Anda di halaman 1dari 147

SKRIPSI

“HUBUNGAN FAKTOR PENGALAMAN DAN DUKUNGAN SUAMI


DENGAN KESIAPAN IBU HAMIL DALAM
PERAWATAN BAYI BARU LAHIR”

PENELITIAN CROSS SECTIONAL

Oleh

Oleh :

Nur Awaliya
NIM : 7319020

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM
JOMBANG
2023
SKRIPSI
HUBUNGAN FAKTOR PENGALAMAN DAN DUKUNGAN SUAMI
DENGAN KESIAPAN IBU HAMIL DALAM
PERAWATAN BAYI BARU LAHIR

PENELITIAN CROSS SECTIONAL

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)


Pada Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Unipdu Jombang

Oleh :

Nur Awaliya
NIM : 7319020

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM
JOMBANG
2023

ii
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Nur Awaliya

NIM : 7319020

Tempat & tanggal lahir : Pamekasan, 23 Juni 1999

Institusi : S1 Ilmu Keperawatan

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Hubungan Faktor Pengalaman

dan Dukungan Suami dengan Kesiapan Ibu Hamil Dalam Perawatan Bayi

Baru Lahir” adalah bukan skripsi milik orang lain baik sebagian maupun

keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya.

Yang menyatakan

Nur Awaliya
NIM : 7319020

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi Oleh : Nur Awaliya

Judul :HUBUNGAN FAKTOR PENGALAMAN DAN


DUKUNGAN SUAMI DENGAN KESIAPAN IBU HAMIL DALAM
PERAWATAN BAYI BARU LAHIR

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Skripsi.

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Zulfa Khusniyah, S.Kep., Ns., M. Kep., M.PdI Mukhoirotin, S.Kep., Ns., M.kep

iv
LEMBAR PENGESAHAN

Telah dipertahankan di depan Tim penguji Sidang Skripsi Pada Program Studi

Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pesantren Tinggi Darul

‘Ulum

Pada Tanggal:

Mengesahkan:

Tim Penguji Tanda Tangan

Ketua : Khotimah, S.kep.,Ns., M. Kes (……….…...)

Anggota I : Mukhoirotin, S. kep.,Ns., M.Kep (……….…...)

Anggota II : Zulfa Khusniyah, S.Kep., Ns., M. Kep., M.Pd.I (……….…...)

Mengetahui,

Ketua Program Studi Sarjana Keperawatan

Zulfa Khusniyah, S.Kep., Ns., M. Kep., M.Pd.I


NIPY: 11 010901052

v
MOTTO

BISMILLAH

…….…

AKU SUDAH MEMULAINYA DENGAN BISMILLAH

TIDAK BOLEH MENYERAH SAMPAI AKU BISA

MENGATAKAN ALHAMDULILLAH

Just Trust Allah ,,,

vi
HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan segala puji syukur kepada Allah SWT dan atas dukungan dan do'a

dan orang tecinta, akhirnya Skripsi ini dapat di selesaikan dengan baik dan tepat

waktu. Oleh karena itu, dengan rasa bangga dan bahagia saya ucapkan rasa syukur

dan terima kasih kepada:

1. Allah SWT, karena hanya atas ridha dan kasih sayang-Nya maka skripsi

ini dapat di buat dan selesai pada waktunya.

2. Guru-guru saya di PP. Al-amien Prenduan sumenep, PP. Tahfidz Darul

Khoirot Pasean pamekasan, dan lebih hususnya lagi wali kelas S1

keperawatan ibu Athi’ Linda Yani S.Kep.Ns., M.Kep, ibu Zulfa

Khusniyah, S.Kep., Ns., M. Kep., M.Pd.I Selaku pembimbing 1 dan ibu

Mukhoirotin, S. kep.,Ns., M.Kep selaku pembimbing 2 yang sudah

membimbing dan mensuport saya sehingga saya bisa menyelasaikan

skripsi saya dengan sempurna dan tepat waktu.

3. Abi dan mamah yang selalu mendoakan dan memotivasi saya serta

mensuport saya sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi saya dengan

tepat waktu.

4. Babah dan ummik saya yang selalu mendoakan dan mensuport saya

sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi saya dengan tepat waktu.

5. Keluarga besar saya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang telah

memberikan dukungan dan do’a yang tiada henti untuk kesuksesan saya.

6. Kakak saya Nova Purmahardini yang sudah mensuport saya dan

membantu memahami skripsi saya sampai saya bisa menulis dan

menyelsaikan tugas akhir skripsi saya.

vii
7. Kakak saya Immi Kamilatinnisa’ yang sudah mensuport saya dan

membantu memahami skripsi saya sampai saya bisa menulis dan

menyelsaikan tugas akhir skripsi saya.

8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2019 prodi S1 Keperawatan yang

tidak bisa saya sebutkan satu persatu namanya, terimakasih untuk

kekompakan dan kerja samanya serta selalu mendukung, dan menghibur

saya sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi saya dengan sempurna.

9. Semua pihak yang telah terlibat, membantu, dan mendukung proses

penelitian hingga terselesainya skripsi ini.

10. Dan persembahan terakhir saya sampaikan kepada diri saya sendiri, Nur

Awaliya terimakasih karena tidak pernah berhenti berjuang dan patah

semangat sehingga saya bisa dan mampu menyelesaikan skripsi saya

dengan maksimal dan tepat waktu sehingga tidak ada kata menyerah

sedikitpun.

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, nikmat dan ridho Nya

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ”HUBUNGAN FAKTOR

PENGALAMAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KESIAPAN IBU

HAMIL DALAM PERAWATAN BAYI BARU LAHIR”. Sebagai salah satu

persyaratan dalam menyelesaikan strata S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum Jombang. Sholawat serta salam tetap

tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa

ajaran islam kepada kita sekalian, sehingga penulis termotivasi menyelesaikan

skripsi ini.

Mengingat pembuatan skripsi ini tidak dapat lepas dari berbagai pihak yang

membantu dalam memberikan dorongan baik secara langsung maupun tidak

langsung. Oleh karena itu penulis menyampaiakan terimakasih sebesar besarnya

kepada :

1. Prof. DR. Dr. H. M. Zulfikar As’ad, MMR selaku Rektor Universitas

Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum Jombang.

2. Hj. Masruroh Hasyim, S.Kep, Ns., M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum Jombang.

3. Zulfa Khusniyah, S.Kep.,Ns., M.Kep., M.PdI selaku Kaprodi Sarjana

Keperawatan Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum Jombang.

4. Zulfa Khusniyah, S.Kep.,Ns., M.Kep., M.PdI selaku Pembimbing I dan

Mukhoirotin, S.Kep.,Ns., M.Kep selaku Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan arahan dalam pembuatan skripsi ini

5. Seluruh partisipan yang telah bersedia untuk diteliti dan tempat penelitian

ix
6. Kedua Orang Tua dan seluruh keluargaku yang telah mendo’akan dan

memberikan kasih sayang baik moral, material serta semangat tiada duanya

untukku.

7. Seluruh teman Angkatan 2019 Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum

Jombang. Yang selalu membantu dalam rangka penyusunan proposal ini yang

tidak dapat disebutkan satu persatu

Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi

kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna. Oleh karenanya penulis

sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan

skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya dan pembaca umumnya.

Jombang, 19 Maret 2023

Nur Awaliya
ABSTRAK

HUBUNGAN FAKTOR PENGALAMAN DAN DUKUNGAN


SUAMI DENGAN KESIAPAN IBU HAMIL DALAM
PERAWATAN BAYI BARU LAHIR

Nur Awaliya
Mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan Unipdu Jombang
Email : nurawaliya75@gmail.com

Kesiapan ibu dalam perawatan bayi baru lahir merupakan kondisi dalam
menanggapi dan mempraktekkan suatu kegiatan perawatan yang mana sikap
tersebut memuat fisik, mental, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki dan
dipersiapkan selama melakukan perawatan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan faktor pengalaman dan dukungan suami dengan kesiapan
ibu hamil dalam merawat bayi baru lahir. Jenis penelitian ini adalah kuanatitatif
menggunakan desain analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional,
Populasi 30 dengan besar sampel 23 responden dengan teknik simple random
sampling. Pengalaman dan dukungan suami sebagai variabel indipendent dan
kesiapan ibu hamil sebagai variabel dependent. Uji statistik dengan Fisher Exact
Test. Hasil analisis menunjukkan bahwa ρ=0,000 (ρ < 0, 05) yang berarti ada
hubungan antara pengalaman dengan kesiapan ibu hamil terhadap perawatan bayi
baru lahir. Sedangkan faktor dukungan suami menunjukkan bahwa ρ=0,007 (ρ
<0,05) yang berarti ada hubungan dukungan suami dengan kesiapan ibu hamil
terhadap perawatan bayi baru lahir. Dalam penelitian ini kesiapan ibu dalam
melakukan perawatan bayi salah satunya faktor pengalam dan dukungan suami.
Ibu dapat melakukan perawatan bayi baru lahir dengan baik dan lebih siap karena
adanya dukungan suami dari ornga terdekat.
Kata Kunci: dukungan suami, kesiapan, pengalaman, perawatan bayi baru lahir

xi
THE RELATIONSHIP BETWEEN EXPERIENCE AND
HUSBAND'S SUPPORT WITH PREGNANT WOMEN'S
READINESS FOR NEWBORN CARE

Nur Awaliya

Bachelor of Nursing Science Unipdu Jombang student


Email : nurawaliya75@gmail.com

The mother's willingness to care for a newborn baby is a condition in responding


to and practicing a care activity where this attitude includes the physical, mental,
skills and attitudes that must be possessed and prepared during care. This study
aims to determine the relationship between experience factors and husband
support with the readiness of pregnant women in caring for newborns. This type
of research is quantitative using a correlational analytic design with a cross
sectional approach, Population 30 with a sample size of 23 respondents with
simple random sampling technique. Experience and husband support as
independent variables and readiness of pregnant women as dependent variables.
Statistical test with Fisher Exact Test. The results of the analysis showed that ρ =
0.000 (ρ < 0, 05) which means there is a relationship between experience and the
readiness of pregnant women towards newborn care. While the husband support
factor shows that ρ = 0.007 (ρ < 0.05) which means there is a relationship between
husband support and the readiness of pregnant women towards newborn care. In
this study, the mother's readiness to care for the baby was one of the factors of
experience and husband's support. Mothers can take better care of newborns and
are better prepared because of the support of their husbands from the closest
people.

Keywords: husband support, readiness, experience, newborn care

xii
DAFTAR ISI

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN............................................i


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN...........................................ii
SURAT PERNYATAAN......................................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................v
HALAMAN PERSEMBAHAN..........................................................................vii
KATA PENGANTAR...........................................................................................ix
DAFTAR ISI.......................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL.................................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xvii
DAFTAR SINGKATAN...................................................................................xviii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................................5
1.3.1 Tujuan umum...........................................................................................5
1.3.2 Tujuan khusus..........................................................................................5
1.4 Manfaat penelitian.............................................................................................6
1.4.1 Manfaat Teoritis......................................................................................6
1.4.2 Manfaat Praktis........................................................................................6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................8
2.1 Konsep Dasar....................................................................................................8
2.1.1 Definisi Kesiapan...........................................................................................8
2.1.2 Definisi ibu hamil..........................................................................................8
2.1.3 Definisi kesiapan persalinan.........................................................................9
2.1.4 Manfaat Mempersiapkan Persalinan............................................................9
2.1.5 Faktor yang memepengaruhi Kesipan Ibu Hamil.....................................10
2.1.6 Faktor kesiapan ibu hamil dalam perawatan bayi baru lahir...................16
2.2 Konsep Perawatan Baru Lahir........................................................................24
2.2.1 Definisi bayi baru lahir................................................................................24
2.2.2 Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal...............................................................25
2.2.3 Klasifikasi Berat Badan Lahir....................................................................26
2.2.4 Masalah-Masalah Utama Pada Bayi Baru Lahir......................................27
2.2.5 Perawatan bayi baru lahir............................................................................30
2.3 Roy Adaptation Model......................................................................................37
2.3.1 Input atau Stimulus......................................................................................38
2.3.2 Proses Kontrol atau Mekanisme Koping...................................................39
2.3.3 Efektor atau Prilaku.....................................................................................40
2.3.4 Output............................................................................................................44
2.4 Kerangka Teori Roy.........................................................................................46
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN......................47
3.1 Kerangka Konseptual Penelitian.....................................................................47
3.2 Hipotesis Penelitian.........................................................................................48
BAB 4 METODELOGI PENELITIAN.................................................................49

xiii
4.1 Desain Penelitian..............................................................................................49
4.2 Kerangka Kerja...............................................................................................49
4.3 Populasi, Sampel, Sampling............................................................................51
4.3.1 Populasi.........................................................................................................51
4.3.2 Sampel...........................................................................................................51
4.3.3 Sampling.......................................................................................................52
4.4 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional...............................................53
4.4.1 Identifikasi Variabel.....................................................................................53
4.4.2 Definisi Operasional....................................................................................54
4.5 Instrument penelitian.......................................................................................55
4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian..........................................................................57
4.7 Prosedur Pengambilan Data dan Pengumpulan Data......................................57
4.7.1 Pengambilan Data........................................................................................57
4.7.2 Pengumpulan Data......................................................................................58
4.7.3 Teknik Pengolahan Data..............................................................................59
4.8 Analisa Data....................................................................................................62
4.8.1 Analisa Univariat.........................................................................................62
4.8.2 Analisis Bivariat dan Multivariat...............................................................63
4.9 Etika penelitian.................................................................................................64
4.9.1 Lembar Persetujuan (Informed Consent)...............................................64
4.9.2 Tanpa Nama (Anonymity)......................................................................64
4.9.3 Kerahasiaan (Confiddentiality)..............................................................64
4.9.4 Manfaat dan Tidak Merugikan (Beneficiency and Non Maleficiency). 64
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN.........................................66
5.1 Hasil Penelitian...............................................................................................66
5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian......................................................66
5.1.2 Data Umum............................................................................................66
5.1.3 Data Khusus..................................................................................................68
5.2 Pembahasan.....................................................................................................71
5.2.1 Hubungan Faktor Pengalaman Terhadap Kesiapan Ibu Hamil Dalam
Perawatan Bayi Baru Lahir.........................................................................71
5.2.2 Hubungan Faktor Dukungan Suami Terhadap Kesiapan Ibu Hamil
Dalam Perawatan Bayi Baru Lahir............................................................73
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................76
6.1 Kesimpulan......................................................................................................76
6.2 Saran.................................................................................................................77
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................78

DAFTAR TABEL

xiv
Tabel 4.1 Definisi Operasional Faktor yang Berhubungan Dengan Kesiapan Ibu
Hamil Dalam Perwatan Bayi Baru lahir
Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Data Umum.
Tabel 5.2 Distribusi karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Ibu
Hamil.
Tabel 5.3 Distribusi karakteristik Responden Berdasarkan Dukungan Suami.
Tabel 5.4 Distribusi karakteristik Responden Berdasarkan Kesiapan Ibu Hamil.
Tabel 5.5 Distribusi Tabulasi Silang Pengalaman Ibu Hamil Dengan Kesiapan
Ibu hamil Terhadap Perawatan Bayi Baru Lahir
Tabel 5.6 Distribusi Tabulasi Silang Antara Dukungan Suami Dengan Kesiapan
Terhadap Perawatan Bayi Baru Lahir

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sistem model adaptasi Roy


Gambar 2.1 Roy Adaptation Model
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Hubungan Faktor Pengalaman Dan
Dukungan Suami Dengan Kesiapan Ibu Hamil Dalam Merawat
Bayi Baru Lahir (Modifikasi Model Adaptasi Roy)
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Analisis Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kesiapan Ibu Hamil Dalam Merawat Bayi Baru Lahir
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Hubungan Faktor Pengalaman dan Dukungan
Suami dengan Kesiapan Ibu Hamil Dalam Keperawatan Bayi Baru
Lahir

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Izin Studi Pendahuluan..................................................................78


Lampiran 2 : Pengantar Riset Penelitian.......................................................................79
Lampiran 3 : Sertifikat etik...........................................................................................81
Lampiran 4 : Kuesioner Penelitian................................................................................82
Lampiran 5 : Hasil SPSS...............................................................................................85
Lampiran 6 : Tabulasi Data...........................................................................................95
Lampiran 7 : Lembar Konsultasi..................................................................................98
Lampiran 8 : Dokumentasi..........................................................................................102

xvii
DAFTAR SINGKATAN

BBL : Bayi Baru Lahir

SDKI : Survei Demografis dan Kesehatan Indonesia

WHO : Wordl Health Organization

IMD : Inisiasi Menyusui Dini

BBLR : Bayi Baru Lahir Rendah

ASI : Air Susu Ibu

AAP : American Academy Of Pediatrics

ANC : Anternatal Care

RS : Rumah Sakit

UMP : Upah Minimum Provensi

EFC : Emition Focused Coping

BAB : Buang Air Besar

BAK : Buang Air Kecil

xviii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perawatan bayi baru lahir adalah perawatan yang harus diberikan segera

setelah dilahirkan. perawatan pada minggu-minggu pertama diberikan oleh

tenaga medis profesional yang fokus pada kondisi ibu dan anak setelah

melahirkan. Bayi baru lahir (BBL) sangat rentan terhadap infeksi yang

disebabkan oleh paparan virus dan kuman selama proses persalinan maupun

beberapa saat setelah lahir. Perawatan BBL yang tidak tepat dapat

menimbulkan masalah kesehatan pada bayi sampai kematian. Kesalahan

tersebut disebabkan kurangnya pengetahuan dan kesiapan ibu dalam

perawatan BBL. Kegagalan pengasuhan anak mungkin karena kurangnya

pengetahuan tentangpengasuh anak, kurangnya pendidikan dan status sosial

ekonomi yang rendah. Kegagalan dalam mengasuh bayi terutama di pedesaan

dan daerah terpencil sering diperhatikan oleh para ibu yang baru saja

melahirkan dan mengasuh anaknya dengan cara tradisional. Selain itu juga

dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan dan kesiapan ibu dalam perawatan

BBL. Perawatan BBL juga dapat dipengaruhi oleh latar belakang budaya,

misalnya terdapat beberapa mitos dari budaya tertentu yang tidak sesuai

dengan merawat bayi yang tepat dan sumber informasi yang didapatkan

terutama dari orang tua. (Kosanke, 2019).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Puskesmas Mayangan didapatkan

dari hasil wawancara terhadap 10 ibu hamil diketahui bahwa sebagian besar

1
belum siap melakukan perawatan BBL dengan baik disebabkan kurangnya

pengetahuan bagi ibu hamil. Dari hasil tingkat pengetahuan ibu tentang

perawatan BBL, sebagian besar ibu mengatakan “tidak tahu” sebanyak 6

orang (60%), menjawab “kurang tahu” sebanyak 3 orang (30%), dan

menjawab “tahu” sebanyak 1 orang (10%).

Permasalahan yang terdapat pada bayi baru lahir tidak terlepas dari

infeksi yang rentan terjadi pada bayi baru lahir. Penanganan dan

perawatan yang tepat diperlukan oleh ibu yang akan melakukan

perawatan bayi baru lahir di rumah. Apabila bayi mendapatkan perawatan

yang kurang baik maka dapat menimbulkan resiko pada bayi yang pada

akhirnya memicu munculnya permasalahan pada bayi baru lahir. Sebagai

contoh adalah bayi yang mengalami hipotermi akibat memandikan bayi yang

terlalu lama, ini dapat mengakibatkan masalah hipoksemia pada bayi baru

lahir dan komplikasi yang lainnya. Pengetahuan mengenai perawatan bayi

baru lahir sangat diperlukan oleh ibu yang baru saja pertama kali melahirkan

bayinya. Bayi memiliki keretanan yang tinggi terhadap penyakit, oleh karena

itu untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam proses perawatan adalah

dengan memberikan edukasi terhadap ibu hamil yang sedang mempersiapkan

kelahiran bayinya (Wasiah & Artamevia, 2021).

Angka Kematian Bayi merupakan jumlah kematian neonatus per 1000

kelahiran hidup. WHO menyebutkan pada tahun 2013 Angka Kematian Bayi

di dunia 34 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan pada data SDKI Angka

Kematian Bayi di Indonesia sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup. Penyebab

kematian neonatus antara lain adalah BBLR, down syndrome, infeksi

neonatus, perdarahan intrakranial, sianosis, kelainan jantung respiratory

distress, post op hidrosefalus, dan lain sebagainya (Tarigan & Kota, 2013).
Kemenkes RI (2016) menekankan pentingnya edukasi pada ibu oleh

tenaga kesehatan dalam perawatan bayi baru lahir yang mencakup inisiasi

menyusui dini (IMD), cara pemberian ASI eksklusif, cara menjaga

kehangatan bayi, cara merawat tali pusat (Mulyati & Djamilus, 2017). Inisiasi

Menyusu Dini dapat mengurangi 22% kematian bayi berusia 28 hari

kebawah. Pada tahun 2012, WHO merekomendasikan pemberian ASI

eksklusif selama 6 bulan karena dapat menurunkan angka kematian anak

sebesar 13%. Perawatan tali pusat pada bayi yang direkomendasikan WHO

dan AAP (American Academy of Pediatrics) adalah perawatan tali pusat cara

kering tanpa antiseptik ataupun antimikroba. Rerata lama putus tali pusat

lebih cepat pada perawatan kering dibanding perawatan alkohol dan providon

iodin (Yefri, dkk., 2010).

Perawatan bayi baru lahir yang penting untuk dilakukan di rumah yaitu

1) Pemberian ASI yang tepat, 2) Perawatan Tali pusat, dan 3) Memandikan

bayi yang tepat. Dalam perawatan bayi baru lahir, ada beberapa hal yang

penting untuk dipersiapkan oleh seorang ibu dalam proses perawatan bayi

baru lahir. Perawatan tersebut meliputi perawatan tali pusat, perawatan dalam

memandikan bayi baru lahir, dan cara serta pemahaman yang tepat dalam

pemberian ASI pada bayi baru lahir. Adapun terkait kemampuan ibu dalam

perawatan bayi baru lahir, seorang ibu memerlukan pemahaman dan

manajemen perawatan bayi baru lahir. Oleh karena itu penting bagi ibu

untuk memahami tentang perawatan bayi baru lahir dan percaya terhadap

kemampuan ibu yang baru memiliki bayi baru lahir (Zakiyyah et al., 2017).

Menurut Asuhan Persalinan Normal, cara perawatan tali pusat yang benar

yaitu tali pusar yang telah dipotong dan diikat, tidak diberi apa-apa dalam

proses perawatannya. Berdasarkan Riskesdas Tahun 2018, di Provinsi Jawa


Timur, Bayi yang dilakukan perawatan tali pusar dengan cara perawatan tidak

diberi apa-apa yakni sebesar 57,89%. Kondisi ini mengalami peningkatan

dibandingkan presentase sebelumnya pada Riskesdas Tahun 2013 di Provinsi

Jawa Timur, yakni sebesar 33,6%. Infeksi pada bayi baru lahir juga dapat

diminimalisir dengan perawatan tali pusat yang baik serta pengetahuan yang

baik dalam merawat tali pusat. Perawatan tali pusat yang tepat akan

menurunkan resiko infeksi dan mengakibatkan tali pusat terlepas tanpa

komlikasi pada perawata hari ke-5 hingga ke 7. Perawatan tali pusat yang

tepat juga dapat mencegah penyakit tetanus kedalam tubuh melalui tali

pusat (Tim Riskesdas, 2018). Adapun terkait kemampuan ibu dalam

perawatan bayi baru lahir, seorang ibu memerlukan pemahaman dan

manajemen perawatan bayi baru lahir. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk

memahami tentang perawatan bayi baru lahir dan percaya terhadap

kemampuan ibu (Kartika & Lestari, 2019). Selain itu kesiapan ibu dalam

melakukan perawatan BBL salah satunya adalah faktor dukungan suami. Ibu

dapat melakukan perawatan BBL dengan baik dan lebih siap karena adanya

dukungan dari orang terdekat yaitu suami (Fernandes, 2014).

Berdasarkan hasil data-data di atas yang di peroleh oleh peneliti, maka

peneliti merasa perlu untuk melakukan kajian mendalam dalam bentuk

penelitian. Oleh karena itu peneliti memilih tema penelitian “Hubungan Faktor

Pengalaman Dan Dukungan Suami dengan Kesiapan Ibu Hamil Dalam

Merawat Bayi Baru Lahir”. Hasil penelitian ini diharapkan mampu untuk

memberikan kontribusi nyata terhadap teori dan konsep serta aplikasi tentang

kesiapan ibu hamil dalam merawat bayi baru lahir, di mana fokus kajiannya

dalah pemberian edukasi perawatan bayi baru lahir pada kelas ibu hamil.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat di ambil suatu perumusan

masalah pada penelitian sebagai berikut:

1. Apakah faktor pengalaman berhubungan dengan kesiapan Ibu hamil dalam

merawat bayi baru lahir di Puskesmas Mayangan?

2. Apakah faktor dukungan suami berhubungan dengan kesiapan Ibu hamil

dalam perawatan bayi baru lahir di Puskesmas Mayangan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah tindak lanjut dari perumusan masalah.

Tujuan penelitian terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus.

1.3.1 Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang

berhubungan dengan kesiapan ibu hamil dalam merawat bayi baru lahir di

Pukesmas Mayangan Jombang

1.3.2 Tujuan khusus

Sedangkan secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

beberapa hal berikut ini:

1. Mengidentifikasi faktor pengalaman terhadap kesiapan ibu hamil

dalam perawatan bayi baru lahir

2. Mengidentifikasi faktor dukungan suamu terhadap kesiapan ibu hamil

dalam perawatan bayi baru lahir

3. Mengidentifikasi kesiapan ibu hamil dalam perawatan bayi baru lahir

4. Menganalisis hubungan faktor pengalaman terhadap kesiapan ibu

hamil dalam perawatan bayi baru lahir


5. Menganalisis hubungan faktor dukungan suami terhadap kesiapan ibu

hamil dalam perawatan bayi baru lahir.

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkuat dan

memperdalam teori-teori tentang kesiapan ibu hamil dalam perawatan bayi

baru lahir. Kemudian penelitian ini diharapkan pula dapat berkontribusi

terhadap pengembangan teori tersebut untuk selanjutnya dapat

dimanfaatkan secara praktis dan dapat dimanfaatkan oleh siapapun yang

membutuhkan.

1.4.2 Manfaat Praktis

Sedangkan secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat pada beberapa kalangan antara lain:

a. Bagi institusi keperawatan

Penelitian ini diharapakan dapat menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan dalam bidang kesehatan serta dapat menjadi data tentang

persiapan ibu hamil dalam merawat bayi baru lahir.

b. Bagi tenaga kesehatan

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan gambaran untuk

tenaga kesehatan tentang pengetahuan ibu hamil dalam merawat bayi

baru lahir. Penelitian ini juga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk

melakukan pendidikan kesehatan bagi masyarakat.

c. Bagi peneliti selanjutnya


Penelitian ini di harapkan dapat di gunakan sebagai informasi dan

referensi bagi peneliti selanjutnya tentang pengetahuan bagaimana cara

ibu hamil merawat bayi baru lahir.


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar

2.1.1 Definisi Kesiapan

Menurut (Inayati, 2014), kesiapan adalah keseluruhan kondisi

seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan respon atau

jawaban dalam cara tertentu terhadap situasi. Penyesuaian kondisi pada

suatu saat akan berpengaruh atau kecenderungan untuk memberi respon.

Siap adalah sudah disediakan (tinggal memakai atau menggunakan

saja). Kesiapan menurut kamus psikologi adalah “tingkat perkembangan

dari kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk

mempraktekkan sesuatu” (Chaplin, 2006).

2.1.2 Definisi ibu hamil

Ibu hamil adalah orang yang sedang dalamm proses pembuahan

untuk melanjutkan keturunan. Dalam tubuh seorang wanita hamil

terdapat janin yang tumbuh yang tumbuh di dalam rahim. Kehamilan

merupakan masa kehidupan yang penting. seorang ibu hamil harus

mempersiapkan diri sebaik – baiknya tidak menimbulkan permasalahan

pada kesehatan ibu, bayi, dan saat proses kelahiran (Pratiwi, 2014).

Kesiapan ibu merawat bayi baru lahir merupakan kondisi dalam

menanggapi dan mempraktekkan suatu kegiatan perawatan yang mana

sikap tersebut memuat fisik, mental, keterampilan dan sikap yang harus

dimiliki dan dipersiapkan selama melakukan perawatan. Kesiapan fisik

8
berarti tenaga yang cukup dan kesehatan yang baik, sementara kesiapan

mental berarti memiliki minat dan motivasi yang cukup untuk

melakukan perawatan pada bayi (Nedra et al., 2016).

2.1.3 Definisi kesiapan persalinan

Kehamilan merupakan suatu krisis maturitas yang dapat

menyebabkan gangguan psikologis namun berharga karena ibu harus

menyiapkan diri dalam pemberian perawatan bayi dan dirinya sendiri

serta mengemban tugas berat lainnya (Riska Rafiqa, 2021). Kesiapan

persalinan atau kesiapan peningkatan proses kehamilan-melahirkan

merupakan suatu bentuk persiapan dan mempertahankan kehamilan,

proses kelahiran bayi dan perawatan bayi baru lahir yang sehat untuk

menjamin peningkatan kesejahteraan (Herdman & Kamitsuru, 2017).

2.1.4 Manfaat Mempersiapkan Persalinan

Manfaat ibu hamil mempersiapkan persalinan antara lain:

a. Ibu hamil yang siap untuk melahirkan cenderung lebih menyadari

pentingnya persalinan yang aman dan mengetahui ke mana harus

mencari perawatan (Moinuddin et al., 2017).

b. Merencanakan komponen kesiapan persalinan memotivasi ibu

hamil dan keluarganya untuk perencanaan persalinan dengan

tenaga kesehatan terampil dan memastikan dapat mencapai fasilitas

sebelum mengalami potensi komplikasi persalinan. Persiapan

komponen kesiapan komplikasi meningkatkan kesadaran dan

pengenalan tanda-tanda bahaya serta mengurangi keterlambatan

dalam mencari perawatan (Sharma et al., 2019).


c. Kesiapan awal untuk persalinan selama rangkaian perawatan

(kehamilan, persalinan dan nifas) sangat penting dalam

mencegah kematian ibu dan bayi (Berhe et al., 2018). Penyebab

utama kematian ibu adalah perdarahan, hipertensi dan anemia

dimana ruptur uterus dan sepsis juga 25 berkontribusi (Bailey et

al., 2017). Penelitian lain juga mengidentifikasi bahwa

pemeriksaan ANC yang rutin, cara persalinan, keterlambatan

rujukan dan komplikasi nifas juga terbukti signifikan

memengaruhi kematian ibu (Diana, Wahyuni & Prasetyo, 2020).

d. Ibu hamil yang mengetahui tanda-tanda bahaya komplikasi

kebidanan dan bayi baru lahir menandakan adanya kesiapan

untuk komplikasi kehamilan dan merupakan langkah awal yang

penting dalam pengenalannya seiring dengan mengambil

tindakan yang tepat dan tepat waktu untuk mengakses fasilitas

kesehatan untuk kedaruratan kebidanan dan perawatan bayi baru

lahir (Andarge et al., 2017).

2.1.5 Faktor yang memepengaruhi Kesipan Ibu Hamil

Berikut beberapa faktor yang memengaruhi kesiapan ibu hamil dalam

menyiapkan persalinan beserta kesiapan komplikasinya:

a. Usia

Usia ibu hamil memengaruhi pengetahuan tentang kesiapan

persalinan dimana pengetahuan kesiapan persalinan dan

komplikasinya meningkat seiring bertambahnya usia. Hal ini karena

adanya dampak dari pengalaman pribadi seorang wanita dengan


masalah kesehatan reproduksi baik yang didapat dalam

kehidupannya sendiri maupun di antara wanita dalam keluarga

ataupun masyarakat sekitarnya (Moshi et al., 2018). Usia yang lebih

tua dikaitkan dengan kesiapan yang baik untuk persalinan dan

komplikasinya karena ibu yang lebih tua pernah mengalami selama

persalinan sebelumnya sehingga membuat mereka lebih siap untuk

persalinan pada kehamilan berikutnya (Aduloju et al., 2017).

Akshaya & Shivalli (2017) mengidentifikasi adanya peluang

kesiapan persalinan dan komplikasi yang lebih tinggi pada ibu

dengan usia > 26 tahun dibandingkan dengan ibu yang berusia 26

tahun ke bawah.

b. Pendidikan

Tingkat pendidikan ibu hamil yang lebih tinggi akan memengaruhi

kesiapan yang lebih baik untuk persalinan dan komplikasinya karena

dengan pengetahuan yang dimiliki akan memudahkan ibu hamil

untuk mengakses dan memahami informasi dan edukasi dari

berbagai sumber seperti dari tenaga kesahatan termasuk dalam

kegiatan kelas ibu hamil (Aduloju et al., 2017). Penelitian lain juga

mengidentifikasi bahwa wanita dengan tingkat pendidikan

menengah dan tinggi lebih siap untuk melahirkan dan menghadapi

komplikasinya dibandingkan dengan wanita tanpa pendidikan

formal. Namun pengetahuan dan pemahaman tentang elemen kunci

kesiapsiagaan melahirkan dan kesiapan komplikasi di kalangan

masyarakat belum memadai (Moshi et al., 2018).


c. Suku

Suku memengaruhi persalinan dimana ada beberapa hal terkait

budaya dimana hak-hak perempuan masih ditentukan suami, orang

tua atau 27 keluarga lainnya. Beberapa suami memiliki kepercayaan

dan tidak mengizinkan istri mereka melahirkan di fasilitas karena

alasan untuk menjaga privasi (Andarge et al., 2017).

d. Pekerjaan

Status pekerjaan memengaruhi kesiapan ibu hamil dalam

menghadapi persalinan. Ibu hamil yang bekerja di pemerintahan,

bekerja sebagai buruh atau pegawai swasta cenderung lebih siap

dibandingkan dengan mereka yang menjadi ibu rumah tangga

(Gebreyesus et al., 2019).

e. Pendidikan suami

Wanita dengan suami yang status pendidikannya lebih tinggi

memiliki tingkat kesiapan persalinan dan kesiapan komplikasi yang

lebih baik (Sharma et al., 2019). Pemberian edukasi dan melibatkan

suami sangat erat kaitannya dengan peningkatan kepatuhan ANC,

mengidenitifikasi bidan terampil, bersalin di fasilitas, perawatan

nifas, kesiapan melahirkan dan komplikasi serta pemenuhan nutrisi

ibu (Tokhi et al., 2018). Intervensi untuk mempromosikan

keterlibatan suami selama kehamilan, persalinan dan nifas,

direkomendasikan untuk memfasilitasi dan mendukung ibu dalam

peningkatan perawatan secara mandiri berdasarkan pilihan dan

otonomi mereka namun tetap dalam pemantauan tenaga kesehatan,


perbaikan praktik perawatan di rumah untuk ibu dan bayi dan

peningkatan penggunaan perawatan terampil selama kehamilan,

persalinan dan nifas untuk ibu dan bayi baru lahir (WHO, 2017).

f. Pekerjaan suami

Suami memiliki peran dalam mempersiapkan ibu hamil menghadapi

persalinan disamping pemenuhan nutrisi mereka (Tokhi et al., 2018).

Ibu hamil dengan suami yang memiliki pekerjaaan cenderung lebih

siap menghadapi persalinan dibandingkan dengan mereka yang

suaminya tidak bekerja (Moinuddin et al., 2017).

g. Pendapatan keluarga

Peluang BPCR lebih tinggi pada wanita kelas ekonomi tinggi.

Pendapatan keluarga atau status ekonomi memberikan peluang ibu

hamil untuk lebih dipersiapkan dengan baik untuk kelahiran dan

komplikasinya, dimana ibu hamil yang berasal dari status ekonomi

tinggi 2,2 kali lebih tinggi kesiapannya dibandingkan dengan ibu

hamil yang berasal dari status ekonomi rendah. Status ekonomi yang

rendah menjadi alasan mengapa mereka tidak datang lebih awal

walaupun layanan persalinan gratis, karena mereka tidak mempunyai

dana untuk keperluan di luar tanggungan fasilitas kesehatan. Ibu

hamil yang kekurangan dana akan membuat mereka tidak mampu,

cenderung tidak dapat menerima pelayanan kesehatan yang

komprehensif dan cenderung menolak untuk dirawat di rumah sakit

(RS), mereka cenderung tidak mencari dan melanjutkan 29

perawatan antenatal yang pada akhirnya dapat meningkatkan resiko


komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas (Andarge et al.,

2017). Upah Minimum Provinsi (UMP) di Provinsi Sulawesi Selatan

saat ini mencapai Rp. 3.165.000 (Pemerintah Provinsi Sulawesi

Selatan, 2021). Sehingga penggolongan pendapatan UMP tersebut

yaitu rendah bila pendapatan < UMP (Rp. 3.165.000) dan tinggi bila

pendapatan ≥ UMP (Rp. 3.165.000).

h. Dukungan keluarga

Tugas kesehatan keluarga oleh Maglaya adalah untuk

menggambarkan kemampuan keluarga mengenali dan memberikan

perawatan kesehatan untuk anggota keluarganya, tugas tersebut

antara lain: mengenali masalah kesehatan yang terjadi pada anggota

keluarga, membuat keputusan yang berhubungan dengan upaya

pemeliharaan kesehaan, melakukan upaya perawatan bagi anggota

keluarga yang sakit, pemeliharaan kesehatan lingkungan rumah dan

memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada dalam (Nies &

McEwen, 2015). Keluarga yang melakukan pendampingan terus-

menerus selama persalinan diharapkan dapat meningkatkan kualitas

persalinan (WHO, 2017).

i. Jarak dan waktu tempuh rata-rata ke fasilitas kesehatan

BPCR rendah pada populasi yang tinggal di daerah yang sulit

dijangkau (Moinuddin, 2017). Jarak dari rumah ibu hamil ke fasilitas

kesehatan 30 merupakan salah satu hambatan dalam mencapai

fasilitas kesehatan (Berhe et al., 2018).


j. Graviditas

Pengalaman kehamilan dan persalinan sebelumnya pada ibu hamil

dapat mempengaruhi tingkat kesiapan melahirkan. Kesiapan

persalinan pada multigravida lebih tinggi daripada wanita

primigravida yang kurang berpengalaman (Iloghalu, Ugwu & Obi,

2020). Penelitian lain justru mengemukakan bahwa kegembiraan ibu

primigravida yang mengikuti proses kehamilan pertama dan fakta

bahwa mereka kurang berpengalaman juga dapat mempengaruhi

tingkat kesiapan mereka yang lebih baik daripada orang lain yang

mungkin telah melalui proses persalinan sebelumnya (Andarge et al.,

2017).

k. Paritas

Peluang mempersiapkan persalinan dan komplikasinya 0,51 dan 0,22

kali lebih rendah pada wanita ibu hamil paritas 2-4 (multipara)

dibandingkan wanita dengan paritas 1 atau primipara (Andarge et al.,

2017). Penelitian lain mengungkapkan bahwa ibu multipara kurang

mempersiapkan persalinan karena adanya anggapan bahwa setelah

kehamilan pertama kesiapan persalinan dan kesiapan komplikasi

tidak dibutuhkan lagi padahal frekuensi dan kualitas edukasi terkait

kesiapan persalinan dan komplikasi juga dibutuhkan oleh ibu

multipara (Smeele et al., 2018). 31

l. Riwayat aborsi

Ibu hamil yang memiliki pengalaman pernah mengalami abortus

pada kehamilan sebelumnya memengaruhi tingkat kesiapannya


dalam menghadapi persalinan. Ibu hamil yang memiliki riwayat

aborsi memiliki tingkat kesiapan persalinan 3 kali lebih tinggi di

antara ibu yang tengah mempersiapakan persalinannya (Shukla et

al., 2019).

2.1.6 Faktor kesiapan ibu hamil dalam perawatan bayi baru lahir

a. Faktor fisik

Masa remaja merupakan masa terjadinya perubahan besar dan cepat

pada proses pertumbuhan fisik, kognitif, dan psikososial. Masa ini

berperan besar menentukan masa depan bangsa, karena remaja

perempuan sebagai calon ibu memiliki risiko kehamilan dan persalinan,

serta terpapar kepada masalah kesehatan lain yang berdampak pada

kesehatan mental, keadaan ekonomi dan kesejahteraan sosial jangka

panjang. Dua puluh tiga persen penduduk Indonesia adalah remaja,

hanya 11,6% lulusan SMU yang berkesempatan melanjutkan ke

perguruan tinggi, mereka yang tidak melanjutkan antara lain memasuki

jenjang perkawinan. Remaja yang memasuki jenjang perkawinan, dari

segi fisik dan pengetahuan belum memadai. Data menunjukkan bahwa

21,5% perempuan Indonesia memasuki perkawinan di bawah usia 17

tahun. Perkawinan berusia muda mengundang risiko khususnya pada

bayi, berupa bayi berat lahir rendah (BBLR), prematuritas, asfiksia,

dengan akibat jangka panjang berupa keterlambatan perkembangan

motorik dan kognitif. Oleh sebab itu remaja perempuan sudah harus

dipersiapkan, baik secara fisik (gizi baik, tidak anemia), maupun

pengetahuan mengenai tumbuh-kembang balita (Nedra et al., 2016).


b. Faktor usia kehamilan

Umumnya seseorang yang berusia lebih tua akan lebih tinggi

tingkat pengetahuannya terhadap suatu hal. Usia dibawah 20 tahun

termasuk usia yang berbahaya untuk kehamilan, karena kematangan

organ reproduksi belum maksimal. Jadi secara anatomi tubuh, ibu

belum siap mengalami kehamilan dan merawat bayi. (Nadzirotun,

2014).

Ibu yang masih berada pada rentang usia 15 – 19 tahun yang

merupakan usia remaja. Transisi menjadi orangtua pada masa remaja

mungkin sulit bagi orang tua yang masih remaja. Remaja akan

mengalami kesulitan dalam menerima perubahan citra diri dan

menyesuaikan dengan peran baru yang berhubungan dengan tanggung

jawab merawat bayi (Nedra et al., 2016).

c. Faktor dukungan suami

Suami mempunyai tanggungjawab yang penuh dalam suatu

keluarga dan suami mempunyai peranan penting tidak hanya sebagai

pencari nafkah akan tetapi sebagai pemberi motivasi atau dukungan

dalam kebijakan yang akan diputuskan termasuk merencanakan

keluarga, dalam hal ini termasuk perawatan pada bayinya (Mulyati &

Djamilus, 2017).

d. Pengalaman ibu hamil

Fenomena yang terjadi dimasyarakat saat ini ibu hamil khususnya

primigravida sering merasa bingung dengan tugas barunya dalam

merawat bayinya. Hal ini diakibatkan karena beberapa alasan, yaitu ibu

belum memiliki pengalaman dan tidak percaya diri dalam merawat


bayinya, khawatir terhadap tindakan perawatan yang harus dilakukan.

seperti memandikan, merawat tali pusat dan menggendong bayi dapat

menimbulkan cedera, sehingga ibu cenderung takut untuk memenuhi

kebutuhan bayinya sendiri. Sehingga membuat ibu menjadi takut,

cemas, dan bingung pada perasaan dan keyakinan nya dalam merawat

bayi, terutama pada anak pertama karena ketidaktahuan akan cara

merawat bayi yang benar (Missal, 2013;Nursalam dkk, 2005)

Hal ini lah yang membuat anak pertama sering disebut sebagai

experimental child (Rahmi, 2008 dalam Wulan ningrum & Irdawati,

2011). Untuk mengembangkan kemampuan pribadi yang mandiri

dibutuhkan rasa percaya diri dan rasa tenang sebagai orang tua yang

berpengalaman baik pada ibu yang pertama kali melahirkan (primipara)

maupun ibu yang pernah melahirkan sebelumnya (multipara) (Lusa,

2010).

1) Primipara

Primipara adalah seorang wanita yang melahirkan bayi untuk

pertama kali. Persalinan dan kehamilan merupakan suatu peristiwa

yang membahagiakan bagi ibu dan seluruh keluarga, selain itu juga

merupakan saat yang dramatis bagi ibu yang pertama kali

mengalaminya. Pada usia kandungan tujuh bulan ke atas tingkat

kecemasan ibu hamil semakin akut dan intensif seiring dengan

mendekatnya kelahiran bayi pertamanya. Kecemasan menimbulkan

ketegangan, menghalangi relaksasi tubuh, menyebabkan keletihan

bahkan mempengaruhi kondisi janin dalam kandungan (Hardjito et

al., 2017)
2) Multipara

Multipara yaitu seorang wanita yang telah mengalami dua atau

lebih kehamilan (William, 2010). Multipara akan lebih realistis

dalam mengantisipasi keterbatasan fisiknya dan dapat lebih mudah

menyesuaikan diri dengan peran interaksi sosial, dalam artian

memiliki peran yang positif respon sebagai orang tua. Peran

keduanya dalam interaksi dan pengasuhan bayi yang baru lahir

diamati baik dari pemberian makan, minat, respon, ucapan dan

sentuhan pertama. Banyak hal yang mempengaruhi interaksi dan

kemampuan ibu dalam mengasuh bayi, salah satunya adalah

pengalaman ibu melahirkan dan mengasuh anak sebelumnya.

(Hardjito et al., 2017)

e. Pengetahuan ibu

Kesiapan pengetahuan terhadap tumbuh kembang balita sangat

diperlukan bagi seorang ibu, karena seorang ibu yang mempunyai

tingkat pengetahuan yang baik akan menghasilkan tumbuh-kembang

balita yang baik pula, khususnya pada periode usia tiga tahun pertama,

karena kurun usia tersebut merupakan periode pertumbuhan otak yang

cepat. Stimulasi dini pada masa pertumbuhan ini sangat berperan besar,

karena sangat berpengaruh terhadap proses otak. Apabila masa ini

terlewatkan, yaitu otak tidak mendapat stimulasi yang memadai, sulit

bagi otak untuk diprogram ulang pada masa selanjutnya. Stimulasi dini

yang dilakukan oleh ibu akan dapat meningkatkan kemampuan bahasa

dan emosional sosial yang terlihat setelah usia 24 bulan.13,16

Mempersiapkan remaja sebagai calon ibu yang terdidik pada saatnya


menjadi seorang ibu, dapat memberikan dampak baik pada

perkembangan emosi, intelektual, dan kognitif anaknya (Nedra et al.,

2016)

Penelitian Soedjatmiko dan kawan-kawan 21 tentang pengetahuan

remaja perempuan terhadap tumbuh kembang balita, menunjukkan

bahwa remaja perempuan yang mengerti tentang cara pemantauan

pertumbuhan sebesar 80,2%, dan mengerti tentang perkembangan

sebesar 83,2%. Lebih dari separuh remaja perempuan (64,5%)

mempunyai pengetahuan yang kurang mengenai tingkat pengetahuan

cara pemberian ASI, yang mengetahui ASI ekslusif hanya 13,6%, ASI

on demand 27,6%, yang mengetahui makanan untuk balita yang baik

hanya 31,7%, yang tidak tahu jadwal imunisasi 97%. Penelitian tersebut

di atas mengevaluasi pengetahuan remaja tentang tumbuh-kembang

balita dengan besar sampel yang terbatas yaitu remaja dari satu SMU 1

kelas, sehingga peneliti mencoba mengembangkan penelitian tersebut.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa jauh kesiapan fisik

dan pengetahuan remaja perempuan murid SMU dalam membina

tumbuh kembang balita.

f. Faktor Psikologis

Orang tua mempunyai peran strategis dalam memberikan

pengasuhan optimal untuk anakanak. Pengasuhan optimal dapat

langsung dipraktikkan setelah anak lahir. Christoph Heinicke (2002)

mengidentifikasi 3 sifat psikologis orang tua yang memberikan

lingkungan pengasuhan optimal. Hal itu mencakup rasa penghargaan

diri orang tua, kemampuan mereka berhubungan dengan orang lain


secara positif, dan saling memuaskan (khususnya dengan pasangan),

juga kemampuan mereka dalam memutuskan masalah secara fleksibel.

Faktor psikologis ibu hamil dalam persiapan merawat bayi baru lahir

dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti di bawah ini.

1) Coping stress.

Persalinan atau melahirkan merupakan peristiwa penting dalam

kehidupan wanita. Hal ini menjadi peristiwa yang

menyenangkan karena telah berakhir masa kehamilan dan ibu

akan memberikan yang terbaik bagi anaknya. Akan tetapi tidak

jarang pula ditemui, menjelang persalinan calon ibu merasakan

ketegangan dan ketakutan yang luar biasa. Ini berpengaruh

terhadap kondisi psikologis Seperti sudah dijelaskan

sebelumnya, peristiwa ini adalah wajar tetapi akan berdampak

buruk bagi ibu, bayi dan keluarga jika dibiarkan berlarut-larut.

Seorang ibu membutuhkan kesiapan yang matang untuk

mengantisipasi ciri-ciri dari munculnya kondisi tegang yang bisa

berakibat pada tingkat stress. Kemampuan ibu untuk mengatasi

stressor ini disebut dengan coping stress. Istilah coping menurut

Sunberg, Winebager, dan Taplin (2007) biasa dikaitkan dengan

mekanisme pertahanan diri baik yang bersifat positif maupun

negatif. Folkman dan Lazarus (dalam Sarafino, 1994)

membedakan bentuk dan fungsi coping ke dalam dua jenis yaitu

1) problem focused coping (PFC) merupakan bentuk coping

yang lebih diarahkan kepada upaya untuk mengurangi tuntutan

dari situasi yang penuh tekanan, artinya coping yang muncul


terfokus pada masalah individu yang akan mengatasi stress

dengan mempelajari cara-cara keterampilan yang baru. Individu

cenderung menggunakan strategi ini ketika mereka percaya

bahwa tuntutan dari situasi dapat diubah. 2) emotion focused

coping (EFC) merupakan bentuk coping yang diarahkan untuk

mengatur respon emosional terhadap situasi yang menekan.

Individu dapat mengatur respon emosionalnya dengan

pendekatan behavioral dan kognitif.

2) Penyesuaian Diri.

Wanita yang hamil dan melahirkan merupakan ciri dari tugas

perkembangan pada masa dewasa muda seperti yang

dikemukakan oleh Havighurst (dalam Hurlock, 1980)

diantaranya mulai membina keluarga, mengasuh anak, dan

mengelola rumah tangga. Berkaitan dengan tugas-tugas

perkembangan itu, wanita melakukan penyesuaian-penyesuaian

sesuai dengan peran baru melalui proses kehamilan dan

persalinan yaitu peran menjadi ibu dan orang tua. Untuk bisa

menjadi ibu dan orang tua yang sesuai harapan, tentu saja

diawali dengan penyesuaian ibu tersebut terhadap beberapa

kondisi yang mengalami perubahan pasca melahirkan.

Kehamilan dan persalinan seperti diuraikan di atas adalah

peristiwa alamiah dan normal, tetapi pada sebagian wanita

kedua peristiwa itu bisa menjadi periode krisis dalam kehidupan

wanita. Hal ini disebabkan pada setiap tahap kehamilan dan

sampai pada persalinan ibu akan mengalami perubahan fisik


maupun psikologis sehingga perlu melakukan penyesuaian diri

dengan kondisi tersebut. Definisi penyesuaian diri dapat ditinjau

dari tiga sudut pandang yaitu penyesuaian diri sebagai bentuk

adaptasi (adaptation), penyesuaian diri sebagai bentuk

konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha

penguasaan (mastery) (Schneiders, 1955). Penyesuaian diri

adalah suatu proses yang mencakup respon-respon mental dan

tingkah laku, yang merupakan usaha individu supaya berhasil

menghadapi kebutuhan internal, ketegangan, frustrasi, konflik-

konflik serta menghasilkan kualitas keselarasan antara tuntutan

dari dalam diri individu dengan tuntutan dunia luar atau

lingkungan tempat individu berada.

Menurut Schneiders (1955) penyesuaian diri seseorang

dapat dilihat dari aspek aspeknya yaitu 1) penyesuaian pribadi

adalah penerimaan individu terhadap dirinya sendiri.

Penyesuaian pribadi berkaitan dengan konflik, tekanan, dan

keadaan dalam diri individu baik fisik maupun psikisnya.

Individu yang mengalami hambatan dalam penyesuaian pribadi

ditandai oleh adanya kecemasan, perasaan bersalah, perasaan

tidak puas akan dirinya sendiri, 2) penyesuaian sosial yang

terjadi dalam lingkup hubungan sosial dimana individu tinggal

dan berinteraksi. Sama halnya dengan yang terjadi pada wanita

yang hamil dan melahirkan/ bersalin. Kehamilan dan persalinan

adalah proses transisi dan identitas sebagai wanita. Wanita perlu

menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan dalam diri saat


hamil dan bersalin. Secara lebih jelas, Pieter dan Lubis (2010)

membagi fase penyesuaian diri wanita pasca melahirkan sebagai

berikut: 1) fase take in yaitu fase dimana ibu sangat tergantung

pada diri sendiri yang mana ibu menceritakan pengalaman

melahirkan secara berulang-ulang kepada setiap orang baik

orang di sekitarnya maupun orang asing yang berkunjung ke

rumah, 2) fase taking hold yaitu fase peralihan yang awalnya

ketergantungan menjadi kemandirian dan berkisar selama 3-10

hari. Fase ini menentukan ibu bisa melalui penyesuaian dengan

baik atau tidak. Ketika ibu tidak dapat melalui fase ini maka bisa

menyebabkan stress bahkan depresi postpartum, 3) fase letting

go yaitu fase menerima tanggung jawab dengan peran barunya

yang berlangsung selama 10 hari setelah melahirkan, dan 4) fase

bounding attachment yaitu fase kelekatan antara ibu dengan

anak. Fase ketiga dan keempat mustahil tercapai ketika ibu

kesulitan menyesuaikan diri dengan perubahan pasca

melahirkan (Ningrum, 2017).

2.2 Konsep Perawatan Baru Lahir

2.2.1 Definisi bayi baru lahir

Bayi baru lahir normal (neonatal) adalah bayi yang baru lahir pada usia

kehamilan 37- 42 minggu, dengan persentasi belakang kepala atau letak

sungsang yang melewati vagina tanpa menggunakan alat, dan berat badan

lahir 2.500gram sampai dengan 4.000 gram sampai dengan umur bayi 4

minggu (28 hari) sesudah kelahiran.(Kartika & Lestari, 2019).


Neonatus adalah bayi baru lahir yang berusia 0 sampai dengan 28 hari

(World Health Organization, 2015). Ciri-ciri bayi baru lahir yang sehat

adalah bayi bergerak aktif, berat lahir sekitar 2,5 sampai 4 kg, memiliki

warna kulit yang kemerahan, segera menangis ketika lahir, memiliki suhu

tubuh normal yaitu 36.5°C-37.5°C, dan bayi dapat menghisap Asi dengan

adekuat (Tinggi et al., 2019).

Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 12 bulan, namun

tidak ada batasan yang pasti. Menurut psikologi, bayi adalah periode

perkembangan yang panjang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Asuhan

tidak hanya diberikan kepada ibu, tapi juga sangat diperlukan oleh bayi baru

lahir (BBL). Walaupun sebagian besar proses persalinan terfokus pada ibu,

tetapi karena proses tersebut merupakan pengeluaran hasil kehamilan (Bayi)

maka penatalaksanaan persalinan baru dapat dikatakan berhasil apabila

selain ibunya, bayi yang dilahirkan juga berada dalam kondisi yang optimal.

Bayi “cukup bulan” adalah bayi yang dilahirkan setelah usia kehamilan

genap mencapai 37 minggu dan sebelum usia kehamilan genap mencapai 41

minggu (Tinggi et al., 2019)

2.2.2 Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal

Ciri-Ciri bayi baru lahir di bagi dalam beberapa Ciri-Ciri menurut (Ii et al.,

2016) diantaranya :

a. Berat badan 2.500-4.000 gram

b. Panjang badan 48-52cm

c. Lingkar dada 30-35cm

d. Lingkar kepala 33-35cm


e. Frekuensi jantung 120-160x/menit

f. Pernapasan ±40-60x/menit

g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup

terbentuk dan diliputi vernix caseosa, kuku panjang.

h. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.

i. Kuku agak panjang dan lemas

j. Genetalia : pada perempuan, labia mayora sudah menutupi labia

minora, pada laki-laki: testis sudah turun, skrotum sudah ada.

k. Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik

l. Reflek moro baik: Bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan

seperti memeluk.

m. Refleks grasping sudah baik: apabila diletakkan suatu benda diatas

telapak tangan, bayi akan menggenggam / adanya gerakan refleks.

n. Refleks rooting / mencari putting susu dengan rangsangan tektil pada

pipi dan daerah mulut sudah terbentuk dengan baik.

o. Eliminasi baik : urine dan ekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,

meconium berwarna hitam kecoklatan.

2.2.3 Klasifikasi Berat Badan Lahir

Klasifikasi bayi menurut masa gestasi dan umur kehamilan adalah bayi

kurang bulan, bayi cukup bulan dan bayi lebih bulan. Berat lahir adalah

berat bayi yang ditimbang dalam jangka waktu 1 jam pertama setelah lahir.

Bayi baru lahir dibagi dalam beberapa klasifikasi menurut (Ii et al., 2016)

yaitu :

a. Bayi baru lahir menurut masa gestasinya :


1) Kurang bulan (preterm infant) : < 37 minggu

2) Cukup bulan (term infant) : 37-42 minggu

3) Lebih bulan (postterm infant) : 42 minggu atau lebih

b. Bayi baru lahir menurut berat badan lahir :

1) Berat lahir rendah : 4000 gram

2) Berat lahir cukup : 2500-4000 gram

3) Berat lahir lebih : >4000 gram

2.2.4 Masalah-Masalah Utama Pada Bayi Baru Lahir

Masalah-Masalah Utama yang terjadi Pada Bayi Baru Lahir menurut

(Tinggi et al., 2019) diantaranya :

a. Muntah atau Gumoh

Muntah atau emesis adalah keadaan yang dikeluarkan dari isi

lambung secara ekspulsif atau keluarnya kembali sebagian besar atau

seluruh isi lambung yang terjadi setelah agak lama makanan masuk

kedalam lambung.

Gumoh adalah keluarnya kembali susu yang telah ditelan atau

beberapa saat setelah minum susu botol atau menyusui pada ibu dan

jumlahnya hanya sedikit.

b. Kembung

Kembung adalah salah satu kondisi yang ditandai saat perut sedang

merasa penuh serta terasa kencang dan kondisi seperti ini biasanya

disertai juga dengan gejala buang gas atau kentut dengan berlebihan

sendawa, dan juga merasakan gejolak didalam perut.


c. Konstipasi atau obstipasi

Konstipasi/sembelita adalah anak jarang sekali buang air besar dan

jika buang air besar terasa keras.

d. Diare

Diare adalah penyakit yang membuat penderitanya sering buang air

besar dengan kondisi encer atau cair tanpa lender dan darah yang terjadi

padabayi dan anak sebelumnya tampak sehat.

e. Dermatitis Atopik (Eksim Susu)

Dermastik Atopik adalah sebuah penyakit kulit yang di tandai

dengan gejala seperti kulit kering, gatal secara terus-menerus,dan ruam

merah di kulit. Kondisi ini sering terjadi pada bayi dan anak dan tidak

menular, akan tetapi dapat menimbulkan asma.

f. Diaper Rash (Ruam Popok)

Diaper rash adalah ruam kulit akibat radang pada daerah yang

tertutup popok, yaitu pada alat kelamin, sekitar dubur, bokong, lipatan

paha dan perut bagian bawah. Hal ini dapat Berupa bercak-bercak iritasi

kemerahan, kadang menebal dan menanah.

g. Miliariasis Atau Biang Keringat

Miliariasis adalah kelainan kulit yang ditandai dengan kemerahan,

dan disertai dengan gelembung kecil berair yang timbul akibat keringat

berlebihan disertai dengan sumbatan saluran kelenjar keringat yaitu di

dahi, leher, bagian yang tertutup pakaian (dada, punggung), tempat

yang mengalami tekanan atau gesekan pakaian dan juga kepala.

h. Dermatitis Seboroik (Cradle Cap)


Dermatitis Seboroik adalah penyakit inflamasi kronik yang

berhubungan dengan kelenjar sebaseus. Dermatitis seboroik juga

merupakan kerak pada kulit kepala bayi yang disebabkan oleh vernix

kaseosa yang tidak bersih dan dapat terinfeksi staphylococcus.

i. Bercak Mongol

Bercak mongol adalah bercak berwarna biru di kulit bayi yang baru

lahir. Bercak mongol atau congenital dermal melanocytsis biasanya

muncul di area bokong, punggung,tangan atau kaki.

j. Hemagioma (Tumor Jinak Di Kulit)

Hemagioma adalah tumor jinak atau hamartoma/gumpalan yang

terjadi akibat gangguan pada perkembangan dan pembentukan

pembuluh darah dan dapat terjadi disegala organ seperti hati, limfa,

otak, tulang dan kulit.

k. Furunkel Atau Bisul

Furunkel adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh staphylococcus

profunda yang berbentuk nodul-nodul lemak eritematosa dan letaknya

di dalam, biasanya daerah muka, pantat, leher, ketiak dan lain-lain.

l. Kandisosis Atau Moniliasis Atau Oral Trush

Oral trush adalah infeksi Candida yang didapat bayi melalui jalan

lahir atau perkontinuitatum. Biasanya infeksi terjadi didaerah

mukokutan, mulut dan bibir. Lesi berupa bercak putih yang lekat pada

lidah, bibir dan mukosa mulut yang dapat dibedakan dengan sisa susu.

m. Ikterus Fisiologis

Ikterus fisiologis adalah peningkatan kadar bilirubin dalam darah

dalam satu minggu pertama kehidupannya. Pada hari ke 2-3 dan


puncaknya di hari ke 5-7, akan menurun pada hari ke 10-14,

peningkatannya tidak melebihi 10 mg/ddl pada bayi atterm dan < 12

mg/dl pada bayi prematur. Keadaan ini masih dalam hal normal.

2.2.5 Perawatan bayi baru lahir

Perawatan bayi adalah tindakan yang dilakukan utnuk merawat dan

menjaga kesehatan bayi, serta memenuhi kebutuhan dasar bayi. Perawatan

bayi baru lahir terdiri dari ASI eksklusif, perawatan mata, perawatan

hidung, perawatan telinga, pijat bayi, perawatan tali pusat, menjaga

kehangatan bayi,pakaian bayi, imunisasi dan perawatan bayi secara umum.

Observasi bayi (Tinggi et al., 2019) berikut ini adalah perawatan bayi baru

lahir :

a. Perawatan tali pusat

1) Pengertian perawatan tali pusat

Tali pusat (umbilical cord) adalah saluran kehidupan bagi janin

selama dalam kandungan dengan plasenta. Saluran ini biasanya terdiri

dari tiga pembuluh darah yaitu satu pembuluh darah vena dan dua

pembuluh darah arteri (Tinggi et al., 2019). Perawatan tali pusat

bertujuan untuk memberikan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir

agar tetap kering dan mencegah terjadinya infeksi (Pertiwi et al., 2015).

Tali pusat bayi dibersihkan minimal dua kali sehari dengan

menggunakan sedikit sabundan air hangat(Pertiwi et al., 2015).

2) Fungsi tali pusat

Tali pusat berfungsi sebagai saluran yang berhubungan anatara

plasenta dan bagian tubuh janin sehingga janin mendapat asupan


oksigen, makanan dan antibody dari ibu yang sebelumnya diterima

terlebih dahulu oleh plasenta melalui vena umbilikalis. Selain itu tali

pusat juga berfungsi sebagai saluran pertukaran urea dan gas karbon

dioksida yang akan meresap keluar melalui arteri umbilikalis (Tinggi et

al., 2019)

3) Gangguan-gangguan pada tali pusat

Tali pusat basah, berbau dan menunjukkan tanda-tanda radang

yang jika tidak segera dibantu akan menyebabkan sepsis, menginitis,

dan lain-lain (Tinggi et al., 2019). Pada pangkal tali pusat dan daerah

sekitarnya berwarna merah, ada cairan berbau, darah yang keluar terus

menerus.

Dengan adanya sirkulasi darah janin dalam rahim berbeda dengan

sirkulasi darah pada bayi dan anak. Selama kehidupan dalam rahim

paru-paru janin tidak berfungsi selama pernafasan, pertukaran gas

sementara dilakukan oleh plasenta. Darah mengalir dari plasenta ke

janin melalui vena umbiikalis yang terdapat dalam tali pusat. Jumlah

darah yang mengalir melalui tali pusat adalahsekitar 125 ml/kg/BB per

menit atau sekitar 500 ml per menit.

b. Memandikan bayi

Tunda untuk memandikan bayi hingga sedikitnya 6 jam setelah

lahir. Memandikan bayi beberapa jam pertama dapat mengarah pada

kondisi hipotermia dan sangat membahayakan keselamatan bayinya.

Pada bulanbulan pertama, bayi dimandikan pada jam 09.30-10.00,

untuk memandikannya pakailah air yang cukup hangat karena suhu


tubuh bayi terpengaruh dan mudah berubah. Persiapan untuk

memandikan bayi :

1) Tunggu sedikitnya enam jam setelah lahir, sebelum

memandikan bayi.Waktu tunggu menjadi lebih lama jika bayi

mengalami asfiksia dan hipotermia.

2) Sebelum memandikan bayi, pastikan bahwa temperatur tubuh

bayi telah stabil (36,5 – 37,5 0C).

3) Jangan memandikan bayi yang mengalami masalah pernapasan.

4) Sebelum memandikan bayi, pastikan ruangan tersebut hangat

dan tidak ada hembusan angin. Siapkan handuk bersih dan

kering.

5) Memandikan bayi secara cepat dengan air yang bersih dan

hangat.

6) Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih dan

kering.

7) Ganti handuk yang basah dan segera selimuti kembali bayi

dengan kain atau selimut bersih dan kering secara longgar.

c. Perawatan Mata Pada Bayi

Perawatan mata bayi merupakan bagian penting dari perawatan

bayi secara keseluruhan. Perawatan mata yang benar bisa

menghindari bayi terkena infeksi mata. Hasil penelitian

sebelumnya membuktikkan bahwa setiap 3 detik, sumber air mata

akan mengeluarkan air mata, yang kemudian mengalir ke saluran

di ujung tengah mata dekat hidung. Pada bayi baru lahir, karena di
kandungan belum pernah menangis, maka sumber air mata belum

bisa berproduksi. Jadi, salurannya masih tertutup dan kadang

terbuka tapi lalu menutup lagi, sehingga air mata yang seharusnya

sudah mengalir jadi tergenang. Tujuan perawatan mata adalah

menjaga kebersihan mata dan mencegah terjadinya infeksi pada

mata karena kurang dibersihkan di daerah sekiar mata(Suparyanto

dan Rosad (2015, 2020).

d. Pemberian nutrisi ( ASI ) pada bayi

Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi.

ASI diketahui mengandung zat gizi yang sesuai untuk pertumbuhan

dan perkembangan bayi, baik kualitas maupun kuantitasnya.

Banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari ASI. Tidak saja

dalam keuntungan pertumbuhan dan perkembangan bayi, tetapi

juga hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi yang akan

memberikan dukungan sangat besar terhadap terjadinya proses

pembentukan emosi positif pada anak, dan berbagai keuntungan

bagi ibu (Ii et al., 2016)

1) ASI sesering mungkin sesuai keinginan ibu (jika payudara

penuh) atau sesuaikebutuhan bayi setiap 2-3 jam (paling

sedikit setiap jam).

2) Berikan ASI saja (ASI eksklusif) sampai bayi berumur 6 bulan.

3) Selanjutnya pemberian ASI diberikan hingga anak berusia 2

tahun dengan penambahan makanan lunak atau padat yang


disebut MPASI (Makanan Pendamping ASI (Ii et al., 2016)

Manfaat dari IMD yaitu :

a) Manfaat Inisisasi Menyusu Dini (IMD) untuk bayi :

(1) Menurunkan angka kematian bayi karena hypothermia.

(2) ibu menghangatkan bayi dengan suhu yang tepat.

(3) Bayi mendapatkan kolustrum yang kaya akan anti bodi,

penting untuk pertumbuhan usus dan ketahanan bayi

terhadap infeksi.

(4) Bayi dapat menjilat kulit ibu dan menelan bakteri yang

aman, berkoloni di usus bayi dan menyaingi bakteri

pathogen.

(5) Menyebabkan kadar glukosa darah bayi yang lebih baik

pada beberapa jam setelah persalinan.

(6) Pengeluaran mekonium lebih dini, sehingga

menurunkan intensitas ikterus normal pada bayi baru

lahir.

b) Manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) untuk ibu :

(1) Ibu dan bayi menjadi lebih tenang

(2) Jalinan kasih sayang ibu dan bayi lebih baik sebab bayi

siaga dalam 1-2 jam pertama.

(3) Sentuhan, Jilatan, Usapan pada putting susu ibu akan

merangsang pengeluaran hormon oxyitosin sehingga

membantu kontraksi uterus, mengurangi resiko

perdarahan, dan mempercepat pelepasan plasenta.


Proses menyusui bayi pertama kali dilakukan oleh ibu dalam 1

jam pertama pascapersalinan. Pada persalinan dengan tindakan

misalnya seksio sesaria, proses IMD tetap dapat dilakukan. (HTA

Indonesia, 2010)

e. Kebutuhan Eliminasi

1) BAB

Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama minggu

pertama dan jumlah paling banyak adalah antara hari ketiga dan

keenam. Pada minggu kedua kehidupan, bayi mulai memiliki pola

defekasi. Dengan tambahan makanan padat, tinja bayi akan

menyerupai tinja orang dewasa. (Ii et al., 2016)

2) BAK

Untuk menjaga bayi tetap bersih, hangat dan kering, maka setelah

BAK harus diganti popoknya (Ii et al., 2016).

f) Perawatan Hidung Pada Bayi

Untuk membersihkan hidung bayi, bisa dengan

mencelupkan cotton bud ke dalam air hangat, lalu secara hati-hati

masukan ke hidung si kecil. Bersihkan kotoran yang menempel pada

dinding dalam dengan memutar tangkai tersebut ke arah kanan atau kiri,

hingga kotorannya terangkat. Namun jika kotoran tersebut kering dan

menempel erat, oleskan kapas basah pada kotoran terus menerus hingga

melunak. Lakukan pembersihan hidung ini 1 kali seminggu. Biasanya

proses membersihkan hidung membutuhkan waktu 10 menit.


Pada beberapa bayi bunyi napas tambahan pada bayi seperti

grok-grok, bisa merupakan kondisi yang normal. Hal ini terjadi karena

produksi mukus (lendir) saluran pernapasan yang berlebihan. Produksi

mukus ini bisa meningkat misalnya jika bayi mengalami

alergi atau infeksi saluran napas. Pada orang dewasa, normalnya mukus

ini akan dikeluarkan secara berkala, yakni melalui batuk atau ditelan

hingga masuk ke saluran pencernaan. Namun, pada bayi, refleks batuk

dan menelan ini kerap kali belum optimal, sehingga menyebabkan

mukus menumpuk di tenggorokan. Penumpukan mukus ini bisa

menyebabkan obstruksi parsial (sumbatan sebagian) aliran udara ketika

bernapas. Karenanya, napaspun akan berbunyi seperti mengorok. Pada

kondisi yang ringan, bunyi napas tambahan ini akan mereda sebelum

bayi berusia 6 bulan. Beberapa cara merawat hidung pada bayi yaitu :

1) Posisikan bayi telentang dipangkuan

2) Agar bayi tidak rewel dan memberontak, pastikan bayi telah

kenyang menyusu, popoknya bersih, dan tidak mengantuk

3) Sedot kotoran di hidungnya dengan penyedot ingus khusus

yang aman bagi bayi

g) Perawatan telinga pada bayi

Menjaga kebersihan sangatlah penting bagi kesehatan bayi, apalagi

pada bagian telinga. Selain bermanfaat untuk mencegah menumpuknya

kotoran, membersihkan telinga juga bisamenghilangkan sel-sel mati

yang telah menumpuk pada lipatan telinga (Pondok ibu, 2015). Telinga

yang tidak dijaga kebersihannya, akan menimbulkan infeksi pada telinga


karena menumpuknya kotoran pada telinga. Kotoran pada telinga

yang tidak rajin dibersihkan akan mengganggu kesehatan telinga

bayi (Rahmawati & Meiferina, 2019).

h) Perawatan memotong kuku pada bayi

Menjaga agar kuku bayi baru lahir tetap pendek adalah hal

yang penting untuk perlindungan bayi itu sendiri. Selama bayi

bermain dengan jari-jarinya, dengan mudah dapat mencakar

wajahnya sendiri jika kuku jarinya tidak pendek dan dipotong dengan

rata. Seiring dengan makin s Kuku bayi juga harus selalu

digunting apabila sudah terlihat panjang karena kalau kuku bayi

panjang akan membahayakan bayi itu sendiri, bisa mencakar kulit

wajah bayi (Rahmawati & Meiferina, 2019).

2.3 Roy Adaptation Model

Model keperawatan adaptasi Roy adalah model yang memandang

manusia sebagai suatu sistem adaptasi mulai dari tingkatan individu itu

sendiri sampai ke adaptasi dengan lingkungan. Teori ini menjelaskan proses

keperawatan yang bertujuan membantu seseorang untuk beradaptasi terhadap

perubahan kebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan hubungan

interdependensi selama sehat sakit (MarrinerTomery, 1994 dan Rofikoh,

2014).

Model Adaptasi Roy (RAM) hadir sebagai desain bahwa respon

perilaku dapat dihubungkan dengan cara tiga rangsangan: fokal, kontekstual,

dan residual; proses kontrol atau mekanisme koping dapat diakses melalui

sistem regulator dan kognator untuk individu, dan melalui stabilizer dan
inovator subsistem untuk kelompok. Tanggapan adaptif individu / kelompok,

yang berfungsi untuk mempertahankan adaptasi individu dan perubahan

lingkungan dan akhirnya meningkatkan kesehatan, kemudian dinilai dalam

empat mode adaptif: fisiologis, identitas konsep diri-kelompok, fungsi peran,

dan interdependensi (Whittemore & Roy 2002, Pearson et al. 2005, Roy 2009

dalam Akyil dan Erguney 2012). Sistem dalam model adaptasi Roy

dijelaskan sebagai berikut (Roy, 1991):

Gambar 2. 1. Sistem model adaptasi Roy


2.3.1 Input atau stimulus

Roy mengidentifikasi bahwa input sebagai stimulus, merupakan kesatuan

informasi, bahan-bahan atau energi dari lingkungan yang dapat

menimbulkan respon, dimana dibagi dalam tiga tingkatan yaitu stimulus

fokal, kontekstual dan stimulus residual.

a. Stimulus fokal yaitu stimulus yang langsung berhadapan dengan

seseorang, efeknya segera (Prasetyo, 2014).

b. Stimulus kontekstual yaitu semua stimulus lain yang dialami

seseorang baik internal maupun eksternal yang mempengaruhi situasi

dan dapat diobservasi, diukur dan secara subyektif dilaporkan.


Rangsangan ini muncul secara bersamaan dimana dapat menimbulkan

respon negatif pada stimulus fokal (Prasetyo, 2014).

c. Stimulus residual yaitu ciri-ciri tambahan yang ada dan relevan

dengan situasi yang ada tetapi sukar untuk diobservasi. Stimulus

residual adalah faktor internal dan eksternal, yang efeknya saat ini

tidak jelas, dan orang mungkin tidak menyadari faktor-faktor ini

(Alligood, 2012). Salah satu contoh stimulus residual adalah

kurangnya pengetahuan pasien dalam memahami pentingnya

perawatan bayi baru lahir.

2.3.2 Proses kontrol atau mekanisme koping

Proses kontrol seseorang menurut Roy adalah bentuk mekanisme koping

yang di gunakan. Mekanisme kontrol ini dibagi atas regulator dan

kognator yang merupakan subsistem.

a. Subsistem regulator.

Regulator merupakan Sebuah tipe dasar dari proses adaptif yang

merespon secara otomatis melalui saraf, kimia, dan koping saluran

endokrin (Roy & Andrews, 1999).

b. Subsistem kognator.

Stimulus untuk subsistem kognator dapat berupa eksternal maupun

internal. Perilaku output dari regulator subsistem dapat menjadi

stimulus umpan balik untuk kognator subsistem. Kognator kontrol

proses berhubungan dengan fungsi otak dalam memproses informasi,

penilaian dan emosi. Persepsi atau proses informasi berhubungan

dengan proses internal dalam memilih atensi, mencatat dan

mengingat. Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan adalah


proses internal yang berhubungan dengan penilaian atau analisa.

Emosi adalah proses pertahanan untuk mencari keringanan,

mempergunakan penilaian dan kasih sayang.

2.3.3 Efektor atau prilaku

Konsep adaptasi Calista Roy adalah bagian dari proses internal dan

bertindak sebagai efektor sistem. Perilaku dalam konsep ini bertujuan

untuk beradaptasi dengan rangsangan, meliputi fungsi fisiologis, konsep

diri, fungsi peran, dan interdependensi (Whittemore & Roy 2002,

Pearson et al. 2005, Roy 2009).

a. Fungsi fisiologis, melibatkan kebutuhan dasar tubuh dan cara

beradaptasi. komponen sistem adaptasi diantaranya oksigenasi, nutrisi,

eliminasi, cairan, elektrolit, fungsi endokrin, aktivitas, tidur / istirahat,

perlindungan dan indra/ sensori. Indikator adaptif pada fungsi

fisiologis oleh Priyo (2012) dijelaskan sebagai berikut:

1) Oksigenasi: fungsi fisiologis dikatakan adaptif pada area

oksigenasi jika pernafasan yang seimbang, pola pertukaran

gas yang stabil, dan transportasi gas yang memadai. Sedangkan

dikatakan inefektif bila terjadinya hipoksia, gangguan ventilasi,

pertukaran dan transportasi gas yang tidak adekuat, perubahan

perfusi jaringan dan proses kompensasi untuk perubahan oksigen

yang kurang

2) Nutrisi, fungsi fisiologis dikatakan adaptif pada area nutrisi jika

pencernaan yang stabil, pola nutrisi sesuai dengan kebutuhan

tubuh, kebutuhan metabolisme dan nutrisi terpenuhi. Sedangkan


inefektif jika penurunan berat badan, perasaan mual dan muntah

serta pola pola makan tidak adekuat.

3) Eliminasi, fungsi fisiologis dikatakan adaptif pada area eliminasi

jika pola eliminasi dan defeksi baik. Sedangkan inefektif jika

perubahan pola eliminasi dan defeksi yang tidak efektif

4) Aktifitas dan istirahat, fungsi fisiologis dikatakan adaptif pada

area aktifitas dan istirahat jika proses mobilitas yang terintegrasi,

pergerakan yang cukup, pola aktifitas dan istirahat yang efektif,

dan menyesuaikan tidur dengan perubahan lingkungan.

Sedangkan dikatakan inefektif jika immobilitas, intoleransi

aktifitas, pola aktifitas dan istirahat tidak efektif dan gangguan

pola tidur.

5) Proteksi, fungsi fisiologis dikatakan adaptif pada area proteksi

jika kulit utuh, respon penyembuhan luka yang efektif, integritas

dan kekebalan tubuh tubuh yang cukup, proses imunitas yang

efektif dan pengaturan suhu yang efektif. Dikatakan inefektif jika

adanya gangguan integritas kulit, delayed wound healing, infeksi,

pengaturan suhu yang tidak efektif dan proses imunitas tidak

efektif

6) Sensori, fungsi fisiologis dikatakan adaptif pada area sensori jika

proses sensori yang efektif, pola persepsi yang stabil, strategi

kopig untuk gangguan sensori efektif. Dikatakan inefektif jika

adanya gangguan sensori primer, hilangnya kemampuan merawat

diri sendri, gangguan komunikasi, nyeri akut dan kronis,


gangguan persepsi dan strategi koping kerusakan sensori yang

tidak efektif.

7) Cairan dan elektrolit, fungsi fisiologis dikatakan adaptif pada area

cairan dan elektrolit jika memperlihatkan adanya proses

keseimbangan cairan dan stabilitas elektrolit didalam tubuh stabil,

status asam basa yang seimbang, regulasi buffer kimia yang

efektif. Dikatakan inefektif jika adaya dehidrasi, adanya edema,

syok, gangguan elektrolit dan ketidakeseimbangan asam basa.

8) Fungsi endokrin, fungsi fisiologis dikatakan adaptif pada area

endokrin jika pengaturan hormonal yang efektif, strategi koping

teerhadap stress yang efektif. Dikatakan inefektif jika regulasi

hormon yang tidak efektif, fatigue, iritabilitass dan stress.

b. Konsep-diri, mengacu pada keyakinan dan perasaan tentang diri

sendiri, bagaimana seseorang mengenal pola-pola interaksi sosial

dalam berhubungan dengan orang lain. Terdiri dari (Priyo, 2012):

1) Physical self (termasuk citra tubuh), seseorang dengan

hemodialisa dikatakan beradaptasi secara adaptif apabila

gambaran diri yang positif, fungsi seksual yang efektif, integritas

fisik dengan pertumbuhan fisik, kompensasi terhadap perubahan

tubuh yang efektif, strategi koping terhadap kehilangan yang

efektif. Dikatakan adaptasi inefektif jika adanya gangguan

gambaran diri, disfungsi seksual, dan strategi koping kehilangan

tidak efektif

2) Personal self (termasuk konsistensi diri dan ideal diri) dan etika

moral diri (termasuk observasi diri dan evaluasi diri) (Alligood,


2012). Gambaran tentang konsep diri seseorang akan berubah

secara mendalam sebagai upaya untuk beradaptasi terhadap

stimulus (Prasetyo, 2014). Seseorang dengan hemodialisa

dikatakan beradaptasi secara adaptif apabila mempertahankan

adanya konsisten diri, ideal diri, moral-etik-spiritual yang efektif,

harga diri yang fungsional dan strategi koping yang efektif

terhadap ancaman. Sebaliknya dikatakan inefektif jika adanya

kecemasan, powerlessness, mersa bersalah dan memiliki harga

diri rendah (Priyo, 2012)

c. Fungsi peran, melibatkan perilaku berdasarkan posisi seseorang dalam

masyarakat, merupakan proses penyesuaian yang berhubungan dengan

bagaimana peran seseorang dalam mengenal pola-pola interaksi sosial

dalam berhubungan dengan orang lain dalam situasi tertentu tercermin

pada peran primer, sekunder, dan tersier (Alligood, 2012).

Adaptasi fungsi peran bagi individu termasuk mengetahui peran

terhadap orang lain dan diharapkan melibatkan model adaptif yang

cocok untuk peran-peran yang unik dari masingmasing individu.

Adaptasi melibatkan tanggung jawab peran yang bermacam-macam

untuk mendukung pencapaian tujuan hidup (Aligood 2010, George

1995, sitzman & Eichelberger 2011). Priyo (2012) mengatakan bahwa

indikator adaptif pada seseorang memperlihatkan adanya proses

transisi peran efektif, pengungkapan prilaku peran yang utuh,

keutuhan peran primer, sekunder, dan tersier, pola penguasaan peran

yang stabil dan proses koping terhadap perubahan peran peran yang
efektif; dikatakan inefekif jika adanya transisi peran, konflik peran,

dan kegagalan dalam menjalankan peran.

d. Interdependence (saling ketergantungan) merupakan kemampuan

seseorang mengenal pola-pola tentang kasih sayang, cinta yang

dilakukan melalui hubungan secara interpersonal pada tingkat

individu maupun kelompok (Roy, 2009). Fokusnya adalah interaksi

untuk saling memberi dan menerima cinta atau kasih sayang,

perhatian dan saling menghargai, keseimbangan antara ketergantungan

dan kemandirian dalam menerima sesuatu. Interdependensi ini dapat

dilihat dari keseimbangan antara dua nilai ekstrim, yaitu memberi dan

menerima (Alligood, 2012).

Indikator untuk mengatakan seseorang dengan adaptif jika

memperlihatkan adanya pola dukungan dari keluarga, berhubungan

dengan lingkungan yang efektif, strategi koping efektif; sedangkan

untuk mengatakan seseorang dengan adaptasi yang inefektif jika pola

memberi dan penerimaan pengasuhan tidak efektif, pola berhubungan

dengan lingkungan tidak efektif dan kesepian (Priyo, 2012; Alligood,

2012).

2.3.4 Output

Output dari suatu sistem adalah perilaku yang dapat diamati, diukur

atau secara subyektif dapat dilaporkan baik berasal dari dalam maupun

dari luar. Perilaku ini merupakan umpan balik untuk sistem. Roy

mengkategorikan output sistem sebagai respon yang adaptif atau respon

yang inefektif. Respon yang adaptif dapat meningkatkan integritas

seseorang yang secara keseluruhan dapat terlihat bila seseorang tersebut


mampu melaksanakan tujuan yang berkenaan dengan kelangsungan

hidup, perkembangan, reproduksi dan keunggulan. Respon yang inefektif

adalah perilaku yang tidak mendukung tujuan tersebut.

Pada teori Roy, tujuan intervensi keperawatan adalah untuk

mempertahankan dan meningkatkan perilaku adaptif dan merubah perilaku

inefektif, sehingga pasien dapat beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan

fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi dalam rentang sehat-sakit

(Potter & Perry, 2005). Dalam hal ini perawat dapat memberikan intervensi

menguatkan mekanisme koping regulator dan kognator.

Model Adaptasi Roy

Gambar 2.1 Roy Adaptation Model

2.4 Kerangka Teori Roy


Input Proses kontrol Efektor Output

- Stimuli
internal:

- Kemampu
- Pengala
man

- Fungsi
- Mekanisme fisiologis Respon:
koping - Konsep diri - Adaptif
- Regulator - Fungsi peran - Maladaptif
- kognator - interdependen:
- Hubungan
sosial
- Dukungan
individu
- Dukungan
kelompok

Umpan balik

Keterangan : a. = Diteliti

a. = Tidak diteliti
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Hubungan Faktor Pengalaman Dan
Dukungan Suami Dengan Kesiapan Ibu Hamil Dalam Merawat Bayi
Baru Lahir (Modifikasi Model Adaptasi Roy)
BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka konseptual penelitian

Sugiyono (2017) mengemukakan bahwa kerangka berpikir merupakan

model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor

yang telah diidentifikasi sebagai hal yang penting.

. Variabel Independen

Variabel Dependen
1. Pengalaman Kesiapan ibu hamil
2. Dukungan suami

Confounding Variable

1. Fisik 6.suku 11.pendapatan keluarga


2. Usia 7.paritas 12. pendidikan
3. Pekerjaan 8.graviditas
4. Nilai 9.jarak
5. Sikap 10.riwayat aborsi

Keterangan : a. = diteliti
a. = tidak diteliti
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Analisis Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kesiapan Ibu Hamil Dalam Merawat Bayi Baru Lahir

47
3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu masalah yang dihadapi

dan perlu diuji kebenarannya dengan data yang lebih lengkap dan menunjang,

dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan

data. (Terdahulu et al., n.d.)

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1 Ada hubungan faktor pengalaman dengan kesiapan ibu hamil dalam

perawatan bayi baru lahir

2 Ada hubungan faktor dukungan suami dengan kesiapan ibu hamil

dalam perawatan bayi baru lahir


BAB 4

METODELOGI PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara penyelesaian masalah dengan menggunakan

metode ilmiah, dalam bab ini diuraikan tentang: (1) desain penelitian, (2)

kerangka kerja (frame work), (3) populasi, sampel, dan sampling, (4) identifikasi

variabel, (5) definisi operasional, (6) instrumen penelitian, (7) lokasi dan waktu

penelitian, (8) proses pengumpulan data dan analisa data, dan (9) etika penelitian.

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain analitik korelasional dengan

pendekatan cross sectional, yaitu suatu pendekatan penelitian untuk melihat

suatu hubungan diantara beberapa variabel yang diukur secara bersamaan dan

hanya sekali pengukuran atau pengamatan tanpa ada tindak lanjut, yaitu

penelitian yang menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel

independen (bebas) dan dependen (terikat) hanya satu kali pada satu saat

(Nursalam, 2021).

4.2 Kerangka Kerja

Pada bab ini akan diuraikan metodologi penelitian yang terdiri dari

kerangka kerja dan alat bantu penelitian. Kerangka kerja ini merupakan

langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penyelesaian yang akan dibahas.

(Abarca, 2021)

49
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Hubungan Faktor Pengalaman dan Dukungan Suami
dengan Kesiapan Ibu Hamil Dalam Keperawatan Bayi Baru Lahir
4.3 Populasi, Sampel, Sampling

4.3.1 Populasi

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) populasi adalah

keseluruhan orang atau penduduk yang menjadi sasaran penelitian disuatu

daerah (Syahdrajat, 2015). Populasi penelitian ini yaitu semua ibu hamil

trimester III di Puskesmas Mayangan dengan jumlah 30 orang.

4.3.2 Sampel

Ada dua syarat yang harus dipenuhi dalam menetapkan sampel: (1)

representatif, yaitu sampel yang dapat mewakili populasi yang ada (2)

sampel harus cukup banyak (Nursalam, 2008). Pada penelitian ini sampel

yang akan diteliti adalah ibu hamil menjelang trimester III sebanyak 23

orang yang berkunjung ke Puskesmas Mayangan Jombang.

Kriteria sampel, antara lain:

1. Ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Mayangan

2. Bersedia menjadi responden

Teknik pengambilan sampel dalam penilitian ini adalah ditentukan

menggunakan rumus minimal sampel size (Lemeshow, 2017) dengan

perhitungan sebagai berikut:

2
Z . N . p .q
n= 2 2
d ( N−1 )+ Z . p . q

Keterangan :

n : Besar sampel minimal

N : Jumlah populasi

Z : Standar deviasi normal untuk 1,96 dengan CI 95%


d : Derajat ketepatan yang digunakan oleh 90% atau 0,1

p : Proporsi target populasi adalah 0,5

q : Proporsi tanpa atribut 1-p = 0,5


2
1 , 96 .43 . 0 ,5.0 , 5
n= 2 2
0 ,1 ( 43−1 ) +1 , 96 .0 , 5.0 , 5

41,2972
n=
1,3804

n=30

Sampel dari penelitian ini yaitu sebagian besar ibu hamil di

Puskesmas Mayangan sebanyak 23 orang.

4.3.3 Sampling

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah simple random sampling adalah adalah sebagai teknik untuk

menentukan sampel dari populasi dengan cara memilih secara acak

sederhana (Sugiyono, 2017).

Pengambilan sampel dari populasi penelitian dilakukan dengan

teknik simpel random sampling. Cara pengambilannya simpel random

sampling yaitu dengan cara menuliskan nama ibu hamil trimester 3 dari

nomor 1 sampai 30 kemudian buat gulungan kertas yang sudah diberi

nama ibu lalu gulung kertas tersebut, lanjut kita kocok (acak) untuk

dikeluarkan satu demi satu ( juga secara acak) hingga 30 gulungan kertas.

Dan yang terakhir nama ibu hamil yang disebutkan, yang dipilih sebagai

sampel.
4.4 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional

4.4.1 Identifikasi variabel

Variabel penelitian merupakan objek yang menempel (dimiliki) pada

diri subjek. Objek penelitian dapat berupa orang, benda, transaksi, atau

kejadian yang dikumpulkan dari subjek penelitian yang menggambarkan

suatu kondisi atau nilai masing-masing subjek penelitian. Nama variabel

sesungguhnya berasal dari fakta bahwa karakteristik tertentu bisa

bervariasi di antara objek dalam suatu populasi. (Purwanto, 2019).

b. Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel independen, sering disebut juga sebagai variabel bebas,

variabel yang mempengaruhi. Variabel bebas juga dapat diartikan sebagai

suatu kondisi atau nilai yang jika muncul maka akan memunculkan

(mengubah) kondisi atau nilai yang lain(Purwanto, 2019). Dalam

penelitian ini independennya faktor yang mempengaruhi kesiapan ibu

dalam perawatan bayi baru lahir. Faktor-faktor tersebuat meliputi

pengalaman dan dukungan suami.

c. Variabel Dependen (Variabel Terikat)


Variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel yang secara

struktur berpikir keilmuan menjadi variabel yang disebabkan oleh adanya

perubahan variabel lainnya. Variabel tak bebas ini menjadi primary

interest to the researcher atau persoalan pokok bagi si peneliti, yang

selanjutnya menjadi objek penelitian (Purwanto, 2019). Dalam penelitian

ini dependennya adalah kesiapan perawatan bayi baru lahir.


4.4.2 Definisi operasional

Definisi operasional yaitu definisi yang didasarkan pada karakteristik

yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau mengubah

konsep yang berupa konstruk dengan kata yang menggambarkan perilaku

atau gejala yang dapat diamati dan diuji serta ditentukan kebenarannya oleh

orang lain. (Ii, 2003)

Tabel 4.1 Definisi Operasional Faktor yang Berhubungan dengan Kesiapan ibu
Hamil dalam melakukan Perwatan Bayi Baru lahir
Variabel Definisi Parameter Alat Skala Skor
Operasional Ukur Data
Variabel Pengalaman a. Afektif Kuesioner Nominal Kuesioner.
bebas sebelumnya b. Kognitif Menjawab:
1. Pengala dalam Ya: 1
man mempersiap Tidak: 0
kan Interpretasi:
perawatan 1. Berpenga
bayi baru laman: >
lahir skor T
2. Tidak
berpengal
aman: <=
skor T
2.Dukunga Dukungan 1. Dukungan Kuesioner Nominal Skala Likert
n suami suami Penilaian Selalu: 3
terhadap 2. Dukungan Sering: 2
kesiapan ibu Informasi Kadang-
3. Dukungan
hamil kadang: 1
Instrumental
perawatan 4. Dukungan
Tidak
bayi baru Emosional Pernah: 0
lahir Interpretasi:
 Mendu
kung: >
Skor T
 Tidak
mendu
kung: <=
Skor T
Variabel respon ibu 1) Pembe Kuesio Nominal Kuesioner.
Terikat: hamil rian ner Menjawab:
Kesiapan terhadap nutrisi/ Ya: 1
ibu hamil keseluruhan ASI Tidak: 0
kondisi ibu 2) Memandi 1. Siap:
yang kan bayi >60%
membuatnya 3) Perawatan 2. Tidak
siap respon Tali pusat siap:
terhadap 4) Perawatan <=60%
tindakan mata
perawatan 5) Pemberia
bayi baru n ASI
lahir 6) Eliminasi
7) Perawatan
hidung
8) Perawatan
telinga
9) Perawatan
kuku

4.5 Instrument penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,

dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah

(Arikunto, 2018). Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner.

Kuesioner merupakan alat ukur berupa angket dengan beberapa

pertanyaan (Hidayat, 2011). Kuesioner ini berisi tentang data demografi,

pengalaman dan dukungan suami serta kesiapan ibu hamil trimester ke III

terhadap perawatan bayi baru lahir. Kuesioner data demografi berisi tentang

umur, agama, pekerjaan, pendidikan terakhir responden. Kuesioner

pengalaman dan dukungan suami dan kesiapan ibu hamil dalam perawatan

bayi baru lahir terdiri dari perawatan tali pusat, memandikan bayi, pijat bayi,

ASI eksklusif, dan imunisasi. Kuesioner ini dibuat dan disusun sendiri oleh

peneliti berdasarkan teori tentang perawatan bayi baru lahir.


Peneliti menggunakan kuesioner untuk mengukur pengalaman tentang

perawatan bayi baru lahir. Bentuk kuesioner yang digunakan adalah bentuk

pertanyaan tertutup (closed ended) dimana responden diarahkan untuk

memilih jawaban sesuai dengan pengetahuan responden (Notoatmodjo,

2020). Jenis skala pengukuran yang digunakan adalah skala Guttman. Jika

jawaban ya mendapatkan nilai “1”. Jika jawaban tidak “0”.

Kuesioner untuk mengukur dukungan suami terhadap perawatan bayi baru

lahir. Bentuk kuesioner yang digunakan adalah bentuk pertanyaan multiple

choice dimana responden diarahkan untuk memilih jawaban sesuai dengan

keinginan yang diketahui responden (Notoatmodjo, 2020). Jenis skala

pengukuran yang digunakan adalah skala Likert. Jika jawaban selalu

mendapatkan nilai “3”. Jika jawaban sering “2”, Jika jawaban kadang-kadang

“1” dan jika jawaban tidak pernah “0”.

Peneliti menggunakan kuesioner untuk mengukur kesiapan ibu hamil

terhadap perawatan bayi baru lahir. Bentuk kuesioner yang digunakan adalah

bentuk pertanyaan tertutup (closed ended) dimana responden diarahkan untuk

memilih jawaban sesuai dengan pengetahuan responden (Notoatmodjo,

2020). Jenis skala pengukuran yang digunakan adalah skala Guttman. Jika

jawaban ya mendapatkan nilai “1”. Jika jawaban tidak “0”.

Penyusunan kuesioner dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Validitas

adalah instrumen untuk mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner dapat

mengukur apa yang hendak diukur. Setelah kuesioner diuji cobakan kepada

responden kemudian dihitung korelasinya untuk mengetahui pertanyaan

dalam kuesioner tersebut valid atau tidak valid dengan menggunakan analisis
korelasi product moment. Bila p value < 0,05 yang berarti valid. Hasil

penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul

dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.

Uji reabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila

fakta atau kenyataan dapat diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang

berlainan. Uji ini menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat diandalkan, bila

alat ukur digunakan dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil

pengukuran relatif konsisten, maka alat ukur tersebut reliabel. Reliabilitas

penelitian ini menggunakan analisis alpha Cronbach > 0,60.

Berdasarkan hasil uji validitas

4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Mayangan Jombang

dengan waktu penelitian akan dimulai dari bulan Februari-April Tahun 2023.

4.7 Prosedur Pengambilan Data dan Pengumpulan Data

4.7.1 Pengambilan data

Sebelumnya peneliti mengajukan permohonan izin kepada pihak

pendidikan Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Unipdu Jombang dan berdasarkan persetujuan Dosen Pembimbing 1.

Setelah mendapatkan persetujuan dari yang terkait, peneliti melanjutkan

surat permohonan persetujuan penelitian ke Puskesmas Mayangan.

Kemudian setelah mendapatkan persetujuan dari pihak terkait, peneliti


mengumpulkan data untuk mendapatkan responden dan meminta

persetujuan responden untuk menyebarkan kuesioner.

4.7.2 Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan bagian yang terpenting dalam

desain penelitian, karena jika judul karya ilmiah dari desain penelitian

sudah disetujui untuk diteliti, maka peneliti sudah dapat mulai

mengumpulkan data. Langkah pertama yang harus ditempuh dalam

pengumpulan data adalah mencari informasi dari kepustakaan mengenai

hal-hal yang ada relevansinya dengan judul tulisan. Informasi yang relevan

diambil sarinya dan dicatat pada kartu informasi. Di samping pencarian

informasi dari kepustakaan, peneliti juga dapat memulai terjun ke

lapangan. Informasi yang dicatat pada kartu informasi atau terjun langsung

ke lapangan, inilah salah satu yang dinamakan teknik pengumpulan data

(Dwiloka & Riana, 2005).

Dalam melakukan penelitian, prosedur yang di terapkan adalah

sebagai brikut:

a. Peneliti mengajukan surat rekomendasi penelitian kepada institusi

pendidikan Universitas Pesantren tinggi darul’Ulum Jombang

b. Peneliti mengajukan surat izin penelitian kepada Dinas Kesehatan

Kabupaten Jombang

c. Peneliti mengajukan surat izin penelitian kepada Puskesmas

Mayangan Kabupaten Jombang


d. Setelah mendapatkan sertifikat etik dengan nomor surat

036.22-23/KEP-Unipdu/7/2023 peneliti melakukan penelitian di

puskesamas mayangan.

e. Melakukan pengumpulan data sesuai kriteria inklusi dan eksklusi

f. Menjelaskan kepada responden tentang penelitian

g. Responden harus mengisi semua daftar pertanyaan dslam kuisioner

yang telah diberikan, dan jika selesai kuisioner diserahkan pada

peneliti.

h. Setelah data terkumpul dilanjutkan dengan pengolahan data.

i. Setelah mengolah data, peneliti merumuskan hasil penelitian.

j. Setelah mendapatkan persetujaun dari semua pembimbing, peneliti

melakukan sidang skripsi.

k. Biaya dibebankan pada peneliti sendiri

4.7.3 Teknik Pengolahan Data

Penyusunan hasil data dimana data dikumpulkan dari kuisioner dan di

masukan dalam computer. Terdapat langkah-langkah yang harus di tempuh,

diantaranya angket atau Kuesioner Angket atau kuesioner adalah “daftar

pertanyaan yang disusun sedemikian rupa, terstruktur dan terencana, yang

dipakai untuk mengumpulkan data kuantitatif”. Sedangkan menurut

Suharsimi Arikunto, “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”(Nafisah, 2017). Menurut Abdullah

(2015) data yang didapat melalui observasi merupakan data mentah yang

tidak dapat di analisa, maka dari itu peneliti harus melakukan pengolahan
data terlebih dahulu. Dalam proses pengolahan data ada beberapa tahapan,

tahapan-tahapan tersebut adalah

1. Pemeriksaan data (editing), adalah mengoreksi apakah data yang

terkumpul sudah cukup lengkap, sudah benar dan sudah sesuai/relevan

dengan masalah. Mengedit merupakan pemeriksaan daftar peertanyaan

yang telah diserahkan oleh pengumpul data. Editing bertujuan untuk

mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada didalam daftar

pertanyaan yang sudah diselesaikan sampai sejauh mungkin. Editing

merupkan kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai

menghimpun data lapangan. (Fabiana Meijon Fadul, 2019)

2. Penandaan data (coding) adalah memberi catatan atau tanda terhadap

data yang terdiri dari beberapa kategori. Coding maksudnya adalah data

yang diedit diberi identitas sehingga memiliki arti tertentu pada saat

analisis. Coding merupakan kegiatan mengklasifikasi jawaban-jawaban

dari data lapangan dalam penelitian. (Fabiana Meijon Fadul, 2019).

Pekerjaan memindahkan data dari daftar pertanyaan ke tabel rekapitulasi

yang kemudian diubah menjadi angka untuk mempermudah perhitungan

selanjutnya. Dari daftar pertanyaan diberi kode yang termasuk data

demografi, pengalaman, dukungan suami dan kesiapan ibu hamil

terhadap perawatan bayi baru lahir.

3. Pemberian skor (scoring)

Untuk analisis data dilakukan dengan cara memberikan skor. Untuk

variabel bebas sebagai berikut:


a) Variabel pengalaman, dengan menggunakan scoring memberikan

skor pada tiap-tiap jawaban, terdiri dari 2 jawaban, yaitu jawaban

ya=1 dan tidak=0. Jawaban atas pernyataan yang terpisah dalam

suatu variabel dijumlahkan ke dalam skor komposit. Pengukuran

data dilakukan dengan menggunakan skor T. Data yang diperoleh

dilakukan uji normalitas sehingga skor jawaban dapat

digolongkan 2 kategori dengan menggunakan batasan nilai

interval adalah:

1) Berpengalaman, bila skor > skor T

2) Tidak berpengalaman, bila skor <= skor T

b) Variabel dukungan suami, dengan menggunakan scoring

memberikan skor pada tiap-tiap jawaban, terdiri dari 4 jawaban,

yaitu jawaban selalu=3, sering=2, kadang-kadang=1 dan tidak

pernah=0. Jawaban atas pernyataan yang terpisah dalam suatu

variabel dijumlahkan ke dalam skor komposit. Pengukuran data

dilakukan dengan menggunakan skor T. Data yang diperoleh

dilakukan uji normalitas sehingga skor jawaban dapat

digolongkan 2 kategori dengan menggunakan batasan nilai

interval adalah:

1. Mendukung, bila skor > skor T

2. Tidak mendukung, bila skor <= skor T

c) Variabel kesiapan ibu hamil terhadap perawatan bayi baru lahir,

dengan menggunakan scoring memberikan skor pada tiap-tiap

jawaban, terdiri dari 2 jawaban, yaitu jawaban ya=1 dan tidak=0.


Jawaban atas pernyataan yang terpisah dalam suatu variabel

dijumlahkan ke dalam skor komposit. Data yang diperoleh

dilakukan uji normalitas sehingga skor jawaban dapat

digolongkan 2 kategori dengan menggunakan batasan nilai

interval adalah:

1) Siap, bila skor >= 60%

2) Tidak siap, bila skor < 60%

4. Entry Data (pemasukan data) Data yang telah selesai dikoding dan

diediting lalu dimasukkan ke dalam kartu tabulasi. (H Kara, 2014)

5. Tabulating Data-data dari hasil penelitian yang diperoleh digolongkan

kategori jawabannya berdasarkan variabel dan sub-sub variabel yang

diteliti kemudian dimasukkan ke dalam tabel. Pengertian tabulasi dalam

pengolahan data disini adalah usaha penyajian data dengan bentuk tabel.

Pengolahan data yang berbentuk tabel ini dapat berbentuk tabel distribusi

frekwensi maupun dapat berbentuk tabel silang.Tabulating merupakan

penyajian yang banyak digunakan karena lebih efisien dan cukup

komunikatif. (Nafisah, 2017)

4.8 Analisa Data

Analisis data merupakan bagian yang sangat penting untuk

mencapai tujuan, dimana tujua pokok penelitian adalah menjawab

pertanyaan-pertanyaan peneliti mengungkapkan fenomena (Nursalam,

2016). Setelah data terkupul memlaui observasi, kemudian dikelompokkan

sesuai variable yang di teliti. Untuk menganalisa “hubungan faktor


pengalaman dan dukungan suami dengan kesiapan ibu hamil dalam

perawatan bayi baru lahir”.

4.8.1 Analisa Univariat

Analisis data menggunakan analisis presentase, disajikan secara deskriptif

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian akan dibaca sesuai

dengan perolehan nilai berdasarkan kriteria sebagai berikut: (Arikunto,

2018).

0% : Tidak ada satupun

25 % : sebagian kecil

26 – 49 % : hampir setengah

50 % : setengahnya

51 – 75 % : sebagian besar

76 – 99% : hampir seluruhnya

100% : seluruhnya

4.8.2 Analisis Bivariat dan Multivariat

a. Tabulasi silang untuk mengetahui pola kecenderungan hubungan dua

variabel yang diteliti yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

Setelah data terkumpul dan diprosentase kemudian dilakukan tabulasi

silang untuk mengetahui adanya hubungan antara pengalaman dan

dukungan suami dengan kesiapan ibu hamil terhadap perawatan bayi

baru lahir.

b. Uji hipotesis

Data yang diperoleh akan dianalisis secara analitik untuk mengetahui

hubungan antar variabel dengan menggunakan uji statistik


Chisquare. uji ini digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif satu

variabel (univariabel) bila datanya berbentuk nominal. Dikarenakan

tidak memenuhi syarat uji chisquare maka menggunakan uji fishers

exact test sebagai uji alternatif ketika uji chisquare tidak memenuhi

syarat.

4.9 Etika penelitian

Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti mengajukan

surat izin kepada dinas kesehatan Jombang dan surat izin Puskesmas

mayangan untuk mendapatkan persetujuan. Setelah mendapatkan persetujuan

dan telah melakukan uji etik di unipdu Jombang dengan nomor 036.22-23

peneliti melakukan penelitian. Peneliti menggunakan manusia sebagai

subyek, tidak boleh bertentangan dengan etika yang meliputi :

4.9.1 Lembar persetujuan (Informed Consent)

Lembar persetujuan diberikan kepada subjek yang akan diteliti

kemudian peneliti menjelaskan kepada responden mengenai maksud dan

tujuan penelitian yang dilakukan serta dampak yang akan terjadi.

4.9.2 Tanpa nama (anonymity)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek penelitian, peneliti tidak

mencatumkan nama responden pada lembar observasi tersebut cukup

dengan memberi nomor/kode pada masing-masing lembar observasi

tersebut.

4.9.3 Kerahasiaan (confiddentiality)


Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subyek dijamin peneliti.

Hanya pada kelompok data tertentu saja yang akan dilaporkan pada hasil

peneliti.

4.9.4 Manfaat dan Tidak Merugikan (Beneficiency and non maleficiency)

Dalam penelitian ini perlakuan diberikan semata-mata untuk

memberikan manfaat pada responden. Perlakuan disemua proses penelitian

diterapkan dengan tidak menyebabkan cidera fisik maupun psikis.

4.10 Keterbatasan

Keterbatasan penelitian ini terdapat pada penggunaan data

kuiseoner sehingga validalitas data sangat tergantung terhadap kebenaran

responden responden dalam menjawab.


BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Pada Bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang

hubungan faktor pengalaman dan dukungan suami dengan kesiapan ibu hamil

dalam perawatan bayi baru lahir. Pembahasan diawali dari data umum responden

berupa usia, pendidikan, pekerjaan, jumlah anak, dan usia kehamilan. Selanjutnya

pembahasan hasil penelitian dari setiap variabel independen (pengalaman dan

dukungan suami) dan variabel dependen (kesiapan ibu hamil). Setiap pembahasan

akan diperkuat dengan konsep atau teori dan penelitian sebelumnya. Pengambilan

data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden yang mana merupakan

ibu hamil trimester ke 3. Pengumpulan data di laksanakan pada tanggal 20 juli

2023 dengan menentukan responden secara Simpel Random Sampling, di dapat 23

responden yang memenuhi kriteria sampel dari 30 populasi.

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di puskesmas mayangan jombang

dengan waktu penelitian akan di mulai pada tanggal 20 Juli 2023.

5.1.2 Data Umum

Data umum ini menyajikan hasil yang diperoleh tentang

karakteristik umum responden yang mencakup inisial responden, kode

responden, usia, pendidikan, pekerjaan, jumlah anak, dan usia kehamilan.

66
Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Data Umum.

variabel Frekuensi (f) Persentase (%)

1. Usia
a. < 20 Tahun 6 26
b. 20-35 Tahun 14 61
c. > 35 Tahun 3 13
2. Pendidikan
a. Tidak sekolah 7 30
b. Lulus SD 8 35
c. Lulus SMP 4 17
d. Lulus SMA 3 13
e. PT 1 4
3. Pekerjaan
a. Tidak bekerja 18 78
b. Tani 2 9
c. Swasta 2 9
d. PNS 1 4
4. Jumlah anak
a. 0 10 43
b. 1-2 11 48
c. >2 2 9
5. Usia kehamilan
a. 7 bulan 10 43
b. 8 bulan 5 22
c. 9 bulan 8 35
Sumber: Uji Fhisher Exact Test

Berdasarkan tabel 5.1, menunjukkan bahwa usia responden sebagian

besar berusia 20-35 tahun sebanyak 14 responden (61%) dan sangat sedikit

responden berusia lebih 35 tahun sebanyak 3 responden (13%).

Untuk tingkat pendidikan responden sebagian kecil lulusan

SD/sederajat sebanyak 8 responden (35%) dan sangat seikit lulus PT

sebanyak 1 responden (4%).

Untuk pekerjaan responden hampir seluruh responden tidak bekerja

sebanyak 18 responden (78%) dan sangat sedikit sebagai PNS sebanyak 1

responden (4%).
Sedangkan jumlah anak yang dimiliki responden sebagian besar

memiliki anak 1-2 anak sebanyak 11 responden (48%) dan sebagian kecil

memiliki anak lebih dari 2 anak sebanyak 2 responden (9%).

Sedangkan usia kehamilan responden hampir dari setengah responden

berusia 7 bulan sebanyak 10 responden (43%) dan sebagian kecil berusia 8

bulan kehamilan sebanyak 5 responden (22%).

5.1.3 Data Khusus

Data ini menyajikan hasil yang di peroleh tentang hubungan faktor

pengalaman dan dukungan suami dengan kesiapan ibu hamil dalam

perawatan bayi baru lahir.

a. Pengalaman Ibu Hamil


Tabel 5.2 Distribusi karakteristik responden berdasarkan pengalaman

ibu hamil.

Pengalaman Frekuensi Persentase (%)


Berpengalaman 12 52
Tidak berpengalaman 11 48
Total 23 100
Sumber: Uji Fhisher Exact Test

Berdasarkan tabel 5.2, menunjukkan bahwa responden ibu hamil

memiliki pengalaman terhadap perawatan bayi baru lahir sebagian

besar berpengalaman sebanyak 12 responden (52%) dan hampir

setengahnya tidak berpengalaman sebanyak 11 responden (48%).


b. Dukungan Suami
Tabel 5.3 Distribusi karakteristik responden berdasarkan dukungan
suami.
Dukungan Suami Frekuensi Persentase (%)
Mendukung 15 65
Tidak mendukung 8 35
Total 23 100
Sumber: Uji Fhisher Exact Test

Berdasarkan tabel 5.3, menunjukkan bahwa sebagian besar mendapat

dukungan suami sebanyak 15 responden (65%) dan hampir

setengahnya tidak mendapat dukungan suami sebanyak 8 responden

(35%).

c. Kesiapan Ibu Hamil


Tabel 5.4 Distribusi karakteristik responden berdasarkan kesiapan ibu
hamil.

Persepsi Frekuensi (f) Persentase (%)


Siap 15 65
Tidak siap 8 35
Total 23 100
Sumber: Uji Fhisher Exact Test

Berdasarkan tabel 5.4, menunjukkan bahwa kesiapan ibu hamil

terhadap perawatan bayi baru lahir sebagian besar siap sebanyak 15

responden (65%), dan sebagian kecil tidak siap sebanyak 8 responden

(35%).
d. Tabulasi silang pengalaman ibu hamil dengan kesiapan ibu hamil

terhadap perawatan bayi baru lahir

Tabel 5.5 Distribusi tabulasi silang pengalaman ibu hamil dengan


kesiapan ibu hamil terhadap perawatan bayi baru lahir
Kesiapan
Total ρ
Pengalaman Siap Tidak
f % f % f %
Berpengalaman 12 52 0 0 12 52
0,000
Tidak 3 13 8 35 11 48
Total 15 65 8 35 23 100
Sumber: Uji Fhisher Exact Test

Berdasarkan tabel 5.5 mununjukkan bahwa dari 23 responden sebagian

besar memiliki pengalaman terhadap kesiapan perawatan bayi baru lahir

sebanyak 12 responden (52%).

Sedangkan dari hasil analisis dengan menggunakan uji Chi Square

menunjukkan bahwa ρ= 0,000 (α<0,05) yang berarti ada hubungan antara

pengalaman dengan kesiapan ibu hamil terhadap perawatan bayi baru

lahir.

e. Tabulasi silang dukungan suami dengan kesiapan ibu hamil

terhadap perawatan bayi baru lahir

Tabel 5.6 Distribusi tabulasi silang antara dukungan suami dengan


kesiapan terhadap perawatan bayi baru lahir
Kesiapan ibu hami
Total ρ
Dukungan suami Siap Tidak
f % f % F %
Mendukung 11 48 1 4 12 52
0,007
Tidak mendukung 4 17 7 30 11 48
Total 15 65 8 35 23 100,00%
Sumber: Uji Fhisher Exact Test

Berdasarkan tabel 5.6 mununjukkan bahwa dari 23 responden sebagian

besar mendapat dukungan dari suami sebanyak 12 responden sehingga


ibu hamil memiliki kesiapan terahadap perawatan bayi baru lahir

sebanyak 11 responden (48%).

Sedangkan dari hasil analisis dengan menggunakan uji fishers exact

menunjukkan bahwa ρ= 0,007 (α<0,05) yang berarti ada hubungan

dukungan suami dengan kesiapan ibu hamil terhadap perawatan bayi

baru lahir.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Hubungan Faktor Pengalaman Terhadap Kesiapan Ibu Hamil

Dalam Perawatan Bayi Baru Lahir

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 23

responden sebagian besar memiliki pengalaman terhadap kesiapan

perawatan bayi baru lahir sebanyak 12 responden (52%). Sedangkan dari

hasil analisis dengan menggunakan uji fishers exact menunjukkan bahwa

ρ= 0,000 (α<0,05) yang berarti ada hubungan antara pengalaman dengan

kesiapan ibu hamil terhadap perawatan bayi baru lahir.

Berdasarkan penelitian ini terdapat responden yang siap sebanyak

12 orang, dan yang tidak siap sebanyak 3 orang karena kecemasan yang

dimiliki oleh ibu hamil primipara terhadap kehamilan dan persalinannya

yang membuat ibu hamil tersebut lebih memperhatikan segala sesuatu

yang berhubungan dengan persiapan untuk menghadapi persalinan.

Sementara itu ibu hamil multipara yang sudah memiliki banyak

pengalaman walaupun sudah siap secara psikologi namun ibu cenderung

acuh terhadap berbagai persiapan lainnya yang harus disiapkan dalam

menghadapi persalinan, sehingga ibu hamil multipara meremehkan


berbagai persiapan persalina. hal ini dikarenakan rasa percaya diri ibu

karena sudah memiliki pengalaman sebelumnya. Selain itu pada

penelitian ini paritas primipara juga didukung dengan umur yang tidak

beresiko, sehingga responden akan memiliki kesiapan yang baik dalam

menghadapi persalinan.

Hasil penelitian menyatakan sebagian responden justru baru sekali

mengalami kehamilan sehingga belum memiliki banyak pengalaman,

namun dalam penelitian ini ibu yang memiliki paritas primipara justru

lebih siap dalam menghadapi persalinannya. Hal ini sedikit berbeda

dengan teori Depkes RI (2008) yang menyatakan Ibu yang belum pernah

bersalin memiliki kecenderungan merasa takut dan cemas menjelang

persalinan, hal ini dikarenakan mereka belum pernah memiliki

pengalaman sebelumnya, berbeda dengan ibu yang telah pengalaman

sebelumnya, mereka akan memiliki kesiapan yang lebih karena belajar

dari pengalamannya terdahulu.

Berdasarkan hasil penelitian ini peneliti berpendapat bahwa paritas

berhubungan dengan kesiapan persalinan pada ibu hamil, ibu hamil yang

memiliki paritas primipara akan lebih mempertimbangkan segala sesuatu

yang harus dipersiapkan untuk menghadapi persalinan dengan baik,

karena rasa cemas yang dimiliki oleh ibu primipara terhadap keselamatan

bayinya dan kelancaran proses persalinan, belum lagi bila kehamilan

pertama sehingga bayi yang dikandung sudah lama ditunggu-tunggu

kehadirannya, sehingga ibu akan lebih mempersiapkan segala sesuatu


untuk menyambut kelahiran bayinya dan memastikan persalinannya

berjalan lancar.

5.2.2 Hubungan Faktor Dukungan Suami Terhadap Kesiapan Ibu Hamil

Dalam Perawatan Bayi Baru Lahir

Berdasarkan penelitian ini terdapat responden yang siap sebanyak

11 orang, dan yang tidak siap sebanyak 4 orang karena ada beberapa

suami tidak mencari informasi dan tidak memberikan informasi terhadap

ibu hamil, karena suami tidak bisa membagi waktu antara pekerjaanya

dan dukungan terhadap istrinya yang ssedang hamil.

Hal ini berarti bahwa suami harus mencari informasi dan

memberikan informasi tersebut kepada ibu terutama informasi

mengenai partisipasi kelas ibu hamil. Suami juga perlu memberikan

dukungan penghargaan pada ibu meliputi memberikan rasa aman,

lingkungan kondusif sehingga membuat ibu semangat untuk

berpartisipasi dalam kelas ibu hamil.

Berdasarkan hasil penelitian mununjukkan bahwa dari 23

responden sebagian besar mendapat dukungan dari suami sebanyak 12

responden sehingga ibu hamil memiliki kesiapan terahadap perawatan

bayi baru lahir sebanyak 11 responden (48%).

Sedangkan dari hasil analisis dengan menggunakan uji Fhisher

Exact Test menunjukkan bahwa ρ= 0,007 (α<0,05) yang berarti ada

hubungan dukungan suami dengan kesiapan ibu hamil terhadap

perawatan bayi baru lahir.


Suami adalah orang dianggap paling dekat oleh ibu, dan juga orang

yang bertanggung jawab dalam segala hal terhadap sesuatu tentang ibu.

Sehingga dalam setiap hal suami harus siap untuk selalu memberikan

dukungan, nasihat dan mendampingi dalam beberapa peristiwa yang

akan dilalui ibu. Salah satunya adalah peristiwa besar yang akan

dilakukan wanita, yaitu proses persalinan (Simkin, 2007).

Keluarga mempunyai fungsi dukungan instrumental yaitu

dukungan suami yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan fisik ibu

denganbantuan keluarga, dukungan informasi yaitu dukungan suami

dalam memberikan informasi yang diperolehnya mengenai kehamilan,

dukungan penilaian yaitu memberikan keputusan yang tepat untuk

perawatan kehamilan istrinya dukungan emosi yaitu suami sepenuhnya

memberi dukungan secara psikologis kepada istrinya dengan

menunjukkan kepedulian dan perhatian kepada kehamilannya serta peka

terhadap kebutuhan dan perubahan emosi ibu hamil. Suami perlu

meningkatkan dukungan emosional pada ibu yaitu dengan memberikan

support/semangat melalui kalimat pujian atau kata-kata. Selain itu

suami juga harus memberikan dukungan instrumental yaitu bantuan

fisik kebutuhan Ibu (Ramadani & Sudarmiati, 2013;Asih &Risneni,

2016). Dorongan dan dukungan keluarga terhadap ibu hamil untuk

mengikuti kelasibu hamil serta pemeriksaan kehamilan lainnya sangat

diperlukan. Dukungan keluarga atau suami dapat diukur dengan

melihat, mendukung atau tidaknya terhadap keikutsertaan ibu dalam

kelas ibu hamil. Dukungan suami pada program kelas ibu hamil dapat
dilihat dari keikutsertaan suami minimal 1 kali pertemuan dikelas

ibu hamil (Dirjen Gizi & KIA, 2011).

Adanya dukungan dari keluarga berperan sangat besar dalam

menentukanstatus kesehatan ibu. Keterlibatan anggota keluarga

atau orang terdekat terutama pasangan/suami dapat membantu

terjadinya perubahan untuk berperilaku dan juga meningkatkan

kesadaran untuk berubah ke arah hidup sehat. Apabila dilihat dari

informasi kesehatan lebih banyak diperoleh dari petugas kesehatan,

keluarga danmasyarakat, namun pada bentuk-bentuk dukungan sosial

lainnya suamilah yang paling berperan pada ibu hamil. Pentingnya

peran suami pada ibu hamil tidak hanya sebagai pengambil

keputusan, suami juga diharapkan selalu siaga dan selalu memberi

perhatian terhadap kesehatan dan keselamatan ibu hamil. Dukungan

suami sangat membantu dalam pembentukan perilaku kesehatan ibu

karena ibu hamil akan cenderung menuruti apa yang disarankan oleh

suaminya, sehingga dukungan sosial suami menjadi faktor yang besar

hubungannya dengan partisipasi ibu dalam kelas ibu hamil

(Yuliantika, 2016).
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Hubungan Pengalaman dan Dukungan

Sumai dengan Kesiapan Ibu Hamil Dalam Perawatan Bayi Baru Lahir sebagai

berikut:

1. Pengalaman ibu hamil sebagain besar memiliki pengalaman terhadap

kesiapan Kesiapan Ibu Hamil Dalam Perawatan Bayi Baru Lahir.

2. Dukungan suami sebagain besar mendukung terhadap kesiapan Kesiapan

Ibu Hamil Dalam Perawatan Bayi Baru Lahir.

3. Ibu hamil sebagian besar memiliki kesiapan terhadap Perawatan Bayi Baru

Lahir.

4. Ada Hubungan Pengalaman dengan Kesiapan Ibu Hamil Dalam Perawatan

Bayi Baru Lahir.

5. Ada Hubungan Dukungan Suami dengan Kesiapan Ibu Hamil Dalam

Perawatan Bayi Baru Lahir

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai

berikut:

1. Bagi responden

Di harapkan bagi responden senantiasa meningkatkan pengetahuan

tentang perawatan bayi baru lahir.


2. Bagi Puskesmas

Di harapkan Puskesmas memberikan perhatian dengan meningkatkan

kegiatan pelayanan. Baik petugas puskesmas maupun pengguna

puskesmas perlu berusaha menjaga hubungan baik dalam berbagai

program pelayanan yang di berikan. Agar puskesmas terus menjadi pilihan

yang menarik minat masyarakat, sesuai dengan perannya sebagai usaha

pelayanan kesehatan tingkat pertama dan pelayanan kesehatan yang

bersifat pokok ( Basic health service).

3. Bagi Institusi Pendidikan

Di harapkan bagi institusi dapat bekerja sama dengan masyarakat untuk

mengoptimalkan peran mahasiswa kesehatan dalam meningkatkan

pengetahuan ibu hamil terhadap perawatan bayi baru lahir.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini di gunakan sebagai bahan masukan bagi penelitian

selanjutnya dan untuk kesempurnaan penelitian tentang kesiapan

perawatan bayi baru lahir hendaknya perlu meneliti faktor apa saja yang

mempengaruhi kesiapan perawatan bayi baru lahir.


DAFTAR PUSTAKA

Abarca, R. M. (2021). Bab Iii Metodologi Penelitian Kualitatif. Nuevos Sistemas


de Comunicación e Información, 2013–2015.
H Kara, O. A. M. A. (2014). Teknik Pengumpulan data 2. Paper Knowledge .
Toward a Media History of Documents, 7(2), 107–115.
Hardjito, K., Antono, S. D., & Yani, E. R. (2017). Perbedaan Peran Ibu Primipara
Dan Multipara Dalam Pengasuhan Bayi Baru Lahir. Jurnal Ilmu Kesehatan,
3(2), 12. https://doi.org/10.32831/jik.v3i2.53
Ii, B. A. B. (2003). Bab ii tinjauan pustaka 1.1. 5–19.
Ii, B. A. B., Dasar, A. K., Bayi, D., & Lahir, B. (2016). Bab ii.
Inayati, I. (2014). Studi Mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan
Mahasiswa Teknik Sipil Atma Jaya Yogyakarta Untuk Memasuki Dunia
Kerja Di Bidang Konstruksi. Bab Ii Kajian Teori, 35(1), 16–72.
Kartika, & Lestari, H. E. P. (2019). Pemberian Edukasi Perawatan Bayi Baru
Lahir Pada Kelas Ibu Hamil. Jurnal Bhakti Civitas Akademika, IV(1), 38–44.
Mulyati, S., & Djamilus, F. (2017). Kelas Ibu Hamil dan Perilaku Perawatan
Bayi. Jurnal Pendidikan Kesehatan, 6(1), 43.
https://doi.org/10.31290/jpk.v(6)i(1)y(2017).page:43-49
Nafisah, N. R. (2017). Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas Xi Di Sma Negeri 1
Tulungagung Tahun Ajaran 2016-2017. Metode Penelitian, 22–34.
Nedra, W., Soedjatmiko, S., & Firmansyah, A. (2016). Kesiapan Fisik dan
Pengetahuan Remaja Perempuan Sebagai Calon Ibu dalam Membina
Tumbuh Kembang Balita dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Sari
Pediatri, 8(3), 209. https://doi.org/10.14238/sp8.3.2006.209-17
Ningrum, S. P. (2017). Faktor-Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Postpartum
Blues. Psympathic : Jurnal Ilmiah Psikologi, 4(2), 205–218.
https://doi.org/10.15575/psy.v4i2.1589
Pertiwi, M., Studi, P., Keperwatan, I., Kedokteran, F., Ilmu, D. A. N., Islam, U.,
& Syarif, N. (2015). WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR.
Pratiwi, T. I. (2014). Gambaran Pengetahuan Gizi dan Asupan Zat Gizi Makro
pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Langsat Kecamatan Sukajadi
Kota Pekanbaru. Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents,
6–18.
Purwanto, N. (2019). Variabel Dalam Penelitian Pendidikan. Jurnal Teknodik,
6115, 196–215. https://doi.org/10.32550/teknodik.v0i0.554
Rahmawati, & Meiferina. (2019). Perawatan Bayi Baru Lahir (Bbl) Pada Ibu Usia
Perkawinan Kurang Dari 18 Tahun. Jurnal Kebidanan, 6(1), 47–55.
Riska Rafiqa. (2021). Gambaran Kesiapan Ibu Hamil Menghadapi Persalinan
Pada Masa Pandemi Covid-19 Di RSUD La Temmala Kabupaten Soppeng.
July, 1–23.
Suparyanto dan Rosad (2015. (2020). Suparyanto Dan Rosad (2015, 5(3), 248–
253.
Terdahulu, A. T. P., Peneliti, N., Di, K., & Ayamaru, D. (n.d.). Jiptummpp-Gdl-
Sivirameli-48456-3-Babii.
Tinggi, S., Kesehatan, I., Elisabeth, S., & Manik, V. W. (2019). ST IS BE TH BE
TH.
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
SERTIFIKAT ETIK
Lampiran 4
KUESIONER PENELITIAN
KESIAPAN IBU HAMIL TENTANG
PERAWATAN BAYI BARU LAHIR
A. Identitas Ibu
1. Nama :
2. Alamat :
3. Umur :
4. Usia kehamilan :
5. Pendidikan terakhir :
6. Pekerjaan :
7. Anak ke :
B. Kesiapan ibu hamil tentang kesiapan perawatan bayi baru lahir
Pertanyaan Ya Tidak
1. Perawatan bayi baru lahir adalah tindakan yang
dilakukan utnuk merawat dan menjaga kesehatan
bayi, serta memenuhi kebutuhan dasar bayi
2. Perawatan bayi baru lahir meliputi diantaranya
adalah memandikan bayi, perawatan talipusat dan
perawatan mata dan memerikan bayi ASI
3. Tali pusat berfungsi sebagai saluran yang
berhubungan anatara plasenta dan bagian tubuh
janin sehingga janin mendapat asupan oksigen
4. Cara memperlakukan bayi baru lahir yang benar
adalah dengan memberikan ASI dan menjaga
kebersihan bayi baru lahir
5. ASI adalah makanan terbaik untuk bayi baru lahir
6. cara memberikan ASI kepada bayi baru lahir yaitu
memberikan ASI dengan menyusu langsung dari
payudara
7. Untuk memastikan kebersihan bayi baru lahir
yaitu membersihkan bayi dan mengganti popok
secara teratur
8. cara memandikan bayi baru lahir yang benar yaitu
memandikan bayi dengan air suhu ruangan
9. yang harus dilakukan ibu jika bayi baru lahir
mengalami demam adalah memberikan obat
setelah berkonsultasi dengan dokter
10. yang harus dilakukan ibu untuk memastikan tali
pusat bayi tetap steril adalah membersihkan tali
pusat dengan alkohol atau antiseptik
11. cara mengatasi infeksi pada tali pusat adalah
memberikan perawatan dan obat setelah
berkonsultasi dengan dokter
12. cara memberikan ASI pada bayi baru lahir yang
benar adalah memberikan ASI dengan memegang
bayi secara dua tangan
Petunjuk : Beri tanda (X) pada salah satu sesuai dengan kondisi Bapak/ibu.
C. Dukungan Suami
S = Selalu (sangat sering)
SR = Sering
KK = Kadang-Kadang
TP = Tidak Pernah
No Pertanyaan S SR KK TP
Dukungan Informasional
1 Suami memberikan informasi menganjurkan agar tidak
cemas
2. Suami memberi informasi tentang kondisi bayi setelah
melahirkan
3. Suami memberikan informasi tentang cara mengatasi
masalah
Dukungan Penilaian dan Penghargaan
4. Suami memberikan dukungan untuk menjalani istirahat
yang cukup
5. Suami memberikan perhatian untuk makan makanan yang
bergizi agar mempercepat penyembuhan dan pemulihan
6. Suami memberikan perhatian yang baik
Dukungan Instrumental
7 Suami menyediakan waktu dan fasilitas jika saya
memerlukan untuk keperluan terkait dengan
penyembuhan pasca melahirkan
8. Suami sangat berperan aktif setiap saya merencanakan
kontrol ke dokter
9. Suami berusaha mencarikan kekurangan sarana dan
prasarana diri saya seperti pakaian, peralatan untuk
kebersihan diri
Dukungan emosional
10. Dukungan dari suami membuat termotivasi segera pulih
dan beraktifitas kembali
11. Kedekatan keluarga membuat saya dicintai dan disayangi
sehingga termotivasi untuk beraktivitas seperti sediakala
12. Keluarga/suami mengingatkan dengan halus ketika malas
melakukan aktivitas

Kisi-kisi Kuesioner Dukungan Keluarga (Suami)


Variabel Indikator Jumlah Soal
Dukungan a. Dukungan informasional 3 1,2,3
sosial
b. Dukungan penilaian dan 3 4,5,6
penghargaan
c. Dukungan instrumental 3 7,8,9

d. Dukungan emosional 3 10,11,12

D. Pengalaman sebelumnya
1. Apakah pernah melakukan perawatan bayi baru lahir?
A. Ya
B. Tidak
2. Apakah pernah melakukan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir?
A. Ya
B. Tida
3. Apakah pernah melakukan membantu membersihkan bayi baru lahir
ketika kencing?
A. Ya
B. Tidak
4. Apakah pernah melakukan membantu membersihkan bayi baru lahir
ketika berak/buang air besar?
A. Ya
B. Tidak
5. Apakah pernah memandikan bayi baru lahir?
A. Ya
B. Tidak
6. Apakah pernah membersihkan dan mengganti popok bayi baru lahir?
A. Ya
B. Tidak
7. Apakah pernah memberikan obat pada bayi baru lahir?
A. Ya
B. Tidak
8. Apakah pernah langsung menyusukan bayinya ketika lahir?
A. Ya
B. Tidak
9. Apakah ibu tidak mau memberikan bayi baru lahir dengan susu formula?
A. ya
B. tidak
10. Apakah ibu tidak memberikan makan pada bayi baru lahir?
A. ya
B. Tidak
Lampiran 5

HASIL SPSS

Uji Fishers Exact Test merupakan uji alternatif ketika uji Chi-

Square tidak memenuhi syarat untuk digunakan misalnya nilai

Expectation di Chi-Square lebih dari 20% (tidak ada nilai expectasi

tabel <5%, jika menggunakan tabel 2×2). Maka dari itu ketika Chi-

Square tidak memenuhi persyaratan uji alternatifnya adalah Fishers.

Salah satu persyaratan menggunakan uji ini adalah jenis tabel

harus 2×2. Berikut Gustinerz bagikan Cara Uji Hipotesis Fishers Exact

Test Dengan SPSS.

1. Siapkan data yang akan diuji. Misalnya kita akan menguji

hubungan caring (independen) perawat dengan kecemasan

anak (dependen)

2. Pilih menu analyze – Descriptive Statistic – Crosstabs

3. Pada dialog crosstabs masukan caring (independen) ke Row dan

masukan kecemasan anak ke Column.

4. Pilih Option Exact – Klik Exact – Continue

5. Pilih option Statistic – klik Chi-Square

6. Pilih optio Cels – klik Expectation lalu tekan OK


7. Lihat berapa nilai Fishers Exact Test. Bila nilai kurang dari alpha

0.05 berarti terdapat hubungan.


Warning # 849 in column 23. Text: in_ID

The LOCALE subcommand of the SET command has an invalid parameter. It could

not be mapped to a valid backend locale.

GET

FILE='C:\Users\elwah\Documents\nova yg lain.sav'.

DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT.

CROSSTABS

/TABLES=VAR00004 VAR00006 VAR00007 BY VAR00005

/FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ

/CELLS=COUNT

/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

Notes

Output Created 10-AUG-2023 14:37:40

Comments

Input Data C:\Users\elwah\Documents\


nova yg lain.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data 23


File
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values
are treated as missing.

Cases Used Statistics for each table are


based on all the cases with
valid data in the specified
range(s) for all variables in
each table.

Syntax CROSSTABS

/TABLES=VAR00004
VAR00006 VAR00007 BY
VAR00005

/FORMAT=AVALUE
TABLES

/STATISTICS=CHISQ

/CELLS=COUNT

/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 00:00:00,05

Elapsed Time 00:00:00,05

Dimensions Requested 2

Cells Available 524245

[DataSet1] C:\Users\elwah\Documents\nova yg lain.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent


Pengalaman * Kesiapan 23 100,0% 0 0,0% 23 100,0%

Dukungan Suami * Kesiapan 23 100,0% 0 0,0% 23 100,0%

DUKUNGAN * Kesiapan 23 100,0% 0 0,0% 23 100,0%

Pengalaman * Kesiapan

Crosstab

Count

Kesiapan

Siap Tidak Total

Pengalaman Berpengalaman 12 0 12

Tidak 3 8 11

Total 15 8 23

Chi-Square Tests

Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 13,382a 1 ,000

Continuity Correctionb 10,368 1 ,001

Likelihood Ratio 16,829 1 ,000

Fisher's Exact Test ,000 ,000

Linear-by-Linear Association 12,800 1 ,000

N of Valid Cases 23
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,83.

b. Computed only for a 2x2 table

Dukungan Suami * Kesiapan

Crosstab

Count

Kesiapan

Siap Tidak Total

Dukungan Suami Mendukung 9 0 9

Tidak 6 8 14

Total 15 8 23

Chi-Square Tests

Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 7,886a 1 ,005

Continuity Correctionb 5,568 1 ,018

Likelihood Ratio 10,599 1 ,001

Fisher's Exact Test ,007 ,006

Linear-by-Linear Association 7,543 1 ,006

N of Valid Cases 23

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,13.

b. Computed only for a 2x2 table


DUKUNGAN * Kesiapan

Crosstab

Count

Kesiapan

Siap Tidak Total

DUKUNGAN Mendukung 11 1 12

Tidak 4 7 11

Total 15 8 23

Chi-Square Tests

Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 7,738a 1 ,005

Continuity Correctionb 5,492 1 ,019

Likelihood Ratio 8,416 1 ,004

Fisher's Exact Test ,009 ,008

Linear-by-Linear Association 7,401 1 ,007

N of Valid Cases 23

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,83.

b. Computed only for a 2x2 table


Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

DUKUNGAN * Kesiapan 23 100,0% 0 0,0% 23 100,0%

DUKUNGAN * Kesiapan Crosstabulation

Kesiapan

Siap Tidak Total

DUKUNGAN Mendukung Count 11 1 12

% of Total 47,8% 4,3% 52,2%

Tidak Count 4 7 11

% of Total 17,4% 30,4% 47,8%

Total Count 15 8 23

% of Total 65,2% 34,8% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 7,738a 1 ,005

Continuity Correctionb 5,492 1 ,019

Likelihood Ratio 8,416 1 ,004

Fisher's Exact Test ,009 ,008

Linear-by-Linear Association 7,401 1 ,007


N of Valid Cases 23

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,83.

b. Computed only for a 2x2 table


Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pengalaman * Kesiapan 23 100,0% 0 0,0% 23 100,0%

Dukungan Suami * Kesiapan 23 100,0% 0 0,0% 23 100,0%

Pengalaman * Kesiapan

Crosstab

Kesiapan

Siap Tidak Total

Pengalaman Berpengalaman Count 12 0 12

% of Total 52,2% 0,0% 52,2%

Tidak Count 3 8 11

% of Total 13,0% 34,8% 47,8%

Total Count 15 8 23

% of Total 65,2% 34,8% 100,0%


Chi-Square Tests

Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 13,382a 1 ,000

Continuity Correctionb 10,368 1 ,001

Likelihood Ratio 16,829 1 ,000

Fisher's Exact Test ,000 ,000

Linear-by-Linear Association 12,800 1 ,000

N of Valid Cases 23

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,83.

b. Computed only for a 2x2 table


Lampiran 6

PENGOLAHAN DATA

TABEL PENGOLAHAN TABULASI DATA

No. Nama Usia Pendidikan


Responden

(Inisial) 15-19th 20-34 th >=35th TOTAL TS SD SMP SMA SARJANA

1 R 1 1
2 S 1 1
3 K 1 1
4 S 1 1
5 S 1 1
6 A 1 1
7 NI 1 1
8 Q 1 1
9 J 1 1
10 M 1 1
11 K 1 1
12 A 1 1
13 C 1 1

99
14 T 1 1
15 W 1 1
16 L 1 1
17 O 1 1
18 F 1 1
19 T 1 1
20 H 1 1
21 B 1 1
22 N 1 1
23 D 1 1
Σ 6 14 3 23 7 8 4 3 1 23
% 26,1 60,9 13,0 100,0 30,4 34,8 17,4 13,0 4,3 100
REKAPITULASI DATA UMUM

No. Nama Usia Pendidikan


Responden (Inisial) 15-19th 20-34 th >=35th TOTAL TS SD SMP SMA SARJANA
1 R 1 1
2 S 1 1
3 K 1 1
4 S 1 1
5 S 1 1
6 A 1 1
7 NI 1 1
8 Q 1 1
9 J 1 1
10 M 1 1
11 K 1 1
12 A 1 1
13 C 1 1
14 T 1 1
15 W 1 1
16 L 1 1
17 O 1 1
18 F 1 1
19 T 1 1
20 H 1 1
21 B 1 1
22 N 1 1
23 D 1 1
Σ 6 14 3 23 7 8 4 3 1 23
% 26,1 60,9 13,0 100,0 30,4 34,8 17,4 13,0 4,3 100
Dukungan suami
Total Skor T Kriteria Koding
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 4 4 32 320 Tidak 0
3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 4 4 32 370 Mendukung 1
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 320 Tidak 0
3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 4 4 32 370 Mendukung 1
2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 27 320 Tidak 0
4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 38 430 Mendukung 1
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 430 Mendukung 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 27 320 Tidak 0
2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 27 430 Mendukung 1
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 440 Mendukung 1
2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 27 320 Tidak 0
2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 27 320 Tidak 0
4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 38 430 Mendukung 1
4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 38 430 Mendukung 1
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 370 Mendukung 1
2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 27 320 Tidak 0
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 390 Mendukung 1
2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 27 320 Tidak 0
2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 27 320 Tidak 0
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 440 Mendukung 1
2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 27 320 Tidak 0
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 410 Mendukung 1
2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 27 320 Tidak 0
UJI VALIDITAS
DUKUNGAN SUAMI
Correlations

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 TOTAL

X1 Pearson 1 1.000** .312 .811** .771** .073 -.036 .771** .771** .677** .674** .624** .935**
Correlation

Sig. (2- .000 .147 .000 .000 .739 .869 .000 .000 .000 .000 .001 .000
tailed)

N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
** ** ** ** ** ** ** **
X2 Pearson 1.000 1 .312 .811 .771 .073 -.036 .771 .771 .677 .674 .624 .935**
Correlation
Sig. (2- .000 .147 .000 .000 .739 .869 .000 .000 .000 .000 .001 .000
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
X3 Pearson .312 .312 1 .069 .271 .586** .265 .271 .271 -.013 .110 -.102 .330
Correlation
Sig. (2- .147 .147 .755 .212 .003 .221 .212 .212 .952 .619 .643 .000
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
** ** ** ** ** ** ** **
X4 Pearson .811 .811 .069 1 .703 -.207 -.133 .703 .703 .589 .748 .820 .857**
Correlation
Sig. (2- .000 .000 .755 .000 .344 .546 .000 .000 .003 .000 .000 .000
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
** ** ** * ** ** **
X5 Pearson .771 .771 .271 .703 1 .462 .402 1.000 1.000 .916 .340 .290 .927**
Correlation
Sig. (2- .000 .000 .212 .000 .026 .057 .000 .000 .000 .113 .179 .000
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
X6 Pearson .073 .073 .586** -.207 .462* 1 .871** .462* .462* .294 -.517* -.656** .213
Correlation
Sig. (2- .739 .739 .003 .344 .026 .000 .026 .026 .174 .012 .001 .000
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
** ** **
X7 Pearson -.036 -.036 .265 -.133 .402 .871 1 .402 .402 .210 -.689 -.676 .109
Correlation
Sig. (2- .869 .869 .221 .546 .057 .000 .057 .057 .337 .000 .000 .000
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
** ** ** ** * ** **
X8 Pearson .771 .771 .271 .703 1.000 .462 .402 1 1.000 .916 .340 .290 .927**
Correlation
Sig. (2- .000 .000 .212 .000 .000 .026 .057 .000 .000 .113 .179 .000
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
** ** ** ** * ** **
X9 Pearson .771 .771 .271 .703 1.000 .462 .402 1.000 1 .916 .340 .290 .927**
Correlation
Sig. (2- .000 .000 .212 .000 .000 .026 .057 .000 .000 .113 .179 .000
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
** ** ** ** ** **
X10 Pearson .677 .677 -.013 .589 .916 .294 .210 .916 .916 1 .371 .317 .827**
Correlation
Sig. (2- .000 .000 .952 .003 .000 .174 .337 .000 .000 .082 .140 .000
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
** ** ** * ** **
X11 Pearson .674 .674 .110 .748 .340 -.517 -.689 .340 .340 .371 1 .953 .628**
Correlation
Sig. (2- .000 .000 .619 .000 .113 .012 .000 .113 .113 .082 .000 .001
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
X12 Pearson .624** .624** -.102 .820** .290 -.656** -.676** .290 .290 .317 .953** 1 .574**
Correlation
Sig. (2- .001 .001 .643 .000 .179 .001 .000 .179 .179 .140 .000 .004
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
** ** ** ** ** ** ** ** **
TOTAL Pearson .935 .935 .330 .857 .927 .213 .109 .927 .927 .827 .628 .574 1
Correlation

Sig. (2- .000 .000 .124 .000 .000 .329 .620 .000 .000 .000 .001 .004
.000
tailed)

N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Dasar Pengambilan Keputusan Uji Validitas


Melihat Dari Nilai Signifikansinya
Jika Nilai Signifikansinya < 0,05=Valid
Jika Nilai Signifikansinya > 0,05 = Tidak Valid
Uji Realibilitas
Jika Nilai Cronbach Alpha > 0,6

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.907 12

Dari tabel tesebut nilai Cronbach Alpha 0.907 lebih besar dari 0,6 maka data tersebut dinyatakan realibilitas
Item-Total Statistics

Cronbach’s
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted

X1 29.1304 15.755 .911 .883


X2 29.1304 15.755 .911 .883
X3 28.9130 20.538 .272 .911
X4 29.2174 17.632 .823 .891
X5 29.3913 17.249 .909 .887
X6 29.0435 20.680 .124 .918
X7 29.0000 21.091 .026 .920
X8 29.3913 17.249 .909 .887
X9 29.3913 17.249 .909 .887
X10 29.3478 17.692 .787 .892
X11 29.0870 17.810 .524 .907
X12 29.0435 18.225 .463 .910
Kesiapan Ibu Hamil
Total Skor T Kriteria Koding
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 3 33,31 Tidak 0
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 8 60,09 Siap 1
0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 5 42,24 Tidak 0
0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 3 33,31 Tidak 0
0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 4 37,77 Tidak 0
1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 7 55,63 Siap 1
1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 6 51,16 Siap 1
1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 5 46,7 Tidak 0
1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 7 55,63 Siap 1
1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 6 51,16 Siap 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 8 60,09 Siap 1
1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 7 55,63 Siap 1
1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 7 55,63 Siap 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 8 60,09 Siap 1
1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 6 51,16 Siap 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 8 60,09 Siap 1
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 8 60,09 Siap 1
0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 3 33,31 Tidak 0
0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 3 33,31 Tidak 0
1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 7 55,63 Siap 1
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 8 60,09 Siap 1
1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 7 55,63 Siap 1
0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 5 42,24 Tidak 0
UJI VALIDITAS
KESIAPAN IBU HAMIL
Correlations

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 TOTAL


** ** a ** a * ** **
X1 Pearson 1 .683 1.000 . .530 .339 . .509 -.182 .120 -.564 1.000 .865**
Correlation

Sig. (2- .000 .000 . .009 .114 . .013 .405 .587 .005 .000 .000
tailed)

N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
X2 Pearson .683** 1 .683** .a .476* .407 .a .398 -.278 .313 -.677** .683** .737**
Correlation
Sig. (2- .000 .000 . .022 .054 . .060 .199 .146 .000 .000 .000
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
** ** a ** a * ** **
X3 Pearson 1.000 .683 1 . .530 .339 . .509 -.182 .120 -.564 1.000 .865**
Correlation
Sig. (2- .000 .000 . .009 .114 . .013 .405 .587 .005 .000 .000
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
a a a a a a a a a a a a
X4 Pearson . . . . . . . . . . . . .a
Correlation
Sig. (2- . . . . . . . . . . . .
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
** * ** a * a ** ** **
X5 Pearson .530 .476 .530 . 1 .423 . .586 -.164 .225 -.703 .530 .731**
Correlation
Sig. (2- .009 .022 .009 . .045 . .003 .454 .301 .000 .009 .000
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
X6 Pearson .339 .407 .339 .a .423* 1 .a .500* -.176 .278 -.601** .339 .605**
Correlation
Sig. (2- .114 .054 .114 . .045 . .015 .423 .199 .002 .114 .002
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
a a a a a a a a a a a a
X7 Pearson . . . . . . . . . . . . .a
Correlation
Sig. (2- . . . . . . . . . . . .
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
* * a ** * a * ** *
X8 Pearson .509 .398 .509 . .586 .500 . 1 -.464 .385 -.833 .509 .633**
Correlation
Sig. (2- .013 .060 .013 . .003 .015 . .026 .070 .000 .013 .001
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
a a * * *
X9 Pearson -.182 -.278 -.182 . -.164 -.176 . -.464 1 -.462 .469 -.182 -.071
Correlation
Sig. (2- .405 .199 .405 . .454 .423 . .026 .026 .024 .405 .000
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
a a * *
X10 Pearson .120 .313 .120 . .225 .278 . .385 -.462 1 -.462 .120 .342
Correlation
Sig. (2- .587 .146 .587 . .301 .199 . .070 .026 .026 .587 .000
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
** ** ** a ** ** a ** * * **
X11 Pearson -.564 -.677 -.564 . -.703 -.601 . -.833 .469 -.462 1 -.564 -.711**
Correlation
Sig. (2- .005 .000 .005 . .000 .002 . .000 .024 .026 .005 .000
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
X12 Pearson 1.000** .683** 1.000** .a .530** .339 .a .509* -.182 .120 -.564** 1 .865**
Correlation
Sig. (2- .000 .000 .000 . .009 .114 . .013 .405 .587 .005 .000
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
** ** ** a ** ** a ** ** **
TOTAL Pearson .865 .737 .865 . .731 .605 . .633 -.071 .342 -.711 .865 1
Correlation

Sig. (2- .000 .000 .000 . .000 .002 . .001 .749 .110 .000 .000
tailed)

N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
Dasar Pengambilan Keputusan Uji Validitas
Melihat Dari Nilai Signifikansinya
Jika Nilai Signifikansinya < 0,05=Valid
Jika Nilai Signifikansinya > 0,05 = Tidak Valid
B. UJI REHABILITAS

Uji Realibilitas
Jika Nilai Cronbach Alpha > 0,6

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.608 12
Dari tabel tesebut nilai Cronbach Alpha 0.608 lebih besar dari 0,6 maka data tersebut dinyatakan realibilitas

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted

X1 6.0435 3.316 .865 .437


X2 6.0000 3.727 .629 .504
X3 6.0435 3.316 .865 .437
X4 6.7391 5.020 .000 .613
X5 6.3478 3.692 .563 .512
X6 5.9565 4.134 .413 .556
X7 5.7391 5.020 .000 .613
X8 6.0870 3.901 .458 .541
X9 6.3043 5.494 -.308 .707
X10 6.5217 4.625 .120 .614
X11 6.3043 6.858 -.789 .785
X12 6.0435 3.316 .865 .437
Pengalaman Ibu Hamil
Total Skor T Kriteria Koding
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 3 33,62 Tidak 0
1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 7 61,52 Berpengalaman 1
0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 5 47,57 Tidak 0
0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 3 33,62 Tidak 0
0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 4 40,6 Tidak 0
1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 6 54,55 Berpengalaman 1
1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 5 47,57 Tidak 0
0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 4 40,6 Tidak 0
1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 6 54,55 Berpengalaman 1
1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 5 47,57 Tidak 0
1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 7 61,52 Berpengalaman 1
1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 6 54,55 Berpengalaman 1
1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 6 54,55 Berpengalaman 1
1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 7 61,52 Berpengalaman 1
1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 5 47,57 Tidak 0
1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 7 61,52 Berpengalaman 1
1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 7 61,52 Berpengalaman 1
0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 3 33,62 Tidak 0
0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 3 33,62 Tidak 0
1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 6 54,55 Berpengalaman 1
1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 7 61,52 Berpengalaman 1
1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 6 54,55 Berpengalaman 1
1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 5 47,57 Tidak 0
Correlations

x1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 TOTAL
** a * a **
x1 Pearson 1 .683 . .476 .407 . .398 -.278 .313 -.677 .712**
Correlati
on

Sig. (2- .000 . .022 .054 . .060 .199 .146 .000 .000
tailed)
PENGALAMAN
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
X2 Pearson .683** 1 .a .530** .339 .a .509* -.182 .120 -.564** .771** Dasar Pengambilan Keputusan
Correlati
Uji Validitas
Melihat Dari Nilai Signifikansinya
on
Jika Nilai Signifikansinya <
Sig. (2- .000 . .009 .114 . .013 .405 .587 .005 .000
0,05=Valid
tailed)
Jika Nilai Signifikansinya > 0,05 =
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 Tidak Valid
a a a a a a a a a a
X3 Pearson . . . . . . . . . . .a
Correlati
on
Sig. (2- . . . . . . . . . .
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
* ** a * a ** **
X4 Pearson .476 .530 . 1 .423 . .586 -.164 .225 -.703 .754**
Correlati
on
Sig. (2- .022 .009 . .045 . .003 .454 .301 .000 .000
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
X5 Pearson .407 .339 .a .423* 1 .a .500* -.176 .278 -.601** .657**
Correlati
on
Sig. (2- .054 .114 . .045 . .015 .423 .199 .002 .001
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
a a a a a a a a a a
X6 Pearson . . . . . . . . . . .a
Correlati
on
Uji Realibilitas
Jika Nilai Cronbach Alpha > 0,6

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.150 10
Dari tabel tesebut nilai Cronbach Alpha 0.150 lebih besar dari 0,6 maka data tersebut dinyatakan realibilitas

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted

x1 4.6087 1.340 .494 -.199a


X2 4.6522 1.237 .570 -.291a
X3 5.3478 2.055 .000 .151
X4 4.9565 1.225 .526 -.279a
X5 4.5652 1.439 .434 -.127a
X6 4.3478 2.055 .000 .151
X7 4.6957 1.403 .360 -.111a
X8 4.9130 2.356 -.358 .398
X9 5.1304 1.755 .110 .099
X10 4.9130 3.356 -.839 .615

a. The value is negative due to a negative average covariance among items.


This violates reliability model assumptions. You may want to check item codings.
KETERANGAN

DATA UMUM

USIA KODE

15-19th 1

20-34th 2

>=35th 3

PENDIDIKAN

TS 1

SD 2

SMP 3

SMA 4

SARJANA 5

PEKERJAAN

TIDAK 1

BURUH 2

PETANI 3

WIRASWASTA 4

PNS 5

JUMLAH ANAK

0 1

≤2 2

>2 3

122
USIA KEHAMILAN

7 1

8 2

9 3

>9 4

DATA KHUSUS

PENGALAMAN KODE

BERPENGALAMA 1
N

TIDAK 0

KESIAPAN KODE

SIAP 1

TIDAK SIAP 0

DUKUNGAN KODE

MENDUKUNG 1

TIDAK 0

1.
1. 0 % = tidak ada satupun

2. 25 % = sangat sedikit

3. 26 % – 49 % = Hampir setengah

4. 50 % = Setengahnya

5. 51 % - 75 % = Sebagian Besar

6. 76 % - 99 % = Hampir seluruhnya

7. 100 % = Seluruhnya
Lampiran 7

LEMBAR KONSULTASI

125
Lampiran 8

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai