Pemeriksaan Penunjang
Beberapa pemeriksaan laboratorium untuk deteksi neiseria gonorrhea: (Ernawati)
G. Diagnosis Banding
Beberapa DD untuk penyakit N. gonorrhoeae: (Fahmi, DS. 2015)
1. Candidiasis
Penyakit ini akan memberikan manifestasi klinis berupa duh tubuh, gatal
digenital, panas, nyeri sesudah miksi dan dispareunia. Penyakit ini disebabkan
oleh candida albicans. Tanda yang khas adalah disertai gumpalan-gumpalan
sebagai kepala susu berwarna puitih kekuningan.
2. Chlamydia
3. Vaginosis Bakterial
4. Trikominiasis
Pengobatan yang benar meliputi pemilihan obat yang tepat serta dosis
yang adekuat untuk menghindari resistensi kuman. Melakukan tindak lanjut secara
teratur sampai penyakitnya dinyatakan sembuh. Sebelum penyakit belum
dinyatakan benar-benar sembuh dianjurkan tidak melakukan hubungan seksual.
Pasangan seksual harus diobati dan diperiksa agar tidak terjadi fenomena
pingpong. (Murtiastutik, D, et al. 2008)
Sesuai panduan dari WHO tahun 2003 terapi uretritis gonore adalah
sebagai berikut:
I. Komplikasi
Komplikasi gonore pada pria dan wanita
a. Pada pria (Murtiastutik, D. 2008)
1. Tysonitis
Kelenjar tyson adalah kelenjar yang menghasilkan smegma. Infeksi
biasanya terjadi pada penderita dengan preputium yang panjang dan
kebersihan yang kurang baik. diagnosis dibuat dengan ditemukannya butir pus
atau pembengkakan daerah frenulum yang nyeri tekan.
2. Parauretritis
Untuk menegakkan diagnosis perlu pengamatan yang cermat dengan
menekan kelenjar yang terletak pada tepi lubang kencing (orifisium uretra
eksternum) akan terlihat keluarnya nanah dari saluran kelenjar.
3. Litriasis
Tidak ada gejala khusus, hanya pada urin ditemukan benang-benang
atau butir-butir. Bila salah satu saluran tersumbat maka akan terjadi abses
folikular.
4. Cowperitis
Bila hanya duktus yang terkena biasanya tanpa gejala, sedangkan
infeksi yang mengenai kelenjar cowper dapat terjadi abses. Keluhan berupa
nyeri dan adanya benjolan pada daerah perineum disertai rasa penuh dan
panas, nyeri pada saat defeksi dan disuria.
5. Prostatitis
Ditandai dengan panas badan, rasa tidak nyaman di daerah perineum
dan suprapubis, malaise, demam, nyeri saat berkemih, hematuri, spasme otot
uretra hingga terjadi retensi uri, tenesmus ani, sulit buang air besar, serta
obstipasi.
6. Vesikulitis
Merupakan radang akut yang mengenai vesikula seminalis dan duktus
ejakulatorius, dapat timbul menyertai prostatitis akut atau epididimitis akut.
Gejala subjektif menyerupai prostatitit akut yaitu demam,polakisuria,
hematuria terminal, nyeri pada saat ereksi atau ejakulasi
7. Orkitis
Reaksi inflamasi akut yang terjadi pada testis yang diakibatkan oleh
bakteri dan merupakan infeksi sekunder. Hal ini dapat menyebabkan
strerilitas. Apabila dilihat maka terlihat testis membesar, dan akan terasa nyeri
ketika duduk.
b. Pada wanita (Murtiastutik, D. 2008)
1. Penyakit radang panggul (PID=Pelvic Inflamatory disease)
Salpingitis akut atau penyakit radang panggul (PID) adalah komplikasi
gonore yang tersering pada wanita. Wanita dengan PID gonore sering tampak
akut dibandingkan dengan wanita dengan PID non gonore. Pada anamnesis
didapatkan sebagian besar wanita dengan PID mempunyai gejala yamh khas
dari nyeri perut bagian bawah bilateral, duh tubuh dari vagina, nyeri
punggung, perdarahan vagina yang tidak teratur, dan tergantung dari
keparahan infeksi misalnya pada pasien PID dengan keluhan minimal terdapat
gejala lain berupa panas badan, mual, muntah dan nyeri hebat.
2. Bartolinitis
Bartolinitis merupakan suatu proses infeksi yang terjadi pada kelenjar
bartolin. Peradangan pada kelenjar ini biasanya disebabkan oleh gonococcus
atau bakteri lainnya.
Gejala yang biasa ditemui pada bartolinitis anatara lain: keterbatasan
gerakan/aktivitas, ostium berwarna merah seperti gigitan kutu yang disebut
dengan sanger point, nyei unilateral, lebih panas dari daerah sekitarnya.
J. Prognosis
K. Edukasi
o Penjelasan kepada pasie dengan baik dan benar sangat berpengaruh pada
keberhasilan pengobatan dan pencegahan karena gonore dapat menular kembali
dan dapat terjadi komplikasi apabila tidak diobati secara tuntas
o Tidak ada cara pencegahan terbaik kecuali menghindari kontak seksual
dengan pasangan yang beresiko
o Penggunaan kondom masih dianggap yang paling baik
o Pendidikan moral, agama dan seks perlu diperhatikan. (Murtiastutik, D. 2008)
1. Fahmi, DS. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi ketujuh. FKUI. Jakarta: 2015.
2. Murtiastutik, D. Buku Ajar Infeksi Menular Seksual. Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga. Surabaya: 2008.
3. Murtastutik, D, et al. Atlas Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 2. Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga. Surabaya: 2009.
4. Ernawati. Uretritis Gonore. Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya.