UNIVERSITAS INDONESIA
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmatNya sehingga karya ilmiah saya yang berjudul Analisis Praktik Klinik
Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan pada Pasien Hidrosefalus di
Lantai 3 Utara RSUP Fatmawati dapat selesai. Penulisan karya ilmiah ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Ners
Keperawatan pada Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Saya
menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu,
saya mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Ibu Siti Chodidjah, S.Kp., MN; selaku dosen pembimbing yang telah
mengarahkan saya dalam penyusunan karya ilmiah ini;
2.
Ibu Riri Maria, S.Kp., MANP; selaku Koordinator Mata Ajar Karya Ilmiah
Akhir-Ners;
3.
Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan bantuan dukungan material
dan moral, serta memberikan semangat;
4.
5.
6.
7.
Penulis
iv
Nama
NPM
: 0706260655
Program Studi
: Ilmu Keperawatan
Fakultas
: Ilmu Keperawatan
Jenis karya
ini
Universitas
mengalihmedia/formatkan,
Indonesia
mengelola
dalam
berhak
bentuk
menyimpan,
pangkalan
data
ABSTRAK
Nama
: Hafidzah Fitriyah
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul
: Analisis Praktik Klinik Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Perkotaan pada Pasien Hidrosefalus di Lantai 3 Utara RSUP
Fatmawati
Kejadian hidrosefalus merupakan kasus terbanyak pertama dalam pada JanuariMaret 2013 di ruang bedah anak RSUP Fatmawati Jakarta. Salah satu
penatalaksanaan medis bagi anak dengan hidrosefalus adalah operasi VP shunt.
Terapi farmakologi maupun nonfarmakologi diberikan untuk menangani nyeri
pada pasien hidrosefalus post operasi. Hal tersebut menjadikan dasar tujuan karya
ilmiah ini untuk memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan hidrosefalus
post operasi VP shunt. Salah satu terapi untuk mengatasi nyeri secara non
farmakologi adalah dengan menggunakan non-nutritive sucking. Nyeri pada
neonatus dapat dikaji menggunakan skala nyeri neonatus dengan nilai 0-7.
Penggunaan non-nutritive sucking ini efektif digunakan untuk mengurangi nyeri
pada eonates pada saat prosedur eonates. Hasil penerapan dari intervensi yang
telah dilakukan pada anak dengan hidrosefalus post operasi VP shunt dengan
diagnosa keperawatan nyeri yaitu nyeri teratasi dibuktikan dengan adanya
penurunan skala nyeri dari skala 6 ke skala 2.
Kata kunci: hidrosefalus, neonatus, nyeri, non-nutritive sucking.
ABSTRACT
Name
: Hafidzah Fitriyah
Program Study : Faculty of Nursing
Title
: Analysis Clinical Nursing Practice of Urban Health Problem
in Children with Hydrocephalus at North Third Floor RSUP
Fatmawati
Hydrocephalus was the first biggest cases in January-March 2013 at pediatric
surgery ward in RSUP Fatmawati Jakarta. One of medical treatments for child
with hydrocephalus is VP shunt surgery. Pharmacological and nonpharmacological therapy given to treat pain in patient with hydrocephalus
postoperative. It makes the basic purpose of this manuscript to provide nursing
care to children with hydrocephalus postoperative VP shunt. One of nonpharmacological therapy to treat the pain is using non-nutritive sucking. Pain in
neonates can be assased by using neonates pain scale with score 0-7. The use of
non-nutritive sucking is effectively used to reduce pain in neonates during
invasive procedures. The result of the application the interventions in children
with hydrocephalus postoperative VP shunt with a nursing diagnosis of pain,
pain can resolved by a decrease in pain scale from scale 6 to scale 2.
Key words: hydrocephalus,neonates, pain, non-nutritive sucking
vii
DAFTAR ISI
ix
DAFTAR SKEMA
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pengkajian
Lampiran 2 Rencana Keperawatan
Lampiran 3 Implementasi dan SOAP
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hidrosefalus
adalah
kelainan
patologis
otak
yang
mengakibatkan
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
salah satunya bakteri yang menyebabkan hidrosefalus. Selain itu, pada daerah
perkotaan yang padat penduduk masih banyak penduduk yang tingkat
kesejahteraannya
rendah.
Tingkat
kesejahteraan
yang
rendah
dapat
mempengaruhi nutrisi pada ibu hamil. Nutrisi pada ibu hamil juga
mrmpengaruhi perkembangan janin. Pada ibu dengan nutrisi yang kurang,
maka perkembangan janin pun akan terganggu sehingga dapat menimbulkan
kelainan kongenital seperti hidrosefalus.
Salah satu prosedur invasif yang dilakukan bagi anak adalah terapi melalui
intra vena. Beberapa obat hanya efektif bila diberikan melalui jalur tersebut.
Metode terapi intravena ini adalah memberikan obat-obatan pada anak yang
mengalami ketidakmampuan absorpsi sebagai akibat dari kondisi diare,
dehidrasi, atau pembuluh darah yang sudah kolaps, mereka membutuhkan
konsentrasi serum tinggi dari suatu obat, mereka yang resisten terhadap
kondisi infeksi apabila menerima pengobatan parenteral dalam jangka waktu
lama, dan mereka yang mengalami nyeri terus menerus serta mereka yang
menerima pengobatan di gawat darurat (Movahaedi, 2006).
Prosedur terapi melalui jalur intravena ini menimbulkan kondisi nyeri akut
bagi anak terutama neonatus. Bayi baru lahir (neonatus) perlu melakukan
adaptasi karena perubahan yang dialami dari dalam rahim ke luar rahim.
Bobak et al., (2005) menyatakan bahwa kebanyakan bayi dapat menjalani
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
dan
korteks
serebri
individu
dapat
mempersepsikan,
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
invasif yang diterima oleh bayi (American Academy of Pediatric, 2006). Jika
memungkinkan, keduanya harus digunakan dalam penatalaksanaan nyeri
(Hockenberry
&
Wilson,
2009).
Namun
penatalaksanaan
secara
al.,
2008).
Selain
itu
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
Mekanisme yang mendasari kerja NNS adalah teori gate control dan efeknya
akan berakhir ketika mekanisme menghisap berhenti (Gibbins & Stevens,
2001).
mengalami hidrosefalus.
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan karya ilmiah akhir ini adalah
mahasiswa:
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Hidrosefalus
2.1.1 Definisi Hidrosefalus
Hidrosefalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan
bertambahnya cairan serebrospinal dengan atau pernah dengan tekanan
intrakranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel
(Darsono, 2005:209). Pelebaran ventrikuler ini akibat ketidakseimbangan
antara produksi dan absorbsi cairan serebrospinal. Hidrosefalus selalu
bersifat sekunder, sebagai akibat penyakit atau kerusakan otak. Adanya
kelainan-kelainan tersebut menyebabkan kepala menjadi besar serta
terjadi pelebaran sutura-sutura dan ubun-ubun (DeVito EE et al,
2007:328).
Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi dan
anak (Allan H. Ropper, 2005:360) :
1) Kelainan bawaan (kongenital)
a. Stenosis akuaduktus sylvii
b. Spina bifida dan kranium bifida
c. Sindrom Dandy-Walker
d. Kista araknoid dan anomali pembuluh darah
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
2) Infeksi
Akibat infeksi dapat timbul perlekatan meningen. Secara patologis
terlihat penebalan jaringan piamater dan arakhnoid sekitar sisterna
basalis dan daerah lain. Penyebab lain infeksi adalah toxoplasmosis.
3) Neoplasma
Hidrosefalus oleh obstruksi mekanik yang dapat terjadi di setiap tempat
aliran CSS. Pada anak yang terbanyak menyebabkan penyumbatan
ventrikel IV atau akuaduktus Sylvii bagian terakhir biasanya suatu
glioma yang berasal dari serebelum, penyumbatan bagian depan
ventrikel III disebabkan kraniofaringioma.
4) Perdarahan
Perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak, dapat menyebabkan
fibrosis leptomeningen terutama pada daerah basal otak, selain
penyumbatan yang terjadi akibat organisasi dari darah itu sendiri.
Hidrosefalus
interna
hidrosefalus
eksternal
menunjukkan
menunjukkan
adanya
dilatasi
adanya
pelebaran
ventrikel,
rongga
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
Hidrosefalus pada anak atau bayi pada dasarnya dapat di bagi dua:
1.
Kongenital
Didapat
Bayi atau anak mengalaminya pada saat sudah besar, dengan
penyebabnya adalah penyakit-penyakit tertentu misalnya trauma,
TBC yang menyerang otak dimana pengobatannya tidak tuntas.
terganggu
oleh
sebab
adanya
peninggian
tekanan
Hidrosefalus komunikan
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
10
terjadinya
hemmorhage
subarachnoid
(klien
2.
3.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
11
sehingga
menyebabkan
volume
vaskuler
intrakranial
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
12
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
13
Tanda dan gejala hidrosefalus pada bayi adalah kepala menjadi makin
besar dan akan terlihat pada umur 3 tahun; keterlambatan penutupan
fontanela anterior, sehingga fontanela menjadi tegang, keras, sedikit
tinggi dari permukaan tengkorak. Tanda tanda peningkatan tekanan
intracranial antara lain muntah, gelisah, menangis dengan suara tinggi,
peningkatan sistole pada tekanan darah, penurunan nadi, peningkatan
pernafasan dan tidak teratur, perubahan pupil, lethargi stupor,
peningkatan tonus otot ekstrimitas, dahi menonjol bersinar atau
mengkilat dan pembuluh-pembuluh darah terlihat jelas, alis mata dan
bulu mata ke atas, sehingga sclera telihat seolah-olah di atas iris, bayi
tidak dapat melihat ke atas, sunset eyes, strabismus, nystagmus, atropi
optic, dan bayi sulit mengangkat dan menahan kepalanya ke atas.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
14
2) Transimulasi
Syarat untuk transimulasi adalah fontanela masih terbuka, pemeriksaan
ini dilakukan dalam ruangan yang gelap setelah pemeriksa beradaptasi
selama 3 menit. Alat yang dipakai lampu senter yang dilengkapi dengan
rubber adaptor. Pada hidrosefalus, lebar halo dari tepi sinar akan terlihat
lebih lebar 1-2 cm.
3) Lingkaran kepala
Diagnosis hidrosefalus pada bayi dapat dicurigai, jika penambahan
lingkar kepala melampaui satu atau lebih garis-garis kisi pada chart
(jarak antara dua garis kisi 1 cm) dalam kurun waktu 2-4 minggu. Pada
anak yang besar lingkaran kepala dapat normal hal ini disebabkan oleh
karena hidrosefalus terjadi setelah penutupan suturan secara fungsional.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
15
4) Ventrikulografi
Yaitu dengan memasukkan kontras berupa O2 murni atau kontras
lainnya dengan alat tertentu menembus melalui fontanela anterior
langsung masuk ke dalam ventrikel. Setelah kontras masuk langsung
difoto, maka akan terlihat kontras mengisi ruang ventrikel yang
melebar. Pada anak yang besar karena fontanela telah menutup untuk
memasukkan kontras dibuatkan lubang dengan bor pada kranium
bagian frontal atau oksipitalis. Ventrikulografi ini sangat sulit, dan
mempunyai risiko yang tinggi. Di rumah sakit yang telah memiliki
fasilitas CT Scan, prosedur ini telah ditinggalkan.
5) Ultrasonografi
Dilakukan melalui fontanela anterior yang masih terbuka. Dengan USG
diharapkan dapat menunjukkan system ventrikel yang melebar.
Pendapat
lain
mengatakan
pemeriksaan
USG
pada
penderita
6) CT Scan kepala
Pada hidrosefalus obstruktif CT Scan sering menunjukkan adanya
pelebaran dari ventrikel lateralis dan ventrikel III. Dapat terjadi di atas
ventrikel lebih besar dari occipital horns pada anak yang besar.
Ventrikel IV sering ukurannya normal dan adanya penurunan densitas
oleh karena terjadi reabsorpsi transependimal dari CSS.
Pada hidrosefalus komunikans gambaran CT Scan menunjukkan
dilatasi
ringan
dari
semua
sistem
ventrikel
termasuk
ruang
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
16
pembentukan
cairan
serebrospinal,
memperbaiki
ventrikule-peritoneal,
ventrikulo-pleural,
drainase
drainase
lombo-peritoneal,
ventrikule-uretrostomi,
dan
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
17
2.1.8 Komplikasi
Komplikasi sering terjadi karena pemasangan VP shunt adalah infeksi
dan malfungsi. Malfungsi disebakan oleh obstruksi mekanik atau
perpindahan didalam ventrikel dari bahan bahan khusus (jaringan
/eksudat) atau ujung distal dari thrombosis sebagai akibat dari
pertumbuhan. Obstruksi VP shunt sering menunjukan kegawatan
dengan manifestasi klinis peningkatan TIK yang lebih sering diikuti
dengan status neurologis buruk.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
18
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
19
Ada
dua
macam
manajemen
nyeri
yaitu
farmakologi
dan
nonfarmakologi:
1) Manajemen Farmakologi
Ada
beberapa
analgesik
yang
digunakan
dalam
manajemen
2) Manajemen Nonfarmakologi
Nyeri sering dihubungkan dengan ketakutan, kecemasan, dan stres.
Sejumlah teknik nonfarmakologi, seperti distraksi, relaksasi, imajinasi
terpimpin, dan stimulasi kulit, memberikan strategi koping yang
membantu menurunkan persepsi nyeri, membuat nyeri lebih ditoleransi,
menurunkan kecemasan, dan meningkatkan efektivitas analgesik atau
menurunkan dosis yang dibutuhkan. Meskipun masih kurang penelitian
mengenai efektivitas beberapa intervensi ini, namun strategi ini aman,
noninvasif, tidak mahal, dan merupakan tindakan keperawatan mandiri
(Hockenberry & Wilson, 2009).
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
20
Menangis
0- Tidak menangis
1- Merengek
2- Menangis keras
Pola bernapas
0- Rileks
1- Perubahan
napas
Lengan
0- Rileks/tenang
1- Tertekuk/lurus
Kaki
0- Rileks/tenang
1- Tertekuk/lurus
Keadaan terjaga
0- Tidur, terjaga
1- Rewel
pola
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
21
nonfarmakologis.
NNS
diperkirakan
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
22
substansia
untuk
mentransmisi
impuls
melalui
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
23
WEB OF CAUSATION
HIDROSEFALUS
Stenosis
aquaduktus
syvii
(sex
linked)
Trauma
(perinatal/
tidak)
Aneurisma
arteri
Neoplasma
Massa di otak
Infeksi
Perdarahan
Medula spinalis, medula oblongata,
serebelum, letaknya lebih rendah,
menutupi foramen magnum
Obstruksi sal.
CSF
Terbentuk
oklusi/hematom
Eksudat
Mendesak
jaringan sekitar
(obstruksi sal. CSF)
Menghambat
vili-vili
Diagnosa
Gangguan mobilitas fisik b.d peningkatan TIK
Kriteria hasil:
Memepertahankan kekuatan dan fungsi otot
Mempertahankan integritas kulit
Intervensi :
Bantu anak untuk mangambil posisi yang sesuai
Berikan latihan ROM pasif untuk bayi
Ajarkan orang tua latihan rentang gerak
Berikan perawatan kulit dengan cermat
Pantau pola eliminasi anak, bantu agar anak
dapat defekasi secara teratur
Periksa adanya daerah nyeri tekan, kemerahan,
kulit hangat, dan otot yang tegang
gradient
tekanan cairan
intraventrikel &
vvv
Hidrosefalus
Mata
setting
sun
Diagnosa
Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan
kontur b.d immobilisasi
Kriteria hasil:
Anak tidak mengalami integritas kulit
Intervensi:
mobilisasi anak (miring kanan dan miring
kiri) setiap 2 jam
observasi terhadap tanda-tanda kerusakan
integritas kulit dan kontraktur
jaga kebersihan dan kerapihan tempat tidur
berikan latihan secara pasif dan perlahanlahan
Ubah posisi anak secara teratur dan buat
sedikit perubahan posisi antara waktu
perubahan posisi tersebut
Pertahankan kesejajaran tubuh secara
fungsional seperti bokong, kaki, tangan
Membentu
k fibrosis,
karena
penumpuk
an eksudat
purulen &
koagulasi
darah di
ruang
Reabsorbsi CSF
Infeksi
terinfeksi
Menular ke
anak melalui
plasenta
Obstruksi pada
vili-vili
arachnoid
Penumpukan CSF
TIK
Pada bayi: sutura &
fontanel belum
menutup
Kepala
Perfusi jaringan
Penurunan
perfusi
serebral
Kesadaran
Hipoksia
Menekan system
saraf
Kehilangan autoregulasi
serebral
Penurunan
fungsi neurologis
Risiko cedera
Berat kepala
Ibu hamil
makan daging
mentah/tidak
cuci tangan
Trauma saat
lahir/trauma
pada
anakanak
Kulit kepala
lebih tipis &
Tengkorak
lebih tipis
Risiko kerusakan
integritas kulit
Diagnosa:
Penurunan perfusi serebral b.d
peningkatan
TIK
pada
hidrocefalus
Kriteria hasil:
Anak akan mempertahankan
fungsi
otak
dan
tidak
menunjukkan
tanda-tanda
peningkatan TIK
Intervensi:
Naikkan posisi kepala 30
Ukur lingkar kepala 1-2 x/hr
Kaji fungsi neurologis setiap 2-4
jam
Kaji TTV setiap 2-4 jam
Kaji fungsi saraf cranial 2-4 jam
Untuk bayi, kaji fontanel setiap
4 jam untuk melihat adanya
Letargi
Batang otak
tertekan
Resiko kekurangan
cairan & elektrolit
Resiko perubahan
nutrisi
Diagnosa:
Resiko cidera b.d peningkatan TIK
yang disebabkan penekanan
pada sistem saraf.
Kriteria hasil:
Tidak terjadi cedera pada saat TIK
meningkat
Intervensi:
monitor TTV dan neurologis
kaji ukuran pupil dan reaksi
kesadaran serta respon secara
keseluruhan
laporakan ke dokter tentang
adanya Analisis
perubahan praktik
RR ireguler
...,
atau bradikardi
Muntah
TTV
kacau
Subkortikal
tertekan
Gangguan rasa
nyaman: nyeri
Suhu tubuh
Diagnosa:
Resiko kekurangan cairan dan
elektrolit b.d intake yang kurang
disertai muntah
Kriteria hasil:
Anak tidak menunjukkan tanda
dehidrasi seperti BB yang stabil,
turgor kulit baik, cairan elektrolit
stabil
Intervensi:
Kaji tanda-tanda kekurangan
cairan
Hafidzah
Fitriyah, FIK UI,
Monitor intake dan output cairan
Berikan terapi cairan intravena
Diagnosa:
Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan penurunan nafsu makan akibat
mual dan muntah karena TIK
Kriteria hasil:
Bayi/anak tidak muntah
Intervensi:
memberikan makanan dalam jumlah
kecil tapi sering
monitor cairan dan elektrolit
berikan makanan yang disukai anak
2013
Risiko cedera
Diagnosa
Gangguan rasa nyaman : Nyeri b.d
peningkatan tekanan intracranial
Kriteria hasil:
Rasa nyeri anak berkurang
Intervensi:
Jelaskan penyebab nyeri
Atur posisi pasien
Ajarkan pasien teknik relaksasi
Kolaborasi dengan tim medis untuk
pemberian analgesic
Persiapan operasi
Diagnosa
Gangguan Mobilisasi Fisik b.d
penururnan fungsi sensorik motorik.
Kriteria hasil:
Tidak terjadinya dekubitus
Intervensi :
Ubah Posisi anak secara teratur dan
buat sedikit perubahan posisi .
Pertahankan kesejajaran tubuh
secara fungsional seperti bokong,
kaki, tangan.
Bantu klien untuk melakukan latihan
rentang gerak
Diagnosa
Gangguan Mobilisasi Fisik b.d
penururnan fungsi sensorik motorik
Kriteria hasil:
Tidak terjadinya dekubitus
Intervensi :
Ubah Posisi anak secara teratur dan
buat sedikit perubahan posisi .
Pertahankan kesejajaran tubuh secara
fungsional seperti bokong, kaki, tangan.
Bantu klien untuk melakukan latihan
rentang gerak
Berikan perawatan kulit dengan
cermat, berikan pelembab, ganti
pakaian yang basah dan pertahankan
linen klien tetap bersih dan bebas dari
kerutan.
Diagnosa
Resiko kekurangan cairan dan elektrolit
berhubungan dengan keluaran cairan yang
berlebihan
Kriteria hasil:
Anak tidak menunjukkan gejala dehidrasi
Intervensi:
kaji tanda-tanda kekurangan cairan
monitor intake danIndonesia
output
Universitas
berikan terapi cairan secara intravena
atur jadwal pemberian cairan dan tetesan infus
monitor TTV
24
BAB 3
ANALISA KASUS
Pada saat pengkajian awal, kesadaran klien compos mentis dan keadaan
umumnya sedang. Di kepalanya tampak balutan luka operasi. Selain itu di
abdomen juga terdapat luka balutan. Tanda-tanda vital klien cukup stabil yaitu
N: 110 x/menit, pernafasan 28 x/ menit, dan suhu 36,8oC.. Klien terlihat
berbaring di tempat tidur. Klien terlihat sering menangis, terutama pada saat
dilakukan prosedur invasif seperti pemasangan infus dan pengambilan sampel
darah. Hasil dari pemeriksaan cairan otak secara makroskopi didapatkan hasil
Tes Nonne (+) dan Tes Pandy (+), protein total 53 mg/d, glukosa 45 mg/dl,
dan klorida 667 mg/dl. Sedangkan hasil pemeriksaan hematologi semuanya
dalam batas normal.
Sejak lahir, klien pernah mengalami demam dan batuk pilek, tidak ada kejang
dan mimisan. Klien sudah mendapat imunisasi BCG dan polio. Klien diberi
ASI oleh ibu klien. Menurut orangtua klien, klien tidak ada masalah dalam
pemberian ASI, klien minum cukup banyak. Selain ASI, klien juga diberikan
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
25
PASI yaitu bubur susu. Pola tidur klien yaitu 9 jam untuk tidur malam dan 2
jam saat siang. Klien BAB 2 kali sehari, BAK 6 kali sehari. Penilaian risiko
jatuh dengan metode humpty dumpty, skor yang didapat adalah 13 yaitu risiko
jatuh sedang. Penilaian risiko dekubitus dengan metode norton, skornya
adalah 9 yaitu kategori sedang. Klien mendapatkan obat parenteral yaitu
ceftriaxone 2x200 mg dan ketorolac 2x7,5 mg. Klien mendapat cairan IVFD
yaitu KaEn IB 500ml dalam 24 jam. (Pengkajian lengkap terlampir).
Masalah lain yang muncul adalah gangguan rasa nyaman: nyeri. Hal ini
dikarenakan karena respons klien yang menunjukkan ketidaknyamanan seperti
menangis. Terutama pada saat dilakukan prosedur invasif seperti pemasangan
infus dan pengambilan sampel darah. Selain itu pada klien telah dilakukan
operasi pemasangan VP shunt pada 24 Mei 2013, sehingga muncul masalah
risiko infeksi pada luka operasi. Setelah operasi, klien terpasang perban luka
pada dua tempat yaitu di kepala dan abdomen.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
26
MASALAH KEPERAWATAN
'Gangguan rasa nyaman: nyeri
Risiko infeksi
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
27
2.
3.
Implementasi:
a. Mengkaji tingkat nyeri menurut skala pengkajian neonatus (0-7)
b. Memberikan posisi nyaman pada klien
c. Memberikan terapi non-nutritive sucking
d. Melibatkan orangtua dalam setiap tindakan
e. Melakukan kolaborasi pemberian ketorolac 2x7,5 mg
2.
3.
Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka post operasi (kemerahan, panas,
dan bengkak)
4.
Implementasi:
a. Memonitor tanda-tanda vital.
b. Mengbservasi tanda infeksi: perubahan suhu, warna kulit, malas minum,
irritability.
c. Mengubah posisi kepala setiap 3 jam untuk mencegah dekubitus
d. Mengobservasi tanda-tanda infeksi pada luka insisi yang terpasang shunt,
melakukan perawatan luka pada shunt dan upayakan agar shunt tidak
tertekan.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
28
Implementasi:
a. Mempertahankan tirah baring dengan posisi kepala datar dan pantau tanda
vital
b. Memantau status neurologis
c. Memantau frekuensi/irama jantung dan denyut jantung
d. Memantau pernapasan, catat pola, irama pernapasan dan frekuensi
pernapsan.
e. Meninggikan kepala tempat tidur sekitar 30 derajat sesuai indikasi.
Menjaga kepala pasien tetap berada pada posisi netral.
f. Mengukur lingkar kepala setiap 1 minggu sekali, observasi fontanel dari
cembung dan palpasi sutura kranial
Objektif:
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
29
Analisa:
-
Planning:
-
Suhu= 36,5oC
ruangan
Analisa:
-
Planning:
-
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
30
Subjektif:
-
Objektif:
-
Suhu: 36,5oC
Lingkar kepala 49 cm
Analisa:
-
Planning:
-
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
31
BAB 4
PEMBAHASAN
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
32
Dari kasus An.L didapatkan data bahwa keluarga tergolong dalam kaum
urban yang tinggal Bogor. Daerah ini termasuk daerah yang padat penduduk.
Orangtua An.L masih tinggal bersama orangtuanya. Dengan usianya yang
masih tergolong muda, Ibu A melahirkan An.L pada usia 17 tahun. Suaminya
yang bekerja sebagai buruh dengan penghasilan kurang dari 2 juta sehingga
keluarga termasuk dalam ekonomi menengah ke bawah. Ibu A yang lulusan
SMP mengaku tidak mengetahui tentang penyebab penyakit anaknya. Ibu A
juga tidak mengetahui tentang kebutuhan nutrisi selama kehamilan.
Walaupun tidak diketahui secara pasti, nutrisi ibu selama kehamilan dan usia
ibu yang masih muda dianggap turut berperan dalam perkembangan janin.
Selain itu, keluarga tinggal di kota yang padat penduduk yang memungkinkan
penularan infeksi meningococal meningitis. Kelainan kongenital yang dialami
An.L mungkin juga disebabkan oleh hal-hal tersebut.
4.3 Analisis Salah Satu Intervensi dengan Konsep dan Penelitian Terkait
Pelaksanaan
An.L dilakukan
secara
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
33
Pada klien An.L, terapi ini dapat dilakukan karena usia An.L yang tergolong
dalam neonatus sehingga pengkajian nyeri dapat dilihat dari respon nyeri dan
lamanya tangisan neonatus. Rasa nyeri yang dirasakan neonatus saat
dilakukan prosedur invasif disampaikan melalui tangisan. Menurut Santrock
(2001) perkembangan bahasa pada masa bayi masih sangat sederhana,
sehingga bayi masih sulit untuk mengkomunikasikan keinginannya. Oleh
karena itu neonatus menggunakan tangisan sebagai mekanisme yang paling
penting dalam berkomunikasi dengan
sehubungan dengan nyeri lebih sering dan lama. Ekspresi wajah adalah
karakter paling konsisten dan spesifik. Kebanyakan bayi berespon dengan
meningkatkan gerak tubuh, namun bayi mungkin saja mengalami nyeri
meskipun ketika ia berbaring tenang dengan mata terpejam (Hockenberry &
Wilson, 2009).
Evaluasi dari pemberian terapi ini dapat dilihat dari penilaian skala nyeri
neonatus atau neonatal infant pain scale (NIPS) yang dilakukan pada klien
An.L pada saat prosedur pemasangan infus. Dari penilaian skala nyeri
didapatkan bahwa ekspresi wajah An.L tenang, tidak menangis tetapi hanya
merengek sesekali, pola bernapas lebih cepat dari biasanya, dan otot-otot
pada ekstremitas tidak menegang, dan keadaan tenang atau terjaga. Skor yang
didapat adalah 2 dari skala maksimum 7. Hal ini membuktikan bahwa
pemberian NNS pada neonatus terlihat efektif pada saat prosedur invasif yang
menimbulkan nyeri.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
34
Terapi musik digunakan oleh individu dari bermacam rentang usia dan
beragam kondisi. Terapi ini juga digunakan untuk mendukung proses
pembelajaran, membangun rasa percaya diri, mengurangi stress, mendukung
latihan fisik dan mamfasilitasi berbagai macam aktivitas yang berkaitan
dengan kesehatan (Ariestia, 2006). Terapi musik bisa dilakukan untuk
mengurangi rasa khawatir klien yang menjalani berbagai operasi atau
serangkaian perawatan penyakit berat di rumah sakit. Terapi musik dapat
dijadikan alternatif dalam meminimalkan nyeri dan kecemasan pada anak
yang mengalami hospitalisasi sebagai bagian dari program bermain pada
anak.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
35
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Hidrosefalus adalah salah satu kelainan kongenital yang dapat terjadi di
masyarakat perkotaan. Berdasarkan angka kejadian kasus hidrosefalus di
RSUP Fatmawati di ruang rawat bedah anak lantai III utara selama 3 bulan
dari bulan Januari-Maret 2013 yaitu sebanyak 22 kasus, kebanyakan kasus
hidrosefalus dialami oleh neonatus. Anak dengan hidrosefalus memerlukan
perawatan khusus dan benar karena pada anak yang mengalami hidrosefalus
mengalami kerusakan saraf yang menimbulkan kelainan neurologis berupa
gangguan kesadaran sampai pada gangguan pusat vital dan resiko terjadi
dekubitus.
Berbagai masalah fisik maupun mental dapat dialami oleh anak dengan
hidrosefalus. Masalah fisik yang muncul dapat berupa gangguan rasa nyaman
yang diakibatkan oleh peningkatan tekanan intrakranial ditandai dengan
membesarnya kepala anak. Penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan
untuk mengatasi hidrosefalus pun beragam,
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
36
5.2 Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah diuraikan di atas, penulis dapat
memberikan saran terkait hasil pemberian asuhan keperawatan pada klien
dengan hidrosefalus.
5.2.1 Bidang Keilmuan Keperawatan Anak
Saran untuk bidang keilmuan agar dapat memperkaya teori mengenai
asuhan keperawatan pada klien dengan hidrosefalus sehingga dapat
dijadikan
referensi
bagi
penelitian
tentang
pemberian
asuhan
5.2.3 Penelitian
Saran
untuk
penelitian
berikutnya
terkait
pemberian
asuhan
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
37
DAFTAR REFERENSI
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
38
I.
II.
: 25 Mei-5 Juni2013
IDENTITAS DATA
A. Nama
: An.L
B. Tempat/tgl lahir
C. Usia
: 2 bln
D. Nama Ayah/Ibu
: Ibu S
E. Alamat
F. Agama
: Islam
G. Suku Bangsa
: Sunda
KELUHAN UTAMA
An. L (2 bulan), perempuan, dengan hidrosefalus. Klien masuk pada tanggal
20 Mei 2013 dengan alasan mengalami pembesaran kepala sejak lahir. Klien
direncanakan untuk operasi pemasangan VP shunt. Orangtua anak
mengatakan anak lahir di bidan secara normal. Pada saat lahir kepala klien
terlihat agak besar, namun bidan mengatakan anak normal. Saat masuk RS,
lingkar kepala anak 49,8 cm.
III.
B. Pernah dirawat di RS
: belum pernah
: tidak ada
D. Tindakan (operasi)
: belum pernah
E. Alergi
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
39
IV.
F. Kecelakaan
: tidak pernah
G. Imunisasi
RIWAYAT SOSIAL
A. Yang mengasuh
: orang tua
V.
: baik
: sedikit rewel
E. Lingkungan rumah
KEBUTUHAN DASAR
A. Makanan yang disukai/tidak disukai: ASI
Selera
Alat makan yang dipakai
Pola makan/jam
B. Pola tidur
:baik
: botol susu
: minum ASI 3 jam sekali
: tidur malam hari 9-10 jam
D. Aktifitas bermain
E. Eliminasi
: 2 jam
: 2 X sehari, pagi dan sore
: hidrosefalus
B. Tindakan operasi
: Pemasangan VP shunt
C. Status nutrisi
: BB 6,7 kg, PB 58 cm
D. Status cairan
E. Obat-obatan
F. Aktifitas
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
40
H. Hasil laboratorium
VII.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum
B. TB/BB
C. Mata
D. Hidung
E. Mulut
F. Telinga
G. Tengkuk
H. Dada
: simetris
I. Jantung
J. Paru-paru
K. Perut
VIII.
L. Punggung
M. Genitalia
N. Ekstremitas
O. Kulit
: turgor baik
P. Tanda vital
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
41
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Pemeriksaan
Waktu
25-052013
Hematologi
VER/HER/KHER/RDW
- VER
- HER
-KHER
- RDW
Hasil
Hb= 12,8
Hasil Intepretasi
Nilai normal
Gambaran
9,2 13,6
normal
Ht= 39
Leukosit= 10
Trombosit=
430
Eritrosit= 4,8
30-46
5,5-18,0
229-553
normal
Normal
normal
2,8-4,8
Normal
88,7
28,0
31,5
14,4
81-121
24-36
25-37
11,5-14,5
Normal
Normal
Normal
Normal
25-052013
6
Pemeriksaan Penunjang Lain
Jenis
Pemeriksaan
CT scan
Makroskopi
cairan otak
X.
Waktu
Hasil Intepretasi
02-052013
24-052013
TERAPI
Ketorolac 2x7,5 mg,
Ceftriaxone 2x 200 mg
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
42
XI.
ANALISA DATA
DATA KLIEN
MASALAH KEPERAWATAN
Data Subjektif:
Gangguan rasa nyaman: nyeri
Ibu mengatakan anak rewel dan berhubungan dengan luka post
menangis.
operasi
Data Objektif:
Anak tampak meringis dan
sering menangis.
Terpasang balutan luka op di
kepala dan abdomen.
Data Subjektif:
Data Objektif:
Terpasang balutan luka op di
kepala dan abdomen.
Suhu 36,8oC
Leukosit 10.000/uL
Data Subjektif:
Data Objektif:
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
43
XII.
PRIORITAS MASALAH
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan luka post operasi.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan luka post operasi.
3. Risiko gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan
peningkatan TIK (tekanan intrakranial).
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
44
Diagnosa
Keperawatan
Gangguan rasa
nyaman: nyeri
berhubungan
dengan
luka
post operasi
Tujuan &
Intervensi
Kriteria Evaluasi
Setelah
1. Kaji nyeri anak menggunakan
dilakukan
pengkajian nyeri neonatus (0-7).
tindakan
keperawatan
2. Jelaskan prosedur sebelum
selama 3 hari,
memulai setiap tindakan.
nyeri klien dapat
berkurang atau
menghilang.
3. Berikan posisi nyaman.
Kriteria evaluasi:
- skala nyeri
4. Kolaborasi pemberian analgesik
berkurang
sesuai indikasi.
- klien tampak
tenang / tidak
menyeringai
kesakitan
- keluarga mampu
berpartisipasi
dalam aktifitas
dan istirahat klien
Rasional
Skala nyeri memberikan gambaran
tentang tingkat nyeri klien sehingga
dapat lebih memfokuskan intervensi.
Memungkinkan orangtua pasien untuk
siap secara mental untuk setiap tindakan
yang dilakukan dan menurunkan
kecemasan.
Meningkatkan sirkulasi umum,
menurunkan area tekanan lokal dan
kelelahan otot.
Merupakan tindakan dependen
perawatan, dimana analgesik berfungsi
untuk memblok stimulus nyeri
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
45
Diagnosa
Keperawatan
Risiko infeksi
berhubungan
dengan luka
post operasi
Tujuan &
Kriteria Evaluasi
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3 hari,
infeksi
tidak
terjadi.
Kriteria
evaluasi:
- Suhu dan TTV
normal
- Luka operasi,
insisi bersih
- Hasil lab: leukosit
dalam batas normal
Intervensi
Rasional
1.
2.
4.
5.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
46
Diagnosa
Keperawatan
Risiko
gangguan
perfusi
serebral
berhubungan
dengan
peningkatan
TIK (tekanan
intrakranial)
Tujuan &
Kriteria Evaluasi
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3 hari,
gangguan perfusi
serebral
tidak
terjadi.
Kriteria evaluasi:
- Tidak terjadi
peningkatan TIK
- Tidak ada
kejang, muntah
- TTV dalam
batas normal
Intervensi
1. Pertahankan tirah baring dengan
posisi kepala datar dan pantau
tanda vital
2. Pantau/catat status neurologis,
seperti GCS.
Rasional
Perubahan
tekanan
CSS
mungkin
merupakan potensi adanya risiko herniasi
batang otak yang memerlukan tindakan
medis
segera.
Pengkajian
kecenderungan
adanya
perubahan tingkat kesadaran dan potensial
peningkatan TIK adalah sangat berguna
dalam
menentukan
lokasi,
penyebaran/luasnya dan perkembangan dari
kerusakan
serebral.
Perubahan pada frekuensi,disritmia dan
denyut jantung dapat terjadi, yang
mencerminkan trauma batang otak pada
tidak adanya penyakit jantung yang
mendasari.
Tipe dari pola pernapasan merupakan tanda
yang berat dari adanya peningkatan
TIK/daerah serebral yang terkena.
Peningkatan aliran vena dari kepala akan
menurunkan
TIK.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
47
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien
: An.L
27 Mei
2013
Diagnosa
keperawatan
Gangguan
rasa
nyaman:
nyeri
berhubungan
dengan luka post
operasi
Risiko
infeksi
berhubungan
dengan luka post
operasi
Implementasi
1. Mengkaji nyeri anak
menggunakan pengkajian
nyeri neonatus (0-7)
2. Menjelaskan prosedur
sebelum memulai setiap
tindakan.
3. Memberikan posisi nyaman.
4. Memberikan Non-nutritive
sucking (NNS) pada anak
terutama pada saat dilakukan
prosedur invasif.
5. Melibatkan orang tua atau
keluarga dalam setiap
tindakan
6. Melakukan kolaborasi
pemberian analgesik
(ketorolac 2x7,5 mg)
1. Melakukan tindakan aseptik
sebelum dan sesudah kontak
dengan klien
2. Melakukan ganti balutan luka
dengan prinsip steril pada hari
Evaluasi
Paraf
S:
-
O:
A:
P:
S: O:
- Suhu= 36,5oC
- Leukosit dalam batas normal
- ruangan
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
48
ke-3 post op
27 Mei
2013
Risiko gangguan
perfusi serebral
berhubungan
dengan
peningkatan TIK
(tekanan
intrakranial).
3. Mengobservasi tanda-tanda
infeksi
4. Melibatkan orang tua atau
keluarga dalam setiap
tindakan
5. Melakukan kolaborasi :
Pemberian antibiotik ceftriaxone
2x200 mg
1. Memberikan posisi kepala 30
2. Mengukur lingkar kepala 1-2
x/hr
Pantau TTV
Pantau adanya kejang
Pertahankan posisi kepala 30
O:
28 Mei
2013
Gangguan
rasa
nyaman:
nyeri
berhubungan
dengan luka post
operasi
S:
O:
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
49
28 Mei
2013
Risiko
infeksi
berhubungan
dengan luka post
operasi
tindakan.
3. Memberikan posisi nyaman.
4. Memberikan Non-nutritive
sucking (NNS) pada anak
terutama pada saat dilakukan
prosedur invasif.
5. Melibatkan orang tua atau
keluarga dalam setiap
tindakan
6. Melakukan kolaborasi
pemberian analgesik
(ketorolac 2x7,5 mg)
1. Melakukan tindakan aseptik
sebelum dan sesudah kontak
dengan klien
3. Mengobservasi tanda-tanda
infeksi
4. Melibatkan orang tua atau
keluarga
dalam
setiap
tindakan
5. Melakukan kolaborasi :
Pemberian
antibiotik
ceftriaxone 2x200 mg
P:
S: O:
-
Suhu= 36,8oC
Leukosit dalam batas normal
ruangan
Tidak tampak tanda-tanda infeksi
Tidak ada pus pada luka operasi
Ibu tampak selalu menggunakan hand rub yang
ada di depan
A:
- Risiko infeksi tidak terjadi
P:
- Pantau TTV, pantau tanda-tanda infeksi, ganti
balutan luka dengan prinsip steril, kolaborasi
pemberian antibiotik.
28
Mei
Risiko gangguan
S:
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
50
2013
perfusi serebral
berhubungan
dengan
peningkatan TIK
(tekanan
intrakranial).
2.
Pantau TTV
Pantau adanya kejang
Pertahankan posisi kepala 30
O:
A:
P:
29 Mei
2013
Gangguan
rasa
nyaman:
nyeri
berhubungan
dengan luka post
operasi
S:
O:
A:
P:
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013
51
28 Mei
2013
28 Mei
2013
Risiko
infeksi
berhubungan
dengan luka post
operasi
Risiko gangguan
perfusi serebral
berhubungan
dengan
peningkatan TIK
(tekanan
intrakranial).
3.
4.
5.
O:
A:
Mengkaji TTV
S:
Suhu= 36,7oC
Leukosit dalam batas normal
ruangan
Tidak tampak tanda-tanda infeksi
Tidak ada pus pada luka operasi
Ibu tampak selalu menggunakan hand rub yang
ada di depan
Pantau TTV
Pantau adanya kejang
Pertahankan posisi kepala 30
P:
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Hafidzah Fitriyah, FIK UI, 2013