Anda di halaman 1dari 117

EFEKTIFITAS ENDORPHIN MASSAGE TERHADAP NYERI

PUNGGUNG PADA IBU BERSALIN KALA I DI PUSKESMAS


BANGETAYU SEMARANG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh:

Zulfa Lala’ Una Fitri


NIM: 30901502006

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2019

i
EFEKTIFITAS ENDORPIN MASSAGE TERHADAP NYERI
PUNGGUNG PADA IBU BERSALIN KALA I DI PUSKESMAS
BANGETAYU SEMARANG

SKRIPSI

Oleh :

ZULFA LALA’ UNA FITRI


NIM. 30901502006

HALAMAN JUDUL

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG

ii
2019

iii
iv
v
vi
vii
viii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, dan

karunianya, sehingga penulis telah diberi kesempatan untuk menyelesaikan skripsi

dengan judul Efektifitas Endorphin Massage Terhadap Nyeri Punggung

Pada Ibu Bersalin Kala I Di Puskesmas Bangetayu Semarang.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan bimbingan dan saran

yang bermanfaat dari berbagai pihak, sehingga penyusunan skripsi ini dapat

terselesaikan sesuai dengan yang di rencanakan. Untuk itu, pada kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ir. Prabowo Setiyawan, M. T., Ph.D. Selaku Rektor Universitas Islam Sultan

Agung Semarang.

2. Iwan Ardian, SKM., M. Kep. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

3. Ns.Tutik Rahayu, M. Kep., Sp.Kep.Mat. Selaku Ka. Prodi S1 Keperawatan

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

4. Ns. Hj. Sri Wahyuni, M.Kep., Sp.Kep.Mat Selaku pembimbing I yang telah

sabar dan meluangkan waktu serta tenaganya dalam memberikan bimbingan

dan memberikan ilmu serta nasihat yang bermanfaat dalam penyusunan

proposal skripsi ini.

5. Ns. Hernandia Distinarista, M.Kep Selaku pembimbing ke II yang telah sabar

dan meluangkan waktu serta tenaganya dalam memberikan bimbingan dan

memberikan ilmu serta nasihat yang bermanfaat dalam penyusunan proposal

skripsi ini.

ix
6. Seluruh Dosen pengajar dan Staf Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Islam Sultan Agung Semarang yang telah memberikan bekal ilmu

pengetahuan serta bantuan kepada penulis selama menempuh studi.

7. Ibu Muranti selaku ibunda saya tercinta yang selalu memberikan dukungan

beserta doa setiap harinya

8. Bapak Syafrudin selaku bapak saya tercinta yang selalu memberikan


ii
dukungan beserta doa dan selalu bekerja keras untuk memenuhi semua biaya

aya kuliah di keperawatan ini.

9. Kakak- kakak saya (Musclih, Murdani, Toni Hermanto, Ayu Syafriana) yang

selalu menghibur serta membantu mendukung saya untuk meneyelesaikan

skripsi ini.

10. Teman-teman terdekat saya (Yasinta, Wiwit, Ariyanti, Najem, Bunan,

Fharida)

11. Seluruh rekan mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan Prodi

S1 Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

12. Semua pihak yang tidak bisa penulis tuliskan satu per satu, atas bantuan dan

kerja sama yang diberikan dalam penyusunan laporan penelitian.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih sangat membutuhkan saran dan

kritik demi kesempurnaannya.Peneliti berharap proposal skripsi keperawatan ini

dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Semarang, 07 Februari 2019

(Zulfa Lala’ Una Fitri)

x
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
Skripsi, Februari 2019

ABSTRAK

Zulfa Lala’ Una Fitri


EFEKTIFITAS ENDORPHIN MASSAGE TERHADAP NYERI
PUNGGUNG PADA IBU BERSALIN KALA I DI PUSKESMAS
BANGETAYU SEMARANG
66 halaman + 9 tabel + 12 gambar + 18 lampiran + xiv

Latar Belakang: Penangan nyeri dalam persalinan merupakan suatu hal yang
harus diperhatikan oleh pemberi asuhan keperawatan saat memberikan
pertolongan persalinan. Upaya untuk mengurangi nyeri akibat kontraksi dapat
menggunakan nonfaramakologi, yaitu endorphin massage. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui pengaruh tehnik endorphin massage pada nyeri punggung ibu
bersalin kala I
Metode: penelitian ini menggunakan metode tehnik quasi eksperimen dengan pre
– post test with control grup. Jumlah responden sebanyak 34 orang dengan 17
kelompok kontrol dan 17 kelompok intervensi.
Hasil: berdasarkan hasil analisa pada kelompok intervensi sebelum diberikan
perlakuan rata- rata nilai 7,06 dan sesudah diberikan perlakuan rata- rata nilai
4,00. Maka dapat disimpulkan ada pengaruh sebelum dan sesudah diberikan
perlakuan dengan menggunakan metode endorphine massage pada nyeri
punggung ibu bersalin kala I pada kelompok intervensi.
Kesimpulan dan Saran: Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji statistik
pada ibu bersalin kala I pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dan
didapatkan hasil p value= 0,000 dari nilai normal (p value < 0,005). Pada metode
tersebut dapat dijadikan bahan masukan bagi tenaga kesehatan yang berjaga dapat
melakukan pijat endorphin massage pada ibu bersalin dalam menurunkan nyeri
punggung pada ibu bersalin kala I

Kata Kunci: Endorphin Massage, Nyeri


Daftar pustaka : 30 (2005 – 2018)

xi
UNDERGRADUATE NURSING STUDY PROGRAM
FACULTY OF NURSING
ISLAMIC UNIVERSITY SULTAN AGUNG
Thesis, february 2019

ABSTRACT

Zulfa Lala’
THE EFFECT OF ENDORPHIN MASSAGE WOMEN INPARTU TO
DECREASE THE PAIN OF LABOR FIRST STAGE IN HEALTH CENTER
REGION CITY SEMARANG
Things + tables
66 pages + 9 tables + 12 pictures + 18 appendices + xiv

Background : pain management in childbirth are the main things that must be
considered by providers og nursing care when giving aid delivery. Efforts to
reduce the pain caused by contractions can use nonpharmacological, that
endorphine massage. The purpose of this study to determine the effect of
endorphin massage in the mother inpartu to the decline stage of labor pain I.
Methods: this study using the design quasi eksperimen dengan pre – post test
with control grup. The number of respondents as many as 34 people with 17
people of group control and 17 people of group intervention.
Results: based on the results of the analysis in the intervention group before being
given treatment an average value of 7.06 and after being given treatment the
average value of 4.00 and in the control group there was no influence because it
was not given treatment. So it can be concluded that there was an influence before
and after being given treatment by using the endorphine massage method on first
time maternal back pain in the intervention group.
Conclusion : The results of the study showed that the results of the statistical tests
in the intervention group and the control group showed that from the Man
Whitney test to see differences in the treatment given in the two groups and the
results obtained p value = 0,000 from the normal value (p value <0,005). It can
also be concluded that the treatment of endorphin massage is effective for
reducing pain in patients with maternal back pain in the first period. In this
method, it can be used as input for guarding health workers to do endorphin
massage for mothers in reducing back pain in women when I

Keywords: Endorphin massage, Pain


References : 30 (2005 – 2018

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................
ii

HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................
vi

HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................
vii

KATA PENGANTAR.......................................................................................
x

ABSTRAK........................................................................................................
xi

ABSTRACT.....................................................................................................
xi

DAFTAR ISI.....................................................................................................
xii

DAFTAR TABEL.............................................................................................
xvi

DAFTAR GAMBAR........................................................................................
xvii

DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................
xviii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................
1

A. Latar Belakang..........................................................................
.................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................
.................................................................................................4

C. Tujuan Penelitian.......................................................................
.................................................................................................7

D. Manfaat Penelitian....................................................................
.................................................................................................8

xiii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................
9

A. Tinjauan Teori...........................................................................
.................................................................................................9

1. Tinajuan Persalinan............................................................
..........................................................................................9

a. Definisi........................................................................
...................................................................................9

b. Jenis Persalinan...........................................................
...................................................................................9

c. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan.........


.................................................................................11

d. Tahap- Tahap Persalinan.............................................


.................................................................................12

2. Tinajaun Nyeri...................................................................
........................................................................................14

a. Definisi Nyeri..............................................................
.................................................................................14

b. Klasifikasi Nyeri.........................................................
.................................................................................15

c. Teori Nyeri Persalinan................................................


.................................................................................15

d. Perubahan fisiologis pada ibu bersalin.......................


.................................................................................17

e. Penyebab Nyeri Punggung Persalinan........................


.................................................................................19

f. Faktor- faktor yang mempengaruhi Nyeri Punggung


Persalinan....................................................................
.................................................................................21

h. Intensitas Nyeri Punggung Persalinan........................


.................................................................................24

3. Tinjauan Endorphin Massage............................................


........................................................................................26

a. Pengertian Massage....................................................
.................................................................................26

xiv
b. Pengertian Endorphin Massage..................................
.................................................................................27

c. Manfaat Endorphin Massage......................................


.................................................................................27

d. Prosedur Melakukan Endorphin Massage Menurut


Kuswandi (2011):........................................................
.................................................................................28

4. Pengaruh Endorphin Massage dalam Menurunkan Nyeri


Punggung Pada Ibu Bersalin Kala I...................................
........................................................................................31

B. Kerangka Teori..........................................................................
...............................................................................................32

C. Hipotesa.....................................................................................
...............................................................................................33

BAB III METODE PENELITIAN.................................................................


34

A. Kerangka Konsep......................................................................
...............................................................................................34

B. Variabel Penelitian....................................................................
...............................................................................................34

C. Desain Penelitian.......................................................................
...............................................................................................35

D. Populasi Dan Sampel Penelitian...............................................


...............................................................................................35

1. Populasi Penelitian.............................................................
........................................................................................35

2. Sampel Penelitian...............................................................
........................................................................................36

E. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................


...............................................................................................37

F. Definisi Operasional..................................................................
...............................................................................................37

G. Instrumen dan Alat Pengumpulan Data.....................................


...............................................................................................38

xv
H. Metode Pengumpulan Data.......................................................
...............................................................................................39

I. Rencana Analisis Data...............................................................


...............................................................................................43

1. Pengolahan Data................................................................
........................................................................................43

2. Jenis Analisa Data..............................................................


........................................................................................44

J. Etika Penelitian.........................................................................
...............................................................................................45

BAB IV HASIL PENELITIAN......................................................................


47

A. Pengantar Bab...........................................................................
...............................................................................................47

B. Analisis Univariat......................................................................
...............................................................................................47

1. Karakteristik Responden....................................................
........................................................................................48

2. Tingkat nyeri persalinan kala I sebelum dan sesudah


dilakukan endorphin massage pada kelompok intervensi
dan kelompok kontrol........................................................
........................................................................................48

C. Analisa Bivariat.........................................................................
...............................................................................................50

1. Perbedaan intensitas nyeri punggung pada ibu bersalin


kala I sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok
intervensi dan kontrol.........................................................
........................................................................................50

a. Uji normalitas Shapiro- Wilk (n=17)...........................


.................................................................................50

b. Hasil uji Paired t- test.................................................


.................................................................................51

c. Hasil uji Wilcoxon.......................................................


.................................................................................51

2. Efektifitas endorphin massage terhadap penurunan nyeri


punggung pada ibu bersalin kala I pada kelompok

xvi
intervensi dan kelompok kontrol setelah terapi
endorphin masssage...........................................................
........................................................................................52

a. Uji normalitas Shapiro- Wilk.......................................


.................................................................................52

b. Hasil uji Man Whitney................................................


.................................................................................53

BAB V PEMBAHASAN..............................................................................
54

A. Interpretasi Dan Diskusi Hasil..................................................


...............................................................................................54

1. Karakteristik Responden....................................................
........................................................................................54

a. Umur Responden........................................................
.................................................................................54

b. Paritas Responden.......................................................
.................................................................................56

c. Perbedaan Skala Nyeri pada Ibu Bersalin Kala I


Sebelum dan Sesudah Diberikan Endorphin Massage
.................................................................................57

d. Efektifitas Endorphin Massage Terhadap Penurunan


Nyeri Punggung Pada Ibu Bersalin Kala I Pada
Kelompok Intervensi Dan Kelompok Kontrol............
.................................................................................59

B. Keterbatasan Penelitian.............................................................
...............................................................................................61

C. Implikasi untuk Keperawatan...................................................


...............................................................................................61

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN.............................................................


62

A. Simpulan...................................................................................
...............................................................................................62

B. Saran..........................................................................................
...............................................................................................63

xvii
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
65

LAMPIRAN.....................................................................................................
68

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Definisi Operasional...................................................................


37

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan


Usia Dan Pritas di Puskesmas Bangetayu Semarang Pada
Bulan November- Desember 2018 (N=34)................................
48

Tabel 4.2. Distribusi frekuensi tingkat nyeri sebelum dan sesudah


dilakukan endorphine massage pada kelompok intervensi Di

xviii
Puskesmas Bangetayu Semarang November- Desember 2018
(n=17)..........................................................................................
49

Tabel 4.3. Distribusi frekuensi tingkat nyeri sebelum dan sesudah


dilakukan endorphine massage pada kelompok kontrol Di
Puskesmas Bangetayu Semarang November- Desember 2018
(n=17)..........................................................................................
49

Tabel 4.4. Hasil uji normalitas data antara kelompok intervensi dan
kelompok kontrol menggunakan uji Shapiro- Wilk (n=17).........
50

Tabel 4.5. Perbedaan intensitas nyeri pada pasien nyeri punggung ibu
bersalin kala I sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok
intervensi dengan uji Paired t- test..............................................
51

Tabel 4.6. Perbedaan intensitas nyeri pada pasien nyeri punggung ibu
bersalin kala I sebelum dan setelah intervensi pada kelompok
kontrol dengan uji Wilcoxon........................................................
51

Tabel 4.7. Uji normalitas Shapiro- Wilk.......................................................


52

Tabel 4.8. Efektifitas endorphin massage terhadap penurunan nyeri


punggung pada ibu bersalin kala I pada kelompok intervensi
dan kelompok kontrol dengan uji Man Whitney..........................
53

DAFTAR GAMBAR

xix
Gambar 2.1. Persalinan Normal.....................................................................
10

Gambar 2.2. Persalinan Menggunakan Alat Bantu Forcep............................


10

Gambar 2.3. Beberapa jenis panggul wanita..................................................


19

Gambar 2.4. Alat Ukur Verbal Descriptor Scale...........................................


25

Gambar 2.5. Alat Ukur Visual Analog Scale................................................


26

Gambar 2.6. Ibu Bernafas Dalam dan Memejamkan Mata............................


28

Gambar 2.7. Endorphin Massage pada Tangan Ibu Bersalin.........................


29

Gambar 2.8. Massage Endorphin Lembut dan Ringan ke Tulang Ekor........


29

Gambar 2. 9. Massage Endorphin pada Bagian Punggung Hingga Menuju


ke Payudara...............................................................................
30

Gambar 2.10. Kerangka Teori..........................................................................


32

Gambar 3.1. Kerangka Konsep......................................................................


34

Gambar 3.2. Bagan Alur Intervensi Pengumpulan Data................................


42

xx
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Survei ke Puskesmas Bangetayu Semarang


Lampiran 2. Surat Balasan Permohonan Izin Survei Dari Dinas Kesehatan Kota
Semarang
Lampiran 3. Surat Permohonan Izin Penelitian ke Dinas Kesehatan Kota
Semarang
Lampiran 4. Surat balasan Permohonan Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan
Kota Semarang
Lampiran 5. Surat Permohonan Izin Penelitian ke Kesbangpol Kota Semarang
Lampiran 7. Surat Keterangan Lolos Uji Etik
Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9. Surat Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 10. Kuesioner Penelitian
Lampiran 11. Standar Operasional Metoe Endorphin Massage
Lampiran 12. Tabulasi Data Penelitian
Lampiran 13. Hasil Olah Data Penelitian
Lampiran 14. Dokumentasi Penelitian
Lampiran 15. Lembar Bimbingan Skripsi
Lampiran 16. Hasil Turn it in
Lampiran 17. Jadwal Kegiatan Penelitian
Lampiran 18. Daftar Riwayat Hidup

xxi
xxii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut (Bandiyah, 2008) dalam (Azizah , dkk, 2011) Pada ibu

bersalin umunya disertai dengan rasa nyeri pada punggung. Secara fisiologis

nyeri terjadi dampak dari peregangan yang berjalan dengan berlebihan atau

mengangkat benda-benda berat yang kelelahan serta membungkuk atau

berlebihan. Nyeri yang biasa terjadi berupa nyeri ringan dan nyeri berat

sehingga mengganggu aktivitas ibu hamil. Dengan sejalan selama kehamilan

berat badan akan bertambah secara bertahap dan meningkatnya ukuran rahim

mengakibatkan postur tubuh dan karakter berjalan perempuan akan sangat

terlihat. Bila wanita hamil tidak memperhatikan sepenuhnya pada postur

tubuh oleh karena itu wanita akan tetapi berjalan dan ayunan tubuh

kebelakang akibat tingginya lordosis. Lengkung ini lalu akan melemaskan

otot pada punggung dan akan mengakibatkan rasa nyeri.

Nyeri punggung umumnya, nyeri punggung yang biasa menimpa pada

wanita hamil yang akan terpengaruh berbagai macam pemicu adalah selama

kehamilan postur tubuh akan berubah, hal ini selaras dengan redistribusi

pemusatan dan selama kehamilan berat badan akan bertambah secara

bertahap, pengaruh struktur ligament pada hormonal distruktur ligamen, pusat

pergerakan tubuh berpindah didepan serta dikolaborasikan meregangangkan

pada otot abdomen yang lemas, peristiwa itu selalu terjadi melekuknya

ditulang lumbal disertai pembulatan dibahu dan dagu yang menghubungkan

1
2

dengan cenderung pada otot punggung guna memendek, maupun otot

abdomen meregang sehingga dapat mengakibatkan ketidak seimbangan otot

disekitar pelvis, dan tegangan tambahan dapat dirasakan diatas ligament

tersebut. Yang akan mengakibatkan nyeri pada punggung yang biasanya

berasal pada sakroiliaka atau lumbal, dan akan mengakibatkan gangguan

punggung masa yang lama jika otot tidak seimbang dan stabilitas pelvis tidak

disembuhkan sesudah lahiran, faktor terjadina nyeri punggung pada saat

hamil yaitu aktivitas yang dilakukan saat msa kehamilan, banyaknya tugas

rumah tangga seperti menyetrika serta menyiapkan makan-makanan serta

dilakukan dengan berdiri dalam waktu yang cukup lama, jika terjadi tegangan

pada otot panggul apabila ibu hamil harus mengangkat objek berat, seluruh

pergerakan berputar dengan mengangkat adalah gerakan yang membahayakan

dan pantangan (Fraser. 2009).

Nyeri punggung yang terjadi pada ibu bersalin menurut survey yang

dilakukan di Inggris dan Skandinavia terdapat 50% ibu hamil mengalami

nyeri punggung (Mantle et al, 1997 dan Osttgard, 1997, Fraser, 2009) dalam

(Ummah, 2012).

Apabila otot-otot pada wanita lemah menyebabkan masalah pada

sehingga menyebabkan kesulitan untuk menompang uterus yang membesar.

Lengkungan punggung akan semakin memanjang jika tidak ada songkongan

pada uterus. Pada wanita dengan grand multipara yang tidak melaksanakan

latihan pada umumnya mengalami kelemahan pada otot abdomen, sedangkan

otot abdomen yang sangat baik dimiliki oleh para wanita primigravida karena
3

belum pernah mengalami peregangan sebelumnya. Dengan demikian,

keparahan nyeri punggung bagian bawah biasanya meningkat seiring

paritas (Varney, 2007).

Pijat punggung efektif diberikan secara intermiten dalam waktu

persalinan, seperti penggosokan hanya punggung yang boleh dilaksanakan

bervariasi dalam atau selama kontraksi hal lokasi dan jenis sentuhan.

Pengaruh pengendalian nyeri hanya berlangsung selama pijat sedang

dilakukan. Pengaruh yang relatif singkat ini agar membantu mengendalikan

ibu serta pengurangan rangsang nyeri menggambarkan kekuatan yang mantap

dan kuat yang diberikan pada sebuah titik pada punggung bawah selama

kontraksi, menggunakan tumit tangan seseorang yang menemani dalam

persalian.

Sementara ini pengelolaan nyeri dengan non–famakologis adalah

menggunakan tehnik relaksasi, touch relaxation yang dilakukan oleh suami

bertujuan untuk mengurangi nyeri, tehnik tarik nafas dalam, akupresur,

hipnosis, tehnik auditori dan imagery visual persalinan.

Metode yang biasa digunakan untuk penanganan nyeri punggung pada

ibu hamil non farmakologi lainnya adalah dengan tehnik distraksi dan pijat

(Padila, 2014).

Metode lain dalam menurunkan nyeri persalinan dengan menggunakan

non- farmakologi dengan cara tehnik abdominal lifting dan counter pressure,

mengenai efektifitas tehnik abdominal pressure dan abdominal lifting bahwa

hasil didapatkan tehnik counter pressur sangat efektifitas dibandingkan


4

abdominal lifting penelitian yang dilakukan oleh (Anggrareni, Heni,

Wijayanti, 2012).

Untuk mengurangi nyeri punggung dengan non-farmakologis adalah

tehnik endorphine massage. Endorphin Massage adalah alternatif

sentuhan/pijatan ringan yang khusus diberikan kepada ibu hami. Hal tersebut

dapat merangsang tubuh sehingga senyama endorphin yang berfungsi sebagai

pereda rasa sakit serta rasa nyaman.

Manfaat dari endorphin sebagai pengatur produksi hormon

pertumbuhan serta seks, pengendalian rasa nyeri dan sakit yang menetap,

pengendaliaan perassan stress, peningkatan sistem kekebalan tubuh.

Endorphin dalam tubuh dapat memicu tumbuhnya berbagai kegiatan,

misalnya nafas dalam relaksasi dan meditasi (Kuswandi, 2011).

B. Rumusan Masalah

Nyeri punggung pada umumnya, nyeri punggung yang biasa menimpa

pada wanita hamil yang akan terpengaruh berbagai macam pemicu adalah

selama kehamilan postur tubuh akan berubah, hal ini selaras dengan

redistribusi pemusatan dan selama kehamilan berat badan akan bertambah

secara bertahap, pengaruh struktur ligament pada hormonal pada struktur

ligamen, pusat pergerakan tubuh berpindah kedepan dan jika dikolaborasikan

dengan peregangan pada otot abdomen yang lemas, peristiwa ini selalu terjadi

lekukan pada tulang lumbal yang disertai pembulatan pada bahu dan dagu

yang menghubungkan pada kecenderungan pada otot punggung untuk

memendek jika otot abdomen meregang sehingga dapat mengakibatkan


5

ketidak seimbangan otot disekitar pelvis, dan tegangan tambahan dapat

dirasakan diatas ligament tersebut.

Yang akan mengakibatkan nyeri pada punggung yang biasanya berasal

pada sakroiliaka atau lumbal, dan akan mengakibatkan gangguan punggung

masa yang lama jika otot tidak seimbang dan stabilitas pelvis tidak

disembuhkan sesudah melahirkan, aktivitas selama kehamilan juga menjadi

faktor terjadinya nyeri punggung selama kehamilan, banyak tugas rumah

tangga seperti menyetrika atau menyiapkan makanan yang dapat dilakukan

dalam posisi duduk, bukan berdiri tetapi dilakukan dengan berdiri dalam

waktu yang lama, jika terjadi tegangan pada otot panggul apabila ibu hamil

harus mengangkat objek berat, seluruh pergerakan berputar dengan

mengangkat adalah gerakan yang membahayakan dan pantangan (Fraser.

2009).

Metode lain dalam non- farmakologi untuk menurunkan nyeri

persalinan dengan menggunakan tehnik counter pressure dan abdominal

lifting, mengenai efektifitas tehnik counter pressure dan abdominal lifting

didapatkan hasil bahwa tehnik counter pressur lebih efektifitas dibandingkan

abdominal lifting penelitian yang dilakukan oleh (Anggrareni, Heni,

Wijayanti, 2012).

Sementara ini pengelolaan nyeri dengan non- famakologis adalah

dengan menggunakan tehnik relaksasi, touch relaxation yang dilakukan oleh

suami bertujuan untuk mengurangi nyeri, tehnik tarik nafas dalam, akupresur,

hipnosis, tehnik auditori dan imagery visual persalinan. Metode yang biasa
6

digunakan untuk penanganan nyeri punggung pada ibu hamil non

farmakologi lainnya adalah dengan tehnik distraksi dan pijat (Padila, 2014).

Selama ini endorphin sudah dikenal sebagai zat yang banyak

manfaatnya. Beberapa diantaranya adalah, mengatur produksi hormon

pertumbuhan dan seks, mengendalikan rasa nyeri serta sakit yang menetap,

mengendalikan perasaan stress, serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Endorphin dalam tubuh bisa dipicu munculnya melalui berbagai kegiatan,

seperti pernapasan yang dalam dan relaksasi, serta meditasi (Kuswandi,

2011).

Berdasarkan surve pendahuluan yang dilakukan di Kelurahan

Bangetayu, Kecamatan genuk, Kota Semarang menunjukkan jumlah

persalinan dalam bulan Juni, Juli, Agustus terdata sejumlah 63 pasien.

Berdasrkan surve pendahuluan di ruang bersalin Puskesmas Bangetayu dari 5

orang pasien yang masing- masing 2 orang (40%) terkena nyeri punggung

berat serta 3 orang (60%) mengalami nyeri sedang atau pasien mengatakan

bahwa merasakan nyeri berat di area vagina dan pinggul.

Hasil wawancara dengan kepala ruang bersalin di Puskesmas

Bangetayu mengatakan bahwa selama ini mereka mengatasi nyeri punggung

dengan cara tehnik distraksi, relaksasi, dan akupuntur namun kurang efektif

untuk menurunkan nyeri. Sebagai alternatif untuk mengatasi masalah nyeri,

untuk itu masalah penelitian ingin meberikan cara non- farmakologi dengan

endorphin massage.
7

Dan hasil surve pendahuluan data yang dihasilkan dari peneliti terdapat

35 responden yang memeriksakan kehamilan di ruang Poli Puseksmas

Bangetayu yang pada HPL di bulan Oktober berjumlah 15 pasien dan pada

bulan November 20 pasien. Apakah endorphin massage efektif untuk

menurunkan rasa nyeri punggung pada wanita bersalinan kala I ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini yaitu agar diketahui efektifitas endorphin

massage pada nyeri punggung pada wanita bersalin kala I di Puskesmas

Bangetayu Semarang

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya karakteristik ibu bersalin kala 1 di puskesmas

Bangetayu Semarang.

b. Diketahunya nyeri punggung ibu bersalin kala 1 pada kasus sebelum

intervensi di Puskesmas Bangetayu Semarang.

c. Diketahuinya nyeri punggung ibu bersalin kala 1 pada kasus

kelompok kontrol sebelum di Puskesmas Bangetayu Semarang.

d. Diketahunya nyeri punggung ibu bersalin kala 1 pada kasus setelah

intervensi di Puskesmas Bangetayu Semarang.

e. Diketahuinya nyeri punggung ibu bersalin kala 1 pada kasus

kelompok kontrol setelah di Puskesmas Bangetayu Semarang.

f. Diketahuinnya perbedaan nyeri punggung sebelum dan setalah pada

kelompok kasus.
8

g. Diketahuinnya perbedaan nyeri punggung sebelum dan setalah pada

kelompok kontrol.

h. Diketahuinnya efektifitas endorphin massage terhadap nyeri

punggung pada ibu bersalin kala 1.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Untuk Profesi Kesehatan

Peneliti ini diharapkan bisa dijadikan bahan masukan untuk tenaga

kesehatan untuk menurunkan nyeri punggung pada ibu bersalin kala I

dengan cara endorphin massage.

2. Manfaat Untuk Institusi

Hasil penitian diharapakan bisa dijadikan bahan untuk kajian

diintitusi pendidikan khususnya Ilmu Keperawatan Maternitas di

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung Semarang

mengenai penanganan nyeri punggung pada ibu bersalin kala 1

3. Manfaat Untuk Masyarakat

Penelitian in diharapkan bisa menjadi manfaat untuk masyarakat

sehingga memiliki pengetahuan serta mengetahui tentang tehnik

penurunan nyeri puggung pada ibu bersalin kala 1 dengan cara

endophine massage.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Tinajuan Persalinan

a. Definisi

Persalinan merupakan sebuah alamiyah yang dialami seorang

wanita pada akhir proses kehamilannya. Fisilogi ibu dalam

persalinan akan terjadi perubahan dan dipengaruhi oleh banyak

faktor. Asuhan kebidanan pada kala I sangat dipengaruhi bagi ibu

dalam melalui proses awal persalinan menurut rungjati, & umar, s.

(2018). kebidanan dan teori asuhan volume 2. jakarta : penerbit buku

kedokteran EGC.

Persalinan adalah proses yang alamiyah yang terjadi disetiap

hasil konsepsi, sering terjadi dikehamilan primipara sehingga ibu

bisa mengalami rasa ketakutan, kekhawatiran, begitupun kecemasan.

Perasaan tersebut akan menyebabkan peningkatan nyeri, menjadikan

otot tegang, serta cepat menjadikan lelah serta paa akhirnya menjadi

penghambat proses bersalin (Yanti, 2010).

b. Jenis Persalinan

Menurut Manuba (2009), jenis- jenis persalinan yang dialami

ibu :

9
10

1) Persalinan normal, tanpa menggunakan alat- alat dari awal

inpartu sampai proses mengelurkan bayi dalam menolong

persalinan.

Gambar 2.1. Persalinan Normal

Sumber : Rungjati, & Umar, S. (2018).


2) Persalinan buatan merupakan proses pengeluaran bayi dengan

alat bantu dan tenaga dari luar dengan contoh menggunakan

seksio sesarea, vacum dan forcep.dengan kondisi pendarahan

pervaginam.

Gambar 2.2. Persalinan Menggunakan Alat Bantu Forcep

Rungjati, & Umar, S. (2018).


3) Persalinan anjruran yaitu proses mempercepat persalinan yang

dilakukan untuk merangsang pada saat persalinan ialah


11

menimbulkan munculnya his. Kehamilan yang post martur yang

sesuai dengan indikasi adalah tindakan pada persalinan yang

dianjurkan dengan pemberian obat- obatan yaitu laminaria,

oksitosin drip, dan misoprostol.

c. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan

Passage, power, dan passanger ketiga tersebut berlangsung

dengan normal ketika persalian maka dapat berkoordinasi dengan

baik.

1) Passage,

Passage merupakan jalan lahir. Dimana dibagi menjadi 2

bagian yaitu keras dan lunak. Dibagian lunak organnya meliputi

uterus, otot asar panggul serta perinium. Adapun bagian keras

organnya yaitu tulang panggul. Bentuk dan ukuran panggul

harus sudah disesuaikan untuk bayi lahir agar bayi bissa

menyesuaikan diri terhadap jalan lahir yang pada umumnya

kaku.

2) Power

Power atau kekuatan yang pendorongan janin disaat

persalinan yaitu his, kontraksi otot abdomen, kontraksi

diafragma, serta aksi dari ligamen. Power primer dibutuhkan

dalam persalinan yaitu his, adapun sebagai power sekunder

yaitu tenaga mengejan ibu bersalin.

3) Passanger

Organ didalam passager terdiri atas plasenta atau janin.

Terdapat beberapa faktor yang akan terjadi ketika janin bergerak


12

disepanjang jalan lahir, misalnya posisi janin, letak, sikap, dan

ukuran kepala janin. Yang mempengaruhi presentasi dalam

persalinannya yaitu ukuran janin.

d. Tahap- Tahap Persalinan

Terbagi menjadi empat kala dalam persalinan. Kala I sudah

dimulai bertanda terjadinya kontraksi yang adekuat dan adanya

delatasi serviks dan berakhir ketika sudah pembukaan lengkap. Fase

laten dan fase aktif yaitu fase dalam kala I persalian. (Lailiyana et.

Al., 2011) dalam (Nurhimah 2016).

1) Kala I

Kala satu persalinan tejadi ketika kontraksi uterus dan

pembukaan serviks yakni pembukaan 1 cm hingga mencapai

pembukaan lengkap (10 cm). Kala I dalam persalinan terdapat

fase- fase yaitu sebagai berikut:

a) Fase Laten

Fase laten, terjadi ketika serviks membuka akibat dari

kontraksi sehingga terjadi penipisan secara bertahap sapai

pembukan 3 cm. Berlangsungnya fase laten tujuh sampai

delapan jam.

b) Fase Aktif

Pembukaan dari 4 cm sampai 10 cm merupakan

pembukaan fase aktif, terjadi selama enam jam. Fase ini

terbagi menjadi 3 subfase atau periode:

(1) Periode percepatan ialah pembukaan secara lambat dari

pembuka 3-4 cm dan periode ini berlangsung 2 jam.


13

(2) Pembukaan yang terjadi secara cepat dari pembukaan 4

cm akan menjadi 9 cm yaitu periode dilatasi maksimal

dan periode ini berlangsung 2 jam.

(3) Periode deselerasi ialah periode ini secara sangat

lambat dari pembukaan 9 cm terjadi lengkap 10 cm

serta periode ini berlangsung 2 jam.

2) Kala II

Pada kala II merupakan periode tenang antara kala I dan

II, ini merupakan proses alamiyah yang dialami pada ibu hamil.

Pada kala ini terjadi juga kontraksi yang sangat kuat ketika

terjadi transisi sampai serviks dilatasi penuh. Mulainya ekspulsi

muncul ketika istirahat terjadi pada tubuh ibu bersalin. Jarang.

Kontraksi menjadi tidak sering dan intensitasnya berkurang.

Selama 1 jam atau lebih terjadinya periode ini pada primigravida

dibandingkan multigravida. Secara bertahap terjadi gerakan

turunya kepala janin melalui pelvik, dan kontraksi menjadi lebih

kuat sehingga timbul dorongan untuk mengejan.

3) Kala III

Kala III persalinan merupakan kelanjutan proses kala

persalinan sebelumnya, dimulai setelah lahirnya bayi sampai

dengan lahirnya plasenta. Kala tiga juga disebut sebagai kala uri,

yang biasanya berlangsung antara 5-15 menit.

4) Kala IV
14

Evaluasi dan memantau kala ini dimulai sesudah lahirnya

plasenta dan berlanjut sampai 2 jam berikutnya. Ada beberapa

hal yang perlu dipantau pada kala empat ini yaitu kondisi ibu

dan bayi serta proses inisiasi menyusui dini.

2. Tinajaun Nyeri

a. Definisi Nyeri

Nyeri merupakan suatu rasa alamiyah yang dialami saat

bersalin. Ketika tidak diatasi akan menimbulkan peningkatan

kecemasan ataupun kekhawatiran karena berkurangnya hipoksia

sedangkan ibu akan lama dalam proses bersalin dan dapat

meningkatkan tekanan sistolik dan diastolik menurut (Gadysa, 2009)

dalam (Handayani, 2012).

Nyeri adalah keadaan dengan perasaan tidak menyenangkan

yang sifatnya sangat subjektif, dikarena rasa nyeri berbeda pada

setiap orang dalam tingkatan atau skala hal.

b. Pengertian Nyeri Punggung Persalinan

Kontraksi uterus dan dilatasi serviks merupakan kondisi

fisologis nyeri punggung pada persalinan. Nyeri akan betambah

semakin kuat ketika volume serta frekuensi kontraksi dari uterus

semakin bertambah. Pada pembukaan 10 cm atau skitar 2,4 jam bagi

kehamilan multipara merupakan puncak dari nyeri pada fase aktif ini

(Reeder, Martin & Griffin, 2011)

Nyeri punggung pada saat persalinan merupakan nyeri

kontraksi uterus yang disebabkan oleh dilatasi dan penipisan servik

serta iskemia rahim (penurunan alira darah sehingga oksigen lokal


15

mengalami defisit) akibat kontraksi arteri miometrium (Bobak,

2004).

b. Klasifikasi Nyeri

Macam-macam klasifikasi nyeri dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Nyeri akut adalah nyeri yang muncul dengan tiba- tiba serta rasa

nyeri hilang dengan cepat, tidah lebih dari 6 bulan.

2) Nyeri kronis adalah timbulnya nyeri berlahan akan timbul rasa

nyeri dalam waktu tidak sebentar, ialah lebih dari 6 bulan.

Dimana merupakan kategorik nyeri kronis (sindrom nyeri

kronis, nyeri terminal, dan psikomatik) (NANDA, 2012).

c. Teori Nyeri Persalinan

Terdapat teori yang menjelaskan mekanisme nyeri menurut

(Mander, 2012) yaitu :

1) Specify Theory

Teori ini menjelaskan tipe dari stimulus sensori spesifik

yang menstimulasi reseptor yang membawa impuls dari reseptor

nyeri pada kulit ke pusat nyeri pada otak. Sepesialisasi

fisologisnya adalah letak kuatan dari teori ini, namun kelamahan

dalam teori ini adalah tidak terdapat penghargaan untuk variasi

temporal dalam persepsi nyeri atau variasi personal.

2) Gate Control Theory

Teori yang sangat dipercaya dan diterima yang

dikonsulkan oleh Malzak dan Wall pada tahun 1956. Teori pintu

kendali menekankan pemberian penjelasan yang dapat diterima


16

untuk pengendalian nyeri dalam tubuh dan pengembangan

mekanisme kendali nyeri dalam tubuh. Mekanisme gerbang

spinal yang mempengaruhi oleh banyaknya aktifitas yang diserat

berdiameter kecil (serat A- delta bermielin ambang tinggi dan

serat C tak bermielin) dan berdiameter besar (serat aferen

bermielin ambang rendah).

Aktifitas serat kecil mempermudah transmisi (membuka

pintu), dan aktifitas diserat besar cenderung menghabat

transmisi (menutup pintu). Serta khusus berdiameter yang besar

mengaktifkan proses kognitif yang selanjutnya akan dipengaruhi

sifat dari modulasi mekanisem gerbang spinal yang melalu serat

desenden.

Saat keluar sel- sel transmisi medula spinalis melampaui

batas kritis, dapat mengaktifkan sistem tindakan daerah neural

yang mendasari pola perilaku sekuensila yang kompleks dan

melandasi pola sikap sekuensila yang kompleks dan

karakteristik pada saat nyeri, dalam konteks persalinan teori ini

menolong dalam memahami kita bagaimana yang sedang wanita

alami pada saat melahirkan.

3) Psychological Theory

Teori ini yang berbentuk teori nyeri yang membingungkan

yang dihadapi oleh Bonica yang membentuk sebagai

psikogenik.

4) Patten Theory
17

Teori pola perifer dan paling awal, paling khusus pada

stimulasi prerifer yang intens yang diinterprestasikan sebagai

nyeri. Teori sumasi sentral dirubah agar menghasilkan.

d. Perubahan fisiologis pada ibu bersalin

Pada ibu persalinan terdapat perubahan fisiologis dalam buku

Rungjati, & Umar, S. (2018). Kebidanan dan Teori Asuhan Volume

2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC sebagai berikut:

1) Tanda Vital

Adanya kontraksi, maka meningkatnya tekanan darah saat

proses persalinan. Tekanan sistolik naik 10- 20 mmHg diastoiik

5- 10 mmHg. Pada saat kondisi sebelumnya diatara kontraksi,

tekanan darah akan kembali normal.

Karena adanya perubahan metabolisme pada proses

persalinan suhu tubuh akan sedikit meningkat. Peningatan ini

tidak boleh melebihi 1o C.

Dibanding dengan sebelum persalinan laju pernafasan

akan sedikit mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan adannya

nyeri, kekawatiran dan menggunakan tehnik pernafasan yang

kurang benar. Kareana itu dibutuhkan suatu tindakan

pengendalian pernafasan agar terhindar dari hiperventilasi yang

akan ditandai dengan adanya pusing.

2) Metabolisme
18

Metabolisme karbohidrat baik aerobik maupun nonaerobik

akan mengalami kenaikan secara berlahan selama persalinan.

Hal itu sebagian besar dikarenakan kecemasan dan aktifitas otot

rangka tubuh, pernafasan, curah jantung, kehilangan cairan.

3) Ginjal

Selama persalinan sering terjadi poliuria. Poliuria

disebabkan oleh peningkatan curah jantung (Cardiac out put),

filtrasi glomelurus, dan aliran plasma ke renal. Agar terhindari

dari trauma kandung kemih, hambatan penurunan bagian

terrendah janin dan kejadian retensi urin setelah melahirkan,

kandung kemih harus sering dikontrol (Tiap 2 jam).

Pemeriksaan kimia urin penting dilakukan. Protein urin +1

merupakan hal wajar dalam persalinan, kecuali +2/ lebih

menandakan adanya keadaan tidak normal, komplikasi pada

persalinan.

4) Gastrointestinal

Konstipasi terjadi karena kemampuan peristaltik lambung

dan penyerapan makanan padat berkurang. Ketidaknyaman akan

tersa ketika lambung tersa penuh. Sehingga, menganjurkan pada

ibu bersalin agar minum dan makan perlunnya agar

mempertahankan hidrasi dan energi.


19

Gambar 2.3. Beberapa jenis panggul wanita


Sumber: Rungjati, & Umar, S. (2018).

5) Hematoligi

Pada saat persalinan peningkatan pada kadar hemoglobin

1,2 g/ 100 ml serta pada saat pre- perslinan sehahri setelah

melahirkan kadar hemoglobin akan kembali apabila tidak terjadi

perdarahan. Selama kala I persalinan jumlah sel darah putih

akan meningkat secara progresif sebesar 5.000- 15.000 hingga

pembukaan lengkap. Peningkatan tersebut tidak

mengindikasikan adanya infeksi. Jumlah sel darah putih akan

turun lagi ke keadaan semula. Selama persalinan gula darah

akan turun dan khasus persalinan lama/ persalinan dengan

penyulit gula darah akan terlihat pencolok karena aktifitas uterus

dan otot rangka.

e. Penyebab Nyeri Punggung Persalinan

Nyeri ketika bersalin akan timbul dikarenakan respon psikis

pada ibu dan refleks fisik ibu. Kelebihan hormon seperti katekolamin

serta steroid akan mengakibatkan ketegangan emosi, rasa cemas dan


20

sampai rasa dan akan mengakibatkan stress (Isnanto & Pinzon,

2018).

Terdata dalam buku, (Judha, dkk, 2012) nyeri punggung pada

persalinan dengan sebab :

1) Kontraksi Otot Rahim

Dilatasi dan penipisan serviks sera iskemia rahim akibat

kontraksi alteri memometrium disebakan kontraksi rahim.

Karena rahim termasuk organ internal maka nyeri yang muncul

disebut nyeri fiseral. Nyeri fiseral yang dapat dirasakan pada

organ lain yang bukan asalnya disebut nyeri alih (Reffered

Paint). Pada saat persalinan, nyeri alih terasa pada punggung

bagian bawah dan sacrum.

Umumnya rasa nyeri ini dialami selama kontraksi dan

bebas dari rasa nyeri pada interval antar kontraksi.

2) Regangan Otot Dasar Panggul

Jenis nyeri ini biasa terjadi pada saat mendekati kala II.

Tidak sama dengan nyeri viseral, nyeri tersebut terlokalisir di

area rectum, vagina, dan perineum sekitar anus.

Jenis nyeri ini disebut nyeri somatic dan dikarenakan

peregangan struktur jalan lahir pada bagian bawah akibat

penurunan bagian terbawah janin.

3) Kondisi Psikoligis

Rasa cemas akan muncul apabila rasa nyeri dan rasa sakit

yang berlebihan. Tegang, cemas dan takut akan menyebabkan

produksi hormon prostaglandin sehingga timbul stress. Kondisi


21

stress akan mempengaruhi kemampuan tubuh menahan rasa

nyeri.

4) Episiotomi

Apabila ada tindakan episiotomi sendiri maka nyeri akan

dirasakan, tindakan ini diberikan sebelum jalan lahir mengalami

laserasi maupun rupture pada jalan lahir.

f. Faktor- faktor yang mempengaruhi Nyeri Punggung Persalinan

Menurut (Andarmoyo, 2013) nyeri pada persalinan disebabkan

oleh beberapa faktor, antara lain (Andarmoyo & Suharti, 2013).

1) Faktor Fisiologis

a) Usia

Tingakat nyeri persalinan yang lebih tinggi yang

menegeluh biasanya dialami pada wanita yang sangat muda

dan ibu yang tua. Usia muda dikaitkan dengan kondisi

psikologis yang masih labil, yang memicu terjadinya

kecemasan sehingga nyeri yang dirasakan menjadi lebih

berat.

Seiring bertambahnya usia dan pemahaman terhadap

nyeri toleransi terhadap nyeri akan meningkat.

b) Paritas Dan Pengalaman Sebelumnya

Serviks pada wanita multipara mengalami mengalami

perlunakan sebelum onset persalinan, namun pada wanita

primipara tidak demikian, hal ini menyebabkan nyeri pada

primipara lebih berat dari pada multipara.


22

Intensitas kontraksi uterus yang dirasakan pada

primipara pun lebih besar daripada multipara, terutama pada

akhir kala I dan pemulaan kala II persalinan (Judha et al.,

2012).

Pengalaman melahirkan sebelumnya juga dapat

mempengaruhi respon ibu terhadap nyeri. Bagi ibu yang

mempunyai pengalaman menyakitkan dan sulit pada

persalinan sebelumnya, perasaan cemas dan takut pada

persalinan lalu akan mempengaruhi sensitifitasnya rasa

nyeri (Riska & Mariza, 2016).

c) Berat Janin

Besar atau kecilnya janin mempengaruhi peregangan

pada uterus dan serviks, semakin besar janin semakin

merengangkan serviks dan meningkatkan rasa yeri.

d) Budaya

Latar belakang etnis dan budaya sudah lama

ditetapkan sebagai faktor yang mempengaruhi respon ibu

terhadap nyeri tersebut. Sikap yang berhubungan dengan

nyeri ialah suatu bagian dari proses sosialisasi. Contohnya,

ibu- ibu dari kultur lain telah mengungkapkan rasa

nyerinya, sedangkan yang lain telah terbiasa memendam

perasaan tidak mengungkapkan rasa nyerinya agar tidak

menggangu orang lain (Maryunani, 2010).


23

2) Faktor Psikologis

a) Emosi (Cemas dan Takut)

Stress atau rasa takut ternyata secara fisiologisnya

dapat menyebabkan kontraksi uterus menjadi terasa

semakin nyeri dan sakit dirasakan. Saat wanita hamil dalam

kondisi inpartu mengalami stress, maka secara otomatif

tubuh akan mengeluarkan hormon stresor yaitu hormon

katekolamin dan hormon adrenalin. arBerbagai respon

tubuh yang muncul antara lain “bertempur atau berlarai“ (9

fight or flight), dan akibat respon tubuh tersebut maka

uterus menjadi tegang, sehingga aliran darah dan oksigen ke

dalam otot- otot uterus berkurang karena arteri mengecil

dan menyempit akibatnya adalah rasa nyeri yang tak

terelakan menurut (Judha et al., 2012).

b) Support System

Menurut (Judha et al., 2012) untuk mengatasi

intensitas nyeri dapat menggunakan yaitu dukungan suami

dan kelurga serta pendampingan persalinan yang dapat

membantu untuk memenuhi kebutuhan ibu dalam proses

persalinan dari pasanga dan kelurga.

Berdasrkan penelitian yang dilakukan oleh (Jusri

Adam, 2015) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara

pendampingan suami, paritas, dan umur pada intensitas

nyeri kala I persalinan (Saboe, Hospital, & Umboh, 2015),


24

didukung oeleh peneliti peneliti yang dilakukan oleh

(Agutina Rhmawati, dkk 2016) menyatakan bahwa

kekuatan hubungan kecemasan dengan tingkat nyeri ibu

bersalin kala I primipara memiliki kekuatan sedang

(Rahmawati, Hartati, Sumarni, 2016)

g. Penanganan Nyeri Punggung Persalinan

Rasa nayaman pada saat bersalin berlangsung yaitu kebutuhan

yang sangat penting bagi seorang ibu. Misalnya dengan memberikan

bantuan dan dukungan pada ibu berupa manajemen pengurangan

atau pengontrolan nyeri persalinan dengan metode farmakologi

maupun nonfarmakologi (Padila, 2014).

1) Metode Farmakologi

Alternatif lain dalam metode farmakoligi untuk

menurunkan nyeri dengan menggunkan obat analgesik, suntikan

epidural, Intracthecal Labor Analgesik (ILA), Transcutaneous

Electrical Nerve Stimulation, dan lain-lain. (Handayani &

Kiswiyo, 2012).

2) Metode Non- Farmakologi

Teknik hidroterapi, terapi panas/ dingin, terapi musik,

guided imagery, masase, dan aromaterapi relaksasi merupakan

tehnik nonfarmakologi yang bisa meningkatkan rasa nyaman

pada ibu saat melahirkan. (Isnanto & Pinzon, 2018).

h. Intensitas Nyeri Punggung Persalinan

Mengukur nyeri menggunakan cara mendekati objektif yang

sangat mungkin yaitu dengan cara respon fisologis fisik terhadap


25

nyeri itu sendiri. Mengukur menggunakan cara tehnik itu pula tidak

bisa mendapatkan gambaran yang pasti tentang nyeri itu sendiri.

Adanya indikator dan intensitas nyeri yang paling penting ialah

laporan ibu tentang nyeri itu sendiri. Dengan berbagai macam terapi

juga dapat menurunkan intensitas nyeri. (Maryunani, 2010).

Ada beberapa skala nyeri yang bisa dimanfaatkan untuk

mengetahui tingkat nyeri antara lain :

1) (VDS) Verbal Descriptor Scale

Skala deskriptif adalah alat untuk mengukur tingkat

intensitas nyeri yang lebih. Skala pendiskripsian verbal

merupakan garis yang terdori dari 3 sampai tersusunnya jarak

yang sama sepanjang garis.

Pendeskripsian itu diurutkan dari tidak nyeri sampai nyeri

tak tertahan. Alat VSD ini memungkinkan klien untuk

mendeskripsikan nyeri dengan memilih sebuah kategorik. Skala

tersebut yang sangat efektif untuk mengkaji intensitas nyeri pre

dan post intervensi terapeutik (AHCPR, 1992 dalam Nurhikmah,

2016).

Gambar 2.4. Alat Ukur Verbal Descriptor Scale


Sumber: Perry dan Potter (Nurhikma, 2016).
26

2) (VAS) Visual Analog Scale

Visual Analog Scale merupakan suatu alat ukur yang untuk

digunakan memeriksa intensitas nyeri secara khusus meliputi

10- 15 cm garis, dengan setiap ujungnya tertandai dengan level

intensitas nyeri, ujung kanan menandakan nyeri hebat dan ujung

kiri menandakan tidak ada nyeri. Untuk mengidentifikasi

keperahan nyeri pada kebebasan pasien.

Gambar 2.5. Alat Ukur Visual Analog Scale


Sumber: Perry dan Potter (Nurhikma, 2016)

3. Tinjauan Endorphin Massage

a. Pengertian Massage

Untuk mengurangi nyeri yang sangat Endorphin massage

primitif serta digunakan reflek kelembutan manusia dengan

menahan, serta menggosokan, atau meremas pada lokasi yang terasa

nyeri yaitu pengertian dari pijat. (Maryunani, 2010).

Massage merupakan gerakan atau perubahan posisi sendi

dengan tekanan tangan pada jaringan lunak dan otot sehingga

menurunkan nyeri serta terjadi relaksasi ataupun menyempurnkan

stimulasi darah. (Mander, 2003 dalam Handayani & Kiswoyo 2012).


27

b. Pengertian Endorphin Massage

Endorphin Massage adalah salah satu yang penting diberikan

pada wanita hamil, dengan cara menggunakan pijatan ringan atau

sentuhan. Dengan terapi tersebut dapat meningkatkan pelepasan

oksitosin dan juga endorphin. Jantung dan tekanan darah dapat juga

kembali normal dengan menggunakan terapi sentuhan.

(Siswantinah, 2011).

Menurut (Wahyuni, 2017) endorphin massage ini dapat

menormalkan denyut jantung serta tekanan darah dengan sentuhan

pijaan ringan, serta dapat mempengaruhi perasaan nyaman dan

kondisi yang rileks. Seks serta pertumbuhan akan menstimulasikan

hormon sehingga mengontrol rasa nyeri dan mengendalikan perasaan

sters serta dapat meningkatkan kekebalan tubuh dapat distimulasikan

oleh Endorphin Massage.

c. Manfaat Endorphin Massage

Saat ini endorphin massage tidak asing lagi sebagai zat yang

memiliki manfaat yang banyak. Yaitu, mengontrol hormon seks dan

hormon pertumbuhan, mengontrol rasa nyeri yang menetap,

meningkatkan sistem kekebalan tubuh serta mengendalikan persaan

stress selain itu, denyut jantung dan tekanan darah dapat

menambahkan kondisi menjadi rileks dalam tubuh ibu serta rasa

nyaman melewati permukaan kulit.


28

d. Prosedur Melakukan Endorphin Massage Menurut Kuswandi (2011):

1) Terangkan prosedur tindakan yang dilaksanakan, memberi

kesempatan pada responden untuk bertanya dan jawab seluruh

pertanyaan responden.

2) Mintalah ibu untuk memposisikan dengan senyaman mungkin

dan dapat dikerjakan dengan posisi duduk. Serta anjurkan suami

untuk duduk dengan nyaman dibelakang ibu atau disamping ibu.

3) Meminta untuk tarik nafas dalam, dengan memejamkan mata

dengan halus dengan sesaat.

Gambar 2.6. Ibu Bernafas Dalam dan Memejamkan Mata

Sumber: http://segiempat.com/ibu-anak/kehamilan/perawatan-

kehamilan/endorphin- massage- ibu- hamil/

4) Lakukan pijat endorphin selama 15 menit pada saat munculnya

kontraksi.

5) Mulai mengusap pada luar permukaan lengan ibu, pada tangan

ke lengan bawah. Anjurkan untuk membelainya dengan sangat

halus yang dikerjakan dengan menggunakan ujung- ujung jari

atau hanya ujung jari saja.


29

Gambar 2.7. Endorphin Massage pada Tangan Ibu Bersalin


Sumber : http:// tips-sehat-keluarga

6) Setelah kurang lebih 3- 5 menit, untuk berpindah kelengan/

tangan yang lain.

7) Lakukan pada area punggung, dimulai dengan melakukan pijat

ringan dan lembut dari bahu kanan dan bahu kiri dengan

membentuk huruf V menuju arah tulang ekor.

Gambar 2.8. Massage Endorphin Lembut dan Ringan ke Tulang


Ekor
30

Sumber: http://segiempat.com/ibu-anak/kehamilan/perawatan-
kehamilan/endorphin- massage- ibu- hamil/

8) Lanjutkan sentuhan ini hinggga hingga ke perut ibu bagian bawah.

Berhenti sejenak sambil berkomunikasi dengan janin sejenak.

Setelah itu naik ke daerah payudara bagian bawah, payudara

bagian atas dan berikan juga pada bagian bahu dan leher serta

kepala.

Gambar 2. 9. Massage Endorphin pada Bagian Punggung


Hingga Menuju ke Payudara
Sumber :
http://metamorphosishypnobirthing.blogspot.com/2016/08/inilah-
cara-jitu-menjaga-kesehatan-ibu.html?m=1

9) Setelah melakukan pijat endorphin biarkan ibu merebahkan tubuh

kebelakang.
31

4. Pengaruh Endorphin Massage dalam Menurunkan Nyeri Punggung

Pada Ibu Bersalin Kala I

a. Pengaruh Masase Endoprin Terhadap Nyeri Punggung

Menurut (Mongan, 2009 dalam (Azizah & Widyawati 2011)

menyatakan bahwa endorphin massage dapat meningkatkan

pelepasan zat oksitosin, sebuah hormon yang memfasilitasi

persalinan sehingga dapat mengurangi rasa nyeri. Endorphin

massage dapat mengatur produksi hormon pertumbuhan dan seks,

mengendalikan rasa nyeri serta sakit yang menetap.

Hasil penelitian endorphin massage juga didukung oleh

penelitian (Insaffitan, 2006) dalam (Azizah & Widyawati 2011)

adalaha mendukung rasa nyeri dapat dikurangi dengan massage.

Hasil yang diperoleh rata- rata skala nyeri responden sebelum

dilakukan massage dan sesudah dilakukan massage adalah berbeda

secara signifikan.
32

B. Kerangka Teori

Persalinan Kala I Dilatasi serviks Faktor yang


dan kontraksi mempengaruhi nyeri
uterus punggung:
Kala II Faktor fisologis :
1. Usia
2. Paritas dan
Kala III pengalaman
Nyeri persalinan selanjutnya
3. Berat janin
Kala IV 4. Budaya
Faktor psikologis :
1. Emosi
2. Support system

Manajemen penanganan Intensitas nyeri :


nyeri non farmakologi : 0 = Tidak Nyeri
Endorphin Massage 1-3 = Nyeri Ringan
4-6 = Nyeri Sedang
7-9 = Nyeri Berat
10 = Nyeri Sangat Berat

Keterangan:

: Diteliti

: Tidak Diteliti

Gambar 2.10. Kerangka Teori


Sumber : Bobak (2005), Maryunani (2010), Saleh (2010), Zamry (2012),
Lailiyana et al., (2011).
33

C. Hipotesa

Hipotesa penelitian yaitu jawaban untuk sementara terhadap rumusan

masalah, karena jawaban tersebut masih berdasarkan pada teori yang relevan

belum sampai pada faktor emperis melalu pengumpulan data. Hipotesis

penelitian ada 2 yaitu hipotesa kerja (Ha) dan hipotes NOL (Ho), hipotesis

kerja secara umum dinyatakan dalam kalimat negative (Hidayat, 2010).

Hipotesis penelitian ini yaitu :

Ha : Ada pengaruh endorphin massage pada nyeri punggung pada ibu

bersalin kala I.

Ho : Tidak adanya pengaruh endorphin massage terhadap nyeri punggung

pada ibu bersalin kala I.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu paparan yang menjelaskan

hubungan antara satu variable dengan variable lainnya (Notoatmojo, 2012).

Variabel Independen Variabel Dependen

Endorphin Massage Nyeri Punggung Pada Ibu


Bersalin Kala 1

Gambar 3.1. Kerangka Konsep

B. Variabel Penelitian

Variabel merupakan suatu yang akan digunakan untuk ciri, sifanya

maupun ukuran yang memiliki atau didapatkan diri satuan penelitian

mengenai konsep penelitian yang akan diteliti oleh peneliti (Notoatmodjo,

2012). Adapun variabel yang terdapat di penelitian ini adalah

1. Variabel Bebas (Independent Variabel)

Variabel independent yaitu sebuah variable yang mempengaruhi

variabel lain(Nursalam,2013). Variabel independent dalam penelitian ini

adalah endorphin massage.

2. Variabel Terkait (Dependent Variabel)

Variabel dependent adalah variabel yang dipenagruhi varibel lain

(Nursalam, 2013). Variabel dependent dalam penelitian ini adalah Nyeri

Punggung Pada Ibu Bersalin Kala 1.

34
35

C. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian quasi eksperimen dengan pre –

post test with control grup, yaitu rancangan yang menggunakan dua

kelompok, antara lain kelompok (intervensi) dan kelompok (control)

(Nursalam, 2013). Kedua kelompok dipilih secara acak kemudian diberikan

pre- test untuk mencari perbedaan dengan kelompok kontrol terhadap

eksperimen yang akan digunakan.

Desain penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

O1 x O2 : kelompok intervensi

O3 O4 : kelompok kontrol
Keterangan :

O1 : pemberian pre test pada kelompok eksperimen

O2 : pemberian post test pada kelompok eksperimen

O3 : pemberian pretest pada kelompok kontrol

O4 : pemberian posttest pada kelompok kontrol

X : intervensi dengan endorphin massage.

D. Populasi Dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek yang sudah memenuhi kreteria

yang sudah ditentukan (Nurslam, 2013). Dari hasil surve pendahuluan

peneliti mendapatkan data ibu yang memeriksakan kehamilan pada

Ruang Poli di Puskesmas Bangetayu pada HPL di bulan Oktober

berjumlah 15 pasien dan pada bulan November 20 pasien. Populasi


36

dalam penelitian ini merupakan ibu hamil kala 1 di Kelurahan

Bangetayu, Kecamatan Genuk, Kota Semarang sejumlah 34 responden.

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah ibu yang mengalami

nyeri punggung pada saat persalinan. Berdasarkan survey yang dilakukan

peneliti pada tanggal 21 September 2018.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebuah objek yang dilakukan penelitian dan

dianggap dapat mewakili populasi yang ada secara keseluruhan

(Notoatmodjo 2012).. Dalam penelitian ini menggunakan Total Sampling,

banyak sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 34 responden

terdiri dari 17 kelompok kontrol dan 17 kelompok intervensi sesuai

dengan sample yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu pasien ibu

bersalin kala 1 di Kelurahan Bangetayu, Kecamatan Genuk, Kota

Semarang. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah ibu yang

mengalami nyeri punggung pada saat persalinan, dengan kreteria inklusi

sebagai berikut :

a. Kriteria inklusi adalah kriteria yang harus terpenuhi oleh anggota

pupolasi untuk dapat digunakan (Notoatmaja, 2012).

1) Pasien yang terdaftar dan berada di Puskesmas Bangetayu,

Kecamatan Genuk, Kota Semarang.

2) Pasien nyeri punggung yang memasuki kala 1 yang tidak

mengalami gangguan pendengaran, agar tidak menghambatnya

tindakan endorphin massage


37

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah kriteria dari anggota populasi yang

tidak dapat digunakan sebagai sampel (Notoatmojo,2012).

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah :

1) Ibu hamil yang menolak responden

2) Ibu yang mengalami gangguan kejiwaan.

3) Ibu hamil yang mengalami trauma pada tulang punggung.

E. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penilitian ini dilakukan di Puskesmas di Kelurahan Bangetayu,

Kecamatan Genuk Kota Semarang.

2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober- November 2018

F. Definisi Operasional

Definisi operasional ditentukan menggunakan parameter yang dijadikan

ukuran dalam penelitian. Sedangkan cara pengukuran merupakan cara dimana

variable dapat diukur Dan ditentukan karakteristiknya (Hidayat, 2009).

Tabel 3.1. Definisi Operasional


Variabel/Sub Skala
Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur
Variabel
Endrophin Terapi sentuhan dan Lembar - Nominal
38

Massage pemijatan ringan, yang kuesioner


digunakan untuk
mengelola rasa sakit,
serta meningkatkan
kondisi rileks dalam
tubuh. Diberikan pada
persalinan kala I fase
aktif pembukaan 4- 8 cm.
Diberikan sekali pada
saat ibu merasakan nyeri,
durasi pemberian
massage dalam waktu 15
menit.
Nyeri Punggung Nyeri yang dirasakan Numerik a. Tidak ordinal Ordinal
persalinan kala I pada saat kontraksi Rating Scales nyeri skor : 0
uterus. Di daerah b. Nyeri ringan
punggung saat persalinan skor : 1- 3
kala I c. Nyeri sedang
skor : 4- 6
d. Nyeri berat skor
7- 10

G. Instrumen dan Alat Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Peralatan – peralatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

a. Endorphin Massage

1) Minyak Zaitun

2) Handscoon

3) Bantal

4) Lembar Numerik rating scale

b. Lembar Kuisioner

Lembar kuisioner adalah digunakan untuk mengidentifikasi

tingkat nyeri yang dialami oleh responden dengan menggunakan

Numerical Rating Scales (NRS) dan identitas responden yang terdiri

dari 6 pertanyaan berdasarkan reaksi umum terhadap nyeri dengan

score 0 (tidak nyeri score 1-3 ( nyeri ringan ) score 4-6 (nyeri
39

sedang) score 7-9 (nyeri berat) score 10 (nyeri sangat berat) dengan

kategori scoring :

Tidak ordinal nyeri skor : 0


Nyeri ringan skor : 1- 3
Nyeri sedang skor : 4- 6

Nyeri berat skor :7- 10

H. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang akan dilakukan peneliti ini yaitu dengan

memberikan kuesioner kepada responden, langkah- langkah yang digunakan

untuk pengumpulan data:

1. Peneliti terlebih dahulu melakukan pengajuan surat ijin dari Fakultas

Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung Semarang sesuai

dengan prosedur yang telah ditentukan.

2. Setelah menerima surat ijin penelitian dari Fakultas Ilmu keperawatan

Universitas Islam Sultang Agung Semarang, kemudian peneliti

mengajukan surat peneliti ke Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang

untuk mendapatkan surat perijinan yang akan diberikan kepada

Puskesmas Bangetayu. Kemudian akan mendapatkan persetujuan dan

mendapat surat balasan untuk melakukan penelitian.

3. Peneliti berkoordinasi dengan Puskesmas Bangetayu apabila terdapat

pasien inpartu perawat/ bidan jaga untuk memeberikan informasi kepada

peneliti melalu nomer ponsel yang sudah peneliti berikan kepada pihak

Puskesmas Bangetayu, atau peneliti menanyakan apakah ada pasien

inpartu pada saat pergantian sift.


40

4. Kepada kelompok intervensi :

a. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan kepada responden yang

bersedia untuk berpartisipasi secara sukarela dalam penelitian ini,

dan meminta responden agar menanda tangani lembar informed

consent sebagai responden.

b. Peneliti memberikan dan membantu responden untuk mengisi

lembar kuesioner dan kemudian menanyakan beberapa pertanyaan

(Pre test) kepada responden ketika ibu belum merasakan nyeri

(kontraksi).

c. Apabila responden merasakan nyeri maka peniliti memberikan

waktu terlebih dahulu untuk distraksi dan relaksasi.

d. Setelah itu, peneliti melakukan tehnik Endorphin massage kepada

responden dan responden dengan mengambil posisi senyaman

mungkin, tenang dan rilex, dengan posisi responden duduk dan

setelah itu posisi miring ke kiri dan 2x 15 menit dilakukan

endorphin massage dan diberikan istirahat selama 15 menit diantara

2x massage tersebut.

e. Kemudian peneliti mengukur perubahan tingkat nyeri punggung

responden setelah dilakukan tindakan endorphin massage dengan

memeberikan kuesioner dan peneliti membantu dalam pengisian

kuesioner (Post test).

5. Kepada kelompok kontrol


41

a. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan kepada responden yang

bersedia untuk berpartisipasi secara sukarela dalam penelitian ini,

dan meminta responden agar menanda tangani lembar infonkonsen

sebagai responden.

b. Peneliti memberikan dan membantu responden untuk mengisi

lembar kuesioner dan kemudian menanyakan beberapa pertanyaan

(Pre test) kepada responden ketika ibu belum merasakan nyeri

(kontraksi).

c. Kemudian setelah 45 menit peneliti memberikan dan membantu

responden untuk mengisi lembar kuesioner dan kemudian

menanyakan beberapa pertanyaan (Post test) kepada responden

ketika ibu belum merasakan nyeri (kontraksi).

d. Apabila responden merasakan nyeri maka peniliti memberikan

waktu terlebih dahulu untuk distraksi dan relaksasi.

e. Setelah itu, peneliti melakukan tehnik Endorphin massage kepada

responden dan responden dengan mengambil posisi senyaman

mungkin, tenang dan rilex, dengan posisi responden duduk dan

setelah itu posisi miring ke kiri dan dilakukan endorphin selama 15

menit.

f. Lembar skala nyeri NRS diisi oleh peneliti dan diperiksa

kelengkapannya kemudian di analisis.


42

Bagan Alur Intervensi Pengumpulan data.

Responden Pemilian sampel


ibu nyeri
punggung kala 1
1

Ya Tidak
k

Pemberian
informasi tentang
Mengisi informed consent
intervensi yang
akan dilakukan
2
Mengisi lembar
demografi

Pre test Post test


Lembar Kuisioner Pengisian Kuisioner 3

Observasi, kelengkapan pengisian


data instrumen karakteristik
4
responden

Gambar 3.2. Bagan Alur Intervensi Pengumpulan Data


43

I. Rencana Analisis Data

1. Pengolahan Data

Data yang diperoleh peneliti selanjutnya diolah, menurut (Hidayat,

2009). Langkah –langkah pengelolaan data sebagai berikut :

a. Editing

Suatu tindakan yang digunakan untuk memriksa data dari

kesalahan data yang telah dilakukan dan memperjelas data yang

diperoleh. Pada tahap ini semua data telah dikumplkan.

b. Coding

Merupakan suatu tindakan yang pengelompokan data menurut

variabel penelitian. Coding dilakukan dengan memberi tanda pada

setiap kategori dengan kode berupa huruf dan angka, dilakukan

untuk mempermudah dalam proses analisa data.

c. Tabulating

Merupakan suatu tindakan yang digunakan peneliti dalam

pembuatan tabel. Data yang sudah didapatkan dalam kode kemudian

akan dimasukkan ke dalam tabel.

d. Entery

Data yang telah diperoleh kemudian dimasukkan kedalam

komputer lalu diproses menggunakan SPSS (Statistical package for

the Social Sciences).

e. Cleaning

Membuang atau membersihkan data yang sudah tidak terpakai

atau tidak digunakan lagi.


44

2. Jenis Analisa Data

Analisa data merupakan sebuah proses mengdilaporkan. Analisa data

yang digunakan pada peneliti yaitu :.

a. Analisa Univariat

Analisis univariat merupakan suatu analisa data untuk

mengetahui interaksi suatu variabel dari hasil penelitian. Data yang

sudah diperoleh dari hasil pengumpulan semua data dapat

dimasukkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, ukuran tendensi

sentral atau grafik menurut (Saryono, 2010).

Analisa data ini digunakan untuk mendiskripsikan usia, paritas,

dan intensitas nyeri ibu bersalin sebelum dan sesudah diberikan

intervensi tehnik endorphin massage yang meliputi rata- rata nilai

maksimum dan standar deviasi pada kelompok kontrol dan

kelompok intervensi. Pengelolaan tersebut menggunakan statistik

deskriptif. .

b. Analisa Bivariat

Menurut (Saryono 2010) analisis bivariat yaitu analisa data

untuk mengetahui interaksi dua varibel baik komperatif, asosiatif

maupun korelatif. Terdapat uji parametrik dan non parametrik dalam

analisis bivariat tersebut.

Analia bivariat dalam penelitian ini dilakukan untuk

mengidentifikasi ada atau tidaknya efektivitas endorphin massage

terhadap nyeri punggung pada ibu bersalin. Dalam menganalisi data

penelitian menggunakan uji statistik komperasi. Pada penelitian ini

sebelumnya analisis bivariat, terlebih dahulu peneliti melakukan uji

normalitas data. Untuh hasil pre dan post pada kelompok intervensi
45

ketika diuji normalitas Shapiro- Wilk (n=17) menunjukkan data

berdistribusi normal (p value > 0,05) dan dapat dilanjutkan

menggunakan uji Paired t- test untuk mengetahui perbedaan sebelum

dan sesudah dilakukan endorphin massage pada kelompok

intervensi. Untuk hasil pre dan post pada kelompok kontrol ketika

diuji normalitas Shapiro- Wilk (n=17) menunjukkan data bedistribusi

tidak normal (p value < 0,05) dan dapat dilanjutkan menggunakan uji

Wilcoxon untuk mengetahui perbedaan sebelum dan setelah

dilakukan endorphin massage pada kelompok kontrol. Untuk hasil

hasil pre dan post pada kelompok intervensi dan kontrol ketika diuji

normalitas Shapiro- Wilk (n=34) menunjukkan data berdistribusi

tidak normal (p value < 0,05) dan dapat dilanjutkan menggunakan uji

Mann Whitney untuk mengetahui efektifitas terapi Endorphin

Massage pada kelompok intervensi dan kontrol.

J. Etika Penelitian

Etika merupakan suatu prinsip moral yang dapat mempengaruhi

tindakan ( Saryono, 2011 ). Masalah etika dalam keperawatan merupakan

masalah yang sangat penting. Maka prinsip- prinsip dalam etika peneliti

dibagi menjadi tiga bentuk anata lain :

1. Informed Consent

Informed consent adalah suatu lembar persetujuan antara peneliti

dengan responden. Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden

sebelum dilakukannya penelitian, yang dilengkapi oleh judul dan manfaat

penelitian sehingga responden mengetahui maksud dari penelitian


46

tersebut. Apabila responden tidak berkenan maka peneliti tidak boleh

memaksa dan harus tetap menghoramati hak dari responden.

2. Anonimity

Digunakan dalam hal kerahasiaan, peneliti tidak boleh

mencantumkan nama responden namun hanya dituliskan kode atau inisial

dari nama saja pada lembaran tersebut.

3. Confidentiality

Informasi yang didapatkan dari resposden dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti, dan hanya digunakan dalam kemajuan ilmu saja. Penelitian

ini mencantumkan semua nama dan sumber kutipan yang didapat dari

jurnal, buku maupun skripsi. Responden secara sukarela menjadi

responden maka akan dijamin kerahasiaannya dengan hanya menuliskan

inisial dari nama responden saja, semua informasi yang terkumpul tidak

dipublikasikan kecuali data ilmiah yang digunakan sebagai variabel

dalam penelitian ini. Sebelum dilakukan penelitian, peneliti harus

menyerahkan lembar persetujuan kepada responden sehingga responden

dapat memutuskan bersedia menjadi responden atau tidak.


BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Pengantar Bab

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian mengenai pengaruh metode

endorphine massage pada ibu bersalin kala I terhadap penurunan nyeri

punggung di Puskesmas Bangetayu Semarang. Berdasarkan data yang

didapatkan, jumlah responden yang memenuhi kriteria inklusi selama

penelitian pada tanggal 12 November 2018 sampai dengan 30 Desember

2018 dengan total responden berjumlah 34 responden. Responden dalam

penelitian sesuai dengan kriteria yang ada dalam peneliti.

Pada penelitian ini responden dalam kelompok intervensi dan kontrol

diberikan lembar kuesioner tentang skala nyeri yang di alami oleh responden

untuk di isi sesuai dengan yang dirasakan dan dialami. Kemudian melakukan

yaitu tehnik menurunkan nyeri dengan endorphin massage.

B. Analisis Univariat

Analisis univariat pada penelitian ini menggambarkan hasil analisis usia

responden, distribusi yang mencakup paritas, dan tingkat nyeri sebelum dan

sesudah pemberian metode yaitu endorphine massage.

47
48

1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden pada penelitian ini adalah menjelaskan

responden yang terdiri dari usia dan paritas responden. Berikut ini yaitu

penjelasan karakteristik responden dengan table di bawah ini:

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


Berdasarkan Usia Dan Pritas di Puskesmas Bangetayu
Semarang Pada Bulan November- Desember 2018 (n=34)
Karakteristik Frekiuensi (f) Presentase (%)
Usia
Resiko Tinggi 6 17,6
Produktif 28 82,4
Paritas
Primiigravida 6 17,6
Multigravida 28 82,4

Tabel 4.1 menunjukkan hasil bahwa karektiristik usia responden

sebagaian besar berusia antara 20- 35 tahun sebanyak 28 orang (82,4 %).

Sedangkan sebagian kecil responden berusia antara 20 tahun dan berusia

35- 42 tahun sebanyak 6 orang (17,6 %).

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi terbanyak dalam

penelitian ini adalah responden paritas terbanyak yaitu multigravida yaitu

sebanyak 28 orang (82,4 %).

2. Tingkat nyeri persalinan kala I sebelum dan sesudah dilakukan

endorphin massage pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.


49

Tabel 4.2. Distribusi frekuensi tingkat nyeri sebelum dan sesudah


dilakukan endorphine massage pada kelompok intervensi
Di Puskesmas Bangetayu Semarang November-
Desember 2018 (n=17).
Kelompok Intervensi
Sebelum Sesudah
Tingkat Nyeri Frekuensi (%) Frekuensi (%)
Tidak Nyeri 0 0 0 0
Nyeri Ringan 0 0 5 29,4
Nyeri Sedang 6 35,3 12 70,6
Nyeri Berat 11 64,7 0 0
Total 17 100,0 100,0 100,0

Berdasarkan tabel 4.2 diatas diketahui responden pada kelompok

intervensi sebelum dilakukan endorphin massage paling banyak yang

mengalami nyeri berat sebanyak 11 responden (64,7 %). Berdasarkan

tabel diatas juga diketahui responden pada kelompok intervensi setelah

dilakukan endorphin massage paling banyak mengalami nyeri sedang 12

responden (70,6 %).

Tabel 4.3. Distribusi frekuensi tingkat nyeri sebelum dan sesudah


dilakukan endorphine massage pada kelompok kontrol Di
Puskesmas Bangetayu Semarang November- Desember
2018 (n=17).
Kelompok Kontrol
Sebelum Sesudah
Tingkat Nyeri Frekuensi (%) Frekuensi (%)
Tidak Nyeri 0 0 0 0
Nyeri Ringan 0 0 0 0
Nyeri Sedang 14 82,4 14 82,4
Nyeri Berat 3 17,6 3 17,6
Total 17 100,0 17 100,0

Berdasarkan tabel 4.3 diatas diketahui responden pada kelompok

kontrol sebelum dilakukan endorphin massage paling banyak mengalami

nyeri sedang sebanyak 14 responden (82,4 %). Berdasarkan tabel diatas

juga diketahui responden pada kelompok intervensi setelah dilakukan

endorphin massage paling banyak mengalami nyeri sedang 14 responden

(82,4 %).
50

C. Analisa Bivariat

Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel

independen (endorphin massage) dengan variabel dependen (tingkat nyeri

punggung pada ibu bersalin kala I) pada kelompok intervensi dan kelompok

kontrol.

1. Perbedaan intensitas nyeri punggung pada ibu bersalin kala I sebelum

dan sesudah intervensi pada kelompok intervensi dan kontrol.

a. Uji normalitas Shapiro- Wilk (n=17)

Tabel 4.4. Hasil uji normalitas data antara kelompok intervensi


dan kelompok kontrol menggunakan uji Shapiro-
Wilk (n=17)
Shapiro-Wilk
Variabel
Statistik Df Sig.
Sebelum kelompok intervensi 0,925 17 0,176
Sesudah kelompok intervensi 0,927 17 0,195
Sebelum kelompok kontrol 0,881 17 0,033
Sesudah kelompok kontrol 0,881 17 0,033

Berdasarkan tabel 4.3 dimana uji normalitas dengan

menggunakan uji Shapiro- Wilk di didapatkan nilai p= 0,176 pada

pre- test dan p= 0,195 pada post- test, hal ini menunjukkan bahwa

data distribusi normal (p value> 0,05), maka dapat dilanjutkan

dengan menggunakan uji Paired t- test. Sedangkan untuk kelompok

kontrol didapat nilai p= 0,033 pada pre- test dan p= 0,033 pada post-

test, hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi tidak normal (p

value < 0,05), maka dapat dilanjutkan dengan menggunakan uji

Wilcoxon.
51

b. Hasil uji Paired t- test

Tabel 4.5. Perbedaan intensitas nyeri pada pasien nyeri


punggung ibu bersalin kala I sebelum dan sesudah
intervensi pada kelompok intervensi dengan uji
Paired t- test (n=17)
Variabel Mean SD p- value N
Sebelum 7,06 1,249 0,000 17
Intervensi 4,00 1,000
Setelah Intervensi

Berdasarkan tabel 4.4 rata- rata tingkat nyeri sebelum

intervensi adalah 7,06 dengan standar deviasi sebesar 1,249.

Sedangkan rata- rata tingkat nyeri setelah intervensi adalah 4,00,

dengan standar deviasi sebesar 1,00. Hasil tersebut menunjukkan

terjadi penurunan intensitas nyeri pada pasien nyeri punggung ibu

bersalin kala I pada kelompok intervensi. Hasil data yang diperoleh

dari uji paired t- test diatas didapatkan hasil p- value = 0,000 dari

nilai normal (p value < 0,05) dengan hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan intensitas nyeri sebelum dan

sesudah dilakukan endorphin massage pada kelompok intervensi.

c. Hasil uji Wilcoxon

Tabel 4.6. Perbedaan intensitas nyeri pada pasien nyeri


punggung ibu bersalin kala I sebelum dan setelah
intervensi pada kelompok kontrol dengan uji
Wilcoxon (n=17)
Mean Sum
Variabel Z p- value
rank rank
Skala nyeri Pre Negatif rank 0,00 0,00
Post
Skala nyeri Positif
Skala nyeri Pre- rankties 0,00 0,00 0,000 1,000
post

Berdasarkan tabel 4.5 Hasil yang diperoleh dari uji Wolcoxon

di atas di dapatkan p value= 1,00 dari nilai normal (p value < 0,05 ).

Dengan hasil tersebut dapat di simpulkan bahwa tidak terdapat


52

perbedaan intensitas nyeri nyeri sebelum dan sesudah dilakukan

endorphine massage pada kelompok kontrol.

2. Efektifitas endorphin massage terhadap penurunan nyeri punggung pada

ibu bersalin kala I pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol

setelah terapi endorphin masssage.

a. Uji normalitas Shapiro- Wilk

Tabel 4.7. Uji normalitas Shapiro- Wilk


Pre Post
sig. 0,034 0,037

Berdasarkan tabel 4.6 dimana uji normalitas menggunakan uji

Shapiro- Wilk didapat nilai p= 0,034 pada pre- test dan nilai p=0,34

pada post- test, hal ini menunjunjukkan bahwa data berdistribusi

tidak normal (p value < 0,05), akan dapat dilanjutkan dengan

menggunakan uji Man Whitney untuk mengetahui efektifitas

endorphin massage terhadap penurunan nyeri pada kelompok

intervensi dan kelompok kontrol setelah diberikan tindakan

endorphine massage.
53

b. Hasil uji Man Whitney

Tabel 4.8. Efektifitas endorphin massage terhadap penurunan


nyeri punggung pada ibu bersalin kala I pada
kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan
uji Man Whitney (n=34)
Sesudah intervensi
Mann-Whitney 46.000
Wilcoxon W 199.000
Z -3.495
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.000

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa dari uji Man

Whitney untuk melihat perbedaan dari perlakuan yang diberikan

pada kedua kelompok dan didapatkan hasil p value= 0,000 dari nilai

normal (p value < 0,005). Sehingga hasilnya dapat disimpulkan

bahwa pasien nyeri punggung pada ibu bersalin kala I pada

kelompok intervensi yaitu yang diberikan perlakuan dan kelompok

kontrol yang tidak diberikan perlakuan terdapat perbedaan secara

signifikan. Hal ini juga dapat disimpulkan bahwa perlakuan

endorphin massage efektif untuk menurunkan nyeri pada pasien

nyeri punggung ibu bersalin kala I.


BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab berikut ini penulis akan membahas tentang hasil- hasil penelitian

yang telah didapatkan meliputi karektiristik responden yaitu usia, paritas. Selain

itu juga akan menguraikan jawaban hipotesis peneliti yaitu pengaruh endorpin

massage pada nyeri punggung ibu bersalin kala I di Puskesmas Bangetayu

Semarang serta implikasi hasil penelitian untuk pelayanan dan penelitian.

A. Interpretasi Dan Diskusi Hasil


1. Karakteristik Responden
a. Umur Responden
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa usia

responden pada kelompok endorphin massage adalah sebagaian

besar berusia antara 20- 35 tahun sebanyak 28 orang (82,4 %),

sedangkan sebagian kecil responden berusia antara 20 tahun

sebanyak 3 orang (8,8 %) dan berusia 35- 42 tahun sebanyak 3 orang

(8,8 %). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usia responden

masuk dalam kategori sehat. Responden telah siap menghadapi

persalinan karena organ reproduksi sudah siap untuk menerima

konsepsi.
Hal ini yaitu adalah sesuai teori Manuba (2000), adalah

seseorang ibu yang melahirkan pada saat umur reproduksi organ

reproduksi sudah siap dan seseorang ibu sudah siap untuk

menghadapi kehamilan sehingga dapat merespon rasa nyeri

persalinan yang dirasakan (Azizah, Widyawati, Anggaraini, 2011).

54
55

Usia adalah hal yang penting dalam variabel yang bisa

mempengaruhi nyeri, ibu dengan usia tua mengalami nyeri ringan

sedangkan ibu dengan usia muda akan mengalami nyeri berat,

dikarenakan persiapan psikologis yang bisa mempengaruhi persepsi

nyeri. Penjelasan tersebut pendapat dari Yuliatun (2008) yang

menjelaskan bahwa otak mengalami degenerasi seiring dengan

adanya bertambahnya usia seseorang sehingga orang yang lebih

muda mempunya ambang nyeri yang berat dan orang yang lebih tua

mempunyai ambang nyeri lebih rendah, dan lebih banyak akan

mengalami penurunan rasa nyeri.


Karakteristik usia responden akan mempengaruhi terhadap rasa

nyeri persalinan yang dirasakan, pada usia muda ibu hamil akan

tidak siap menerima sebuah kehamilan, maka dari itu respon yang

akan timbul negatif. Hal tersebut sudah sesuai dengan pendapat

Notoatmodjo (2012), usia memiliki hubungan wawasan terhadap

suatu masalah penyakit atau kesehatan dan dalam pengambilan

keputuan. Seseorang yang lebih muda akan kurang mampu

menghadapi stresor dan seseorang yang berusia lebih tua akan

mampu merespon terhadap stresor.

b. Paritas Responden
Paritas yaitu jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang
hidup, bukan jumlah janin yang telah dilahirkan (Bobak 2004).
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa paritas pada
responden pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol
56

endorphin massage adalah bahwa distribusi terbanyak dalam


penelitian ini adalah responden paritas terbanyak yaitu multigravida
yaitu sebanyak 28 orang (82,4 %).
Pada hasil penelitian ini akan sejalan dengan penelitian yang
dilaksanakan oleh Yuliastanti & Nurhidayati (2013) yaitu memiliki
hubungan yang bermakna anatar paritas dengan intensitas nyeri pada
kala I persalinan pada fase deselerasi. Pada penelitian lain yang
dilaksanakan oleh Indriani (2014) juga menjelaskan bahwa ibu
multigravida kenyatannya mengalami nyeri yang lebih ringan
dibandingkan ibu primigravida.
Pada hasil penelitian ini akan sama dengan halnya penelitian
yang dilaksakan oleh Afritayeni (2017) yaitu peneliti juga berasumsi
paritas terdapat pengaruh intensitas nyeri persalinan, yaitu terdapat
faktor yang mempengaruhnya salah satunya adalah riwayat
persalinan lalu. Pada ibu yang sudah mamiliki pengalaman perslinan
akan mengetahui tentang bagaimana rasa nyeri pada saat persalinan.
Sedangkan ibu yang belum memiliki pengalaman melahirkan tidak
mengetahui bagaimana nyeri yang dialami pada saat pertama kali
persalinan. Peneliti juga bernggapan pada primipara proses penipisan
biasanya akan terjadi lebih awal dari pada dilatasi serviks.
Sedangkan pada mutipara proses penipisan dan dilatasi serviks terjdi
bersamaan.
c. Perbedaan Skala Nyeri pada Ibu Bersalin Kala I Sebelum dan

Sesudah Diberikan Endorphin Massage


Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.3 yang didapatkan 34

responden dari 17 kelompok kontrol dan 17 kelompok intervensi di

Puskesmas Bangetayu menunjukkan bahwa nyeri pada ibu bersalin

sebelum diberikan tehnik endorpin massagese bagian besar


57

mengalami nyeri berat sebanyak 11 responden (64,7 %), dan

responden merasakan melahirkan merupakan nyeri yang menyiksa

dan merasa panas menjalar sampai ke tulang belakang dan yang

telah merasakan nyeri sedang sebanyak 6 responden (35,3 %).

Sedangkan sesudah diberikan tehnikendorphin massage sudah tidak

ditemukan nyeri berat sekali namun rata- rata mengalami nyeri

sedang 12 responden (70,6 %) dan nyeri ringan sebanyak 5 responde

(29,4 %). Hal ini menunjukkan bahwa responden yang diberi

endorphin massage dapat melepaskan oksitosin sehingga dalam

persalinan ibu merasa tenang dan tidak takut dalam menghadapi

persalinan.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa nyeri persalinan

responden pada kelompok kontrol sebagian besar mengalami nyeri

nyeri sedang sebanyak 14 responden (82,4 %), dan pada kelompok

kontrol tidak terdapat perubahan dalam penurunan nyeri. Hal ini

dimungkinkan ibu telah siap secara psikologis dalam menghadapi

proses persalinan sehingga ibu lebih percaya diri dan tidak takut

dalam persalinan.
Nyeri responden yang dialami pada ibu bersalian adalah

sesuatu perasaan tidak menyenangkan yaitu responden individu yang

menyertai dalam proses persalinan nyeri yang dirasakan pada ibu

bersalin karena terdapat perubahan fisiologis dari jalan lahir dan

rahim. Hasil ini didukung oleh teori Bandiyah (2009, p.81) dan di

dukung oleh Anggraini (2011), dan ternyata nyeri persalinan

dikarenakan oleh proses dilatasi servik, hipoksia otot, uterus saat


58

kontraksi, iskemia, korpus uteri dan peregangan segmen bawah

rahim dan kompresi saraf di servik. Nyeri persalinan menyebabkan

aktivitas uterus tidak terkontrol dan akan menyebabkan lama dalam

persalinan yang akhirnya akan mengancam kehidupan janin dan ibu,

dan ibu serta akan terjadi meningkatnya tekanan darah sistolik

sehingga berpotensi terhadap adanya syok kardiogenik (Mander,

2012).
Dan menurut Bobak (2014) menjelaskan bahwa metode non

farmakologi untuk menurunkan rasa nyeri berbagai metode non-

famakologi untuk mengontrol rasa tidak nyaman diterapkan. Banyak

metode dipelajari di dalam kelas persiapan melahirkan, yang

meliputi hipnosis, acupressure, yoga, umpan balik biologis

(biofeedback), sentuhan terapeutik. Terapi aroma, suatu penggunaan

teh jamur- jamuran atau uap, dilaporkan memeberi efek yang

bermanfaat bagi beberapa wanita.


d. Efektifitas Endorphin Massage Terhadap Penurunan Nyeri

Punggung Pada Ibu Bersalin Kala I Pada Kelompok Intervensi

Dan Kelompok Kontrol


Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa dari uji Man

Whitney untuk melihat perbedaan dari perlakuan yang diberikan

pada kedua kelompok dan diberikan pada kedua kelompok dan

didapatkan hasil p value= 0,000 dari nilai normal (p value < 0,005).

Sehingga hasilnya dapat disimpulkan bahwa pasien nyeri punggung

pada ibu bersalin kala I pada kelompok intervensi yaitu yang

diberikan perlakuan dan kelompok kontrol yang tidak diberikan


59

perlakuan terdapat perbedaan secara signifikan. Hal ini juga dapat

disimpulkan bahwa perlakuan endorphin massage efektif untuk

menurunkan nyeri pada pasien nyeri punggung ibu bersalin kala I.


Penelitian ini didukung oleh penelitian yang di lakukan oleh

Kuswandi (2011) yaitu untuk menurunkan rasa nyeri persalinan pada

responden dengan tehnik yaitu endorphin massage. Tehnik

endorphinadalah terapi pijatan ringan dan sentuhan dan dinilai cukup

penting yang diberikan kepada ibu hamil, diwaktu menjelang hingga

saatnya melahirkan. Pijat endorphin yang dilakukan pada responden

dan diberikan diarea tubuh yabg bisa merangsang hormon endorphin

yang dapat meningkatkan hormon endorphin bisa menghambat rasa

nyeri yang telah menjalar.


Hasil ini di dukung oleh Ma’rifah & Surtiningsih (2012). Maka

dari itu endorphin telah dikenal sebagai zat yang banyak manfaatnya

yaitu mengatur produksi hormon seks dan pertumbuhan, mengatur

perasaan stress, mengendalikan rasa nyeri yang menetap, serta

menambah sistem kekebsalan tubuh. Endorphin merupakan

gabungan dari endogenous dan merphine, zat yang mengandung

unsur dari protein yang diproduksi oleh sel- sel tubuh dan sistem

syaraf manusia. Endorphin untuk dalam tubuh manusia dapat dipicu

menimbulkan melalui berbagai kegiatan, seperti halnya

sentuhan/pijatan, menarik nafas dalam dan relaksasi dan medilasi.

Endorphin dianggap sebagai zat penghilang rasa sakit yang terbaik,

karena endorphin diproduksi oleh tubuh manusia sendiri.


60

Data penelitin ini sama halnya dengan data penelitian yang

dilaksanakan oleh Setyowati (2015) dengan judul “Pengaruh

Endorphin Massage tahap Intensitas Nyeri Kala I fase Aktif” dengan

hasil penelitian, menggunakan perhitungan Spearman Rank(Rho)

dengan tingkat kemaknaan a (sig. 2- tailed) 0,05 diperoleh 0,00<0,05

maka H0 ditolak dan HI diterima yang artinya terdapat pengaruh

endorphin massage terhadap rasa nyeri kala I fase aktif pada

persalinan.
Selain itu penelitian ini didukung oleh penelitian yang

dilaksanakan oleh Azizah (2011). Hasil data penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh Endorphin Massage

terhadap intensitas nyeri kala I persalinan normal ibu primigravida

(p value = 0,00 < 0,05) dengan menggnakan uji independent t test.


Bahwasannya penelitian ini membuktikan jika tehnik endorhin

massage yang lebih bermakna dalam menurunkan nyeri punggung

ibu bersalin kala I. Karena sesuai dengan teori pijat endorphin, yang

secara langsung merangsang hormon endorfin sebagai menurunkan

nyeri.

B. Keterbatasan Penelitian
1. Terdapat responden menolak dalam penggunaan minyak zaitun dan

peneliti mengambil aternatif lain dengan menggunakan bodylotion


2. Keterbatasan waktu pada akhirnya pada kelompok kontrol tidak seluruh

responden diberikan tehnik endorphin massage dan terjadinya kurangnya

keadilan.

C. Implikasi untuk Keperawatan


61

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk landasan dan

pengembangan dilakukan riset keperawatan lain dan untuk meningkatkan

kualitas asuhan keperawatan bagi ibu bersalin dengan tingkat nyeri selama

proses persalinan.
Oleh karena itu dikarenakan setiap persalinan selalu disertai rasa nyeri

maka sebaiknya petugas kesehatan lebih mengembangkan dan memahami

tehnik pengendalian nyeri dengan berbagai metode, salah satunya dengan

mengunkan yaitu endorphin massage dengan demikian ibu dapat merasakan

nyeri lebih ringan.


BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian “Efektifitas Endorphin Massage

Terhadap Nyeri Punggung Pada Ibu Bersalin Kala I” di wilayah Puskesmas

Bangetayu Semarang yang dilakukan pada 34 responden yang terdiri 2

kelompok yaitu 17 kelompok intervensi dan 17 kelompok kontrol, maka

dapat disimpulkan sebagai berikut:


1. Karakteristik usia respondenTabel 4.1 menunjukkan hasil bahwa

karektiristik usia responden sebagaian besar berusia antara 20- 35 tahun

sebanyak responden. Sedangkan sebagian kecil responden berusia antara

20 tahun sebanyak 3 responden dan berusia 35- 42 tahun sebanyak 3

responden.
2. Karakteristik paritas responden pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa

distribusi terbanyak dalam penelitian ini adalah multigravida yaitu

sebanyak 28 responden.
3. Tingkat nyeri persalinan kala I sebelum dan sesudah dilakukan

endorphin massage pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol

pada tabel 4.3 diketahui responden pada kelompok intervensi sebelum

dilakukan endorphin massage paling banyak yang mengalami nyeri berat

sebanyak 11 responden (64,7 %), dan berdasarkan tabel diatas juga

diketahui responden pada kelompok intervensi setelah dilakukan

endorphin massage paling banyak mengalami nyeri sedang 12 responden

(70,6 %).
Berdasarkan tabel 4.3 menjelaskan bahwa responden pada

kelompok kontrol sebelum dilakukan endorphin massage paling banyak

62
63

mengalami nyeri sedang sebanyak 14 responden (82,4 %), dan diketahui

responden pada kelompok intervensi setelah dilakukan endorphin

massage paling banyak mengalami nyeri sedang 14 responden (82,4 %).


4. Efektifitas endorphin massage terhadap penurunan nyeri punggung pada

ibu bersalin kala I pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol

berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa dari uji Man Whitney untuk

melihat perbedaan dari perlakuan yang diberikan pada kedua kelompok

dan didapatkan hasil p value= 0,000 dari nilai normal (p value < 0,005).

Sehingga hasilnya dapat disimpulkan bahwa pasien nyeri punggung pada

ibu bersalin kala I pada kelompok intervensi yaitu yang diberikan

perlakuan dan kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan terdapat

perbedaan secara signifikan. Hal ini juga dapat disimpulkan bahwa

perlakuan endorphin massage efektif untuk menurunkan nyeri pada

pasien nyeri punggung ibu bersalin kala I.

B. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan hasil penelitian dapat diberikan saran-

saran sebagai berikut:


1. Bagi Tenaga Kesehatan
Dapat dijadikan bahan masukan bagi tenaga kesehatan yang

berjaga dapat melakukan pijat endorphin massage pada ibu bersalin

dalam menurunkan nyeri punggung pada ibu bersalin kala I serta

melibatkan suami dan keluarga untuk membantu melakukan tehnik

endorphin massage.
2. Bagi Puskesmas
Diharapkan puskesmas memberikan kesempatan pada tenaga

kesehatan terutama bidan dan perawat untuk mengikuti atau mengadakan


64

pelatihan mengenai tehnik pijat endorphin untuk menurunkan nyeri

persalinan kala I.
3. Bagi institusi pendidikan
Dapat dipublikasikan secara luas kepada pihak akademis, sehingga

dapat dijadikan sumber refrensi dalam memberikan asuhan pada ibu

bersalin.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian

mengenai tehnik endorphin massage dengan meneliti secara homogen

faktor- faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan seperti usia, paritas

untuk mengetahui penurunan nyeri persalinan benar- benar murni karena

efek pijat endorphin massage atau faktor yang lainnya.


DAFTAR PUSTAKA

AB, S. (2010). ilmu kebidanan . obstetrich- fourth edition.

Azizah. (2011). Pengaruh Endorphin Massage Terhadap Intensitas Nyeri Kala I


Persalinan Normal Ibu Primipara Di BPS S dan B Demak. Ilmu
Keperawatan .

Bibliography \m Jud12 \l 1057 Judha. (2012). Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri
Persalinan . Yogyakarta: Nuha Medika.

Bobak, E. (2005). Buku Ajar Kerawatan Maternitas (Maternity Nursing). Jakarta:


Egc.

Damayanti. (2016). perbedaan tingkat kecemasan pada ibu nifas primipara


sebelum dan sesudah massage endorphin di ruang teratai RSUD Hj. Anna
Lasmanah Banjarnegara . 35.

Dinkes Provensi Jawa Tangah. (2018). Provil Kesehatan Jawa Tengah . Jawa
Tengah: Dinkes Provensi Jawa Tengah.

Fauziah, S. (2015). Keperawatan Maternitas Volume 2 : Persalinan. Jakarta:


Kencana.

Jawa tengah, d. p. (2015). provil kesehatan provensi jawa tengah. 20.

Judha. (2012). Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri persalinan. Yogyakarta: Nuha
Medika.

Kuswandi. (2011). Melahirkan Tanpa Rasa Sakit. Jakarta: Ilmu Populer.

Mander. (2012). Nyeri Persalinan. Jakarta: Egc.

Ma'rifah, A. R., & Surtiningsih. (2012). Efektifitas Tehnik Counter Pressure Dan
Endorphin Massage Terhadap Nyeri Persalinan Kala I Paada Ibu Bersalin
Di RSUD Ajibarang . Ilmu Kesehatan.

Maryunani. (2010). Nyeri dalam Persalinan " Tehnik dan Cara Penanganannya.
jakarta : TIM.

NANDA Internasional. (2012). Nursing Diagnoses & Classifications 2012-2014.


Jakarta: Egc.

Ningrum. (2013). Pengaruh . Pengaruh Massage Effleurage Terhadap Kemajuan


Persalinan Kala 1 Fase Aktif Pada Ibu Inpartu Primigravida Di RSIA
Melinda Kediri, 23-24.

65
66

Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Keshatan . Jakarta : Rineka Cipta.

Nurhikmah, A. (2016). Pengaruh Metode Distaksi Dzikir Dan Effluerage Pada Ibu
Inpartu Terhadap Penurunan Nyeri Persalinan Kala I Di Bpm Wilayah
Kota Semarang. Keperawatan, 8-30.

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis


Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Pratiwi, (2013). Pengaruh Endorphin Massage Terhadap Intensitas Nyeri Kala I


Persalinan Normal Ibu Primipara Di Bps Dan B Demak. Kebidanan Dan
Fakultas Ilmu Keperawatan, 91-95.

Rungjati, & Umar, S. (2018). Kebidanan Dan Teori Asuhan Volume 2. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran Egc.

Ruth, A., & Simkin, P. (2005). Buku Saku Persalinan. Jakarta: Egc.

Sukmaningtyas . (2014). Efektivitas Endorphin Massage Terhadap Tingkat


Kecemasan Ibu Bersalin.

Sukmaningtyas. (2014). Efektvitas Endorphin Massage Terhadap Tingkat


Kecemasan Ibu Bersalin Primipara. 30.

Sumarah. (2009). perawatan ibu bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin).
Fitramaya, 12.

Verney. (2008). Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Edisi 4, Volume 2. jakarta: EGC.

Wahyuni, S., & Rahayu, T. (2017). Efektifitas Endorphin Massage Terhadap


Fungsi Seksual Perempuan Pada Masa Menopause. Kebidanan Dan
Keperawatan, 92.

Walsh, L. (2008). Buku Ajar Kebidanan Komunitas . Jakarta : EGC.

Wayan, A. N. (1 Agustus 2013 ). Metode Massage Punggung terhadap Intensitas


Nyeri pada Persalinan Kala 1 Fase Aktif . Jurnal Genta Kebidanan
Volume 1 , 36-40.

Wayan, A. N. (1 Agustus 2013 ). Metode Massage Punggung terhadap Intensitas


Nyeri pada Persalinan Kala 1 Fase Aktif . Jurnal Genta Kebidanan
Volume 1 , 36-40.

Y, A. (2011). Siapa bilang melahirkan itu sakit vol 2. 32.


67
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Survei ke Puskesmas Bangetayu Semarang
Lampiran 2 Surat Balasan Permohonan Izin Survei Dari Dinas Kesehatan Kota
Semarang
Lampiran 3. Surat Permohonan Izin Penelitian ke Dinas Kesehatan Kota
Semarang
Lampiran 4. Surat balasan Permohonan Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan
Kota Semarang
Lampiran 5. Surat Permohonan Izin Penelitian ke Kesbangpol Kota Semarang
Lampiran 6. Surat Keterangan Lolos Uji Etik

Lampiran 7. Surat Permohonan Menjadi Responden


SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Zulfa Lala’ Una Fitri
NIM : 30901502006
Status : Mahsiswa Fakultas Ilmu Keperawatan UNISSULA Semarang
Dengan ini saya menyatakan permohonan kepada Ibu/Saudari untuk
bersedia menjadi responden penellitian yang akan saya lakukan dengan judul
“Efektifitas Endorphin Massage Terhadap Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil Kala I
Di Puskesmas Bangetayu Semarang”. Penelitian ini memiliki tujuan untuk
mengetahui perbedaan skala nyeri punggung pada ibu inpartu yang mengalami
nyeri persalinan kala I sebelum dan sesudah diberikan terapi .
Keikutsertaan Ibu/Saudari dalam penelitian ini adalah sukarela tanpa
paksaan dari pihak manapun. Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang
merugikan bagi responden. Peneliti menghargai hak dari Ibu/Saudari sebagai
responden dalam penelitian ini. Identitas dan data/informasi yang Ibu/Saundari
berikan akan dijaga kerahasiaannya.
Demikian surat permohonan ini peneliti ajukan. Terima kasih atas kesediaan
serta kerjasama Ibu/Saudari.

Semarang, ………………………………. 2018


Peneliti

Zulfa Lala’ Una Fitri

Lampiran 8. Surat Persetujuan Menjadi Responden


LEMBAR INFORMED CONSENT
(PERSETUJUAN RESPONDEN)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : …………………………………………
Alamat : …………………………………………

Sudah mendengarkan dari penelitian ini dan menyatakan bersedia dengan sukarela
dan tanpa paksaan menjadi responden dari penelitian:
Nama : Zulfa Lala’ Una Fitri
Instansi : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung
Semarang

Dengan judul “Efektifitas Endorphin Massage Terhadap Nyeri Punggung Pada


Ibu Hamil Kala I Di Puskesmas Bangetayu Semarang”

Semarang, 2018
Peneliti Responden

Zulfa Lala’ Una Fitri (…………………………………)


Nama Terang
Lampiran 9. Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

EFEKTIFITAS ENDORPHIN MASSAGE TERHADAP NYERI


PUNGGUNG PADA IBU HAMIL KALA I DI PUSKESMAS BANGETAYU
SEMARANG

Tanggal/ waktu penelitian :


Inetrvensi yang dilakukan : Endorphin Massage
Petunjuk : Tulislah skore berupa angka yang menujukkan
tingkat nyeri yang ibu rsakan saat ini di kolom
sebelum perlakuan dan tulislah skore sesudah
perlakuan di kolom yang sudah disediakan.

A. Identitas responden :
1. Nomor Responden :
2. Nama (Inisial) :
3. Umur :
4. Persalinan Ke :
5. Alamat :
6. No Hp :
B. Pengkajian Nyeri Sebelum Dan Sesudah Tindakan
1. Skala Intensitas Nyeri Sebelum Dilakukan Endorphin Massage

Keterangan :
a. 0 : Tidak ada nyeri
b. 1- 3 : Nyeri ringan
c. 4- 6 : Nyeri sedang
d. 7- 9 : Nyeri berat terkontrol
e. 10 : Nyeri berat tidak terkontrol
2. Skala Intensitas Nyeri Setelah Dilakukan Endorphin Masage

Keterangan :
a. 0 : Tidak ada nyeri
b. 1- 3 : Nyeri ringan
c. 4- 6 : Nyeri sedang
d. 7- 9 : Nyeri berat terkontrol
e. 10 : Nyeri berat tidak terkontrol
Lampiran 10. Standar Operasional Metoe Endorphin Massage
STANDAR OPERASIONAL METOE ENDORPHIN MASSAGE
No Tindakan Ya Tidak
Tahap Pra Interaksi
1 Mengecek program terapi
2 Mencuci tangan
3 Menidentifikasi responden dengan benar
4 Menyiapkan dan mendekatkan alat ke dekat responden
Tahap Oreantasi
5 Salam, sapa dan perkenalkan diri
6 Melakukan kontrak waktu
7 Menjelaskan tujuan
8 Menjelaskan prosedur
9 Menanyakan kesiapan dan kerjasama responden
Tahap Kerja
10 Menjaga privacy
11 Mengajak responden membaca bismallah
12 Mengkaji skala nyeri yang dialami responden dengan
memberikan skala pengukuran Numeric Rating Scale
dan diisi oleh responden atas bimbingan peneliti yang
sesuai dengan skala nyeri yang dialami responden
sebelum diberikan perlakuan
13 Tulis tingkat nyeri pada lembar observasi
14 Anjurkan responden mengambil posisi senyaman
mungkin bisa dilakukan dengan duduk. Serta anjurkan
suami untuk duduk dengan nyaman disamping atau
belakang responden
15 Anjurkan ibu untuk bernafas dalam, sambil
memejamkan mata dengan lembut untuk beberapa saat,
dan peneliti mengoleskan minyak kayuputih untuk
pelumas pada bagian yang akan dilakukan endorphin
massage
16 Lakukan massage endorphin selama 15 menit pada saat
munculnya kontraksi
17 Mulai mengelus permukaan luar lengan ibu, mulai dari
tangan sampai lengan bawah. Mintalah untuk
membelainya dengan sangat lembut yang dilakukan
dengan menggunakan ujung- ujung jari- jemari atau
hanya ujung- ujung jari saja
18 Setelah kurang lebih 3- 5 menit, untuk berpindah
kelengan/ tangan yang lain
19 Lakukan pada area punggung, dimulai dengan
melaukan pijatan lembut dan ringan dari bahu kliri dan
kanan dengan membentuk huruh V menuju ke arah
tulang ekor
20 Lanjutkan sentuhan ini hingga keperut ibu bagian
bawah. Berhenti sejenak sambil berkomunikasi dengan
janin sejenak. Setelah itu naik ke daerah payudara
bagian bawah, payudara bagian atas dan berikan juga
pada bagian bahu dan leher serta kepala
21 Setelah melakukan pijat endorphin biarkan ibu
merebahkan tubuh kebelakang
22 Kaji kembali tingkat nyeri responden
Tahap Terminasi
23 Melakukan evaluasi
24 Menyampaikan rencana tindak lanjut
25 Mengajak responden membaca hamdallah
26 Berpamitan dan membereskan alat
27 Mencuci tangan

Lampiran 11. Tabulasi Data Penelitian


no. Responden kelompok usia anak ke- sk- Nyeri Pre sk- Nyeri Post
1 intervensi 22 2 8 5
2 intervensi 30 2 5 4
3 intervensi 35 3 7 4
4 intervensi 30 2 6 3
5 intervensi 23 2 8 4
6 intervensi 30 2 6 3
7 intervensi 34 3 7 2
8 intervensi 22 2 6 4
9 intervensi 29 2 8 4
10 intervensi 30 3 6 3
11 intervensi 28 1 7 5
12 intervensi 22 1 9 5
13 intervensi 25 2 5 4
14 intervensi 30 3 8 3
15 intervensi 31 2 9 4
16 intervensi 30 3 7 5
17 intervensi 32 2 8 6
18 kontrol 20 1 9 9
19 kontrol 25 3 6 6
20 kontrol 42 3 6 6
21 kontrol 20 1 5 5
22 kontrol 25 2 5 5
23 kontrol 24 2 4 4
24 kontrol 35 3 5 5
25 kontrol 27 3 6 6
26 kontrol 26 2 6 6
27 kontrol 36 3 4 4
28 kontrol 30 2 5 5
29 kontrol 33 5 4 4
30 kontrol 34 3 7 7
31 kontrol 37 4 6 6
32 kontrol 29 1 5 5
33 kontrol 20 1 7 7
34 kontrol 34 2 5 5

Lampiran 12. Hasil Olah Data Penelitian


Statistics

pre intervensi post intervensi pre kontrol post kontrol


N Valid 17 17 17 17
Missing 0 0 0 0

pre intervensi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid nyeri sedang 6 35.3 35.3 35.3
nyeri berat 11 64.7 64.7 100.0
Total 17 100.0 100.0

post intervensi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid nyeri ringan 5 29.4 29.4 29.4
nyeri sedang 12 70.6 70.6 100.0
Total 17 100.0 100.0

pre kontrol
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid nyeri sedang 14 82.4 82.4 82.4
nyeri berat 3 17.6 17.6 100.0
Total 17 100.0 100.0

post kontrol
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid nyeri sedang 14 82.4 82.4 82.4
nyeri berat 3 17.6 17.6 100.0
Total 17 100.0 100.0

Test normality
Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pre intervensi 17 100.0% 0 .0% 17 100.0%
post intervensi 17 100.0% 0 .0% 17 100.0%
pre kontrol 17 100.0% 0 .0% 17 100.0%
post kontrol 17 100.0% 0 .0% 17 100.0%
Descriptives

Statistic Std. Error


Pre intervensi Mean 7.06 .303
95% Confidence Interval for Lower Bound 6.42
Mean
Upper Bound 7.70

5% Trimmed Mean 7.07

Median 7.00

Variance 1.559

Std. Deviation 1.249

Minimum 5

Maximum 9

Range 4

Interquartile Range 2

Skewness -.124 .550


Kurtosis -.911 1.063
Post Mean 4.00 .243
intervensi 95% Confidence Interval for Lower Bound 3.49
Mean
Upper Bound 4.51
5% Trimmed Mean 4.00
Median 4.00
Variance 1.000
Std. Deviation 1.000
Minimum 2
Maximum 6
Range 4
Interquartile Range 2
Skewness .000 .550
Kurtosis -.014 1.063
Pre kontrol Mean 5.59 .310
95% Confidence Interval for Lower Bound 4.93
Mean
Upper Bound 6.25
5% Trimmed Mean 5.49
Median 5.00
Variance 1.632
Std. Deviation 1.278
Minimum 4
Maximum 9
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PRE Intervensi .186 17 .120 .925 17 .176
POST Intervensi .206 17 .054 .927 17 .195
PRE Kontrol .207 17 .052 .881 17 .033
POST Kontrol .207 17 .052 .881 17 .033
a. Lilliefors Significance Correction

T-Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean


Pair 1 PRE Intervensi 7.06 17 1.249 .303
POST Intervensi 4.00 17 1.000 .243

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.
Pair 1 PRE Intervensi & POST 17 .350 .168
Intervensi

Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
Pair 1 PRE 3.059 1.298 .315 2.392 3.726 9.719 16 .000
Intervensi
- POST
Intervensi

Wilcoxon Signed Ranks Test


Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


a
POST Kontrol - PRE Kontrol Negative Ranks 0 .00 .00
b
Positive Ranks 0 .00 .00
c
Ties 17

Total 17

a. POST Kontrol < PRE Kontrol


b. POST Kontrol > PRE Kontrol
c. POST Kontrol = PRE Kontrol

Test Statisticsb
POST Kontrol -
PRE Kontrol
Z .000a
Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000
a. The sum of negative ranks equals the
sum of positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Test normality

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PRE 34 100.0% 0 .0% 34 100.0%
POST 34 100.0% 0 .0% 34 100.0%
Descriptives

Statistic Std. Error


PRE Mean 6.32 .249
95% Confidence Interval for Lower Bound 5.82
Mean
Upper Bound 6.83

5% Trimmed Mean 6.30

Median 6.00

Variance 2.104

Std. Deviation 1.451

Minimum 4

Maximum 9

Range 5

Interquartile Range 2

Skewness .279 .403


Kurtosis -.775 .788
POST Mean 4.79 .238
95% Confidence Interval for Lower Bound 4.31
Mean
Upper Bound 5.28

5% Trimmed Mean 4.74

Median 5.00

Variance 1.926

Std. Deviation 1.388

Minimum 2

Maximum 9

Range 7

Interquartile Range 2

Skewness .681 .403


Kurtosis 1.404 .788

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PRE .176 34 .009 .931 34 .034
POST .176 34 .009 .932 34 .037
a. Lilliefors Significance Correction
Mann-Whitney Test

Ranks

KELOMPOK N Mean Rank Sum of Ranks


PRE Kelompok Intervensi 17 22.59 384.00
Kelompok Kontrol 17 12.41 211.00
Total 34
POST Kelompok Intervensi 17 11.71 199.00
Kelompok Kontrol 17 23.29 396.00
Total 34

Test Statisticsb

PRE POST
Mann-Whitney U 58.000 46.000
Wilcoxon W 211.000 199.000
Z -3.042 -3.495
Asymp. Sig. (2-tailed) .002 .000
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a .000a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: KELOMPOK

Lampiran 13. Dokumentasi Penelitian


Lampiran 14. Lembar Bimbingan Skripsi
Lampiran 15. Hasil Turn it in
Lampiran 16. Jadwal Kegiatan Penelitian
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
Agustus 2018 - Februari 2019

Agustus September Oktober November Desember Januari Februari


No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4
1 Usulan Tema dan Judul
2 Penyusunan Proposal
3 Pengumpulan Proposal ke Fakultas
4 Ujian Proposal
5 Revisi Proposal
6 Pengambilan Data
7 Penyusunan Laporan Hasil
8 Pengumpulan Skripsi ke Fakultas
9 Ujian Hasil 1
10 Revisi dan Pengumpulan Hasil Akhir Skripsi
Lampiran 17. Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Zulfa Lala’ Una Fitri

Tempat, Tanggal Lahir : Semarang, 20 Juni 1997

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat Rumah : JL. Tenggang Raya Kp. Kaligawe Rt. 02/Rw. 08,

Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang

RIWAYAT PENDIDIKAN :

 SD Islam Sultan Agung 04, Semarang : Tahun 2009

 Pondok Pesantren Putri Modern Al- Mawaddah 1,


Coper, Jetis Ponorogo, Jatim : Tahun 2012

 Pondok Pesantren Putri Modern Al- Mawaddah 1


Coper, Jetis Ponorogo, Jatim : Tahun 2015

 S1 Ilmu Keperawatan FIK UNISSULA : Tahun 2015- sekarang

Anda mungkin juga menyukai