Anda di halaman 1dari 6

KEGAWATAN LUKA BAKAR

EMERGENCY: BURN

Pengertian Luka bakar (burn injury) adalah kerusakan kulit yang disebabkan
kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik
dan radiasi.

Definition Burn injury is skin damage caused by contact with heat sources such as
fire, hot water, chemicals, electricity, and radiation.

Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan luka bakar dan mencegah


terjadinya komplikasi

Purpose As a reference in the management of burn and prevent complications

Referensi Keputusan menteri kesehatan republik indonesia no.


HK.01.07/MENKES/1186/2022 tentang panduan praktik klinis bagi
dokter di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
Buku panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan
primer edisi revisi tahun 2014, IDI

1. Decree of the Minister of Health, Republic of Indonesia no.


Reference
HK.01.07/MENKES/1186/2022 about clinical practice guidelines for
doctors in primary health care facilities
2. Clinical practice guidebook for doctors in primary health care
facilities 2014 revised edition, IDI

Kriteria Hasil Anamnesis


Diagnosa Keluhan
(Tanda dan Pada luka bakar derajat I paling sering disebabkan sinar matahari.
Gejala) Pasien hanya mengeluh kulit teras nyeri dan kemerahan. Pada luka
bakar derajat II timbul nyeri dan bula. Pada luka bakar derajat III
timbul area berwarna coklat gelap pada kulit, dan terkelupas.

Anamnesis Results
Diagnostic Sign and symptoms
Criteria In first degree burns are most often caused by sunlight. The patient only
complains of sore skin and redness. In second-degree burns there is
pain and blisters. In third degree burns, dark brown areas appear on
the skin, and peel off.

Kriteria Pemeriksaan Fisik


Diagnosa a. Luka bakar derajat I
(Pemeriksaan kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (superfisial),
penunjang) kulit hanya tampak hiperemi berupa eritema denganperabaan
hangat, tidak dijumpai adanya bula, terasa nyeri karena ujung-
ujung saraf sensorik teriritasi.
b. Luka bakar derajat II
Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa
reaksi inflamasi disertai proses eksudasi. Terdapat bula yang
berisi cairan eksudat dan nyeri karena ujung-ujung saraf
sensorik yang teriritasi. Dibedakan atas 2 bagian :
1) Derajat II dangkal/superficial (IIA). Kerusakan
mengenai bagian epidermis dan lapisan atas dari
corium/dermis.
2) Derajat II dalam/deep (IIB). Kerusakan mengenai
hampir seluruh bagian dermis dan sisa-sisa jaringan
epitel masih sedikit. Organ-oran kulit seperti folikel
rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea tinggal
sedikit sehingga penyembuhan terjadi lebih dari satu
bulan dan disertai parut hipertrofi.
C. Luka bakar derajat III
Pada luka bakar derajat III merupakan tingkatan luka yang
paling tinggi, atau kondisi yang sangat parah. Biasanya derajat
III ini diakibatkan karena terbakar oleh api, terkena zat
tertentu seperti cairan dalam waktu yang lama, dan tersengat
listrik. Bagian yang rusak juga lebih dalam, mulai dari
epidermis (lapisan kulit terluar), Lapisan Kulit Dermis secara
keseluruhan, dan bahkan bisa sampai jaringan sub kutan.

Pemerisaan Penunjang :
Darah Lengkap, Elektrolit

Diagnostic Physical Examination


Criteria a. First degree burns
limited damage to the epidermal layer (superficial), the skin
only appears hyperemic in the form of erythema with a warm
touch, no bullae are found, pain is felt due to irritated sensory
nerve endings.
b. Second degree burns
Damage includes the epidermis and part of the dermis, in the
form of an inflammatory reaction accompanied by an exudation
process. Blisters are filled with exudate and pain due to
irritated sensory nerve endings. It is divided into 2 parts:
1) Degree II shallow / superficial (IIA). Damage to the
epidermis and upper layers of the corium/dermis.
2) Degree II in / deep (IIB). Damage to almost all parts of
the dermis and the remnants of epithelial tissue are tiny.
Skin organs such as hair follicles, sweat glands and
sebaceous glands are low so that healing occurs for
more than one month and is accompanied by
hypertrophic scarring
c. Third degree burns
Third degree burns are the highest degree of injury, or a very
severe condition. Usually, degree III is caused by being burned
by fire, being exposed to certain substances such as liquids for a
long time, and being electrocuted. The damaged part is also
deeper, starting from the epidermis (outermost skin layer), the
Dermis Skin Layer as a whole, and can even reach the
subcutaneous tissue.

Supporting Examination:
 Whole Blood
 Electrolytes

Prosedur Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
a. Luka bakar derajat 1 penyembuhan terjadi secara spontan
tanpa pengobatan khusus.
b. Penatalaksanaan luka bakar derajat II dan III tergantung luas
luka bakar.
c. Jika terjadi luka bakar derajat II atau III perhatikan daerah yang
terkena, dengan prinsip kegawatdaruratan pada trauma yaitu
ABCDE
 Airway : bebaskan jalan napas, intubasi bila diperlukan
 Breathing : perhatikan distress napas
 Circulation : perhatikan tanda hipovolemik, pasang IV
line 2 jalur bila dibutuhkan
 Disability : perhatikan bila pasien dalam kondisi tidak
sadar
 Enviroment : lepas pakaian korban, ganti dengan
semilut waspada hipotermia, dan lepaskan benda logan
yang terdapay pada tubuh
Pada penanganan perbaikan sirkulasi pada luka bakar dikenal beberapa
formula, salah satunya yaitu Formula Baxter sebagai berikut:
a. Hari Pertama:
Dewasa : Ringer Laktat 4 cc x berat badan x % luas bakar per
24 jam
Anak : Ringer Laktat : Dextran = 17 : 3
2 cc x berat badan x % luas luka ditambah kebutuhan faali.
Kebutuhan faali :
< 1 Tahun : berat badan x 100 cc
1-3 Tahun : berat badan x 75 cc
3-5 Tahun : berat badan x 50 cc
½ jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama. ½ diberikan 16
jam berikutnya.
b. Hari kedua
Dewasa : ½ hari I;
Anak : diberi sesuai kebutuhan faali
Formula cairan resusitasi ini hanyalah perkiraan kebutuhan cairan,
berdasarkan perhitungan pada waktu terjadinya luka bakar, bukan pada
waktu dimulainya resusitasi. Pada kenyataannya, penghitungan
cairan harus tetap disesuaikan dengan respon penderita. Untuk itu
selalu perlu dilakukan pengawasan kondisi penderita seperti keadaan
umum, tanda vital, dan produksi urin dan lebih lanjut bisa dilakukan
pemasangan monitor EKG untuk memantau irama jantung sebagai
tanda awal terjadinya hipoksia, gangguan elektrolit dan keseimbangan
asam basa.
Pemberian antibiotik spektrum luas pada luka bakar sedang dan berat.

Konseling dan Edukasi


Pasien dan keluarga menjaga higiene dari luka dan untuk
mempercepat penyembuhan, jangan sering terkena air.

Kriteria Rujukan
1. Rujukan dilakukan pada luka bakar sedang dan berat
2. total permukaan tubuh untuk anak dibawah 10 tahun atau
dewasa diatas 50 tahun.
3. Luka bakar tingkat tiga yg mencakup total permukaan tubuh
lebih dari 5%
4. Luka bakar tingkat dua atau tingkat tiga yg melibatkan daerah
kritis (seperti: tangan, kaki, wajah, perineum, alat kelamin, atau
sendi utama ekstremitas.
5. Luka bakar yang berhubungan dengan trauma inhalasi
6. Luka bakar akibat sengatan listrik atau petir
7. Luka bakar berat yang komplikasi dengan trauma lain. Bila
cedera traumanya lebih berbahaya dari luka bakarnya, maka
sebaiknya pasien dikirimkan ke trauma center terlebih dahulu
8. Penyakit pasien yang mempersulit penanganan luka bakar
9. Luka bakar akibat bahan kimia dari kosmetika yg
membahayakan fungsi organ
10. Luka bakar melingkar pada kaki dan tangan.
Procedure
Comprehensive Management (Plan)
Management
a. First degree burns heal spontaneously without special treatment.
b. The management of second and third degree burns depends on the
extent of the burn.
c. If there is a second or third degree burn, pay attention to the affected
area, with the emergency principle in trauma, namely ABCDE
• Airway: clear the airway, intubate if necessary
• Breathing: note respiratory distress
• Circulation: watch for signs of hypovolemia; install a 2 line IV line
if needed
• Disability: note if the patient is in an unconscious condition
• Environment: remove the victim's clothing, replace it with a
hypothermia warning blanket, and remove any metal objects found
on the body
In the treatment of improving circulation in burns, several formulas are
known, one of which is the Baxter Formula as follows:
a. First day:
Adult: Lactated Ringer's 4 cc x body weight x % burned area
per 24 hours
Children : Ringer Lactate : Dextran = 17 : 3
2 cc x body weight x % wound area plus physiological needs.
Physiological needs:
< 1 year: body weight x 100 cc
1-3 years: body weight x 75 cc
3-5 years: body weight x 50 cc
½ the amount of fluid given in the first 8 hours. ½ given the next
16 hours.
b. The second day
Adults: ½ day I;
Children: given according to physiological needs
This resuscitation fluid formula is only an estimate of fluid
requirements, based on calculations at the time the burn occurred, not
at the start of resuscitation. In fact, the fluid count must still be adjusted
according to the patient's response. For this reason, it is always
necessary to monitor the patient's condition, such as general condition,
vital signs, and urine production. Furthermore, an ECG monitor can be
installed to monitor heart rhythm as an early sign of hypoxia, electrolyte
disturbances and acid-base balance.
Administration of broad spectrum antibiotics for moderate and severe
burns.

Counseling and Education


Patients and families maintain hygiene from wounds and to accelerate
healing, do not be exposed to water frequently.

Referral Criteria
1. Referrals are made to moderate and severe burns
2. Total body surface area for children under 10 years or adults over
50.
3. Third-degree burns covering more than 5% of the total body surface
area
4. Second degree or third degree burns involving critical areas (such as
hands, feet, face, perineum, genitals, or major joints of the
extremities.
5. Burns associated with inhalation trauma
6. Burns due to electric shock or lightning
7. Severe burns complicated by other trauma. If the traumatic injury is
more dangerous than the burn, then the patient should be sent to the
trauma centre first
8. Diseases of the patient complicating the management of burns
9. Burns caused by chemicals from cosmetics that endanger organ
function
10. Circumferential burns to the feet and hands.

Unit Terkait

Related Unit

Anda mungkin juga menyukai