Anda di halaman 1dari 131

PENGARUH TEKNIK HYPNOBIRTHING TERHADAP LAMANYA PROSES

PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DAN TINGKAT NYERI PADA IBU


BERSALIN DI KLINIK BERSALIN EKA SRIWAHYUNI
KECAMATAN MEDAN DENAI
TAHUN 2016

TESIS

Oleh

DEWI RAMADANI BUULOLO


147032041/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2

PENGARUH TEKNIK HYPNOBIRTHING TERHADAP LAMANYA PROSES


PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DAN TINGKAT NYERI PADA IBU
BERSALIN DI KLINIK BERSALIN EKA SRIWAHYUNI
KECAMATAN MEDAN DENAI
TAHUN 2016

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)
dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi Kesehatan Reproduksi
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara

Oleh

DEWI RAMADANI BUULOLO


147032041/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

Telah Diuji
Pada Tanggal : 15 Juli 2016

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Drs. Heru Santosa M.S, Ph.D


Anggota : 1. Drs. Tukiman, M.K.M
2. Prof. dr. Delfi Lutan., M.Sc, SpOG (K)
3. Dra. Rahayu Lubis., Ph.D

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

PERNYATAAN

PENGARUH TEKNIK HYPNOBIRTHING TERHADAP LAMANYA PROSES


PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DAN TINGKAT NYERI PADA IBU
BERSALIN DI KLINIK BERSALIN EKA SRIWAHYUNI
KECAMATAN MEDAN DENAI
TAHUN 2016

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini
dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juli 2016


Penulis,

Dewi Ramadani Buulolo


147032041/ IKM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

ABSTRAK

Rasa nyeri pada persalinan adalah nyeri kontrasi uterus yang dapat
mengakibatkan peningkatan aktifitas sistem syaraf simpatis. Rasa nyeri kini dapat di
kurangi dengan metode relaksasi hypnobirthing yang bertujuan untuk membuat
proses melahirkan menjadi sesuatu yang membahagiakan tanpa adanya rasa sakit
yang berlebihan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh hypnobirthing
terhadap lama persalinan kala I Fase Aktif dan Nyeri Pesalinan pada Ibu Bersalin di
Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai tahun 2016.
Jenis penelitian menggunakan True Experimental Designs dengan jenis
Posttest – Only Control Designn. Populasi perlakuan adalah seluruh ibu bersalin yang
bersalin di Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai yang sudah
mendapat sugesti hypnobirthing pada saat melakukan senam hamil. Populasi kontrol
adalah ibu bersalin yang bersalin di Klinik Harapan Ibu Kecamatan Medan Denai
yang tidak mendapat sugesti hypnobirthing. Sampel berjumlah 25 untuk kelompok
perlakuan dan 25 kelompok kontrol. Analisis data menggunakan uji t-independent.
Hasil penelitian menunjukkan Ada pengaruh hypnobirthing dengan lama
proses persalinan kala I Fase Aktif pada ibu bersalin primipara dan multipara dengan
nilai p<0,005. Ada pengaruh hypnobirthing dengan tingkat nyeri persalinan kala I
Fase Aktif pada ibu bersalin primipara dan multipara dengan nilai p<0,005.
Disarankan pada tenaga kesehatan terutama bidan agar dapat meningkatkan
pemahaman dan keterampilan tentang teknik hypnobirthing agar dapat melakukan
pertolongan persalinan yang aman, lancar dan relatif lebih cepat hypnobirthin.

Kata Kunci : Kala I Fase Aktif , Hypnobirthing, Nyeri Ibu Bersalin

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7

ABSTRACT

Pain in childbirth is a uterus contraction pain which can cause the increase in
the activity of sympathetic nervous system. Today, pain can be reduced by using
hypnobirthing relaxation method which is aimed to make the process of childbirth
become relaxed without severe pain. The objective of the research was to find out the
influence of hypnobirthing on the length of birthing period I Active Phase and
Childbirth Pain in childbirth women in Klinik Bersalin.
The research used True Experimental Design with Posttest – Only Control
Design. The treatment population was all childbirth women who had gotten
suggestive hypnobirthing in Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni. The control population
was childbirth women who did not get suggestive hypnobirthing. The samples were
25 respondents for treatment group and 25 respondents for control group. The data
were analyzed by using independent t-test.
The result of the research showed that there was the influence of
hypnobirthing on the length of the process of childbirth in the period I Active Phase
in primapara and multipara childbirth women at p-value < 0.005. There was the
influence of hypnobirthing in childbirth pain of period I Active Phase in primapara
and multipara childbirth women at p-value < 0.005.
It is recommended that health care providers, especially midwives, increase
the understanding and skill in hypnobirthing technique so that the process of
childbirth can be safe, smooth, and fast since. the initial pregnancy by providing.

Keywords: Period I Active Phase, Hypnobirthing, Pain in Childbirth Women

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan

Karunia Nya sehingga penulis dapat mengerjakan tesis yang ber judul “Pengaruh

Hypnobirthing terhadap Lama Persalinan Kala I Fase Aktif dan Nyeri

Persalianan pada Ibu Bersalin di Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan

Medan Denai Tahun 2016”.

Penulis menyadari bahwa ini tidak dapat terlaksana dengan baik tanpa adanya

bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis menyampaikan banyak terima kasih yang tidak terhingga kepada Pembimbing

pertama yaitu Prof. Drs. Heru Santoso, Ms. PhD selaku Ketua Komisi Pembimbing,

dan kepada Drs. Tukiman, M.KM selaku Pembimbing kedua, dimana kedua

pembimbing memiliki penuh perhatian, kesabaran, dan ketelitian dalam memberikan

bimbingan, arahan, petunjuk, selama pengerjaan proposal Tesis ini. Selanjutnya

penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH. M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera

Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

3. Dra. Nurmaini, M.KM, Ph.D selaku Wakil Dekan I Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9

4. Prof. Dr. Ir. Evawany Aritonang, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi S2 Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara.

5. Seluruh staf pengajar Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan ilmu

pengetahuan yang sangat bermanfaat selama penulis mengikuti pendidikan.

6. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan motivasi, dukungan,

doa pada penulis dalam penyusunan proposal tesis ini.

7. Seluruh teman-teman satu angkatan yang telah menyumbangkan masukan, saran

serta kritikan untuk kesempurnaan proposal tesis ini.

Penulis juga menyadari bahwa proposal tesis ini masih terdapat kekurangan,

untuk itu kritik dan saran yang mendukung sangat penulis harapkan. Akhirnya

penulis menyerahkan semua kepada Allah SWT untuk memohon Ridho-Nya, semoga

tesis penelitian ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan dan kesehatan.

Medan, Juni 2016


Penulis

Dewi Ramadani Buulolo


127032041/IKM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Dewi Ramadani Buulolo berumur 27 tahun dilahirkan di

Medan pada tanggal 24 Juni 1989 beragama Islam, penulis anak pertama dari satu

bersaudara dengan status sudah menikah dan anak dari pasangan Januari Buulolo dan

Juniati Caniago.

Pendidikan formal penulis dimulai dari pendidikan di TK Aisyah Bustanul

Athfal tahun 1994-1995 Sekolah Dasar Negeri No 060816 Medan pada tahun 1995 –

2001. Pada tahun 1993 – 1996, penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 3

Medan. Pada tahun 2001 – 2004, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 10

Medan. Pada tahun 2004 – 2007, penulis melanjutkan kuliah D-III di Akademi

Kebidanan Sehat Medan. Pada tahun 2008 – 2011, penulis melanjutkan kuliah D-IV

Bidan Pendidik di RS.Haji Medan , dan pada tahun 2011 sampai tahun 2012 penulis

bekerja di Akademi Kebidanan Hang Jebat Dumai. Selanjutnya pada tahun 2012

sampai tahun 2013 penulis bekerja di Akademi Kebidanan Senior. Pada tahun 2012

penulis melanjutkan kuliah di Program Studi S-2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Peminatan Kesehatan Reproduksi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara Pada tahun 2014.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11

DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................... i
ABSTRACT .......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi

BAB 1. PENDAHULUAN .............................................................................. 1


1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2. Permasalahan ............................................................................ 7
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................... 7
1.4. Hipotesis ................................................................................... 7
1.5. Manfaat Penelitian .................................................................... 8

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 9


2.1. Persalinan .................................................................................. 9
2.1.1. Defenisi Persalinan ....................................................... 9
2.1.2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Persalinan ............... 11
2.1.3. Proses Persalinan .......................................................... 12
2.1.4. Lama Persalinan ............................................................ 15
2.2. Hypnobrithing ........................................................................... 19
2.2.1. Pengertian Hypnobrithing ............................................. 19
2.2.2. Tujuan Hypnobrithing dalam Persalinan ...................... 21
2.2.3. Manfaat Hypnobrithing Selama Persalinan .................. 21
2.2.4. Relaksasi Dasar dari Hypnobrithing ............................ 23
2.2.5. Proses Latihan Relaksasi............................................... 24
2.2.6. Langkah Melakukan Relaksasi dan Hypnobrithing ..... 30
2.2.7. Jalani Persalinan Bebas Sakit dengan Hypnobrithing .. 34
2.3. Nyeri ........................................................................................ 36
2.3.1. Defenisi Nyeri ............................................................... 36
2.3.2. Nyeri Persalinan ............................................................ 36
2.3.3. Faktor yang Memengaruhi Nyeri Persalinan ................ 37
2.3.4. Metode Alternative Mengatasi Nyeri Persalinan .......... 41
2.3.5. Pengkajian terhadap Nyeri ............................................ 44

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12

2.3.6. Skala atau Pengukuran Nyeri ........................................ 45


2.4. Landasan Teori ......................................................................... 49
2.5. Kerangka Konsep ...................................................................... 51
BAB 3. METODE PENELITIAN .................................................................. 53
3.1. Jenis Penelitian ......................................................................... 53
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 53
3.2.1. Lokasi Penelitian ........................................................... 53
3.2.2. Waktu Penelitian ........................................................... 54
3.3. Populasi dan Sampel ................................................................. 54
3.3.1. Populasi ......................................................................... 54
3.3.2. Sampel........................................................................... 54
3.4. Metode Pengumpulan Data....................................................... 57
3.5. Alat Pengumpulan Data ............................................................ 58
3.6. Validitas dan Reliabilitas .......................................................... 58
3.7. Defenisi Operasional ................................................................ 59
3.8. Metode Pengolahan dan Analisis Data ..................................... 60
3.8.1. Pengolahan Data ........................................................... 60
3.8.2. Analisis Data ................................................................. 61

BAB 4. HASIL PENELITIAN ........................................................................ 64


4.1. Gambaran Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan
Medan Denai dan Klinik Bersalin Harapan Ibu Kecamatan
Medan Denai ............................................................................. 64
4.1.1. Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan
Denai ............................................................................. 64
4.2. Analisis Univariat ..................................................................... 66
4.2.1. Karakteristik Data Demografi Ibu Bersalin pada
Kelompok yang Mendapat Hypnobirthing dan
Kelompok Tanpa Hypnobirthing .................................. 66
4.2.2. Deskriptif Lama Persalinan........................................... 69
4.2.3. Uji Normalitas Data Lama Persalinan .......................... 69
4.3. Analisis Bivariat ....................................................................... 70
4.3.1. Pengaruh Hypnobirthing dengan Lama Persalinan....... 70
4.3.2. Pengaruh Pendidikan dengan Lama Persalinan ............ 71
4.3.3. Pengaruh Hypnobirthing dengan Tingkat Nyeri
Persalinan ...................................................................... 72
4.3.4. Hubungan Umur dengan Lama Persalinan ................... 73

BAB 5. PEMBAHASAN .................................................................................. 74


5.1. Pengaruh Hypnobirthing terhadap Lama Persalinan Primipara 74
5.2. Pengaruh Hypnobirthing terhadap Lama Persalinan Multipara 78

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

5.3. Pengaruh Hypnobirthing terhadap Tingkat Nyeri Kala I Fase


Aktif pada Ibu Bersalin Primipara dan Multipara .................... 80

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 85


6.1. Kesimpulan ............................................................................... 85
6.2. Saran ......................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 87

LAMPIRAN ......................................................................................................... 89

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

2.1. Waktu Pada Fase-fase Persalinan .............................................................. 12

2.2. Skala Nyeri dengan “Observasi Perilaku”................................................. 47

3.1. Definisi Operasional .................................................................................. 59

4.1. Distribusi Frekuensi Pendidikan, Umur, Paritas dan Pendidikan


Menurut Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol di Klinik
Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai dan Klinik
Harapan Ibu Medan Denai ........................................................................ 67

4.2. Distribusi Frekuensi Paritas Multipara dan Intensitas Nyeri Kala I Fase
Aktif di Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai dan
Klinik Harapan Ibu Medan Denai ............................................................. 68

4.3. Distribusi Frekuensi Paritas Multipara dan Intensitas Nyeri Kala I Fase
Aktif di Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai dan
Klinik Harapan Ibu Medan Denai dengan Lama Persalinan .................... 69

4.4. Uji Normalitas Data Lama Persalinan Primipara di Klinik Bersalin Eka
Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai ..................................................... 69

4.5. Pengaruh Hypnobirthing dengan Lama Persalinan Primipara dan


Multipara pada Ibu Bersalin di Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni
Kecamatan Medan Denai .......................................................................... 70

4.6. Pengaruh Pendidikan dengan Lama Persalinan Primipara dan Multipara


pada Ibu Bersalin di Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan
Medan Denai ............................................................................................. 71

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

4.7. Pengaruh Hypnobirthing dengan Tingkat Nyeri Persalinan Primipara


dan Multipara pada Ibu Bersalin di Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni
Kecamatan Medan Denai .......................................................................... 72

4.8. Hasil Uji Korelasi Berdasarkan Hubungan Umur dengan Lama


Persalinan Primipara dan Multipara pada Ibu Bersalin di Klinik
Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai ............................... 73

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

2.1. Skala Pengukuran Nyeri ............................................................................ 45

2.2. Skala Face Pain Rating .............................................................................. 46

2.3. Landasan Teori .......................................................................................... 51

2.4. Kerangka Konsep ...................................................................................... 52

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. Lembaran Penjelasan Kepada Responden ................................................. 89

2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden .................................................. 90

3. Kuesioner Penelitian ................................................................................. 91

4. Alat Pantau Lamanya Kala I Persalinan Dengan Menggunakan Patgoraf 93

5. Master Data Penelitian .............................................................................. 94

6. Distribusi Frekuensi .................................................................................. 96

7. Analisis Bivariat ........................................................................................ 101

8. Analisis Multivariat ................................................................................... 105

9. Dokumentasi Penelitian............................................................................. 114

10. Izin Survey Pendahuluan ........................................................................... 107

11. Balasan Survey Pendahuluan .................................................................... 115

12. Izin Penelitian ............................................................................................ 116

13. Balasan Izin Penelitian .............................................................................. 117

14. Balasan Selesai Penelitian ........................................................................ 118

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut laporan WHO tahun 2014 Angka Kematan Ibu (AKI) di dunia yaitu

289.000 jiwa. Amerika Serikat yaitu 9300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa, dan Asia

Tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian ibu di negara-negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia 214 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 170 per 100.000 kelahiran hidup,

Vietnam 160 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 44 100.000 kelahiran hidup,

Brunei 60 per 100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup

(WHO, 2014).

Mulai tahun 2016. Tujuan pembangunan berkelanjutan Sustainable

Development Goals (SDGs) 2015-2030 secara resmi telah menggantikan tujuan

pembangunan (MDGs) 2000-2015 SDGs berisi seperangkat tujuan transformasi yang

disepakati dan berlaku bagi seluruh bangsa tanpa terkecuali. Target yang telah

ditentukan oleh SDGs mengenai AKI yaitu 70 per 100.000 kelahiran hidup.

Penanganan kematian ibu harus dibarengi dengan peningkatan derajat perempuan.

Posisi perempuan yang lebih baik. Revolusi mental diperluakan dalam mempercepat

penurun AKI dengan memngembangkan program terbaru tentang proses persalinan

salah satunya yaitu dengan persalinan dengan tekni Hypnobrthing.

Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebagian besar disebabkan

oleh timbulnya penyulit persalinan yang tidak dapat segera dirujuk ke fasilitas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

pelayanan kesehatan yang lebih mampu. Faktor waktu dan transportasi merupakan

hal yang sangat menentukan dalam merujuk kasus resiko tinggi. Melakukan

pemeriksaan kehamilan secara teratur merupakan tindakan yang paling tepat dalam

mengidentifikasi secara dini sesuai dengan risiko yang dialami oleh ibu persalin

(Saifuddin, 2011).

Persalinan merupakan kejadian fisiologi dan normal yang dialami oleh wanita.

Persalinan yang tidak dapat ditangani dengan baik dapat menyebabkan proses

persalianan tidak berlangsung dengan lancar sehingga persalinan berlangsung lama.

Power atau kekuatan ibu merupakan salah satu yang dapat mempengaruhi

persalinan untuk berlangsung lama. Kala I yang lama disebabkan karena tidak

adekuatnya kontraksi uterus (HIS) yang menyebabkan pembukaan berjalan lambat.

Persalinan yang lama dapat menyebabkan ibu mengalami kelelahan sehingga

kehabisan tenaga. Dampaknya adalah bahwa kontraksi uterus semakin tidak adekuat

dan selanjutnya kondisi ini dapat menyebabkan kegagalan kemajuan persalinan

(Prawirohardjo, 2006; Harahap, 2009; Oxom, 2010).

Tidak adekuatnya kondisi uterus akan menyebabkan terjadinya perdarahan

intrapartum dan postpartum yang merupakan penyebab kematian terbesar. Kondisi

lain yang mempengaruhi lamanya persalinan Kala I fase aktif (Prawirohardjo,

2006).

Persalinan lama adalah persalianan yang berjalan lebih dari 24 jam untuk

primipara, dan lebih dari 18 jam untuk multipara. Masalah yang terjadi pada

persalinan lama adalah fase laten lebih dari 8 jam. Persalinan telah berlangsung lebih

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

dari 12 jam tetapi bayi belum lahir, dilatasi serviks di kanan garis waspada pada

persalianan fase aktif (Saifuddin, 2011).

Menurut data SDKI 2012 sebanyak 53% ibu tidak mengalami komplikasi

pada saat melahirkan, terjadi persalinan lama sebanyak 12%, perdarahan berlebihan

9%, demam 7%, komplikasi kejang 2% dan ketuban pecah dini lebih lebih dari 6 jam

17%. Faktor yang mempengaruhi lama persalinan adalah kondisi psikologi yang

meliputi persepsi ibu pada rasa nyeri dan cemas saat persalinan.

Rasa nyeri pada persalianan adalah nyeri kontrasi uterus yang dapat

mengakibatkan peningkatan aktifitas sistem syaraf simpatis. Nyeri yang hebat pada

persalinan dapat menyebabkan perubahan-perubahan fisiologi tubuh, seperti kenaikan

tekanan darah, kenaikan denyut jantung, dan kenaikan laju pernafasan, dan apabila

tidak segera diatasi, maka keadaan ini akan meningkatkan rasa kekhawatiran,

kecemasan, tegang, takut dan stress. Peningkatan konsumsi glukosa tubuh pada ibu

bersalin yang mengalami rasa kekhawatiran, kecemasan, tegang, takut dan stress

menyebabkan kelelahan dan sekresi katekolamin yang menghambat kontasi uterus,

dan hal tersebut menyebabkan persalinan menjadi lama (Bobat, 2005).

Pada ibu hamil hampir semuanya mengalami kekhawatiran, kecemasan dan

ketakutan baik selama hamil, saat menghadapi persalinan, maupun selama persalinan.

Kecemasan yang dirasakan umumnya mulai dari kekhawatiran tidak bisa menjaga

kehamilan sehingga janin tidak bisa tumbuh sempurna, kekhawatiran keguguran,

takut sakit saat persalinan, takut bila nanti dijahit perineum, bahkan yang lebih parah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

lagi ibu takut terjadi komplikasi pada saat persalinan sehingga dapat menimbulkan

kematian (Aprilia, 2012).

Bila ibu bersalin merasa cemas dan takut menghadapi proses persalinan, maka

hormon adrenalin akan keluar dan dapat menghambat pelepasan oksitosin yang

diperlukan untuk kemajuan persalinan. Begitu ibu menjadi tenang dan rileks,

oksitosin akan mengalir dan akan muncul endorphin yang dapat menghilangkan rasa

nyeri (Chapman, 2006).

Salah satu upaya untuk menghilangkan rasa nyeri saat melahirkan bisa

dilakukan dengan menggunakan teknik hypnobirthing. Metode hypnobirthing

merupakan kombinasi antara proses kelahiran alami dengan hypnosis untuk

membangun persepsi positif dan rasa percaya diri serta menurunkan ketakutan,

kecemasan dan ketegangan, dan panik sebelum, selama dan setelah persalinan. Salah

adalah autohipnosis (selfhipnosis) atau swasugesti dalam menghadapi dan menjalani

kehamilan serta persiapan melahirkan sehingga para wanita hamil mampu melalui

masa kehamilan dan persalinannya dengan cara yang alami, lancer, dan nyaman

(tanpa rasa sakit), dan yang lebih penting lagi adalah untuk kesehatan jiwa dari bayi

yang di kandungnya.ketika wanita yang melahirkan terbebas dari rasa takut, otot

tubuhnya, termaksud otot rahim, akan mengalami relaksasi yang membuat proses

kelahiran menjadi lebih mudah dan bebas stress (Kuswandi, 2013).

Hypnobirthing merupakan bagian self- hypnosis yang bertujuan untuk

membuat proses melahirkan menjadi sesuatu yang membahagiakan, tanpa adanya

rasa sakit berlebihan. Teknik hypnosis yang dipraktikkan di dalam kelancaran proses

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

melahirkan ini mulai dipergunakan semenjak tahun 1950, meskipun namanya

mungkin belum dikenal seperti sekarang. Saat itu salah satu fungsi hypnosis adalah

menjawab kekhawatiran dan ketakuatan ibu hamil dengan menghadapai rasa sakit

saat proses persalinan. Akhirnya, self- hypnosis di dalam meredakan rasa sakit ini

dicoba untuk diterapkan dalam hal mengurangi rasa sakit di saat melahirkan secara

normal (Muhepi, 2013).

Hypnobirthing terbukti mampu menjawab kekhawatiran ibu hamil dalam

menghadapi proses persalinan. Sebuah studi oleh Fuchs et al (2009) dilakukan pada

138 ibu hamil yang menderita mual muntah sangat parah kemudian dilakukan

hypnobirthing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 138 ibu hamil, 87 ibu hamil

dilakukan hypnobirthing dan hasil 62 (71,3%) ibu hamil bebas dari rasa mual dan

muntah, 24 (27,6%) ibu hamil bebas dari rasa mual dan muntah meskipun bertahap,

dan (1,1%) ibu hamil gagal.

Penelitian yang dilakukan oleh Batbual di Daerah Istimewa Yogyakarta

(2010) menemukan bahwa rata–rata lama kala satu pada primigravida dengan

hypnobirthing lebih singkat (10,09 jam) dibandingkan tanpa hypnobirthing (17,23

jam) dengan perbedaan 7,14 jam. Jadi lama kala satu lebih singkat dengan

menggunaka hypnobirthing dari pada tanpa hypnobirthing (Batbual, 2010).

Menurut hasil penelitian Indria Astuti di BPM Kota Cimahi (2015) di

dapatkan hasil analisis bahwa rata – rata lam persalinan pada ibu bersalin tanpa

diberikan hypnobirthing adalah dengan kemajuan persalinan 100 menit dan rata – rata

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

ibu bersalin dengan hypnobirthing adalah 66,7 menit. Nilai p 0.038 berarti bahwa ada

pengaruh hypnobirthing terhadap kemajuan persalinan pada ibu bersalin.

Dari survey awal yang telah dilakukan pada bulan February 2016 di Klinik

Eka Sri Wahyuni kecamatan Medan Denai di dapatkan bahwa dari 20 ibu bersalin

dengan hypnobirthing, 12 ibu bersalin (54,5%) persalinan kala I berlangsung cepat

dan singkat, 8 ibu bersalin (45,5%) merasa nyeri dalam kategori ringan setelah

dilakukan hypnobirthing dan ibu bersalin memberikan kesan positif tentang

penerapan hypnobirthing, Klinik Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai sudah

melukan tenik hypnobirthing selam kurang lebih 5 tahun terhitung sejak tahun 2010

dan hasilnya dapat membantu ibu bersalin dalam mengatasi rasa nyeri pada saat

persalinan dan mempercepat proses persalinan.

Metode hypnobirthing dapat memberikan dukungan mental yang berdampak

positif bagi keadaan psikis ibu, yang berpengaruh pada kelancaran proses persalinan.

Pada saat bersalin, hormon stress,seperti adrenalin, berintergrasi dengan reseptor-

beta di dalam otot uterus dan menghambat kontraksi dan memperlambat persalinan

sehingga ibu bersalin membutuhkan kondisi yang rileks dan nyaman. Saat kondisi

tenang dan relaks, alam bawah sadar ibu akan mengatur keselarasan tubuh dan

menghasilkan anestesi atau pembiusan yang alami pada ibu, yaitu hormone endorfin.

Hypnobirthing terbukti efekti dalam untuk memberikan rasa nyaman pada saat

persalinan.

Hypnobirthing merupakan ilmu baru yang di terapkan di Indonesia sehingga

membutuhkan waktu dan biaya untuk melakukan pelatihan serta dibutuhkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

sosialisasi serta kompetensi dasar untuk tenaga kesehatan dalam mempelajarin tekni

hypnobirthing. Hal inilah yang menjadi penyebab mengapa iu hamil dan bersalin

masih sedikit menggunakan teknik hypnobirthing pada saat proses persalinan.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirasakan perlu untuk melakukan

penelitian dengan judul” Pengaruh Teknik Hypnobirthing Terhadap Lamanya Proses

Persalinan Kala I Fase Aktif dan Tingkat Nyeri Pada Persalinan di Klinik Eka

SriWahyuni Kecamatan Medan Denai Tahun 2016”.

1.2. Permasalahan

Berdasarkan hasil penelitian dan survey awal yang dilakukan peneliti, maka

yang menjadi perumusan masalah adalah “ Bagaimana Pelaksanaan Teknik

Hypnobirthing Terhadap Lamanya Proses Persalinan Kala I Fase Aktif dan Tingkat

Nyeri Pada Persalinan di Klinik Eka SriWahyuni Kecamatan Medan Denai Tahun

2016”.

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Pelaksanaan Teknik Hypnobirthing Terhadap Lamanya

Proses Persalinan Kala I Fase Aktif dan Tingkat Nyeri Pada Persalinan di Klinik Eka

Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai Tahun 2016”.

1.4. Hipotesis

Ada Hubungan Teknik Hypnobirthing Terhadap Lamanya Proses Persalinan

Kala I Fase Aktif dan Tingkat Nyeri Pada Persalinan di Klinik Eka Sri Wahyuni

Kecamatan Medan Denai Tahun 2016”.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25

1.5. Manfaat Penelitian

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menerapkan Teknik

Hypnobirthing pada masa kehamilan agar dalam persalinan dapat mengurangi

resiko komplikasi yang terjadi pada saat persalinan.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk penelitian selanjutnya

yang meneliti tentang teknik Hypnobirthing.

3. Bagi Responden

Hasil penelitian dapat menjadi bahan dalam penerapan ibu untuk melaksanakan

persalinan secara Hypnobirthing sehingga kehamilan dan persalinan yang

dialamin ibu dapat berlangsung dengan cepat, aman dan nyaman bagi ibu dan

bayinya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Persalinan

2.1.1. Defenisi Persalinan

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar

dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia

kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit (Jaringan

Nasional Pelatihan Klinik, 2008).

Menurut Sulistyawati, (2012) Persalinan adalah proses pengeluaran hasil

konsepsi (janin dan plasenta) yang cukup bulan dapat lahir di luar kandungan melalui

jalan lahir atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain

dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Persalinan normal adalah bayi

lahir melalui vagina dengan letak belakang kepala / ubun-ubun kecil, tanpa memakai

alat bantu serta tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomy) (Anggraeni,

2012).

Persaliana normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang

kepala yang belangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada

janin (Aprilia, 2014).

A. Bentuk-bentuk persalinan menurut Sulistyawati (2012) adalah :

1. Persalinan spontan adalah persalinan berlangsung dengan kekuatan sendiri,

melalui jalan lahir ibu tersebut

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

2. Persalinan buatan adalah proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar

misalnya ekstraksi forceps atau dilakukan SC

3. Persalinan anjuran adalah persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya

tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemerintah pitocin atau

prostalglandin.

B. Partus menurut umur kehamilan menurut Hidayah (2013) yaitu :

1. Abortus / keguguran

Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu atau bayi dengan berat badan

kurang dari 500 gram.

2. Partus Immaturus

Persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan 22-28 minggu atau bayi dengan

berat badan antara 500 gram dan 999 gram

3. Partus prematurus

Pengeluaran buah kehamilan antara 28 dan 37 minggu atau bayi dengan berat

badan antar 1000 gram dan 2499 gram

4. Partus matures atau aterme

Pengeluaran buah kehamilan antara 37 minggu dan 42 minggu atau bayi

dengan berat badan 2500 gram atau lebih

5. Partus postmaturus atau serotinus

Pengeluaran buah kehamilan setelah kehamilan 42 minggu.

C. Gravida dan Para menurut Suliatyawati (2012) diantaranya :

1. Gravida

Seorang wanita yang sedang hamil

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28

2. Primigravida

Seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup

3. Para

Seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup

4. Nuli para

Seorang wanita yang belum melahirkan bayi hidup

5. Primi para

Seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama kali

6. Multi para atau pleuri para

Wanita yang pernah melahirkan bayi hidup beberapa kali (sampai 5 kali)

7. Grande multi para

Wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup utau mati.

2.1.2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Persalinan

Menurut Apriliani (2014) faktor-faktor yang mempengaruhi dalam persalinan

adalah:

a. Power

1. His kontraksi otot rahim

2. Kontraksi otot dinding perut

3. Kontraksi diafragma atau kekuatan mengejan

b. Passage

Terdiri dari jalan lahir lunak dan jalan lahir keras (tulang):

1. 2 tulang pangkal paha (os. coxae)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29

2. 1 tulang kelangkang (os sacrum)

3. 1 tulang tungging (os coccyges)

4. Bagian lunak

Bagian jalan lahir lunak terdiri dari segmen bawah rahim (SBR) yaitu serviks,

vagina, juga otot-otot, jaringan ikat dan ligament-ligamen yang berfungsi mnyokong

alat-alat urogenitalis yang semuanya mempengaruhi dalam persalinan.

c. Passenger (Isi Kehamilan)

Passenger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat

interaksi beberapa faktor, yaitu ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap dan

posisi janin. Kerana plasenta juga harus melewati jalan lahir, maka ia diangggap juga

sebagai bagian dari passenger yang menyertai janin. Namun plasenta jarang

menghambat proses persalinan pada kehamilan normal.

2.1.3. Proses Persalianan

Menurut Sulistyawati (2012) persalinan dibagi dalam 4 kala yaitu:

Tabel 2.1. Waktu Pada Fase-fase Persalinan

Primipara Multipara
Rata-rata Upper normal Rata-rata Upper normal
Fase laten 8 jam 16 jam 5 jam 10 jam
Fase aktif 6 jam 8 jam 3 jam 6 jam
Kala I 14 jam 24 jam 8 jam 16 jam
Kala II 60 menit 2,5 jam 30 menit > 60 menit
Dilatasi
cervix rate Kurang 1,2/jam adalah Kurang 1,5 cm/jam adalah
selama fase abnormal abnormal
aktif
Sumber: Oxorn, 2010

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


30

1. Kala I (Kala Pembukaan)

Yaitu kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai

pembukaan lengkap. Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase, yaitu:

a. Fase laten

Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan

serviks secara bertahap, pembukan serviks berlansung perlahan dari 0 cm

sampai 3 cm lamanya 8 jam

b. Fase aktif

Kontraksi menjadi lebih kuat dan lebih sering pada fase aktif. Fase aktif

berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase:

- Periode akselerasi :

Berlangsung 2 jam dari pembukaan 3 cm menjadi 4 cm

- Periode dilatasi maksimal :

Selama 2 jam dari pembukaan 4 cm berlangsung cepat menjadi 9 cm

- Periode deselarasi

- Berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam dari pembukaan 9 cm menjadi

10 cm atau lengkap.

Pada fase ini akan timbul kontraksi, mulai dari kontraksi yang kecil dan sebentar

sampai kontraksi yang makin kuat, sering, dan teratur. Kontraksi diawali dengan

selang waktu 30 menit sampai 1 jam dari kontraksi pertama ke kontraksi

berikutnya, sampai kontraksi yang makin kuat dan lama dengan selang waktu

kurang lebih 3-5 menit selama 1-1,5 menit per kontraksinya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


31

Pada fase pembukaan ini juga mulai terjadi penipisan pada segmen bawah rahim,

yang diikuti oleh keluarnya lender yang bercampur darah, sampai ke tahap

terjadinya pembukaan jalan lahirdan pecahnya ketuban. Proses persalinan yang

normal dimulai dengan keluarnya lender bercampur darah, terbukanya jalan lahir,

dan yang kemudianan diikuti oleh pecahnya ketuban. Jika proses ini berjalan

dengan baik (ketuban pecah terlebh dahulu), persalinan ini dapat dikatakan

normal.

2. Kala II

Kala II adalah kal pengeluaran bayi, dimulai dari pembukaan lengkap sampai

bayi lahir.

Tanda dan gejala kala II adalah :

a. His semakin kuat, kira – kira 2-3 menit sekali

b. Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan vaginanya

c. Perenium menonjol

d. Vulva dan vagina dan sprinterani terlihat membuka

e. Peningkatan pengeluaran lender darah pada primigravida berlansung 1 ½-2

jam dan pada multigravida berlansung ½-1 jam.

3. Kala III

Kala III adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluran plasenta. Setelah bayi

lahir, kontraksi lahir istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uteri

setinggi pusat dan berisi plasenta yang menjadi 2 kali sebelumnya. Beberapa

saat kemudian, timbul his pelepasaan dan pengeluaran uri, ditandai dengan tali

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32

pusat bertambah panjang. Dalam waktu 1-5 menit seluruh plasenta, terdorong ke

dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas

semfisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasaanya berlangsung 5-30 menit

setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-

kira 100 – 200 cc.

4. Kala IV

Kala IV mulai dari lahirnya plasenta selama 1-2 jam. Pada kala IV dilakukan

observasi karena perdarahan post partum paling sering terjadi pada 2 jam

pertama.

Observasi yang dilakukan :

a. Tingkat kesadaran penderita

b. Pemeriksaan tanda-tanda, vital, tekanan darah, nadi dan pernafasan, suhu

c. Kontraksi uterus

d. Terjadi perdarahan

Perdarahan dianggap masih normal bila jumlah tidak melebihi 400-500 cc.

2.1.4. Lama Persalinan

Lama persalinan adalah apabila persalinan yang telah berlangsung lebih dari

14 jam tanpa kelahiran bayi dimana fase laten berlangsung lebih dari 8 jam dan

dilatasi serviks dikanan garis waspada pada partograf (Saifuddin, 2010). Sebab-sebab

terjadinya lama persalinan adalah multikompleks dan bergantung pada pengawasan

sewaktu hamil, pertolongan persalinan yang baik dan penanganannya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33

Faktor-faktor yang memengaruhi lama persalinan menurut Mochtar (2006)

adalah sebagai berikut :

1. Power

His (kontraksi ritmis otot polos rahim), kekuatan mengejan ibu, kontraksi rahim

berirama teratur dan involunter serta mengikuti pola yang berulang. Setiap

kontraksi rahim memiliki 3 fase yaitu increment (ketika intensitasnya terbentuk),

acme (puncak/maksimum) decement (ketika relaksasi)

Kontraksi rahim terjadi karena adanya penimbunan dan peningkatan kalsium

pada retikulum endoplasma yang bergantung pada Adenosina Triphosphat (ATP)

dan sebaliknya E2 dan F2α mencegah penimbunan dan pengikatan oleh ATP pada

retikulum endoplasma (RE), RE membebaskan kalsium kedalam intra seluler

dan menyebabkan kontraksi miofibril. Setelah miofibril berkontraksi, kalsium

kembali lagi ke RE sehingga kadar kalsium intraseluler akan berkurang dan

menyebabkan relaksasi miofibril.

2. Passage atau Jalan Lahir

Jalan lahir yang paling penting dan menentukan persalinan adalah pelvis minor,

yang terdiri dari susunan tulang yang kokoh dihubungkan oleh persendian dan

jaringan ikat yang kuat. Yang dikatakan dengan jalan lahir adalah pelvis minor

atau panggul kecil. Panggul kecil ini terdiri atas: pintu atas panggul, bidang

terluas panggul, bidang sempit panggul dan pintu bawah panggul.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


34

3. Passanger atau Janin

Keadaan janin meliputi letak, presentase, ukuran atau berat janin, ada tidaknya

kelainan anatomik mayor. Pada beberapa kasus dengan anak yang besar dengan

ibu DM, terjadi kemungkinan kegagalan persalinan bahu karena persalinan bahu

yang berat cukup berbahaya, sehingga dapat terjadi asfiksia. Pada letak sungsang

mekanisme persalinan kepala dapat mengalami kesulitan karena persalinan

kepala terbatas dengan waktu 8 menit.

4. Psikis Ibu

Pada ibu hamil trimester III selalu dihinggapi perasaan takut yang lebih

dibandingkan trimester sebelumnya. Hal ini dikarenakan ketakutan ibu dalam

menghadapi proses persalinan. Apabila keadaan tersebut tidak dapat diatasi oleh

ibu, maka pada saat menjelang persalinan biasanya ibu akan mengalami

kecemasan dan akan memberikan respon melawan atau menghindar (flight or

flight) yang dipicu oleh melimpahnya hormon katekolamin serta dipicu oleh

adanya ketakutan dan bentuk distress lainnya.

Kecemasan ibu dalam persalinan dapat berdampak menurunkan aliran darah ke

rahim, meningkatnya waktu kala I (persalinan lama), menurunnya aliran darah ke

plasenta, menurunnya suplai oksigen untuk janin, meningkatnya produksi

katekolamin janin, serta meningkatnya persepsi wanita yang negatif. Selain itu

dalam Chapman (2006) menyebutkan bahwa salah satu penyebab terjadinya

persalinan lama adalah respon stress dan ini menempati urutan paling atas di

antara penyebab-penyebab yang lainnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

Di beberapa Negara seperti Amerika Serikat telah dikembangkan metode non-

farmakologis untuk menghadapi persalinan yaitu hypnobirthing. Metode ini

merupakan metode alamiah yang digunakan untuk menghilangkan rasa takut,

panik, tegang dan tekanan-tekanan lain yang menghantui selama persalinan.

Hypnobirthing banyak memberi manfaat karena melatih ibu hamil untuk selalu

rileks, bersikap tenang dan menstabilkan emosi. Kondisi ibu yang tidak

mendukung (seperti stress) ternyata ikut andil dalam mempersulit proses

persalinan. Kondisi stress pada ibu dapat mengakibatkan otot tubuh terutama

otot-otot yang berada di jalan lahir menegang, kaku dan keras sehingga sulit

mengembang. Semakin ibu stress maka persalinan akan menjadi semakin lama.

5. Penolong

Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi

yang mungkin terjadi pada ibu dan janin, dalam hal ini tergantung dari

kemampuan dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan.

Persalinan yang aman memastikan bahwa semua penolong persalinan

mempunyai ketrampilan dan alat untuk memberikan pertolongan persalinan yang

bersih dan aman (Rohani, 2011).

Penolong persalinan harus memiliki ketrampilan yang telah diajarkan dalam

pelatihan asuhan persalinan dan harus diterapkan sesuai dengan standar asuhan

bagi semua ibu bersalin disetiap tahapan persalinan oleh setiap penolong

persalinan dimanapun hal tersebut terjadi. Persalinan dan kelahiran bayi dapat

terjadi di rumah, puskesmas, ataupun rumah sakit. Penolong persalinan bisa saja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36

Bidan, perawat, dokter umum atau spesialis obstetrik. Jenis asuhan yanga akn

diberikan harus disesuaikan dengan kondisi dan tempat persalinan sepanjang

dapat memenuhi kebutuhan spesifik ibu dan bayi baru lahir (JNPK-KR, 2011).

Penolong adalah faktor yang sangat memengaruhi terjadinya kematian ibu adalah

kemampuan dan ketrampilan penolong persalinan. Tahun 2006, cakupan

persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia masih sekitar 76%, artinya masih

banyak pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun bayi dengan cara

tradisional yang dapat membahayakan keselamatan ibu dan bayi (Yanti,

2010,Yenni, 2015).

Sedangkan dari kelima faktor tersebut, peran hypnobirthing termasuk pada psikis

ibu. Dimana hypnobirthing memberi sugesti agar ibu lebih rileks dalam

menjalani persalinan. Relaksasi ini bisa mengendurkan otot-otot dasar panggul

sehingga proses janin keluar menjadi tidak terhambat. Dengan kondisi rileks ibu

dapat mengendalikan rasa nyeri dan kemampuan olah nafas perut, menyebabkan

ibu menjadi memiliki cukup energi untuk mengejan dan melakukan proses

persalinan. Persalinan dengan hypnobirthing rata-rata memerlukan waktu 2,5 jam

dimana persalinan menjadi lebih cepat dan lancar (Kuswandi, 2013).

2.2. Hypnobrithing

2.2.1. Pengertian Hypnobrithing

Secara istilah, Hypnobrithing adalah metode terapi dalam rangka persiapan

menuju persalinan dan sesudahnya. Kata Hypnobrithing sendiri berasal dari kata

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37

Yunani, “hypnos”(tidur/pikiran tenang) dan “birthing” (proses kehamilan sampai

melahirkan), diartikan sebagai upaya alami menanamkan niat pikiran ke pikiran

bawah sadar untuk menikmati proses persalinan. Jadi, Hypnobrithing adalah

pengembangan dari hypnosis yang telah dbahas sebelumnya (Rizema, 2016)

Hypnobrithing merupakan bagian dari self Hypnosis yang bertujuan untuk

membuat proses melahirkan menjadi sesuatu yang membahagiakan, tanpa rasa sakit

berlebihan. Teknik Hypnosis yang diperaktikkan di dalam kelancaran proses

melahirkan ini mulai dipergunakan semenjak 1950, meskipun namanya mungkin

belum sekeren sekarang. Saat ini, sudah umum bahwa salah satu fungsi Hypnosis

adalah meredakan rasa sakit tanpa keterlibatan obat-obatan. Akhirnya, self Hypnosis

di dalam meredakan rasa sakit ini di coba untuk diterapkan dala hal menanggulangi

rasa sakit di saat melahirkan secara normal (Muhepi, Murtiningsih, 2014)

Menururt Lanny Kuswadi (2011) Hypno-Brirthing merupakan salah satu

teknik otohipnosis (self hypnosis), yaitu upaya alami menanamkan niat positif/ sugesti

ke jiwa/pikiran bawah sadar dalam menjalani masa kehamilan dan persiapan

persalinan. Dengan demikian, setiap ibu hamil dapat menikmati indahnya masa

kehamilan dan lancarnya proses persalinan.

Metode Hypnobrithing didasarkan pada keyakinan bahwa setiap perempuan

memiliki potensi untuk menjalani proses melahirkan secara alami, tenang, dan

nyaman (tanpa rasa sakit). Program ini mengajak ibu hamil untuk menyatu dengan

gerak dan ritme tubuh yang alami saat menjalani proses melahirkan, membiarkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


38

tubuh dan pikiran untuk bekerja, serta meyakini bahwa tubuh mampu berfungsi

sebagaimana seharusnya sehingga rasa sakit menghilang.

Hypnobrithing juga mampu dalam menetralisir dan memprogram ulang

(reprogramming) rekam negative dalam pikiran bawah sadar dengan program positif.

Dengan demikian, rekaman yang “terpatri” dalam pikiran bawah sadar bahwa

persalinan itu menakutkan dan menyakitkan, bias terhapus. Berganti dengan

keyakinan bahwa persaliana berlangsung mudah, lancer dan tanpa rasa

sakit(nyaman).

2.2.2. Tujuan Hypnobrithing dalam Persalinan

Tujuan dari penggunaan metode Hypnobrithing adalah untuk mengurangi rasa

taku, panic, tegang, dan tekanan – tekanan lain yang menghantui calon ibu selama

proses persalinan. Lanny Kuswadi, terapis Hypnobrithing, dalam

nengpika.multiply.com menjelaskan bahwa meski mengandung kata hypno (sis),

namun Hypnobrithing tidak menghipnotis calon ibu saat persalinan. Sebaliknya,

metode ini lebih kea rah pendampingan dengan menanamkan sugesti positif kepada

calon ibu akan tetap nyaman, tenang, dan bahagia (Rizema, 2016)

2.2.3. Manfaat Hypnobrithing Selama Persalinan

Metode Hypnobrithing memliki banyak manfaat, baik bagi calon ibu maupun

janin yang dilahirkan. Secara umum, manfaat bagi calon ibu (Rizema, 2016) adalah

sebagai berikut :

1. Mengatasi reaksi-reaksi perubahan dari dalam pada saat hamil, seperti mual,

muntah, dan pusing

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


39

2. Mengatasi kecemasan selam kehamilan dan meningkatkan ketenangan jiwa.

3. Mengatasi persalinan dengan tenang sehingga proses lebih lancer

4. Mempercepat masa prenatal recovery dan mencegah prenatal depression

Meningkatkan produksi ASI

Sedangkan manfaat yang akan diperoleh janin dari metode ini adalah sebagai

berikut ;

1. Gerakan tenang dan damai akan dirasakan oleh janin yang merupakan dasar dari

perkembangan jiwa.

2. Pertumbuhan janin lebih sehat karena keadaan tenang akan memberikan hormon

yang seimbang ke janin lewat plasenta.

Sedangkan menurut Lanny Kuswandi (2011), manfaat Hypnobrithing

a. Selama Kehamilan

1. Mengatasi rasa tidak nyaman selama hamil dan rasa sakit saat melahirkan

tanpa efek samping terhadap janin.

2. Mengurangi rasa mual, muntah, dan pusing di trimester pertama.

3. Membantu janin terlepas dari kondisi lilitan tali pusat, bahkan bias

memperbaikin janin yang letaknya sungsang manjadi normal (letak belakang

kepala)

4. Membuat kondisi ibu hamil menjadi tenang dan damai selama kehamilannya.

Ketenangan dan rasa damai sang ibu akan dirasakan janin sehingga ia pun

mempunyai nilai kedamaian dalam diri (spiritual quotient).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


40

b. Menjelang Persalinan

1. Melatih relaksasi untuk mengurangi kecemasan serta ketakutan menjelang

persalinan yang dapat menyebabkan ketegangan, rasa nyeri, dan sakit saat

persalinan.

2. Mampu mengontrol sensasi sakit rasa sakit pada saat kontraksi rahim.

3. Meningkatkan kadar endorphin dalam tubuh untuk mengurangi, bahkan

menghilangkan rasa nyeri pada kontraksi dan persalinan (endorfin/endogenic

morphin adalah neuropeptide yang dihasilkan tubuh saat tenang)

c. Saat Persalinan

1. Mempelancar proses persalinan ( kala I dan kala II lebih lancar).

2. Mengurangi resiko terjadinya komplikasi dalam persalinan dan terjadinya

perdarahan. Kondisi yang tenang membuat keseimbangan hormonal di dalam

tubuh.

3. Membantu menjaga suplai oksigen pada bayi selama proses persalinan

d. Setelah Persalinan

1. Meningkatkan ikatan batin bayi dengan ayah dan bundanya.

2. Mempercepat pemulihan dalam masa nifas

3. Mencegah depresi pasca-persalinan (baby blues)

4. Mempelancar produksi ASI

2.2.4. Relaksasi Dasar dari Hypnobrithing

Dasar dilakukannya Hypnobrihting adalah relaksasi. Relaksasi merupakan

suatu kondisi istirahat tubuh dan jiwa (pikiran, kemauan, dan perasaan).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


41

Dalam melakukan latihan Hypnobrihting, ibu hamil dituntun untuk secara

alami meningkatkan ketenangan diri dan menanamkan program/niat/sugesti positif

selam masa kehamilan sampai proses persalinan. Salah satu cara agar mengetahui

seseorang sudah rileks atau belum.

Teknik relaksasi ini dikembangkan oleh Dr.Tb, Erwin Kusuma, SpKJ. Sebuah

teknik yang sangat sederhana, tetapi bermakna. Teknik ini berdasarkan pada

pemahaman akan penciptaan manusia dan alam semesta sehingga bermakna untuk

semua tipe learning channel. Ada lima jenis learning channel yang sering digunakan,

yaitu visual, auditori, dan kinestetik

1. Tipe visual akan lebih mudah mencapai relaksasi melalui proses membayangkan.

Jika ingin rileks, bayangkan tempat yang nyaman dan indah

2. Tipe auditori lebih udah mencapai relaksasi melalui proses mendengarkan

misalnya, dengan cara mendengarkan panduan terapis atau musik.

3. Tipe kinestetik lebih mudah rileks melalui proses merasakan. Misalnya dengan

merasakan semilir angin.

Jika ibu hamil rajin melatih diri untuk berada dalam kondisi tenang/ rileks, ia

dengan mudah melakukan penyesuaian dengan alam semesta. Suatu kondisi yang

selalu dibutuhkan dalam setiap aktivitas kehidupan manusia (Lanny Kuswandi,

2011).

2.2.5. Proses Latihan Relaksasi

Pada dasarnya, hypnobirthing itu adalah teknik relaksasi. Dalam melakukan

terapi relaksasi hypnobirthing, calon bunda harus berada dalam keadaan rileks

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42

mungkin. Untuk bias mencapai kondisi tersebut, ada tiga belas langkah atau tahap

yang harys dilakukan oleh calon bunda. Ketiga belas langkah tersebut membutuhkan

waktu sekitar 5 sampai 15 menit untuk melakukannya.

1. Hilangkan Tekanan Dalam Diri (Scanning)

Langkah pertama yang harus calon bunda lakukan untuk mencapai kondisi rileks

adalah menghilangkan semua tekanan dan beban dalam diri calon bunda. Seberat

apapun tekanan itu, calon bunda harus bias menghilangkan. Hal itu tentu saja

mudah untuk dilakukan. Akan tetapi, calon bunda pasti bias melakukannya jika

dibarengi dengan usaha dan latihan yang konsisten.

Salah satu cara yang dilakukan untuk menghilangkan tekanan itu adalah dengan

melatih pernapasan dan fokus pikiran. Untuk melakukannya, bernapaslah

perlahan, sehingga pernapasan satu ke berikutnya tanpa ada tekanan. Kemudian,

fokuskan pikiran calon bunda ke berbagai bagian tubuh, misalnya dari kepala ke

ibu jari. Fokuslah pada setiap bagian selama 5-15 detik dan pastikan benar-benar

rileks sebelum pindah kebagian berikutnya. Untuk memfokuskan pikiran pada

anggota tubuh, calon bunda tidak perlu melakukan bantuan dengan bantuan mata,

tetapi cukup dengan membayangkanyan saja. Dengan demikian, calon bunda akan

bisa melakukan scanning terhadap setiap anggota tubuh.

2. Mata Tertutup

Langkah kedua yang harus dilakukan oleh calon bunda adalah menutup mata.

Tujuannya adalah untuk mengurangi masukan yang tidak diinginkan pada otak.

Sebab, mata yang terbuka akan membuat calon bunda melihat berbagai hal yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


43

dapat mengganggu fokus calon bunda. Menutup mata adalah cara yang paling

cepat dan jitu untuk menghilangkan berbagai hal yang tidak diinginkan tersebut.

Sebab, calon bunda dapat menghilangkan sekitar 80% dari input eksternal otak

dengan cara menutup mata.

3. Mengatur Posisi Mata

Langkah yang ketiga adalah mengatur posisi mata. Pengaturan posisi mata adalah

cara yang bagus untuk membantu membawa pikiran ke suatu ke adaan mental

yang tenang. Bila calon bunda menengadah, bagian visual dalam otak akan

terangsang. Itulah sebabnya banyak orang melihat keatas ketika mereka mencoba

untuk memecahkan suatu masalah atau mencoba mengingat sesuatu.

Tujuan dari pengaturan mata ini adalah untuk mencapai kondisi yang sangat

rileks. Untuk mencapai tujuan tersebut, ada dua hal yang perlu calon bunda

lakukan. Pertama, angkatlah bola mata calon bunda ke atas lebih banyak tetapi

jangan dipaksakan sehingga tidak nyaman. Dengan mengangkat bola mata ke

atas, otak calon bunda akan mulai memproduksi sejumlah besar gelombang otak

alpha. Pada mulanya, calon bunda mungkin akan merasa sedikit tidak nyaman. Itu

wajar dan tidak perlu dipaksakan. Bila calon bunda merasakannya, maka

istirahatlah sejenak dan ulangi lagi beberapa menit kemudian. Lakukanlah latihan

ini sampai calon bunda benar-benar nyaman dengan pengaturan bola mata ini.

Kedua, tutup kelopak mata dan rasakan perasaan santai yang dalam.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


44

4. Focus Pada Beats (Denyut Nadi Cepat)

Selanjutnya, calon bunda harus fokus pada beats atau denyut nadi cepat. Beats

akan calon bunda peroleh setelah melakukan terapi gelombang otak (brainwave).

Sebab, fokus pada beats adalah cara terbaik untuk masuk pada kondisi meditasi.

Agar lebih mudah, calon bunda harus melakukannya di sebuah ruangan tertutup

yang bebas dari gangguan.

5. Menghitung Mundur

Pada tahap ini, calon bunda perlu menghitung mundur sejumlah angka, misalnya

10, 50, 100, dan lain-lain. Hitunglah mundur angka-angka tersebut di dalam

pikiran saja, tanpa harus mengucapkannya. Ini adalah cara yang tepat untuk

membuat rileks tubuh dan membantu memfokuskan pikiran calon bunda. Setiap

selesai menghitung satu angka, calon bunda harus menyisipkannya dengan kata-

kata sugesti positif, seperti:”Saya Semakin Rileks Setiap Saya Menghitung

Mundur Atau Pada Hitungan Nol Aku Benar-Benar Santai”. Bila calon bunda

ingin mencapai kondisi rileks dan fokus, maka calon bunda dapat

memvisualisasikan angka-angka yang sedang dihitung.

6. Visualisasi

Visualisasi (membayangkan tanpa diucapkan) dapat membantu calon bunda

mencapai kondisi rileks dengan cepat. Karena itu, visualisasi adalah cara yang

bagus untuk mengalihkan pikiran calon bunda. Inilah langka keenam yang harus

calon bunda lakukan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


45

7. Bernapas melalui Abdomen

Langkah ketujuh adalah bernapas melalui abdomen (perut). Ini juga penting

dilakukan calon bunda untuk mencapai kondisi rileks dan fokus. Untuk

melakukannya, cobalah calon bunda meletakkan satu tangan di dada dan yang

lainnya di perut. Bila calon bunda menarik napas, tangan diperut calon bunda

harus naik sementara tangan pada dada harus tetap seperti semula tanpa tergeser.

Itulah cara bernapas yang benar dalam melakukan relaksasi hypobirthing.

8. Bernapas secara Merata

Setelah melakukan pernapasan dengan abdomen, tahap ke delapan adalah

bernapas secara merata. Caranya adalah dengan menjaga keseimbangan antara

menghirup napas dan mengeluarkannya. Bila calon bunda bisa melakukannya,

maka calon bunda akan semakin rileks. Selain itu, bernapas secara merata juga

meningkatkan efektivitas pemrograman mental calon bunda. Mungkin calon

bunda merasa teknik ini sangat mudah untuk dilakukan, namun bila calon bunda

melihat fakta yang terjadi, maka calon bunda akan mengubah pikiran tersebut.

Sebab faktanya, banyak orang yang bernapas secara tidak merata. Artinya, banyak

orang yang memiliki kecenderungan saat menghirup membutuhkan waktu yang

lama dan kemudian menghebus napas dengan waktu yang sangat cepat, atau

sebaliknya. Bila calon bunda bisa menyesuaikan waktu keduanya, maka calon

bunda telah berhasil menguasai langkah kedelapan ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


46

9. Bersantai dengan Napas

Setelah calon bunda berhasil melakukan pernapasaan secara merata, maka

langkah berikutnya adalah santai. Maksudnya, calon bunda harus dengan napas

calon bunda sendiri. Pertama-tama, calon bunda harus mengambil napas dalam-

dalam melalui perut pada setiap napas sedikit lebih santai. Rileks pada saat

membuang napas akan lebih mudah jika calon bunda bernapas dengan lambat dan

panjang. Perlu calon bunda ketahui, setiap napas harus bisa menciptakan sedikit

kondisi lebih santai sampai relaksasi benar-benar tercapai sepenuhnya.

10. Kelopak Mata menjadi Rileks

Dari pernapasan kita beralih lagi pada mata. Langkah kesepuluh yang perlu calon

bunda kuasai adalah membuat rileks kelopak mata. Kelopak mata yang rileks

akan membuat pikiran calon bunda tertipu sehingga pikiran juga rileks. Bila calon

bunda berhasil, maka kondisi rileks yang dicapai calon bunda akan semakin

dalam

11. Biarkan Rahang Turun

Langkah kesebelas dalah membiarkan rahang calon bunda turun. Perlu calon

bunda ketahui, rahang adalah tempat yang tepat bagi tubuh untuk

menyembunyikan ketegangan. Oleh karena itu, dengan membiarkan rahang turun,

maka hal itu akan mengurangi ketegangan sehingga kondisi rileks pun tercapai.

12. Lemaskan Tubuh saat Merasa Tegang

Kondisi rileks tidak akan bisa tercapai bila tubuh merasa tegang. Karena itu, pada

langkah kedua belas ini, calon bunda harus melatih agar tubuh tidak tegang. Cara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


47

untuk membuat tubuh agar tidak tegang adalah dengan melemaskan bagian-

bagian tubuh mulai merasa tegang. Misalnya, bila calon bunda merasa kaki mulai

tegang, maka lemaskanlah bagian tersebut. Bila tangan atau lengan yang terasa

tegang, maka lemaskan bagian itu.

13. Bayangkan Sebuah Tempat Yang Paling Santai

Langkah terakhir dari rangkaian tahap relaksasi adalah dengan membayangkan

sebuah tempat paling santai atau menyenangkan yang pernah calon bunda

datangi, atau calon bunda impikan. Biasanya, membayangkan tempat yang seperti

itu dapat membantu calon bunda lebih rileks. Sebab, memikirkan tempat seperti

itu dapat membuat tubuh dan pikiran calon bunda tertipu sehingga tubuh pun

menjadi rileks dengan membayangkan tempat-tempat tersebut.

Itulah tiga belas tahapan yang harus calon bunda lakukan dalam terapi relaksasi.

Jika calon bunda sukses menjalankan ketiga belas tahapan tersebut, maka calon

bunda akan berada dalam keadaan yang sangat rileks. Dengan begitu, calon bunda

pun telah berhasil melakukan satu bagian utama dari hypnobirthing, yakni

relaksasi(Rizema, 2016)

2.2.6. Langkah Melakukan Relaksasi dan Hypnobirthing

Pada pembahasan di atas, calon bunda telah diajarkan cara melakukan

relaksasi. Nah, sekarang saya akan menjelaskan beberapa langkah relaksasi

hypnobirthing yang lebih spesifik lagi. Seperti yang telah calon bunda ketahui,

relaksasi hypnobirthing menuntun kondisi rileks pada semua anggota tubuh, mulai

dari ujung kepala sampai ujung kaki. Bila dibagi secara khusus, maka akan diperoleh

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


48

beberapa jenis relaksasi yang harus dilakukan dalam hypnobirthing, yakni relaksasi

otot, wajah, napas, pikiran, dan lain-lain. Semua itu merupakan langkah-langkah

dalam relaksasi hypnobirthing. Karena itu, berikut saya coba uraikan mengenai cara

melakukan relaksasi hypnobirthing tersebut.

1. Relaksasi Otot

Semua orang pasti pernah merasakan ketegangan. Umumnya, ketegangan ini

terjadi pada otot-otot di seluruh anggota tubuh kita. Bagi calon bunda, relaksasi

otot sangat penting dilakukan. Sebab, setiap calon bunda psti memiliki otot yang

tegang. Ketegangan ini banyak tersimpan di area sekitar leher, tengkuk, bahu kiri

dan kanan, serta punggung. Untuk itu, calon bunda perlu merilekskan otot-otot

tersebut agar memeperoleh inti dari hypnobirthing.

Menurut Lanny Kuswadi (2011), ada beberapa langkah atau tahap yang harus

dilakukan untuk relaksasi otot ini, yakni:

a. Sebelum mulai, lakukan beberapa gerakan penghantar. Perlahan, tundukan

kepala, lalu tengadahkan. Gerakan kepala kiri, lalu ke kanan. Selanjutnya, putar

kepala perlahan searah jarum jam, lalu puta berlawan arah secara perlahan.

Putar kedua bahu kea rah depan, lalu ke balakang.

b. Persiapkan posisi yang paling nyaman. Anda bisa duduk, berbaring, atau

lainnya

c. Kencangkan otot-otot tubuh, mulai dari telapak kaki hingga wajah. Rasakan

ketegangannya beberapa saat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


49

d. Lepaskan ketegangan sambil mengendurkan seluruh otot mulai dari wajah

sampai telapak kaki

Demikian tahap relaksasi otot yang dapat. Anda lakukan untuk melakukan

relaksasi otot. Mengenai bagaimana cara melepaskan ketegangan tersebut telah di

bahas pada teknik relaksasi di atas. Jadi, dengan melakukan empat langkah

tersebut, calon bunda telah melakukan relaksasi otot. Dan, relaksasi otot ini sangat

penting bagi kemudahan calon bunda dalam persalinan dan juga dapat mengatasi

rasa nyeri persalinan.

2. Relaksasi Wajah

Setelah melakukan relaksasi otot, langkah ke dua yang harus dilakukan adalah

relaksasi wajah. Tujuannya adalah untuk membuat bagian tubuh lain juga

mengalami kondisi rileks. Setelah menguasai seni relaksasi wajah, rahang calon

bunda akan benar-benar rileks dengan mulut sedikit terbuka. Calon bunda akan

dapat memasuki kondisi rileks yang alami dengan cepat.

Berikut adalah beberapa langkah yang dapatcalon bunda lakukan untuk melakukan

relaksasi wajah :

a. Biarkan kedua kelopak mata calon bunda pelan-pelan menutup. Jangan

paksakan, tetapi biarkan menutup sendiri perlahan.

b. Pusatkan perhatian calon bunda pada otot-otot di dalam dan di sekitar mata.

c. Begitu terasa otot-otot mata rileks secara alami, rasakan ketenangan mengalir

dari kedua kening, turun ke kelopak mata, ke tulang pipi, dan sekeliling rahang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


50

d. Biarkan rahang bawah sedikit rileks sehingga gigi atas dan gigi bawah terpisah.

Kelopak mata akan terasa lebar ketika pipi dan rahang rileks.

e. Bawa rileks mata ke dalam keadaan seolah-olah kelopak mata tidak dapat

bergerak lagi.

f. Rasakan daerah kepala semakin rileks

g. Ketika memperaktikan tekni ini, calon bunda akan merasa leher, bahu, dan siku

turun. Bayangkan bahu terbuka ke luar dan kedua tangan tergantung rileks dari

siku. (Rizema,2016)

3. Relaksasi Napas

Selain wajah, relaksasi dalam hypnobirthing juga harus dilakukan pada napas.

Untuk melakukan relaksasi napas ini. Anda perlu memperhatikan napas yang

keluar dan masuk lewat hidung. Napas yang rileks adalah napas perut yang lambat

dan teratur. Untuk itu, seperti pernah saya jelaskan sebelumnya, perlahan-lahan

hirup napas yang dalam lewat hidung perlahan-lahan sambil diniatkan”setiap

hembusan akan membuat diri saya semakin tenang”. Ini merupakan salah satu cara

untuk menuju ke kondisi rileks yang semakin dalam. (Rizema, 2016)

4. Relaksasi Pikiran

Relaksasi yang berikutnya yang harus dilakukan calon bunda adalah relaksasi

pikiran. Setelah semua otot tubuh, wajah, dan napas berhasil dirilekskan, mata

pikiran calon bunda juga perlu dirilekskan untuk mencapai kondisi yang benar-

benar rileks. Untuk melakukanya, calon bunda dapat mengunakan mata sebagai

saran (Rizema, 2016)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


51

2.2.7. Jalani Persalinan Bebas Sakit dengan Hypnobrithing

Setelah memahami mekanisme dan cara melakukan relaksasi Hypnobrithing,

berikut adalah tips-tips praktik agar calon bunda siap menjalani persalinan tanpa rasa

sakit tahap-tahapnya menurut Lanny Kuswadi (2011), yaitu :

a. Teknik Bernapas Menjelang Persalinan

Teknik pernapasan ini digunakan untuk merilekskan ketegangan pada otot-otot

calon bunda. Ada tigateknik bernapas yang harus dilatihn calon bunda guna

menghadapi persalinan yang nyam dan bebas rasa sakit yaitu :

1. Teknik pernapasan tidur.

Teknik pernapasan pertama yang harus dikuasai calon bunda dalam terapi

Hypnobrithing adalah teknik pernapasan tidur. Untuk bisa menguasai teknik

pernapasan ini dengan cepat, calon bunda dapat menggunakan media relaksasi

yang ada. Misalnya, rekaman, music, pendamping, dan lain sebagainya. Tekni

ini dipakai untuk relaksasi saat menghadapi kontraksi selam persalinan. Dengan

menguasainya, maka calon bunda dapat mencapai kondisi rileks saat persalinan

dengan kondisi rileks itu, maka rasa nyeri persalinan pun dapat ditekan

seminimal mungkin.

2. Teknik pernapasan lambat

Teknik ini merupan bagian paling penting pada persiapan persalinan

melahirkan. Teknik pernapasan ini berupa tarikan napas panjang, tenang, pelan

yang langsung memfokuskan calon bunda pada bayi yang membantu pada

setiap kontraksi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


52

3. Teknik pernapasan lanjut

Teknik pernapasan lanjut ini hanya bisa dilakukan bila calon bunda telah

benar-benar menguasai teknik pernapasan yang lain (tidur dan lambat) karena

teknik ini akan bisa dilakukan apabila ibu benar-benar dalam keadaan rileks.

b. Endorphin massage

Endorphin massage adalah teknik sentuhan dan pemijatan. Endorphin massage ini

sangat penting bagi ibu hamil, teknik ini dapat membantu memberikan rasa tenang

dan nyaman, baik disaat menjelang maupun di saat proses persalinan akan

berlangsung.

c. Teknik pijat perineum

Pijat perineum juga disebut pijat perineal. Pijat ini melibatkan gerakan menarik

perineum kea rah bawah dank e arah luar sebagai persiapan kelahiran. Penelitian

menunjukkan bahwa tampaknya pijat perineal dapat membantu mengurangi air

mata, tidak perlunya episiotomy, dan intervensi medis seperti forsep atau vakum

pijat perineum memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mengurangi kejadian

trauma di saat melahirkan. Dengan kata lain, pijat perenium dapat mengurangi

atau bahkan menghilangkan trauma sakit persalinan.

d. Latihan Kegel

Teknik lainnya untuk mempersiapkan persalinan bebas sakit atau mempelancar

persalinan adalah latihan kegel. Latihan kagel atau latihan otot dasar panggul yaitu

latihan dalam bentuk seri untuk membangun kembali kekuatan otot dasar panggul.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


53

Saat proses persalinan berlangsung, terutama saat bayi akan keluar, calon bunda

akan melenturkan otot-otot ini sehingga rasa nyeri pun berkurang.

2.3 Nyeri

2.3.1. Defenisi Nyeri

Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan

akibat kerusakan jaringan yang akut dan potensial (Judha, dkk.2012). Coffery

sebagaimana dikutip oleh Potter & Perry (2005), menyatakan nyeri adalah segala

sesuatu yang dikatakan seseorang tentang nyeri tersebut dan terjadi kapan saja ketika

seorang mengatkan bahwa ia merasa nyeri. Nyeri merupakn sensasi tidak

menyenangkan yang terlikalisasi pada suatu bagian tubuh.

2.3.2. Nyeri Persalinan

Rasa nyeri merupakan salah satu mekanisme pertahan tubuh manusia, yaitu

suatu peringatan akan adanya bahaya. Association for the study of plain

mendefinisikan bahwa rasa nyeri merupakan pengalaman emosional dan sensorik

yang tidak menyenangkan yang muncul dari kerusakan jaringan secara actual atau

potensial atau menujukkan adanya. Nyeri merupakan mekanisme proteksi bagi tubuh

dan menyebabkan individu bereaksi untuk menghilangkan rangsangan nyeri tersebut.

(Guyton,1995).

Rasa nyeri pada persalinan adalah manifestasi dari adanya kontraksi

(pemendekan) otot rahim. Kontraksi inilah yang menimbulkan rasa sakit pada

pinggang, daerah perut dan menjalar kea rah paha. Kontraksi ini menyebabkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


54

adanya membukaan mulut rahim (serviks). Dengan adanya pembukaan serviks ini

maka akan terjadi persalinan (Judha, dkk, 2012).

2.3.3. Faktor yang Memengaruhi Nyeri Persalinan

Berdasarkan kutipan Yenni (2015), Ada beberapa faktor yang memengaruhi

persepsi nyeri persalinan menurut Sherwen,dkk (2011), yaitu :

1. Umur dan Paritas

Serviks pada wanita multipara mengalami perlunakan sebelum masuk dalam

persalinan, namun tidak demikian halnya dengan serviks wanita primipara yang

menyebabkan nyeri pada primipara lebih berat daripada multipara. Intensitas

kontraksi uterus yang dirasakan pada primipara lebih besar daripada multipara,

terutama pada akhir kala I dan permulaan kala II persalinan. Wanita dengan usia

muda mengalami nyeri tidak berat seperti yang dirasakan pada wanita dengan usia

yang lebih tua.

2. Ras, Budaya dan Etnik

Berbagai data menyebutkan bahwa ras, budaya dan etnik berpengaruh terhadap

cara orang mengekspresikan rasa nyeri pada saat persalinan. Ekspresi nyeri

tersebut berdasarkan perilaku lingkungan disekitarnya. Pengkajian yang akurat

tentang kemajuan persalinannya dan tingkat toleransi terhadap nyeri ibu

membantu penolong persalinan dalam menentukan kemungkinan komplikasi

persalinan sebagai dampak dari suatu kebiasaan atau kultural tertentu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


55

3. Mekanisme Koping

Setiap manusia mempunyai cara tersendiri dalam menghadapi stress akibat nyeri

yang dialaminya. Namun ketika nyeri menjadi sesuatu yang mengancam integritas

individu maka akan sulit bagi individu tersebut untuk mengontrol rasa nyerinya.

Dalam hal ini, peran bidan adalah mengobservasi bagaimana ibu dapat

menurunkan rasa nyerinya dan mengkaji efektivitas metode yang digunakannya.

Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan bagi bidan untuk memberikan

alternative metode penanganan nyeri yang familiar bagi ibu.

4. Metode Relaksasi yang Digunakan

Apabila seseorang ibu yang bersalin mampu melakukan relaksasi selama

kontraksi, maka ibu tersebut akan merasakan kenyamanan selama proses

persalinannya. Penggunaan teknik relaksasi yang benar akan meningkatkan

kemampuan ibu dalam mengontrol rasa nyerinya, menurunkan rasa cemas,

menurunkan kadar katekolamin, menstimulasi aliran darah menuju uterus dan

menurunkan ketegangan otot. Teknik relaksasi yang digunakan dapat berupa

teknik pernapasan saat kontraksi atau menggunakan teknik relaksasi mendalam

seperti hypnobirthing.

5. Cemas dan Takut

Kecemasan ringan dan sedang sebenarnya akan berefek positif terhadap ibu

bersalin sehingga dapat meningkatkan perhatiannya terhadap proses kehamilan

dan persalinannya sekaligus dapat meningkatkan pengetahuannya tentang proses

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


56

yang akan dialaminya. Akan tetapi pada kecemasan berat akan menyebabkan

ketidak mampuan ibu untuk menoleransi nyeri persalinan yang dialaminya.

Cemas dan takut menyebabkan peningkatan tegangan otot dan gangguan aliran

darah menuju otak dan otot. Hal tersebut menyebabkan tegangan pada otot pelvis,

kontraksi uterus yang terganggu dan hilangnya tenaga pendorong ibu selama kala

II persalinan. Ketegangan yang lama akan menyebabkan kelelahan pada ibu dan

meningkatkan persepsi nyeri serta menurunkan kemampuan ibu untuk mengontrol

rasa nyerinya.

6. Kelelahan

Ibu bersalin yang kelelahan tidak akan mampu menoleransi rasa nyeri dan tidak

mampu menggunakan koping untuk mengatasinya karena ibu tidak dapat fokus

akibat dari relaksasi yang diharapkan dapat mengurangi rasa nyeri tersebut.

Kelelahan juga menyebabkan ibu merasa tersiksa oleh kontraksi sehingga tidak

dapat mengontrol keinginannya untuk meneran. Pada akhir kehamilan, kelelahan

lebih banyak disebabkan oleh gangguan istirahat dan kurang tidur, kurangnya

cairan dan kalori yang dikonsumsi, serta ketidak mampuan ibu dalam mengelola

energinya saat persalinan. Kadangkala ibu memerlukan medikasi untuk

memfasilitasi istirahat ibu antara lain hipnotis dan akupressur. Selain metode

tersebut, perlu diperhatikan juga intake cairan dan kalori ibu serta perubahan posisi

untuk mengurangi kelelahan pada ibu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


57

7. Lama Persalinan

Persalinan yang lama menyebabkan ibu mengalami stress dan kelelahan lebih lama

sehingga rasa nyeri akan meningkat. Lamanya waktu persalinan bisa disebabkan

oleh bayi yang besar atau kelainan pada pelvis yang mengakibatkan rasa nyeri dan

kelelahan yang semakin meningkat seiring dengan lamanya proses persalinan.

Waktu persalinan bervariasi pada setiap orang. Semakin lama waktu persalinan,

akan menyebabkan kelelahan juga akan semakin lama serta meningkatkan

kecemasan dan rasa nyeri pada ibu bersalin.

8. Posisi Maternal dan Fetal

Posisi supinasi pada ibu bersalin menyebabkan rasa tidak nyaman pada ibu,

kontraksi uterus yang tidak efektif dan menyebabkan sindrom hipotensi supinasi.

Sindrom tersebut disebabkan oleh penekanan uterus dan fetus pada vena cava

inferior dan aorta abdomen yang mengakibatkan penurunan suplai oksigen pada

bayi. Dengan demikian, perlu adanya ambulasi pada ibu bersalin untuk

mengurangi kelelahan dan menurunkan persepsi nyeri.

Posisi oksiput posterior pada bayi menyebabkan penekanan oksiput bayi pada area

sacrum ibu di setiap kontraksi yang mengakibatkan nyeri pada daerah punggung

ibu, dimana nyeri tersebut tidak hilang pada saat bebas kontraksi. Posisi oksiput

posterior bayi menyebabkan persalinan lama, sedangkan nyeri punggung ibu dapat

menurun apabila bayi dapat melakukan rotasi menjadi posisi oksiput anterior dan

proses persalinan mengalami kemajuan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


58

Menurut Batbual (2010) stress pada ibu bersalin menyebabkan terjadinya

peningkatan konsumsi glukosa tubuh yang menyebabkan kelelahan dan sekresi

katekolamin yang menghambat kontraksi uterus. Peningkatan katekolamin

menyebabkan beralihnya aliran darah dari rahim dan plasenta dan organ-organ lain

yang tidak penting untuk penyelamatan segera ke organ-organ yang penting dalam

reaksi melawan atau menghindar, seperti jantung, paru-paru, otak dan otot rangka.

Hal tersebut menyebabkan penurunan aliran darah ke rahim dan plasenta,

memperlambat kontraksi rahim dan mengurangi pasokan oksigen ke janin sehingga

menyebabkan persalinan lama, cemas pada ibu, peningkatan nyeri dan stress

berkepanjangan.

Rasa nyeri pada persalinan dalam hal ini adalah nyeri kontraksi uterus yang

dapat mengakibatkan peningkatan aktifitas sistem saraf simpatis, perubahan tekanan

darah, denyut jantung, pernafasan dan apabila tidak segera diatasi maka akan

meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut dan stress (Bobak, 2005).

2.3.4. Metode Alternative Mengatasi Nyeri Persalinan

Selain pengolahan nyeri persalinan secara farmakologi dan non-farmakologi,

terdapat berbagai metode pengolahan nyeri persalinan terkini yang dibenarkan untuk

mengatasinya, dalam hal ini disebutkan sebagai metode alternative atau metode

alami. Prinsipnya tetap sama, yaitu mengurangi ketegangan ibu sehingga bias merasa

nyaman dan rileks menghadapi persalinan (Maryunani, 2010).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


59

1. Hypnobirthing

a. Pengertian Hypnobrithing

Hypnosis adalah suatu proses sederhana agar kita berada pada kondisi rileks,

tenang dan terfokus guna mencapai suatu hasil atau tujuan.

Hypnobrithing adalah upaya penggunaan hypnosis untuk memperoleh

persalinan yang lancer, aman dan nyaman.(Kusuma,2009)

b. Fungsi Tenaga Bawah Sadar

Sebagai mahluk rohani manusia mempunyai jiwa dengan tenaga bawah sadar

dan raga dengan tenaga sadar. Contoh tenaga bawah sadar, adalah” Jika ibu

hamil berpikir bahwa hamil adalah pengorbanan dan menderita maka

penderitaanlah yang didapat, jika berpikir bahwa persalianan itu sakit maka

kesakitan yang diperoleh.

c. Afiarmasi/Niat

Untuk mengoptimalkan tenaga bawah sadar ibu hendak bersalin, maka

dibutuhkan niat/afirmasi ibu sebagai suatu program yang direkam jiwa oleh

tenaga bawah sadar, dimana niat tersebutharus positif dan dimulai saat ini.

d. Manfaat Hypnobrithing

• Setelah kehamilan melampaui emapt bulan, bayi dalam kandungan bias

berkomunikasi dengan ibunya dan ini bias dalatih dengan hypnosis

• Hipnoterpi ini juga membuat ibu merasa relaksasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


60

• Hipnoterapi ini bias mengurangi rasa nyeri saat persalinan hingga 100

persen jika tidak ada sel yang rusak, namun jika ada sel yang rusak maka

sebaiknya diperbaikin dahulu dengan mengkonsumsi makanan yang bias

memperbaikin sel tersebut.

• Hipnoterapi ini juga membuat ibu merasa relaksasi

2. Akupunktur

a. Pengertian

Akupunktur merupakan suatu cara pengobatan dengan menusukkan jarum pada

titik-titik tertentu di kulit untuk mengobati berbagai penyakit, telah dikenal sejak

4000-5000 tahun yang lalu (Sukandar,2009)

b. Indikasi akupunkur persalinan

Akupuntur persalinan dapat diindikasi untuk :

1. Induksi persalinan/partus.

2. Mengurangi mual/muntah.

3. Memperbaikin presentasi janin.

4. Kontrol nyeri

c. Tujuan dan peran akupunktur dalam mengurangi nyeri persalinan

Tujuan untuk mengurangi nyeri persalinan, tindakan akupunktur biasanya mulai

diberikan pada akhir trimester ketiga, dengan tujuan untuk membantu

mempersiapkan tubuh ibu hamil dalam menghadapi persalinan dengan

penekanan mempersiapkan serviks dan tulang tulang panggul guna proses

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


61

persalinan, sehingga meperpendek persalinan. Tujuan lainnya dalam

pengurangan rasa nyeri (analgesial), memperbaikin relaksasi, pengurangan

pemakaian epidural, analgesic, pengurangan obat-obat farmakologik.

3. Akupresur

Akupresur merupakan salah satu teknik nonfarmakologi yang paling efektif

dalam manajemennyeri persalinan

4. Water Birth (Melahirkan di Air)

Waterbirth adalah proses persalinan yang dilakukan di dalam air. Sang ibu yang

akan melakukan proses persalinan memasuki air kolam saat mulut rahim sudah

tahap pembukaan 6.

5. Massage (Pijat) Dalam Persalinan

Massage/masase adalah melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak, biasanya

otot, atau ligamentum, tanpa menyebabkan gerakan atau perubahan posisi sendi

untuk meredahkan nyeri, menghasilkan relaksasi, dan atau memperbaikin

sirkulasi.

2.3.5. Pengkajian terhadap Nyeri

Cara yang tepat untuk menjelaskan seberapa berat nyeri seseorang. Alat bantu

terbaik untuk mendiagnosa pasien adalah gambar tentang tipe, durasi dan lokasi

nyeri.

1. Intensitas nyeri.

Mintak individu tingkatan nyeri pada skala verbal. Misalnya”, tidak nyeri, sedikt

nyeri, nyeri sedang, nyeri berat, hebat atau sangat nyeri atau dengan membuat skal

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


62

nyeri yang sebelumnya bersifat kualitatif menjadi bersifat kuantitatif dengan

mengunakan skal 0-10 yang bermakan 0 = tidak nyeri dan 10=nyeri sangat hebat.

2. Karakteristik nyeri

Karakteristik nyeri dapat dilihat atau diukur berdasarkan lokasi nyeri, durasi nyeri

(menit,jam,hari atau bulan), irama / periodenya (terus menerus, hilang timbul,

periode bertambah atau berkurangnya intensitas) dan kualitas (nyeri seperti

ditusuk, terbakar, sakit nyeri atau supervisial, atau seperti di gencet) (Judha,2012).

2.3.6. Skala atau Pengukuran Nyeri

Alat bantu lain yang digunakan untuk menilai intensitas atau keparahan nyeri

klien :

1. Skala Deszkripsi Intensitas Nyeri Sederhana

a. Skala Intensitas Nyeri

Gambar 2.1. Skala Pengukuran Nyeri

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


63

Keterangan :

0 : Tidak nyeri

1 - 3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.

4–6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat

menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti

perintah dengan baik.

7–9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti

perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan

lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi

dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi.

10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi,

memukul.

b. Face Pain Rating Scale

Gambar 2.2. Skala Face Pain Rating

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


64

c. Skala nyeri dengan “observasi perilaku”

Tabel 2.2. Skala Nyeri dengan “Observasi Perilaku”

Skor
Kategori
0 1 2
Muka Tidak ada ekspresi Wajah Sering dahi tidak
atau senyuman menyeringai,dahi konstan, rahang
tertentu,tidak berkerut,menyendiri memegang, dagu
mencari perhatian gemetar
Kaki Tidak ada posisi Gelisah,resah dan Menendang atau
atau relaks memegang kaki disiapkan
Aktivitas Berbaring, posisi Gelisah,resah dan Menekuk,kaku
atau relaks memegang atau menghentak
Menangis Tidak menangis Merintih atau Menangis keras,
(saat bangun merengek,kadang- berpekik atau
maupun saat tidur) kadang mengeluh sedang, sering
mengeluh
Hiburan Isi relaks Kadang-kadang hati Kesulitan untuk
tentram dengan menghibur atau
sentuhan, memeluk, kenyamanann
berbicara untuk
mengalihkan
perhatian
Total skor 0 – 10

Keterangan :

0 : Tidak nyeri

1 - 3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.

4–6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat

menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti

perintah dengan baik.

7–9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti

perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


65

nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih

posisi nafas panjang dan distraksi.

10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi,

memukul.

Menurut Wong dan Baker (1998), pengukuran skala nyeri menggunakan Face

Pain Rating Scale yaitu terdiri dari 6 wajah kartun mulai dari wajah yang tersenyum

untuk “tidak ada nyeri” hingga wajah yang menangis untuk “nyeri berat”. Skala

deskritif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan nyeri yang lebih obyektif.

Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor Scale, VDS) merupakan sebuah garis

yang terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsi yang tersusun dengan jarak yang

sama di sepanjang garis. Pendeskripsi ini diranking dari “tidak terasa nyeri” sampai

“nyeri yang tidak tertahankan”. Perawat menunjukkan klien skala tersebut dan

meminta klien untuk memilih intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan. Penolong

persalinan juga menanyakan seberapa jauh nyeri terasa paling menyakitkan dan

seberapa jauh nyeri terasa paling tidak menyakitkan. Alat VDS ini memungkinkan

klien memilih sebuah kategori untuk mendeskripsikan nyeri. Skala penilaian numeric

(Numerical rating scales, NRS) lebih digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi

kata. Dalam hal ini, klien menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10. Skala

paling efektif digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi

terapeutik. Apabila digunakan skala untuk menilai nyeri, maka direkomendasikan

patokan 10 cm (Maryunani, 2010).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


66

Skala analog visual (Visual analog scale, VAS) tidak melebel subdivisi. VAS

adalah suatu garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan

pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. Skala ini memberi ibu kebebasan penuh

untuk mengidentifikasi keparahan nyeri. VAS dapat merupakan pengukuran

keparahan nyeri yang lebih sensitif karena klien dapat mengidentifikasi setiap titik

pada rangkaian dari pada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (Maryunani,

2010).

Skala nyeri harus dirancang sehingga skala tersebut mudah digunakan dan

tidak mengkomsumsi banyak waktu saat klien melengkapinya. Apabila ibu dapat

membaca dan memahami skala, maka deskripsi nyeri akan lebih akurat. Skala

deskritif bermanfaat bukan saja dalam upaya mengkaji tingkat keparahan nyeri, tapi

juga, mengevaluasi perubahan kondisi klien. Penolong persalinan dapat

menggunakan setelah terapi atau saat gejala menjadi lebih memburuk atau menilai

apakah nyeri mengalami penurunan atau peningkatan (Maryunani, 2010).

2.4. Landasan Teori

Menurut Mongan (2009) yang mengatakan bahwa hypnobirthing ditujukan

untuk mempersiapkan dan melatih otot-otot yang berperan dalam proses persalinan

secara optimal yang meliputi latihan pernafasan, relaksasi, visualisasi, avirmasi dan

pendalaman. Pada latihan tersebut, dapat memengaruhi faktor-faktor yang dapat

menyebabkan kala I lama seperti power, passage, passanger, psikologi dan penolong.

Teknik pernafasan membantu ibu menghemat tenaga selama fase penipisan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


67

pembukaan leher rahim. Pernafasan lambat menyebabkan otot-otot bekerja lebih

efisien sehingga memperpendek lama persalinan. Hypnobirthing mengajarkan teknik

yang lebih dalam dari relaksasi untuk mengurangi stress serta ketakutan dan

kekhawatiran menjelang kelahiran yang dapat menyebabkan ketegangan, rasa nyeri

dan sakit saat bersalin. Pada saat ketiga unsur jiwa (perasaan, kemauan, pikiran) dan

raga mencapai relaksasi, masukkan sugesti positif yang akan terekam dalam alam

bawah sadar. Sehingga saat persalinan ibu akan menghadapinya dengan tenang.

Rasa nyeri pada kala I terjadi karena adanya rangsangan yang dihantarkan

melalui saraf pada leher rahim dan rahim pada saat persalinan. Saat kontraksi rahim,

kepala bayi terdorong keluar sehingga terjadilah peregangan pada mulut rahim. Rasa

sakit pada saat kontraksi rahim dimulai dari bagian bawah punggung, kemudian

menyebar kebagian bawah perut. Kontraksi rahim yang kuat menimbulkan rasa nyeri

yang hebat. Menurut Denidya (2011) rasa nyeri saat melahirkan bisa disebabkan oleh

ketakutan. Tetapi rasa nyeri dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sama sekali

lewat sebuah proses latihan relaksasi dan hypnobirthing.

Kondisi psikologis ibu yang tidak mendukung seperti terlalu cemas, khawatir,

takut sangat berpengaruh pada fungsi tubuh secara fisik. Pada saat ibu merasa cemas

dan takut pembuluh darah akan mengalami vasokonstriksi atau menyempit sehingga

aliran darah keseluruh tubuh akan terhambat atau berkurang. Hal ini akan sangat

berpengaruh pada fungsi organ-organ yang terlibat dalam persalinan menjadi tidak

berfungsi dengan baik. Tenaga mengejan menjadi kurang kuat, dorongan dari dalam

tubuh juga menjadi tidak kuat sehingga proses persalinan menjadi lama. Stres yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


68

berlebihan pada ibu hamil akan mengakibatkan kadar pregnanolone dalam tubuh

berkurang sehingga pembukaan lehar rahim menjadi lama. Untuk mengatasi

kecemasan.dilakukan tehnik relaksasi dan hypnobirthing, sehingga persalinan normal

dapat berlangsung dengan cepat bahkan komplikasi pada saat persalinan menjadi

lebih sedikit.

Adapun yang menjadi landasan teori adalah sebagai berikut :

Metode Lama persalinan Nyeri


Hypnobirthing Kala I Fase Aktif berkurang

Gambar 2.3. Landasan Teori

2.5. Kerangka Konsep

Menurut Notoatmodjo (2010), Kerangka konseptual adalah merupaka

justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang dilakukan dengan memberikan landasan

kuat terhadap topik yang dipilih sesuai dengan indentifikasi masalah, kerangka

hubungan antar variabel yang ingin diamati dan diukur melalui penelitian yang telah

dilakukan. Variabel independen dalam penelitian ini adalah teknik hypnobirthing,

sedangkan variabel dependen adalah lamanya proses persalinan Kala I Fase aktif

dan Nyeri Persalinan. Secara skematis, kerangka penelitian dapat digambarkan

sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


69

Variabel independen Variabel dependen


Lamanya proses persalinan
Kala I Fase Aktif

Teknik hypnobirthing

Nyeri dalam persalinan

Gambar 2.4. Kerangka Konsep

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


70

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Designs dengan jenis The

Static-Group Comparison dimana desain penelitian ini membandingkan kelompok

yang diberi perlakuan dengan kelompok yang tidak diberi perlakuan (kontrol) yang

bertujuan untuk melihat efek dari perlakuan tersebut (Campbell, 1966).

Model penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

X O1
---------
O2

Keterangan :

X = Hypnobirthing

O1 = Lama persalinan pada ibu bersalin yang dilakukan Hypnobirthing.

O2 = Lama persalinan pada ibu bersalin yang tidak dilakukan Hypnobirthing.

Pengaruh perlakuan = O1 : O2

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan

Denai, dengan pertimbangan klinik ini memiliki metode hypnobirthing sebagai klinik

53

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


71

perlakuan sedangkan klinik kontrol adalah klinik Harapan Ibu di jalan rawa cangkuk

II di Medan Denai karena klinik ini tidak menggunakan teknik hypnobirthing

dengan mempertimbangkan bahwa klinik Harapan Ibu memiliki fasilitas, tempat dan

jenis pertolongan persalinan sesuai dengan APN (Asuhan Persalinan Normal), sama

seperti klinik Eka Sri Wahyuni sehingga dapat mempermudah peneliti untuk

membandingkan pengaruh teknik hypnobirthing terhadap lamanya proses persalinan.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan mulai bulan Januari sampai dengan Juni 2016.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010). Populasi

untuk kelompok perlakuan adalah ibu bersalin yang bersalin di Klinik Bersalin Eka

Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai yang sudah mendapat sugesti hypnobirthing

saat kunjungan ANC dan memilih persalinan dengan hypnobirthing. Populasi untuk

kelompok kontrol adalah ibu bersalin yang bersalin dan tidak mendapat sugesti

hypnobirthing saat kunjungan ANC dan tidak memilih persalinan dengan

hypnobirthing.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap

mewakili seluruh populasi. Suatu penelitian dapat menggunakan seluruh objek atau

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


72

hanya mengambil sebagian dari keseluruhan populasi. Sampel yang baik adalah

representative atau mewakili populasi (Notoatmodjo, 2010)

Sampel untuk kelompok perlakuan adalah ibu bersalin yang bersalin di Klinik

Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai yang sudah mendapat sugesti

hypnobirthing serta bersedia menjadi responden. Sedangkan sampel untuk kelompok

kontrol adalah ibu bersalin di Klinik Harapan Ibu di jalan rawa cangkuk II di Medan

Denai yang tidak mendapat sugesti hypnobirthing serta bersedia menjadi responden.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Consecutive Sampling

yaitu semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam

sampel penelitian sampai besar sampel minimal terpenuhi.

Perhitungan besar sampel pada dua populasi digunakan formula rumus besar

sampel untuk uji hipotesis data kontinu sebagai berikut (Lemeshow, 1991) :

Rumus :

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai rata-rata dan standar deviasi.

Jika diasumsikan bahwa dengan Hypnobirthing, lama persalinan kala I lebih cepat

maka rata-rata awal (µ1) adalah pada kelompok kontrol sedangkan rata-rata yang

diinginkan penelitian (µ2) pada kelompok perlakuan. Berdasarkan penelitian

Shravage besar sampel yang diperlukan jika peneliti akan melakukan penelitian

dengan tingkat kemaknaan 99% dan kekuatan uji penelitian 95% adalah sebagai

berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


73

Diketahui

µ1 = 7,42 menit

µ2 = 5,02 menit

Z1-α = Nilai deviasi normal pada α = 1% yaitu nilai Z = 2,3266

Z1-β = Nilai deviasi normal pada β = 5% yaitu nilai Z = 1,6449


2
= 2,135 menit

n = 24,9 digenapkan menjadi 25 orang.

Jadi sampel yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian adalah 25 orang untuk

kelompok perlakuan dan 25 orang untuk kelompok kontrol.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Metode

pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi partograf

lama kala I persalinan pada ibu kelompok perlakuan dan ibu kelompok kontrol.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


74

Setelah responden bersedia, peneliti kemudian mengisi lembar kuisioner data

demografi yaitu nama (inisial), umur, paritas, dan pendidikan responden melalui

wawancara. dan dalam pengambilan data primer, peneliti mengobservasi lama proses

persalinan Ibu inpartu fisiologis yang diberi hypnobirthing oleh tenaga kesehatan

yang terlatih yaitu bidan Eka Sri Wahyuningsi dengan mengikuti panduan

hypnobirthing yang sudah diajarkan kedalam lembar observasi (partograf). dan ibu

inpartu yang tidak diberi hypnobirthing juga diobservasi kemajuan persalinannya

di lembar partograf.

Cara pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Setelah mendapat izin dari instansi terkait, peneliti melakukan pendekatan

kepada ibu bersalin yang menjadi responden.

2. Peneliti menjelaskan tujuan penelitian, bagi pasien yang bersedia menjadi

responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi

responden.

3. Pada saat pasien kala I fase aktif peneliti melakukan pengisian partograf dengan

metode observasi.

4. Pasien diberikan jadwal saat melakukan teknik hypnobirthing yaitu pada minggu

ke 2 dan pada minggu ke 4

5. Responden di beri penjelasan tentang tahapan-tahanpan pemberian teknik

hypnobirthing yaitu mulai dari trimester 2 kehamilan sampai dengan trimestrer 3

kehamilan hingga pada saat pasien mengalami kala I fase aktif.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


75

6. Pada saat melakukan teknik hypnobirthing responden akan dipimpin oleh 3

orang bidan yang ahli dalam melakukan teknik teknik hypnobirthing

Dalam pengumpulan data kelompok perlakuan peneliti dibantu oleh tenaga

terampil yaitu Bidan Eka Sri Wahyuni, SST, M.Kes. dan kelompok control ibu

inpartu yang tidak diberikan hypnobirthing juga dibantu oleh tenaga terampil yaitu

ibu Hasnah.

3.5. Alat Pengumpulan Data

Instrumen penelitian ini adalah alat untuk memperoleh data dari suatu

penelitian. Instrumen penelitian ini meliputi: lembar observasi yang berisi data

identitas responden yang meliputi: nama, umur, paritas dan pendidikan, data tentang

responden yang mendapat teknik hypnobirthing atau tidak serta data tentang lamanya

proses persalinan yang didapat dari partograf untuk melihat kemajuan proses

persalinan kala I. Cara pemberiannnya yaitu sesuai dengan prosedur standar baku

yang telah dibakukan oleh pakar Hypnobrithing Indonesia Lanny Kuswadi.

3.6. Validitas dan Reliabilitas

Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah alat ukur yang

sudah baku berdasarkan literature sehingga tidak perlu lagi di ujivaliditas dan

reliabilitas. Alat ukur kemajuan persalinan yang digunakan adalah Partograf yaitu

alat yang digunakan untuk memantau kemajuan persalinan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


76

3.7. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan dari semua variabel dan istilah

yang digunakan untuk penelitian secara operasional, sehingga mempermudah dalam

membaca dan memperhatikan makna penelitian. Adapun definisi operasional dalam

penelitian ini yaitu

Tabel 3.1. Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Kategori Alat Ukur Skala


Lama Waktu yang dibutuhkan Partograf Rasio
Persalinan ibu untuk bersalin mulai
Kala I Fase dari kala I fase aktif
aktif sampai adanya tanda
gejala kala II yang
dihitung dalam jam.
Hypnobirthing metode hypnosis yang - Dilakukan Observasi Nominal
digunakan dalam mem hypnobirth
bantu proses persalinan ing
(melahirkan), dengan - Tidak
tujuan untuk memberikan dilakukan
rasa aman, nyaman dan hypnobirth
mengurangi rasa sakit ing
yang dialami ibu
melahirkanK.,
Nyeri Persaan ibu saat -0 -1 = tidak Observasi Ordinal
persalinan persalinan dan Nyeri
menghamdapi persalinan -2-3= sedikit
nyeri
-4-5=agak
nyeri
-6-7=nyeri
menganggu
-8-9=nyeri
sangat
menganggu
-10=nyeri tak
tertahankan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


77

Tabel 3.1. (Lanjutan)

Variabel Definisi Operasional Kategori Alat Ukur Skala


Pendidikan Jenjang pendidikan - Rendah Kuesioner Ordinal
tertinggi yang pernah (SD-SMP)
ditamatkan oleh - Menengah
responden. (SMA)
- Tinggi (D-
I,DIII
danSI)
Umur Lama hidup responden Kuesioner Rasio
yang dihitung saat
responden diwawancarai.
Paritas Banyaknya jumlah - Primipara Kuesioner Nominal
persalinan yang dialami - Multipara
ibu

3.8. Metode Pengolahan dan Analisis Data

3.8.1. Pengolahan Data

Tahapan dalam pengolahan data yaitu :

1. Editing

Editing atau pengecekan data dilakukan ditempat pengumpulan data, jika ada

kekurangan data dapat dilengkapi. Dalam penelitian ini kegiatan editing adalah

meneliti isian dalam lembar observasi partograf yang diberikan hypnobirthing

dan yang tidak diberikan hypnobirthing.

2. Coding

Kegiatan coding dilakukan dengan memberikan tanda atau kode pada masing-

masing hasil pengukuran variabel. Dalam penelitian ini kegiatan coding yaitu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


78

dengan memberikan kode pada kelompok perlakuan dengan kode 1, dan

kelompok kontrol dengan kode 2.

3. Tabulating

Tabulating adalah memasukkan data-data hasil penelitian kedalam tabel-tabel

sesuai dengan kriteria (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini peneliti

memasukkan data hasil penelitian yang telah diberi kode kedalam tabel untuk

selanjutnya diolah dengan bantuan komputer.

4. Entering

Entering adalah memasukkan data-data penelitian kedalam komputer (Aziz,

2007). Dalam penelitian ini kegiatan entry data adalah memasukkan data

kedalam data base computer melalui program SPSS 17.

5. Cleaning

Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di entry

Apakah ada kesalahan atau tidak (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini

kegiatan cleaning adalah mengecek kembali data yang sudah di entry yaitu lama

kala I Fase Aktif yang diberikan hypnobirthing dan yang tidak diberikan

hypnobirthing apakah ada kesalahan atau tidak.

3.8.2. Analisis Data

Analisis univariat dari variabel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

lama kala I fase aktif pada kelompok yang dilakukan dan tidak dilakukan

hypnobirthing. Dalam analisis ini dicari nilai maksimal, minimal, mean dan standar

deviasi dari hasil penelitian.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


79

Menurut Bobak (2005), dalam persalinan dibedakan ibu primipara dan

multipara. Dimana ibu primipara belum mempunyai pengalaman melahirkan

dibandingkan ibu multipara, sehingga ibu primipara akan merasa stress atau takut

dalam menghadapi persalinan. Hal inilah yang akan membuat persalinan menjadi

lama.

Analisis bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

variabel bebas (hypnobirthing) terhadap variabel terikat (lama persalinan Kala I). data

penelitian dilakukan uji normalitas dengan Shapiro Wilk. Setelah itu untuk

mengetahui korelasi pada kelompok yang dilakukan dan tidak diilakukan

hypnobirthing digunakan rumus t independent.

Hasil uji normalitas dengan Shapiro Wilk didapatkan hasil bahwa data

berdistribusi normal karena signifikan > α = 0,05 (0,090 > α = 0,005) sehingga

analisis dilakukan dengan independent t test. Apabila p value < α – 0,05 maka Ho

ditolak, yang berarti ada pengaruh pemberian Hypnobirthing dengan lama persalinan

kala I fase aktif dan nyeri pada ibu bersalin di klinik Eka SriWahyuni. Apabila p

value < α = 0,005 maka Ho diterima, yang berarti ada pengaruh pemberian

Hypnobirthing dengan lama persalinan kala I fase aktif dan nyeri pada ibu bersalin di

klinik Eka SriWahyuni.

Keputusan Uji Hipotesis:

Apabila p value < α = 0,05 maka Ho ditolak, yang berarti ada pengaruh

hypnobirthing terhadap lama persalinan kala I fase aktif dan tingkat nyeri pada ibu

bersalin di Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai. Apabila p

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


80

value > α = 0,05 maka Ho diterima, yang berarti tidak ada pengaruh hypnobirthing

terhadap lama persalinan kala I fase aktif dan tingkat nyeri pada ibu bersalin di

Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


81

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai dan
Klinik Bersalin Harapan Ibu Kecamatan Medan Denai

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang pengaruh teknik

hypnobirthing terhadap lamanya proses persalinan kala I Fase Aktif dan Tingkat

Nyeri pada Persalinan di Klinik Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai tahun

2016. Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 50 ibu bersalin yang terbagi

menjadi 2 kelompok yaitu 25 orang kelompok yang mendapat perlakuan teknik

hypnobirthing yaitu di Klinik Eka Sri Wahyuni dan 25 orang kelompok kontrol yang

tidak mendapat menggunakan teknik hypnobirthing yaitu di Klinik Harapan Ibu.

4.1.1. Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai

Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni berlokasi di Jalan Raya Menteng/Pasar

Merah Nomor 411 A Medan, berdiri pada tahun 2008. Pemilik Klinik Bersalin

tersebut adalah Bidan Eka Sri Wahyuni, M.Kes lulusan S2 Ilmu Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Beliau adalah seorang Hypnotherapist yang

telah memiliki gelar Certified Hypnotherapist (CHT).

Klinik bersalin eka sri wahyuni memiliki latar belakang dan metode dalam

memiliki persalinan secara hypnobrithing karena melahirkan adalah salah satu

proses terbesar dalam hidup yang dapat menjadi sebuah pengalaman yang selalu

enemengherankan jika banyak calon ibu yang khawatir tentang proses persalinan

apalagi ketika mereka baru memiliki bayi untuk pertama kalinya berdasarkan latar

64

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


82

belakang tersebut, kami “Bidan Eka” berkomitmen untuk memberikan pelayanan

terbaik bagi ibu dan keluarga, demi tercapainya pengalaman yang positif dalam

kehamilan dan persalinan yang nyaman dengan mengedepankan pelayanan “Gentel

Birth” yang lembut, ramah jiwa dan minim trauma tidak hanya bagi “Ibu” tetapi juga

“Bayi” dan keluarga, juga meminimalkan rasa nyeri persalinan bahkan tanpa rasa

nyeri demi generasi yang tidak hanya selamat tapi juga sehat berkualitas.

Layanan unggulan Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni

1. Hypnopregnancy (untuk persiapan kehamilan yang sehat),

2. Hypnobirthing Prenatal Class (Persiapan proses persalinan yang nyaman, lancar

dengan rasa sakit yang minimal dan bahkan tanpa rasa sakit),

3. Prenatal Yoga for Gentle Birth (Senam yoga ibu hamil),

4. Hypnobirthing for Gentle Natural and Confidence Birth (Persiapan proses

persalinan yang nyaman, lancar dengan rasa sakit yang minimal bahkan tanpa

rasa sakit, melalui proses persalinan yang lembut dan minim trauma bagi ibu

maupun bayinya),

5. Hypnobirthing for VBAC Preparation (Untuk persiapan persalinan dan

pemberdayaan sebagai kunci keberhasilan bagi anda yang ingin melahirkan

normal setelah sebelumnya pernah mengalami operasi caesaria),

6. Hypnobirthing for Obstetric and Gynaecology Case (Program ini dapat sangat

membantu memperbaiki kasus dalam kehamilan, mulai dari kasus bayi sungsang,

melintang, lilitan tali pusat, plasenta previa, hypertensi, hamil dengan

myoma/kista),

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


83

7. Hypnofertility (Program ini ditujukan bagi para pasangan yang ingin hamil dan

mempunyai momongan serta mempersiapkan kehamilan sehat),

8. Natural and Gentle Birth (Persalinan normal dan alami, dimana sudah banyak

ibu yang bersalin alami dan nyaman bahkan sambil tersenyum),

9. Water Birth (Persalinan di air, dimana program ini dilakukan untuk

meminimalkan rasa nyeri dan menyambut bayi secara alami),

10. Hypnobreastfeeding (ditujukan untuk ibu menyusui agar ASI lancar dan ibu bisa

relaktasi),

11. Hypno-Parenting and Hypnotherapy (Vaginismus, healing birth trauma, hypno

post-partum dan hypno-slimming, therapy hypnotherapy untuk berbagai macam

kasus, imunisasi dasar, pemasangan alat kontrasepsi dan konsultasi seputar

kesehatan ibu dan anak.

4.2. Analisis Univariat

Analisis univariat ini bertujuan mendeskripsikan karakteristik masing-masing

variabel yang diteliti yakni data demografi ibu inpartu meliputi umur, paritas,

pendidikan dan mencari mean, dan standar deviasi lamanya proses persalinan.

4.2.1. Karakteristik Data Demografi Ibu Bersalin pada Kelompok yang


Mendapat Hypnobirthing dan Kelompok Tanpa Hypnobirthing

Analisis univariat bertujuan mendiskripsikan pengetahuan, pendidikan, umur,

paritas. Jenis data yaitu data kategori digunakan untuk menjelaskan jumlah dan

persentase. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


84

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Pendidikan, Umur, Paritas dan Pendidikan


Menurut Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol di Klinik
Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai dan Klinik
Harapan Ibu Medan Denai

Kelompok Kelompok
Karakteristik Jumlah
Perlakuan Kontrol
Ibu Inpartu
f % f % f %
1. Umur
19 - 24 6 12,0 3 6,0 3 6,0
25 - 30 30 60,0 18 36,0 12 24,0
31 - 36 14 28,0 4 8,0 10 20,0
2. Paritas
Primipara 28 56,0 15 30,0 13 26,0
Multipara 22 44,0 10 20,0 12 24,0
3. Pendidikan
Menengah 39 78,0 19 38,0 20 40,0
Tinggi 11 22,0 6 12,0 5 10,0
Jumlah 50 100 25 100 25 100

Hasil penelitian diperoleh data bahwa rata-rata responden berusia pada

rentang umur 25-30 tahun yaitu sebanyak 30 orang (60,0%) dari 50 orang sampel.

Paritas responden didominasi oleh multipara sebanyak 28 orang (56,0%), dan rata-

rata pendidikan terakhir responden adalah Menengah sebanyak 39 orang (78%). Dari

25 orang kelompok yang mendapat perlakuan hypnobirthing sebagian besar

responden berada pada rentang usia 25-30 tahun sebanyak 18 orang (36%), paritas

responden sebagian besar adalah primipara sebanyak 15 orang (30%), dan sebagian

besar tingkat pendidikan responden adalah Menengah sebanyak 19 orang (38,0%).

Sedangkan pada 25 orang kelompok yang tidak diberi perlakuan, sebagian besar

responden berada pada rentang usia 25-30 tahun juga sebanyak 12 orang (24,0%),

paritas responden sebagian besar adalah Primipara sebanyak 13 orang (26,0%), dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


85

sebagian besar tingkat pendidikan responden adalah Menengah sebanyak 20 orang

(40,0%).

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Paritas Multipara dan Intensitas Nyeri Kala I
Fase Aktif di Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan
Denai dan Klinik Harapan Ibu Medan Denai

Variabel N %
Paritas Multipara (anak)
2 13 59,1
3 8 36,4
4 1 4,5
Intensitas Nyeri
Primipara
Sedikit Nyeri 1 3,6
Agak Nyeri 9 32,1
Nyeri Mengganggu 11 39,3
Nyeri Sangat Mengganggu 7 25,0
Multipara
Sedikit Nyeri 3 13,6
Agak Nyeri 7 31,8
Nyeri Mengganggu 9 40,9
Nyeri Sangat Mengganggu 3 13,6

Berdasarkan tabel 4.2 dikektahui paritas ibu pada lama persalinan multipara

diperoleh ibu yang mempunyai 2 anak sebanyak 13 anak sebesar 59,1%, 3 anak

sebanyak 8 anak sebesar 36,4% dan 4 anak sebanyak 1 anak sebesar 4,5%. Intensitas

nyeri pada ibu bersalin primipara menunjukkan bahwa sedikit nyeri sebanyak 1 orang

sebesar 3,6%, agak nyeri sebanyak 9 orang sebesar 32,1%, nyeri mengganggu

sebanyak 11 orang sebesar 39,3%, dan nyeri sangat mengganggu sebanyak 7 orang

sebesar 25,0%, sedangkan intensitas nyeri pada ibu bersalin multipara diperoleh

bahwa sedikit nyeri sebanyak 3 orang sebesar 13,6%, agak nyeri sebanyak 7 orang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


86

sebesar 31,8%, nyeri mengganggu sebanyak 9 orang sebesar 40,9% dan nyeri sangat

mengganggu sebanyak 3 orang sebesar 13,6%.

4.2.2. Deskriptif Lama Persalinan

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Paritas Multipara dan Intensitas Nyeri Kala I
Fase Aktif di Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan
Denai dan Klinik Harapan Ibu Medan Denai dengan Lama
Persalinan

Variabel n Minimum Maksimum Mean SD


Lama persalinan 28 4,60 8,05 5,02 1,875
Primipara
Lama persalinan 22 3,08 6,20 3,38 1,170
Multipara

Pada Tabel 4.3 terlihat bahwa nilai rata-rata lama persalinan primipara pada

ibu bersalin di Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai dan Klinik

Harapan Ibu adalah 5,02 Jam dan nilai SD 1,87 jam dengan nilai minimum 4,6 jam

dan maksimum 8,05 jam.

Nilai rata-rata lama persalinan multipara pada ibu bersalin di Klinik Bersalin

Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai dan Klinik Harapan Ibu adalah 3,38 Jam

dan nilai SD 1,17 jam dengan nilai minimum 3,08 jam dan maksimum 6,20 jam.

4.2.3. Uji Normalitas Data Lama Persalinan

Tabel 4.4. Uji Normalitas Data Lama Persalinan Primipara di Klinik Bersalin
Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai

Variabel p Keterangan
Lama persalinan primipara 0,939 Normal
Lama persalinan multipara 0,212 Normal

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


87

Uji normalitas dilakukan dengan uji Shapiro Wilk yang bertujuan untuk

mengetahui apakah distribusi sebuah data menggunakan distribusi normal yakni

dengan angka signifikan p > 0,05 maka data berdistribusi normal. Berdasarkan Tabel

4.4 diperoleh lama persalinan Primipara dengan nilai p=0,939 artinya data lama

persalinan primipara berdistribusi normal, dan lama persalinan Multipara dengan nilai

p=0,212 artinya data lama persalinan multipara berdistribusi normal.

4.3. Analisis Bivariat

4.3.1. Pengaruh Hypnobirthing dengan Lama Persalinan

Hasil uji t-independent test, yaitu untuk mengetahui ada atau tidak Pengaruh

hypnobirthing dengan lama persalinan primipara dan mkultipara di Klinik Bersalin

Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai, dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Pengaruh Hypnobirthing dengan Lama Persalinan Primipara dan


Multipara pada Ibu Bersalin di Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni
Kecamatan Medan Denai

Lama Persalinan
Hypnobirthing
n Mean SD P
Primipara
Dilakukan 15 4,13 1,709 0,005
Tidak dilakukan 13 8,04 1,542
Multipara
Dilakukan 10 2,76 0,967 0,018
Tidak dilakukan 12 5,91 1,094

Berdasarkan tabel 4.5 di atas diperoleh ada pengaruh hypnobirthing dengan

lama persalinan primipara dengan nilai p<0,005. Rata-rata lama persalinan primipara

pada kelompok ibu yang tidak dilakukan hypnobirthing sebesar 8,04 jam lebih tinggi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


88

daripada rata-rata lama persalinan primipara pada kelompok ibu yang dilakukan

hypnobirthing sebesar 8,13 jam.

Terdapat pengaruh hypnobirthing dengan lama persalinan multipara dengan

nilai p=0,018. Rata-rata lama persalinan multipara pada kelompok ibu yang tidak

dilakukan hypnobirthing sebesar 5,91 jam lebih tinggi daripada rata-rata lama

persalinan multipara pada kelompok ibu yang dilakukan hypnobirthing sebesar 4,76

jam.

4.3.2. Pengaruh Pendidikan dengan Lama Persalinan

Hasil uji t-independent test, yaitu untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh

pendidikan dengan lama persalinan primipara dan multipara di Klinik Bersalin Eka

Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai, dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Pengaruh Pendidikan dengan Lama Persalinan Primipara dan


Multipara pada Ibu Bersalin di Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni
Kecamatan Medan Denai

Lama Persalinan
Hypnobirthing
N Mean SD P
Primipara
Pendidikan
Menengah 22 9,31 1,782 0,122
Tinggi 6 7,96 1,987
Multipara
Pendidikan
Menengah 17 5,31 0,946 0,595
Tinggi 5 5,64 1,871

Pada primipara menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh pendidikan dengan

lama persalinan dengan nilai p=0,122 (p>0,05) yaitu rata-rata pendidikan menengah

9,31 jam lebih tinggi dibanding rata-rata pendidikan tinggi 7,96 menit.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


89

Pada multipara diperoleh tidak ada hubungan pengaruh dengan lama

persalinan dengan nilai p=0,595 (p>0,05) yaitu rata-rata pendidikan menengah 5,31

jam lebih rendah dibanding rata-rata lama persalinan ibu pendidikan tinggi 5,64 jam.

4.3.3 Pengaruh Hypnobirthing dengan Tingkat Nyeri Persalinan

Hasil uji t-independent test, yaitu untuk mengetahui ada atau tidak Pengaruh

hypnobirthing dengan lama persalinan primipara dan mkultipara di Klinik Bersalin

Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai, dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7. Pengaruh Hypnobirthing dengan Tingkat Nyeri Persalinan Primipara


dan Multipara pada Ibu Bersalin di Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni
Kecamatan Medan Denai

Tingkat Nyeri Persalinan


Hypnobirthing
n Mean SD P
Primipara
Dilakukan 15 4,67 1,175 < 0,001
Tidak dilakukan 13 7,23 1,092
Multipara
Dilakukan 10 3,70 1,252 <0,001
Tidak dilakukan 12 6,50 1,168

Berdasarkan tabel 4.7 di atas diperoleh ada pengaruh hypnobirthing dengan

lama persalinan primipara dengan nilai p<0,005. Rata-rata tingkat nyeri persalinan

primipara pada kelompok ibu yang tidak dilakukan hypnobirthing sebesar 4,67 lebih

rendah daripada rata-rata nyeri persalinan primipara pada kelompok ibu yang

dilakukan hypnobirthing sebesar 7,23.

Terdapat pengaruh hypnobirthing dengan lama persalinan multipara dengan

nilai p=0,000. Rata-rata tingkat nyeri persalinan multipara pada kelompok ibu yang

tidak dilakukan hypnobirthing sebesar 3,70 lebih rendah daripada rata-rata tingkat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


90

nyeri persalinan multipara pada kelompok ibu yang dilakukan hypnobirthing sebesar

6,50.

4.3.4. Hubungan Umur dengan Lama Persalinan

Berdasarkan uji korelasi Pearson, yaitu untuk mengetahui ada atau tidak

hubungan umur dan pengetahuan dengan lama persalinan primipara dan multipara,

dengan alasan data bertipe numerik atau skala interval.

Tabel 4.8. Hasil Uji Korelasi Berdasarkan Hubungan Umur dengan Lama
Persalinan Primipara dan Multipara pada Ibu Bersalin di Klinik
Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai

Variabel P R
Primipara
Umur 0,162 0,101
Multipara
Umur 0,442 0,174

Pada tabel 4.8 di atas diperoleh bahwa lama persalinan primipara tidak

berhubungan dengan umur (p=0,162) dengan nilai r = -0,272, artinya tidak ada

hubungan umur dengan lama persalinan primipara dan namun korelasinya lemah

(r<0,5), dan pada lama persalinan multipara tidak berhubungan dengan umur

(p=0,442) dengan nilai r= 0,174 tidak ada hubungan umur dengan lama persalinan

multipara dan namun korelasinya lemah (r<0,5).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 5

PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Hypnobirthing terhadap Lama Persalinan Primipara

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh hypnobirthing

dengan lama persalinan primipara dengan nilai p<0,005. Rata-rata lama persalinan

primipara pada kelompok ibu yang tidak dilakukan hypnobirthing sebesar 8,04 jam

lebih tinggi daripada rata-rata lama persalinan primipara pada kelompok ibu yang

dilakukan hypnobirthing sebesar 4,13 jam.

Hasil penelitian pada analisis multivariat menunjukkan bahwa ada pengaruh

hypnobirthing dan pendidikan terhadap lama persalinan primipara dengan nilai

p<0,05. Sedangkan pada variabel perancu umur tidak memiliki pengaruh terhadap

lama persalinan.

Ibu bersalin primipara memiliki tingkat kecemasan, kepanikan yang lebih

tinggi dibandingkan dengan ibu bersalin multipara. Dimana tingkat kecemasan dan

kepanikan ini diakibatkan karena belum adanya pengalaman melahirkan sebelumnya

dan kurangnya persiapan mental pada ibu dalam menghadapi persalinan sehingga ibu

bersalin primipara cenderung mengalami tingkat kecemasan dan kepanikan yang

lebih tinggi. Cemas, panik, dan takut justru dapat membuat otot-otot rahim semakin

menegang dan menimbulkan rasa sakit. Rasa sakit yang tidak terkontrol akan

membawa dampak pada lama persalinan. Dengan melakukan hypnobirthing dan

74

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


92

menguasai teknik pernafasan dengan baik dapat menghadirkan rileks sehingga proses

persalinan bisa dijalani dengan tenang tanpa rasa sakit.

Hal ini sesuai dengan penelitian Yanti (2010) bahwa dalam fase persalinan

juga terjadi peningkatan kecemasan dengan makin meningkatnya kecemasan akan

semakin meningkatnya intensitas nyeri. Dengan makin majunya proses persalinan,

menyebabkan perasaan ibu bersalin semakin cemas dan rasa cemas tersebut

menyebabkan rasa nyeri semakin intens demikian pula sebaliknya. Sensasi nyeri yang

diderita ibu bersalin tersebut berasal dari sinyal nyeri yang timbul saat otot rahim

berkontraksi dengan tujuan untuk mendorong bayi yang ada didalam rahim keluar.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Aprilia dan Ritchmond (2011) yang

menyatakan bahwa metode hypnobirthing merupakan salah satu tehnik swasugesti,

dalam menghadapi dan menjalani kehamilan serta persiapan melahirkan, sehingga ibu

hamil mampu melalui masa kehamilan dan persalinan dengan cara yang alami, lancar,

dan nyaman (tanpa rasa sakit). Hal yang lebih penting adalah untuk kesehatan jiwa

dari bayi yang dikandung.

Sejalan dengan penelitian Mahmudah (2013) di BPS Prita Yusita Mangunsari

Salatiga diperoleh nilai p=0,011, hal ini berarti ada pengaruh pemberian

hypnobirthing dengan lama persalinan kala I fase aktif pada ibu bersalin, dengan

perbedaan rerata (mean difference) sebesar -1,600 dan perbedaan waktu bersalin

antara kelompok yang dilakukan dan tidak dilakukan adalah antara -2,800 sampai -

0,400.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


93

Sejalan dengan hasil penelitian Manggarsari (2010) di Kabupaten Purworejo

menunjukkan ada perbedaan tingkat stres yang dialami ibu yang akan melahirkan

dengan melakukan hypnobirthing dan tidak melakukan hypnobirthing. Adanya

perbedaan tingkat stres yang dialami ibu yang akan melahirkan dengan melakukan

hypnobirthing dan tidak melakukan hypnobirthing ditunjukkan dengan rata-rata stres

pada ibu yang mengikuti hypnobirthing tergolong agak rendah sebesar 17,200 dan

rata-rata stres ibu yang tidak mengikuti hypnobirthing tergolong agak tinggi sebesar

27,457.

Adanya rasa nyeri yang berlebihan lebih disebabkan adanya rekaman di alam

bawah sadarnya. Bayangkan saja, semua orang selalu mengatakan bahwa melahirkan

itu sakit sekali, kontraksi otot rahim pada saat persalinan adalah sebagai upaya

membantu terbukanya jalan lahir. Karena kontraksi itu, leher rahim akan menjadi

lunak, menipis, dan mendatar, kemudian menarik leher rahim. Saat itulah kepala janin

menekan mulut rahim sehingga membuka jalan lahir. Bila ibu sudah terbiasa

relaksasi, jalan lahir akan lebih mudah terbuka. Keuntungan lain dari teknik ini

adalah mencegah kelelahan yang berlebihan saat persalinan (Deniya, 2011).

Pendidikan ibu juga mempengaruhi ibu dalam mempersiapkan proses

persalinan. Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa

dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Selanjutnya dikatakan bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


94

permanen dianut seseorang dibandingkan dengan perilaku yang biasa berlaku

(Notoatmodjo, 2005).

Hal ini sesuai dengan pendapat Hawari (2006), informasi tentang kesehatan

memengaruhi seseorang dalam hal upaya mengatasi kecemasan dalam menghadapi

persalinan kala I yang disebabkan karena tidak atau kurangnya memperoleh informasi

yang kuat. Akibat yang dapat terjadi bila ibu tidak dapat mengetahui persalinan kala I

maka ibu akan merasa cemas dan gelisah, kalau ibu sudah memiliki pengetahuan

mengenai persalinan, biasanya ibu akan lebih percaya diri dalam menghadapi

persalinannya.

Ketidaktahuan terhadap proses persalinan menyebabkan ketakutan yang

sangat memengaruhi proses persalinan. Katakutan menyebabkan kegelisahan dan

respon endokrin yang menyebabkan retensi natrium, ekskresi kalium dan penurunan

glukosa yang dibutuhkan oleh kontraksi uterus. Respon-respon ini juga menyebabkan

disekresinya epinefrin, yang menghambat aktivitas miometrial, dan melepaskan

norepinefrin yang menyebabkan tidak terkoordinasinya aktivitas uterus. Peningkatan

distress fisik dan inefektif persalinan lebih menyebabkan ketakutan dan rasa tidak

nyaman (Hamilton, 2005).

Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa ibu hamil yang mempunyai pengetahuan

yang baik tentu akan dapat melakukan persiapan baik secara fisik maupun mental

dalam menghadapi persalinan dengan selalu rutin memeriksakan kondisi

kehamilannya dan terus menggali informasi dan pengetahuannya tentang persalinan,

baik dari tenaga kesehatan maupun melalui media cetak dan media elektronik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


95

sehingga dengan pengetahuan yang dimilikinya ibu hamil dapat mengelola

kecemasannya dengan baik.

Berdasarkan fenomena yang terjadi bahwa rendahnya pengetahuan ibu

tentang metode hipnosis pada ibu hamil dan bersalin berdampak pada sikap ibu yang

kemudian akan berpengaruh terhadap perilaku ibu dalam melakukan metode hipnosis.

Persalinan dengan metode hipnosis yang disebut hypnobirthing harus berfokus untuk

menghilangkan sindrom ketakutan , ketegangan, nyeri (fear-tension-paint-syndrome),

bersemangat dan siap menyongsong persalinan yang normal alami dalam keadaan

sadar dan terjaga, serta bebas dari rasa takut dan nyeri yang ditimbulkannya. Hal ini

terjadi karena hipnosis yang digunakan lebih menekan pada penanaman sugesti saat

otak telah berada dalam kondisi rileks, jadi lebih pada penanaman mindset ibu bahwa

persalinan adalah bukan peristiwa yang menyakitkan.

5.2. Pengaruh Hypnobirthing terhadap Lama Persalinan Multipara

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh hypnobirthing dengan

lama persalinan multipara dengan nilai p=0,018. Rata-rata lama persalinan multipara

pada kelompok ibu yang tidak dilakukan hypnobirthing sebesar 5,91 jam lebih tinggi

daripada rata-rata lama persalinan multipara pada kelompok ibu yang dilakukan

hypnobirthing sebesar 2,76 jam.

Lama persalinan pada ibu yang dilakukan hypnobirthing lebih singkat

dibandingkan dengan lama persalinan pada ibu yang tidak dilakukan hypnobirthing.

Hasil penelitian pada uji multivariat menunjukkan bahwa ada pengaruh hypnobirthing

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


96

terhadap lama persalinan multipara. Sedangkan pada variabel perancu atau variable

pengganggu (umur dan pendidikan) tidak berpengaruh terhadap lama persalinan

multipara.

Hal ini disebabkan karena ibu bersalin multipara sebelumnya sudah

mempunyai pengalaman dalam hal melahirkan dan lebih siap mental dibandingkan

dengan ibu bersalin primipara. Namun, Persalinan dengan metode hipnosis yang

disebut hypnobirthing harus berfokus untuk menghilangkan sindrom ketakutan,

ketegangan, nyeri (fear-tension-paint-syndrome), bersemangat dan siap menyongsong

persalinan yang normal alami dalam keadaan sadar dan terjaga, serta bebas dari rasa

takut dan nyeri yang ditimbulkannya. Hal ini terjadi karena hipnosis yang digunakan

lebih menekan pada penanaman sugesti saat otak telah berada dalam kondisi rileks,

jadi lebih pada penanaman mindset ibu bahwa persalinan adalah bukan peristiwa

yang menyakitkan.

Metode hypnobirthing dapat memberikan dukungan mental yang berdampak

positif bagi keadaan psikis ibu, yang berpengaruh pada kelancaran proses persalinan.

Pada saat bersalin, hormon stres, seperti adrenalin, berinteraksi dengan reseptor-beta

di dalam otot uterus dan menghambat kontraksi dan memperlambat persalinan

sehingga ibu bersalin membutuhkan kondisi yang rileks dan nyaman. Saat kondisi

tenang dan relaks, alam bawah sadar ibu akan mengatur keselarasan tubuh dan

menghasilkan anestesi atau pembiusan yang alami pada ibu, yaitu hormon endorfin.

Hipnobirthing terbukti efektif dalam untuk memberikan rasa nyaman pada saat

persalinan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


97

Metode Hypnobirthing menekankan pada munculnya sugesti positif, perasaan

tenang, dan relaks yang membuat nyaman. Saat kondisi tenang dan relaks, maka

secara otomatis otak akan mengalirkan hormon endorfin yang mengurangi rasa sakit

dan memberi rasa nyaman dan relaks. Namun, apabila rasa panik, takut, atau stres

saat persalinan semakin menguat, maka otak akan mengalirkan zat yang menutup

pengeluaran hormon endorfin. Semakin takut seseorang saat melahirkan, semakin

luar biasa pula sakit yang akan dirasakan. Hypnobirthing akan membawa ibu untuk

sama sekali tidak memikirkan dan merasakan nyeri yang ditimbulkan oleh kontraksi

rahim. Kontraksi adalah hal alami yang pasti terjadi selama persalinan. Namun,

hypnobirthing mampu membuat ibu tetap rileks dan tidak panik sehingga tanpa terasa

nyeri proses kelahiran berjalan lancar dan tiba-tiba saja tangis bayi sudah terdengar.

Ketika dalam keadaan rileks, alam bawah sadar ibu akan mengatur keselarasan tubuh

dan menghasilkan anestesi atau pembiusan yang alami pada ibu yaitu hormon

endorfin (Mongan, 2009).

5.3. Pengaruh Hypnobirthing terhadap Tingkat Nyeri Kala I Fase Aktif pada
Ibu Bersalin Primipara dan Multipara

Hasil penelitian pada distribusi frekuensi intensitas nyeri menunjukkan bahwa

pada ibu bersalin primipara lebih banyak ibu yang mengalami intensitas nyeri

mengganggu sampai nyeri sangat mengganggu yaitu sebanyak 17 orang (64,3%),

sedangkan pada ibu bersalin multipara lebih banyak yang mengalami intensitas nyeri

nyeri mengganggu sampai nyeri sangat mengganggu yaitu sebanyak 12 orang

(54,5%).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


98

Berdasarkan hasil uji stastitik didapatkan bahwa ada pengaruh yang signifikan

antara teknik hypnobirthing terhadap tingkat nyeri persalinan primipara dan multipara

di Klinik Eka Sri Wahyuning Kecamatan Medan Denai Tahun 2016, dimana nilai p

value (0,000) < α (0,05).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Indria Astuti

(2015), tentang pengaruh metode Hypnobirthing terhadap tingkat nyeri dan kemajuan

persalinan pada ibu bersalin di BPM Kota Cimahi. Hasil penelitiannya menunjukkan

bahwa rata-rata lama persalinan pada ibu bersalin tanpa diberikan hypnobirthing

adalah dengan kemajuan persalinan 100 menit dan rata-rata ibu bersalin dengan

hynobirthing adalah 66,7 menit. Nilai p 0.038 berarti bahwa ada pengaruh

hypnobirthing terhadap kemajuan persalinan pada ibu bersalin. Metode hypnobirthing

dapat memberikan dukungan mental yang berdampak positif bagi keadaan psikis ibu,

yang berpengaruh pada kelancaran proses persalinan. Pada saat bersalin, hormon

stres, seperti adrenalin, berinteraksi dengan reseptor-beta di dalam otot uterus dan

menghambat kontraksi dan memperlambat persalinan sehingga ibu bersalin

membutuhkan kondisi yang rileks dan nyaman. Saat kondisi tenang dan relaks, alam

bawah sadar ibu akan mengatur keselarasan tubuh dan menghasilkan anestesi atau

pembiusan yang alami pada ibu, yaitu hormon endorfin. Hipnobirthing terbukti

efektif dalam untuk memberikan rasa nyaman pada saat persalinan.

Ibu bersalin primipara memiliki tingkat kecemasan, kepanikan yang lebih

tinggi dibandingkan dengan ibu bersalin multipara. Dimana tingkat kecemasan dan

kepanikan ini diakibatkan karena belum adanya pengalaman melahirkan sebelumnya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


99

dan kurangnya persiapan mental pada ibu dalam menghadapi persalinan sehingga ibu

bersalin primipara cenderung mengalami tingkat kecemasan dan kepanikan yang

lebih tinggi. Cemas, panik, dan takut justru dapat membuat otot-otot rahim semakin

menegang dan menimbulkan rasa sakit. Rasa sakit yang tidak terkontrol akan

membawa dampak pada lama persalinan. Dengan melakukan hypnobirthing dan

menguasai teknik pernafasan dengan baik dapat menghadirkan rileks sehingga proses

persalinan bisa dijalani dengan tenang tanpa rasa sakit.

Pengalaman rasa nyeri berbeda antara satu Ibu dengan Ibu yang lain,

demikian pula antara persalinan pertama dan persalinan berikutnya pada Ibu yang

sama ataupun pada Ibu yang berbeda. Dengan semakin dekatnya jadwal persalinan

terutama pada persalinan pertama, maka timbul perasaan cemas ataupun takut.

Meskipun ibu sangat menantikan kelahiran sang bayi, di sisi lain timbul kekhawatiran

apakah ibu bisa menjalani persalinan tanpa suatu halangan tertentu. Salah satu

kecemasan para ibu dalam menghadapi proses persalinan adalah ketakutan terhadap

rasa nyeri, apalagi pada ibu yang belum pernah melahirkan sebelumnya. Untuk

persalinan pertama timbulnya kecemasan ini sangat wajar karena segala sesuatunya

adalah pengalaman baru yang akan dirasakan ibu.

Hal ini sesuai dengan penelitian Hariani (2012), yang menyatakan bahwa

paritas berhubungan secara signifikan terhadap nyeri persalinan di BPM Ny. Laila,

karena nilai probabilitas menunjukkan 0,000<0,05. Hal ini disebabkan karena adanya

faktor yang memengaruhi rasa nyeri pada persalinan antara lain intensitas nyeri dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


100

lamanya kontraksi rahim, regangan jalan lahir bagian bawah, umur dan banyaknya

persalinan yang dialami oleh ibu.

Hal ini juga didukung dari beberapa penelitian yang diambil, diantaranya

penelitian Marpaung (2011), menyatakan bahwa ibu bersalin primipara mengalami

nyeri berat sebanyak 54% dan mengalami nyeri ringan sebanyak 46%. Penelitian

Munawaroh (2009), menyatakan bahwa pada ibu multipara mengalami nyeri berat

sebanyak 37% dan mengalami nyeri ringan sebanyak 63%. Penelitian Purwati (2007),

menyatakan ibu primipara dalam merespon nyeri menjelang persalinan di RB dan

Klinik 24 Jam Pucong Anom Semarang menunjukkan intensitas nyeri berat 40%,

nyeri sedang 53%, nyeri ringan 6,7%.

Pada ibu bersalin, nyeri yang dirasakan dibagian perut, pinggang, punggung

dan menjalar ketulang belakang. Ibu merasakan sesak nafas saat persalinan dan

menghindari berbicara dengan orang lain ketika proses persalinan. Oleh karena rasa

nyeri yang hebat menyebabkan perubahan-perubahan fisiologis pada tubuh ibu seperti

tekanan darah menjadi naik, denyut jantung meningkat, laju pernafasan meningkat,

kehilangan banyak cairan tubuh dan kelelahan yang sangat berat. Hal inilah yang

dapat memperburuk kondisi ibu saat bersalin, sehingga proses persalinan menjadi

lebih lama.

Menurut Judha (2012), tingkat nyeri persalinan digambarkan dengan

intensitas nyeri yang dipersepsikan oleh ibu saat proses persalinan. Intensitas rasa

nyeri persalinan bisa ditentukan dengan cara menanyakan tingkatan intensitas atau

merujuk pada skala nyeri. Emosi pada ibu bersalin dapat meningkatkan stres atau rasa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


101

takut ibu, yang secara fisiologis dapat meningkatkan kontraksi uterus sehingga

meningkatkan nyeri yang dirasakan. Saat ibu dalam kondisi inpartu mengalami stres,

maka tubuh akan melakukan reaksi defensif sehingga secara dari stres tersebut

merangsang tubuh mengeluarkan hormon stressor yaitu hormon katekolamin dan

hormon adrenalin. Katekolamin ini akan dilepaskan dalam konsentrasi tinggi saat

persalinan, jika ibu tidak bisa menghilangkan rasa takutnya sebelum melahirkan,

berbagai respon tubuh yang muncul antara lain uterus menjadi semakin tegang

sehingga aliran darah dan oksigen ke dalam otot-otot terus berkurang karena arteri

mengecil dan menyempit akibatnya adalah rasa nyeri yang tidak tertahankan.

Yanti (2010) mengatakan primipara lebih merasakan nyeri pada awal

persalinan kala I daripada multipara. Primipara cenderung lebih banyak mengalami

kecemasan hingga menimbulkan ketegangan dan ketakutan. Kecemasan, kelelahan,

kehabisan tenaga dan kekhawatiran ibu seluruhnya menyatu sehingga dapat

memperberat nyeri fisik yang sudah ada. Begitu nyeri persepsi semakin intens,

kecemasan ibu meningkat semakin berat, sehingga terjadi siklus nyeri-stres-nyeri dan

seterusnya sehingga ibu bersalin tidak mampu lagi bertahan. Faktor lain yang dapat

memengaruhi persepsi nyeri persalinan antara lain adalah umur, pendidikan, sosial

ekonomi, paritas, ukuran bayi maupun presentasi dan sebagainya. Tingkat nyeri

selama persalinan meningkat jika wanita tersebut gelisah dan takut serta pengetahuan

tentang proses persalinan sedikit.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Ada pengaruh hypnobirthing dengan lama proses persalinan kala I Fase Aktif

pada ibu bersalin primipara dan multipara dengan nilai p<0,005. Rata-rata lama

persalinan primipara pada kelompok ibu yang tidak dilakukan hypnobirthing

sebesar 8,04 jam lebih tinggi daripada rata-rata lama persalinan primipara pada

kelompok ibu yang dilakukan hypnobirthing sebesar 4,13 jam. Sedangkan rata-

rata lama persalinan multipara pada kelompok ibu yang tidak dilakukan

hypnobirthing sebesar 5,91 jam lebih tinggi daripada rata-rata lama persalinan

multipara pada kelompok ibu yang dilakukan hypnobirthing sebesar 2,76 jam.

2. Ada pengaruh hypnobirthing dengan tingkat nyeri persalinan kala I Fase Aktif

pada ibu bersalin primipara dan multipara dengan nilai p<0,005. Rata-rata tingkat

nyeri persalinan primipara pada kelompok ibu yang tidak dilakukan

hypnobirthing sebesar 4,67 lebih rendah daripada rata-rata nyeri persalinan

primipara pada kelompok ibu yang dilakukan hypnobirthing sebesar 7,23.

Sedangkan rata-rata tingkat nyeri persalinan multipara pada kelompok ibu yang

tidak dilakukan hypnobirthing sebesar 3,70 lebih rendah daripada rata-rata tingkat

85
102
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
103

nyeri persalinan multipara pada kelompok ibu yang dilakukan hypnobirthing

sebesar 6,50.

6.2. Saran

Dengan dilakukannya penelitian ini dapat diketahui bahwa ada pengaruh

teknik hypnobirthing terhadap lamanya proses persalinan dan tingkat nyeri

persalinan. Adapun saran dari peneliti yaitu:

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Bagi tenaga kesehatan terutama bidan agar dapat meningkatkan pemahaman dan

keterampilan tentang teknik hypnobirthing agar dapat melakukan pertolongan

persalinan yang aman, lancar dan relatif lebih cepat.

2. Bagi peneliti lain

Bagi peneliti lain dapat melanjutkan penelitian ini dengan batasan paritas

ataupun melanjutkan penelitian mengenai pengalaman ibu yang dilakukan

hypnobirthing saat persalinannya.

3. Bagi Responden

Bagi responden khususnya ibu hamil hendaknya mencari informasi selengkapnya

mengenai persalinan terutama dalam menghadapi proses persalinan agar tetap

tenang sehingga memperlancar proses persalinan dengan metode hypnobirthing,

sehingga ibu dan keluarga siap menghadapi proses persalinan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


104

DAFTAR PUSTAKA

Am J Clin Hypn. 2004. The Amazing Hypnobirthing And Hypnoanesthesia. Apr;


46(4):299-312 (ISSN: 0002-9157) Mehl-Madrona LE.

Andriana, E. 2016. MelahirkanTanpa Rasa Sakit dengan Metode Relaksasi


Hypnobirthing. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.

Aprillia, Y. 2014. Gentle Birth Balance, Persalianan Holistic Mind, Body, And Soul.
Bandung: PT Mizan Pustaka.

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta.

Asrinah. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Persalinan. Yogyakarta: Media Pressindo.

Aziz, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba
Medika.

Batbual, B. 2010. Hypnosis Hypnobirthing :Nyeri Persalinan dan Berbagai Metode


Penanggulangannya. Yogyakarta :Gosyen Publishing.

Bobak, L. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta: EGC.

Campbell,T.D. 1966. Experimental and Quasi-Experimental Design For Research.


U.S.A: Houghton Mifflin Company.

Denidya, DM. 2011. Melahirkan dengan Menyenangkan. Yogyakarta: Pinang Merah


Publisher.

Dep.Kes, R.I. 2004. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: DepKes RI.

Fakultas Kesehatan Masyarakat. 2014. Pedoman Penulisan Proposal Penelitian dan


Tesis. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Fuchs, et, al. 2009. Bersalin Dengan Hypnobirthing.www.bidankita.com> bersalin-


dengan-hypnobirthing. Diakses 12 Februari 2014.

Hamilton, C. Mary. 1995. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, Edisi 6. Jakarta:


EGC.

87

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


105

Hariani, W.F. 2012. Skripsi Hubungan Umur dan Paritas dengan Nyeri Persalinan
pada Ibu Bersalin di Bidan Praktek Mandiri Ny.Laila Banyuwangi.
Surakarta: Pascasarjana.

Judha , M. Sudarti. 2012. Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan. Yogyakarta.
Muha Medika.

Kuswandi, L. 2011. Keajaiban Hypno-Birthing. Jakarta: Pustaka Bunda.

Mahmudah, S. 2013. Skripsi Pengaruh Pemberian Hypnobirthing dengan Lama


Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Ibu Bersalin di BPS Prita Yusita
Mangunsari Salatiga. Stikes Ngudi Waluyo.

Martalisa, W. 2013. Skripsi Hubungan Intensitas Keikutsertaan Hypnobirthing


dengan Tingkat Kecemasaan Ibu Hamil di Gianyar.

Maryunani, A. 2010. Nyeri DalamPersalinan “Teknikdan Cara Penanganannya”.


Jakarta: TIM.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: RinekaCipta.

Rachmat, M., 2012. Buku Ajar Biostatistika Aplikasi pada Penelitian Kesehatan.
Jakarta: EGC.

Rizema, P, 2016. Cara Mudah Melahirkan dengan Hypnobirthing. Banguntapan


Yogyakarta: Laksana.

Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

Sumapraja, S. 2005. Persalinan Normal. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas


Indonesia.

Sitti, N. 2012. Skripsi Pengaruh Teknik Hypnobirthing terhadap Lamanya Proses


Persalinan di Klinik Sumiariani Kecematan Medan Johor Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2012.

Usman, H. dan R. Purnomo S.A,. 2009. Pengantar Statistika. Jakarta: PT.


BumiAksara.

Wiknjosastro, H. 2007. Ilmu Kebidanan. Edisi 9. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


106

Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

Sayabernama Dewi Ramadani Buulolo adalah mahasiswa di Program Studi S2


Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara. Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan S2 Ilmu Kesehatan
Masyarakat yang sedang saya jalani, saya melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Hypnobirthing terhadap Lama Persalinan Kala I FaseAktif dan Nyeri
Persalinan pada Ibu Bersalin di Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan
DenaiTahun 2016.
Tujuan penelitian saya adalah untuk mengetahui bagaimanakah Pengaruh
Hypnobirthing terhadap Lama Persalinan Kala I FaseAktif dan Nyeri Persalinan Pada
Ibu Bersalin dimana saya melakukan pengamatan langsung dengan menggunakan
lembar partograf. Kemudian saya juga ingin mengetahui Nyeri pada Persalinan
dengan Lembar Observasional.
Untuk itu dibutuhkan kerjasama yang baik antara peneliti, ibu bersalin dan
pimpinan klinik. Identitas ibu bersalin dan semua informasi yang diberikan akan
dirahasiakan dan hanyadigunakan untuk keperluan penelitian ini.
Apabila ibu bersalin bersedia dan menyetujui untuk menjadi responden dalam
penelitian ini, agar kiranya menandatangani formulir sebagai tandapersetujuan.Atas
kerjasama yang baik dari semua pihak saya ucapkan terimakasih.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


107

Lampiran 2.

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama Dewi Ramadani Buulolo adalah mahasiswa Program Studi
S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara.Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang Pengaruh Hypnobirthing
Terhadap Lama Persalinan Kala I FaseAktif Dan NyeriPersalinanPada Ibu Bersalin
Di Klinik bersalin Eka Sri wahyuni Kecamatan Medan Denai Tahun 2015.
Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir
di Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
Keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu bersalin untuk menjadi
responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon mengisikuesioner dengan
memberikan tanda checklist dengan jujur dan apa adanya. Jika ibu bersalin bersedia,
mohon menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kerelaan dari ibu.
Untuk itu dibutuhkan kerjasama yang baik antara peneliti, ibu bersalin dan
pimpinan klinik. Identitas ibu bersalin dan semua informasi yang diberikanakan
dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini. Atas kerjasama
yang baik saya ucapkan terima kasih.

Medan, 2016
Peneliti Responden

(Dewi Ramadani) ( )

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


108

Lampiran 3. Kuesioner Penelitian

PENGARUH TEKNIK HYPNOBIRTHING TERHADAP LAMANYA PROSES


PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DAN TINGKAT NYERI PADA IBU
BERSALIN DI KLINIK BERSALIN EKA SRIWAHYUNI
KECAMATAN MEDAN DENAI
TAHUN 2016

Nomor Responden :
Umur : Tahun
Pendidikan : 1. Pendidikan Rendah (SD/SLTP sederajat)
2. Pendidikan Menengah (SLTA sederajat)
3. Pendidikan Tinggi (D-I, D-III, D-IV, S1 sederajat)
Paritas : Primipara
Multipara
Lembar observasi intensitas nyeri :

d. Face Pain Rating Scale

e. Skala nyeri dengan “observasi perilaku”

Tabel 1.2 Skala Nyeri dengan “Observasi Perilaku”

Skor
Kategori
0 1 2
Muka Tidak ada Wajah Sering dahi tidak
ekspresi atau menyeringai,dahi konstan, rahang
senyuman berkerut,menyendiri memegang, dagu
tertentu,tidak gemetar
mencari perhatian
Kaki Tidak ada posisi Gelisah,resah dan Menendang atau
atau relaks memegang kaki disiapkan
Aktivitas Berbaring, posisi Gelisah,resah dan Menekuk,kaku
atau relaks memegang atau menghentak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


109

Menangis Tidak menangis Merintih atau Menangis keras,


(saat bangun merengek,kadang- berpekik atau
maupun saat kadang mengeluh sedang, sering
tidur) mengeluh
Hiburan Isi relaks Kadang-kadang hati Kesulitan untuk
tentram dengan menghibur atau
sentuhan, memeluk, kenyamanann
berbicara untuk
mengalihkan
perhatian
Total skor 0 – 10

Keterangan :
0 : Tidak nyeri
1 - 3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.
4 – 6: Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti
perintah dengan baik.
7 – 9: Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah
tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak
dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas
panjang dan distraksi.
10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


110

Lampiran 4
Alat Pantau Lamanya Kala I Persalinan Dengan Menggunakan Patgoraf

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


111

Lampiran 5. Master Data Penelitian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


112

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


113

Lampiran 6. Distribusi Frekuensi

Frequency Table

Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 19-24 6 12,0 12,0 12,0
25-30 30 60,0 60,0 72,0
31-36 14 28,0 28,0 100,0
Total 50 100,0 100,0

Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Menengah 39 78,0 78,0 78,0
Tinggi 11 22,0 22,0 100,0
Total 50 100,0 100,0

Paritas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Primipara 28 56,0 56,0 56,0
Multipara 22 44,0 44,0 100,0
Total 50 100,0 100,0

Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SMP 4 8,0 8,0 8,0
SMA 35 70,0 70,0 78,0
DIII 3 6,0 6,0 84,0
DIV 1 2,0 2,0 86,0
S1 7 14,0 14,0 100,0
Total 50 100,0 100,0

Tingkat Nyeri Persalinan Pada Primipara


Kode Tingkat Nyeri
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sedikit Nyeri 1 3,6 3,6 3,6
Agak Nyeri 9 32,1 32,1 35,7
Nyeri Mengganggu 11 39,3 39,3 75,0
Nyeri Sangat 7 25,0 25,0 100,0
Mengganggu
Total 28 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


114

Jumlah Anak pada Multipara

Jumlah Anak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 13 59,1 59,1 59,1
3 8 36,4 36,4 95,5
4 1 4,5 4,5 100,0
Total 22 100,0 100,0

Tingkat Nyeri Persalinan Pada Multipara

Kode Tingkat Nyeri


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sedikit Nyeri 3 13,6 13,6 13,6
Agak Nyeri 7 31,8 31,8 45,5
Nyeri Mengganggu 9 40,9 40,9 86,4
Nyeri Sangat 3 13,6 13,6 100,0
Mengganggu
Total 22 100,0 100,0

Crosstabs

Umur * Hypnobirthing
Crosstab
Hypnobirthing
Dilakukan Tidak Dilakukan Total
Umur 19-24 Count 3 3 6
% of Total 6,0% 6,0% 12,0%
25-30 Count 18 12 30
% of Total 36,0% 24,0% 60,0%
31-36 Count 4 10 14
% of Total 8,0% 20,0% 28,0%
Total Count 25 25 50
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 3,771a 2 ,152
Likelihood Ratio 3,865 2 ,145
Linear-by-Linear Association 1,885 1 ,170
N of Valid Cases 50
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,00.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


115

Pendidikan * Hypnobirthing

Pendidikan * Hypnobirthing Crosstabulation


Hypnobirthing
Dilakukan Tidak Dilakukan Total
Pendidikan DIII Count 2 1 3
% of Total 4,0% 2,0% 6,0%
DIV Count 1 0 1
% of Total 2,0% ,0% 2,0%
S1 Count 3 4 7
% of Total 6,0% 8,0% 14,0%
SMA Count 18 17 35
% of Total 36,0% 34,0% 70,0%
SMP Count 1 3 4
% of Total 2,0% 6,0% 8,0%
Total Count 25 25 50
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 2,505a 4 ,644
Likelihood Ratio 2,945 4 ,567
N of Valid Cases 50
a. 8 cells (80,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,50.
Pendidikan * Hypnobirthin

Pendidikan * Hypnobirthing Crosstabulation


Hypnobirthing
Dilakukan Tidak Dilakukan Total
Pendidikan Menengah Count 19 20 39
% of Total 38,0% 40,0% 78,0%
Tinggi Count 6 5 11
% of Total 12,0% 10,0% 22,0%
Total Count 25 25 50
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square ,117a 1 ,733
Continuity Correctionb ,000 1 1,000
Likelihood Ratio ,117 1 ,733
Fisher's Exact Test 1,000 ,500
Linear-by-Linear ,114 1 ,735
Association
N of Valid Cases 50

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


116

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square ,117a 1 ,733
Continuity Correctionb ,000 1 1,000
Likelihood Ratio ,117 1 ,733
Fisher's Exact Test 1,000 ,500
Linear-by-Linear ,114 1 ,735
Association
N of Valid Cases 50
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,50.
b. Computed only for a 2x2 table

Paritas * Hypnobirthing

Crosstab
Hypnobirthing
Dilakukan Tidak Dilakukan Total
Paritas Primipara Count 15 13 28
% of Total 30,0% 26,0% 56,0%
Multipara Count 10 12 22
% of Total 20,0% 24,0% 44,0%
Total Count 25 25 50
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square ,325a 1 ,569
Continuity Correctionb ,081 1 ,776
Likelihood Ratio ,325 1 ,569
Fisher's Exact Test ,776 ,388
Linear-by-Linear ,318 1 ,573
Association
N of Valid Cases 50
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,00.
b. Computed only for a 2x2 table

Deskripsi Data Penelitian

Group Statistics
Std. Error
Paritas N Mean Std. Deviation Mean
Lama Persalinan Primipara 28 9,0239 1,87547 ,35443
Multipara 22 5,3850 1,17024 ,24950

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


117

Deskripsi Data Lama Persalinan Pada Primipara

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Lama Persalinan (Jam) 28 4,60 8,05 5,0239 1,87547
Valid N (listwise) 28

Deskripsi Data Lama Persalinan Pada Multipara

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Lama Persalinan (Jam) 22 4,08 6,20 3,3850 1,17024
Valid N (listwise) 22

UJI NORMALITAS
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Paritas Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Lama Primipara ,147 28 ,122 ,958 28 ,320
Persalinan Multipara ,177 22 ,073 ,885 22 ,015
a. Lilliefors Significance Correction

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


118

Lampiran 7. Analisis Bivariat

Uji T-Test Lama Persalinan pada Primipara

Group Statistics
Std. Std. Error
Hypnobirthing N Mean Deviation Mean
Lama Persalinan Dilakukan 15 4,1353 1,70936 ,44135
(Jam) Tidak 13 8,0492 1,54254 ,42782
dilakukan

Independent Samples Test


Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
Std. 95% Confidence
Sig. Mean Error Interval of the
(2- Differen Differe Difference
F Sig. t df tailed) ce nce Lower Upper
Lama Equal ,057 ,813 -3,090 26 ,005 - ,61936 -3,18700 -
Persali variances 1,91390 ,64079
nan assumed
(Jam) Equal -3,114 25,94 ,004 - ,61468 -3,17751 -
variances 5 1,91390 ,65028
not
assumed

Uji T-Test Lama Persalinan Pada Multipara

Group Statistics
Std. Std. Error
Hypnobirthing N Mean Deviation Mean
Lama Persalinan Dilakukan 10 4,7600 ,96759 ,30598
(Jam) Tidak dilakukan 12 5,9058 1,09424 ,31588

Independent Samples Test


Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Sig. Mean Interval of the
(2- Differen Std. Error Difference
F Sig. t df tailed) ce Difference Lower Upper
Lama Equal variances ,120 ,733 -2,575 20 ,018 -1,14583 ,44494 -2,07397 -
Persalinan assumed ,21770
(Jam) Equal variances -2,605 19,907 ,017 -1,14583 ,43978 -2,06347 -
not assumed ,22820

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


119

Uji T-test Tingkat Nyeri Persalinan Pada Primipara

Group Statistics
Std. Error
Hypnobirthing N Mean Std. Deviation Mean
Tingkat_Nyeri Dilakukan 15 4,67 1,175 ,303
Tidak Dilakukan 13 7,23 1,092 ,303

Independent Samples Test


Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Mean Std. Error Interval of the
Sig. (2- Differenc Differenc Difference
F Sig. t df tailed) e e Lower Upper
Tingk Equal ,001 ,982 -5,949 26 ,000 -2,564 ,431 -3,450 -1,678
at_Ny variances
eri assumed
Equal -5,981 25,854 ,000 -2,564 ,429 -3,446 -1,683
variances
not
assumed

Uji T-test Tingkat Nyeri Persalinan Pada Multipara


Group Statistics
Std. Error
Hypnobirthing N Mean Std. Deviation Mean
Tingkat_nyeri Dilakukan 10 3,70 1,252 ,396
Tidak Dilakukan 12 6,50 1,168 ,337

Independent Samples Test


Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Sig. (2- Mean Std. Error Difference
F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper
Tingkat_ Equal ,021 ,886 -5,421 20 ,000 -2,800 ,516 -3,877 -1,723
nyeri variances
assumed
Equal -5,386 18,729 ,000 -2,800 ,520 -3,889 -1,711
variances
not
assumed

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


120

Uji T-Test Lama Persalinan dari Latar Belakang Pendidikan Ibu Primipara

Group Statistics
Kode Std. Std. Error
Pendidikan N Mean Deviation Mean
Lama Persalinan Menengah 22 9,3118 1,78226 ,37998
(Jam) Tinggi 6 7,9683 1,98772 ,81148

Independent Samples Test


Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
Std. 95% Confidence
Sig. Mean Error Interval of the
(2- Differe Differe Difference
F Sig. t df tailed) nce nce Lower Upper
Lama Equal ,145 ,706 1,600 26 ,122 1,34348 ,83988 -,38290 3,06987
Persalinan variances
(Jam) assumed
Equal 1,499 7,349 ,175 1,34348 ,89604 -,75509 3,44206
variances not
assumed

T-Test Lama Persalinan dari Latar Belakang Pendidikan Ibu Multipara


Group Statistics
Kode Std. Std. Error
Pendidikan N Mean Deviation Mean
Lama Persalinan Menengah 17 5,3106 ,94656 ,22957
(Jam) Tinggi 5 5,6380 1,87142 ,83693

Independent Samples Test


Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
Std. 95% Confidence
Sig. Mean Error Interval of the
(2- Differen Differen Difference
F Sig. t df tailed) ce ce Lower Upper
Lama Equal 8,600 ,008 -,541 20 ,595 -,32741 ,60565 - ,93595
Persalina variances 1,59077
n (Jam) assumed
Equal -,377 4,618 ,723 -,32741 ,86784 - 1,96010
variances not 2,61492
assumed

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


121

UJI KORELASI UMUR DENGAN LAMA PERSALINAN

Correlations
Lama Persalinan
Umur (Jam)
Umur Pearson Correlation 1 -,272
Sig. (2-tailed) ,162
N 28 28
Lama Persalinan (Jam) Pearson Correlation -,272 1
Sig. (2-tailed) ,162
N 28 28

Correlations
Lama Persalinan
Umur (Jam)
Umur Pearson Correlation 1 ,174
Sig. (2-tailed) ,440
N 22 22
Lama Persalinan (Jam) Pearson Correlation ,174 1
Sig. (2-tailed) ,440
N 22 22

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


122

Lampiran 8. Analisis Multivariat


Analisis Regression
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Hypnobirthing, Umur, Kode . Enter
Pendidikan
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Lama Persalinan (Jam)

Model Summary
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 ,683a ,466 ,399 1,45380
a. Predictors: (Constant), Hypnobirthing, Umur, Kode Pendidikan

ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 44,245 3 14,748 6,978 ,002a
Residual 50,725 24 2,114
Total 94,970 27
a. Predictors: (Constant), Hypnobirthing, Umur, Kode Pendidikan
b. Dependent Variable: Lama Persalinan (Jam)

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 10,663 2,826 3,773 ,001
Umur -,117 ,118 -,166 -,994 ,330
Pendidikan -1,590 ,763 -,354 -2,085 ,048
Hypnobirthing 2,243 ,564 ,607 3,979 ,001
a. Dependent Variable: Lama Persalinan (Jam)
Regression
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Hypnobirthing, Umur, Kode . Enter
Pendidikan
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Lama Persalinan (Jam)

Model Summary
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 ,601a ,361 ,255 1,01015
a. Predictors: (Constant), Hypnobirthing, Umur, Kode Pendidikan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


123

ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 10,391 3 3,464 3,395 ,041a
Residual 18,367 18 1,020
Total 28,759 21
a. Predictors: (Constant), Hypnobirthing, Umur, Kode Pendidikan
b. Dependent Variable: Lama Persalinan (Jam)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1,310 2,902 ,451 ,657
Umur ,021 ,090 ,046 ,236 ,816
Pendidikan ,977 ,555 ,358 1,761 ,095
Hypnobirthing 1,428 ,481 ,622 2,970 ,008
a. Dependent Variable: Lama Persalinan (Jam)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


124

Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


125

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


126

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


127

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


128

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


129

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


130

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


131

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai