Anda di halaman 1dari 79

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM

PERNAFASAN : ISPA PADA AN.A DENGAN


MENGGUNAKAN PERASAN AIR JERUK NIPIS DI DESA
BLUKBUK KEC. KRONJO-TANGERANG 2022

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

OLEH
OBAY SYAEFUL MILAH
NIM:21292031007

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FAATHIR HUSADA
TANGERANG
(2022)
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM
PERNAFASAN : ISPA PADA AN.A DENGAN
MENGGUNAKAN PERASAN AIR JERUK NIPIS DI DESA
BLUKBUK KEC. KRONJO-TANGERANG 2022

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners

OLEH
OBAY SYAEFUL MILAH
NIM:21292031007

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FAATHIR HUSADA
TANGERANG
(2022)
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ilmiah akhir Ners ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua

sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan

benar

Nama : Obay Syaeful Milah

NIM : 21292031007

Tanda Tangan :

Tanggal : 21 November 2022


HALAMAN PERSETUJUAN

KIAN ini diajukan oleh :


Nama : Obay Syaeful Milah
NIM : 21292031007
Program Studi : Profesi Ners
Judul Skripsi : Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Pernafasan: ISPA Pada An.A Dengan
Menggunakan Perasan Air Jeruk Nipis Di Desa
Blukbuk Kec. Kronjo-Tangerang 2022

Telah disetujui oleh pembimbing dan diterima sebagai bagian persyaratan


yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ners pada Program Studi Profesi
Ners, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Faathir Husada pada tanggal 5
Oktober 2022

Mengetahui

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Abdul Karim.,S.Kep.,M.Kep Ns. Priyo Sasmito. S.Kep.,M.M.Kes


NIDN.0306047202 NIDN.
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :


Nama : Obay Syaeful Milah
NIM : 21292031007
Program Studi : Profesi Ners
Judul Skripsi : Asuhan Keperawatan Ganguan Sistem
Pernafasan: ISPA Pada An.A Dengan
Menggunakan Perasan Air Jeruk Nipis Di Desa
Blukbuk Kec. Kronjo-Tangerang 2022

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima


sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ners
pada Program Studi Profesi Ners, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Faathir
Husada pada tanggal ……..

DEWAN PENGUJI

Penguji : Ns. Marwan Tonni Putra Kase, M.Kes.,M.M


NIDN.

: Ns. Mizwar Taupiq Pirmansyah., M.Kep


NIDN. 990430587

Pembimbing : Ns. Abdul Karim.,S.Kep.,M.Kep


NIDN. 0306047202

: Ns. Priyo Sasmito.,S.Kep.,M.M.Kes


NIDN.

Mengetahui

Ketua STIKes Faathir Ketua Program Studi Keperawatan

A.R.Vanchapo,S.Kep.M.M.Kes.,Cd.Dr Ns.Mizwar Taupiq Firmansyah.,M.Kep


NIDN. 0825118801 NIDN. 990430587
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat

dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners ini dengan

baik. Penulisan KIAN ini dilakukan dalam rangka memenuhi satu syarat untuk

mencapai gelar Ners. Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan

dari berbagai pihak, sangat sulit bagi saya menyelesaikan Karya Ilmiah ini. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ketua Yayasan Faathir Husada, Ibu Yuliana Eni Anjarsari,S.E atas

dukungannya.

2. Antonius Rino Vanchapo, S.Kep.,M.M.Kes,.Cd.Dr selaku ketua STIKes

Faathir Husada

3. Ns. Abdul Karim, S.Kep.,M.Kep, selaku Pembimbing I yang telah

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan saya selama

penyusunan proposal.

4. Ns. Priyo Sasmito, M.M.Kes, selaku pembimbing II yang telah meluangkan

waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan saya selama penyusunan

proposal.

5. Ns. Marwan Tonni Putra Kase, M.Kes.,M.M, dan Ns. Mizwar Taupiq

Firmansyah., M.Kep, selaku penguji yang telah memberikan masukan yang

kritis.

6. Wakil ketua I, II, dan III STIKes Faathir Husada


7. Ns. Mizwar Taupiq Firmansyah.,M.Kep. selaku Ketua Program Studi yang

telah memfasilitasi keberlangsungan proposal ini.

8. Pembimbing akademik saya yang selalu memotivasi.

9. Seluruh pengajar di STIKes Faathir Husada

10. Tenaga kependidikan di STIKes Faathir Husada

11. Kedua orang tua saya, saudara-saudara dan keluarga besar yang senantiasa

memberikan dukungannya.

12. Teman-teman seangkatan saya di STIKes Faathir Husada

13. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Akhir kata saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa

manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Tangerang, 21 November

2022

Penulis:
(Obay Syaeful Milah)

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik STIKes Faathir Husada, saya yang bertanda tangan di

bawah ini

Nama : Obay Syaeful milah

NIM : 21292031007

Program Studi : Profesi Ners

Jenis Karya : Karya Ilmiah Akhir Ners

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


STIKes Faathir Husada Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-Exclusive Royalty
Free Right) atas skripsi penelitian saya yang berjudul :
“ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN:
ISPA PADA AN.A DENGAN MENGGUNAKAN PERASAN AIR JERUK
NIPIS DI DESA BLUKBUK KEC. KRONJO-TANGERANG TAHUN 2022”
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-
Eksklusif ini STIKes Faathir Husada berhak untuk menyimpan, mengalih
media/mengformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (data base),
merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan
nama sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Tangerang

Pada Tanggal : 21 November

2022

Yang Menyatakan
(Obay Syaeful Milah)

ABSTRAK

Nama : Obay Syaeful Milah


Program Studi : Profesi Ners
Judul : Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Pernafasan: ISPA Pada
An.A Dengan Menggunakan Perasan Air Jeruk Nipis Di Desa
Blukbuk Kec. Kronjo-Tangerang 2022

Latar Belakang: ISPA adalah infeksi saluran pernapasan atas adalah infeksi yang
terjadi pada saluran pernapasan bagian atas yang meliputi mulut, hidung,
tenggorokan, laring (kotak suara), dan trakea ( batang tenggorokan). Menurut
WHO (2016) kasus ISPA di seluruh dunia sebanyak 18,8 miliar dan kematian
sebanyak 4 juta orang per tahun. Tingkat mortalitas penyakit ISPA sangat tinggi
pada balita, anak-anak, dan orang lanjut usia terutama di negara-negara dengan
pendapatan per kapital rendah dan menengah. Kasus ISPA di Indonesia pada
tahun 2015 menempati urutan pertama sebanyak 25.000 jiwa se-Asia Tenggara
pada tahun 2015 Tujuan: Mampu mengelola asuhan keperawatan gangguan
sistem pernafasan: ISPA dengan intervensi menggunakan perasan air jeruk nipis
untuk meredakan batuk pada An.A di desa Blukbuk Kec. Kronjo-Tangerang 2022
.
Metode: metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan media
perasan air jeruk nipis di campur kecap atau madu.
Hasil: hasil dari enam artikel yang diambil dari data base google scholar
diperoleh bahwa ada pengaruh yang bermakna antara usia, jenis kelamin, dan
tingkat pendidikan dengan pengetahuan terhadap kepatuhan minum obat.
Kesimpulan dan saran: dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh yang bermakna antara usia, jenis kelamin dan tingkat pendidikan
dengan pengetahuan terhadap kepatuhan minum obat. Saran bagi peneliti
senajutnya diharapkan mampu melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
pengaruh tingkat pengetahuan terhadap kepatuhan minum obat pada lansia
penderita hipertensi.

Kata kunci: ISPA, Anak, Jeruk Nipis


ABSTRACT

Name : Obay Syaeful Milah


Study Program: Profesi Ners
Title : The Effect of Knowledge Level on Compliance with Taking
Drugs in Elderly Patients with Hypertension

Background: hypertension is a condition where systolic blood pressure 140


mmHg and diastolic pressure 90, around 1.13 billion people in the world suffer
from hypertension, which means that every 1 in 3 people in the world is
diagnosed with hypertension. every year. It is estimated that in 2025 there will be
1.5 billion people affected by hypertension and every year 9.4 million people die
from hypertension.
Objective: to determine the effect of knowledge level on medication adherence in
elderly patients with hypertension.
Method: the method used in this research is a literature review study, namely by
comparing research that has been done before.
Results: The results of the six articles taken from the Google Scholar data base
showed that there was a significant effect between age, gender, and level of
education with knowledge of medication adherence.
Conclusions and suggestions: in this study it can be concluded that there is a
significant effect between age, gender and education level with knowledge on
medication adherence. Suggestions for future researchers are expected to be able
to conduct further research on the effect of knowledge level on medication
adherence in elderly people with hypertension.

Keywords: Hypertension, Elderly, Compliance with Medication, Knowledge.


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................ii
PERNYATAAN ORISINALITAS......................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................v
KATA PENGANTAR..........................................................................................vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................vii
ABSTRAK...........................................................................................................viii
ABSTRACT..........................................................................................................ix
DAFTAR ISI..........................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xi
DAFTAR TABEL................................................................................................xii
1. BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................5
1.3. Tujuan Penelitian.........................................................................................5
1.4. Manfaat Penelitian.......................................................................................6
1.5. Keaslian
Penelitian.......................................................................................7
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Hipertesi..........................................................................................9
2.2. Konsep Lansia............................................................................................24
2.3. Konsep Kepatuhan.....................................................................................28
2.4. Konsep Pengetahuan..................................................................................32
2.5. Kerangka teori............................................................................................36
3. BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Kerangaka konsep......................................................................................37
3.2. Hipotesis
Penelitian....................................................................................38
3.3. Desain penelitian........................................................................................39
3.4. Strategi pencaerian
literature......................................................................39
3.5. Kriteria Inklusi dan
Ekslusi........................................................................40
4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil penelitan..........................................................................................46
4.2.
Pembahasan...............................................................................................58
5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan.................................................................................................63
5.2. Saran...........................................................................................................64
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1.2 Klasifikasi Hipertensi..................................................................................

Tabel 4.1 Kumpulan Artikel Hasil Pencarian..................................................................


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.5 Kerangka Teori............................................................................................

Gambar 3.1 Kerangka Konsep.........................................................................................


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Belakangan ini banyak masalah kesehatan yang masih menjadi ancaman

kesehatan masyarakat terutama pada penyakit menular (PM) misalnya Infeksi

Saluran Pernapasan Atas (ISPA) merupakan infeksi saluran pernapasan yang

disebabkan oleh virus atau bakteri (Kemenkes RI, 2013) dalam (Sri Mulyani,

2021)

ISPA adalah infeksi saluran pernapasan atas adalah infeksi yang terjadi

pada saluran pernapasan bagian atas yang meliputi mulut, hidung,

tenggorokan, laring (kotak suara), dan trakea ( batang tenggorokan).

(Mumpuni, Yekti, 2016) dalam (Sri Mulyani, 2021)

Menurut WHO (2016) kasus ISPA di seluruh dunia sebanyak 18,8 miliar

dan kematian sebanyak 4 juta orang per tahun. Tingkat mortalitas penyakit

ISPA sangat tinggi pada balita, anak-anak, dan orang lanjut usia terutama di

negara-negara dengan pendapatan per kapital rendah dan menengah. Kasus

ISPA di Indonesia pada tahun 2015 menempati urutan pertama sebanyak

25.000 jiwa se-Asia Tenggara pada tahun 2015 (WHO, 2016) dalam (Zulfikar

& Sukriyadi, 2021)

Period prevalence lima provinsi di Indonesia dengan kasus ISPA tertinggi

adalah Nusa Tenggara Timur (41,70%), Papua (31,10%), Aceh (30,00%),


Nusa Tenggara Barat (28,30%) dan Jawa Timur (28,30%). Karakteristik

penduduk dengan ISPA tertinggi di Indonesia terjadi pada kelompok umur 1-4

tahun (25,80%). Penyakit ini lebih banyak dialami pada kelompok masyarakat

golongan menengah kebawah (Kemenkes RI, 2013) dalam (Zulfikar &

Sukriyadi, 2021)

Penyakit ISPA bisa menyerang orang dewasa maupun anak balita dan

masih banyak masyarakat yang belum mengetahui cara pengobatan dengan

obat tradisional, menurut penelitian Nugraheny (2016) dalam (Indriyani &

Trismiyana, 2021) sebagai langkah awal untuk menanggulangi batuk pada

balita yaitu dengan memberikan obat batuk yang aman yaitu dengan

memberikan ramuan tradisional seperti jeruk nipis ½ sendok teh dicampur

dengan kecap atau madu ½ sendok teh yang diberikan tiga kali sehari.

Air perasan jeruk nipis dicampur dengan madu manis juga menjadi

pilihan masyarakat dalam meredakan batuk dan melegakan tenggorokan.

Caranya adalah dengan memotong satu buah jeruk nipis, peras airnya, taruh

dalam gelas/cangkir. Tambahkan Madu manis lali di aduk. Takaran minum

untuk anak, 3 kali sendok teh per hari.(Tersania, 2016) dalam (Indriyani &

Trismiyana, 2021).

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan keperawatan dengan menggunakan perasan air jeruk nipis

untuk meredakan batuk berdahak pada An. A dengan gangguan sistem

pernafasan: ISPA di desa Blukbuk Kec. Kronjo-Tangerang Tahun 2022.


1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mampu mengelola asuhan keperawatan gangguan sistem pernafasan:

ISPA dengan intervensi menggunakan perasan air jeruk nipis untuk

meredakan batuk berdahak pada An. A di desa Blukbuk Kec. Kronjo-

Tangerang

1.3.1 Tujuan Khusus

a. Mampu memahami konsep teori ISPA

b. Mampu melakukan perumusan diagnosa pada An. A

c. Mampu menyusun perencanaan tindakan keperawatan pada An. A

d. Mampu melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan perencanaan

tindakan keperawatan pada An. A

e. Melakukan evaluasi keperawatan secara efektif dan efisien pada An. A

f. Mampu menganalisis 1 tindakan keperawatan yaitu terapi herbal

ramuan jeruk nipis dengan kecap/madu manis pada An. A

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Bagi Penulis

Melatih kemampuan terutama dalam memberikan asuhan keperawatan

pasien ISPA

1.4.2 Bagi institusi pendidikan


Sebagai bahan masukan institusi pendidikan yang dapat dimanfaatkan

sebagai bahan pertimbangan dalam pemberian asuhan keperawatan secara

teoritis dan praktik

1.4.3 Bagi Puskesmas

Sebagai bahan masukan di puskesmas yang dapat dimanfaatkan sebagai

bahan pertimbangan dalam pemberian asuhan keperawatan secara teoritis

dan praktik

1.4.4 Bagi Masyarakat

Laporan Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan bagi masyarakat dapat

dijadikan sebagai informasi dan masukan bagi masyarakat dalam upaya

pengendalian ISPA melalui pengoptimalan batuk efektif dan penggunaan

ramuan herbal campuran jeruk nipis dengan kecap/ madu manis.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar ISPA

2.1.1. Definisi ISPA

ISPA adalah radang akut saluran pernapasan atas maupun bawah yang

disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus, tanpa atau disertai

parenkim paru. ISPA merupakan suatu kelompok penyakit sebagai

penyebab angka absensi tertinggi bila dibandingkan dengan kelompok

penyakit lain. Penyakit ISPA sering terjadi pada anak-anak, hal tersebut

diketahui dari hasil pengamatan epidemiologi bahwa angka kesakitan di

kota cenderung lebih lebih besar dari pada didesa. Hal tersebut mungkin

disebabkan oleh tingkat kepadatan tempat tinggal dan pencemaran

lingkungan di kota yang lebih tinggi dari pada didesa (Masriadi, 2014)

dalam (Putra & Wulandari, 2019)

2.1.2. Klasifikasi ISPA

Program pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA sebaagai

berikut:

a. Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding

dada kedalam (chest indrawing)

b. Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.


c. Bukan pneumonia: ditandai secara klinik oleh batuk pilek, bisa disertai

demam tampa tarikan dinding dada kedalam, tampa napas cepat.

d. Rinofaringis, faringitis dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia.

2.1.3. Etiologi ISPA

a. Virus utama: Rino virus, Corona Virus, Adeno Virus, Antero Virus.

b. Bakteri utama: streptococcus, pneumonia, Haemophylus, influenza,

staphylococcus aureus.

c. Pada neonatus dan bayi muda: chalamidia trachomatis, dan pada anak

usia sekolah: mychoplasma pneumonia.

2.1.4. Patofisiologi ISPA

Perjalanan klinis penyakit ISPA dimulai dengan berinteraksinya virus

dengan tubuh. Masuknya virus sebagai antigen kesaluran pernapasan akan

menyebabkan silia yang terdapat pada permukaan saluran napas bergerak

ke atas mendorong virus ke arah faring atau dengan suatu rangkapan

refleks spasmus oleh laring. Jika refleks tersebut gagal maka virus

merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa saluran pernapasan (Kending

dan Chernik, 1983). Iritasi kulit pada kedua lapisan tersebut menyebabkan

timbulnya batuk kering (Seliff). Kerusakan struktur lapisan dinding

saluran pernapasan menyebabkan kenaikan aktivitas kelenjar mukus yang

banyak terdapat pada dinding saluran pernapasan sehingga terjadi

pengeluaran cairan mukosa yang melebihi normal. Rangsangan cairan

tersebut menimbulkan gejala batuk (Kending dan Chermik; 1983).


Sehingga pada tahap awal gejala ISPA yang sangat menonjol adalah

batuk. (Sibarani, 2020)

Adanya infeksi virus merupakan predisposisi terjadinya infeksi

sekunder bakteri. Akibat infeksi tersebut terjadi kerusakan mekanisme

mokosiloris yang merupakan mekanisme perlindungan pada saluran

pernapasan sehingga memudahkan infeksi baakteribakteri patogen patogen

yang terdapat pada saluran pernapasan atas seperti streptococcus

pneumonia, Haemophylus influenza dan staphylococcus menyerang

mukosa yang rusak tersebut. Infeksi sekunder bakteri tersebut

menyebabkan sekresi mukus berlebihan atau bertambah banyak dapat

menyumbat saluran napas dan juga dapat menyebabkan batuk yang

produktif. Infeksi bakteri dapat dipermudah dengan adanya faktor-faktor

seperti kedinginan dan malnutrisi. Suatu menyebutkan bahwa dengan

adanya suatu serangan infeksi virus pada saluran napas dapat

menimbulkan gangguan gisi akut pada bayi dan anak (Tyrell, 1980). Virus

yang menyerang saluran napas atas dapat menyebar ke tempat-tempat

yang lain di dalam tubuh sehingga menyebabkan kejang, demam dan dapat

menyebar ke saluran napas bawah, sehingga bakteri-bakteri yang biasanya

hanya diturunkan dalam saluran pernapasan atas, akan menginfeksi paru-

paru sehingga menyebabkan pneumonia bakteri. (Sibarani, 2020)


WOC ISPA Sumber Referensi

(Sibarani, 2020)
2.1.5. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala yang biasanya muncul adalah:

a. Demam

b. Meningismus

c. Anoreksia

d. Vomiting

e. Diare

f. Abdominal pain

g. Sumbatan pada jalan napas

h. Batuk

i. Suara napas tambahan

2.1.6. Pemeriksaan Diagnostik

a. Pengkajian utama pada jalan napas: pola, kedalaman, usaha, serta irama

dari pernapasan.

1) Pola: cepat (takipnea) atau normal

2) Kedalaman: napas normal, dangkal atau terlalu dalam yang

biasanya dapat kita amati melalui pergerakan rongga dada dan

rongga abdomen.

3) Usaha: kontinyu, terputus-putus atau tiba-tiba berhenti disertai

dangan adanya bersin-bersin.

4) Irama pernapasan bervariasi tergantung pada pola dan kedalaman

pernapasan.

b. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan kultur atau biakan kuman (swab): hasil yang didapat

adalah biakan kuman (+) sesuai dengan jenis kuman.

2) Pemeriksaan hitung darah (diferential count): laju endapan darah

meningkat disertai dengan adanya leukositosit dan biasanya juga

disertai dengan adanya trombositopeni.

3) Pemeriksaan foto torak

c. Diagnosis banding

1) Difteri

2) Mononukleosis infeksius

3) Agranwasitasis Ketiganya memiliki manifestasi klinis nyeri

tenggorokan dan terbentuknya membran.

2.1.7. Penatalaksanaan Medis

Meliputi langkah-langkah atau tindakan sebagai berikut:

a. Perawatan

1) Tingkatkan istirahat klien minimal 8 jam perhari

2) Berikan makanan bergisi

3) Bila demam beri kompres hangat dan banyak minum air putih.

4) Bila hidung tersumbat karena pilek bersikan lubang hidung

dengan sapu tangan bersih.

5) Bila demam, anjurkan klien memakai pakaian yang tipis dan

menyerap keringat

6) Bila terserang pada anak atau bayi berikan makanan bergizi dan

ASI.
b. Pengobatan

1) Mengatasi panas (demam) dengan memberikan paracetamol.

Paracetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara

pemberian tablet di bagi sesuai dengan dosisnya.

2) Mengatasi batuk, memberikan obat batuk yang aman atau bisa

menggunakan ramuan tradisional. Misalnya: jeruk nipis + kecap

atau madu 3 kali sehari

2.2. Konsep Asuhan Keperawatan Secara Teoritis

2.2.1. Pengkajian

a. Identitas

1) Umur : ISPA bisa menyerang siapa saja termasuk seseorang yang

mengalami kelainan sistem kekebalan tubuh, juga pada seorang

lanjut usia dikarenakan kekebalan tubuh menurun dan juga memiliki

resiko pada balita dan anak-anak, dikarenakan sistem kekebalan

tubuh mereka belum terbentuk sepenuhnya. (Wahid, 2018)

2) Jenis kelamin : bisa menyerang laki laki atau perempuan (Wahid,

2018)

b. Status kesehatan saat ini

c. Keluhan Utama : Keluhan pada klien biasanya ditandai dengan gejala

antar lain Demam dan pilek akibat infeksi pertama dan peradangan pada

tenggorokan. (Wahid, 2018)


d. Alasan masuk rumah sakit : Pasien masuk rumah sakit dikarenakan

keluhan muncul mengeluh demam, batuk, pilek dan sakit tenggorokan

(Wahid,2018)

e. Riwayat penyakit sekarang : Pada klien penyakit ISPA keluhan yang ada

adalah Demam, batuk, pilek, muntah dan anoreksia. (Wahid,2018)

f. Riwayat Kesehatan Terdahulu : Riwayat penyakit sebelumnya Perawat

menanyakan tentang penyakit yang dialaminya sebelumnya terutama

yang mendukung atau yang memperberat kondisi sistem pernapasan

pada klien saat ini, pernahkah klien menderita Asma, pneumonia dan

sebagainya. (Wahid, 2018,)

g. Riwayat penyakit keluarga : Adanya riwayat keturunan anggota keluarga

yang pernah mengalami sakit seperti penyakit klien. Salah satu anggota

keluarganya menderita penyakit asma.

h. Riwayat pengobatan : Perawat perlu mengklarifikasi pengobatan masa

lalu dan riwayat alergi, catat adanya efek samping yang terjadi dimasa

lalu. Klien minum jeruk nipis dan kecap saat mengalami batuk dan sakit

tenggorokan.

i. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan Umum

2) Kesadaran : Kesadaran (Biasanya pada penderita ISPA tingkat

kesadaranya adalah composmentis, tetapi jika keadaan pasien sudah

parah maka tingkat kesadarannya bisa Somnolen.) (Wijayaningsih,

2013, hal. 4)
3) Tanda- tanda vital TD : pada pasien ISPA tensi meningkat Suhu :

suhu meningkat 39-40ºC RR :pernapasan meningkat Nadi : nadi

teraba cepat (Wijayaningsih, 2013, hal. 4)

4) Sistem pernafasan

Infeksi :

o Membran mukosa hidung faring tampak kemerahan.

o Tonsil tampak kemerahan dan edema.

o Tampak batuk tidak produktif.

o Tidak ada jaringan parut pada leher.

o Tidak tampak penggunaan otot-otot pernafasan tambahan,

pernafasan cuping hidung.

Palpasi

o Adanya demam.

o Teraba adanya pembesaran kelenjar limfe pada daerah

leher/nyeri tekan pada nodus limfe servikalis.

o Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid. Perkusi

o Suara paru normal (resonance).

Auskultasi

o Suara nafas vesikuler/tidak terdengar ronchi pada kedua sisi paru.

5) Sistem kardiovaskuler

Inspeksi
o Didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum

Palpasi

o Denyut nadi cepat

Perkusi

o Batas jantung mengalami pengeseran

Auskultasi

o Tekanan darah meningkat

6) Sistem persyarafan : Klien mengalami gejala panas disertai juga

tanda dan gejala seperti pilek, sakit tenggorokan, demam.

7) Sistem perkemihan : Jarang ditemukan gejala pada sistem

perkemihan.

8) Sistem pencernaan : Pada sistem pencernaan klien mengalami nyeri

tekan pada tenggorokan, nyeri perut, penurunan nafsu makan.

9) Sistem integument : Mengkaji warna kulit integritas kulit utuh atau

tidak, turgor kulit kelihatan kering, panas dan nyeri saat ditekan.

10) Sistem musculoskeletal : Tidak ada kelainan didalam sistem ini

kecuali ada komplikasi penyakit lain.

11) Sistem endokrin : Tidak ada kelainan kecuali ada komplikasi.

12) Sistem reproduksi : Tidak ada kelainan pada bentuk alat kelamin

laki-laki maupun perempuan.


13) Sistem penginderaan : Pada sistem pengindraan bagian konjungtiva,

sklera normal dan pupil dapat menangkap cahaya dengan baik.

14) Sistem imun : Biasanya gejala terjadi saat kekebalan tubuh menurun.

j. Pemeriksaan penunjang

1) Kultur : pemeriksaan kultur untuk mengidentifikasi mikroganisme

yang menyebabkan infeksi klinis pada sistem pernafasan.

2) Uji fungsi pulmonal : pemeriksaan fungsi pulmonal untuk

mendapatkan data tentang pengukuran volume paru, mekanisme

pernafasan dan kemampuan difusi paru.

3) Biopsi :pengambilan bahan spesimen jaringan untuk bahan

pemeriksaan.

4) Pemeriksaan gas darah arteri : pemeriksaan untuk memberikan data

objektif tentang oksigenasi darah arteri, pertukaran gas, ventilasi

alveolar dan keseimbangan asam basa.

5) Radiologi dada: untuk mendeteksi penyakit paru antara lain: TB,

Pneumonia, Abses Paru dll

6) Pemeriksaan sputum : untuk mengidentifikasi organisme patogenik

dan untuk menentukan apakah terdapat sel-sel maligna atau tidak.

k. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan kasus yang benar merupakan strategi untuk mencapat 2

dari 3 tujuana program turunya kematian atau penggunaan anti biotik

dan obat batuk yang kurang tepat pada pengobatan penyakit ISPA.

Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk


standar pengobatan penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi

pengunaan antibiotik untuk kasus kasus batuk pilek biasa, serta

mengurangi pengunaan obat batuk yang kurang bermanfaat.

o Ringan : tampa pemberian obat antibiotik, diberikan perawatan

dirumah, untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau

obat batuk lain yang tidak mengandung zat yang merugikan. Bila

demam diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol.

o Sedang : ISPA yang sedang diberikan obat kotrimoksazol peroral.

Jika keadaan penderita menetap, dapat dipakai obat antibiotik

pengganti yaitu ampisilin, amoksilin, atau penisilin prokain.

o Berat : dirawat dirumah sakit dan diberikan anti biotik parenteral,

oksigen dan sebagainnya.(Kunoli, 2012, hal. 220).

2.2.2. Diagnosa Keperawatan :

Diagnosa Keperawatan yang bisa muncul dari pasien ISPA adalah sebagai

berikut :

a. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d Hipersekresi jalan nafas

b. Hipetermia b/d proses penyakit

c. Nyeri akut b/d Agen pencedera fisiologis

d. Defisit Nutrisi b/d ketidakmampuan menelan makanan


No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi

1 Bersihan Jalan Nafas Kriteria hasil untuk mengukur penyelesaian dari 1. Monitoring batuk :

Tidak Efektif diagnosa  Identifikasi kemampuan

Berhubungan Dengan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 12 batuk

hipersekresi Jalan jam, diharapkan status pernafasan: bersihan jalan  Monitor adanya retensi

Nafas nafas dapat ditingkatkan. sputum

Dengan kriteria hasil:  Atur posisi semi fowler

1. Batuk efektif (skala 5 : meningkat) atau fowler

2. Produksi sputum (skala 5 : menurun)  Pasang perlak dan bengkok

3. Mengi (skala 5 : menurun) di pangkuan pasien

4. Wheezing (skala 5 : menurun)  Buang sekret pada tempat


5. Dyspnea (skala 5 : menurun) sputum
6. Ortopnea (skala 5 : menurun)  Jelaskan tujuan dan
7. Sulit bicara (skala 5 : menurun prosedur batuk efektif

8. Sianosis (skala 5 : menurun) 2. Manajemen jalan napas:

9. Gelisah (skala 5 : menurun)  Monitor bunyi napas

10. Frekuensi nafas (skala 5 : membaik) tambahan (mis. gurgling,

mengi, wheezing, ronkhi

kering)

 Monitor sputum (jumlah,

warna, aroma)

3. Pemantauan Respirasi:

 Monitor kemampuan batuk

efektif

 Monitor adanya produksi

sputum
 Monitor adanya Sumbatan

jalan napas

2 Hipertermia b/d proses Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 1. Manajemen Hipertermia

penyakit jam diharapkan termoregulasi membaik Dengan (I.15506)

kriteria hasil : 1. Suhu tubuh klien membaik  Monitor suhu tubuh •

2. Kulit memerah menurun 3. Suhu kulit klien teraba Monitor haluan urine

membaik 4. Ventilasi membaik  Identifikasi penyebab

hipertermia

 Monitor komplikasi akibat

hipertermia

 Sediakan lingkungan yang

dingin

 Longgarkan pakaian atau


lepaskan pakaian

 Basahi dan kipas

permukaan tubuh

 Memberikan cairan oral

 Kolaborasi dalam

pemberian cairan intravena

3 Nyeri berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 A. Manajemen Nyeri (I.

dengan agen pencedera jam diharapkan status nutrisi membaik Dengan 08238)

biologis kriteria hasil : 1. Nyeri menurun 1. Observasi

• lokasi, karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas,

intensitas nyeri
• Identifikasi skala nyeri

• Identifikasi respon nyeri

non verbal

• Identifikasi faktor yang

memperberat dan

memperingan nyeri

• Identifikasi pengetahuan

dan keyakinan tentang

nyeri

• Identifikasi pengaruh

budaya terhadap respon

nyeri

• Identifikasi pengaruh nyeri


pada kualitas hidup

• Monitor keberhasilan terapi

komplementer yang sudah

diberikan

• Monitor efek samping

penggunaan analgetik

2. Terapeutik

 Berikan teknik

nonfarmakologis untuk

mengurangi rasa nyeri

(mis. TENS, hypnosis,

akupresur, terapi musik,

biofeedback, terapi pijat,

aroma terapi, teknik


imajinasi terbimbing,

kompres hangat/dingin,

terapi bermain)

 Control lingkungan yang

memperberat rasa nyeri

(mis. Suhu ruangan,

pencahayaan, kebisingan)

 Fasilitasi istirahat dan tidur

 Pertimbangkan jenis dan

sumber nyeri dalam

pemilihan strategi

meredakan nyeri

3. Edukasi
 Jelaskan penyebab,

periode, dan pemicu nyeri

4 Defisit nutrisi Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 Manajemen gangguan makan

berhubungan dengan jam diharapkan status nutrisi membaik Dengan  Monitor asupan dan

kesulitan menelan. kriteria hasil : 1. Frekuensi makan membaik keluarnya makanan dan

2. Nafsu makan klien meningkat 3. Membran mukosa cairan serta kebutuhan

lembab kalori

 Timbang berat badan

secara rutin

 Anjurkan pengaturan diet

yang tepat

 Kolaborasi dengan ahli

gizi

 Manajemen Nutrisi
(I.03119)

 Identifikasi makanan yang

disukai

 Monitor asupan makanan

 Sajikan makanan secara

menarik dan suhu yang

sesuai

 Berikan makanan tinggi

kalori Edukasi Nutrisi

Anak (I.12396)

 Identifikasi kesiapan dan

kemampuan menerima

informasi

 Sediakan materi dan


media pendidikan

kesehatan

 Berikan kesempatan untuk

bertanya

 Jelaskan kebutuhan gizi

seimbang pada anak

 Anjurkan menghindari

makanan jajanan yang

tidak sehat
2.2.3. Tujuan

a. Menunjukan bersihan jalan napas yang efektif yang di buktikan oleh

pencegahan aspirasi, status pernafasan: ventilasi tidak terganggu dan

status pernafasan: kepatenan jalan nafas.

b. Menunjukan status pernafasan: kepatenan jalan nafas, yang di buktikan

oleh indicator sebagai berikut: Indikator :

c. Bernafas efektif

d. Frekuensi dan irama nafas normal

e. Pergerakan sputum keluar dari jalan nafas

f. Pergerakan sumbatan keluar dari jalan nafas

2.2.4. Implementasi

Merupakan pengelolaan dari perwujudan intervensi meliputi kegiatan

yaitu validasi, rencana keperawatan, mendokumentasikan rencana,

memberikan askep dalam pengumpulan data, serta melaksanakan adusa

dokter dan ketentuan RS.

2.2.5. Evaluasi Merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan yang

merupakan perbandingan yang sistematis dan rencana tentang kesehatan

pasien dengan tujuan yang telah ditetepkan, dilakukan dengan cara

melibatkan pasien dan sesama tenaga kesehatan (Wijaya &Putri, 2013).

2.3. Konsep Evidance Based Nursing Yang Diterapkan

1. (Indriyani & Trismiyana, 2021) “Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Dengan

Menggunakan Larutan Jeruk Nipis Dan Madu Di Kelurahan Sukabumi


Bandar Lampung”. Hasil asuhan keperawatan komprehensif pada

keluarga Tn.S dan Tn.I dengan masalah keperawatan bersihan jalan nafas

tidak efektif dengan menggunakan larutan jeruk nipis dan madu di

kelurahan Sukabumi Bandar Lampung. Dianjurkan memberi obat batuk

yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk nipis ½ sendok teh

dicampur dengan Madu atau Madu ½ sendok teh, diberikan tiga kali

sehari. Hasil yang didapat Keluarga dengan masalah ISPA teratasi dengan

Jeruk nipis dan madu dengan hasil efektif pada kedua pasien

2. (ZAHRA, 2021) “Asuhan kebidanan terhadap A.n H usia 37 bulan

mengalami ISPA nonpneumonia didesa Wonokarto Sekampung

Kabupaten Lampung Timur”. membuat minuman campuran terapi herbal

seperti 6 irisan jahe, 2 sendok madu dan 2 tetes jeruk nipis Hasil

penelitian didapatkan pada A.n H dengan ISPA non pneumonia yang

dilakukan sebanyak 4 kali kunjungan selama 4 hari, pada kunjungan ke 4

keadaan anak mulai membaik sudah tidak batuk,pilek maupun demam,

dengan pemeriksaan fisik keadaan umum anak baik, pernapasan tidak

sesak, suhu 36,5 C

3. (Ratnaningsih & Benggu, 2020) “Terapi Komplementer Dalam Mengatasi

ISPA Pada Ibu Yang Memiliki Balita Di Dusun Setan Desa

Maguwaharjo,Kelurahan Depok, Kabupaten Sleman”, Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa 26 reponden menggunakan terapi

komplementer dan ada 9 responden yang menggunakan terapi

komplementer larutan jeruk dan kecap/madu untuk mangatasi ISPA


pada anak dengan frekuensi 3x sehari dengan dosis 1 sendok teh

hasilnya Ada pengaruh terapi jeruk nipis terhadap ketidakefektifan bersihan

jalan nafas pada anak ISPA.


BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

FORMAT PENGKAJIAN

Tgl/Jam MRS :-

Ruangan : Rumak Klien

No. Rek. Medis : Tidak Ada

Dx. Medis : ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas)

Tgl/Jam Pengkajian : 21 November 2022

A. Identitas Klien

Nama : An.A

Umur : 10 th

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Bahasa : Indonesia

Pendidikan : SD (Sekolah Dasar)

Pekerjaan : Pelajar

Alamat : Ds. Blukbuk

Penanggung Jawab
Orang tua Nama : Ny. J
Umur : 34 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Ds. Blukbuk
B. Alasan Masuk

Saat melakukan kunjungan rumah di dapatkan anak demam sejak 4 hari yang

lalu disertai batuk dan pilek, ibu klien juga mengatakan nafas anaknya sesak.

Ibu klien mengatakan anaknya juga sering terbangun tengah malam karena

sering batuk

C. Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien tampak batuk dan pilek, klien tampak sesak Suhu 38°C, Nadi :

100x/menit, RR : 30X/menit. menangis, Klien menggunakan pernafasan

cuping hidung, tampak dahak berwarna hijau kental, ibu klien terlihat cemas

D. Riwayat Kesehatan Dahulu

Ibu klien mengatakan klien belum pernah mengalami sakit seperti sekarang

dan baru kali ini

E. Genogram
Keterangan :

Laki-laki Tinggal serumah

Perempuan Garis keturunan

Garis pernikahan Meninggal

Klien

F. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu klien mengatakan keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit keturunan

seperti Diabetes Melitus.

G. Pola Persepsi Dan Penanganan Kesehatan

Persepsi terhadap penyakit :

Ibu klien mengatakan baru mengetahui penyakit anaknya dari perawat

H. Pengggunaan Obat Medis

Ibu klien mengatakan An.A tidak pernah diberikan obat-obat warung ketika

sakit.

I. Pola Nutrisi/Metabolisme

Ibu klien mengatakan baik

J. Pola Eliminasi

Kebiasaan Defekasi, An.A BAB pada pagi hari, Ibu klien mengatakan BAB

lancar, konsistensi padat. Klien BAK 5-6 kali sehari, tidak ada gangguan

eliminasi.
K. Pola Aktivitas/Olahraga

Ibu klien mengatakan anaknya jarang berolahraga

L. Pola Istirahat/Tidur

Sebelum sakit : ibu klien mengatakan anaknya tidur siang kurang lebih 3 jam

dan tidur malam kurang lebih 8 jam

Selama sakit : ibu klien mengatakan anaknya tidur siang kurang lebih 1 jam

dan tidur malam kurang lebih 5 jam dan kadang sering terbangun

M. Pola Kognitif-Persepsi

Kesadaran klien CM ( sadar penuh), bicara klien normal, dapat berinteraksi

cukup baik, klien menggunakan bahasa daerah. Klien tidak menggunakan

kacamata.

N. Pola Peran Hubungan

Ibu klien mengatakan anaknya bermain dan berteman baik dengan anak-anak

seuasianya

O. Pola Koping-Toleransi Stres

Klien tampak gelisah, klien dapat tenang ketika bersama ibunya.

P. Pola Keyakinan Nilai

An. A beragama islam, ketika sesudah magrib Ibu klien mengatakan anaknya

selalu pergi mengaji.

Q. Pemeriksaan Penunjang

Ibu klien mengatakan tidak ada

R. THERAPI
Ibu klien mengatakan tidak ad

S. PEMERIKSAAN FISIK

Tanda Vital TD: 100/70 mmHg

S : 38 C

N : 100x/menit

RR : 30x/menit

Kepala:

 Inspeksi  Bentuk simetris, tidak ada lesi dan tidak

terlihat edema

 Palpasi  Tidak ada nyei tekan, tidak ada benjolan

Mata

 Inspeksi  Konjungtiva an anemis, sklera non

ikterik, pupil isokor

Hidung

 Inspeksi  Tidak ada inflamasi, bentuk simetris,

tidak terdapat secret , terpasang oksigen

3lpm, cuping hidung (+)

 Palpasi  Tidak ada nyeri tekan dan benjolan

Mulut

 Inspeksi  Bentuk simetris, bibir tampak kering,

tidak terdapat lesi


Leher

 Inspeksi  Bentuk simetris

 Palpasi  tidak terdapat peradangan Tidak terdapat

neyri tekan

Dada

 Inspeksi  Tidak tampak pembengkakan

 Palpasi  Tidak teraba iktus kordis, tidak terbaab

adanyan edema

 Perkusi  Pekak

 Auskultasi  Tidak terdapat bunyi tambahan, S1 lup

S2 dub

Pulmonal

 Inspeksi  Bentuk dada simetris kiri dan kanan,

tidak terdapat lesi , tidak tampak adanya

pembengkakan

 Taktil fremitus sama kiri kanan


 Palpasi

 Perkusi  Sonor

 Auskultasi
 Ronchi
Abdomen

Inspeksi  Tidak ada lesi diarea perut klien

Auskultasi  Bising usus 17x/menit


Palpasi  Tidak ada nyeri tekan diarea perut klien

Perkusi  Tympani

Punggung  Bentuk normal tidak ada kelainan

Ekstremitas  Akral hangat

Neurologi

 Status mental/GCS  4-5-6

 Motoris  Kesadaran : komposmentis, CRT >2detik

 Kognitif dan bahasa  Orang tua mengatakan klien sudah bisa

 Motoric kasar mengeja untuk membaca Klien berbicara

lancar dan bahasa mudah dimengerti

 Ibu klienmengatakan anaknya aktif


T. ANALISA DATA
No Data Masalah Etiologi

1 Data Subjektif Bersihan Jalan Nafas Tidak Hipersekresi jalan


Efektif nafas
a. Ibu klien mengatakan
An.A sulit bernafas
b. Ibu klien mengatakan
An.A batuk berdahak

Data Objektif
a. Klien tampak sesak
b. Klien tampak batuk
c. Klien menggunakan
pernafasan cuping
hidung
d. Klien tampak rewel
e. RR 28x/menit
f. Dahak berwarna hijau
kental
g. Mukosa bibir tampak
kering
h. Ronchi (+)

2 Data Subjektif Hipetermia Proses Penyakit


a. Ibu klien mengatakan
anaknya demam sejak
4 hari yang lalu
b. Ibu klien mengatakan
anaknya rewel
c. Ibu klien mengatakan
badan anaknya panas

Data Objektif
a. Anak tampak rewel
b. Suhu 38ºC
c. Akral teraba hangat
d. Klien tampak pucat
e. Klien tampak lemas
f. Mukosa bibir tampak
kering
3 Data subjektif Gangguan pola tidur Batuk berdahak
a. ibu klien
mengatakan anaknya
tidur siang 3 jam,
tetapi selama sakit
hanya 1 jam
b. ibu klien
mengatakan anaknya
biasa tidur malam
selama 8 jam tetapi
selama sakit menjadi
5 jam dan sering
terbangun

Data Objektif
a. Klien tampak lemah
b. Klien tampak batuk
berdahak
c. RR 28x/menit
d. Suhu 38ºC
e. Nadi 80x/menit

U. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d Hipersekresi alan nafas

2. Hipertermia b/d Proses penyakit

3. Gangguan pola tidur b/d Batuk berdahak


No Diagnosis Keperawatan Tujuan Intervensi
V. INTERVENSI
1 Bersihan jalan nafas tidak Kriteria hasil untuk mengukur penyelesaian dari diagnosis a. Bina hubungan saling
efektif b/d Hipersekresi setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 12 jam, percaya
jalan nafas diharapkan status pernafasan: bersihan jalan nafas dapat b. Identifikasi batuk
ditingkatkan. c. Monitor adanya retensi
sputum
Dengan kriteria hasil:
d. Atur posisi semi fowler
a. Batuk tidak ada atau fowler
b. Produksi sputum menurun e. Berikan perasan air jeruk
c. Gelisah tidak ada nipis ( 3 x sendok teh
d. Frekuensi nafas membaik perhari dengan tambahan
e. Pola nafas membaik madu manis atau kecap )
f. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemberian
perasan air jeruk nipis
g. Jelaskan manfaat perasan
air jeruk nipis

Manajemen jalan napas:


a. Monitor bunyi napas
tambahan (mis. gurgling,
mengi, wheezing, ronkhi
kering)
b. Monitor sputum (jumlah,
warna, aroma)

Pemantauan Respirasi:
a. Monitor kemampuan batuk
efektif
b. Monitor adanya produksi
sputum
c. Monitor adanya Sumbatan
jalan napas
2 Hipertermia b/d proses Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam 1. Manajemen Hipertermia
penyakit diharapkan termoregulasi membaik (I.15506)
Dengan kriteria hasil : a. Monitor suhu tubuh
b. Identifikasi penyebab
a. Suhu tubuh klien membaik
hipertermia
b. Kulit memerah menurun
c. Monitor komplikasi akibat
c. Suhu kulit klien teraba membaik
hipertermia
d. Ventilasi membaik
d. Sediakan lingkungan yang
nyaman
e. Longgarkan pakaian atau
lepaskan pakaian
f. Anjurkan banyak minum
g. Anjurkan kompres hangat
3 Gangguan pola tidur b/d Kriteria hasil untuk mengukur penyelesaian dari diagnosis a. Bina hubungan saling
batuk berdahak setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 12 jam, percaya
diharapkan kebutuhan tidur terpenuhi. b. Kaji pola tidur klien
c. Ciptakan lingkungan yang
Dengan kriteria hasil:
nyaman
a. Keluhan sulit tidur berkurang d. Jelaskan pentingnya tidur
b. Keluhan sering terjaga tidak ada yang adekuat kepada klien
c. Keluhan pola tidur berubah dan ibu klien
d. Keluhan istirahat tidak cukup tidak ada e. Anjurkan klien minum air
e. Jam tidur dalam batas normal hangat sebelum tidur
No Diagnose Hari/ Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan Tgl/Jam
W. IMPLEMENTASI HARI 1
1 Bersihan jalan Senin-21- 1. Monitor Batuk S:
nafas tidak efektif 2022/jam a. Membina hubungan saling  Ibu klien mengatakan An.A masih sulit
berhubungan 10:20 wib percaya bernafas
dengan b. Mengidentifikasi batuk  Ibu klien mengatakan An.A masih batuk
Hipersekresi jalan Hasil ( Klien masih batuk berdahak
nafas dan sering )  Ibu klien mengatakan An. A masih
c. Memonitor adanya retensi menangis
sputum Hasil ( Klien
O:
tampak kesulitan
mengeluarkan dahak dari  Klien tampak masih sesak
hidung dan tenggorokan )  Klien tampak masih batuk
d. Mengatur posisi semi  Klien menggunakan cuping hidung
fowler atau fowler Hasil  Posisi klien semi fowler
( Posisi klien semi fowler )  Klien tampak menangis
e. Memberikan perasan air  Ibu klien bertanya tentang apa tujuan
jeruk nipis Hasil ( Dahak dan manfaat pemberian perasan air jeruk
masih sulit keluar ) nipis
f. Menjelaskan tujuan dan  RR 28x/menit
prosedur pemberian  Dahak berwarna hijau kental
perasan air jeruk nipis  Mukosa bibir tampak kering Ronchi (+)
Hasil ( Ibu klien cukup A:
mengerti )  Masalah keperawatan poin 1 ( b, c, e dan
g. Menjelaskan manfaat f ) belum teratasi
perasan air jeruk nipis  Masalah keperawatan poin 2 ( a, b )
Hasil ( ibu klien cukup tahu belum teratasi
tentang manfaat dari
 Masalah keperawatan poin 3 ( a, b, c )
pemberian perasan air jeruk
belum teratasi
nipis)

P:
2. Manajemen jalan napas:
 Masalah keperawatan poin 1 ( b, c, e dan
a. Memonitor bunyi napas
f ) dilanjutkan
tambahan Hasil ( ronkhi
 Masalah keperawatan poin 2 ( a, b )
+)
dilanjutkan
b. Memonitor sputum
 Masalah keperawatan poin 3 ( a, b, c )
Hasil (sputum berwarna
hijau dan kental) dilanjutkan

3. Pemantauan Respirasi:

a. Memonitor batuk
Hasil ( klien masih
tampak batuk )
b. Memonitor adanya
produksi sputum
Hasil ( tampak adanya
sputum )
c. Memonitor adanya
Sumbatan jalan nafas
Hasil (Tampak adanya
sumbatan jalan nafas )

2 Hipertermia b/d 1. Manajemen Hipertermia S:


proses penyakit a. Memonitor suhu tubuh  Ibu klien mengatakan anaknya masih
Hasil ( 38,5 ºC ) demam
b. Mengidentifikasi  Ibu klien mengatakan anaknya masih
penyebab hipertermia rewel
Hasil ( proses infeksi )  Ibu klien mengatakan badan anaknya
c. Memonitor komplikasi masih panas
akibat hipertermia
O:
Hasil ( tidak ada
komplikasi)  Anak tampak rewel
d. Menciptakan  Suhu 38 ºC
lingkungan yang  Akral teraba hangat
nyaman  Klien tampak masih pucat
Hasil (lingkungan cukup  Klien tampak masih lemas
nyaman)  Mukosa bibir tampak kering
e. Melonggarkan pakaian A:
atau lepaskan pakaian  Masalah keperawatan ( a, b, c, d, e, f, g )
Hasil ( Melonggarkan belum teratasi
pakaian klien ) P. :
f. Menganjurkan banyak  Intervensi keperawatan ( a, b, c, d, e, f,
minum
g ) di lanjutkan
Hasil : (Klien tampak
sering minum)
g. Menganjurkan kompres
air hangat
Hasil ( tampak kompres
di dahi klien )

3 Gangguan pola 1. Dukungan Tidur S:


tidur b/d sekret  Ibu klien mengatakan anaknya masih
a. Membina hubungan
berlebih belum bisa tidur nyenyak
saling percaya
 Ibu klien mengatakan anaknya masih
b. Mengkaji pola aktivitas
sering terbangun pada malam hari
tidur klien
Hasil ( Klien belum bisa O:
tidur nyenyak)
 Klien tampak lemah
c. Menciptakan lingkungan
 Mata cekung
yang nyaman
 RR 24x/menit
( Lingkungan cukup
 Suhu 38 ºC
nyaman)
d. Menjelaskan pentingnya  Klien tidak menghabiskan minum air

tidur yang adekuat hangatnya

kepada klien dan ibu A:


klien  Masalah keperawatan ( a, b, c, d, e )
Hasil ( ibu dank lien belum teratasi
kurang memahami )
P:
e. Menganjurkan klien
minum air hangat  Masalah keperawatan ( a, b, c, d, e )
sebelum tidur dilanjutkan
Hasil ( klien hanya
meminum sedikit air
hangat )

No Diagnose Keperawatan Hari/ Implementasi Evaluasi Paraf


IMPLEMENTASI
Tgl/Jam
HARI 2
1 Bersihan jalan nafas tidak Selasa- 1. Monitor batuk S:
efektif berhubungan 22- a. Membina hubungan saling  Ibu klien mengatakan
dengan Hipersekresi jalan oktober- percaya An.A sudah tidak sesak
nafas 2022 b. Mengidentifikasi batuk lagi
Hasil ( klien masih tampak  Ibu klien mengatakan
batuk tetapi sudah berkurang An.A masih batuk
intensitasnya ) berdahak
c. Monitor adanya retensi O:
sputum
 Klien tampak sudah tidak
Hasil ( klien sudah mulai bisa
sesak lagi
mengeluarkan dahak )
d. Mengatur posisi semi fowler  Klien tampak masih batuk
atau fowler  Posisi klien semi fowler
Hasil ( posisi klien semi  RR 24x/menit
fowler )  Dahak berwarna
e. Memberikan perasan air jeruk kekuningan
nipis  Mukosa bibir tampak
Hasil ( dahak sudah mulai kering Ronchi (+)
bisa keluar ) A:
f. Menjelaskan tujuan dan  Masalah keperawatan poin
prosedur pemberian perasan 1 (b), poin 2 (b), poin 3
air jeruk nipis ( a,b ) belum teratasi
Hasil ( ibu dan klien sudah
P:
paham )
g. Menjelaskan manfaat perasan  Masalah keperawatan poin
air jeruk nipis 1 (b), poin 2 (b) dan poin
Hasil ( ibu dank lien sudah 3 (a,b) dilanjutkan
mengetahui manfaat perasan
air jeruk nipis )

2. Manajemen jalan napas:


a. Memonitor bunyi napas
tambahan (ronchi +)
b. Memonitor sputum ( sputum
berwarna kekuningan )

3. Pemantauan Respirasi:
a. Memonitor batuk
Hasil (batuk klien masih
tampak)
b. Memonitor adanya
produksi sputum
Hasil ( tampak adanya
sputum )
c. Memonitor adanya
Sumbatan jalan napas
Hasil ( tidak tampak
sumbatan jalan nafas )
2 Hipertermia b/d proses 1. Manajemen Hipertermia S:
penyakit a. Memonitor suhu tubuh  Ibu klien mengatakan
Hasil (38 C) anaknya masih rewel
b. Mengidentifikasi penyebab  Ibu klien mengatakan
hipertermia badan anaknya masih panas
Hasil ( proses penyakit)
c. Memonitor komplikasi O:
akibat hipertermia  Anak tampak rewel
Hasil ( tidak ada  Suhu 38ºC
komplikasi )  Akral teraba hangat
d. Menciptakan lingkungan  Klien tampak masih pucat
yang nyaman  Klien tampak masih lemas
Hasil ( lingkungan cukup  Mukosa bibir tampak
nyaman ) kering
e. Melonggarkan pakaian atau
lepaskan pakaian A:
Hasil ( melonggarkan  Masalah keperawatan poin
pakaian klien ) 1 ( a, b, f, g ) belum
f. Menganjurkan banyak teratasi
minum
Hasil ( klien tampak terus
minum )
g. Menganjurkan kompres air P. :
hangat
 Intervensi keperawatan
Hasil ( mengompres dahi
poin 1 (a, b, f, g ) di
dan lipatan tubuh klien )
lanjutkan

3 Gangguan pola tidur b/d 1. Dukungan tidur S:


batuk berdahak a. Membina hubungan saling  Ibu klien mengatakan
percaya anaknya sudah mulai
b. Mengkaji pola aktivitas dapat tidur nyenyak, tetapi
tidur klien masih sering terbangun
Hasil ( sudah bisa tidur pada malam hari
nyenyak, tetapi masih suka
terbangun dimalam hari )  Ibu klien mengatakan
c. Menciptakan lingkungan anaknya tidur 6 jam pada
yang nyaman malam hari
d. Hasil ( lingkungan cukup
O:
nyaman )
e. Menjelaskan pentingnya  Klien tampak masih lemah
tidur yang adekuat kepada mata cekung
klien dan ibu klien  RR 24x/menit
Hasil ( ibu klien mengerti )  Suhu 37,8 C
f. Menganjurkan klien minum  Klien mulai menghabiskan
air hangat sebelum tidur minum air hangatnya
Hasil ( klien tampak A:
meminum air hangat )
 Masalah keperawatan poin
1 (b) belum teratasi
P:
 Masalah keperawatan poin
1 (b) dilanjutkan

No Diagnose Keperawatan
IMPLEMENTASI Hari/ Implementasi Evaluasi Paraf
Tgl/Jam
HARI 3
1 Bersihan jalan nafas 1. Monitor Batuk S:
tidak efektif a. Membina hubungan saling  Ibu klien mengatakan
berhubungan dengan percaya An.A sudah tidak sesak
Hipersekresi jalan nafas b. Mengidentifikasi batuk lagi
Hasil ( batuk klien sudah  Ibu klien mengatakan
berkurang ) An.A batuknya sudah
c. Monitor adanya retensi berkurang
sputum
Hasil ( klien sudah bisa O:
mengeluarkan dahak )  Klien tidak sesak lagi
d. Mengatur posisi semi fowler  Klien tampak masih batuk
atau fowler sedikit
Hasil ( klien posisi semi  Posisi klien semi fowler
fowler )
 RR 22x/menit
e. Memberikan perasan air
jeruk nipis
A:
Hasil ( dahak sudah bisa
 Masalah keperawatan
keluar )
teratasi
f. Menjelaskan tujuan dan
prosedur pemberian perasan P:
air jeruk nipis
Hasil ( ibu klien sudah  Intervensi dihentikan
mengerti )
g. Menjelaskan manfaat perasan
air jeruk nipis
Hasil ( ibu klien sudah tahu
manfaat air perasan jeruk
nipis )

2. Manajemen jalan napas:


a. Memonitor bunyi napas
tambahan
Hasil ( Ronchi - )
b. Memonitor sputum ( sputum
tampak sedikit kekuningan )

3. Pemantauan Respirasi:
a. Memonitor batuk (batuk
klien sudah tidak tampak)
b. Memonitor adanya produksi
sputum
Hasil ( tampak sedikit
sputum )
c. Memonitor adanya Sumbatan
jalan napas
Hasil ( tidak tampak
sumbatan jalan nafas)
2 Hipertermia b/d proses 1. Manajemen Hipertermia S:
penyakit a. Memonitor suhu tubuh  Ibu klien mengatakan panas
Hasil ( 36,7 C ) anaknya sudah turun
b. Mengidentifikasi penyebab  Ibu klien mengatakan
hipertermia anaknya sudah tidak rewel
Hasil (proses penyakit) lagi
c. Memonitor komplikasi akibat
O:
hipertermia
Hasil ( tidak ada komplikasi)  Klien sudah tampak segar
d. Menciptakan lingkungan  Suhu 36,7ºC
yang nyaman  Akral teraba hangat
Hasil ( lingkungan cukup  Mukosa bibir lembab
nyaman) A:
e. Melonggarkan pakaian atau
 Masalah keperawatan a, b,
lepaskan pakaian
c, d, e, f, g teratasi
Hasil (melongarkan pakaian
P. :
klien )
 Intervensi dihentikan
f. Menganjurkan banyak
minum
Hasil (klien menghabiskan
minumnya )
g. Menganjurkan kompres air
hangat
Hasil (klien sudah tidak
demam lagi)
3 Gangguan pola tidur 1. Dukungan Tidur S:
b/d batuk berdahak a. Membina hubungan saling  Ibu klien mengatakan
percaya anaknya sudah dapat tidur
b. Mengkaji pola tidur klien nyenyak
Hasil ( klien sudah bisa tidur  Ibu klien mengatakan
nyenyak ) anaknya tidur 8 jam pada
c. Menciptakan lingkungan malam hari, dan 2 jam
yang nyaman siang hari
Hasil ( lingkungan cukup
nyaman ) O:
d. Menjelaskan pentingnya  Klien tampak sudah segar
tidur yang adekuat kepada  RR 22x/menit
klien dan ibu klien  Suhu 37,3 C
Hasil ( ibu klien mengerti )
 Klien menghabiskan
e. Menganjurkan klien minum
minum air hangatnya
air hangat sebelum tidur
A:
Hasil (klien menghabiskan
 Masalah keperawatan
minumnya )
teratasi
P:
 Intervensi dihentikan
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini penulis akan menguraikan hasil pelaksanaan

keperawatan pada An. A dengan diagnosa ISPA sesuai fase dalam proses

keperawatan yang meliputi: pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi serta dilengkapi pembahasan dokumentasi keperawatan

4.1. Profil Lahan Praktik

Asuhan keperawatan pada An. A di lakukan pada tanggal 21-23 November

2022, di desa blukbuk kecamatan kronjo kab.tangerang, Kunjungan rumah

dilakukan pada tanggal 21 November 2022.

Adapun desa Blukbuk terletak di kecamatan kronjo kabupaten tangerang,

batas sebelah timur desa blukbuk adalah desa bakung, sebelah selatan desa

kemuning, sebelah barat desa gandaria dan sebelah utara desa pagenjahan.

4.2. Analisis Masalah Keperawatan

1. Asuhan keperawatan pada An. A dengan diagnose ISPA, Pada saat

dilakukan pengkajian pada tanggal 21 November 2022 keluhan utama

klien adalah, ibu klien mengatakan An.A sesak dan batuk berdahak.

Masalah keperawatan yang pertama adalah Bersihan jalan nafas tidak

efektif b/d Hipersekresi jalan nafas.


2. Ibu klien mengatakan anaknya demam Ibu klien mengatakan anaknya

demam sejak 4 hari yang lalu, anaknya rewel dan Ibu klien mengatakan

badan anaknya panas. Masalah keperawatan yang kedua adalah

Hipertermia b/d Proses penyakit

3. Ibu klien mengatakan anaknya tidur siang 3 jam, tetapi selama sakit hanya

1 jam ibu klien mengatakan anaknya biasa tidur malam selama 8 jam

tetapi selama sakit menjadi 5 jam dan sering terbangun. Masalah

keperawatan yang ketiga adalah Gangguan pola tidur b/d Batuk berdahak.

4.3. Analisis Salah Satu Intervensi Sesuai dengan EBN

Dari beberapa keluhan dan tanda dan gejala yang muncul pada An. A salah

satunya seperti sesak dan batuk berdahak. Sehubungan dengan masalah

keperawatannya adalah Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d Hipersekresi

jalan nafas maka penulis tertarik untuk melakukan pengobatan tradisional

yaitu dengan buah jeruk nipis dengan menggunakan perasan air jeruk nipis

dicampur dengan madu manis untuk meredakan batuk berdahak.

Cara pembuatannya adalah dengan memotong satu buah jeruk nipis, peras

airnya, taruh dalam gelas/cangkir. Tambahkan Madu manis, aduk. Takaran

minum untuk anak, 3 kali sendok teh per hari. Cara lain, Madu manis bisa

digantikan dengan Kecap (Rasmaliah,2004) dalam (Tersania, 2016)

Intervensi pemberian perasan air jeruk nipis pada An. A dilakukan selama 3

hari dengan hasil sebagai berikut


 Pada hari ke 1

Diagnosa 1: klien tampak masih sesak, klien tampak masih batuk dan

pilek, RR : 28x/menit,

 Pada hari ke 2

Diagnosa 1: sesak klien tampak berkurang,batuk dan pileknya masih, RR :

24x/menit

 Pada hari ke 3

Diagnosa 1: klien sudah tidak sesak lagi dan batuk berkurang RR :

22x/menit.

Dari hasil intervensi yang dilakukan pada An. A dengan menggunakan

perasan air jeruk nipis di campur madu/kecap manis selama 3 hari

menunjukan hasil yang signifikan klien sudah tidak sesak lagi dan batuk

sudah berkurang

Hal ini juga di tinjau dari penelitian yang dilakukan oleh (Indriyani &

Trismiyana, 2021) Keluarga dengan masalah ISPA teratasi dengan Jeruk

nipis dan madu dengan hasil efektif pada kedua pasien hanya saja kadar

penurunan penumpukan secret, penurunan batuk dan waktu tidur lebih

baik

4.4. Alternatif Pemecah Masalah Yang Dapat Dilakukan

Kolaborasi antara pasien dengan tenaga kesehatan khususnya perawat dalam

memberikan pelayanan kesehatan akan meminimalkan masalah keperawatan

yang muncul pada pasien ISPA. Sosialisasi oleh perawat tentang terapi
nonfarmakologis dengan menggunakan perasan air jeruk nipis dicampur

madu/kecap sebagai ramuan obat tradisional yang aman untuk meringankan

batuk berdahak, sehingga dapat diterapkan langsung oleh perawat kepada

pasien untuk meningkatkan asuhan keperawatan yang lebih efektif dan efisien.


BAB V
PENUTUP

Setelah penulis melakukan Pengkajian, Pemeriksaan fisik, Penentuan

diagnosa, Perencanaan, Implementasi, Evaluasi dan Dokumentasi tentang Asuhan

Keperawatan pada An.A dengan menggunakan media perasan air jeruk nipis pada

ISPA di Ds. Blukbuk Tangerang, maka penulis menarik kesimpulan dan

memberikan saran sebagai berikut :

5.1. Kesimpulan

1. Pengkajian

Hasil pengkajian pada An. A dengan ISPA berbeda dengan yang terdapat

dikonsep teori yaitu: Demam, Meningismus, Anoreksia, Vomiting, Diare,

Abdominal pain, Sumbatan pada jalan napas, Batuk, Suara napas

tambahan. Sedangkan hasil pengkajian yang didapat adalah demam,

batuk dan pilek, sesak. sering terbangun tengah malam karena sering

batuk

2. Analisa data

Dari hasil analisa data untuk menegakan diagnosa yang muncul

didasarkan pada kasus, 3 diagnosa yang muncul yaitu:

a) Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d hipersekresi jalan nafas

b) Hipertermia b/d proses penyakit

c) Gangguan pola tidur b/d batuk berdahak


3. Diagnosa keperawatan

Dari ketiga diagnose yang muncul pada An. A dengan ISPA, diagnose

yang di prioritaskan pada An. A yaitu:

“Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d hipersekresi jalan nafas”

4. Intervensi

Intervensi yang di lakukan pada An. A dengan kasus ISPA dengan

menggunakan perasan air jeruk nipis berdasarkan diagnosa utama yaitu :

a. Identifikasi batuk

b. Monitor adanya retensi sputum

c. Atur posisi semi fowler atau fowler

d. Berikan perasan air jeruk nipis ( 3 x sendok teh perhari dengan

tambahan madu manis atau kecap )

e. Jelaskan tujuan dan prosedur pemberian perasan air jeruk nipis

f. Jelaskan manfaat perasan air jeruk nipis

5. Implementasi

Dalam melakukan implementasi pada An. A dengan kasus ISPA tidak

ditemukan kesulitan, implementasi yang utama yaitu:

a. Monitoring Batuk

Identifikasi batuk, Memonitor adanya retensi sputum, Atur posisi

semi fowler atau fowler, Berikan perasan air jeruk nipis ( 3 x sendok

teh perhari dengan tambahan madu manis atau kecap ), Jelaskan


tujuan dan prosedur pemberian perasan air jeruk nipis, Jelaskan

manfaat perasan air jeruk nipis

b. Manajemen jalan napas:

Memonitor bunyi napas tambahan, Memonitor sputum

c. Pemantauan Respirasi:

Memonitor batuk, Memonitor adanya produksi sputum, Memonitor

adanya Sumbatan jalan napas

6. Evaluasi

Pada diagnosa pertama Kebersihan jalan nafas tidak efektif b/d

Hipersekresi jalan nafas, hasil yang didapatkan adalah bersihan jalan

nafas dapat ditingkatkan. Pada diagnosa kedua Hipetermia b/d Proses

Penyakit, hasil yang di dapat adalah : Suhu tubuh klien membaik, Suhu

kulit klien teraba membaik, Ventilasi membaik, suhu : 37 °C. Pada

diagnosa ketiga Gangguan pola tidur b/d Batuk berdahak hasil yang

didapat adalah, klien dapat tidur dengan nyenyak, dan tidak sering

terbangun pada malam hari.

5.2. Saran

5.2.1 Bagi Ilmu Keperawatan

Diharapkan digunakan sebagai dasar pengembangan manajemen asuhan

keperawatan dan membantu pelayanan asuhan keperawatan.

5.2.2 Bagi Pasien


Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan tentang proses Asuhan

Keperawatan Pada Pasien dengan ISPA dengan menerapkan pemberian

perasan air jeruk nipis untuk meredakan batuk berdahak.

5.2.3 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapakan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya

dibidang Keperawatan Medikal Bedah.

5.2.4 Bagi penulis.

Diharapkan memberikan pengetahuan dan memperkaya pengetahuan bagi

penulis dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawan pada pasien

ISPA sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Program Profesi

Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Faathir Husada.


DAFTAR PUSTAKA

Cahyanti, E. M. (2018). PENGARUH KEBERSIHAN Lingkungan Rumah


Dengan Kejadian Ispa Pada Anak Balita. https://osf.io/ga3n8/download/?
format=pdf, 2-3.
Habeahan, H. (2020). Pentingnya Proses Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dalam Menentukan Diagnosa Keperawatan Dengan Berpikir Kritis.
OSFPREPRINT https://doi.org/10.31219/osf.io/2hrv9, 1.
Indriyani, N., & Trismiyana, E. (2021). BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK
EFEKTIF DENGAN MENGGUNAKAN LARUTAN LARUTAN
JERUK NIPIS DAN MADU DI KELURAHAN SUKABUMI BANDAR
LAMPUNG. [JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT (PKM), P-ISSN: 2615-0921 E-ISSN: 2622-6030
VOLUME 4 NOMOR 5 OKTOBER 2021], HAL 1202-1208.
Irawan, D. (2021). Jenis-jenis napas bunyi.
https://www.sehatq.com/penyakit/napas-bunyi, 1.
Putra , Y., & Wulandari, S. S. (2019). FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ISPA.
JURNAL KESEHATAN : STIKES PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI, -
VOL. 10 NO. 01 Hal 37-40.
Ratnaningsih, E., & Benggu, N. I. (2020). TERAPI KOMPLEMENTER DALAM
MENGATASI ISPA PADA IBU YANG MEMILIKI BALITA DI
DUSUN SETAN DESA MAGUWOHARJO,KELURAHAN DEPOK,
KABUPATEN SLEMAN. Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan dan Kesehatan ,
Volume 11 No 2, Hal 08 - 18.
Saragih, F. L., & Sitanggang, A. E. (2021). PENDIDIKAN KESEHATAN
INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT ( ISPA ) PADA BALITA
DI KELURAHAN MANGGA . Jurnal Abdimas Mutiara , 2.
Sibarani, P. J. (2020). PENERAPAN TEKNIK BATUK EFEKTIF PADA
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN ISPA DI RUANG
ANAK RSUD H.HANAFIE MUARA BUNGO. PROGRAM STUDI
PROFESI NERS STIKes PERINTIS PADANG , 20-21.
Sri Mulyani. (2021). ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN BERSIHAN
JALAN NAPAS. repository.poltekkes-tjk, 1.
ZAHRA, M. A. (2021). Asuhan Kebidanan Pada Balita dengan Kasus ISPA
Nonpneumonia di Tempat Praktik Mandiri Bidan Lampung Timur.
Poltekkes Tanjungkarang Jurusan Kebidanan Program Studi DIII
Kebidanan Metro, http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/id/eprint/482, ix.
Zulfikar, & Sukriyadi. (2021). Hubungan Kepadatan Hunian Kamar Dan
Kebiasaan Merokok Dalam. Journal of Healthcare Technology and
Medicine Vol. 7 No. 1 April 2021 e-ISSN : 2615-109X, 226.

Anda mungkin juga menyukai