Anda di halaman 1dari 2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Atresia Ani
1. Pengertian
Atresia ani atau anus imperforata adalah kelainan kongenital yang
menyebabkan anus tidak terbentuk dengan sempurna. Akibatnya, penderita tidak
dapat mengeluarkan tinja secara normal. Kondisi ini biasanya terjadi akibat
gangguan perkembangan saluran cerna janin saat usia kehamilan 5–7 minggu
(Haryono, 2013)

2. Etiologi
Atresia ani merupakan salah satu bentuk kelainan kongenital. Penyebab terjadinya
atresia ani belum diketahui secara pasti. Atresia ani terjadi secara acak dan bisa dialami
oleh siapa saja. Namun, ada dugaan yang mengaitkan kondisi dengan kelainan genetik
(Haryono, 2013)
Atresia ani juga sering muncul bersamaan dengan kondisi VACTREL, yaitu

kelompok kelainan kongenital yang dapat mempengaruhi berbagai system tubuh.

VACTREAL adalah singkatan dari vertebral defects, anal atresia, cardiac

defects, tracheoesophageal fistula, renal anomalies, dan limb defects (Haryono, 2013)

3. Hubungan dengan komunikasi sel dan difrensiensi sel


Setiap proses yang mengganggu embrio dapat menyebabkan gangguan bentuk
atau kematian. Setiap proses yang menggangu janin dapat berakibat pertumbuhan organ
yang salah misalnya otak, jantung atau seluruh janin.Kegagalan atau ketidaksempurnaan
dalam proses embriogenesis dapat menyebabkan terjadinya malformasi pada jaringan
atau organ. Sifat dari kelainan yang timbul tergantung pada jaringan yang terkena,
penyimpangan, mekanisme perkembangan, dan waktu pada saat terjadinya.
Penyimpangan pada tahap implantasi dapat merusak embrio dan menyebabkan abortus
spontan. Diperkirakan 15% dari seluruh konsepsi akan berakhir pada periode ini.
Bila proliferasi sel tidak adekuat dapat mengakibatkan terjadinya defisiensi
struktur, dapat berkisar dari tidak terdapatnya ekstremitas sampai ukuran daun telinga
yang kecil.
Abnormal atau tidak sempurnanya diferensiasi sel menjadi jaringan yang matang
mungkin akan menyebabkan lesi hamartoma lokal seperti hemangioma atau kelainan
yang lebih luas dari suatu organ. Kelainan induksi sel dapat menyebabkan beberapa
kelainan seperti atresia bilier, sedangkan penyimpangan imigrasi sel dapat menyebabkan
kelainan seperti pigmentasi kulit. Proses “kematian sel” yang tidak adekuat dapat
menyebabkan kelainan, antara lain sindaktili dan atresia ani. Fungsi jaringan yang tidak
sempurna akan menyebabkan celah bibir dan langit-langit. Beberapa zat teratogen dapat
mengganggu perkembangan, tetapi efeknya sangat dipengaruhi oleh waktu pada saat
aktivitas teratogen berlangsung selama tahap embrio. (Sriyanti, 2016)

Anda mungkin juga menyukai