Anda di halaman 1dari 15

MODUL TUMBUH KEMBANG

(SFS517)

MODUL SESI KJ01,KJ02,KJ10


REFLEKS PRIMITIF PADA BAYI

DISUSUN OLEH
MIRANTI YOLANDA ANGGITA, S.FT., M.FIS

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0 / 15
REFLEKS PRIMITIF PADA BAYI

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan


Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :
Mahasiswa mampu memahami dan melakukan pemeriksaan refleks primitif pada bayi.

B. Refleks Primitif
Pendahuluan
Refleks merupakan respon konvensional yang dilakukan bayi tanpa keterlibatan otak
yang mengendalikan kesadaran. Refleks primitif adalah aksi refleks yang berasal dari
dalam pusat sistem saraf yang ditunjukkan oleh bayi baru lahir normal namun secara
neurologis tidak lengkap seperti pada orang dewasa dalam menanggapi rangsang
tertentu. Refleks ini tidak menetap hingga dewasa, namun lama-kelamaan akan
menghilang karena dihambat oleh lobus frontal sesuai dengan tahap perkembangan
anak normal.
Refleks primitif merupakan gerakan otomatis kompleks dengan mediator pada batang
otak, berkembang selama dalam kandungan dan nampak pada bayi-bayi baru lahir,
menjadi semakin nyata penampakannya dalam enam bulan pertama kehidupan. Refleks
primitif pada dasarnya terdapat pada pertumbuhan yang normal dan refleks-refleks ini
melatarbelakangi perkembangan motorik anak seperti berguling, duduk, merangkak,
berdiri, dll. Pada perkembangan normal, refleks primitif spinal dan batang otak secara
bertahap seiring dengan perkembangannya pola-pola yang lebih tinggi dan reaksi
keseimbangan yang lebih tinggi mengalami kerusakan atau keterlambatan, maka pola
primitif akan tetap mendominasi aktivitas sensori motor. Adanya disfungsi neurologis
merupakan hasil dari lesi susunan saraf pusat yang spesifik.
Pemeriksaan sistem saraf pada bayi dan anak-anak memiliki beberapa ciri yang khas.
Pemeriksaan tersebut meliputi teknik yang sangat spesifik untuk usia tertentu,
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 1 / 15
khususnya untuk bayi. Pengujian refleks primitif sangat penting pada bayi, refleks ini
hanya terdapat pada usia tertentu dan kemudian menghilang. Refleks primitif yang
negatif atau menetap dapat menandakan abnormalitas. Secara umum pemeriksaan
sistem saraf pada bayi dan anak kecil sangat bergantung pada faktor internal dan
eksternal yaitu:
a. Internal : kesadaran, saat pemeriksaan dengan mempertimbangkan waktu makan
dan tidur
b. Eksternal : keberadaan orang tua, rangsangan yang menakutkan.
Keadaan yang penting untuk diperhatikan adalah kelainan neurologi pada bayi
dan anak kecil sering kali ditemukan sebagai abnormalitas perkembangan, seperti
ketidakmampuan dalam melakukan tugas yang sesuai dengan umurnya. Keadaan ini
merupakan kenyataan yang penting untuk diperhatikan. Karena itu, pemeriksaan
neurologi dan perkembangan anak harus dikerjakan secara bertautan.

Definisi Refleks Primitif


Refleks primitif adalah refleks yang dikontrol oleh area sub kortikal otak. Pada bayi,
kematangan saraf kortikal akan mengesampingkan refleks primitif pada spinal cord dan
otak, refleks primitif akan berganti dengan munculnya reaksi pengatur gerak dan
keseimbangan (Futagi, 2012). Hilangnya dan munculnya refleks merupakan mekanisme
dari kematangan menuju perkembangan motorik yang normal. Pada kondisi yang
abnormal, proses refleks berjalan lebih panjang dan sesuai dengan kemunduran
kematangan fungsi otak, yang menyebabkan menetapnya refleks primitif dan
keterlambatan pencapaian motor milestone. Penyebab menetapnya refleks primitif
antara lain kelahiran SC, trauma, paparan toxic, anestesi dan lain-lain. Refleks primitif
yang harus dimiliki bayi, antara lain:

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2 / 15
1. Refleks Moro
Refleks ini timbul ketika si kecil terkejut, umumnya karena ia merasa akan jatuh
atau karena ada suara yang sangat keras. Reaksi yang timbul setelah terkejut
adalah membuka kedua lengan dan tungkainya dan kepala bergerak ke
belakang. Terkadang tangannya menggapai benda-benda yang ada di
dekatnya. Biasanya akan menangis terlebih dahulu saat dikejutkan. Refleks ini
mulai menghilang antara usia 3-6 bulan.
Cara pemeriksaan : letakkan bayi di tempat tidur, fisioterapis lalu bertepuk tangan
dengan suara yg sedikit keras, lalu perhatikan reaksi bayi, apakah reaksi moro
muncul/tidak.
Interpretasi :
• Reaksi positif adalah normal pada usia bayi 3-6 bulan.
• Reaksi positif setelah usia 6 bulan merupakan suatu indikasi ketelambatan
refleksif kematangan.
• Reaksi negatif adalah normal setelah usia 6 bulan.

2. Refleks Galant
Refleks ini juga dikenal sebagai refleks Galant’s infantile. Refleks ini muncul sejak
lahir dan berlangsung sampai pada usia 4 - 6 bulan. Refleks ini terlihat saat
punggung tengah atau punggung bawah bayi di bagian kanan atau kiri tulang
punggung di usap. Tubuh bayi akan melengkung ke sisi yang diusap.
Cara pemeriksaan : Refleks galant ditimbulkan dengan menggosok satu sisi
punggung sepanjang garis paravertebral 2-3 cm dari garis tengah mulai dari bahu
hingga bokong.
Interpretasi :

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3 / 15
• Respon normal adalah perlengkungan lateral dari badan ke arah sisi yang
distimulisasi dengan bahu dan sendi panggul bergerak ke arah sisi yang
digosok.
• Refleks galant secara normal hilang setelah 2-3 bulan.
• Jika refleks ini menetap hingga lewat 6 bulan, kemungkinan ada patologis.

3. Asymetric Tonic Neck Reflex (ATNR)


Merupakan refleks mempertahankan posisi leher / kepala. Timbul bila kita
membaringkan bayi secara telentang. Ketika dibaringkan dan wajahnya dipaling
ke salah satu arah, misalnya kanan, tangannya akan membentuk posisi seperti
pemain anggar dalam posisi siap, tangan kanannya lurus dan tangan kiri ditekuk.
Refleks ini sering juga disebut fencing reflex (posisi pemain anggar). Menghilang
saat bayi berusia 3-4 bulan.
Cara pemeriksaan : Pasien terlentang , kepala dalam mid-posisi dan kedua lengan
dan kedua tungkai ekstensi. Kemudian palingkan kepala ke salah satu sisi.
Interpretasi :
• Reaksi negative
Tidak ada reaksi dari anggota badan pada salah satu sisi.
• Reaksi positif
Kedua lengan dan kedua tungkai ekstensi pada arah sisi wajah, atau
peningkatan tonus ekstensor, fleksi lengan dan tungkai sisi yang berlawanan,
atau peningkatan tonus fleksor.

4. Refleks Primary Standing (Positive Supporting Reaction)


Refleks ini merupakan reaksi yang muncul saat bayi di pegang vertical dan kakinya
dibiarkan menyentuh lantai atau permukaan lainnya. Maka bayi akan langsung
berposisi seperti berdiri dengan sedikit fleksi hip dan knee. Pada posisi ini bayi
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 4 / 15
akan berdiri dengan jari kakinya atau menyilangkan kedua kakinya. Akan muncul
selama 4 bulan pertama kehidupannya secara involunter sampai mereka bisa
menyanggah sendiri proporsi berat badannya saat umur 10 bulan secara sadar.
Cara pemeriksaan : pegang bayi pada kedua ketiaknya dan menghadap ke depan.
Lalu perlahan letakkan ujung jari kakinya ke lantai dan perhatikan posisi kedua
kakinya.
Interpretasi :
• reflex ini muncul involunter saat berusia 4 bulan dan bertahap akan
berkembang hingga usia 10 bulan ke atas. jika reaksi positif, maka dicurigai
ada gangguan perkembangan motorik bayi.

5. Refleks Automatic Walking (Stepping Reflex)


Timbul ketika kita memegangi bayi pada posisi berdiri dan sedikit menekan. Bayi
akan mengangkat kakinya secara bergantian seakan-akan berjalan. Refleks ini
mulai berkurang setelah 1 minggu dan akan menghilang setelah 2 bulan.
Cara pemeriksaan : pegangi bayi di ketiak/dibawah lengannya. Biarkan jari-jari
kakinya menyentuh lantai. Lalu perhatikan reaksinya.
Interpretasi :
• Bila tidak ada respons, menunjukkan ada kelainan pada motorik kasar, cidera
perifer (semua saraf selaian otak dan saraf tulang belakang) atau kemungkinan
ada retak pada tulang atau tulang di betis.

6. Refleks Grasp (Hand And Feet)


Refleks ini muncul ketika telapak tangannya disentuh atau meletakkan benda
seperti jari Ibunya atau pensil, jari-jari menutup dan menggenggam benda yang
menyentuh telapak tangannya. Ia akan memegang erat dan kekuatannya akan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5 / 15
meningkat ketika benda tersebut ditarik keluar. Refleks ini akan hilang saat bayi
berusia 5 bulan.
Cara pemeriksaan : letakkan jari atau pensil ke telapak tangan si bayi, lalu
perhatikan apa yang terjadi
Interpretasi :
• bayi akan menggenggam benda yang kita letakkan di telapak tangannya .Bila
tak ada respons atau respons menetap, menunjukkan kelainan saraf otak.
Refleks ini juga kurang terlihat pada bayi prematur.

7. Refleks Hisap ( Sucking Refleks )


Merupakan kemampuan dasar bayi untuk bertahan hidup. Refleks ini menjamin
bayi untuk mendapatkan makanan hingga ia secara sadar mampu menghisap
sendiri. Refleks ini ditimbulkan oleh rangasangan pada daerah mulut atau pipi bayi
dengan puting / tangan. Bibir bayi akan maju ke depan dan lidah melingkar ke
dalam untuk menyedot. Menghilang saat bayi berusia 2-3 bulan.
Cara pemeriksaan : letakkan bayi di tempat tidur atau tempat yang nyaman.
Fisioterapis lalu meletakkan jari tangannya di sekitar bibir bayi, lalu perhatikan
reaksinya
Interpretasi :
• Bayi akan langsung menghisap jari fisioterapis. Bila taka ada respons,
menunjukkan ada kelainan pada susunan saraf. Bayi prematur yang lahir
sebelum usia kandungan 34 minggu biasanya belum memiliki refleks
mengisap.

8. Neck Righting Reflex


Yaitu refleks yang alamiah muncul setelah refleks ATNR menghilang. Refleks ini
timbul karena rotasi pasif atau aktif dari kepala ke satu sisi yang kemudian akan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6 / 15
diikuti oleh rotasi shoulders, trunk, dan pelvis ke arah yang sama. Pada neck
righting yang sebenarnya, ada nada jeda antara rotasi kepala yang diikuti oleh
shoulder.
Cara pemeriksaan : Pasien terlentang, Kepala mid-posisi, Kedua lengan dan kedua
tungkai ekstensi. Rotasi kepala ke salah satu sisi secara aktif atau pasif.
Interpretasi :
• Reaksi negatif
Badan tidak akan berputar
• Reaksi positif
Badan berputar secara keseluruhan mengikuti arah kepala.
Reaksi positif adalah normal pada usia 6 bulan. Reaksi positif setelah usia 6 bulan
merupakan suatu indikasi keterlambatan refleksif kematangan reaksi negatif di atas
usia 1 tahun adalah suatu indikasi dari keterlambatan refleksif kematangan. Juga
akan hilang atau berkurang pada bayi dengan spastisitas.

9. Body Righting On The Body


Mirip dengan neck righting reflex, tapi perbedaannya, tubuh berputar mengikut
kepala secara segmental/perbagian, tidak bersamaan pertama kepala berputar lalu
satu persatu diikuti shoulder, trunk dan pelvis serta anggota gerak bawah.
Cara pemeriksaan : Pasien terlentang, Kepala mid-posisi, Kedua lengan dan kedua
tungkai ekstensi. Rotasi kepala ke salah satu sisi secara aktif atau pasif
Interpretasi :
• Reaksi negative
Badan berputar mengikuti (neck righting), dan tidak berdiri atas beberapa
bagian.
• Reaksi positif

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7 / 15
Rotasi beberapa bagian dari trunk diantara kedua bahu dan pinggul diikuti kepala,
kemudian kedua bahu, yang berakhir pada kedua pinggul.
Reaksi positif muncul sekitar usia 6 bulan. Reaksi negatif setelah usia 6 bulan
merupakan suatu indikasi keterlambatan refleksif kematangan.

10. Labyrinthine righting reflex plus optical righting


Adalah reflex yang diinisiasi setelah organ vestibular telah merasakan bahwa tubuh
sedang tidak tegak. Refleks ini muncul sebagai reaksi untuk mengembalikan tubuh
ke posisi berdiri.
Cara pemeriksaan : Pegang pasien dalam ruangan dengan posisi tengkurap.
Interpretasi :
• Reaksi negative
Kepala tidak terangkat secara otomatis ke posisi normal
• Reaksi positif
Kepala terngakat ke posisi normal, wajah vertikal, mulut horizontal
Reaksi positif adalah normal jika muncul setelah labyrin-thine righting acting pada
kepala (1-2 bulan) dan berlangsung selama hidupnya. Reaksi negatif setelah mesin
ini merupakan suatu indikasi keterlambatan refleksif kematangan.

11. Reflex Landau


Landau refleks (land-ow) adalah refleks yang terlihat pada bayi normal dari 3 bulan
hingga 1 tahun ketika ia mulai hilang. Jika bayi dipegang horizontal dengan
wajahnya ke bawah, ia akan meluruskan kedua kaki dan punggungnya dan
mencoba untuk mengangkat kepalanya.
Cara pemeriksaan : Pegang pasien pada bagian depan untuk menyanggah thorax.
Posisi tengkurap. Angkat kepala secara aktif atau pasif
Interpretasi :
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 8 / 15
• Reaksi Negatif :
Punggung dan kedua tungkai tetap dalam posisi fleksi.
• Reaksi Positif :
Punggung dan kedua tungkai (jika kepala ventrofleksi/fleksi ke depan,
punggung dan kedua tungkai fleksi)
Reaksi positif adalah normal pada usia 6 bulan kedua dan usia 1 setengah tahun
kedua. Reaksi negatif setelah usia 1 setengah tahun kedua merupakan suatu
indikasi keterlambatan refleksif kematangan. Reaksi negatif adalah normal dari
lahir sampai usia 6 bulan dan usia 1 setengah tahun kedua yang berlangsung
selama hidupnya.

12. Reflex parachute (protective extension) downward, forward, sideward,


backward
Merupakan refleks protektif alamiah yang dimiliki bayi untuk melindungi
kepalanya ketika akan terjatuh. Bentuknya adalah lengan bayi akan memanjang jika
dia akan jatuh ke depan, sehingga dapat melindungi saat dia sedang belajar
berjalan. Muncul usia 4-9 bulan dan menetap. Muncul karena adanya rangsangan
visual dan saraf keseimbangan pada telinga.
Cara melakukan:
• (downward) bayi ditelungkup sambil diangkat, dibuat seolah-olah akan jatuh.
• (forward) telungkup dalam gendongan dan di arahkan ke depan, seolah-olah
akan jatuh
• (sideward) bayi duduk dan perlahan di dorong ke satu sisi
• (backward) seperti side ward, tapi di dorong ke belakang
Perhatikan bagaimana reaksi dari kedua lengannya.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9 / 15
Interpretasi :
Untuk bayi yang normal dengan berbagai kondisi yang diberikan, kedua lengan
akan berusaha menyeimbangkan badannya agar tidak terjatuh. Hal ini akan
menetap sebagi bentuk mekanisme pertahanan diri seseorang.
• Downward mulai umur 4 bulan
• Sideward mulai umur 6 bulan
• Forward mulai umur 7 bulan
• Backward sitting mulai umur 9 bulan

13. Equilibrium Reaction


Merupakan sebuah reaksi alamiah yang harus muncul pada setiap individu untuk
menyesuaikan posisi kepala dan tubuhnya dalam berbagai kondisi.
a. Supine (terlentang)
Cara pemeriksaan : Pasien terlentang di atas papan miring. Kedua lengan dan
kedua tungkai ekstensi. Miringkan papan ke salah satu sisi.
Interpretasi :
• Reaksi negative
Kepala dan thoraks tidak ke arah kanan dengan sendirinya, tidak ada
keseimbangan atau reaksi perlindungan. (hal ini sebagai reaksi positif pada
beberapa bagian badan tetapi tidak yang lainnya)
• Reaksi positif
Kepala dan thoraks ke arah kanan, abduksi dan ekstensi lengan dan
tungkai atau diangkat ke arah samping (reaksi keseimbangan), reaksi
perlindungan pada bagian bawah samping papan. Reaksi positif
normal sekitar usia 6 bulan dan berlangsung selama hidupnya. Reaksi
negatif setelah usia 6 bulan merupakan suatu indikasi keterlambatan
refleksif kematangan.
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 10 / 15
b. Prone (tengkurap)
Cara pemeriksaan : pasien tengkurap di atas papan miring. Kedua lengan dan
kedua tungkai ekstensi. Miringkan papan ke salah satu sisi
Interpretasi :
• Reaksi negative
Kepala dan thoraks tidak tegak sendiri, tidak ada keseimbangan atau reaksi
perlindungan. (hal ini sebagai reaksi positif dari beberapa bagian tubuh
tetapi tidak yang lainnya).
• Reaksi positif
Kepala dan thoraks tegak, abduksi dan ekstensi lengan dan tungkai ke arah
samping (reaksi keseimbangan), reaksi perlindungan pada bagian bawah
samping papan.
Reaksi positif normal sekitar usia 6 bulan dan berlangsung
selama hidupnya. Reaksi negatif setelah usia 6 bulan merupakan suatu
indikasi keterlambatan refleksif kematangan.
c. Quadripedal (merangkak)
Cara pemeriksaan : Pasien posisi merangkak (quadriped) kemudian miringkan
ke salah satu sisi.
Interpretasi :
• Reaksi negatif
Kepala dan thoraks tidak tegak sendirinya, tidak ada keseimbangan atau
reaksi perlindungan. (hal ini sebagai reaksi positif dari beberapa bagian
badan tetapi tidak pada bagian lainnya).
• Reaksi positif
Kepala dan thoraks tegak, abduksi-ekstensi lengan dan tungkai ke arah
samping (reaksi keseimbangan), dan reaksi perlindungan pada bagian
samping bawah. Reaksi positif normal sekitar usia 8 bulan dan
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 11 / 15
berlangsung selama hidupnya. Reaksi negatif setelah usia 8 bulan
merupakan suatu indikasi keterlambatan refleksif kematangan.
d. Sitting (duduk)
Cara pemeriksaan : pasien duduk di atas kursi, tarik atau miringkan pasien ke
salah satu sisi.
Interpretasi :
• Reaksi negatif
Kepala dan thoraks tidak tegak sendirinya, tidak ada keseimbangan atau
reaksi perlindungan. (hal ini sebagai reaksi positif dari beberapa bagian
badan tetapi tidak pada bagian lainnya)
• Reaksi positif
Kepala dan thoraks tegak, abduksi-ekstensi lengan dan tungkai ke arah
samping (reaksi keseimbangan), dan reaksi perlindungan pada bagian
samping bawah.
Reaksi positif normal sekitar usia 10 - 12 bulan dan berlangsung
selama hidupnya. Reaksi negatif setelah usia 12 bulan merupakan suatu
indikasi keterlambatan refleksif kematangan.
e. Standing (berdiri)
Cara pemeriksaan : pasien posisi berdiri, pegang pada di bawah ketiak.
Miringkan badannya ke belakang.
Interpretasi :
• Reaksi negatif
Kepala dan thoraks tidak tegak sendirinya, tidak ada dorsifleksi dari kedua
kaki
• Reaksi positif
Kepala dan thoraks tegak, dorsifleksi kedua kaki.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12 / 15
Reaksi positif normal sekitar usia 5 belas sampai 8 belas bulan dan
berlangsung selama hidupnya.
Reaksi negatif setelah usia 8 belas bulan merupakan suatu indikasi
keterlambatan refleksif kematangan.

Kesimpulan
Perkembangan sistem saraf pusat pada bayi dapat dinilai dengan pemeriksaan
otomatisme infantil, biasa disebut refleks primitif. Refleks-refleks ini berkembang
selama dalam kandungan, umumnya muncul setelah lahir, dan menghilang pada
umur tertentu. Kelainan pada refleks-refleks ini menandakan penyakit neurologis
dan mengindikasikan investigasi lebih intensif. Kelainan-kelainan tersebut dapat
berupa tidak ada pada umur yang sesuai, tetap ada lebih lama dari normalnya,
asimetris, berhubungan dengan postur atau gerakan tertentu (posturing /
twitching).

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 13 / 15
DAFTAR PUSAKA
Bilbilaj S, et al., 2017. Measuring Primitive Reflexes in Children with Learning Disorders.
European Journal of Multidisciplinary Studies. Vol 2(5): 285-298.
Edwards, C., and Khalili, Y, 2019. Moro Reflex. StatPearls Publishing LLC.
PMID: 31194330.
Marques-de-Moraes et al., 2017. Palmar Grasp Reflex in Human Newborns. Pediatr Ther.
Vol 7(1): 1-5.
Vargiami, E., and Zafeiriou, D, 2020. Primitive Reflexes. The Encyclopedia of Child and
Adolescent Development, 1-14.
Yoo, H., and Mihaila, D, 2020. Rooting Reflex. StatPearls Publishing LLC.
PMID: 32491568.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 14 / 15

Anda mungkin juga menyukai