Anda di halaman 1dari 33

ASKEP BAYI BARU LAHIR

RISIKO TINGGI
Ns. Immawati Damiri, Sp.Kep.An
PENGANTAR
 Bayi prematur mpyi karakteristik yg
berbeda dgn bayi cukup bulan  Risiko
tinggi tjd berbagai masalah kesehatan
yg memerlukan askep khusus (special
care) bahkan intensif (intensive care).
 Bayi prematur dikategorikan bayi risiko
tinggi karena mpy kecenderungan lebih
tinggi mengalami sakit bahkan
kematian.
DEFINISI
 Bayibaru lahir (Neonatus)
adl. Bayi dari lahir sampai
usia 4 minggu, lahir
biasanya dengan usia
gestasi 38 – 42 minggu
DEFINISI BBL RISIKO TINGGI
 Neonatus risiko tinggi adl. Bayi baru
lahir (BBL) tanpa memerhitungkan
usia gestasi atau berat badan, yg
memiliki kemungkinan lebih besar
morbiditas dan mortalitas dari rata-
rata krn keadaan atau lingkungan yg
menyertai perjalanan normal yg
berhubungan dgn kelahiran dan
penyesuaian ke keadaan
ekstrauterine.
FAKTOR PREDISPOSISI
KELAHIRAN BAYI PREMATUR
1. Faktor ibu
 Malnutrisi
 Usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35
tahun
 Penyakit kronis (penyakit jantung, ginjal atau
diabetes)
 Penyakit ibu ( pre eklampsi, infeksi : B
streptokokus, ISK, infeksi vagina, Infeksi pada
jaringan plasenta)
 Perokok, Penggunaan obat (kokain)
 Sosial ekonomi rendah
FAKTOR PREDISPOSISI....2
2. Faktor kehamilan
 Hipertensi kehamilan ( preeklampsia)
 Penurunan fungsi plasenta atau plasenta
abnormal
 Solusio plasenta atau plasenta previa
 Ketuban pecah dini atau chorioamnionitis
 Cervical incompetence (ketidakmampuan sevik
untuk tetap menutup slm kehamilan)
 Polihidramnion
 Riwayat kelahiran prematur sebelumnya
KLASIFIKASI BBL RISIKO TINGGI
 Bayi risiko tinggi sering diklasifikasikan sesuai
berat badan, usia gestasi dan masalah
psikologis yang menonjol.
 Masalah paling sering berhubungan dgn
status fisiologis & melibatkan ggn kimiawi
(hipoglikemi, hipokalsemia) dan akibat
maturitas organ atau sistem
(hiperbilirubinemia, gawat pernafasan,
hipotermia)
KLASIFIKASI BAYI RISIKO TINGGI
1. Klasifikasi menurut ukuran
 Bayi berat lahir rendah (BBLR) : bayi yg berat
badannya kurang dari 2500 gr. Tanpa
memerhatikan usia gestasi
 Bayi berat badan lahir sedang/moderat
(BBLM): bayi yg berat badnnya kurang dari
1501 - 2500 gr
 Bayi berat badan lahir sangat rendah (BBLSR):
bayi yg berat badannya kurang dari 1500 gr
 Bayi berat badan lahir ekstrem rendah (BBLER):
bayi yg berat badannya kurang dari 1000 gr
KLASIFIKASI ....2
1. Klasifikasi menurut ukuran
 Bayi berat lahir sesuai usia gestasi : bayi yg berat
badannya antara persentil ke-10 samai ke-90 pd kurve
pertumbuha intra uterine
 Bayi berat kecil untuk usia kelahiran nya atau kecil
untuk usia gestasi : bayi yg laju pertumbuhan
intrauterinenya lambat dan yg berat badan lahirnya
kurang dari persentil ke-10 pd kurve pertumbuha intra
uterine
 Retardasi pertumbuhan intrauterine (IUGR) : ditemukan
pada bayi yg pertumbuhan intrauterine mengalami
retardasi (bayi kecil usia gestasi)
 Bayi besar untuk usia gestasi : bayi yg berat badan
lahirnya diatas persentil ke-90 pd kurve pertumbuhan
intra uterine.
KLASIFIKASI ....3
2. Klasifikasi menurut usa gestasi
 Bayi prematur (preterm): bayi yg lahir sblm
gestasi minggu ke-37, tanpa memerhatikan
BB lahir.
 Bayi full term : bayi yg lahir antara awal
minggu ke-38 sampai akhir gestasi minggu
ke-42, tanpa memerhatikan BB lahir.
 Bayi postmatur (postterm): bayi yg lahir
setelah minggu ke-42 dari usia gestasi, tanpa
memerhatikan BB lahir.
KLASIFIKASI ....4
3. Klasifikasi menurut mortalitas
 Lahir hidup: kelahiran dimana neonatus
memanifestasikan adanya denyut jantung,
pernafasan atau menunjukkan gerakan
volunter, tanpa memerhatikan BB lahir.
 Kematian janin : kematian janin setelah
gestasi 20 minggu & sblm persalinan, dgn
tdk adanya tanda kehidupan setelah lahir
KLASIFIKASI ....5
3. Klasifikasi menurut mortalitas
 Kematian neonatus : kematian yg terjadi dlm
27 hari pertama kehidupan. Kematian
neonatus dini terjadi pada minggu pertama
kehidupan, kematian neonatus akhir terjadi
dlm 7 sampai 27.
 Mortalitas perinatal: menggambarkan jumlah
total janin dan neonatus awal yg meninggal
per 100 kelahiran hidup
 Kematian postnatal : kematian yg terjadi
pada hari ke-28 sampai 1 tahun.
PENGKAJIAN BBL
 Pengukuran Umum : pengukuran
antropometri
 TTV
 Penampilan Umum : head toe toe

 Untuk pembahasan pengkajian BBL silahkan


dibaca pada materi askep neonatus esensial
MANIFESTASI KLINIS
PREMATURITAS
 Sangat kecil, penampilan rapuh
 Kulit merah, sampai merah muda dgn vena dpt
dilihat
 Rambut tipis & halus, lanugo pd punggung &
wajah
 Sedikit atau tdk ada bukti lemak subkutan
 Kepala lebih besar dari tubuh
 Bantalan penghisap menonjol
MANIFESTASI KLINIS...2
 Berbaring dalam sikap “rileks”
 Ekstremitas terekstensi
 Kartilago telinga berkembang buruk
 Sedikit keriput halus pd telapak tangan & kaki
 Pd wanita klitoris menonjol
 Skrotum blm berkembang, tdk menggantung,
dgn rugae minimal dan testis tdk turun
 Sendi mudah dimanipulasi & longgar
Telapak kaki & telinga bayi
prematur
MANIFESTASI KLINIS...3
 Refleks menggengam, mengisap, menelan &
refleks muntah tdk ada, lemah atau tdk
efektif.
 Tanda2 neurologis tdk ada atau menurun
 Tdk dpt mempertahankan suhu tubuh
 Urine encer
 Thoraks lunak
 Bernafas periodik, hipoventilasi
 Episode apnea sering
MANIFESTASI KLINIS
PASCAMATURITAS
 Tidak ada lanugo
 Sedikit verniks kaseosa-bila ada, warna kuning
tua atau hijau
 Rambut kulit kepala berlebihan atau berkurang
 Kuku jari panjang
 Kulit lebih putih dari bayi cukup bulan
 Kulit sering pecah, seperti kulit kertas dan
deskuamasi
 Penampilan fisik letih, jaringan subkutan sedikit
 Penampilan kurus dan panjang.
POTENSIAL KOMPLIKASI
 Ketidakstabilan suhu
 Hipotermi
 Aspirasi mekonium
 Distress pernafasan
 Hiperbilirubinemia
 Hipoglikemia
 Infeksi kongenital
 Anomali kromosom
 Defek kongenital
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Pola nafas tdk efektif
 Termoregulasi tdk efektif
 Risiko tinggi infeksi
 Defisit nutrisi
 Risiko Hipovolemia
 Risiko Hipervolemia
 Risiko gangguan integritas kulit
 Risiko cedera
 Nyeri
 Gangguan tumbuh kembang
 Gangguan keterikatan emosional ibu - bayi
 Berduka
TUJUAN
 Memperlihatkan pola nafas bayi efektif : SpO2 BBL 88
– 92%.
 Memperlihatkan kemampuan bayi mengatur suhu,
ditandai : suhu 36,5 – 37,5 oC, tdk ada tanda2 stress
dingin
 Terpenuhi nutrisi bayi ditandai: bayi terbebas dari
hipoglikem(GD > 45 mg/dl), meningkat kemampuan
menghsap, kenaikan BB min 15 gr/kgBB/hr
 Infeksi tdk terjadi, ditandai tdk tjd instabilitas suhu
tubuh, toleransi minum baik, nilai LAB tdk
menunjukkan tanda2 infeksi.
 Gangguan keterikatan emosional orangtua-bayi tdk
terjadi, ditandai pernyataan positif OT thd partispasi
perawatan bayi & tjd interaksi OT – bayi.
Perencanaan keperawatan

INTERVENSI
POLA NAFAS TDK EFEKTIF
 Kaji penyimpangan fungsi pernafasan
 Kaji frek denyut jantung
 Beri posisi optimal  prone (tengkurap), miring
 Pertahankan posisi jalan nafas
 Pantau saturasi oksigen
 Kelompokkan intervensi keperawatan
 Pertahankan suhu lingkungan yg netral
 Kaji warna kulit
 Observai respon bayi thd terapi oksigen
 Observasi jika tjd penyimpangan & kolaborasi dgn
dokter
 Jelaskan pd ortu berbagai prosedur yg dilakukan
POSISI BAYI

Prone Miring
TERMOREGULASI TDK EFEKTIF
 Monitor suhu tubuh bayi setiap 1 – 2 jam sekali
 Monitor frekuensi denyut jantung & pernafasan
 Cek suhu inkubator / pemancar panas
 Pastikan alas tidur & selimut bayi hangat
 Pastikan inkubator transport hangat
 Saat dilakukan tindakan, pastikan bayi hangat
 Pintu inkubator jgn sering dibuka
 Bila sdh stabil, lakukan perawatan metode kanguru
(PMK)
 Pantau tanda hipotermi: ekstremitas dingin, sianosis
 Tunda mandi
Mengurangi kehilangan panas &
memberi kehangatan

Membungkus bayi & topi Membungkus dgn plastik


Transport bayi dgn PMK
RISIKO INFEKSI
 Pertahankan kebersihan tangan
 Pantau berbagai tanda vital
 Kaji toleransi minum
 Pantau hasil pemeriksaan
laboratorium
 Yakinkan alat yg digunakan
benar2 bersih/ steril
 Lakukan tindakan invasif scr
steril
 Lakukan isolasi bayi bila ruangan
tersedia atau kelompokkan bayi
terinfeksi
DEFISIT NUTRISI
 Kaji kadar gula sesuai permintaan
 Kaji kemampuan mengisap  lemah  perah ASI
menggunakan tangan, bila kemampuan mengisap &
menelan blm terkoordinasi /ada kelainan menghisap
 beri ASI menggunakan alternatif : sendok,
cangkir atau selang (melalui mulut/orogastric tube)
 Tdk memungkinan pemberian oral, kolaborasi
pemberian nutrisi parenteral
 Pantau kenaikan BB harian
 Jaga kehangatan bayi
 Kurangi penggunaan energi bayi dgn memberi
istirahat yg cukup
 Informasikan pd ortu prosedur yg dilakukan.
Memberi minum dgn cangkir &
pipa OGT
RISIKO GGN KETERIKATAN
EMOSIONAL OT-BAYI
 Kaji pemahaman ortu thd
kondisi bayi
 Anjurkan ortu mengunjungi bayi
 Anjurkan ortu melakukan PMK
 Bantu ortu mengkaji perilaku &
respon bayi
 Sertakan ortu dlm perawatan
bayi
 Jelaskan pd keluarga kondisi
bayi & alasan knp hrs dirawat di
ruang khusus/intensif.
SUMBER
 Rustina, Y. (2015). Bayi prematur: Perspektif
keperawatan. Jakarta: Sagung Seto.
 Wong, D.L. (2012). Pedoman klinis
keperawatan pediatrik ed.4. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai