Anda di halaman 1dari 20

ASKEP BBLR

Berat Badan Lahir Rendah

Melda Saumaningrum (19.0603.0003)


Aziza Vira Arunita (19.0603.0006)
Finna Sella Oktavia (19.0603.0016)
22/11/2021 2

BBLR
BERAT BADAN LAHIR
RENDAH

Definisi
Klasifikasi
Etiologi
Patofisiologi
Penatalaksanaan
Komplikasi
ASKEP
ASKEP BBLR

Definisi
BBLR menurut indikator data statistik WHO adalah bayi yang
berat < 2500 g, terlepas dari usia kehamilan. BBLR termasuk
faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan
disabilitas neonatus, bayi dan anak yang lahir dengan BBLR
memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya di
masa depan (Dewey, 2011)

AKB merupakan indikator yang biasanya digunakan untuk


menentukan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu penyebab
tingginya angka kematian bayi (AKB) adalah berat badan lahir
rendah (BBLR) (Depkes, 2015). Bayi berat badan lahir rendah
22/11/2021 3
(BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari
KLASIFIKASI
BBLR
Ada beberapa cara dalam mengelompokkan BBLR (Proverawati dan
Ismawati, 2010) :
 Menurut harapan hidupnya
• Bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-2500
gram.
• Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir 1000-
1500 gram.
• Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir
kurang dari 1000 gram.
 Menurut masa gestasinya
• Prematuritas murni
Prematuritas Murni adalah bayi dengan usia kehamilan < 37 minggu
dan mempunyai berat badan sesuai masa gestasi/usia kehamilan atau
disebut juga Neonatus Kurang Bulan-Sesuai Masa Kehamilan (NKB-
SMK)
ETIOLOGI
Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah

(Proverawati dan Ismawati, 2010).

1. Faktor ibu 

2. Faktor janin

3. Faktor plasenta

4. Faktor lingkungan

6
PATOFISIOLOGI
Semakin kecil dan semakin premature bayi itu maka akan semakin tinggi resiko gizinya.
Beberapa faktor yang memberikan efek pada masalah gizi.
• Menurunnya simpanan zat gizi padahal cadangan makanan di dalam tubuh sedikit, hamper semua lemak,
glikogen dan mineral seperti zat besi, kalsium, fosfor dan seng di deposit selama 8 minggu terakhir
kehamilan. Dengan demikian bayi preterm mempunyai potensi terhadap peningkatan hipoglikemia, anemia
dll. Hipoglikemia menyebabkan bayi kejang terutama pada bayi BBLR Prematur.
• Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan. Bayi preterm mempunyai lebih sedikit simpanan garam
empedu, yang diperlukan untuk mencerna dan mengabsorpsi lemak dibandingkan dengan bayi aterm.
• Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan, koordinasi antara refeks hisap dan menelan
belum berkembang dengan baik sampai kehamilan 32-34 minggu, padahal bayi BBLR kebutuhan nutrisinya
lebih tinggi karena target pencapaian BB nya lebih besar. Penundaan pengosongan lambung dan buruknya
motilitas usus terjadi pada bayi preterm.
7
• Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja napas dan kebutuhan kalori yang meningkat.
ASKEP BBLR
Mempertahankan suhu tubuh bayi.
Pengawasan Nutrisi atau ASI .
Pencegahan Infeksi .
Penimbangan Ketat
Ikterus
Pernapasan Bayi prematur mungkin
menderita penyakit membran hialin.
Hipoglikemi

Penatalaksanaan
8
KOMPLIKASI ASKEP BBLR

• Sindrom aspirasi mekonium, asfksia neonatorum, sindrom distres respirasi,


penyakit membran hialin
• Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu
• Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak
• Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuan darah
• Infeksi, retrolental fbroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC)
• Bronchopulmonary dysplasia, malinformasi konginetal

22/11/2021 9
ASKEP BBLR
1. Pengkajian
• Biodata
Terjadi pada bayi prematur yang dalam pertumbuhan di dalam kandungan terganggu
• Keluhan utama
Menangis lemah,refek menghisap lemah,bayi kedinginan atau suhu tubuh rendah
• Riwayat penayakit sekarang
Lahir spontan,SC umur kehamilan antara 24 sampai 37 minnggu,berat badan kurang
atau sama dengan 2.500 gram,apgar pada 1 sampai 5 menit,0 sampai 3 menunjukkan
kegawatan yang parah,4 sampai 6 kegawatan sedang,dan 7-10 normal

10
• Riwayat penyakit dahulu
Ibu memliki riwayat kelahiran prematur,kehamilan ganda,hidramnion
• Riwayat penyakit keluarga
Adanya penyakit tertentu yang menyertai kehamilan seperti DM,TB Paru,Tumor
kandungan,Kista,Hipertensi
• ADL
o Pola Nutrisi : reflek sucking lemah, volume lambung kurang, daya absorbsi
kurang/lemah sehingga kebutuhan nutrisi terganggu
o Pola Istirahat tidur: terganggu oleh karena hipotermia
o Pola Personal hygiene: tahap awal tidak dimandikan
o Pola Aktivitas : gerakan kaki dan tangan lemas
o Pola Eliminasi: BAB yang pertama kali keluar adalah mekonium,produksi urin
11
• Pemeriksaan Umum
o Kesadaran compos mentis
o Nadi : 180X/menit pada menit I kemudian menurun sampai 120-140X/menit
o RR : 80X/menit pada menit I kemudian menurun sampai 40X/menit
o Suhu : kurang dari 36,5 C
• Pemeriksaan Fisik
Sistem sirkulasi/kardiovaskular :
Frekuensi dan irama jantung rata-rata 120 sampai 160x/menit, bunyi jantung
(murmur/gallop), warna kulit bayi sianosis atau pucat, pengisisan capilary refll (kurang dari
2-3 detik).
Sistem pernapasan :
Bentuk dada barel atau cembung, penggunaan otot aksesoris, cuping hidung, interkostal;
frekuensi dan keteraturan pernapasan rata-rata antara 40-60x/menit, bunyi pernapasan
12
adalah stridor, wheezing atau ronkhi
• Sistem gastrointestinal : Distensi abdomen (lingkar perut bertambah, kulit
mengkilat), peristaltik usus, muntah (jumlah, warna, konsistensi dan bau),
BAB (jumlah, warna, karakteristik, konsistensi dan bau), refeks menelan dan
megisap yang lemah.
• Sistem genitourinaria : Abnormalitas genitalia, hipospadia, urin (jumlah,
warna, berat jenis, dan PH).
• Sistem neurologis dan musculoskeletal : Gerakan bayi, refeks moro,
menghisap, mengenggam, plantar, posisi atau sikap bayi fleksi, ekstensi,
ukuran lingkar kepala kurang dari 33 cm, respon pupil, tulang kartilago
telinga belum tumbuh dengan sempurna, lembut dan lunak.
• Sistem thermogulasi (suhu) : Suhu kulit dan aksila, suhu lingkungan.
• Sistem kulit : Keadaan kulit (warna, tanda iritasi, tanda lahir, lesi, pemasangan 13
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Pola napas tidak efektif berhubungan dengan maturitas pusat pernafasan,
keterbatasan perkembangan otot, penurunan energi/kelelahan,
ketidakseimbangan metabolik.
• Thermoregulasi tidak efektif berhubungan dengan kontrol suhu yang
imatur dan penurunan lemak tubuh subkutan.
• Gangguan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidak mampuan mencerna nutrisi karena imaturitas.
• Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis yang kurang.

14
INTERVENSI
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan maturitas pusat pernafasan, keterbatasan
perkembangan otot, penurunan energi/kelelahan, ketidakseimbangan metabolik.
SLKI
Tujuan: Kebutuhan O2
• bayi terpenuhi Kriteria:
• Pernafasan normal 40-60 kali permenit.
• Pernafasan teratur.
• Tidak cyanosis.
• Wajah dan seluruh tubuh Berwarna kemerahan (pink variable).
• Gas darah normal

15
Lanjutan . . . .

SIKI
• Observasi gejala kardinal dan tanda-tanda cyanosis tiap 4 jam
• Letakkan bayi terlentang dengan alas yang data, kepala lurus, dan leher sedikit tengadah/ekstensi
dengan meletakkan bantal atau selimut diatas bahu bayi sehingga bahu terangkat 2-3 cm
• Bersihkan jalan naas, mulut, hidung bila perlu.
• Kolaborasi dengan team medis dalam pemberian O2 dan pemeriksaan kadar gas darah arteri

16
Dx : Thermoregulasi tidak efektif berhubungan dengan kontrol suhu yang imatur dan
penurunan lemak tubuh subkutan.
SLKI
Tujuan :Tidak terjadi hipotermia Kriteria
• Suhu tubuh 36,5 – 37,5°C
• Akral hangat
• Warna seluruh tubuh kemerahan
SIKI
• Observasi suhu bayi tiap 6 jam.
• Letakkan bayi terlentang diatas pemancar panas (infant warmer)
• Singkirkan kain yang sudah dipakai untuk mengeringkan tubuh, letakkan bayi diatas tubuh,
letakkan bayi diatas handuk / kain yang kering dan hangat.
• Kolaborasi dengan team medis untuk pemberian Infus Glukosa 5% bila ASI tidak mungkin 17
Dx : Gangguan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidak mampuan mencerna nutrisi karena imaturitas.
SLKI
Tujuan:Kebutuhan nutrisi terpenuhiKriteria
• Bayi dapat minum pespeen / personde dengan baik.
• Berat badan tidak turun lebih dari 10%.
• Retensi tidak ada.
SIKI
• observasi BAB dan BAK jumlah dan frekuensi serta konsistensi.
• Monitor turgor dan mukosa mulut.
• Monitor intake dan out put.
• Beri ASI/PASI sesuai kebutuhan.
• Lakukan control berat badan setiap hari
18
IMPLEMENTASI
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana
keperawatan oleh perawat terhadap pasien.

EVALUASI
Evaluasi dilaksanakan berdasarkan tujuan dan outcome.

19
22/11/2021 20

ASKEP BBLR

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai