OLEH :
KELOMPOK 3
FITRYA AGUSNIDAR
MAISURI YANTI
DOSEN PEMBIMBING :
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puja dan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat, nikmat, taufik dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
dari Mata Kuliah Mutu Pelayanan Kebidanan Dan Kebijakan Kesehatan yang berjudul
1. Ibu Maharani, SST, M.keb selaku Ketua Program Studi Kebidanan Meulaboh
2. Bapak Amiruddin, SST, M.Kes selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah “Mutu Pelayanan
Kami menyadari bahwa dalam penyusun tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik sangat diharapkan guna penyempurnaan tugas selanjutnya. Dan
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 3
A. Metode peningkatan mutu pelayanan kebidanan..................................... 3
a. Falsafah Jaminan Mutu............................................................................ 5
b. Pengertian jaminan mutu......................................................................... 5
c. Dimensi mutu.......................................................................................... 8
d. Indikator jaminan mutu........................................................................... 10
e. Jenis jaminan mutu.................................................................................. 11
f. Manfaat program jaminan mutu............................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah Metode peningkatan mutu pelayanan kebidanan ?
a. Bagaimanakah falsafah Jaminan Mutu ?
b. Apakah pengertian dari jaminan mutu ?
c. Bagaimanakah yang dimaksud dengan Dimensi mutu ?
d. Apa sajakah indikator jaminan mutu ?
e. Bagaimanakah jenis jaminan mutu ?
f. Apakah manfaat program jaminan mutu ?
C. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana metode meningkatkan mutu pelayanan
kebidanan.
BAB II
PEMBAHASAN
Mutu pelayanan Kesehatan adalah penampilan yang pantas dan sesuai (yang
berhubungan dengan standar-standar) dari suatu intervensi yang diketahui aman, yang dapat
memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan yang telah mempunyai
kemampuan untuk menghasilkan dampak (Amirudin, 2007).
Mutu merupakan hal yang sangat penting bagi suatu organisasi, baik itu organisasi non
pendidikan maupun organisasi pendidikan. Mutu sendiri mempunyai berbagai macam
pengertian, seperti yang dikemukakan oleh beberapa ahli berikut: Menurut Juran dalam M.
N. Nasution (2001), mutu suatu produk adalah kecocokkan penggunaan produk (fitness for
use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Crosby dalam M. N. Nasution
(2001) menyatakan bahwa mutu adalah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan
yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki mutu apabila sesuai dengan
standar mutu yang telah ditentukan. Standar mutu meliputi bahan baku, proses produksi dan
produk jadi.
Pendapat lain menurut Stanley Sutrisno (2010:8) mutu adalah “kesesuaian antara
produk atau jasa yang dihasilkan organisasi dengan persyaratan atau kriteria yang ditetapkan
oleh pelanggan”. Sedangkan Badan Standarisasi Nasional (BSN) (2008) mengartikan mutu
sebagai derajat yang dicapai oleh karakteristik yang inheren dalam memenuhi persyaratan.
c. Dimensi Mutu
Mutu bisa diukur dengan beberapa dimensi, sehingga dengan dimensi ini bisa dianalisis apakah
suatu produk itu bermutu ataukah tidak. Ada delapan dimensi mutu, seperti yang dinyatakan
oleh Garvin dalam M. N. Nasution (2001) bahwa delapan dimensi mutu adalah sebagai
berikut:
1. Performa (Performance) berkaitan dengan aspek fungsional dari produk dan merupakan
karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan ketika ingin membeli suatu produk.
2. Features, merupakan aspek kedua dari performansi yang menambah fungsi dasar, berkaitan
dengan pilihan dan pengembanganya.
3. Kehandalan (reliability), berkaitan dengan kemungkinan suatu produk berfungsi secara
berhasil dalam periode waktu tertentu di bawah kondisi tertentu.
4. Konformansi (conformance), berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap
spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan.
5. Daya tahan (durability), merupakan ukuran masa pakai suatu produk. Karakteristik ini
berkaitan dengan daya tahan dari produk itu.
6. Kemampuan pelayanan (Service ability), merupakan karakteristik yang berkaitan dengan
kecepatan/kesopanan, kompetensi, kemudahan serta akurasi dalam perbaikan.
7. Estetika (aesthetics), merupakan karakteristik mengenai keindahan yang bersifat subjektif
sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi atau pilihan
individual.
8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), bersifat subyektif, berkaitan dengan
perasaan pelanggan dalam mengonsumsi produk, seperti meningkatkan harga diri.
Menurut Fedoroff dan Irawan (2006) merumuskan lima dimensi mutu yang menjadi dasar untuk
mengukur kepuasan, yaitu :
a. Tangible (bukti langsung)
Yang meliputi fasilitas fisik, peralatan, personil, dan media komunikasi yang dapat dirasakan
langsung oleh pelanggan. Dan untuk mengukur dimensi mutu ini perlu menggunakan indera
penglihatan.
b. Reliability (keandalan)
Yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang tepat dan terpercaya. Pelayanan yang
terpercaya artinya adalah konsisten. Sehingga Reliability mempunyai dua aspek penting yaitu
kemampuan memberikan pelayanan seperti yang dijanjikan dan seberapa jauh mampu
memberikan pelayanan yang tepat atau akurat.
c. Responsiveness (ketanggapan)
Yaitu kesediaan/kemauan untuk membantupelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat.
Dengan kata lain bahwa pemberi pelayanan harus responsif terhadap kebutuhan pelanggan.
Responsiveness juga didasarkan pada persepsi pelanggan sehingga faktor komunikasi dan
situasi fisik disekitar pelanggan merupakan hal yang penting untuk diperhatikan.
d. Assurance (jaminan kepastian)
Yaitu pengetahuan dan kesopanan karyawan dankemampuannya untuk memberikan rasa
percaya dan keyakinan atas pelayanan yangdiberikan kepada pelanggan. Dan komponen dari
dimensi ini yaitu keramahan,kompetensi, dan keamanan.
e. Emphaty (empati)
Yaitu membina hubungan dan memberikan pelayanan sertaperhatian secara individual pada
pelanggannya.
Pendapat lain mengenai dimensi mutu juga dijelaskan oleh Oki (2000) dalam tujuh dimensi
diantaranya yaitu sebagai berikut :
a. Time, yaitu seberapa lama customer anda harus menunggu layanan pelayanan anda
b. Timeliness, yaitu apakah layanan pelayanan anda dapat diberikan sesuai janji.
c. Completeness, yaitu apakah semua bagian atau item daripelayanan anda, dapat diberikan
pada customer.
d. Courtes, yaitu apakah karyawan yang berada di "garis depan" menyapa dan melayani
customer anda dengan ramah dan menyenangkan.
e. Consistency, yaitu apakah layanan pelayanan anda selalu dilakukan dengan cara yang sama
untuk semua customer.
f. Accessbility and convenience, yaitu apakah layanan pelayanan anda mudah dijangkau dan
dinikmati.
g. Responsiveness, yaitu apakah karyawan anda selalu tanggap dan dapat memecahkan masalah
yang tidak terduga Selain pendapat-pendapat di atas mengenai dimensi mutu.
b. Tatacara (prosedures)
Tatacara (procedures): adalah berbagai kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang dimiliki
dan yang diterapkan.
c. Kesanggupan (capacity)
Kesanggupan (capacity): adalah keadaan fisik, mental dan biologis tenaga pelaksana.
2. Proses
Proses (process) adalah langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Proses dikenal dengan nama fungsi manajemen. Pada umumnya, proses ataupun
fungsi manajemen merupakan tanggung jawab pimpinan. Pendekatan proses adalah semua
metode dengan cara bagaimana pelayanan dilakukan.
3. Output
Output adalah hasil dari suatu pekerjaan manajemen. Untuk manajemen kesehatan,
output dikenal dengan nama pelayanan kesehatan (health services). Hasil atau output adalah
hasil pelaksanaan kegiatan. Output adalah hasil yang dicapai dalam jangka pendek, misalnya
akhir darikegiatan pemasangan infus, sedangkan outcome adalah hasil yang terjadi setelah
pelaksanaan kegiatan jangka pendek misalnya plebitis setelah 3x24jam pemasangan infus.
Macam pelayanan kesehatan adalah Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM).
Indikator adalah suatu perangkat yang dapat digunakan dalam pemantauan suatu proses
tertentu atau suatu ukuran penatalaksanaan pasien atau keluaran dari layanan kesehatan.
Indikator mutu pelayanan kesehatan secara umum dapat dibedakan atas 2 jenis:
1. Indikator Persyaratan Minimal
Indikator persyaratan minimal, menunjukkan pada ukuran terpenuhi atau tidaknya standar
masukan, lingkungan atau proses.
Indikator ini dapat dibagi lagi menjadi 3, yaitu:
a. Indikator Masukan, ukuran terpenuhi atau tidaknya standar masukan seperti ukuran tenaga
pelaksana, sarana serta dana yang tersedia di dalam suatu organisasi kesehatan.
b. Indikator Lingkungan, ukuran terpenuhi atau tidaknya standar lingkungan seperti ukuran
kebijakan, organisasi serta manajemen yang dianut oleh organisasi kesehatan.
c. Indikator Proses, ukuran terpenuhi atau tidaknya standar proses.
f. Manfaat ( Kegunaan QA )
1. Dapat lebih meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan.
Peningkatan efektifitas yang dimaksud di sini erat hubungannya dengan dapat
diselesaikannya masalah yang tepat dengan cara penyelesaian masalah yang benar. Karena
dengan diselenggarakannya program menjaga mutu dapat diharapkan pemilihan masalah
telah dilakukan secara tepat serta pemilihan dan pelaksanaan cara penyelesaian masalah telah
dilakukan secara benar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap
pemakai jasa pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasaan rata-rata serata
penyelenggaraannya sesuai dengan standart dan kode etik profesi.
Indikator mutu pelayanan adalah suatu ukuran penatalaksanaan pasien atau keluaran
dari layanan kesehatan. Indikator dibuat untuk memantau bagian kritis dari layanan
kesehatan.
Mutu pelayanan kesehatan adalah menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan
kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien. Berkaitan dengan kualitas
pelayanan jasa, metode peningkatan mutu pelayanan jasa kebidanan dan organisasi kesehatan
dapat dilakukan dengan pendekatan total Quality Management (TQM). Total Quality
Manegemen (TQM) merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba
untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk,
jasa, manusia, proses dan lingkungannya.
B. Saran
Untuk lebih memberikan kepuasan kepada konsumen maka mutu pelayanan kesehatan
di indonesia harus lebih ditingkatkn, untuk mencapai masyarakat yang sehat dan terbebas dari
berbagai macam penyakit. Sebagai seorang Bidan sangat ditekankan akan mutu pelayanan
yang maksimal. Tuntutan seorang bidan sangatlah berat dan berisiko tinggi terutama pada ibu
dan anak. Maka dari itu seorang bidan wajib menjalankan tugas sesuai prosedur yang sudah
ditentukan baik itu, penyuluhan dan lainnya sesuai profesi kebidanan.
Sebagai seorang Bidan sangat ditekankan akan mutu pelayanan yang maksimal.
Tuntutan seorang bidan sangatlah berat dan berisiko tinggi terutama pada ibu dan anak. Maka
dari itu seorang bidan wajib menjalankan tugas sesuai prosedur yang sudah ditentukan baik
itu , penyuluhan dan lainnya sesuai profesi kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA
Jenny J.S Sondakh, Marjati, Tatarini Ika Pipitcahyani. 2013. Mutu Pelayanan Kesehatan dan
Naomy Marie Taudo. 2013. Mutu Pelayanan Kebidanan dan Kebijakan Kesehatan. Jakarta :
In Media
Prof. dr. A.A. Gde Muniojaya, MPH. 2012. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta :
EGC
Mamik. 2014. Manajemen Mutu : Pelayanan Kesehatan dan Kebidanan. Sidoarjo . Zifatama
Susmaneli Herlina, dan Ani Triana. 2014. Dimensi Mutu Pelayanan Kebidanan terhadap Kepuasan
Pasien Program Jampersal . Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 8, No. 8,
Mei 2014. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Pekan baru