Anda di halaman 1dari 7

Klasifikasi Luka

Luka bakar dapat di klasifikasikan menurut dalamnya jaringan yang rusak dan disebut
sebagai luka bakar superficial partial-thickness, deep partial-thickness dan full-thickness .
Istilah deskriptif yang sesuai adalah luka bakar derajat satu-dua-tiga

 Pada luka bakar derajat satu, epidermis mengalami kerusakan atau cedera dan
sebagian dermis turut cedera. Luka tersebut bisa terasa nyeri, tampak merah dan
kering seperti luka bakar matahari, atau mengalami lepuh/bullue
 Luka bakar derajat-dua meliputi destruksi epidermis serta lapisan atas dermis dan
cedera pada bagian dermis yang lebih dalam. Luka tersebut terasa nyeri, tampah
merah dan mengalami eksudasi cairan. Pemutihan jaringan yang terbakar diikuti oleh
pengisian kembali kapiler; folikel rambut masih utuh.
 Luka bakar derajat-tiga meliputi destruksi total epidermis serta dermis, dan pada
sebagian kasus, jaringan yang berada di bawahnya. Warna luka bakar sangat
bervariasi mulai dari warna putih hingga merah, cokelat atau hitam. Daerah yang
terbakar tidak terasa nyeri karena serabut-serabut sarafnya hancur. Luka bakar
tersebut tampak seperti bahan kulit. Folikel rambut dan kelenjar keringat turut hancur.

Dalam menentukan dalamnya luka bakar, kita harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut
ini:

 Riwayat terjadinya luka bakar ( bagaimana terjadinya)


 Penyebab luka bakar, seperti nyala api atau cairan yang
 Suhu agens yang menyebabkan luka bakar human
 Lamanya kontak dengan agens
 Tebalnya kulit

Karakteristik Luka Bakar Menurut Kedalaman

Kedalaman Bagian Gejala Penampilan Perjalanan


dan penyebab kulit yang luka kesembuhan
luka bakar terkena
Derajat-Satu Epidermis  Kesemutan  Memerah  Kesembuha
(superficial) ; menjadi n lengkap
 Tersen  Hiperestesi putih dalam
gat a (super ketika waktu satu
mataha sensitivitas ditekan minggu
ri )  Minimal  Pengelupas
 Terken  Rasa nyeri atau an kulit
a api mereda jika tanpa
dengan didinginka edema
itensita n
s
rendah
Derajat-Dua Epidermis  Nyeri  Melepuh;  Kesembuha
(partial- dan  Hiperestesi dasar n dalam
Thickness) bagian a luka waktu 2
 Terken dermis  Sensitif berbintik minggu
a air terhadap -bintik hingga 3
mendid udara yang merah; minggu
ih dingin epidermi  Pembentuk
 terbaka s retak an parut
r oleh ;permuka dan
nyala an luka depigmenta
api basah si
 Edema  Infeksi
dapat
mengubahn
ya menjadi
derajat-tiga
Derajat-Tiga Epidermis  Tidak  Kring;luk  Pembentuk
(Full- keseluruh terasa nyeri a bakar an eskar
Thickness) an dermis  Syok berwarna  Diperlukan
 Terbak dan  Hematuria putih Pencangkok
ar nyala kadang- (adanya seperti an
api kadang darah bahan  Pembentuk
dalam urin) an parut
 Terken jaringan dan kulit atau dan
a cairan subkutan kemungkin gosong hilangnya
mendid an pula  Kulit kontour
ih hemolisis retak serta fungsi
dalam (destruksi dengan kulit
waktu sel darah bagian  Hilangnya
yang merah) lemak jari tangan
lama  Kemungkin yang atau
 Tersen an terdapat tampak ekstremitas
gat arus luka masuk  Edema dapat
listrik dan keluar terjadi
(pada luka
bakar
listrik)

Luas Permukaan Tumbuh yang Terbakar

Metode Lund dan Browder. Metode yang lebih tepat untuk memperkirakan Luas
Permukaan Tumbuh yang terbakar adalah metode Lund dan Browder yang mengakui bahwa
persentase Luas luka bakar pada berbagai bagian anatomik , khususnya kepala dan tungkai,
Akan berubah menurut pertumbuhan. Dengan membagi tubuh menjadi daerah – daerah yang
sangat kecil dan memberikan estimasi proporsi luas permukaan tubuh untuk bagian – bagian
tubuh tersebut, kita bisa memperoleh estimasi luas permukaan tubuh yang terbatas. Evaluasi
pendahuluan dibuat ketika pasien tiba di rumah sakit dan kemudian direvisi pada hari ke dua
serta ke tiga pasca luka bakar karena garis demarkasi biasanya baru tampak jelas sesudah
periode tersebut.

Metode Telapak Tangan. Pada banyak pasien dengan luka bakar yang menyebar,
metode yang dipakai untuk memperkirakan persentase luka bakar adalah metode telapak
tangan (palm method) Lebar telapak tangan pasien kurang-lebih sebesar 1% luas permukaan
tubuhnya . Lebar telapak tangan dapat digunakan untuk menilai luas luka bakar.

Fase Darurat/Resusitasi perawatan luka bakar


 Perawatan di tempat kejadian
Prioritas pertama dalam perawatan di tempat kejadian bagi seorang korban luka bakar
adalah mencegah agar orang yang menyelamatkan korban tidak turut mengalami luka
bakar, jika diperlukan, bantuan pemadam kebakaran dan pelayanan medis darurat
harus diminta pada kesempatan pertama. Berikut ini merupakan prosedur emerjensi
tambahan:
1. Mematikan api
Kalau pakaian turut terbakar. Api dapat di matikan jika korban menjatuhkan
dan menggulingkan tubuhnya di lantai atau tanah (“drop and roli”) ; segala
sesuatu yang ada untuk mematikan nyala api, seperti selimut, permadani atau
jas, dapat digunakan berdiri diam memaksa korban untuk menghirup nyala
api serta asap, dan berlari akan memperbesar nyala api tersebut. Jika sumber
luka bakarnya adalah arus listrik, sumber listrik harus dipadamkan.
2. Mendinginkan luka bakar
Sesudah api dipadamkan daerah yang terbakar dan pakaian yang menempati
pada daerah tersebut di basahi dengan air yang sejuk untuk mendinginkannya
dan menghambat proses perjalanan luka bakar. Setelah proses ini dilakukan
kompres dingin merupakan pertolongan pertama yang paling tepat. Merendam
luka bakar dengan sering dalam air yang sejuk atau menggunakan kompres
handuk yang dingin akan mengurangi rasa sakit dengan segera dan membatasi
edema serta kerusakan jaringan setempat. Namun demikian, kita tidak boleh
sekali -kali mengompres luka bakar selama lebih dari beberapa menit dengan
air es, karena tindakan ini dapat memperparah kerusakan jaringan dan
menimbulkan hipotermia pada pasien dengan luka bakar yang luas.
3. Melepaskan benda penghalang
Meskipun pakaian yang menempel pada luka bakar dapat dibiarkan di
tempatnya, pakaian lain dan semua barang perhiasan harus segera dilepas
untuk melakukan penilaian serta mencegah terjadinya kontraksi sekunder
akibat edema yang timbul dengan cepat.
4. Menutup luka bakar
Luka bakar harus ditutup secepat mungkin untuk memperkecil kemungkinan
kontaminasi bakteri dan mengurangi rasa nyeri dengan mencegah aliran udara
agar tidak mengenai permukaan kulit terbakar. Kasa yang steril merupakan
pilihan terbaik kendati setiap kain yang bersih dan kering dapat digunakan
sebagai balutan darurat. Salep dan balsem tidak boleh dipakai, kecuali kasa
pembalut yang steril, obat atau bahan lain tidak boleh digunakan pada luka
bakar.
5. Mengirigasi luka bakar kimia
Luka bakar kimia akibat kontak dengan bahan korosif harus segera dibilas
dengan air mengalir. Kebanyakan laboratorium kimia memiliki shower yang
berkekuatan tinggi untuk keadaan darurat tersebut; jika luka bakar semacam
ini terjadi di rumah, pakaian harus segera dilepas dan semua bagian tubuh
yang terkena bahan kimia dicuci di bawah pancuran atau sumber air yang
mengalir lainnya. Jika bahan kimia tersebut masuk ke dalam mata atau
mengenai daerah di dekat mata, maka bagian ini harus segera dicuci dengan
air bersih yang sejuk. Prognosis pasien luka bakar kimia akan diperbaiki
secara bermakna dengan tindakan mencuci luka tersebut secara cepat dan
kontinyu di tempat kejadian.

Fase pada Perawatan Luka Bakar

Fase Durasi Prioritas


Fase resusitasi yang darurat Dari awitan cedera hingga  Pertolongan
atau segera selesainya resusitasi cairan peetama
 Pencegahan syok
 Pencegahan
gangguan
pernapasan
 Deteksi dan
penanganan cedera
yang menyeetai
 Penilaian luka dan
perawatan
pendahuluan
Fase akut Dari mulainya diuresia  Perawatan dan
hingga hampir selesainya penutupan luka
proses penutupan luka  Pencegahan atau
penanganan
komplikasi termasuk
infeksi
 Dukungan nutrisi
Fase rehabilitasi Dari penutupan luka yang  Pencegahan parut
besar hingga kembalinya dan kontraktur
kepada tingkat penyesuaian  Rehabilitasi fisik,
fisik dan psikososial yang oksupasional dan
optimal vokasional
 Rekonstruksi
fungsional dan
kosmetik
 Konseling
psikososial

Airway, breathing and circulation (ABC).

Meskipun efek lokal paling tampak nyata pada luka bakar, namun efek sistemik
merupakan ancaman yang lebih besar bagi jiwa pasiennya. Karena itu, kita harus mengingat
ABC pada semua perawatan luka bakar selama periode awak pasca-luka bakar, yaitu

 Airway (saluran napas)


 Breathing (pernapasan)
 circulation/sirkulasi darah (dan cervical spine immobilization/fiksasi vertebra
servikalis jika diperlukan)

Breathing ( pernapasan) harus di mulai dan patensi saluran nafas pasien segera
diciptakan selama beberapa menit pertama perawatan emeejens. Banyak korban luka bakar
yang menderita gangguan fungsi paru yang menyertainya seperti diperjelas sebelumnya.

 Terapi yang segera (immiate therapy) ditujukan kepada penciptaan saluran


napas yang lapang dan pemberian oksigen 100% yang sudah dilembabkan.
Jika oksigen dengan kosentrasi yang tinggi itu tidak dapat disediakan dalam
kondisi emerjensi, pemberian oksigen lewat masker atau kanula hidung
merupakan tindakan pertama yang harus dikerjakan. Apabila tersedia petugas
serta perawatan yang memenuhi syarat dan bilamana korbannya menderita
gangguan pernapasan berat atau edema saluran napas, penolong dapat
memasang pipa endotrakeal dan memulai ventilasi manual.

Sistem sirkulasi harus pula dinilai dengan segera. Denyut apikal dan tekanan darah
dimonitor dengan sering. Takikardia (frekuensi jantung yang abnormal cepat) dan hipotensi
ringan diperkirakan terjadi pada pasien yang tidak ditangani segera sesudah terjadinya luka
bakar. Pada saat yang sama, surveillance sekunder dari kepala hingga ujung jari kaki pasien
untuk menemukan cedera lainnya yang berpotensi menimbulkan kematian harus
dilaksanakan.

Pencegahan syok.

Pencegahan syok pada pasien luka bakar yang luas akan memperbaiki prognosis
secara mengesankan. Karena itu, pemberian infused cairan dan elektrolit harus segera di
mulai.

 Tidak ada boleh makanan atau cairan yang diberikan lewat mulut, dan pasien harus
ditempatkan pada posisi yang akan mencegah terjadinya aspirasi muntahan karena
mual dan vomitus secara khas akan timbul akibat ileus paralitik yang disebabkan oleh
stres luka bakar.

Biasanya petugas penyelamatan pasien akan mendinginkan luka bakar, menciptakan


saluran napas yang lapang, memberikan oksigen dan memasang infused untuk memulai
pemberian cairan.

Anda mungkin juga menyukai