Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN
LUKA BAKAR DAN
DERMATITIS

KELOMPOK 2- 2B
KELOMPOK 2 – 2B
Munawaroh (P27820419056)
Nabila Fitri H (P27820419057)
Nabila Yolanda (P27820419058)
Nadela Aqiela F. H (P27820419059)
Nadya Arisya Putri (P27820419060)
Nailul Mukarromah (P27820419061)
Pengertian
Burn (luka bakar) adalah kerusakan pada jaringan kulit dan
tubuh karena nyala api, panas dingin, friksi, radiasi (kulit
menggelap terbakar matahari), bahan kimia, atau listrik. Luka
bakar adalah merupakan luka yang unik diantara bentuk-bentuk
luka lainnya karena luka tersebut meliputi sejumblah besar
jaringan mati (eskar) yang tetap berada pada tempatnya untuk
jangka waktu yang lama.
Patofisiologi
Luka bakar
Luka bakar disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber
panas kepada tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau
radiasi elektomagnetik. Luka bakar dapat dikelompokkan menjadi
luka bakar termal,radiasi, atau kimia. Desktruksi jaringan terjadi
akibat koagulasi denaturasi proteinatau ionisasi isi sel.

Perawatan luka bakar harus direncanakan menurut luas dan


dalamnya luka bakar , kemudian perawatannya dilakukan melalui
tiga fase luka bakar, yaitu fase darurat/resusitasi, fase akut atau
intermdiat dan fase relabilitasi.
Kedalaman luka bakar
Luka bakar dapat diklasifikasikan menurut
dalamnya jaringan yang rusak dan disebut
sebagai luka bakar superficial partial-
thickness, dick partial - thickness, dan
full – thickness

Istilah tersebut bisa lebih deksriptif atau


yang biasa kita kenal derajat-satu, derajat
dua, dan tiga. Respon luka bakar
bergantung pada dalamnya kerusakan kulit.
Luka bakar derajat-satu, epidermis mengalami kerusakan atau cedera dan
sebagian dermis turut cedera. Luka tersebut bisa trasa nyeri,tampak
memerah dan kering seperti luka bakar matahari, atau mengalami
lepuh/bullae.

Luka bakar derajat-dua meliputi, destruksi epidermis serta lapisan atas


dermis dan cedera pada bagian dermis yang lebih dalam. Luka tersebut
terasa nyeri,tampak memerah dan mengalami eksudasi cairan. Permutihan
jaringan yang terbakar diikuti oleh pengisian kembali kapiler, folikel rambut
masih utuh

Luka bakar derajat-tiga meliputi destruksi total epidermis serta dermis, dan
pada sebagian kasus, jaringan yang berada dibawahnya. Warna luka bakar
sangat bervariasi mulai dari warna putih hingga merah, cokelat atau hitam.
Daerah luka bakar tidak terassa nyeri karena serabut-serabut sarafnya
hancur. Luka bakar tersbut tampak seperti bahan kulit. Folikel rambut dan
kelenjar keringat turut hancur.
Kedalaman dan Bagian kulit yang Gejala Penampilan Luka Perjalanan
penyebab luka terkena Kesembuhan
bakar
Epidermis •Kesemutan Memerah; menjadi putih Kesembuhan lengkap
Derajat – satu •Hiperstesia (super ketika ditekan. dalam waktu satu minggu.
(superfisial) sensitivitas) Minimal atau tanpa edema Pengelupasan kulit
Tersengat matahari. •Rassa menyeri mereda
Terkena api dengan jika didinginkan
intesitas rendah
Epidermis danbagian •Nyeri Melepuh ; dasar luka Kesembuhan dalam waktu
Derajat – dua (partial – dermis •Hiperestesia berbintik – bintik 2 hingga 3 minggu
thickness) •Sensitif terhadap udara merah;epidermis Pembentukan parut dan
Tersiram air mendidih. yang dingin. retak;mpermukaan luka depigmentasi
Terbakar oleh nyala api. basah. Infeksidapat mengubahnya
Edema menjadi derajat tiga
Epidermis, keseluruhan •Tidak terasa nyeri Kering; luka bakar Pembentukan eskar
Derajat – tiga (full – dermis dan kadang kadang •Syok berwarna putih seperti Diperlukan pencangkokan
thickness) jaringan subkutan •Hematuria (adanya darah bahan kulit atau gosong Pembentukan parut dan
Terbakar nyala api dalam urin) dan Kulit retak dengan bagian hilangnya kontour serta
Terkena cairan yang kemungkinan pula lemak yang tampak fungsi kulit
mendidih dalam waktu hemolisis (destruksi sel Edema Hilangnya jari tangan atau
yang lama darah merah) Ekstremitas dapat terjadi
Tersengat arus listrik kemungkinan terdapat
luka masuk dan keluar
(pada luka bakar listrik)
Dalam menentukan dalamnya luka bakar, kita harus
mempertimbangkan faktor-faktor berikut:

•Riwayat terjadinya luka bakar (bagaimana terjadinya)


•Penyebab luka bakar, seperti nyala api atau cairan yang mendidih
•Suhu agens yang menyebabkan luka bakar
•Lamanya kontak dengan agens
•Tebalnya kulit.
Penatalaksanaan
Fase Durasi Prioritas

Dari awitan cedera hingga selesainya  Pertolongan pertama


Fase yang resusitasi yang darurat resitasi cairan.  Pencegahan syok
atau segera  Pencegahan gangguan
pernapasan
 Deteksi dan penanganan cedera
yang menyertai
 Penilaian luka dan perawatan
pendahuluan
Dari dimulainya diuresis hingga  Perawatan dan penutupan luka
Fase akut hampir selesainya proses penutupan  Pencegahan dan penanganan
luka komplikasi ,termasuk infeksi
 Dukungan nutrisi
Dari penutupan luka besar hingga  Pencegahan parut dan
Fase rehabilitasi kembalinya kepada tingkat kontraktur
penyesuaian fisik dan sikososial yang  Rehabilitasi fisik,oksupasional
optimal. dan vokasional.
 Rekonstruksi fungsional dan
kosmetik
 Konseling psikososial
Fase Darurat/Resusitasi
Fase Darurat/Resusitasi
Perawatan luka yang dilakukan dengan prioritas pertama dalam kegawat darurat adalah tetap
ABC (airway,breathing, dan circulation).

Diagnosis
•Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan keracunan monoksida,inhalasi
•asap dan obstruksi saluran napas atas
•Bersihan jalan napas tidak efektif yang berhubungan denga edema dan efek dari inhalasi asap
•Hipotermia yang berhubungan dengan gangguan mikrosirkulasi kulit dan luka yang terbuka.

Masalah kolaborasi komplikasi potensial


•Gagal respirasi yang akut
•Syok sirkulasi
•Gagal ginjal akut
•Sindrom kompartemen
•Ileus paralitik
Perencanaan dan Implementasi
Tujuan utama fase ini adalah dalam perawatan luka bakar mencakup pemeliharaan saluran
napas yang paten,ventilasi, dan oksigenasi jaringan ,pencapaian keseimbangan cairan,
serta elektrolit yang optimal dan perfusi organ organ vital,pemeliharaan suhu tubuh yang
normal,rasa nyeri serta ansietas yang minimal,dan tidak adanya komplikasi yang potensial

Intervensi
•Meningkatkan pertukaran gass dan bersihan saluran napas
•Memulihkan keseimbangan cairan dan elektrolit
•Mempertahankan suhu tubuh normal
•Menguranginyeri dan ansietas
 
Evaluasi
•Memelihara pertukaran gas dan bersihan saluran napas
•Mandapatkan kembali keseimbangan cairan serta elektrolit yang optimal dan perfusi organ-
organ vital
•Menyatakan
•Tidak mengalami komplikasi
Fase Akut/Intermediat
Fase akut /intermediat pada perawatan luka bakar berlangsung sesudah fasse darurat/resusitasi dan
dimulai 48 hingga 72 jam setelah terjadinya luka bakar.pada fase ini, ditujukan pada peb=ngkajian dan
pemeliharaan yang berkesinambungan terhadap status respirassi dan sirkulasi, keseimbangan cairan
dan elektrolit,serta fungsi gastrointestinal. Perawatan luka bakar dan pengendalian nyeri merupakan
prioritas pada tahap ini.

Diagnosis
•Risiko terhadap infeksi yang berhubungan dengan hilangnya barier kulit dan terganggunya respons
imun
•Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan edema luka bakar,rasa nyeri dan kontraktur
persendian.
•Nyeri yang berhubungan dengan saraf yang terbuka, kesembuhan luka dan penanganan luka bakar.

Masalah kolaborasi komplikasi potensial


•Gagal jantung kongesti dan edema pulmoner
•Sepsis
•Gagal napas akut
•Kerusakan viseral (luka bakar listrik)
Perencanaan dan Implementasi
Tujuan utama bagi pasien dapat mencakup pemulihan keseimbangan cairan yang normal, tidak
adanya infeksi, tercapainya status anabolik dan berat badan yang normall, membaiknya integritas
kulit, pengurangan rasa nyeri serta ketidaknyamanan, mobilitas fisik yang optimal, kemampuan
koping yang pasien serta keluarga yang adekuat, pengetahuan pasien serta keluarga yang
adekuat tentang penanganan luka bakar, dan tidak adanya komplikasi.

Intervensi
•Memulihkan keseimbangan cairan
•Mencegah infeksi
•Mempertahankan nutrisi yang adekuat
•Memperbaiki kulit dengan perawatan luka mengurangi nyeri dan ketidaknyamanan
•Meningkatkan mobilitas fisik

Evaluasi
•Mencapai keseimbangan cairan yang optimal
•Tidak mengalami infeksi lokal maupun istemik
•Memperlihatkan status nutrisi yang anabolik
•Memperlihatkan perbaikan integritas kulit
•Mengalami nyeri yang minimal
Fase Rehabilitasi
Proses rehabilitasi harus dimulai segera sesudah terjadinya luka bakar sama seperti
periode darurat.

Diagnosis
•Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan rasa nyeri ketika melakukan latihan,
mobilitas sendi yang terbatas,penyusutan otot dan ketahanan tubuh
•Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan pada penampakan fisik dan
konsep diri

Masalah kolaborasi komplikasi potensial


•Kontraktur
•Adaptassi psikologi yang tidak memadai terhadap luka bakar

Perencanaan dan implementasi


Sasaran utama pada pasien mencakup meningkatkan partisipasi dalam aktivitas hidup
sehari-hari, peningkatan pemahan tentang luka bakar, penanganan dan perawatan tindak
lanjut yang direncanakan, adaptasi dan penyesuaian dengan berbagai perubahan pada
citra tubuh, konsepdiri serta gaya hidup, dan tidak adanya komplikasi
Intervensi
•Meningkatkan toleransi terhadap aktivitas
•Memperbaiki citra tubuh dan konsep diri
•Pendidikan pasen dan perimbangan perawatan di rumah
•Pemantauan dan pelaksanaan komplikasi potensial.

Evaluasi
•Memperlihatkan toleransiterhadap aktivitas yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas
sehari-hari
•Beradaptasi dengan citra tubuh yang berubah
•Memperlihatkan pengetahuan tentang perawatan mandiri dan perawatan tindak lanjut yang
diperlukan.
DERMATITIS
Dermatitis adalah peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai
respon terhadap pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen, m
enimbulkan kelainan klinis berubah eflo-resensipolimorfik (erite
ma, edema, papul, vesikel, skuama, dan keluhan gatal) (Djuanda,
2005). Dermatitis lebih dikenal sebagai eksim, merupakan penyak
it kulit yang mengalami peradangan.
Jenis Dermatitis
1. Dermatitis Kontak

Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi yang menempel pada
kulit . Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat
pada tanaman merambat atau detergen. Indikasi dan gejala antara lain, kulit memerah, gatal dan kulit
kering bersisik.

Ada dua jenis dermatitis kontak, yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergi. Keduanya
dibedakan berdasarkan penyebab dan zat yang menjadi pemicunya.
A. Dermatitis Kontak Iritan

Dermatitis ini adalah dermatitis yang paling umum. Reaksi terjadi karena kulit
mengalami cedera akibat gesekan, suhu rendah, zat kimia seperti asam, basa, dan
deterjen, atau pemicu lainnya.

Zat atau produk yang menjadi pemicunya penderita umumnya mengalami gejala
antara lain: sebagai berikut:

•Produk pembersih seperti bleach atau


deterjen •Ruam kemerahan
•Alkohol gosok •Kulit kering
•Sabun, shampoo, dan pembersih lainnya •Rasa gatal dan perih
•Tanaman tertentu •Kulit membengkak
•Pupuk, pembersih hama, dsb •Kulit mengelupas
B. Dermatitis Kontak Alergi

Dermatitis ini terjadi Ketika bersentuhan dengan zat yang memicu respons system imun
pada kulit. Reaksi juga bisa muncul apabila alergen memasuki tubuh melalui makanan,
obat, atau prosedur medis seperti pemeriksaan gigi.

Adapun gejala dermatitis kontak alergi


Zat atau produk yang menjadi adalah:
pemicunya antara lain: •Gatal-gatal
•Sakit, nyeri, atau perih pada bagian kulit
•Logam perhiasan yang bermasalah
•Obat-obatan, termasuk krim antibiotik •Benjolan dan luka penting yang terlihat
dan obat alergi antihistamin lembap, berair, atau bernanah. Benjolan
•Deodoran, sabun, cat rambut, dan kadang juga bisa tampak kering atau
berkerak
kosmetik •Kulit terasa panas atau seperti terbakar
•Lateks, dan karet •Kulit kering, kemerahan, menebal, dan
kasar bersisik
•Luka mirip sayatan pada kulit.
Pemeriksaan Penunjang

 Tes alergi bernama skin patch test untuk mengetahui secara spesifik jenis alergen atau iritan yang memicu
reaksi abnormal pada kulit. Tes ini juga dapat disertai dengan pengambilan jaringan kulit alias biopsi.

Pengobatan
Pengobatan terbaik untuk dermatitis kontak adalah dengan menghindari berbagai zat pemicu reaksi alergi
atau iritasi. beberapa gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat mengurangi keparahan gejala serta
mencegah kekambuhan:

•Menggunakan sabun berbahan ringan untuk membersihkan kulit. Hindari produk kebersihan yang
mengandung alkohol, parfum, dan zat kimia tambahan lain
•Membilas kulit menggunakan sabun dan air dengan segera setelah terkena zat pemicu alergi/iritasi

Penatalaksanaan
•Membersihkan kulit dengan sabun untuk kulit sensitif setelah terpapar zat yang menimbulkan iritasi atau
reaksi alergi
•Kenakan pakaian pelindung atau sarung tangan untuk mengurangi kontak langsung antara kulit dengan zat
penyebab alergi dan iritasi.
•Gunakan pelembap. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki kondisi lapisan terluar kulit, sehingga kulit
terlindung dari zat penyebab alergi atau iritasi.
2. Dermatitis Neurodermatitis

Neurodermatitis merupakan penyakit kulit yang berawal dari timbulnya


rasa gatal pada area kecil kulit. Penyakit ini dapat menyebabkan gatal
diberbagai bagian tubuh seperti leher, lengan, dan kaki, hingga area
kelamin. Gejala utama dari neurodermatitis adalah rasa gatal yang
dapat terasa sangat intens. Gatalnya bisa sangat tidak tertahankan
sehingga membuat penderitanya ingin terus menggaruk.
Pemeriksaan Penunjang
Biopsi kulit  dilakukan untuk mendapatkan hasil diagnosis yang lebih pasti. Apabila kondisi sudah
semakin parah, dokter juga akan melakukan diagnosis melalui analisis laboratorium sampel kulit
guna memastikan adanya infeksi oleh virus, bakteri, jamur, ataupun tungau.

Pengobatan
Salah satu cara efektif yang bisa menyembuhkan gejala neurodermatitis adalah dengan tidak
menggaruk bagian kulit yang terdampak. Beberapa jenis obat yang umum digunakan untuk
neurodermatitis adalah:

•Antihistamin
•Obat kortikosteroid 
•Pelembab Kulit

Penatalaksanaan
•Berhenti menggosok dan menggaruk, karena bisa memperburuk kondisi kulit
•Lindungi kulit dengan perban atau kain bersih, agar terlindungi dan mencegah penderita menggaruknya
•Kompres kulit dengan kain dingin yang basah, sehingga rasa gatal bisa mereda
•Gunting kuku-kuku Anda. Kuku yang terpotong pendek akan mencegah kulit rusak lebih parah saat
menggaruk
•Mandi dengan air hangat
•Lembapkan kulit dengan losion tanpa pewangi
•Hindari kondisi yang bisa memicu neurodermatitis, seperti pakaian yang terlalu ketat, rasa cemas, dan stres.
3. Dermatitis Seboroik

Seborrheic dermatitis alias dermatitis seboroik adalah penyakit kulit yang dianggap


sebagai bentuk dermatitis kronis (jangka panjang) pada kulit kepala. Masalah kulit ini
disebut juga dengan istilah eksim seboroik atau cradle cap pada bayi.

Penyakit kulit ini juga dapat membuat kulit kepala mengering, mengelupas, dan
memunculkan ketombe yang membandel. Area kulit yang paling sering terdampak adalah
kulit kepala. Akan tetapi, dermatitis seboroik bisa juga menyerang area berminyak di
bagian tubuh yang lain seperti wajah, sisi hidung, alis, telinga, kelopak mata, dan dada.
Gejala dermatitis seboroik yang paling umum pada orang dewasa:

•Bercak bersisik pada kulit


•Kulit kepala merah, bersisik mengelupas, dan sangat gatal
•Kulit kepala berminyak, sangat lembap, berlilin, atau melepuh.
•Kulit di bawah bercak berwarna kemerahan.
•Rasa gatal terbakar, terutama pada kulit kepala dan saluran telinga
•kerak dikulit kepala bisa mengalami infeksi dan mengeluarkan cairan bening
•Jika eksim menyebar ke telinga, akan keluar cairan bening dari telinga
•Adanya perubahan warna kulit meski telah sembuh.

Pada bayi, dermatitis seboroik lebih dikenal dengan istilah cradle cap dan cenderung
muncul dikulit kepala. Tanda-tanda dan gejalanya adalah sebagai berikut:

•Bercak kuning bersisik dan berminyak pada kulit kepala


•Lapisan sisik yang tebal dan menutupi seluruh kepala
•Kerak kering berwarna kuning hingga kecokelatan.

Pemeriksaan Penunjang
Jika dokter mencurigai ada penyakit lain yang menyebabkan eksim seboroik, akan ada tes medis
atau biopsi kulit yang perlu dilakukan sesuai kondisi.
Pengobatan
•Kortikosteroid
•Alcineurin inhibitor 
•Obat anti jamur

Penatalaksanaan
1. Keramas dengan sampo anti jamur selama 5 menit, lalu bilas hingga bersih. Untuk
membersihkan tubuh, gunakan sabun yang dapat menghilangkan minyak untuk
mencegah timbulnya bakteri dan jamur

2. Jangan gunakan produk perawatan kulit dan rambut yang mengandung alkohol,
karena dapat menyebabkan peradangan di kulit

3. Hentikan penggunaan hair spray, gel, atau produk penataan rambut yang dapat
memicu kambuhnya dermatitis seboroik.
4. Dermatitis Stasis

Dermatitis stasis adalah jenis dermatitis yang terjadi ketika aliran


darah menuju jaringan kulit mengalami penyumbatan. Hal ini
menyebabkan ruam kemerahan yang mengerak disertai dengan
rasa gatal dan perih. Kondisi yang dikenal sebagai eksim vena ini
umumnya memengaruhi betis hingga pergelangan kaki.
Secara umum, gejala dermatitis ditandai dengan:
• Ruam kulit berwarna kemerahan
• Perubahan warna kulit
• Kulit kering dan berkerak
• Rasa gatal yang hebat
• Pelebaran pembuluh darah kaki (varises)
• Rasa sakit pada kaki

Ketika gejala sudah bertambah parah, eksim yang tadinya hanya muncul di
kaki akan menimbulkan:
• Luka terbuka yang bisa disertai nanah
• Luka terbuka yang mengeluarkan cairan
• Penebalan pada kulit, serta
• Infeksi kulit yang bisa menimbulkan selulit.
Pemeriksaan Penunjang
• Tes darah
• Tes alergi untuk kulit
• Ultrasound doppler untuk mengukur aliran darah

Pengobatan
• Meredakan Pembengkakan
• Mengatasi Peradangan
• Melindungi Luka

Penatalaksanaan
1. Mengangkat kaki lebih tinggi dari posisi jantung untuk memperlancar aliran darah dan mencegah
penumpukan darah pada pembuluh
2. Tidak berdiri atau duduk terlalu lama. Perbanyaklah bergerak di sela aktivitas seperti mengambil
jeda setiap 1 jam sekali dengan berjalan selama 10 menit
3. Berolahraga rutin untuk memperlancar aliran darah dan meningkatkan kekuatan otot. Diskusikan
jenis dan durasi olahraga yang anda perlukan dengan dokter
4. Menggunakan bahan pakaian yang nyaman di kulit
5. Menggunakan sabun, pembersih kulit, dan pelembab yang tidak mengandung pewangi
6. Menghindari zat pemicu alergi atau iritasi yang bisa menimbulkan
5. Dermatitis Atopik (eksim)

Dermatitis Eksim (dermatitis atopik) adalah penyakit kulit dengan ciri khas
berupa kulit gatal, meradang, dan kering bersisik.

Berikut faktor-faktor yang berkaitan dengan penyebab eksim:


1. Mutasi Genetik
2. Sistem Imun yang Sensitif
3. Riwayat Penyakit dari Orang Tua
Dermatitis atopik tidak bisa disembuhkan, tapi gejalanya dapat dikendalikan dengan cara berikut:
1. Menjaga kulit tetap lembab dengan rutin mengoleskan pelembab
2. Mengoleskan obat kortikosteroid pada kulit sesuai anjuran dokter
3. Mengonsumsi obat-obatan yang mengontrol kerja sistem imun
4. Melakukan terapi sinar ultraviolet (UV).

Pemeriksaan Penunjang
Dokter dapat melakukan tes menggunakan sampel kulit untuk mengidentifikasi kemungkinan
infeksi lain atau alergi yang anda miliki.

Pengobatan
5. Krim untuk mengendalikan gatal
6. Obat untuk melawan infeksi
7. Obat minum untuk mengendalikan peradangan

Penatalaksanaan
8. Mandi
9. Pelembaban kulit
10. Wet Dressing
ETIOLOGI
Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen) misalnya
1. bahan kimia (detergen, asam, basa, oli, semen),
2. fisik (sinar dan suhu),
3. mikroorganisme (bakteri, jamur)

dan dapat pula dari dalam (endogen) misalnya dermatitis atopic


4. Sejumlah kondisi kesehatan
5. alergi
6. faktor genetik
7. Fisik
8. Stres
9. iritasi dapat menjadi penyebab eksim.
Manifestasi Klinik
Tanda-tanda radang akut dapat berupa priritus. Awal kejadian dermatitis akan
terjadi eritema dan edema. Edema sangat jelas pada kulit yang longgar seperti
muka (terutama palpebra dan bibir) dan genetelia eksterna.

Dermatitis madidans (basah) berarti terdapat eksudasi. Disana-sini terdapat


sumber dermatitis, artinya terdapat vesikel-vesikel fungtiformis yang
berkelompok yang kemudian membesar. Kelainan tersebut dapat disertai bula
atau pustule, jika disertai infeksi.

Dermatitis sika (kering) berarti tidak madidans bila gelembung- gelumbung


mengering maka akan terlihat erosi atau ekskoriasi dengan krusta. Pada
stadium tersebut terjadi deskuamasi, artinya timbul sisik.
Patofisiologi
1. Dermatitis Kontak
Terdapat 2 tipe dermatitis kontak yang disebabkan oleh zat yang berkontak dengan kulit yaitu
dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergik.

1.)Dermatitis Kontak Iritan


Kulit berkontak dengan zat iritan dalam waktu dan konsentrasi cukup, umum nya
berbatas relatif tegas. Paparan ulang akan menyebabkan proses menjadi k ronik dan kulit
menebal disebut skin hardering.

2.) Dermatitis Kontak Alergi


Batas tak tegas, proses yang mendasarinya ialah reaksi hiper sensitivitas.
Lokalisasi daerah terpapar, tapi tidak tertutup kemungkinan di daerah lain.

2. Dermatitis Neurodermatitis
Kelainan terdiri dari eritema, edema, papel, vesikel, bentuk numuler, dengan diameter
bervariasi 5-40 mm. Bersifat membasah (oozing), batas relatif jelas, bila kering membentuk
krusta.
3. Dermatitis Seboroik
Penyakit kronik, residif, dan gatal. Kelainan berupa skuama kering, basah atau kasar; krusta
kekuningan dengan bentuk dan besar bervariasi

4. Dermatitis Stasis
Akibat bendungan, tekanan vena makin meningkat sehingga memanjang dan melebar. Terlihat
berkelok-kelok seperti cacing (varises). Cairan intravaskuler masuk ke jaringan dan terjadilah
edema. Timbul keluhan rasa berat bila lama berdiri dan rasa kesemutan atau seperti ditusuk-
tusuk. Bila berlangsung lama, edema diganti jaringan ikat sehingga kulit teraba kaku, warna
kulit lebih hitam

5. Dermatitis Atopik
Bersifat kronis dengan eksaserbasi akut, dapat terjadi infeksi sekunder. Riwayat stigmata atopik
pada penderita atau keluarganya.
 
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai