Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FINAL PROJECT

TANAMAN HERBAL DALAM KEHAMILAN PATOLOGI


“EFEKTIFITAS PEMBERIAN HERBAL JAHE PADA IBU HAMIL TRIMESTER I
TERHADAP HIPEREMESISI GRAVIDARUM RINGAN”
Dosen Pengampu : Alfi Noviyana M.Keb

Disusun Oleh :
RIZKIANI PUTRI
1911060022

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA DAN PROGRAM STUDI


PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah yang berjudul ‘’ EFEKTIFITAS PEMEBERIAN HERBAL JAHE PADA IBU
HAMIL TERHADAP HIPEREMESISI GRAVIDARUM RINGAN’’. sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai.
Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu saya
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Pangandaran, 30 Maret 2021

Rizkiani Putri
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kehamilan menyebabkan perubahan fisik, psikis dan hormonal pada tubuh
ibu. Hal tersebut menimbulkan bermacam-macam keluhan, salah satunya adalah mual
muntah atau morning sickness yang biasa terjadi pada awal kehamilan. Mual muntah
merupakan salah satu gejala paling awal, paling umum dan paling menyebabkan
stress yang dikaitkan dengan kehamilan. Hampir 50-90% perempuan hamil
mengalami mual muntah pada trimester pertama. Mual dan muntah seringkali
diabaikan karena dianggap sebagai sebuah konsekuensi diawal kehamilan.
Mual muntah yang terjadi pada kehamilan yang disebabkan karena terjadi
peningkatan kadar hormon estrogen dan progesterone yang diproduksi oleh Human
Chorionic Gonadotropine (HCG) dalam serum dari plasenta. Frekuensi terjadinya
morning sickness tidak hanya di pagi hari melainkan bisa siang bahkan malam hari.
Selain itu karena mencium aroma suatu masakan, setengah dari perempuan hamil
pasti akan mengalami mual muntah. Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primi
gravida dan 40-60% multi gravida. Perubahan hormon pada setiap perempuan hamil
responnya akan berbeda, sehingga tidak semua mengalami mual muntah pada
kehamilan.
Mual dan muntah pada kehamilan berlebih atau hiperemesis gravidarum tidak
hanya mengancam kehidupan ibu hamil, namun juga dapat menyebabkan efek
samping pada janin seperti abortus, bayi lahir rendah, kelahiran prematur, serta
malforasi pada bayi baru lahir. Kejadian pertumbuhan janin terhambat (Intrauterine
growth retardation/IUGR) meningkat pada wanita hamil dengan hiperemesis
gravidarum. Hiperemesis Gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai usia
kehamilan 20 minggu, ditanda dengan muntah yang hebat dan segala apa yang
dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum ibu dan
terjadi pada 4 dari 100 kehamilan (Sastrawinata, 2005). Adapun insiden Hiperemesis
Gravidarum adalah 0,1-1% dengan 50% risiko dapat terjadi kekambuhan pada
kehamilan berikutnya (BillingStevenson, 2010).
Mengatasi mual muntah selama masa kehamilan dapat dilakukan melalui
tindakan farmakologi maupun non farmakologi. Tindakan non farmakologi yang biasa
disarankan oleh tenaga kesehatan seperti menganjurkan ibu hamil untuk
mengkonsumsi jahe dalam bentuk teh jahe, teknik relaksasi, dan aromaterapi.
Ibu hamil yang mengalami efek samping sakit kepala, mulas atau diare setelah
mengkonsumsi jahe sebaiknya dihentikan (Bararah, 2011). Studi awal menunjukkan
bahwa jahe mungkin aman dan efektif untuk mual dan muntah semasa kehamilan bila
digunakan sesuai dosis yang dianjurkan untuk jangka waktu yang singkat (Mikail,
2012).
Dewasa ini, jahe merupakan bahan ramuan lebih dari 50% obat-obatan
tradisional untuk mengatasi berbagai kondisi sakit seperti mual, kram perut, mabuk
kendaraan, demam, gangguan pencernaan dan infeksi. Jahe memiliki kandungan besi
dan kalsium yang tinggi (vitahealth, 2008). Sebuah penelitian di Denmark
menemukan bahwa jahe tidak menimbulkan masalah ketika diberikan kepada tikus
hamil dengan dosis beberapa kali lebih banyak dibandingkan dengan yang biasa
diminum seorang wanita (Chopra, 2006).
Jahe mengandung senyawa yang fungsinya setara dengan B6 yang bisa
mengatasi mual muntah pada ibu hamil. Jahe sebagai salah satu jenis tanaman herbal
mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan tanaman herbal lainnya,
khususnya bagi ibu hamil yang sedang mengalami mual muntah. Keunggulan pertama
jahe adalah kandungan minyak terbang (minyak atsiri) yang menyegarkan dan
memblokir reflek muntah sedang gingerol sehingga dapat melancarkan peredaran
darah dan syaraf – syaraf bekerja dengan baik

1.2. Tujuan
1. Dengan tujuan mengidentifikasi karakteristik ibu hamil, mengetahui frekuensi
mual muntah dan efektifitas pemberian jahe hangat dalam mengurangi mual
muntah pada ibu hamil
2. untuk mnegurangi mual muntah pada ibu hamil terutama pada ibu hamil yang
mengalami mual muntah guna meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan pada
ibu hamil.
BAB II
METODE

Penelitian ini menggunakan desain penelitian pra-eksperimen yang bersifat one grup
pretest-postest. Instrumen penelitian menggunakan panduan wawancara berupa kuesioner.
Analisis data secara univariat untuk mengetahui deskripsi karekteristik responde. Analisis
bivariat dengan menggunakan uji paired t-test, untuk menguji efektivitas jahe dalam
mengurangi mual muntah pada ibu hamil. Instrumen lain yang digunakan untuk mengukur
mual muntah adalah Kuisioner Rhodes INVR. Data dianalisa dengan menggunakan uji
Wilcoxon Mann-Whitney U-Test.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non
Probability Sampling dengan Total sampling, berdasarkan kriteria inklusi. Pengumpulan data
menggunakan instrumen Lembar Observasi.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Karakteristik Responden
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada
rentan usia 26-30 tahun yaitu sebanyak (32,4%), responden pada rentan usia 31-
45 tahun juga masih mengalami mual muntah tetapi semakin berkurang
frekuensinya. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa semakin tua usia
seseorang maka, semakin jarang dia akan mengalami mual muntah. Hal ini
disebabkan karena yang berusia tua telah mempunyai pengalaman dalam
mengatasi mual muntah, sedangkan pada usia muda belum mampu mengatasi
karena sebagian besar merupakan kehamilan pertama.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan diatas mendapatkan hasil
penelitian pengaruh pemberian minuman jahe ekstrak dengan Hiperemesis
Gravidarum Ringan. Responden ibu hamil trimester I dengan Hiperemesis
Gravidarum sebelum diberikan minuman Ekstrak jahe rata- rata responden
mengalami Hiperemesis Gravidarum Ringan dengan hasil Mean 14,80 dengan SD
1.014, responden mengatakan sering mual muntah setiap kali makan sehingga
responden terkadang merasa agak lemas dan Hiperemesis Gravidarum Ringan
yang dialami responden tersebut terjadi akibat peningkatan hormone estrogen
pada kehamilan trimester I akan mengakibatkan pengeluaran asam lambung yang
berlebihan sehingga menimbulkan rasa mual dan muntah. Selain hormone
estrogen peningkatan Human Corionic Gonadotropin(HCG) dalam serum dari
plasenta dapat menyebabkan mual muntah setiap kali makan dan akan berakibat
habisnya cadangan karbohidrat dan lemak dalam tubuh untuk keperluan energi
(Sarwono, 2002).
Berdasarkan data yang diperoleh responden pada kelompok yang diberi jahe
mengalami penurunan mual mual muntah sedang dan berat yaitu pada mual
muntah sedang dari (75%) menjadi (58,3%) dan mual muntah berat dari (16,7%)
menjadi 0% responden.
2. Pengaruh Jahe Terhadap Mual Muntah
Jahe (Zingeber Officinale) adalah tanaman rimpang yang sangat popular
sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang
menggembung diruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa
keton bernama zingeron (Harmono dan Andoko,2005). Penelitian di Australia
menyatakan bahwa jahe dapat memblok serotonin yakni senyawa kimia yang
menyebabkan perut berkontraksi sehingga menimbulkan perasaan mual muntah
yang dialami ibu hamil muda (Maulana, 2008). Dan menurut laporan penelitian di
Journal of Obstetri and Ginaecology, Maret 2005, Prof Caroline Smith
mengatakan bahwa jahe berkhasiat mengendurkan dan melemahkan otot-otot pada
saluran pencernaan sehingga mual muntah banyak berkurang (Booth, 2008).
Menurut Budhawaar(2006), jahe sekurangnya mengandung 19 komponen
yang berguna bagi tubuh yang salah satunya gingerol yaitu senyawa paling utama
dan telah terbukti memiliki aktivitas anti emetik (anti muntah) yang manjur
dengan bersifat memblok serotonin,yaitu senyawa kimia pembawa pesan.
Senyawa ini menyebabkan perut berkontraksi sehingga apabila diblok maka otot-
otot saluran pencernaan akan mengendor dan melemah sehingga rasa mual
berkurang. Suatu penelitian mengatakan melaporkan bahwa jahe sangat efektif
menurunkan kerja dari metoklopamid yakni senyawa penginduksi mual muntah.
Oleh karena itu jahe sangat efektif pada penggunaan anti emetik untuk mencegah
mual muntah dalam kehamilan.
Sejalan dengan teori diatas, bahwa mual muntah dapat dikurangi dengan
minum jahe sesuai dengan penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
terjadi penurunan yang cukup terhadap derajat mual muntah pada kelompok
eksperimen. Jahe bisa memperbaiki sistem pencernaan pada ibu hamil sehingga
bisa mengurangi mual muntah pada ibu hamil. Faktor lain yang bisa
mempengaruhi hasil penelitian ini sehingga bisa mengurangi mual muntah ibu
yakni dari jenis makanan yang dikonsumsi ibu. Salah satu responden pada
kelompok yang diberi jahe didapatkan terjadi peningkatan mual muntah karena
ibu sering mengkonsumsi makanan berminyak. Meskipun ibu mengkonsumsi jahe
tetapi jika faktor pemicu mual muntah ibu tidak dihindari maka tetap akan terjadi
peningkatan mual muntah.
Hasil penelitian ini telah membuktikan bahwa mengkonsumsi minuman jahe
mampu menurunkan hyperemesis gravidarum, dengan mereduksi nausea. Ketika
serotonin, triptofan dan niasin menurun maka refleksi mual muntah akan lebih
cepat.
Hasil penelitian lain tentang perbandingan efektivitas kombinasi ekstrak jahe
dan piridoksin dengan piridoksin saja dalam mengurangi mual muntah pada
wanita hamil. Hasil analisis dari penelitian ini adalah konsumsi ekstrak jahe
sebesar 700 mgper hari sudah cukup baik untuk mengurangi keluhan mual muntah
pada ibu hamil dan dengan kombinasi piridoksin, kadar ekstrak jahe dapat
diperkecil sehingga mengurangi risiko terhadap kehamilan. Ekstrak jahe memang
terbukti efektif untuk mengurangi keluhan mual muntah, tapi penggunaannya pada
ibu hamil masih kontroversi. Beberapa peneliti menganjurkan dosis ekstrak jahe
yang aman untuk konsumsi ibu hamil di bawah 1000 mg/hari, sama seperti dosis
yang kita dapat dari makanan sehari-hari, beberapa peneliti juga menemukan
bahwa ekstrak jahe ternyata lebih efektif bila dikombinasikan dengan
Piridoksin. Kandungan di dalam jahe terdapat minyak Atsiri Zingiberena
(zingirona), zingiberol, bisabilena, kurkumen, gingerol, flandrena, vit A dan resin
pahit yang dapat memblok serotinin yaitu suatu neurotransmitter yang di
sintesiskan pada neuronneuronserotonergis dalam sistem saraf pusat dan sel-se
lenterokromafin dalam saluran pencernaan sehingga di percaya dapat sebagai
pemberi perasaan nyaman dalam perut sehingga dipercaya sebagai pemberi
perasaan nyaman dalam perut sehingga dapat mengatasi mual muntah.
3. Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe terhadap Hiperemesis Gravidarum
Ringan
Dalam penelitian ini, terjadi perubahan gejala Hiperemesis Gravidarum
Ringan yang signifikan sesudah diberikan intervensi minuman jahe. Hal ini juga
sesuai dengan pernyataan Budhawaar (2006) menunjukan bahwa jahe yang
sekurangnya mengandung 19 komponen yang berguna bagi tubuh yang salah
satunya gingerol yaitu senyawa paling utama dan telah terbukti memiliki aktivitas
antiemetik (antimuntah) yang manjur dengan bersifat memblok serotonin,yaitu
senyawa kimia pembawa pesan.
Senyawa ini menyebabkan perut berkontraksi sehingga apabila diblok maka
otot-otot saluran pencernaan akan mengendor dan melemah sehingga rasa mual
berkurang. Suatu penelitian mengatakan melaporkan bahwa jahe sangat efektif
menurunkan kerja dari metoklopamid yakni senyawa penginduksi mual muntah.
Oleh karena itu jahe sangat efektif pada penggunaan anti emetic untuk
mencegah mual muntah dalam kehamilan, keracunan makanan, kemoterapi,
pembedahan pada saluran reproduksi (ginekologi) dan pada keadaan Morning
sickness yaitu serangan mual muntah saat tubuh berputar, bergetar, atau saat orang
berpergian dengan kendaraan bermotor karena perubahan keseimbangan.
Tujuan dari pemberian intervensi ekstrak jahe ini telah dicapai, yaitu
responden bersedia untuk diberikan intervensi minuman jahe dengan takaran
sepertiga sendok teh, diseduh dengan menggunakan air hangat dan diminum tiga
kali dalam sehari selama satu minggu. Dan hasil dari intervensi yang dilakukan
oleh peneliti selama satu minggu yaitu terjadi pengurangan gejala Hiperemesis
Gravidarum Ringan. Efek ati metiknya sebanding dengan meta klorobromida.
Sepertiga sendokteh bubuk jahe yang diseduh dengan air panas satu gelas lalu
diminum 3 kali sehari dapat digunakan sebagai terapi anti emetik dan pembangkit
selera sebelum makan pada ibu hamil. Hasil uji menunjukan bahwa jahe
mempunyai aktivitas sebagai anti inflamasi. Hasil dalam uji ini memperlihatkan
bahwa ekstrak jahe dalam air panas dapat menghambat aktivitas sinklooksigenase
dan lipoksigenase sehingga menurunkan kadar prostaglandin dan leukotriena
(mediator inflamasi) (Budhawaar, 2006). Sedangkan menurut Koswara (2010),
jahe juga mengandung minyak atsiri dan oleoresin yang dapat menimbulkan
aroma harum dan rasa pedas.
Kandungan minyak atsiri dalam jahe kering adalah sekitar 1 – 3 persen.
Komponen utama minyak atsiri jahe yang menyebabkan bau harum adalah
zingiberen dan zingiberol, dan memiliki aktivitas antiemetik (antimuntah),
memperkuat lambung, dan memperbaiki pencernaan. Hal ini dimungkinkan
karena terangsangnya selaput lender perut besar dan usus oleh minyak asiri yang
terkandung dalam jahe. Minyak jahe berisi gingerol yang berkhasiat mencegah
dan mengobati mual dan muntah.
Selain itu, penelitian modern telah membuktikan secara ilmiah berbagai
manfaat jahe,yakni membantu system pencernaan, karena jahe mengandung enzim
pencernaan yaitu protease dan lipase, yang masing-masing mencerna protein dan
lemak dalam tubuh, selain itu juga dapat membuat lambung menjadi nyaman,
meringankan kramperut dan membantu mengeluarkan angin. Pemberian intervensi
minuman jahe merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
mengurangi gejala Hiperemesis Gravidarum Ringan. Dengan pemberian
intervensi tersebut diharapkan keadaan ibu hamil beserta janinnya akan lebih baik.
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disesuaikan dengan
tujuan penelitian tentang pengaruh pemberian minuman jahe terhadap
Hiperemesis Gravidarum ringan dapat disimpulkan adanya pengaruh pemberian
minuman jahe ekstrak terhadap Hyperemesis Gravidarum Ringan. Pemberian
intervensi minuman jahe merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
mengurangi gejala Hiperemesis Gravidarum Ringan. Dengan pemberian
intervensi tersebut diharapkan keadaan ibu hamil beserta janinnya akan lebih baik.
Dengan memperhatikan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa: ada perbedaan konsumsi minuman jahe terhadap penurunan frekwensi
muntah para ibu hamil yang mengalami hyperemesis yang dibuktikan dengan
hasil pada tingkat kemaksimalan (α = 0,05) diperoleh hasil sign. sebesar 0,000
sehingga ha diterima dan h0 ditolak yang artinya signifikan. dihrapkan hasil
penelitian ini bermanfaat untuk peningkatan pengetahuan di dunia pendidikan dan
pelayanan khususnya kebidanan dan agar dapat terus diterapkan oleh masyarakat
sebagai alternatif untuk mengatasi hyperemesis gravidarum.
DAFTAR PUSTAKA
Ningsih DA. 2015. Perbedaan Hyperemesis Gravidarum Sebelum Dan Sesudah
Mengkonsumsi Minuman Jahe. Akademik Kebidanan Ibrahimy Sukorejo Situbondo.
Sukerojo. ( OKSITOSIN, KEBIDANAN, VOL. II, NO. 2, AGUSTUS 2015 : 111-118)

Kundarti FI, dkk. 2015. Efektivitas Pemberian Serbu Jahe (Zingiber Officinale) Terhadap
Tingkatan Mual Muntah Pada Ibu Hamil. Poltekes Kemenkes Malang Prodi Kebidanan.
Kediri. (jurnal ilmu kesehatan Vol. 4 No. 1 Nopember 2015) (ISSN 2303-1433)

Handayani S, dkk. 2015. Efektivitas Pemberian Minuman Jahe Ekstrak Terhadap


Hiperemesis Gravidarum Ringan. Prodi Kebidanan STIKES Widyagama Husada. Malang.
(JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIA HUSADA, VOL. 03/NOMOR 02/MARET
2015)

Putri AD, dkk. 2017. Efektivitas Pemberian Jahe Hangat Dalam Mengurangi Frekuensi Mual
Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Muhammadiyah
Parepare. (ISBN : 978-979-3812-41-0)

Wardani RK. 2020. Efektivitas Konsumsi Air Jahe Terhadap Hiperemesis Gravidarum.
STIKes Al Insyirah. Pekanbaru. (Vol 9, Nomor 1, tahun 2020) (p-ISSN : 2338-2139 e-ISSN :
2622-3457)

Anda mungkin juga menyukai