Anda di halaman 1dari 49

CASE REPORT

 
SEORANG LAKI-LAKI 45 TAHUN DENGAN ASMA BRONKHIAL EKSASERBASI AKUT
SERANGAN SEDANG

PENYUSUN
Mira Fitria Rahmawati
J510215057
 
PEMBIMBING

dr. Ida Nurromdoni, Sp.P, M.Biomed


IDENTITAS PASIEN
• Nama Pasien : Tn. S
• Umur : 45 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Alamat : Magetan
• Pekerjaan : Petani
• Status Perkawinan : Sudah menikah
• Agama : Islam
• Tanggal Masuk RS : 04/09/2022
ANAMNESIS

Riwayat penyakit pasien diperoleh secara autoanamnesis.

KELUHAN UTAMA

Sesak napas
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Berdasarkan anamnesis pasien didapatkan keluhan


○ Tanggal 4 September 2022, pasien Tn. S mengeluhkan sesak napas terus menerus ± 10 menit. Pasien
merasa tidak ada udara yang masuk ketika bernapas. Sesak muncul tiba-tiba. Pasien biasa memakai inhaler
dan obat racikan yang biasa ia gunakan, namun pada hari itu obat pasien ternyata sedang habis. Lalu pasien
di antar oleh keluarganya ke IGD RSUD Sayidiman Magetan.
○ Ketika di IGD pasien tampak gelisah. Pasien hanya dapat mengucapkan sepatah kata saja dan merasa lebih
baik jika duduk/tidur istirahat. Pasien datang dalam keadaan sadar penuh.
○ Sebelum sesak muncul pasien mengatakan bahwa malam hari suara napas pasien terdengar ngik-ngik dan
beberapa kali pasien batuk dan pagi harinya pasien mengalami batuk kembali sejak setelah bangun pagi
hari. Batuk dirasakan terus menerus, terasa menganjal di tenggorokan. Batuk tidak membaik dengan
istirahat maupun minum air hangat.
○ Pasien mengatakan bahwa sehari sebelumnya pasien melakukan aktivitas yaitu mencangkul di sawah dan
akhir-akhir ini mengakui sedang banyak pikiran.
○ Diketahui pasien memiliki riwayat asma sejak 6 tahun yang lalu. Pasien mengatakan asma nya kambuh-
kambuhan terutama pada saat pasien kecapekan dan banyak pikiran. Sesak biasanya berkurang setelah
menggunakan inhaler dan obat racikan yang didapat dari poli RSUD Sayidimnan Magetan.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

• Keluhan respiratorik : sesak (+), batuk (+), mengi (+),


nyeri dada (-)
• Keluhan sistemik : pusing (-), demam (-), keringat
malam (+), nafsu makan berkurang
(-), penurunan berat badan (-)
• Keluhan lain : mual (-), muntah (-)
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

• Riwayat Penyakit Serupa : Diakui, 2 minggu yll.


• Riwayat Penyakit Ginjal : Disangkal
• Riwayat Hipertensi : Disangkal
• Riwayat Alergi : Disangkal
• Riwayat Opname : Diakui, 2 minggu yll.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

• Riwayat Serupa: disangkal


• HT  disangkal
• DM  disangkal
• Asma  disangkal
• Alergi  disangkal
RIWAYAT KEBIASAAN

• Riwayat merokok : diakui, 6th yll.


• Riwayat konsumsi obat herbal : disangkal
• Riwayat konsumsi obat : diakui, obat racikan sesak.
PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum Dan Status Gizi


KU : Cukup
GCS : E4V5M6 (CM)
BB : 70 kg
TB : 170 cm
IMT : 24,2 (normal)
PEMERIKSAAN FISIK

2. Vital Sign
• Tekanan darah : 120/80 mmHg
• Nadi : 87 x/menit, reguler
• RR : 21 x/menit, reguler
• Suhu : 36,40 C
• SpO2 : 97% air room
Pemeriksaan Fisik

Kepala / leher Ukuran Normocepal, bibir sianosis (-), Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik
(-/-), refleks pupil +/+ (3mm/3mm), Leher simetris, pembesaran kelenjar
getah bening (-/-), peningkatan jugular vein pressure (-)

Paru-paru: I: bentuk dada normal, simetris, retraksi dinding dada (-)


P: fremitus (+), ketertinggalan gerak (-)
P: sonor diseluruh lapang paru kiri dan kanan (+/+)
A : SDV (+/+) , RH (-/-), WH (+/+)
Jantung: I: ictus cordis tidak tampak
P: ictus cordis teraba di SIC V linea midclavicularis sinistra
P: redup (+), tidak terkesan pelebaran batas jantung
A: Suara Jantung I-II reguler (+), murmur (-), gallop (-)
Abdomen I: Jejas (-), distensi (-), massa (-)
A: Peristaltik usus (+) normal
P: supel (+), nyeri tekan (-), defans muskuler (-)
P: Timpani seluruh lapang abdomen (+) normal, hepar pekak (+)
normal, pekak beralih (-)

Ekskremitas Ekstremitas superior : akral hangat (+/+) normal, edema (-/-) normal.
Ekstremitas inferior : akral hangat (+/+) normal, edema (-/-) normal.
Rapid antigen

04/09/2022
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Lab
• Hb : 15,6
• Hct : 44,5
• Trombosit : 218
• Leukosit : 5,0
• Limfosit : 30
• Monosit : 10 (H)
• SGOT : 27
• SGPT : 29
• Kolesterol total : 0,36
• Asam Urat : 5,20 (L)
Rontgen thoraks
Tanggal 04/09/2022

 Cor : ukuran normal


 Pulmo D/S : tidak tampak infiltrate/fibrosis
/kalsifikasi, hiperaerasi paru (+) Dextra
 Hemidiafragma D/S : Dome shaped
 Sinus costophrenicus D/S : tajam
• Kesimpulan  Emphysematous lung
ASSESMENT/DIAGNOSIS KERJA

ASMA BRONKHIAL EKSASERBASI AKUT


SERANGAN SEDANG
PLANNING TERAPI

• Infus PZ 20tpm
• Drip infus aminophilin drip 15 tpm
• Meprovent Nebulizer
• Inj Dexamethason 1amp
• Inj solvinex 1 amp
• Inj exocid 1 amp
• Inj criax 1 amp
• Po: Daily D3 2x1
PLANNING MONITORING

1. Klinis
2. Tanda Vital
3. SpO2
PROGNOSIS

• Ad vitam : Dubia ad bonam


• Ad functionam : Dubia ad bonam
• Ad Sanationam : Dubia ad bonam
Daftar Assesment Planning Planing
Masalah Terapi Monitoring
Anamnesis : Asma Non Medikamentosa Observasi
- Sangat sesak nafas ± 10 menit
- Pasien biasa memakai obat inhaler dan pil racikan Bronkhial Tirah Baring - Klinis
tetapi sedang kehabisan pada saat pasien mengalami - Tanda Vital
serangan Medikamentosa
- batuk terus menerus dengan
- Hanya dapat mengucapkan beberapa kata Infus PZ 20tpm
- Pasien sehabis beraktivitas berat dan sedan banyak Drip infus aminophilin drip 15 tpm
pikiran Meprovent Nebulizer
- Riwayat asma sejak 6 tahun yang lalu
- Riwayat alergi (-)
Inj Dexamethason 1amp
- Riwayat pengobatan  inhaler dan racikan Inj solvinex 1 amp
Vital sign : Inj exocid 1 amp
- Ku : compos mentis,
- TD : 120/70 mmHg
Inj criax 1 amp
- HR : 80 x/menit Po: Daily D3 2x1
- RR: 24 x/menit
- Suhu tubuh : 36.4 oC
- Compos mentis
- SpO2 : 97% udara ruangan
Pmx. Fisik thoraks
- Inspeksi : retraksi (-/-), gerakan nafas simetris
- Palpasi : fremitus (+/+)
- Perkusi : Sonor / sonor
- Auskultasi : Vesikuler (+/+), Wheezing (+/+), Rhonki
(-/-)
Ro. Thoraks
- Emphysematous lung
FOLLOW UP
Hari/tanggal Subjektif Objektif Assesment Planning

Senin, 5/09/2021 Sesak KU : Baik,CM Asma Non Medikamentosa


berkurang, TD: 120/80 Bronkhial
batuk jarang N : 90x Tirah Baring
SPO2 : 97% air
room Medikamentosa
RR : 20x Infus PZ 20tpm
T : 36.5°C Drip infus aminophilin
drip 15 tpm
Gerakan nafas Meprovent Nebulizer
simetris Inj Dexamethason 1amp
Retraksi dinding Inj solvinex 1 amp
dada (-) Inj exocid 1 amp
Fremitus (+/+) Inj criax 1 amp
Perkusi Po: Daily D3 2x1
(sonor/sonor)
SDV (+/+)
Ronki (-/-)
Wh (+/+)
Pembesaran KGB
leher (-)
Pembesaran KGB
axilla (-)
Hari/tanggal Subjektif Objektif Assesment Planning

Selasa, 5/09/2021 Sesak KU : Baik,CM Asma Non Medikamentosa


berkurang, TD: 120/80 Bronkhial
Sudah tidak N : 80x Tirah Baring
batuk SPO2 : 98% air Acc pulang
room Medikamentosa
RR : 20x -Maxpro 100mg 2x1
T : 36.5°C -Codein tab 10mg
Cetirizine tab 5mg
Gerakan nafas Salbutamol tab 2mg
simetris Aminophilin tab 20mg
Retraksi dinding Dibuat dalam racikan
dada (-) kapsul 3x1
Fremitus (+/+)
Perkusi
(sonor/sonor)
SDV (+/+)
Ronki (-/-)
Wh (+/+)
minimal
Pembesaran KGB
leher (-)
Pembesaran KGB
axilla (-)
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

Asma Bronkhial adalah salah satu penyakit non communicable (tidak


menular) kronis pada saluran pernafasan yang hipereaktif dan menyempit
akibat berbagai rangsangan yang ditandai oleh adanya serangan sesak nafas,
mengi, dan tingkat keparahan serta frekuensi setiap orang berbeda.

(WHO,2016)
Definisi

✓ Karakteristik :
Obstruksi saluran nafas yang reversibel baik secara spontan maupun dengan pengobatan
Inflamasi kronik saluran nafas
Hiperaktivitas saluran nafas terhadap berbagi rangsangan.
✓ Melibatkan sel-sel radang (eosinofil, sel mast, leukotrien, makrofag, netrofil, limfosit T, dll)

(Djojodibroto, 2015)
Epidemiologi

• Sekitar 300 jt manusia di dunia menderita asma dan diperkirakan meningkat hingga
400 jt pada 2025. 1 dari 250 orang meninggal adalah pasien asma.

• Insiden asma dipengaruhi oleh berbagai faktor : jenis kelamin, umur, status atopi,
faktor keturunan, dan faktor lingkungan.

• WHO menyatakan prevalensi asma 3-5% pd orang dewasa dan 7-10% pd anak. Di
indonesia prevalensia sma pd anak sekitar 2-30%.

(Riskedas,2018)
Faktor Risiko
Patofisiologi Asma
Patofisiologi Asma Non Atopi
Gejala Klinis

Sesak napas / dada terasa penuh (chest tightness)


Napas berbunyi (mengi/wheezing)
Batuk (terutama malam dan dini hari)
Dahak kental sulit dikeluarkan (tidak produktif)
Gejala timbul secara episodik berulang

(Djojodibroto, 2015)
KLASIFIKASI DERAJAT BERAT SERANGAN ASMA
DIAGNOSIS BANDING

DIAGNOSIS BANDING BEDA ASMA BRONKIALE PPOK

Usia Anak, remaja, dewasa Dewasa > 40 tahun


• PPOK Merokok +/- ++
Reversibiliti Reversibel Non-reversibel
• Bronchiectasis
Progresifiti Non-progresif Progresif
• Bronchitis Bacterial Riwayat Alergi ++ +/-
• Benda Asing Jalan Batuk Malam – dini hari Sewaktu-waktu
Dyspneu on effort Bila serangan ++
Napas Sputum Kental, sulit dikeluarkan +/-
Faal paru Me bila serangan FEV1/FVC < 70%
Variabiliti PF ++ -
Darah Lengkap Normal Polisitemia
Analisa Gas Darah PaO2 N/ PaCO2 , PaO2 N/
Foto Toraks Normal, hiperinflasi saat serangan Hiperinflasi

Sel-sel inflamasi Eosinofil, CD4+ Netrofil, CD8+


Gejala Klinis

Berdasarkan Derajat Asma


Penegakan Diagnosis Asma

ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
 Serangan bersifat PEMERIKSAAN
PENUNJANG
episodik/berulang /kumat-  Dpt normal, kadang
kumatan, reversibel wheezing (+), ekspirasi  Foto toraks  normal diluar
 Memburuk malam & dini memanjang serangan, hiperinflasi saat
hari  Serangan ringan  serangan
 Pencetus/trigger (+) wheezing akhir ekspirasi  Faal paru (spirometri /
 Respons thd bronkodilator  Serangan berat  wheezing PEFR)  menilai berat
(+) dapat tidak terdengar, obstruksi, reversibilitas,
 Riwayat asma dlm keluarga sianosis, gelisah, takikardi, variabilitas
 Riwayat alergi retraksi ics, penggunaan  Uji provokasi bronkus
otot bantu napas  Status alergi  skin prick
test, Ig E total, eosinofil
count, Ig E AtopI
Penegakan Diagnosis Asma
TATALAKSANA

Saat Serangan
 Reliever/ Pelega:

Gol. Adrenergik:
- Adrenalin/epinephrine 1 : 1000  0,3 cc/sc • Controller/ Pengontrol:
- Ephedrine: oral
Saat Serangan
- Short Acting 2-agonis (SABA)
Gol. Adrenergik:
1 Salbutamol (Ventolin): oral, inj., inh.
2 Terbutaline (Bricasma): oral, inj., inh. - Long-acting 2-agonis (LABA):
3 Fenoterol (Berotec): inh. 1 Salmeterol & Formoterol: inh.
4 Procaterol (Meptin): oral, inh. Gol. Methylxantine:
5 Orciprenaline (Alupent): oral, inh. - Theophylline Slow Release
Gol. Methylxantine: Gol. Steroid: inh., oral, inj.
- Aminophylline: oral, inj. Leukotriene Modifiers: Zafirlukast
- Theophylline: oral Cromolyne sodium: inh.
Gol. Antikolinergik: Kombinasi LABA & Steroid: inh.
- Atropin: inj
- Ipratropium bromide: inh. • Bila perlu dpt diberikan Antibiotik
Gol. Steroid:
- Methylprednisolone: oral, inj.
- Dexamethasone: oral, inj.
- Beclomethasone (Beclomet): inh.
- Budesonide (Pulmicort): inh.
- Fluticasone (Flixotide): inh.
TATALAKSANA
TATALAKSANA
ASMA EKSASERBASI

Episode asma yang ditandai dengan peningkatan gejala sesak napas, batuk, mengi atau dada terasa berat/
tertekan dan penurunan fungsi paru secara progesif.

Eksaserbasi seringkali terjadi setelah terpajan zat seperti serbuk sari, polutan dan bau menyengat, dapat juga
terjadi karena ketidakpatuhan pemakaian obat pengontrol.

Istilah “kambuh” lebih sederhana, dan menyampaikan perasaan bahwa sudah ada asma sebelumnya
walaupun tidak bergejala.

(PDPI, 2019).
PENATALAKSANAAN DI FASKES PERTAMA
PENATALAKSANAAN DI IGD
INDIKASI RAWAT INAP

 Jika sebelum terapi FEV1 atau PEF < • Faktor lain yang meningkatkan
25% nilai prediksi atau setelah terapi kebutuhan rawat inap :
FEV1 atau PEF < 40% nilai prediksi
direkomendasikan rawat inap. - Wanita, usia tua
- Penggunaan > 8x beta 2 agonis dalam
 Jika setelah terapi fungsi paru 40 – 60% 24 jam terakhir
nilai prediksi - Eksaserbasi berat (butuh resusitasi atau
 pemulangan dapat dilakukan, mem- intervensi medis cepat), RR > 22x/mnt,
pertimbangkan faktor risiko dan keterse- SpO2 < 95%, final PEF < 50% nilai
diaan perawatan lanjutan. prediksi
- Riwayat eksaserbasi akut (intubasi,
 Jika setelah terapi fungsi paru > 60% ni- rawat inap asma).
lai prediksi
 Pemulangan dianjurkan.
PENCEGAHAN

PENCEGAHAN DILUAR SERANGAN

 Menjauhi alergen, bila perlu desensitisasi


 Menghindari kelelahan
 Menghindari stress psikis
 Mencegah/mengobati ISPA sedini mungkin
 Olahraga (renang, senam asma)
 Vaksinasi influenza
ALHAMDULILLAHIRROBILALAMIN
TERIMAKASIH...
Daftar Pustaka
Bladé, J., & Rosiño, L. (2007). Complications of Multiple Myeloma. Hematology/Oncology Clinics of North America, 21(6), 1231-46.

Center, H. I. (2018). Multiple Myeloma. Retrieved Februari 15, 2019, from http://cancer.columbia.edu/multiple-myeloma-about-multiple-myeloma

Farida, Y., Trisna, A., & W, D. (2017). Studi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Pneumonia di RumahSakit Rujukan Daerah Surakarta. Journal of
Pharmaceutical Science and Clinical Research, 2, 44-52.

Irawan, R., Reviono, & Harsini. (2019). Korelasi Kadar Copeptin dan Skor PSI dengan Waktu Terapi Sulih Antibiotik Intravena ke Oral dan Lama Rawat
Pneumonia Komunitas. JURNALRESPIROLOGI INDONESIA, 39(1), 44-53.

Longo, D., Kasper, D., Fauci, A., & Hauser, S. (2012). Harrison's Principle of Internal Medicine (18th ed.). Mc Grraw Hill Medical.

Nyoman, B. I., Putu, S. P., & Bagus, S. I. (2007, Agustus). Pneumonia Atipikal. Sari Pediatri, 9(2), 138-144.

PDPI. (2003). PNEUMONIA KOMUNITI PEDOMAN DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN DI INDONESIA. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia .

Setiati, S., Alwi, I., Sudoyo, A., Setiyohadi , B., Syam, A. F., & K, M. S. (Eds.). (2015). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (VI ed.). Jakarta Pusat: Interna
Publishing.

Seyawati, A., & Marwiati. (2018). TATA LAKSANA KASUS BATUK DAN ATAU KESULITAN BERNAFAS :LITERATURE REVIEW. Jurnal Ilmiah
Kesehatan, 30-52.

Society, A. C. (2018). Risk Factors for Multiple Myeloma. Retrieved Februari 15, 2019, from https://www.cancer.org/cancer/multiple-myeloma/causes-risks-
prevention/risk-factors.html

Warganegara, E. (2017). Pneumonia Nosokomial (Hospital-acquired, Ventilator-associated, dan Health Care-associated Penumonia). JK Unila, 1(3), 612-618.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai