ii
PERBEDAAN INTENSITAS NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I FASE
AKTIF SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN MASSASE
PUNGGUNG BAWAH DI BPS ZUBAIDAH DESA MARTOPURO
KEC. PURWOSARI KAB. PASURUAN
TAHUN 2009
Penelitian
SKRIPSI
Dengan judul
Perbedaan Intensitas Nyeri Pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif Sebelum dan Sesudah
dilakukan Massase Punggung Bawah di BPS Zubaidah Desa Martopuro
Kec. Purwosari Kabupaten Pasuruan Tahun 2009
Telah Disetujui
Pada tanggal 17 Mei 2009
Pembimbing Ketua
Pembimbing II :
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh
Ketua Penguji
Eko Winarti.SST.M.Kes
NIDN. 070 803 8008
v
Telah diuji pada
Tanggal 17 Mei 2009
Panitia Penguji Skripsi
2. Nurul Huda.S.Psi.S.Kep.Ners ( )
510 119 959
vi
ABSTRAK
vii
ABSTRACT
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat
bawah pada ibu bersalin kala I fase aktif di BPS Zubaidah Desa Martopuro
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari semua pihak penelitian ini
2. dr. H. Aman Arjito Endarso, SKM selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Kadiri.
ix
6. Hurul Huda, S.Psi, S.Kep, Ners selaku pembimbing II yang telah memberikan
8. Suami dan anak-anakku tercinta yang tiada jenuh memberikan dukungan dan
10. Semua pihak yang membantu dan memberikan dukungan untuk kelancaran
penulisan penelitian ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Semoga Allah memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah
diberikan. Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari sempurna, oleh
karena itu saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi
Penulis,
x
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian....................................................................... 4
xi
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian .................................................................. 19
4.2 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling....................................... 20
4.3 Variabel dan Definisi Operasional ............................................ 21
4.4 Bahan Penelitian ........................................................................ 22
4.5 Instrumen Penelitian.................................................................... 23
4.6 Lokasi dan waktu Penelitian........................................................ 23
4.7 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data ......................... 23
4.8 Tehnik Pengolahan dan Analisa Data ......................................... 23
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1 Intensitas Nyeri pada Ibu bersalin Kala I Fase Aktif
Sebelum dilakukan massase Punggung Bawah........................... 34
6.2 Intensitas Nyeri pada Ibu bersalin Kala I Fase Aktif
Sesudah dilakukan Massase Punggung Bawah............................ 36
6.3 Perbedaan Intensitas Nyeri pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif
Sebelum dan Sesudah Dilakukan Massase Punggung Bawah..... 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR BAGAN
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Lampiran
xvi
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
Continu : Kelanjutan
Gate : Pintu/jalan
Effecement : Penipisan
Koping : Mekanisme pertahanan diri
( ) : Alfa
% : Prosentase
Informend consent : Lembar persetujuan
Anominity : Tanpa Nama
Confidentiality : Kerahasiaan
Intensitas : Tingkat
Primigravida : Kehamilan Pertama
Grandemulti : Kehamilan Kedua atau lebih
xvii
BAB 1
PENDAHULUAN
fungsi berbagai organ tubuh yang turut menentukan lancarnya persalinan bayi
melalui jalan lahir. Nyeri persalinan dapat mengakibatkan kelelahan pada ibu,
sehingga ibu kehabisan tenaga untuk meneran dan akhirnya terjadi persalinan
lama yang akan membahayakan keadaan ibu dan bayinya (Albadroe, 2008 : 1).
pada bulan November 2008. Dari 10 persalinan tersebut, terdapat 8 orang ibu
22,857% ibu primigravida mengalami nyeri sekali dan sisanya 5,71% orang
Rasa tidak nyaman selama persalinan disebabkan oleh dua hal yaitu dilatasi
dan penyempitan serviks serta Iskemik rahim (penurunan aliran darah) sehingga
oksigen lokal mengalami devisit akibat kontraksi arteri meometrium. Timbul rasa
tidak nyaman yang berasal dari abdomen bagian bawah dan menyebar ke daerah
dibiarkan akan menimbulkan masalah. Nyeri persalinan yang hebat dan kontinyu
ketidaknyamanan, karena metode ini tidak berbahaya bagi ibu dan janin serta
tidak membawa resiko atau efek obat yang tidak diinginkan. Metode yang bisa
sebagai pijat oleh wanita, atau menggosok punggung oleh bidan (Rosemary,
membantu mengatasi kram pada otot, menurunkan nyeri dan kecemasan serta
mempercepat persalinan (Laily, 2008 : 71). Dari survey peneliti di Bidan Praktek
kontrol nyeri selama persalinan yang lain meliputi modulasi psikologis nyeri,
adalah anastesi umum baik itu anastesis umum yang disuntikkan epidural, spinal,
mempengaruhi bayi pada jam pertama setelah kelahirannya (Jannet Walley, 2008 :
161)
bawah pada ibu bersalin kala I fase aktif di BPS Zubaidah Desa Martopuro
punggung bawah pada ibu bersalin kala I fase aktif di BPS Zubaidah Desa
dilakukan massase punggung bawah pada ibu bersalin kala I fase aktif di BPS
bawah pada ibu bersalin kala I fase aktif di BPS Zubaidah Desa Martopuro
punggung bawah pada ibu bersalin kala I fase aktif di BPS Zubaidah Desa
massase punggung bawah pada ibu bersalin kala I fase aktif di BPS Zubaidah
1.4.1 Peneliti
bahan pengetahuan pada peneliti tentang perbedaan intensitas nyeri sebelum dan
sesudah dilakukan massase punggung bawah pada ibu bersalin kala I fase aktif
bidan tentang efektivitas massase punggung bawah terhadap intensitas nyeri pada
TINJAUAN PUSTAKA
Nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman baik ringan ataupun berat. Nyeri
menurut The International Association for The Study Pain adalah : suatu sensasi,
atau akan rusaknya jaringan, atau keadaan yang berhubungan dengan suatu
kerusakan.
Rasa nyeri merupakan rasa tidak menyenangkan, yang tidak hanya respon
psikologis. Nyeri mempuyai arti yang berbeda-beda pada setiap orang (Long,
1996 : 34).
tentang keterlibatan nyeri. Ada beberapa kenyataan serta teori-teori yang akan
dijelaskan di sini :
Teori ini dikemukakan oleh Melzack dan Wall Pada tahun 1965. Dalam teori
ini dijelaskan bahwa Substansia Gelatiosa (SG), yaitu suatu area dari sel-sel
khusus pada bagian ujung dorsal serabut saraf sumsum tulang belakang (spinal
6
Impuls nyeri dihantarkan oleh dua serabut saraf yaitu serabut besar ”myelinated
A-fiber” dan serabut saraf kecil ”unmyeliated C-fiber”. Serabut A dan C diduga
nyeri ke pusat nyeri di thalamus. Bila rangsang nyeri dihantarkan oleh serabut
besar A, maka gerbang akan menyempit dan mengakibatkan rangsangan pada sel
T menjadi lemah, nyeri tidak terlalu terasa. Kalau impuls nyeri dihantarkan oleh
serabut kecil C, maka pintu gerbang akan membuka dan rangsangan pada sel T
mejadi lebih kuat dan nyeri akan terasa lebih kuat. Membuka dan menutupnya
gerbang kecuali oleh impuls dari luar juga oleh impuls dari dalam otak itu sendiri
Mann dan Chen mengusulkan adanya sebuah pintu gerbang lagi, disamping
yang diuraikan dalam ” Gates Control Theory”, yaitu sebuah gerbang lagi di
Teori ini merupakan teori terbaru dalam bidang nyeri yang dikemukakan
oleh Pommeranz yaitu stimulus tertentu pada seseorang akan dapat meningkatkan
atau menurunkan kadar endorphin di dalam darah dan otak yang berfungsi sebagai
nilai ambang nyeri di otak dan memberikan perasaan senang, demikian juga
sebaliknya.
2.1.3 Pengukuran Tingkat Nyeri
Untuk mengetahui tingkatan nyeri yang diderita oleh seseorang, dan untuk
mengetahui apakah suatu tindakan terhadap nyeri berhasil atau tidak, perlu adanya
suatu alat ukur. Dalam mengukur tingkat nyeri menurut pendapat Bourbounais:
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan Gambar :
0 : tidak nyeri
dengan baik.
dengan baik.
perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri,
tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi, nafas
Persalinan adalah suatu proses dimana fetus dan plasenta keluar dari uterus,
Kala II : kala dua dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (+10 cm)
Kala III : Segera setelah kelahiran bayi dan berakhir dengan kelahiran plasenta
Kala IV : Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post
2.2.3.1 Keadaan Segmen atas dan segmen bawah rahim pada persalinan
Sejak kehamilan yang lanjut uterus dengan jelas terdiri dari 2 bagian, yaitu
segmen atas rahim yang dibentuk oleh corpus uteri dan segmen bawah rahim yang
terjadi dari isthmus uteri. Dalam persalinan perbedaan antara segmen atas rahim
dan segmen bawah rahim lebih jelas lagi. Segmen atas memegang peranan yang
sebelum kontraksi. Kejadian ini disebut retraksi. Dengan retraksi ini maka
rongga rahim mengecil dan anak berangsur didorong ke bawah dan tidak
2) Kontraksi tidak sama kuatnya, tapi paling kuat di daerah fundus uteri dan
berangsur berkurang ke bawah dan paling lemah pada segmen bawah rahim.
Jika kontraksi di bagian bawah sama kuatnya dengan kontraksi di bagian atas
menjadi pendek.
Pendataran dari cerviks. Agar anak dapat keluar dari rahim maka perla
terjadi pembukaan dari cerviz. Pembukaan cerviks ini biasanya didahului oleh
canalis cervicalis yang semula berupa sebuah saluran yang panjangnya 1-2 cm,
externum yang tadinya berupa statu lubang dengan diameter beberapa milimeter
Dalam Kala I ketuban ikut meregangkan bagian atas vagina yang Sejas
dilalui anak. Setelah ketuban pecah, segala perubahan terutama pada dasar
panggul ditimbulkan oleh bagian depan anak. Oleh bagian depan yang maju itu,
dasar panggul diregang menjadi saluran dengan dinding-dinding yang tipis. Walau
kepala sampai di vulva, lubang vulva menghadap ke depan atas. Dari luar
peregangan oleh bagian depan nampak pada perineum yang menonjol dan
menjadi tupis sedangkan anus menjadi terbuka. Remangan yang kuat ini
yang banyak.
Menurut Laily (2008 : 23) faktor yang mempengaruhi nyeri pada persalinan
meliputi banyak faktor, faktor tersebut mungkin fisiologis, sosial, atau psikologis
yang meliputi :
2.2.4.1 Umur dan Paritas
dan lebih merasakan nyeri saat melahirkan dikarenakan pada klien primipara
lebih.
Fetus yang besar dengan berat lebih dari 4000 gram dan panjang lebih dari
nyeri pada klien dengan cemas akan meningkatkan tegangan otot yang dapat
menyebabkan nyeri.
2.2.4.5 Kelelahan
Persalinan yang lama menyebabkan ibu mengalami stres dan kelalahan lebih
melahirkan.
Orang akan belajar untuk mengatasi nyeri sebelum nyeri yang dirasakan
terjadi kembali, hal ini yang menyebabkan mengapa multipara lebih dapat
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mengatasi nyeri saat persalinan,
diantaranya :
rasa nyeri saat persalinan tiba. Beberapa hal yang dapat dilakukan ialah :
memberikan dirinya tenang, seperti sawah yang terhampar luas dengan hijaunya
dedaunan padi yang melambai-lambai ditiup angin sore atau mengajak ibu ke
suasana laut yang mengajak kita untuk mendengarkan deburan ombak yang
perlahan mengenai kaki kita yang tercelup dalam air laut di tepian pantai. Atau hal
Hal ini ditujukan bagi yang suka mendengarkan alunan nada. Baik itu
berupa alunan ayat Al-Qur'an yang Anda dengarkan, atau musik alam seperti
suasana air terjun dengan gemericik air yang turun, atau dengan musik klasik.
kehadiran suami saat ibu berada di rumah sakit saat menunggu kelahiran, adalah
sesuatu yang dapat mengurangi kecemasan. Meskipun ada perawat atau tenaga
kesehatan yang siap membantu, namun kehadiran suami atau keluarga terdekat
istri sangat membantu mengurangi kecemasan dan nyeri yang dirasakan ibu.
obat disuntikkan ke ibu, baik itu anastesi umum yang disuntikkan epidural, spinal,
4) Pijat perut saat interval kontraksi dapat menurunkan ketegangan otot akibat
kontraksi
Salah satu tehnik pijat punggung yang digunakan dinamakan teknik counter
pressure, teknik ini digunakan pada punggung ibu saat kontraksi dan sangat
digunakan dengan menggunakan tinju atau pangkal telapak tangan pada daerah
punggung atau sacrum yang paling dirasakan paling nyeri. Teknik ini memerlukan
energi yang cukup besar bagi pasangan atau orang lain yang melakukan, adapun
Gambar 2.1 : Teknik counter pressure pada area sacrum, diadopsi dari
Laily (2008 : 72)
Salah satu tehnik pijat punggung yang digunakan dinamakan teknik counter
pressure, teknik ini digunakan pada punggung ibu saat kontraksi dan sangat
digunakan dengan menggunakan tinju atau pangkal telapak tangan pada daerah
punggung atau sacrum yang paling dirasakan paling nyeri (Laily, 2008 : 71)
Dalam teori lain dikatakan bahwa tekanan dari luar membuat panggul ibu tetap
berada pada posisi yang tepat. Tekanan eksternal (luar) ini akan menyeimbangkan
tekanan internal (dalam) yang disebabkan oleh kepala bayi (Jannet Whalley). Dari
kedua teori diatas dapat bahwa ada perbedaan intensitas nyeri sebelum dan
INPUT
Proses Persalinan
Kala I fase aktif :
Hipoksia miometrium
Kompresi ganglia saraf
Peregangan serviks
(dilatasi)
Peregangan peritoneum
Respon fisik/fisiologis:
Lelah Respon Psikologi :
Hyperventilasi Stres, Cemas, Takut, Tegang dan Khawatir
Peningkatan curah jantung
Peningkatan tekanan darah
Peningkatan konsumsi Faktor yang mempengaruhi nyeri :
oksigen Paritas, ukuran dan posisi fetal,
Nyeri sebelum prosedur medik, kecemasan,
massase punggung kelelahan, pendidikan, kultur dan
bawah mekanisme koping
Manajemen nyeri
PROSES Masase punggung
bawah
OUTPUT
Penurunan intensitas nyeri
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
Bagan 3.1 Kerangka Konseptual Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Dilakukan
Massase Punggung Bawah pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif di BPS Zubaidah Desa
Martopuro Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan
Dalam kerangka konsep penelitian ini menggunakan konsep input, proses
dan output. Adapun sebagai input adalah ibu bersalin yang mengalami proses
18
persalinan pada kala I fase aktif yang mengalami nyeri persalinan, prosesnya
Hipotesa adalah pernyataan tentang suatu dalil atau kaidah tetapi yang
Hipotesa penelitian adalah ada perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah
dilakukan massase punggung bawah pada ibu bersalin kala I fase aktif di BPS
2009.
ada perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan massase punggung
bawah pada ibu bersalin kala I fase aktif di BPS Zubaidah Desa Martopuro
METODE PENELITIAN
mengukur tingkat nyeri ibu bersalin kala I sebelum dan setelah diberikan pijat
punggung bawah. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Pijat
punggung
bawah
X1 X2 Bandingkan
Nyeri Nyeri X1–X2
sebelum sesudah
massase massase
Bagan 4.1 Desain Penelitian Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum dan
Sesudah Dilakukan Massase Punggung Bawah pada Ibu Bersalin
Kala I Fase Aktif di BPS Zubaidah Desa Martopuro Wilayah
Puskesmas Purwosari Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan
Keterangan :
X : Kelompok / subyek
I : Intervensi
X1 : Intensitas nyeri sebelum menggunakan pijat
punggung bawah
X2 : Intensitas nyeri setelah menggunakan pijat
punggung bawah
20
4.2 Populasi, Sampel, Besar Sampel dan Teknik Sampling
4.2.1 Populasi
Pada penelitian ini populasi adalah seluruh ibu yang mengalami persalinan kala I
fase aktif di Bidan Praktek Swasta Zubaidah Desa Martopuro Purwosari yang
berjumlah 44 orang, jumlah ini diambil dari pasien yang bersalin pada bulan
Maret 2009
4.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2006 : 56). Pada penelitian ini sampel penelitiannya adalah
seluruh ibu yang mengalami persalinan kala I fase aktif di Bidan Praktek Swasta
4.2.3 Sampling
diteliti dengan sampling tertentu untuk bisa memenuhi atau mewakili populasi
Sampling dengan teknik Sampling jenuh yaitu seluruh populasi dijadikan sampel
penelitian.
dan merupakan operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat diteliti secara
empiris atau ditentukan tingkatannya (Setiadi, 2007 : 161). Variabel dalam
penelitian ini ada dua yaitu variabel independen dan variabel dependen
1. Variabel Independen
2. Variabel dependen
dependen dalam penelitian ini adalah intensitas nyeri pada ibu bersalin kala I
fase aktif
perumusan definisi operasional dalam penelitian ini diuraikan dalam tabel berikut
ini :
Tabel 4.1 : Tabel Definisi Operasional Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum
dan Sesudah Dilakukan Massase Punggung Bawah pada Ibu
Bersalin Kala I Fase Aktif di BPS Zubaidah Desa Martopuro
Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan
Definisi
No. Variabel Indikator Instrumen Skala Skor
Operasional
1. Variabel Memijatkan Pelaksanaan -
independen: telapak tangan pemijatan di
massase pada punggung daerah punggung
punggung bawah ibu bawah 3 kali
bawah pada saat perlakuan selama
adanya his berlangsung
kontraksi
2. Variabel Rasa sakit Pengukuran tingkat Lembar Ordinal Kriteria nilai yaitu :
dependen: yang dirasakan nyeri dengan skala observasi 0 : Tidak nyeri
Intensitas ibu saat Bourbanais 1-3 : Nyeri ringan (ibu dapat
nyeri pada ibu persalinan Kala berkomunikasi dengan baik)
inpartu kala I I Fase aktif 4-6 : Nyeri sedang (ibu
mendesis, menyeringai,
dapat menunjukan lokasi
nyeri, dapat mengikuti
perintah)
7-9 : Nyeri berat (ibu tidak
dapat mengikuti perintah,
tidak dapat diatasi dengan
alih posisi, napas panjang
dan distraksi).
≥ 10 : Nyeri sangat berat
(ibu tidak mampu
berkomunikasi, berteriak
histeris, memukul benda
sekitarnya, tidak responsif
terhadap tindakan, tidak
menunjukan lokasi nyeri).
Bahan penelitian adalah segala sesuatu yang dikenai perlakuan atau yang
dipakai untuk perlakuan. Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
observasi yang digunakan berpedoman pada chek list dari Barbara melalui tanda-
tanda verbal ataupun nonverbal yang dikeluhkan oleh pasien, kemudian peneliti
mengklasifikasikan sesuai dengan skala nyeri yaitu tidak nyeri, nyeri ringan, nyeri
4.6.2 Lokasi
selama his berlangsung, setiap melakukan pijat diobservasi skor nyerinya adapun
pedoman penilaian skor adalah setiap indikator gejala dari pilihan yang ada
muncul
0 : Tidak nyeri
tanda nyeri ibu bersalin sebelum dilakukan pijat, kemudian memberikan skor atas
dikategorikan menjadi skala nyeri : tidak nyeri, nyeri ringan, nyeri sedang, nyeri
tanda nyeri ibu bersalin sesudah dilakukan pemijatan selama 3 kali kontraksi,
kemudian memberikan skor atas gejala yang muncul dan menjumlahkan skor
yang diperoleh kemudian mengambil rata-rata skor yang diperoleh. Nilai rata-rata
tersebut digunakan sebagai acuan untuk mengkategorikan skala nyeri : tidak nyeri,
nyeri ringan, nyeri sedang, nyeri berat dan nyeri sangat berat
51 % - 75 % : Sebagian besar
50 % : Setengahnya
26 % - 49 % : Hampir setengah
signifikansi dengan () atau batas kemaknaan 0,05, adapun pedoman uji
H1 diterima jika nilai p-value pada kolom sig. (2 tailed) < level of
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan dijabarkan tentang hasil penelitian. Hasil penelitian
meliputi data umum yang berisi usia, pekerjaan pendidikan ibu dan status
kehamilan, sedangkan data khusus yang berisi tentang intensitas nyeri sebelum
5.1.1 Usia
Karakteristik ibu berdasarkan usia dapat dilihat pada gambar 5.1 dibawah
ini :
Gambar 5.1 Diagram usia ibu bersalin kala I fase aktif di Bidan Praktek
Swasta Zubaidah Desa Martopuro Purwosari Pasuruan
tahun 2009.
Gambar 5. 1 menunjukkkan usia terbanyak ibu bersalin kala I fase aktif
dibawah ini
Gambar 5.2 Diagram tingkat pendidikan ibu bersalin kala I fase aktif di
Bidan Praktek Swasta Zubaidah Desa Martopuro Purwosari
Pasuruan tahun 2009.
dibawah ini
Gambar 5.3 Diagram pekerjaan ibu bersalin kala I fase aktif di Bidan
Praktek Swasta Zubaidah Desa Martopuro Purwosari
Pasuruan tahun 2009.
Gambar 5.4 Diagram status kehamilan ibu bersalin kala I fase aktif di
Bidan Praktek Swasta Zubaidah Desa Martopuro
Purwosari Pasuruan tahun 2009.
5.2.1 Intensitas nyeri pada ibu bersalin Kala I Fase Aktif sebelum diberikan
massase punggung bawah
Gambar 5.5 Diagram Intensitas nyeri pada ibu bersalin Kala I Fase
Aktif sebelum diberikan massase punggung bawah di
Bidan Praktek Swasta Zubaidah Desa Martopuro Purwosari
Pasuruan tahun 2009.
Dari gambar 5.5 diatas diketahui intensitas nyeri pada ibu bersalin
Gambar 5.6 Diagram Intensitas nyeri pada ibu bersalin Kala I Fase
Aktif setelah diberikan massase punggung bawah di
Bidan Praktek Swasta Zubaidah Desa Martopuro
Purwosari Pasuruan tahun 2009.
Dari gambar 5.6 diatas diketahui intensitas nyeri pada ibu bersalin
Tabel 5.1 : Hasil crosstabulation Perbedaan Intensitas Nyeri pada Ibu Bersalin
Kala I Fase Aktif Sebelum dan Sesudah Dilakukan Massase Punggung
Bawah pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif di BPS Zubaidah Desa
Martopuro Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan tahun 2009.
Intensitas nyeri sebelum masase * Intensitas nyeri sesudah masase Crosstabulation
bersalin yang mengalami intensitas nyeri berat sebelum diberi masase, setelah
diberi masase mengalami perubahan 1 ibu masih mengalami nyeri berat, 6 ibu
mengalami perubahan nyeri sedang dan 2 ibu mengalami perubahan nyeri ringan,
dari 32 ibu bersalin yang mengalami intensitas nyeri sedang sebelum diberi
nyeri sedang dan 14 ibu mengalami perubahan nyeri ringan, dan dari 3 ibu
bersalin yang mengalami intensitas nyeri ringan sebelum diberi masase, setelah
Tabel 5.2 : Analisis Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Dilakukan
Massase Punggung Bawah pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif di
BPS Zubaidah Desa Martopuro Wilayah Puskesmas Purwosari
Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan tahun 2009.
Dari hasil perhitungan nilai p value adalah 0,000, Sedangkan nilai Tingkat
signifikan ( ) = 0,05
Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji t diperoleh nilai p = 0,000 <
0,05. Hal ini menunjukkan ada perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah
dilakukan massase punggung bawah pada ibu bersalin Kala I Fase Aktif.
Dari hasil perhitungan SPSS nilai p value adalah 0,000, Sedangkan nilai
Keputusan :
Karena nilai p value < nilai ( ) atau 0,000 < 0,05, maka H1 diterima.
dilakukan massase punggung bawah pada ibu bersalin Kala I Fase Aktif
BAB 6
PEMBAHASAN
6.1 Intensitas nyeri pada ibu bersalin Kala I Fase Aktif sebelum diberikan
Berdasarkan gambar 5.5 diatas diketahui intensitas nyeri pada ibu bersalin
Kala I Fase Aktif sebelum diberikan massase punggung bawah adalah nyeri
akibat stimulasi saraf sensorik. Sumber nyeri pada akhir kala I dan kala II berasal
dari saluran genital bawah, antara lain perineum, anus, vulva dan klitoris. Impuls
nyeri ditransmisikan melalui saraf pudendal menuju S4, S3 dan S2. Nyeri yang
dirasakan terutama pada daerah vulva dan sekitarnya serta daerah pinggang (Laily,
2008 : 21)
Sebagian besar (73%) ibu bersalin mengalami nyeri sedang, hal ini
yang disebabkan antara lain perasaan khawatir, takut terhadap kondisi bayinya,
sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa menguatnya rasa nyeri karena proses
kontraksi rahim yang menimbulkan perasaan takut pada ibu menjelang persalinan.
kekakuan mulut rahim dan rahim yang hipoksia mengakibatkan impuls nyeri
semakin meningkat (Rosemary, 2003). Kecemasan dan ketegangan secara umum
terjadi pada saat persalinan, hal ini disebabkan karena lamanya persalinan dan
peningkatan persepsi nyeri pada klien dengan kecemasan. Hal ini akan
meningkatkan tegangan otot khususnya pada otot pinggul dan punggung yang
Sebagian kecil (20%) ibu bersalin mengalami nyeri berat, hal ini
sehingga belum memiliki adapatasi yang baik terhadap nyeri. Sesuai dengan teori
yang dikemukakan Laily (2008 : 29) yang menyatakan bahwa intensitas nyeri
persalinan pada primipara seringkali lebih berat daripada nyeri persalinan pada
biasanya terjadi lebih dahulu daripada dilatasi serviks. Proses ini menyebabkan
karena ibu bersalin diberi pesan oleh keluarganya agar tenang dan tidak berteriak-
teriak, hal ini terbukti dari hasil wawancara peneliti kepada ibu bersalin yang
mengalami nyeri ringan, Menurut Laily (2008 : 23) faktor yang mempengaruhi
nyeri pada persalinan meliputi banyak faktor di antaranya ras, budaya dan etnik,
ketiga hal ini berpengaruh terhadap cara orang mengekspresikan nyeri. Seorang
ibu seringkali diberikan nasehat dan motivasi oleh keluarganya untuk bersabar
karena hal tersebut akan berpengaruh terhadap anak yang dilahirkannya, sehingga
dengan motivasi tersebut ada beberapa ibu yang mampu mengontrol nyeri
persalinan yang ekspresi nyeri tersebut dimanifestasikan dengan diam dan berdoa
tanpa berteriak-teriak, menjerit ataupun perilaku histeris lainnya. Hal inilah yang
diduga menjadi faktor yang mempengaruhi intensitas nyeri ringan pada ibu
bersalin.
6.2 Intensitas nyeri pada ibu bersalin Kala I Fase Aktif setelah diberikan
Berdasarkan diagram 5.6 diatas diketahui intensitas nyeri pada ibu bersalin
Kala I Fase Aktif setelah diberikan massase punggung bawah adalah nyeri
sedang (55%). Sedangkan dari hasil analisis penurunan intensitas nyeri ada
skor nyeri sedangkan hanya 1 ibu bersalin skor intensitas persalinannya menetap,
adapun hal ini disebabkan karena ibu tersebut merupakan ibu primigravida dan
usianya masih sangat muda (18 tahun), dengan kondisi primipara dan usia yang
sangat muda akan mempengaruhi mekanisme koping yang dimiliki oleh ibu
sehingga ibu akan merasa sulit untuk mengontrol nyerinya (Laily, 2008 : 24).
Pada ibu primipara mengalami bersalin lebih lama dibandingkan multipara dan
lebih, sehingga hal tersebut akan meningkatkan ambang nyeri yang apada
selain status paritas relatif tidak mempengaruhi nyeri persalinan sehingga dapat
disimpulkan bahwa masase memberikan efek positif dalam penurunan intensitas
nyeri persalinan
sebelum dan sesudah dilakukan massase punggung bawah pada ibu bersalin Kala I
Fase Aktif dengan nilai nilai p value adalah 0,000 dan nilai signifikan 0.05
Hasil penelitian diatas sesuai dengan teori yang mneyetakan bahwa salah
satu tehnik pijat punggung yang digunakan dinamakan teknik counter pressure,
teknik ini digunakan pada punggung ibu saat kontraksi dan sangat membantu
menggunakan tinju atau pangkal telapak tangan pada daerah punggung atau
Pemijatan atau massase yang dilakukan dengan baik dan benar dapat secara
serangkaian proses kimia dalam sel saraf, sedangkan massase juga menimbulkan
nyeri. Nyeri persalinan berasal dari daerah uterus (rahim) dan cerviks. Impuls
rasa nyeri kontraksi rahim pada persalinan ditransmisi melalui segmen saraf
spinalis T11-12 dan saraf-saraf asesori torakal bawah serta saraf simpatik lumbal
atas. Segmen saraf ini terletak di daerah punggung bawah. Pemijatan atau
massase yang dilakukan pada area punggung bawah merupakan rangsangan yang
diterima ujung-ujung saraf di kulit yang dihantarkan oleh serabut saraf A delta.
Impuls ini akan menutup gate hypothetical pada substansia gelatinosa di medulla
intensitas nyeri dari daerah uterus dan cerviks dan hal ini bisa diamati dengan
7.1 Kesimpulan
7.1.1 Intensitas nyeri pada ibu bersalin Kala I Fase Aktif sebelum diberikan
7.1.2 Intensitas nyeri pada ibu bersalin Kala I Fase Aktif setelah diberikan
7.1.3 Ada perbedaan intensitas nyeri pada ibu bersalin Kala I Fase Aktif sebelum
7.2 Saran
kepada ibu-ibu bersalin di ruang kamar bersalin dan bisa juga dibantu oleh
lain yaitu perbedaan teknik massase dengan nafas dalam terhadap penurunan
Diharapkan penelitian ini bisa dijadikan data dan informasi bagi para
nyeri pada ibu bersalin Kala I Fase Aktif dapat mengurangi nyeri pada
persalinan
7.2.5 Peneliti
nyeri sebelum dan sesudah dilakukan massase punggung bawah pada ibu
.
DAFTAR PUSTAKA
Janet Whalley, 2008. Kehamilan dan Persalinan. Jakarta : Bhuana Ilmu Populer
Kepada
Yth. Ibu
Di BPS Zubaidah Purwosari
Kabupaten Pasuruan
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini, mahasiswi Universitas Kadiri Program
Studi D-IV Kebidanan :
Nama : Musannah
NIM : 08610678
Bersama ini kami megajukan permohonan kepada saudara/saudari untuk
menjadi responden dalam penelitian berjudul “perbedaan intensitas nyeri sebelum
dan sesudah dilakukan massase punggung bawah pada ibu bersalin kala I fase
aktif di BPS Zubaidah Desa Martopuro Kecamatan Purwosari Kabupaten
Pasuruan”.
Jawaban saudara/saudari kami jamin kerahasiaannya, oleh karena itu kami
harap saudara/saudari memberikan jawaban sesuai dengan kehendak.
Nama :
Umur :
Alamat :
punggung bawah pada ibu bersalin kala I fase aktif di BPS Zubaidah Desa
Pasuruan”.
Demikian pernyataan ini saya buat, tanpa paksaan dan tekanan dari
penulis.
Responden
LEMBAR OBSERVASI
A. Karakteristik Responden
a. Responden No :…………………..
b. Umur ibu :………………….tahun
c. Pendidikan terakhir :………………….
d. Jenis pekerjaan :………………….
e. Jumlah anak :………………….
e. Status kehamilan :………………….
LEMBAR CHEKS LIST
1. Nyeri Ringan
Ibu dapat berkomunikasi dengan baik
2. Nyeri Sedang
Ibu mendesis, menyeringai
Ibu dapat menunjukan lokasi nyeri
Ibu dapat mengikuti perintah
3. Nyeri Berat
Ibu tidak dapat mengikuti perintah
Nyeri tidak dapat diatasi dengan alih posisi, napas panjang dan
distraksi
SD 9 IRT 22 I 22
SMP 3 swasta 20 II 8
SMA 30 PNS 1 III 11
S1 2 Tani 1 IV 2
44 VII 1
44
44
Hasil SPSS
Std. Error
Mean N Std. Deviation Mean
Pair Intensitas nyeri
5,8409 44 ,98697 ,14879
1 sebelum masase
Intensitas nyeri
3,6818 44 ,93443 ,14087
sesudah masase
N Correlation Sig.
Pair Intensitas nyeri sebelum
1 masase & Intensitas 44 ,776 ,000
nyeri sesudah masase
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Error Difference
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t
Pair Intensitas nyeri sebelum
1 masase - Intensitas 2,15909 ,64495 ,09723 1,96301 2,35517 22,20
nyeri sesudah masase
INPUT SPSS
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Intensitas nyeri sebelum
masase * Intensitas 44 44,0% 56 56,0% 100 100,0%
nyeri sesudah masase
Umur
< 20 th 20-35 th > 35 th Total
Intensitas Berat Count 1 0 0 1
nyeri % within Intensitas nyeri 100,0% ,0% ,0% 100,0%
% of Total 2,3% ,0% ,0% 2,3%
Sedang Count 1 20 3 24
% within Intensitas nyeri 4,2% 83,3% 12,5% 100,0%
% of Total 2,3% 45,5% 6,8% 54,5%
Ringan Count 0 16 3 19
% within Intensitas nyeri ,0% 84,2% 15,8% 100,0%
% of Total ,0% 36,4% 6,8% 43,2%
Total Count 2 36 6 44
% within Intensitas nyeri 4,5% 81,8% 13,6% 100,0%
% of Total 4,5% 81,8% 13,6% 100,0%
Pendidikan
SD SMP SMA Sarjana Total
Intensitas Berat Count 1 0 0 0 1
nyeri % within Intensitas nyeri 100,0% ,0% ,0% ,0% 100,0%
% of Total 2,3% ,0% ,0% ,0% 2,3%
Sedang Count 4 2 16 2 24
% within Intensitas nyeri 16,7% 8,3% 66,7% 8,3% 100,0%
% of Total 9,1% 4,5% 36,4% 4,5% 54,5%
Ringan Count 4 1 14 0 19
% within Intensitas nyeri 21,1% 5,3% 73,7% ,0% 100,0%
% of Total 9,1% 2,3% 31,8% ,0% 43,2%
Total Count 9 3 30 2 44
% within Intensitas nyeri 20,5% 6,8% 68,2% 4,5% 100,0%
% of Total 20,5% 6,8% 68,2% 4,5% 100,0%
3. Intensitas nyeri dengan pekerjaan
Pekerjaan
Tani IRT Swasta PNS Total
Intensitas Berat Count 0 0 1 0 1
nyeri % within Intensitas nyeri ,0% ,0% 100,0% ,0% 100,0%
% of Total ,0% ,0% 2,3% ,0% 2,3%
Sedang Count 0 12 11 1 24
% within Intensitas nyeri ,0% 50,0% 45,8% 4,2% 100,0%
% of Total ,0% 27,3% 25,0% 2,3% 54,5%
Ringan Count 1 10 8 0 19
% within Intensitas nyeri 5,3% 52,6% 42,1% ,0% 100,0%
% of Total 2,3% 22,7% 18,2% ,0% 43,2%
Total Count 1 22 20 1 44
% within Intensitas nyeri 2,3% 50,0% 45,5% 2,3% 100,0%
% of Total 2,3% 50,0% 45,5% 2,3% 100,0%
Paritas
Primi Multi Grandemulti Total
Intensitas Berat Count 1 0 0 1
nyeri % within Intensitas nyeri 100,0% ,0% ,0% 100,0%
% of Total 2,3% ,0% ,0% 2,3%
Sedang Count 12 11 1 24
% within Intensitas nyeri 50,0% 45,8% 4,2% 100,0%
% of Total 27,3% 25,0% 2,3% 54,5%
Ringan Count 9 8 2 19
% within Intensitas nyeri 47,4% 42,1% 10,5% 100,0%
% of Total 20,5% 18,2% 4,5% 43,2%
Total Count 22 19 3 44
% within Intensitas nyeri 50,0% 43,2% 6,8% 100,0%
% of Total 50,0% 43,2% 6,8% 100,0%