DI SUSUN OLEH
JIHAN SAFITRI
2011102412052
DI SUSUN OLEH
JIHAN SAFITRI
2011102412052
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
NIM : 2011102412052
Menyatakan bahwa penelitian yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya
sendiri, bukan merupakan pengambilan alihan tulisan atau pikiran orang lain yang
penelitian ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan perundang-
ii
iii
LEMBAR PENGESAHAN
DI SUSUN OLEH :
Jihan Safitri., S.Kep.
2011102412052
Ns. Ni Wayan Wiwin., S.Kep., M.Pd Ns. Fatma Zulaikha., M.Kep Ns. Enok Sureskiarti.,M.Kep
NIDN : 1114128602 NIDN : 1101038301 NIDN :1119018202
Mengetahui ,
Ketua Program Studi Profesi Ners
Karya Ilmiah Akhir Ners ini berjudul : “Analisis Praktik Klinik Keperawatan
Dengan Intervensi Common Cold Massage Therapy Pada Anak Dengan ISPA
Non Pneumonia Di Wilayah Muara Pahu” disusun dalam rangka memenuhi
salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Profesi Keperawatan
program studi Profesi Ners di Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
tahun 2020.
Selama proses pembuatan Karya Ilmiah Akhir Ners ini, penulis banyak
memperoleh bantuan, motivasi, dukungan dan dorongan semangat dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
2. Yth. Bapak Ghozali MH, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan dan Farmasi
3. Yth. Ibu Ns. Enok Sureskiarti.,M.Kep selaku Ketua Program Profesi Ners,
Koordinator Mata Ajar Elektif, dan selaku pembimbing sekaligus penguji III
yang telah menyediakan waktu selama proses pengajuan judul, jurnal, dan
v
4. Yth. Ns. Ni Wayan Wiwin.,S.Kep.,M.Pd selaku penguji I, Ns. Fatma Zulaikha.
M.Kep selaku penguji II yang telah menyediakan waktu dan bersedia menguji
ners ini
7. Kedua orang tua saya yaitu Iskandar dan ibu saya Nur Hidayah, kakak saya
Amanda Kartika, adik pertama saya Hesti Ariani, adik kedua saya Muhammad
Fahrul Ilham dan adik terakihr saya Nurrahimatul Hikmag terima kasih
semangat dan do’a yang tidak pernah putus dipanjatkan kepada Allah SWT
Hairiah, Indah Wulandari, Rossi Febri Rahayu, dan Tira Selviana Putri terima
kasih atas dukungan dan semangat yang selalu kalian berikan sehingga
9. Teman-teman sejawat susah senang semasa ners yaitu kelompok 7 yang tidak
bisa saya sebutkan satu persatu terima kasih atas kebersamaan, persaudaraan,
kerjasama dan segala sesuatu yang telah kita lewati beberapa bulan ini
vi
Semoga segala bantuan yang telah diberikan dan berharga ini dapat dibalas satu
persatu oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Penulis menyadari bahwa karya ilmiah
akhir ners ini masih jauh dari kesempurnaan, penulis berharap semoga karya ilmiah
akhir ners ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Dengan lapang dada penulis
menerima kritik dan saran yang bersifat membangun agar bermanfaat untuk semua
Wassalamualaikum Warahmatullahi’wabarakatuh
Penulis
vii
Analisis Praktik Klinik Keperawatan Dengan Intervensi Common Cold
Massage Therapy Pada Anak Dengan ISPA Non Pneumonia Di Wilayah
Muara Pahu
ABSTRAK
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan infeksi akut yang melibatkan
organ saluran pernapasan atas dan saluran pernapasan bawah. ISPA disebabkan
oleh virus, jamur, dan bakteri. ISPA akan menyerang host apabila kekebalan tubuh
atau immunologi menurun. Karya Ilmiah Akhir Ners ini bertujuan menganalisis
intervensi common cold massage therapy sebagai terapi komplementer untuk
mengurangi gejala batuk pilek dan memberikan rasa nyaman pada anak di wilayah
Muara Pahu. Hasil analisa menunjukkan adanya perubahan yang dialami anak
setelah diberikan intervensi common cold massage therapy.
Kata Kunci : common cold massage therapy, ISPA
viii
Analysis of Nursing Clinical Practices with Common Cold Massage Therapy
Interventions in Children with ARI Non Pneumonia in the Muara Pahu
Region
ABSTRACT
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN iv
KATA PENGANTAR v
ABSTRAK viii
DAFTAR ISI x
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 3
1. Tujuan Umum 3
2. Tujuan Khusus 3
D. Manfaat Penulisan 3
1. Manfaat Teoritis 3
2. Manfaat Praktis 4
A. Konsep Teori 6
x
1. ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas) 6
B. Konsep Keperawatan 18
1. Pengkajian 18
2. Diagnosa Keperawatan 21
3. Intervensi Keperawatan 21
4. Implementasi Keperawatan 21
5. Evaluasi Keperawatan 21
A. Pengkajian Kasus 23
1. Identitas Klien 23
2. Data Khusus 23
3. Pemeriksaan Fisik 24
B. Analisis data 25
D. Intervensi Keperawatan 27
Kasus Terkait 43
xi
C. Analisis Salah Satu Intervensi dengan Konsep dan Penelitian Terkait
44
BAB V PENUTUP 48
A. Kesimpulan 48
B. Saran 49
DAFTAR PUSTAKA 50
LAMPIRAN 52
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
untuk pertukaran gas, termasuk rongga hidung, faring, dan laring, dengan
2020).
Kesehatan (dokter, bidan, dan perawat) dan gejala yang dialami sebanyak
Salah satu gejala ISPA adalah batuk pilek, dimana kebanyakan orang tua
menganggap bahwa batuk pilek adalah masalah yang sering terjadi dan
wajar dialami oleh balita. Orang tua beranggapan bahwa batuk pilek tidak
diwaspadai jika terlalu sering terjadi dan dalam jangka waktu yang lama.
Ada beberapa metode yang dapat dilakukan untuk megobati batuk pilek
1
2
(Ratnaningsih, 2020).
Terapi pijat anak terbukti sangat efektif untuk anak-anak yang menderita
asma, batuk pilek, konstipasi dan colic abdomen serta bayi premature
(Sutarmi, 2018).
Salah satu pijat sebagai terapi adalah terapi pijat common cold (common
cold massage therapy). Terapi pijat common cold adalah terapi relaksasi
efektif untuk bayi atau anak yang menderita batuk pilek (Nurjanah, dkk
2020).
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam Karya Ilmiah Akhir Ners (KIA-N) ini adalah
Common Cold Massage Therapy Pada Anak Dengan ISPA Non Pneumonia
3
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
untuk mengurangi gejala batuk pilek dan memberikan rasa nyaman pada
anak.
2. Tujuan Khusus
rasa nyaman
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Penulis
b. Bagi Pengetahuan
4
dan penelitian.
2.Manfaat Praktis
d. Bagi Keluarga
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori
a. Pengertian
(Wijayaningsi, 2013).
menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai
juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahunnya Selain itu, ISPA
6
7
bawah. ISPA disebabkan oleh virus, jamur, dan bakteri. ISPA akan
b. Klasifikasi
1) Bukan Pneumonia
otitis.
2) Pneumonia
anak berusia dua bulan sampai <1 tahun adalah 50 kali per menit
dan untuk anak usia 1 sampai <5 tahun adalah 40 kali per menit.
3) Pneumonia berat
c. Etiologi
ISPA dapat disebabkan oleh bakteri dan virus, yang paling sering
dan menempel pada saluran pernapasan bagian ats yaitu hidung dan
(Wijayaningsi, 2013).
1) Pilek biasa
3) Kadang bersin-bersin
4) Sakit tenggorokan
5) Batuk
6) Sakit kepala
9) Mual muntah
9
e. Patofisiologi
1) Tahap prepatogenesis
2) Tahap inkubasi
akibat pneumonia.
udara sangat tergantung pada tiga unsur alami yang dimiliki pada
sel epitel mukosanya telah rusak akibat infeksi terdahulu. Selain itu,
10
sel epitel dapat rusak akibat asap rokok dan pencemaran udara,
2014).
f. Komplikasi
1) Meningitis
2) Pneumonia
3) Bronkitis
4) Sinusitis
g. Penatalaksanaan
1) Keperawatan
- Istirahat total
2) Medis
- Sistomatik
- Obat kumur
- Antihitamin
- Vitamin C
- Espektoran
- Vaksinasi
a. Pengertian
b. Mekanisme
lebih lancer dan efektif, serta dengan daya tahan tubuh meningkat
c. Manfaat
3) Mengencerkan batuk
d. Teknik
1) Sinus line
dagu
bawah
4) Big love
5) Butterfly
bawah.
ditekuk
punggung bawah
14) Pitching
bawah
14
15) Relaxation
dan dewasa.
masa sekolah.
serabut saraf.
sebelumnya.
berbeda-beda.
daya pikir, asosiasi dan lain-lain pada anak, sehingga pada anak
tepat yaitu :
proksimodistal).
17
1) Faktor genetik
2) Faktor lingkungan
Anak usia sekolah berumur antara 6-12 tahun. Usia sekolah disebut
juga sebagai masa keserasian bersekolah. Pada usia ini anak mulai
1) Faktor internal
2) Factor ekternal
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
dari :
a. Identitas klien
b. Umur
c. Jenis kelamin
anak laki-laki.
d. Alamat
e. Riwayat kesehatan
lemah, nyeri otot dan sendi, nafsu makan menurun, bauk, pilek,
sebelumnya.
f. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
2) Palpasi
a) Demam
3) Perkusi
4) Auskultasi
2. Diagnosa keperawatan
3. Intervensi keperawatan
4. Implementasi keperawatan
5. Evaluasi keperawatan
A. Pengkajian Kasus
1. Identitas Klien
WITA didapatkan hasil bahwa klien bernama An. A usia 6 tahun, jenis
badan 18 Kg, alamat rumah Jl. Jaya Prana RT.02 No. 73 Sebelang. Klien
2. Data khusus
a. Subjektif
klien sudah 2 hari batuk pilek, badan klien teraba hangat, klien susah
tau obat yang bagus untuk anaknya dan Ibu klien merasa khawatir
b. Objektif
Klien tampak batuk berdahak, rewel, lemas dan tampak sesak napas.
napas. Heart rate 100 kali/menit, temperature 37,7 oC, CRT < 3
mentis
23
24
3. Pemeriksaan Fisik
didapatkan bentuk kepala mesochepal, tidak ada lesi, tidak ada benjolan,
anemis, sklera tidak ikterik. Pada telinga didapatkan tidak ada gangguan
mulut tidak ada stomatitis, membrane mukosa bibir kering. Pada leher
napas. Pada pemeriksaan abdomen tidak ada asites, tidak ada nyeri
batuk pilek
napas
Do :
berdahak
- Tidak terdapat
napas
- TTV ( RR : 28 x/menit,
HR : 100x/menit, T :
37,7 oC)
hangat
Do :
hangat
- TTV ( RR : 28 x/menit,
HR : 100x/menit, T :
37,7 oC)
hidungnya tersumbat
karena batuk-batuk
Do :
- Klien gelisah
- TTV ( RR : 28 x/menit,
HR : 100x/menit, T :
37,7 oC)
tertahan
D. Intervensi Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak SLKI : Bersihan Jalan Napas SIKI : Manajemen Jalan
Napas (I.01011)
efektif berhubungan (L.01001) Obeservasi
1.1 Monitor pola napas
dengan sekresi yang Setelah dilakukan intervensi
(frekuensi,
tertahan keperawatan selama 3x24 jam kedalaman, dan
usaha napas)
diharapkan bersihan jalan 1.2 Monitor bunyi napas
tambahan (missal
napas meningkat dengan nya : gurgling,
mengi, wheezing,
kriteria hasil :
ronkhi kering)
- Batuk efektif (5) 1.3 Monitor sputum
(jumlah, warna,
Dengan Ekspektasi : aroma)
1. Menurun Terapeutik
1.4 Pertahankan
2. Cukup menurun
kepatenan jalan
3. Sedang napas dengan head
tilt dan chin lift (jaw
4. Cukup meningkat thrust jika curiga ada
nya trauma servikal)
5. Meningkat
1.5 Posisikan semi
fowler atau fowler
1.6 Berikan minum
- Produksi sputum (5) hangat
1.7 Lakukan fisioterapi
- Dispnea (5) dada, jika itu
diperlukan
- Gelisah (5)
1.8 Lakukan
Dengan Ekspektasi : penghisapan lendir
kurang dari 15 detik
1. Meningkat 1.9 Lakukan
hiperoksigenasi
2. Cukup meningkat sebelum
penghisapan
3. Sedang
endotrakeal
4. Cukup menurun 1.10 Keluarkan sumbatan
benda padat dengan
5. Menurun forcep mcgill
1.11 Berikan oksigen,
jika itu perlu
28
akibat hipertermia
sering jika
mengalami
hyperhidrosis
(keringat berlebih)
2.11 lakukan
pendinginan
eksternal (mis.
Selimut hipotermia
dada, abdomen,
aksila)
antipiretik atau
aspirin
jika perlu
Edukasi
30
baring
Kolaborasi
2.15 kolaborasi
pemberian cairan
dan elektrolit
terhadap pemijatan
Terapeutik
waktu pemijatan
air hangat
yang hangat,
dipijat, sesuai
kebutuhan
terpajan (mis.
Dengan selimut,
seprai, handuk
mandi)
minyak untuk
mengurangi gesekan
(perhatikan
kontraindikasi
penggunaan lotion
secara perlahan
tepat
Edukasi
prosedur terapi
pemijatan
setelah dilakuan
pemijatan
33
Kep
Hasil
Batuk 3 5 3
efektif
Produksi 3 5 3
sputum
dipnea 4 5 4
Gelisah 4 5 4
Frekuensi 4 5 4
napas
Pola 4 5 4
napas
34
incubator) HR : 100x/menit
urine teratasi
Menggigil 5 5 5
- Melonggarkan atau
Kulit 4 5 4
lepaskan pakaian
merah
- Memberikan cairan
Kejang 5 5 5
oral
Suhu 4 5 4
- Menganjurkan tirah
tubuh
baring
Suhu kulit 4 5 4
Keluhan 3 5 4
dan penerimaan
tidak
dilakukan pemijatan
nyaman
- monitor respon
Gelisah 4 5 4
terhadap pemijatan
Keluahan 3 5 4
- tetapkan jangka waktu
sulit tidur
pemijatan
P : Lanjutkan intervensi 3.2, 3.3,
- pilih area tubuh yang
3.4, 3.5, 3.6, 3.7, 3.8, 3.9, 3.10,
akan dipijat
3.11, 3.12, 3.14
- cuci tangan dengan air
hangat
- siapakan lingungan
dan privasi
dipijat, sesuai
kebutuhan
mandi)
minyak untuk
mengurangi gesekan
(perhatikan
36
kontraindikasi
tiap individu)
- Lakukan pemijatan
secara perlahan
- Lakukan pemijatan
tepat
prosedur terapi
pemijatan
- anjurkan beristirahat
setelah dilakuan
pemijatan
Hasil
Batuk 3 5 4
efektif
Produksi 3 5 4
sputum
dipnea 5 5 5
Gelisah 4 5 4
Frekuensi 5 5 5
napas
Pola 4 5 4
napas
incubator) HR : 96 x/menit
Menggigil 5 5 5
akibat hipertermia
Kulit 4 5 5
- Melonggarkan atau
merah
lepaskan pakaian
Kejang 5 5 5
- Memberikan cairan
oral
38
baring tubuh
Suhu kulit 4 5 5
P : Hentikan intervensi
pemijatan RR : 25 x/menit
Keluhan 4 5 5
dan privasi
tidak
- buka area yang akan
nyaman
dipijat, sesuai
Gelisah 4 5 4
kebutuhan
Keluahan 4 5 5
- tutup area yang tidak
sulit tidur
terpajan (mis. Dengan
P : Lanjutkan intervensi 3.2, 3.3,
selimut, seprai, handuk
3.4, 3.5, 3.6, 3.7, 3.8, 3.9, 3.10,
mandi)
3.11, 3.12, 3.14
- gunakan lotion atau
minyak untuk
mengurangi gesekan
(perhatikan
39
kontraindikasi
tiap individu)
- Lakukan pemijatan
secara perlahan
- Lakukan pemijatan
tepat
prosedur terapi
pemijatan
- anjurkan beristirahat
setelah dilakuan
pemijatan
Hasil
40
Batuk 4 5 4
efektif
Produksi 4 5 4
sputum
dipnea 5 5 5
Gelisah 4 5 5
Frekuensi 5 5 5
napas
Pola 4 5 5
napas
1.6
Keluhan 5 5 5
hangat
tidak
- siapakan lingungan
nyaman
yang hangat, nyaman
Gelisah 4 5 5
dan privasi
Keluahan 5 5 5
sulit tidur
P : Hentikan intervensi
41
dipijat, sesuai
kebutuhan
mandi)
minyak untuk
mengurangi gesekan
(perhatikan
kontraindikasi
tiap individu)
- Lakukan pemijatan
secara perlahan
- Lakukan pemijatan
tepat
prosedur terapi
pemijatan
- anjurkan beristirahat
setelah dilakuan
pemijatan
BAB IV
ANALISA SITUASI
Muara Pahu merupakan salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Kutai
Barat dengan luas 496.68 Km². Secara geografis Muara Pahu terletak 115o
50’57” Bujur Timur, 116o 14’11” Bujur Timur 0 o 01’ Lintang Selatan 0 o
setempat yang paling banyak adalah penyakit ISPA pada urutan pertama
Muara Pahu memiliki 12 desa, salah satunya adalah desa sebelang. Desa
jiwa. secara geografis Desa Sebelang terletak di daerah aliran sungai dengan
sehari-hari seperti mandi, mencuci baju, dan mencuci piring. Penduduk desa
42
43
Kasus Terkait
sebelumnya, didapatkan data subjektif dan data objetif yang mengarah pada
teori yang dialami oleh klien. Masalah keperawatan yang muncul pada klien
mempertahankan jalan napas tetap paten. Bersihan jalan napas tidak efektif
terjadi karena virus yang masuk ke dalam saluran pernapasan maka silia
virus ke arah faring. Jika reflek tersebut gagal virus dapat merusak lapisan
2020).
Batuk terjadi jika ujung serabut saraf (reseptor batuk) di saluran pernapasan
infeksi atau akibat adanya lendir. Sebagian besar reseptor batuk terletak di
Menurut Hartono (dalam Sagita, 2021) terapi non farmakologi lebih aman
Terapi pijat common cold sangat efektif untuk bayi atau anak yang
menderita batuk pilek. Dengan gerakan pada dada dan punggung akan
Intervensi inovasi yang dilakukan pada kasus diatas adalah common cold
massage therapy. Dalam memberikan rasa nyaman dan rileks, perawat juga
Penanganan batuk pilek pada anak dengan terapi pijat common cold
berkurangnya gejala batuk pilek pada hari kedua dan ketiga perawatan.
cold, klien sudah mulai bisa tidur dan batuk pileknya berkurang.
(2019) dengan judul “Terapi pijat bayi terhadap peningkatan kualitas tidur
napas yang menimbulkan pola tidur terganggu. Hasil penelitian ini yaitu
intervensi pijat bayi, gangguan pola tidur balita ISPA dapat teratasi dengan
sebesar 73,1 %.
Batuk Pilek Dan Pijat Common Cold Dalam Upaya Mengatasi Batuk Pilek
Pada Batita”. Penelitian ini memberikan pengetahuan pada ibu terkait terapi
keterampilan ibu dalam mengatasi batuk pilek pada batita. Hasil penelitian
menunjukkan pada hasil pre test didapatkan nilai paling rendah 50 dan
paling tinggi 100 dan nilai rata-ratanya adalah 78, 50 ini menunjukkan
kesehatan batuk pilek dan pijat common cold dalam upaya megatasi batuk
pilek sedangkan hasil post test didapatkan nilai terendah 65 dan nilai
pengetahuan tentang penanganan batuk pilek yang baik dan tepat, baik
farmakologi, tetapi juga non farmakologis seperti terapi pijat common cold.
pasien dan keluarga dalam penanganan batuk pilek ini tidak hanya dengan
pengobatan advis medis saja namun juga non farmakologis seperti terapi
Terapi pijat common cold dapat dilakukan dirumah dengan cara memijat
bagian dada dan punggung dengan menggunakan minyak dan pada setiap
gerakan dilakukan sbanyak 6 kali. Cara ini dapat dilakukan di rumah dengan
mudah karena tidak memerlukan alat dan bahan yang susah didapatkan.
Untuk alternatif lain selain terapi pijat common cold adalah terapi uap.
Terapi uap merupakan terapi menggunakan air panas. Uap air dan mandi air
panas adalh cara menyembuhkan flu yang paling umum. Tindakan ini
pernapasan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dari gejala yang ditemukan pada klien yaitu gejala batuk pilek yang
Keperawatan Indonesia).
common cold.
inovasi terapi pijat common cold selama 3 hari didapatkan hasil bahwa
terapi pijat common cold ini anaknya sudah mulai tidak gelisah dan tidur
dengan nyaman.
48
49
B. Saran
1. Bagi klien
mengurang gejala batuk pilek dan menggunakan alat dan bahan yang
mudah dicari.
2. Bagi perawat
untuk dapat memberikan intervensi pada klien dengan batuk pilek sesuai
dengan SOP.
membuat SOP.
4. Bagi peneliti
Amalia Nurin, dkk. 2014. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan ISPA.
Maharani. 2017. Profil Balita Penderita Infeksi Saluran Nafas Akut Atas di
Sagita, dkk. (2021). Pendidikan Kesehatan Batuk Pilek dan Pijat Common
Cold dalam Upaya Mengatasi Batuk Pilek pada Batita. Call For Paper
50
Sit, Magasti. (2015). Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini Jilid 1. Medan
: PERDANA PUBLISHING
Herbal dan Terapi Pijat. Call For Paper Seminar Nasional Kebidanan,
1, (1), 44-50
Kesehatan Indonesia.
51
LAMPIRAN
Lampiran 1
BIODATA PENELITI
A. Data Pribadi
Kutai Barat
Blok F
B. Riwayat Pendidikan
Kalimantan Timur
52
Lampiran 2
6 Pelaksanaan
.
a. Tahap 3. Memberikan salam dan panggil nama klien dengan
Orientasi senyum dan sapa
4. Memperkenalkan diri kepada klien
5. Melakukan kontrak dan menjelaskan tujuan
dilakukannya tindakan
53
6. Menanyakan kesediaan klien/keluarga untuk
dilakukannya tindakan
7. Mendekatkan alat
8. Memberikan kesempatan klien/keluarga untuk bertanya
b. Tahap 9. Membaca Basmalah
Kerja 10. Menjaga privasi klien
11. Menginstruksikan pada Ibu klien untuk melepaskan
baju klien
12. Memasang sarung tangan dengan prinsip bersih
13. Memposisikan anak terlentang
14. Melakukan terapi pijat common cold
a. Sinus line
Gerakan dari tulang hidung menuju tulang pipi
b. Ears, neck, & chin
Gerakan dari tulng pipi ke belakang telinga dn
menuju kearah dagu
c. Cheek rain drop
Gerakan seperti hujan rintik rintik di tulang pipi
menuju kearah bawah
d. Big love
Gerakan seperti membentuk love besar
e. Butterfly
Gerakan menyilang didada secara bergantian
f. Tobytop intercostal
Gerakan dari intercostal menuju arah putting
(Gerakan dari tengah ke samping). Gerakan ini
dimulai dari bagian ats sampai bawah.
g. Chest rain drop
Gerakan rintik hujan di ddada dari atas kebawah
15. Posisikan klien dengan posisi telungkup
h. Back & forth
Gerakan maju mundur dari punggu kiri ke kanan
54
i. Sweeping neck to bottom
Gerakan mengusap dari leher ke pentat dengn posisi
pantat dipegang dengan tangn kanan
j. Sweeping neck to feet
Gerakan mengusap dari leher ke kaki dengan posisi
kaki sedikit ditekuk
k. Back circles
Gerakan memutar dengan menggunakan ujung ibu
jari dri punggung atas ke bawah
l. Circles over the scapula
Gerakan memutar di scapula
m. Back rain drop
Gerakan hujan rintik-rintik dari punggung atas
menuju punggung bawah
n. Pitching
Gerakan mencubit dari punggung atas menuju
peunggung bawah
16. Posisikan klien dengan posisi terlentang
o. Relaxation
Gerakan mengangkat pantat klien sedikit ke atas
c. Tahap 17. Membaca Hamdalah
Terminas 18. Merapikan klien dan memberikan posisi nyaman
i 19. Mengevaluasi respon klien
20. Beri reinforcement positif pada pasien
21. Kontrak pertemuan selanjutnya
22. Mengakhiri pertemuan dengan baik : bersama klien
membaca doa
55
ia, engkau maha penyembuh, tiada yang
menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan
kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi.
23. Berpamitan dengan klien dan mengucapkan salam
24. Membersihkan alat dan mencuci tangan
7 Evaluasi 25. Evaluasi respon verbal dan nonverbal klien
.
26. Evaluasi respon pasien terhadap tindakan
27. Evaluasi diri perawat
8 Dokumentas 28. Catat tanggal dilakukannya tindakan
.
i 29. Catat hasil dari pemeriksaan
56
Lampiran 3
57
58