Pendahuluan
Stroke merupakan penyebab kematian terbanyak kedua di dunia setelah penyakit jantung
dan merupakan penyebab utama dari disabilitas. Prevalensi stroke di dunia pada tahun 2010
adalah sebanyak 33 juta, dengan 16,9 juta orang terkena stroke serangan pertama. 1 Stroke
merupakan penyakit multi-faktorial dengan berbagai jenis penyebab yang disertai manifestasi
klinis mayor dan penyebab utama terjadinya kecacatan dan kematian dinegara-negara
berkembang. WHO mendefenisikan stroke merupakan suatu tanda klinis yang berkembang cepat
akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam
atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vaskuler. Menurut Davenport dan Dennis, secara garis besar stroke dapat dibagi menjadi dua
bagian yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Di negara barat dari seluruh penderita stroke
yang terdata, 80% merupakan jenis stroke iskemik sementara sisanya merupakan jenis stroke
hemoragik. Stroke iskemik adalah tanda klinis disfungsi atau kerusakan jaringan otak yang
disebabkan kurangnya aliran darah ke otak sehingga mengganggu kebutuhan darah dan oksigen
di otak.2
Hemiparesis berarti kelemahan pada satu sisi tubuh. Contohnya, pada pasien dapat
mengeluhkan kelemahan pada satu sisi tubuh yang mengarah pada lesi hemisfer serebri
kontralateral. Hemiparesis dapat disebabkan oleh adanya gangguan aliran darah di otak yang
dapat di sebabkan oleh adanya sumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak. Otak harus
menerima lebih kurang satu liter darah per menit, yaitu sekitar 15% dari darah totalyang
Anamnesis2
1
Anamnesis penderita stroke harus dilakukan dengan cermat, meliputi onset pada stroke,
onset timbilnya mendadak yang artinya sebelumnya penderita merasa sehat-sehat saja masih
dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan baik, dan saat onset, sewaktu kelainan timbul
penderita sedang melakukan kegiatan atau tidak. Seringkali sebelum kelumpuhan anggota badan
terjadi, penderita sudah mendapat peringatan terlebbih dahulu seperti kesemutan sisi wajah yang
sebenarnya adalah serangan TIA (Transient Ischemic Attack), nyeri kepala, muntah, kejang, dan
kesadaran menurun yang sebenarnya adalah menifestasi klinik dari adanya kenaikan tekanan
- Identitas pasien
- Keluhan utama
saja).
Faktor resiko dan pencetus serangan, termasuk faktor-faktor yang memperberat atau
meringankan serangan.
Apakah ada saudara sedarah, atau teman dekat yang menderita keluhan yang sama.
2
Upaya yang telah dilakukan dan bagaimana hasilnya, jenis-jenis obat yang telah
diminum oleh pasien; juga tindakan medik lain yang berhubungan dengan penyakit
2. Keluhan Utama : lemah separuh badan kiri sejak tiba-tiba 9 jam yang lalu.
3. Riwayat Penyakit Sekarang : wajah mencong ke kanan, bicara pelo, dan baal pada
separuh badan kiri . Lengan dan tungkai kiri sulit diangkat, pasien tidak dapat berdiri,
6. Riwayat Obat : hanya minum jamu-jamuan, hipertensi dan DM tidak berobat teratur.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Umum
Kesakitan yang dialami pasien, dapat dilihat dari raut wajah pasien dan keluhan pasien
Pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu terdiri dari tekanan darah, denyut nadi, frekuensi
Pemeriksaan fisik thorax yang dapat dilakukan meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi.
3
Hasil pemeriksaan:
Tanda-tanda vital :
Pemeriksaan Score
a. Membuka mata
1) Membuka spontan 4
1) Menanggapi perintah 6
4
2) Reaksi gerakan lokal terhadap rangsang 5
Ringan : 13-15
Moderat: 9-12
Berat : 3-8
Pemeriksaan Score
Tidak ada kontraksi otot 0
Kekuatan penuh 5
Table 2. Pemeriksaan Kekuatan otot.4
Pemeriksaan penunjang5
Hitung darah tepi lengkap : polisitemia, trombositemia, atau thrombosis atau infeksi
Analisis urin: hematuria terjadi pada endokarditis bakterialis subakut (SBE) dengan
5
Kecepatan sedimentasi (LED) menunjukkan kemungkinan adanya vaskulitis,
Kimia darah : peningkatan kadar glukosa, kolesterol, dan trigliserida dalam darah.5
Radiologi5
Rontgen thorax
Pelebaran ukuran jantung sebagai suatu sumber emboli pada suatu stroke atau akibat
hipertensi lama; dapat menemukan suatu keganasan yang tidak diduga sebelumnya.
CT Scan kepala
Merupakan pemeriksaan gold standard untuk stroke. Pemeriksaan ini untuk membedakan
stroke hemoragik atau iskemik, tidak dapat digunakan pemeriksaan klinis atau
Stroke iskemik : adanya daerah hipodens tampak setelah beberapa jam pada CT scan.
Pada MRI, stroke iskemik lebih sensitive, stroke hemoragik : setelah perdarahan
Hiperdens) Hipodens)
6
Gambar 1. Gambaran CT-Scan stroke hemoragik dan stroke iskemik
Sumber : http://www.medscape.com/viewarticle/452843_2
MRI
Kadang dapat menujukkan adanya iskemia serebri pada stadium awal, sebelum dapat
terlihat pada CT-scan dan sering bila pada pemeriksaan CT-scan tetap negative, MRI
sering dapat menunjukkan adanya infark pada batang otak, serebelum, atau
Angiografi Cerebral
Pemeriksaan EKG
dalam suplai darah ke otak, dan juga untuk tau penyebab stroke dari jantung atau bukan.5
Diagnosis kerja6
7
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penujang, dapat
disimpulkan suatu diagnosis dari pasien ini adalah hemiparesis sinistra ec stroke iskemik / non-
hemorragic. Stroke menurut WHO didefinisikan sebagai tanda-tanda klinis yang berkembang
cepat akibat gangguang fungsi otak sebagian (fokal) atau menyeluruh (global) dengan gejala
yang berlangsung selama 24 jam atau lebih, dan dapat mengakibatkan kematian tanpa ada
penyebab lainnya yang jelas selain gangguan vaskuler. Merupakan tipe stroke yang paling sering
terjadi, hampir 80% dari semua jenis stroke. Stroke dibagi atas 2, namun yang sesuai dengan
keadaan pasien yaitu stroke non hemorragic atau biasa disebut stroke iskemik. Stroke iskemik
terjadi akibat berkurangnya aliran darah ke otak, sehingga pasokan oksigen di otak berkurang.
Stroke ini biasanya terjadi karena adanya bekuan darah atau penyumbatan arteri oleh
aterosklerosis (menumpuknya kolesterol dalam arteri). Faktor resiko biasanya pada pasien
penyakit jantung, diabetes, merokok, dan kolesterol tinggi. Pada setiap usia, stroke lebih sering
Hemiparesis didefinisikan sebagai kelemahan pada satu sisi tubuh namun tak sepenuhnya
lumpuh. Dapat disebabkan oleh adanya gangguan aliran darah di otak yang dapat disebabkan
oleh adanya sumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak. Hemiparesis merupakan salah satu
1. Stroke Hemoragik6
Stroke hemoragik atau stroke perdarahan otak adalah stroke yang terjadi bila
pasokan darah ke otak terganggu akibat pembuluh darah pecah dan berdarah di dalam
otak, otak mengalami pendarahan dan darah menekan otak sehingga mengakibatkan
gangguan di seluruh tubuh. Penyebab stroke hemoragik adalah hipertensi, trauma kepala,
8
Hemoragik dalam otak secara signifikan meningkatkan tekanan intrakranial yang
Stroke hemoragik biasanya terjadi sekitar 20% dari semua stroke. Biasanya
perdarahan yang terjadi kemungkinan ada 2 tempat, perdarahan kedalam jaringan otak
(disebut hemoragik intracerebrum) atau kedalam ruang subaraknoid, yaitu ruang sempit
antara permukaan otak dan lapisan jaringan penutup otak (disebut haemoragia
subaraknoid).6
Stroke akibat perdarahan intracerebrum paling sering dipicu oleh hipertensi dan
rupture salah satu arteri otak. Serangan paling sering terjadi saat pasien terjaga dan aktif,
sehingga kejadiannya disaksikan orang lain. Karena lokasinya berdekatan dengan arteri-
merupakan tanda khas pertama. Gejala awal seringkali tidak jelas, kecuali nyeri kepala,
mual muntah, kesadaran biasanya menurun, dan lama-lama cepat menjadi koma.6
2. Tumor Otak
Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna) ataupun
ganas (maligna) membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intrakranial) atau di
sumsum tulang belakang (medulla spinalis). Merupakan pertumbuhan sel yang abnormal.
Apabila sel-sel tumor berasal dari jaringan otak itu sendiri disebut tumor otak primer,
sedangkan bila berasal dari organ-organ lain (metastase) seperti kanker paru, kanker
Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti walaupun
telah banyak penelitian yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau yaitu,
9
virus, substansi karsinogenik, dan trauma kepala. Gejala-gejala klinis yang dapat
ditemukan pada penyakit tumor otak yaitu, nyeri kepala, perubahan status mental,
hilangnya sensasi atau gerakan di lengan atau kaki secara perlahan, berkurangnya
penglihatan, edema papil, mual atau muntah, dan vertigo. Pengobatan pada pasien tumor
otak biasanya dilakukan pembedahan, terapi radiasi, dan kemoterapi. Jika tidak segera
dan logika yang lemah, koma, stroke, kejang, infeksi, dan lainnya.7
Etiologi8
Faktor yang dapat menimbulkan stroke dibedakan menjadi faktor risiko yang tidak dapat
diubah atau tidak dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang dapat diubah atau dapat dimodifikasi.
Faktor risiko yang tidak dapat diubah antara lain peningkatan usia dan jenis kelamin laki-laki.
Sedangkan faktor risiko yang dapat diubah antara lain hipertensi, diabetes mellitus, dan
dyslipidemia.
Penyebab stroke iskemik antara lain thrombosis serebrum , dimana darah beku
(thrombus) terbentuk di arteri utama yang menghala ke otak, menghentikan bekalan darah.
Embolisme serebrum, dimana gumpalan darah terbentuk di saluran darah di bagian tubuh yang
lain, contohnya jantung, dan dibawa aliran darah menuju ke otak. Strok lacunar, dimana sekatan
Epidemiologi9
Stroke merupakan penyebab kematian ke 3 di seluruh dunia (setelah jantung koroner dan
kanker). Data di Indonesia menunjukan kecenderungan peningkatan kasus stroke baik dalam hal
kematian, kejadian, maupun kecacatan. Stroke lebih banyak dan sering terjadi pada usia lanjut.
Insiden pria lebih tinggi dibanding wanita. Angka kematian berdasarkan umur adalah sebesar
10
15.9% (umur 45-55 tahun) dan 26.8% (umur 55-64 tahun), dan 23.5% (umur 65 tahun). Kejadian
stroke (insiden) sebesar 51.6/100,000 penduduk dan kecacatan; 1.6% tidak berubah, 4.3%
semakin memberat. Penderita laki-laki lebih banyak daripada perempuan dan profil usia dibawah
45 tahun sebesar 11.8%, usia 45-64 tahun 54.2%, dan usia diatas 65 tahun sebesar 33.5%.9
Patofisiologi6,10,11
Dalam kondisi normal dan dalam keadaan istirahat aliran darah ke otak orang dewasa
adalah sekitar 50-60 ml/100gram/menit, atau 20% dari seluruh curah jantung. Metabolisme
glukosa terutama terjadi di mitokondria dan menghasilkan fosfat berenergi seperti ATP dan
ADP. Bila terjadi penurunan dalam suplai darah ke otak maka untuk sementara kekurangan ini
Stroke iskemik terjadi apabila terjadi oklusi atau penyempitan aliran darah ke otak
dimana otak membutuhkan oksigen dan glukosa sebagai sumber energi agar fungsinya tetap
baik. Aliran drah otak atau Cerebral Blood Flow (CBF) dijaga pada kecepatan konstan antara 50-
Kelainan jantung
Stroke yang disebabkan adanya penyumbatan lumen pembuluh darah otak karena
trombus yang makin menebal, sehingga aliran darah tidak lancar, dan menyebabkan iskemik.
Trombosis serebri adalah obstruksi aliran darah yang terjadi pada proses oklusi satu atau lebih
pembuluh darah lokal. Trombosis diawali adanya kerusakan endotel, sehingga tampak jaringan
11
kolagen di bawahnya. Trombosis terjadi akibat interaksi antara trombosit dan dinding pembuluh
melapisi sel endotel dan adanya prostasiklin (PGI2) pada endotel bersifat vasodilator dan inhibisi
platelet agregasi. Pada endotel yang rusak, darah berhubungan dengan serat kolagen pembuluh
darah, merangsang agregasi trombosit dan merangsang trombosit mengeluarkan zat- zat yang
terdapat di dalam granula-granula di dalam trombosit dan zat-zat yang berasal dari makrofag
yang mengandung lemak. Akibat adanya reseptor pada trombosit menyebabkan perlekatan
Otak yang hanya merupakan 2% dari berat badan total, menerima perdarahan 15% dari
cardiacoutput dan memerlukan 20% oksigen yang diperlukan tubuh manusia, sebagai energi
yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan neuronal. Energi yang diperlukan berasal dari
metabolisme glukosa, disimpan di otak dalam bentuk glukosa atau glikogen untuk persediaan
pemakaian selama 1 menit, dan memerlukan oksigen untuk metabolisme tersebut, lebih dari 30
detik gambaran EEG akan mendatar, dalam 2 menit aktivitas jaringan otak berhenti, dalam 5
menit maka kerusakan jaringan otak dimulai, dan lebih dari 9 menit akan meninggal.11
Bila aliran darah jaringan otak berhenti, oksigen dan glukosa yang diperlukan untuk
menurun. K+ berpindah ke ruang CES sementara ion Na dan Ca berkumpul di dalam sel. Hal ini
menyebabkan permukaan sel menjadi lebih negatif sehingga terjadi membran depolarisasi. Saat
awal depolarisasi membran sel masih reversibel, tetapi bila menetap terjadi perubahan struktural
ruang menyebabkan kematian jairngan otak. Keadaan ini terjadi segera apabila perfusi menurun
12
di bawah ambang batas kematian jaringan, yaitu bila aliran darah berkurang hingga di bawah
Akibat kekurangan oksigen terjadi asidosis yang menyebabkan gangguan fungsi enzim-
enzim, karena tingginya ion H. Selanjutnya asidosis menimbulkan edema serebral yang ditandai
pembengkakan sel, terutama jaringan glia, dan berakibat terhadap mikrosirkulasi. Oleh karena itu
terjadi peningkatan resistensi vaskular dan kemudian penurunan dari tekanan perfusi sehingga
Selain oklusi trombotik pada tempat aterosklerosis arteri serebral, infark iskemik dapat
diakibatkan oleh emboli yang timbul dari lesi atheromatus yang terletak pada pembuluh darah
yang lebih distal. Gumpalan-gumpalan kecil dapat terlepas dari trombus yang lebih besar dan
dibawa ke tempat-tempat lain dalam aliran darah. Bila embolus mencapai arteri yang terlalu
sempit untuk dilewati dan menjadi tersumbat, aliran darah fragmen distal akan berhenti,
mengakibatkan infark jaringan otak distal karena kurangnya nutrisi dan oksigen
Stroke emboli dapat diakibatkan dari embolisasi dari arteri di sirkulasi pusat dari berbagai
sumber. Selain gumpalan darah, agregasi trombosit, fibrin, dan potongan-potongan plak
atheromatous, bahan-bahan emboli yang diketahui masuk ke sirkulasi pusat termasuk lemak,
udara, tumor atau metastasis, bakteri, dan benda asing. Tempat yang paling sering terserang
Emboli akan lisis, pecah atau tetap utuh dan menyumbat pembuluh darah sebelah distal,
tergantung pada ukuran, komposisi, konsistensi, dan umur plak tersebut, dan juga tergantung
pada pola dan kecepatan aliran darah. Sumbatan pada pembuluh darah tersebut (terutama
pembuluh darah di otak) akan menyebabkan matinya jaringan otak, dimana kelainan ini
13
Pasien stroke akan Kehilangan fungsi motorik hal ini dikarenakan stroke adalah penyakit
neuron atas dan mengakibatkan kehilangan kontrol volunter. Gangguan kontrol volunter pada
salah satu sisi tubuh dapat menunjukan kerusakan pada neuron atas pada sisi yang belawanan
dari otak. Disfungsi neuron paling umum adalah hemiplegi (paralisis pada salah satu sisi tubuh)
karena lesi pada sisi otak yang berlawanan dan hemiparises (kelemahan salah satu sisi tubuh).6
Gejala Klinis10
Gejala utama stroke iskemik (non-hemoragic) ialah timbulnya defisit neurologik secara
mendadak, didahului gejala prodromal, terjadi waktu istirahat atau bangun tidur dan kesadaran
biasanya tidak menurun. Tanda dan gejala stroke umunya adalah :10
1. Kehilangan motorik
Disfungsi motorik paling umum adalah hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi dan
2. Kehilangan komunikasi
(kehilangan berbicara).
3. Gangguan Persepsi
Gejala stroke yang muncul pun tergantung dari bagian otak yang terkena. Membaca isyarat
stroke dapat dilakukan dengan mengamati beberapa gejala stroke. Manifestasi klinis berdasarkan
lokasi lesinya:10
14
1. Arteri serebri anterior : menyebabkan hemiparesis dan hemipistesi kontralateral yang
terutama mengenai lengan disertai gangguan fungsi luhur berupa afasia (bila mengenai
area otak dominan) hemipastial neglect (bila mengenai area otak nondominan)
kontralateral tanpa disertai gangguan motorik dan sensoris. Gangguan daya ingat terjadi
bila terjadi infark pada lobus temporalis medial. Aleksia tanpa agrafia timbul bila infark
terjadi pada korteks visual dominan dan splenium korpus kalosum. Agnosia dan
temporooksipitalis inferior
4. Korteks : Gejala terlokalisasi, mengenai daerah lawan dari letak lesi, hilangnya sensasi
5. Kapsula : Lebih luas, sensasi primer menghilang, bicara dan penglihatan mungkin
terganggu.
6. Batang otak : menyebabkan gangguan saraf kranial seperti disartria, diplopia, dan
kesadaran.
Tatalaksana6
Tatalaksana bagi pasien hemiparesis ec stroke iskemik ini dapat dibagi atas 2, yaitu terapi
terapetik berhasil adalah relative singkat, yaitu sekitar 6 jam, bahkan kurang.
15
Penanganan awal yaitu pemberian ringer laktat untuk memperbaiki homeostasis tubuh
dan harus segera dilakukan pemasangan infus untuk mengembalikan keseimbangan air dan
Anti-platelet agent
kejadian aterotrombotik. Terapi ini terbukti efektif untuk mengurangi risiko kejadian
stroke berulang dan lebih direkomendasikan daripada warfarin untuk stroke non-
kardioemboli.6
1. Aspirin
risiko stroke, infark miokard, dan kematian vaskular sebanyak 25%. FDA USA
hari. Efek samping utama aspirin ini ialah rasa tidak nyaman pada lambung.
2. Klopidogrel
Berdasarkan studi yang melibatkan lebih dari 19.000 pasien dengan penyakit
Lalu, pemberian vit neurotropik vit B1, B2, B12, B19 sebagai vitamin untuk
interval 10 menit atau golongan ACE inhibitor, misalnya: kaptopril 12,5-25 mg, 2-3
16
mengobati gangguan serebrovaskular dan gangguan sirkulasi serebral. Setelah itu,
Trombolitik6
1. Alteplase
miokardium, stroke iskemik akut dan emboli paru. Trombolitik atau dapat disebut
sebagai fibrinolitik digunakan untuk mengubah plasminogen menjadi plasmin yang akan
memulai proses fibrinolisis dengan berikatan dengan fibrin di dalam bekuan. Pemberian
fibrinolitik ini merupakan rekomendasi kuat yang diberikan sesegera mungkin setelah
diagnosis stroke iskemik akut ditegakkan, dengan sejumlah kriteria inklusi dan
eksklusinya. Pemberian dilakukan secara intravena 0,9 mg/kg (maksimum 90 mg) dalam
Setelah itu, pemberian non medika mentosa yaitu pasien sangat penting yaitu
dilakukan terapi pembedahan. Sekitar 15% stroke iskemik disebabkan oleh karena
stenosis ekstrakranial dari arteri karotis interna. Untuk itulah, maka dilakukan terapi
carotid endarterectomy (CEA) yang dilakukan terutama pada pasien stroke simtomatis.
Tindakan ini dapat mengurangi stenosis secara bermakna. Lalu disarankan untuk
menjalani terapi dan rehabilitasi medik untuk mengembalikan pasien dalam kemandirian
mengurus diri sendiri dan melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari, seperti melakukan
fisioterapi, terapi wicara, dan psikoterapi. Perlu diupayakan agar pasien tetap aktif setelah
mengalami stroke untuk mencegah timbulnya komplikasi tirah baring dan stroke
berulang.6
17
Komplikasi12,13
Beberapa komplikasi yang sering terjadi yaitu; edema serebral adalah suatu
pembengkakan otak yang terjadi pasca stroke. Komplikasi lainnya adalah pneumonia,
pneumonia dapat menyebabkan pasien kesulitan dalam bernafas. Pneumonia biasanya terjadi
oleh karena ketidakmampuan dalam bergerak pada saat atau post stroke. Kesulitan dalam
menelan terkadang dapat menyebabkan beberapa masalah, salah satunya adalah tersedak yang
kemudian disusul dengan pneumonia aspirasi. Komplikasi lain adalah kejang yang disebabkan
oleh aktivitas elektrik yang abnormal dalam otak. Biasanya kejang terjadi pada stroke dengan
area luas. Stroke yang tidak tertangani dengan baik serta gangguan emosi juga dapat
menimbulkan depresi. Komplikasi dari bed rest dalam jangka panjang adalah ulkus decubitus
yang disebabkan oleh penekanan dari anggota tubuh, selain itu bed rest juga dapat menimbulkan
kontraktur ekstremitas sehingga terjadi atrofi ataupun hipotrofi pada otot. Komplikasi lain yang
ditimbulkan adalah deep vein thrombosis (DVT) yang disebabkan karena kurangnya mobilitas
dari pasien.12,13
Pencegahan13
Pencegahan primer dapat dilakukan dengan menghindari rokok, stres mental, alkohol,
kegemukan, konsumsi garam berlebih, obat-obat golongan amfetamin, kokain dan sejenisnya.
melitus, penyakit jantung, penyakit vaskular aterosklerotik lainya. Perbanyak konsumsi gizi
Pencegahan skunder dengan cara memodifikasi gaya hidup yang berisiko seperti
hipertensi dengan diet dan obat antihipertensi, diabetes melitus dengan diet dan obat
hipoglikemik oral atau insulin, penyakit jantung dengan antikoagulan oral, dislipidemia dengan
18
diet rendah lemak dan obat antidislipidemia, berhenti merokok, hindari kegemukan dan kurang
gerak.
Prognosis6
Prognosis bergantung pada tipe stroke, derajat, durasi obstruksi, dan seberapa luas
jaringan yang mengalami kelumpuhan. Dan juga bergantung pada kecepatan, ketepatan, dan
ketelitian dalam penanganan strok itu sendiri serta besarnya lesi. Sekitar 50% penderita
mengalami kesembuhan dan kembali menjalankan fungsi normalnya, dan 50% penderita lainnya
mengalami kelumpuhan fisik dan mental serta tidak mampu bergerak, berbicara, maupun makan
secara normal. Namun apabila penanganan stroke tidak dilakukan sesegera dan setepat mungkin,
Kesimpulan
Dengan gejala lemah separuh badan kiri. Hal ini dapat dikarenakan oleh hipertensi maupun DM
yang tidak terkontrol. Pencegahan penyakit stroke sangatlah penting dengan meminimalisir
faktor resiko yang dapat dimodifikasi seperti mengatur pola hidup dan mengonsumsi makanan
19
Daftar pustaka
1. Heart Disease and Stroke Statistics - At-a- Glance [Internet]. American Heart
https://www.heart.org/idc/groups/ahamahpublic/@wcm/@sop/@smd/documents/downlo
adable/ucm_470704.pdf.
3. Dewanto J, dkk. Panduan diagnosis dan tatalaksana penyakit saraf. Jakarta : EGC. 2009.
Hal 24-32.
4. Bickley LS, Bates. Buku ajar pemeriksaan fisik dan kesehatan. Edisi ke-8. Jakarta: EGC;
5. Lumbantobing SM. Neurologi klinik pemeriksaan fisik dan mental. Jakarta: Balai
tumor otak. Jakarta, Juli 2017. Diunduh pada 17 Desember 2020 dari
http://kanker.kemkes.go.id/guidelines/PNPKOtak.pdf.
8. Dinata CA, Safrita Y, Sastri S.Gambaran Faktor Risiko dan Tipe Stroke pada Pasien
Rawat Inap di Bagian Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Solok Selatan Periode 1 Januari
20
9. Misbach J, Lamsudin R. Aliah M, Basyiruddin, Suroto, Alfa Y, Harris S. Stroke. Jakarta:
10. Dewanto J, dkk. Panduan diagnosis dan tatalaksana penyakit saraf. Jakarta: EGC; 2009.
Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Guideline stroke tahun 2011. Diakses pada tanggal 17
12. Maas, MB. Safdieh, JE. Ischemic Stroke: Pathophysiology and Principles of
21