Anda di halaman 1dari 130

SKRIPSI

KESIAPAN IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM MEMBERIKAN ASI


ESKLUSIF DI PUSKESMAS MAYANGAN JOGOROTO

PENELITIAN DESKRIPTIF

Oleh :

NUR HASANAH
NIM : 7319021

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM JOMBANG
2023

i
SKRIPSI

KESIAPAN IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM MEMBERIKAN ASI

ESKLUSIF DI PUSKESMAS MAYANGAN JOGOROTO

PENELITIAN DESKRIPTIF

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S. Kep)


Pada Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Unipdu Jombang

Oleh :

NUR HASANAH

NIM : 7319021

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM JOMBANG

2023

ii
SURAT PERNYATAAN

Saya bersumpah bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan belum pernah

dikumpulkan orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang Pendidikan

di Perguruan Tinggi manapun.

Jombang,

Yang menyatakan

Nur Hasanah
NIM 7319021

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi oleh : Nur Hasanah

Judul : KESIAPAN IBU HAMIL TRIMESTER III DAMAM

MEMBERIKAN ASI ESKLUSIF DI WILAYAH

PUSKESMAS MAYANGAN JOGOROTO KABUPATEN

JOMBANG

Telah Disetujui Untuk Diajukan Dihadapan Dewan Penguji Proposal

Disetujui Oleh :

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Zulfa Khusniyah, S.Kep.,Ns,.Kep,.M,PdI Muhammad Rajin,S.Kep.,Ns.,M.Kes


NIPY:11010901066 NIPY : 11010901031

iv
LEMBAR PENGESAHAN

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Uji Sidang Skripsi Pada Program Studi

Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pesantren Tinggi Darul

‘Ulum

PadaTanggal

Mengesahkan :

Tim Penguji Tanda Tangan

Ketua :Khotimah,S.Kep.,Ns.,M.Kes (……………………)

Anggota I : Muhammad Rajin,S.Kep.,Ns.,M.Kes (……………………)

Anggota II : Zulfa Khusniyah, S.Kep., Ns.,M.Kep.,M.PdI. (……………………)

Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Zulfa Khusniyah, S.Kep., Ns.,M.Kep.,M.PdI


NIPY : 11 010901 066

v
HALAMAN MOTTO

Percayakan saja semuanya sama Allah, Titipkan saja semuanya sama allah,

Serahkan saja semunya pada allah, allah maha baik kok.

vi
HALAMAN PERSEMBAHAN

Saya persembahkan skripsi ini kepada jungjungan besar Nabi Muhammad SAW

dan kepada putriku tercinta “Syarofah” semoga dia menjadi Benteng Nabi

Muhammad SAW dan selalu dalam barisan bendera beliau

vii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi ALLAH SWT Atas segala nikmat dan ridhonya, Sholawat

beserta salam tetap tercurah limpahkan kepada jungjungan besar nabi Muhammad

SAW, sehingga dapat menelesaikan penelitian ini dengan judul : “kesiapan ibu

hamil trimester III dalam memberikan ASI esklusif di wilayah puskesmas

mayangan jogoroto kabupaten jombang” Sebagai salah satu persyaratan dalam

menyelesaikan Strata S1 Keperawatan. Mengingat dalam membuat proposal ini

tidak dapat lepas dari berbagai pihak yang membantu dalam memberi dorongan

baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis

menyampaikan terimakasih yang kepada :

1. Prof. DR. H. Ahmad Zahro, MA. selaku Rektor Universitas Pesantren Tinggi

Darul ‘Ulum Jombang.

2. Pujiani, S.Kep., Ners., M.Kes. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum Jombang.

3. Khotimah, S.Kep., Ners., M.Kes selaku Kaprodi Sarjana Keperawatan

Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum Jombang.

4. Zulfa Khusniyah, Skep Ners., M.PDI., M.Kep selaku Pembimbing I dan,

Mukhammad Rajin, S.Kep,Ners.,M.Kep selaku Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan arahan dalam pembuatan proposal ini.

5. Tenaga kesehatan di Puskesmas Mayangan Jogoroto dan ibu hamil yang telah

bersedia menjadi responden.

6. Kedua Orang tua, suami, putriku tercinta dan seluruh keluarga yang telah

memberikan dukungan penuh baik material maupun motivasi.

viii
7. Semua temanku angkatan 2019 Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas

Ilmu Kesehatan UNIPDU yang selalu membantu dalam rangka penyusunan

skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

8. Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi

kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna. Oleh karenanya

penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya pembaca umumnya.

Jombang, 02 Agustus 2023

Penulis
(Nur Hasanah )

ix
ABSTRAK

Kesiapan Ibu Hamil Trimester III Dalam Memberikan ASI Esklusif

By : Nur Hasanah

Latar Belakang ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi dari 0-6
bulan tanpa diberikan cairan atau makanan apapun. Bayi yang diberikan ASI
esklusif akan berpeluang mempunyai pertumbuhan normal 1,62 kali lebih besar
dari pada bayi yang non eksklusif, bayi yang diberikan ASI esklusif tidak mudah
terserang penyakit apalagi stunting. tingkat pemberian ASI esklusif di Indonesia
masih di bawah 50%, artinya cakupan pemberian ASI esklusif di Indonesia masih
jauh dari target nasional yaitu 80% hal ini di pengaaruhi beberapa factor salah
satunya ialah kesiapan ibu hamil, baik dari segi fisik, mental dan pengetahuan,
ketika ibu hamil telah siap memberikan ASI ekslusif maka pemberian ASI
eksklusif berpeluang lebih besar untuk berhasil. Tujuan Penelitian : untuk
mengetahui bagaimana kesiapan ibu hamil trimester III dalam memberikan ASI
Eksklusif di wilayah puskesmas Mayangan jogoroto. Metode Penelitian:
mengunakan Deskriptif, dengan populasi 394 dengan sampel 36, teknik sampling
mengunakan purposive sampling, instrument penelitian kuisoner. Hasil
penelitian : kesiapan ibu hamil dalam memberikaan ASI eksklusif siap 33 orang
(91%), kurang siap 2 orang (5%), tidak siap 1 orang (2%). Kesimpulan : hamper
seluruhnya ibu hamil siap dalam memberikan ASI eksklusif.

Kata Kunci : kesiapan ibu hamil, ASI eksklusif

x
ABSTRACT

Readiness of Third Trimester Pregnant Women in Providing Exclusive

Breastfeeding

By : Nur Hasanah

Background Exclusive breastfeeding is breast milk that is given to babies from 0-


6 months without giving any liquid or food. Babies who are given exclusive
breastfeeding will have the opportunity to have normal growth 1.62 times greater
than babies who are not exclusively breastfed, babies who are given exclusive
breastfeeding are not susceptible to disease, let alone stunting. the level of
exclusive breastfeeding in Indonesia is still below 50%, meaning that the coverage
of exclusive breastfeeding in Indonesia is still far from the national target of 80%,
this is influenced by several factors, one of which is the readiness of pregnant
women, both in terms of physical, mental and knowledge, when pregnant women
are ready to give exclusive breastfeeding, so exclusive breastfeeding has a greater
chance of success. Research Objectives: to find out how the third trimester
pregnant women are prepared to provide exclusive breastfeeding in the Mayangan
Jogoroto Health Center area. Research method: using descriptive, with a
population of 394 with a sample of 36, the sampling technique using purposive
sampling, questionnaire research instrument. The results of the study: 33 people
(91%) were ready to provide exclusive breastfeeding for pregnant women, 2
people (5%) were not ready, 1 person (2%) was not ready. Conclusion: almost all
pregnant women are ready to give exclusive breastfeeding.

Keywords: readiness of pregnant women, exclusive breastfeedi

xi
DAFTAR ISI

SKRIPSI...................................................................................................................i
SKRIPSI...................................................................................................................ii
SURAT PERNYATAAN........................................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................v
HALAMAN MOTTO.............................................................................................vi
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................vii
KATA PENGANTAR...........................................................................................viii
ABSTRAK...............................................................................................................x
ABSTRACT..............................................................................................................xi
DAFTAR ISI...........................................................................................................xii
DAFTAR TABEL..................................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xvi
DAFTAR SINGKATAN.......................................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................5
1.3.1 Tujuan umum............................................................................................5
1.3.2 Tujuan Khusus..........................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................................6
1.4.1 Mafaat Teoritis..........................................................................................6
1.4.2 Manfaat Praktis.........................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................8


2.1 Konsep ASI (Air susu ibu )..............................................................................8
2.1.1 Definisi ASI..............................................................................................8
2.2 Konsep Kesiapan Ibu......................................................................................10
2.2.1 Definisi kesiapan......................................................................................10
2.3 Kerangka Teori...............................................................................................34

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL HIPOTESIS PENELITIAN..............35


3.1 Kerangka konseptual.......................................................................................35

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN.............................................................36


4.4.1 Variabel...................................................................................................39
4.4.2 Defenisi oprasional..................................................................................39
4.5 Instrument Penelitian.....................................................................................41
4.5.1 Uji Validitas.............................................................................................41
4.5.2 Uji Reabilitas............................................................................................42
4.6 Lokasi penelitian dan waktu penelitian........................................................42

xii
4.7 Prosedur pengambilan data dan pengumpulan data...................................42
4.7.1 Prosedur Pengambilan data.....................................................................42
4.7.2 Pengolahan Data......................................................................................43
4.8 Analisa Data.....................................................................................................44
4.9 Etika Penelitian...............................................................................................46
4.10Keterbatasan Penelitian.................................................................................47

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................................48


5.1 Hasil Penelitian.................................................................................................48
5.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian....................................................................48
5.1.2 Data Umum..............................................................................................48
5.1.3 Data Khusus...................................................................................................49
5.2 Pembahasan......................................................................................................51
5.2.1 Kesiapan Fisik ibu hamil dalam memberikan ASI esklusif.....................51
5.2.2 Kesiapan mental Ibu Hamil dalam memberikan ASI esklusif.................54
5.2.3 Kesiapan Pengetahuan Ibu Hamil Dalam Memberikan ASI Esklusif.....56
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................60
6.1 Kesimpulan......................................................................................................60
6.2 Saran................................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................61

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Definisi oprasional tentang kesiapan ibu hamil trimester


III dalam memberikan ASI esklusif.
Tabel 5.2 Distribusi Kesiapan Fisik ibu hamil dalam memberikan
ASI esklusif
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi kesiapan Mental ibu hamil dalam
memebrikan ASI esklusif.
Tabel 5.4 distribusi frekuensi kesiapan pengetahuan dalam
memberikan ASI esklusif.
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi kesiapan ibu hamil dalam meberikan
ASI esklusif
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur,
Pekerjaan, Pendidikan Dan Anak.

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian Sumber: Lawrence Green


(1980) dalam(Irwan, 2017)
Gambar 3. 1 Kerangka konsep tentang penelitian kesiapan ibu hamil
dalam memberikan ASI esklusif

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1lembar penjelasan penelitian.........................................................................63

lampiran 2permintaan menjadi partisipan......................................................................65

lampiran 3lembar persetujuan menjadi partisipan...........................................................66

lampiran 4kuisoner kesiapan ibu hamil dalam memberikan ASI eksklusif.....................67

lampiran 5 Tabulasi kesiapan ibu hamil dalam memberikan ASI eksklusif...................73

lampiran 6Uji validitas kuisoner kesiapan ibu hamil dalam memberikan ASI esklusif...74

lampiran 7uji reabilitas kuisoner kesiapan ibu hamil dalam memberikan ASI eksklusif

.......................................................................................................................................103

lampiran 8 lembar kegiatan bingbingan dan riset keperawatan.....................................108

lampiran 9 ETHICAL APPROVAL..............................................................................109

lampiran 10 surat kertangan sudah melakukan penelitian. . .Error! Bookmark not defined.

lampiran 11 surat pengantar dari fakultas ke dinas kesehatan............Error! Bookmark not

defined.

lampiran 12 surat izin melakukan penelitian ke puskesmas mayangan....Error! Bookmark

not defined.

lampiran 13Surat izin penelitian dari dinas kesehatan.........Error! Bookmark not defined.

xvi
DAFTAR SINGKATAN

ASI : Air Susu Ibu

UNICEF : United Nations Internasional Children’ns Emergency Fund

SDKI : Survey Demografi Dan Kesehatan Indonesia

SIDS : Sudden Infant Death Syndrome

IMD : Inisiasi Menyusui Dini

ISPA : Infeksi Saluran Pernafasan Atas

WHO : World Health Organization

KIA : Kartu Ibu Dan Anak

IRT : Ibu rumah tangga

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

ASI eksklusif adalah ASI yang di berikan kepada bayi sejak dilahirkan

sampai umur 6 bulan, secara murni tanpa cairan tambahan apapun, seperti

susu formula, jeruk, air teh, air putih, air gula dan tanpa pemberian makanan

tambahan lain, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur atau nasi. Peraturan

Pemerintah No 33/2012 pasal 2 tentang pemberian ASI eksklusif bertujuan

untuk menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI eksklusif

sejak dilahirkan sampai dengan berusia 6 bulan dengan memperhatikan

pertumbuhan dan perkembangannya, memberikan perlindungan kepada ibu

dalam memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya dan meningkatkan peran dan

dukungan keluarga, masyarakat, Pemerintah Daerah dalam pemberian ASI

eksklusif (Depkes RI.2021. Pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI.

Pemberian ASI eksklusif merupakan faktor yang berpengaruh dalam

pertumbuhan normal bayi, bayi yang mendapat ASI eksklusif berpeluang

mengalami pertumbuhan normal 1,62 kali lebih besar dibandingkan dengan

bayi yang ASI non eksklusif, Selain itu pemberian ASI eksklusif juga

berpengaruh pada perkembangan sesuai umur, bayi yang mendapat ASI

eksklusif berpeluang mengalami perkembangan sesuai umur 5,474 kali lebih

besar jika dibandingkan dengan bayi ASI non eksklusif. Penelitian lain

menyebutkan bahwa dengan memberikan ASI eksklusif sampai bayi berusia 6

bulan akan menjamin Tercapainya pengembangan potensi kecerdasan anak

secara optimal dan dapat terhindar dari stunting(Nova et al., 2019).

1
2

Anak yang tidak diberikan ASI esklusif rentan mempunyai kemampuan

yang tidak optimal sehingga mudah bagi bayi untuk sakit dan menyebabkan

kematian. Salah satu penyebab tingginya angka kematian bayi diperkirakan

tentu ada kaitannya dengan perilaku pemberian Air susu ibu (ASI). Bayi baru

lahir yang tidak diberikan ASI Eksklusif dan diberikan pengganti ASI/Susu

formula akan relatif mudah terserang diare, alergi, stunting, ancaman

kekurangan gizi, dan dapat meningkatkan resiko infeksi. Menurut United

Nations Internasional Children’s Emergency Fund (UNICEF), ASI eksklusif

dapat menekan angka kematian bayi di Indonesia. UNICEF menyatakan bahwa

30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak balita di dunia

setiap tahun bisa dicegah melalui pemberian ASI eksklusif selama enam bulan

sejak sejam pertama setelah kelahirannya tanpa memberikan makanan dan

minuman tambahan kepada bayi (Nova et al., 2019)

Berdasarkan data Susenas tahun 2021, cakupan nasional pemberian ASI

eklusif pada bayi 0 - 6 bulan, di Indonesia masih di bawah 50%, artinya masih

lebih setengah anak-anak Indonesia tidak mempproleh Haknya mendapatkan

ASI eksklusif, hal ini dapat di persiapkan dari masa kehamilan ibu baik dari

kemailan trimester I sampai trimester III.

Berdasarkan data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

tahun 2019 pencapaian ASI eksklusif sekitar 41 % sedangkan data dari dinas

kesehatan provinsi, cakupan pemberian ASI eksklusif hanya sekitar 54,3%

(Nova et al., 2019). Data yang diperoleh dari Profil Kesehatan Jawa Timur

tahun 2019 menunjukkan cakupan ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan sebesar

61,7%, sedikit meningkat dibandingkan pada tahun 2014 yaitu sebesar


3

60,8%.meskipun ada sedikit penurunan di tahun 2015 namun kembali

meningkat di tahun 2019.

Kesiapan memberikan ASI eksklusif pada masa kehamilan itu sangatlah

penting, Persiapan ASI eksklusif merupakan upaya yang dilakukan ibu dan

keluarga untuk menunjang keberhasilan menyusui. Dalam penatalaksanaannya

dapat dimulai pada masa kehamilan, segera setelah persalinan dan pada masa

menyusui. Persiapannya dapat meliputi kesiapan fisik ,mental/psikologis, dan

pengetahuan.

Berdasarkan studi pendahuluan di puskesmas mayangan jogoroto terdapat

96 bayi dan hanya 40 <50% bayi yang diberikan ASI esklusif dari 0-6 bulan

sehingga dari fenomena tersebut peneliti melakukan studi pendahuluan tentang

kesiapan ibu dalam memberikan ASI esklusif pada ibu hamil trimester III

diwilayah kerja puskesmas mayangan pada tanggal 27 oktober 2022 maka

diperoleh presentase kesiapan ibu dalam memberikan ASI esklusif sebagai

berikut, terdapat 5 ibu (38,7%) yang kesiapannya kurang, 7 (50%) yang

kesiapannya cukup, dan hanya 2 (70%) yang kesiapannya baik.

Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya pemberian ASI eksklusif

di Indonesia adalah budaya memberikan makanan prelaktal, memberikan

tambahan susu formula karena ASI tidak keluar, menghentikan pemberian ASI

karena bayi atau ibu sakit, Ibu harus bekerja, dukungan dari lingkungan sekitar,

faktor ekonomi, pekerjaan pelayanan masyarakat atau rendahnya pengetahuan

masyarakat tentang ASI ekslusif, serta banyak kendala dalam pemberian ASI

eksklusif bagi Ibu bekerja seperti tidak adanya ruangan khusus ibu menyusui.
4

Pemberian ASI memberikan banyak manfaat bagi Ibu dan bayi, salah

satunya meningkatnya hubungan emosional dan membuat imunitas bayi

menjadi lebih optimal. Akibat pada bayi yang tidak diberikan asi eksklusif dan

sudah di beri makanan pendamping sebelum berusia 6 bulan, bayi kemunkinan

besar akan mengalami penyakit infeksi misalnya diare, daya tahan tubuh

rendah, ISPA, kekurangan gizi dan infeksi telinga. Sedangkan dampak pada

ibu jika tidak memberikan ASI eksklusif akan terjadi bendungan ASI, payudara

bengkak, mastistis, resiko terbesarnya bisa menyebabkan kanker payudara

hingga kanker ovarium.

Persiapan memberikan ASI eksklusif selama masa kehamilan berpengaruh

terhadap kepercayaan diri dan self efficacy ibu yang merupakan prediktor

praktik menyusui dan ASI eksklusif (Nova et al., 2019). Selain berpengaruh

terhadap pemberian ASI, Persiapan memberikan ASI eksklusif juga

mempengaruhi produksi ASI(Nova et al., 2019). Gangguan Psikologis selama

hamil salah satu faktor yang mungkin mempengaruhi keputusan ibu dalam

keputusan dan praktek pemberian ASI(Nova et al., 2019) Persiapan Psikologi

ibu untuk mengetahui menyusui pada kehamilan sangatlah berarti karena

keputusan dan sikap ibu yang positif harus ada saat ibu hamil atau bahkan jauh

sebelumnya (Nova et al., 2019).

Kesulitan-kesulitan selama proses menyusui dapat dicegah dengan

melakukan persiapan Laktasi (teknik menyusui mulai dari ASI di buat sampai

keadan bayi menghisap dan menelan ASI) pada saat kehamilan seperti

memperhatikan nutrisi, merawat payudara, terampil dalam teknik menyusui

dan mengenal kolostrum maupun IMD. Hal-hal tersebut dipersiapkan selama


5

periode kehamilan disaat kelas kesiapan ibu hamil dalam memberikan ASI

eksklusif pada periode kehamilan. Pemberian kelas persiapan ibu hamil dalam

memberikan ASI eksklusif dampaknya lebih besar terhadap pemberian ASI

karena intervensi yang diberikan lebih efektif pada periode kehamilan. Masalah

utama adalah bahwa ibu membutuhkan bantuan dan informasi serta dukungan

agar dapat melakukan perawatan selama antenatal guna mempersiapkan diri

untuk laktasi dukungan dari petugas kesehatan teman atau kerabat dekat sangat

dibutuhkan terutama pada ibu primigavida, Berdasarkan penelitian di atas,

peneliti iningin melakukan penelitian tentang kesiapan ibu hamil trimester III

dalam memberikan ASI esklusif

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah, ‘Bagaimana Kesiapan ibu

hamil trimester III dalam memberikan ASI Eksklusif di Puskesmas Mayangan

Jogoroto?’’

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah tindak lanjut dari perumusan masalah, tujuan

penelitian terdiri dari tujuan Umum dan Khusus.

1.3.1 Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan utuk menetahui bagaimana kesiapan ibu

hamil trimester III dalam memberikan ASI Eksklusif di wilayah

puskesmas Mayangan jogoroto.


6

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui tentang kesiapan fisik Ibu hamil trimester III dalam

memberikan ASI Eksklusif

b. Mengetahui tentang kesiapan mental/psikologi Ibu hamil trimester III

dalam memberikan ASI eksklusif

c. Mengetahui tentang kesiapan pengetahuan ibu hamil trimester III

dalam memberikan ASI esklusif

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah uraian untuk menunjukkan bahwa suatu masalah

layak di teliti serta untuk menunjukkan signifikasi masalah yang akan di teliti,

Manfaat penelitian dibagi menjadi dua yaitu manfaat teoritis dan manfaat

praktis

1.4.1 Mafaat Teoritis

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi ilmiah

dan literatur di perpustkaan UNIPDU Jombang sehingga bermanfaat

bagi mahasiswa khususnya mahasiswa keperawatan yang nantinya akan

memberikan pelayanan pada masyarakat.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi responden

Meningkatkan kesadaran diri terhadap pentingnya melakukan

persiapan ASI Eksklusif salama kehamilan sehingga ibu merasa siap

dan percaya diri untuk memberikan ASI Eksklusif pada bayinya.


7

b. Bagi tenaga kesehatan

Hasil penelitian ini di harapkan dapat di gunakan sebagai

informasi dalam melakukan pelayanan yang berkaitan dengan

persiapan ibu hamil dalam memberikan ASI Eksklusif dan sebagai

masukan untuk perawat maupun pelayanan kesehatan yang lain akan

pentingnya persiapan memberikan ASI Ekslusif.

c. Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pustaka dan

sebagai masukan dalam penelitian selanjutnya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep ASI (Air susu ibu )

2.1.1 Definisi ASI

Air susu ibu ASI merupakan hasil sekresi dari kelenjar payudara

terbentuk cairan memiliki banyak manfaat bagi ibu maupun bayi.

pemberian ASI sendiri adalah upaya yang paling efektif dalam

meningkatkan kesehatan bayi dan penyelamat kematian bayi pada minggu

pertama (Moneka, 2014).

a. Komposisi ASI

Komposisi ASI tidak konstan atau tidak sama dari waktu ke waktu,

diantara faktor yang mempengaruhi komposisi ASI adalah stadium

laktasi yang terdiri dari 3 tingkatan yaitu:

1) Kolostrum

Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh

kelenjar payudara. Kolostrum ini berlangsung sekitar tiga sampai

empat hari setelah ASI pertama kali keluar. Kolostrum mempunyai

karakteristik yaitu cairan ASI lebih kental dan berwarna lebih kuning

dari pada ASI matang (mature). Lebih banyak mengandung protein

pada umumnya adalah gama globulin. Lebih banyak mengandung

antibodi dibandingkan dengan ASI matang (mature) dan dapat

memberikan perlindungan pada bayi sampai usia enam bulan. Kadar

karbohidrat dan lemaknya lebih rendah daripada ASI matang

8
9

(mature). Lebih tinggi mengandung mineral terutama sodium

dibandingkan ASI matang (mature). Vitamin yang larut lemak lebih

banyak dbandingkan ASI matang (mature) sedangkan vitamin yang

larut air dapat lebih tinggi atau lebih rendah. Bila dipanaska akan

menggumpal. Lipidnya lebih banyak mengandung kolesterol dan

lecitinin dibandingkan ASI matang (mature). Volume kolostum

berkisar 150-300 ml/ 24 jam (Soetjiningsih,1997). (Marifah, 2019)

2) ASI Transisi ( ASI Peralihan)

Menurut Soetjiningsih, 1997 “Air Susu peralihan merupakan ASI

peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI matang (mature). ASI

peralihan berlangsung dari hari ke empat sampai hari ke sepuluh dari

masa laktasi. Beberapa karakteristik ASI peralihan meliputi kadar

protein lebih rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat lebih

tinggi dibandingkan kolostrum serta volume ASI peralihan ini lebih

tinggi dibandingkan dengan kolostrum”.(Marifah, 2019)

3) ASI Matang ( Mature)

ASI matang (mature) adalah ASI yang disekresi pada hari ke

sepuluh atau setelah minggu ke tiga sampai minggu ke empat dan

seterusnya, komposisi ASI masa ini relatif konstan dan tidak

menggumpal saat dipanaskan (Marifah, 2019)

b. Kandungan Nutrisi ASI

Kandungan nutrisi yang terdapat dalam ASI adalah karbohidrat,

protein, lemak, mineral, air dan vitamin. Zat karbohidrat dalam ASI

berbentuk laktosa yang jumlahnya akan berubah-ubah setiap hari


10

menurut kebutuhan tumbuh kembang bayi. Produk dari laktosa adalah

galaktosa dan glukosamin. Galaktosa merupakan nutrisi vital untuk

pertumbuhan jaringan otak dan juga merupakan kebutuhan nutrisi

medula spinalis, yaitu untuk pembentukan mielin (selaput pembungkus

sel saraf). Laktosa meningkatkan penyerapan kalsium fosfor dan

magnesium yang sangat penting untuk pertumbuhan tulang, terutama

pada masa bayi untuk proses pertumbuhan gigi dan perkembangan

tulang (Marifah, 2019)

2.2 Konsep Kesiapan Ibu

2.2.1 Definisi kesiapan

Kesiapan adalah keseluruhan yang cukup baik fisik dan mental,

kesiapan fisik berarti tenaga yang cukup dan kesehatan yang baik, kesiapan

mental berarti memiliki minat dan motifasi yang cukup untuk melakukan

sesuatu kegiatan. (Oktaviani, 2018).

Sedangkan kesiapan pengetahuan merupakan suatu perkembangan

informasi kognitif yang berhubungan dengan suatu topik sepesifik yang

cukup untuk memenuhi tujuan atau capaian kesehatan yang dapat di

tingkatkan (SDKI D.0113)

Menurut Oemar Hamalik 2008 “kesiapan adalah tingkatan atau keadaan

yang harus dicapai dalam proses perkembangan perorangan pada tingkatan

pertumbuhan mental, fisik, social dan emosional” (Oktaviani, 2018).


11

Kesiapan ASI eksklusif merupakan hal yang penting dilakukan selama

masa kehamilan, melakukan kesiapan menyusi pada ibu hamil dapat

mempengaruhi keberhasilan menyusui (Rinata & Syahilda Hamdi, 2016)

Menurut teori Lawrence green 1980 dalam buku (Irwan, 2017) faktor

faktor yang mempengaruhi kesiapan ibu hamil dibedakan menjadi 3 yaitu,

faktor pemudah (predisposing factors) meliputi pendidikan, pengetahuan,

dan fisik, Faktor pendukung (enabling factors) meliputi ketersediaan sumber

fasilitas, Faktor pendorong (reinforcing factors) meliputi mental meliputi

sikap dan perilaku petugas kesehatan.

Dari teori di atas dapat di simpulkan bahwa kesiapan ibu terdiri dari

kesiapan fisik, mental/psikologis, dan pengetahuan. Dari ketiga tersebut

dapat di jabarkan sebagai berikut :

a. Kesiapan Fisik

Kesiapan fisik adalah kemampuan yang cukup baik fisiknya, kesiapan

fisik berarti tenaga yang cukup dan kesehatan yang baik. (Oktaviani,

2018). faktor kesiapan fisik seperti pemeriksaan payudara serta

perawatan payudara dapat meningkatkan keberhasilan menyusui, salah

satu penyebab kegagalan menyusui adalah masalah pada payudara seperti

putting susu lecet, ini dapat terjadi karena teknik menyusui dan

perawatan payudara yang kurang baik (Lentina et al., 2021)

Kesiapan fisik untuk ibu hamil trimester III dalam memberikan ASI

esklusif terdiri dari, pemeriksaan payudara, perawatan payudara, dan

memantau gizi ibu.

1) Pemeriksaan payudara
12

Pemeriksaan payudara pada seorang ibu hamil saat pemeriksaan

antenatal perlu diperiksa keadaan puting susu untuk mengenali

adanya kelainan payudara, yang dilakukan dengan cara.

a) Inspeksi

Inspeksi adalah proses pemeriksaan dengan metode

pengamatan atau observasi mengunakan panca indra untuk

mendeteksi masalah kesehatan yang dideteksi berupa bentuk,

warna, posisi, ukuran, tubuh dan lainya. Sedangkan teknik

inspeksi adalah :

(a) Posisi duduk tegak, kedua lengan mengantung di samping

badan, amati payudara secara keseluruhan yakni, Bentuk

kedua payudara, Ukuran dan simetrisnya, Warna kulit

adakah penebalan atau udem, adanya kulit berbintik seperti

kulit jeruk, ulkus, gambaran pembuluh darah vena, Adakah

retraksi/lekukan, tonjolan. Sedangkan Papilla Mamae di

amati, Ukuran dan bentuk, Ujud kelainan kulit atau ulserasi,

Discharge

(b) Posisi mengankat lengan di atas kepala

(c) Posisi kedua tangan di pingang

(d) Posisi duduk berdiri

b) Palpasi

Setelah dilakukan inspeksi selanjutnya dilakukan

pemeriksaan palpasi yang mengandalkan telapak tangan, jari

dan ujung jari yang berjuan untuk mengecek kelembutan,


13

kekakuan, massa, suhu, posisi, ukuran, dan kecepatan.

Sedangkan pemeriksaan palpasi yaitu dengan cara ibu hamil

berbaring sehingga payudara bisa mengecil, jika payudara tidak

mengecil tempatkan bantal tipis di pungung sehingga payudara

terbentang rata, dan lebih memudahkan menemukan suatu

nodul. Palpasi dilakukan melakukan permukaan volar tiga jari

yang di tengah dengan gerakan perlahan lahan, memutar dan

menekan secara halus jaringan mamae terhadap dingding dada.

Lakukan palpasi setiap kuadran, payudara bagian perifer, kauda

aksilaris dan areo mamae, lalu bandingkan payudara yang kanan

dan kiri.

2) Perawatan payudara

Perawatan payudara sangat penting dilakukan saat masih usia

kehamilan pada trimester III perawatan tersebut antara lain :

a) Pemeriksaan payudara seperti yang telah dijelaskan di atas

b) Persiapan puting susu: untuk menguatkan, melenturkan dan

mengatasi puting susu yang terpendam (inverted nipples).

c) Masage payudara (pemijatan payudara)

d) Menggunakan bra yang nyaman (di sarankan mengunakan bra

yang khusus menyusui)

e) Mengoleskan pelembab pada payudara

f) Mengompres payudara

g) Dan menjaga kebersihan payudara


14

Tujuan perawatan payudara sendiri adalah :

a) Memelihara kebersihan payudara, terutama puting susu agar

terhindar dari infeksi

b) Melenturkan dan menguatkan puting susu sehingga bayi

menyusu dengan baik

c) Mengatasi puting susu datar/terbenam suapaya dapat

menyembul keluar

d) Memperbaiki sirkulasi darah

3) Teknik Persiapan Puting Susu

Teknik persiapan putting susu yaitu perlahan menarik puting

susu dan aerola, untuk membentuk “dot” apabila puting susu Mudah

ditarik, berarti lentur, Tertarik sedikit, berarti kurang lentur, Masuk

ke dalam, berarti puting susu masuk kedalam, Apabila putting susu

terbenam dan tidak lentur maka Perlu dijelaskan pada ibu bahwa

puting terbenam bukan berarti ada kelainan atau abnormal, Hanya

saja puting susu yang datar atau terbenam akan menyulitkan proses

menyusui dan perlu diperbaiki sebelum lahir dan Ibu perlu

diyakinkan bahwa ibu masih bisa menyusui bayinya, karena bayi

sebenarnya menyusu pada payudara ibu, bukan pada putting Jadi,

untuk menonjolkan puting susu bisa digunakan pompa atau spuit 25

ml yang dimodifikasi, atau bisa Dengan gerakan Hoftman, yang

caranya: menggunakan telunjuk ibu daerah di sekitar puting susu

diurut kearah yang berlawanan.


15

4) Pemantauan Gizi Ibu

Memantau gizi ibu hamil dapat di lihat dari status gizinya,

Status gizi menurut Suhardjo 2003 “ status gizi adalah keadaan

tubuh sebagai dari akibat pemakaian, penerapan, dan pengunaan

makanan” (Widiaastuti, 2017).

Status gizi ibu hamil adalah suatu keadaan fisik yang

merupakan hasil dari konsumsi, absorbsi, dan utilasi berbagai

macam zat gizi baik makro ataupun mikro (Widiaastuti, 2017)

Memantau gizi ibu dapat dilakukan secara langsung dan tidak

langsung, yaitu :

a) Memantau gizi secara langsung, diantaranya Memantau berat

badan ibu, Mengukur LILA ( jenis pemeriksaan antroprometri),

Mengukur hemoglobin

b) memantau secara tidak langsung di antaranya Survei makanan

yang di konsumsi ibu, Statistik vital (metode dengan menganalisis

data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian

berdasarkan umur, angka kesakitan, dan lainnya yang

berhubungan dengan status gizi, Dan faktor Ekologi ( sebagai

interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya)

Kasus gizi buruk saat ini menjadi masalah yang menjadi

perhatian di seluruh Indonesia terutama pada balita dan ibu hamil,

status gizi ibu harus mendapat perhatian yang penting, Mulai

trimester kedua ibu perlu mengkonsumsi kalori ekstra. Kalori ekstra


16

terdiri dari roti, nasi, sayur mayur, buah-buahan, daging ikan dan

kacang kacangan, kalori ekstra ini bermanfa’at untuk pertumbuhan

janin, pembesaran uterus, pembentukkan plasenta, penambahan

volume darah ibu, akan disimpan sebagai lemak untuk persediaan

pembentukkan ASI kelak, selain memakan makanan yang bergizi ibu

juga di sarankan untuk meminum tablet asam folat dan penambah

darah dari bidan.

b. Kesiapan Mental/Psikologis:

Kesiapan mental/psikologis ibu sangat berpengaruh kepada produksi

ASI seperti contoh kegelisahan, kurang percaya diri, dan berbagai bentuk

ketegangan emosional yang kesemuanya itu bisa membuat ibu tidak bisa

menyusui dengan baik. Keadaan psikologi ibu sangat mempengaruhi

produksi ASI dalam proses pemberian ASI maka kondisis kejiwaan ibu

harus dalam keadaan tenang dan rileks (Ansori, 2015)

Reaksi psikologis dalam kehamilan yang terjadi yaitu reaksi cemas,

ganguan ini di tandai dengan kebutuhan yang berlebihan terutama sekali

pada hal hal yang masih tergolong wajar, reaksi panik juga timbul dalam

priode yang relative singkat tanpa sebab yang jelas reaksi obsesif

komulatif selalu timbul perasaan, rangsangan atau pikiran. Reaksi ini

dapat terjadi paada ibu yang kurang perhatian dari suami atau keluarga

yang lain (Widiaastuti, 2017).


17

Seperti yang disebutkan oleh teori di atas kesiapan psikologis ibu

yaitu kecemasan/kegelisahan, kepercayan diri, dan perubahan emosional

yang bisa di jabarkan sebagai berikut :

1) Kecemasan

Kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak

didukung oleh situasi. Individu yang merasa cemas akan merasa tidak

nyaman atau takut, namun tidak mengetahui alasan kondisi tersebut

terjadi. Kecemasan tidak memiliki stimulus yang jelas yang dapat

diidentifikasi (Alder, 2019).

Kecemasan merupakan gangguan alam perasaan yang ditandai

dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan

tidak jelas sebabnya. Gejala yang dikeluhkan didominasi oleh faktor

psikis, tetapi dapat pula oleh factor fisik. Seseorang akan mengalami

gangguan cemas manakala yang bersangkutan tidak mampu mengatasi

stressor psikososial. Istilah kecemasan juga dapat dirumuskan sebagai

pengalaman yang tidak menyenangkan, suatu keadaan suasana hati

yang berorientasi pada masa yang akan datang, yang ditandai oleh

adanya kekhawatiran karena tidak dapat memprediksi atau mengontrol

kejadian yang akan datang. Reaksi emosional lansung terhadap

bahaya yang dihadapi saat ini. Kecemasan ditandai oleh adanya

kecenderungan yang kuat untuk lari dan juga ditandai oleh adanya

desakan. Penilaian kecemasan dalam kehamilan dapat dilakukan pada

usia kehamilan yang semakin tua (Alder, 2019).


18

Menurut penelitian Astria (2009) “sejak saat hamil, ibu sudah

mengalami kecamasan, kecemasan meningkat menjelang persalinann

terutama pada trimester III”. Kecemasan pada ibu hamil dalam

memberikan ASI esklusif itu sangat berpengaruh terhadap kelancaran

ASI karna dapat mengakibatkan kerja system hormone prolactin dan

oksitosin terhambat yang mana kedua hal tersebut sangat berpengaruh

terhadap kelancaran ASI yang akan penliti bahas di pembahasan

selanjutnya.

2) Kepercayaan diri (self efficacy)

Kepercayaan seseorang akan kemampuan untuk melakukan suatu

tindakan dengan berhasil, ibu harus memiliki kepercayaan diri dalam

memberikan ASI Ekslusif, akan tetapi pada kenyataanya banyak ibu

merasa hawatir pemberian ASI saja selama enam bulan tidak cukup

karena di sebabkan oleh bayi yang masih rewel setelah di berikan ASI

maka ibu mulai memberikan makanan pendamping ASI dini

dimaksudkan agar bayi tidak rewel setelah di beri makanan.

Kepercayaan diri menyusui merupakan keyakinan diri ibu pada

kemampuannya dalam hal menyusui atau memberikan ASI pada

bayinya (Alder, 2019). Kepercayaan diri menyusui, merupakan hal

yang penting dalam menyusui karna dapat memprediksi apakah ibu

memilih untuk menyusi bayinya atau tidak, bagaimana usaha yang

dilakukan ibu untuk menyusi bayinya, bagaimana pola pikir ibu untuk

memberikan ASI untuk bayinya, bagaiman cara ibu untuk mengatasi


19

emosionalnya ketika mengalami kendala atau kesulitan pada saat

menyusui bayinya.

Kepercayaan diri pada ibu hamil dalam memberikan ASI esklusif

merupakan hal yang sangat penting dan berpengaruh terhadap

keberhasilan menyusui. Kepercayan diri mempunyai peranan penting

dalam menyusui menurut Bandura, 1986 dalam buku (Alder, 2019)

diantaranya:

a) Peran pertama yaitu digunakan untuk menentukan tingkah laku. Ibu

yang mempunyai kemampuan baik akan memberikan ASI untuk

bayinya. Keyakinan diri ibu yang besar untuk dapat memberikan

ASI pada bayinya, menjadikan ibu lebih memilih memberikan ASI

daripada memberikan susu formula pada bayinya.

b) Peran kedua yaitu kepercayaan diri digunakan sebagai penentu

besarnya usaha dalam mengatasi kendala dalam memberikan ASI.

Ibu yang mempunyai keyakinan diri yang tinggi, maka akan

menurunkan kecemasan yang dialaminya. Sehingga ibu akan tetap

berusaha untuk dapat memberikan ASI pada bayinya. Karena ibu

yang mempunyai keyakinan diri tinggi akan berusaha lebih keras

mengatasi kendala yang dialami dalam memberikan ASI eksklusif

untuk bayinya daripada ibu yang mempunyai keyakinan diri yang

rendah

c) Peran ketiga yaitu kepercayaan diri dapat mempengaruhi pola pikir

dan emosional ibu. Ibu yang mempunyai keyakinan diri yang

rendah akan merasa bahwa dirinya tidak mampu memberikan ASI


20

untuk bayinya. Sedangkan ibu yang mempunyai keyakinan diri

tinggi akan mampu menyusui lebih lama dibandingkan dengan ibu

yang mempunyai keyakinan diri rendah.

d) Peran keempat yaitu digunakan sebagai prediksi tingkah laku

selanjutnya. Ibu yang mempunyai keyakinan diri yang tinggi untuk

memberikan ASI pada bayinya lebih memiliki minat, tidak mudah

putus asa dalam menghadapi kendala dalam memberikan ASI.

3) Ketegangan emosional

Selama menjalani masa kehamilan, sangat normal apabila calon

ibu mengalami mood swing yaitu perubahan emosi dan suasana hati

yang naik turun secara fluktuaktif. Sebagian besar perempuan hamil

mengalaminya, hanya saja ada yang ringan dan ada yang berat. Dalam

masa kehamilan akan banyak di temukan kemungkinan-kemungkinan,

maka dari itu kestabilan emosi sangatlah diperlukan dalam masa

kehamilan demi menghindari kemungkinan buruk. Mood swing ibu

hamil terdiri dari perasaan sensitif, cenderung malas, mudah cemburu,

meminta perhatian lebih dan masih banyak mood swing lainnya,

Faktor yang tidak kalah penting adalah kesiapan ibu sendiri dalam

menghadapi kehamilan yang akan di hadapinya dalam sembilan bulan

kedepan. Kematangan kepribadian ibu yang sedang menjalani

kehamilan juga akan 4 mempengaruhi, perasaan mudah stres, mudah

emosi, senang mencari perhatian gampang tersinggung atau marah,

serta mudah tertekan atau sedih akan sering muncul bergantian apabila
21

kepribadian ibu belum sepenuhnya siap dalam hal tersebut

(Rachmawan, 2021).

c. Kesiapan Pengetahuan

Kesiapan pengetahun ibu tentang ASI esklusif sangatlah penting baik

pengetahun ibu di peroleh melalui informasi non formal atau formal

(pendidikan) baik dari intenet atau petugas kesehatan, Semakin banyak

informasi yang didapat oleh ibu maka semakin banyak pula pengetahuan

yang didapatkan karena informasi merupakan salah satu faktor yang

dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Pengetahuan atau

kognitif merupakan suatu domain yang sangat penting dalam membentuk

tindakan seseorang. Semakin baik pengetahuan seorang Ibu mengenai

ASI eksklusif, maka seorang ibu akan memberikan ASI eksklusif

pada bayinya. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah pengetahuan

seorang ibu mengenai ASI eksklusif, maka semakin sedikit pula

peluang ibu dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.

Pengetahuan sendiri adalah Pengetahuan hasil tahu dan hal ini

terjadi apabila seseorang telah melakukan penginderaan terhadap suatu

obyek tertentu Penginderaan akan suatu obyek terjadi melalui panca

indera manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan

peraba dengan sendiri pada waktu penginderaan sampai menghasilkan

pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian

persepsi terhadap suatu obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia

dapat diperoleh melalui mata serta telinga. Hal ini mengingatkan bahwa
22

peningkatan pengetahuan seseorang tidak mutlak diperoleh dari

pendidikan formal saja, akan tetapi dapat juga diperoleh melalui

pendidikan non formal.(Amaliyyah, 2021)

Pengetahuan ibu tentang ASI akan menunjang keberhasilan ibu

dalam memberikan ASI eksklusif. Ibu yang memiliki pengetahuan yang

tinggi tentang ASI akan menyusui anaknya secara eksklusif

dibandingkan dengan ibu yang mempunyai pengetahuan yang rendah

(Change et al., 2021)

Hal hal yang harus ibu ketahui dalam kesiapan memberikan ASI

esklusif di trimester III yaitu di antaranya :

1) Definisi ASI Eksklusif

ASI eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa makanan

dan minuman tambahan lainnya. Pemberian ASI eksklusif

dianjurkan sampai enam bulan pertama kehidupan bayi (Depkes RI,

2011). Pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI

saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, air

teh, atau air putih. Pemberian ASI eksklusif pada bayi juga berarti

tidak memberikan makanan tambahan seperti pisang, pepaya, bubur

susu, biskuit, bubur nasi, tim, dan sebagainya (Marifah, 2019)

2) Mamfaaat ASI eksklusif

Manfaat dari pemberian ASI menurut bina gizi kesehatan ibu

dan anak 2014 dalam panduan konseling pemberian makanan bayi

dan anak yaitu :

a) Manfaat pemberian ASI eksklusif untuk ibu


23

(a) Mengurangi resiko terkena kanker

(b) Rahim lebih cepat kembali ke ukuran semula sebelum hamil

(c) Keberhasilan menyusui memberikan kepuasan bagi ibu

(d) Mengurangi biaya memberi makan bayi

(e) Mengurangi resiko esteoporsis dan patah tulang

(f) Manfaat permberian ASI eksklusif untuk bayi

(g) Mengurangi resiko infeksi pernafasan dan pencernaan

(h) Secara sempurna memenuhi kebutuhan bayi

(i) Membantu pertumbuhan dan perkembangan otak dan fisik

bayi dan mencegahnya mempunyai penyakit stunting

(j) Mudah ditelan

(k) Membantu perkembangan rahang, Gigi dan

mengembangkan struktur muka dan rahang

(l) Kontak fisik antara ibu dan bayi dapat menyebabkan

timbulnya ikatan fisikomotor, perkembangan efektif dan

sosial

(m) Mengurangi resiko obesitas dan diabetes

(n) Menurunkan resiko kematian bayi mendadak (SIDS)

(o) Mengurangi resiko penyakit jantung

3) Dampak tidak diberikannya ASI eksklusif

Dampak tidak diberikannya ASI menurut panduan konseling

pemberian makanan bayi dan anak 2014 resiko tidak memberikan

ASI eksklusif yaitu:


24

a) Dampak tidak diberikannya ASI eksklusif Bagi bayi

(a) Resiko kematian lebih besar dalam kurung bayi yang

diberikan ASI 14 kali lebih besar kemungkinannya

meninggal dibandingkan bayi yang disusui secara eksklusif

pada 6 bulan pertama

(b) Susu formula tidak memiliki antibodi untuk melindungi bayi

dari sakit

(c) Susu formula lebih sulit diserap oleh bayi

(d) Sering mengalami diare, lebih sering sakit

(e) Lebih besar kemungkinan mengalami kurang gizi (stunting)

(f) Tumbuh kembang tidak optimum gangguan pertumbuhan

berat badan kurang tubuh pendek antara ibu dan anak kurang

kuat

(g) Lebih besar kemungkinan terkena penyakit jantung

(h) Lebih mudah terkena diabetes

(i) Asma

(j) Gigi keropos

b) Dampak tidak diberikannya ASI eksklusif bagi ibu

(a) ibu beresiko lebih mudah hamil

(b) meningkatkan risiko anemia

(c) mengganggu ikatan batin antara ibu dengan bayinya

(d) dapat menimbulkan depresi pasca persalinan

(e) dapaat menimbulkan kanker payudara dan kanker Rahim


25

Sama halnya dampak tidak diberikannya ASI esklusif Resiko

Memberikan cairan tambahan sebelum bayi berusia 6 bulan,

berisiko membahayakan Kesehatan, dan dapat menyebabkan bayi

kekurangan Gizi. Mengganti ASI dengan cairan yang sedikit atau

tidak bergizi, berdampak buruk pada kondisi bayi, dan imunnya

terlebih lagi pertumbuhan dan perkembangannya. Konsumsi cairan

tambahan akan membuat bayi merasa kenyang sehingga tidak mau

menyusu, Penelitian telah menunjukkan bahwa memberi air putih

sebagai tambahan cairan sebelum bayi berusia 6 bulan dapat

mengurangi asupan ASI hingga 11%, dan juga Pemberian air atau air

manis dalam minggu pertama usia bayi berhubungan dengan

turunnya berat badan bayi yang lebih banyak dan tinggal di rumah

sakit lebih lama dibandingkan dengan anak yang diberikan ASI

eksklusif sejak pertama lahir. Sedangkan Cara mencapai ASI

esklusif itu WHO dan UNICEF menyarankan beberapa langkah

untuk mencapai ASI eksklusif antara lain adalah :

1) Menyusui dalam satu jam setelah kelahiran

a) Menyusui secara eksklusif : hanya ASI. Artinya, tidak

ditambah makanan atau minuman lain, bahkan air putih

sekalipun

b) Menyusui kapanpun bayi meminta (on-demand)

c) Tidak menggunakan botol susu maupun empeng

d) Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan

tangan, disaat tidak bersama anak.


26

e) Mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang

Ada beberapa kendala yang membuat ASI tidak bisa diberikan

secara eksklusif. ASI terpaksa tidak diberikan secara eksklusif,

jika:

a) Ibu terinfeksi HIV, mengidap TBC aktif, dan hepatitis B aktif.

b) Puting ibu terlalu masuk sehingga tidak mungkin diisap bayi

dan menghambat pemberian ASI. Beberapa kasus puting

mendelep/masuk ke dalam masih bisa diatasi. Hanya perlu

waktu bagi bayi untuk bereksplorasi dan belajar mengisap pada

puting payudara ibu dengan kondisi seperti itu. Sebenarnya,

bentuk puting seperti apapun semestinya tidak sampai

mengusik reflex isap yang merupakan refleks dasar bayi.

c) Bayi karena berbagai sebab harus mendapat perawatan terpisah

dari ibunya dalam jangka waktu lama. Bayi seperti ini tetap

dimungkinkan mendapat ASI, meskipun tentu saja sudah tidak

eksklusif lagi. Bayi juga membutuhkan waktu lebih lama untuk

belajar mengisap ASI langsung dari ibunya.(Nova et al., 2019)

Faktor factor rendahnya pemberian ASI eksklusif, Angka

kematian balita di dunia cukup tinggi, hampir 10 juta balita

meninggal setiap tahunnya, selain angka kematian balita angka

stunting di Indonesia masih cukup tinggi dan salah satu factor

terbesar dari masalah tersebut adalah tidak diberikannya ASI

eksklusif pada bayi 0-6 bulan dimulai dengan inisiasi menyusu dini

(IMD).
27

2) Teknik menyusui

Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI

kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan

benar (García Reyes, 2013). Teknik menyusui yang benar bisa di

lihat dari putting susu yang tidak lecet dan bayi yang tidak

gumoh.

Adapun Teknik menyusui yang di jelaskan Banowati (2019)

yaitu:

a) Sebelum mulai menyusui putting dan areola mammae

dibersihkan terlebih dahulu dengan kapas basah atau ASI

dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada putting dan

sekitar kalang payudara.

b) Bayi diletakkan menghadap perut ibu / payudara.

c) Ibu duduk atau berbaring dengan santai, jika duduk akan

lebih baik menggunakan kursi yang rendah (hal ini bertujuan

supaya kaki ibu tidak menggantung) dan punggung ibu

bersandar pada sandaran kursi.

d) Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan menggunakan

satu lengan, kepala bayi terletak pada siku ibu (kepala tidak

boleh menengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak

tangan).

e) Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu, dan yang

satunya di depan.
28

f) Perut bayi menempel pada badan ibu, posisi kepala bayi

menghadap payudara (tidak hanya menoleh atau

membelokkan kepala bayi).

g) Telingan dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.

h) Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.

i) Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain

menopang di bawah, jangan terlalu menekan putting susu

atau kalang payudara saja.

j) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (roting refleks)

dengan cara menyentuh pipi dengan putting susu atau

menyentuh sisi mulut bayi.

k) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi

didekatkan ke payudara ibu dan putting susu serta kalang

payudara dimasukkan ke mulut bayi.

l) Usahakan sebagian besar kalang payudara dapat masuk

kedalam mulut bayi, sehingga putting susu berada di bawah

langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari

tempat penampungan ASI yang terletak di bawah kalang

payudara.

m) Setelah bayi mulai menghisap payudara tak perlu dipegang

atau disangga.

n) Melepas isapan bayi Setelah menyusui pada satu payudara

sampai kosong, sebaiknya diganti dengan payudara yang

satunya. Cara melepas isapan bayi yaitu jari kelingking ibu


29

dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu

bayi ditekan ke bawah.

Penting juga Menyendawakan bayi setelah menyusui,Tujuan

menyendawakan bayi sendiri adalah untuk mengeluarkan udara

dari lambung supaya bayi tidak muntah setelah menyusu. Cara

menyendawakan bayi adalah bayi digendong tegak dengan

bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk secara

perlahan atau dengan cara bayi tidur tengkurap dipangkuan ibu

kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan.

3) Teknik Perawatan payudara

Perawatan payudara adalah usaha untuk memperlancar aliran

ASI, dan mencegah masalah masalah yang munkin muncul pada

saat menyusui seperti putting nyeri atau lecet, payudara bengkak

sehingga saluran susu tersumbat perawatan payudara bisa

dilakukan saat trimester III atau setelah melahirkan.

Perawatan payudara dapat merangsang kelenjar-kelenjar

payudara sehingga mempengaruhi hipofise untuk mengeluarkan

hormon prolaktin dan oksitosin, hormon prolaktin mempengaruhi

jumlah produksi ASI dan hormon 3 oksitosin mempengaruhi

pengeluaran ASI. Selain itu, perawatan payudara bertujuan agar

payudara senantiasa bersih dan mudah untuk diisap oleh bayi.

Banyak ibu yang mengeluhkan bayinya tidak mau menyusu,

biasanya disebabkan oleh faktor teknik seperti puting susu yang


30

masuk atau posisi yang salah (Autoridad Nacional del Servicio

Civil, 2021)

Adapun akibat yang ditimbulkan jika tidak melakukan

perawatan payudara yaitu ASI tidak keluar, puting susu tidak

menonjol sehingga bayi sulit menghisap, produksi ASI sedikit

sehingga tidak cukup dikonsumsi bayi, dapat mengakibatkan

infeksi pada payudara (payudara bengkak atau bernanah) serta

muncul benjolan di payudara, ibu hamil tidak akan mengalami

kesulitan kesulitan menyusui jika sejak trimester III sudah

dibekali dengan pengetahuan tantang ASI esklusif.

Berikut ini perawatan payudara yang bisa dilakukan sejak

kehamilan di umur 3 bulan Periksa puting susu untuk mengetahui

apakah puting susu datar atau masuk kedalam dengan cara

memijat dasar puting susu secara perlahan. Puting susu yang

normal akan menonjol keluar. Apabila puting susu tetap datar

atau masuk kembali ke dalam payudara, sejak hamil 3 bulan harus

dilakukan perbaikan agar bisa menonjol. Caranya adalah dengan

menggunakan kedua jari telunjuk atau ibu jari. Daerah di sekitar

puting susu diurut ke arah berlawanan menuju ke dasar payudara

sampai semua daerah payudara. Hal ini dilakukan sehari dua kali

selama 6 menit. Lalu ketika kehamilan usia 6 bulan ke atas bisa

melakukan perawatn payudara dengan cara sebagai berikut :

a) Kedua telapak tangan dibasahi dengan minyak kelapa.


31

b) Puting susu sampai aerola mammae (daerah sekitar puting

dengan warna lebih gelap) dikompres dengan minyak kelapa

selama 2-3 menit. Tujuannya untuk memperlunak kotoran atau

kerak yang 15 menempel pada puting susu sehingga mudah

dibersihkan. Jangan membersihkan dengan alkohol atau yang

lainnya yang bersifat iritasi karena dapat menyebabkan puting

susu lecet

c) Kedua puting susu dipegang lalu ditarik dan diputar ke arah

dalam dan ke arah luar (searah dan berlawanan jarum jam).

d) Pangkal payudara dipegang dengan kedua tangan. Lalu, diurut

ke arah puting susu sebanyak 30 kali sehari.

e) Pijat kedua aerola mammae hingga keluar 1-2 tetes.

f) puting susu dan sekitarnya dibersihkan dengan handuk kering

dan bersih.

4) Teknik melancarkan ASI

Cara terbaik agar ASI dapat keluar dengan baik dan lancar

adalah dengan cara mengusahakan agar setiap kali menyusui

payudara benar-benar telah menjadi kosong. Pengosongan pada

payudara akan merangsang kelenjar payudara untuk memproduksi

ASI lebih banyak, pengosongan payudara bisa dilkukan dengan

cara memerah payudara, menyusui lebih sering ataupun di pompa

melalui pompa ASI.

Adapun teknik memperbanyak ASI adalah sebagai berikut :


32

a) Pada minggu pertama, ibu harus lebih sering menyusui guna

merangsang produksi ASI. Tingkatkan frekuensi menyusui

atau memompa ASI. Jika bayi tidak mau menyusu karena

masih kenyang, maka pompalah ASI. Produksi ASI 14

prinsipnya based on demand. Jika sibu semakin sering

menyusui atau memompa ASI maka makin banyak ASI yang

akan diproduksi.

b) Motivasi untuk pemberian ASI sedini mungkin yaitu 30 menit

segera setelah bayi lahir.

c) Membina ikatan batin antara ibu dan bayi dengan cara

memberiakan bayi bersama ibunya segera setelah lahir.

d) Bidan atau petugas kesehatan mengajari cara perawatan

payudara.

e) Berikan bayi kedua payudara setiap kali menyusui.

f) Biarkan bayi menghisap lama pada tiap payudara.

g) Jangan terburu-buru memberi susu formula sebagai tambahan.

h) Ibu dianjurkan untuk banyak minum baik berupa susu maupun

air putih (8-10 gelas/hari) atau 1 liter susu perhari untuk

meningkatkan produksi ASI.

i) Makanan ibu sehari hari harus cukup dan berkualitaas untuk

menunjang pertumbuhan bayi serta menjaga kesehatan bayi

atau ibu

j) Ibu harus banyak istirahat dan tidur yang cukup.


33

k) Bila jumlah ASI tidak cukup, ibu boleh mencoba

menggunakan tablet Moloco B12 atau obat lain sesuai

petunjuk dokter.

l) Menghindari makanan yang menimbulkan kembung seperti

ubi, singkong, kol, sawi, dan daun bawang, makanan yang

merangsang seperti cabe, merica, jahe, kopi, alcohol dan

makanan yang banyak mengandung lemak dan gula.

m)Ibu harus dalam keadaan relaks. Kondisi psikologis ibu

menyusui sangat menentukan keberhasilan pemberian ASI

Ekslusif.

n) Datangi klinik laktasi dan pijat oksitosin (Sutanto, 2018)


34

2.3 Kerangka Teori

Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam

skema di bawah ini :

Kesiapan ibu hamil dalam


Faktor Predisposisi :
memberikan ASI esklusif
1. Pengetahuan ibu tentang ASI
Kesiapan fisik
eksklusif
1.Pemeriksaan payudara
2. Pendidikan
2.Perawatan payudara
3. Psikologis
3.Teknik persiapan
4. Kelainan bayi
putting susu
5. Kelainan payudara
4.memantau gizi ibu
6. Pekerjaan Kesiapan mental/psikologis
1. kecmasan/
Faktor Pendukung : kegelisahan
1. Ketersediaan sumber/fasilitas 2. kepercayaan diri
2. Keterjangkauan fasilitas 3. kestabilan emosi
Kesiapan pengetahuan
1. Manfaat ASI esklusif
Faktor Pendorong : 2. Dampak tidak
1. Sikap dan Perilaku Petugas diberikannya ASI
Kesehatan esklusif
3. Teknik menyusui
4. Teknik perawatan
payudara
5. Teknik melancarkan
ASI

Gambar 2. 1 Kerangka Teori Penelitian Sumber: Lawrence Green (1980)


dalam(Irwan, 2017)
BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka konseptual

Kerangka konseptual penelitian adalah kaitan atau hubungan antara

konsep satu dengan konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti.

Kerangka konsep didapatkan dari konsep ilmu/teori yang dipakai sebagai

landasan penelitian. (Izzaty et al., 2020). Oleh karna itu kerangka konsep

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Variabel Penelitian

Kesiapan ibu hamil dalam


memberikan ASI esklusif
Variabel perancu
1.Kesiapan fisik
2.Kesiapan mental/psikologis
1. Pendidikan 3.Kesiapan pengetahuan ibu
2. Umur/usia
3. Dukungan suami
4. Dukungan keluarga
5. Pekerjaan
6. Ibu yang sakit

Keterangan :

: Diteliti

Gambar 3. 1 Kerangka konsep tentang penelitian kesiapan ibu hamil dalam


memberikan ASI esklusif

35
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain penelitian

Desain penelitian merupakan model atau metode yang digunakan peneliti

untuk melakukan suatu penelitian yang memberikan arah terhadap jalannya

penelitian. Desain penelitian di tetapkan berdasarkan tujuan dan hipotesis

penelitian (creswell, 2016)

Desain penelitian yang di gunakan penelitian ini adalah penelitian

deskriptif sederhana yang hasilnya berupa deskriptif (pengambaran ) tanpa

memberikan kesimpulan yang berlaku umum (sugiyono, 2013).

Desain atau rancangan penelitian ini mengunakan deskriptif yang

bertujuan di dalam pengumpulan data dilakukan sekali saja saat penelitian

berlangsung, data hasil penelitian disajikan apa adanya dan peneliti tidak

perlu menganalisis mengapa fenomena itu terjadi

Rancangan dalam penelitian ini untuk mengambarkan bagaimana

kesiapan ibu hamil trimester III dalam memberikan ASI esklusif di wilayah

puskesmas jogoroto kabupaten jombang.

4.2 Kerangka kerja

Kerangka kerja merupakan langkah langkah dalam aktivitas ilmiah,

mulai dari penetapan populasi, sampel dan seterusnya yaitu kegiatan sejak

awal dilaksanakannya penelitian. (Notoatmodjo, 2018)

Adapun keranka kerja dalam penelitian ini adalah :

36
38

Populasi
Ibu hamil di wilayah puskesmas jogoroto yang berjumlah 394

Teknik sampling : Purposive sampling

Sampel : 36 ibu hamil di wilayah puskesmas jogoroto

Pengumpulan data : kuisoner

Pengukuran kesiapan ibu hamil dalaam memberikan ASI esklusif


- Kesiapan fisik
- Kesiapan mental/psikologis
- Kesiapan pengetahuan

Analisis data

Hasil dan kesimpulan

Gambar 4. 1 Kerangka kerja kesiapan ibu hamil trimester III dalam membberikan
ASI esklusif
38

4.3 Populasi dan sampel

4.3.1 Populasi penelitian

Populasi dalam penelitian merupakan subyek yang memenuhi kriteria

yang telah di tetapkan (Notoatmodjo, 2018) Populasi penelitian ini adalah

ibu hamil yang berjumlah 394 di wilayah puskesmas mayangan jogoroto

kabupaten jombang.

4.3.2 Sampel penelitian

Sampel adalah sebagian dari populasi yang digunakan sebagai subjek

penelitian melalui sampling. (Nursalam, 2014). Jumlah sampel sebanyak 36

ibu hamil trimester III di wilayah puskesmas mayangan jogoroto kabupaten

jombang.

Perhitungan besar sampel adalaah sebagai berikut :

n= N
1+N (d)2

= 394
1+394x (0,05)2
= 394
1+394 x 0,025

= 394
1 + 9,85

= 394
10,85

= 36

Keterangan :

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d = tingkat signifikasi

4.3.3 Sampling
38

Sampling adalah teknik pengambilan sampel, untuk sampel yang di

gunakan dalam penelitian ini, total sampling adalah teknik sampling

pengambilan sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2018)

Penelitian ini mengunakan teknik Purposive Sampling, purposive

sampling adalah teknik pengambilan sampel yang digunakan ketika peneliti

sudah punyaa target individu dengan karakteristik yang sesuai dengan

penelitian. (Dana P.Turner 2020).

4.4 Indentifikasi Variable dan Definisi

4.4.1 Variabel

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang di tetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan di Tarik kesimpulannya (sugiyono, 2012)

Variabel yang di teliti dalam penelitian ini adalah kesiapan ibu hamil

trimester III dalam memberikan ASI esklusif di wilayah puskesmas

mayangan jogoroto kabupaten jombang.

4.4.2 Defenisi oprasional

Definisi oprasional berasal dari seperangkat prosedur atau tindakan

progresif yang dilakukan penelitian untuk menerima kesan sensorik yang

menunjukkan adanya tingkat ekssistensi suatu variabel (grove, 2014).

Tabel 4. 1 Definisi oprasional tentang kesiapan ibu hamil trimester III dalam
memberikan ASI esklusif.
38

Variabel Definisi oprasional Parameter Alat Skala Skor


ukur

(variabel Kesiapan ibu hamil 1. Kesiapan fisik Kuison Ordinal vaforable:


penelitian ) trimester III dalam er ya=2
Kesiapan ibu memberikan ASI - Pemeriksaan Tidak = 1
hamil esklusif ialah upaya payudara Unvafore
ibu untuk - Perawatan ble:
menunjang payudara Ya =1
keberhasilan - Teknik persiapan Tidak = 2
menyusui yang putting susu Siap 76%
meliputi : - Memantau gizi - 100%
ibu Kurang
1. kesiapan fisik siap 56%-
76%
Tidak siap
<56%
2. Kesiapan 2. Kesiapan Kuison Ordinal vaforable:
mental/psikologis mental/psikologi er ya=2
Tidak = 1
- Kecemasan Unvafore
- Kepercayaan diri ble:
- Kestabilan emosi Ya =1
Tidak = 2
Siap 76%
- 100%
Kurang
siap 56%-
76%
Tidak siap
<56%
3. Kesiapan 3. Kesiapan Kuison Ordinal vaforable:
pengetahuan pengetahuan er ya=2
Tidak = 1
- Manfaat ASI Unvafore
esklusif ble:
- Dampak tidak Ya =1
diberiknnya ASI Tidak = 2
- Teknik Siap 76%
perawatan - 100%
payudara Kurang
- Teknik menyusui siap 56%-
- Teknik 76%
memperlancar Tidak siap
ASI <56%

4.5 Instrument Penelitian


38

Instrument penelitian adalah alat bantu yang di pilih dan digunakan oleh

peneliti dalam kegiatan pengumpulan data agar menjadi lebih mudah dan

sistematis (Nova et al., 2019) instrument dalam penelitian ini dengan

menggunakan kuisoner kesiapan ibu hamil yang dibuat oleh peneliti sendiri,

pada kuisoner kesiapan ibu terdapat 3 indikator yaitu ; kesiapan fisik,

kesiapan mental/psikologi, kesiapan pengetahuan. Kesiapan fisik terdapat 12

pernyataan dengan parameter pemeriksaan payudara, perawatan payudara,

teknik persiapan putting susu, dan memantau gizi ibu. Kesiapan

mental/psikologis terdapat 9 pernyataan dengan parameter

kecemasan/kegelisahan, kepercyaan diri, kestabilan emosi. Sedangkan

kesiapan pengetahuan teradapat 16 pertanyaan dengan parameter manfaat

ASI esklusif, dampak tidak diberikannya ASI esklusif, teknik menyusui,

teknik perawatan payudara, dan teknik melancarkan ASI. Total semua

pertanyaan dan pernyataan ada 37.

4.5.1 Uji Validitas

Validitas adalah sejauh mana instrumen mengukur apa itu yang harus

diukur. Validitas itu terkait dengan sejauh mana alat itu memiliki

sampel item yang cocok untuk pekerjaan yang akan diukur.Validitas terkait

untuk tindakan afektif (yaitu tindakan terkait dengan karakteristik afektif,

emosional dan psikologis) dan tindakan kognitif (Nova et al., 2019) untuk

mengetahui instrumen penelitian ini telah valid atau belum, kuesioner

dibagikan kepada ibu Hamil sebanyak 36 responden dari uji Valid pada

kuisoner di dapatkan r hitung lebih besar dari r tabel (.567) yang artinya

kuisoner valid dan telah digunakan saat penelitian


38

4.5.2 Uji Reabilitas

Uji reliabilitas merupakan indikator penting dari kualitas suatu alat.

Pengukuran yang tidak dapat diandalkan tidak memberikan tes sesuai dengan

asumsi peneliti. Pengetahuan tentang Keandalan instrumen sangat penting

dalam menginterpretasikan hasil penelitian, terutama jika hipotesis penelitan

tidak di dukung (Nova et al., 2019). Hasil uji reliabilitas diperoleh nilai

cronbach’s alpha 880 yang berarti pernyataan dinyatakan reliabel.

4.6 Lokasi penelitian dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di puskesmas mayangan jogoroto kabupaten

jombang pada tanggal Juli 2023-Agustus2023

4.7 Prosedur pengambilan data dan pengumpulan data

4.7.1 Prosedur Pengambilan data

Pengumpulan data merupakan suatu proses pendekatan kepada subjek

dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu

peenelitian. Langkah langkah dalam pengumpulan data bergantung pada

rencana penelitian dan teknik instrument yang digunakan (Nursalam 2016)

dalam (Ryan et al., 2013)

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengajukan permohonan ijin

ke Dinas Kesehatan kabupaten jombang untuk melakukan penelitian di

puskesmas jogoroto, dari Dinas Kesehatan Jombang di berikan surat izin

penelitian lalu peneliti meminta surat pengantar kepada fakultas kesehatan

untuk melakukan penelitian, Di puskesmas mayangan peneliti di membayar


38

pendaftaran penelitian RP. 200.000 lalu diarahkan menuju ke ruangan KIA

(kartu ibu dan anak) dengan membawa kertas bukti tanda pembayarn, di

ruangan KIA diberikan data ibu hamil dan tak lupa meminta izin untuk

melakukan penelitian disana selam beberapa hari. Pada tanggal 20 Juli

2023- 02 Agustus 2023 peneliti melakukan penelitian di puskesmas

mayangan jogoroto dengaan membagikan kuisnoer kepada ibu hamil yang

sedang mengikuti ANC terpadu.

4.7.2 Pengolahan Data

Pengolahan data adalah suatu proses untuk menadapatkan adat dari

setiap variabel penelitian yang siap di analisis, pengelohan data meliputi :

a. Pengeditan Data (Editing)

Hasil observasi yang diperoleh atau di kumpulkan melalui lembar

observasi perlu di sunting (edit) terlebih dahulu. Secara umum editing

adalah merupakan kegiatan mengecek dan perbaikan isian formulir atau

lembar observasi tersebut : apakah lengkap, dalam arti semua langkah-

langkah sudah diisi (Notoatmodjo,2018)

b. Coding

Setelah semua lembar observasi diedit atau disunting, selanjutnya

dilakukan peng”kodean” atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk

kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan (Notoatmodjo,

2018). Coding pada penelitian ini yaitu : Siap = 1, Kurang siap=2, Tidak

siap=3.

c. Entry data
38

Entry data adalah langkah-langkah dari masing-masing responden

yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan kedalam

program atau “software” komputer. Software komputer ini bermacam-

macam, masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya.

(Notoatmodjo, 2018)

d. Scoring

Scoring adalah melakukan penilaian untuk jawaban dari responden

untuk mengukur kesiapan ibu hamil dengan kuisoner yang terdiri 21

pernyataan dan 16 pertanyaan kemudian di ubah dalam bentuk ordinal.

e. Tabulating

Tabulating yaitu membuat tabel-tabel data, sesuai dengaan tujuan

penelitian atau yang dinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2018).

4.8 Analisa Data

Analisis yang di gunakan dalam penelitian ini adalah analis univariate,

Analisi univariat digunakan untuk mendeskripsikan atau mengambarkan data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generelisasi (sugiyono, 2017)

varibel yang diteliti adalah kesiapan ibu hamil.

Untuk mengukur kesiapan ibu hamil digunakan skala gutman, pada skala

gutman disediakan 2 alternatif jawaban dan setiap jawaban sudah tersedia

nilainya, dalam penelitian ini peneliti mengunakan skala gutman dengan skor

positif (favorable) ya : 2 dan tidak : 1 sedangkan negative (unfavorable) ya :

1, dan tidak :2, dengan kisi kisi pada tabel dibawah ini :
38

Tabel 4. 2 Kisi kisi kuisoner favorable dan unvaforable tentang kesiapan


ibu hamil trimester III
Indikator Favorable Unfavorable
Kesiapan fisik 9 (item : 1-9) 3 (item : 10-12)
Kesiapan mental/psikologis 3 (item 1-3) 6 (item 4-9)
Kesiapan pengetahuan 10 (item : 1-10) 6(item : 11-16)

Kemudian dari jawaban responden masing masing pernyataan dan

pertanyaan dihitung tabulasi, untuk sikap dikategorikan menjadi positif dan

negative dengan menghitung terlebih dahulu Skor-T untuk mencari T-skor

mengunakan rumus (Azwar 2011)

T = 50 + 10 [ ]
x−x
SD

Dimana :

X : Skor responden pada skala sikap yang hendak di ubah menjadi skor T

X : Mean skor kelompok

Sd : Definisi standar skor kelompok

Untuk mencari s di gunakan rumus

SD =
√ ∑ ( X− X )2
n−1

SD : Varian skor pernyataan

n : Jumlah responden

Skor T responden
Skor mean T =
Jumlah responden
Positif jika T hitung ≥ T mean atau ≥ 50

Negatif jika T hitung ¿ T mean atau ¿ 50

4.9 Etika Penelitian


38

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti meminta izin langsung dari

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang,

dan telah mendapatkan”ETHICAL APPROVAL”dengan No 025.22-23/KEP-

unipdu/7/2023, untuk penlitian, setelah mendapat persetujuan penelitian maka

tidak boleh bertentangan dengan etika penelitian meliputi :

a. Keadilan dan inklusivitas (respect for justice and inclusivenes) Penelitian

dilakukan secara jujur, hati hati, dan professional, berkemanusiaan dan

memperhatikan ketepatan dan keseksamaan, intimitas, psikologi serta

perasaan subyek penelitian.

b. Menghormati harkat martabat manusia (respect for human diginity)

Peneliti mempertahankaan hak hak subjek untuk mendapatkan informasi

yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta memiliki

kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpantipasi

dalam kegiatan penelitian (autonomy). Beberpa tindakan yang berkaitan

dengan perinsip menghormati harkat dan martabat manusia, adalah:

peneliti mempersiapkan formulis persetujuan Subjek (informed consent)

Adapun informed consent dapat berisi :

1) Penjelasan manfaat penelitian

2) Penjelasan kemungkinan resiko dan ketidak nyamanan yang dapat di

timbulkan

3) Penjelasan manfaat yang akan di dapatkan Persetujuan penelitidapat

menjawab pertanyaan yang di ajukan subyek terkait dengan prosedur

penelitian

4) Persetujuan subyek dapat mengundurkan diri kapan saja


38

5) Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (repect for

privacy end confidhentiality) Pada dasarnya penelitian akan

memberikan akibat terbukanya informasi individu termasuk informasi

yang bersifat pribadi, sehingga peneliti memeperhatikan hak hak

individu tersebut.

6) Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang di timbulkan (balancing

harms and binefits) Peneliti melakukan penelitian sesuai dengan

prosedur penelitian agar mendapatkan hasil yang bermanfaat baagi

subyek penelitian dan dapat digenerelesasikan di tingkat populasi,

peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subyek

4.10 Keterbatasan Penelitian

a. Dalam penelitian ini hanya untuk menggambarkan kesiapan ibu hamil

trimester III dalam memberikan ASI esklusif tanpa adanya tindak lanjut

terhadap hasil penelitian yang diperoleh.

b. Penelitian ini hanya bersifat observasional sehingga faktor-faktor lain

yang mempengaruhi subyek penelitian sulit untuk dikendalikan


BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada Bab ini akan di uraikan hasil penelitian yang dilaksanakan di Puskesmas

Mayangan Jogoroto Jombang dengan responden 36 orang, Hasil penelitian

disajikan dalam dua bagian yaitu data Umum dan data Khusus data umum terdiri

dari Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Jumlah Anak Sedangkan data khusus terdiri

dari gambaran Kesiapan Fisik, Kesiapan Mental, Kesiapan Pengetahuan tentang

kesiapan ASI esklusif di puskesmas mayangan jogoroto.

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Puskesmas Mayangan terletak Di Kecamatan Jogoroto Di Desa Mayangan,

JL.Raya mayangan no 243. Puskesmas mayangan tepat berada di tengah

tengah kecamatan jogoroto yang di kelilingi desa yaitu sebagai beriku :

Utara Desa Jogoroto, Timur Desa Beiji, Selatan Desa Ngumpul, Barat Desa

Sumbermolyo.

5.1.2 Data Umum

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur, Pekerjaan,


Pendidikan Dan Anak.

Variabel Frekuensi (N) Presentase (%)


Umur
<20 4 11%
20-35 28 77%
>35 4 11%

Pendidikan
SD 3 8%
SMP 4 11%
38

SMA 25 69%
S1 4 11%
Pekerjaan
IRT 32 88%
Pedagang 2 5%
Wiraswasta 2 5%
Anak ke-
1- 17 47%
2- 8 22%
3- 8 22%
4- 3 8%
Sumber : data Primer2023

Berdasarkan tabel di 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar (77%)

responden berusia 20-35 tahun, tingkat pendidikan responden lebih

separuh (69%) berpendidikan SMA (pendidikan menengah),

menunjukkan pekerjaan responden hampir keseluruhan (88%%) ibu

rumah tangga, menunjukkan hampir separuh(47%) responden hamil anak

pertama.

5.1.3 Data Khusus

a. Kesiapan Fisik

Tabel 5.2 Distribusi Kesiapan Fisik ibu hamil dalam memberikan ASI
esklusif

No Fisik Frekuensi (N) Presentase (%)


1 Siap 28 77%
2 Kurang siap 8 22%
3 Tidak siap 0 0
Sumber : data primer 2023

Tabel 5.2 menujukkan responden cenderung berhasil mempersiapkan

kesiapan fisik dalam memberikan ASI esklusif, hampir seluruh responden

(77%).
38

b. Kesiapan Mental

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi kesiapan Mental ibu hamil dalam


memebrikan ASI esklusif.

No Mental Frekuensi (N) Presentase (%)


1 Siap 28 77%
2 Kurang siap 6 16%
3 Tidak siap 2 5%
Sumber : Data Primer

Tabel 5.3 menujukkan bahwa responden cenderung berhasil

mempersiapkan kesiapan mental dalam memberikan ASI esklusif, hampir

seluruh responden (77%)

c. Kesiapan Pengetahuan

Tabel 5.4 distribusi frekuensi kesiapan pengetahuan dalam memberikan


ASI esklusif.

No Pengetahuan Frekuensi (N) Presentase (%)


1 Siap 30 83%
2 Kurang siap 5 13%
3 Tidak siap 1 2%
Sumber : Data Primer

Tabel 5.4 menujukkan responden cenderung berhasil mempersiapkan

kesiapan pengetahuan dalam memberikan ASI esklusif, hampir

seluruh responden (83%).

d. Kesiapan ibu hamil dalam memberikan ASI Esklusif

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi kesiapan ibu hamil dalam meberikan ASI
esklusif

No Kesiapan ibu hamil Frekuensi (N) Presentase (%)


1 Siap 33 91%
2 Kurang siap 2 5%
3 Tidak siap 1 2%
Sumber : Data Primer
38

Tabel 5.4 Menujukkan responden cenderung berhasil mempersiapkan

kesiapannya dalam memberikan ASI esklusif, hampir seluruh

responden (91%).

5.2 Pembahasan

5.2.1 Kesiapan Fisik ibu hamil dalam memberikan ASI esklusif

Berdasarkan hasil penelitian faktor kesiapan ibu hamil dalam

memberikan ASI berdasarkan umur ialah siap (77%), kurang siap (22%).

Faktor kesiapan Ibu hamil dengan usia <20 dan >35 adalah usia kehamilan

beresiko tinggi, karna kesiapan ibu hamil harus siap dalam segi fisik apabila

seorang ibu hamil pada usia muda menjadi hamil dan dia belum siap dalam

segi fisik maka janin yang di kandungnya menjadi anak yang tidak di

kehendaki(Uswatun, 2022). Hal ini sejalan santelli (2023) yang suda

melakukan penelitian di amerika serikat mendapati kehamilan tidak

direncanakan sebagian wanita adalah berumur kurang dari 20 dan lebih dari

40 tahun(Uswatun, 2022). Umur adalah kurun waktu sejak dilahirkan dan

dapat di ukur mengunakan satuan waktu, dari segi kronologis, individu

dapat dilihat derajat perkembangan anatomis dan fisiologis sama (Malau &

Salsabela, 2015) Menurut peneliti usia <20 tahun adalah usia yang terlalu

dini untuk merencanakan kehamilan dengan usia <20 tahun ibu hamil masih

terlalu muda untuk mempersiapkan kesiapan fisiknya, sedangkan usia >35

tahun adalah usia yang terlalu tua untuk merencanakan kehamilannya karna

di usia >35 sudah mau memasui usia menopause, sedangkan usia 20-35
38

adalah usia yang sangat produktif sehingga ibu hamil sudah siap dalam segi

fisik untuk memberikan ASI esklusif.

Faktor Kesiapan fisik berdasarkan pendidikan ialah hampir keseluruhan

yang siap dari pendidikan menengah atas dan sarjana, sedangkan yang

kurang siap terdiri dari pendikan menengah pertama dan sekolah dasar

dengan jumlah 7 orang Pendidikan sendiri adalah usaha kesadaran dan

terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran agar seseorang secara

aktif mengembangkan dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan,

pengendalian diri, pengetahuan, krakter serta ketrampilan yang dibutuhkan

dimasa akan mendatang. (Rahman et al., 2022) Penelitian lain menyatakan

bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif dan

pemberian ASI pada saat hasil penelitian menunjukkan bahwa Faktor yang

mempengaruhi pemberian ASI eksklusif adalah tingkat pendidikan(For et

al., 2016) menurut peneliti pendidikan adalah sarana untuk memperoleh

pengetahuan, wawasan, pemikiran, semakin tinggi pendidikan seseorang

semakin luas pula wawasannya sehingga dalam mempersiapkan kesiapan

fisik dalam memberikan ASI esklusif lebih siap karna sudah mengetahui

tekniknya.

Faktor kesiapan fisik berdasarkan pekerjaan hampir seluruhnya ibu hamil

memilih untuk menjadi ibu rumah tangga (IRT). Menurut walker dan

thompson ibu rumah tangga adalah wanita yang sudah menikah dan tidak

bekerja, sehingga menghabiskan waktunya untuk mengurus keluarganya

(Malau & Salsabela, 2015). Sedangkan ibu yang bekerja tidak sampai

separuh, Penelitian lain menunjukkan bahwa salah satu alasan kegagalan


38

menyusui eksklusif yang paling sering dikutip adalah pekerjaan ibu,

meskipun pekerjaan bukanlah faktor utama kegagalan menyusui secara

eksklusif. (For et al., 2016) Menurut Kementerian Kesehatan, beban kerja

meliputi beban kerja fisik dan mental. Karena beban kerja atau kapasitas

yang berat fisik terlalu lemah dapat membuat seseorang bekerja memiliki

masalah kesehatan seperti anemia, keguguran pada wanita hamil atau

menderita penyakit akibat kerja. Ketika ibu hamil memiliki beban kerja

keras di tempat kerja ini bisa membuat stress sehingga dalam

mempersiapkan kesiapan fisik ibu hamil haampir tidak sempat(Insan, 2019).

Menurut peneliti ibu yang tidak bekerja akan lebih siap secara fisik untuk

memberikan ASI karna setiap saat bisa bersama bayinya, dan juga lebih

punya waktu untuk mempersiapkan diri dari pada ibu yang bekerja.

Faktor kesiapan fisik berdasarkan hamil Anak ke- sebagian besar

responden yang telah siap dalam memberikan ASI esklusif dari segi fisik

adalah anak pertama (47%) sedangkan ibu yang kurang siap dalam

memberikan ASI eksklusif adalah anak sebagian dari anak ke 2,3,4, Jumlah

anak yang mereka miliki setiap orang berbeda dan tidak selalu diinginkan.

Inilah perbedaannya menyebabkan kehamilan tidak terduga. Kasus ini

dipengaruhi oleh adat dan nilai-nilai ekonomi anak, sebagaimana

Muhammad, mengatakan sebagian masyarakat khususnya, dijiwai dengan

budaya religious Siapa yang memiliki lebih banyak anak laki-laki lebih baik

dari anak perempuan. Melalui jadi mereka akan melanjutkan meneruskan

sampai mendapatkan satu anak laki-laki dalam keluarga, tidak

memperhitungkan jumlah anak yang ada sehingga mempengaruhi


38

kesiapannya secara fisik dalam memberikan ASI esklusif (Qurniyawati et

al., 2014). Penelitian marzida menyebutkan “bahwa ada beberapa ibu

multaigravida tidak siap memberikan ASI dikarenakan kegagalan dalam

memberikan ASI, dan kurangnya tentang pengetahuan ASI esklsusif” (For

et al., 2016) menurut Peneliti faktor tersebut dikarenakan ibu yang belum

mempunyai anak sama sekali lebih mempersiapkan fisik, dikarenakan

belum mempunyai pengalaman sama sekali, sehingga lebih antutias untuk

menambut kedatangan anak pertama mereka. sedangkan ibu hamil yang

sudah memiliki anak sebelumnya lebih acuh tak acuh sifat acuh tak acuhnya

bisa di sebabkan karna kehamilan yang tak diinginkan, atau karna sudah

pernah memberikan ASI esklsuif sehinggaa tidak perlu mempersiapkan

kesiapan fisik.

5.2.2 Kesiapan mental Ibu Hamil dalam memberikan ASI esklusif.

Faktor kesiapan mental ibu hamil berdasarkan umur Adalah hampir

keseluruhan ibu hamil telah siap dalam memberikan ASI esklusif dari

umur responden <20, 20-35 dan >35, pengertian umur sendiri adalah kurun

waktu sejak dilahirkan dan dapat di ukur mengunakan satuan waktu, dari

segi kronologis, individu dapat dilihat derajat perkembangan anatomis dan

fisiologis sama (Malau & Salsabela, 2015). Menurut peneliti sendiri

berdasarkan fakta dilapangan umur bukanlah faktor yang penting untuk

mempersiapkan kesiapan mental seseorang, mental seseorang baik yang <20

tahun ataupun >35 tahun itu tidak menjadi faktor utama dalam

mempersiapkan kesiapan mental, kesiapan mental sediri sebagaimana yang

didefinisikan oleh American Psychological Association (APA) adalah


38

(Chatham, 2017):"seperti adanya penyesuaian yang berhasil atau tidak

adanya psikopatologi" dan "sebagai keadaan tanpa disfungsi

psikologis,domain emosional, perilaku dan social” .Pengertian ini dapat

diartikan dalam arti luas maupun sempit. Artinya kesehatan pikiran seperti

bentuk karena penyesuaian sukses atau tidak adanya psikologi dan

merupakan keadaan di mana seseorang dijelaskan tidak ada gangguan

psikologis, emosional, perilaku dan sosial. (Oktavian, 2018) oleh sebab itu

menurut peneliti faktor usia tidak menentukan seseorang itu siap mentalnya

atau tidak, usia tidak menentukan kedewasana dan cara berfikir seseorang.

Faktor Kesiapan mental berdasarkan pendidikan hasil penelitian kesiapan

mental berdasarkan pendidikan adalah hampir seluruhnya ibu hamil yang

memiliki kesiapan mental yang siap untuk memberikan ASI eksklusif dari

sekolah menengah, sedangkan yang kurang siap dan tidak siap kurang dari

separuh, dari ibu hamil yang sekolah dasar dan sekolah menengah,

penelitian menunjukkan bahwa rata rata ibu hamil yang kurang siap dalam

memberikan ASI eksklusif Berpendidikan sekolah menengah, sedangkan

ibu hamil yang tidak siap Berpendidikan sekolah Dasar dan sarjan.

Seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah belum tentu memiliki

kesiapan rendah, karena karna kesiapan seoraang itu tidak diperoleh dari

pendidikan formal saja, tetapi ada beberapa faktor dapat mempengaruhi

kadar kesiapan mental seseorang misalnya lingkungan, pengalaman dan

paparan media (For et al., 2016). Menurut peneliti apa yang disebutkan

diatas benar adanya bahwa pendidikan tidak memmpengaruhi kesiapan

mental seseorang, namaun penelitian sadiman “mengatakan bahwa kesiapan


38

mentalnya seseorang ditentukan dari pendidikan semakin baik

pendidikannya maka kesiapan mentalnya semakin baik” (Nova et al., 2019)

hal ini sejalan dengan penelitian ini yang hampir rata rata kesiapan mental

ibu hamil yang tidak siap adalah dari pendidikan dasar.

Faktor kesiapan mental berdasarkan hamil hamil anak ke- adalah hampir

keseluruhan siap untuk memberikan ASI eksklusif, 40% nya dari ibu yang

sudah memiliki anak sebelumnya, dan 30% adalah ibu yang masih hamil

anak pertama, sedankan ibu yang kurang siap dan tidak siap kurang dari

separuh dengan kehamilan pertama, teori yang mengatakan, ibu yang

pernah melahirkan memiliki kesiapan yang lebih baik dari pada ibu yang

belum punya anak atau kehamilan pertama, karena ibu pernah melahirkan

telah mempunyai pengalaman internal untuk ibu sendiri. (For et al., 2016)

menurut peneili ibu yang pernah melahirkan mempunyai pengalaman

sebelumnya untuk mengkontrol psikologinya sendiri dari pada ibu yang

belum melahirkan.

5.2.3 Kesiapan Pengetahuan Ibu Hamil Dalam Memberikan ASI Esklusif

Faktor kesiapan ibu hamil berdasarkan usia hampir keseluruhan ibu

hamil yang siap dalam memberikan ASI ekskluis, sedangkan ibu hamil yang

kurang siap dan tidak siap tidak sampai separuh. Semakin menjadi cukup

tua tingkat kedewasaan dan kekuatan seseorang akan lebih dewasa di dalam

berpikir dan bekerja, kebanyakan Individu yang tumbuh diharapkan saat itu

bisa semakin mampu melihat sesuatu yang objektif, bisa membedakan

emosi dan kenyataan, dan bertindak berdasarkan fakta dibandingkan

perasaan (For et al., 2016) pengertian umur sendiri adalah kurun waktu sejak
38

dilahirkan dan dapat di ukur mengunakan satuan waktu, dari segi

kronologis, individu dapat dilihat derajat perkembangan anatomis dan

fisiologis sama (Malau & Salsabela, 2015). Menurut peneliti Kelompok ibu

hamil yang <20 dan >35 tahun cenderung memiliki kesiapan pengetahuan

yang rendah, usia yang terlalu dini dan usia yang terlalu tua bisa

mempengaruhi tingkat pengalaman, cara berfikir prinsip prinsip

pengetahuan.

Faktor kesiapan pengetahuan ibu hamil dalam memberikan ASI eksklusif

berdasarkan pendidikan adalah hampir keseluruhan ibu hamil yang

memiliki kesiapan pengetahuan yang siap dalam memberikan ASI esklusif,

hal ini di pengaaruhi oleh faktor pendidikan yang mana yang tidak siap ini

adalah ibu yang tinkat pendidikannya rendah. Pendidikan sendiri adalah

usaha kesadaran dan terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran agar

seseorang secara aktif mengembangkan dirinya untuk memiliki spiritual

keagamaan, pengendalian diri, pengetahuan, krakter serta keterampilan yang

dibutuhkan dimasa akan mendatang(Rahman et al., 2022) Ibu yang

berpendidikan akan memahami informasi dan penjelasan yang baik yang

diberikan oleh staf medis, apalagi berhubungan dengan pemberian ASI

eksklusif selama 6 bulan. Apalagi ibu-ibu yang berpendidikan tidak akan

terpengaruh oleh hal ini informasi yang tidak jelas, ibu hamil yang memiliki

pendidikan menengah ke atas akan cenderung menerimaa informasi terbaru

apalagi menyangkut anaknya. (Anita Chaudhari, Brinzel Rodrigues, 2016)

menurut peneliti umumnya ibu yang meiliki pendidikan menengah sampai


38

pendidikan tinggi lebih terbuka untuk menerima informasi terbaru, wawasan

lebih terbuka, ibu hamil akan terdorong untuk ingin tau.

Fator kesiapan pengetahuan ibu hamil dalam memberikan ASI eksklusif

berdasarkan pekerjaan ialah hampir keseluruhan ibu hamil yang siap

memberikan ASI esklusif sedangkan tidak sampai separuh ibu rumah tangga

kurang siap atau tidak siap dalam memberikan ASI esklusif. Lingkungan

kerja dapat diciptakan oleh seseorang untuk memperoleh pengetahuan

secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu, dengan pekerjaan rumah

ibu, dia akan melakukannya memiliki lebih banyak waktu luang daripada

ibu bekerja berangkat kerja, agar ibu-ibu selalu proaktif sebelum acara

Penyuluhan ASI eksklusif oleh tenaga medis lokal. Konsultasi rutin cukup

menguntungkan pengetahuan ibu agar ibu memiliki pengetahuan yang baik

(Anita Chaudhari, Brinzel Rodrigues, 2016). Menurut peneliti sendiri atas

dasar teori di atas ibu yang tidak bekerja tidak memiliki relasi atau

informasi untuk mendorongnya mengetahui tentang mengapa harus

mempersiapkan kesiapan pengetahuan.

Kesiapan pengetahuan berdasarkan sebagian besar responden yang telah

siap dalam memberikan ASI esklusif dari segi pengetahun adalah hamil

anak pertama, sedangkan ibu yang kurang siap dalam memberikan ASI

eksklusif adalah anak sebagian dari anak ke 2,3,4. Jumlah anak yang mereka

miliki setiap orang berbeda dan tidak selalu diinginkan. Inilah perbedaannya

menyebabkan kehamilan tidak terduga. Kasus ini dipengaruhi oleh adat dan

nilai-nilai ekonomi anak, sebagaimana Muhammad, mengatakan sebagian

masyarakat khususnya, dijiwai dengan budaya religious Siapa yang


38

memiliki lebih banyak anak laki-laki lebih baik dari anak perempuan.

Melalui jadi mereka akan melanjutkan meneruskan sampai mendapatkan

satu anak laki-laki dalam keluarga, tidak memperhitungkan jumlah anak

yang ada sehingga mempengaruhi kesiapannya secara fisik dalam

memberikan ASI esklusif (Qurniyawati et al., 2014). Penelitian marzida

menyebutkan “bahwa ada beberapa ibu multaigravida tidak siapmemberikan

ASI dikarenakan kegagalan dalam memberikan ASI, dan kurangnya tentang

pengetahuan ASI esklsusif” (For et al., 2016) menurut Peneliti faktor

tersebut dikarenakan ibu yang belum mempunyai anak sama sekali lebih

mempersiapkan pengetahuan dikarenakan belum mempunyai pengalaman

sama sekali, sehingga lebih antutias untuk menyambut kedatangan anak

pertama mereka.sedangkan ibu hamil yang sudah memiliki anak

sebelumnya lebih acuh tak acuh sifat acuh tak acuhnya bisa di sebabkan

karna kehamilan yang tak diinginkan, atau karna sudah pernah memberikan

ASI esklsuif sehinggaa tidak perlu mempersiapkan kesiapan pengetahuan


BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di puskesmas mayangan

jogoroto jombang dari karekristik penelitian maka penulis menyimpulkan,

gambaran kesiapan ibu hamil dalam memberikas ASI esklusif adalah :

1. kesiapaan fisik responden lebih dari separuh sudah siap

2. kesiapaan mental responden lebih dari separuh sudah siap

3. kesiapan pengetahuan responden hampir seluruhnya siap

1.2 Saran

Berdasarkan hasil Penelitian dapat diajukan beberapa saran sebagai

berikut:

1. Bagi Responden

diharapkan untuk lebih banyak mengenali informasi, mengenai ASI

esklusif dan manfaat ASI esklusif agar ibu lebih siap dalam memberikan

ASI esklusif

2. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan untuk mengembangkan penelitian ini sehingga penelitian

ASI eksklusif lebih baik dari penelitian ini.

3. Bagi Puskesmas Mayangan

Diharapkan untuk memberikan materi tentang pentingya ASI esklusif,

baik di kelas ibu hamil yang diadakan setiap satu bulan sekali maupun

saat pemeriksaan terpadu.


DAFTAR PUSTAKA

Alder, D. (2019). Kecemasan Pada Ibu Hamil. 9–25.


Amaliyyah, R. (2021). No faktor yang mempengaruhi pemberian ASI esklusif
pada bayi usia 6 bulan keatas di wilayah kerja puskesmas ponre kabupaten
Bone. February, 6.
Anita Chaudhari, Brinzel Rodrigues, S. M. (2016). gambaran tingkat pengetahuan
ibu hamil trimester III tentang manfat pemberian ASI esklusif. In Ucv: Vol. I
(Issue02).http://dspace.unitru.edu.pe/bitstream/handle/UNITRU/10947/
MiñanoGuevara%2CKarenAnali.pdf?sequence=1&isAllowed=y%0Ahttps://
repository.upb.edu.co
Ansori. (2015). Konsep Keperawatan Ibu Primigravida Trimester III dengan
Kesiapan Peningkatan Pengetahuan Tentang Pemberian ASI Eksklusif. Paper
Knowledge . Toward a Media History of Documents, 3(April), 49–58.
Autoridad Nacional del Servicio Civil. (2021). Health Education Perawatan
Payudara dalam Meningkatkan Produksi ASI pada Ibu Hamil dan Menyusui.
Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 2013–2015.
Change, G., Cimino, M., York, N., Alifah, U., Mayssara A. Abo Hassanin
Supervised, A., Chinatown, Y., Staff, C., & Change, G. (2021). No Faktor
Yang Berhubungan Dengan Pemberian Asi Esklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang. Paper
Knowledge . Toward a Media History of Documents, 3(2), 6.
For, R., Women, P., Breastfeeding, E., Yogyakarta, I., & Bantul, B. (2016).
Kesiapan ibu hamil terhadap pemberian ASI Eksklusif. 0, 168–176.
García Reyes, L. E. (2013). Teknik menyusui. Journal of Chemical Information
and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Insan, M. N. (2019). Hubungan faktor usia dan pekerjaan terhadap kejadian
abortus di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur. Institutional
Repository Universitas Binawan, 011511029. http://repository.binawan.ac.
id/id/eprint/12
Irwan. (2017). Etika dan Perilaku Kesehatan.
Izzaty, Eka, R., Astuti, Budi, Cholimah, & Nur. (2020). Pengertian Kerangka
Konseptual. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 5–
24.
Lentina, N., Etika, R., & Budiono, D. I. (2021). the Effect of Mother’S Readiness
on Breastfeeding Success. Indonesian Midwifery and Health Sciences
Journal, 5(2), 152–159. https://doi.org/10.20473/imhsj.v5i2.2021.152-159
Malau, & Salsabela, F. (2015). Coping Stress Ibu Rumah Tangga yang Tinggal di
Kawasan Kumuh. Jurnal Universitas Medan Area, 53(1), 3–4.
http://repository.uma.ac.id/handle/123456789/806
Marifah, T. K. (2019). Faktor yang Mempengaruhi Kegagalan Pemberian ASI
Eksklusif pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Pegandan
Tahun 2019. Jurnal Ilmu Kesehatan Masayarakat, 2(6), 74.
Notoatmodjo. (2018). Metodologi Penelitian. Pengolahan, Pnegumpulan Data,
Kriteria, 2004, 51–67.
Nova, Y., Harefa, Y., Ners, P. S., Ilmu, S., Kesehatan, T., & Elisabeth, S. (2019).
Puskesmas Pancur Batu Tahun 2019 Puskesmas Pancur Batu.
Oktavian, P. (2018). Kesehatan Mental Pengguna Media Sosial Pada Remaja :
38

Studi Deskriptif Kuantitatif. Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau,


13(1), 104–116.
Oktaviani. (2018). Definisi Kesiapan. Sereal Untuk, 51(1), 51.
Qurniyawati, Eny, Murti, Bisma, Tamtomo, & Didik. (2014). Hubungan usia ibu
hamil, jumlah anak, jarak kehamilan dengan kejadian kehamilan tidak
diinginkan di BPM Titik Hariningrum, Kota Madiun. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional, 8(5), 229–234.
Rachmawan, B. (2021). Kestabilan Emosi Pada Kehamilan Pertama.
http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/88333%0Ahttp://eprints.ums.ac.id/
88333/2/NASKAH PUBLIKASI.pdf
Rahman, A., Munandar, S. A., Fitriani, A., Karlina, Y., & Yumriani. (2022).
Pengertian Pendidikan, Ilmu Pendidikan dan Unsur-Unsur Pendidikan. Al
Urwatul Wutsqa: Kajian Pendidikan Islam, 2(1), 1–8.
Rinata, E., & Syahilda Hamdi, H. P. (2016). Persiapan Asi Eksklusif Ibu Hamil Di
Rb Eva Candi Sidoarjo. Midwiferia, 1(2), 125.
https://doi.org/10.21070/mid.v1i2.356
Ryan, Cooper, & Tauer. (2013). No Title No Title No Title. Paper Knowledge .
Toward a Media History of Documents, 12–26.
Sugiyono. (2018). Pengaruh Pendekatan Keterampilan Taktis Terhadap Ketepatan
Smash Bulutangkis Di SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak. 32–41.
Uswatun, Y. (2022). Hubungan Usia Dan Kesiapan Ibu Hamil Trimester III
Dalam Persiapan Persalinan Di Puskesmas Srandakan Bantul Yogyakarta.
Jurnal Ilmu Kebidanan, 8(2), 13–16. https://doi.org/10.48092/jik.v8i2.172
Widiaastuti, yulia rachmi. (2017). Perbandingan Kejadian Anemia Dalam
Kehamilan Dengan Bayi Berat Lahir Rendah Pada Primipara Dan Multipara
Di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta. 7–23. http://repository.umy.ac.id
/handle/123456789/12151

Lampiran 1 Lembar penjelasan penelitian


LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

KESIAPAN IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM MEMBERIKAN ASI

ESKLUSIF

Saya Nur Hasanah Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Unipdu

Jombang dengan NIM 7319021, melakukan penelitian dengan judul “Kesiapan Ibu Hamil

Trimester III Dalam Memberikan ASI Esklusif”. Adapun hal-hal dalam penelitian ini

yang harus di perhatikan oleh partisipan adalah :

1. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesiapan ibu hamil

trimester III dalam memberikan ASI esklusif


38

2. Partisipan dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang benar-benar bersedia

mengikuti penelitian secara sukarela dan bersedia menandatangani lembar

persetujuan menjadi partisipan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

3. Penelitian dilakukan selama satu kali pertemuan selama 30-45 menit sesuai

dengan kesepakatan yang dibuat oleh peneliti dengan partisipan dan dapat

juga melebihi waktu yang telah ditentukan. Jika masih terdapat kekurangan

informasi atau data yang diperoleh kurang jelas dari partisipan, maka akan

dilakukan penelitian selanjutnya sesuai dengan kontrak waktu yang telah

disepakati pada penelitian sebelumnya.

4. Selama penelitian dilakukan, peneliti menggunakan alat bantu penelitian

berupa kuisoner dan dukumentasi berupa foto untuk membantu kelancaran

dalam mengumpulkan data.

5. Partisipan bersedia di dokumentasikan baik secara audio maupun visual.

6. Selama penelitian dilakukan, partisipan diharapkan menyampaikan informasi

secara utuh.

7. Partisipan berhak menolak untuk ikut serta dalam penelitian, dapat juga

berhenti sewaktu-waktu tanpa ada denda/konsekuensi apapun.

8. Sebelum menghentikan proses peneelitian, partisipan sebelumnya

memberikan kode atau meminta izin kepada peneliti agar tidak mengganggu

proses dokumentasi.

9. Dalam penelitian ini tidak ada perlakuan terhadap partisipan. Peneliti yang

dilakukan hanya menggunakan teknik membagikan kuisoner untuk menggali

kesiapan ibu hamil trimester III dalam memberikan ASI


38

10. Semua informasi yang telah di dapatkan sangat dijaga kerahasiaannya dengan

cara hanya memberikan kode partisipan tanpa menuliskan nama.

11. Jika terdapat hal-hal yang belum jelas atau ingin mengklarifikasi, partisipan

dipersilahkan bertanya kepada peneliti.

Jombang,.............2023

Peneliti

Nur Hasanah

NIM : 7319021
65

lampiran 2 Permintaan menjadi partisipan

PERMINTAAN MENJADI PARTISIPAN

Kepada Yth.

Saudara/i ............................

Di-

Tempat

Dengan Hormat,

Assalamualikum Wr. Wb.

Saya mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan FIK Unipdu Jombang akan

melakukan penelitian tentang “Kesiapan Ibu Hamil Trimester III Dalam

Memberikan ASI Esklusif”.

Sehubungan dengan hal diatas saya mohon kesediaan saudara/i untuk

memberikan jawaban atas pertanyaan yang saya sampaikan sesuai petunjuk.

Keikutsertaan saudara/i dalam menjawab kuisoner ini bersifat sukarela. Atas

kesediaan bantuan saudara/i kami ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jombang,.............2023

Peneliti

(Nur Hasanah)
66

Lampiran 3 lembar persetujuan menjadi partisipan

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN


KESIAPAN IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM MEMBEIKAN ASI
ESKLUSIF
Oleh :
Nur Hasanah
NIM : 7319021

Saya adalah mahasiswa program Studi S1 Ilmu Keperawatan FIK Unipdu

Jombang. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam

menyelesaikan Tugas Akhir Program Studi S1 Ilmu Keperawatan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesiapan ibu hamil dalam

memberikan ASI esklusif Saya mengharapkan pernyataan yang saudara/i berikan

sesuai dengan pendapat saudara/i sendiri tanpa dipengaruhi oleh orang lain, kami

menjamin kerahasiaan jawaban dan identitas saudara/i. Informasi yang saudara/i

berikan hanya dipergunakan untuk kepentingan ilmu keperawatan dan tidak akan

dipergunakan untuk maksud-maksud lain.

Pastisipasi saudara/i dalam penelitian ini bersifat bebas, saudara bebas untuk ikut

atau tidak ikut tanpa adanya sanksi apapun.

Jika saudara/i bersedia menjadi partisipan dalam penelitian ini, silahkan saudara/i

menandatangani pada kolom dibawah ini:

Tanda tangan saksi : Tanda tangan partisipan

: .................................

Tanggal : .................................

(................................) Nomor Partisipan :..


67

lampiran 4 kuisoner kesiapan ibu hamil dalam memberikan ASI eksklusif

KUISONER

KESIAPAN IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM MEMBERIKAN ASI


ESKLUSIF DI PUSKESMAS MAYANGAN JOGOROTO

Identitas Responden

Nama : Pendidikan :

Alamat : Pekerjaan :

Umur : Ibu Sakit :

Anak Ke : No Handpond :

Isilah kolom dibawah ini dengan mengunakan tanda ceklis ()

A. Kesiapan fisik

No Pernyataan Iya Tidak

Ibu sering memeriksa


1.
payudara

Ibu mengkonsumsi saur

mayur, daging, ikan dan


2.
buah buahan selama masa

kehamilan

Ibu melakukan Pemeriksaan

payudara dengan mengecek


3.
apakah adanya benjolan

pada payudara
68

Ibu melakukan Perawatan

payudara sejak masa

4. kehamilan trimester 1

sampai kehamilan trimester

III

Manfaat perawatan payudara

salah satunya adalah agar


5.
puting susu tidak lecet dan

bengkak

Ibu melakukan Perawatan

payudara salah satunya

6. dengan dibersihkan lalu

dilakukan pemijatan

payudara

Ibu membersihkan payudara


7.
sehari 2 kali

8. Ibu melakukan persiapan

puting susu saat kehamilan

trimester III

9. Faktor fisik ibu seperti ibu

sakit tidak mempengaruhi

ibu dalam memberikan ASI

10. Pemeriksaan payudara tidak

perlu dilakukan selama masa


69

kehamilan

11. Ibu jarang makan makanan

yang bergizi karna mual

12. Ibu tidak meminum tablet

yang diberikan bidan dan

hanya makan buah saja

B. Kesiapan mental/psikologis

No Pernyataan Iya Tidak

1. Ibu akan bertekad untuk

menyusui bayinya nanti dari

umur 0-6 bulan tanpa

diberikan cairan apapun

2. Ibu merasa sangat yakin dan

percaya diri untuk menyusui

bayinya saat melahirkan nanti

3. Ibu merasa yakin dan mampu

untuk menyusui bayinya

dengan kekurangan dan

kelebihan yang ada pada diri

ibu

4. Ibu akan memberikan susu

formula dan ASI setelah lahir

jika bayi nanti sering


70

menangis jika hanya diberikan

ASI

5. Di trimester III ini ibu mudah

merasa tersingung dan emosi

tentang tangapan orang lain

6. Ibu mudah merasa sedih,

khawatir, gelisah pada sesuatu

yang belum terjadi.

7. Ibu merasa tidak percaya diri

untuk menyusui

8. Menurut ibu ASI tidak aman

dan bersih, dari pada susu

formula

9. Ibu mudah merasa cemas di

trimester III

C. Kesiapan pengetahuan

No Pernyataan Iya Tidak

1. Apakah menurut ibu ASI itu penting ?

2. Adakah teknik husus untuk melancarkan ASI ?

3. Apakah menurut ibu makan sayur, buah

buahan dan daging bisa memperlancar ASI ?

4. Apakah menurut ibu ASI mengandung zat gizi

yang berguna untuk kecerdasan?


71

5. Apakah ASI mempunyai banyak manfaat

daripada susu formula?

6. Apakah ibu tau apa itu teknik menyusui?

7. Apakah menurut ibu meminum tablet ASI

boster atau susu yang mengandung daun katuk

bisa memperlancar ASI ?

8. Menurut ibu apakah Setelah menyusui

sebaiknya bayi di sendawakan?

9. Apakah ibu tau apa itu perawatan payudara?

10. Apakaha menurut ibu Perawatan payudara

dilakukan untuk menghindari puting lecet dan

terjadinya pembekakan sehingga produksi ASI

lancar?

11. Apakah menurut ibu Perawatan payudara

selama menyusui menyebabkan pengeluaran

ASI menjadi tidak lancar

12. Apakah menurut ibu Payudara yang bengkak

disebabkan karna pengeluaran ASI yang lancar

dan seringnya menyusui ?

13 Apakah menurut ibu ASI tidak mengandung

kekebalan yang melindungi bayi dari penyakit

infeksi ?

Menurut ibu apakah mengosonkan payudara

baik sering menyusui atau di pompa


72

menjadikan ASI makin sedikit?

Apakah menurut ibu Bayi yang minum ASI

sering terkena diare dari pada bayi yang di

berikan susu formula ?

Apakah menurut ibu Teknik menyusui yang

benar dapat membuat ASI tidak lancar dan

membuat puting susu lecet?


73

Lampiran 5 Tabulasi kesiapan ibu hamil dalam memebrikan ASI eksklusif


74

Lampiran 6
Correlations
Uji validitas kuisoner kesiapan ibu hamil dalam memberikan ASI esklusif
CORRELATIONS
/VARIABLES=X01 X02 X03 X04 X05 X06 X07 X08 X09 X10 X11 X12
X13 X14 X15 X16 X 17 X18 X19 X20 X21
X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29 X30 X31 X32 X33 X34 X35
X36 X37 X38
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE
Correlations

X01 X02 X03 X04 X05 X06


* **
X01 Pearson Correlation 1 .298 .393 .615 .323 .159
Sig. (2-tailed) .078 .018 .000 .054 .355
N 36 36 36 36 36 36
X02 Pearson Correlation .298 1 -.037 -.112 -.023 .277
Sig. (2-tailed) .078 .832 .514 .893 .102
N 36 36 36 36 36 36
* ** *
X03 Pearson Correlation .393 -.037 1 .524 .316 .351
Sig. (2-tailed) .018 .832 .001 .060 .036
N 36 36 36 36 36 36
** ** *
X04 Pearson Correlation .615 -.112 .524 1 .408 .141
Sig. (2-tailed) .000 .514 .001 .014 .411
N 36 36 36 36 36 36
*
X05 Pearson Correlation .323 -.023 .316 .408 1 .222
Sig. (2-tailed) .054 .893 .060 .014 .193
N 36 36 36 36 36 36
*
X06 Pearson Correlation .159 .277 .351 .141 .222 1
Sig. (2-tailed) .355 .102 .036 .411 .193
N 36 36 36 36 36 36
** *
X07 Pearson Correlation .098 .457 .249 -.063 .158 .368
Sig. (2-tailed) .570 .005 .143 .715 .359 .027
N 36 36 36 36 36 36
** ** ** **
X08 Pearson Correlation .511 -.147 .500 .645 .632 .219
Sig. (2-tailed) .001 .393 .002 .000 .000 .199
N 36 36 36 36 36 36
** *
X09 Pearson Correlation .498 .232 .198 .319 .350 .069
Sig. (2-tailed) .002 .173 .248 .058 .036 .688
N 36 36 36 36 36 36
75

X07 X08 X09 X10 X11 X12


** ** **
X01 Pearson Correlation .098 .511 .498 .264 .174 .431
Sig. (2-tailed) .570 .001 .002 .120 .310 .009
N 36 36 36 36 36 36
**
X02 Pearson Correlation .457 -.147 .232 .179 -.163 .014
Sig. (2-tailed) .005 .393 .173 .295 .344 .936
N 36 36 36 36 36 36
** ** **
X03 Pearson Correlation .249 .500 .198 .057 .474 .472
Sig. (2-tailed) .143 .002 .248 .742 .003 .004
N 36 36 36 36 36 36
** *
X04 Pearson Correlation -.063 .645 .319 .009 .255 .396
Sig. (2-tailed) .715 .000 .058 .958 .134 .017
N 36 36 36 36 36 36
** *
X05 Pearson Correlation .158 .632 .350 -.180 .200 .120
Sig. (2-tailed) .359 .000 .036 .295 .242 .487
N 36 36 36 36 36 36
*
X06 Pearson Correlation .368 .219 .069 .110 .222 .116
Sig. (2-tailed) .027 .199 .688 .525 .193 .500
N 36 36 36 36 36 36
X07 Pearson Correlation 1 .036 .045 -.053 .023 .027
Sig. (2-tailed) .837 .794 .761 .896 .876
N 36 36 36 36 36 36
**
X08 Pearson Correlation .036 1 .198 .057 .316 .614
Sig. (2-tailed) .837 .248 .742 .060 .000
N 36 36 36 36 36 36
X09 Pearson Correlation .045 .198 1 -.036 .050 .060
Sig. (2-tailed) .794 .248 .835 .772 .729
N 36 36 36 36 36 36
76

X13 X14 X15 X16 X17 X18


*
X01 Pearson Correlation .225 .117 .103 .189 -.337 .115
Sig. (2-tailed) .187 .495 .548 .269 .044 .506
N 36 36 36 36 36 36
X02 Pearson Correlation .090 -.203 .167 .165 -.222 .326
Sig. (2-tailed) .602 .234 .331 .335 .192 .052
N 36 36 36 36 36 36
* **
X03 Pearson Correlation .408 .426 .239 .039 -.315 .079
Sig. (2-tailed) .013 .010 .160 .822 .062 .648
N 36 36 36 36 36 36
X04 Pearson Correlation .197 .172 .019 .213 -.070 -.044
Sig. (2-tailed) .249 .316 .911 .213 .686 .797
N 36 36 36 36 36 36
X05 Pearson Correlation .258 .135 .227 .098 -.124 -.025
Sig. (2-tailed) .128 .433 .183 .569 .470 .885
N 36 36 36 36 36 36
* ** **
X06 Pearson Correlation .358 .486 .231 .218 -.587 .214
Sig. (2-tailed) .032 .003 .176 .202 .000 .210
N 36 36 36 36 36 36
X07 Pearson Correlation .203 .106 .298 .171 -.305 .104
Sig. (2-tailed) .234 .538 .078 .318 .070 .548
N 36 36 36 36 36 36
X08 Pearson Correlation .272 .213 .000 -.078 -.315 -.157
Sig. (2-tailed) .108 .212 1.000 .653 .062 .359
N 36 36 36 36 36 36
*
X09 Pearson Correlation .258 .135 .378 .270 .050 .062
Sig. (2-tailed) .128 .433 .023 .111 .773 .719
N 36 36 36 36 36 36
77

X19 X20 X21 X22 X23 X24


X01 Pearson Correlation .238 .030 -.084 .256 .159 .087
Sig. (2-tailed) .162 .863 .627 .131 .356 .615
N 36 36 36 36 36 36
X02 Pearson Correlation .062 .014 -.016 .063 .314 .103
Sig. (2-tailed) .720 .936 .928 .715 .063 .550
N 36 36 36 36 36 36
*
X03 Pearson Correlation .099 .189 .213 .343 .161 .038
Sig. (2-tailed) .565 .270 .212 .041 .348 .826
N 36 36 36 36 36 36
X04 Pearson Correlation .040 -.015 -.034 .304 .065 -.031
Sig. (2-tailed) .817 .930 .842 .071 .707 .859
N 36 36 36 36 36 36
* **
X05 Pearson Correlation .345 -.060 .135 .217 .102 .456
Sig. (2-tailed) .039 .729 .433 .204 .554 .005
N 36 36 36 36 36 36
**
X06 Pearson Correlation .165 .116 .486 .120 .141 .233
Sig. (2-tailed) .335 .500 .003 .485 .411 .171
N 36 36 36 36 36 36
X07 Pearson Correlation .088 .148 .288 .012 .143 .273
Sig. (2-tailed) .609 .389 .088 .944 .404 .107
N 36 36 36 36 36 36
*
X08 Pearson Correlation .099 -.094 .000 .343 .161 .152
Sig. (2-tailed) .565 .584 1.000 .041 .348 .377
N 36 36 36 36 36 36
X09 Pearson Correlation -.016 .060 -.067 .271 -.140 .012
Sig. (2-tailed) .928 .729 .696 .110 .415 .945
N 36 36 36 36 36 36
78

X25 X26 X27 X28 X29 X30


X01 Pearson Correlation .179 .218 .050 .250 .297 .283
Sig. (2-tailed) .297 .202 .773 .141 .078 .094
N 36 36 36 36 36 36
*
X02 Pearson Correlation -.114 .148 .023 .245 -.111 .393
Sig. (2-tailed) .508 .388 .893 .150 .519 .018
N 36 36 36 36 36 36
* *
X03 Pearson Correlation .239 .329 .198 -.039 .331 .351
Sig. (2-tailed) .160 .050 .248 .822 .049 .036
N 36 36 36 36 36 36
**
X04 Pearson Correlation .212 .280 .089 -.100 .533 .141
Sig. (2-tailed) .215 .098 .605 .561 .001 .411
N 36 36 36 36 36 36
* ** *
X05 Pearson Correlation .378 .564 .050 .049 .120 .388
Sig. (2-tailed) .023 .000 .772 .776 .487 .019
N 36 36 36 36 36 36
** ** **
X06 Pearson Correlation .273 .535 .444 .027 .265 .446
Sig. (2-tailed) .108 .001 .007 .875 .118 .006
N 36 36 36 36 36 36
**
X07 Pearson Correlation .162 .317 .146 .127 -.094 .481
Sig. (2-tailed) .346 .059 .395 .460 .585 .003
N 36 36 36 36 36 36
*
X08 Pearson Correlation .239 .329 .079 -.039 .331 .219
Sig. (2-tailed) .160 .050 .647 .822 .049 .199
N 36 36 36 36 36 36
*
X09 Pearson Correlation .189 .237 .100 .393 .060 .069
Sig. (2-tailed) .270 .163 .562 .018 .729 .688
N 36 36 36 36 36 36
79

X31 X32 X33 X34 X35 X36


*
X01 Pearson Correlation .323 .256 .339 .157 .250 .164
Sig. (2-tailed) .054 .131 .043 .359 .141 .340
N 36 36 36 36 36 36
* *
X02 Pearson Correlation -.023 .063 .341 .073 .348 .139
Sig. (2-tailed) .893 .715 .042 .670 .038 .420
N 36 36 36 36 36 36
X03 Pearson Correlation .158 .086 .043 .250 .078 .189
Sig. (2-tailed) .357 .619 .805 .141 .653 .270
N 36 36 36 36 36 36
X04 Pearson Correlation .255 .055 .089 .040 .125 .259
Sig. (2-tailed) .134 .749 .604 .816 .467 .127
N 36 36 36 36 36 36
*
X05 Pearson Correlation .400 .217 .027 .316 .196 .299
Sig. (2-tailed) .016 .204 .876 .060 .251 .077
N 36 36 36 36 36 36
X06 Pearson Correlation .055 .120 .127 .219 .150 .265
Sig. (2-tailed) .748 .485 .460 .199 .383 .118
N 36 36 36 36 36 36
X07 Pearson Correlation .158 .232 .088 .142 .127 .148
Sig. (2-tailed) .359 .174 .610 .408 .460 .389
N 36 36 36 36 36 36
** *
X08 Pearson Correlation .474 .086 -.085 .375 .078 .189
Sig. (2-tailed) .003 .619 .621 .024 .653 .270
N 36 36 36 36 36 36
X09 Pearson Correlation .200 .271 .256 -.040 .172 -.075
Sig. (2-tailed) .242 .110 .131 .819 .316 .665
N 36 36 36 36 36 36
80

X37 X38
* **
X01 Pearson Correlation .387 .562
Sig. (2-tailed) .020 .000
N 36 36
* *
X02 Pearson Correlation .420 .344
Sig. (2-tailed) .011 .040
N 36 36
**
X03 Pearson Correlation .282 .530
Sig. (2-tailed) .096 .001
N 36 36
**
X04 Pearson Correlation .299 .438
Sig. (2-tailed) .077 .008
N 36 36
**
X05 Pearson Correlation .255 .510
Sig. (2-tailed) .134 .001
N 36 36
* **
X06 Pearson Correlation .396 .525
Sig. (2-tailed) .017 .001
N 36 36
** *
X07 Pearson Correlation .556 .416
Sig. (2-tailed) .000 .012
N 36 36
* **
X08 Pearson Correlation .403 .463
Sig. (2-tailed) .015 .004
N 36 36
*
X09 Pearson Correlation .089 .387
Sig. (2-tailed) .605 .020
N 36 36
81

X01 X02 X03 X04 X05 X06


X10 Pearson Correlation .264 .179 .057 .009 -.180 .110
Sig. (2-tailed) .120 .295 .742 .958 .295 .525
N 36 36 36 36 36 36
**
X11 Pearson Correlation .174 -.163 .474 .255 .200 .222
Sig. (2-tailed) .310 .344 .003 .134 .242 .193
N 36 36 36 36 36 36
** ** *
X12 Pearson Correlation .431 .014 .472 .396 .120 .116
Sig. (2-tailed) .009 .936 .004 .017 .487 .500
N 36 36 36 36 36 36
* *
X13 Pearson Correlation .225 .090 .408 .197 .258 .358
Sig. (2-tailed) .187 .602 .013 .249 .128 .032
N 36 36 36 36 36 36
** **
X14 Pearson Correlation .117 -.203 .426 .172 .135 .486
Sig. (2-tailed) .495 .234 .010 .316 .433 .003
N 36 36 36 36 36 36
X15 Pearson Correlation .103 .167 .239 .019 .227 .231
Sig. (2-tailed) .548 .331 .160 .911 .183 .176
N 36 36 36 36 36 36
X16 Pearson Correlation .189 .165 .039 .213 .098 .218
Sig. (2-tailed) .269 .335 .822 .213 .569 .202
N 36 36 36 36 36 36
* **
X17 Pearson Correlation -.337 -.222 -.315 -.070 -.124 -.587
Sig. (2-tailed) .044 .192 .062 .686 .470 .000
N 36 36 36 36 36 36
X18 Pearson Correlation .115 .326 .079 -.044 -.025 .214
Sig. (2-tailed) .506 .052 .648 .797 .885 .210
N 36 36 36 36 36 36
*
X19 Pearson Correlation .238 .062 .099 .040 .345 .165
Sig. (2-tailed) .162 .720 .565 .817 .039 .335
N 36 36 36 36 36 36
X20 Pearson Correlation .030 .014 .189 -.015 -.060 .116
Sig. (2-tailed) .863 .936 .270 .930 .729 .500
N 36 36 36 36 36 36
82

X07 X08 X09 X10 X11 X12


*
X10 Pearson Correlation -.053 .057 -.036 1 .251 .365
Sig. (2-tailed) .761 .742 .835 .139 .029
N 36 36 36 36 36 36
X11 Pearson Correlation .023 .316 .050 .251 1 .299
Sig. (2-tailed) .896 .060 .772 .139 .077
N 36 36 36 36 36 36
** *
X12 Pearson Correlation .027 .614 .060 .365 .299 1
Sig. (2-tailed) .876 .000 .729 .029 .077
N 36 36 36 36 36 36
X13 Pearson Correlation .203 .272 .258 .325 .258 .154
Sig. (2-tailed) .234 .108 .128 .053 .128 .369
N 36 36 36 36 36 36
*
X14 Pearson Correlation .106 .213 .135 .170 .405 .081
Sig. (2-tailed) .538 .212 .433 .323 .014 .640
N 36 36 36 36 36 36
*
X15 Pearson Correlation .298 .000 .378 -.014 .227 .090
Sig. (2-tailed) .078 1.000 .023 .937 .183 .600
N 36 36 36 36 36 36
X16 Pearson Correlation .171 -.078 .270 .220 -.049 -.103
Sig. (2-tailed) .318 .653 .111 .196 .776 .551
N 36 36 36 36 36 36
* *
X17 Pearson Correlation -.305 -.315 .050 -.380 -.124 -.372
Sig. (2-tailed) .070 .062 .773 .022 .470 .026
N 36 36 36 36 36 36
*
X18 Pearson Correlation .104 -.157 .062 .219 .423 -.030
Sig. (2-tailed) .548 .359 .719 .199 .010 .863
N 36 36 36 36 36 36
X19 Pearson Correlation .088 .099 -.016 .209 .157 .075
Sig. (2-tailed) .609 .565 .928 .222 .361 .664
N 36 36 36 36 36 36
*
X20 Pearson Correlation .148 -.094 .060 .365 .120 .036
Sig. (2-tailed) .389 .584 .729 .029 .487 .836
N 36 36 36 36 36 36
83

X13 X14 X15 X16 X17 X18


*
X10 Pearson Correlation .325 .170 -.014 .220 -.380 .219
Sig. (2-tailed) .053 .323 .937 .196 .022 .199
N 36 36 36 36 36 36
* *
X11 Pearson Correlation .258 .405 .227 -.049 -.124 .423
Sig. (2-tailed) .128 .014 .183 .776 .470 .010
N 36 36 36 36 36 36
*
X12 Pearson Correlation .154 .081 .090 -.103 -.372 -.030
Sig. (2-tailed) .369 .640 .600 .551 .026 .863
N 36 36 36 36 36 36
**
X13 Pearson Correlation 1 .522 .163 .317 -.161 .161
Sig. (2-tailed) .001 .343 .060 .349 .349
N 36 36 36 36 36 36
** *
X14 Pearson Correlation .522 1 .357 .165 -.285 .285
Sig. (2-tailed) .001 .033 .335 .092 .092
N 36 36 36 36 36 36
* **
X15 Pearson Correlation .163 .357 1 .241 -.009 .461
Sig. (2-tailed) .343 .033 .156 .957 .005
N 36 36 36 36 36 36
X16 Pearson Correlation .317 .165 .241 1 -.140 -.079
Sig. (2-tailed) .060 .335 .156 .414 .645
N 36 36 36 36 36 36
X17 Pearson Correlation -.161 -.285 -.009 -.140 1 .115
Sig. (2-tailed) .349 .092 .957 .414 .506
N 36 36 36 36 36 36
**
X18 Pearson Correlation .161 .285 .461 -.079 .115 1
Sig. (2-tailed) .349 .092 .005 .645 .506
N 36 36 36 36 36 36
** *
X19 Pearson Correlation .527 .360 .154 .270 -.184 .184
Sig. (2-tailed) .001 .031 .369 .112 .284 .284
N 36 36 36 36 36 36
** **
X20 Pearson Correlation .463 .322 .090 .425 -.104 .104
Sig. (2-tailed) .004 .055 .600 .010 .546 .546
N 36 36 36 36 36 36
84

X19 X20 X21 X22 X23 X24


* *
X10 Pearson Correlation .209 .365 .170 -.097 .339 .229
Sig. (2-tailed) .222 .029 .323 .572 .043 .180
N 36 36 36 36 36 36
X11 Pearson Correlation .157 .120 .135 .217 .255 .312
Sig. (2-tailed) .361 .487 .433 .204 .134 .064
N 36 36 36 36 36 36
**
X12 Pearson Correlation .075 .036 -.161 .454 .259 .201
Sig. (2-tailed) .664 .836 .348 .005 .127 .240
N 36 36 36 36 36 36
** ** ** * *
X13 Pearson Correlation .527 .463 .522 .420 .197 .403
Sig. (2-tailed) .001 .004 .001 .011 .249 .015
N 36 36 36 36 36 36
* **
X14 Pearson Correlation .360 .322 .636 -.073 -.034 .016
Sig. (2-tailed) .031 .055 .000 .672 .842 .925
N 36 36 36 36 36 36
X15 Pearson Correlation .154 .090 .153 .041 -.212 .154
Sig. (2-tailed) .369 .600 .373 .812 .215 .369
N 36 36 36 36 36 36
**
X16 Pearson Correlation .270 .425 .165 .133 -.013 .112
Sig. (2-tailed) .112 .010 .335 .439 .942 .516
N 36 36 36 36 36 36
X17 Pearson Correlation -.184 -.104 -.285 .013 -.184 -.236
Sig. (2-tailed) .284 .546 .092 .938 .283 .166
N 36 36 36 36 36 36
X18 Pearson Correlation .184 .104 .285 -.013 .184 .128
Sig. (2-tailed) .284 .546 .092 .938 .283 .455
N 36 36 36 36 36 36
* * **
X19 Pearson Correlation 1 .413 .360 .187 .184 .524
Sig. (2-tailed) .012 .031 .274 .283 .001
N 36 36 36 36 36 36
* **
X20 Pearson Correlation .413 1 .564 .162 .259 .201
Sig. (2-tailed) .012 .000 .345 .127 .240
N 36 36 36 36 36 36
85

X25 X26 X27 X28 X29 X30


X10 Pearson Correlation -.068 .059 .126 .256 .172 .289
Sig. (2-tailed) .694 .734 .465 .132 .317 .087
N 36 36 36 36 36 36
* * * ** *
X11 Pearson Correlation .378 .386 .350 .049 .478 .388
Sig. (2-tailed) .023 .020 .036 .776 .003 .019
N 36 36 36 36 36 36
X12 Pearson Correlation -.090 .302 .060 -.029 .196 .265
Sig. (2-tailed) .600 .074 .729 .865 .251 .118
N 36 36 36 36 36 36
* **
X13 Pearson Correlation .293 .422 .129 .444 .309 .072
Sig. (2-tailed) .083 .010 .453 .007 .067 .678
N 36 36 36 36 36 36
** *
X14 Pearson Correlation .561 .140 .337 .033 .322 .037
Sig. (2-tailed) .000 .415 .044 .848 .055 .829
N 36 36 36 36 36 36
* *
X15 Pearson Correlation .200 .258 .378 -.130 .090 .356
Sig. (2-tailed) .242 .129 .023 .450 .600 .033
N 36 36 36 36 36 36
X16 Pearson Correlation .093 .182 .049 .301 .029 .095
Sig. (2-tailed) .590 .288 .776 .074 .865 .580
N 36 36 36 36 36 36
*
X17 Pearson Correlation -.160 -.314 -.062 -.079 -.104 -.338
Sig. (2-tailed) .352 .062 .719 .645 .546 .044
N 36 36 36 36 36 36
* *
X18 Pearson Correlation .160 .181 .398 -.031 .238 .338
Sig. (2-tailed) .352 .291 .016 .860 .162 .044
N 36 36 36 36 36 36
* *
X19 Pearson Correlation .344 .340 -.016 .285 .075 .165
Sig. (2-tailed) .040 .042 .928 .092 .664 .335
N 36 36 36 36 36 36
*
X20 Pearson Correlation .316 .142 .060 .367 -.125 .265
Sig. (2-tailed) .060 .409 .729 .028 .468 .118
N 36 36 36 36 36 36

X31 X32 X33 X34 X35 X36


86

* *
X10 Pearson Correlation .036 .253 .082 .398 .256 .365
Sig. (2-tailed) .835 .136 .633 .016 .132 .029
N 36 36 36 36 36 36
*
X11 Pearson Correlation .200 .217 -.135 .158 .344 .120
Sig. (2-tailed) .242 .204 .433 .357 .040 .487
N 36 36 36 36 36 36
** *
X12 Pearson Correlation .299 -.130 .081 .472 .235 .357
Sig. (2-tailed) .077 .451 .640 .004 .168 .032
N 36 36 36 36 36 36
* *
X13 Pearson Correlation -.086 .420 .174 .408 .190 .154
Sig. (2-tailed) .618 .011 .310 .013 .267 .369
N 36 36 36 36 36 36
*
X14 Pearson Correlation .135 .366 .018 .000 .033 .081
Sig. (2-tailed) .433 .028 .916 1.000 .848 .640
N 36 36 36 36 36 36
X15 Pearson Correlation .076 .041 .173 -.120 .204 .226
Sig. (2-tailed) .661 .812 .312 .487 .233 .185
N 36 36 36 36 36 36
* **
X16 Pearson Correlation -.196 .373 .483 .039 .301 .161
Sig. (2-tailed) .251 .025 .003 .822 .074 .347
N 36 36 36 36 36 36
X17 Pearson Correlation -.124 -.229 -.023 -.315 -.189 -.238
Sig. (2-tailed) .470 .178 .892 .062 .269 .162
N 36 36 36 36 36 36
X18 Pearson Correlation .124 -.013 .144 -.157 .189 .238
Sig. (2-tailed) .470 .938 .401 .359 .269 .162
N 36 36 36 36 36 36
** * *
X19 Pearson Correlation -.031 .494 .284 .397 .424 .244
Sig. (2-tailed) .856 .002 .094 .017 .010 .152
N 36 36 36 36 36 36
** *
X20 Pearson Correlation -.060 .454 .226 .331 .103 .196
Sig. (2-tailed) .729 .005 .186 .049 .551 .251
N 36 36 36 36 36 36
87

X37 X38
*
X10 Pearson Correlation .174 .374
Sig. (2-tailed) .310 .025
N 36 36
**
X11 Pearson Correlation .102 .489
Sig. (2-tailed) .554 .002
N 36 36
**
X12 Pearson Correlation .259 .426
Sig. (2-tailed) .127 .010
N 36 36
**
X13 Pearson Correlation .197 .622
Sig. (2-tailed) .249 .000
N 36 36
*
X14 Pearson Correlation -.034 .401
Sig. (2-tailed) .842 .015
N 36 36
*
X15 Pearson Correlation .019 .395
Sig. (2-tailed) .911 .017
N 36 36
*
X16 Pearson Correlation .100 .369
Sig. (2-tailed) .561 .027
N 36 36
* *
X17 Pearson Correlation -.412 -.362
Sig. (2-tailed) .012 .030
N 36 36
*
X18 Pearson Correlation -.044 .362
Sig. (2-tailed) .797 .030
N 36 36
**
X19 Pearson Correlation .040 .494
Sig. (2-tailed) .817 .002
N 36 36
*
X20 Pearson Correlation -.015 .398
Sig. (2-tailed) .930 .016
N 36 36
88

X01 X02 X03 X04 X05 X06


**
X21 Pearson Correlation -.084 -.016 .213 -.034 .135 .486
Sig. (2-tailed) .627 .928 .212 .842 .433 .003
N 36 36 36 36 36 36
*
X22 Pearson Correlation .256 .063 .343 .304 .217 .120
Sig. (2-tailed) .131 .715 .041 .071 .204 .485
N 36 36 36 36 36 36
X23 Pearson Correlation .159 .314 .161 .065 .102 .141
Sig. (2-tailed) .356 .063 .348 .707 .554 .411
N 36 36 36 36 36 36
**
X24 Pearson Correlation .087 .103 .038 -.031 .456 .233
Sig. (2-tailed) .615 .550 .826 .859 .005 .171
N 36 36 36 36 36 36
*
X25 Pearson Correlation .179 -.114 .239 .212 .378 .273
Sig. (2-tailed) .297 .508 .160 .215 .023 .108
N 36 36 36 36 36 36
** **
X26 Pearson Correlation .218 .148 .329 .280 .564 .535
Sig. (2-tailed) .202 .388 .050 .098 .000 .001
N 36 36 36 36 36 36
**
X27 Pearson Correlation .050 .023 .198 .089 .050 .444
Sig. (2-tailed) .773 .893 .248 .605 .772 .007
N 36 36 36 36 36 36
X28 Pearson Correlation .250 .245 -.039 -.100 .049 .027
Sig. (2-tailed) .141 .150 .822 .561 .776 .875
N 36 36 36 36 36 36
* **
X29 Pearson Correlation .297 -.111 .331 .533 .120 .265
Sig. (2-tailed) .078 .519 .049 .001 .487 .118
N 36 36 36 36 36 36
* * * **
X30 Pearson Correlation .283 .393 .351 .141 .388 .446
Sig. (2-tailed) .094 .018 .036 .411 .019 .006
N 36 36 36 36 36 36
*
X31 Pearson Correlation .323 -.023 .158 .255 .400 .055
Sig. (2-tailed) .054 .893 .357 .134 .016 .748
N 36 36 36 36 36 36

X07 X08 X09 X10 X11 X12


89

X21 Pearson Correlation .288 .000 -.067 .170 .135 -.161


Sig. (2-tailed) .088 1.000 .696 .323 .433 .348
N 36 36 36 36 36 36
* **
X22 Pearson Correlation .012 .343 .271 -.097 .217 .454
Sig. (2-tailed) .944 .041 .110 .572 .204 .005
N 36 36 36 36 36 36
*
X23 Pearson Correlation .143 .161 -.140 .339 .255 .259
Sig. (2-tailed) .404 .348 .415 .043 .134 .127
N 36 36 36 36 36 36
X24 Pearson Correlation .273 .152 .012 .229 .312 .201
Sig. (2-tailed) .107 .377 .945 .180 .064 .240
N 36 36 36 36 36 36
*
X25 Pearson Correlation .162 .239 .189 -.068 .378 -.090
Sig. (2-tailed) .346 .160 .270 .694 .023 .600
N 36 36 36 36 36 36
*
X26 Pearson Correlation .317 .329 .237 .059 .386 .302
Sig. (2-tailed) .059 .050 .163 .734 .020 .074
N 36 36 36 36 36 36
*
X27 Pearson Correlation .146 .079 .100 .126 .350 .060
Sig. (2-tailed) .395 .647 .562 .465 .036 .729
N 36 36 36 36 36 36
*
X28 Pearson Correlation .127 -.039 .393 .256 .049 -.029
Sig. (2-tailed) .460 .822 .018 .132 .776 .865
N 36 36 36 36 36 36
* **
X29 Pearson Correlation -.094 .331 .060 .172 .478 .196
Sig. (2-tailed) .585 .049 .729 .317 .003 .251
N 36 36 36 36 36 36
** *
X30 Pearson Correlation .481 .219 .069 .289 .388 .265
Sig. (2-tailed) .003 .199 .688 .087 .019 .118
N 36 36 36 36 36 36
**
X31 Pearson Correlation .158 .474 .200 .036 .200 .299
Sig. (2-tailed) .359 .003 .242 .835 .242 .077
N 36 36 36 36 36 36

X13 X14 X15 X16 X17 X18


** **
X21 Pearson Correlation .522 .636 .153 .165 -.285 .285
Sig. (2-tailed) .001 .000 .373 .335 .092 .092
90

N 36 36 36 36 36 36
*
X22 Pearson Correlation .420 -.073 .041 .133 .013 -.013
Sig. (2-tailed) .011 .672 .812 .439 .938 .938
N 36 36 36 36 36 36
X23 Pearson Correlation .197 -.034 -.212 -.013 -.184 .184
Sig. (2-tailed) .249 .842 .215 .942 .283 .283
N 36 36 36 36 36 36
*
X24 Pearson Correlation .403 .016 .154 .112 -.236 .128
Sig. (2-tailed) .015 .925 .369 .516 .166 .455
N 36 36 36 36 36 36
**
X25 Pearson Correlation .293 .561 .200 .093 -.160 .160
Sig. (2-tailed) .083 .000 .242 .590 .352 .352
N 36 36 36 36 36 36
*
X26 Pearson Correlation .422 .140 .258 .182 -.314 .181
Sig. (2-tailed) .010 .415 .129 .288 .062 .291
N 36 36 36 36 36 36
* * *
X27 Pearson Correlation .129 .337 .378 .049 -.062 .398
Sig. (2-tailed) .453 .044 .023 .776 .719 .016
N 36 36 36 36 36 36
**
X28 Pearson Correlation .444 .033 -.130 .301 -.079 -.031
Sig. (2-tailed) .007 .848 .450 .074 .645 .860
N 36 36 36 36 36 36
X29 Pearson Correlation .309 .322 .090 .029 -.104 .238
Sig. (2-tailed) .067 .055 .600 .865 .546 .162
N 36 36 36 36 36 36
* * *
X30 Pearson Correlation .072 .037 .356 .095 -.338 .338
Sig. (2-tailed) .678 .829 .033 .580 .044 .044
N 36 36 36 36 36 36
X31 Pearson Correlation -.086 .135 .076 -.196 -.124 .124
Sig. (2-tailed) .618 .433 .661 .251 .470 .470
N 36 36 36 36 36 36
91

X19 X20 X21 X22 X23 X24


* **
X21 Pearson Correlation .360 .564 1 -.073 .172 .210
Sig. (2-tailed) .031 .000 .672 .316 .218
N 36 36 36 36 36 36
X22 Pearson Correlation .187 .162 -.073 1 .304 .325
Sig. (2-tailed) .274 .345 .672 .071 .053
N 36 36 36 36 36 36
X23 Pearson Correlation .184 .259 .172 .304 1 .300
Sig. (2-tailed) .283 .127 .316 .071 .076
N 36 36 36 36 36 36
**
X24 Pearson Correlation .524 .201 .210 .325 .300 1
Sig. (2-tailed) .001 .240 .218 .053 .076
N 36 36 36 36 36 36
* **
X25 Pearson Correlation .344 .316 .561 -.041 .212 .227
Sig. (2-tailed) .040 .060 .000 .812 .215 .183
N 36 36 36 36 36 36
* * ** **
X26 Pearson Correlation .340 .142 .380 .499 .280 .702
Sig. (2-tailed) .042 .409 .022 .002 .098 .000
N 36 36 36 36 36 36
*
X27 Pearson Correlation -.016 .060 .337 .027 -.255 .120
Sig. (2-tailed) .928 .729 .044 .875 .134 .486
N 36 36 36 36 36 36
* * *
X28 Pearson Correlation .285 .367 .232 .346 .350 .312
Sig. (2-tailed) .092 .028 .174 .039 .036 .064
N 36 36 36 36 36 36
X29 Pearson Correlation .075 -.125 .081 .162 .122 .072
Sig. (2-tailed) .664 .468 .640 .345 .479 .678
N 36 36 36 36 36 36
* *
X30 Pearson Correlation .165 .265 .262 .120 .396 .353
Sig. (2-tailed) .335 .118 .123 .485 .017 .035
N 36 36 36 36 36 36
X31 Pearson Correlation -.031 -.060 .135 -.108 .102 .024
Sig. (2-tailed) .856 .729 .433 .529 .554 .889
N 36 36 36 36 36 36
92

X25 X26 X27 X28 X29 X30


** * *
X21 Pearson Correlation .561 .380 .337 .232 .081 .262
Sig. (2-tailed) .000 .022 .044 .174 .640 .123
N 36 36 36 36 36 36
** *
X22 Pearson Correlation -.041 .499 .027 .346 .162 .120
Sig. (2-tailed) .812 .002 .875 .039 .345 .485
N 36 36 36 36 36 36
* *
X23 Pearson Correlation .212 .280 -.255 .350 .122 .396
Sig. (2-tailed) .215 .098 .134 .036 .479 .017
N 36 36 36 36 36 36
** *
X24 Pearson Correlation .227 .702 .120 .312 .072 .353
Sig. (2-tailed) .183 .000 .486 .064 .678 .035
N 36 36 36 36 36 36
*
X25 Pearson Correlation 1 .348 .189 .241 .316 .273
Sig. (2-tailed) .038 .270 .156 .060 .108
N 36 36 36 36 36 36
* * * **
X26 Pearson Correlation .348 1 .371 .342 .302 .535
Sig. (2-tailed) .038 .026 .041 .074 .001
N 36 36 36 36 36 36
*
X27 Pearson Correlation .189 .371 1 .061 .329 .319
Sig. (2-tailed) .270 .026 .722 .050 .058
N 36 36 36 36 36 36
*
X28 Pearson Correlation .241 .342 .061 1 -.029 .027
Sig. (2-tailed) .156 .041 .722 .865 .875
N 36 36 36 36 36 36
X29 Pearson Correlation .316 .302 .329 -.029 1 .116
Sig. (2-tailed) .060 .074 .050 .865 .500
N 36 36 36 36 36 36
**
X30 Pearson Correlation .273 .535 .319 .027 .116 1
Sig. (2-tailed) .108 .001 .058 .875 .500
N 36 36 36 36 36 36
* *
X31 Pearson Correlation .378 .208 .200 .049 .120 .388
Sig. (2-tailed) .023 .224 .242 .776 .487 .019
N 36 36 36 36 36 36
93

X31 X32 X33 X34 X35 X36


*
X21 Pearson Correlation .135 .366 .018 .213 .033 .322
Sig. (2-tailed) .433 .028 .916 .212 .848 .055
N 36 36 36 36 36 36
* *
X22 Pearson Correlation -.108 -.059 .102 .343 .346 .162
Sig. (2-tailed) .529 .733 .552 .041 .039 .345
N 36 36 36 36 36 36
*
X23 Pearson Correlation .102 .304 .089 .403 .238 .259
Sig. (2-tailed) .554 .071 .604 .015 .163 .127
N 36 36 36 36 36 36
** * *
X24 Pearson Correlation .024 .325 .074 .493 .418 .330
Sig. (2-tailed) .889 .053 .666 .002 .011 .049
N 36 36 36 36 36 36
* **
X25 Pearson Correlation .378 .697 .255 .239 .241 -.090
Sig. (2-tailed) .023 .000 .134 .160 .156 .600
N 36 36 36 36 36 36
** ** **
X26 Pearson Correlation .208 .209 .068 .469 .474 .461
Sig. (2-tailed) .224 .221 .693 .004 .004 .005
N 36 36 36 36 36 36
*
X27 Pearson Correlation .200 .027 .013 .079 .393 .329
Sig. (2-tailed) .242 .875 .938 .647 .018 .050
N 36 36 36 36 36 36
** *
X28 Pearson Correlation .049 .586 .232 .310 .349 -.029
Sig. (2-tailed) .776 .000 .174 .065 .037 .865
N 36 36 36 36 36 36
*
X29 Pearson Correlation .120 .162 -.064 .047 .367 .196
Sig. (2-tailed) .487 .345 .709 .784 .028 .251
N 36 36 36 36 36 36
* ** * **
X30 Pearson Correlation .388 .120 .127 .482 .395 .564
Sig. (2-tailed) .019 .485 .460 .003 .017 .000
N 36 36 36 36 36 36
X31 Pearson Correlation 1 .217 .027 .316 .049 .299
Sig. (2-tailed) .204 .876 .060 .776 .077
N 36 36 36 36 36 36
94

X37 X38
**
X21 Pearson Correlation .172 .429
Sig. (2-tailed) .316 .009
N 36 36
**
X22 Pearson Correlation .055 .426
Sig. (2-tailed) .749 .010
N 36 36
*
X23 Pearson Correlation .299 .413
Sig. (2-tailed) .077 .012
N 36 36
**
X24 Pearson Correlation .190 .534
Sig. (2-tailed) .268 .001
N 36 36
**
X25 Pearson Correlation .212 .489
Sig. (2-tailed) .215 .002
N 36 36
* **
X26 Pearson Correlation .416 .734
Sig. (2-tailed) .012 .000
N 36 36
*
X27 Pearson Correlation .204 .411
Sig. (2-tailed) .233 .013
N 36 36
*
X28 Pearson Correlation .125 .410
Sig. (2-tailed) .467 .013
N 36 36
*
X29 Pearson Correlation .259 .407
Sig. (2-tailed) .127 .014
N 36 36
** **
X30 Pearson Correlation .523 .666
Sig. (2-tailed) .001 .000
N 36 36
* *
X31 Pearson Correlation .408 .362
Sig. (2-tailed) .014 .030
N 36 36
95

X01 X02 X03 X04 X05 X06


X32 Pearson Correlation .256 .063 .086 .055 .217 .120
Sig. (2-tailed) .131 .715 .619 .749 .204 .485
N 36 36 36 36 36 36
* *
X33 Pearson Correlation .339 .341 .043 .089 .027 .127
Sig. (2-tailed) .043 .042 .805 .604 .876 .460
N 36 36 36 36 36 36
X34 Pearson Correlation .157 .073 .250 .040 .316 .219
Sig. (2-tailed) .359 .670 .141 .816 .060 .199
N 36 36 36 36 36 36
*
X35 Pearson Correlation .250 .348 .078 .125 .196 .150
Sig. (2-tailed) .141 .038 .653 .467 .251 .383
N 36 36 36 36 36 36
X36 Pearson Correlation .164 .139 .189 .259 .299 .265
Sig. (2-tailed) .340 .420 .270 .127 .077 .118
N 36 36 36 36 36 36
* * *
X37 Pearson Correlation .387 .420 .282 .299 .255 .396
Sig. (2-tailed) .020 .011 .096 .077 .134 .017
N 36 36 36 36 36 36
** * ** ** ** **
X38 Pearson Correlation .562 .344 .530 .438 .510 .525
Sig. (2-tailed) .000 .040 .001 .008 .001 .001
N 36 36 36 36 36 36
96

X07 X08 X09 X10 X11 X12


X32 Pearson Correlation .232 .086 .271 .253 .217 -.130
Sig. (2-tailed) .174 .619 .110 .136 .204 .451
N 36 36 36 36 36 36
X33 Pearson Correlation .088 -.085 .256 .082 -.135 .081
Sig. (2-tailed) .610 .621 .131 .633 .433 .640
N 36 36 36 36 36 36
* * **
X34 Pearson Correlation .142 .375 -.040 .398 .158 .472
Sig. (2-tailed) .408 .024 .819 .016 .357 .004
N 36 36 36 36 36 36
*
X35 Pearson Correlation .127 .078 .172 .256 .344 .235
Sig. (2-tailed) .460 .653 .316 .132 .040 .168
N 36 36 36 36 36 36
* *
X36 Pearson Correlation .148 .189 -.075 .365 .120 .357
Sig. (2-tailed) .389 .270 .665 .029 .487 .032
N 36 36 36 36 36 36
** *
X37 Pearson Correlation .556 .403 .089 .174 .102 .259
Sig. (2-tailed) .000 .015 .605 .310 .554 .127
N 36 36 36 36 36 36
* ** * * ** **
X38 Pearson Correlation .416 .463 .387 .374 .489 .426
Sig. (2-tailed) .012 .004 .020 .025 .002 .010
N 36 36 36 36 36 36
97

X13 X14 X15 X16 X17 X18


* * *
X32 Pearson Correlation .420 .366 .041 .373 -.229 -.013
Sig. (2-tailed) .011 .028 .812 .025 .178 .938
N 36 36 36 36 36 36
**
X33 Pearson Correlation .174 .018 .173 .483 -.023 .144
Sig. (2-tailed) .310 .916 .312 .003 .892 .401
N 36 36 36 36 36 36
*
X34 Pearson Correlation .408 .000 -.120 .039 -.315 -.157
Sig. (2-tailed) .013 1.000 .487 .822 .062 .359
N 36 36 36 36 36 36
X35 Pearson Correlation .190 .033 .204 .301 -.189 .189
Sig. (2-tailed) .267 .848 .233 .074 .269 .269
N 36 36 36 36 36 36
X36 Pearson Correlation .154 .081 .226 .161 -.238 .238
Sig. (2-tailed) .369 .640 .185 .347 .162 .162
N 36 36 36 36 36 36
*
X37 Pearson Correlation .197 -.034 .019 .100 -.412 -.044
Sig. (2-tailed) .249 .842 .911 .561 .012 .797
N 36 36 36 36 36 36
** * * * * *
X38 Pearson Correlation .622 .401 .395 .369 -.362 .362
Sig. (2-tailed) .000 .015 .017 .027 .030 .030
N 36 36 36 36 36 36
98

X19 X20 X21 X22 X23 X24


** ** *
X32 Pearson Correlation .494 .454 .366 -.059 .304 .325
Sig. (2-tailed) .002 .005 .028 .733 .071 .053
N 36 36 36 36 36 36
X33 Pearson Correlation .284 .226 .018 .102 .089 .074
Sig. (2-tailed) .094 .186 .916 .552 .604 .666
N 36 36 36 36 36 36
* * * * **
X34 Pearson Correlation .397 .331 .213 .343 .403 .493
Sig. (2-tailed) .017 .049 .212 .041 .015 .002
N 36 36 36 36 36 36
* * *
X35 Pearson Correlation .424 .103 .033 .346 .238 .418
Sig. (2-tailed) .010 .551 .848 .039 .163 .011
N 36 36 36 36 36 36
*
X36 Pearson Correlation .244 .196 .322 .162 .259 .330
Sig. (2-tailed) .152 .251 .055 .345 .127 .049
N 36 36 36 36 36 36
X37 Pearson Correlation .040 -.015 .172 .055 .299 .190
Sig. (2-tailed) .817 .930 .316 .749 .077 .268
N 36 36 36 36 36 36
** * ** ** * **
X38 Pearson Correlation .494 .398 .429 .426 .413 .534
Sig. (2-tailed) .002 .016 .009 .010 .012 .001
N 36 36 36 36 36 36
99

X25 X26 X27 X28 X29 X30


** **
X32 Pearson Correlation .697 .209 .027 .586 .162 .120
Sig. (2-tailed) .000 .221 .875 .000 .345 .485
N 36 36 36 36 36 36
X33 Pearson Correlation .255 .068 .013 .232 -.064 .127
Sig. (2-tailed) .134 .693 .938 .174 .709 .460
N 36 36 36 36 36 36
** **
X34 Pearson Correlation .239 .469 .079 .310 .047 .482
Sig. (2-tailed) .160 .004 .647 .065 .784 .003
N 36 36 36 36 36 36
** * * * *
X35 Pearson Correlation .241 .474 .393 .349 .367 .395
Sig. (2-tailed) .156 .004 .018 .037 .028 .017
N 36 36 36 36 36 36
** **
X36 Pearson Correlation -.090 .461 .329 -.029 .196 .564
Sig. (2-tailed) .600 .005 .050 .865 .251 .000
N 36 36 36 36 36 36
* **
X37 Pearson Correlation .212 .416 .204 .125 .259 .523
Sig. (2-tailed) .215 .012 .233 .467 .127 .001
N 36 36 36 36 36 36
** ** * * * **
X38 Pearson Correlation .489 .734 .411 .410 .407 .666
Sig. (2-tailed) .002 .000 .013 .013 .014 .000
N 36 36 36 36 36 36
100

X31 X32 X33 X34 X35 X36


* * *
X32 Pearson Correlation .217 1 .366 .343 .346 -.130
Sig. (2-tailed) .204 .028 .041 .039 .451
N 36 36 36 36 36 36
* *
X33 Pearson Correlation .027 .366 1 .298 .351 -.064
Sig. (2-tailed) .876 .028 .077 .036 .709
N 36 36 36 36 36 36
* ** *
X34 Pearson Correlation .316 .343 .298 1 .427 .331
Sig. (2-tailed) .060 .041 .077 .009 .049
N 36 36 36 36 36 36
* * ** *
X35 Pearson Correlation .049 .346 .351 .427 1 .367
Sig. (2-tailed) .776 .039 .036 .009 .028
N 36 36 36 36 36 36
* *
X36 Pearson Correlation .299 -.130 -.064 .331 .367 1
Sig. (2-tailed) .077 .451 .709 .049 .028
N 36 36 36 36 36 36
* ** *
X37 Pearson Correlation .408 .304 .213 .524 .350 .259
Sig. (2-tailed) .014 .071 .212 .001 .036 .127
N 36 36 36 36 36 36
* ** * ** ** **
X38 Pearson Correlation .362 .495 .368 .564 .605 .502
Sig. (2-tailed) .030 .002 .027 .000 .000 .002
N 36 36 36 36 36 36
101

X37 X38
**
X32 Pearson Correlation .304 .495
Sig. (2-tailed) .071 .002
N 36 36
*
X33 Pearson Correlation .213 .368
Sig. (2-tailed) .212 .027
N 36 36
** **
X34 Pearson Correlation .524 .564
Sig. (2-tailed) .001 .000
N 36 36
* **
X35 Pearson Correlation .350 .605
Sig. (2-tailed) .036 .000
N 36 36
**
X36 Pearson Correlation .259 .502
Sig. (2-tailed) .127 .002
N 36 36
**
X37 Pearson Correlation 1 .567
Sig. (2-tailed) .000
N 36 36
**
X38 Pearson Correlation .567 1
Sig. (2-tailed) .000
N 36 36
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


102

RELIABILITY
/VARIABLES=X01 X02 X03 X04 X05 X06 X07 X08 X09 X10 X11 X12
X13 X14 X15 X16 X 17 X18 X19 X20 X21
X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29 X30 X31 X32 X33 X34 X35
X36 X37
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
103

lampiran 7
Uji reabilitas kuisoner kesiapan ibu hamil dalam memberikan ASI eksklusif
Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 36 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 36 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

4.1 Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.880 37

Item-Total Statistics

Corrected Item- Cronbach's


Scale Mean if Scale Variance if Total Correlation Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Deleted
X01 61.8333 47.171 .511 .874
X02 61.7222 48.606 .275 .879
X03 61.6944 47.590 .479 .875
X04 61.7500 48.136 .379 .877
X05 61.5278 48.371 .469 .876
X06 61.6389 47.780 .477 .875
X07 61.8333 47.971 .348 .878
X08 61.6944 48.047 .408 .876
X09 61.8056 48.447 .325 .878
X10 61.5000 49.229 .331 .878
X11 61.5278 48.485 .447 .876
X12 61.5833 48.593 .376 .877
X13 61.6111 47.273 .582 .873
X14 61.4444 49.454 .367 .878
X15 61.7778 48.406 .334 .878
104

X16 62.0833 48.536 .305 .879


X17 61.8333 53.857 -.422 .893
X18 61.8889 48.616 .299 .879
X19 61.5556 48.311 .449 .876

Item-Total Statistics

Corrected Item- Cronbach's


Scale Mean if Scale Variance if Total Correlation Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Deleted
X20 61.5833 48.764 .346 .877
X21 61.4444 49.340 .397 .877
X22 61.4167 49.621 .399 .878
X23 61.7500 48.307 .353 .877
X24 61.6667 47.257 .478 .875
X25 61.3889 49.844 .471 .878
X26 61.5000 46.714 .704 .871
X27 61.8056 48.275 .350 .878
X28 61.6389 48.237 .348 .878
X29 61.5833 48.707 .356 .877
X30 61.6389 46.866 .628 .872
X31 61.5278 49.171 .314 .878
X32 61.4167 49.393 .470 .877
X33 61.6667 48.743 .310 .878
X34 61.6944 47.361 .515 .874
X35 61.6389 46.809 .556 .873
X36 61.5833 48.136 .456 .876
X37 61.7500 47.221 .517 .874
105

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 18 1 2.8 2.8 2.8
20 3 8.3 8.3 11.1
21 2 5.6 5.6 16.7
23 2 5.6 5.6 22.2
24 4 11.1 11.1 33.3
25 2 5.6 5.6 38.9
26 1 2.8 2.8 41.7
27 3 8.3 8.3 50.0
28 3 8.3 8.3 58.3
31 2 5.6 5.6 63.9
32 3 8.3 8.3 72.2
33 1 2.8 2.8 75.0
34 3 8.3 8.3 83.3
35 2 5.6 5.6 88.9
36 1 2.8 2.8 91.7
39 1 2.8 2.8 94.4
41 1 2.8 2.8 97.2
42 1 2.8 2.8 100.0
Total 36 100.0 100.0

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 3 8.3 8.3 8.3
SMP 4 11.1 11.1 19.4
SMA 26 72.2 72.2 91.7
S1 3 8.3 8.3 100.0
Total 36 100.0 100.0
106

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid IRT 32 88.9 88.9 88.9
DAGANG 2 5.6 5.6 94.4
WIRASWAST 2 5.6 5.6 100.0
A
Total 36 100.0 100.0

Kehamilan ke

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kehamilan ke 1 17 47.2 47.2 47.2
kehamilan ke 2 8 22.2 22.2 69.4
Kehamilan ke 3 8 22.2 22.2 91.7
Kehamilan ke 4 3 8.3 8.3 100.0
Total 36 100.0 100.0
107

Kesiapan Fisik

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Siap 7 19.4 19.4 19.4
Siap 25 69.4 69.4 88.9
Sangat Siap 4 11.1 11.1 100.0
Total 36 100.0 100.0

Kesiapa Mental

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Siap 8 22.2 22.2 22.2
Siap 24 66.7 66.7 88.9
Sangat Siap 4 11.1 11.1 100.0
Total 36 100.0 100.0
Kesiapan

Pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Siap 7 19.4 19.4 19.4
Siap 25 69.4 69.4 88.9
Sangat Siap 4 11.1 11.1 100.0
Total 36 100.0 100.0

Kategori Kesiapan

Umum

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Siap 9 25.0 25.0 25.0
Siap 23 63.9 63.9 88.9
Sangat Siap 4 11.1 11.1 100.0
Total 36 100.0 100.0
108

Lampiran 8 lembar kegiatan bingbingan dan riset keperawatan

Bulan
No Nama Kegiatan Februar
Januari Maret April Mei Juni Juli Agustus
i
Tahap Persiapan
a. Pengajuan Judul 
b. Studi Pendahuluan 
1 c. Penyusunan Skripsi 
d. Konsultasi Skripsi    
e. Seminar Skripsi 
f. Perbaikan Skripsi
Tahap Pelaksanaan
a. Pengurusan Izin Penelitian
b. Pengadaan Instrumen
2
c. Pengumpulan Data
d. Pengolahan Data
e. Analisis Data
Tahap Akhir Penelitian
a. Penyusunan Skripsi
3 b. Seminar Hasil Penelitian
c. Perbaikan
d. Publikasi hasil penelitian
109

Lampiran 9 ETHICAL APPROVAL


110

lampiran 10
Surat Kertangan Sudah Melakukan Penelitian
111

Lampiran 11
Surat Pengantar Dari Fakultas Ke Dinas Kesehatan
112

lampiran 12
Surat Izin Melakukan Penelitian Ke Puskesmas Mayangan
113

Lampiran 13
Surat Izin Penelitian Dari Dinas Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai