Perubahan skala Nyeri Pada Pasien LOW BACK PAIN Sebelum dan
Setelah dilakukan Terapi bekam di Klinik Holisic Nursing Therapy
Probolinggo
Oleh:
Evidence based nursing yang berjudul “Perbedaan Tingkat Nyeri Pada Pasien LAW BACK PAIN Sebelum dan
Setelah dilakukan Terapi Akupuntur di Klinik Holisic Nursing Therapy Probolinggo” telah diperiksa dan
disahkan pada:
Hari :
Tanggal :
Yang Mengesahkan,
(………………………………....) (…………………………….……..)
HALAMAN PENGESAHAN
PERSEMBAHAN
vi
MOTTO
“Dalam pengobatan Islam, jiwa manusia terdiri atas jasad, nafas, jiwa, dan ruh.
Maka ketika manusia diberi ujian penyakit oleh Allah SWT, hendaklah
musahabah (evaluasi) terhadap kesalahan-kesalahan
vii
PERNYATAAN
NIM : 16010167
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada tekanan
dan paksaan dari pihak mana pun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika
ternyata pernyataan ini tidak benar.
Hasyim Asyari
NIM 16010167
ABSTRAK
ix
ABSTRACT
x
KATA PENGANTAR
pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES dr. Soebandi dengan judul
“Perubahan Skala Nyeri Low Back Pain Sebelum Dan Sesudah Di Klinik Holistic
Selama proses penyusunan skripsi ini penulis dibimbing dan dibantu oleh
berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
2. Ns. Irwina Angelia Silvanasari, S.Kep., M.Kep selaku Ketua Program Studi
3. Arief Judi Susilo, S.Kp., M.Kes selaku pembimbing utama yang telah
terselesaikan.
terselesaikan.
xi
6. Seluruh staf akademik STIKES dr. Soebandi Jember yang turut membantu
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala
amal baik yang telah diberikan dan semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak
yang memanfaatkan. Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis menyadari masih
jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
Penulis
xii
DAFTAR ISI
xiii
2.2 Konsep Bekam....................................................................................... 17
2.2.1 Definisi ............................................................................................ 17
2.2.2 Macam- Macam .............................................................................. 17
2.2.3 Keutamaan....................................................................................... 18
2.2.4 Manfaat Menurut Medis.................................................................. 20
2.2.5 Larangan Dalam Berbekam............................................................. 21
2.2.6 Titik Bekam Nabawi ....................................................................... 23
2.2.7 Titik bekam untuk low back pain .................................................... 25
2.2.8 Langkah- Langkah Bekam Pada Pasien Nyeri Low Back Pain ...... 26
2.3.5 Pengkajian Intensitas Nyeri............................................................. 29
2.3.6 Pengaruh bekam terhadap perubahan skala nyeri low back pain.... 32
BAB 3. KERANGKA KONSEP......................................................................... 36
3.1 Kerangka Konsep.................................................................................. 36
BAB 4. METODE PENELITIAN ...................................................................... 38
4.1 Desain penelitian ................................................................................... 38
4.2 Populasi dan Sampel............................................................................. 39
4.3 Tempat penelitian ................................................................................. 41
4.4 Waktu peneltian ................................................................................... 41
4.4.1 Waktu penyusunan proposal dan skripsi ........................................ 41
4.4.2 Waktu pengambilan data ................................................................ 41
4.5 Variabel penelitian................................................................................ 41
4.5.1 Variabel Bebas (Independen) .......................................................... 41
4.5.2 Variabel Terikat (Dependen)........................................................... 41
4.6. Definisi operasional............................................................................... 42
4.7. Pengumpulan data ................................................................................ 46
4.8 Pengolahan dan analisa data ................................................................ 50
4.9 Etika penelitian ..................................................................................... 52
BAB 5. HASIL PENELITIAN ........................................................................... 55
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................. 55
5.2 Hasil Penelitian...................................................................................... 55
5.2.1 Data Umum ..................................................................................... 55
5.2.2 Data Khusus .................................................................................... 59
BAB 6. PEMBAHASAN ..................................................................................... 62
6.1 Skala Nyeri Low Back Pain Sebelum Dilakukan Bekam .................. 62
xiv
6.2 Skala Nyeri Low Back Pain Sesudah Dilakukan Bekam ................... 65
6.3 Perubahan Skala Nyeri Low Back Pain Sebelum dan Sesudah
Bekam ................................................................................................... 67
6.4 Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 71
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. xv
73
7.1 Kesimpulan ............................................................................................ 73
7.2 Saran ...................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 75
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1. Distribusi usia responden dengan low back pain Banyuwangi 2020
xvi
Tabel 5.2. Distribusi berdasarkan riwayat pendidikan responden low back pain
Banyuwangi 2020
Tabel 5.8. Distribusi frekuensi responden berdasarkan skala nyeri sebelum dan
sesudah bekam Banyuwangi 2020.
Tabel 6.1. Hasil pengukuran skala nyeri responden sebelum bekam Banyuwangi
2020
Tabel 6.2. Hasil pengukuran skala nyeri responden sesudah bekam Banyuwangi
2020.
DAFTAR GAMBAR
Lampiran 5 : Dokumentasi
dunia yang biasanya terjadi pada pekerja berat. Pekerja berat sendiri mencakup
berbagai jenis pekerjaan diantaranya, kuli panggul, karyawan produksi, dan juga
petani yang juga dapat menyebabkan low back pain. Menurut years lived with
Laporan WHO menunjukkan bahwa 80% dari total populasi dunia yang
berjumlah 7,7 miliar jiwa pernah mengalami low back pain selama hidupnya.
Prevalensi tahunannya bervariasi dari 15- 45%, dengan poin prevalensi rata- rata
30% (WHO, 2005). Berdasarkan data dari National Health Interview Survey
(NHIS) tahun 2009 persentase penderita Low Back Pain di Amerika Serikat
mencapai 28,5%. Angka ini berada pada urutan pertama tertinggi untuk kategori
nyeri yang sering dialami kemudian diikuti oleh sefalgia dan migren pada urutan
kedua sebanyak 16%. Data untuk jumlah penderita Low Back Pain di Indonesia
tidak diketahui secara pasti, namun diperkirakan penderita Low Back Pain di
Indonesia bervariasi antara 7,6% sampai 37% dari jumlah penduduk yang ada di
pasien yang berobat ke tempat tersebut dengan keluhan low back pain per
tahunnya kisaran 1000 pasien. Angka tersebut termasuk kasus yang paling tinggi
2
Banyak faktor resiko yang berhubungan dengan keluhan low back pain
seperti hereditas, usia, jenis kelamin, deformitas postur tubuh, aktifitas fisik, masa
kerja, dan porsi kerja (Rinaldi, 2015). Low back pain yang berhubungan dengan
pekerja dipengaruhi oleh banyak hal, antara lain faktor demografi pekerja, posisi
tubuh saat bekerja, lingkungan kerja, dan jenis pekerjaan. Tanda- tanda low back
pain yang biasanya muncul yaitu timbulnya rasa pegal, linu, ngilu, atau tidak enak
pada daerah punggung yang dapat disebabkan oleh tarikan, tekanan, dorongan
yang melebihi daya elastisitas dari otot yang menjadikan otot menjadi tegang.
Pasien dengan keluhan LBP yang tidak diberikan tatalaksana dengan baik dapat
kronik, spasme, kelemahan otot, dan penurunan luas gerak lumbal (Rahmawati,
2018). Keluhan LBP bisa menjadi gawat darurat apabila disertai syndrom kauda
equina atau proses hilangnya fungsi dari saraf-saraf yang dapat menyebabkan
keseluruhan aspek kehidupan manusia, oleh karena itu kita tidak boleh terpaku
pada satu pendekatan saja tetapi juga menggunakan pendekatan lain yang
lain akupuntur, akupresur, masase, teknik relaksasi, bekam dan masih banyak lagi.
Bekam sendiri terbagi menjadi dua yaitu bekam basah dan bekam kering. Dari
beberapa terapi komplementer yang ada, penulis mengambil salah satu yaitu
bekam basah karena terapi bekam basah adalah terapi bekam yang paling sering
dilakukan untuk mengobati nyeri low back pain di klinik holistic care Kalibaru
Banyuwangi.
dalam tubuh melalui permukaan kulit (Widada, 2011). Bekam dianjurkan dalam
Muhammad SAW yang diriwayatkan dalam Hadits Bukhori nomor 5359 dan
Muslim nomor 2205 yang berbunyi “kesembuhan dapat di peroleh dengan 3 cara,
pertama minum madu, kedua dengan berbekam, dan yang ketiga dengan besi
tentang bekam di Indonesia penulis ingin meneliti tentang Perubahan Skala Nyeri
Low Back Pain Sebelum Dan Sesudah Bekam Di Klinik Holistiic Care Kalibaru
Banyuwangi.
yaitu: Adakah Perubahan Skala Nyeri Low Back Pain Sebelum Dan Sesudah
penelitian adalah untuk mengetahui Perubahan Skala Nyeri Low Back Pain
3. Menganalisis perubahan skala nyeri low back pain sebelum dan sesudah
mengenai dampak dari terapi bekam basah yang diterima sehingga bisa menjadi
dasar keyakinan bagi pasien Low Back Pain untuk menjadikan bekam sebagai
Hasil penelitian ini bisa dijadikan referensi bagi praktisi kesehatan jika
skala nyeri klien sebelum dibekam 5,20 dan turun menjadi 1,93
Kabupaten Jember.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi 7
Low back pain dapat di definisikan sebagai sensasi nyeri atau tidak
nyaman pada daerah punggung belakang (pinggang), daerah bawah tulang rusuk
ke 12 hingga lipatan pantat bagian dalam, bisa disertai penjalaran nyeri di bagian
kaki maupun tidak (Lionel, 2014). Low Back Pain (LBP) atau nyeri punggung
aktifitas tubuh yang kurang baik. Rasa sakit bisa berupa nyeri ringan, tumpul
(Fitriani, 2013).
LBP bisa dibagi menjadi dua macam berdasarkan durasi nyerinya, yaitu :
Low back pain yang masuk dalam kategori akut memiliki durasi keluhan
yang dirasakan selama 6-12 minggu, apabila dirasakan sampai 3 bulan maka
akan masuk dalam kategori subakut LBP (Chiodo, 2010). Acute LBP ditandai
dengan rasa nyeri yang menyerang secara tiba- tiba dan rentang waktunya
hanya sebentar, antara beberapa hari dan beberapa minggu dan rasa nyeri ini
dapat hilang atau sembuh. Acute LBP dapat disebabkan karena luka traumatik
sepeti kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa nyeri dapat hilang sesaat
8
Keluhan nyeri pada chronic LBP bisa menyerang lebih dari 3 bulan dan
keluhan ini dapat dirasakan berulang- ulang atau kambuh kembali. Chronic
degenerasi diskus intervertebra dan tumor. Banyak kasus chronic LBP yang
akhirnya dirujuk untuk operasi, namun jarang yang berhasil mengurangi nyeri
Umumnya nyeri punggung bawah disebabkan oleh salah satu dari berbagai
tulang
faktor individu, faktor pekerjaan, dan faktor lingkungan. Menurut Andini (2015)
a. Usia
dan keadaan ini mulai terjadi disaat seseorang berusia 30 tahun. Pada usia 30
stabilitas pada tulang dan otot menjadi berkurang. Semakin tua seseorang,
yaitu 25-65 tahun. Penelitian Garg dalam Andini (2015) menunjukkan insiden
LBP tertinggi pada umur 35-55 tahun dan semakin meningkat dengan
bertambahnya umur.
b. Jenis kelamin
laki, beberap penelitian menunjukkan bahwa wanita lebih sering izin untuk
tidak bekerja karena LBP. Jenis kelamin sangat menpengaruhi resiko keluhan
otot rangka. Hal ini terjadi secara fisiologis, kemampuan otot wanita lebih
Indeks massa tubuh (IMT) merupakan kalkulasi angka dari berat dan
tinggi badan seseorang. Nilai IMT didapatkan dari berat dalam kilogram
�����𝑎𝑡 ��𝑎�𝑎𝑛
𝐼𝑀𝑇 =
(Tinggi Badan)²
Panduan terbaru WHO tahun 2000 mengkategorikan IMT untuk orang asia
overweight (IMT ≥23.0). Overweight dibagi menjadi tiga yaitu at risk (IMT
d. Masa kerja
bermanifestasi. Jadi semakin lama waktu bekerja atau semakin lama masa
kerja seseorang maka semakin besar pula resiko untuk mengalami LBP.
e. Sikap kerja
aktifitasnya. Posisi kerja seseorang dapat saja menjadi janggal. Posisi janggal
adalah posisi tubuh yang menyimpang secara signifikan dari posisi tubuh
dapat menyebabkan dimana transfer tenaga dari otot ke jaringan rangka tidak
efisien sehingga mudah menimbulkan kelelahan. Yang termasuk dalam posisi
statis dan menjepit dengan tangan. Posisi ini melibatkan beberapa area tubuh
seperti bahu, punggung dan lutut karena daerah inilah yang paling sering
mengalami cidera.
f. Lingkungan kerja
kerja. Kebisingan secara tidak langsung dapat meicu dan meningkatkan rasa
nyeri LBP yamg dirasakan pekerja karena bisa membuat stres pekerja saat
g. Riwayat penyakit
satu faktor resiko adanya keluhan LBP. Orang dengan kasus spondylolisthesis
akan lebih beresiko LBP pada pekerjaan yang berat, tetapi kondisi ini sangat
jarang. Kelainan secara struktural seperti spina bifida acculta dan jumlah ruas
h. Tingkat pendidikan
pendidikan pasien. Hal ini menjadi salah satu penyebab episode nyeri yang
semakin panjang dan buruknya prognosis keluhan LBP (Patrick et al., 2014).
LBP dilihat dari riwayat pasien dan hasil pemeriksaan fisik, antara lain (Casazza,
2012) :
a. Intrinsic spine
Salah satu tanda pasien dengan keluhan LBP akibat patah tulang kompresi
yaitu adanya riwayat trauma (kecuali osteoporosis). Gejala klinis patah tulang
kompresi antara lain adanya nyeri tekan pada bagian vertebrae dan nyeri yang
meningkat saat punggung dalam keadaan fleksi, atau saat merubah posisi
Pada pasien HNP intensitas nyeri pada bagian kaki akan lebih tinggi
dalam posisi duduk. Gejala klinis HNP antara lain nyeri dari skala saraf L1-
L3 menyebar ke daerah pinggul atau paha bagian depan dan nyeri dari akar
Gejala klinisnya antara lain nyeri punggung yang dapat disertai penyebaran
ke bagian pantat dan meburuk saat bergerak namun akan membaik saat
4) Stenosis spinal
Gejala klinisnya antara lain nyeri pada bagian kaki yang lebih berat daripada
bagian punggung, memburuk ketika berdiri atau berjalan dan akan membaik
saat diistirahatkan atau pungung fleksi. Nyeri juga bisa dirasakan unilateral
5) Spondilolistesis
Hampir sama dengan gejala klinis stenosis spinal yaitu berupa nyeri bagian
kaki yang lebih berat dari bagian punggung. Nyeri semakin buruk pada saat
posisi berdiri atau berjalan dan membaik pada saat istirahat atau posisi
2012).
6) Spondilolisis
7) Spondilosis
Hampir sama dengan gejala klinis lumbar strain yaitu nyeri pada bagian
diskus yang memburuk saat aktivitas fleksi atau posisi duduk, nyeri pada
bagian permukaan diskus yang memburuk saat aktivitas saat aktivitas
b. Sistemik
Gejala klinisnya antara lain nyeri pada beberap sendi, demam, penurunan
berat badan, kelelahan, dan nyeri tekan pada procesius spinosus maupun pada
2) Inflamasi spondyloarthropathy
malam hari, nyeri dan kekakuan saat pagi hari dan ketidakmampuan saat
3) Keganasan
Gejala klinisnya antara lain nyeri yang memburuk saat posisi pronasi, nyeri
tekan pada procesus spinosus, penurunan berat badan, dan mudah kelelahan
(Casazza, 2012).
4) Vertebral diskitis/osteomyelitis
Gejala klinisnya antara lain nyeri yang konstan, nyeri tekan pada procesus
lengkap normal dan terdapat peningkatan laju pengendapan eritrosit dan level
c. Nyeri alih
Beberapa kondisi gastrointestinal yang masuk dalam etiologi ini antara lain
atau muntah, dan beberapa gejala lain yang biasanya berhubungan dengan
3) Herpes zoster
Gejala klinisnya antara lain nyeri dermatomal yang unilateral namun sering
kali nyeri bersifat tidak berbahaya, dan terdapat kemerahan pada kulit bagian
4) Kondisi pelvik
Beberapa kondisi pelvik yang masuk dalam etiologi ini antara lain
5) Kondisi retroperitoneal
Beberapa kondisi retroperitoneal yang masuk dalam etiologi ini antara lain
colic renal dan infeksi saluuran kemih. Kondisi ini ditandai dengan nyeri di
daerah sudut costovertebral dan bisa juga disertai demam. Pada pemeriksaan
pada tulang belakang bagian bawah dan berlangsung selama beberapa tahun.
Nyeri terutama dirasakan sehabis istirahat dan aktivitas. Pada tingkat selanjutnya
terjadi spasme otot paravertebralis (peningkatan tonus otot tulang postural
lingkungan tempat tinggal dan kerja dengan keluhan nyeri low back pain (Noor,
2017).
(yang disebut vertebra) yang berhubungan kokoh satu sama lain, tetapi tetap
sumbu sentral dan melindungi korda spinalis yang terdapat di dalamnya. Setiap
vertebra terdiri dari badan berbentuk silinder dibagian depan dan sebuah
bawah dan dua prosesus transversus yang mengarah ke lateral. Prosesus- prosesus
ini merupaka tempat perlekatan otot dan ligamen. Pada permukan bawah lengkuk
vertebra terdapat suatu ceruk (notch) untuk tempat lewat saraf dan pembuluh
darah spinalis. Spinalis lengkung memiliki empat prosesus artikular (dua diatas
dan dua dibawah), yang berartikulasi dengan prosesus yang sesuai dari vertebra
yang melekat. Badan- badan vertebra yang melekat dihubungkan satu sama lain
Setiap diskus terdiri dari cincin fibrokartilago dibagian luar, sedangkan bagian
dalamnya disebut nukleus pulpopus. Bila cincin luar menjadi lemah, maka
Pertama, penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus saraf yang kaya
nosiseptor dari nervi nevorum yang menimbulkan nyeri inflamasi. Nyeri dirasakan
sepanjang serabut saraf dan bertambah dengan peregangan serabut saraf misalnya
kondisi ini terjadi perubahan biomolekuler dimana terjadi akumulasi saluran ion
2.2.1 Definisi
adalah menyedot darah dengan alat bekam. Sedangkan menurut istilah hijamah
atau bekam adalah pengeluaran darah dari kulit dengan cara penghisapan,
dilakukan kembali dengan menggunakan alat bekam sampai dengan keluar darah
a. Bekam basah
b. Bekam Kering
darah. Bekam kering akan mengeluarkan patogen angin dan panas (Ridho,
2015: 37).
2.2.3 Keutamaan
yang mengatakan “ jika dalam sebagian oba t kalian terdapat kebaikan maka itu
terdapat dalam sayatan alat bekam, minum madu, atau sudatan besi, panas yang
Dan dalam hadits yang diriwayatkan oleh An- Nasaa’iy dalam al qubro
No. 7537 ; shahih yang mengatakan “ sebaik- baiknya pengobatan yang kalian
Bekam juga dianjurkan oleh Rasulullah pada waktu- .waktu tertentu seperi
pada hari ke-17, 19 dan 21 (tahun Hijriyah), maka ia akan sembuh dari segala
macam penyakit.” (Shahih Sunan Abu Dawud, II/ 732, karya I mam al-Albani)
sebaik-baik bekam yang kalian lakukan adalah hari ke-17, ke-19, dan pada
3. Dari Anas bin Malik RA, dia bercerita: “ Rasulullah SAW biasa berbekam di
bagian urat merih (jugular vein) dan punggung. Beliau biasa berbekam pada
hari ke-17, ke-19, dan ke-21.” (HR, Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah,
pada hari ke-17 dan ke-21, sehingga darah tidak akan mengalami hipertensi
antara lain:
(cahaya dan warna putih, lepra), maka hendaklah dia tidak menyalahkan,
melainkan dirinya sendiri’.” ( Kitab Kasyful Ast aar ‘an Zawaa-idil Bazar,
2. Dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW bersabda: “Berbekam dilakukan dal am
keadaan perut kosong adalah yang paling ideal, dimana ia akan menambah
dengan menyebut nama Allah SWT. Hindarilah berbekam pada hari Jumat
dan hari Sabtu serta hari Ahad. Berbekamlah pada hari Senin dan Selasa.
Hindarilah berbekam pada hari Rabu, karena Rabu merupakan hari dimana
nabi Ayyub tertimpa malapetaka. Tidaklah timbul penyakit kusta dan lepra,
kecuali pada hari Rabu atau malam hari Rabu.” (Shahih Sunan Ibnu Majah,
Bekam memiliki beberapa manfaat secara medis antara lain (Yasin, 2011 :
69-70):
belakang.
wanita.
l. Bermanfaat mengatasi luka- luka, bisul, jerawat dan gatal- gatal dikulit.
m. Bermanfaat mengatasi radang sakit jantung dan radang ginjal yang parah.
tetapi tidak semua orang bisa dilakukan terapi bekam, atau semua bagian tubuh
Karena Jika pembuluh darah vena yang mengalami varises itu pecah, maka
Karena pada daerah tersebut terdapat nadi carotis dan berbagai organ
pembekaman.
Pada bagian kulit yang terluka terdapat proses penyembuhan , banyak sel
penyembuhan luka.
5. Bagian tubuh yang sensitif dan banyak syaraf yang lembut seperti
pergelangan lengan tangan dalam. Hal ini hanya sebatas untuk kehati-
dengan obat kimia atau sinar-X kecuali setelah dilakukan analisis darah
secara keseluruhan, untuk mengetahui jumlah sel darah putih. Karena jika
jumlahnya terlalu sedikit maka pasien sangrat mudah tertular penyakit dari
luar.
ini.
10. Wanita yang sedang menstruasi yang keadaannya sangat lemah dan
2018).
2.2.6 Titik Bekam Nabawi
Titik nabawi atau titik sunnah adalah adalah titik bekam yang dianjurkan
dan titik bekam yang dilakukan oleh Rasulullah SAW sebagaimana disebut dalam
migrain, darah tinggi, mata merah, kelainan penglihatan, mata bengkak, mata
dan lain-lain.
telinga kanan dan kiri, dengan garis yang tertarik ke atas dari hidung. Secara
Dari Anas, bahwa Nabi SAW pernah minta bekam di tiga titik, yaitu
dua titik di akhda’in dan satu lagi di titik al -kaahil. (hadits shahih riwayat
TBC kelenjar limfe, muka bengkak, tuki mendadak, tenggorokan nyeri dan
serak, rahang kaku, nyeri pada bagian gigi, radang tulang, telinga
berdengung, gondongan, radang tenggorokan, tengkuk kaku dan pegal,
belakang. Sekitar otot trapezius kanan dan kiri sejajar dengan jugularis, yang
berarti dibawah telinga kiri dan kanan. Hanya posisi ini ada resikonya karena
dapat mengenai pusat kelenjar getah bening di leher (Fatahillah, 2018 : 39).
Dari Ibnu Abbas, dia berkata bahwa Rasulullah SAW meminta bekam
di tiga titik, di akhda’in dan diantara kedua pundak. “Hadits shohih riwayat
Abu Daud”. Kegunaan titik bekam katifain untuk mengatasi bahu kaku, nyeri
bahu pundak, lengan tidak dapat diangkat, mistis, masukangin, batuk pilek,
stroke dan lain-lain. Lokasi pembekaman yaitu titik ini langsung di pundak
atau bahu. Posisinya bahu kanan kiri diatas skapula (Fatahillah, 2018 : 39-
40).
d. Al- Kaahil
titik, yaitu dititik akhda’in dan satu titik di kahil atau punuk. (hadits shahih
pada punggung dan leher atas, pusing, penyakit tulang belakang leher,
e. Warik (panggul)
bagian panggul karena rasa nyeri yang beliau rasakan di bagian tersebut.
Kegunaan titik bekam warik antara lain untuk mengobati beser mani,
impoten, ngompol, hipersex, kolik ginjal, kencing darah pada batu ginjal,
sering kencing, urine sedikit, diare kronis, susah tidur bersifat lemah,
paha, di atas panggul pada waktu duduk yang atas lateral ilium kiri dan
kanan. Pertemuan otot gluteus maximus dengan gluteus medius bawah, kiri
Berikut adalah titik-titik bekam yang spesifik untuk terapi nyeri low
maq’idah), titik ginjal 2 titik (titik ‘ala warik), dan 2 titik punggung
3. Third wet cupping area : 2 titik meliputi 1 titik yang letaknya 3 jari
dibawah lipatan belakang lutut kanan kiri (titik ala dzohril qodam)
"44l�-·a1a warik (piagg,al)
II �ilh.A�H\\A===--- Qilbo•
Maq'i<bll
�.:.a:�:...._L_-'---1-!.l--.--fakbd
.+:+1----..--J-.+--1--4- Rukbu
1•�1-+-- 'ala zom qodllllli Ot na •
(kaki atas bctis)
2.2.8 Langkah- Langkah Bekam Pada Pasien Nyeri Low Back Pain
Berikut adalah tata cara terapi bekam sesuai dengan standar yang
selama pembekaman.
27
zaitun pada permukaan klit yang akan di bekam sesuai titik yang telah di
tentukan.
7. Melakukan insisi dengan lancet device dengan jarum yang sudah disiapkan
dan disesuaikan pada titik yang sudah dilakukan pengekopan sebanyak 11-
bekam kembali tanpa insisi untuk memastikan tidak ada lagi darah yang
9. Melakukan anamnese lanjutan untuk menilai NRS pada nyeri low back
2.3.1 Definisi
dan bersifat sangat subjektif. Sebab, perasaan nyeri berbeda pada setiap orang
dalam hal skala atau tingkatannya. Secara umum, nyeri dapat diartikan sebagai
stimulus yang menyebabkan rasa nyeri ini hilang, atau organ ubuh itu sudah
sembuh dan kembali normal. Tetapi terkadang, ada rasa nyeri yang tetap
dialamimeskipun organ tubuh sudah sembuh dan tidak ada kerusakan yang lain
(Firda, 2013).
tidak optimal.
Secara umum klasifikasi nyeri dibagi menjadi dua, yaitu nyeri akut dan
nyeri kronis.
a. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat
biasanya terjadi dalam waktu cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan.
Contohnya adalah nyeri yang terminal, sindrom nyeri kronis dan nyeri
bebas pada kulit yang berespon terhadap stimulus yang kuat. Munculnya nyeri
biologis, zat kimia, panas, listrik serta mekanik (Sigit Nian, 2010). Seseorang
dapat menoleransi menahan nyeri (Pain Tolerance) atau dapat mengenali jumlah
stimulasi nyeri sebelum merasakan nyeri (Pain Threshold). Ada beberapa jenis
c. Tumor
dirasakan oleh individu serta kemungkinan nyeri dalam intensitas nyeri yang sama
dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan
fisiologis tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan teknik ini
juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri
(Andarmoyo, 2016).
berikut :
a. Skala numerik
sebagai pengganti alat pendeskripsian kata. Dalam hal ini, klien menilai
nyeri dengan menggunakan skala 0-10. Skala paling efektif digunakan saat
2010).
!r--!1-..:r-r•-t-!t--�t-!r-t
1 l 3 4 5 6 7 8 , JO
. ..., �
nyeri tetahankan
Keterangan :
baik
2. 4-6 Nyeri sedang: dengan indikator pasien mendesis, menyeringai, dapat
3. 7-9 Nyeri berat dengan indikator pasien terkadang tidak dapat mengikuti
4. 10 Nyeri tak tertahankan : dengan indikator pasien sudah tidak mampu lagi
berkomunikasi, memukul.
b. Skala deskriptif
meruakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata
Pendeskripsian ini dirangking dari tidak merasa nyeri sampai nyeri yang
Skala nyeri visual (Visual Analog Scale) adalah suatu garis lurus atau
sepanjang garis dan dan letakkan sepanjang garis dan jarak yang dibuat
pasien pada garis dari “tidak ada nyeri” diukur dan ditulis dalam
2.3.6 Pengaruh bekam terhadap perubahan skala nyeri low back pain
low back pain. Menurut Yanti (2012) mekanisme yang mendasari pengaruh terapi
bekam terhadap penurunan nyeri yaitu pengeluaran opiate endogen yang dipicu
oleh terapi bekam. Sejalan dengan penelitian Ramadhian (2017) efek terapi bekam
stimulasi nyeri ada dua yaitu serabut saraf tipe A dan serabut saraf tipe C.
perbrdaan dari keduanya adalah daya hantar sinyal dimana daya hantar tipe A
relatif cepat dari pada serabut tipe C. serabut saraf tipe A relatif tipe A bermielin
halus dengan diameter 2-5 mm sedangkan pada serabut saraf tipe C tidak
bermielin dengan diameter 0,4-1,5 mm. rangsangan yang dibawa oleh serabut
saraf tipe A merupakan rangsangan nyeri yang menusuk sedangkan pada serabut
saraf tipe C membawa rangsangan nyeri terbakar dan tumpul. Selain itu, serabut
tipe A berakhir di kornu dorsalis dan lamina I sedangkan serabut tipe C berakhir
di lamina II,III dan IV. Stimulus nyeri yang menyebabkan kerusakan pada
jaringan akan ditangkap sebagai suatu impuls oleh nociceptor. Kemudian impuls
tersebut akan dihantarkan oleh saraf (serabut saraf de;ta A dan serabut C)
kemudian impuls ini akan menyebabkan keluarnya substansi P dari ujung sraf
eferen di kornu posterior. Lalu impils akan diteruskan melalui ascending paint
pathways hingga mencapai thalamus dan corteks serebri untuk kemudian diubah
dibebaskan dari jalur analgesik desenden dan berikatan dengan reseptor opiat di
ujung serat nyeri aferen. Pelepasan substansi P melalui inhibisi prasinaps sehingga
stress fisik. Stress fisik tersebut akan memicu pengeluaran CRF (Corticotropin
releasing factor) dari hipothalamus dan akan menstimulus pengeluaran ACTH
mana produk dari zat tersebut adalah β- endorfin yang merupakan salah satu
relaksasi dan kesegaran pada seluruh anggota tubuh. Selain itu, Endotelin-1 juga
merupakan mediator nyeri yang disintesis oleh keratinosit kulit normal setelah
cedera kulit dan bekerja pada reseptor endotelin-A. Endotelin-1 dapat juga
Gprotein yang terkait dengan reseptor opioid pada reseptor nyeri (Potter, 2010).
otak, hal ini disebabkan oleh kuatnya isapan alat bekam yang berperan
menyibukkan jalur saraf yang mentransmisikan sinyal rasa nyeri ke otak. Ketika
ada stimulus atau sinyal rasa lain yang sampai di otak maka rasa nyeri tersebut
terhalang untuk sampai ke otak, sehingga pasien tidak dapat merasakannya lagi.
efek anti-nociceptif. Efek taktil pada bekam dapat merangsang serat-serat besar
l
tipe Aβ yang berasa dari reseptor di perifer. Perangsangan reseptor ini akan
menekan pengiriman sinyal nyeri dari daerah tubuh yang sama. Hal ini terjadi
ri Analisi Hasil
Faktor penyebab : Keluhan nyeri Keluhan nye
Bekam
in
1. IMT Low Back Pain Low Back Pa
m
2. Lingkungan kerja sebelum bekam sesudah beka
ngan
3. Jenis kelamin 1. Nyeri ringan 1. Nyeri ri
dang
4. Tingkat pendidikan 2. Nyeri sedang Anamnese 2. Nyeri se
rat
5. Masa kerja 3. Nyeri berat (NRS) 3. Nyeri be
k
6. Riwayat penyakit 4. Nyeri tak Numerial Rating
4. Nyeri ta
kan
tertahankan Scale
7. Usia tertahan
8. Sikap kerja erangan :
Ket : Diteliti
: Tidak diteliti
dari suatu penelitian. Jadi , hipotesis dalam suatu penelitian berarti jawaban
hasil pembuktian dari suatu penelitian maka hipotesis ini dapat benar atau
salah, dapat diterima atau ditolak. Terdapat dua macam hipotesis yaitu
Hipotesa nol (H0) dan Hipotesa alternatif (Ha). Hipotesa nol adalah
hipotesis yang menyatakan hubungan yang definitif dan tepat diantara dua
H0 : Tidak ada perubahan skala nyeri low back pain sebelum dan sesudah
a. Ho diterima bila p>α 0,05, maka tidak ada perubahan skala nyeri low
back pain sebelum dan sesudah bekam di Klinik Holistic Care Kalibaru
Banyuwangi.
b. Ho ditolak bila p<α 0,05, maka ada perubahan skala nyeri low back
Banyuwangi.
BAB 4. METODE PENELITIAN
penelitian ini akan diamati pada periode yang sama. Analisis ini bertujun
diberikan terapi.
A1 X A2
38
39
4.2.1 Populasi
pasien yang bekerja sebagai petani yang berobat di Klinik Holistic Care
Kalibaru Banyuwangi dengan keluhan nyeri low back pain kronis yang
berjumlah 30 orang.
4.2.2 Sampel
lain :
a. Kriteria Inklusi
populasi yang kurang dari 100. Jumlah sampel diambil dari kelompok
Banyuwangi.
Februari 2020.
oleh variabel lain (Nursalam, 2017). Variabel terikat pada penelitian ini
Operasional
kan kepada Ordinal 1-3 :
Skala nyeri Adanya nyeri yang Numerial Skala Numeric Rating Scale ditanya
a 1-10. nyeri
low back pain dirasakan oleh pasien pada Rating Scale pasien sebelum dibekam. Dalam skal
en dapat ringan
sebelum punggung bawah akibat (NRS) 1-3 Nyeri ringan : kli
4-6 :
diberikan posisi dan beban kerja yang berkomunikasi dengan baik
mendsis, nyeri
bersifat statis dan berat. 4-6 Nyeri sedang: pasien
bekam kan lokasi sedang
Kemudian akan dilakukan menyeringai, dapat menunjuk
nya, dapat 7-9 :
pembekaman oleh terapis nyeri, dapat mendeskripsikan
nyeri
pada titik bekam LBP mengikuti perintah dengan baik.
dang tidak berat
meliputi : titik al-akhdain, 7-9 Nyeri berat pasien terka
asih respon 10 :
al-kaahil, ala warik, ala dapat mengikuti perintah tapi m
dzohril qodam, maq’idah terhadap tindakan, dapat menunjukkan nyeri
43
dapat tak
dan titik azh-zahril washati lokasi nyeri, tidak
at di atasi tertahan
. mendeskripsikannya, tidak dap
njang dan kan
dengan alih posisi, nafas pa
distraksi.
sudah tidak
10 Nyeri sangat berat : pasien
ukul.
mampu lagi berkomunikasi, mem
Skala nyeri Adanya nyeri yang Numerial Skala Numeric Rating Scale ditanyakan Ordinal 1-10
low back pain dirasakan oleh pasien pada Rating Scale kepada pasien 15 menit sesudah dibekam.
diberikan posisi dan beban kerja yang 1-3 Nyeri ringan : klien dapat berkomunikasi
distraksi.
ul.
mampu lagi berkomunikasi, memuk
Bekam Bekam dilakukan pada titik Standart Bekam yang dilakukan adalah bekam basah. -
ala warik, ala dzohril (SOP) menit (5 menit pengekopan sebelum di tusuk
bekam. Penatalaksanaan
adalah pasien dengan nyeri low back pain di Klinik Holistic Care Kalibaru
Banyuwangi.
e. Meminta jumlah data populasi pasien dengan nyeri low back pain di
g. Mengurus surat perijinan ijin penelitian dari STIKES dr. Soebandi Jember
Banyuwangi.
i. Penulis sebagai observer dan terapi bekam dilakukan oleh terapis bekam.
j. Memberikan lembar persetujuan jika subyek bersedia menjadi responden
penelitian.
bekam.
Metode pengumpulan data adalah cara- cara yang dapat digunakan peneliti
2013). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Metode observasi
kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang
hal- hal yang akan diamati atau diteliti (Sa'dun, 2010). Menurut Arikunto (2013)
ini data yang diperoleh dengan menggunakan metode observasi sistematis adalah
skala nyeri low back pain sebelum dan sesudah pada pasien yang berobat di
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
(Arikunto, 2013). Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah standar
operasional prosedur dan lembar observasi. Lembar observasi berisi skala nyeri
beserta petunjuk pengisiannya untuk mengukur skala nyeri low back pain sebelum
digunakan untuk mengetahui bahwa terapi bekam yang diberikan adalah benar.
1. Terapi bekam
Alat dan bahan yang digunakan dalam terapi bekam adalah set peralatan
bekam (gelas beam, alat hisap, kapas steril, desinfektas, sarung tangan, lancet).
penentuan titik bekam, desinfeksi area bekam, pemasangan cup, sampai dengan
yang didalamnya terdapat Numerial Rating Scale (NRS) untuk mengukur skala
nyeri low back pain pada sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Skoring skala
nyeri low back pain 1-3 : nyeri ringan, 4-6 : nyeri sedang, 7-9 : nyeri berat, 10 :
Uji validitas adalah syarat mutlak bagi suatu alat ukur agar dapat
mengukur apa yang harus diukur (Kusuma, 2011). Dalam penelitian ini instrumen
Numerial Rating Scale yang sudah dibakukan, sehingga tidak perlu dilakukan uji
validitas lagi.
dilakukan berulang- ulang (Kusuma, 2011). Pada penelitian ini kuisioner sudah
baku, sehingga tidak di uji reabilitas, berarti kuisioner layak untuk digunakan.
4.8 Pengolahan dan analisa data
a. Editing
Pengecekan dan perbaikan apa yang sudah dilakukan. Hal ini berguna
b. Coding
c. Memasukkan data
Analisa data yang digunakan untuk mengetahui perubahan skala nyeri low
back pain sebelum dan sesudah dilakukan bekam menggunakan uji komparasi
dengan skala data ordinal dan di uji dengan Paired sample t test jika data
berdistribusi normal dengan dilakukan uji normalitas data Shapiro Wilk, syarat
untuk bisa menggunakan uji paired sample t test yaitu data berdistribusi normal,
skala data numerik, dan sampel berpasangan. Jika data tidak berdistribusi normal
uji yang digunakan adalah menggunakan uji Wolcoxon signed rank test dengan
bantuan program aplikasi Software Product and Service Solution (SPSS) dengan
tingkat kepercayaan 95% (α<0,05). Jika p value <0,05 maka Ha diterima dan
Keterangan :
T : nilai t
N (N+1)
Z =T–
4
√N(N + 1)(2N + 1)
24
ditimbulkan.
kapan saja.
untuk tidak memberikan apa yang diketahuinya kepada orang lain. Oleh
(Notoatmodjo, 2012).
inclusiveness)
Bapak Ilham Panut Pranata, beliau juga sebagai tenaga kesehatan lulusan D3
mayoritas masyarakat disana bekerja sebagai pekerja kasar seperti buruh tani,
buruh kebun dan lain-lain. Rata-rata pekerja disana ergonominya buruk dalam
bekerja, jadi rentan untuk terjadi berbagai jenis masalah muskuloskeletal seperti
nyeri persendian.
a. Jenis Kelamin
Scale pasien dengan nyeri low back pain sebelum dan sesudah dilakukan terapi
bekam di klinik holistic care Kalibaru Banyuwangi antara bulan 15 Juni- 15 Juli
laki-laki perempuan
bukan hanya para laki-laki tetapi juga banyak perempuan yang ikut bekerja
sebagai petani. Alasan lain yaitu karena di klinik home care tenaga medis atau
terapisnya tidak hanya laki-laki tetapi ada juga yang perempuan, jadi responden
b. Usia
Tabel 5.1. Distribusi usia responden dengan low back pain Banyuwangi
tanggal 2020
Usia N %
>50tahun 23 76.8
Jumlah 30 100 %
presentase paling banyak 12 orang usia > 60 tahun (39.9 %) dan paling sedikit 2
c. Riwayat pendidikan
Pendidikan
SD 20 66.6
SMP 2 6.7
SMA 8 26.7
Jumlah 30 100 %
rendah adalah SMP yaitu 6.7 % dengan jumlah responden 2 orang dan paling
Sikap Kerja N %
Statis 30 100.0
Jumlah 30 100%
berdasarkan sikap kerja yaitu semuanya bersifat statis sebanyak 30 orang (100%).
e. Masa kerja
Masa Kerja N %
Jumlah 30 100 %
yaitu >40 tahun sebanyak 15 orang (50%) dan paling sedikit <30 tahun sebanyak
6 orang (20%).
5.2.2 Data Khusus
Data khusus ini akan dijelaskan tentang hasil penelitian dari variabel yaitu
pengaruh bekam terhadap perubahan skala nyeri low back pain di klinik holistic
care Kalibaru Banyuwangi pada bulan Juni-Juli 2020, serta analisis data dengan
Jumlah 30 100%
skala nyeri low back pain yang paling banyak diderita responden adalah nyeri
Jumlah 30 100%
skala nyeri low back pain yang paling banyak diderita responden adalah nyeri
Tabel 5.8. Distribusi frekuensi responden berdasarkan skala nyeri sebelum dan
sesudah bekam Banyuwangi tahun 2020
Sebelum Sesudah
Skala Nyeri
N % N %
30 100% 30 100%
Jumlah
P = 0.000
Hasil uji statistik Wicoxon
responden responden mengalami nyeri low back pain sedang sebanyak 29 orang
(96.7%) yang berarti sebagian besar dari responden. Diketahui bahwa sebagian
ringan sebanyak 29 orang (96.7%). Berdasarkan tabel 5.8 diketahui hasil uji
wilcoxon di dapatkan nilai p = 0.000 yang lebih kecil dari alpha (0.05), maka H₁
diterima. Artinya ada pengaruh pemberian bekam terhadap perubahan skala nyeri
bekam
nilai rata-rata 4.96 dengan nilai minimal 4.00 dan maksimal 7.00. Dan
bekam sebagian besar mengalami nyeri sedang sebanyak 29 orang (96.7%). Hal
mengalami nyeri low back pain saat melakukan kegiatan sehari-hari. Sehingga
meringankan atau mnurunkan skala nyeri yang dialami. Salah satu faktor yang
berjumlah 23 orang (76.8%). Dari data yang diperolah pada saat penelitian
semakin tinggi kondisi umur semakin rentan mengalami low back pain karena
adanya pertambahan umur dari tahun ke tahun sehingga kemampuan organ akan
62
63
Sebaliknya, pekerja yang umurnya lebih tua kondisi fisiknya kurang, tetapi
bekerja ulet, dan mempunyai tanggung jawab yang lebih besar. Sejalan dengan
meningkatnya usia akan terjadi degenerasi pada tulang dan keadaan ini mulai
terjadi disaat seseorang berusia 30 tahun. Pada usia 30 tahun terjadi degenerasi
yang berupa kerusakn jaringan, penggantian jaringan menjadi jaringan parut, dan
pengurangan cairan. Hal tersebut mengakibatkan stabilitas pada tulang dan otot
mulai dirasakan pada usia kerja yaitu 25-65 tahun. Penelitian Garg dalam Andini
(2015) menunjukkan insiden LBP tertinggi pada umur 35-55 tahun dan semakin
Dari data yang diperoleh pada saat penelitian kondisi umur rentan
mengalami low back pain karena adanya pertambahan usia dari tahun ke tahun
(66,6%). Hal ini sejalan dengan teori yang dijelaskan oleh Notoatmodjo dalam
belajar yang lebih sering, dengan kata lain tingkat pendidikan mencerminkan
intensitas terjadinya proses belajar. Dari tingkat pendidikan yang rendah juga
menyebabkan orang sulit mendapatkan pengetahuan tentang tata cara posisi
bekerja yang baik dan aman. Semakin tinggi riwayat pendidikan semakin kecil
serta pengalaman dalam menjaga kesehatannya sehingga resiko terjadi low back
monoton terus menerus. Hal ini terjadi karena mayoritas responden bekerja
sebagai pekerja kasar. Sikap kerja yang salah merupakan penyebab nyeri
punggung yang sering tidak disadari oleh penderitanya. Terutama sikap kerja
yang menjadi kebiasaan. Posisi kerja seseorang dapat saja menjadi janggal.
Menurut Andini (2015) Posisi janggal adalah posisi tubuh yang menyimpang
secara signifikan dari posisi tubuh normal saat melakukan pekerjaan. Bekerja
dengan posisi janggal dapat meningkatkan jumlah energi yang dibutuhkan dalam
bekerja. Posisi janggal dapat menyebabkan dimana transfer tenaga dari otot ke
termasuk dalam posisi janggal adalah pengulangan atau waktu lama, berputar,
statis dan menjepit dengan tangan. Posisi ini melibatkan beberapa area tubuh
seperti bahu, punggung dan lutut karena daerah inilah yang paling sering
mengalami cidera. Seperti yang terjadi pada pekerja kasar petani, kuli panggul dan
lain-lain mereka melakukan pekerjaan dengan posisi ergonomi yang kurang baik.
dalam waktu yang cukup lama mulai dari pagi hari sampai sore hari. Hal ini dapat
menyebabkan otot- otot di area punggung menjadi tegang, spasme. Otot yang
tegang terus menerus akan menyebabkan mikrosirkulasi menurun, terjadi iskemik
radang. Selain itu sikap kerja yang dilakukan secara statis juga mengakibatkan
fase kompresi dan ketegangan lebih lama dari pada rileksasi, dan terjadi suatu
Masa kerja responden diketahui paling banyak yaitu >40 tahun sebanyak
masa kerja yang lama akan mengakibatkan degenerasi tulang belakang yang akan
menyebabkan low back pain. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sangadji (2014) mengatakan bahwa ada hubungan antara masa kerja dengan
kejadian low back pain dengan nilai p<0,05. Low back pain merupakan penyakit
Jadi semakin lama waktu bekerja atau semakin lama masa kerja seseorang maka
semakin besar pula resiko mengalami low back pain karena kelelahan jaringan
otot.
sesudah bekam
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 30 responden didapatkan nilai
rata-rata 1.6 dengan nilai minimal 1.00 dan maksimal 4.00. Berdasarkan tabel
mengalami nyeri ringan sebanyak 29 orang (96.7%) hal ini terjadi karena
responden saat dilakukan bekam sangat koperatif dan menuruti semua instruksi
Sejalan dengan teori yang dijelaskan oleh syaraf (2012) bahwa bekam
disebabkan oleh kuatnya isapan alat bekam yang berperan menyibukkan jalur
sinyal yang menstransmisikan sinyal rasa nyeri ke otak. Ketika ada stimusul atau
sinyal rasa lain yang samapi di otak maka rasa nyeri tersebut akan terhalang
untuk sampai ke otak, sehingga pasien tidak dapat merasakannya lagi. Teori ini
juga sering disebut dengan gate control theory. Selain itu menurut Widada
stress fiisk. Stress fisik tersebut akan memicu pengeluaran CRF (Corticotropin
mana produk dari zat tersebut adalah β-endorfin yang merupakan salah satu
relaksasi dan kesegaran pada seluruh anggota tubuh. Selain itu, endotelin-1 juga
merupakan mediator nyeri yang disintesis oleh keratinosit kulit normal setelah
cedera kulit dan bekerja pada resptor endotelin-A. Endotelin-1 dapat juga
Gprotein yang terkait dengan reseptor opioid pada reseptor nyeri (Potter, 2010).
menghambat impuls ke otak, hal ini disebabkan oleh kuatnya isapan alat bekam
nyeri ke otak. Ketika ada stimusul atau sinyal rasa lain yang samapi di otak
maka rasa nyeri tersebut akan terhalang untuk sampai ke otak, sehingga pasien
tidak dapat merasakannya lagi. Teori ini juga sering disebut dengan gate control
theory. Selain itu menurut Widada (2012), bekam juga dapat meningkatkan
oksigenasi pada mikrovaskuler sehingga aliran darah pada area yang sakit
menjadi membaik.
Peneliti juga berpendapat bahwa skala nyeri low back pain yang dialami
menjadi lancar.
5.5 Perubahan Skala Nyeri Low Back Pain Sebelum dan Sesudah Bekam
diberikan terapi bekam sebanyak 1 kali dalam waktu 30 menit terbagi 15 menit
pertama pengekopan tanpa penusukan pada area kulit dan 15 menit kedua
menggunakan lembar observasi nyeri kembali. Skala nyeri yang digunakan adalah
Numuric Rating Scale.responden menilai skala nyeri dengan rentang skala 1-10
dimana 1 berarti nyeri ringan dan 10 yang berarti nyeri tak tertahankan.
sesudah dilakukan terapi bekam mengalami penurunan yang signifikan yaitu dari
rerata 4,96 menjadi 1,6 setelah dilakukan bekam. Beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kejadian low back pain antara lain usia, riwayat pendidikan, masa
kerja, sikap kerja dan riwayat penyakit. Dari faktor usia diketahui bahwa semakin
tua seseorang, semakin tinggi pula resiko orang tersebut mengalami penurunan
elastisitas pada tulang yang memicu timbulnya gejala low back pain (Andini,
2015). Karena semakin bertambahnya usia semakin tinggi terjadi degenerasi yang
orang (60%). Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan akan mampu memberikan
atau bekerja dengan sehat dan aman. Semakin tinggi riwayat pendidikan
sesesorang semakin semakin kecil resiko seseorang mengalami kejadian nyeri dan
kesehatannya sehingga resiko mengalami low back pain juga akan semakin
30 orang (100%). Hal ini juga dipengaruhi struktur geografis di sekitar klinik
holistic care Kalibaru Banyuwangi yang berupa pertanian dan perkebunan dan
posisi membungkuk secara terus menerus dan dalam waktu yang cukup lama.
Posisi tersebut bisa memebuat otot-otot daerah punggung menjadi tegang. Otot
30 orang (100%) bekerja dengan sikap yang statis atau terus menerus. Sikap kerja
yang salah merupakan penyebab nyeri punggung yang sering tidak disadari oleh
seseorang bisa saja menjadi janggal. Posisi janggal adalah posisi tubuh yang
pekerjaan. Bekerja dalam posisi yang janggal dapat meningkatkan jumlah energi
transfer tenaga dari otot ke jaringan rangka tidak efisien sehingga mudah
menimbulkan kelelahan. Yang termasuk dalam posisi janggal antara lain posisi
dalam jangka waktu yang lama bisa mnyebabkan low back pain. Masa kerja
responden >40 tahun menempati urutan paling banyak. Menurut Pratiwi dalam
bekerja atau semakin lama masa kerja maka semakin besar pula resiko mengalami
wilcoxon pada tabel 5.8 didapatkan nilai p= 0,000 yang lebih kecil dari alpha
(0,05), maka. H₁ diterima Dari hasil ttersebut dapa diambil kesimpulan bahwat
bekam dapa menurunkan skala nyeri pasien low back pain di klinik holistic
care Kalibaru Banyuwangi secara signifikan. Hal ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Eko (2017) yang menyatakan bahwa nyeri
opiat endogen dalam tubuh yang pengeluarannya distimulus oleh bekam. Terapi
bekam akan menimbulkan stimulus nyeri baru sehingga terapi bekam akan
(2011) bahwa opiad endogen merupakan hasil dari stimulasi nyeri pada bagian
Ketiga regio inilah yang membentuk sistem analgetik dalam tubuh atau dikenal
matter akan direspon oleh spesific nuclei di medulla dan retricular formation.
aferen. Opiat endogen ini akan berikatan dengan reseptor opiat dan akan
disimpulkan nyeri low back pain yang dialami oleh responden ditekan oleh
oksigenasi pada mikrovaskuler sehingga aliran darah pada area yang sakit
menjadi membaik. Peneliti juga berpendapat bahwa skala nyeri low back pain
yang dialami responden dapat turun karena otot-otot di area punggung yang
menurunkan skala nyeri low back pain cukup tinggi sehingga peneliti
berpendapat bahwa bekam dapat menjadi alternatif yang cukup baik dalam
beberapa keterbatasan yang dialami dan dapat menjadi beberapa faktor yang agar
dialami oleh tiap orang tidak sama. Juga faktor lain seperti faktor
7.1 Kesimpulan
1. Skala nyeri pasien low back pain di klinik Holistic Care Kalibaru
2. Skala nyeri pasien low back pain di klinik Holistic Care Kalibaru
7.2 Saran
2. Bagi Masyarakat
untuk mencegah penularan penyakit serta agar terapi bekam ini dapat
Adellia. (2011). Libas Rematik dan Nyeri Otot dari Hidup Anda. Yogyakarta:
Brilliants Books.
Casazza, B. (2012). Diagnosis and treathment of acute low back pain. American
Family Physician.
Chiodo, A. (2010). Guidelines for Clinical Care Ambulatory : Acute Low Back
Pain. University of Michigan.
Hoy, M. B. (2014). The global burden of low back pain : estimated from the
global.
Kartinawati, F. (2017). Perbedaan Tingkat Nyeri Low Back Pain sebelum dan
setelah dilakukan kompres hangat pada pekerja perkebunan di afdelin
gunung pasang perusahaan daerah perkebunan kabupaten jember.
Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan dr. Soebandi Jember.
Lionel. (2014). Risk Factors Forchronic Low Back Pain. J Community Med
Health Educ.
Makmuriyah, S. (2013). Iontophoresis Diclofenac Lebih efektif terhadap
pengurangan nyeri pada myofascial syndrome musculus upper trapezius.
Jurnal Fisioterapi, 13.
Nurindasari. (2016). Gambaran Kejadian Low Back Pain Pada Pegawai Rektorat
UIN Alaaudin Makassar. Skripsi. Program Studi Keperawatan UIN
Alaudin Makassar.
Rinaldi. (2015). Hubungan Posisi Kerja Pada Pekerja Industri Batu Bata Dengan
Kejadian Low Back Pain. Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan Riau.
Sa'dun, A. (2010). Penelitian Tidakan Kelas Filosofi Metodologi.
Sharaf. (2012). Penyakit Dan Terapi Bekamnya : Dasar- Dasar Ilmiah Terapi
Bekam. Surakarta: Thibbia.
Tarique, M. (2016). Effects of Hijamah bist shart in wajauz zahr (low back pain)
and associated disability. India: Indian J Tradit Knowl.
WHO. (2013). Low Back Pain: Prioroty Medicines for Europe and The World.
Yanti. (2012). Pengaruh terapi bekam terhadap perubahan skala nyeri kepala di
klinik afiyat. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Lampiran 1 : Instrumen Penelitian
INSTRUMEN PENELITIAN
Perubahan Skala Nyeri Low Back Pain Sebelum Dan Sesudah Bekam di
Klinik Holistic Care Kalibaru Banyuwangi
I. Identitas Responden
1. Nama :
2. Usia :
3. Jenis kelamin : Laki- laki Perempuan
4. Sikap kerja :
II. Pengkajian Nyeri Sebelum dan Sesudah Intervensi
Numerik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nyeri tak
Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat tertahnkan
Keterangan :
1-3 : Nyeri ringan : dengan indikator klien dapat berkomunikasi dengan baik
4-6 : Nyeri sedang : dengan indikator pasien mendesis, menyeringai, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya,
dapat mengikuti perintah dengan baik.
7-9 : Nyeri berat : dengan indikator pasien terkadang tidak dapat mengikuti
perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat
mendeskripsikannya, tidak dapat di atasi dengan alih
posisi, nafas panjang dan distraksi.
10 : Nyeri tak tertahankan : dengan indikator pasien sudah tidak mampu lagi
berkomunikasi, memukul.
I. Bagaimana kondisi nyeri anda saat ini ?
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nyeri tak
INFORMED CONSENT
(PERNYATAAN PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN)
Umur :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :
Nama saksi :
Tanda Tangan saksi* Tanggal
Saya telah menjelaskan penelitian kepada partisipan yang bertandatangan
diatas, dan saya yakin bahwa partisipan tersebut paham tentang tujuan, proses,
dan efek yang mungkin terjadi jika dia ikut terlibat dalam penelitian ini.
Nama peneliti :
Lampiran 5 : Dokumentasi
86
JUDUL SOP:
BEKAM
MEWAWANCARAI PASIEN
A. Keluhan pasien, keluhan utama, keluhan tambahan/lain, riwayat
penyakit
B. Keluhan dari masing-masing organ tubuh
MEMERIKSA FISIK PASIEN
A. Pemeriksaan Umum: tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan,
lidah, iris, telapak tangan, dll
B. Perabaan sekitar keluhan dan perabaan pada sekitar organ lain
C. Pengetukan daerah sekitar keluhan dan pada organ lain
PEMERIKSAAN PENUNJANG LAIN
A. Pemeriksaan penunjang: laboratorium, radiologi, CT-Scan, MRI
dll
PENYIMPULAN DAN PENENTUAN DIAGNOSA PENYAKIT
A. Menentukan jenis keluhan
B. Menentukan jenis penyakit
C. Menentukan letak penyakit
D. Menentukan penyebab penyakit
E. Menentukan jenis pengobatan
MENENTUKAN DAERAH DAN TITIK YANG DIBEKAM
A. Titik yang sesuai dengan yang dikeluhkan
B. Titik lain yang satu jurusan/meridian dengan titik yang
dikeluhkan
C. Titik lain yang berlawanan dengan titik yang dikeluhkan
D. Titik lain yang berpasangan dengan titik yang dikeluhkan
E. Titik-titik istimewa
F. Titik-titik khusus
MELAKUKAN PEMBEKAMAN
A. Bekam tanpa mengeluarkan darah (hijamah jaffah = bekam
kering)
B. Bekam dengan mengeluarkan darah (hijamah damamiyah =
bekam basah)
MEMBERIKAN TERAPI LAIN
A. Memberikan terapi tindakan, operasi dll
JUDUL SOP:
PENGISIAN KUISIONER
STIKES dr. Soebandi
JEMBER
IDENTIFIKASI 1. Mencatat atau memasukkan data umum
PASIEN pasien seperti :
a. Nama
b. Usia
c. Jenis kelamin
d. Sikap kerja
e. Pendidikan
f. Masa kerja
Menunjuk Surat Ketua Sekolah Tinggi llmu Kesehatan (STIKES) dr. Soebandi
Tanggal 16 Juni 2020
Nomor 0752/SOS/U .APNl/2020
No.61 /SDS/KEPKfTLNl/2020
Dengan judul:
Title
"Perubahan tingkat nyeri punggung bawah sebelum dan sesudah bekam di praktik keperawatan
ilham panut pranata banyuwangi"
Dinyatakan layak etik sesuai 7 (tujuh) Standar WHO 2011, yaitu 1) Nilai Sosial, 2) Nilai llmiah, 3) Pemerataan Beban dan
Manfaat, 4) Risiko, 5) Bujukan/Eksploitasi, 6) Kerahasiaan dan Privacy, dan 7) Persetujuan Setelah Penjelasan, yang meruju
pada Pedoman CIOMS 2016. Hal ini seperti yang ditunjukkan oleh terpenuhinya indikator setiap standar.
Declared to be ethically appropriate in accordance to 7 (seven) WHO 2011 Sta dards, 1) Social Values, 2) Scientific Values,
3) Equitable Assessment and Benefits, 4) Risks, 5) Persuasion/Exploitation, 6) Confidentiality and Privacy, and 7) Informed
Concent, referring to the 2016 CIOMS Guidelines. This is as indicated by the fulfillment of the indicators of each standard.
Pernyataan Laik Etik ini berlaku selama kurun waktu tanggal 24 Juni 2020 sampai dengan tanggal 24 Juni 2021.
This declaration of ethics applies during the period June 24, 2020 until June 24, 2021.
PRETES RANGKING d
SAMPEL
SEBELUM SESUDAH SELISIH + -
(d)
1 6 2 4 25
2 5 1 4 25
3 4 1 3 11
4 5 3 2 1
5 4 1 3 11
6 5 2 3 11
7 5 1 4 25
8 4 1 3 11
9 4 1 3 11
10 7 4 3 11
11 5 2 3 11
12 6 3 3 11
13 5 1 4 25
14 5 2 3 11
15 5 2 3 11
16 6 3 3 11
17 5 1 4 25
18 6 1 5 30
19 5 1 4 25
20 5 2 3 11
21 5 2 3 11
22 5 1 4 25
23 4 1 3 11
24 4 1 3 11
25 6 3 3 11
26 4 1 3 11
27 4 1 3 11
28 6 2 4 25
29 5 1 4 25
30 4 1 3 11
Dengan demikian
N = 30
T = 465
α = 0,05
T tabel = 137
T hitung > T tabel
Ho = ditolak
kesimpulan = T hitung lebih besar dari T tabel maka ada perubahan skala nyeri
B. Menentukan Nilai Z
N (N+1)
Z =T–
4
√N(N + 1)(2N + 1)
24
30(30+1)
= 465 −
4
√30(30 + 1)(2.30 + 1)
24
930
= 465 −
4
√(930)(62)
24
= 465 − 232,5
49,015
= 232,5
49,015
= 4,743
C. Menentukan mean sebelum bekam
X1+X2+X3+⋯
X=
𝑛
4.9 + 5.14 + 6.6 + 7.1
= 30
36 + 70 + 36 + 7
=
30
149
=
30
= 4,9
D. Menentukan mean sesudah bekam
X1+X2+X3+⋯
X=
𝑛
1.17 + 2.8 + 3.4 + 4.1
=
30
17 + 16 + 12 + 4
=
30
49
=
30
= 1,6
Lampiran 9 : Hasil olah data SPSS
Ranks Wilcoxon
Ties 0c
Total 30
c. sesudah = sebelum
Test Statisticsa
sesudah -
sebelum
Z -4.950b
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
selisih .375 30 .000 .750 30 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Descriptive Statistics
Persetujuan
@ Setuju
O TdakHIUIU
Nama•
Buniye
.Jenis kelamin •
Q Lakt-lak1
@ Perempuan
®
0
Pekerj&an •
Pelanl
Sikapkerja •
Membungkuk
Masa kerja •
40 lahun
L. - - ' y
.............L .,--'
.. ... . .
.._
...= ..,..
....._._
.........
.. ..... ._ ......_._,
_. _ . . ...
-_ --
_
,_....
-- - . - w . .
_ . . ._ .. . .
-
._...... ..... _ ... _..._. ...
.....
......-i
.. "- ...
. --.-.---
-----
�-- -· .....................
--- -
Berapakah keluhan skala nyeri LBP anda sebelum dilakukan terapi bekam
Berapakah keluhan skala nyeri LBP anda sesudah di�kukan terapi bekam •
Google Fc-rn, ir
https://docs.google.com/forms/d/1V1KqDPxUTENCcWdFqw43r4_MBH2AS_90E_gxj7UOLVA/edit#response=ACYDBNidFgEDOfpAlulOmg7AOJg.. 212