Anda di halaman 1dari 32

Deteksi dini komplikasi dan

penanganan awal
kegawatdaruratan BBl
Nama kelompok :

1. Ribka Manik ( P07524120075 )


2. Rizkita Br Pinem ( P07524120076 )
3. Rosanada Sibarani ( P07524120077 )
PENGERTIAN

Bayi baru lahir (neonatus) adalah keadaan dimana bayi


baru lahir dengan umur kehamilan 38-40 minggu, lahir
melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara
spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara
spontan dan teratur, berat badan antara 2500-4000
gram.
Neonatus adalah sebutan bagi bayi yang baru lahir atau
usianya 0-28 hari. Bayi usia kurang dari satu bulan
mempunyai tubuh yang sangat lemah dan rentan
terkena penyakit
KEGAWATDARURATAN PADA BBL

1. KELAHIRAN PREMATURE
2. BBLR
3. ASFIKSIA
4. HIPOTERMI
5. HIPOGLIKEMI
DETEKSI DINI
KEGAWATDARURATAN
NEONATUS
PEMERIKSAAN FISIK
 KEPALA

Raba sepanjang garis sutura dan frontale, apakah ukuran dan tampilannya normal.
Perhatikan ukuran dan keteganganya.
 WAJAH
 Wajah harus tampak simetris. Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom
down atau sindrom piere robin
 MATA

Periksa jumlah , posisi atau letak mata, konjungtiva, sklera

 GENETALIA

Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3cm. Pada bayi perempuan
cukup bulan labia mayora menutup labia minora. Lubang uretra terpisah dengan lubang
vagina.
 HIDUNG

Kaji bentuk hidung dan lebat hidung pada bayi , bayi harus bernapas
dengan hidung, jika melalui mulut harus di perhatikan kemungkinan ada
obstruksi jalan napas
 MULUT

Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris, periksa lidah
apakah membesar atau sering bergerak
 TELINGA

Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya


 DADA

Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas


 ABDOMEN

Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan


gerakan dada saat bernapas
 ANUS DAN REKTUM

Mekonium secara umum keluar pada 24 jam pertama,


PENILAIAN APGAR SCORE

Kata ‘Apgar’ sendiri diambil dari beberapa


aspek yang diperiksa, yaitu:

Activity (aktivitas otot)
Pulse (denyut jantung)
Grimace (respons dan refleks bayi)
Appearance (penampilan, terutama warna
tubuh bayi)
Respiration (pernapasan)
BBLR
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah kondisi di
mana bayi memiliki berat badan kurang dari 2,5
kilogram saat dilahirkan. Kondisi ini bisa disebabkan
oleh beragam hal. Bayi yang berat badan lahirnya
rendah rentan mengalami gangguan kesehatan,
sehingga memerlukan perawatan ekstra
PENYEBAB BBLR
Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan atau meningkatkan risiko
bayi terlahir dengan berat badan yang kurang. Beberapa faktor tersebut
meliputi:

Terlahir dari ibu yang memiliki masalah kesehatan selama hamil,


misalnya preeklamsia, tekanan darah tinggi, atau kekurangan gizi
Infeksi selama kehamilan
Adanya kelainan genetik atau cacat bawaan lahir pada bayi
Terlahir dari ibu dengan berat badan kurang selama kehamilan
Usia ibu saat hamil kurang dari 17 tahun atau lebih dari 35 tahun
Kehamilan kembar
Selain itu, ibu yang menjalani gaya hidup tidak sehat, seperti merokok,
mengonsumsi alkohol, dan menggunakan narkoba, juga lebih berisiko
melahirkan bayi dengan berat badan yang rendah.
Oleh karena itu, ibu hamil perlu menghindari berbagai faktor risiko di atas
dan rutin menjalani pemeriksaan kehamilan ke dokter kandungan untuk
mencegah dan mengantisipasi kemungkinan bayi terlahir dengan BBLR.
KARAKTER BBLR
 Berat kurang dari 2.500 gram
 Panjang badan kurang dari 45 cm
 Lingkar dada kurang dari 30 cm.
 Lingkar kepala kurang dari 33 cm.
 Usia kehamilan kurang dari 37 minggu.
 Kepala relatif besar, kepala tidak mampu tcgak
 Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kulit kurang, otot
hipotonik-lemah.
 Pernafasan tidak teratur dapat terjadi gagal nafas, pernafasan sekitar
40 - 50 kali per menit.
 Kepala tidak mampu tegak
 Frekuensi nadi 100 - 140 kali per menit.
KOMPLIKASI
BBLR
Komplikasi yang terjadi pada bayi BBLR antara adalah:
 Kerusakan bernafas : fungsi organ belum sempuma
 Pneumonia, aspirasi : refleks menelan dan batuk belum sempurna
 Perdarahan intraventrikuler: perdarahan spontan di ventrikel otak
lateral disebabkan anoksia menyebabkan hipoksia otak yang
dapat menimbulkan terjadinya kegagalan peredaran darah
sistemik.
CARA PERAWATAN
BBLR

1. Memberikan ASI sesuai jadwal
2. Bersentuhan langsung dengan bayi
3. Menemani bayi tidur
4. Memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi
5. Melengkapi imunisasi bayi
6. Meluangkan waktu lebih banyak bersama bayi
7. Jangan merasa segan untuk mencari bantuan
PREMATUR
Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum
usia kandungan mencapai 37 minggu. Berbeda
dengan bayi yang lahir cukup bulan, bayi yang
terlahir prematur membutuhkan penanganan
intensif karena organ tubuhnya belum
berkembang dengan sempurna.
PENYEBAB DAN FAKTOR
PREMATUR

• Berusia kurang dari 18 tahun atau di atas 35 tahun


• Pernah melahirkan secara prematur
• Pernah mengalami keguguran
• Memiliki penyakit tertentu, seperti infeksi selama hamil, keputihan,
gangguan ginjal, hipertensi, dan gangguan jantung
• Mengalami komplikasi kehamilan, seperti diabetes gestasional
• Menjalani kehamilan kembar
• Mengandung janin dengan kelainan genetik atau cacat bawaan
• Memiliki tubuh yang terlalu kurus atau terlalu gemuk (obesitas)
• Mengalami gangguan plasenta, seperti plasenta terletak di bagian bawah
rahim hingga menutupi jalan lahir (plasenta previa) atau plasenta yang
terlepas dari rahim (solusio plasenta)
• Memiliki kelainan bentuk rahim
• Mengalami kekurangan nutrisi saat hamil
• Mengalami gigi nyeri saat hamil
TANDA TANDA LAHIR
PREMATUR

• Muncul kontraksi yang ditandai dengan perut terasa


kencang, kram, atau terasa mulas
• Panggul dan perut bagian bawah terasa kencang atau
seperti tertekan
• Nyeri punggung bagian bawah
• Keluarnya lendir disertai bercak darah dari vagina
• Ketuban pecah
KOMPLIKASI BAYI
PREMATUR
• Anemia
• Gangguan pernapasan
• Gangguan pada otak, misalnya perdarahan otak dan
cerebral palsy
• Bayi kuning
• Kelainan kongenital atau kelainan bawaan lahir
• Infeksi
• Gangguan tumbuh kembang
PENANGANAN BAYI
PREMATUR

Perawatan di ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit)


Bayi prematur membutuhkan pemantauan ketat dan menjalani perawatan
secara intensif di NICU hingga kondisinya dinyatakan sehat dan stabil.
Selama perawatan di NICU, bayi prematur akan diletakkan dalam inkubator.
Alat tersebut berfungsi untuk menjaga bayi agar suhu tubuhnya tetap hangat
dan terlindung dari infeksi.
Menyusui Bayi Prematur di NICU
Jika dokter memperbolehkan bayi prematur untuk disusui, Mama bisa
memberikan ASI kepada Si Kecil dengan cara menyusuinya secara langsung.
Namun, ada kalanya bayi prematur sulit menyusu langsung melalui payudara
ibu karena kemampuan mengisap dan menelannya belum cukup baik.
Metode Kanguru
Metode ini memungkinkan terjadinya interaksi skin to skin, yaitu kontak kulit
secara langsung antara bayi dan orang tua. Dengan metode kanguru, peluang
hidup bayi prematur akan meningkat, pemberian ASI eksklusif akan lebih
lancar, dan ikatan batin antara orang tua dengan bayi juga akan lebih erat.
ASFIKSIA
Asfiksia adalah keadaan bayi tidak bernafas secara
spontan dan teratur segera setelah lahir. Seringkali bayi
yang sebelumnya mengalami gawat janin akan
mengalami asfiksia sesudah persalinan.

Asfiksia neonatorum adalah keadaan gawat bayi yang


tidak dapat bernafas spontan dan teratur, sehingga
dapat meurunkan oksigen dan makin meningkatkan
karbon dioksida yang menimbulkan akibat buruk dalam
kehidupan lebih lanjut (Manuaba, 2007).
GEJALA
ASFIKSIA
• Irama atau denyut jantung bayi yang tidak normal.
• Peningkatan kadar asam di dalam aliran darah bayi.
 Setelah dilahirkan, gejala asfiksia neonatorum atau pada
bayi baru lahir biasanya sebagai berikut.
• Kulit tampak pucat atau berwarna agak kebiruan.
• Susah bernapas, hingga menyebabkan bayi bernapas
dengan cepat atau terengah-engah, dan menggunakan
perut.
• Detak jantung agak melambat.
• Otot melemah.
• Bayi terlihat lemas.
• Pertumbuhan terhambat.
• Ada mekonium (feses pertama bayi) di cairan ketuban, kulit,
kuku, atau tali pusar.
PENYEBAB ASFIKSIA
• Tekanan darah ibu terlalu tinggi atau rendah selama persalinan.
• Persediaan oksigen dalam darah ibu tidak tercukupi sebelum maupun
selama persalinan.
• Ada masalah pada saluran pernapasan bayi.
• Bayi mengalami anemia sehingga sel-sel darah tubuhnya tidak
mendapatkan cukup oksigen.
• Ada penyakit infeksi yang menyerang ibu hamil atau bayi.
• Proses persalinan yang sulit atau memakan waktu lama.
• Ada masalah pada plasenta yang membungkus tubuh bayi, seperti
plasenta lepas terlalu cepat saat melahirkan (abruptio plasenta).
• Prolaps tali pusat atau tali pusat yang keluar lebih dulu daripada bayi.
• Terjadi sindrom aspirasi mekonium, yaitu mekonium bayi terhirup
sebelum, selama, ataupun setelah persalinan.
• Saat kelahiran bayi sebelum 37 minggu (bayi prematur), paru-paru 
bayi prematur mengalami komplikasi karena belum berkembang
sehingga sulit bernapas.
• Bayi mengalami penyakit jantung bawaan atau penyakit paru-paru.
PENANGANAN ASFIKSIA
 Memastikan saliran terbuka
 Memulai pernapasan
 Mempertahankan sirkulasi
 Jika denyut jantung 0 aau 100x/ mneit ulangi
pemberian epineprin sesuai dosis diatas tiap 3-5 menit
 Lakukan penilaian denyut jantung, jika denyut jantung
tetap/tidak repon terhadap di atas dan tanpa ada
hiporolemi beri bokarbonat dengan dosis 2MEQ/kg
secara IV selaam 2 menit
HIPOGLIKEMIA
Hipoglikemia merupakan suatu kelainan metabolik dan
endokrin yang sering terjadi pada bayi dan anak yang
berakibat kerusakan otak yang
menetap. Hipoglikemia menyebabkan suplai glukosa
yang rendah ke alat-alat organ vital khususnya
otak. Hipoglikemia yang berulang dan menetap
menyebabkan kerusakan otak dan kematian.
PENYEBAB HIPOGLIKEMIA

• infeksi
• Asfiksia saat lahir
• Penyakit hati
• Penyakit metabolik bawaan
• Terlalu banyak insulin akibat diabetes pada ibu hamil yang
tidak terkontrol
• Terlalu banyak insulin akibat tumor pankreas
Pada bayi, gejala hipoglikemia terkadang tidak khas. Namun,
ada beberapa gejala umum yang bisa Anda kenali, antara
lain bayi terlihat lemas dan tidak mau menyusu. Pada kondisi
yang parah, bayi bisa kejang, berhenti bernapas (apnea),
dan bibir serta kukunya menjadi kebiruan (sianosis).
RISIKO HIPOGLIKEMIA

  Bayi dari ibu penderita diabetes


 Bayi terlalu besar atau kecil selama dalam kandungan
 Bayi prematur atau bayi kurang bulan
 Bayi lebih bulan (postmature baby)
  Bayi yang stres selama kehamilan dan persalinan
GEJALA HIPOGLIKEMIA
• Gemetar
• Kulit dan bibir pucat atau berwarna kebiruan (sianosis)

• Suhu tubuh rendah (hipotermia)

• Kejang
• Otot kendur
• Kurang gerak dan energi (letargi)

• Tangisan lemah atau bernada tinggi


• Iritabilitas atau kelesuan
• Susah makan atau muntah parah
• Masalah pernapasan, seperti jeda saat bernapas (apnea), napas
cepat, atau suara mendengkur.
PENAGANAN HIPOGLIKEMIA
• Memberikan asupan tambahan lewat ASI atau susu formula.
• Jika bayi sudah disusui, susu formula tambahan atau perawatan untuk
meningkatkan produksi ASI mungkin juga diperlukan.
• Memberikan campuran glukosa dan air atau susu formula sebagai makanan
awal.
• Memberikan larutan gula (glukosa) yang diberikan melalui infus intravena jika
bayi tidak dapat makan melalui mulut atau kadar gulanya sangat rendah.
 Setelah diberikan perawatan awal, kondisi bayi kemudian diperiksa untuk
dilihat perkembangannya guna memastikan apakah kondisi hipoglikemia
neonatal terjadi lagi. Perawatan dapat diteruskan hingga bayi dapat
mempertahankan kadar gula darahnya dalam angka normal.
 Perawatan untuk hipoglikemia pada bayi mungkin memakan waktu berjam-jam
atau berhari-hari. Jika bayi mengalami beberapa kondisi berikut, ia mungkin
memerlukan perawatan untuk jangka waktu yang lebih lama:
• Bayi lahir prematur
• Mengalami infeksi
• Berat badan lahir rendah.
HIPOTERMI
A

Suhu bayi normal adalah 36,5 0C –


36.5 0C. Hipotermia adalah kondisi saat
suhu bayi dibawah normal. Hipotermia merupakan
masalah yang penting yang sering
terjadi. Hipotermia penyebab utama kesakitan dan
kematian bayi baru lahir di negara berkembang.
GEJALA HIPOTERMIA

• Bayi tampak lesu


• Bayi tidak mau menyusu dan sulit makan
• Tangis bayi terdengar lemah
• Kulit bayi pucat dan terasa dingin
• Bayi kesulitan bernapas hingga hilang kesadaran
PENYEBAB
HIPOTERMIA
Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti bayi
kedinginan karena kehujanan, popok bayi basah hingga suhu
pendingin ruangan yang terlalu rendah.
Kondisi kedinginan membuat tubuh mengalami kehilangan panas
hingga mencapai 90 persen. Mekanisme kehilangan panas tubuh
pada bayi sebagian besar terjadi melalui kulit. Selain itu, panas
tubuh juga keluar melalui pernapasan. Akibat pengeluaran panas
tersebut, suhu tubuh normal bayi akan mengalami penurunan.
Suhu tubuh yang rendah dapat berbahaya hingga menyebabkan
kematian. Setiap penurunan suhu tubuh 1o C, kebutuhan oksigen
akan meningkat sebesar 10% untuk menjaga tubuh tetap hangat.
Sehingga penurunan suhu tubuh yang ekstrim bisa membuat bayi
kekurangan oksigen dan hal ini merupakan kondisi darurat yang
membutuhkan pertolongan medis dengan segera. 
CARA MENCEGAH
HIPOTERMIA
 Menjaga tubuh tetap hangat
 Jaga suhu kamar tidur bayi
 Jaga bayi agar tetap dalam kondisi kering

BAHAYA HIPOTERMIA
Hipotermia  bisa meningkatkan risiko gangguan pernapasan,
gangguan pembekuan darah, dan dapat berujung pada kematian.
Pada kondisi dingin, pembuluh darah di tubuh akan menyempit.
Kondisi ini akan memengaruhi respons imunitas tubuh. Dalam
keadaan tersebut, dapat memudahkan terkena infeksi.
Selain itu, hipotermia juga dapat menyebabkan perubahan pada
fungsi pernapasan. Hal ini disebabkan perubahan metabolisme
tubuh untuk menurunkan konsumsi oksigen dan pengeluaran
karbondioksida. 
TERIMAH KASIH

Anda mungkin juga menyukai