Anda di halaman 1dari 17

Luka Bakar

Kelompok:
Andika
Dede
M Amanu
Mumun
Yasfi
Wilda
Pengertian Etiologi
Luka bakar adalah luka yang Luka bakar banyak disebabkan
karena suatu hal, diantaranya
disebabkan kontak dengan suhu
adalah:
tinggi seperti api, air panas, bahkan
 Luka bakar suhu tinggi
kimia dan radiasi, juga sebab kontak (Thermal Burn): gas, cairan,
dengan suhu rendah (frosh bite). bahan padat

(Mansjoer 2000 : 365)  Luka bakar bahan kimia


(Chemical Burn)a

 Luka bakar sengatan listrik


(Electrical Burn)

 Luka bakar radiasi (Radiasi


Injury)
Patofisiologi
Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energy dari sumber panas ke
tubuh. Panas tersebut dapat dipindahkan melalui konduksi atau radiasi
elektromagnetik, derajat luka bakar yang berhubungan dengan beberapa
faktor penyebab, konduksi jaringan yang terkena dan lamanya kulit kontak
dengan sumber panas. Kulit dengan luka bakar mengalami keruskan pada
epidermis, dermis, maupun jaringan subkutan tergantung pada penyebabnya.
Manifestasi klinis

Luka bakar dapat diklasifikasikan menurut dalamnya jaringan yang


rusak dan disebut sebagai luka bakar superfisial partial thickness,
deep partial thickness dan full thickness. Istilah deskriptif yang
sesuai adalah luka bakar derajat-satu, -dua, -tiga.
Kedalaman dan Bagian kulit Gejala Penampilan luka Perjalanan
penyebab luka bakar yang terkena kesembuhan

Derajat satu Epidermis Kesemutan, Memerah, menjadi putih Kesembuhan


(superfisial): tersengat hiperestesia ketika ditekan minimal lengkap dalam
matahari, terkena api (supersensivitas), rasa atau tanpa edema waktu satu
dengan intensitas nyeri mereda jika minggu, terjadi
rendah didinginkan pengelupasan kulit

Derajat-dua (partial- Epidermis dan Nyeri, hiperestesia, Melepuh, dasar luka Kesembuhan dalam
waktu 2-3 minggu,
thickness): tersiram air bagian dermis sensitif terhadap udara berbintik-bintik merah,
pembentukan parut
mendidih, terbakar oleh yang dingin epidermis retak,
dan depigmentasi,
nyala api permukaan luka basah,
infeksi dapat
terdapat edema mengubahnya
menjadi derajat-tiga
Derajat-tiga (full- Epidermis, Tidak terasa nyeri, Kering, luka bakar Pembentukan
thickness): terbakar keseluruhan syok, hematuria berwarna putih seperti eskar, diperlukan
nyala api, terkena dermis dan (adanya darah dalam bahan kulit atau gosong, pencangkokan,
cairan mendidih dalam kadang-kadang urin) dan kemungkinan kulit retak dengan bagian pembentukan parut
waktu yang lama, jaringan pula hemolisis lemak yang tampak, dan hilangnya
tersengat arus listrik subkutan (destruksi sel darah terdapat edema kontur serta fungsi
merah), kemungkinan kulit, hilangnya
terdapat luka masuk jari tangan atau
dan keluar (pada luka ekstrenitas dapat
bakar listrik) terjadi
 Setiap area luka bakar mempunyai  Dalam menetukan dalamnya luka
tiga zona cedera, yaitu : bakar kita harus memperhatikan

1. Zona koagulasi: area yang paling faktor-faktor berikut :

dalam, dimana terjadi kematian 1. Riwayat terjadinya luka bakar


seluler. 2. Penyebab luka bakar
2. Zona statis: area pertengahan, tempat 3. Suhu agen yang menyebabkan luka
terjadinya gangguan suplai darah, bakar
inflasi, dan cedera jaringan.
4. Lamanya kontak dengan agen
3. Zona hiperemia: area yang terluar,
5. Tebalnya kulit
biasanya berhubungan dengan luka
bakar derajat 1 dan seharusnya
sembuh dalam seminggu.
luka bakar derajat Luka bakar
I (superfisial) derajat III (full-
thickness)

luka bakar derajat


II (partial-
thickness)
Pre Hospital

Seorang yang sedang terbakar akan merasa panik, dan akan


belari untuk mencari air. Hal ini akan sebaliknya akan memperbesar
kobaran api karena tertiup oleh angin. Oleh karena itu, segeralah
hentikan (stop), jatuhkan (drop), dan gulingkan (roll) orang itu agar
api segera padam
Hospital

 Resusitasi A, B, C.

Setiap pasien luka bakar harus dianggap sebagai pasien trauma, karenanya harus dicek Airway, breathing dan circulation-
nya terlebih dahulu.

 Resusitasi Cairan

Dua cara yang lazim digunakan untuk menghitung kebutuhan cairan pada penderita luka bakar yaitu :

a. Cara Evans

Untuk menghitung kebutuhan pada hari pertama hitunglah :

1. Berat badan (kg) X % luka bakar X 1cc Nacl

2. Berat badan (kg) X % luka bakar X 1cc larutan koloid

3. 3.2000cc glukosa 5%

Separuh dari jumlah (1). (2), (3) diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari
kedua diberikan setengah jumlah cairn hari pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan yang diberikan hari
kedua. Sebagai monitoring pemberian lakukan penghitungan diuresis
Pengkajian
 Aktifitas/istirahat:
Tanda: Penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan rentang gerak pada area yang sakit; gangguan massa otot, perubahan
tonus.
 Sirkulasi:
Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT): hipotensi (syok); penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas
yang cedera; vasokontriksi perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan dingin (syok listrik); takikardia
(syok/ansietas/nyeri); disritmia (syok listrik); pembentukan oedema jaringan (semua luka bakar).
 Integritas ego:
Gejala: masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan. Tanda: ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal,
menarik diri, marah.
 Eliminasi:
Tanda: haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat; warna mungkin hitam kemerahan bila terjadi mioglobin,
mengindikasikan kerusakan otot dalam; diuresis (setelah kebocoran kapiler dan mobilisasi cairan ke dalam sirkulasi);
penurunan bising usus/tak ada; khususnya pada luka bakar kutaneus lebih besar dari 20% sebagai stres penurunan
motilitas/peristaltik gastrik.
 Makanan/cairan:
Tanda: oedema jaringan umum; anoreksia; mual/muntah.
Lanjutan….

 Neurosensori:

Gejala: area batas; kesemutan. Tanda: perubahan orientasi; afek, perilaku; penurunan refleks
tendon dalam (RTD) pada cedera ekstremitas; aktifitas kejang (syok listrik); laserasi korneal;
kerusakan retinal; penurunan ketajaman penglihatan (syok listrik); ruptur membran timpanik
(syok listrik); paralisis (cedera listrik pada aliran saraf).

 Nyeri/kenyamanan:

Gejala: Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara eksteren sensitif untuk
disentuh; ditekan; gerakan udara dan perubahan suhu; luka bakar ketebalan sedang derajat kedua
sangat nyeri; smentara respon pada luka bakar ketebalan derajat kedua tergantung pada keutuhan
ujung saraf; luka bakar derajat tiga tidak nyeri.
Lanjutan….

 Pernafasan:

Gejala: terkurung dalam ruang tertutup; terpajan lama (kemungkinan cedera


inhalasi). Tanda: serak; batuk mengii; partikel karbon dalam sputum;
ketidakmampuan menelan sekresi oral dan sianosis; indikasi cedera inhalasi

 Keamanan:
Tanda: Kulit umum: destruksi jarinagn dalam mungkin tidak terbukti selama 3-5
hari sehubungan dengan proses trobus mikrovaskuler pada beberapa luka
Data Penunjang

 Hitung darah lengkap


 Leukosit
 GDA (Gas Darah Arteri):
 Elektrolit Serum
 Natrium Urin
 Alkali Fosfat
 Glukosa Serum
 Albumin Serum
 BUN atau Kreatinin
 Loop aliran volume
 EKG
 Fotografi luka bakar
Diagnosa Keperawatan

 Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan


Kehilangan cairan melalui rute abnormal. Peningkatan kebutuhan :
status hypermetabolik, ketidak cukupan pemasukan, kehilangan
perdarahan.
 Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan Pertahanan primer tidak
adekuat; kerusakan perlinduingan kulit; jaringan traumatik. Pertahanan
sekunder tidak adekuat; penurunan Hb, penekanan respons inflamasi.
 Nyeri berhubungan dengan Kerusakan kulit/jaringan; pembentukan
edema. Manifulasi jaringan cidera contoh debridemen luka.
 Gangguan citra tubuh (penampilan peran) berhubungan dengan krisis
situasi; kejadian traumatik peran klien tergantung, kecacatan dan nyeri.
Intervensi
1. Kaji cairan pasien 1. Mengetahui permulaan terjadinya nyeri
2. Rencanakan target pemberian asupan 2. Menggunakan tindakan pencegahan
cairan pasien 3. Kolaborasi dengan analgetik
3. Catat asupan dan pengeluaran
4. Pantau asupan peroral 1. Binalah hubungan saling percaya antara
klien dengan perawatan
1. Kaji tanda-tanda infeksi: suhu tubuh,nyeri 2. Berikan kesempatan pengungkapan
perdarahan, dan pemeriksaan perasaan
2. Monitor tanda dan gejala infeksi 3. Bantu klien yang cemas mengembangkan
3. Pertahankan teknik aseptik pada yang kemampuan untuk menilai diri dan
beresiko mengenali masalahnya

4. Administrasi antibiotik yang sesuai 4. Dukungan upaya klien untuk


memperbaiki citra diri
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai