Anda di halaman 1dari 72

SKRIPSI

PERBEDAAN INTENSITAS NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I FASE


AKTIF SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN MASSASE
PUNGGUNG BAWAH DI BPS ZUBAIDAH DESA MARTOPURO
KEC. PURWOSARI KAB.PASURUAN
TAHUN 2009

PENELITIAN ANALITIK KOMPARATIF

MUSANNAH HIDAYATI LAILI

PROGRAM BIDAN PENDIDIK (DIV) KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
KEDIRI TH 2009
SKRIPSI

PERBEDAAN INTENSITAS NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I FASE


AKTIF SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN MASSASE
PUNGGUNG BAWAH DI BPS ZUBAIDAH DESA MARTOPURO
KEC. PURWOSARI KAB. PASURUAN
TAHUN 2009

Penelitian analitik komparatif

MUSANNAH HIDAYATI LAILI

PROGRAM BIDAN PENDIDIK (DIV) KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
KEDIRI TH 2009

ii
PERBEDAAN INTENSITAS NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I FASE
AKTIF SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN MASSASE
PUNGGUNG BAWAH DI BPS ZUBAIDAH DESA MARTOPURO
KEC. PURWOSARI KAB. PASURUAN
TAHUN 2009

PENELITIAN ANALITIK KOMPARATIF

Penelitian

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan


Dalam Program Studi Kebidanan
Pada Fakultas Kesehatan Universitas Kadiri

MUSANNAH HIDAYATI LAILI

PROGRAM BIDAN PENDIDIK (DIV) KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
KEDIRI TH 2009
LEMBAR PERSETUJUAN

SKRIPSI

Dengan judul

Perbedaan Intensitas Nyeri Pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif Sebelum dan Sesudah
dilakukan Massase Punggung Bawah di BPS Zubaidah Desa Martopuro
Kec. Purwosari Kabupaten Pasuruan Tahun 2009

Telah Disetujui
Pada tanggal 17 Mei 2009

Pembimbing Ketua

Susmiati. S.Kep. Ners. MPd


NIDN. 071 402 7403

Pembimbing II :

Nurul Huda S.Psi.S.Kep, Ners


NIP. 510 119 959

iv
LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI INI TELAH DI UJI


PADA TANGGAL 17 MEI 2009

Oleh
Ketua Penguji

Eko Winarti.SST.M.Kes
NIDN. 070 803 8008

Anggota Penguji Anggota Penguji

Susmiati.S.Kep.Ners.MPd Nurul Huda.S.Psi.S.Kep.Ns


NIDN. 071 402 7403 NIP. 510 199 959

v
Telah diuji pada
Tanggal 17 Mei 2009
Panitia Penguji Skripsi

Ketua : Eko Winarti,SST.M.Kes ( )


070 803 8008

Anggota : 1. Susmiati. S.Kep.Ners.MPd ( )


071 402 7403

2. Nurul Huda.S.Psi.S.Kep.Ners ( )
510 119 959

vi
ABSTRAK

Metode non farmakologi dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri persalinan,


karena metode ini tidak berbahaya bagi ibu dan janin serta tidak membawa resiko
atau efek yang tidak diinginkan. Nyeri persalinan dapat mengakibatkan kelelahan
pada ibu, sehingga ibu kehabisan tenaga untuk meneran dan akhirnya terjadi
persalinan lama yang akan membahayakan keadaan ibu dan bayinya. Metode yang
bisa dilakukan untuk mengatasi nyeri persalinan, salah satunya masase punggung
bagian bawah oleh bidan.
Tujuan penelitian mengetahui perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah
dilakukan massase punggung bawah pada ibu bersalin kala I fase aktif di BPS
Zubaidah Desa Martopuro Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan. Desain
penelitian comparatif. Variabel independen adalah masase punggung bawah dan
variabel dependen intensitas nyeri persalinan. Populasi penelitian berjumlah 44
orang, dan sampel berjumlah 44 orang yang diambil secara total sampling. Teknik
analisa data menggunakan uji t test
Hasil penelitian adalah (1) Intensitas nyeri pada ibu bersalin Kala I Fase Aktif
sebelum diberikan massase punggung bawah adalah nyeri sedang (81%) (2)
Intensitas nyeri pada ibu bersalin Kala I Fase Aktif setelah diberikan massase
punggung bawah adalah nyeri sedang (55%) (3) Ada perbedaan intensitas nyeri
sebelum dan sesudah dilakukan massase punggung bawah pada ibu bersalin Kala I
Fase Aktif
Dari hasil kesimpulan diatas disarankan pada institusi BPS lebih
mempraktekkan massase kepada ibu-ibu bersalin di ruang kamar bersalin dan bisa
juga dibantu oleh keluarga ibu yang sedang bersalin.

Kata kunci : Massase, nyeri persalinan, ibu bersalin

vii
ABSTRACT

Method of non farmakologi can be conducted to overcome pain of labour in


bone, because this method is not dangerous to foetus and mother and also do not
bring undesirable effect or risk. Pre birth painess can cause a mother fell tired that she
will lose her power to labour and finally it will make prolong labour which is
harmfull to mother and baby. Method which can be conducted to overcome pain of
labour in bone, wrong of undercarriage back masase by midwife
The objective of research know difference of pain in bone intensity before and
after conducted by back massase under at mother labouractive I phase in regional
BPS Zubaidah Countryside Martopuro of Puskesmas Purwosari District of Purwosari
Sub-Province Pasuruan. Desain Research of comparatif. Independent variable is back
masase under and pain of labour in bone intensity dependen variable. Research
population amount to 44 people, and sampel amount to 44 one who [is] taken totally
sampling. Technique analyse data use test t test
Result of research is (1) Intensity pain in bone at mother labour Active I Phase
before given by back massase under is moderate pain in bone (81%) (2) Intensity pain
in bone at mother labour Active I Phase after given by back massase under moderate
pain in bone (55%) (3) There is difference of pain in bone intensity before and after
conducted by back massase under at mother labour Active I Phase
From result of above conclusion suggested at BPS institution more is
practicing on massase to mother labour in delivery room space and can is also
assisted by mother family which is labour

Keyword : Massase, birth painess, mother of labour

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul : “

Perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan massase punggung

bawah pada ibu bersalin kala I fase aktif di BPS Zubaidah Desa Martopuro

wilayah Puskesmas Purwosari Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan”

sebagai salah satu persyaratan Akademis dalam rangka menyelesaikan pendidikan

D-V di Universitas Kadiri.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari semua pihak penelitian ini

dapat terwujud untuk itu dengan segala hormat perkenankanlah penulis

menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ir. H. IGG Heru Mawarno MM selaku Rektor Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Kadiri Kediri

2. dr. H. Aman Arjito Endarso, SKM selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Kadiri Kediri yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas

untuk menyelesaikan program pendidikan Diploma IV Kebidanan

3. Eko Winarti, SST, M.Kes, selaku Ka Prodi D – IV Kebidanan Universitas

Kadiri.

4. Zubaidah, selaku pemilik BPS sebagai tempat penelitian

5. Susmiati, S.Kep, Ners, MPd selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan selama penulisan penelitian ini.

ix
6. Hurul Huda, S.Psi, S.Kep, Ners selaku pembimbing II yang telah memberikan

arahan dan motivasi selama penulisan penelitian ini.

7. Seluruh dosen yang telah memberikan kesempatan untuk memperoleh ilmu

dan pendidikan di Akademi Kebidanan Universitas Kadiri.

8. Suami dan anak-anakku tercinta yang tiada jenuh memberikan dukungan dan

do’a restu sehingga terselesaikannya penelitian ini.

9. Sahabat, teman seperjuangan yang telah banyak memberikan bantuan dan

saran untuk kelancaran penulisan penelitian ini.

10. Semua pihak yang membantu dan memberikan dukungan untuk kelancaran

penulisan penelitian ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Semoga Allah memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah

diberikan. Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari sempurna, oleh

karena itu saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi

perbaikan penelitian ini.

Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat baik

bagi penulis maupun pihak lain yang membutuhkan.

Pasuruan, Januari 2009

Penulis,

Musannah Hidayati Laili

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL DEPAN ............................................................................. i


HALAMAN JUDUL DALAM ........................................................................... ii
HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA ............................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................ iv
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. v
ABSTRAK........................................................................................................... vii
LEMBAR KATA PENGANTAR ........................................................................ ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
xiii
DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN.............................................xvii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian....................................................................... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Nyeri............................................................................... 6
2.2. Konsep Persalinan ...................................................................... 9
2.3. Manajemen Nyeri Persalinan ..................................................... 13
2.4. Pijat atau Masase Punggung bawah ........................................... 14
2.3. Perbedaan Intensitas Nyeri sebelum dan Sesudah Massase
Punggung Bawah ....................................................................... 15

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS


3.1 Kerangka Konseptual................................................................... 17
3.2 Hipotesis Penelitian .................................................................... 18

xi
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian .................................................................. 19
4.2 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling....................................... 20
4.3 Variabel dan Definisi Operasional ............................................ 21
4.4 Bahan Penelitian ........................................................................ 22
4.5 Instrumen Penelitian.................................................................... 23
4.6 Lokasi dan waktu Penelitian........................................................ 23
4.7 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data ......................... 23
4.8 Tehnik Pengolahan dan Analisa Data ......................................... 23

BAB 5 HASIL PENELITIAN


5.1 Data Umum.................................................................................. 26
5.2 Data Khusus................................................................................. 30
5.3 Hasil Analisa Data........................................................................ 33

BAB 6 PEMBAHASAN
6.1 Intensitas Nyeri pada Ibu bersalin Kala I Fase Aktif
Sebelum dilakukan massase Punggung Bawah........................... 34
6.2 Intensitas Nyeri pada Ibu bersalin Kala I Fase Aktif
Sesudah dilakukan Massase Punggung Bawah............................ 36
6.3 Perbedaan Intensitas Nyeri pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif
Sebelum dan Sesudah Dilakukan Massase Punggung Bawah..... 37

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN


7.1 Kesimpulan.................................................................................. 39
7.2 Saran ....................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

No Judul Tabel Halaman

Tabel 4.1 Definisi Operasional 22

xiii
DAFTAR BAGAN

No Judul Bagan Halaman

Bagan 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian 17


Bagan 4.1 Desain Penelitian 19

xiv
DAFTAR GAMBAR

No Judul Gambar Halaman

Gambar 2.1 Teknik counter pressure 15

xv
DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Lampiran

1 Permohonan Menjadi Responden


2. Persetujuan Responden
3. Lembar Observasi
4. Lembar Chek list
5. Lembar Hasil Analisa Data
6. Lembar Tabulasi Silang
7. Lembar Surat Keterangan Selesai Melakukan Penelitian
8. Lembar Surat Balasan Penelitian

xvi
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

Continu : Kelanjutan
Gate : Pintu/jalan
Effecement : Penipisan
Koping : Mekanisme pertahanan diri
( ) : Alfa
% : Prosentase
Informend consent : Lembar persetujuan
Anominity : Tanpa Nama
Confidentiality : Kerahasiaan
Intensitas : Tingkat
Primigravida : Kehamilan Pertama
Grandemulti : Kehamilan Kedua atau lebih

xvii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nyeri persalinan merupakan perasaan subyektif akibat timbulnya perubahan

fungsi berbagai organ tubuh yang turut menentukan lancarnya persalinan bayi

melalui jalan lahir. Nyeri persalinan dapat mengakibatkan kelelahan pada ibu,

sehingga ibu kehabisan tenaga untuk meneran dan akhirnya terjadi persalinan

lama yang akan membahayakan keadaan ibu dan bayinya (Albadroe, 2008 : 1).

Berdasarkan data survey awal yang diperoleh di Bidan Praktek Swasta

Zubaidah Desa Martopuro Purwosari Pasuruan melalui wawancara dengan bidan

desa, pada bulan November terdapat 10 persalinan primigravida dari 35 persalinan

pada bulan November 2008. Dari 10 persalinan tersebut, terdapat 8 orang ibu

primigravida mengalami nyeri sekali dan dari 28,57% persalinan terdapat

22,857% ibu primigravida mengalami nyeri sekali dan sisanya 5,71% orang

mengalami nyeri sekali.

Rasa tidak nyaman selama persalinan disebabkan oleh dua hal yaitu dilatasi

dan penyempitan serviks serta Iskemik rahim (penurunan aliran darah) sehingga

oksigen lokal mengalami devisit akibat kontraksi arteri meometrium. Timbul rasa

tidak nyaman yang berasal dari abdomen bagian bawah dan menyebar ke daerah

lumbal punggung dan menurun ke paha. Apabila nyeri persalinan tersebut

dibiarkan akan menimbulkan masalah. Nyeri persalinan yang hebat dan kontinyu

akan mempengaruhi mekanisme fisiologis sejumlah sistem tubuh diantaranya


1
peningkatan curah jantung (15-20 %), peningkatan tekanan darah, peningkatan

metabolisme dan konsumsi oksigen, penurunan motilitas saluran cerna dan

kandung kemih, penurunan aktifitas uterus yang menyebabkan persalinan lama

(Rosemary, 2003 : 45).

Metode non farmakologi dapat dilakukan untuk mengatasi

ketidaknyamanan, karena metode ini tidak berbahaya bagi ibu dan janin serta

tidak membawa resiko atau efek obat yang tidak diinginkan. Metode yang bisa

dilakukan untuk mengatasi nyeri persalinan, salah satuya yang diidentifikasi

sebagai pijat oleh wanita, atau menggosok punggung oleh bidan (Rosemary,

2003 : 163). Adapun manfaat Masase (pemijatan) selama persalinan adalah

membantu mengatasi kram pada otot, menurunkan nyeri dan kecemasan serta

mempercepat persalinan (Laily, 2008 : 71). Dari survey peneliti di Bidan Praktek

Swasta Zubaidah Desa Martopuro Purwosari Pasuruan metode non farmakologis

yang sering digunakan adalah massase punggung bawah.

Disamping metode pijat pungggung bawah, metode non farmakologi sebagai

kontrol nyeri selama persalinan yang lain meliputi modulasi psikologis nyeri,

relaksasi, hipnoterapi, imajinasi, psikoprovilaksis, modulasi sensorik nyeri

(Rosemary, 2003 : 148-162). Sedangkan terapi farmakologis yang digunakan

adalah anastesi umum baik itu anastesis umum yang disuntikkan epidural, spinal,

ataupun sekedar regional(Albadroe, 2008:1).Obat-obat tersebut seringkali

menimbulkan efek samping diantaranya membuat mengantuk, pusing, mual, dapat

memperlambat persalinan bila diberikan pada fase awal persalinan, dan

mempengaruhi bayi pada jam pertama setelah kelahirannya (Jannet Walley, 2008 :
161)

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian

perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan massase punggung

bawah pada ibu bersalin kala I fase aktif di BPS Zubaidah Desa Martopuro

wilayah Puskesmas Purwosari Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan

1.2 Rumusan Masalah

Adakah perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan massase

punggung bawah pada ibu bersalin kala I fase aktif di BPS Zubaidah Desa

Martopuro Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan tahun 2009 ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah

dilakukan massase punggung bawah pada ibu bersalin kala I fase aktif di BPS

Zubaidah Desa Martopuro Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan tahun 2009

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengidentifikasi intensitas nyeri sebelum dilakukan massase punggung

bawah pada ibu bersalin kala I fase aktif di BPS Zubaidah Desa Martopuro

Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan tahun 2009


1.3.2.2 Mengidentifikasi intensitas nyeri sesudah dilakukan massase

punggung bawah pada ibu bersalin kala I fase aktif di BPS Zubaidah Desa

Martopuro Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan tahun 2009

1.3.2.3 Menganalisis perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan

massase punggung bawah pada ibu bersalin kala I fase aktif di BPS Zubaidah

Desa Martopuro Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan tahun 2009

1.4 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :

1.4.1 Peneliti

Dapat mengaplikasikan teori penelitian kebidanan dan memberi tambahan

bahan pengetahuan pada peneliti tentang perbedaan intensitas nyeri sebelum dan

sesudah dilakukan massase punggung bawah pada ibu bersalin kala I fase aktif

1.4.2 Profesi Kebidanan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman para

bidan tentang efektivitas massase punggung bawah terhadap intensitas nyeri pada

ibu bersalin Kala I Fase Aktif

1.4.3 Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan data awal dan

kelengkapan literatur tentang efektivitas massase punggung bawah terhadap

intensitas nyeri pada ibu bersalin Kala I Fase Aktif

1.4.4 Ibu Bersalin

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi kepada para ibu


tentang tentang efektivitas massase punggung bawah terhadap intensitas nyeri

pada ibu bersalin


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Nyeri

2.1.1. Pengertian Nyeri

Nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman baik ringan ataupun berat. Nyeri

menurut The International Association for The Study Pain adalah : suatu sensasi,

pengalaman emosi yang tidak menyenangkan dan dihubungkan dengan kerusakan

atau akan rusaknya jaringan, atau keadaan yang berhubungan dengan suatu

kerusakan.

Rasa nyeri merupakan rasa tidak menyenangkan, yang tidak hanya respon

psikologis. Nyeri mempuyai arti yang berbeda-beda pada setiap orang (Long,

1996 : 34).

2.1.2. Teori-Teori yang Berhubungan dengan Nyeri

Mekanisme saraf kompleks secara keseluruhan tidak di mengerti

tentang keterlibatan nyeri. Ada beberapa kenyataan serta teori-teori yang akan

dijelaskan di sini :

2.1.2.1 Teori Gate Control

Teori ini dikemukakan oleh Melzack dan Wall Pada tahun 1965. Dalam teori

ini dijelaskan bahwa Substansia Gelatiosa (SG), yaitu suatu area dari sel-sel

khusus pada bagian ujung dorsal serabut saraf sumsum tulang belakang (spinal

cord) mempunyai peran sebagai mekanisme pintu gerbang (gating mechanism).

6
Impuls nyeri dihantarkan oleh dua serabut saraf yaitu serabut besar ”myelinated

A-fiber” dan serabut saraf kecil ”unmyeliated C-fiber”. Serabut A dan C diduga

bersinapsis dengan sel SG dan sel T (Transmission neurone). Sel T selanjutnya

bersinapsis dengan Tractus Sphinotalamicus lateralis yang meghantarkan impuls

nyeri ke pusat nyeri di thalamus. Bila rangsang nyeri dihantarkan oleh serabut

besar A, maka gerbang akan menyempit dan mengakibatkan rangsangan pada sel

T menjadi lemah, nyeri tidak terlalu terasa. Kalau impuls nyeri dihantarkan oleh

serabut kecil C, maka pintu gerbang akan membuka dan rangsangan pada sel T

mejadi lebih kuat dan nyeri akan terasa lebih kuat. Membuka dan menutupnya

gerbang kecuali oleh impuls dari luar juga oleh impuls dari dalam otak itu sendiri

berupa stres dan ketegangan.

2.1.2.2 Teori Two Gates Control

Mann dan Chen mengusulkan adanya sebuah pintu gerbang lagi, disamping

yang diuraikan dalam ” Gates Control Theory”, yaitu sebuah gerbang lagi di

thalamus, yang menghentikan semua impuls nyeri.

2.1.2.3 Teori Endorpin

Teori ini merupakan teori terbaru dalam bidang nyeri yang dikemukakan

oleh Pommeranz yaitu stimulus tertentu pada seseorang akan dapat meningkatkan

atau menurunkan kadar endorphin di dalam darah dan otak yang berfungsi sebagai

endomorfin. Meningkatnya kadar endorphin di dalam tubuh dapat meningkatkan

nilai ambang nyeri di otak dan memberikan perasaan senang, demikian juga

sebaliknya.
2.1.3 Pengukuran Tingkat Nyeri

Untuk mengetahui tingkatan nyeri yang diderita oleh seseorang, dan untuk

mengetahui apakah suatu tindakan terhadap nyeri berhasil atau tidak, perlu adanya

suatu alat ukur. Dalam mengukur tingkat nyeri menurut pendapat Bourbounais:

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tdk Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat Sangat nyeri


nyeri
Bagan 2.1 : Tingkat Nyeri Persalinan, diadopsi dari Barbara (1996)

Keterangan Gambar :

0 : tidak nyeri

1 – 3 : nyeri ringan : secara obyektif pasien mendesis, menyeringai, dapat

menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah

dengan baik.

4– 6 : nyeri sedang : secara subyektif pasien mendesis, menyeringai, dapat

menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah

dengan baik.

7 – 9 : nyeri berat : secara obyektif pasien terkadang tidak dapat mengikuti

perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri,

tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi, nafas

panjang dan distraksi.

10 : sangat nyeri : pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, berteriak

histeris, tidak dapat mengikuti perintah, menarik diri, menggapai, memukul.


2.2. Konsep Persalinan

2.2.1 Pengertian Persalinan

Persalinan adalah suatu proses dimana fetus dan plasenta keluar dari uterus,

ditandai dengan peningkatan aktifitas myometrium (frekuensi dan intensitas

kontraksi) yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks serta keluarnya

lendir darah ("show") dari vagina (Sari, 2008 : 1)

2.2.2 Tahap-Tahap Persalinan

Proses persalinan dibagi dalam tiga berdasarkan pertimbangan klinis :

Kala I : Dimulai sejak awal kontraksi dengan frekuensi,intensitas dan durasi

yang cukup sehingga menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks.

Kala II : kala dua dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (+10 cm)

dan berakhir dengan lahirnya bayi

Kala III : Segera setelah kelahiran bayi dan berakhir dengan kelahiran plasenta

dan selaput ketuban

Kala IV : Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post

partum (Sari, 2008 : 1)

2.2.3 Perubahan-Perubahan pada Uterus dan Jalan Lahir Dalam Persalinan

2.2.3.1 Keadaan Segmen atas dan segmen bawah rahim pada persalinan

Sejak kehamilan yang lanjut uterus dengan jelas terdiri dari 2 bagian, yaitu

segmen atas rahim yang dibentuk oleh corpus uteri dan segmen bawah rahim yang

terjadi dari isthmus uteri. Dalam persalinan perbedaan antara segmen atas rahim

dan segmen bawah rahim lebih jelas lagi. Segmen atas memegang peranan yang

aktif karena berkontraksi dan dindingnya bertambah tabal dengan majunya


persalinan. Dan sebaliknya segmen bawah rahim memegang peranan pasif dan

makin tipis dengan majunya persalinan karena diregang.

Kontraksi rahim mempunyai sifat yang khas :

1) Setelah kontraksi otot tersebut tidak berelaksasi kembali ke keadaan sebelum

kontraksi tapi menjadi sedikit lebih pendek walaupun tonusnya seperti

sebelum kontraksi. Kejadian ini disebut retraksi. Dengan retraksi ini maka

rongga rahim mengecil dan anak berangsur didorong ke bawah dan tidak

banyak naik lagi ke atas setelah his hilang.

2) Kontraksi tidak sama kuatnya, tapi paling kuat di daerah fundus uteri dan

berangsur berkurang ke bawah dan paling lemah pada segmen bawah rahim.

Jika kontraksi di bagian bawah sama kuatnya dengan kontraksi di bagian atas

maka tidak akan ada kemajuan dalam persalinan.

2.2.3.2 Perubahan Bentuk Rahim

Pada tiap kontraksi sumbu panjang rahim betambah panjang sedangkan

ukuran melintang maupun ukuran muka belakang berkurang.

2.2.3.3 Faal Ligamentum Rotundum Dalam Persalinan

Ligamentum rotundum mengandung otot-otot polos dan kalau uterus

berkontraksi , otot-otot lig. Rotundum ikut berkontraksi ingá lig. Rotundum

menjadi pendek.

2.2.3.4 Perubahan Pada Cerviks

Pendataran dari cerviks. Agar anak dapat keluar dari rahim maka perla

terjadi pembukaan dari cerviz. Pembukaan cerviks ini biasanya didahului oleh

2.2.3.5 Pendataran Cerviks


Yang dimaksud dengan pendataran dari cerviks ialah pemendekan dari

canalis cervicalis yang semula berupa sebuah saluran yang panjangnya 1-2 cm,

menjadi suatu lubang saja dengan pinggir yang tipis.

2.2.3.6 Pembukaan cerviks

Yang dimaksud dengan pembukaan cerviks ialah pembesaran dari ostium

externum yang tadinya berupa statu lubang dengan diameter beberapa milimeter

menjadi lubang yang dapat dilalui anak, kira-kira 10 cm diameternya.

2.2.3.7 Perubahan Pada Vagina Dan Dasar Panggul

Dalam Kala I ketuban ikut meregangkan bagian atas vagina yang Sejas

kehamilan mengalami perubahan-perubahan sedemikian rupa , sehingga dapat

dilalui anak. Setelah ketuban pecah, segala perubahan terutama pada dasar

panggul ditimbulkan oleh bagian depan anak. Oleh bagian depan yang maju itu,

dasar panggul diregang menjadi saluran dengan dinding-dinding yang tipis. Walau

kepala sampai di vulva, lubang vulva menghadap ke depan atas. Dari luar

peregangan oleh bagian depan nampak pada perineum yang menonjol dan

menjadi tupis sedangkan anus menjadi terbuka. Remangan yang kuat ini

dimungkinkan karena bertambahnya pembuluh darah pada vagina dan dasar

panggul, tetapi kalau jeringan tersebut robek, maka menimbulkan perdarahan

yang banyak.

2.2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nyeri Persalinan

Menurut Laily (2008 : 23) faktor yang mempengaruhi nyeri pada persalinan

meliputi banyak faktor, faktor tersebut mungkin fisiologis, sosial, atau psikologis

yang meliputi :
2.2.4.1 Umur dan Paritas

Klien primipara mempunyai saat bersalin lebih lama dibandingkan multipara

dan lebih merasakan nyeri saat melahirkan dikarenakan pada klien primipara

mengalami peregangan servik pertama kali dan mungkin mengalami kecemasan

lebih.

2.2.4.2 Posisi maternal dan fetal

Fetus yang besar dengan berat lebih dari 4000 gram dan panjang lebih dari

50 cm mungkin dapat menghambat jalannya persalinan dan mempengaruhi

efisiensi kontraksi uterus.

2.2.4.3 Metode relaksasi yang digunakan

Apabila ibu yang bersalin mampu melakukan relaksasi selama kontraksi

maka ibu tersebut akan merasakan kenyamanan selama proses persalinan.

2.2.4.4 Kecemasan dan ketakutan

Kecemasan terjadi karena lamanya persalinan dan peningkatan persepsi

nyeri pada klien dengan cemas akan meningkatkan tegangan otot yang dapat

menyebabkan nyeri.

2.2.4.5 Kelelahan

Kelelahan mungkin memperbesar persepsi nyeri selama persalinan dan

menurunkan koping yang ada.

2.2.4.6 Lama persalinan

Persalinan yang lama menyebabkan ibu mengalami stres dan kelalahan lebih

lama sehingga rasa nyeri akan meningkat.

2.2.4.7 Ras, budaya dan etnik


Latar belakang budaya klien dapat mempengaruhi perilaku selama

persalinan bagaimana persepsi dan reaksi wanita menghadapi nyeri selama

melahirkan.

2.2.4.8 Koping mekanisme

Orang akan belajar untuk mengatasi nyeri sebelum nyeri yang dirasakan

terjadi kembali, hal ini yang menyebabkan mengapa multipara lebih dapat

mengatasi nyeri dibanding primipara.

2.3. Manajemen Nyeri Persalinan

Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mengatasi nyeri saat persalinan,

diantaranya :

2.3.1 Terapi non farmakologis

Terapi yang digunakan yakni dengan tanpa menggunakan obat-obatan, tetapi

dengan memberikan berbagai teknik yang setidaknya dapat sedikit mengurangi

rasa nyeri saat persalinan tiba. Beberapa hal yang dapat dilakukan ialah :

2.3.1.1 Imaging Guide

Tekhnik ini dengan mengarahkan ibu membayangkan sesuatu yang dapat

membuatnya nyaman. Mengajak ibu membayangkan sesuatu tempat yang

memberikan dirinya tenang, seperti sawah yang terhampar luas dengan hijaunya

dedaunan padi yang melambai-lambai ditiup angin sore atau mengajak ibu ke

suasana laut yang mengajak kita untuk mendengarkan deburan ombak yang

perlahan mengenai kaki kita yang tercelup dalam air laut di tepian pantai. Atau hal

lainnya yang memberikan ketenangan pada ibu.


2.3.1.2 Music therapy

Hal ini ditujukan bagi yang suka mendengarkan alunan nada. Baik itu

berupa alunan ayat Al-Qur'an yang Anda dengarkan, atau musik alam seperti

suasana air terjun dengan gemericik air yang turun, atau dengan musik klasik.

2.3.1.3 Fisik dan Psikis

Metode ini sederhana sekali untuk dilakukan, pendampingan istri atau

kehadiran suami saat ibu berada di rumah sakit saat menunggu kelahiran, adalah

sesuatu yang dapat mengurangi kecemasan. Meskipun ada perawat atau tenaga

kesehatan yang siap membantu, namun kehadiran suami atau keluarga terdekat

istri sangat membantu mengurangi kecemasan dan nyeri yang dirasakan ibu.

2.3.2 Terapi farmakologis

Terapi farmakologis dilakukan oleh dokter untuk mengatasinya. Berbagai

obat disuntikkan ke ibu, baik itu anastesi umum yang disuntikkan epidural, spinal,

ataupun sekedar regional (Albadroe, 2008 ; 1)

2.4. Pijat atau masase

Massase (pemijatan) selama persalinan akan membantu mengatasi kram

pada otot, menurunkan nyeri dan kecemasan serta mempercepat persalinan.

Manfaat pijat saat persalinan :

1) Memberi rasa nyaman pada punggung atas dan punggung bawah

2) Menurunkan nyeri dan kecemasan

3) Menghilangkan ketegangan otot pada paha diikuti ekspaansi tulang pelvis

4) Pijat perut saat interval kontraksi dapat menurunkan ketegangan otot akibat
kontraksi

5) Pijat pada tungkai juga dapat menghilangkan ketegangan, relaksasi otot

tungkai dan menurunkan nyeri (Laily, 2008 : 71)

Salah satu tehnik pijat punggung yang digunakan dinamakan teknik counter

pressure, teknik ini digunakan pada punggung ibu saat kontraksi dan sangat

membantu menurunkan nyeri pinggang selama kontraksi, counter pressure

digunakan dengan menggunakan tinju atau pangkal telapak tangan pada daerah

punggung atau sacrum yang paling dirasakan paling nyeri. Teknik ini memerlukan

energi yang cukup besar bagi pasangan atau orang lain yang melakukan, adapun

teknik tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.1 : Teknik counter pressure pada area sacrum, diadopsi dari
Laily (2008 : 72)

2.5 Perbedaan antara intensitas Nyeri sebelum dan Sesudah Massase

Salah satu tehnik pijat punggung yang digunakan dinamakan teknik counter

pressure, teknik ini digunakan pada punggung ibu saat kontraksi dan sangat

membantu menurunkan nyeri pinggang selama kontraksi, counter pressure

digunakan dengan menggunakan tinju atau pangkal telapak tangan pada daerah
punggung atau sacrum yang paling dirasakan paling nyeri (Laily, 2008 : 71)

Dalam teori lain dikatakan bahwa tekanan dari luar membuat panggul ibu tetap

berada pada posisi yang tepat. Tekanan eksternal (luar) ini akan menyeimbangkan

tekanan internal (dalam) yang disebabkan oleh kepala bayi (Jannet Whalley). Dari

kedua teori diatas dapat bahwa ada perbedaan intensitas nyeri sebelum dan

sesudah dilakukan massase.


BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual Ibu bersalin


Bidan, Keluarga

INPUT
Proses Persalinan
Kala I fase aktif :
 Hipoksia miometrium
 Kompresi ganglia saraf
 Peregangan serviks
(dilatasi)
 Peregangan peritoneum

Respon fisik/fisiologis:
 Lelah Respon Psikologi :
 Hyperventilasi Stres, Cemas, Takut, Tegang dan Khawatir
 Peningkatan curah jantung
 Peningkatan tekanan darah
 Peningkatan konsumsi Faktor yang mempengaruhi nyeri :
oksigen Paritas, ukuran dan posisi fetal,
Nyeri sebelum prosedur medik, kecemasan,
massase punggung kelelahan, pendidikan, kultur dan
bawah mekanisme koping
Manajemen nyeri
PROSES Masase punggung
bawah

Nyeri sesudah massase


punggung bawah

OUTPUT
Penurunan intensitas nyeri
Keterangan :
: Diteliti

: Tidak diteliti

Bagan 3.1 Kerangka Konseptual Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Dilakukan
Massase Punggung Bawah pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif di BPS Zubaidah Desa
Martopuro Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan
Dalam kerangka konsep penelitian ini menggunakan konsep input, proses

dan output. Adapun sebagai input adalah ibu bersalin yang mengalami proses

18
persalinan pada kala I fase aktif yang mengalami nyeri persalinan, prosesnya

adalah proses pemberian intervensi manajemen nyeri persalinan dengan massase

punggung bawah, dengan membandingkan intensitas nyeri sebelum dan sesudah

dilakukan massase punggung bawah, sehingga akan didapatkan output penurunan

intensitas nyeri persalianan.

3.2 Hipotesa Penelitian

Hipotesa adalah pernyataan tentang suatu dalil atau kaidah tetapi yang

kebenarannya belum terujikan secara empirik (Pratiknya, 2003 : 41).

Dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

Hipotesa penelitian adalah ada perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah

dilakukan massase punggung bawah pada ibu bersalin kala I fase aktif di BPS

Zubaidah Desa Martopuro Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan tahun

2009.

Selanjutnya dirumuskan dalam bentuk hipotesis statistik yang berbunyi tidak

ada perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan massase punggung

bawah pada ibu bersalin kala I fase aktif di BPS Zubaidah Desa Martopuro

Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan tahun 2009.


BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian comparatif, yaitu

mengukur tingkat nyeri ibu bersalin kala I sebelum dan setelah diberikan pijat

punggung bawah. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Pijat
punggung
bawah

X1 X2 Bandingkan
Nyeri Nyeri X1–X2
sebelum sesudah
massase massase
Bagan 4.1 Desain Penelitian Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum dan
Sesudah Dilakukan Massase Punggung Bawah pada Ibu Bersalin
Kala I Fase Aktif di BPS Zubaidah Desa Martopuro Wilayah
Puskesmas Purwosari Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan

Keterangan :
X : Kelompok / subyek
I : Intervensi
X1 : Intensitas nyeri sebelum menggunakan pijat
punggung bawah
X2 : Intensitas nyeri setelah menggunakan pijat
punggung bawah

20
4.2 Populasi, Sampel, Besar Sampel dan Teknik Sampling

4.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian (Arikunto, 2006 : 130).

Pada penelitian ini populasi adalah seluruh ibu yang mengalami persalinan kala I

fase aktif di Bidan Praktek Swasta Zubaidah Desa Martopuro Purwosari yang

berjumlah 44 orang, jumlah ini diambil dari pasien yang bersalin pada bulan

Maret 2009

4.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2006 : 56). Pada penelitian ini sampel penelitiannya adalah

seluruh ibu yang mengalami persalinan kala I fase aktif di Bidan Praktek Swasta

Zubaidah Desa Martopuro Purwosari yang berjumlah 44 orang

4.2.3 Sampling

Teknik pengambilan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang

diteliti dengan sampling tertentu untuk bisa memenuhi atau mewakili populasi

(Nursalam, 2003 : 96). Dalam penelitian ini menggunakan Non Probability

Sampling dengan teknik Sampling jenuh yaitu seluruh populasi dijadikan sampel

penelitian.

4.3 Variabel Penelitian

4.3.1 Variabel dalam penelitian

Variabel adalah karakteristik yang diamati, yang mempunyai variasi nilai

dan merupakan operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat diteliti secara
empiris atau ditentukan tingkatannya (Setiadi, 2007 : 161). Variabel dalam

penelitian ini ada dua yaitu variabel independen dan variabel dependen

1. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau

berubahnya variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini

adalah massase punggung bawah

2. Variabel dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006 : 3). Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah intensitas nyeri pada ibu bersalin kala I

fase aktif

4.3.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati

dari sesuatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2003 : 104). Adapun

perumusan definisi operasional dalam penelitian ini diuraikan dalam tabel berikut

ini :
Tabel 4.1 : Tabel Definisi Operasional Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum
dan Sesudah Dilakukan Massase Punggung Bawah pada Ibu
Bersalin Kala I Fase Aktif di BPS Zubaidah Desa Martopuro
Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan

Definisi
No. Variabel Indikator Instrumen Skala Skor
Operasional
1. Variabel Memijatkan Pelaksanaan -
independen: telapak tangan pemijatan di
massase pada punggung daerah punggung
punggung bawah ibu bawah 3 kali
bawah pada saat perlakuan selama
adanya his berlangsung
kontraksi
2. Variabel Rasa sakit Pengukuran tingkat Lembar Ordinal Kriteria nilai yaitu :
dependen: yang dirasakan nyeri dengan skala observasi 0 : Tidak nyeri
Intensitas ibu saat Bourbanais 1-3 : Nyeri ringan (ibu dapat
nyeri pada ibu persalinan Kala berkomunikasi dengan baik)
inpartu kala I I Fase aktif 4-6 : Nyeri sedang (ibu
mendesis, menyeringai,
dapat menunjukan lokasi
nyeri, dapat mengikuti
perintah)
7-9 : Nyeri berat (ibu tidak
dapat mengikuti perintah,
tidak dapat diatasi dengan
alih posisi, napas panjang
dan distraksi).
≥ 10 : Nyeri sangat berat
(ibu tidak mampu
berkomunikasi, berteriak
histeris, memukul benda
sekitarnya, tidak responsif
terhadap tindakan, tidak
menunjukan lokasi nyeri).

4.4 Bahan Penelitian

Bahan penelitian adalah segala sesuatu yang dikenai perlakuan atau yang

dipakai untuk perlakuan. Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah perlengkapan alat tulis dan lembaran observasi.


4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi. Lembar

observasi yang digunakan berpedoman pada chek list dari Barbara melalui tanda-

tanda verbal ataupun nonverbal yang dikeluhkan oleh pasien, kemudian peneliti

mengklasifikasikan sesuai dengan skala nyeri yaitu tidak nyeri, nyeri ringan, nyeri

sedang, nyeri berat dan nyeri sangat berat.

4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.6.2 Lokasi

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Bidan Praktek Swasta Zubaidah

Desa Martopuro Purwosari Pasuruan tahun 2009

4.6.3 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2009

4.7 Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

Dalam penelitian ini proses pengumpulan data dilakukan dengan cara

melakukan observasi skala nyeri sebelum dilakukan massase punggung bawah

dan sesudah dilakukan massase punggung bawah.

4.8 Analisa Data

Pengolahan data dilakukan melalui proses sebagai berikut :

4.7.1 Mengobservasi respon ibu terhadap nyeri sebelum dilakukan pijat

kemudian mengklasifikasikan menurut pedoman skala nyeri.


4.7.2 Memberikan perlakuan massase punggung bawah punggung bawah

Mengobservasi respon ibu terhadap nyeri sesudah dilakukan pijat 3 kali

selama his berlangsung, setiap melakukan pijat diobservasi skor nyerinya adapun

pedoman penilaian skor adalah setiap indikator gejala dari pilihan yang ada

muncul

Adapun pedoman skala nyeri Bourbanais adalah sebagai berikut :

0 : Tidak nyeri

1-3 : Nyeri ringan

4-6 : Nyeri sedang

7-9 : Nyeri berat

≥ 10 : Nyeri sangat berat

Untuk menjawab tujuan penelitian nomer 1, peneliti mengobservasi tanda-

tanda nyeri ibu bersalin sebelum dilakukan pijat, kemudian memberikan skor atas

gejala yang muncul dan menjumlahkan skor yang diperoleh kemudian

dikategorikan menjadi skala nyeri : tidak nyeri, nyeri ringan, nyeri sedang, nyeri

berat dan nyeri sangat berat

Untuk menjawab tujuan penelitian nomer 2, peneliti mengobservasi tanda-

tanda nyeri ibu bersalin sesudah dilakukan pemijatan selama 3 kali kontraksi,

kemudian memberikan skor atas gejala yang muncul dan menjumlahkan skor

yang diperoleh kemudian mengambil rata-rata skor yang diperoleh. Nilai rata-rata

tersebut digunakan sebagai acuan untuk mengkategorikan skala nyeri : tidak nyeri,

nyeri ringan, nyeri sedang, nyeri berat dan nyeri sangat berat

Dari hasil pengolahan kemudian diinterpretasikan


100 % : Seluruhnya

76 %- 99% : Hampir seluruhnya

51 % - 75 % : Sebagian besar

50 % : Setengahnya

26 % - 49 % : Hampir setengah

1 % -25 % : Sebagian kecil

0% : Tidak satupun (Nursalam, 2003)

Sedangkan untuk menjawab tujuan penelitian nomer 3, analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah statistik uji t test.

Perhitungan uji diatas menggunakan komputer kemudian dilakukan uji

signifikansi dengan () atau batas kemaknaan 0,05, adapun pedoman uji

signifikansi adalah sebagai berikut:

H1 diterima jika nilai p-value pada kolom sig. (2 tailed) < level of

significant () atau 0,05(Bhuonoagung, 2005 : 29)


BAB 5

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan dijabarkan tentang hasil penelitian. Hasil penelitian

meliputi data umum yang berisi usia, pekerjaan pendidikan ibu dan status

kehamilan, sedangkan data khusus yang berisi tentang intensitas nyeri sebelum

diberikan masase, intensitas nyeri sesudah diberikan masase dan perbedaan

intensitas nyeri sebelum dan sesudah diberikan masase

5.1 Data Umum

5.1.1 Usia

Karakteristik ibu berdasarkan usia dapat dilihat pada gambar 5.1 dibawah

ini :

Sumber : Lembar observasi tahun 2009

Gambar 5.1 Diagram usia ibu bersalin kala I fase aktif di Bidan Praktek
Swasta Zubaidah Desa Martopuro Purwosari Pasuruan
tahun 2009.
Gambar 5. 1 menunjukkkan usia terbanyak ibu bersalin kala I fase aktif

di Bidan Praktek Zubaidah Desa Martopuro Purwosari Pasuruan tahun 2009

yaitu hampir setengah 20 orang (45%) usia 20 – 25 tahun

5.1.2 Pendidikan ibu

Karakteristik ibu berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada gambar 5.2

dibawah ini

Sumber : Lembar observasi tahun 2009

Gambar 5.2 Diagram tingkat pendidikan ibu bersalin kala I fase aktif di
Bidan Praktek Swasta Zubaidah Desa Martopuro Purwosari
Pasuruan tahun 2009.

Gambar 5.2 menunjukkkan tingkat pendidikan ibu bersalin kala I

fase aktif di Bidan Praktek Zubaidah Desa Martopuro Purwosari Pasuruan

tahun 2009 sebagian besar 30 orang (68%) adalah SMA


5.1.3 Pekerjaan

Karakteristik ibu berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada gambar 5.3

dibawah ini

Sumber : Lembar observasi tahun 2009

Gambar 5.3 Diagram pekerjaan ibu bersalin kala I fase aktif di Bidan
Praktek Swasta Zubaidah Desa Martopuro Purwosari
Pasuruan tahun 2009.

Gambar 5.3 menunjukkkan pekerjaan ibu bersalin kala I fase aktif di

Bidan Praktek Zubaidah Desa Martopuro Purwosari Pasuruan tahun 2009

setengahnya 22 orang (50%) adalah ibu rumah tangga (IRT)


5.1.4 Status kehamilan

Karakteristik ibu berdasarkan status kehamilan dapat dilihat pada

gambar 5.4 dibawah ini

Sumber : Lembar observasi tahun 2009

Gambar 5.4 Diagram status kehamilan ibu bersalin kala I fase aktif di
Bidan Praktek Swasta Zubaidah Desa Martopuro
Purwosari Pasuruan tahun 2009.

Gambar 5.4 menunjukkkan status kehamilan ibu bersalin kala I fase

aktif di Bidan Praktek Zubaidah Desa Martopuro Purwosari Pasuruan tahun

2009 setengahnya 22 orang (50%) adalah primigravida


5.2 Data Khusus

5.2.1 Intensitas nyeri pada ibu bersalin Kala I Fase Aktif sebelum diberikan
massase punggung bawah

Distribusi jawaban ibu bersalin berdasarkan intensitas nyeri pada

ibu bersalin Kala I Fase Aktif sebelum diberikan massase punggung

bawah dapat dilihat pada gambar 5.5 dibawah ini :

Sumber : Lembar observasi tahun 2009

Gambar 5.5 Diagram Intensitas nyeri pada ibu bersalin Kala I Fase
Aktif sebelum diberikan massase punggung bawah di
Bidan Praktek Swasta Zubaidah Desa Martopuro Purwosari
Pasuruan tahun 2009.

Dari gambar 5.5 diatas diketahui intensitas nyeri pada ibu bersalin

Kala I Fase Aktif sebelum diberikan massase punggung bawah di Bidan

Praktek Swasta Zubaidah Desa Martopuro Purwosari Pasuruan tahun 2009

adalah nyeri sedang (73%).


5.2.2 Intensitas nyeri pada ibu bersalin Kala I Fase Aktif setelah diberikan
massase punggung bawah

Distribusi jawaban ibu bersalin berdasarkan Intensitas nyeri pada

ibu bersalin Kala I Fase Aktif setelah diberikan massase punggung

bawah dapat dilihat pada gambar 5.6 dibawah ini :

Sumber : Lembar observasi tahun 2009

Gambar 5.6 Diagram Intensitas nyeri pada ibu bersalin Kala I Fase
Aktif setelah diberikan massase punggung bawah di
Bidan Praktek Swasta Zubaidah Desa Martopuro
Purwosari Pasuruan tahun 2009.

Dari gambar 5.6 diatas diketahui intensitas nyeri pada ibu bersalin

Kala I Fase Aktif setelah diberikan massase punggung bawah di Bidan

Praktek Swasta Zubaidah Desa Martopuro Purwosari Pasuruan tahun 2009

adalah nyeri sedang (55%)

5.2.3 Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Dilakukan Massase


Punggung Bawah pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif

Tabel 5.1 : Hasil crosstabulation Perbedaan Intensitas Nyeri pada Ibu Bersalin
Kala I Fase Aktif Sebelum dan Sesudah Dilakukan Massase Punggung
Bawah pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif di BPS Zubaidah Desa
Martopuro Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan tahun 2009.
Intensitas nyeri sebelum masase * Intensitas nyeri sesudah masase Crosstabulation

Intensitas nyeri sesudah masase


Berat Sedang Ringan Total
Intensitas nyeri Berat Count 1 6 2 9
sebelum masase % within Intensitas
11,1% 66,7% 22,2% 100,0%
nyeri sebelum masase
% of Total 2,3% 13,6% 4,5% 20,5%
Sedang Count 0 18 14 32
% within Intensitas
,0% 56,3% 43,8% 100,0%
nyeri sebelum masase
% of Total ,0% 40,9% 31,8% 72,7%
Ringan Count 0 0 3 3
% within Intensitas
,0% ,0% 100,0% 100,0%
nyeri sebelum masase
% of Total ,0% ,0% 6,8% 6,8%
Total Count 1 24 19 44
% within Intensitas
2,3% 54,5% 43,2% 100,0%
nyeri sebelum masase
% of Total 2,3% 54,5% 43,2% 100,0%

Dari hasil crosstabulation diatas menunjukkan hasil bahwa dari 9 ibu

bersalin yang mengalami intensitas nyeri berat sebelum diberi masase, setelah

diberi masase mengalami perubahan 1 ibu masih mengalami nyeri berat, 6 ibu

mengalami perubahan nyeri sedang dan 2 ibu mengalami perubahan nyeri ringan,

dari 32 ibu bersalin yang mengalami intensitas nyeri sedang sebelum diberi

masase, setelah diberi masase mengalami perubahan 18 ibu masih mengalami

nyeri sedang dan 14 ibu mengalami perubahan nyeri ringan, dan dari 3 ibu

bersalin yang mengalami intensitas nyeri ringan sebelum diberi masase, setelah

diberi masase semuanya 3 ibu masih mengalami nyeri ringan.

Tabel 5.2 : Analisis Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Dilakukan
Massase Punggung Bawah pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif di
BPS Zubaidah Desa Martopuro Wilayah Puskesmas Purwosari
Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan tahun 2009.

No Variabel T hitung p-value

1 Intensitas nyeri sebelum dan 22.206 0,000*


nyeri sesudah dilakukan
massase punggung bawah
Keterangan * : signifikan pada α = 0,05

Dari hasil perhitungan nilai p value adalah 0,000, Sedangkan nilai Tingkat

signifikan (  ) = 0,05

Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji t diperoleh nilai p = 0,000 <

0,05. Hal ini menunjukkan ada perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah

dilakukan massase punggung bawah pada ibu bersalin Kala I Fase Aktif.

5.3 Hasil Analisis Data

Dari hasil perhitungan SPSS nilai p value adalah 0,000, Sedangkan nilai

Tingkat signifikan (  ) = 0,05

Keputusan :

Karena nilai p value < nilai (  ) atau 0,000 < 0,05, maka H1 diterima.

Pembuktian : Ada perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah

dilakukan massase punggung bawah pada ibu bersalin Kala I Fase Aktif
BAB 6

PEMBAHASAN

6.1 Intensitas nyeri pada ibu bersalin Kala I Fase Aktif sebelum diberikan

massase punggung bawah

Berdasarkan gambar 5.5 diatas diketahui intensitas nyeri pada ibu bersalin

Kala I Fase Aktif sebelum diberikan massase punggung bawah adalah nyeri

sedang (73%). Nyeri persalinan merupakan sensasi yang tidak menyenangkan

akibat stimulasi saraf sensorik. Sumber nyeri pada akhir kala I dan kala II berasal

dari saluran genital bawah, antara lain perineum, anus, vulva dan klitoris. Impuls

nyeri ditransmisikan melalui saraf pudendal menuju S4, S3 dan S2. Nyeri yang

dirasakan terutama pada daerah vulva dan sekitarnya serta daerah pinggang (Laily,

2008 : 21)

Sebagian besar (73%) ibu bersalin mengalami nyeri sedang, hal ini

disebabkan rata-rata ibu bersalin tersebut mengalami ketegangan dan kecemasan

yang disebabkan antara lain perasaan khawatir, takut terhadap kondisi bayinya,

dan persalinannya lama, sehingga hal tersebut menimbulkan nyeri persalinan,

sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa menguatnya rasa nyeri karena proses

kontraksi rahim yang menimbulkan perasaan takut pada ibu menjelang persalinan.

Perasaan takut ini menginduksi timbulnya ketegangan vegetatif dalam otot-otot

dan perubahan pembuluh darah. Disregulasi vegetatif ini manifestasinya berupa

kekakuan mulut rahim dan rahim yang hipoksia mengakibatkan impuls nyeri
semakin meningkat (Rosemary, 2003). Kecemasan dan ketegangan secara umum

terjadi pada saat persalinan, hal ini disebabkan karena lamanya persalinan dan

peningkatan persepsi nyeri pada klien dengan kecemasan. Hal ini akan

meningkatkan tegangan otot khususnya pada otot pinggul dan punggung yang

dapat menyebabkan nyeri.

Sebagian kecil (20%) ibu bersalin mengalami nyeri berat, hal ini

disebabkan bahwa rata-rata ibu yang mengalaminya adalah ibu primipara

sehingga belum memiliki adapatasi yang baik terhadap nyeri. Sesuai dengan teori

yang dikemukakan Laily (2008 : 29) yang menyatakan bahwa intensitas nyeri

persalinan pada primipara seringkali lebih berat daripada nyeri persalinan pada

multipara, hal ini karena multipara mengalami effacement (penipisan serviks)

bersamaan dengan dilatasi serviks, sedangkan pada primipara proses effacement

biasanya terjadi lebih dahulu daripada dilatasi serviks. Proses ini menyebabkan

intensitas kontraksi yang dirasakan primipara lebih berat daripada multipara.

Sebagian kecil (7%) ibu yang mengalami nyeri ringan dimungkinkan

karena ibu bersalin diberi pesan oleh keluarganya agar tenang dan tidak berteriak-

teriak, hal ini terbukti dari hasil wawancara peneliti kepada ibu bersalin yang

mengalami nyeri ringan, Menurut Laily (2008 : 23) faktor yang mempengaruhi

nyeri pada persalinan meliputi banyak faktor di antaranya ras, budaya dan etnik,

ketiga hal ini berpengaruh terhadap cara orang mengekspresikan nyeri. Seorang

ibu seringkali diberikan nasehat dan motivasi oleh keluarganya untuk bersabar

dan menahan serta mempunyai kekuatan mental dalam menghadapi persalinan,

karena hal tersebut akan berpengaruh terhadap anak yang dilahirkannya, sehingga
dengan motivasi tersebut ada beberapa ibu yang mampu mengontrol nyeri

persalinan yang ekspresi nyeri tersebut dimanifestasikan dengan diam dan berdoa

tanpa berteriak-teriak, menjerit ataupun perilaku histeris lainnya. Hal inilah yang

diduga menjadi faktor yang mempengaruhi intensitas nyeri ringan pada ibu

bersalin.

6.2 Intensitas nyeri pada ibu bersalin Kala I Fase Aktif setelah diberikan

massase punggung bawah

Berdasarkan diagram 5.6 diatas diketahui intensitas nyeri pada ibu bersalin

Kala I Fase Aktif setelah diberikan massase punggung bawah adalah nyeri

sedang (55%). Sedangkan dari hasil analisis penurunan intensitas nyeri ada

perubahan yang nyata, pada 43 ibu bersalin semuanya mengalami penurunan

skor nyeri sedangkan hanya 1 ibu bersalin skor intensitas persalinannya menetap,

adapun hal ini disebabkan karena ibu tersebut merupakan ibu primigravida dan

usianya masih sangat muda (18 tahun), dengan kondisi primipara dan usia yang

sangat muda akan mempengaruhi mekanisme koping yang dimiliki oleh ibu

sehingga ibu akan merasa sulit untuk mengontrol nyerinya (Laily, 2008 : 24).

Pada ibu primipara mengalami bersalin lebih lama dibandingkan multipara dan

lebih merasakan nyeri saat melahirkan dikarenakan pada klien primipara

mengalami peregangan servik pertama kali dan mungkin mengalami kecemasan

lebih, sehingga hal tersebut akan meningkatkan ambang nyeri yang apada

akhirnya akan meningkatkan intensitas nyeri persalinan. Sedangkan faktor lain

selain status paritas relatif tidak mempengaruhi nyeri persalinan sehingga dapat
disimpulkan bahwa masase memberikan efek positif dalam penurunan intensitas

nyeri persalinan

6.3 Perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan massase

punggung bawah pada ibu bersalin Kala I Fase Aktif

Hasil analisis uji statistik menunjukkan ada perbedaan intensitas nyeri

sebelum dan sesudah dilakukan massase punggung bawah pada ibu bersalin Kala I

Fase Aktif dengan nilai nilai p value adalah 0,000 dan nilai signifikan 0.05

Hasil penelitian diatas sesuai dengan teori yang mneyetakan bahwa salah

satu tehnik pijat punggung yang digunakan dinamakan teknik counter pressure,

teknik ini digunakan pada punggung ibu saat kontraksi dan sangat membantu

menurunkan nyeri pinggang selama kontraksi, counter pressure digunakan dengan

menggunakan tinju atau pangkal telapak tangan pada daerah punggung atau

sacrum yang paling dirasakan paling nyeri (Laily, 2008 : 71)

Pemijatan atau massase yang dilakukan dengan baik dan benar dapat secara

nyata menurunkan intensitas nyeri persalinan. Rasa nyeri timbul karena

serangkaian proses kimia dalam sel saraf, sedangkan massase juga menimbulkan

perubahan biokimia yang dapat mengeblok atau menghalangi penjalaran impuls

nyeri. Nyeri persalinan berasal dari daerah uterus (rahim) dan cerviks. Impuls

rasa nyeri kontraksi rahim pada persalinan ditransmisi melalui segmen saraf

spinalis T11-12 dan saraf-saraf asesori torakal bawah serta saraf simpatik lumbal

atas. Segmen saraf ini terletak di daerah punggung bawah. Pemijatan atau

massase yang dilakukan pada area punggung bawah merupakan rangsangan yang
diterima ujung-ujung saraf di kulit yang dihantarkan oleh serabut saraf A delta.

Impuls ini akan menutup gate hypothetical pada substansia gelatinosa di medulla

spinalis kemudian membloking nyeri. Sehingga hasil akhirnya adalah penurunan

intensitas nyeri dari daerah uterus dan cerviks dan hal ini bisa diamati dengan

perubahan menjadi nyeri ringan.


BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

7.1.1 Intensitas nyeri pada ibu bersalin Kala I Fase Aktif sebelum diberikan

massase punggung bawah di Bidan Praktek Swasta Zubaidah Desa

Martopuro Purwosari Pasuruan tahun 2009 adalah nyeri sedang

7.1.2 Intensitas nyeri pada ibu bersalin Kala I Fase Aktif setelah diberikan

massase punggung bawah di Bidan Praktek Swasta Zubaidah Desa

Martopuro Purwosari Pasuruan tahun 2009 adalah nyeri sedang

7.1.3 Ada perbedaan intensitas nyeri pada ibu bersalin Kala I Fase Aktif sebelum

dan sesudah dilakukan massase punggung bawah di BPS Zubaidah Desa

Martopuro Kecamatan Purwosari Pasuruan tahun 2009.

7.2 Saran

Dari hasil kesimpulan diatas disarankan pada:

7.2.1 Institusi BPS

Diharapkan kepada pihak institusi BPS lebih mempraktekkan massase

kepada ibu-ibu bersalin di ruang kamar bersalin dan bisa juga dibantu oleh

keluarga ibu yang sedang bersalin.

7.2.2 Penelitian selanjutnya


Diharapkan penelitian ini dapat dikembangkan menjadi penelitian

selanjutnya yang berhubungan dengan intervensi kebidanan mandiri yang

lain yaitu perbedaan teknik massase dengan nafas dalam terhadap penurunan

intensitas nyeri bersalin.

7.2.3 Ibu Bersalin

Diharapkan penelitian ini bisa dijadikan data dan informasi bagi para

ibu bersalin untuk menggugah kesadaran dan pemahaman ibu bersalin

tentang efektivitas teknik massase untuk menurunkan nyeri persalinan

sehingga mampu melakukan massase punggung bawah secara mandiri

7.2.4 Profesi Kebidanan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman para

bidan tentang efektivitas massase punggung bawah terhadap intensitas

nyeri pada ibu bersalin Kala I Fase Aktif dapat mengurangi nyeri pada

persalinan

7.2.5 Peneliti

Dapat mengaplikasikan teori penelitian kebidanan dan memberi

tambahan bahan pengetahuan pada peneliti tentang perbedaan intensitas

nyeri sebelum dan sesudah dilakukan massase punggung bawah pada ibu

bersalin kala I fase aktif

.
DAFTAR PUSTAKA

Albadroe, 2008. Manajemen Nyeri Persalinan. http://www.google.com, diakses


tanggal 20 Oktober 2008

Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Ed.


Revisi 5. Jakarta : Rineka Cipta.

Barbara, C. Long, 1996. Perawatan Medikal Bedah. Bandung : YIAPK

Bhuonoagung, 2005. Strategi Jitu Pemilihan Metode Statistik Penelitian dengan


SPSS. Yogyakarta : Andi

Janet Whalley, 2008. Kehamilan dan Persalinan. Jakarta : Bhuana Ilmu Populer

Laily, 2008. Penanganan Nyeri Persalinan dengan Metode Nonfarmakologis.


Malang : Bayumedia Publising

Nursalam, 2003, Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan Edisi I, Jakarta : Rineka Cipta.

Pratiknya, 2003. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan.


Jakarta : Raja Grafindo Persada

Rosemary, 2003. Nyeri Persalinan. Jakarta : EGC

Sari, 2008. Fisiologi dan Manajemen Persalinan. http://www.google.com,


diakses tanggal 20 Oktober 2008

Setiadi, 2007. Konsep Dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha


Ilmu

Sugiono, 2006. Statistik Untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta


PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada
Yth. Ibu
Di BPS Zubaidah Purwosari
Kabupaten Pasuruan

Dengan hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini, mahasiswi Universitas Kadiri Program
Studi D-IV Kebidanan :
Nama : Musannah
NIM : 08610678
Bersama ini kami megajukan permohonan kepada saudara/saudari untuk
menjadi responden dalam penelitian berjudul “perbedaan intensitas nyeri sebelum
dan sesudah dilakukan massase punggung bawah pada ibu bersalin kala I fase
aktif di BPS Zubaidah Desa Martopuro Kecamatan Purwosari Kabupaten
Pasuruan”.
Jawaban saudara/saudari kami jamin kerahasiaannya, oleh karena itu kami
harap saudara/saudari memberikan jawaban sesuai dengan kehendak.

Atas perhatian dan kerjasama untuk menjadi responden, kami


mengucapkan terima kasih.

Pasuruan, Januari 2009


Penulis

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini Responden:

Nama :

Umur :

Alamat :

Berdasarkan penjelasan yang telah diberikan, bersama ini saya

menyatakan tidak keberatan untuk menjadi Responden dalam penelitian dengan

judul “perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan massase

punggung bawah pada ibu bersalin kala I fase aktif di BPS Zubaidah Desa

Martopuro wilayah Puskesmas Purwosari Kecamatan Purwosari Kabupaten

Pasuruan”.

Demikian pernyataan ini saya buat, tanpa paksaan dan tekanan dari

penulis.

Pasuruan, Januari 2009

Responden
LEMBAR OBSERVASI

PERBEDAAN INTENSITAS NYERI SEBELUM DAN SESUDAH


DILAKUKAN MASSASE PUNGGUNG BAWAH PADA IBU BERSALIN
KALA I FASE AKTIF DI BPS ZUBAIDAH DESA MARTOPURO
WILAYAH PUSKESMAS PURWOSARI KECAMATAN PURWOSARI
KABUPATEN PASURUAN

A. Karakteristik Responden

a. Responden No :…………………..
b. Umur ibu :………………….tahun
c. Pendidikan terakhir :………………….
d. Jenis pekerjaan :………………….
e. Jumlah anak :………………….
e. Status kehamilan :………………….
LEMBAR CHEKS LIST

1. Nyeri Ringan
Ibu dapat berkomunikasi dengan baik

2. Nyeri Sedang
Ibu mendesis, menyeringai
Ibu dapat menunjukan lokasi nyeri
Ibu dapat mengikuti perintah

3. Nyeri Berat
Ibu tidak dapat mengikuti perintah
Nyeri tidak dapat diatasi dengan alih posisi, napas panjang dan
distraksi

4. Nyeri Sangat Berat


Ibu tidak mampu berkomunikasi
Ibu berteriak histeris, memukul benda sekitarnya
Ibu tidak responsif terhadap tindakan
Ibu tidak menunjukan lokasi nyeri
CHECK LIST DATA KHUSUS

No resp Nyeri persalinan


Nyeri persalinan sebelum Nyeri persalinan sesudah
massase punggung bawah massase punggung bawah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
dst
Sebelum dilakukan Masase Punggung
bawah
Skala
Skala
No Umur Pendidikan Pekerjaan nyeri
Sangat Nyeri Nyeri Nyeri Tidak nyeri
Gravida sebelum
Berat Berat Sedang Ringan Nyeri sesudah
I
1 23 SMA Swasta I 6   6
2 33 SMA Swasta III 6   5
3 32 SMP IRT I 3    
4 22 SMA IRT I 5  4
5 18 SD Swasta I 7  7
6 22 SMA IRT I 5   4
7 25 SMP Swasta II 6  5
8 35 S1 Swasta III 6   5
9 25 SD IRT I 7  6
10 40 SD Tani III 5   4
11 31 SMA Swasta II 3    
12 25 SMA IRT I 6   5
13 33 SMA IRT III 6  5
14 25 SMA Swasta I 7  6
15 23 SMA Swasta I 5  4
16 20 SMA Swasta I 6  5
17 34 SD IRT III 3   3
18 36 SMA IRT III 6  5
19 36 SD IRT IV 6  5
20 39 SD Swasta VII 6  4
21 21 SMA IRT I 7   5
22 35 SMA Swasta I 7   6
23 24 SMA Swasta II 6  5
24 33 SMA IRT III 6  4
25 22 SMA IRT I 6  5
26 30 SMP Swasta III 7  6
27 24 SMA IRT II 7  5
28 20 SMA IRT I 6  5
29 20 SMA IRT I 6  4
30 32 SD IRT II 6  5
31 32 SMA Swasta III 5  3
32 32 SMA Swasta II 6  4
33 27 S1 PNS I 7   6
34 29 SMA IRT II 6  5
35 18 SMA Swasta I 6  5
36 32 SMA IRT III 5  4
37 26 SMA Swasta II 6  5
38 20 SMA IRT I 6  4
39 24 SMA Swasta I 6  4
40 36 SD IRT IV 5  4
41 20 SMA Swasta I 6  5
42 23 SMA Swasta I 6  5
43 34 SMA IRT I 7   6
44 36 SD IRT III 6  5

SD 9 IRT 22 I 22
SMP 3 swasta 20 II 8
SMA 30 PNS 1 III 11
S1 2 Tani 1 IV 2
44 VII 1
44
44
Hasil SPSS

Paired Samples Statistics

Std. Error
Mean N Std. Deviation Mean
Pair Intensitas nyeri
5,8409 44 ,98697 ,14879
1 sebelum masase
Intensitas nyeri
3,6818 44 ,93443 ,14087
sesudah masase

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.
Pair Intensitas nyeri sebelum
1 masase & Intensitas 44 ,776 ,000
nyeri sesudah masase

Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Error Difference
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t
Pair Intensitas nyeri sebelum
1 masase - Intensitas 2,15909 ,64495 ,09723 1,96301 2,35517 22,20
nyeri sesudah masase
INPUT SPSS

No Intensitas sebelum masase Intensitas sesudah masase


1 6,00 4,00
2 6,00 4,00
3 3,00 2,00
4 5,00 3,00
5 7,00 7,00
6 5,00 3,00
7 6,00 4,00
8 6,00 4,00
9 7,00 4,00
10 5,00 3,00
11 3,00 2,00
12 6,00 4,00
13 6,00 4,00
14 7,00 5,00
15 5,00 3,00
16 6,00 4,00
17 3,00 2,00
18 6,00 4,00
19 6,00 4,00
20 6,00 3,00
21 7,00 5,00
22 7,00 5,00
23 6,00 4,00
24 6,00 3,00
25 6,00 4,00
26 7,00 4,00
27 7,00 4,00
28 6,00 4,00
29 6,00 3,00
30 6,00 4,00
31 5,00 2,00
32 6,00 3,00
33 7,00 5,00
34 6,00 4,00
35 6,00 4,00
36 5,00 3,00
37 6,00 3,00
38 6,00 3,00
39 6,00 3,00
40 5,00 3,00
41 6,00 4,00
42 6,00 4,00
43 7,00 4,00
44 6,00 4,00
Hasil crosstabulation data khusus

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Intensitas nyeri sebelum
masase * Intensitas 44 44,0% 56 56,0% 100 100,0%
nyeri sesudah masase

Intensitas nyeri sebelum masase * Intensitas nyeri sesudah masase Crosstabulation

Intensitas nyeri sesudah masase


Berat Sedang Ringan Total
Intensitas nyeri Berat Count 1 6 2 9
sebelum masase % within Intensitas
11,1% 66,7% 22,2% 100,0%
nyeri sebelum masase
% of Total 2,3% 13,6% 4,5% 20,5%
Sedang Count 0 18 14 32
% within Intensitas
,0% 56,3% 43,8% 100,0%
nyeri sebelum masase
% of Total ,0% 40,9% 31,8% 72,7%
Ringan Count 0 0 3 3
% within Intensitas
,0% ,0% 100,0% 100,0%
nyeri sebelum masase
% of Total ,0% ,0% 6,8% 6,8%
Total Count 1 24 19 44
% within Intensitas
2,3% 54,5% 43,2% 100,0%
nyeri sebelum masase
% of Total 2,3% 54,5% 43,2% 100,0%
Hasil crosstabulation data khusus dengan data umum

1. Intensitas nyeri dengan umur

Intensitas nyeri * Umur Crosstabulation

Umur
< 20 th 20-35 th > 35 th Total
Intensitas Berat Count 1 0 0 1
nyeri % within Intensitas nyeri 100,0% ,0% ,0% 100,0%
% of Total 2,3% ,0% ,0% 2,3%
Sedang Count 1 20 3 24
% within Intensitas nyeri 4,2% 83,3% 12,5% 100,0%
% of Total 2,3% 45,5% 6,8% 54,5%
Ringan Count 0 16 3 19
% within Intensitas nyeri ,0% 84,2% 15,8% 100,0%
% of Total ,0% 36,4% 6,8% 43,2%
Total Count 2 36 6 44
% within Intensitas nyeri 4,5% 81,8% 13,6% 100,0%
% of Total 4,5% 81,8% 13,6% 100,0%

2. Intensitas nyeri dengan pendidikan

Intensitas nyeri * Pendidikan Crosstabulation

Pendidikan
SD SMP SMA Sarjana Total
Intensitas Berat Count 1 0 0 0 1
nyeri % within Intensitas nyeri 100,0% ,0% ,0% ,0% 100,0%
% of Total 2,3% ,0% ,0% ,0% 2,3%
Sedang Count 4 2 16 2 24
% within Intensitas nyeri 16,7% 8,3% 66,7% 8,3% 100,0%
% of Total 9,1% 4,5% 36,4% 4,5% 54,5%
Ringan Count 4 1 14 0 19
% within Intensitas nyeri 21,1% 5,3% 73,7% ,0% 100,0%
% of Total 9,1% 2,3% 31,8% ,0% 43,2%
Total Count 9 3 30 2 44
% within Intensitas nyeri 20,5% 6,8% 68,2% 4,5% 100,0%
% of Total 20,5% 6,8% 68,2% 4,5% 100,0%
3. Intensitas nyeri dengan pekerjaan

Intensitas nyeri * Pekerjaan Crosstabulation

Pekerjaan
Tani IRT Swasta PNS Total
Intensitas Berat Count 0 0 1 0 1
nyeri % within Intensitas nyeri ,0% ,0% 100,0% ,0% 100,0%
% of Total ,0% ,0% 2,3% ,0% 2,3%
Sedang Count 0 12 11 1 24
% within Intensitas nyeri ,0% 50,0% 45,8% 4,2% 100,0%
% of Total ,0% 27,3% 25,0% 2,3% 54,5%
Ringan Count 1 10 8 0 19
% within Intensitas nyeri 5,3% 52,6% 42,1% ,0% 100,0%
% of Total 2,3% 22,7% 18,2% ,0% 43,2%
Total Count 1 22 20 1 44
% within Intensitas nyeri 2,3% 50,0% 45,5% 2,3% 100,0%
% of Total 2,3% 50,0% 45,5% 2,3% 100,0%

4. Intensitas nyeri dengan paritas

Intensitas nyeri * Paritas Crosstabulation

Paritas
Primi Multi Grandemulti Total
Intensitas Berat Count 1 0 0 1
nyeri % within Intensitas nyeri 100,0% ,0% ,0% 100,0%
% of Total 2,3% ,0% ,0% 2,3%
Sedang Count 12 11 1 24
% within Intensitas nyeri 50,0% 45,8% 4,2% 100,0%
% of Total 27,3% 25,0% 2,3% 54,5%
Ringan Count 9 8 2 19
% within Intensitas nyeri 47,4% 42,1% 10,5% 100,0%
% of Total 20,5% 18,2% 4,5% 43,2%
Total Count 22 19 3 44
% within Intensitas nyeri 50,0% 43,2% 6,8% 100,0%
% of Total 50,0% 43,2% 6,8% 100,0%

Anda mungkin juga menyukai