harus ada
berupa bunga
Misalnya berdoa diantara
Bagaimana strategi Ibu ketika
teman-temannya sudah tahu
ada siswa atau siswi yang ketika
HE. 11 dan dia belum, kadang di.. apa,
sudah di ajarkan tetapi masih
di suruh maju, kita ajarkan
belum paham Bu?
sendiri – sendiri di depan.
Mengelola kelas ya, untuk
setiap temakan beda- beda, satu
semester ada 6 topik, misalnya
Bagaimana Tips atau cara ibu
topik tumbuhan, untuk hari
dalam mengelola kelas agar
HE. 12 senin, kita sajikan dengan
tidak membosankan bagi anak-
gambar-gambar yang di
anak ?
pelajari pada hari itu, jadi
setiap hari di sajikan topikyang
berbeda-beda tentunya..
Biasanya kadang kita suruh
yang paling nakal kita suruh
Bagaimana cara ibu membujuk maju untuk memimpin doa dan
HE. 13
anak yang susah di atur ? bernyanyi karena dengan
seperti itu dapat membuatnya
mau belajar walaupun nakal.
karena kan kalau sudah di
Apakah ibu juga mendampingi sekolah anak-anak menjadi
HE. 14 siswa ketika mereka bermasalah tanggung jawab Guru, sudah
? seharusnya saya
menasehatinya.
Sebaliknya apakah ibu juga Tentunya pasti, kami dampingi
mendampingi siswa-siswi karena anak-anak tidak bisa
HE. 15
ketika mereka mengikuti sendiri tanpa arahan dari kami
lomba-lomba ? gurunya..
Sudah sih, saya akan
Ketika mereka terlibat sesuatu
menasehati mereka yang
yang menyimpang, apakah ibu
misalnya terlibat perkelahian,
HE. 16 sudah menggunakan cara
saya mencari solusi agar
mediasi dalam
pastinya mereka saling
menyelesaikannya ?
memaafkan.
Cara itu bisa efektif-efektif saja
Apakah cara mediasi itu bisa
HE. 17 karena biasanya mereka
efektif bagi siswa-siswi Bu ?
langsung berbaikan kembali
84

KODING INTERVIEWER SUBJEK II


lomba mewarnai, makan
Lomba apa saja yang sering kerupuk, bawa kelereng,
HE. 18
siswa-siswi ikuti ? namun itu di ada ketika hari –
hari peringatan saja.
pilih, ada yang mengajukan diri
Biasanya yang mengikuti lomba
secara suka-suka, anak-anak
HE. 19 di pilih atau menyarankan diri
punya karakter yang berbeda-
sendiri ?
beda..
Bagaimana cara ibu
Biasanya saya dukung mereka
mendampingi mereka ketika
HE. 20 agar semangat, percaya diri dan
mengikuti lomba-lomba seperti
tidak malu
itu?
Apakah ibu sudah memberikan Tentunya sudah, karena itu
HE. 21 pelayanan yang baik kepada sudah menjadi kewajiban saya
siswa-siswinya ? sebagai seorang guru..
Pastinya menggunakan alat
Apa yang ibu lakukan agar
peraga di setiap pembelajaran,
HE. 22 mempermudah siswa-siswinya
tentunya memudahkan untuk
belajar ?
memahaminya.
Namanya juga anak-anak
kadang mereka asyik bermain
sendiri ataupun bersama
Bagaimana cara ibu
temannya, tidak jarang sepi
HE. 23 menciptakan ruangan kelas
pastinya akan ribut, saya
yang kondusif ?
menarik perhatian mereka
dengan mengajak bernyanyi
ataupun berhitung
Kami akan menyampaikan ke
siswa-siswin tersebut jika
Bagaimana cara ibu mengatasi kalian tidak suka belajar ibu
HE. 24 minat belajar siswa yang rendah akan memberi 1 bintang, yang
? rajin ibu beri 4 bintang, dengan
begitu biasanya mereka
menjadi bersemangat.
Guru yang akan
Bu, mengapa guru perlu mengevaluasinya, karena
HE. 25 menjalankan fungsinya sebagai menurut saya, guru yang
evaluator ? mengajarilah yang tahu sampai
manapembelajaran anak-anak
Ketika melakukan Evaluasi Karakternya anak-anak
HE. 26 bagaimana reaksi dari siswa- berbeda –beda ya,, ada yang
siswi ? senang, ada juga yang tidak
85

KODING INTERVIEWER SUBJEK II


suka

Kita setiap usai evaluasi, akan


memberikan hadiah atau
Apa yang ibu lakukansupaya
reward untuk anak yang
HE. 27 mereka bersemangat untuk
mendapat banyakbintang, jadi
melakukan evaluasi ?
itu membuat mereka menjadi
semakin bersemangat
Kalau ulangan semester
Kapan biasanya ibu
biasanya dalam 6 bulan hany 1
HE. 28 memberikan evaluasi atau
kali, Evaluasi Tema, 1 kali
penilaian ?
dalam seminggu..
Apakah ada siswa-siswi yang Apabila siswa tersebut berbuat
tidak mau melakukan evaluasi “nakal”. Maka, tegurlah
HE. 29
dan bagaimana cara ibu dengan pelan-pelan dan tidak
mengatasinya Bu? boleh dibentak sih..
Caranya bervariasi bermain
tepuk tangan sambil berhitung-
Bagaiaman cara ibu untuk
hitung biasanya mereka mau,
HE. 30 membangkitkan motivasi
biasanya juga dengan
belajar anak-anak ?
mengajak mereka bernyanyi
dan berdoa
Sangat penting untuk
Menurut ibu apakah motivasi perkembangan anak, pastinya
HE. 31
belajar itu pentingkah ? itu yang kita harapkan dalam
mendidik
Mereka senang jadi itu menjadi
motivasi mereka namanya juga
Apa yang paling membuat
anak- anak, kalau sudah
HE. 32 anak- anak termotivasi untuk
bertemu teman-temannya
belajar Bu?
senang sekali apalagi sudah
akrab ..
Biasanya kita usahakan, beda-
beda aktifitas setiap hari,
Bagaimana cara ibu
karena anak kan semang
HE. 33 mempertahankan motivasi
bermain dan mencoba hal baru,
belajar anak-anak ?
jadi sebagai guru harus super
kreatif.
86

KODING INTERVIEWER SUBJEK II


Ibu, terimakasih atas
Gih .. kalau butuh informasi
informasinya serta waktunya,
lagi tinggal datang saja ke TK,
HE. 34 mohon maaf jika ada salah
ibu siap bantu, semoga lancar
dalam pertanyaan dan
skripsiannya..
penyampaian saya gih..
Waalaikumsalam,
Gih terimakasih kembali,
warahmatullahi, wabarakatuh,
HE. 35 Waalaikumsalam,
Semoga selalu dalam keadan
warahmatullahi wabarakatuh,.
sehat Ibu Gih..

Tabel 4.B_ Identias Subjek


Inisial
NO
Identitas Subjek II
1 Nama Subjek HE
2 Tempat tanggal lahir Lamenta, 25 Desember 1987
3 Usia 35 Tahun
4 Jenis Kelamin Perempuan
5 Status Kerja Guru TK PGRI Berare
6 Alamat Berare, RT 02/RW 01

Sumbawa, …. Desember 2022


Mengetahui,
Dosen Pembimbing Mahasiswi

Junaidin, S.Pd., M.Psi Wiwin Febrianti


NIP. 199011302017101230 NIM. 19.01.061.084
87

Lampiran 5
DOKUMENTASI
OBERVASI PENELITIAN

Gambar. L.01 Lokasi Penelitian – TK PGRI BERARE

Gambar.L.02 Salah seorang siswi ( Kelas A ) menangis saat akan mengikuti


kegiatan belajar
88

Gambar. L.03. Seorang siswa (Kelas B) yang menangis saat akan mengikuti
kegiatan-belajar

Gambar. L.08. Kegiatan unjuk hasil


89

Gambar. L.09. Kegiatan unjuk hasil belajar

Gambar. L.10. Kegiatan Unjuk hasil belajar


90

Gambar. L.13. Kegiatan Berbaris siap masuk kelas

Gambar. L.15. Kegiatan Wawancara Subjek inisial HE


91

Gambar. L.16. Kegiatan foto bersama setelah Wawancara Subjek inisial NR (Ibu
yang menggenakan seragam batik Tosca -Tengah )

Keterangan

L : Lampiran

Anda mungkin juga menyukai