Anda di halaman 1dari 8

SP 1 HALUSINASI

SP 1 Pasien : Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara-cara mengontrol halusinasi,


mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan cara pertama: menghardik halusinasi

Orientasi:
”Assalamualaikum D. Saya perawat yang akan merawat D. Nama Saya SS, senang dipanggil
S. Nama D siapa? Senang dipanggil apa”
”Bagaimana perasaan D hari ini? Apa keluhan D saat ini”
”Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini D dengar
tetapi tak tampak wujudnya? Di mana kita duduk? Di ruang tamu? Berapa lama? Bagaimana
kalau 30 menit”

Kerja:
”Apakah D mendengar suara tanpa ada ujudnya?Apa yang dikatakan suara itu?”
” Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering D dengar
suara? Berapa kali sehari D alami? Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada
waktu sendiri?”
” Apa yang D rasakan pada saat mendengar suara itu?”
”Apa yang D lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-suara itu
hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu muncul?
” D , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan menghardik
suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan
kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat dengan teratur.”
”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.
”Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung D bilang, pergi saya tidak
mau dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai suara
itu tak terdengar lagi. Coba D peragakan! Nah begitu, … bagus! Coba lagi! Ya bagus D sudah
bisa”

Terminasi:
”Bagaimana perasaan D setelah peragaan latihan tadi?” Kalau suara-suara itu muncul lagi,
silakan coba cara tersebut ! bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa
saja latihannya? (Saudara masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal
kegiatan harian pasien). Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan
mengendalikan suara-suara dengan cara yang kedua? Jam berapa D?Bagaimana kalau dua
jam lagi? Berapa lama kita akan berlatih?Dimana tempatnya”
”Baiklah, sampai jumpa. Assalamu’alaikum”
SP 1 HDR

PROSES KEPERAWATAN
Kondisi Klien
Nn. Sisi (19 tahun) gelisah, sering melamun, terkadang juga menangis. Mengatakan
bahwa dirinya sudah tidak berguna lagi karena tidak mampu mewujudkan impian orang
tuanya untuk menjadi dokter. Sisi adalah salah satu mahasiswi kedokteran tetapi Ia
sebenarnya tidak menyukai jurusannya tersebut, Ia bersedia kuliah di jurusan kedokteran
karena keinginan orang tuanya dan sebagai anak Ia juga berusaha membagiakan kedua orang
tuanya dengan menuruti perintah orang tuanya tersebut. Tetapi di saat sudah kuliah Ia justru
uring-uringan karena merasa memang itu bukan bidang yang disuakainya. Alhasil nilai-
nilainya jeblok dan Ia banyak dijauhi oleh teman-temannya.

Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah


Tujuan:
1. Pasien dapat mengidentifikasi aspek positifnya
2. Pasien dapat menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
3. Pasien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
4. Pasien dapat mengetahui cara untuk meningkatkan rasa percaya dirinya.
Tindakan Kperawatan
1. Dorong individu untuk mengekspresikan perasaannya, khususnya mengenai pikiran,
perasaan, dan pandangan dirinya:dulu dan saat ini, serta harapan yang ingin diwujudkan
terhadap dirinya sendiri
2. Diskusikan aspek positif diri
3. Bantu pasien untuk menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
4. Bantu pasien untuk memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan klien
5. Melatih klien sesuai dengan kemampuan yang dipilih
6. Menganjurkan klien memasukkan kegiatan kedalam jadwal harian

PELAKSANAAN TINDAKAN
ORIENTASI :
Selamat pagi ? Perkenalkan nama saya Susi Purwati, Saya senangnya dipanggil suster
Susi. Saya adalah Mahsiswa FIK UI yang sedang praktek disini.Nama mbak siapa ya?
Senangnya dipanggil apa. Oh, jadi anda senangnya dipanggil Sisi saja. Saya lihat dari tadi
Sisi melamun, ada yang sedang dipikirkan. Bagimana kalau kita ngobrol-ngobrol dulu Sisi?
Mau berapa lama kira-kira kita ngobrolnya? Oke, Jadi Sisi maunya kita ngobrol-bgobrolnya
30 menit. Baiklah mau dimana kita ngbrolnya Sisi? Oh, jadi kita ngobrolnya diruang ini saja.

KERJA :
Bagaimana perasaan Sisi saat ini? Oh jadi Sisi merasa hidup Sisis sudah tidak berguna
lagi dan pengen mengakhiri hidup Sisi. Mengapa Sisi berkata demikian? Biasanya kalau
dirumah Sisis ngapain saja? Sisi punya hobi apa saja? Oh, jadi Sisi senangnya masak,
menggambar desain dan membuat cerita komik. Menurut Sisi dari hobi yang sudah Sisi
sebitkan tadi mana saja yang mungkin dan dapat kita lakuakan sekarang? Bagaimana jika
menggambar desain? Jadi, Sisi bersedia mau menggambar desain, kira-kira mau menggambar
apa ya? Oh, Jadi Sisi mau menggambar model-model baju terbaru. Sebentar saya sediakan
peralatannya ya Sisi. Kira-kira Sisi menggambarnya mau ditemenin suster atau tidak. Wah
bagus sekali gambarnya Sisi. Kira-kira Sisis mau menggambarnya berapa banyak ni, bagus lo
gambarnya. Oh, Jadi Sisi mau 5 kali sehari menggambarnya. Bagaimana kalau kegiatan
menggambarnya suster buatain jadwal buat Sisi?. Apakah Sisi mau? Oke, Jadi Sisi bersedia
ya Suter Susi buatin jadwalnya.

TERMINASI :
Bagaimana perasaan Sisi setelah kita bercakap-cakap? Wah! Ternyata Sisi punya
bayak kelebihan ya salah satunya tadi mengambar dan hasil gambarnya bagus lo. Suster
seneng itu dengan gambar buatan Sisi. Baik besok kita akan bertemu kembali untuk ngobrol-
ngobrol kembali mengenai kemampuan Sisi yang lain yitu membuat cerita komik. Kira-kira
besok Sisi maunya kita ketemu jam berapa ? Baik! Jadi Sisi maunya kita ketemu jam 10.00
WIB dan tempatnya diruang ini saja. Baik Sisi sampai jumpa besok. Selamat pagi menjelang
siang.
SP 1 RPK

a. Tujuan Umum
Klien dapat mengontrol atau mencegah perilaku kekerasan secara fisik
b. Tujuan Khusus
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
3. Klien dapat mengidentifikasi tanda gejala perilaku kekerasan
4. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan
5. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
6. Klien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan
7. Klien dapat mempraktekkan cara mengontrol perilaku kekerasan fisik 1: teknik nafas dalam
8. Klien dapat memasukkan latihan ke dalam jadwal kegiatan harian.

c. Tindakan Keperawatan :
1. Bina hubungan saling percaya
2. Bantu klien untuk mengungkapkan perasaan marahnya
3. Bantu klien mengungkapkan penyebab perilaku kekerasan
4. Bantu klien mengungkapkan tanda gejala perilaku kekerasan yang dialaminya
5. Diskusikan dengan klien perilaku kekerasan yang dilakukan selama ini
6. Diskusikan dengan klien akibat negative (kerugian) cara yang dilakukan pada diri sendiri, orang
lain/keluarga, dan lingkungan
7. Diskusikan bersama klien cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik : teknik napas dalam
8. Anjurkan klien untuk memasukkan kegiatan didalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi Pak. Perkenalkan nama saya Tiwi, panggil saja Suster Tiwi. Saya adalah
mahasiswa dari POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III.
Hari ini saya dinas pagi dari pkl. 07.00-14.00. Saya yang akan merawat bapak
Nama Bapak siapa dan suka dipanggil apa? Baiklah mulai sekarang saya akan panggil Bapak
Jono saja, ya”
b. Evaluasi/validasi
“kalau boleh tahu, sudah berapa lama Bapak Jono di sini ? Apakah Bapak Jono masih ingat
siapa yang membawa kesini ? bagaimana perasaan Bapak saat ini? Saya lihat Bapak sering
tampak marah dan kesal, sekarang Bapak masih merasa kesal atau marah ?”
c. Kontrak :
· Topik
“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang hal-hal yang membuat Bapak Jono marah
dan bagaimana cara mengontrolnya? Ok. Pak?”
· Waktu
Berapa lama Bapak punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya? Bagaimana kalau 15
menit saja?
· Tempat
Bapak senangnya kita berbicaranya dimana?. Dimana saja boleh kok, asal Bapak merasa
nyaman. Baiklah, berarti kita berbicara di teras ruangan ini saja ya, Pak”
· Tujuan
Agar Bapak dapat mengontrol marah dengan kegiatan yang positif yaitu dengan latihan fisik 1
: teknik nafas dalam dan tidak menimbulkan kerugian untuk diri sendiri maupun orang lain.

2. Fase Kerja
“Nah, sekarang coba Bapak ceritakan, Apa yang membuat Bapak Jono merasa marah? ”
Apakah sebelumnya Bapak pernah marah? Terus, penyebabnya apa? Samakah dengan yang
sekarang?”
“Lalu saat Bapak sedang marah apa yang Bapak rasakan? Apakah Bapak merasa sangat
kesal, dada berdebar-debar lebih kencang, mata melotot, rahang terkatup rapat dan ingin
mengamuk? ”
“Setelah itu apa yang Bapak lakukan? ”
“Apakah dengan cara itu marah/kesal Bapak dapat terselesaikan? ” Ya tentu tidak, apa
kerugian yang Bapak Jono alami?”
“Menurut Bapak adakah cara lain yang lebih baik? Maukah Bapak belajar cara
mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”
”Jadi, ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, Bapak. Salah satunya adalah dengan
cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik, rasa marah Bapak dapat tersalurkan.”
”Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar 1 cara dulu? Namanya teknik napas dalam”
”Begini Pak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah Bapak rasakan, maka Bapak berdiri atau
duduk dengan rileks, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan
–lahan melalui mulut”
“Ayo Pak coba lakukan apa yang saya praktikan tadi, bapak berdiri atau duduk dengan
rileks tarik nafas dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. “
“Bagus sekali, Bapak sudah bisa melakukannya”
“ Nah.. Bapak Jono tadi telah melakukan latihan teknik relaksasi nafas dalam, sebaiknya
latihan ini Bapak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu
muncul Bapak sudah terbiasa melakukannya”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
Subyektif
“Bagaiman perasaan Bapak setelah kita berbincang-bincang dan melakukan latihan teknik
relaksasi napas dalam tadi? Ya...betul, dan kelihatannya Bapak terlihat sudah lebih rileks”.
Obyektif
”Coba Bapak sebutkan lagi apa yang membuat Bapak marah, lalu apa yang Bapak rasakan dan
apa yang akan Bapak lakukan untuk meredakan rasa marah”. Coba tunjukan pada saya cara
teknik nafas dalam yang benar.
“Wah...bagus, Bapak masih ingat semua...”
b. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
“Bagaimana kalau kegiatan ini rutin dilakukan 5 kali dalam 1 hari dan di tulis dalam jadwal
kegiatan harian Bapak.
c. Kontrak yang akan datang
Topik :
“ Nah, Pak. Cara yang kita praktikkan tadi baru salah 1 nya saja. Masih ada cara yang bisa
digunakan untuk mengatasi marah Bapak. Cara yang ke-2 yaitu dengan teknik memukul bantal
Waktu :
“Bagaimana kalau kita latihan cara yang ke-2 ini besok, Bagaimana kalau 15 menit lagi saja?
Tempat :
“Kita latihannya dimana, Pak? Di teras ruangan ini saja lagi , Pak”. “ok, Pak
SP 1 ISOS

Kondisi Klien
klien mengatakan malas bergaul dengan orang lain, Klien mengatakan orang lain tidak mau
menerimanya, klien terlihat menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang lain

Diagnosa Keperawatan
Isolasi social

Tujuan Khusus
- Klien dapat membina hubungan saling percaya
- Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
- Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan social dan kerugian tidak berhubungan
sosial (menarik diri)
- Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap

Tindakan Keperawatan
- Bina hubungan saling percaya
- Identifikasi penyebab ISOS
- Diskusikan dengan klien tentang keuntungan berinteraksi dan kerugian tidak berinteraksi
- Ajarkan klien cara berkenalan denga orang lain
- Anjurkan klien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang kedalam jadwal harian

Proses Pelaksanaan

1. Orientasi
a) Salam Terapeutik
“Selamat pagi bapak, perkenalkan nama saya Ariska, yang akan berbincang-bincang dengan
bapak hari ini. Kalau boleh tau nama bapak siapa, lebih senang dipanggil apa?”

b) Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaan bapak pada hari ini? Kegiatan apa saja yang sudah bapak lakukan pada
hari ini?”

c) Kontrak
“Baiklah, pada hari ini saya akan membantu bapak untuk menyelesaikan masalah bapak, nanti
kita akan berbincang-bincang sebentar mengenai masalah bapak. Bagaimana apakah bapak
mau? Tidak lama kok waktunya hanya 10 menit dari pukul 10:00-10:10 WIB, tempatnya
didepan ruangan bapak saja ya, Bagaimana apakah bapak setuju?”

d) Tujuan
“Tujuan kita berbincang-bincang yaitu agar kita bisa saling mengenal lebih dekat lagi serta
mempermudah bapak berkenalan dan berbincang-bincang dengan orang lain.”

2. Fase Kerja
- “Baiklah pak, yang menyebabkan bapak berada disini karena apa?”
- “Yang bapak rasakan selama dirumah sakit bagaimana?”
- “Kok bapak sendirian saja, yang menyebabkan bapak tidak bergaul dengan yang lain kenapa?”
- “bapak tahu, keuntungan berinteraksi dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain?”
- “Keuntungan berinteraksi yaitu kita bisa mempunyai teman dan bisa saling tolong menolong,
sedangkan kerugian tidak berinteraksi yaitu kita tidak akan mempunyai teman dan tidak akan
ada yang akan menolong kita jika kita punya masalah nanti”
- “Baiklah sekarang saya akan mengajarkan bapak cara berkenalan sekaligus berinteraksi
dengan orang lain, nanti bapak berjabat tangan dengan saya kemudian sebutkan nama, hobi
dan alamat bapak. Nanti ibu tanya balik kepadan saya, namanya siapa, hobinya apa dan
alamatnya dimana. Kira-kira seperti itu, sekarang coba bapak sebutkan cara berkenalan seperti
yang baru saya ajarkan tadi”
- “Bagus pak, saya harap bapak dapat memasukkan kegiatan ini kedalam jadwal harian bapak”

C. Terminasi
1. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang dan belajar cara berkenalan serta
berinteraksi dengan orang lain?”

2. Evaluasi Objektif
“Coba bapak ulangi kembali apa saja yang sudah kita lakukan tadi, yaitu pada cara berkenalan
dan berinteraksi dengan orang lain?”

3. Tindak Lanjut
“Pertemuan kita kali ini saya rasa cukup, saya harap bapak dapat berlatih cara berkenalan dan
berinteraksi dengan teman bapak, dan jangan lupa memasukkan kegiatan ini kedalam jadwal
harian bapak.”

4. Kontrak Yang Akan Datang


“Baiklah pak, besok kita akan bertemu lagi untuk melihat jadwal kegiatan yang bapak buat
pada hari ini serta berlatih mempraktekkan cara berkenalan dengan satu orang, waktunya 10
menit, dari jam 10:00-10:10 WIB tempatnya seperti sekarang saja, yaitu didepan ruangan
bapak. Kalau begitu saya permisi dulu ya”

Anda mungkin juga menyukai