1. MIRAARNITA
2. AUWILLA MARTA TASMAN
3. RAHMAYNI AFRAH
4. IKKE KRISTIYA
5. KIRAN NANDINI FIJRI
H
I
D
R
Hidrokel adalah penumpukkan cairan O
berbatas tegas yang berlebihan di antar
lapisan parietalis dan viseralis tunika K
vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan E
yang berada di dalam rongga itu memang L
ada dan berada dalam keseimbangan
antara produksi dan reabsorbsioleh
sistem limfatik di sekitarnya.
EPIDEMIOLOGI
Tes transluminasi
Sumber cahaya di letakkan pada sisi pembesaran skrotum
Struktur vaskuler, tumor, darah, hernia, penebalan tunika
vaginalis dan testis normal tidak dapat ditembusi sinar
Tranmisi cahaya sebagai bayangan merah menunjukkan
rongga yang mengandung cairan serosa, seper ti hidrokel.
Pendekatan inguinal
Pada hidrokel kongenital dilakukan pendekatan inguinal
karena seringkali hidrokel ini diser tai dengan hernia
inguinalis sehingga pada saat operasi hidrokel sekaligus
melakukan herniorafi
Pada laki – laki yang di diagnosa denga hidrokel dimana
dicurigai adanya keganasan , sebaiknya dilakukan
pembedahan dengan pendekatan inguinal agar dapat
mengendalikan funikulus spermatikus untuk persiapan
kemungkinan dilakukan orchiektomi.
E
P
I
D
I
D
I
M
I
Epididimitis adalah infeksi atau peradangan
pada epididimis, yaitu struktur tubular yang T
terletak di aspek posterior dan superior testis I
tempat sperma matang sebelum ejakulasi.
S
Perbedaan Epidemiologi Akut Dan Kronis
Pria lebih tua dari 35 •Paling sering disebabkan oleh aliran retrograde urin yang terinfeksi
(bakteriuria) ke dalam saluran ejakulasi dalam pengaturan
tahun obstruksi outlet kandung kemih, biasanya hipertrofi prostat.
Anak laki-laki yang •Penyebabnya sebagian besar tidak diketahui tetapi mungkin
lebih muda dari 14 berhubungan dengan kelainan anatomi yang menyebabkan refluks
urin yang terinfeksi ke dalam saluran ejakulasi.
tahun
Nyeri atau
ketidaknyamanan di
Ada sekresi dari penis Darah dalam air mani
perut bagian bawah
atau daerah panggul
Demam
DIAGNOSIS
Fase flasid.
Fase pengisian lambat
Fase tumescent (pengisian cepat)
Fase ereksi maksimal
Fase ereksi rigid atau skeletal
Fase detumescent (pengosongan)
ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI
Faktor risiko teratoma testis adalah ras Kaukasian (perbandingan risiko 9:1
dengan ras Afrika-Amerika), gangguan spermatogenesis, riwayat tumor
pada testis kontralateral, disgenesis testikular, orchitis, infeksi HIV, dan
riwayat trauma groin.
Riwayat germ cell tumor pada keluarga juga dinilai dapat menjadi
faktor risiko. Risiko dilaporkan meningkat 4 kali lipat jika ayah
menderita germ cell tumor dan meningkat 9 kali lipat jika saudara
kandung menderita germ cell tumor.
MEKANISME PENYAKIT/ GANGGUAN
TERATOMA TESTIS
prapubertas
TANDA DAN GEJALA TERATOMA TESTIS
Anamnesa
Seringkali muncul sebagai massa di skrotum yang tidak
menimbulkan rasa sakit, kecuali pada teratoma yang
mengalami tor si. Dalam kebanyakan kasus, massa tegas atau
keras, tidak ada nyeri tekan, dan tidak ber transiluminasi.
Hidrokel sering dikaitkan dengan teratoma di masa
kecil. Pada pemeriksaan, testis mengalami pembesaran yang
difus, bukan nodular. Sebuah karsinoma testis terdapat
campuran tulang rawan kebiruan dengan warna
merah dan jaringan tumor putih.
Secara mikroskopis terdiri dari teratoma, tetapi terdapat
pula daerah karsinoma embrional.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Radiologi
Histologi
STADIUM
LH
Luteinizing Hormone berperan penting dalam menimbulkan
proses ovulasi dan sekresi hormone progesterone oleh korpus
luteum setelah ovulasi.
GnRH
ADENOHIPOFISIS
FSH LH
ACTIVIN
GONAD
INHIBIN
TESTOSTERON
/ESTRADIOL
STIMULASI
INHIBISI
ESTROGEN