Anda di halaman 1dari 60

Penerapan Effleurage Massage pada Ny.

R dengan P1A0 Post Partum

Spontan dengan KPD Untuk Mengatasi Ketidaknyamanan Pasca Partum di

Ruang VK RSUD Blambangan Banyuwangi

Oleh :

Rani Diana Balqis

NIM 2022.04.150

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI

BANYUWANGI

2023
Penerapan Effleurage Massage pada Ny.R dengan P1A0 Post Partum

Spontan dengan KPD Untuk Mengatasi Ketidaknyamanan Pasca Partum di

Ruang VK RSUD Blambangan Banyuwangi

Karya Ilmiah Akhir pada Program Profesi Ners

Oleh :

Rani Diana Balqis

NIM 2022.04.150

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI

BANYUWANGI

2023
PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Ilmiah Akhir ini adalah hasil karya tulis ilmiah saya sendiri, dan saya tidak
melakukan kegiatan plagiat penulisan karya ilmiah saya yang berjudul :

Penerapan Effleurage Massage pada Ny.R dengan P1A0 Post Partum

Spontan dengan KPD Untuk Mengatasi Ketidaknyamanan Pasca Partum

Di Ruang VK RSUD Blambangan Banyuwangi

Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya
akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya.

Banyuwangi, Januari 2023


Yang membuat pernyataan

Rani Diana Balqis

NIM 2022.04.150
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Ilmiah Akhir Dengan Judul :
Penerapan Effleurage Massage pada Ny.R dengan P1A0 Post Partum

Spontan dengan KPD Untuk Mengatasi Ketidaknyamanan Pasca Partum Di

Ruang VK RSUD Blambangan Banyuwangi

Diajukan Oleh :
Rani Diana Balqis
NIM 2022.04.150

Karya Ilmiah Akhir telah disetujui


pada tanggal, Januari 2023

Oleh
Pembimbing

Ns. Nur Hidayatin S.kep M.kep


NIK: . 06.043.0909

Mengetahui,
Ketua Program Studi Profesi Ners

Ns. Fajri Andi Rahmawan, S. Kep., M. Kep.


NIK: 06.088.0414
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA PENGUJI

Karya Ilmiah Akhir Berjudul :


Penerapan Effleurage Massage pada Ny.R dengan P1A0 Post Partum
Spontan dengan KPD Untuk Mengatasi Ketidaknyamanan Pasca Partum Di
Ruang VK RSUD Blambangan Banyuwangi
Tahun 2023

Telah diuji dihadapan tim penguji


Pada Program Studi Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banyuwangi
Pada Tanggal, Januari 2023

TIM PENGUJI

Penguji I Penguji II

Ns. Ukhtul Izzah, S.kep M.kep Ns. Nur Hidayatin S.kep M.kep
NIK. 06.053.0410 NIK. 06.043.0909

Mengetahui
Ketua
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banyuwangi

Dr. H. Soekardjo
NIK. 06.001.0906
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua nerkat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir yang
berjudul “Penerapan Effleurage Massage pada Ny.R dengan P1A0 Post
Partum Spontan dengan KPD Untuk Mengatasi Ketidaknyamanan Pasca
Partum Di Ruang VK RSUD Blambangan Banyuwangi”, sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Ners (Ns) pada program Studi Profesi Ners.
Dalam hal ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada:
1. Bapak DR. H. Soekardjo selaku Ketua STIKES Banyuwangi.
2. Bapak Ns. Muhammad Al Amin, S.Kep., M.Kes selaku Wakil Ketua 1
Bidang Akademik.
3. Bapak Ns. Fajri Andi Rahmawan, S. Kep., M. Kep selaku Ketua Program
Profesi Ners STIKES Banyuwangi.
4. Ibu Ns. Nur Hidayatin, S.,Kep., M.Kep Selaku Dosen Pembimbing yang telah
mengajari serta membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan karya
ilmiah akhir ini.
5. Ibu Ns. Ukhtul Izzah, M.kep Selaku Dosen Penguji yang telah memberikan
masukan dan saran untuk menyempurnakan karya ilmiah akhir ini.
6. Keluarga, saudara tercinta yang selalu meberikan motivasi, dukungan, dan
doa kepada penulis.
7. Sahabat dan teman – teman profesi ners yang selalu mendukung penulis
dalam menyelesaikan karya ilmiah akhir ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas segala kebaikan yang telah
diberikan. Penulis menyadari bahwa karya ilmiah akhir penelitian ini masih
banyak kekurangan dalam penulisan, penyusunan ataupun penyajian. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sebagai bahan penyempurna
penyusunan laporan berikutnya dan semoga karya ilmiah akhir ini bermanfaat
bagi semua pihak.

Banyuwangi, Januari 2023

Penulis
ABSTRAK

Efektifitas Effleurage Massage pada ibu Post Partum Spontan dengan KPD
Mengatasi Ketidaknyamanan Pasca Partum : Studi Kasus

Rani Diana Balqis1, Nur Hidayatin2


1
Mahasiswa Program Studi Profesi Ners STIKES Banyuwangi
2
Dosen Program Studi Profesi Ners STIKES Banyuwangi
Corresponding email : ball.qis.514@gmail.com

Pada masa post partum proses involusi uterus dengan kontraksi pada otot-
otot polos menyebabkan rasa nyeri. Nyeri akan terasa selama 2-3 hari pasca
persalinan maka dapat memunculkan masalah keperawatan ketidaknyamanan
pasca partum. Salah satu penatalaksanaan nyeri pada uterus yang dapat diberikan
adalah effleurage massage. Teknik effleurage massage dilakukan dengan
memberikan tekanan pada area abdomen menggunakan telapak tangan tujuannya
adalah untuk mngurangi nyeri kontraksi uterus pada ibu postpartum. Intervensi
diberikan selama 6 jam perawatan pasien diruang bersalin. Effleurage massage
dilakukan selama 5 menit sebanyak 2-3 kali. Terdapat perubahan skala nyeri
setelah dilakukan effleurage massage yaitu skala nyeri 2 dari sebelumnya skala
nyeri 4. Dapat disimpulkan adanya pengaruh yang signifikan pemberian teknik
effleurage massage pada ibu postpartum dalam manajemen nyeri akibat kontraksi
uterus. Hasil karya ilmiah akhir ini dapat dijadikan masukan bagi rumah sakit
dalam meningkatkan pelayanan dan memandirikan pasien dengan mengajarkan
massage secara mandiri.
Kata kunci : Postpartum, Ketidaknyamanan Pasca Partum, Effleurage Massage
ABSTRACT

The Effectiveness of Effleurage Massage in Spontaneous Post Partum


Mothers with Premature Rupture of Membrane Overcoming Postpartum
Discomfort: Case Study

Rani Diana Balqis1, Nur Hidayatin2


1
Student of Nursing Professional Study Program STIKES Banyuwangi
2
Lecturer Nursing Professional Study Program STIKES Banyuwangi
Corresponding email : ball.qis.514@gmail.com

During the postpartum period the process of involution of the uterus with
contractions in the smooth muscles causes pain. Pain will be felt for 2-3 days after
delivery, so it can raise the problem of postpartum discomfort nursing. One of the
pain management in the uterus that can be given is effleurage massage. The
effleurage massage technique is performed by applying pressure to the abdominal
area using the palms of the hands. The goal is to reduce uterine contraction pain in
postpartum mothers. Intervention was given for 6 hours of patient care in the
delivery room. Effleurage massage is done for 5 minutes 2-3 times. There was a
change in the pain scale after effleurage massage was carried out, namely pain
scale 2 from the previous pain scale 4. It can be concluded that there is a
significant effect of giving effleurage massage techniques to postpartum mothers
in managing pain due to uterine contractions. The results of this final scientific
work can be used as input for hospitals in improving services and making patients
self-sufficient by teaching massage independently.

Keywords: Postpartum, Postpartum Discomfort, Effleurage Massage


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ARTI LAMBING, SINGKATAN DAN ISTILAH
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Organ reproduksi pulih kembali seperti sebelum hamil pada masa nifas

biasanya berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Ruqaiyah, 2017). Pasca

melahirkan, keadaan tubuh ibu berubah secara fisiologis ke ukuran

anatomisnya. Salah satunya adalah kembalinya rahim ke ukuran semula.

Proses ini disebut involusi uterus (Wahyuningsih, 2019). Plasenta yang

terlepas dari dinding rahim ditemukan banyak pembuluh darah terbuka di

tempat implantasinya, dan hal tersebut menimbulkan risiko perdarahan

sekunder sangat tinggi jika otot-otot di rahim tidak berkontraksi dengan baik

untuk menjepit pembuluh darah yang terbuka (Anifah, 2022).

Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di ruang bersalin dari lima

ibu nifas dengan persalinan normal yang dilakukan di ruang bersalin

memberikan data bahwa semua ibu mengalami nyeri pada hari 1, tiga Satu

ibu lebih dari 1-2 jam pascapersalinan dan dua ibu lebih dari 3-4 jam setelah

melahirkan. Ciri nyeri ibu nifas yang pertama adalah nyeri ulu hati pada perut

bagian bawah derajat 5-6 yang berarti nyeri sedang. Penatalaksanaan nyeri

untuk ibu terdiri dari penggunaan teknik pernapasan dalam, bersandar atau

mencari posisi yang nyaman, berjalan, melakukan aktivitas lambat, dan diam

beberapa saat.

Kontraksi rahim terjadi secara fisiologis dan menimbulkan nyeri yang

dapat mempengaruhi kenyamanan ibu nifas (Rinjani & Apriyani, 2021).

Nyeri pasca melahirkan yang dirasakan ibu juga berasal dari robekan jalan

lahir dan semakin tidak nyaman, terasa mulas akibat kontraksi dan
menjelaskan serta membutuhkan nyeri yang ibu alami. Pada ibu nifas dengan

kelahiran kembar dan parous, kontraksi otot rahim secara bersamaan

meningkatkan rasa sakit, yang menyebabkan relaksasi intermiten (jeda),

sedangkan pada wanita yang menyusui Hisroyan, bayi mengisap, itu

penyebabnya. Ini merangsang produksi oksitosin, memicu refleks

pengeluaran ASI serta menyebabkan kontraksi rahim (Rukmawati & Astutik,

2022).

Pijat effleurage adalah metode pereda nyeri non-farmakologis. Pijat

effleurage meningkatkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh, menjaga

kesehatan, menghilangkan rasa sakit dan kelelahan, merangsang produksi

endorfin yang menenangkan, mengurangi hormon stres (kortisol), dan

menyeimbangkan kerja organ tubuh, mengurangi dan mengatasi kelelahan

(Parulian et al., 2014). Endorfin bekerjasama dengan reseptor opiat di otak

untuk mengurangi persepsi nyeri. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui efektifitas effleurage massage terhadap ketidaknyamanan pasca

partum pada ibu postpartum (Fasikhatun et al., 2019).

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan keperawatan pada ibu postpartum disertai ketuban

pecah dini dengan masalah keperawatan ketidaknyamanan pasca partum di

Rumah Sakit Umum Blambangan?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum


Menjelaskan asuhan keperawatan modifikasi pada klien postpartum

disretai ketuban pecah dini dengan masalah keperawatan

ketidaknyamanan pasca partum di Rumah Sakit Umum Blambangan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi data pada ibu postpartum disertai ketuban pecah

dini di di Rumah Sakit Umum Blambangan.

2. Mengidentifikasi diagnosis keperawatan pada ibu postpartum

disertai ketuban pecah dini di di Rumah Sakit Umum Blambangan

3. Mengidentifikasi intervensi keperwatan dan modifikasi intervensi

pada ibu postpartum disertai ketuban pecah dini di di Rumah Sakit

Umum Blambangan

4. Mengidentifikasi implemntasi keperawatan pada ibu postpartum

disertai ketuban pecah dini di di Rumah Sakit Umum Blambangan

5. Mengidentifikasi evaluasi keperawatan pada pada ibu postpartum

disertai ketuban pecah dini di di Rumah Sakit Umum Blambangan

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Bagi Ibu Postpartum dan Keluarga

Penelitian ini dapat membantu ibu postpartum dalam meningkatkan

kenyamanan dalam kondisi postpartum yang fisiologis. Kemampuan

dalam melakukan massage meningkatkan kemandirian ibu dalam

melakukan perawatan diri.

1.4.2 Manfaat Rumah Sakit

Penelitian ini menjadi bahan pertimbangan untuk menerapkan

effleurage massage pada klien postpartum yang mengalami


ketidanyamanan pascapartun sebagai salah satu tindakan noninvasif yang

cukup efektif untuk meningkatkan kenyamanan ibu dengan involusi

uterus sehingga meningkatkan kemandirian dalam melakukan perawatan

diri.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Nifas

Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta

sampai organ-organ regenerasi kembali seperti sebelum hamil dan jangka

waktu nifas berlangsung cukup lama atau 40 hari (Ruqaiyah, 2017).

Puerperium adalah waktu setelah keluar plasenta (menunjukkan

akhir periode intrapartum) untuk kembali ke kondisi konsepsi wanita dalam

waktu sebelum kehamilan. Masa ini juga disebut masa nifas (Indanah et al.,

2021).

Periode post partum adalah masa setelah persalinan dan lahirnya janin,

plasenta, dan kembalinya kondisi sistem organ seperti sebelum hamil dengan

jangka waktu sekitar 6 minggu (Rahayu, 2020).

2.1.1 Perubahan Fisiologis Masa Nifas

Pasca melahirkan tubuh membutuhkan waktu sekitar enam minggu

untuk bisa memulihkan kembali kondisi seluruh sistem yang ada tubuh ibu

diantaranya (Wahyuningsih, 2019) :

a. Sistem Reproduksi

1) Perubahan kelenjar mamae

Pada pertengahan kehamilan terjadi pertumbuhan 15-25

tunas sekunder dari duktus payudara. Lapisan sel bagian dalam

membentuk epitel sekretonik yang dapat menghasilkan air susu

sedangkan lapisan dalam menjadi mioepitel yang menyediakan

saluran pengeluaran air susu.


Pada hari kedua nifas kolostrum dikeluarkan oleh payudara selama 5

hari pertama. Kolostrum mengandung lebih banyak protein, sebagian besar

adalah globulin, dan lebih banyak mineral namun lebih sedikit gula dan

lemak serta antibody komponen ASI adalah protein, air, laktosa, dan lemak

serta bersifat isotonic. Menyusui juga mempercepat involusi melaui hisapan

areola dan sekresi oksitosin menyebabkan kontraksi uterus.

2). Perubahan Pada Uterus

Selama masa nifas, rahim perlahan-lahan akan pulih kembali ke keadaan

sebelum hamil. Penyesuaian rahim ini disebut involusi. Involusi disebabkan

oleh penurunan estrogen, berkurangnya aliran darah ke myometrium dan

involusi uterus.

3). Lochea

Lochea adalah cairan sekretosi yang berasal dari rongga rahim dan

vagina selama masa nifas. Lochea memiliki aroma yang khas, meskipun

volumenya tidak berlebihan berubah dari satu wanita ke wanita lainnya .

Lochia biasanya berlangsung selama sekitar empat belas hari setelah

pengangkutan, namun eksplorasi berkelanjutan menunjukkan bahwa lochea

bertahan selama sekitar satu bulan dan dapat berhenti atau berlangsung

lochea terdiri dari rubra, serosa, sanguinolenta dan alba.

4) Perubahan pada Vulva, Vagina, dan Perinium

Vulva dan vagina terkena tekanan yang sangat besar dan memanjang

selama persalinan, dan untuk beberapa hari pertama setelah siklus, kedua

organ ini tetap dalam keadaan terbuka, vagina dan jalan keluar vagina

selama segmen awal vagina. masa nifas untuk membingkai parit lebar

berdinding halus yang ukurannya perlahan mengerut namun jarang kembali


ke ukuran nulipara. Setelah minggu ketiga, rugae di vagina akan kembali

secara bertahap sementara labia menjadi lebih jelas.

Selaput dara pecah pada saat persalinan pervaginam, kemudian, pada

saat itu, setelah persalinan selaput dara muncul sebagai beberapa potongan

kecil jaringan, yang selama proses sikatrisasi berubah menjadi cincin

mirtoform yang normal bagi wanita yang telah hamil. keturunan. Lubang

vagina sebagian besar tetap terbuka sedikit setelah persalinan.

5) Perubahan di peritoneum dan dinding abdomen

Karena miometrium berkontraksi tanpa henti setelah lahir dan selama

beberapa hari beberapa hari kemudian, peritoneum yang menutupi sebagian

besar rahim dibentuk menjadi lipatan dan lipatan. Tendon yang lebar dan

bundar jauh lebih longgar daripada dalam keadaan tidak hamil, dan

menghabiskan sebagian besar hari untuk memulihkan diri dari pemanjangan

dan kendur yang mereka alami selama kehamilan.

b. Sistem Pencernaan

Ini sering membutuhkan 3-4 hari sebelum pekerjaan di dalam kembali ke

bisnis seperti biasa. Meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan,

asupan makanan juga berkurang untuk sementara waktu, pertumbuhan tubuh

menurun dan sistem pencernaan bagian bawah sering kosong dengan asumsi

pembersihan usus diberikan sebelum mengandung anak.

Dibuat oleh organ pencernaan setelah persalinan mungkin juga terganggu oleh

nyeri pada perineum, wasir yang prolaps dan membengkak selama tahap kedua

kerja atau tidak adanya keamanan di ruang perawatan pasca kehamilan

c. Sistem Perkemihan
Kandung kemih nifas memiliki batas yang melebar dan agak tidak

berperasaan terhadap tekanan cairan intravesika. Banyak kencing akan dibuat

dalam 12-36 jam setelah pengangkutan. Pekerjaan ginjal akan kembali seperti biasa

dalam rentang waktu satu bulan setelah wanita tersebut mengandung anak. Banyak

kencing akan dibuat dalam 12-36 jam setelah pengangkutan. Ibu pasca hamil

dianjurkan untuk segera buang air kecil, agar tidak memperlambat proses involusi

rahim dan ibu merasa nyaman. Namun, setelah mengandung anak, para ibu merasa

sulit untuk buang air kecil. Jika ibu pasca hamil tidak bisa buang air kecil dalam

rentang waktu 24 jam persalinan, mungkin ada masalah dan dower kateter harus

dipasang selama 24 jam. Dengan asumsi gerutuan tidak bisa buang air kecil dalam

waktu kurang dari 4 jam, lakukan kateterisasi dan jika sisa jumlah > 200 ml,

mungkin ada masalah dengan interaksi kencing. Kemudian kateter tetap terpasang

dan dibuka 4 jam setelah fakta, dengan asumsi volume kencing <200 ml, kateter

dibuka dan pasien seharusnya memiliki pilihan untuk buang air kecil tidak

mengherankan.

d. Sistem Muskuloskeletal / diastasis recti abdominalis

Transformasi kerangka otot luar ibu yang terjadi mencakup hal-hal yang dapat

membantu relaksasi dan kelenturan sendi serta perubahan titik fokus ibu akibat

ekstensi uterus. Penyesuaian sendi lengkap terjadi 6 sampai sekitar dua bulan

setelah wanita mengandung anak.

e. Sistem Endokrin

Terjadi penyesuaian bahan kimia plasenta, menjadi spesifik estrogen dan

progesteron yang berkurang. Bahan kimia hipofisis membuat prolaktin meningkat,

FSH berkurang, dan LH berkurang. Pembuatan ASI dimulai pada hari ketiga pasca

kehamilan yang mempengaruhi bahan kimia prolaktin, oksitosin, dan refleks


malas. Refleks bawah dan menghisap. Selama kehamilan dan persalinan terjadi

perubahan dalam kerangka endokrin. Bahan kimia yang berperan dalam interaksi

ini meliputi:

1) Hormon plasenta

Pengeluaran plasenta menyebabkan berkurangnya bahan kimia yang

dibuat oleh plasenta. Bahan kimia plasenta menurun dengan cepat setelah

pengangkutan. Berkurangnya zat kimia plasenta (human placental lactogen)

menyebabkan kadar glukosa menurun selama masa nifas. Human chorionic

gonadotropin atau HCG berkurang dengan cepat dan bertahan hingga 10% di

suatu tempat sekitar 3 jam hingga hari ketujuh pasca kehamilan dan sebagai

awal kepuasan payudara pada hari ketiga pasca kehamilan.

2) Hormon pituitary

Bahan kimia hipofisis meliputi: prolaktin, FSH, dan LH. Kimia prolaktin

darah meningkat dengan cepat, pada wanita yang tidak menyusui berkurang

dalam 2 minggu atau kurang. Prolaktin kimiawi berperan dalam pertumbuhan

payudara untuk memperkuat produksi ASI, ekspansi FSH dan LH pada tahap

fiksasi folikel pada minggu ke-3, dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.

3) Hipotalamik pituary ovarium

Ovarium hipofisis hipotalamus akan mempengaruhi lama haid pada

wanita yang sedang menyusui atau tidak. Pada wanita yang menyusui

mendapatkan periode sekitar satu setengah bulan pasca kehamilan, di suatu

tempat di kisaran 16% dan 45% setelah 12 minggu pasca kehamilan.

Sedangkan pada wanita yang tidak menyusui, akan mendapatkan siklus

kewanitaan sekitar 40% setelah satu setengah bulan pasca kehamilan dan 90%

setelah 24 minggu.
4) Hormon oksitosin

Oksitosin kimiawi, yang dikeluarkan dari organ hipofisis belakang,

mengikuti otot-otot rahim dan jaringan payudara. Selama fase kerja ketiga,

oksitosin kimiawi berperan dalam melahirkan plasenta dan menahan

penyempitan, kemudian mencegah kematian. Isapan bayi dapat meningkatkan

produksi ASI dan pengeluaran oksitosin, sehingga dapat membantu involusi

uterus.

5) Hormon estrogen dan progesteron

Volume darah biasa selama kehamilan, akan meningkat. Peningkatan

bahan kimia estrogen yang tinggi bertentangan dengan bahan kimia diuretik

yang dapat meningkatkan volume darah. Sementara progesteron kimiawi

mempengaruhi otot polos yang mengurangi rasa dan meningkatkan pembuluh

darah. Ini mempengaruhi plot urin, ginjal, saluran pencernaan, pembagi vena,

dasar panggul, perineum dan vulva dan vagina.

f. Sistem Kardiovaskuler

Kemalangan darah pada persalinan pervaginam sekitar 300-400cc, meskipun

kemalangan darah pada persalinan sesar berlipat ganda. Perkembangan yang terjadi

terdiri dari volume darah dan hemokonsentrasi. Pada persalinan pervaginam,

hemokonsentrasi akan meningkat dan pada persalinan sesar, hemokonsentrasi

secara umum akan menetap dan kembali normal setelah 4 setengah bulan.

g. Sistem Pernapasan

Selama kehamilan, lingkar dada akan bertambah ± 6 cm, namun tidak cukup

untuk mengurangi batas sisa yang berguna dan volume paru-paru yang tersisa

karena dampak lambung yang naik ± 4 cm selama kehamilan. Frekuensi

pernapasan normal pada orang dewasa adalah 16-24 napas setiap saat. Pada ibu
pasca kehamilan pada umumnya lesu atau biasa saja santai. Hal ini dengan alasan

bahwa ibu dalam kondisi penyembuhan atau dalam kondisi istirahat. Kondisi

pernapasan umumnya berhubungan dengan kondisi suhu dan detak jantung. Jika

suhu denyut tidak normal, pernapasan juga akan mengikuti, kecuali jika ada

masalah luar biasa pada saluran pernapasan. Jika masa pasca kehamilan ternyata

lebih cepat, mungkin ada indikasi syok. Perkembangan ini akan mencapai 37

minggu dan akan kembali ke hampir normal dalam waktu 24 minggu setelah

pengiriman

h. Sistem Hematologi

Dalam 72 jam pertama pasca kehamilan, wanita biasanya kehilangan volume

plasma dibandingkan dengan trombosit, penurunan plasma selain peningkatan

trombosit selama kehamilan terkait dengan peningkatan hematokrit, dan

hemoglobin pada hari ketiga setara dengan tujuh hari setelahnya. kendaraan.

Jumlah trombosit atau leukosit putih selama 10 sampai 12 setelah pengangkutan

dengan dan besar berkisar antara 20.000 sampai 25.000/mm, elemen pembekuan

darah akan terjadi secara luas setelah pengangkutan yang seiring dengan

perkembangan, cedera atau sepsis dapat menyebabkan tromboemboli. Kondisi

penciptaan dan pemecahan fibrin yang paling penting mungkin karena ejeksi situs

plasenta.

2.2 Konsep Dasar Effleurage Massage

2.2.1 Definisi

Massage adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan manipulasi tertentu dari

jaringan lunak tubuh. Manipulasi tersebut sebagian besar efektif dibentuk dengan tangan
untuk mempengaruhi saraf, otot, sistem pernafasan, sistem peredaran darah dan limfe yang

bersifat setempat dan menyeluruh (Alimah, 2022). Massage menjadi salah sati manajemen

nyeri non farmakologi untuk membuat tubuh menjadi rileks, bermanfaat mengurangi rasa

nyeri, relaksasi, menenangkan saraf dan menurunkan tekanan darah (Maryunani, 2013).

Effleurage Massage adalah teknik pijatan yang dilakukan untuk mempercepat

pemulihan nyeri ndengan menggunakan sentuhan telapak tangan. Effleurage Massage dapat

dilakukan untuk mengurangi skala nyeri setelah persalinan akibat kontraksi uterus dengan

cara memberikan tekanan ringan dengan pola gerakan melingkar di area abdomen. Massage

ini dapat dilakukan secara mandiri oleh pasien atau keluarga.

2.2.2 Tujuan Effleurage Massage

Menurut Yuliatun (2008) stimulasi kulit dengan effleurage dapat menghasilkan

impuls yang dikirim melalui serabut saraf besar yang terletak dipermukaan kulit, serabut

saraf besar ini yang akan menutup gerbang sehingga otak tidak menerima pesan nyeri karena

sudah diblokir oleh stimulasi kulit dengan teknik effleurage ini juga bisa mengurangi

ketegangan otot serta dapat meningkatkan sirkulasi darah pada area yang tersa nyeri.

Effleurage Massage memberikan stimulasi pada kulit setelah persalinan dan

memberikan efek relaksasi (Moondragon, 2014). Relaksasi yang dialami ibu merangsang

otak untuk menurunkan kadar hormone adrenalin dan meningkatkan produksi oksitosin yang

merupakan faktor penting dalam kontaksi uterus yang adekuat (Chapman, 2006).

2.2.3 Prosedur Effleurage Massage

Menurut Gadysa (2010) prosedur tindakan stimulasi kulit dengan teknik effleurage

massage yaitu sebagai berikut :

1. Informasikan pada ibu tujuan serta waktu pelaksanaan dilakukan effleurage massage.
2. Atur posisi tidur ibu dengan posisi tidur terlentang. Kemudian minta ibu untuk rileks.

Kemudian tindakan dilakukan dengan cara menggunakan 1 atau 2 bantal, kaki dengan

kedua luutu fleksi yang membentuk sudut 45 derajat.

3. Pada waktu timbulnya kontraksi maka kaji respon fisiologis dan psikologis ibu

kemudian tanyakan kualitas nyeri yang dirasakan berdasarkan edngan skala nyeri.

4. Cuci tangan terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan, kemudian berikan baby oil

pada telapak tangan orang yang melakukan massage.

5. Lakukan tindakan dengan cara yaitu letakkan kedua telapak tangan diatas simpisis

bubis secara perlahan, lalu usapkan kedua telapak tangan yang sudah diberikan baby

oil dengan tekanan yang tegas, rigan, dan konstan yang dimulai dari abdomen bagian

bawah diatas simpisis pubis kemudian arahkan kesamping area abdomen, lalu menuju

kea rah fundus uteri, setelah sampai di fundus uteri seiring dengan ekspirasi pelan-

pelan usapkan kedua telapak tangan tersebut kemudian turun kesamping area

abdomen yang lain setelah itu kembali lagi ke perut bagian bawah diatas simpisis

pubis.

6. Tindakan effleurage massage ini dilakukan selama 5 menit

7. Lakukan gerakan ini secara berulang-ulang selama kontraksi rasa nyeri muncul

setidaknya sebangak 2-3 kali

8. Sesudah dilakukan tindakan tersebut maka kaji respon psikologis dan fisiologis ibu

serta tanyakan kualitas nyeri yang dirasakan berdasarkan skala nyeri setelah tindakan

selesai dilakukan

9. Setelah tindakan selesai maka atur kembali posisi ibu dengan posisi terlentang,

kemudian ambil bantal yang ada di kaki ibu setelah itu luruskan kembali kaki ibu

yang tadi fleksi.

2.3 Konsep Dasar Masalah Keperawatan


2.3.1 Definisi

Ketidaknyamanan pasca partum didefinnisikan sebagai perasaan tidak nyaman yang

berhubungan dengan kondisi setelah melahirkan (PPNI, 2016).

2.3.2 Data Mayor dan Data Minor

1. Gejala dan tanda mayor

a. Subyektif

Mengeluh tidak nyaman

b. obyektif

1) Tampak meringis

2) Terdapat kontraksi uterus

3) Luka episiotomi

4) Payudara bengkak

2. Gejala dan tanda minor

a. Subyektif

Tidak tersedia

c. obyektif

1) Tekanan darah meningkat

2) Frekuensi nadi meningkat

3) Berkeringat berlebihan

4) Merintih.menangis

5) Hemoroid

2.3.3 Faktor Penyebab (etiologi) untuk masalah ketidaknyamanan pasca partum adalah:

1. Trauma perineum selama persalinan dan kelahiran

2. Involusi uterus, proses pengembalian ukuran Rahim ke ukuran semula

3. Pembengkakan payudara dimana alveoli mulai terisi ASI


4. Kekurangan dukungan dari keluarga dan tenaga Kesehatan

5. Ketidaktepatan posisi duduk

6. Faktor budaya

2.3.4 Penatalaksanaan

1. Manajemen Nyeri

Identifikasi Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,

intensitas nyeri dan skala nyeri, observasi respon verbal dan non verbal, control

lingkungan, ajarkan teknik non farmakologi dan kolaboresi pemberian analgesic

(PPNI, 2016). Teknik non farmakologi yang dapat dilakukan untuk mengatasi

nyeri karena involusi uterus pada postpartum yaitu teknik tarik nafas dalam dan

massage. Effleurage massage adalah salah satu teknik relaksaasi yang mudah untuk

dilakukan secara mandiri dan memberikan rasa nyaman pada ibu post partum

(Meinawati, 2020). Teknik effleurage menggunakan telapak tangan untuk

memberikan tekanan lembut dengan arah sirkuler secara berulang (Ashar, 2018).

Teknik ini bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah dan memberikan efek

hangat pada otot abdomen dan meningkatkan relaksasi secara fisik dan mental

(Wahyuni, 2012).

2. Perawatan pasca persalinan

Observasi tanda-tanda vital, lochea, REEDA, dan nyeri. Ajarkan massage fundus

sampai kontraksi kuat dan mendiskusikan aktivitas dan istirahat selama masa

postpartum. Jelaskan tanda bahaya nifas, cara perawatan perineum (PPNI, 2016).

2.4 Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori

2.4.1 Fokus pengkajian

Pengkajian pada ibu nifas :


1. Identitas pasien ( nama, umur, jenis kelamin, tempat tanggal lahir dll)

2. Keluhan utama ( nyeri pada luka jahitan )

3. Riwayat kehamilan

4. Riwayat persalinan

5. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

6. Pola nutrisi dan metabolik

7. Pola aktivitas setelah melahirkan

8. Pola eliminasi

9. Neuro sensori

10. Pola persepsi dan konsep diri

11. Keadaan umum

a. Pemeriksaan TTV

b. Pengkajian tanda-tanda anemia

c. Pengkajian tanda-tanda edema atau tromboflebitis

d. Pemeriksaan reflek

e. Kaji adanya varises

f. Kaji CVAT (cortical vertebra area tenderness)

12. Pemeriksaan fisik

a. Payudara

1) Pengkajian daerah areola (pecah, pendek, rata)

2) Kaji adanya abses

3) Kaji adanya nyeri tekan

4) Observasi adanya pembengkakanatau ASI terhenti

5) Kaji pengeluaran ASI

b. Abdomen atau uterus


1) Observasi posisi uterus atau tiggi fundus uteri

2) Kaji adanya kontraksi uterus

3) Observasi ukuran kandung kemih

c. Vulva atau perineum

1) Observasi pengeluaran lokhea

2) Observasi penjahitan lacerasi atau luka episiotomy

3) Kaji adanya pembengkakan

4) Kaji adnya luka

5) Kaji adanya hemoroid

2.4.2 Diagnosis Keperawatan

1. Ketidaknyamanan pasca partum berhubungan dengan trauma perineum selama

persalinan dan kelahiran ditandai dengan tampak meringis (SDKI D.0075).

2. Resiko infeksi dibuktikan dengan efek prosedur invasif dan peningkatan paparan

organisme patogen lingkungan (SDKI D.0142).

3. Menyusui efektif berhubungan dengan proses laktasi (payudara membesar, alveoli

mulai terisi ASI, puting menonjol (SDKI D.0028)

2.4.3 Intervensi Keperawatan

2.4.4 Implementasi Keperawatan

2.4.5 Evaluasi Keperawatan


BAB 3
TINJAUAN KASUS

A. IDENTITAS KLIEN
Biodata
a. Nama : Ny. R
b. Umur : 27 Tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Alamat : Pancoran, Ketapang
e. Status perkawinan : Menikah
f. Agama : Islam
g. Pendidikan : SMA
h. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
i. No. Register : 283563
j. Tanggal MRS : 02 Januari 2023 Jam 13.30
k. Tanggal Pengkajian : 03 Januari 2023 Jam 21.45
l. Diagnosa Medis : P1001 Nifas Spontan dengan Indikasi PE
Biodata Penanggungjawab
a. Nama Suami : Tn.S
b. Umur : 29 Tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : Wiraswasta
e. Alamat : Ketapang

B. PENGKAJIAN
1. Keluhan Utama
a. Keluhan saat MRS
Pasien mengatakan hamil anak ke 1 dengan tensi tinggi.
b. Keluhan saat Pengkajian
Pasien mengatakan nyeri jalan lahir setelah melahirkan . Nyeri dirasakan
seperti tertusuk-tusuk dibagian jalan perineum, dengan skala nyeri 3
(ringan), nyeri terasa berat saat dibawa bergerak.

2. Riwayat Kebidanan Sekarang


a. Riwayat Antenatal/ Kehamilan
Pasien mengatakan jika pasien hamil anak ke 1 dan setiap bulan selalu
memeriksakan kandungannya.
Trimester I =
Tempat : pasien mengatakan periksa ke bidan dewi
Berapa kali : pasien mengatakan periksa1 bulan sekali, pemeriksaan
pertama tanggal 20- 05-2022
Keluhan : pasien mengeluh lemas
Terapi : tablet penambah darah
Hasil laboratorium : Hb 11,7 GDA, Golda A, 98 gr/dL, protein urine (-
), HbsAg (-), HIV non reaktif
Trimester II =
Tempat : pasien mengatakan periksa ke bidan dewi
Berapa kali : pasien mengatakan periksa1 bulan sekali
Keluhan : pasien mengeluh lemas dan tidak napsu makan
Terapi : pasien diberikan vitamin B6
Trimester III =
Tempat : pasien mengatakan periksa PKM klatak
Berapa kali : pasien mengatakan periksa1 bulan sekali
Keluhan : pada tgl 2/1/2023 pasien mengeluh nyeri perut atas dan tidak
keluar apa-apa dari PKM klatak dirujuk ke RSUD
blambangan untuk melakukan USG dari hasil USG dan
pemeriksaan lainnya pasien disarankan untuk MRS karena
usia kehamilan cukup bulan dan tekanan darah 140/90mmHg
Hasil laboratorium : Hb 11,1 GDA, Golda A, 117 gr/dL, protein urine
(-)

b. Riwayat Intranatal/ Persalinan


1. Jenis persalinan : spontan
2. Penolong persalinan : dokter dan tenaga medis lainnya (bidan)
3. Proses persalinan :
- Kala 1 : laporan fase aktif dan laten
- Kala 2 : laporan pembukaan lengkap – janin lahr dipimpin oleh bidan
- Kala 3 : laporan kala uri/plasenta lahir lengkap
- Kala 4 : laporan 2 jam postpartum seperti kontraksi uterus baik, TFU
2 jari dibawah pusat
4. Penyulit persalinan : tidak ada penyulit / atau PE seperti di kasus

c. Riwayat Post Natal / Nifas


Contoh isi : Pasien mengatakan jika terasa nyeri pada jalan lahir, perut terasa
sedikit mulas , adanya lochea rubra, TTV Td : 120/80, nadi 98x/menit, suhu:
36,8 ◦C, RR: 20x/menit , TFU : 2 jari dibawah pusat, UC :baik

d. Riwayat Bayi Baru Lahir


Contoh isi : Bayi perempuan lahir secara spontan pada 3 januari 2023 pukul
19.15 WIB, dengan kondisi aterm BB 3200 gram, lingkar kepala 32,5 cm dan
lingkar lengan 10 cm, panjang 48 cm, tidak terdapat kelainan kongenital, AS
4-6, tampak sesak, terdapat anus, tangis lemah, ketuban mekonium, bayi
dibawa ke ruang perin karena asfiksia.

3. Riwayat Kebidanan Masa Lalu


a. Riwayat Haid
Contoh isi : Pasien mengatakan mens pertama pada usia 14 tahun dengan
siklus mens normal teratur 28 hari, lama mens 7 hari, dalam sehari mengganti
pembalut 2-3 pembalut, saat menstruasi terkadang nyeri haid. Hari pertama
haid terakhir tanggal 3 April 2022 dan HPL tanggal 10 Januari 2023
(hitungan manual)

b. Riwayat Perkawinan
Contoh isi : Pasiem mengatakan ia menikah satu kali, usia pernikahan sudah
berjalan 2 tahun. Usia pasien ketika menikah adalah 25 Tahun dan usia Tn. S
adalah 27 Tahun.

c. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas BBL

Riwayat Kehamilan Persalinan Nifas BBL


Anak Ke
1 Aterm Spontan di RSUD Terdapat lochea rubra 3200 gram, lingkar
Blambangan Terdapat kolostrum kepala 32,5 cm dan
lingkar lengan 10 cm,
panjang 48 cm, tidak
terdapat kelainan
kongenital, AS 4-6,
tampak sesak, terdapat
anus, tangis lemah,
ketuban mekonium,
bayi dibawa ke ruang
perin karena asfiksia

d. Riwayat KB
Pasien mengatakan pernah memakai KB jenis kondom yang dipakai lama
pemakaian 1 tahun.

e. Kelainan Sistem Reproduksi


Pasien mengatakan tidak mempunyai penyakit reproduksi seperti sifilis, HIV,
dan kanker serviks.

4. Riwayat Kesehatan keluarga


Pasien mengatakan jika didalam keluarganya tidak memiliki penyakit menular
seperti hepatitis, TBC, pneumonia serta penyakit menurun seperti hipertensi, DM,
dan kanker.

5. Riwayat Psikososial dan Status Spiritual


1. Kondisi emosi / perasaan klien
Padien mengatakan suasana hati pasien sangat gembira karena dapat
melahirkan secara spontan.

2. Kebutuhan Spiritual Klien :


Pasien mengatakan beragama islam, selama sebelum masuk rumah sakit
kebutuhan ibadah pasien terpenuhi yakni menjalankan ibadah 5 waktu,
sedangkan selama dirumah sakit pasien tidak mampu menjalankan ibadah 5
waktu.

3. Tingkat Kecemasan Klien :

No Komponen Cemas Cemas Cemas Panik


Yang Ringan Sedang Berat
dikaji
1 Orintasi terhadap Baik □ Menurun □ Salah □ Tdk
Orang, ada reaksi
tempat,waktu
2 Lapang persepsi  Baik □ Menurun □ Menyempit □ Kacau
3 Kemampuan □ Mampu  □Tidak □Tdk
menyelesaikan Mampu deng mampu ada tanggapan
Masalah an bantuan
4 Proses Berfikir  Mampu □ Kurang □Tidak □Alur fikiran
berkonsentrasi mampu mampu kacau
dan mengingat mengingat dan mengingat
dengan baik berkonsentrasi dan
berkonsentras
i
5 Motivasi  Baik □ Menurun □ Kurang □ Putus asa

6. Pola pemeliharaan kesehatan : Selama nifas untuk pemeliharaan kesehatan


reproduksi pasien mengatakan dilakukan perawatan luka jalan lahir pada
perinium saat pagi hari yang dilakukan oleh perawat.

Pola Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi :


Contoh isian :
Sebelum MRS : klien mengkonsusmsi makanan 3 kali dalam sehari dengan porsi,
ragam makanan… , jumlah minum …./24 jam , alergi:….
Saat MRS : klien mengkonsusmsi makanan …..kali dalam sehari dengan porsi ….
Yang dihabiskan, jenis diit… , jumlah minum …./24 jam , alergi:….
Keluhan : dokumentasikan jika ada permasalahan

Pola Eliminasi
Dokumentasikan jumlah, warna, bau, konsistensi, masalah sehubungan dengan
eliminasi, dan cara mengatasi masalah eliminasi, adakah pemasangan kateter,
retensi urine atau klien BAK dengan spontan, cantumkan jumlah urine tamping
dalam sekian jam jika klien menggunakan kateter pada 2 waktu yakni saat sebelum
MRS dan saaat MRS.
Pola Istirahat Tidur
Dokumentasikan jumlah, gangguan tidur yang dialami klien, upaya mengatasi
gangguan, Hal Yang Mempermudah tidur, Hal Yang Mempermudah bangun pada
2 waktu yakni saat sebelum MRS dan saaat MRS.

Pola kebersihan diri / Personal Hygiene :


Dokumentasikan frekuensi mencuci rambut, frekuensi mandi, frekuensi gosok gigi,
keadaan kuku pada 2 waktu yakni saat sebelum MRS dan saaat MRS.

Pola Aktivitas yang dilakukan dirumah dengan saat di rumah sakit. Dan sertakan
kemampuan klien yang sudah dilakukan saat pengkajian misalnya miring kiri
miring kanan.

7. Riwayat Sosial ekonomi


1. Latar belakang social dan budaya klien
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mengikuti kegiatan kemasyarakatan
dan tidak memiliki konflik sosial dalam kemasyarakatan. Orang terdekat
pasien yang senantiasa siap membantu adalah suami dan ibu pasien.
2. Ekonomi
Keluarga pasien mengatakan pembayaran perawatan selama dirawat di rumah
sakit menggunakan BPJS Kelas 3

8. Pemeriksaan Fisik
A. PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL
1. Tensi : 120/80 mmHg BB : 62 kg
2. Nadi : 98 x/menit TB : 145 cm
3. RR : 20 x/menit
4. Suhu : 36,8°C Pasien termasuk : ( Kurus / Ideal /
Gemuk )
IMT : 29,5 = Gemuk

KEADAAN UMUM

Pemeriksaan Integument, Rambut Dan Kuku


1. Integument
Inspeksi :
Tidak terdapat lesi, tidak terdapat jaringan parut, tidak terdapat hiperpigmentasi ,
kulit berwarna sawomatang.
Palpasi :
Laktus halus , turgor kulit baik, struktur kulit kencang, lemak subkutan tebal, nyeri
tekan tidak ada
2. Pemeriksaan RambutInspeksi dan Palpasi :
Penyebaran rambut merata, tidak terdapat bau, tidak rontok , rambut berwarna hitam
3. Pemeriksaan Kuku Inspeksi dan palpasi:
Kuku berwarna merah muda, bentuk kaki normal, terpotong rapi dan bersih , crt < 2
detik, tidak terdapat keluhan saat pemeriksaan fisik
4. Keluhan lain:
Tidak terdapat keluhan lain
Pemeriksaan Kepala, Wajah Dan Leher
1. Pemeriksaan Kepala
a. Inspeksi :
Bentuk kepala bulat (brakhio capalus) kepala simetris, tidak terdapat luka dan
perdarahan
Palpasi :
2. Pemeriksaan Mata
a. Inspeksi :
Mata tampak lengkap dengan kelopak , bola mata , bulu mata simetris, tidak
terdapat odem, peradangan, luka bulumata tidak rontok, konjungtiva berwarna
merah muda, sklera berwarna putih jermih,reaksi pupil terhadap cahaya isokor
dengan +2/+2 kanan kiri, kornea hitam kecoklatan , tidak menggunakan alat
bantu penglihatan
3. Pemeriksaan lapang pandang
Lapang pandang normal ±70’ke atas dan ± 80’ ke bawah
4. Pemeriksaan Telinga
a. Inspeksi dan palpasi
Bentuk simetris, ukuran sama, warna langsat, tidak terdapat esi, tidak terdapat
nyeri, tidak terdaat peradangan, dan tidak terdapat penumpukan serumen
5. Pemeriksaan Hidung
a. Inspeksi dan palpasi
Tidak terdapat pembekakan hidung, tidak terdapat perdarahan, tidak terjadi
penumpukan kotoran, tidak terjadi pernafasan cuping hidung
6. Pemeriksaan Mulut dan Faring
a. Inspeksi dan Palpasi
Bibir tidak sianosis, mukosa bibir lembab, tidak terdspat lesi, tidak terdapat bibir
pecah-pecah, gigi tidak caries, tidak ada kotoran, tidak menggunakan gigi palsu
7. Pemeriksaan Wajah
a. Inspeksi :
Wajah tampak sedikit meringis, warna wajah sawomatang, bentuk bulat, tidak
terjadi kloasma gravidarum, tidak terdapat oedem pada wajah
8. Pemeriksaan Leher
a. Inspeksi :
Leher simetris, tidak terdapat massa, tidak sternomastoid, tidak terjadi
pembesaran kelenjar tiroid, tidak terjadi pembessran vena jugularis
b. Palpasi :
Tidak teraba pembesaran kelenjar limfe dan tiroid
c. Keluhan lain : tidak ada keluhan

9. Pemeriksaan Payudara Dan Ketiak


a. Inspeksi
Ukuran payudara normal, bentuk simetris, tidak ada pembekakan, kulit payudara
berawana sawomatang, terdapat perubahan areola berwarna coklat akibat
hiperpigmentasi, puting menonjol, terdapat kolostrum
b. Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan, kekenyalan sedikit keras, tidak terdapat benjolan massa,
terdapat kolostrum
c. Keluhan lain : tidak ada keluhan

10. Pemeriksaan Torak Dan Paru


a. Inspeksi
Bentuk thorak, normal chect, susunan ruas tulang belakang normal,bentuk dada
dimetris, kulit tidak ada jejas, kulit bersih, tidak terdapat retraksi dada, pola nafas
normal
b. Palpasi
Vokal fremitus teraba sama
c. Perkusi
Terdengar sonor
d. Auskultasi
Suara nafas bersih dan tidak terdapat suara tambahan
Keluhan lain : .tidak ada keluhan
11. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi
Tidak tampak ictus cordis
b. Palpasi
Pulsasi pada dinding thorak teraba kuat
c. Perkusi
Batas jantung adalah :
Batas atas : ICS II
Batas bawah : ICS V
Batas Kiri : ICS V midclavikula sinistra
Batas Kanan : ICS IV mid sternalis dextra
d. Auskultasi
Bunyi jantung I : Tunggal, keras, regular
Bunyi jantung II : Tunggal, keras, regular
Tidak terdapat bunyi jantung tambahan
e. Keluhan lain : tidak ada keluhan
12. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
Bentuk abdomen cembung, tidak terdapat lesi, tidak terdapat luka bekas operasi, tidak
terdapat massa, tampak simetris
b. Auskultasi
Bising usus 6x/menit
c. Palpasi
UC : Baik
TFU : 2 jari dibawah pusat
Kandung kemih : kosong
d. Perkusi : tidak kembung
e. Keluhan lain : tidak ada keluhan
13. Pemeriksaan Genetalia
a. Inspeksi
Rambut pubis bersih, terdapat darah akibat dari jalan lahir, lockea rubra, tidak
terdapat jahitan, terdapat lecet pada perenium
b. Palpasi :terdapat nyeri tekan, nyeri akibat jalan lahir , nyeri tertusuk-tusuk, dibagian
perenium, dengan skala nyeri 3, nyeri dirasa saat bergerak
Keluhan lain : tidak ada keluhan
14. Pemeriksaan Anus
a. Inspeksi
Tidak terdapat tumor, hemorroid dan perdarahan, dana tidak ada benjolan
b. Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan pada anus
15. Pemeriksaan Muskuloskeletal ( Ekstremitas )
a. Inspeksi
Otot antara sisi kiri dan kanan simetris dan tidak terjadi deformitas
b. Palpasi
Tidak terdapat oedema, lingkar lengan 28cm
Lakukan uji kekuatan otat : ekteemitas atas dan bawah kanan dan iri dengan skor 5
c. Keluhan lain : tidak ada keluhan
16. Pemeriksaan Neurologis
a. Menguji tingkat kesadaran dengan GCS ( Glasgow Coma Scale )
E : 4 (membuka mata spotan), V : 5 (respon verbal baik), M : 6 (bergerak dengan
baik ), composmentis
b. Memeriksa tanda-tanda rangsangan otak
Tidak terdapat peningkatan suhu, tidak merasakan nyeri kepala, tidak kaku kuduk,
tidak mual muntah
17. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium 2 januari 2023
Leukosit
Lym : 16,4 %
NEU : 73,4%
a. GDA : 91 mg/dl
b. BUN : 6,16 mg/dl
c. Protein Urine : negatif
d. Hemoglobin: 11.9 g/dL
9. Penatalaksanaan
a. Farmakologi
Inf PZ 7 tpm
Asammefenamat 3x1tablet
Eritromicin 4x250 mg
b. Non farmakologi
Pemberian terapi relaksasi
Pemberian posisi nyaman
Pemberian kebutuhan nutrisi
10. Harapan Klien/ Keluarga sehubungan dengan Penyakitnya
Kelurga pasien berharap cepet pulang dan berkumpul dengan keluarga yang lain.
11. Genogram : isikan 3 generasi dan beri keterangan dari genorgram tersebut

Banyuwangi, …………. 20..

Mahasiswa ybs
ANALISA DATA

Nama Pasien : Ny. R


No. Register : 283563

NO KELOMPOK DATA MASALAH ETIOLOGI


1 DS : Post partum Ketidaknyamanan
- Px mengatakan nyeri pada jalan lahir , Pasca Partum
nyeri terasa tertusuk – tusuk , nyeri pada (SDKI D.0075)
perineum dengan skala 3 nyeri dirasakan Lecet pada perineum
saat dibawa bergerak .
DO :
- K/u baik
- GCS 456 Pelepasan mediator kimia
- Kesadaran composmentis (brakinin, histamin,
- Tampak adanya lecet pada perineum postagladin)
- Terdapat nyeri tekan pada perineum
- Lochea rubra +
- Tidak terdapat jahitan Merangsang saraf sensori
- TFU : 2 jari dibawah pusat
- UC : baik
- TTV :
TD : 120/80 mmHg Melalui tranduksi modulasi
S : 36,5 c
N : 88 x/menit
RR : 20 x/menit
SpO2 : 99 % Corteks cerebri (nyeri di
persepsikan )

Ketidaknyamanan Pasca
Partum
2. DS : klien mengeluh ……. Resiko infeksi
DO : TTV (SDKI D.0142)
Hasil pemeriksaan genetalia, hasil laboratorium

3 DS : klien mengatakan …. Menyusui efektif


DO : hasil pemeriksaan payudara (SDKI D.0028)
Kemampuan klien mnyusui bayi, memposisikan
bayi, dukungan yang didapatkan klien,
kecukupan gizi/diit klien dll
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. R


No. Register : 283563

TANGGAL TANGGAL TANDA


DIAGNOSA KEPERAWATAN
MUNCUL TERATASI TANGAN
03/ 01 / 2023 Ketidaknyamanan Pasca Partum berhubungan dengan 04-01-2023
traumaperineum selama persalinan dan kelahiran ditandai
dengan pasien tampak meringis(SDKI, D.0075 )

Menyusui efektif berhubungan dengan proses laktasi ditandai


dengan payudara membesar, alveoli mulai terisi ASI, puting
menonjol (SDKI D.0142)

Menyusui efektif berhubungan dengan proses laktasi ditandai


dengan payudara membesar, alveoli mulai terisi ASI, puting
menonjol (SDKI D.0028)
49

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny.R


No. Register : 283563
TG NO TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL TT
L
Setelah dilakukan tindakan Status kenyamanan pascapartum Manajemen Nyeri (SIKI, I. 08238) 1. Membantu menentukan
keperawatan 1 x 24 jam (SLKI, L.07061) Observasi : ketidaknyamanan nyeri
diharapkan status - Meringis menurun (1) - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, secara langsung kepada
kenyamanan pasca partum - Nyeri menurun (5) frekuensi , kualitas, intensitas nyeri pasien
meningkat - Identifikasi skala nyeri 2. Menemukan tingkat nyeri
(SLKI,L.07061 ) - Identifikasi faktor yang memperberat dan yang dialami
memperingan nyeri 3. Menentukan faktor yang
- Fasilitasi istirahat dan tidur memperberat dan
Terapeutik memperingan nyeri yang
- Ajarkan Teknik nonfarmakologi untuk dialami
mengurangi nyeri 4. Memberikan kenyamanan
- Ajarkan teknik effleurage massage pada kepada pasien
ibu nifas 5. Membantu agar pasien
Kolaborasi pahambagaimana
- Kolaborasi pemberian analgetic jika perlu mengurangi nyeri
menggunakan non
farmakologi
Dan tambahkan 6. Memberikan obat untuk
intervensi untuk 2 mengurangi nyeri
diagnosa lain
50

CATATAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. R


No. Register : 28-35-63
NO T
TANGGAL JAM TINDAKAN KEPERAWATAN
DX T
04-01-23 04.00 1 - Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi , kualitas, intensitas nyeri
R/ Px mengatakan nyeri pada perineum ,nyeri
seperti tertusuk – tusuk (dirasakan saat dibawa
berjalan ) nyeri sewaktu – waktu

- Mengidentifikasi skala nyeri


R/ Skala nyeri 3 (ringan)
- Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
R/ nyeri dirasasakan saat dibawa berjalan dan
berkurang saat dibawa berbaring

- Memfasiltasi istirahat dan tidur


R/ lingkungan tidur pasien jauh dari kebisingan

- Mengajarkan teknin nonfarmakologi untuk


mengurangi rasa nyeri
R/ mengajarkan Teknik nafas dalam

- Mengkolaborasikan pemberian analgetic


R/ obat oral asamefenamat 3 x 500 mg

Dan tambahkan implementasi untuk 2


diagnosa lain
51

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Ny. R


No. Register : 28 35 63

No.Dx Tanggal dan Jam Tanggal dan Jam Tanggal dan Jam
Dokumentasikan
evaluasi dari
masing-masing
diagnosa
keperawatan yang
diambil dan
pastikan catatan
perkembangan
yang dibuat
merupakan hasil
dari implementasi
keperawatan.
52

BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan Asuhan Keperawatan

4.1.1. Analisis pengkajian pasien

Pengkajian adalah langkah awal dalam proses keperawatan yaitu

dengan mengumpulkan data data yang didapat dari pasien (subyektif) dan

berdasarkan observasi agar dapat menemukan permasalahan yang muncul

pada pasien. pengkajian pada post partum dilakukan dengan melihat

kembali catatan pada prenatal, melahirkan dan jumlah kelahiran. Hal yang

penting yang perlu diketahui yaitu faktor predisposisi, seperti perdarahan,

partus prematurus, bayi bear, grande multipara dan lain-lain (novita et al.,

2019).

Hasil pengkajian dari Ny.S usia 19 tahun dengan status obstetric

P1A0. Pada ibu hamil resiko tinggi komplikasi kehamilan, persalinan dan

nifas secara fisik dan psikologis (hamidiyantu & suseno, 2018). Selain itu

faktor pengalaman pertama memiliki anak, dapat memunculkan rasa

khawatir, takut dan cemas jika melakukan kesalahan (fatmawati dan gartika,

2021). Nys. S tampak bahagia setelah melahirkan tidak ada khawatir dalam

perawatan bayi bagi pasien. pasien rutin mengikuti ANC terpadu di

puskesmas atau BPM. Dimana setiap pertemuan mendapatkan edukasi

untuk ibu dan bayi. Pasien mendapatkan dukungan penuh dari suami dan

keluarga.

Pasca persalinan klien mengeluh nyeri pada bagian perut dan jalan

lahir. Nyeri yang dialami biasanya berlangsung selama 2-3 hari setelah

melahirkan (furlan, 2016). Pada ibu post partum mengalami nyeri ringan
53

sampai sedang, karena setiap individu memiliki ambang nyeri yang berbeda-

beda (istiana et al., 2020). Pengkajian nyeri pada Ny.S yaitu P; robekan /

lecet pada perineum dan kontraksi uterus, Q; nyeri seperti sengkring-

sengkring dan terasa kaku, R; perineum dan perut, S; skala nyeri 3, T;

hilang timbul. Pasien tampak sedikit berhati-hati untuk bergerak dan

membutuhkan bantuan/pendampingan dalam mobilisasi.

Pada usia 19 tahun seperti Ny.S organ belum siap untuk kehamilan,

persalinan dan nifas. Sehingga proses uterus berkontraksi untuk kembali ke

bentuk semula mengalami kesulitan (Taher et al., 2020). Namun menurut

pengkajuian, setelah 2 jam persalinan uterus teraba keras dan TFU 2 jari

dibawah Pusat yang artinya kontraksi pada pasien baik. Hal ini dapat terjadi

karena adanya pemberian oksitosin melalui injeksi untuk merangsang uterus

berkontraksi.

4.1.2 analisis masalah keperawatan yang muncul

Masalh keperawatan ditegakkan sesuai data secara subyektif, maupun

objektif yang didapatkan dari pasien (PPNI, 2016). Berdasarkan pengkajian

yang telah dilakukan, terdapat 3 masalah keperawatan yang muncul pada

pasien. diagnosis pertama ketidaknyamanan pasca partum berhubungan

dengan involusi uterus dan trauma perineum. Diagnosis kedua adalah resiko

infeksi ditandai dengan adanya kerusakan kulit area perineum. Diagnosis

ketiga adalah menyusui efektif berhubungan dengan payudara membesar,

alveoli mulai terisi ASI, puting ibu menonjol dan rawat gabung.

Ketidaknyamanan pasca partum dapat muncul karena proses involusi

uterus, yaitu pengerutan uterus kembali ke kondisi sebelum hamil, yang


54

terjadi akibat meningkatnya hormon oksitosin yang memicu kontraksi otot

uterus. Selain itu adanya trauma perineum pada pasien dengan derajat 1

akibat proses persalinan spontan dapat memunculkan keluhan tidak nyaman

(nyeri), tampak meringis dan uterus teraba keras (kontraksi). Masalah ini

penting untuk diangkat agar nyeri yang dirasakan ibu post partum

berkurang.

Ruptur jaringan dan trauma mekanis pada perineum akibat persalinan

spontan menyebabkan rusaknya pembuluh darah sehingga terjadi

perdarahan pada perineum. Personal hygiene yang kurang baik akan

memunculkan infeksi luka. Pada Ny.S dengan ruptur derajat 1 dan belum

adanya pengalaman sebelumnya terkait perawatan perineum, perlu diangkat

diagnosa resiko infeksi sehingga dapat mencegah munculnya komplikasi.

Proses laktasi yang dimulai dari penurunan hormon estrogen dan

progesterone pasca persalinan menyebabkan hormon prolaktin dan oksitosin

meningkat sehingga terjadi pembentukan ASI. Hisapan bayi yang adekuat

akan membantu merangsang keluarnya ASI. Pada kondisi Ny.S payudara

membesar karena alveoli terisi ASI dan puting menonjol yang artinya ibu

siap menyusui. Ibu mengungkapkan percaya diri dalam proses menyusui

dan bayi dan bayi tertidur setelah menysui. Sehingga diambil diagnosa

menyusui efektif untuk meningkatkan kualitas dan pengetahuan proses

laktasi.

4.1.3 analisis tindakan keperawatan pada diagnosa keperawatan

1. Ketidaknyamanan pasca partum berhubungan dengan involusi uterus dan

trauma perineum
55

Intervensi pada masalah keperawatan ketidaknyamanan pasca

partum dilakukan selama pasien berada di rumah sakit. Tujuan dari

tindakan keperawatan yang dilakukan adalah meningkatkan status

kenyamanan pasien. tindakan keperawatan yang telah dilakukan adalah

memonitor tanda-tanda vital dan lochea untuk menilai munculnya

komplikasi seperti hipertensi atau perdarahan postpartum, memonitor

respon nyeri ibu dan mengajarkan mengatasi nyeri secara nonfarmakologis

(effleurage massage dan tarik nafas dalam).

Tindakan keperawatan pada masalah ketidaknyamanan pasca partum

tidak ditemukan kesenjangan antara kasus dengan tinjauan teori karena

tindakan yang diberikan telah disesuaikan dengan kondisi [asien. Tindakan

keperawatan modifikasi dari penulis yang diberikan efektif dalam

meningkatkan kenyamanan klien. Effleurage massage dapat mengurangi

nyeri kontraksi uterus pada ibu 2 jam postpartum (Meinawati &

Supriyant0, 2020).

Tatalaksana teknik non farmakologi pada ibu postpartum

dianjurkan karena dapat dilakukan secara mandiri dan efek samping lebih

sedikit dibandingkan dengan penggunaan analgesic terutama pada jangka

panjang (Jayanti & Mayasari, 2022).

2. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas kulit (ruptur

perineum)

Intervensi pada diagnosa keperawatan resiko infeksi dilakukan

selama pasien di ruang bersalin. Intervensi bertujuan untuk memperbaiki

integritas kulit dan jaringan. Tindakan keperawatan yang telah dilakukan,


56

yaitu mengobservasi luka bekas jalan lahir untuk menilai adanya infeksi,

memfasilitasi dalam membersihkan perineum (personal hygiene),

mempertahankan area perineum tetap kering agar tidak muncul

mikroorganisme patogen. Memberikan pembalut yang menyerap cairan,

mengajarkan pasien dan keluarga mengobservasi tanda abnormal pada

perineum (misalnya infeksi kemerahan, pengeluaran cairan abnormal)

sehingga pasien dan keluarga dapat menilai secara mandiri ketika dirumah,

menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi yang dapat membantu

mempercepat penyembuhan luka (meningkatkan asupan protein : tahu,

tempe, daging, ayam, ikan laut dan vitamin : sayuran hijau dan buah).

3. Menyusui efektif berhubungan dengan proses laktasi (payudara membesar,

alveoli mulai terisi ASI, puting menonjol)

Intervensi pada diagnosa keperawatan menyusui efektif dilakukan

selama pasien di ruang bersalin. Intervensi bertujuan untuk meningkatkan

status menyusui pada pasien. tindakan keperawatan yang telah dilakukan,

yaitu mengidentifikasi kebutuhan laktasi bagi ibu pada postnatal,

memfasilitasi ibu melakukan IMD, mendiskusikan dengan keluarga

tentang ASI eksklusif, menjelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan bayi

dan menganjurkan ibu menyusui sesering mungkin setelah lahir sesuai

kebutuhan bayi.

Tindakan pemberian edukasi tentang ASI eksklusif dilakukan

untuk meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga (Aswitami, 2019).

Sehingga dapat memunculkan motivasi pada ibu untuk memberikan ASI


57

eksklusif dengan pengetahuan yang cukup. Pengetahuan yang didapatkan

dapat meningkatkan dukungan keluarga kepada ibu.

4.1.4 Analisis tindakan keperawtan sesuai dengan hasil penelitian

1. Effleurage massage

Effleurage massage dapat menurunkan hormon adrenalin dan

meningkatkan hormon oksitosin sehingga merangsang terjadinya kontraksi

uterus yang adekuat (Kasiati & Rosmalawati, 2019). Effleurage

mempengaruhi saraf pusat dengan menstimulusi saraf parasimpatis,

menyebabkan respon relaksasi yang meningkatkan venous return.

Peningkatan aktivitas saraf parasimpatis akan menurunkan denyut jantung,

mengurangi tekanan darah dan endorphin. Selain itu effleurage

memberikan efek relaksasi melalui mekanisme psikologis (penurunan

kecemasan dan mood) dan fisiologis. Smeltzer & Bare menyatakan

effleurage dapat mengurangi nyeri dengan memberikan efek melalui

system kontrol desenden (Ashar et al., 2018).

Penelitian yang dilakukan oleh meinawati (2020) menunjukkan

terdapat pengaruh yang signifikan pada pengurangan nyeri post partum

akibat kontraksi uterus pada ibu dalam periode 2 jam postpartum. Selain

itu dalam penelitian yang dilakukan oleh Ashar (2018) menemukan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan dengan pemberian massage effleurage

terhadap penurunan nyeri setelah persalinan. Teknik massage effleurage

dapat meningkatkan relaksasi fisik dan mental (Widyyati et al., 2021).

massage mengurangi nyeri dengan menstimulasi serabut taktil di kulit


58

pada abdomen yang memberikan efek relaksasi pada otot abdomen

sehingga spasme otot abdomen berkurang (Ashar et al., 2018).

2. Edukasi ASI eksklusif

Tindakan yang diberikan untuk meningkatkan pemahaman dan

motivasi klien terkait menyusui adalah edukasi kesehatan. Peningkatan

pengetahuan berpengaruh positif pada sikap yang ditunjukkan.

Berdasarkan hasil penelitian dari Aswitami (2019), terdapat dampak yang

positif terhadap pengetahuan dan pemberian tentang ASI eksklusif. Setelah

dilakukan edukasi diharapkan pasien mampu dan bersedia memberikan

ASI secara eksklusif.

3. Personal hygiene

Tindakan yang diberikan untuk perawatan perineum adalah dengan

personal hygiene. Adanya benda asing dan pengelupasan jaringan dapat

menghambat penyembuhan luka dan kekuatan regangan luka menjadi

rendah (Hastuti et al., 2014). Personal hygiene dengan cara membersihkan

dan menjaga perineum tetap kering dapat membantu menghambat

perkembangbiakan bakteri. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Afandi (2014), menunjukkan hubungan yang signifikan tentang personal

hygiene dengan percepatan penyembuhan luka perineum pada ibu

postpartum. Setelah dilakukan perawatan luka dengan personal hygiene

diharapkan pasien tidak mengalami infeksi dan luka membaik.

4.1.5 Analisis evaluasi keperawatan

Evaluasi menjadi tahapan akhir dalam proses asuhan keperawatan.

Evaluasi dilakukan untuk mendapatkan data kondisi terkini dari pasien


59

setelah dilakukan intervensi. Hasil yang dapat akan digunakan untuk

pertimbangan tindak lanjut pasien. berdasarkan kasus dan tindakan

keperawatan yang telah dilakukan didapatkan hasil evaluasi sebagai berikut:

1. Ketidaknyamanan pasca partum teratasi sebagian. Beberapa kriteria

hasil yang telah terpenuhi, yaitu kontraksi uterus baik sesuai target,

meringis menurun sesuai target, sedangkan keluhan tidak nyaman

belum sesuai target. Hal ini disebabkan karena intervensi dilakukan

hanya selama 6 jam. Namun terjadi penurunan skala nyeri menjadi 2.

2. Resiko infeksi teratasi sebagian. Kriteria hasil yang terpenuhi yaitu

perdarahan menurun sesuai target. Sedangkan kriteria hasil yang belum

teratasi yaitu kerusakan jaringan sedang dan kemerahan cukup

menurun. Hal ini karena intervensi hanya dilakukan selama 6 jam

sehingga proses penyembuhan luka belum maksimal. Normalnya

penyembuhan luka pada perineum terjadi pada waktu 5-7 hari (Triyani

et al., 2021).

3. Menyusui efektif teratasi. Beberapa kriteria hasil yang terpenuhi yaitu

kemampuan ibu dalam memposisikan bayi meningkat sesuai target. Ibu

percaya diri dalam menyusui bayi meningkat sesuai target, dan

pancaran ASI meningkat sesuai target.

4.2 implikasi keperawatan

Hasil asuhan keperawatan ini diharapkan dapat menambah wawasan

dan referensi terkait tata laksana pada kondisi ketidaknyamanan pasca

partum, menyusui efektif dan resiko infeksi. Selain itu asuhan keperawatan

ini dapat menjadi pertimbangan dalam memberikan intervensi keperawatan


60

khususnya maternitas pada fase post partum seperti pemberian intervensi non

farmakologis yang aman dan mudah dilakukan secara mandiri.


61

BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil studi kasus asuhan keperawatan pada Ny. S dengan

ketidaknyamanan pasca persalinan di Rumah Sakit Umum Blambangan

Banyuwangi pada tanggal 28 januari 2023, dapat disimpulkan bahwa :

1. Hasil pengkajian didapatkan bahwa pasien merasa nyeri pasca persalinan

yang muncul karena involusi uteri dan ruptur pada perineum dengan

derajat nyeri yang dirasakan di abdomen seperti kram (kaku) dengan skala

nyeri 4, sehingga pasien enggan untuk bergerak. Hasil pemeriksaan fisik

didapatkan uterus teraba keras dan berada 2 jari dibawah pusat.

2. Diagnosa keperawatan yang muncul antara lain ketidaknyamanan pasca

partum berhubungan dengan involusi uterus dan trauma perineum ditandai

dengan ibu mengeluh tidak nyaman, tampak meringis dan terdapat

kontraksi uterus. Diagnosa ke-2 yang muncul adalah resiko infeksi

dibuktikan dengan adanya ruptur perineum. Diagnosa ke-3 yaitu menyusui

efektif berhubungan dengan payudara membesar, alveoli mulai terisi ASI,

puting menonjol, rawat gabung ditandai dengan ibu merasa percaya diri

selama proses menyusui, ASI menetes, dan bayi tidur setelah menyusui.

3. Rencana asuhan keperawatan yang dilakukan pada klien meliputi

manajemen nyeri, perawatan pasca persalinan, promosi ASI eksklusif dan

perawatan perineum dengan tujuan menurunkan tingkat nyeri,

meningkatkan kenyamanan, meningkatkan perawatan bayi dan diri.


62

4. Implementasi keperawatan dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan

yang telah disusun. Implementasi yang dilakukan meliputi massage uterus

(effleurage massage), perawatan luka perineum dan edukasi.

5. Hasil evaluasi berdasarkan intervensi yang telah dilakukan dengan

menunjukan bahwa ketidaknyamanan pasca partum teratasi sebagian,

resiko infeksi belum teratasi, dan menyusui efektif teratasi.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi pasien dan keluarga

Disarankan pada pasien dan keluarga untuk dapat menangani

keluhan pasca partum khususnya penanganan nyeri pada abdomen akibat

involusi uterus agar pasien merasa lebih nyaman dan tidak muncul

komplikasi fisik maupun psikologis. Sangat penting bagi keluarga untuk

memberikan dukungan pada pasien dalam bentuk emosional dan bantuan

perawatan selama dirumah sehingga pasien dapat beradaptasi dengan baik.

5.2.2 Bagi Rumah Sakit

Disarankan bagi rumah sakit untuk meningkatkan pelayanan

khususnya bagi pasien postpartum. Observasi pasca persalinan sangat

penting untuk menentukan kondisi pasien dan penentuan intervensi.

Ketepatan intervensi yang diberikan akan meningkatkan mutu pelayanan

dan kepuasan pasien. untuk itu diharapkan karya ilmiah ini dapat menjadi

acuan dalam pembelajaran asuhan keperawatan terkait dengan manajemen

ketidaknyamanan pada ibu dengan postpartum.


63

DAFTAR PUSTAKA

Aifa, W. E., & Hasnawati, H. (2021, April). The relationship between effleurage
massage technique and decreasing pekanbaru city. In Al Insyirah International
Scientific Conference on Health (Vol. 2, pp. 348-354).
Andanawarih, P., Jannah, M., & Artanti, S. (2020). Teknik Effleurage Massage
Terhadap Nyeri Dissmenore. Jurnal Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan, 7(2),
54-57.
Anifah, F. (2022). Hubungan Masase Effleurage Terhadap Nyeri Afterpain pada
Ibu Nifas. Sinar: Jurnal Kebidanan, 2(1), 1-9.
Ashar, I. N., Suardi, A., Soepardan, S., Wijayanegara, H., & Effendi, J. S. (2018).
Pengaruh effleurage massage terhadap penurunan rasa nyeri pada ibu
postpartummultipara. Jurnal Kesehatan Indra Husada, 6(2), 42-42.
Fasikhatun, E., Sulistyowati, P., & Layliyah, Z. (2019). Gambaran Nyeri Sebelum
Dan Sesudah Di Lakukan Tindakan Effleurage Massage Kepada Ibu Post Partum
Primipara Di Rsud Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Journal of
Nursing and Health, 4(2), 56-62.
FITRI, A. S. (2019). PENGARUH PIJAT PUNGGUNG TEKNIK
EFFLEURAGE MENGGUNAKAN MINYAK AROMATERAPI LAVENDER
TERHADAP PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM DI KLINIK PRATAMA
TANJUNGDELI TUA TAHUN 2018.
Hapsari, E., Rumiyati, E., & Astuti, H. P. (2020). Efektivitas effleurage massage
terhadap pencegahan postpartum depression pada ibu nifas di PMB Elizabeth
Banyuanyar Surakarta. Jurnal Riset Kebidanan Indonesia, 4(2), 59-65.
Jamilah, J. (2015). Efektifitas Kombinasi Pijat Oksitosin Tehnik Effleurage Dan
Aromaterapi Rose Terhadap Kadar Prolaktin Post Partum Normal. Jurnal Ilmiah
Bidan, 1(1), 1-14.
Kasiati, K., & Rosmalawati, N. W. D. (2019). MODEL MASSAGE
EFFLEURAGE, PIJAT OKSITOSIN SENAM NIFAS MEMPERCEPAT
INVOLUSI UTERUS PADA IBU POST PARTUM. Jurnal Pendidikan
Kesehatan, 8(1), 58-68.
Kusumastuti, K., Astuti, D. P., & Dewi, A. P. S. (2019). Efektivitas Massage
Terapi Effleurage Guna Mencegah Kejadian Depresi Postpartum Pada Ibu
Nifas. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 12(1).
Manurung, H. R., Sinaga, R., Marliani, M., Munthe, J., & Tobing, B. (2022).
PENERAPAN TEKNIK EFFLEURAGE MASSAGE DALAM MENGATASI
NYERI AFTERPAINS IBU POSTPARTUM DI PUSKESMAS NEGERI LAMA
KECAMATAN BILAH HILIR KABUPATEN LABUHANBATU TAHUN
2022. Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan
Corporate Social Responsibility (PKM-CSR), 5, 1-10.
64

Parulian, T. S., Sitompul, J., & Oktrifiana, A. N. (2014). Pengaruh Teknik


Effleurage Massage terhadap Perubahan Nyeri pada Ibu Post Partum di Rumah
Sakit Sariningsih Bandung. Jurnal Keperawatan, 4(2), 1-9.
Rinjani, M., & Apriyani, M. T. P. (2021). Efek Pemberian Massage Effleurage
Mampu Meningkatkan Produksi Air Susu Ibu pada Ibu Nifas. Jurnal Kesehatan
Metro Sai Wawai, 14(2), 168-174.
Rukmawati, S., & Astutik, P. (2022). Pengaruh pijat Efflurage terhadap Produksi
Air Susu Ibu pada Ibu Postpartum. PENA NURSING, 1(01).
Rukmawati, S., & Astutik, P. (2022). EFFECT OF EFFLEURAGE MASSAGE
ON BREAST MILK PRODUCTION IN POSTPARTUM MOTHERS. JURNAL
SABHANGA, 4(2).
Sitorus, F., & Harianja, E. (2020). Pengaruh Teknik Effleurage Massage Terhadap
Nyeri Afterpains Pada Ibu NifasMultipara di BPM Wanti dan BPM Sartika di
Kota Medan Tahun 2020. Jurnal Health Reproductive, 5(1), 7-16.
Widdyati, M. L. I., & Harista, D. (2021). Penerapan Prosedur Terapi Effleurage
Massage Pada Ibu Dengan Ketidaknyamanan Pasca Partum: Literature
Review. Indonesian Health Science Journal, 1(2).
65

Lembar Konsultasi Karya Ilmiah Akhir

Nama : Rani Diana Balqis


NIM : 2022.04.150
Program Studi /Angkatan : Profesi Ners / 2022-2023
Judul Karya Ilmiah Akhir : Penerapan Effleurage Massage pada Ny.R dengan
P1A0 Post Partum Spontan dengan KPD Untuk
Mengatasi Ketidaknyamanan Pasca Partum Di
Ruang VK RSUD Blambangan Banyuwangi
Pembimbing : Ns. Nur Hidayatin, S.,Kep., M.Kep

Tanggal Metode Topic Saran pembimbing Tanda


bimbingan pembahasan Tangan
66

Anda mungkin juga menyukai