Oleh :
Oleh :
i
j
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Ilmiah Akhir Ners ini adalah hasil karya sendiri dan semua sumber
Nim : 19.901.2236
Tanda Tangan :
ji
vi
j
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkatrahmat dan karuniaNya, peneliti dapat menyelesaikan KIA ini berjudul
“Asuhan Keperawatan Pada Tn.A Dengan Latihan Pursed Lips Breathing Untuk
Mengatasi Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Pada
Pasien Dengan Diagnosa Medis Asma Bronchial Di Ruang Anggrek RSAD TK II
Udayana” pada waktunya.
KIA ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk
memperoleh gelar Ners pada Program Studi profesi Ners, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Wira Medika Bali.
Peneliti banyak mendapat bantuan sejak awal sampai terselesainya KIA
ini, untuk itu dengan segala hormat dan kerendahan hati, peneliti menyampaikan
penghargaan dan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. Drs. I Dewa Agung Ketut Sudarsana, MM. selaku Ketua STIKes Wira
Medika Bali.
2. Ns. Ni Wayan Trisnadewi,S.Kep.,M.Kes selaku Ketua Program Studi
Profesi Ners.
3. Ns. Ni Putu Puspawati,S.Kep., M.Kep selaku Pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan materi untuk kesempurnaan Kia ini.
4. Ns. Ni Putu Sri Darwini S.Kep selaku pembimbing klinik di Ruang Anggrek
RSAD TK II UDAYANA yang telah memberikan bantuan sehingga dapat
menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) ini tepat waktu.
5. Keluarga yang selalu memberikan doa, cinta dan kasih sayang serta
dukungan baik moril maupun material dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Teman – teman mahasiswa STIKes Wira Medika Bali Angkatan IX yang
ikut serta memberi dukungan semangat dan membantu dalam penyusunan
KIA-N
7. Pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam menyelesaikan dan telah mendoakan demi suksesnya penyusunan
KIA-N
vii
Peneliti telah berusaha dengan segenap kemampuan dalam menuangkan
pemikiran ke dalam KIA-N ini, tentunya akan masih banyak ditemukan hal – hal
yang masih perlu diperbaiki. Peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran guna
penyempurnaan skripsi ini.
viii
j
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik STIKes Wira Medika Bali saya yang bertanda
tangan di bawah ini:
Nama : Ni Luh Sumartini, S.Kep
NIM : 19.901.2236
Program Studi : Profesi Ners
Jenis Karya : Karya Ilmiah Akhir Ners
Dibuat di : Denpasar
Pada Tanggal : 24 Juni, 2020
ix
ABSTRAK
x
ABSTRACT
xi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................... 5
1.3. Tujuan ............................................................................................ 5
1.3.1 Tujuan Umum ...................................................................... 5
1.3.2 Tujuan Khusus ...................................................................... 6
1.4. Manfaat .......................................................................................... 6
1.4.1 Manfaat Bagi Pelayanan ....................................................... 6
1.4.2 Manfaat Bagi Keilmuan ........................................................ 7
1.4.3 Manfaat Bagi Penelitian ....................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asma Bronchial ............................................................................ 8
2.1.1 Definisi ............................................................................... 8
2.2.1 Etiologi ................................................................................ 8
2.3.1 Klasifikasi ........................................................................... 9
2.4.1 Manifestasi klinik ................................................................ 12
2.5.1 Patofisiologi ........................................................................ 12
2.6.1 Pathway ............................................................................... 13
2.7.1 Penatalaksanaan Medis ....................................................... 16
2.8.1 Komplikasi .......................................................................... 16
2.9.1 Pemeriksaan Diagnosis…………………………………….21
2.2 Konsep Dasar Pursed Breathing .................................................... 24
2.2.1 Pengertian ............................................................................ 25
2.2.2 Tujuan Pursed Breathing ..................................................... 26
2.2.3 Teknik Pursed Breathing ..................................................... 26
2.2.4 Mekanisme Pursed Breathing ............................................. 26
2.3 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan ............................................. 27
2.3.1 Pengkajian............................................................................. 27
2.3.2 Intervensi .............................................................................. 31
2.3.3 Implementasi......................................................................... 40
2.3.4 Evaluasi................................................................................. 40
xii
xii
BAB III LAPORAN KASUS KELOLAAN
3.1 Pengkajian .................................................................................... 41
3.2 Analisa Data ................................................................................. 42
3.3 Diagnosa Keperawatan.................................................................. 43
3.4 Rencana Asuhan Keperawatan ..................................................... 38
3.5 Implementasi Keperawatan .......................................................... 40
3.6 Evaluasi ........................................................................................ 43
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Profil Lahan Praktik ..................................................................... 58
4.1.1 Sejarah RSAD TK II Udayana ............................................ 59
4.1.2 Gambaran Umum RSAD TK II Udayana ........................... 60
4.1.3 Visi, Misi, Motto dan Tujuan RSAD TK II Udayana ......... 61
4.2 Analisis Masalah Keperawatan Dengan Konsep Evidance Based
Practice Dan Konsep Kasus Terkait ............................................ 62
4.3 Analisis Salah Satu Intervensi Dengan Konsep Evidance Based
Practice ........................................................................................ 62
4.4 Konsep Dan Penelitian Terkait .................................................... 62
4.5 Alternatif Pemecahan Yang Dapat Dilakukan ............................. 63
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 68
5.2 Saran ............................................................................................. 68
5.2.1 Bagi Pelayanan .................................................................... 68
5.2.2 Bagi Keilmuan .................................................................... 68
5.2.3 Bagi Penelitian .................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA
iii
xiii j
DAFTAR TABEL
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
dijumpai pada anak-anak maupun dewasa. Menurut global initiative for asthma
(GINA) tahun 2015, asma didefinisikan sebagai “ suatu penyakit yang heterogen,
yang dikarakteristik oleh adanya inflamasi kronis pada saluran pernafasan. Hal
ini ditentukan oleh adanya riwayat gejala gangguan pernafasan seperti mengi,
nafas terengah- engah, dada terasa berat/tertekan, dan batuk, yang bervariasi
waktu dan intensitasnya, diikuti dengan keterbatasan aliran udara ekspirasi yang
anak hingga orang dewasa, tetapi penyakit ini lebih banyak terjadi pada anak-
anak.Menurut para ahli, prevalensi asma akan terus meningkat. Saat ini
diperkirakan sebanyak 235 juta orang menderita asma didunia (WHO, 2017).
Berdasarkan laporan WHO Desember 2016, tercatat pada tahun 2015 sebanyak
Dasar Nasional pada tahun 2018 jumlah pasien asma di Indonesia sebesar 2,4 %
1
asma bervariasi diberbagai negara,tetapi terlihat kecendrungan bahwa
Masalah yang sering dialami pada pasien asma adalah sesak napas. Sesak
napas ini terjadi karena obstruksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh
menebalnya dinding saluran napas yang ditimbulkan oleh peradangan dan edema
yang dipicu oleh pengeluaran zat histamine, tersumbatnya saluran napas oleh
oleh konstriksi hebat saluran napas kecil akibat spasme otot polos di dinding
bronkiolus lebih banyak berkurang pada saat ekspirasi daripada selama inspirasi
karena terjadi peningkatan tekanan dalam paru selama ekspirasi paksa sehingga
menekan bagian luar bronkiolus dan menutupnya saluran napas cenderung sangat
meningkat karena tekanan positif dalam dada selama eskpirasi. Hal ini
diekspirasikan sehingga volume udara yang masuk dan keluar tidak seimbang.
2
mempertahankan kebersihan jalan nafas, sehingga terjadi sesak nafas.
Pengobatan untuk asma dibedakan atas dua macam yaitu pengobatan secara
farmakologis yakni pengobatan jangka panjang dan pengobatan cepat atau quick
(Council, 2011).
satu nya yaitu dengan tehnik Pursed Lip Breathing (PLB). Pursed Lip Breathing
dengan waktu ekspirasi lebih di perpanjang. Pursed Lips Breathing ini adalah
cara yang sangat mudah dilakukan, tanpa memerlukan alat bantu apapun, dan
juga tanpa efek negatif seperti pemakaian obat-obatan (Smeltzer & Bare,
2013).Pursed Lip Breathing (PLB) merupakan teknik yang dapat gunakan untuk
oksigen yang dibutuhkan. PLB melatih untuk mengeluarkan napas lebih lambat,
sehingga bernapas lebih mudah, pada tingkat yang lebih nyaman, apakah sedang
Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Feza Septa (2016)
3
Kontrol Asma Pada Pasien Asma Di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Wilayah
Semarang”, Penelitian ini adalah kuantitatif dengan pre eksperimen one group
pre and post test design, sampel penelitian ini 17 pasien asma penggumpulan
untuk mengetahui tingkat control asma sebelum dan sesudah PLB Hasil
penelitian ini menunjukkan p-value 0,0001 (<0,05) yang artinya ada pengaruh
yang signifikan terhadap tingkat control asma sebelum dan sesudah dilakukan
PLB
dengan peran serta perawat untuk merawat pasien dengan Asma adalah melalui
tertarik untuk menyusun sebuah Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan
UDAYANA”.
Bronkial hendaknya bersifat holistik yang bertujuan tidak hanya untuk mencapai
kembali tingkat kesehatan yang optimal bukan secara fisik saja tetapi juga untuk
4
uraian dalam latar belakang tersebut penulis tertarik untuk menulis Karya Ilmiah
Akhir Ners (KIA-N) yang berjudul : “Asuhan Keperawatan pada Tn. A dengan
Pursed Lips Breathing dengan analisa Evidance Based Practice untuk salah
bronchial.
5
Manfaat dari penulisan ini antara lain:
1. Pelayanan Keperawatan
2. Pendidikan
3. Penulis selanjutnya
napas yang ditemukan pada pasien dengan kasus yang berbeda dan
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
ditandai dengan adanya menggi, batuk, dan rasa sesak di dada yang berulang
dan timbul terutama pada malam atau menjelang pagi akibat penyumbatan
terdiri dari Asma bronkial dan Asma kardial, dimana asma bronkial yaitu
luar, seperti debu rumah, bulu binatang, asap dan bahan lain penyebab alergi,
sedangkan asma kardial asma yang timbul akibat adanya kelainan jantung
dengan gejala episodic berulang berupa sesak nafas dan rasa berat di dada
terutama pada malam atau dini hari yang umumnya bersifat reversible baik
dengan atau tanpa pengobatan. (Amin & Hardi, 2016). Beberapa faktor
7
penyebab asma, antara lain umur pasien, status atopi, faktor keturunan, serta
faktor lingkungan.
1. Asma Bronkial
rangsangan dari luar, seperti debu rumah, bulu binatang, asap dan bahan
gangguan asma bisa datang secara tiba-tiba. Gangguan asma bronkial juga
2. Asma Kardial
Asma yang timbul akibat adanya kelainan jantung. Gejala asma kardial
biasanya terjadi pada malam hari, disertai sesak napas yang hebat. Kejadian
2.1.2 Etiologi
8
otonom. Ujung sensoris vagus pada epitel jalan napas, disebut reseptor batu
aferens, yang pada ujung eferens merangsang kontraksi otot polos bronkus,
1. Faktor genetic
alergi. Jika salah satu orang tua menderita alergi kemungkinan anaknya
2. Faktor Usia
sebelum usia 40 tahun. Pada anak sering timbul pada usia dibawah 4 tahun,
masalah pengobatan timbul justru sesudah usia ini. Karena alas an yang
beum diketahui, serangan asma bronchial pada sebagian besar anak akan
berkurang dan bahkan mengilang . bahwa 60% asma bronchial anak akan
9
Asma bronchial pada orang dewasa dapat merupakan kelanjutan asma
bronchial yang terjadi pada masa kanak-kanak, atau asma bronchial yang
kambuh lagi atau yang memang pertama kali muncul pada usia dewasa
3. Faktor Imunologis
debu rumah, tepungsari, dan ketombe. Bentuk asma adanya instrinsik dan
(artifisial), karena dasar imun pada jejas mukosa akibat mediator pada
instrinsik.
4. Faktor Endokrin
5. Faktor Psikoloogis
sifat-sifat perilaku yang dijumpai pad anak asma tidak lebih sering daripada
2.1.3 Klasifikasi
Keparahan asma juga dapat dinilai secara retrospektif dari tingkat obat
10
yang digunakan untuk mengontrol gejala dan serangan asma. Hal ini dapat
dinilai jika pasien telah menggunakan obat pengontrol untuk beberapa bulan.
Yang perlu dipahami adalah bahwa keparahan asma bukanlah bersifat statis,
namun bisa berubah dari waktu-waktu, dari bulan ke bulan, atau dari tahun ke
1. Asma Ringan
yaitu terapi pelega bila perlu saja, atau dengan obat pengontrol dengan
leukotrien, atau kromon, gejala-gejala lebih dari sekali per minggu tetapi
kuran dari satu kali per hari. Eksaserbasi dapat mempengaruhi aktivitas dan
tidur, gejala-gejala di malam hari lebih dari dua kali perbulan, APE > 80%
2. Asma Sedang
dengan obat pengontrol kombinasi steroid dosis rendah plus long acting
dua kali perbulan, APE > 80% prediksi, variabilitas APE > 30%.
3. Asma Berat
dengan obat pengontrol kombinasi steroid dosis tinggi plus long acting
beta agonist (LABA) untuk menjadi terkontrol, atau asma yang tidak
11
terkontrol meskipun telah mendapat terapi. Perlu dibedakan antara asma
berat dengan asma tidak terkontrol. Asma yang tidak terkontrol biasnya
paparan alergen yang berlebih, atau ada komorbiditas. Asma yang tidak
adekuat tetapi sulit mencapai kontrol yang baik. Gejala-gejala setiap hari,
sekali, keterbatasan aktivitas fisik, APE < 60% prediksi, variabilitas APE >
30%.
1. Stadium Dini
a. Batuk dengan dahak bisa dengan maupun tanpa pilek terutama pada
malam hari
b. Ronchi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang
timbul
12
e. Ada peningkatan eosinofil darah dan IGE
c. Wheezing
a. Batuk, ronchi
g. Sianosis
13
j. Hipokapnea dan alkalosis bahkan asidosis repiratorik
2.1.5 Patofisiologi
terapi utama pada saat itu adalah suatu bronkodilator, seperti betaegonis dan
golongan metil ksantin saja. Namun, para ahli mengemukakan konsep baru
ayng kemudian digunakan hingga kini, yaitu bahwa asma merupakan penyakit
pemicunya, yaitu asma ekstrinsik atau alergi dan asma intrinsik atau
keluarga dan riwayat penyakit alergi (baik eksim, utikaria atau hay fever).
14
Asma instrinsik mengacu pada asma yang disebabkan oleh karena faktor-
dewasa. Disebut juga asma non alergik, di mana pasien tidak memiliki riwayat
alergi. Beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya asma antara lain : udara
dingin, obat-obatan, stress, dan olahraga. Khusus untuk asma yang dipicu oleh
olahraga. Khusus untuk asma yang dipicu oleh olahraga dikenal dengan istilah
(Zullies, 2016)
saluran napas. Meskipun ada berbagai cara untuk menimbulkan suatu respons
inflamasi pada asma umunya sama, yaitu terjadinya infiltrasi eosinofil dan
limfosit serta terjadi pengelupasan sel-sel epitelial pada saluran nafas dan dan
pada penderita asma yang ringan. Pada pasien yang meninggal karena
serangan asma , secara histologis terlihat adana sumbatan (plugs) yang terdiri
debris yang berisi se-sel epitelial yang terkelupas dan sel-sel inflamasi. Selain
inflamasi ini terjadi hampir di sepanjang saluran napas, dan trakea samapi
15
inflamasi, mediator inflamasi, dan jaringan pada saluran napas. Sel-sel
serangan asma antara lain adalah sel mast, limfosit, dan eosinofil, sedangkan
(Zullies, 2016)
dari luar, yang disebut alergen. Rangsangan ini kemudian akan memicu
pelepasan berbagai senyawa endogen dari sel mast yang merupakan mediator
2.1.6 Pathway
( Terlampir)
2.1.7 Penatalaksanaan
16
Prinsip utama tatalaksana jangka panjang adalah edukasi, obat Asma
menerus
komponen, yaitu :
a. Edukasi
Edukasi tidak hanya ditujukan untuk penderita dan keluarga tetapi juga
Penilaian klinis berkala antara 1-6 bulan dan monitoring asma oleh
17
perubahan terapi
mandiri.
dipertimbangkan :
2) Tahapan pengobatan
18
ug BD/hari atau ekivalennya), untuk alternatifnya diberikan
lepas lambat.
mengontrol asma.
Kortikosteroid sistemik
19
5) Kontrol secara teratur
diperlukan
3. Lingkungan kerja
menimbukan asma
2.1.5 Komplikasi
Bila serangan asma sering terjadi dan telah berlangsung lama, maka
20
terlihat diafragma letaknya rendah, gambaran jantung menyempit, corakan
hilus kiri dan kanan bertambah. Pada asma kronik dan berat dapat terjadi
Bila sekret banyak dan kental, salah satu bronkus dapat tersumbat
dapat berubah menjadi bronkietasis, dan bila ada infeksi akan terjadi
beberapa hari serta berat dan tidak dapat diatasi dengan obat-obat yang biasa
perjalanan penyakit. Alat yang digunakan untuk uji faal paru adalah peak
flow meter, caranya anak disuruh meniup flow meter beberapa kali
2. Foto toraks
21
pertama kali di poliklinik, untuk menyingkirkan kemungkinan ada penyakit
lain. Pada pasien asma yang telah kronik akan terlihat jelas adanya kelainan
3. Pemeriksaan darah
Hasilnya akan terdapat eosinofilia pada darah tepi dan sekret hidung.
Bila tidak eosinofilia kemungkinan bukan asma. Selain itu juga, dilakukan
Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan Sputum
berat, karena hanya reaksi yang hebat saja yang menyebabkan transudasi
cara tersebut kemudian diikuti kultur dan uji resistensi terhadap beberapa
1) Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi
22
c. Sel Eosinofil
(Muttaqin, 2008).
4. Pemeriksaan Radiologi
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat
6. Scanning Paru
7. Spirometer
Alat pengukur faal paru, selain penting untuk menegakkan diagnosis juga
Peak flow meter merupakan alat pengukur faal paru sederhana, alat
tersebut digunakan untuk mengukur jumlah udara yang berasal dari paru.
23
9. X-ray Dada/Thorax
Uji tusuk kulit (skin prick test) untuk menunjukkan adanya antibodi IgE
spesifik pada kulit. Uji tersebut untuk menyokong anamnesis dan mencari
faktor pencetus. Uji alergen yang positif tidak selalu merupakan penyebab
radioallergosorbent test (RAST) bila hasil uji tusuk kulit tidak dapat
pernapasan dengan cara menghirup udara melalui hidung dan mengeluarkan udara
dengan cara bibir yang lebih dirapatkan dengan waktu ekspirasi yang
transport oksigen, membantu untuk mengontrol pola nafas lambat dan dalam, dan
fisik. Tipe pernapasan ini membantu mencegah kolaps jalan sekunder terhadap
dari dua mekanisme, yaitu menarik nafas (Inspirasi) dengan mulut tertutup
lahan melalui mulut dengan pola mengerucutkan bibir seperti posisi bersiul
24
(Hudak & Gallo, 2011).
mempertahankan kepatenan jalan napas yang kolaps selama ekhalasi. Proses ini
(Khasanah 2013)
Pursed lips breathing dapat dilakukan dalam dua keadaan yakni dalam
keadaan tidur dan duduk dengan menghirup udara dari hidung dan mengeluarkan
2013) :
25
c. Berikan instruksi pada pasien untuk menghembuskan dengan lambat dan
pada proses ekspirasi yang dilakukan secara tenang dan rileks dengan tujuan
untuk mempermudah proses pengeluaran udara yang terjebak oleh saluran napas
(Potter and Perry 2010). Pursed lip breathing terdiri dari dua mekanisme yaitu
inspirasi secara dalam serta ekspirasi aktif dalam dan panjang. Proses ekspirasi
berlebih, namun pada teknik pursed lip breathing akan melibatkan proses
26
Inspirasi dalam dan ekspirasi panjang pada teknik pursed lip ini akan
melebihi pada saat ekspirasi pasif. Tekanan intra abdomen yang meningkat lebih
tekanan udara atmosfer. Kondisi tersebut akan menyebabkan udara dapat dengan
mudah mengalir keluar dari paru ke atmosfer. Ekspirasi panjang saat bernafas
pursed lip breathing juga akan menyebabkan obstruksi jalan nafas dihilangkan
2.3.1 Pengkajian
Wijaya & Putri (2013) dan Priscilla, Karen, Gerene (2016) meliputi :
27
2. Kaji riwayat reaksi alergi atau sensitivitas terhadap zat/faktor
lingkungan
tidak ada nafsu makan, sakit pada dada dan pada jalan nafas
emosional
nadi apikal.
1. Pola persepsi
28
Adanya gejala nafsu makan menurun, mual muntah, frekuensi dan
kuantitas makan dan minum, berat badan sebelum dan sesudah sakit
3. Pola eliminasi
timbul nyeri
tangga
kesulitan bernafas
29
10. Pola penanggulangan stress
dirasakan
30
1 Ketidakefektifan NOC NIC
bersihan jalan nafas 1. Respiratory status: 1. Monitor respirasi dan
Definisi : ventilation status O2
ketidakmampuan untuk 2. Respiratory status: 2. Auskultasi suara nafas,
membersihkan sekresi airway patency catat adanya suara
atau obstruksi dari Kriteria Hasil : tambahan
saluran pernapasan untuk 1. Mendemonstrasikan 3. Posisikan pasien untuk
mempertahankan batuk efektif dan memaksimalkan
kebersihan jalan nafas. suara nafas yang ventilasi
Batasan Karakteristik : bersih, tidak ada 4. Lakukan fisoterapi
a. Tidak ada batuk sianosis dan dyspnea dada jika perlu
b. Suara nafas (mampu 5. Ajarkan pasien cara
tambahan mengeluarkan mengeluarkan 31ecret
c. Perubahan sputum, mampu dengan batuk efektif
frekuensi napas bernafas dengan 6. Kolaborasi dalam
d. Perubahan irama mudah, tidak ada pemberian therapy
nafas pursed lips)
e. Sianosis 2. Menunjukkan jalan
f. Kesulitan nafas yang paten
berbicara atau (klien tidak merasa
mengeluarkan tercekik, irama nafas,
siara frekuensi pernafasan
g. Penurunan bunyi dalam rentang
nafas normal, tidak ada
h. Dispneu suara nafas abnormal)
i. Gelisah 3. Mampu
Faktor-faktor yang mengidentifikasikan
berhubungan : dan mencegah factor
Lingkungan : yang dapat
31
a. Perokok pasif menghambat jalan
b. Menghisap asap nafas
c. Merokok
Obstruksi jalan nafas :
a. Spasme jalan
nafas
b. Mokus dalam
jumlah berlebihan
c. Eksudat dalam
jdwal alveoli
d. Adanya jalan
napas buatan
e. Sekresi dalam
bronki
Fisiologis :
a. Jalan nafas
alergik
b. Asma
c. Penyakit paru
obstruktif kronik
d. Disfungi
neuromuskular
2 Ketidakefektifan pola
nafas NOC NIC
Definisi : inspirasi 1. Respiratory status : 1. Monitor vital sign
dan/ekspirasi yang tidak Ventilation 2. Monitor respirasi dan
memberi ventilasi 2. Respiratory status : status O2
32
Batasan karakteristik : Airway patency 3. Auskultasi suara nafas,
a. Perubahan kedalaman 3. Vital sign Status catat adanya suara
pernapasan Kriteria Hasil: tambahan
b. Perubaan ekskursi 1. Mendemonstrasikan 4. Posisikan pasien untuk
dada batuk efektif dan memaksimalkanventilas
c. Bradipneu suara nafas yang 5. Informasikan pada
d. Penurunan tekanan bersih, tidak ada pasien dan keluarga
ekspirasi sianosis dan dyspneu tentang tehnik relaksasi
e. Penurunan ventilasi (mampu untuk memperbaiki pola
semenit mengeluarkan nafas.
f. Dipneu sputum, mampu 6. Kolaborasi dalam
g. Pernapasan cuping bernafas dg mudah, pemberian therapy
hidung tidakada pursed lips)
h. Takipneu 2. Menunjukkan jalan
Faktor yang nafas yang paten
berhubungan : (klien tidak merasa
a. Ansietas tercekik, irama nafas,
b. Deformitas tulang frekuensi pernafasan
c. Deformitas dinding dalam rentang
dada normal, tidak ada
d. Keletihan suara nafas abnormal)
e. Hiperventilasi 3. Tanda Tanda vital
f. Sindrom dalam rentang normal
hipoventilasi (tekanan darah, nadi,
g. Gangguan pernafasan)
muskuloskeletal
3 Ansietas NOC NIC
Definisi : perasaan tidak a. Anxiety self-control Anxiety Reduction
nyaman atau kekawatiran b. Anxiety level (penurunan kecemasan)
33
yang samar disertai c. Coping a. Gunakan pendekatan
respon autonom, Kriteria Hasil : yang menenangkan
perasaan takut yang a. Klien mampu b. Nyatakan dengan jelas
disebabkan oleh mengidentifikasi harapan terhadap pelaku
antisipasi terhadap dan mengungkapkan pasien
bahaya. gejala cemas c. Jelaskan semua
Batasan Karakteristik : b. Mengidentifikasi, prosedur dan apa yang
a. Penurunan mengugkapkan dan dirasakan selama
produktivitas menunjukkan tehnik prosedur
b. Gerakan yang untuk mengontrol d. Pahami prespektif
ireleven cemas pasien terhadap situasi
c. Gelisah c. Vitak sign dalam stres
d. Melihat sepintas batas normal e. Temani pasien untuk
e. Insomnia d. Postur tubuh, memberikan keamanan
f. Kontak mata yang ekspresi wajah, dan mengurangi takut
buruk bahsa tubuh dan f. Dorong keluarga untuk
g. Mengekspresikan tingkat aktivitas menemani anak
kekawatiran karena menunjukkan g. Lakukan back/neck rub
perubahan dalam berkurangya h. Dengarkan dengan
peristiwa hidup kecemasan penuh perhatian
h. Agitasi i. Identifikasi tingkat
Affektif kecemasan
a. Gelisah, distress j. Bantu pasien mengenal
b. Kesedihan yang situasi yang
mendalam menimbulkan
c. Ketakutan perasaan kecemasan
tidak adekuat k. Dorong pasien untuk
d. Berfokus pada diri mengungkapkan
sendiri perasaan, ketakutan,
34
Fisiologis persepsi
a. Wajah tegang, tremor l. Instruksikan pasien
tangan menggunakan tehnik
b. Peningkatan keringat relaksasi
c. Suara bergetar m. Berikan obat untuk
Simpatik mengurangi kecemasan
a. Anoreksia
b. Eksitasi
kardiovaskuler
c. Diare, mulut kering
d. Jantung berdebar-
debar
e. Peningkatan TD
f. Peningkatan Nadi
Parasimpatik
a. Nyeri abdomen
b. Penurunan TD
c. Penurunan denyut
nadi
Kognitif
a. Menyadari gejala
fisiologis
b. Penurunan lapang
persepsi
c. Kesulitan
berkonsentrasi
Faktor yang
berhubungan :
a. Perubahan dalam
35
(status ekonomi,
lingkungan, status
kesehatan, pola
interaksi, fungsi
peran, status peran)
b. Pemajanan toksin
c. Herediter
d. Infeksi
e. Stres ancaman
kematian
f. Kebutuhan yang
tidak terpenuhi
a
a
a.
36
berfungsi dalam batas normal 4. Jelaskan pentingnya
c. Ketidakpuasan b. Pola tidur,kualitas tidur yang adekuat
tidur dalam batas normal 5. Kolaburasi pemberian
d. Menyatakan c. Perasaan fresh obat tidur
sering terjaga sesudah tidur/istirahat
e. Menyatakan tidak d. Mampu
merasa cukup mengidentifikasi hal-
istirahat hal yang
Faktor yang meningkatkan tidur
berhubungan :
a. Kelembaban
lingkungan
sekitar
b. Suhu lingkungan
sekitar
c. Tanggung jawab
memberi asuhan
d. Perubahan
pejanan terhadap
cahaya gelap
e. Kurang kontrol
tidur
f. Kurang privasi,
pencahayaan
g. Bisinh, bau gas
h. Restrain fisik,
teman tidur
5 Defisit pengetahuan NOC NIC
Definisi : ketiadaan atau 1. Kowlwdge : disease 1. Kaji tingkat pengetahuan
37
defisiensi informasi process pasien dan keluarga
kognitif yang berkaitan 2. Kowledge : health 2. Jelaskan patofisiologi
dengan topik tertentu. Behavior dari penyakit dan
Batasan Karakteristik : Kriteria Hasil: bagaimana hal ini
a. Perilaku a. Pasien dan keluarga berhubungan dengan
hiperbola menyatakan anatomi dan fisiologi,
b. Ketidakakuratan pemahaman tentang dengan cara yang tepat.
mengikuti penyakit, kondisi, 3. Gambarkan tanda dan
perintah prognosis dan gejala yang biasa muncul
c. Perilaku tidak program pengobatan pada penyakit, dengan
tepat b. Pasien dan keluarga cara yang tepat
d. Pengungkapan mampu melaksanakan 4. Gambarkan proses
masalah prosedur yang penyakit, dengan cara
Faktor yang dijelaskan secara yang tepat
berhubungan : benar
a. Keterbatasan c. Pasien dan keluarga
kognitif mampu menjelaskan
b. Salah intepretasi kembali apa yang
informasi dijelaskan
c. Kurang pajanan perawat/tim kesehatan
d. Kurang minat lainnya
dalam belajar
e. Kurang tepat
mengingat
f. Tidak familier
dengan sumber
informasi
6 Intoleransi aktivitas NOC NIC
Definisi : - Perawatan diri: 1. Kaji adanya faktor
38
ketidakcukupan energi ADLs yang menyebabkan
psikologis atau - Konservasi eneergi kelelahan
menyeselesaikan aktifitas Kriteria Hasil : 2. Monitor nutrisi dan
kehidupan sehari-hari. a. Berpartisipasi dalam sumber energi yang
aktivitas fisik tanpa adekuat
disertai peningkatan 3. Monitor respon
tekanan darah, nadi kardiovaskuler
dan RR terhadap aktivitas
b. Mampu melakukan (takikardi, disritmia,
aktivitas sehari hari sesak nafas, diaporesis,
(ADLs) secara pucat, perubahan
mandiri hemodinamik)
c. Keseimbangan 4. Kolaborasikan dengan
aktivitas dan istirahat Tenaga Rehabilitasi
Medik dalam
merencanakan progran
terapi yang tepat.
5. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang mampu
dilakukan
6. Bantu untuk
mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber
yang diperlukan untuk
aktivitas yang
diinginkan
7. Bantu untuk
mendapatkan alat
39
bantuan aktivitas
seperti kursi roda, krek
2.3.4 Implementasi
2.3.5 Evaluasi
40
BAB III
Pada bab ini akan diuraikan tentang asuhan keperawatan pada Tn.A
ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada pasien asma bronchial di Ruang Anggrek
41
keperawatan ini dilakukan dari pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana asuhan
3.1 Pengkajian
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di Ruang Anggrek RSAD
tanggal 3 Desember 2019 pada pukul 07.00 wita yaitu pasien atas nama Tn.A,
merupakan kepala keluarga yang tinggal bersama anak dan istrinya. Saat
kecoklatan, BAK hitam seperti kopi, sesak nafas, batuk, dan nyeri pada ulu
hatinya, pasien mengatakan sesak nafas sudah sejak 4 hari yang lalu, pasien
mengatakan pada tanggal 2 desember 2019 pasien dibawa ke rumah sakit Surya
Husada dan pada tanggal 3 desember 2019 jam 02.00 wita pasien dirujuk ke
dan saat ini keluhan utama yang dirasakan yaitu pasien mengeluh sesak nafas.
o
GCS : E4V5M6, tekanan darah : 120/80 mmHg, nadi: 88x/ menit, suhu : 38,5 C,
42
Pasien mengatakan penyakit yang diderita merupakan penyakit medis
b. Pola Nutrisi-Metabolik
Sebelum sakit:
Pasien mengatakan biasa makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur, dan
Saat sakit:
setelah selesai puasa pasien makan habis 1 porsi makanan rumah sakit
c. Pola Eleminasi
Sebelum sakit:
Saat sakit:
43
BAK : Pasien mengatakan BAK tidak terdapat masalah, pasien BAK
Tabel 3.1
Pola aktivitas dan latihan
Kemampuan 0 1 2 3 4
perawatan diri
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
44
Berpindah √
Citra tubuh:
Harga diri:
Ideal diri:
Peran diri:
Identitas diri:
Pasien adalah seorang kepala keluarga yang memiliki istri dan anak
Sebelum sakit:
yang nyenyak.
Saat sakit:
45
Pasien mengatakan saat sakit kualitas tidur terganggu dan berkurang
karena pasien merasaan nyeri pada uluhatinya dan sesak nafas serta
Sebelum sakit:
semua anggota keluarga baik, pasien berperan sebagai anak dan suami.
Saat sakit:
Sebelum sakit:
Saat sakit:
Tidak terkaji
GCS : E: 4 V: 5 M: 6
46
b. Tanda Vital
Respirasi: 26 x/menit
c. Kepala
d. Mata
normal
e. Hidung
f. Telinga
g. Mulut
47
I: Mulut tampak bersih, tidak terdapat stomatitis, kondisi bibir kering,
h. Leher
I: Tidak ada lesi pada leher, tidak terdapat benjolan, tidak terdapat
I: Tidak terdapat kelainan bentuk dada, tidak terdapat lesi dan jejas
j. Abdomen
I: Tidak terdapat luka, jejas pada perut, tidak terdapat distensi pada
perut
k. Ekstremitas
Atas:
P: Tidak terdapat nyeri tekan pada tangan kanan dan kiri pasien
48
Bawah
l. Genetalia
m. Anus
Tidak terkaji
Tabel 3.2
Data laboratorium
Jenis Hasil satuan Nilai Rujukan
pemeriksaan
49
4. Therapi
Tabel 3.3
Terapi pasien
diberikan
2019
2019
2019
2019
2019
2019
50
3.2 Analisa Data
Tabel 3.4
Analisa Data
51
S : 38,5 ⁰C
RR : 26 x / menit
Tabel 3.5
Diagnosa keperawatan
No. Hari/ Tanggal/ Jam Diagnosa Keperawatan Tanggal dan Jam Teratasi
Ditemukan
1 Selasa/03 Desember 2019 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d 05 Desember 2019 /16.00
/11.30 Wita spasme jalan nafas d.d pasien tampak Wita
sesak, batuk, nyeri pada ulu hati.
52
3.4 Perencanaan
Tabel 3.6
Perencanaan Keperawatan
53
3.5 Implementasi
Tabel 3.6
Implementasi Keperawatan
Hari/tgl/ Diagnosa Tindakan Keperawatan Evaluasi Nama dan
jam TTD
Selasa 1 Mengobservasi keadaan umum pasien Ds : Pasien mengatakan lemah Sumar
3-12-19 Do: Pasien tampak lemah berbaring di
09.00 tempat tidur
Wita
54
(pused lips breathing) Ds:Pasien mengatakan sesak nafas
Do:Pasien mampu mengikuti instruksi yang
diberikan
13.00 1 Memberikan nebulizer dengan obat Sumar
ventolin 2,5 mg dengan posisi semi Ds:Pasien mengatakan mau di nebulizer
fowler Do:Pasien tampak menghirup obat
nebulizer dan memperbaiki posisi
15.00 1 Mengobservasi keadaan umum pasien Sumar
Ds : Pasien mengatakan lemah
Do: Pasien tampak lemah berbaring di
tempat tidur
17.00 1 Mengobservasi TTV pasien Sumar
Ds:Pasien mengatakan sesak, batuk
berdahak, dan merasa badanya panas
Do:Pasien tampak sesak, akral teraba
hangat
TTV: TD :120/80 mmHg
N : 88x/menit
S :38,5⁰C
19.00 1 Memberikan terapi oksigen RR :26x/menit Sumar
menggunakan nasal canul dengan
aliran oksigen 4 liter Ds:Pasien mengatakan mau dipasang
oksigen
Do:Oksigen terpasang dihidung pasien,
20.00 1 Mengajarkan teknik non farmakologi pasien tampak menghirupnya Sumar
(pused lips breathing)
Ds:Pasien mengatakan sesak nafas
Do:Pasien mampu mengikuti instruksi yang
Memberikan nebulizer dengan obat diberikan
ventolin 2,5 mg dengan posisi semi
22.00 1 fowler Sumar
55
Mengobservasi keadaan umum pasien Ds:Pasien mengatakan mau di nebulizer
Do:Pasien tampak menghirup obat
Rabu 1 nebulizer dan memperbaiki posisi Sumar
4-12-19
02.00 Ds Pasien mengatakan masih lemah
Wita Mengobservasi TTV pasien Do :Pasien tampak masihlemah berbaring
di tempat tidur
05.00 1 Sumar
56
tampak menghirup uap dari nebulizer
Mengobservasi TTV pasien
Ds Pasien mengatakan merasa baikan dari
20.00 1 sebelumnya Sumar
Do :Pasien tampak tidak lemah lagi
57
Mengajarkan teknik non farmakologi Ds: Keluarga pasien mengatakan mengerti
(pused lips breathing) tentang penjelasan yang diberikan
Do: Keluarga pasien menyimak apa yang
13.00 1 sedang disampaikan Sumar
Mengedukasi keluarga pasien tentang
serangan asma yang kambuh Ds:Pasien mengatakan tidak sesak lagi
Do:Pasien tampak tidak sesak, pasien tidak
15.00 1 lemah dan merasa lebih baik Sumar
3.6 Evaluasi
58
Tabel 3.7
Evaluasi Keperawatan
No. Hari/tgl/ Diagnosa Evaluasi Nama dan
jam TTD
1 Kamis Ketidakefektifan S : Pasien mengatakan sudah tidak sesak Sumar
5-12-19
bersihan jalan nafas b.d
09.00 O : Keadaan umum baik
Wita spasme jalan nafas d.d TTV dalam batas normal
TD: 120/80 mmHg
pasien tampak sesak,
N: 80x/menit
batuk berdahak, nyeri S: 37⁰C
RR:20x/menit
pada ulu hati
Pasien tampak tenang dan rileks, tidak ada sesak
Suara nafas normal
59
60
BAB IV
PEMBAHASAN
keperawatan pada TN.A dengan mengajarkan teknik pursed lips breathing untuk
pemecahan masalah.
Rumah Sakit Tk. II Udayana merupakan Rumah Sakit Militer yang menjadi
merupakan Rumah Sakit rujukan dari personel TNI-AU/ TNI-AL/ PNS dan
Rumah Sakit ini memulai perjalanan sejarahnya pada tahun 1950 dimana
Republik Indonesia yang pada saat ini diserahkan kepada Tentara Nasional
Indonesia sehingga terjadi pergantian nama Rumah Sakit dari Palang Merah
61
KNIL menjadi Jawatan Kesehatan Tentara ynag disingkat DKT yang beralamat di
jalan Melati Denpasar (sekarang menjadi Rumah Dinas Kakesdam IX/ Udayana
dan Kantor Koramil Denpasar Timur), sedangkan yang berlokasi di Jalan Thamrin
Denpasar (sekarang merupakan bangunan CV. Gajah Gotra) yang dulu dipakai
sebagai Bangsal Bersalin dan Bangsal Anak. Selama kurun waktu perjalanan
sejarah dari tahun 1950 sampai dengan sekarang Rumah Sakit Tk. II Udayana
perjalanan waktu ke waktu sampai dengan sekarang, Rumah Sakit Tk. II Udayana
dimana pergantian dimulai tahun 1950 sampai dengan sekarang, sebagai berikut
1. .Tahun 1950 – 1957 dengan nama Palang Merah KNIL menjadi Dinas
Kesehatan Tentara (DKT).
2. Tahun 1958 – 1963 Perubahan nama dari DKT menjadi Jawatan
Kesehatan Teritorial Tujuh.
3. Tahun 1964 – 1976 Perubahan nama dari Jawatan Kesehatan Teritorial
Tujuh menjadi Rumah Sakit Tentara (RST).
4. Tahun 1977 – 1985 Perubahan nama dari RST menjadi Rumkitdam
XVI/Udayana.
5. Tahun 1985 – 2012 Perubahan nama dari Rumkitdam XVI/Udayana
menjadi Rumah Sakit Tk. III Denpasar.
62
4.1.2. Visi, Misi, Motto dan Tujuan RSAD TK II Udayana
Visi
Misi
Sakit.
kemajuan IPTEK.
Memuaskan
Motto
attention.
63
4.1.3 Peran Perawat
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dariluar
2. Advokat Klien
64
atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk
akibat kelalaian.
3. Edukator
4. Koordinator
kebutuan klien.
5. Kolaborator
kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-
6. Konsultan
65
pelayanan keperawatan yang diberikan.
7. Peneliti / Pembaharu
Pada praktik di rumah sakit, pasien yang bernama Tn. A,dirawat di ruang
anggrek RSAD TK II Udayana dengan diagnosa medis yaitu asma bronkial. Tn.A
bersihan jalan nafas b/d spasme jalan nafas, Ketidakefektifan bersihan jalan napas
terjadinya bronkospasme akan membuat jalan napas menjadi sempit dan ini
diperburuk dengan adanya sekret atau mukus yang berlebihan sehingga penderita
asma akan menjadi tambah sesak napas. Hal ini didukung oleh pendapat daru
Brunner & Sudarth (2002) jalan napas yang tersumbat menyebabkan sesak napas
sehingga ekspirasi selalu lebih sulit dan panjang dibandingkan dengan inspirasi,
yang mendorong pasien untuk duduk tegak, menggunakan setiap otot aksesori
66
penggunaan otot aksesori pernapasan yang tidak terlatih dalam jangka panjang
dapat menyebabkan penderita asma kelelahan dan nyeri pada saat bernapas ketika
pasien asma bronchial dimana Ny. M Dari pengkajian yang di dapat pasien
mengeluh sesak nafas yang hebat , batuk yang disertai dahak, dan terdengar suara
4.3 Analisis Salah Satu Intervensi Dengan Konsep Evidance Based Practice
medis Asma Bronchial, maka salah satu intervensi yang dapat diberikan adalah
penderita asma terapi pernapasan selain ditujukan untuk memperbaiki fungsi alat
67
pernapasan, juga bertujuan melatih penderita untuk dapat mengatur pernapasan
pada saat terasa akan datang serangan, ataupun sewaktu serangan asma (Nugroho,
2013)
Salah satu bentuk terapi pernapasan yang dapat diberikan kepada pasien
asma adalah latihan Pursed Lips Breathing (PLB). PLB merupakan suatu teknik
secara sempurna kemudian menggantikannya dengan udara baru dan segar. PLB
menjaga saluran udara terbuka untuk waktu yang cukup lama sehingga dapat
PLB juga menyebabkan perubahan dalam penggunaan otot otot pernapasan yaitu
penggunaan otot perut dan dada selama proses pernapasan sehingga pernapasan
menjadi lebih efisien. Penderita asma menjadi lebih tenang,tidak kelelahan saat
PLB dapat dilakukan dalam menurunkan sesak nafas pada pasien asma
adalah dengan cara memberikan pendidikan kesehatan pada pasien asma yang
mengalami sesak dan penanganan pertama saat terjadi asma serta mengajarkan
68
bagaimana terapi teknik-teknik pernafasan yang dapat membuat relaksasi dan
mengurangi sesak nafas, salah satunya adalah Pursed Lips Breathing (PLB).
Kelebihan dari teknik pernafasan Pursed Lips Breathing (PLB) ini adalah bahwa
teknik pernafasan ini dapat dilakukan dimana saja, hanya bermodal pengetahuan
paling tidak dalam penanganan pertama. Intervensi keperawatan ini juga harus
mendapat dukungan dari keluarga dan teman terdekat, karena dukungan dari
keluarga adalah salah satu motivasi dan bagian dari tingkat keberhasilan terapi ini
Langkah- langkah atau cara melakukan pursed lips breathing ini adalah
dengan cara menghirup napas melalui hidung sambil menghitung sampai 3 seperti
saat menghirup wangi bunga mawar. Hembuskan dengan lambat dan rata melalui
memberikan tahana lebih sedikit pada udara yang dihembuskan). Hitung hingga 7
sambil memperpanjang ekspirasi melalui bibir yang dirapatkan seperti saat sedang
meniup lilin. Sambil duduk dikursi, lipat tangan diatas abdomen, hirup napas
hingga 7. Latihan ini dilakukan 3 kali dalam satu minggu dengan durasi waktu 10
menit. Dosis Pursed Lips Breathing, dengan dosis yaitu melakukan pengulangan
selama 1 menit dengan jeda 2 detik setiap pengulangan, mengikuti dengan periode
69
diberikanya latihan pursed lip breathing pada Tn.A selama 3 hari terjadi
pernafasan Pused lips breathing (PLB) kepada pasien, sesak pasien berkurang dan
hal tersebut menandakan bahwa PLB merupakan terapi pernapasan yang dapat
diameter bronkial sehingga aliran inspirasi dan ekspirasi menjadi lebih efisien.
penambahan PLB pada intervensi jet nebulizer dan postural drainage terhadap
penurunan frekuensi serangan pada penderita asma bronkial. Penelitian ini bersifat
quasi eksperimental. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 14 orang pasien asma
dimana 7 pasien diberi intervensi PLB dan 7 pasien lagi sebagai kontrol. Hasil
penelitian ini menyimpulkan bahwa ada perbedaan efek yang sangat signifikan
terhadap pemberian penambahan PLB pada intervensi jet nebulizer dan postural
Penelitian yang sejalan juga dilakukan oleh Ratna Yuliana (2017) dengan
Lips Breathing Terhadap Penurunan RR Pada Pasien Asma” hasil penelitian yang
didapatkan adalah pada pasien Tn. K adanya penurunan RR , Pada Tn. K , klien
70
berikan posisi semi fowler dan diajarkan teknik pernafasan pursed lips breathing
(PLB)
“Efektivitas Pursed Lip Breathing Technique Pada Asma” penelitian ini bersifat
quasi exsperiment dengan pre-post test design untuk mengetahui perbedaan suatu
normal dengan nilai p=0,003 terdapat pengaruh segnifikan pada pasien yang
banyak disamping pasien. Sehingga hubungan antara perawat dan pasien jauh
keperawatan melibatkan pasien, keluarga dan tim kesehatan lain untuk hasil yang
maksimal. Dibutuhkan kerja sama antara tenaga kesehatan dan keluarga serta
71
pasien sendiri dalam memberikan asuhan keperawatan. Komunikasi yang baik
akan mengurangi konflik antara petugas dengan pasien dan keluarga, sehingga
jika komunikasi yang terbina cukup baik, maka memudahkan keberhasilan terapi
serangan asma secara tiba-tiba hal ini bisa dilakukan dengan pola hidup sehat
seperti menghindari alergen debu, polusi udara dan cuaca yang dingin, supaya
tidak terjadi serangan asma berulang maka hal-hal yang harus dihindari agar
penyakit asma tidak kambuh lagi diantaranya: Debu dan polusi udara, debu dan
polusi udara yang semakin banyak menjadi salah satu pemicu timbulnya asma
ditambah dengan radikal bebas yang tidak bisa dihindari lagi, sebaiknya
menggunakan masker atau sapu tangan ketika berpergian keluar rumah terutama
didaerah yang berasap pabrik maupun kendaraan. Rokok dan tembakau, rokok
merupakan pemicu asma yang paling sering ditemukan diberbagai tempat, oleh
karena itu sebaiknya hindari tempat-tempat yang banyak perokok, Pemicu alergi,
hindari
72
BAB V
5.1 Kesimpulan
disimpulkan bahwa
nama TN.A yang berusia 41 tahun. Pasien mengeluh sesak napas, batuk
tekanan darah : 120/80 mmHg, nadi: 88 x/ menit, suhu : 38,5 oC, respirasi :
dengan spasme jalan nafas ditandai dengan pasien tampak sesak, batuk,
, respirasi : 26 x/ menit
bersihan jalan napas pada TN.A dengan diagnosa asma bronchial adalah
73
subjektif dan objektif dilakukan mulai dari tanggal 03 desember 2019 – 05
desember 2019.
5.2 Saran
teknik pernafasan lain untuk pemulihan pada pasien asma. Selain itu
diharapkan juga bisa menyediakan kajian lebih lanjut mengenai terapi ini.
74
DAFTAR PUSTAKA
Guyton AC, Hall JE. (2012).Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.
Jakarta:EGC
75
Sherwood L. (2011).Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
76
Pathway
Faktor Ekstrisik Faktor Intrinsik
peningkatan permeabilitas
vaskuler sebagai keocoran
protein dan cairan didalam
jaringan
Intoleransi Aktivitas
77
Standar Operasional Prosedur (SOP)
Breathing
Persiapan Alat :
1. Buku Catatan
2. Alat tulis
Tujuan :
1. Perkenalkan diri pada klien dan menjelaskan maksud dan tujuan yang akan
dilakukan
3. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan dalam istilah yang dapat
dipahami pasien
6. Sesuaikan tempat tidur atau kursi pada tinggi yang tepat (fowler)
8. Bila pasien di tempat tidur, turunkan pagar tempat tidur ppada sisi paling
dekat perawat
78
Prosedur :
Pernapasan Pursed-Lip Breathing
Pengertian : Pursed lip breathing adalah salah satu teknik latihan pernapasan
dengan cara menghirup udara melalui hidung dan mengeluarkan udara dengan
cara bibir yang lebih dirapatkan dengan waktu ekspirasi yang dipanjangkan
79
Terminasi :
1. Ucapkan terima kasih atas kerjasama pasien
80
81
82