N DENGAN
HIPERTENSI: PENERAPAN TERAPI SENAM HIPERTENSI DI DESA
KARYAWANGI KABUPATEN BANDUNG BARAT
Karya Ilmiah Akhir Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Profesi
Ners Dari Universitas Advent Indonesia
Disusun Oleh:
Febe Imanuelita Panggabean, S.Kep
NIM: 2153012
Karya Ilmiah Akhir Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Profesi
Ners Dari Universitas Advent Indonesia
Disusun Oleh:
Febe Imanuelita Panggabean, S.Kep.
NIM: 2153012
Diterima dan disetujui oleh panitia ujian karya ilmiah akhir di Program Studi
Profesi Ners Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia sebagai
persyaratan akhir untuk memperoleh gelar Ners (Ns)
Bandung, …. September 2022
Diterima dan disetujui:
ii
HALAMAN PERNYATAAN NON PLAGIASI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, telah menyusun suatu karya ilmiah akhir
dengan judul:
iii
ABSTRAK
Disusun oleh:
Febe Imanuelita Panggabean, S.Kep
NIM: 2153012
Masalah kesehatan yang diderita oleh salah satu anggota keluarga dapat
diturunkan ke anggota keluarga lainnya. Status sehat dan sakit anggota keluarga
akan sangat mempengaruhi anggota keluarga yang lain. Salah satu penyakit
degeneratif keluarga adalah hipertensi. Karya Ilmiah Akhir (KIA) ini disusun
dengan tujuan agar penulis mampu memperoleh gambaran dan pengalaman dalam
pengaplikasian teori yang sudah didapat dalam melakukan asuhan keperawatan
keluarga dengan masalah keperawatan tekanan darah tinggi atau hipertensi. Terapi
modalitas yang diterapkan kepada klien untuk menurunkan tekanan darah tinggi
adalah terapi senam hipertensi. KIA ini ditulis menggunakan metode deskriptif
yaitu suatu penjelasan atau uraian dari hasil pengamatan dan penyelidikan yang
bertujuan untuk memecahkan masalah keperawatan keluarga. Hasil yang
didapatkan setelah 4 hari memberikan implementasi kepada Ny. N adalah didapati
terjadinya penurunan tekanan darah pada Ny.N. Klien merasa lebih baik dari
sebelumnya. Klien mendapatkan manfaat-manfaat lain dari terapi tersebut seperti
mendapatkan kualitas tidur yang baik sehingga tidur lebih nyenyak setiap
malamnya. Klien juga mengatakan lebih rileks dan lebih tenang dalam menjalani
hari. Keluarga dapat mengenal penyakit yang diderita oleh anggota keluarga,
keluarga juga dapat mengambil keputusan dan mampu merawat anggota keluarga
yang sakit. Keluarga dapat memenuhi tugas perkembangan keluarga dengan baik,
dapat memenuhi kebutuhan sosial keluarga, dapat menjalankan peran maupun
fungsi masing – masing dengan baik, dan rasa khawatir yang dirasakan pun
menghilang. Kesimpulan yang di dapat adalah adanya pengaruh yang signifikan
dari pemberian terapi senam hipertensi terhadap penurunan tekanan darah tinggi.
Disarankan kepada keluarga agar dapat menerapkan intervensi terapi modalitas
senam hipertensi sebagai pengobatan non farmakologi.
Kata Kunci : Keluarga, Hipertensi, Terapi Senam Hipertensi
iv
ABSTRACT
Arranged by:
Febe Imanuelita Panggabean, S.Kep
NIM: 2153012
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir yang
dan motivasi dari berbagai pihak sehingga karya tulis akhir ilmiah ini dapat
penulis selesaikan. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
2) Dr. Lyna M. Hutapea, BSN, Ners, MScPHN., sebagai ketua penguji yang juga
telah memberikan masukan dan sumbangan pikiran yang sangat berarti dalam
3) Ernawaty Siagian, MSN., sebagai anggota penguji yang juga telah memberikan
masukan dan sumbangan pikiran yang sangat berarti dalam penulisan karya
4) Dekan, Ketua Jurusan Profesi Ners, serta seluruh Jajaran Staff dan Dosen
vi
memberikan ilmu pengetahuan dan motivasi kepada penulis selama menempuh
untuk dapat praktek selama penulis mengkaji kasus untuk menyelesaikan karya
ilmiah akhir.
6) Keluarga Tn. O dan Klien Ny. N yang telah bersedia menjadi klien bagi
7) Orang tua dan Keluarga yang telah memberikan dukungan material dan moral
maupun spiritual.
8) Johanna Natasha Agaatsz, S.Kep sebagai sahabat dan teman seperjuangan yang
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Karya Ilmiah Akhir ini
Bandung, 2022
Penulis,
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
HALAMAN PERNYATAAN NON PLAGIASI.......................................... iii
ABSTRAK....................................................................................................... iv
ABSTRACT...................................................................................................... v
UCAPAN TERIMA KASIH.......................................................................... vi
DAFTAR ISI................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................... 1
1. 1 Latar Belakang........................................................................ 1
1. 2 Tujuan...................................................................................... 4
1. 2. 1 Tujuan Umum..................................................................... 4
1. 2. 2 Tujuan Khusus.................................................................... 4
1. 3 Manfaat.................................................................................... 5
1. 4 Metode Penulisan.................................................................... 6
1. 5 Sistematika Penulisan............................................................. 7
BAB 2 TINJAUAN TEORI....................................................................... 8
2. 1 Konsep Dasar Keluarga.......................................................... 8
2. 1. 1 Definisi Keluarga................................................................. 8
2. 1. 2 Tipe Keluarga...................................................................... 9
2. 1. 3 Fungsi Keluarga.................................................................. 10
2. 1. 4 Peran Keluarga.................................................................... 12
2. 1. 5 Tahap – tahap Perkembangan Keluarga.......................... 13
2. 1. 6 Tugas Kesehatan Keluarga................................................ 18
2. 1. 7 Peran Perawat Dalam Keluarga........................................ 20
2. 2 Konsep Dasar Penyakit Hipertensi........................................ 23
2. 2. 1 Definisi Hipertensi............................................................... 23
2. 2. 2 Etiologi Hipertensi.............................................................. 23
2. 2. 3 Klasifikasi Hipertensi.......................................................... 24
viii
2. 2. 4 Faktor Risiko Hipertensi.................................................... 25
2. 2. 5 Patofisiologi Hipertensi....................................................... 27
2. 2. 6 Tanda dan Gejala Hipertensi............................................. 29
2. 2. 7 Komplikasi Hipertensi........................................................ 30
2. 2. 8 Pencegahan Hipertensi....................................................... 30
2. 2. 9 Penatalaksanaan Hipertensi............................................... 31
2. 3 Konsep Terapi Senam Hipertensi.......................................... 33
2. 3. 1 Pengertian Senam Hipertensi............................................. 33
2. 3. 2 Manfaat Senam Hipertensi................................................. 34
2. 3. 3 Gerakan – Gerakan Senam Hipertensi............................. 34
2. 3. 4 Aturan Senam Hipertensi................................................... 39
2. 4 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga............................... 40
2. 4. 1 Pengertian Asuhan Keperawatan Keluarga..................... 40
2. 4. 2 Pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga.................... 43
2. 4. 3 Diagnosa Keperawatan Keluarga...................................... 45
2. 4. 4 Perencanaan Asuhan Keperawatan Keluarga................. 46
2. 4. 5 Implementasi Asuhan Keperawatan Keluarga................ 48
2. 4. 6 Evaluasi Asuhan Keperawatan Keluarga......................... 50
BAB 3 TINJAUAN KASUS....................................................................... 51
3. 1 Pengkajian............................................................................... 51
3. 1. 1 Identitas Klien..................................................................... 51
3. 1. 2 Riwayat dan Tahapan Perkembangan Keluarga............. 55
3. 1. 3 Lingkungan.......................................................................... 57
3. 1. 4 Sosial..................................................................................... 59
3. 1. 5 Struktur Keluarga............................................................... 61
3. 1. 6 Fungsi Keluarga.................................................................. 63
3. 1. 7 Penepisan Masalah.............................................................. 65
3. 1. 8 Stres dan Koping Keluarga................................................ 66
3. 1. 9 Pemeriksaan Fisik............................................................... 67
3. 2 Analisa Data............................................................................. 71
3. 3 Diagnosa Keperawatan Keluarga.......................................... 72
ix
3. 4 Penilaian (scoring) Diagnosa Keperawatan.......................... 73
3. 5 Perencanaan Asuhan Keperawatan Keluarga..................... 75
3. 6 Implementasi Asuhan Keperawatan Keluarga.................... 79
3. 7 Penatalaksanaan Terapi Senam Hipertensi.......................... 88
3. 8 Evaluasi Asuhan Keperawatan Keluarga............................. 92
BAB 4 PEMBAHASAN............................................................................. 93
4. 1 Pengkajian Keperawatan Keluarga...................................... 93
4. 2 Diagnosa Keperawatan Keluarga.......................................... 94
4. 3 Intervensi Keperawatan Keluarga........................................ 95
4. 4 Implementasi Keperawatan Keluarga.................................. 95
4. 5 Evaluasi Keperawatan Keluarga........................................... 96
BAB 5 PENUTUP....................................................................................... 98
5. 1 Kesimpulan.............................................................................. 98
5. 2 Saran......................................................................................... 100
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 102
LAMPIRAN.................................................................................................... 106
Lampiran 1 LEMBAR KEGIATAN BIMBINGAN................... 106
Lampiran 2 DOKUMENTASI KEGIATAN............................... 107
Lampiran 3 SAP PENDIDIKAN KESEHATAN........................ 109
Lampiran 4 LEAFLET PENDIDIKAN KESEHATAN............. 112
Lampiran 3 CURRICULUM VITAE........................................... 114
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
Bab yang pertama ini akan menjabarkan pendahuluan dari KAI ini yang
berisi uraian tentang latar belakang dari penelitian, tujuan dari penelitian, manfaat
dari penelitian, dan metode penelitian yang digunakan untuk penelitian yang
1. 1 Latar Belakang
Sebagai unit yang paling kecil di masyarakat, keluarga memainkan peran dan
risiko masyarakat terkena suatu penyakit. Ketika masalah kesehatan muncul dan
mengenai anggota keluarga, maka dapat sangat berpengaruh kepada yang lain.
Gangguan kondisi kesehatan yang diderita oleh anggota keluarga dapat menular
Keluarga saling bergantung satu sama lain oleh karena itu status sehat dan sakit
anggota keluarga akan sangat mempengaruhi yang lain. Keluarga yang terdiri dari
anggota keluarga yang sudah lanjut usia sangatlah rentan terhadap penyakit
1
2
namun ini adalah penyakit yang dapat diturunkan kepada anggota keluarga yang
tinggi atau yang sering disebut hipertensi merupakan suatu keadaan dimana
tekanan darah sistolik meningkat di atas batas normal yaitu 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik di atas 90 mmHg (WHO, 2015). Tekanan darah tinggi
atau yang sering disebut hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang
serius. Saat ini tekanan darah tinggi menjadi masalah besar baik di Indonesia
maupun di luar negeri. Hipertensi memiliki sebutan “silent killer” oleh karena
(Kemenkes RI, 2019). Menurut data dari World Health Organization (WHO) pada
tahun 2015 ada sebanyak 1,13 miliar penduduk di seluruh dunia terjangkit
penyakit hipertensi. Angka ini menunjukkan bahwa satu dari tiga orang di dunia
tahun 2018, terdapat 34,1% penduduk yang mengidap penyakit hipertensi. Dinas
berada di angka 39,6% yang menunjukkan terjadinya peningkatan dari tahun 2013
3
2019, berdasarkan hasil pengukurun tekanan darah tinggi didapati cakupan sekitar
Namun ada cara lain seperti terapi tanpa mengkomsumsi obat yang merupakan
cara non farmakologis untuk menormalkan kembali tekanan darah yang tinggi.
Salah satu terapinya merupakan suatu kegiatan yang dapat dilakukan secara
teratur untuk menurunkan tekanan darah tinggi yaitu adalah senam hipertensi.
salah satu terapi paling mudah dilakukan dimanapun dan kapanpun. Ini
suplai darah seseorang. Senam hipertensi dapat membuat pembuluh darah lebih
elastis, sehingga pembuluh darah melebar dan mengalirkan darah dengan lebih
perlahan oleh sebab itu terjadilah penurunan tekanan darah pada seseorang
sebesar 158/96 mmHg. Setelah itu responden diajarkan dan melakukan senam
4
berada di nilai rata rata sebesar 146,88/88,75 mmHg. Berdasarkan uraian tersebut
dibilang terapi senam hipertensi cukup efektif. (Safitri & Astuti, 2017). Selama
berdasarkan kondisi tersebut penulis tertarik untuk membuat karya ilmiah akhir
1. 2 Tujuan
Tujuan penulisan dari Karya Ilmiah Akhir (KIA) ini dibagi menjadi dua
bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus yang diuraikan sebagai berikut.
1. 2. 1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari KIA ini adalah untuk memperoleh gambaran dan
atau hipertensi.
5
1. 2. 2 Tujuan Khusus
Bandung Barat.
Barat.
Bandung Barat.
1. 3 Manfaat
(1) Klien dan Keluarga. Hasil penulisan KIA ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan bagi klien dan keluarga terhadap masalah
6
kesehatan yang dialami oleh klien, sehingga klien dan keluarga dapat lebih
(2) Perawat. Hasil penulisan KIA ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar
secara holistik.
1. 4 Metode Penulisan
suatu penjelasan atau uraian dari hasil pengamatan dan penyelidikan yang
memahami literatur yang bersifat teoritis dari buku, jurnal, ataupun referensi
7
lain yang sesuai dengan masalah sebagai sumber teoritis, acuan dan landasan
(2) Studi Kasus (Case Research). Studi Kasus yang dilakukan adalah
dilakukan oleh penulis kepada klien ataupun kepada keluarga klien dengan
1. 5 Sistematika Penulisan
(2) Bab 2 – Tinjauan Teoritis meliputi gambaran umum konsep keluarga, konsep
keluarga .
TINJAUAN TEORI
Tinjauan teori dalam bab ini akan membahas mengenai teori dasar
keluarga, konsep dasar penyakit hipertensi, konsep dasar terapi senam hipertensi,
2. 1. 1 Definisi Keluarga
Keluarga adalah sekelompok orang yang terdiri dari dua individu atau
lebih dan bergabung bersama oleh karena adanya hubungan darah, pernikahan,
atau mengangkat anak. Keluarga inti ini hidup bersama di bawah satu atap,
memelihara sebuah budaya yang sama. Ketika ada anggota keluarga yang terkena
antara satu sama lain dalam keluarga merupakan hal penting dalam sebuah
keluarga karena hal tersebut menciptakan rasa saling terbuka antar anggota
9
10
peranan besar bagi masyarakat. Dengan tidak adanya keluarga maka tidak akan
ada suatu masyarakat. Oleh karena itu keluarga merupakan kesatuan dasar
memelihara satu sama lain, seperti suami dan istri yang harus bekerja sama untuk
2. 1. 2 Tipe Keluarga
berikut:
1) Keluarga inti (nuclear family). Keluarga inti atau Nuclear Family merupakan
keluarga yang berisikan ayah, ibu, dan anak. Anak yang diperoleh dari
terdiri dari keluarga inti serta ditambah anggota keluarga lain yang memiliki
ialah keluarga yang baru kembali lagi tercipta sesudah pendamping dalam
4) Orang Tua Tunggal (Single Parent Family). Orang tua tunggal ialah suatu
keluarga yang berisikan salah satu orang tua (Ayah ataupun Ibu) dengan kanak
5) Seorang Ibu dan anak – anak angkat (The Unmarried Teenage Mother). Tipe
Keluarga ini merupakan keluarga yang terdiri dari orang tua terutama seorang
11
Ibu (wanita) dengan anak angkat yaitu anak yang tidak ada hubungan darah
6) Orang Dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa menikah
(The Single Adult Living Alone). Tipe keluarga ini adalah tipe keluarga yang
hanya terdiri dari satu individu tanpa menikah. Tipe keluarga ini di Negara
tidak mau repot mengurusi pasangannya ataupun anaknya nanti jika menikah.
Sepasang kekasih dan anak yang tidak diperoleh dari pernikahan sebelumnya.
dahulu. Tipe keluarga ini biasanya terjadi akibat kurangnya pendidikan dari
ini banyak pasangan seperti ini dapat ditemui, khususnya pada kumuh di
kota) pasangan seperti ini akan dinikahkan walaupun umur keduanya sudah
2. 1. 3 Fungsi Keluarga
terdiri dari:
1) Fungsi afektif. Fungsi afektif ialah peranan dari keluarga yang membahas
2) Fungsi sosial. Fungsi keluarga lainnya adalah sebagai tempat bersosial yang
anggota keluarga. Fungsi sosial ini merupakan proses yang panjang karena
keluarga dalam menanggapi situasi sosial yang dialami oleh setiap anggota
dialami individu sebagai hasil interaksi sosial dan pembelajaran peran sosial.
3) Fungsi ekonomi. Dalam fungsi ekonomi ini merupakan tempat keluarga untuk
keluarga.
4) Fungsi perawatan kesehatan. Salah satu dari fungsi keluarga adalah untuk
diantaranya adalah:
(3) Kemampuan setiap anggota keluarga dalam menjaga dan merawat jika ada
fasilitas kesehatan.
2. 1. 4 Peran Keluarga
setiap anggota keluarga dalam posisi dan situasi tertentu. Peran individu dalam
keluarga ini berdasarkan pada tujuan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok,
dibagi menjadi dua kategori, yaitu peran formal dan peran informal. Peran formal
setiap anggota keluarga merupakan suatu peranan eksplisit, dan biasanya peran ini
terkandung dalam struktur peran keluarga. Peran informal setiap anggota keluarga
merupakan peran yang biasanya tidak tampak namun diharapkan dapat memenuhi
1) Peran formal. Peran Formal dalam keluarga dan pernikahan dapat dibagi
menjadi delapan peran yaitu peran sebagai provider (penyedia), peran sebagai
pengatur rumah tangga, peran perawatan anak, peran sosialisasi anak, peran
2) Peran informal. Ada beberapa peran informal dalam keluarga. Peranan itu
1) Peranan ayah. Ayah sebagai suami bagi istri dan seorang ayah bagi anak –
pelindung, dan pemberian rasa aman. Ayah berperan sebagai kepala keluarga,
2) Peranan ibu. Ibu adalah sosok seorang istri bagi suami dan menjadi ibu bagi
sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai
dan spiritual.
1) Tahapan pertama – yaitu tahap awal terbentuknya keluarga dari pasangan baru
(pasangan yang baru menikah). Terdapat 3 tugas dari keluarga baru yaitu:
(1) Membuat pernikahan yang dapat memuaskan bagi pasangannya satu sama
jaringan kekerabatan
(2) Secara harmonis berhubungan dengan sanak saudara baik dari sedarah kita
ini dimulai pada saat lahirnya keturunan pertama dalam keluarga kemudian
berlanjut hingga anak tersebut berusia 30 bulan. Tugas keluarga pada tahapan
(1) Merangkai bentuk keluarga muda sebagai suatu unit yang setimbang dan
sesuai, dengan adanya anak bayi yang baru lahir keluarga harus membantu
anggota keluarga.
pada siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2 ½ tahun
(1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga akan rumah, ruang, privasi, dan
dengan anak pertama masuk sekolah pada usia 5 tahun kemudia berlanjut
hingga ketika anak pertama berusia 13 tahun. Tugas keluarga pada tahapan
(1) Mengajarkan anak – anak untuk bersosialisasi, dengan harapa agat dapat
5) Tahapan kelima – Keluarga yang memiliki anak remaja. Tahapan keluarga ini
terbentuk saat anak pertama telah berusia 13 tahun hingga anak berusia 20
(1) Menjaga keseimbangan antara kebebasan anak dan tanggung jawab anak
pada saat anak remaja semakin beranjak dewasa dan mau memiliki
6) Tahapan keenam – Pada tahapan ini keluarga melepaskan anak yang sudah
dewasa muda untuk pergi. Tahapan ini diawali dengan perginya anak pertama
dari rumah orang tua hingga terjadinya kekosongan dirumah karena anak
sebagai berikut:
hubungan pernikahan.
(3) Menolong keluarga lainnya seperti orang tua dari suami maupun dari istri
7) Tahapan ketujuh – Tahapan ini adalah tahapan dimana dalam keluarga kedua
orang tua sudah memasuki usia paruh baya. Tahapan ini diawali dari ketika
meninggalnya salah satu pasangan. Pada tahapan ini keluarga memiliki tugas
sebagai berikut:
anggota keluarga.
(2) Menjaga kepuasan pasangan dan hubungan yang bermakna antara orang
perkembangan keluarga. Pada tahap ini, keluarga berisi kedua orang tua yang
sudah lansia dan pensiun. Tahapan terakhir siklus kehidupan keluarga ini
diawali dari pensiun salah satu atau kedua pasangan, hingga tiba saatnya
kematian salah satu pasangan atau bahkan keduanya. Pada tahapan ini tugas
keluarga adalah:
keadaan kesehatan salah satu anggota keluarga yang sakit merupakan tugas
kadangkala segala kekuatan sumber energi serta dana keluarga habis. Tidak
pencegahan hipertensi.
keluarga yang sakit. Yang kedua merupakan memutuskan kegiatan yang wajib
terdapat anggota keluarga yang sakit. Tugas ini ialah upaya utama untuk
keluarga buat mencari pertolongan yang pas cocok dengan kondisi tiap
tindakan yang hendak dicoba. Tindakan kesehatan yang dicoba oleh keluarga
kesehatan. Yang ketiga ialah tugas dalam menjaga anggota keluarga yang
mengambil tindakan yang pas serta benar, namun tidak seluruh keluarga
mempunyai keahlian yang baik dalam menjaga anggota keluarga yang sakit.
diakibatkan oleh sebab keluarga tidak mengenali metode perawatan yang pas
sumber keluarga semacam sumber keuangan, keadaan fisik rumah yang tidak
memenuhi ketentuan.
keluarga dari tenaga kesehatan pada suasana sosial tertentu. Peranan perawat
Kosim (2015) menjabarkan peranan perawat dalam keluarga ada tujuh dan akan
antara guru dengan satu ataupun banyak pelajar, dimana pendidikan objek
3) Pemberi perawatan (Care Giver). Dalam hal ini perawat yang bertanggung
dilingkungan tersebut.
dan intelektual.
melindungi hak-haknya. Perihal ini diwajibkan karna klien yang sakit dan
perawat dengan dokter, perawat dengan ahli gizi, perawata dengan apoteker,
2. 2. 1 Definisi Hipertensi
atas atau tekanan darah diastolik dari 90 mmHg ke atas. Tekanan darah tinggi atau
hipertensi bukan hanya dapat berisiko menderita penyakit jantung, namun dapat
ginjal, dan pembuluh darah. Semakin tinggi tekanan darah dapat menimbulkan
2. 2. 2 Etiologi Hipertensi
hipertensi. Penyebab dari tekanan darah tinggi tersebut dibagi menjadi dua bagian,
sebagai berikut:
Hipertensi pada orang dengan lanjut umur dapat disebabkan oleh kejadian
perubahan pada:
2. 2. 3 Klasifikasi Hipertensi
hipertensi primer. Faktor genetika sangat berperan penting, demikian juga faktor
lingkungan. Berikut akan diuraikan faktor risiko menurut (LeMone, Burke, &
memiliki penyakit yang sama mencapai angka hingga 40% orang menderita
dan air pada ginjal, kegemukan, dan resistensi insulin cenderung terlibat
27
2) Usia Pengidapnya. Insiden tekanan darah tinggi naik bersamaan kenaikan usia
pengaturan tekanan darah serta kelenturan arteri. Saat arteri menjadi kurang
lentur, tekanan dalam pembuluh darah pun meningkat. Ini sering kali tampak
penuaan.
3) Ras. Hipertensi primer lebih kerap pada individu dengan kulit hitam dibanding
orang berlatar belakang etnik lain. Lebih banyak orang African Amerika, yang
retensi cairan. Pengidap hipertensi yang terbiasa dengan asupan natrium tinggi
5) Obesitas. Obesitas atau kelebihan berat tubuh ialah sentral deposit sel lemak di
massa atau ke tebalan lipatan kulit. Meskipun terdapat korelasi jelas antara
obesitas serta hipertensi, ikatan tersebut bisa jadi salah satu pemicu yang
umum. Faktor genetik nampaknya berperan penting dalam trias umum dari
hipertensi lewat efeknya pada sistem saraf simpatis, otot polos vaskular,
Meskipun lebih umum ditemui pada individu yang obesitas, resistensi insulin
seperti tiga kali atau lebih dalam sehari meningkatkan risiko terserang
khususnya sistolik. Faktor pola hidup yang terkait dengan konsumsi alkohol
secara berlebihan kemudian disertai obesitas lalu kurang latihan fisik juga
sementara tekanan darah, namun peran stres pada pengidap hipertensi primer
kurang jelas. Tekanan darah naik pada saat pengidapnya melakukan aktivitas
yang tidak nyaman, ataupun respons emosional seperti marah. Stres terlalu
2. 2. 5 Patofisiologi Hipertensi
aspek yang mengatur curah jantung dan resistensi vaskular sistemik. Interaksi ini
dan ekskresi air dan garam. Pada sekitar 20% orang pengidap hipertensi
natrium meningkatkan tekanan darah pada klien. Untuk klien ini, asupan
garam tidak berdampak banyak pada rekanan darah. Sebagian besar orang
satu penyebab tunggal dan proses patologik akan dijumpai menjadi penyebab
hipertensi esensial. Bukti yang ada makin banyak menunjukkan hipertensi sebagai
manifestasi umum berupa kenaikan tekanan darah (LeMone, Burke, & Bauldoff,
2016).
Tanda dan Gejala pada pengidap hipertensi yang dipaparkan oleh Nurarif
1) Tidak ada indikasi. Tidak terdapat gejala yang khusus mampu dihubungkan
dengan kenaikan tekanan darah, tidak hanya penentuan tekanan arteri dari
2) Indikasi yang umum. Indikasi yang umum kerap sekali disebutkan jika gejala
yang menyertai hipertensi mampu dirasakan adanya nyeri serta keletihan yang
berlebihan. Dalam realitanya ini pula adalah indikasi gejala terumum yang
3) Sesak nafas
4) Gelisah
5) Mual
6) Muntah
7) Epistaksis
8) Penurunan kesadaran
2. 2. 7 Komplikasi Hipertensi
meningkatnya risiko terkena penyakit jantung koroner serta stroke. Beban kerja
Sebagian besar kematian akibat hipertensi terjadi oleh karena penyakit jantung
risiko infark serebral (stroke). Peningkatan tekanan pada pembuluh serebral dapat
mikropik berkembang, serta tanda gagal ginjal kronik (LeMone, Burke, &
Bauldoff, 2016).
2. 2. 8 Pencegahan Hipertensi
2) Lakukan modifikasi diet: Makan diet kaya buah, sayur – mayur, serta produk
5) Batasi asupan alkohol tidak lebih dari 1 ons etanol (1/2 ons untuk wanita dan
6) Ikut senam aerobik selama 30 menit setiap hari kerja (5 sampai 6 hari).
7) Berhenti merokok.
2. 2. 9 Penatalaksanaan Hipertensi
merubah pola hidup, contohnya dalam hal makanan diharapkan klien mampu
badan bagi penderita yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas,
bersepeda selama 20-25 menit dengan frekuensi 3-5 x per minggu. Penting pula
bagi sang pengidap agar cukup beristirahat seperti tidur malam selama 6-8 jam
terdekat di wilayah tempat tinggal. Ada pula makan yang harus dihindari atau
1) Makanan yang memiliki kandungan tinggi lemak jenuh yaitu daging merah,
daging unggas, produk olahan susu seperti mentega, keju, dan es krim.
atau garam natrium dan makanan tinggi kadar natriumnya seperti biskuit,
3) Makanan dan minuman siap saji yang dikemas dalam kaleng seperti sarden,
4) Makanan yang telah diawetkan terlebih dahulu yaitu dendeng, asinan sayur
atau buah, abon, ikan asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang.
5) Segala tipe olahan dari susu hewani seperti susu full cream, mentega,
tinggi kolesterol dan daging merah sapi atau kambing, kuning telur, kulit
ayam.
6) Bumbu dapur seperti kecap, penyedap rasa maggi, terasi, saos tomat, saos
yang tinggal di perkotaan, yang mengarah kepada makanan cepat saji dan
makanan tersebut mengandung tinggi garam, lemak jenuh, dan rendah serat,
dan hal ini sudah mulai terjadi terutama di kota-kota besar di Indonesia
(Rompas, 2021). Perubahan pola hidup yang perlu dilakukan adalah dengan
mulai rajin berolahraga secara rutin dan teratur setiap harinya. Senam hipertensi
tinggi. Senam ini merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan secara
teratur dan memiliki manfaat untuk menurunkan tekanan darah tinggi (Arindari
yang harus dilakukan dan aturan dalam melakukan senam hipertensi untuk
untuk menaikan aliran darah dan pasokan oksigen kedalam otot – otot dan sel –
sel tubuh yang aktif termasuk otot jantung. Senam hipertensi dapat digunakan
sebagai bentuk upaya untuk menurunkan berat badan pada penderita yang
mengalami obesitas. Senam hipertensi juga dapat mengurangi stres dan membuat
rileks setelah melakukan senam hipertensi. Selain itu senam hipertensi juga
maka kebutuhan oksigen dalam sel akan naik diikuti oleh naiknya denyut jantung
dan curah jantung akan meningkat. Dengan demikian tekanan darah akan
darah akan melebar dan alirah darah akan turun sekitar 30-120 menit kemudian
tekanan darah akan jadi lebih teratur dan lebih bertahan lama. Pembuluh darah
darah akan rileks dan tekanan darah akan turun (Ulfa, 2020).
1) Senam hipertensi memiliki manfaat untuk meningkatkan daya tahan dan daya
berlebihan yang ada pada penderita, dann dengan melakukan senam hipertensi
otot dan bagian – bagian tubuh lainnya akan semakin kuat dan terbentuk.
berikut:
berikut:
(1) Menarik napas dalam dari hidung kemudian tahan sebentar lalu buang dari
(2) Lakukan gerakan menekukan kepala ke kanan dan kekiri secara bergantian
dan tahan kepala dengan satu tangan selama 8 hitungan untuk setiap
(3) Menyatukan kedua jari – jari tangan dan angkat tangan keatas kepala,
dengan posisi kaki kedua dibuka sejajar dengan bahu, lakukan gerakan ini
selama 8 hitungan.
langkah yang harus dilakukan. Setelah badan sudah mulai panas maka itu
37
tandanya badan sudah siap untuk melakukan senam hipertensi, maka dapat
nafas dalam kembali yang dilakukan dengan cara menarik nafas dari hidung
sambil mengangkat bahu, tahan 3 detik kemudian buang dari mulut secara
41
Senam hipertensi harus dilakukan secara teratur dan rutin untuk mendapatkan
hasil yang maksimal. Senam hipertensi dilakukan sebaiknya minimal 2 kali dalam
Gerakan inti senam dapat diulang sebanyak 2 – 3 kali. Selain itu untuk merasakan
harus diiringi dengan menjaga pola hidup seperti mulai rajin berolahraga, makan
makanan yang bernutrisi, mengurangi stress, tidur yang cukup, kurangin asupan
keperawatan keluarga yang kala ini bertumbuh ialah bagian dari pusat kesehatan
pelayanan warga ataupun yang biasa disebut dengan pusat kesahatan masyarakat.
42
sumber- sumber pelayanan kesehatan yang ada di keluarga serta sumber- sumber
dari profesi lain tercantum pemberi pelayanan kesehatan serta zona lain di
serta keluarga di rumah. Aplikasi keperawatan buat keluarga ini terdiri dari
pembelajaran serta dorongan dan mengantarkan sumber- sumber dari profesi lain
2017)
Dalam buku yang ditulis oleh Riasmini, et al. (2017), dibahas ada dua
keluarga yang memiliki masalah kesehatan yang ditemukan dalam masyarakat dan
tim kesehatan yang ingin menolong. Tingkat kemandirian keluarga dilihat dari
tujuh kriteria kemampuan yang telah dicapai oleh keluarga dalam proses
kesehatannya.
kesehatan keluarga.
secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Pengkajian ialah
pekerjaan saat ini, status gizi, tanda tanda vital, status imunisasi dasar, dan
penggunaan alat bantu atau protesa serta status kesehatan anggota keluarga
3) Isi data pengkajian individu yang mengalami masalah kesehatan (saat ini
sedang sakit) meliputi nama individu yang sakit, diagnosis medis, rujukan
dan data penunjang medis individu yang sakit (lab, radiologi, EKG, USG).
anggota keluarga.
luarga.
7) Fungsi Keluarga. Fungsi keluarga terdiri dari aspek instrumental dan ekspresif
maupun temuan yang objektif misalnya hasil observasi berbagai fasilitas yang
1) Sumber data keluarga dapat juga diperoleh dari informasi yang tertulis atau
keluarga, atau informasi dari anggota tim kesehatan lain (Riasmini, et al.,
2017.)
keluarga atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data
dan analisis cermat dan sistematis, memberikan dasar untuk menetapkan tindakan-
fungsi-fungsi keluarga dan koping keluarga, baik yang bersifat aktual, risiko
keluarga dapat dilihat pada buku North American Nursing Diagnosis Association
masalah kesehatan klien yang telah diidentifikasi dan divalidasi pada tahap
partisipasi klien, keluarga dan koordinasi dengan tim kesehatan lain. Perencanaan
men cakup penentuan prioritas masalah, tujuan, dan rencana tindakan. Tahapan
piroritas.
Cara Skoring :
empat kriteria yaitu sifat masalah, kemungkinan masalah dapat diubah, potensi
berikut:
49
(1) Kriteria yang pertama, yaitu sifat masalah, bobot yang lebih berat diberikan
pada masalah aktual karena yang pertama memerlukan tindakan segera dan
(2) Kriteria kedua, yaitu untuk kemungkinan masalah dapat diubah perawat perlu
(1) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani
masalah
(2) Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga.
(3) Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu.
(3) Kriteria ketiga, yaitu potensi masalah dapat dicegah. Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan adalah:
(1) Kepelikan dari masalah, yang berhubungan dengan penyakit atau masalah.
(3) Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan tindakan yang tepat
(4) Adanya kelompok high risk atau kelompok yang sangat peka menambah
(4) Kriteria keempat, yaitu menonjolnya masalah perawat perlu menilai persepsi
atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai skor yang
yaitu:
(1) Tujuan harus berorientasi pada keluarga, dimana keluarga diarahkan untuk
(2) Kriteria hasil atau standar hasil pencapaian tujuan harus benar-benar dapat
(4) Tujuan harus bersifat spesifik atau sesuai dengan konteks diagnosis
individu dalam keluarga dan pada anggota keluarga lainnya. Implementasi yang
3) Tindakan observasi
kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, mendorong sikap emosi yang sehat
terhadap masalah.
al., 2017).
diberikan sebelumnya, penilaian dan evaluasi ini diperlukan untuk melihat ada
atau tidaknya keberhasilan tindakan. Bila tidak atau belum berhasil, maka perlu
mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali kunjungan ke rumah keluarga,
oleh karena itu maka dilaksanakan kunjungan secara bertahap sesuai dengan
mengevaluasi status dan kemajuan klien dan keluarga terhadap pencapaian hasil
dari tujuan keperawatan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kegiatan evaluasi ini
keluarga, membandingkan respon individu dan keluarga dengan kriteria hasil dan
TINJAUAN KASUS
3. 1 Pengkajian
Penulis akan memaparkan identitas dari klien kelolaan beserta data data
keluarga, struktur, fungsi dan peranan keluarga, manajemen koping dan stress
3. 1. 1 Identitas Klien
Nama : Ny. N
Usia : 59 tahun
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
53
54
Komposisi Keluarga :
Keterangan Genogram:
Dari genogram yang tertera pada gambar di atas telah dijelaskan bahwa
tipe keluarga dari klien Ny. N yaitu tipe keluarga Nuclear Family atau keluaga inti
yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya.
Klien Ny. N dan Tn. O hanya memiliki 1 orang anak yaitu Tn.A yang sudah
bekerja di dekat rumah Klien dan suami. Tn. O adalah anak kedua dari tiga orang
bersaudara kemudian Tn. O menikah dengan Ny. N. Klien kelolaan adalah Ny. N,
yang merupakan anak ke 5 dari 6 bersaudara. Dari genogram juga dapat kita lihat
56
bahwa penyakit hipertensi yang di derita oleh klien Ny. N merupakan penyakit
(1) Tipe Keluarga. Tipe keluarga Tn. O adalah tipe keluarga Nuclear Family
(Keluarga inti). Sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang
diperoleh dari keturunannya (lahir dari rahim ibu) atau adopsi atau dari yang
keduanya.
(2) Suku Dan Bangsa Keluarga Tn. O. Suku dan bangsa dari keluarga Tn. O
adalah Sunda. Bahasa yang dipakai oleh keluarga dalam kehidupan sehari hari
Indonesia. Tn. O dan Ny. N lahir asli di Bandung, dan budaya yang dimiliki
(3) Agama Keluarga Tn. O. Agama yang dipercayai oleh keluarga Tn. O adalah
Islam. Tidak ada perbedaaan keyakinan yang dianut oleh sekeluarga. Tidak
ada perbedaan praktik ibadah antar anggota keluarga, Keluarga Tn. O selalu
agama dianggap sebagai sebuah dasar dari kepervayaan dan nilai yang
19. Sarana hiburan yang keluarga gunakan untuk menghibur hanya televisi
dan handphone. Kegiatan ketika waktu kosong di rumah adalah keluarga akan
57
duduk di teras rumah untuk mengobrol satu sama lain bahkan bersama
tetangga yang ada. Adapun kegiatan menghibur lain yang biasa dilakukan oleh
Pada saat ini tahapan perkembangan keluarga Tn. O berada pada tahapan
paruh baya dalam keluarga yang melepas anak terakhir yang sudah dewasa
hubungan yang bermakna antara orang tua dan anak, serta memperkuat
hubungan pernikahan.
Pada saat dikaji Keluarga inti memiliki Kesehatan yang cukup baik, hanya
klien Ny. N yang menderita tekanan darah tinggi, tapi itu tidak
3. 1. 3 Lingkungan
03/RW 06, dimana hidup sangat berdekatan dengan tetangga satu sama lain.
Model rumah yang ditempati keluarga Tn. O adalah rumah sederhana dan
milik sendiri dengan ukuran yang sedang. Rumah Tn. O terdiri dari 1 ruang
tamu, 1 ruang keluarga, 3 ruang kamar, 1 ruang dapur, 1 tempat berjualan dan
1 kamar mandi. Rumah Tn. O berlantai semen dan sudah berubin. Dinding
memiliki pencahayaan yang bagus dan dapur yang layak pakai untuk masak
Keterangan Gambar:
No. 7: Dapur
(2) Ventilasi dan Penerangan. Rumah yang ditempati oleh keluarga Tn. O
Begitu juga halnya dengan pencahayaan dari rumah keluarga Tn. O, rumah ini
ini nampak jelas kalau rumah yang dihuni oleh keluarga Tn. O sudah lumayan
(3) Persediaan Air Bersih. Sumber air bersih keluarga Tn. O berasal dari air
sumur yang mana air tersebut dinaikan memakai mesin air, air tersebut
digunakan buat keperluan sehari hari seperti memasak, mencuci, dan mandi.
Buat air minum klien biasanya memasak air mentah sampai matang kemudian
ditaruh disuatu wadah untuk disimpan buat jadi persediaan air minum serta
sudah menumpuk, akan ada satu orang di RT tempat tinggal yang akan
memakai toilet jongkok dengan sumber air memanfaatkan air sumur yang
memakai mesin pam. Jarak antara septitank serta sumur ialah ± 10 m. Klien
memakai 1 kamar mandi buat mandi serta buang air besar maupun buang air
kecil.
tampak bersih, disamping serta depan rumah Tn. O banyak ada tumbuh-
disamping rumah.
(7) Sarana komunikasi dan transportasi. Sarana transportasi keluarga Tn. O adalah
(8) Sarana Hiburan. Sarana hiburan di keluarga Tn. O adalah Televisi. Mereka
pelayanan kesehatan yang sangat dekat dari rumahnya, kala terdapat keluarga
tersebut.
3. 1. 4 Sosial
tetangganya rata – rata ialah suku sunda yang sama dengan keluarga Tn. O,
sanitasi tempat tinggal keluarga Tn. O sudah lumayan bagus. Rumah yang
terletak di dekat rumah klien rata – rata sudah rumah permanen dan semi
62
peternak sapi dan pedagang. Sarana yang ada di dalam komunitas lumayan
kebanyakan para warga sekitar rumah klien memakai motor buat melakukan
seperti bila terdapat kumpulan hari lebaran atau lebaran haji, maka keluarga
berkumpul dan makan bersama. Begitu pula bila terdapat aktivitas kerja bakti
4) Sistem pendukung dalam keluarga. Tn. O sebagai kepala keluarga dan tiap
membantu satu sama lainnya. Karena anak keluarga ini sudah menikah dan
3. 1. 5 Struktur Keluarga
Pada bagian struktur keluarga ini akan dibahas pola komunikasi keluarga,
struktur kesehatan keluarga, struktur peran keluarga secara formal dan informal,
serta nilai dan budaya yang dianut keluarga yang akan diuraikan sebagai berikut:
yang dipakai setiap hari adalah bahasa sunda. Frekuensi komunikasi antar
anggota keluarga cukup baik, suami dan istri sering berkomunikasi, sang anak
bapak, ibu dan anak. Setiap ada masalah selalu dibicarakan dan dipecahkan
keluarga yaitu bahasa Sunda, dan tidak ada hambatan komunikasi di dalam
keluarga Tn. O.
keluarga, tapi suami juga memberi kesempatan untuk anggota keluarga untuk
3) Struktur Peran, struktur peran keluarga Tn. O akan dijabarkan sebagai berikut:
(1) Tn. O
sebagai pendidik bagi anaknya dan pelindung bagi istri dan anaknya.
Namun bila ada masalah terjadi dalam mendidik anak, Ny. N juga ikut
membimbing istri dan anak – anaknya. Pada posisi ini tidak ada masalah
yang harus ditemukan oleh Tn. O dan untuk menyadari itu semua harus
(2) Ny. N.
Peran Formal: Ny. N berperan sebagai ibu rumah tangga yang tugasnya
Peran Informal: Ny. N selaku sebagai ibu rumah tangga juga berperan
itu Ny. N juga ikut serta membantu suami dalam memenuhi kebutuhan
(3) An. A
Peran Formal: An. A merupakan anak dari Tn. O dan Ny. N yang berperan
sebagai anak yang berbakti kepada kedua orang tua. Menurut kepada
orang tua, tidak menyakiti orang tua dan membantu orang tua dalam
Peran Informal: An. A disini berperan sebagai pengabdi pada kedua orang
65
tuanya dan membantu orang tua memenuhi kebutuhan sehari harinya. An.
A dapat menjalankan perannya ini dengan baik tanpa adanya konflik yang
terjadi.
4) Nilai dan Norma Budaya. Nilai dan norma yang berlaku dikeluarga
menyesuaikan dengan nilai agama yang dianut dan norma yang berlaku di
dengan tuntunan agama islam. Norma kesopanan sangat kental ada didalam
keluarga Tn. O.
3. 1. 6 Fungsi Keluarga
saudara sepupu dan mau membantu keluarga. Sikap saling menghormati antar
harmonis. Keluarga dapat bersosialisasi dengan baik antara satu sama lain.
dengan satu sama lain, di dalam rumah maupun di luar rumah seperti di
komunitas dan tetangga. Meski Ny. N memiliki sakit hipertensi namun tidak
66
ada batasan bagi Ny. N untuk bersosialisasi dengan keluarga maupun tetangga
– tetangga.
3) Fungsi Ekonomi. Tn. O debagai Kepala keluarga bekerja sebagai petani dan
menjual susu sapi ternaknya sendiri untuk mencari nafkah, dan juga istri
samping rumah. Keluarga Tn. O berada di tingkat ekonomi rendah namun Tn.
4) Riwayat kesehatan saat ini. Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal
13 Juli 2022 diketahui bahwa saat ini keluarga khususnya Ny. N mengalami
masalah kesehatan. Yang mana tekanan darah pada Ny. N saat ini 160/100
mmHg, Ny. N mengatakan saat tekanan darahnya sedang tinggi dia merasakan
kepalanya sakit terkadang seperti ditusuk – tusuk oleh jarum, kepala pusing
dan leher terasa berat, dan terkadang mata berkunang – kunang, jika gejalanya
bertambah parah maka dia akan beristirahat dan tidur. Ny. N mengatakan
hari. Jika klien sakit, klien hanya akan meminum obat yang ada dirumah, dan
bila bertambah parah dulu baru klien mau pergi ke fasilitas Kesehatan
terdekat. Ny. N dulu sering mengonsumsi makanan yang asin karena Ny. N
tidak suka jika makanannya terasa ambar. Ny. N mengatakan bahwa dia rajin
5 tahun yang lalu, dan belum pernah dirawat karena penyakit hipertensinya.
Ketika tekanan darah Ny. N naik, Ny. N hanya mengonsumsi obat yang biasa
67
desa setempat dan merasakan khasiatnya seperti badan lebih ringan dan ketika
3. 1. 7 Penepisan Masalah
berikut:
sakit. Saat ini keluarga Ny. N mengalami masalah kesehatan di mana Ny. N
mengetahui sedikit penyakit yang diderita oleh Ny. N dan sebagian lain tidak
akan meminum obat yang rutin diminum dan akan beristirahat. Jika
untuk diminum atau membelikan obat jika obat telah habis, untuk
dikonsumsinya dan setelah itu dia akan beristirahat sejenak. Keluarga harus
diberitahu terlebih dahulu untuk membelikan obat tanpa tahu perawatan yang
semakin memburuk.
agar tetap bersih dan segar dengan cara menanam sayur – sayuran disekitar
salah satu anggota keluarga yang sakit dan kondisinya semakin memburuk,
dahulu karena lokasi itu adalah tempat pelayanan kesehatan yang cukup
Stresor Jangka Pendek dan Jangka Panjang dari keluarga Tn. O akan diuraikan
sebagai berikut:
(1) Stresor Jangka Pendek: Klien mengatakan hipertensi menjadi masalahnya saat
ini. Ny. N merasa khawatir jika sakitnya tidak kunjung sembuh atau malah
bertambah parah bila tidak diobati sehingga komplikasi dari penyakitnya akan
mengganggunya.
(2) Stresor Jangka Panjang: Klien mengatakan yang menjadi pikirannya yaitu
akan penyakitnya yang dideritanya. Ny. N takut akan akibat lanjut dari
penyakitnya. Ny. N takut akan semakin tinggi tekanan daranyanya dan terkena
rumahnya.
(4) Strategi Koping. Jika ada masalah keluarga berkumpul untuk bermusyawarah
dan berembuk agar masalah dapat terselesaikan. Selain itu keluarga juga
antar tetangga. Keluarga juga selalu berdoa dan berserah kepada Allah.
70
3. 1. 9 Pemeriksaan Fisik
Sklera Mata Sklera mata normal Sklera mata normal Tidak dilakukan
dan tidak ikterik. dan tidak ikterik. pengkajian karena
An. A sedang tidak
berada dirumah
Keluarga selama
71
pengkajian.
3. 2 Analisa Data
DO :
(1) TD: 160/100 mmHg
(2) Nadi: 97x/menit
(3) Respirasi: 20 x/menit
(4) Ny. N tampak bingung dan
menjawab sedapatnya saat
ditanya tentang pengertian,
penyebab, tanda dan gejala,
diet, pengobatan serta
pencegahan kekambuhan.
No Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit hipertensi
2. Manajemen Kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan anggota
keluarga yang hipertensi.
3. 4 Penilaian (scoring) Diagnosa Keperawatan
yang muncul sesuai kasus klien maka dibuatlah penilaian untuk setiap diagnosa
Tabel 3. 6 Penilaian DX 1
No. Kriteria Bobot Nilai Pembenaran
1 Sifat masalah: 1 3 Masalah actual karena masalah
x1=1
Actual: 3 3 sudah terjadi pada Ny. N ,
Risiko: 2 tekanan darah: 160/100 mmHg
Potensial: 1 dan mengeluh nyeri kepala dan
kaku dileher.
2 Kemungkinan 2 2 Sumber daya keluarga ada,
x2=2
masalah dipecahkan: 2 namun ada keterbatasan waktu.
Mudah: 2 Fasilitas kesehatan tersedia
Sebagian: 1 karena jarak Puskesmas dekat
Tidak dapat: 0
3 Potensi masalah 1 2 2 Masalah belum terlalu berat
x1=
untuk dicegah: 3 3 tetapi sudah terjadi, masalah
Tinggi: 3 harus diatasi dengan pendidikan
Cukup: 2 kesehatan dan kolaborasi
Rendah: 1
4 Menonjolnya 1 2 Ny. N mengatakan jika sakit
x1=1
masalah: 2 akan minum obat dan akan
Segera diatasi: 2 tidur saja, untuk
Tidak segera diatasi: menyembuhkan rasa sakit
1 tersebut.
Tidak dirasakan
adanya masalah: 0
76
Total: 2
4
3
2) Diagnosa Keperawatan: Manajemen Kesehatan keluarga tidak efektif
Tabel 3. 7 Penilaian DX 2
No. Kriteria Bobot Nilai Pembenaran
1 Sifat masalah: 1 3 Ny. N kurang mengetahui
x1=
Actual: 3 3 tentang penyakitnya secara
Risiko: 2 1 signifikan.
Potensial: 1
2 Kemungkinan 2 2 Kemungkinan masalah dapat
x2=
masalah 2 diubah Ny. N karena sudah ada
dipecahkan: 2 upaya untuk pengobatan namun
Mudah: 2 belum optimal.
Sebagian: 1
Tidak dapat: 0
3 Potensi masalah 1 3 Masalah penyakit hipertensi
x1=
untuk dicegah: 3 sudah terjadi.
Tinggi: 3 1 Ny. N mengatakan suka
Cukup: 2 mengkonsumsi makanan yang
Rendah: 1 mengandung tinggi garam.
4 Menonjolnya 1 2 Keluarga Ny. N sangat
x1=
masalah: 2 merasakan masalah penyakit
Segera diatasi: 2 1 hipertensi pada Ny. N dan
Tidak segera harus segera ditangani
diatasi: 1
Tidak dirasakan
adanya masalah: 0
Total: 5
77
Dari hasil perngkajian yang telah dilakukan kepada keluarga Tn. O dengan klien kelolaan Ny. N maka didapati ada nya
masalah keperawatan keluarga di Keluarga Tn. O. Oleh karena itu maka penulis membuat rencana asuhan keperawatan keluarga
kepada klien dan keluarga dengan tujuan untuk memecahkan masalah keperawatan tersebut. Rencana asuhan keperawatan keluarga
pada Klien Ny. N akan diuraikan dalam bentuk tabel dibawah ini.
Kesehatan dilakukan Tindakan (1) Adanya usaha untuk (1) Berikan Pendidikan Kesehatan
keluarga tidak Tindakan keperawatan mengkomsumsi obat (Terlampir Leaflet) tentang
efektif keperawatan diharapkan hipertensi. Hipertensi dan penjelasaan
berhubungan diharapkan (2) Keluarga mampu lengkapnya.
(1) Keluarga mampu
dengan keluarga merawat aggota (2) Mengajarkan tentang diet
memahami
Ketidakmampuan mampu keluarga yang sakit hipertensi yaitu makanan yg
penyebab dan
keluarga memberikan dengan terapi mengandung rendah garam
faktor risiko
mengenal perawatan relaksasi jika klien (3) Menganjurkan klien untuk rajin
penyakit
masalah pada Klien merasa nyeri. memeriksakan dirinya ke
hipertensi
kesehatan (3) Keluarga pelayanan Kesehatan terdekat
(2) Keluarga mampu
anggota keluarga memeriksakan klien rumah (PUSKESMAS
mengenali tanda
yang hipertensi. ke pelayanan PARONGPONG)
dan gejala yang
Kesehatan (4) Menganjurkan kepada keluarga
ditimbulkan
(PUSKESMAS) untuk mengingatkan klien agar
penyakit
secara teratur. minum obat secara teratur.
hipertensi
(4) Klien mau minum (5) Menjelaskan dan
(3) Keluarga mampu
obat secara teratur mendemonstrasikan senam
mengenal
Hipertensi
komplikasi apa
(6) Menganjurkan klien untuk
saja yang
melakukan senam Hipertensi
mungkin muncul
sebagai terapi alternative cara non-
(4) Keluarga mampu
farmakologi untuk menurunkan
memberikan
hipertensi.
perawatan pada
klien, dengan
80
membantu
memberikan
obat,
mengingatkan
klien untuk
minum obat,
merawat klien
dengan mengajak
klien merubah
pola hidup
seperti makan
sesuai diit
hipertensi,
mengajak klien
melakukan
olahraga senam
hipertensi,
membantu klien
mengurangi
stress dan tidur
cukup setiap
malam.
81
Setelah membuat rencana asuhan keperawatan keluarga, penulis mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan keluarga
tersebut kepada klien dan keluarga. Setiap tindakan yang penulis lakukan disetiap kunjungan ke rumah klien akan diuraikan dalam
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
dilakukan edukasi dengan gambar senam dalam bentuk leaflet (terlampir) dan
dan persiapan tempat dan musik, ketika klien sudah siap untuk melakukan senam
Catatan : Gerakan inti ini harus dilakukan sebanyak 3 – 4 kali dalam satu
terapi, diulang dari Gerakan pertama sampai Gerakan terakhir secara
teratur. Sumber : (Nugraheni, 2019)
dengan Latihan Tarik nafas dalam. Kemudian setelah klien tenang, dilakukan
94
klien yang menderita hipertensi, maka di dapatkan hasil evaluasi terhadap tekanan
darah klien yang akan diuraikan dalam bentuk tabel dibawah ini.
PEMBAHASAN
Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan kepada Ny. N yang berusia
59 tahun beserta keluarga dengan pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga yang
anak-anak dengan tipe Nuclear Family atau keluarga inti yang terdiri dari ayah,
yang melepas anak usia dewasa muda. Tugas perkembangan keluarga yang
keluarga, dan merawat anggota keluarga yang sakit, keluarga mengatakan tidak
dapat merawat anggota keluarganya sakit secara baik karena disibukkan oleh
pekerjaan masing-masing.
96
yang mana Ny. N mengeluhkan terasa sakit pada kepala, pusing, leher belakang
terasa kaku, nyeri bertambah jika dibawa beraktivitas berat, dan membuat sulit
tidur. Tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara teoritis dan tinjauan
kasus yang didapatkan. Secara teoritis pada klien dengan hipertensi akan
Sedangkan pada kasus dan teori ditemukan kesamaan keluhan atau tanda dan
gejala yang didapatkan yaitu seperti kepala terasa sakit, pundak terasa berat,
pusing, mata berkunang dan sulit untuk tidur. Tidak terdapat kesenjangan atau
Berdasarkan hasil analisa dari pengkajian yang telah dilakukan kepada Ny.
masalah kesehatan anggota keluarga yang hipertensi. Hal ini disesuaikan dengan
diangkat pada kasus sesuai dengan diagnosa yang ada dalam teori Diagnosa
Keperawatan Keluarga namun tidak semua diagnosa yang ada dalam teori di
angkat karena disesuaikan dengan hasil data yang didapat pada saat melakukan
yang telah dipecahkan dengan keluarga Ny. N yaitu tentang Nyeri akut
menurunkan tekanan darah pada Ny. N. Intervensi yang diberikan kepada Ny.
melakukan pemanasan seperti tarik nafas dan persiapan tempat dan musik,
ketika klien sudah siap untuk melakukan senam hipertensi, maka dapat
langsung di mulai ke gerakan inti. Gerakan inti ini harus dilakukan sebanyak 2-
4 kali diulang dari gerakan pertama sampai gerakan terakhir secara teratur.
peregangan tangan kanan tangan kiri dan kaki kanan kaki kiri. Kemudian
implementasi hari keempat dilakukan pada tanggal 20 Juli 2022. Tidak terdapat
kendala dalam implementasi keperawatan yang lainnya oleh karena klien dan
98
musik saat senam, klien diajarkan untuk menghitung dengan mulut ketika
keperawatan tercapai dan hasil yang diinginkan dapat dilihat ataupun diukur
dengan baik. Hal ini didukung oleh keikutsertaan yang baik dari keluarga klien
terapi Senam Hipertensi yaitu 160/100 mmHg, setelah dilakukan terapi Senam
Hipertensi yaitu menjadi 150/90 mmHg. Hari kedua dilakukan pada tanggal 18
Juli 2022, Tekanan Darah Ny. N sebelum dilakukan terapi Senam Hipertensi
yaitu 160/100 mmHg, dan setelah dilakukan terapi menjadi 150/90 mmHg.
Hari ketiga dilakukan pada tanggal 19 Juli 2022, tekanan darah Ny. N yaitu
99
160/100 mmHg, setelah dilakukan terapi senam hipertensi 150/90 mmHg. Hari
keempat dilakukan pada tanggal 20 Juli 2022, tekanan darah Ny. N yaitu
mmHg. Kemudian ketika diadakan kelas hipertensi pada tanggal 25 Juli 2022,
klien diundang untuk datang, dan klien dengan senang hati datang untuk belajar
bersama dengan klien yang lain. Tekanan darah Ny. N sebelum dilakukan
terapi Senam Hipertensi yaitu 150/90 mmHg, dan setelah dilakukan terapi
tersebut seperti mendapatkan kualitas tidur yang baik sehingga tidur lebih
nyenyak setiap malamnya. Klien juga mengatakan lebih rileks dan lebih tenang
mampu merawat anggota keluarga yang sakit. Dengan begitu klien dan
menghilang, sehingga dapat disimpulkan klien dan keluarga menjadi lebih baik
100
dari sebelumnya dan terapi senam hipertensi yang dilakukan penulis berjalan
dengan baik.
BAB 5
PENUTUP
Penutup merupakan bab terakhir dalam KIA ini yang berisi kesimpulan
dan saran. Setelah melakukan asuhan keperawatan keluarga pada Keluarga klien
kesimpulan yang dapat diambil dari data tersebut dan memberikansaran – saran
5. 1 Kesimpulan
Barat, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari data
tersebut dan memberikan saran-saran yang dapat berguna terutama pada bidang
1) Dari pengkajian yang dilakukan pada tanggal 13 Juli didapatkan data bahwa
Ny. N sudah menderita hipertensi kelas 2 sejak kurang lebih (±) 5 tahun yang
lalu, Ny. N mengeluh sakit kepala seperti pusing dan berat pada leher
3) Intervensi yang diberikan kepada klien Ny. N dengan diagnosa Nyeri akut
pertama dilakukan pada tanggal 17 Juli 2022 hingga intervensi hari keempat
dilakukan pada tanggal 20 Juli 2022, tekanan darah Ny. N sebelum dilakukan
terapi 160/100 mmHg, dan setelah dilakukan terapi senam Hipertensi menjadi
103
140/80 mmHg. Klien merasa lebih baik dari sebelumnya. Klien mendapatkan
yang baik sehingga tidur lebih nyenyak setiap malamnya. Klien juga
mengatakan lebih rileks dan lebih tenang dalam menjalani hari. Keluarga
anggota keluarga yang sakit. Klien dan keluarga dapat memenuhi tugas
5. 2 Saran
Berdasarkan hasil dari karya tulis serta kesimpulan yang diambil, maka
1) Klien dan keluarga. Hasil penulisan KIA ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan bagi klien dan keluarga terhadap masalah
2) Perawat. Hasil Karya Ilmiah Akhir (KIA) ini diharapkan dapat digunakan
6. 14 Agust Bimbingan
2022 Penulisan Format
KIA
7. 21 Agust Revisi Akhir
2022 KIA Bab 1 – 5
8. 19 Sept Bimbingan
2022 Terakhir
110
Lampiran 2
DOKUMENTASI KEGIATAN
111
112
Lampiran 3
SAP PENDIDIKAN KESEHATAN
keluarga untuk
memimpin doa
F. EVALUASI Sumatif / formatif/ jenis evaluasi: Lisan
Pertanyaan:
- Apa yang dimaksud dengan
hipertensi?
- Sebutkan salah satu tanda atau
gejala dari terjadinya hipertensi?
Sebutkan salah satu cara mencegah
hipertensi
G. DAFTAR Kemenkes.RI. (2014). Pusdatin
PUSTAKA Hipertensi. In Infodatin (Issue
Hipertensi).
https://doi.org/10.1177/1090198174002
00403
Mayo Clinic (2021). Disease &
Conditions. High Blood Pressure.
Lampiran 4
CURRICULUM VITAE
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Febe Imanuelita Panggabean
Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 28 November 1999
Agama : Kristen Advent
Alamat : Jl. Puskemas No. 5A RT 007/RW 006
Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur
Email : elitapanggabean99@gmail.com
No. HP : 0822-1305-8945
Status : Belum Menikah
Pendidikan Terakhir : Sarjana
PENGALAMAN ORGANISASI
1. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA PAS 2016 sebagai Ketua Sie
Mading
2. Ikatan Alumni Siswa Perguruan Advent Salemba UNAI 2019 sebagai Ketua
Sie Acara
3. Ikatan Alumni Siswa Perguruan Advent Salemba UNAI 2020 sebagai
Sekretaris
4. Himpunan Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan 2020 sebagai Ketua
Bidang Pendidikan