Anda di halaman 1dari 81

PENERAPAN FAMILY CENTEREDMATERNITY CARE TERHADAP

TEKHNIK DEEP BACK MASSAGE DALAM PENURUNAN NYERI


PADA ASUHAN KEPERAWATAN NY.S DENGAN PERSALINAN
KALA I FASE AKTIF DI RUANG BERSALIN RS TINGK III
BALADHIKA HUSADA
JEMBER

KARYA ILMIAH AKHIR NERS (KIA-N)

DISUSUN OLEH :

SHOFIATUL HANANI
NIM. 23101162

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS dr.SOEBANDI JEMBER
2023/2024
PENERAPAN FAMILY CENTERED MATERNITY CARE TERHADAP
TEKHNIK DEEP BACK MASSAGE DALAM PENURUNAN NYERI
PADA ASUHAN KEPERAWATAN NY.S DENGAN PERSALINAN
KALA I FASE AKTIF DI RUANG BERSALIN RS TINGK III
BALADHIKA HUSADA
JEMBER

Karya Ilmiah Akhir


Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan mendapatkan gelar (Ners)

DISUSUN OLEH :

SHOFIATUL HANANI
NIM. 23101162

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS dr.SOEBANDI JEMBER
2023/2024
LEMBAR ORIGINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Shofiatul Hanani

NIM : 23101162

Menyatakan Dengan Sesungguhnya Bahwa Karya Ilmiah Akhir Nurse (KIA-N)Yang

Berjudul Penerapan Family Centered Maternity Care Terhadap Tekhnik Deep Back

Massage Dalam Penurunan Nyeri Pada Asuhan Keperawatan Ny. S Dengan

Persalinan Kala I Fase Aktif Di Ruang Bersalin Rs Tingk III Baladhika Husada

Jember” adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali kutipan yang telah saya sebutkan

sumbernya, belum pernah diajukan pada institusi manapun, dan bukan karya jiplakan. Saya

bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan sikap ilmiah yang

harus di junjung tinggi.

Demikian surat ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan dan paksaan dari pihak

manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika ternyata dikemudian hari pernyataan

ini tidak benar.

Jember, Januari 2024

Yang menyatakan,

Shofiatul Hanani
NIM 2311062
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : Penerapan Family Centered Maternity Care Terhadap Tekhnik Deep Back Massage
Dalam Penurunan Nyeri Pada Asuhan Keperawatan Ny. S Dengan Persalinan Kala
I Fase Aktif Di Ruang Bersalin Rs Tingk III Baladhika Husada Jember”

Nama :Shofiatul Hanani.Skep

Nim : 2301162

Dosen pembimbing : Wike Rosalini.S.Kep.Ns.M.Kes

NIDN : 0708059102

Menyetujui Menyetujui

Ketua program profesi Ners Dosen pembimbing

\
Emy lia Astutik.S.Kep.Ners.M.Kep Wike Rosalini.S.Kep.Ners.M.Kes
NIDN.070028707 NIDN.0708059102
HALAMAN PENGESAHAN

PENERAPAN FAMILY CENTERED MATERNITY CARE TERHADAP TEKHNIK

DEEP BACK MASSAGE DALAM PENURUNAN NYERI PADA ASUHAN

KEPERAWATAN NY. S DENGAN PERSALINAN KALA I FASE AKTIF

DI RUANG BERSALIN RS TINGK III BALADHIKA HUSADA

JEMBER”

Oleh :Shofiatul Hanani

NIM. 23101162

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dalam ujian sidiang karya ilmiah

akhir ners pada tanggal……Bulan…….Tahun…... dan telah di terima sebagai bagian

persyaratan yang di perlukan untuk meraih gelar Ners pada Program Studi Profesi Ners

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas dr. Soebandi Jember

DEWAN PENGUJI

Penguji 1 : ( )

Penguji 2 : ( )

Penguji 3 : ( )

Ketua Program Studi Profesi Ners

(Emi Eliya Astutik, S.Kep., Ners., M.Kep)


NIDN. 0702002870
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Karya Ilmiah Akhir (KIA) dengan

judul Penerapan Family Centered Maternity Care Terhadap Tekhnik Deep Back

Massage Dalam Penurunan Nyeri Pada Asuhan Keperawatan Ny. S Dengan

Persalinan Kala I Fase Aktif Di Ruang Bersalin Rs Tingk Iii Baladhika Husada

Jember”

Penyusunan KIA ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Andi Eka Pranata, S.ST., S.Kep., Ns., M.Kes selaku Rektor Universitas dr. Soebandi

Jember

2. Apt. Lindawati Setyaningrum, M.Farm Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

dr. Soebandi Jember

3. Ns. Emi Elya Astutik, S.Kep.,M.M., M. Kep Ketua Program Profesi Ners Universitas

dr. Soebandi

4. Koordinator dan tim pengelola Karya Ilmiah Akhir (KIA)

5. Program profesi Ners Keperawatan Universitas dr. Soebandi Jember.

program profesi Ners Keperawatan Universitas dr. Soebandi Jember Penulis

menyadari adanya kekurangan dalam materi maupun teknik penulisan dalam

penyusunan KIA ini, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari semua pihak demi kesempurnaan tugas akhir ini.

Jember, 9 Januari 2024


Penulis

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR

Sebagai civitas akademik Universitas dr. Soebandi Jember, saya yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : Shofiatul hanany

NIM : 2301162

Program Studi : Profesi Ners

Jenis Karya : Karya Ilmiah Akhir Ners (KIA-N)

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas

dr. Soebandi Jember Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free-Right)

atas karya ilmiah akhir saya yang berjudul: ― Penerapan Family Centered Maternity

Care Terhadap Tekhnik Deep Back Massage Dalam Penurunan Nyeri Pada Asuhan

Keperawatan Ny. S Dengan Persalinan Kala I Fase Aktif Di Ruang Bersalin Rs Tingk

Iii Baladhika Husada Jember” Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak

Bebas Royalti Noneksklusif iniUniversitas dr. Soebandi Jember berhak menyimpan,

mengalih media/formatkan. Mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat

dan mempublikasiakn tugas akhir saya selama tetap mencantumka nama saya sebagai

penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan

sebenarnya

Dibuat di : Jember Pada

tanggal : 9 Januari 2024

Yang Menyatakan
ABSTRAK

Shofiatul hanani* Wike Rosalini,**2024. Penerapan Family Centered Maternity Care Terhadap
Tekhnik Deep Back Massage Dalam Penurunan Nyeri Pada Asuhan Keperawatan Ny. S Dengan
Persalinan Kala I Fase Aktif Di Ruang Bersalin Rs Tingk Iii Baladhika Husada Jember Karya ilmiah
akhir program study ners

Pendahuluan : Persalinan merupakan suatu proses secara fisiologis yang dapat menyertai kehidupan
hampir semua wanita. Pada saat proses persalinan sangat identik dengan rasa nyeri. Mengatasi rasa
nyeri dapat dilakukan dengan metode non farmakologi dengan menggunakan teknik Deep back
massage terhadap nyeri persalinan serta support Keluarga sangatlah penting sehingga mamapu
menenrapkan konsel Deep Back massage . Tujuan: mengetahui pengaruh Deep back massage
terhadap pengurangan nyeri persalinan kala 1. Metode Penelitian: karya ilmiah akhir ini
menggunakan metody case study dengan menggunakan skla nyeri VAS(Visual analogue Scale ) .
Hasil penelitian:. Hasil sebelum diberikan intervensi Deep Back Massage pasien mersakan nyeri
dengan skla 7 hebat persalinan dan setelah diberikan intervensi Deep Back Massage nyeri berkurang
menjadi skala 3 Diskusi : Deep back massage merupakan teknik pemijatan yang efektif dapat di
gunakan untuk meredakan ketegangan otot dan memperlancar siklus peredaran darah dan dapat
memberikan rasa nyaman, menurunkan kecemasan sehingga nyeri yang di rasakan saat proses
persalinan berkurang. Saran: Diharapkan dapat di gunakan sebagai pengetahuan yang baru khususnya
bagi bidan dan dapat di terapkan dalam asuhan kebidanan terutama pada ibu bersalin.
Kata Kunci: Deep Back Massage, Nyeri Persalinan, Kala 1
*Peneliti
**Pembimbing
ABSTRACT

Shofiatul Hanani* Wike Rosalini,**2024. Application of Family Centered Maternity Care to the
Deep Back Massage Technique in Reducing Pain in Nursing Care of Mrs. S With the First Stage of
Labor, Active Phase in the Maternity Room, Level III, Baladhika Husada Jember, Final scientific
paper of the nurse study program

Introduction: Childbirth is a physiological process that can accompany the lives of almost all
women. The birth process is synonymous with pain. Overcoming pain can be done using
non-pharmacological methods using Deep Back Massage techniques for labor pain and
family support is very important so that you can apply Deep Back Massage counseling.
Objective: to determine the effect of deep back massage on reducing pain in the first stage of
labor. Research Method: this final scientific work uses a case study methodology using the
VAS (Visual Analogue Scale) pain scale. Research result:. Results: Before being given the
Deep Back Massage intervention, the patient felt pain with a scale of 7 in labor and after
being given the Deep Back Massage intervention, the pain was reduced to a scale of 3.
Discussion: Deep back massage is an effective massage technique that can be used to relieve
muscle tension and smooth the blood circulation cycle and can provide a feeling of comfort,
reduce anxiety so that the pain felt during the birth process is reduced. Suggestion: It is
hoped that it can be used as new knowledge, especially for midwives and can be applied in
midwifery care, especially for mothers giving birth.
Keywords: Deep Back Massage, Labor Pain, 1st Stage
*Researcher
**Supervisor
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME...................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................iv
KATA PENGANTAR...................................................................................v
DAFTAR ISI..................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................1
B. Tujuan Penulisan...............................................................4
C. Manfaat Penulisan.............................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori...................................................................6
1. Konsep Family Centered Maternity Care …………
2. Kala I Persalinan…………………………………..
3. Konsep Nyeri Persalinan ..........................................
4. Konsep Deep Back Massage.................................34
B. KerangkaTeori...................................................................35
BAB III METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET
A. Subjek Aplikasi Riset........................................................36
B. Tempat dan Waktu............................................................36
C. Media atau Alat Yang Digunakan.....................................36
D. Prosedur Tindakan Berdasarkan Aplikasi Riset................36
E. Alat Ukur Evaluasi Tindakan Aplikasi Riset....................37
BAB IV LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien.................................................................38
B. Pengkajian.......................................................................38
C. Perumusan Masalah Keperawatan..................................45
D. Perencanaan.....................................................................46
E. Implementasi...................................................................47
F. Evaluasi...........................................................................49

BAB V PEMBAHASAN
A. Pengkajian.......................................................................51
B. PerumusanMasalahKeperawatan....................................53
C. Perencanaan.....................................................................55
D. Implementasi...................................................................56
E. Evaluasi...........................................................................59
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.....................................................................62
B. Saran................................................................................64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT H
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1 Skala Nyeri Verbal.................................................................30


2. Gambar 2 Skala Nyeri Numeric.............................................................31
3. Gambar 3 Skala Nyeri Analog................................................................31
4. Gambar 4 Skala Nyeri Muka..................................................................32
5. Gambar 5 Skala Nyeri Numeric.............................................................37
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jurnal Utama


Lampiran 2 : Jurnal Pendamping
Lampiran 3 : Lembar Usulan Judul
Lampiran 4 : Asuhan Keperawatan
Lampiran 5 : Lembar Observasi
Lampiran 6 : Lembar Pendelegasian Pasien
Lampiran 7 : Loogbook
Lampiran 8 : Lembar Konsultasi
Lampiran 9 : Surat Pernyataan
Lampiran 10 : Daftar Riwayat Hid
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang

telah cukup bulan dan dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan

lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini dimulai

dengan adanya kontraksi persalinan sejati yang ditandai dengan perubahan serviks

secara progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta (Sulistyawati, 2020).

Proses persalinan merupakan kejadian alamiah yang menyertai siklus hidup wanita

untuk mengeluarkan hasil konsepsi (janin dan plasenta). Akan tetapi proses ini

memberikan makna yang berbeda-beda pada tiap individu dan menjadikan suatu

pengalaman unik. Kondisi ini dikarenakan berbagai factor salah satunya adalah

adanya nyeri selama proses persalinan. Nyeri persalinan mulai timbul pada tahap

kala I yang berasal dari kontraksi uterus dan dilatasi serviks, dengan makin

bertambahnya baik lama frekuensi kontraksi uterus, nyeri yang dirasakan akan

bertamabah kuat (Lestari, dkk, 2022).

Berdasarkan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah data yang diperoleh dari

Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) September 2023, diperoleh

fakta Angka Kematian Ibu mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Angka

Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa Tengah 2019 berdasarkan laporan dari

kabupaten atau kota sebesar 117.02 kelahiran hidup. Angka tersebut mengalami

peningkatan bila dibanding dengan AKI sebelumya tahun 2018 sebesar 114.50

kelahiran hidup.
Salah satu penyebab tingginya AKI adalah trauma pada ibu dan janin akibat nyeri

persalinan.Nyeri persalinan merupakan pengalaman subjektif tentang sensasi fisik yang

terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi dan penipisan serviks, serta penurunan janin

selama persalinan. Respon fisiologis terhadap nyeri meliputi tekanan darah, denyut nadi,

pernafasan, keringat, diameter pupil, dan ketegangan otot (Arifin, 2018).

Berat ringannya nyeri yang dirasakan ibu dan bagaimana ibu berespons dalam

menghadapi nyeri sangat berpengaruh pada kelangsungan proses persalinan. Nyeri yang

terjadi dapat memengaruhi kondisi ibu berupa kelelahan, rasa takut, khawatir dan

menimbulkan stress. Stress dapat menyebabkan melemahnya kontraksi rahim dan

berakibat pada persalinan yang lama bahkan kematian pada ibu. Bonica (2020) dalam

Lestari (2022) penelitiannya terhadap 2.700 parturien di 121 pusat obstetric dari 36

negara menemukan bahwa hanya 15% persalinan yang berlangsung tanpa nyeri atau

nyeri ringan, 35% persalinan disertai nyeri sedang, 30% persalinan disertai nyeri hebat

dan 20% persalinan disertai nyeri yang sangat hebat.

Nyeri persalinan dapat menyebabkan kecemasan pada pasien, menyebabkan

timbulnya hiperventilasi sehingga kebutuhan oksigen meningkat, kenaikan tekanan

darah, dan berkurangnya motilitas usus serta vesika urinaria. Selain itu kecemasan atau

stress yang tinggi akan menyebabkan pelepasan hormone katekolamin dan steroid yang

menyebabkan terjadinya ketegangan otot polos dan vasokontriksi pembuluh darah

sehingga terjadi penurunan kontraksi uterus, penurunan sirkulasi uteroplasenta,

pengurangan aliran darah dan oksigen ke uterus, serta timbulnya iskemia uterus yang

membuat impuls nyeri bertambah banyak. Oleh karena itu diperlukan tindakan penurunan

nyeri baik secara farmakologi maupun nonfarmakologi Salah satu bentuk penurunan

nyeri secara non farmakologi adalah pijatan (massage). Salah satu tindakan non

farmakologi adalah deep back massage. Menurut Simkin (2015) dalam Lestari (2022.
teknik Deep Back Massage adalah penekanan pada sacrum yang dapat mengurangi

ketegangan pada sendi sakroiliakus dari posisi oksiput posterior janin.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengaplikasikan

penelitian yang dilakukan Lestari, dkk (2022) yang berjudul “Pengaruh Deep Back

Massage terhadap penurunan nyeri persalinan kala I fase aktif dan percepatan pembukaan

pada ibu bersalin primigravida” dalam bentuk karya tulis ilmiah dengan judul “Penerapan

Family Centered Maternity Care Terhadap Tekhnik Deep Back Massage Dalam

Penurunan Nyeri Pada Asuhan Keperawatan Ny. S Dengan Persalinan Kala I Fase Aktif Di

Ruang Bersalin Rs Tingk III Baladhika Husada Jember.

1.2 Rumusan Masalah

“ Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Klien Ny. S Dengan Diagnosa Medis

Persalinan Kala 1 Fase Aktif Dengan Nyeri Dan Bagaimana Penerapan Family Centered

Maternity Care Dan Deep Back Massage Di Ruang Bersalin RS BALADHIKA HUSADA

JEMBER”

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan dariri penelitian ini adalah untuk Mengaplikasikan serata memebriakan

peran terhadap family centered maternity care terhadap Pemberian

tindakan Teknik Deep Back Massage Terhadap Penurunan Nyeri Kala 1 Fase

Aktif

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pengkajian pada pasien dengan diagnosa Medis persalinan

kala 1 fase aktif

b. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan pada pasien dengan diagnosa

medis persalinan kala 1 fase aktif


c. Menganalisis rencana asuhan secara menyeluruh pada pasien diagnosa medis

prsalinan kala 1 fase aktif

d. Mengidentifikasi pemberian terapi deep back massage serta penerapan pada

family centered maternity care pada pasien persalinan kala 1 fase aktif

e. Menganalisis Asuhan Keperawatan Pada pasien Ny.S Dengan persalinan klaa 1

fase aktif Dengan Nyeri Dan Implementasi Deep back massage serta

penerapan family centered maternitycare di ruang bersalin rs baladhika husda

jemebr

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan

Teknik non farmakologi deep back massage sebagai ilmu tambahan bagi

mahasiswa dalam belajar tentang asuhan keperawatan persalinan normal.

1.4.2 Manfaat Bagi Puskesmas

Teknik non farmakologi deep back massage sebagai intervensi penurunan nyeri

dalam pemberian pelayanan asuhan keperawatan inpartu.

1.4.3 Manfaat Bagi Penulis

Menambah pengetahuan dan dapat mengaplikasikan tindakan deep back

massage sebagai salah satu metode dalam mengurangi nyeri persalinan kala 1

fase aktif.

1.4.4 Manfaat Bagi pembaca

Teknik non farmakologi deep back massage sebagai sumber informasi tentang

tindakan keperawatan dalam persalinan kala 1 fase aktif.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP FAMILY CENTERED MATERNITY CARE (FCMC)

2.1.1 Pengertian

Family centered maternity care (FCMC) atau keperawatan maternitas yang

berfokus pada keluarga didefinisikan sebagai melahirkan secara aman dengan pelayanan

kesehatan yang berkualitas sambil menggali, memfokuskan dan mengadaptasikan

terhadap kebutuhan klien, bayi dan keluarga. Penekanannya adalah pada pelayanan ibu

dan bayinya yang mendukung kesatuan keluarga sambil mempertahankan keamanan dan

keselamatan fisik (May, & Mahlmiester,1994).

Konsep keperawatan maternitas berpusat pada keluarga, diarahkan kepada

pemenuhan kebutuhan ibu dan keluarga pada masa kehamilan, persalinan, dan

postpartum, dengan melibatkan keluarga dan lingkungannya sebagai sumber daya

manusia yang dapat dioptimalkan untuk mensejahterakan dan mempromosikan ibu dan

bayinya (Pilliteri, 2003). Untuk mewujudkan pelayanan maternitas yang berpusat pada

keluarga, perawat harus berupaya berubah sikap dan perilaku dalam hal pemberian

pelayanan. Perawat diharapkan dapat menggali apa yang diinginkan klien dan

bekerjasama dengan klien untuk mencapai pelayanan kesehatan yang optimal.

2.1.2 Pendekatan family centered maternity care

Sepuluh pendekatan yang digunakan pada model family centered maternity care

menurut Phillip dan Zwelling (2016) adalah :


1. Peristiwa persalinan dan kelahiran dipandang sebagai suatu keadaan Sejahtera

(normal dan alamiah) bukan suatu keadaan sakit, tetapi ibu saat ini mengalami

perkembangan kedewasaan, sehingga ibu dapat melakukan perawatan diri dan

bayinya sendiri dengan batuan keluarga,

2. Pelayanan perinatal bersifat personal disesuaikan dengan kebutuhan fisik,

psikososial, latar belakang pendidikan, spiritual dan budaya dari setiap ibu dan

keluarga, sehingga ibu dan keluarga dapat melakukan aktifitasnya sesuai dengan

kemampuan dan pengalamannya,

3. Program komprehensif edukasi perinatal, mempersiapkan keluarga untuk aktif

berpartisipasi sepanjang periode perinatal, serta masa menjadi orang tua. Program

ini mempersiapkan ibu dan keluarga sesuai kemampuannya belajar merawat diri,

bayi dan keluarganya.

4. Penyedia pelayanan kesehatan membantu keluarga agar dapat membuat keputusan

untuk perawatan mereka dan membantu keluarga memiliki pengalaman positif

sesuai dengan harapannya. Pelayanan yang diberikan diharapkan memberi

pengalaman positif dalam merawat keluarga, sehingga keluarga dapat memilih

pelayanan yang berkualitas.

5. Pasangan/suami/orang yang dipercaya ibu untuk membantu dirinya secara aktif

selama proses perinatal. Dalam hal ini FCMC memfasilitasi pasangan/orang yang

dipercaya ibu untuk belajar merawat bayinya selama di.rumah sakit, agar dapat

membantu istrinya/ibu postpartum setelah pulang perawatan (di rumah).

6. Memenuhi kebutuhan sesuai dengan keinginan ibu dan keluarga selama perawatan

di ruang rawat. Model ini mengajarkan keluarga bagaimana mengetahui masalah

dan memecahkan/ mengatasi masalahnya,


7. Perawatan rooming-in diberikan kecuali pada ibu dengan persalinan seksio

sesarea. Model ini memberi gambaran bagaimana peran keluarga (ayah, ibu dan anak)

dalam menjalankan perannya masing-masing di rumah dengan memberikan

kesempatan untuk melakukan perawatan sendiri dengan pemantauan perawat.

Pemulangan dini dapat dilakukan setelah melihat kesiapan ibu dan keluarga, seperti

hasil penelitian Grullon, dan Grimes (1997) bahwa p emulangan dini postpartum akan

nampak aman bila dilakukan sesuai dengan kriteria secara umum atau kriteria ibu dan

bayi (http://www.greenjournal.org, diperoleh 02 Februari 2008)

8. Ibu adalah perawat untuk bayinya sendiri, ibu melakukan aktifitas untuk memenuhi

kebutuhan bayinya kapanpun, dimanapun dan dalam kondisi apapun.

9. Perawat memfasilitasi ibu dan bayi sebagai satu kesatuan yang menjadi tanggung

jawabnya, memberi gambaran pada ibu dan keluarga, kebutuhan mana yang

memerlukan bantuan orang lain,

10. Para orangtua diijinkan untuk merawat bayi mereka yang sakit/resiko tinggi setiap ada

waktu dan mereka diikutsertakan dalam merawat bayinya sesuai dengan kondisinya,

memberi kesempatan pada ibu dan keluarga dengan melibatkan ibu dan pasangan

dalam merawat bayi yang bermasalah sesuai kemampuanya dengan melihat kondisi

bayi, sehingga keluarga tahu masalah bayi dan dapat mengambil keputusan dalam

meminta bantuan untuk mengatasiny


2.2 KALA 1 PERSALINAN

2.2.1 Definisi

Pasien dikatakan dalam tahap persalinan kala I, jika sudah terjadi pembukaan

serviks dan kontraksi teratur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik. Kala I

adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan 0-10 cm (pembukaan

lengkap) (Sulistyawati, 2020). Proses ini terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten

(8 jam) dimana servik membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) dimana servik

membuka dari 3-10 cm. kontraksi lebih kuat dan lebih sering terjadi pada fase aktif.

Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga

parturient (ibu yang sedang bersalin) masih dapat berjalan-jalan, lamanya kala I untuk

primigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan Kurve Friedman, diperhitungkan pembukaan

primigravida 1 cm per jam dan pembukaan multigravida 2 cm per jam. Dengan

perhitungan tersebut maka waktu pembukaan dapat diperhitungkan (Sulistyawati,

2010)

2.2.2 Fase Kala 1 Persalinan

Menurut Sondakh (2023) kala I persalinan dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten

dan fase aktif, yaitu :

1) Fase laten adalah periode watu dari awal persalinan hingga ke titik ketika

pembukaan mulai berjalan secara progresif, yang umumnya dimulai sejak

kontraksi mulai muncul hingga pembukaan 3-4 cm atau permulaan fase aktif.

Selama fase laten, bagian presentasi mengalami penurunan sedikit hingga tidak

sama sekali.. Seiring dengan peningkatan frekuensi, durasi, dan intensitas,

kontraksi menjadi lebih stabil selama fase laten. Dari mulai terjadi setiap 10-20

menit, berlangsung 15-20 detik, dengan intensitas ringan hingga kontraksi

dengan intensitas sedang (rata-rata 40mmHg) pada puncak kontraksi dan tonus

uterus dasar (10 mmHg) yang terjadi setiap 5-7 menit dan berlangsung selama

30- 40 detik.
2) Fase aktif adalah periode waktu dari awal kemajuan aktif pembukaan hingga

pembukaan menjadi lengkap dan mencakup fase transisi. Pembukaan

umumnya dimulai dari 3-4 cm (akhir fase laten) hingga 10 cm (akhir kala I

persalinan). Kontraksi selama fase aktif menjadi lebih sering, dengan durasi

yang lebih panjang dan intensitas kuat. Kontraksi yang efektif adalah kontraksi

yang memiliki pola gradient kelipatan 3 normal, mencapai tekanaan uterus 40-

50 mmHg pada puncak kontraksi dan kembali ke tonus uterus yaitu 10 mmHg.

Menjelang akhir fase aktif, kontraksi biasanya muncul setiap 2-3 menit setiap

60 detik, dan mencapai intensitas yang kuat (lebih dari 40 mmHg) dengan rata-

rata 55 mmHg.

Hal hal terkait fase aktif persalinan menurut Friedmann (2020-2022)

dalam Sondakh (2023), yaitu :

1) Fase percepatan

Memulai fase aktif persalinan dan mengarah ke fase lengkung

maksimal.

2) Fase lengkung maksimal

Waktu ketika pembukaan servik terjadi paling cepat dan meningkat

dari 3-4 cm sampai 8 cm. pada kondisi normal, kecepatan pembukaan

konstan, rata- rata 3 cm per jam, dengan kecepatan tidak lebih dari 1,2

cm per jam pada nulipara. Pada multipara kecepatan rata-rata

pembukaan selama fase lengkung maksimal adalah 5,7 cm per jam,

dengan kecepatan minimal 1,5 cm per jam.

3) Fase perlambatan

Akhir fase aktif, kecepatan pembukaan melambat dan servik mencapai

pembukaan 8-10 cm, sementara penurunan mencapai kecepatan


maksimumnya. Kecepatan maksimum penurunan rata-rata pada nulipara

1,6 cm per jam dan normalnya paling sedikit 1,0 cm per jam. Pada

multipara kecepatan penurunan rata-rata 5,4 cm per jam, dengan

kecepatan minimal 2,1 cm per jam.

2.2.3 Perubahan Fisiologis dan Psikologis Kala I

Perubahan fisiologis menurut Sumarah dkk (2018) adalah :

1. Kontraksi Uterus

Adanya rangsangan pada otot polos uterus dan penurunan hormone

progresteron yang menyebabkan keluarnya hormone oksitosin. Kontraksi otot

uterus dimulai dan fundus uteri menjalar kebawah, fundus uteri bekerja kuat

dan lama untuk mendorong janin ke bawah pasif hanya mengikuti tarikan dan

segmen atas rahim, akhirnya menyebabkan serviks menjadi lembek dan

membuka.

2. Perubahan Gastrointestinal

Kemampuan pergerakan serta penyerapan makanan padat berkurang akan

menyebabkan pencernaan hamper berhenti selama persalinan dan

menyebabkan konstipasi. Lambung yang penuh dapat meyebabkan

ketidaknyamanan.

3. Perubahan Tekanan Darah

Kenaikan sistolik selama kontraksi uterus rata-rata 10-20 mmHg, dan

diastolic rata-rata 5-10 mmHg. Kenaikan tekanan darah dapat dipengaruhi

oleh rasa takut/khawatir ibu. Posisi tidur terlentang akan menyebabkan

penekanan uterus terhadap pembulih darah besar (aorta) sehingga

menyebabkan hipotensi dan janin dapat afiksia. Denyut jantung meningkat

karena adanya kerja jantung yang meningkat (kenaikan metabolism).


4. Perubahan Metabolisme

Adanya kenaikan metabolism karbohidrat aerobic maupun anaerobic secara

perlahan yang disebakan oleh kecemasan serta kegiatan otot kerangka tubuh.

Kegiatan metabolism yang meningkat dicerminkan dengan kenaikan suhu badan,

denyut nadi, pernafasan, cardiac output dan kehilangan cairan.

5. Perubahan Suhu Badan

Suhu akan meningkat selama persalinan, suhu mencapai tertinggi selama

persalinan dan segera setelah kelahiran. Kenaikan dianggap normal jika tidak

melebihi 0.5-1 derajat celcius. Kenaikan suhu berlebih menandakan terjadinya

dehidrasi.

6. Perubahan Renal

Poliuri sering terjadi selama persalinan, hal ini disebabkan oleh kardiak output

yang meningkat, serta disebabkan karena filtrasi glomerulus serta aliran plasma ke

renal. Kandung kemih harus dikosongkan untuk mencegah terhambatnya

penurunan bagian terbawah janin dan trauma pada kandung kemih serta

menghindari retensi urine setelah melahirkan.

Sedangkan perubahan psikologi yang dapat terjadi menurut Sumarah dkk

(2018), adalah :

1) Perasaan tidak enak.

2) Takut dan ragu-ragu akan persalinan yang akan dihadapi.

3) Ibu dalam mengahadapi persalinan sering memikirkan antara lain

apakah persalinan akan berjalan normal.

4) Menganggap persalinan sebagai percobaan.


5) Apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam

menolongnya.

6) Apakah bayinya normal atau tidak.

7) Apakah ia sanggup merawat bayinya.

8) Ibu merasa cemas

2.2.4 Manajemen Kala I

Menurut Kuswanti (2013) manajemen kala 1, yaitu :

1. Mengidentifikasi masalah

2. Bidan melakukan identifikasi terhadap masalah yang ditemukan

3. Mengkaji riwayat kesehatan

4. Pemeriksaan fisik

5. Pemeriksaan janin

6. Menilai data dan membuat diagnosis

7. Menilai kemajuan persalinan

8. Membuat rencana asuhan keperawatan kala 1

a. Pengkajian

Menurut Darmawan (2022) pengkajian merupakan pengumpulan

data klien agar dapat mengenal masalah-masalah kebutuhan

kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, social dan

lingkungan. Pengkajian yang dilakukan antara lain :

b. Wawancara

Biodata klien Gravida (kehamilan), para (persalinan), abortus

(keguguran), jumlah anak yang hidup. HPHT (hati pertama haid


terakhir) HPL (hari perkiraan lahir) Riwayat penyakit (sebelum dan selama

kehamilan) termasuk alergi Riwayat persalinan

c. Pengkajian Kala I

Menurut Mitayani (2019) pengkajian yang dilakukan pada Kala I yaitu :

Pemeriksaan fisik : Tanda-tanda vital, Auskultasi DJJ, Kontraksi uterus, dilatasi uterus,

penurunan presentasi terendah dan kemajuan persalinan perineum

Inspeksi : Adalah suatu proses observasi yang dilakukan secara sistematis dengan menggunakan

penglihatan.

Palpasi : Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara meraba :Pergerakan janin dalam 24

jam terakhir Untuk mengetahui berapa kali janin bergerak dalam 24 jam (Wiknjosastro, 2017)

.Kontraksi :Untuk mengetahui sejak kapan kontraksi dimulai, frekuensi, durasi dan lokasinya,

sehingga dapat diketahui sejak kapan berlangsung.

 Pemeriksaan abdomen menurut Romauli (2022), yaitu :

(a) Pemeriksaan Leopold I

Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian yang berada di fundus.

(b) Pemeriksaan Leopold II

Untuk mengetahui batas kiri/kanan pada uterus ibu, yaitu punggung pada letak

bujur dan kepala pada letak lintang.

(c) Pemeriksaan Leopold III

Untuk mengetahui presentasi/bagian terbawah janin yang ada di simpisis ibu.

(d) Pemeriksaan Leopold IV

Untuk mengetahui seberapa jaun masuknya bagian terendah janin kedalam PAP

(Pintu Atas Panggul).

 Auskultas
Normal terdengar denyut jantung dibawah pusat ibu (baik kiri atau kanan)

mendengarkan denyut jantung janin meliputi frekuensi dan keteraturannya. DJJ

dihitung selama 1 menit

penuh. Jumlah DJJ normal antara 120 sampai 140x/menit (Ramouli, 2022). Pada

persalinan dengan induksi DJJ harus dilakukan setiap 15 menit apabila sudah memasuki

fase aktif (Prawirohardjo, 2019).

a. Riwayat yang harus diperhatikan

 KPD (ketuban pecah dini)

 Riwayat bedah sesar

 Riwayat perdarahan

 Prematuritas atau tidak cukup bulan (Chapman, 2016)

b.Pemeriksaan Fisik

 Edema

 Jaringan parut pada abdomen

 Palpasi TFU (tinggi fundus uterus) (Mitayani,

2013)

c. Diagnose Keperawatan

 Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus

 Ansietas berhubungan dengan krisis situasional akibat proses persalinan

a. Perencanaan

 Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus Tujuan dan

criteria hasil :

1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu

menggunakan teknik non farmakologi untuk mengurangi


nyeri).

2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan manajemen nyeri.

3. Mampu mengenali (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri).

4. Skala nyeri berkurang 5 menjadi 2.

5. Vital sign dalam batas normal.

Intervensi :

(1) Kaji kontraksi uterus dan ketidaknyaman (awitan, frekuensi, durasi,

intensitas dan gambaran nyeri)

Rasional : untuk mengetahui tingkat nyeri dan ketidaknyamanan

(2) Kurangi dan hilangkan factor yang meningkatkan nyeri

Rasional : tidak menambah persepsi nyeri klien

(3) Jelaskan metode pereda nyeri yang ada seperti relaksasi, nafas dalam,

massage, pemberian posisi, obat-obatan

Rasional : memungkinkan lebih banyak alternative yang dimiliki ibu

dalam mengendalikan rasa nyeri

(4) Lakukan perubahan posisi sesui keinginan ibu , anjurkan miring ke kiri

Rasional : rasa nyeri bersifat individual, sehingga posisi nyaman setiap

orang berbeda

 Ansietas berhubungan dengan krisis situasional akibat proses persalinan

Tujuan dan criteria hasil :

6. Mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas.

7. Mengidetifikasi, mengungkapkan, menunjukkan teknik untuk mengontrol

cemas.

8. Vital sign dalam batas normal

\
Intervensi :

(1) Berikan informasi tentang perubahan psikologis dan

fisiologis pada persalinan sesuai kebutuhan

Rasional : pendidikan dapat menurunkan stress dan ansietas.

(2) Anjurkan klien untk mengungkapkan perasaan, masalah dan rasa takut.

Rasional : sress, rasa takut dan ansietas mempunyai efek yang dalam pada

proses persalinan, sering memperlama karena penggunaan

cadangan glukosa; menyebabkan kelebihan epinefrin yang

dilepaskan dan stimulasi adrenal yang menghambat aktivitas

miometrial; dan meningkatkan kadar norepinefrin yang

cenderung meningkatkan aktivitas uterus

(3) Berikan informasi tentang perubahan psikologis

dan fisiologis pada persalinan sesuai kebutuhan

Rasional : pendidikan dapat menurunkan stress dan ansietas

(4) Anjurkan klien untk mengungkapkan perasaan, masalah dan rasa takut

Rasional : sress, rasa takut dan ansietas mempunyai efek yang dalam pada

proses persalinan, sering memperlama karena penggunaan cadangan glukosa;

menyebabkan kelebihan epinefrin yang dilepaskan dan stimulasi adrenal yang

menghambat aktivitas miometrial; dan meningkatkan kadar norepinefrin yang

cenderung meningkatkan aktivitas uterus


2.3 KONSEP NYERI PERSALINAN

2.3.1 Definisi

Menurut Potter & Perry (2015) dalam Judha (2012), nyeri adalah suatu sensasi

tunggal yang disebabkan oleh stimulus spesifik bersifat subjektif dan berbeda antara

masing-masing individu karena dipengaruhi oleh factor psikososial, sehingga orang

tersebut lebih merasakan nyeri. Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak

menyenangkan. Sifatnya sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap

orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat

menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Uliyah, 2015).

Association for the Study of pain mendefinisikan bahwa nyeri merupakan

pengalaman emosional dan sensori yang tiadak menyenangkan yang muncul dari

kerusakan jaringan secara actual atau potensial atau menunjukkan adanya (Judha,

2022).Menurut Cunningham (2014), nyeri persalinan sebagai kontraksi mimetrium,

merupakan proses fisiologis dengan intensitas yang berbeda pada masing-masing

individu. Menurut Perry & Bobak (2014), rasa nyeri yang dialami selama masa

persalinan bersifat unik pada setiap ibu dapat dipengaruhi oleh beberapa factor antara

lain budaya, takut, kecemasan, pengalaman persalinan sebelumnya, persiapan

persalinan dan dukungan (Judha, 2022).

Rasa nyeri pada persalinan adalah manifestasi dari adanya kontraksi

(pemendekan) otot rahim. Kontraksi inilah yang menimbulkan rasa sakit pada

pinggang, daerah perut dan menjalar ke arah paha. Kontraksi ini menyebabkan adanya

pembukaan mulut rahim (serviks). Dengan adanya pembukaan servik ini maka akan

terjadi persalinan (Judha, 2022)


2.3.2 Penyebab Nyeri

Menurut Judha (2012), rasa nyeri persalinan muncul karena :

a. Kontraksi otot rahim

Kontraksi rahim menyebabkan dilatasi dan penipisan serviks serta

iskemia rahim akibat konraksi arteri miometrium. Karena rahim

merupakan organ internal maka nyeri yang timbul disebut nyeri

visceral. Nyeri visceral juga dapat dirasakan pada organ lain yang

bukan merupakan asalnya disebut nyeri alih (reffered pain). Pada

persalinan nyeri alih dapat dirasakan pada punggung bagian bawah dan

sacrum. Biasanya ibu hanya mengalami nyeri ini hanya selama

kontraksi dan bebas dari rasa nyeri pada interval antar kontraksi.

b. Regangan otot dasar panggul

Jenis nyeri ini timbul pada saat mendekati kala II, tidak seperti nyeri

visceral, nyeri ini terlokalisir di daerah vagina, rectum dan perineum,

sekitar anus. Nyeri klinis ini disebut nyeri somatic dan disebabkan

peregangan struktur jalan lahir bagian bawah akibat penurunan bagian

terbawah janin.

c. Episiotomy

Pada peristiwa episiotomy, nyeri dirasakan apabila ada tindakan

episiotomy, tindakan ini dilakukan sebelum jalan lahir mengalami

laserasi maupun rupture pada jalan lahir.


d. Kondisi Psikologis

Nyeri dan rasa sakit yang berlebihan akan menimbulkan rasa cemas,.

Takut, cemas, dan tegang memicu produksi hormone prostaglandin

sehingga timbul stress. Kondisi stress dapat memengaruhi kamampuan

tubuh menahan rasa nyeri.

2.3.3 Klasifikasi Nyeri

Klasifikasi nyeri menurut Price & Wilson (2015) dalam buku Judha (2012)

dibedakan berdasarkan lokasi atau sumber, yaitu :

1. Nyeri Somatic Superficial (kulit)

Berasal dari struktur superficial kulit dan jaringan subkutis. Stimulus yang efektif

untuk menimbulkan nyeri di kulit dapat berupa rangsang mekanis, suhu, kimiawi,

atau listrik. Apabila kulit hanya yang terlibat, nyeri sering dirasakan sebagai

penyengat, tajam, meringis atau seperti terbakar, tetapi apabila pembulu darah ikut

berperan menimbulkan nyeri, sifat nyeri menjadi berdenyut.

2. Nyeri Somatic Dalam Nyeri berasal dari otot, tendon, ligamentum, tulang, sendi

dan arteri. Struktur ini memiliki sedikit reseptor nyeri sehingga lokalisasi nyeri

kulit dan cenderung menyebar ke daerah sekitarnya.

3. Nyeri Visera

Berasal dari organ tubuh, terletak di dinding otot polos organ-organ berongga.

Mekanisme yang menimbulkan nyeri visera adalah peregangan atau distensi

abnormal dinding atau kapsul organ, iskemia dan peradangan.

4. Nyeri Alih

Berasal dari salah satu daerah tubuh, tapi dirasakan di daerah lain.
5. Nyeri Neuropati

Nyeri neuropati sering memiliki kualitas seperti terbakar, perih atau seperti

tersengat listrik. Nyeri sering bertambah parah oleh stress emosi atau fisik dan

mereda oleh relaksasi

2.3.4 Proses Terjadinya Nyeri

Price & Wilson (2015), menjelaskan bahwa proses fisiologi nyeri

terdapat empat proses tersendiri : transduksi, transmisi, modulasi danpersepsi.

Transduksi nyeri adalah proses rangsangan yang mengganggu sehingga menimbulkan

aktivitas listrik di reseptor nyeri. Transmisi nyeri melibatkan proses penyaluran impuls

dari tempat transduksi melewati saraf perifer sampai ke terminal di medulla spinalis dan

jaringan neuron-neuron pemancar yang naik dari medulla spinalis ke otak. Medulasi

nyeri melibatkan aktivitas saraf melalui jalur-jalur saraf desenden dari otak yang dapat

memengaruhi transmisi nyeri setinggi medulla spinalis.modulasi juga melibatkan factor-

faktor kimiawi yang menimbulkan atau meningkatkan aktivitas di reseptor nyeri afteren

primer. Jadi, persepsi nyeri adalah pengalaman subjektif nyeri yang bagaimanapun juga

dihasilkan oleh aktivitas transmasi atau saraf (Judha, 2012).

Proses terjadinya nyeri menurut Hartanti (2015) dalam Judha (2012)

adalah dimulai ketika bagian tubuh terluka oleh tekanan, potongan, sayatan,

dingin atau kekurangan oksigen pada sel, maka bagian tubuh yang terluka akan

mengeluarkan berbagai macam substansi seluler dilepaskan ke luar ruang

ekstraseluler maka akan mengiritasi nosiseptor. Saraf ini akan merangsang dan

bergerak sepanjang serabut saraf atau neurotransmisi yang akan menghasilkan

substansi yang disebut dengan neurotransmitter seperti prostaglandin dan

epineprin, yang membawa pesan nyeri dari medulla spinalis ditransmisikan ke


otak dan dipersepsikan sebagai nyeri.
2.3.5 Factor Yang Mempengaruhi Nyeri

Factor-faktor yang dapat memengaruhi nyeri, yaitu :

1. Usia

Menurut Potter & Perry (2015) usia merupakan variable penting

yang memengaruhi nyeri, perbedaam perkembangan diantara

kelompok usia dapat memengaruhi respon nyeri.

2. Budaya

Persepsi dan ekspresi terhadap nyeri persalinan dipengaruhi oleh

budaya individu.

3. Emosi

Stress atau rasa takut dapat merangsang hormon katekolamin dan

adrenalin, katekolamin dilepaskan dalam konsentrasi tinggi saat

persalinan yang dapat menyebabkan menegangnya uterus sehingga

aliran darah dan oksigen ke dalam-dalam otot uterus berkurang

karena arteri mengecil dan menyempit, akibatnya adalah rasa nyeri

yang terelakan. Apabila ibu dalam keadaan rileks dapat memancing

keluarnya hormone endorphin, penghilang rasa sakit yang alami

didalam tubuh.

4. Pengalaman Persalinan

Menurut Bobak (2010) dalam Judha (2012) pengalaman

melahirkan sebelumnya juga dapat memengaruhi respon ibu

terhadap nyeri. Bagi ibu yang mempunyai pengalaman yang

menyakitkan dan sulit pada persalinan sebelumnya, perasaan


cemas dan takut pada pengalaman lalu akan memengaruhi

sensitifitasnya rasa nyeri.

5. Support System

Menurut Martin (2012) dalam Judha (2012) dukungan dari

pasangan, keluarg maupun pendamping persalinan dapat

membantu memenuhi kebutuhan ibu bersalin, juga membantu

mengatasi rasa nyeri.

6. Persiapan Persalinan

Persiapan persalinan tidak menjamin persalinan akan berlangsung

tanpa nyeri. Namun, persiapan persalinan diperlukan untuk

mengurangi perasaan cemas dan takut akan nyeri persalinan

sehingga ibu dapat memilih berbagai teknik atau metode latihan

agar ibu dapat mengatasi ketakutannya.

2.3.6 Skala Nyeri

Menurut Judha (2012) penilaian klinis dari nyeri dapat dilakukan

dengan skala pendeskripsi verbal, penilaian numeric, dan skala analog

visual.

1. Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor Scale)

VDS merupakan garis yang terdiri atas tiga sampai lima kata

pendeskripsian yang tersusun dengan jarak yang sama disepanjang

garis. Pendeskripsian ini dirangking dari tidak terasa nyeri sampai

terasa nyeri (nyeri yang tidak tertahankan). Pengukur menunjukkan


pada pasien skala tersebut atau memintanya untuk memilih

intensitas nyeri yang dirasakannya.

Gambar 1
Skala Nyeri Verbal (Judha, 2012)

2. Skala Intensitas Nyeri Numeri (Numerical Rating Scale)

NRS digunakan lebih sebagai pengganti atau pendamping VDS,

klien memberikan penilain 0 sampai 10. Nyeri pasien akan

dikategorikan tidak nyeri (0). Nyeri sedang (1-3) secara objektif

pasien dapat berkomunikasi dengan baik. Nyeri ringan (4-6) secara

objektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi

nyeri, dapat mendiskripsikannya, dan dapat mengikuti perintah

dengan baik. Nyeri berat (7-9) secara objektif klien terkadang tidak

dapat mengikuti perintah tapi masih merespon terhadap tindakan,

dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendiskripsikannya,

serta tidak dapat diatasi dengan alih posisi, nafas panjang, dan

distraksi. Nyeri hebat (10) pasien sudah tidak mampu

berkomunikasi atau memukul.


Gambar 2
Skala Nyeri Numeric (Judha, 2012)

3. Visual Analog Scale (VAS)

Menurut McGuire dalam Potter & Perry (2015) dalam Judha

(2012), VAS merupakan alat pengukur tingkat nyeri yang lebih

sensitive karena pasien dapat mengidentifikasi setiap titik pada

rangkaian angka yang menurut mereka paling tepat dalam

menjelaskan tingkat nyeri yang dirasakan pada satu waktu. VAS

tidak melabelkan suatu divisi, tapi tediri dari sebuah garis lurus

yang dibagi secara merata menjadi 10 segmen dalam angka 0

sampai 10 dan memiliki alat pendiskripsi verbal pada setiap

ujungnya. Pasien diberitahu bahwa 0 menyatakan “tidak ada nyeri

sama sekali” dan sepuluh menyatakan “nyeri paling parah” yang

klien dapat bayangkan.Skala ini memberikan kebebasan kepada

pasien untuk mengidentifikasi keparahan nyeri.

Gambar 3
Skala Nyeri Visual (Judha, 2012)
4. Skala Nyeri “Muka”

Gambar 4
Skala Nyeri Muka (Judha, 2012)

2.3.7 Pengurangan Rasa Nyeri

Beberapa metode pengurangan rasa nyeri :

a. Terapi farmakologis

Menurut Piliteri (2013), dalam Judha (2019) bahwa penatalaksanaan

farmakologis pada nyeri persalinan meliputi analgesia yang menurunkan dan

mengurangi rasa nyeri dan anesthesia yang menghilangkan sensasi bagian

tubuh baik parsial maupun total.

Berbagai pilihan penatalaksanaan farmakologis antara lain:

1. Analgesia narkotik (Merepidine, Nalbuphine, Butorphanol, Morfin

Sulfate Fentanyln)

2. Analgesia regional (Epidural, Spinal dan kombinasinya

3. (Intra Thecal Labor Analgesia)

b. Terapi non farmakologis menurut Judha (2022)

1. Posisi, postur dan ambulasi

Posisi persalinan, perubahan posisi dan pergerakan yang tepat akan

membantu meningkatkan kenyamanan atau menurunkan


rasa nyeri, meningkatkan kepuasan akan kebebasan untuk bergerak, dan

meningkatkan control diri ibu.

2. Kompres hangat

Tindakan ini akan meningkatkan aktivitas rahim, kompres hangat

meningkatkan suhu kulit local, mengurangi spasme otot dan meningkatkan

ambang nyeri.

3. Kompres dingin

Untuk mengurangi ketegangan nyeri sendi otot, mengurangi pembengkakan

dan menyejukkan kulit. Kompres dingin akan memperlambat transmisi nyeri

melalui neuron sensorik.

4. Hipnobirthing

Merupakan salah satu teknik otohipnosis (selfhypnosis) atau swasugesti,

dalam menghadapi kehamilan dan persiapan melahirkan yang berfungsi

membantu para wanita hamil melalui masa persalinannya dengan cara yang

alami, lancar dan nyaman (tanpa rasa sakit).

5. Aromatherapy

Bau-bauan dapat memberikan rasa nyaman serta relaksasi pada tubuh dan

pikiran ibu, rasa nyeri dan cemas akan tereduksi. Sehingga nyeri akan

berkurang.
2.4 Prosedur Penggunaan Teknik Deep Back Massage

2.4.1 Definisi

Deep back massage adalah penekanan pada sacrum yang dapat

mengurangi ketegangan pada sendi sakroiliakus dari posisi oksiput posterior

janin.

2.4.2 Teknik Deep Back Massage

Teknik deep back massage dilakukan dengan memberikan penekanan

pada daerah sacrum selama kontraksi berlangsung, dimulai saat awal kontraksi

dan diakhiri setelah kontraksi berhenti. Penekanan dapat dilakukan dengan

tangan yang dikepalkan seperti bola tenis pada sacrum 2, 3, 4. Penekanan yang

dilakukan dapat menstimulasi kutaneus, sehingga dapat menghambat impuls

nyeri tidak sampai ke thalamus. Hal ini sesuai dengan teori Gate Control dan

Melzack. Selain itu juga akan membantu meningkatkan kontraksi miometrium

yang akan mempercepat proses pembukaan.

2.4.2 Prinsip dan Tujuan Teknik Deep Back Massage

Prinsip dan tujuan teknik deep back massage yaitu mengurangi atau

menghentikan penghantaran impuls nyeri. Pelaksanaan massage yang benar

dapat meredakan ketengan otot serta memberi rasa relaks. Sirkulasi darah

menjadi lancer sehingga nyeri berkurang (Judha, 2012).

Selain itu deep back massage juga memberikan manfaat memberi rasa

nyaman pada punggung atas dan punggung bawah, menurunkan


nyeri dan kecemasan, mempercepat persalinan, mengilangkan

tegangan otot pada paha diikuti ekspansi tulang pelvis karena relaksasi

pada otot-otot sekitar pelvis dan memudahkan bayi turun dan melewati

jalan lahir, dan menurunkan tegangan otot akibat kontraksi,

menormalkan fisiologi tubuh, melancarkan sirkulasi darah dan

menstimulasi pembuluh darah (Rukma, 2014).

2.5 Konsep dasar keperawatan

2.5.1 Pengertian

Gangguan kenyamanan berarti keadaan ketika klien mengalami sensasi tidak

menyenangkan dalam berespon terhadap suatu rangsanngan yang berbahaya. Nyeri

merupakan perasaan dan pengalaman emosional yang timbul dari kerusakan

jaringan yang actual dan potensional atau gambaran adanya kerusakan ( SDKI ,

2018 ).

2.5.2 Data Mayor Dan Data Minor

a. Data mayor

1) Mengeluh nyeri

2) perinium terasa tertekan

3) uterus terasa membulat

4) Ekpresi wajah menyeringis

5) Berposisi meringankan nyeri


b. Data minor

1) Nafsu makan berubah

2) Nausea

3) Pola tidur berubah

4) tekanan darahh meningkat

5) nadi meningkat

2.5.3 Penyebab nyeri persalinan

1. Dilatasi servik

2. Pengeluaran janin

2.6 Penatalaksanaan berdasarkan EBN

Massage merupakan salah satu metode nonfarmakologis yang dapat

digunakan untuk meredakan nyeri saat persalinan. Pijatan ringan atau belaian

dapat membuat ibu merasa nyaman dan rileks selama persalinan karena tubuh

melepaskan endorfin yang dapat menimbulkan rasa nyaman, endorfin juga

merupakan pereda nyeri alami (Pane, 2014).

Deep back massage merupakan salah satu metode pengendalian nyeri

berupa pijatan lembut atau massage untuk membantu ibu hamil merasa lebih

segar selama persalinan, belaian dan pijatan lembut membuat ibu hamil lebih

rileks (Katili, 2018).


Deep back massage sangat baik dan merupakan cara lembut untuk membantu ibu

bersalin merasa lebih segar selama persalinan. Sentuhan dan kelembutan massage

membuat ibu bersalin menjadi lebih rileks. Suatu psentuhan dan nyeri dirangsang

bersama,sensasi sentuhan berjalan ke otak menutup pintu gerbang dalam otak, adanya

pijatan yang mempunyai efek distraksi juga dapat meningkatkan pembentukan

endorphine dalam membuat relaksasi otot (Farida dkk, 2016).

Penurunan nyeri persalinan dipengaruhi oleh perlakuan deep back massage yang

dilakukan dengan memberikan penekanan pada daerah sacrum. Pada dasarnya dengan

penekanan menstimulasi kutaneus sehingga dapat menghambat impuls nyeri yang tidak

sampe ke hypothalamus hal ini sesuai dengan teori gate control (Lestari dkk,

2012).enelitian menunjukkan bahwa Wanita yang mendapatkan massage selama 20

setiap jam selama fase persalinan aktif merasa lebih tenang dan lebih terbebas dari

nyeri. Hal ini terjadi karena massage dapat merangsang tubuh melepaskan senyawa

endorphine yang merupakan pereda sakit alami. Endorphine ini dapat menciptakan

perasaan nyaman dan enak.Saat memijat, pemijat harus memperhatikan respon ibu

apakah tekanan yang diberikan sudah tepat. Gate control theory dapat diuku untuk

efektifitas cara ini. Ilustri gate control theory bahwa serabut nyeri membawa stimulasi

nyeri ke otak lebih kecil dan perjalanan sensasinya lebih lambat dari pada serabut

sentuhan yang luas.

2.7 Asuhan keperawatan berdasarkan teori

2.7.1 Fokus pengkajian

Pengkajian keperawatan adalah pengumpulan informasi dan data pasien merupakan

langkah awal yang sangat penting dalam proses keperawatan, dikenal dengan istilah

pengkajian keperawatan. Untuk dapat mengenali permasalahan- permasalahan,

kebutuhan-kebutuhan kesehatan dan perawatan pasien, termasuk yang berkaitan

dengan fisik, kejiwaan, sosial dan lingkungan.


Dalam melaksanakan evaluasi keadaan pasien, ada beberapa langkah yang harus

dilakukan, yakni mengumpulkan informasi, mengelompokkan informasi,

memverifikasi informasi, dan merumuskan permasalahan. Menurut Dermawan

(2019).

2.7.2 Diagnosis keperawatan

Pada ibu bersalin dapat dianalisis dari data hasil pengkajian terhadap

adanya masalah. Sifat dari diagnosis keperawatan aktual berarti terdapat kondisi

pasien merasakan nyeri. Hasil pengkajian diperoleh data mengenai tanda gejala

gangguan kesehatan. Perumusan diagnosis keperawatan dapat dituliskan terdiri atas

masalah, penyebab dan tanda atau gejala (Susanto, 2021).Diagnosa keperawatan

pada pada ibu bersalin kala 1 fase aktif sesuai SDKI (2019) adalah nyeri akut

2.7.3 Intervensi Inovasi Keperawatan

Penyusunan rencana keperawatan diartikan sebagai suatu tahapan untuk

mengidentifikasi sumber – sumber kekuatan dari pasien (sumber pendukung yang

dapat digunakan atau dimanfaatkan dan kemampuan dalam melakukan perawatan

sendiri) yang bisa digunakan untuk penyelesaian masalah (Susanto, 2021). Berikut

intervensi keperawatan yang dapat diambil untuk diagnosis keperawatan adalah

mengatasi nyeri yang terjadi pada klien Ibu bersalin Kla 1 Fase aktif (Tim Pokja

SDKI DPP PPNI, 2018)

2.7.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan diartikan sebagai tindakan dari intervensi

asuhan keperawatan yang telah di susun perawat bersama keluarga. Perawat dalam

tahapan ini harus membangkitkan keinginan untuk bekerjasama melaksanakan

tindakan keperawatan. Adapun hal–hal yang diperhatikan dalam menyusun

perencanaan
keperawatan meliputi; menstimulasi untuk memutuskan tindakan yang tepat,

menstimulasi kesadaran serta penerimaan tentang masalah dan kebutuhan kesehatan,

Implementasi yang dilakukan pada studi kasus ini adalah memberikan stimulasi untuk

2.8 Kerangka Teori

Persalinan Kala
I Fase Aktif

Kontraksi
Nyeri
Persalinan

Tanda Persalinan :

- His persalinan
- Bloody Show Deep Back
- Lightening Massage

Nyeri
Persalinan
Keterangan Berkurang

: variable yang di teliti

: variable yang
tidaak di tliti

2.8 Keaslian penelitian

a) Kata Kunci

Pencarian artikel atau jurnal menggunakan keyword berbasis Boolean

operator (AND, OR, NOT) yang digunakan untuk memperluas atau

menspesifikan pencarian, sehingga mempermudah dalam penentuan

artikel atau jurnal yang digunakan.


Table.2.1 Kata kunci

Persalinan kala 1 DAN Nyeri DAN Penerapan FCMC serta pemberian


fase aktif Slow deep back massage
OR
Persalinana kala AND pain AND Penerapan FCMC serta pemberian
1 fase aktif Slow deep back massage

b. Kriteria Inklusi dan Eksklusi


Strategi yang digunakan dalam mencari artikel menggunakan PEOS framework, yaitu

terdiri dari :

1. Population/Problem yaitu populasi atau masalah yang akan di analisis sesuai dengan

tema yang sudah ditentukan dalam KIA

2. Ekprosure yaitu suatu tindakan penatalaksanaan terhadap kasus perorangan ataupun

masyarakat serta pemaparan tentang penatalaksanaan studi sesuai dengan tema yang

sudah ditentukan dalam KIA

3. Outcome yaitu hasil atau luaran yang diperoleh pada studi terdahulu yang sesuai dengan

tema yang sudah ditentukan dalam KIA.

4. Study design yaitu Desain penelitian yang digunakan oleh jurnal yang akan di review.

Desain dari KIA adalah seluruhnya berjenis kuantitatif.

Tabel 2.2 Format PEOS dalam KIA

Kriteria Inklusi Eksklusi


Population Populasi dalam penelitian Populasi dalam penelitian
adalah pasien nyeri dengan adalah selain pasien
persalinan kala 1 fase aktif dengan nyeri
Ekprosure Pengaruh FMNC dalam Tidak ada pengaruh dan
pemberian Terapi slow tidak diberikan terapi
deep back massage
Outcome kejadian nyeri Selain kejadian nyeri
Study design cross-sectional dan case eksperimental, observasi,
control kualitatif
Language/ ahasa Bahasa ahasaia dan ahasa Selain Bahasa ahasaia dan
inggris ahasa inggris
Tahun Terbit Artikel dan atau jurnal Artikel dan atau jurnal
yang terbit dalam 5 tahun yang terbit sebelum 2019
terakhir yaitu 2019-2023
Table 2.2 Hasil Analisa Jurnal

Penulis dan Tahun Desain Studi Sampel, Variabel, Instrumen, Hasil Faktor Analisis Ringkasan Hasil
Analisis
Maita, 20 Desain: Quasy eksperimen Sampel:21 responden Hasil penelitian di dapatkan Adanya pengaruh deep back massase
Variable: pretest-posttest Instrument: exidentaly design sebagian besar ibu yang terhadap penurunan rasa nyeri persalinan
Analisis: uji t test dependent mengalami nyeri dengan skor 6-10 kala 1 fase aktif
sebanyak 13 orang (61,9%),
mengalami penurunan
nyeri ringan dengan skor 0-4
sebanyak 4 orang.
Lestari & Purnomo, 2012 Desain: eksperimental Sampel: 2 kelompok dari total Hasil penelitian menunjukkan Penerapan deep back massase merupakan
penduduk Variable:pretest- posttest,control group bahwa pengaruh FCMC melalui salah satu terapi non farmakologis sebagai
design pemberian deep back massase bagian
Instrument: exidentaly design dapat mengurangi nyeri dan integral dalam memberikan perawatan
Analisis: uji kecepatan pembukaan dasar
Wilcoxon,mann-whitney pertolongan persalinan
Gaidaka, 2012 Desain:eksperimental design Hasil penelitian menunjukkan ada Maka dapat di simpulkan bahwa ada
Sampel:26 orang Variable:pretest-posttest Instrument: perubahan sebelum dan setelah pengaruh deep back massase terhadap
allocation random sampling pemberian teknik deep back nyeri persalinan kala 1 fase aktif
Analisis: Wilcoxon macth pairs test massase.
Katili, 2018 Desain:Quasy-eksperimen Sampel:32 responden Hasil penelitian menunjukan Metode ini memiliki efektifitas untuk
Variable: pretest-posttest control group bahwa ada pengaruh FCMC menurunkan nyeri pada ibu bersalin kala 1
Instrument: exidentaly sampling melalui pemberian deep back fase aktif.
Analisis: uji chi square massase terhadap nyeri persalinan
kala 1 fase aktif.
Fitrianingsi h, 2017. Desain:Quasi eksperimen Sampel: 30 responden Hasil analisis Teknik deep back massase memiliki
Variable: pretest-posttest group design menunjukkan ada penurunan efektifitas untuk mengurangi nyeri pada
Insrumen: exidentaly design intensitas nyeri pada ibu bersalin ibu bersalin kala 1 fase aktif
Analisis : univariat (mean, SD, dan distribusi kala 1 fase aktif setelah di berikan
frekuensi) bivariat pengaruh FCMC dengan metode
(Shapiro wilk, Wilcoxon) deep back massase
BAB III

GAMBARAN KASUS
3.1 Pengkajian

A. IDENTITAS
Nama klien : NY S Nama suami : TN.P

Umur : 40THN Umur : 42 THN

Suku/Bangsa : jawa /indonesia Suku/Bangsa : madura

/indonesia

Agama : ISLAM Agama : ISLAM

Pendidikan : SMP Pendidikan :Smp

Pekerjaan : IRT Pekerjaan :Petani

Alamat : Banjarsengon jember Alamat : jember

Status perkawinan: Kawin

B. RIWAYAT KESEHATAN

1. Keluhan utama : Pasien mengatakan nyeri pada punggung bagian

bawah

P : nyeri karena kontraksi

Q : nyeri terasa seperti mulas ingin BAB dan ditekan

R : nyeri pada punggung bagian bawah

S : skala nyeri 4

T : nyeri hilang timbul dan terasa saat perut mulai

berkontraksi

2. Riwayat kesehatan lalu : Pasien tidak memiliki riwayat

penyakit hipertensi, jantung dan diabetes melitus serta tidak

pernah di rawat di rumah sakit, pasien mengatakan pada awal


kehamilah sering mual muntah selama kurang lebih 8 minggu

dan pada umur 10 minggu sakit kepala dan badan terasa lemas,

pada minggu ke 13 pasien juga mengeluh pusing, dan saat umur

kehamilan 34 minggu kaki pasien bengkak , pasien juga

mengeluh sering bolak balik kamar mandi karena sering BAK.

3. Riwayat kesehatan keluarga: Pasien mengatakan di dalam

keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menurun

dan menular seperti hipertensi, diabetes mellitus, asma maupun

jantung.

4. Riwayat Kehamilan Dan Persalinan Lalu

Status obstetrik : G3P0A1H. 29 minggu

HPHT : 04/05/2023 HPL : 29/02/2024

Kehamilan sekarang direncanakan : Ya/Tidak

Kunjungan ANC selama kehamilan ini: rutin

No Tahun Tempat Penolong Persalinan UK JK BBL H/M Masalah kehamilan

1 2015 Pustu Bidan Normal 1900 Lk Bblr H Kpd


2 2018 Pustu Bidan Normal 1800 Pr Bblr M Kpd
C. LAPORAN PERSALINAN

1. Pemeriksaan awal

Tanggal : 09/01/2024 Jam: 14.00

Tanda – tanda vital : TD120/90 mmHg Nadi:90x/menit Suhu:36 0C

RR 22 x/menit

Pemeriksaan palpasi abdomen:

a) Leopold 1 : TFU 29 cm, teraba bagian lunak dan tidak ada

lentingan

b) Leopold II : Teraba bagian kiri perut teraba keras seperti papan

(punggung janin) pergerakan janin aktif

c) Leopold III : Bagian bawah perut teraba bulat keras

d) Leopold IV : Konvergent (kepala sudah masuk (PAP)

e) Perkusi : Bunyi timpani

f) Auskultasi : Bunyi bissing usus 12 x/menit, DJJ 141 x/menit

Inspeksi : Perut membesar sesuai umur kehamilan tidak terdapat

strechmark.

Vaginal touché : buka 4cm effacement 50% ketuban (+)teraba bagian

kepala

Discharge vagina :

Kontraksi uterus : frekuensi: Kekuatan: Lamanya: 10 mnt

DJJ : frekuensi: 140 x/mnt .

Status janin : Hidup/Tidak Jumlah: 1 Presentas : letak kepala posisi di

bawah
2. Kala persalinan

 KALA I

a. Mulai persalinan : Tanggal 9/01/2024 Jam: 14.00

b. Tanda – tanda vital : TD120/80 …mmHg Nadi: …80…x/menit

Suhu:36….0C

RR:22 x/menit

c. Lama kala I : 2 .Jam…30 ….Menit 45 detik

d. Keadaan psikososial: Pada keadaan ini pasien merasa cemas dan

gelisah dalam menghadapi persalinan

e. Keluhan : ibu mengatkan perut serasa mules mulai pukul 10.00

WIB disertai lender bercampur drah sejak jam 11.00WIB pinggangnya

tersaa sakit dan menjelar kedepan dan sakinya hilang timbul

f. Tindakan : observasi

g. Terapi : tidak ada

h. Observasi kemajuan kala I

Tanggal/Jam Kontraksi Pembukaan Ketuban DJJ Keterangan


uterus cerviks
9/01/2024 3x 4cm (+) 120x/
14.00 mnt

 KALA II

1. Kala II dimulai : tanggal 9/01/2024 Jam: 11.30 WIB

2. Tanda – tanda vital : TD120/80 …mmHg Nadi: …80 x/menit

Suhu:36.0C

RR 20 x/menit

3. Lama kala II 20 Mnt


4.

4. Upaya meneran : keinginan meneran sang ibu menahan serasa

ingin BAB

5. Keadaan psikososial: Pasien gelisah dan cemas

6. Bayi lahir jam : 17.15

7. Jenis kelamin : Laki – laki/Perempuan BB : …1900…… gram PB: …

45…cm

8. Nilai APGAR menit I : 3 Menit V: 3

9. Perineum : Utuh/Episiotomi/Rupture derajat :1/2/3/4

10. Penjahitan perineum: Ya/Tidak

11. IMD : Ya/Tidak

13. Terapi : PZ 7tpm

14. Masalah lain :-

 KALA III

1. Plasenta lahir jam : 18.00

2. Cara lahir plasenta : lengkap

3. Karakteristik plasenta:

Ukuran:

Panjang tali pusat : 20cm

Jumlah pembuluh darah: … Arteri: ………….. Vena: …………..

Keutuhan : …lengkap

4. Kontraksi uterus : fubdus keras

5. Perdarahancc 200cc

6. Intervensi : bersihkan area genetalia

7. Terapi : oxitosin IM
 KALA IV

1. Mulai jam : 18.10

2. Tanda – tanda vital : TD…110/80 …mmHg Nadi: …90…x/menit

Suhu:36….0C RR 20 x/menit

3. Kontraksi uterus : (+)

4. Perdarahan : 300ml

5. Tindakan : melakukan observasi secara berkala dan perdarahan pada jam

pertama setiap 15 menit dan pada jam kedua setiap 30 menit

dan suhu setiap 1 jam dan lengkapi patograf


G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1) Pemeriksaan laboratorium

HB : 11.9

LEUKOSIT : 15.700

HCT : 39

TROMBOSIT : 438.000

ERITROSIT : 3.71

MCV : 106.2

MCH : 32.1

MCHC : 30.3

RDW : 12.2

2) Foto Rontgen USG/TF/ECG

Tidak di lakukan

3) Lain lain

Kesimpulan : sesuai dengan gambaran bayi normal terdapat

tanda tanda inpartu artinya persalinan akan mengalami kemjuan

dari tanggal perkiraan

Saran : lakukan pemeriksaan dalam per 3 jam sekali dan

observasi ketat
H. Penatalaksanaan terapi

Infus PZ 14TPM
DExamethason 4x1 A

Jember , 09 januari 2024

(Shifiatul hanani )
3.2 Analisa Data

NO Analisa Data Etiologi Masalah


1. Data Subyektif : Kontraksiuterus sebelum Nyeri persalinan
persalinan
Pasien mengatakan nyeri pada punggung bagian bawah
P : nyeri karena kontraksi
Q : nyeri terasa seperti mulas ingin BAB dan ditekan
His berulang
R : nyeri pada bagian punggung
S : skala nyeri 3
T : nyeri hilang timbul dan terasa saat perut mulai Peningkatan kontraksi dan
pembukaan service uteri
berkontraksi
Pasien mengatakan rasa kenceng kenceng semakin sering
Impuls saraf efferent dari
Data Obyektif :
service ke uterus
Pasien hamil G3P0A1 dengan usia kehamilan 29 minggu, TFU
: 29 cm, DJJ : 137 x/menit, Bunyi bissing usus 14 x /menit
Media spinalis
HIS 2x10 menit frekuensi 20 detik
Pembukaan serviks 3 cm
Cortect serebri

Nyeri
NO Analisa Data Masalah Etiologi
1 Data Subyektif :
Pasien mengatakan nyeri pada punggung bagian bawah
P : nyeri karena kontraksi
Q : nyeri terasa seperti mulas ingin BAB dan ditekan
R : nyeri pada bagian punggung Nyeri Persalian Dilatasi Serviks
S : Skala nyeri 3
T : Nyeri hilang timbul dan terasa saat perut mulai
berkontraksi
Pasien mengatakan rasa kenceng kenceng semakin
sering
Data Obyektif :
Pasien hamil G3P0A1 dengan usia kehamilan 29 minggu,
TFU
: 29 cm, DJJ : 137 x/menit, Bunyi bissing usus 14 x
/menit, HIS 2x10 menit frekuensi 20 detik, Pembukaan
serviks 3 cm.

3.3 Diagnosa Keperawata


3.4 Intervensi keperawatan

Tgl / Diagnose Kriteria hasil Intervensi


jam keperawatan

(D 0079) Nyeri Setelah Dilakukan Tindakan 1x24 Jam Manajemen nyeri


akut  Observasi
Diharapkan Nyeri Menurun Dengan 1. Identifikasi lokasi frekuensi nyeri
2. Identifikasi skal nyeri
Kriteria Hasil. 3. Identifikasi respon non verbal
4. Intervensi factor yang memperberat
Kriteria hasil : Nyeri akut (D.0079)  Terapeutik

Indicator SA ST 1. Berikan terapi non farmakologis (Depp back


Keluhan nyeri 3 5 massage)yang mampu menurunkan nyeri
Kesulitan tidur 3 5 2. Control lingkungan yang memperberat nyeri
Menyeringis 3 5 3. Fasilitas idtirahat tidur
Keterangan
1 : Menurun
2 : Cukup menurun
1. Jelaskan periode pereda nyeri
3 : Sedang
2. Ajarkan kepada keluarga terapi non farmakologi
4 : Cukup membaik
dalam menurunkan nyeri
5 : Membaik
Kolaborasi
1. Kolaborasi dalm pemberian analgesic jika di
perlukan
3.5 implementasi keperawatan
No Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
keperawatan
1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik,
1 09/01/2024 Nyeri persalinan S: pasien mengatakan masih merasakan nyeri di perut
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
(D.0079) bagian bawah seperti di tusuk-tusuk dengan skala nyeri 7
nyeri
R : nyeri di perut bagian bawah sebelah O : Pasien tampak meringis karena merasakan nyerinya .
kiri nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk, TD = 130/80 MmHg, Nadi= 114x/mnt, Suhu= 36,20C,
hilang timbul RR= 20x/mnt. Skala Nyeri = 7
2. Mengobservasi TTV dan A: Masalah belum teratasi
mengidentifikasi skala nyeri
R:TD=130/80MmHg, Nadi=114x/mnt,
Suhu= 36,20C, RR= 20x/mnt. Skala Indikator SA ST SAC
Nyeri = 7
3. Mengidentifikasi respon non verbal
R : pasien tampak gelisah Keluhan 2 5 3
nyeri
4. Menjelaskan penyebab dan periode 2 5 3
nyeri Kesulitan
R : pasien dapat memahami tidur 2 5 3
5. Menjelaskan kepada keluarga dan
Meringis
pasien tujuan dan manfaat teknik non
farmakologis teknik deep back massage
R: Pasien tampak memahami
6. Mengajarkan teknik non farmakologis
kepada keluarga pasien dengan tekhnik P : Intervensi dilanjutkan
Deep back massage salama 15 menit 2,3,6
dilakukan 10 kali menghirup saat shift
R : keluarga pasein memahai dengan
terapi yang diberikan
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Analisis Karakteristik Pasien

Secara teori pengkajian keperawatan adalah tahap awal dari proses keperawatan dan

merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data

untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Pengkajian keperawatan

merupakan dasar pemikiran dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan

klien. Pengkajian yang lengkap, dan sistematis sesuai dengan fakta atau kondisi yang ada pada

klien sangat penting untuk merumuskan suatu diagnosa keperawatan dan dalam memberikan

asuhan keperawatan sesuai dengan respon individu (Arisandi, 2021). Pengkajian yang dilakukan

sesuai dengan teori meliputi identitas pasien, keluhan utama, riwayat kesehatan pasien, pola

aktivitas sehari-hari, data psikososial, data status mental pasien, pemeriksaan fisik, pemeriksaan

penunjang dan penatalaksanaan terapi. Salah satu fokus utama pengkajian pada pasien dengan

nyeri pada persalinan

Pengkajian pada kasus ini di dapatkan pasien merupakan seorang yang berjenis

kelamin Perempuan , dengan berinsial nama NY.S berusia 40 tahun, beragama islam,

berpendidikan terakhir SMP Pasien bekerja sebagai petani. Pasien dibawa ke rumah sakit

dengan keluhan mengalami Pasien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah. Nyeri di

sebabkan persalinan kala 1 fase aktif . Nyeri seperti diiris - iris, Nyeri pada abdomen regio

8, skala nyeri 7, Nyeri hilang timbul.

Hal ini serupa dengan teori bahwa keterlibatan keluarga dalam memberikan

Deep back massage merupakan salah satu metode pengendalian nyeri berupa pijatan

atau massage lembut untuk membantu ibu bersalin merasa lebih segar selama

persalinan, sentuhan dan kelembutan massage membuat ibu bersalin menjadi lebih

rileks (Katili, 2019).


Dan hal ini sejalan dengan mekanisme Deep back massage yang di berikan

akan merangsang serat saraf kecil kemudian menyebabkan gate substansia gelatinosa

menutup dan memblokir pesan nyeri tersebut sehingga nyeri tidak di teruskan ke

korteks serebri, hingga rasa nyeri yang di rasakan akan berkurang (Judha dkk., 2022).

Menurut peneliti sesuai dengan hasil yang di dapat bahwa ada pengaruh

FCMC (Family Centered maternity care) melalui pemberian Deep back massage

dalam pengurangan nyeri kala 1 persalinan karena dari 5 jurnal tersebut sesuai dengan

teori dan mekanisme Deep Back Massage, bahwa Deep Back Massage efektif

terhadap pengurangan nyeri persalinan kala 1.

4.2 Analisis Masalah keperawatan

Gambaran masalah keperawatan utama yang muncul pada pasien adalah

nyeri akut pada pasien dengan diagnosa medis Persalinan Spontan kala 1 fase aktif .

Tanda dan gejala klinis dari hasil pemeriksaan mengarah pada diagnosa kala 1 fase

aktif . Pada saat pengkajian pasien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah dengan

skala nyeri 7. Pasien dilakukan pengkajian saat mengalami periode persalinan kala 1 .

Pasien tampak gelisah, wajah pasien tampak meringis mengeluh kesakitan, pasien

tampak lemah dan mengatakan mual ketika melihat makanan dan tidak nafsu makan.

TD: 130/80 Mmhg, Nadi 114x/mnt, RR 18x/mnt, Suhu 36,20C. kesadaran

composmentis, GCS E 4 V 5 M 6, pasien sulit tidur, skala nyeri 7. Dari hasil

pengkajian yang ditunjukan oleh pasien menunjukan adanya Nyeri akut.

Secara teori nyeri adalah kondisi tidak menyenangkan yang bersifat sangat

subjektif karena perasaaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau

tingkatannya, dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan atau

mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Hidayat, 2019).


Nyeri akut biasanya mempunyai penyebab yang jelas, misalkan trauma operasi,

intensitas nyeri dapat diukur melalui skala numerik dari angka 0-10, dengan kriteria 0

tidak nyeri, kriteria 1-3 nyeri ringan, kriteria 4-6 nyeri sedang, kriteria 7-9 nyeri berat

dan kriteria 10 nyeri sudah tidak dapat ditoleransi. Dampak dan nyeri terhadap hal-hal

yang lebih spesifik seperti pola tidur terganggu, selera makan berkurang ,aktivitas

keseharian terganggu, hubungan dengan sesame manusia lebih mudah tersinggung,

atau bahkan terhadap mood (sering menangis dan marah), kesulitan berkonsentrasi

pada pekerjaan atau pembicaraan dan sebagainya (Setiyohadi, dkk, 2020).

Opini peneliti menyebutkan bahwa masalah keperawatan tersebut dapat

dicegah dengan cara penatalaksanaan keperawatan dalam pemberian asuhan

keperawatan secara menyeluruh. Keluhan tersebut dapat diatasi dengan keperawatan

dan kolaborasi dengan cara farmakologi dan non farmakalogi seperti melakukan

pengkajian nyeri, mengkontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri, melatih

teknik nafas dalam atau pemberian terapi Deep Back massage, serta menganjurkan

klien untuk meningkatkan istirahat, serta mengajarkan keluarga untuk bisa melakukan

secara mandiri kepada pasien .

4.3 Analisis intervensi keperawatan

Setelah dilakukan pengkajian berdasarkan data-data yang muncul, diangkat

masalah keperawatan nyeri akut dengan intervensi utama manajemen nyeri pada

Asuhan keperawatan menggunakan acuan sesuai dengan standar keperawatan SLKI

dan SIKI. Secara teori nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional akibat dari

kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial ataupun yang digambarkan dalam

bentuk kerusakan tersebut yang tidak menyenangkan. (Bahrudin, 2018). Nyeri akut

muncul akibat jejas, trauma, spasmus, atau penyakit pada kulit, otot, struktur somatik,

atau organ dalam/viscera tubuh. Intensitas nyeri akan berkurang sejalan dengan

penyembuhan kerusakan jaringan (Ulfa, 2019). Pasien pasca operasi sering mengalami
nyeri akibat luka operasi akibat insisi pembedahan serta akibat posisi yang

dipertahankan selama prosedur pasca operasi sendiri. Nyeri pasca operasi ini harus

segera ditindak lanjuti karena bisa menyebabkan komplikasi serta trauma pada pasien

(Bruno, 2019).

Penatalaksanaan nyeri persalinan dapat dilakukan tanpa obat. Salah satu

penerapan manajemen nyeri persalinan nonfarmakologis yaitu Deep back massage

untuk menghilangkan nyeri pada tahap awal persalinan, tindakan nonfarmakologis

dalam Deep back massage adalah manajemen nyeri merupakan trend baru yang dapat

dikembangkan dan merupakan metode alternatif yang dapat digunakan oleh ibu hamil

untuk menghilangkan rasa sakit selama persalinan. Metode nonfarmakologis dapat

memberikan efek relaksasi pada pasien dan dapat membantu mengurangi stres otot

dan emosional, dan juga dapat mengurangi rasa sakit selama persalinan (Nufra &

Azimar, 2019).

Opini peneliti menyebutkan bahwa pemberian intervensi untuk mengurangi

intensitas nyeri dapat dilakukan secara farmakologis atau menggunakan obat-obatan

dan dapat pula dengan terapi non-farmakologis atau tanpa menggunakan obat-obatan

dengan menggunakan teknik tertentu yang kemudian akan mengurangi intensitas nyeri

itu sendiri. Tujuan dari manajemen nyeri adalah untuk mengurangi atau

menghilangkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pasien dengan efek samping

seminimal mungkin. Salah satu intervensi yang efek sampingnya minimal adalah

penatalaksanaan non farmakologi yaitu dengan pemberian dukungan keluarga melalui

tekhnik Deep back massage.

4.4 Analisis Implementasi keperawatan

Setelah dilakukan implementasi selama 1 hari pada tanggal 9 Januari

2024 pada pasien Ny S dengan meberikan Pengaruh Keluarga dengan menggunakan

teknik deep back massage untuk mengatasi nyeri yang diberikan selama 15 menit
dilakukan dengan durasi 10 kali selama shift dan keluarga pasien terlihat kooperatif

dengan kondisi pasien tampak lebih tenang pasien tampak membaik TD. 130/ 80

MmHg, Nadi 98x/mnt, RR 18 x/mnt, suhu 36,20C kondisi pasien baik, pasien

tampak lebih segar.

Secara tepro terapi deep back massage adalah Massage merupakan salah satu

metode nonfarmakologis yang dapat digunakan untuk meredakan nyeri saat

persalinan. Pijatan ringan atau belaian dapat membuat ibu merasa nyaman dan rileks

selama persalinan karena tubuh melepaskan endorfin yang dapat menimbulkan rasa

nyaman, endorfin juga merupakan pereda nyeri alami. Kebanyakan ibu dengan

inpartu banyak yang di damping suami karna mampu memebrikan support positip

dalam meredakan nyeri.

Pijatan yang diberikan akan merangsang saraf – saraf yang berdiameter besar,

menutup gate control, menekan impuls- impuls dari serabut – serabut berdiameter

kecil di daerah agar mengurangi sensasi yang dibawa serabut – serabut kecil ke otak.

Saya tidak merasakan sakit itu menular (Tamsuri, 2007). Deep Back Massage juga

bisa mempercepat proses involusi uterus. Efek psikologis ini menunjukkan

perubahan sianogenetik sistemik. Peningkatan plasma kadar endorphin ditemukan

pada akhir periode akut dari gangguan traumatis massage. Endorphin adalah

perawatan alternatif yang menggunakan mekanisme pelepasan erdorphin

mengendalikan saraf dan merangsang saraf simpatik sehingga otot menjadi relaksasi

(Smeltzer, 2007).

Berdasarkan teori dan asumsi peneliti bahwa proses persalinan dilakukan pijat

punggung maka akan berkurang rasa nyeri. Ibu yang dilakukan pijat punggung

tersebut akan turun rasa nyerinya sesuai dengan his/kontraksi yang dialami. Semakin

kuat kontraksi maka nyeri yang dirasakan semakin bertambah. Dengan adanya pijat

makan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang positif terhadap ibu bersalin
dibandingkan pada ibu yang tidak dilakukan pijat pada proses persalinan.

4.5 Analisis Evaluasi hasil Intervensi

Secara teori evaluasi keperawatan adalah catatan mengenai perkembangan

kjlien yang dibandingkan dengan kriteria hasil yang telah ditentukan sebelumnya,

dengan menggunakan metode SOAP (Wahid, 2015). Dari hasil evaluasi pada pasien

didapatkan nyeri perut berkurang dari skala NRS 7 di jam 14.00 kemudian jam 15.00

menurun menjadi 5, dan jam 16.00menurun menjadi 4 serta mual membaik dan mau

sedikit makan. TD. 130/ 80 MmHg, Nadi 98x/mnt, RR 18 x/mnt, suhu 36,20C

kondisi pasien baik, pasien tampak lebih segar. semua data-data tiap jam

menunjukan kriteria hasil dengan ekspektasi menurun, berhasil dicapai pasien

setelah dilakukan terapi Deep back massage serta pendampingan keluraga sesuai

dengan batasan karakteristik hasil.

Pre intervensi Post intervensi


Kriteria jam 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Keluhan 14.0
Nyeri 0 √ √
15.0
0 √ √
16.0
0 √ √
14.0
Meringis 0 √ √
15.0
0 √ √
16.0
0 √ √
Tabel 4.1 Evaluasi keperawatan

Menurut pendapat peneliti nyeri yang terjadi merupakan keluhan utama yang

seringkali didapatkan di pelayanan kesehatan. Karena nyeri merupakan pengalaman

sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan baik aktual

maupun potensial. Penanganan yang diberikan untuk nyeri berupa Deep back massage

merupakan relaksasi yang dilakukan secara sadar untuk menurunkan instensitas nyeri .
Terapi ini banyak digunakan dalam membantu pasien persalinan kala 1fase aktif .

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

1) Pengkajian pada Ny.S berusia 40 tahun didapatkan hasil pasien mengalami

gangguan rasa nyaman/ nyeri.

2) Diagnosa keperawatan sesuai dengan hasil pengkajian pada pasien adalah Nyeri

akut berhubungan kontraksi uterus ditandai dengan pasien mengeluh nyeri perut

bawah dan tampak meringis

3) Rencana keperawatan pada pasien disesuaikan dengan diagnosa keperawatan.

Intervensi keperawatan yang digunakan yaitu manajemen nyeri dengan terapi

nonfarmakologi melalui pemberian pengaruh Keluarga dalam melakukan Deep

back massage yang bertujuan agar nyeri membaik sehingga pasien bisa mencapai

rasa nyaman yang optimal.

4) Implementasi keperawatan pada pasien dilakukan selama proses persalinan

berlangsung yaitu dengan memberikan pengaruh Family Centeret maternity care

dalam memberikan Deep back massage untuk mengatasi masalah keperawatan

yang dialami pasien yaitu nyeri akut. Sehingga perawat mengajarkan keluarga

pasien bagaimana cara melakukan teknik deep back massage agar pasien bisa

mencapai rasa nyaman yang optimal.

5) Pada akhir evaluasi tanggal 09 Januari 2024, di dapatkan hasil sebelum diberikan
intervensi deep back massage pasien mengeluh merasakan nyeri perut seperti di

tusuk-tusuk bagian bawah dengan skala nyeri 7 TD. Setelah dilakukan intervensi

Deep back massage pasien merasakan nyeri 3


5.2Saran

a. Bagi Pelayan Kesehatan

Diharapkan Puskesmas Sibela dapat memeberika npelayanan kesehatan dan

mempertahankan hubungan kerjasama baik antara tim kesehatan maupun klien,

sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang optimal

pada umumnya dan dapat mengaplikasikan pemberian teknik Deep Back Massage

terhadap penurunan nyeri, khususnya pada pasien dengan persalinan normal.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih berkualitas sehingga

dapat menghasilkan perawat professional, terampil, inovatif dan bermutu dalam

memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif berdasarkan ilmu dan kode

etik keperawatan.

c. Bagi Pembaca

Diharapkan dapat member kemudahan bagi pembaca ilmu keperawatan, diharapkan

setelah membaca Karya Tulis Ilmiah ini dapat mengetahui tentang persalinan

normal

kala I faseaktif.
DAFTAR PUSTAKA

Asri H, Dewi, dkk. 2010. Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta : Nuha Medika.

Chapman, Vicky. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran. Jakarta :


Buku Kedokteran EGC.

Dermawan, Deden. 2012. Proses Keperawatan. Yogyakarta : Graham Publishing.

Herdman. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.


Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Lestari, dkk. 2012. Pengaruh Deep Back Massage Terhadap Penurunan Nyeri
Persalinan Kala I Fase Aktif dan Kecepatan Pembukaan Pada Ibu
Bersalin Primigravida. Jurnal Diakses pada 18 November 2015.

Judha, dkk. 2012. Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan. Yogyakarta :
Nuha Medika.

Kuswanti, dkk. 2013. Asuhan Kebidanan II Persalinan. Yogyakarta : Pustaka


Pelajar.

Mafikasari. A dan Ratih. I. K. 2015. Posisi Tidur Dengan Kejadian Back Pain
(Nyeri Punggung) Pada Ibu Hamil Trimester III. Diakses pada 23
November 2015.

Mitayani. 2013. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika

Nurarif Amin Huda dan Kusuma Hardhi. 2012. Handbook Health Student.
Yogyakarta : Medication Publishing.

Potter and Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses,
dan Praktik. Vol I. Edisi 4. Jakarta : EGC.

Romauli, S. 2011. Buku ajar ASKEB I Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.


Yogyakarta : Nuha Medika

Santi, Dwi Rukmah. 2014. Pengaruh Deep Back Massage Terhadap Intensitas
Nyeri Pada Ibu Bersalin Kala I di RS Nahdlatul Ulama Tauban. Jurnal
www.kopertis7.go.id Diakses pada 25 November 2015.

Setiadi. 2012. Konsep Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan. Jakarta :


Penerbit Graha Ilmu.
Sondakh, J. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Jakarta :
Erlangga.

Sulistyawati, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta : Salemba
Medika.

Sumarah. 2008. Perawatan Ibu Bersalin : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.
Yogyakarta : Fitramaya.

Uliyah, Musrifatul & Hidayat, A. Aziz alimul. 2006. Ketrampilan Dasar


Praktik Klinik untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

Winkjosastro, Hanifa, dkk. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo
.

Anda mungkin juga menyukai