Anda di halaman 1dari 13

NORMALITY SEBAGAI

MODEL PRAKTIK
KEBIDANAN

Konsep Kebidanan
OLEH :
KELOMPOK 2

•FENNI AMILIA
•HEMA ROSKATIRA
•IKKE KRISTIYA
•KIRAN NANDINI FIJRI
•MAHARANI PERMATA SARI
•NURHALIMAH
Pendahuluan
Tenaga kesehatan dapat memperbaiki pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan memperhatikan aspek pelayanan
yang berkualitas sehingga dapat memberikan kontribusi dalam menurunkan kesakitan dan kematian neonatal.
Pelaksanaan kunjungan neonatal yangoptimal dengan memberikan asuhan bayi baru lahir melalui pemberian
pelayanan yaitu deteksi dini tanda bahaya, menjaga kehangatan, pemberian ASI, pencegahan infeksi, pencegahan
pendarahan dengan memberikan vitamin K injeksi untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian pada masa neonatal

Tujuan ilmu kebidanan adalah untuk mengantarkan kehamilan, persalinan dan kala nifas serta pemberian
ASI dengan selamat, dengan kerusakan akibat persalinan sekecil-kecilnya dan kembalinya alat reproduksi ke
keadaan normal(manuaba,2012).
Keberhasilan penyelengaraan pelayanan kesehatan ditentukan dan diukur dengan angka kematian ibu dan
kematian perinatal, sedangkan kesejahteraannya ditentukan oleh penerimaan gerakan keluarga berencana
(manuaba,2012). Dalam hal ini, Bidan merupakan mata rantai yang sangat penting karena kedudukannya sebagai
ujung tombak dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia melalui kemampuannya untuk melakukan
pengawasan, pertolongan, dan pengawasan neonatus dan pada persalinan ibu postpartum.
2.1 Definisi Bidan
Menurut International Confederation Of Midwives (ICM) tahun 2011 seorang
bidan adalah orang yang berhasil menyelesaikan program pendidikan kebidanan
yaitu diakui di negara tempat dia berada dan yang didasarkan pada kompetensi
esensial ICM untuk praktik kebidanan dasar dan kerangka kerja standard global
ICM untuk pendidikan kebidanan yang telah memperoleh kualifikasi yang
diperlukan untuk menjadi terdaftar (lisensi) secara hukum untuk berlatih
kebidanan dan menunjukkan kompetensi dalam praktik kebidanan.

Definisi bidan menurut Ikatan Bidan Indonesia (2016)adalah seorang


perempuan yang telah menyelesaika nprogram pendidikan kebidanan baik dalam
negeri maupun diluar negeri yang diakui secara sah oleh Pemerintah Pusatdan
telah memenuhi persyaratan untuk melakukan praktik Kebidanan.
2.2 Model Konseptual Kebidanan
Model Konseptual kebidanan adalah tolak ukur bagi bidan dalam memberi
asuhankebidanan. Konseptual model adalah gambaran abstrak dari suatu ide yang menjadi
dasarsuatu disiplin. Model asuhan kebidanan yaitu kehamilan dan persalinan merupakan
suatuproses kehidupan normal.Model konseptual kebidanan adalah:
1.Gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar suatu disiplin ilmu
2.Pada dasarnya sama dengan pengertian konsep kerja,sistem,dan skema ,yaitu
menunjukan ide global tentang individu,kelompok,situasi dan kejadian yang menarik untuk
suatu ilmu
3.Model memberikan kerangka untuk memahami dan mengembangkan praktik guna
membimbing tindakan dalam pendidikan untuk mengidentifikasi pertanyaan yang harus
dijawab dalam penelitian. Konsep model ditunjukan dalam banyak cara,yaitu mental
model,fisik mental,dan simbolik (Lancaster).
Kegunaan Model Konseptual adalah sebagai berikut :
•Untuk menggambarkan beberapa aspek (konkret maupun abstrak).
•Merupakan gagasan mental sebagai bagian dari teori yang membantu ilmu-ilmu sosial
mengonsep dalam menyamakan aspek-aspek proses social.
•Menggambarkan suatu kenyataan gambaran abstrak sehingga banyak digunakan
displin ilmu lain sebagai parameter garis besar praktik.
Pada model praktek bidan juga menjelaskan
tentang Ruang lingkup praktik kebidanan yang Dalam Model Kebidanan mempunyai 5
terdiri dari beberapa komponen sebagai berikut : komponen yaitu:
1. Menolong Persalinan
2. Konseling Memonitor kesejahteraan ibu baik fisik,
3.
4.
Penyuluhan
Asuhan pada saat hamil,
01 psikologi maupun sosial dalam
sikluskehamilan dan persalinan
melahirkan, nifas dan BBL
(bayi baru lahir) Mempersiapkan ibu dengan memberikan
5. Deteksi dini penyakit 02 pendidikan,konseling, asuhan prenatal, dalam
proses persalinan dan bantuan masa post
6. Pengobatan terbatas ginekologi
partum
7. Pertolongan gawat darurat
8. Pengawasan tumbuh kembang
9. Supervisi 03 Intervensi teknologi seminimal mungkin

Mengidentifikasi dan memberikan bantuan


04 obstetrik yang dibutuhkan

05 Melakukan rujukan
2.3 Empat Elemen Model Praktik Kebidanan

a. Women yaitu masuia , sebagaimana manusia yang dimaksud tersebut adalah


wanita, anak – anak , pasangan dan lain – lainnya.
b. Kesehatan
c. Lingkungan
d. Midwifery/ bidan
2.4 Macam – macam Model Praktik Kebidanan
1. Medical Model
Merupakan fondasi dari praktik – praktik kebidanan yang sudah meresap di masyarakat meliputi proses penyakit, pemberian
tindakan dan komplikasi penyakit / tindakan .

Medical Model Model Kebidanan


Orientasi pada penyakit X filosofi asuhan kebidanan Orientasi pada manusia sehat mengikuti proses alamiah

Manusia (bidan) sebagai control terhadap alam (mempercepat Kondisi fisiologis


proses seharusnya dapat berjalan secara alami)

Memahami berorientasi pada pengobatan penyakit Holistic approach (bio-psiko sosio cultural spril)

Manusia dipisahkan dari lingkungan dimana kesehatan individu Orientasi sehat


lebih diperioritaskan daripada kesehatan manusia

Adanya spesialis asuhan – asuhan mengutamakan high teknologi


Keduanya saling mempengaruhi

Dokter sebagai control, peran pasien pasif, informasi terbatas


Pasien sebagai objek
pada pasien

Focus pada kondisi pasien


Mencakup lingkungan
3. Model Partisipasi
2.Model sehat untuk semua (Health for all) Model partisipasi adalah adanya partisipasi ibu
Model sehat untuk semua (HFA) ini dalam interaksinya dengan bidan pada tingkat
diproklamasikan oleh WHO sejak tahun individual maupun tingkat masyarakat. Kunci
1978.Fakus dari model ini adalah pada aspek partisipasi pasien meliputi:
wanita, keluarga dan masyarakat. a. Bantuan diri : pasien yang aktif terlibat dalam
asuhan
Pelaksananya adalah bidan di komunitas.
b. Tidak medikalisasi dan tidak professional
Tema dalam HFA adalah : c. Demokrasi : keterlibatan pasien dalam decision
a) Mengurangi kesenjangan dalam making
kesehatan Tingkat partisipasi yaitu sejauh mana
b) Bentuk Yankes adalah kesehatan dan pasien berpartisipasi pada pelayanan kebidanan.
pencegahan penyakit Sedangkan tinfkatan partisipasi ada beberapa
c) Partisipasi masyarakat macam, yaitu:
d) Adanya kerjasama antar tim a. Tingkat 1 : Menerima pelayanan secara pasif
kesehatan b. Tingkat 2 : partisipasi aktif dengan rencana yang
jelas, misalnya bertanya
e) Berfokus pada yankes. Primer
c. Tingkat 3 : berpartisipasi dalam pelaksanaan
program kesehatan
d. Tingkat 4 : berpartisipasi dalam program
pengawasan dan evaluasi
e. Tingkat 5 : berpartisipasi dalam rencana program /
model
2.5 Paradigma Sehat

Paradigma sehat merupakan salah satu usaha pemerintah dalam meningkatkan derajat
kesehatan, pemerintah membuat satu model dalam pembangunan kesehatan yang pertama kali dicetus
oleh prof.Dr.F.A Moeloek (Menkes RI) pada rapat siding DPR Komisi VI pada tanggal 15 September
1998. Paradigm sehat ini merupakan model dalam pembangunan kesehatan tetapi juga dijadikan dalam
asuhan kebidanan, hal ini karena :
1)Dengan paradigma sehat akan mengubah cara pandang kesehatan termasuk kesehatan reproduksi, dan
mendorong masyarakat menjadi lebih mandiri dan sadar akan pentingnya upaya promotif dan preventif.
2)Meningkatkan paradigma sehat merupakan upaya untuk derajat kesehatan di Indonesia yang
utamanya dinilai dari AKI dan AKB, maka bidan sebagai bagian dari tenaga yang turut bertanggung
jawab terhadap menurunnya AKI dan AKB perlu menjadikan paradigm sehat sebagai model atau acuan
3)Paragidma sehat merupakan suatu gerakan nasional sehingga bidan harus menjadikannya sebagai
model acuan.
2.6 Midwifery Care
Care dalam bahasa Inggris mempunyai arti memelihara, mengawasai,
memperhatikan dengan sepenuhnya. Dihubungkan dengan dunia kebidanan
maka “care” disini sering disebut dengan asuhan. Bidan dalam memegang
prinsip Midwifery care yaitu:
1.Mengakui dan mendukung keterkaitan antara fisik, psikis dan
lingkungan kultur sosial
2.Berasumsi bahwa mayoritas wanita bersalinan ditolong tanpa
intervensi
3.Mendukung dan meningkatkan persalinan alami
4.Menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dilandaskan ilmu
dan seni.
5.Wanita punya kekuasaan yaitu berlandaskan tanggung jawab bersama
untuk suatu pengambilan keputusan,tetapi wanita punya kontrol atau
keputusan akhir mengenaikeadaan dirinya dan bayinya
6.Dibatasi oleh hukum dan ruang lingkup praktik
•Visi mowen center care
2.7 Women Center Women Center care ini sangat sesuai
Care
Women center care merupakan model konseptual dalam dengan keinginan ICM (Internasional
asuhan midwifery care dan asuhan ini berorientasi pada Confederation of Midwifery) yang
wanita. Dalam hal ini bidan difokuskan untuk memberikan tertuang pada visinya yaitu:
dukungan pada wanita dalam upaya memperoleh status yang a.Bidan memberikan asuhan pada
sama di masyarakat untuk memilih dan memutuskan wanita yang membutuhkan asuhan
perawatan kesehatannya sendiri. Berdasarkan penelitian yang kebidanan
telah dilakukan oleh badan yaitu House of commons Health b.Bidan mempunyai otonomi sebagai
commitee tahun 1992, disimpulkan bahwa terdapat pemberi asuhan yang menghargai
permintaan yang meluas pada kaum wanita untuk memilih kerjasama team
pilihan yang lebih besar dalam menentukan jenis asuhan c.Dalam memberikan asuhan untuk
maternitas saat ini membuat mereka frustasi bukan seluruh kebutuhan wanita dan keluarga
memfasilitasi mereka. d.Bidan memegang kunci dalam
Hasil penelitian ini menunjukkan pentingnya asuhan menentukan asuhan di masa mendatang
yang berorientasi pada wanita dimana mereka punya peran e.Termasukpelayanan kesehatan utama
dalam menentukan pilihan sehingga terpenuhi kebutuhannya pada komunitas untuk seluruh wanita
dan timbul kepuasan. Hal ini juga menunjukan bahwa asuhan dan keluarga.
berorientasi pada wanita atau women Center Care amat
penting untuk kemajuan praktik kebidanan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai