OLEH :
PRADIPTA SUARSYAF
NIM : 109103000026
O0!$#`uHq9$#Om9$#
Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan begitu banyak
nikmat sehingga penelitian ini dapat Saya selesaikan. Tiada kata yang pantas
terucap selain selalu bershalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW.
Keberadaannya membuat hati pengikutnya tenang walau belum pernah bertemu
dengannya. Bekam yang merupakan terapi kesehatan yang dianjurkan oleh beliau
menjadi bukti akan kebenaran perkataannya.
Alhamdulillah atas kehendak dan karunia Allah SWT, Saya akhirnya dapat
menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul "Pengaruh Terapi Bekam
Terhadap Perubahan Skala Nyeri pada Pasien dengan Nyeri Punggung Bawah
Tidak Spesifik di Rumah Sehat Afiat Tahun 2012". Dalam prosesnya Saya
menemui banyak kendala, namun kendala itu seakan sirna ketika membayangkan
penelitian ini bisa meyakinkan masyarakat akan mukjizat terapi bekam seperti apa
yang dijanjikan dalam hadist Nabi Muhammad. Cita-cita Saya ketika memutuskan
meneliti bekam adalah kembali mengangkat kejayaan kedokteran Islam.
Saya meyakini bahwa penelitian ini tidak akan selesai tanpa dukungan dan
bantuan dari banyak kalangan. Maka dengan ini Saya sampaikan terimakasih
kepada :
2. Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.KFR selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Dokter dan juga sebagai dosen pembimbing penelitian yang telah banyak
memberikan motivasi dan masukannya terhadap penelitian ini.
5. dr. Suarsyaf Adnanur dan Elita Andi selaku orangtua peneliti atas do'a,
dukungan, motivasi, dan masukannya. Semoga hasil penelitian ini bisa
v
menjadi ilmu yang bermanfaat sehingga pahala bisa terus mengalir kepada
mereka berdua.
6. Husnita Thamrin, Rahmatul Fithri Yanti, Dian Pratiwi dan Khoirun M. Putra
sebagai tim riset yang selalu saling mendukung, membantu, dan
mengingatkan akan pentingnya penelitian ini.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
Ciputat, 17 September 2012
Penulis
vi
ABSTRAK
Nyeri punggung bawah (NPB) sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan
hampir ditemui diseluruh dunia begitupun di Indonesia. Bekam hadir sebagai
pengobatan alternatif yang dianjurkan oleh Rasulullah dipercaya dapat menangani
nyeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi bekam terhadap
skala nyeri pada pasien dengan nyeri punggung bawah tidak spesifik. Penelitian
ini dilakukan dengan membandingkan Skala Analog Visual pasien nyeri
punggung bawah tidak spesifik sebelum dan sesudah dibekam. Penelitian ini
menggunakan desain penelitian cross sectional. Pengambilan sampel
menggunakan metode consecutive sampling. Pasien berjumlah 35 orang dengan
28 orang laki-laki (80%) dan 7 orang perempuan (20%). Usia pasien berkisar pada
rentang usia 20-69 tahun. Berdasarkan hasil penelitian, rerata skala nyeri pasien
sebelum dibekam adalah 5.66 1.765 dan turun menjadi 3 1.515 sesudah
dibekam dengan nilai yang bermakna secara statistik menggunakan Uji Wilcoxon
(p = 0.000). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat perubahan skala nyeri yang
bermakna pada pasien dengan nyeri punggung bawah tidak spesifik setelah
dibekam.
ABSTRACT
Pradipta Suarsyaf. Medicine Study Program. Effect of Cupping Therapy on Pain
Scale Changes in Patients with Non Spesific Low Back Pain in Afiat Clinic 2012
Low back pain (LBP) is often encountered in everyday life, throughout the world
and also in Indonesia. Cupping is an alternative treatment that is recommended by
the Prophet and is believed to treat pain. The objective of this study is to know the
effect of cupping therapy on pain scale in non-specific low back pain patients. The
research was conducted by comparing the Visual Analog Scale pre-and post-
intervention. This study used a cross-sectional study design. The method of
sampling is consecutive sampling. 35 patients aged 20-69 years, 28 men (80%)
and 7 women (20%), were participated in this study. The result showed that the
rate of patient's pain scale before cupping therapy was 5.66 1.765 and decreased
to 3 1.515 after cupping therapy. This was statistically significant using the
Wilcoxon test (p = 0.000). The conclusion is that there is a significant change in
non specific low back pain patients pain scale after cupping therapy.
vii
DAFTAR ISI
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR SINGKATAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuisioner........................................................................................39
Lampiran 2 Data Hasil Uji Statistik...................................................................42
Lampiran 3 Identitas Penulis.............................................................................45
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Bekam
2.1.1.1. Definisi Bekam
Bekam atau hijamah, secara bahasa berasal dari kata al-hajmu yang
artinya mengisap. Hajama asy-syaia artinya mengisap sesuatu. Al-
hajim dan al-hajjam artinya mengisap. Karena itu praktik pengisapan
darah disebut al-hijamah. Sedangkan secara istilah bekam berarti peristiwa
penghisapan kulit, penyayatan dan mengeluarkan darahnya dari
permukaan kulit, yang kemudian ditampung di dalam gelas.8,10
Bekam dalam kitab-kitab arab adalah mengeluarkan darah dari
kulit dengan cara menghisap, kemudian penyayatan ringan pada
permukaan kulit, kemudian dilakukan penghisapan lagi agar darah bisa
keluar dan menimbulkan kesembuhan dengan izin Allah taala.10
Bekam juga didefinisikan sfebagai terapi kuno dengan
menggunakan sebuah gelas pada daerah tertentu pada kulit yang disayat
ataupun tidak untuk menghisapnya sehingga keluarlah darah pada daerah
spesifik tersebut akibat perbedaan tekanan udara didalamnya.11
Sedangkan dalam perspekif kedokteran barat, bekam didefinisikan
sebagai sebuah terapi ekstraksi darah dari titik-titik spesifik pada kulit
yang diinsisi selebar 1 cm dan sedalam 4 mm, menembus lapisan
epidermis kulit, kemudian darah keluar dari pembuluh darah perifer
sebanyak 50-300 ml selama 5 menit, dan akan meninggalkan ruam
kemerahan atau kehitaman yang akan menghilang dalam waktu 1-2
minggu.12
Sehingga dapat disimpulkan bahwa bekam adalah sebuah terapi
yang disunnahkan oleh Rasulullah dimana terjadi ekstraksi darah dengan
menggunakan gelas dan alat penghisap pada daerah kulit yang diinsisi
selebar 1 cm dan sedalam 4 mm, sehingga menembus lapisan epidermis
4
5
kulit, dan karena perbedaan tekanan maka darah tertarik keluar dari
pembuluh darah perifer sebanyak 50-300 ml dalam 5 menit serta akan
menimbulkan ruam kemerahan atau kehitaman. Rangkaian terapi ini pada
akhirnya akan menimbulkan kesembuhan seperti yang diwasiatkan Nabi
Muhammad dalam hadistnya dengan izin Allah taala.
Gambar 2.4. Baskom stainless, tissue, minyak zaitun dan larutan pembersih22
7. Melakukan insisi dengan lancet device dengan jarum yang sudah disiapkan
dan disesuaikan pada titik NPB sebanyak 11-17 kali untuk satu titik. Lalu
menunggu selama 5 menit
8. Melakukan pembersihan pada darah yang keluar. Kemudian melakukan
bekam kembali tanpa insisi untuk memastikan tidak ada lagi darah yang
keluar. Dilanjutkan dengan pemberian betadin pada titik-titik yang diinsisi
oleh lancet.
9. Melakukan anamesis lanjutan untuk menilai SAV pada NPB yang
dirasakan pasien setelah dibekam basah.
Titik-titik NPB pada Gambar 2.6 didasarkan pada hadist Nabi yang
menganjurkan ummatnya berbekam pada titik sunnah (first wet-cupping
area)
Dari Anas, ia berkata, Sesungguhnya Rasulullah dibekam tiga kali
pada akhdaain (dua titik kanan dan kiri leher) dan kahil (bahu) (HR
Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah).24
Sedangkan dua area lainnya merupakan titik-titik bekam yang
merujuk pada titik-titik dalam metode bekam akupuntur.
1. Pemeriksaan Laseque
Pasien diminta tidur terlentang, kemudian salah satu tungkai
diangkat ke atas dalam keadaan lurus, sedangkan tungkai lainnya
dalam keadaan lurus tidak terangkat. Bila ditemukan respon nyeri
saat tungkai dinaikkan sebelum 70 maka tes dinyatakan positif.
Hasil positif menunjukkan adanya rangsangan pada nervus
ischiadicus.
Seperti yang sudah dijelaskan pada gambar 2.7, pada gambar 2.12
impuls yang sampai di ujung saraf eferen akan menstimulasi keluarnya
substansi P. Hanya tubuh punya mekanisme tersendiri untuk menghambat
impuls nyeri tersebut. dengan mengeluarkan endogeneus opiate (endorfin,
enkefalin) yang dapat menduduki reseptor opiat sehingga substansi P tidak
bisa diteruskan ke otak. Sehingga tidak akan ada persepsi dan lokalisasi nyeri
pada tubuh yang dirangsang nyeri tersebut.29
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
23
24
( )
Rumus : 1 = 2=
Kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5%, hipotesis satu arah, sehinga Z = 1,64
Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 10%, maka Z =1,28
Selisih minimal yang dianggap bermakna (x1-x2) = 3
Standar deviasi = 3 (dari kepustakaan)
sebelum dan sesudah dlakukan terapi bekam pada pasien. Skor nya
tergantung jawaban dari pasien mengenai nyeri nya yakni 0-10 dengan
deskripsi :
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Laki-Laki (28
20% responden)
Perempuan (7
80% responden)
Jumlah Responden : 35
27
28
3% 20-26 th
0% 15% 24% 27-33 th
34-40 th
17%
15% 41-47 th
26% 48-54 th
55-61 th
62-69 th
0% 3%
9%
88%
Gambar 4.3. Diagram Distribusi Pengalaman Bekam Pasien NPB Tidak Spesifik
senang sekali ketika awalnya dia nyeri punggung bawah, setelah dibekam
nyerinya berkurang bahkan ada yang sampai hilang (SAV sesudah skala 0 (2%)).
5 skala (2 7 skala (1
1 skala
responden) responden)
(6 responden)
4 skala 6% 3%
19%
(4 responden)
12%
3 skala 2 skala
(10 responden) (12 responden)
31% 38%
Gambar 4.4.
Diagram Distribusi Selisih Skala Analog Visual Sebelum dan Sesudah Bekam
Walaupun pada Gambar 4.4 diketahui bahwa penurunan skala nyeri rata-
rata 2-3 skala, secara umum bekam berhasil mengurangi rasa nyeri pada seluruh
responden. Hal ini terbukti bahwa semua responden 100% merasakan adanya
pengurangan skala analog visual.
4.1.6. Hasil Uji Normalitas pada Data Selisih Skala Analog Visual Sebelum
dan Sesudah Bekam
Tabel 4.7. Perbandingan Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah Bekam Berdasarkan
Jenis Kelamin
Laki-Laki Perempuan p
SAV sebelum* 5 (2-9) 6 (2-10) 0.579
SAV sesudah** 31.388 32.082 1.000
Selisih SAV* 2.5 (1-5) 2 (1-7) 0.765
* Uji Mann-Whitney | ** Uji T tidak berpasangan
Median Skala Analog Visual sebelum terapi bekam pada laki-laki adalah 5
(2-9) dan pada perempuan adalah 6 (2-10). Berdasarkan statistik menggunakan
Uji Mann-Whitney tidak terdapat perbedaan bermakna antara keduanya (p =
0.579).
Rata-rata Skala Analog Visual sesudah dibekam pada laki-laki adalah
31.388 sedangkan pada perempuan adalah 32.082. Terdapat selisih yang kecil
diantara keduanya, namun sacara statistik dengan Uji T tidak berpasangan
didapatkan hasil tidak bermakna (p = 1.000)
Median data selisih Skala Analog Visual pada laki-laki adalah 2.5 (1-5)
sedangkan pada perempuan adalah 2 (1-7). Berdasarkan statistik menggunakan
Uji Mann-Whitney tidak terdapat perbedaan bermakna antara keduanya (p =
0.765).
33
N Mean Sum of
Rank Ranks
a
SAV sesudah - SAV Negative 35 18.00 630.00
sebelum Ranks
Positive Ranks 0b .00 .00
c
Ties 0
Total 35
a. SAV sesudah < SAV sebelum
b. SAV sesudah > SAV sebelum
c. SAV sesudah = SAV sebelum
SAV sesudah
- SAV
sebelum
Asymp. Sig. (2- .000
tailed)
4.2. Pembahasan
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pasien dengan nyeri punggung bawah tidak spesifik merasakan adanya
penurunan rasa nyeri setelah diterapi bekam.
2. Terdapat penurunan Skala Analog Visual yang signifikan sebelum dan
sesudah bekam. Penurunan berkisar 2-3 skala pada Skala Analog Visual.
3. Penurunan skala nyeri kemungkinan disebabkan oleh pengeluaran endorfin
atau enkefalin (opioid endogen) yang distimulasi oleh bekam.
4. Walaupun bekam efektif mengurangi rasa nyeri pada pasien NPB TS,
namun biaya bekam yang cukup mahal menjadi kendala tersendiri bagi
pasien. Pasien cenderung akan menggunakan obat-obatan konvensional
untuk mengatasi nyerinya.
5. Bekam belum bisa dijadikan terapi definitif oleh praktisi kesehatan karena
belum banyak penelitian spesifik terkait penyakit yang diderita oleh
pasien.
5.2. Saran
Pada penelitian ini jumlah subjek yang ada tidak cukup seimbang antara
subjek penelitian laki-laki (28 orang) dan perempuan (7 orang). Sehingga
analisis yang dilakukan berkaitan dengan jenis kelamin tidak representatif.
Oleh karena itu diharapkan pada penelitian selanjutnya jumlah subjek bisa
diseimbangkan dan ditambah agar lebih representatif.
Penelitian ini menggunakan pasien yang menderita nyeri punggung bawah
yang tidak spesifik penyebabnya. Oleh karena itu penelitian ini bisa
dikembangkan dengan menggunakan subjek penelitian dengan nyeri
punggung bawah yang spesifik penyebabnya.
Penelitian ini hanya menggunakan instrumen pengukuran nyeri Skala
Analog Visual. Ada banyak instrumen lain yang bisa dimanfaatkan untuk
penelitian selanjutnya, seperti McGill Pain Questionnaires, Medication
Quantification Scale (MQS), dan Oswestry Pain Disability Index (ODI).
35
36
DAFTAR PUSTAKA
1. Wong DA, et al. Macnab's Backache, 4th ed. Colorado : Lippincott Williams
& Wilkins, 2007.
2. Waldron HA, Edling C. Occupational Health Practice, 4th ed. New York :
Oxford University Press Inc, 2004.
10. Umar, Wadda' A. Sembuh dengan Satu Titik. Solo : Al-Qowwam, 2008.
11. Bondok, Sahbaa M. Cupping : The Great Missing Therapy. Cairo : Dar Al-
Salam Publishing, 2006.
14. Alu Nashr, Muhammad Musa. Bekam : Cara Pengobatan Menurut Sunnah
Nabi. Jakarta : Pustaka Imam Asy-Syafi'i, 2005.
18. Uddin, Jurnalis. Islam untuk Disiplin Ilmu Kedokteran dan Kesehatan I.
Jakarta : Departemen Agama RI, 2002. pp. 129-35.
19. Lubis, Ridwan. Dokter Muslim : Kedokteran Islam : Sejarah, Hukum, dan
Etika. Jakarta : FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. pp. 124-25.
20. Qayyim Al-Jauziyyah, Ibnu. Tata Cara Pengobatan Ala Nabi. Jakarta :
Syaifa Pressindo, 2010. p. 5.
22. Anonim. Bekam Mukjizat Nabi. Jakarta : Asosiasi Bekam Indonesia (ABI),
2011.
23. Assegaf, Muhammad Ali Toha. BEKAM. Jakarta : Rumah Sehat Afiat.
24. Imam, Ahmad, Dawud, Abu. Majah, Ibnu. Musnad Imam Ahmad (IV/12192),
Abu Dawud (At-Thibb : 3860), Ibnu Majah (3483).
26. Sudoyo, Aru W. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam . Jakarta : Pusat Penerbitan
Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007.
28. Suryamiharja, Andradi, Sadeli, Henny A and Meliala, K.T.R Lucas. Nyeri
Punggung Bawah. Jakarta : PERDOSSI, 2003.
29. Sherwood, Lauralee. Human Physiology : From Cells to Systems 7th Ed.
USA : Brooks/Cole, Cengage Learning, 2010.
Lampiran 1 Kuesioner
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin : L/ P
Alamat :
No Hp :
Menyatakan bahwa saya bersedia turut serta (untuk bekam dan mengisi kuisioner
sesuai ketentuan) dalam penelitian mengenai :
Pengaruh terapi bekam terhadap perubahan skala nyeri pada pasien dengan nyeri
punggung bawah tidak spesifik di Rumah Sehat Afiat 2012
Keikutsertaan saya dalam penelitian ini adalah bersifat sukarela tanpa ada paksaan dari
pihak manapun.
Tempat :
Hari/tanggal :
( ) ( Pradipta Suarsyaf )
40
DAFTAR KUISIONER
2. Jika ya, berapa level nyeri yang anda rasakan sebelum dibekam ? (DI ISI
SEBELUM DIBEKAM, tuliskan dalam bentuk angka. level nyeri bisa dilihat pada
gambar di halaman terakhir)
4. Sejak awal anda mengalami nyeri kepala hingga sekarang, sudah berapa kali anda
mendapatkan terapi bekam?
A. 1x
B. 2x
C. 3x
D. 4x
E. Lainnya (...................................)
5. Apakah anda rutin mendapatkan terapi bekam walaupun tidak sedang mengalami
nyeri kepala?
A. Ya B. Tidak
6. Jika ya, seberapa sering anda mendapatkan terapi bekam tersebut secara rutin?
A. 1 x sehari
B. 1 x seminggu
C. 1 x sebulan
D. 1 x setahun
E. Lainnya (........................................)
8. Setelah dibekam, berapa level nyeri yang anda rasakan? (DI ISI SETELAH
DIBEKAM, tuliskan dalam bentuk angka. level nyeri bisa dilihat pada gambar di
halaman terakhir)
Skala Keterangan
0 tidak terasa nyeri sama sekali
1-3 nyeri ringan (masih bisa berkomunikasi dengan baik)
4-6 nyeri sedang; (bisa berkomunikasi namun menyeringai, mendesis, bisa
menunjukan lokasi nyeri dan mendeskripsikannya)
7-8 nyeri berat yang masih bisa di kontrol; (tidak dapat mengikuti perintah
tapi bisa merespon tindakan, bisa menunjukan lokasi nyeri, tidak bisa
mendskripsikannya, tidak bisa diatasi dengan berganti posisi, menarik
nafas yang dalam)
9 - 10 nyeri berat yang tidak bisa di kontrol; (sudah tidak mampu
berkomunikasi dan memukul mukul)
Terima kasih atas partisipasi Anda untuk mengisi kuisioner yang saya berikan. Karena
dengan mengisi kuisioner ini berarti Anda telah membantu saya untuk menyelesaikan
tugas prasyarat penelitian ini. Saya menghargai Anda dengan menjamin kerahasiaan dari
data dan informasi yang anda telah berikan dengan sebaik-baiknya.
42
2. Distribusi Responden
Variabel Jumlah Presentase Min. Maks. Mean Std.
Deviasi
Usia 20 th 69 th 38.43 th 14.376
20-26 th 8 22.9%
27-33 th 5 14.3%
34-40 th 9 25.7%
41-47 th 7 17%
48-54 th 0 0%
55-61 th 1 2.9%
62-69 th 5 14.3%
Pengalaman Bekam 1x 4x 1.17 x 0.568
1x 31 88.6%
2x 3 8.6%
3x 0 0%
4x 1 2.9%
SAV sebelum 2 10 5.66 1.765
2 2 5.7%
3 2 5.7%
4 1 2.9%
5 13 37.1%
6 8 22.9%
7 5 14.3%
8 1 2.9%
9 2 5.7%
10 1 2.9%
SAV sesudah 0 7 3 1.515
0 1 2.9%
43
1 4 11.4%
2 10 28.6%
3 7 20%
4 7 20%
5 5 14.3%
6 0 0%
7 1 2.9%
Selisih Penurunan SAV 1 7 2.66 1.327
1 6 17.1%
2 12 34.3%
3 10 28.6%
4 4 11.4%
5 2 5.7%
7 1 2.9%
Selisih
SAV SAV Penurunan
sebelum sesudah Nilai SAV
Jenis Laki-Laki Total N 28 28 28
Kelamin
Mean 5.54 3.00 2.54
Median 5 3 2.5
Std. 1.503 1.388 1.071
Deviation
Minimum 2 0 1
Maximum 9 5 5
Perempuan Total N 7 7 7
Mean 6.14 3.00 3.14
Median 6 3 2
Std. 2.673 2.082 2.116
Deviation
Minimum 2 1 1
Maximum 10 7 7
44
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. TK Persatuan Islam (PERSIS) Cianjur, 1994-1996
2. SD Negeri Ibu Jenab I Cianjur, 1996-2002
3. SMP Islam Terpadu Al-Hikmah Jakarta, 2002-2005
4. SMA Negeri 28 Jakarta, 2005-2008
5. S-1 Fisika - FMIPA Institut Teknologi Bandung (ITB), 2008-2009
6. S-1 Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009-
Sekarang