Anda di halaman 1dari 134

SKRIPSI

PENGARUH PIJAT ENDORPHIN TERHADAP NYERI PERSALINAN


KALA I DI PUSKESMAS NGULING KECAMATAN NGULING
KABUPATEN PASURUAN

PENELITTIAN PRA- EKSPERIMENTAL

(ONE GROUP PRETEST – POST TEST DESIGN)

Disusun Oleh :
UMI KULSUM
NIM:2021050442

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA


JOMBANG PROGRAMSTUDI SARJANAKEBIDANAN

TAHUNAKADEMIK 2022-2023

i
SKRIPSI
PENGARUH PIJAT ENDORPHIN TERHADAP NYERI PERSALINAN
KALA I DI PUSKESMAS NGULING KECAMATAN NGULING
KABUPATEN PASURUAN

PENELITTIAN PRA- EKSPERIMENTAL

(ONE GROUP PRETEST – POST TEST DESIGN)

Skripsi ini dilaksanakan untuk Memperolah Gelar Sarjana Kebidanan (S.Keb) dalam
Program Studi Ilmu Kebidanan Pada Program Studi S1 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Husada Jombang

Disusun Oleh :
UMI KULSUM
NIM:2021050442

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG


PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN

TAHUN AKADEMIK 2022-2023

ii
SURAT PERNYATAAN

Dengan ini peneliti menyatakan bahwa dalam laporan ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk penelitian lain atau untuk memperoleh gelar

kesarjanaan pada program perguruan tinggi lain, dan sepanjang pengetahuan

peneliti juga tidak terdapatkarya orang lain atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini atau

disebutkan dalam daftar pustaka.

Jombang, Juli 2023

Umi Kulsum

NIM:2021050442

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini telah dikonsulkan dan siap di presentasikan dan dipertanggungjawabkan pada
siding skripsi pada :

Hari :

Tanggal :

Dewan Pembimbing I

Bdn.Fifi Ratna, S.ST., M.Kes


NPP:011305134

PembimbingII

Endang Yuliani,S.ST.,M.PH
NPP : 0714078209

iv
HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI

Skripsi ini telah diuji dan ditetapkan pada


Hari:
Tanggal:

1. Penguji :Bdn.Evi Susiyanti,S.ST.,M.Kes : (......................)


NIDN:0708118106

2. Anggota I :Bdn.Fifi Ratna, S.ST.,M.Kes : (.......................)


NIDN:011305134

3. Anggota II : Endang Yuliani,S.ST.,M.PH. :( …………….)


NIPP:0714078209

Mengetahui
Ketua SekolahTinggi Ilmu Kesehatan Ka Prodi Sarjana Kebidanan
Husada Jombang STIKES HUSADA Jombang

(Dra.Hj. SoelijahHadi,M.Kes.,MM) (Bdn.Zeny Fatmawati,S.ST.M.,PH)


NPP :010201001 NPP: 010305020

BIODATA
A. Identitas Diri

v
Nama : Umi Kulsum
Tempat,TanggalLahir : Pasuruan,08 februari 1991
NIM : 2021050442
Jurusan : Sarjana Kebidanan Stikes Husada Jombang
Tahun Ajaran : 2021/2022
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Bidan
Alamat : Dsn. Sang- sang I RT 001/RW 003 Ds
Sanganom Kec. Nguling Kab. Pasuruan
RiwayatPendidikan : SD 2001
: SMP 2004
: SMA 20
: Diploma III Kebidanan 2010
No.Telp : 082141483438
B. IdentitasKeluarga
1. OrangTua
Nama Ayah Kandung : Sukadi (alm)
Nama Ibu Kandung : Siyati
2. Suami
Nama Suami :-

ABSTRAK
PENGARUH PIJAT ENDORPHIN TERHADAP INTENSITAS NYERI PERSALINAN
KALA I DI PUSKESMAS NGULINGKECAMATAN NGULING KABUPATEN
PASURUAN
Umi kulsum
vi
Bdn. Fifi Ratna Aminati, SST., M.Kes.1 Endang Yuliani,S.ST.M.PH.2
Mahasiswa S1 Kebidanan STIKES HUSADA JOMBANG
Alamat: Jln. Veteran Mancar, Peterongan, Jombang Phone (0321) 877025
Email: Kulsum8291@gmail.com . Hp 082141483438

Proses persalinan diawali dengan kontraksi rahim yang menimbulkan rasa


nyeri dan. Intensitas nyeri selama persalinan dapat mempengaruhi proses persalinan,
dan kesejahteraan janin. Salah satu uupaya untuk mengurangi nyeri persalinan adalah
Pijat endorphim adalah pemijatan yang ditujukan untuk meningkatkan zat endorphim
di dalam tubuh sehingga dapat memberikan rasa nyaman dan mengurangi rasa nyeri.
Jenis penelitian ini termasuk kuantitatif dengan menggunakan pendekatan quasy
esxperiment dan one-group pratest post test design, pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling. Data diperoleh dengan menggunakan dengan
menggunakan lembar observasi Comparative Pain Scale. Kemudian data dianalisis
dengan paired T Test. Hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat nyeri kala I
persalinan pada ibu bersalinan sebelum dilakukan pemijatan endorphin sebanyak 18
orang nyeri sedang (60%), dan 11 orang mengalami nyeri berat (36.7%) dan 1
orangnyeri ringan (3.3%). kemudian sesudah dilakukan pemijatan endorphin
sebanyak 23 orang mengalami nyeri sedang (76.7%)). Hasil uji statistik
menggunakan paired T Test diperoleh p value 0,00, artinya terdapat pengaruh pijat
endorphin terhadap nyeri persalinan kala I Kesimpulan dari penelitian ini adalah pijat
endorphin berpengaruh terhadap tingkat nyeri persalinan kala I. sehingga disarankan
agar tehnik pijat endorphin ini bisa diterapkan dalam elayanan kebidanan agar dapat
membantu pasien dalam menjalani proses persalinan dengan aman dan nyaman.
Kata Kunci: Pijat endorphin,nyeri dan persalinan

ABSTRAC

THE EFFECT OF ENDORPHIN MASSAGE ON THE INTENSITY OF LABOR PAIN AT


NGULING HEALTH CENTER , NGULING DISTRICT, PASURUAN DISTRICT
Umi kulsum
Bdn. Fifi Ratna Aminati, SST., M.Kes.1 Endang Yuliani,S.ST.M.PH.2
vii
Mahasiswa S1 Kebidanan STIKES HUSADA JOMBANG
Alamat: Jln. Veteran Mancar, Peterongan, Jombang Phone (0321) 877025
Email: Kulsum8291@gmail.com . Hp 082141483438
The birth process begins with uterine contractions which cause pain and the mother
who is about to give birth. Each individual will perceive pain differently to the same
stimulus depending onn he pain threshold he has. The intensity of pain during labor can affect
the delivery process, and the well beinngof the fetus. One of the non-pharmacological efforts
that can be made to reduce pain during labor is endorphim massage which is aimed at
increasing the endorphins in the body so that they can provide a sense of comfort. By
increasing the eendorphins, itt can relieve painThis type of research is quantitative using a
quasy experiment approach and one- group pretest post test design, sampling using purposive
sampling. Data were obtained using the comparative Pain scale observation sheet. Then the
data were analyzed by paired T test. The result of the study showed that 18 people had
moderate pain (60%), and 11 people severe pain (36,7%) and 1 person had mild pain
(3,3%)before giving endorphin massage. Then after endorphin massage as many 23 people
experienced modera pain (76,7%). Statistical test using the paired T test obtained a p value
0.00. the meaning there is effect of endorphin massage on the fist stage of labor pain .The
conclusion from this study is that endorphin massage han an effect on the level of first stage
of labor pain. So it is suggested that this eSndorphin mmassage technique can be applied in
midwifery services in order to assist patiens in undergoing the delivery process safely ang
comfortably

Keyword: endorphin massage, paai and labour

KATAPENGANTAR

Assalamu’alaikumWarochmatullahiWabarokatuh

viii
Syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Pengaruh pijat endorphin

terhadap nyeri persalinan kalaI fase aktif di Puskesmas Nguling Kecamatan

Nguling kabupaten Pasuruan”

Penyusunan skripsi ini tidak dapat terwujud tanpa bantuan, bimbingan dan

kerjasama dari semua pihak. Untuk ini penulis mengucapkan banyak terimakasih

kepada:

1. Puskesmas Nguling sebagai tempat pelaksanaan penelitian yang telah memberikan

ijin dan membantu dalam penyusunan proposal penelitian ini.

2. Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes., MM selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Husada Jombang.

3. Bdn.Zeny Fatmawati, S.ST.,M.PH selaku Ketua Program Studi Sarjana Ilmu

Kebidanan SekolahTinggi Ilmu Kesehatan Husada Jombang

4. Bdn.Evi Susiyanti, S,ST.,M.Kes. selaku ketua penguji dari Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Jombang dalam penyusunan Skripsi penelitian ini.

5. Bdn.Fifi Ratna, S.ST.,M. Kes selaku anggota penguji dan pembimbing I dalam

penyusunan skripsi yang telah memberikan bimbingan, bantuan, dorongan serta

pengarahan dalam penyususnan skripsi

6. Endang Yuliani,S.ST.,M.PH. selaku anggota penguji pembimbing II dalam

penyusunan skripsi yang telah memberikan bimbingan, bantuan, dorongan serta

pengarahan dalam penyususnan skripsi.

7. Seluruh Dosen Program Studi Sarjana Ilmu Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Husada Jombang yang telah memberikan dorongan dan bantuan kepada

penulis dalam penyusunan skripsi ini.

8. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa, dorongan serta motivasi baik moril
ix
maupun materil yang tiada terhingga sehingga memperlancar tersusunnya skripsi

ini.

9. Semua pihak yang telah membantu penyusunan proposal ini yang tidak bisa

disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari dalam penyusunan Skripsi masih jauh dari

kesempurnaan, sehingga saran dan masukkan yang bersifat membangun sangat

penulis harapkan untuk perbaikan penelitian selanjutnya.

Wassalamua’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Jombang, Juli 2023

Penulis

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN.............................................................................i


HALAMAN SAMPUL DALAM...........................................................................ii
SURAT PERNYATAAN......................................................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................iv
HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI...............................................v
BIODATA..............................................................................................................vi
ABSTAK............................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR...........................................................................................ix
DAFTAR ISI..........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL............................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2. Rumusan masalah.................................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................9
1.4 Manfaat................................................................................................10
BABII TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konse Dasar Pijat Endorphin..............................................................11
2.2 Konsep Dasar Nyeri persalinan ...........................................................17
2.3 Konsep Dasar Persalinan......................................................................40
2.4 Penelitian terkait
…………………………………………………….55

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN


3.1 Kerangka Konseptual...........................................................................58
3.2 Hipotesis Penelitian..............................................................................59
BABIV METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian..................................................................................61
4.2 Kerangka Kerja Penelitian...................................................................62
4.3 Populasi,Sample, danTeknik Sampling...............................................62
4.4 Variable Penelitian dan Definisi Operasional Variabel.......................64
4.5 Definisi Operasional............................................................................64
4.6 Instrumen Penelitian............................................................................65
4.7 Prosedur pengambilan dan pengumpulan data ....................................66
4.8 Metode pengolahan dan analisa Data..................................................67
4.9 Etika penelitian....................................................................................75
4.10 Keterbatasan ......................................................................................77
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran tempat penelitian ...............................................................79
5.2 Data umum ..........................................................................................80
5.3 Data khusus .........................................................................................82
5.4 Analisa data .........................................................................................82
5.5 Pembahasan .........................................................................................83
BAB V PENUTUP
6.1 Kesimpulan .........................................................................................91
6.2 Saran ...................................................................................................92
xv
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................93
LAMPIRAN

xvi
DAFTAR TABEL

3.1 Kerangka Konseptual Pengaruh pijat endorphin terhadap nyeri


persalinan di Puskesmas Nguling Kecamatan Nguling.......................58
4.1 Desain penelitian ekperimental dengan type pretest posttest........61
4.2 kerangka kerja pengaruh pijat endorphin terhadap nyeri
persalinan pada ibu bersalin kala I.................................................62
4.3 Definisi operasional pengaruh pijat endorphin terhadap nyeri
persalinan pada ibu bersalin kalai I.....................................................65
4.5 Distribusi Frekuensi frekwensi tingkat nyeri responden sebelum
dan sesudah pijat endorphin................................................................73
5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan umur,
Februari 2023 ...................................................................................80
5.2 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
tingkat pendidikan, Februari 2023......................................................80
5.3 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
pekerjaan, Februari 2023............................................................81
5.4 Distribusi Distribusi frekuensi karakteristik responden
berdasarkan
gravida Februari 2023.........................................................................81
5.5 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
tingkat
nyeri sebelumdan sesudah pijat endorphin, Februari 2023..............82
5.6 Analisis pengaruh pijat endorphin terhadap intensitas nyeri
persalinan kala I di Puskesmas Nguling Pasuruan, Februari 2023
.............................................................................................................83

xvii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Pengajuan Judul

Lampiran 2 Lembar Permohonan Dari Institusi

Lampiran 3 Lembar Balasan dari Tempat Penelitian

Lampiran 4 ethical approval

Lampiran 5 Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 6 Lembar Persetujuan responden

Lampiran 7 Lembar Jadwal Kegiatan

Lampiran 8 Lembar Observasi nyeri

Lampiran 9 Lembar SOP

Lampiran 10 Lembar tabulasi data

Lampiran 11 Lembar analisa data SPSS

Lampiran 12 lembar foto koesioner

Lampiran 13 lembar foto penelitian

Lampiran 14 Lembar Konsultasi penguji

DAFTAR GAMBAR

xviii
2.1 Pijat endorphin mengelus permukaan luar lengan........................................................15
2.2 Pijat endorphin di daerah punggung .................................................................16
2.3 Cara Pengkajian Nyeri Berdasarkan PQRST....................................................30

DAFTAR SINGKATAN

SST : Sarjana Sains Terapan

M.Kes : Magister Kesehatan Masyarakat


xix
M.PH : Master of Public Health

WHO : World Health Organization

AKI : Angka kematian ibu

BBLR : Berat Badan Lahir Rendah

PQRST : Region and Radiates Scale / Severity Time

VAS : Visual Analogue Scale

NRS :Numeral Rating Scale

VRS : Verbal Rating Scale

PAP : pintu atas panggul

OAKA : oksipito Anterior Kanan

OTKa : Oksipito tranversa kanan

OPKi : oksipito posterior kanan

OTKi : oksipito posterior kiri oksipito tranversa kiri

OAKi : oksipito anterior kiri

VT : Vaginal Toucher

H0 : Hipotesa nol

H1 : Hipotesa satu

KIA :Kesehatan ibu dan anak

KBB :Keluarga berencana

UGD :Unit gawat darurat

xx
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Endophin massage merupakan suatu metode sentuhan ringan yang

dikembangkan pertama kali oleh contance palinsky dan digunakan untuk mengelola

rasa sakit. Teknik ini bisa dipakai untuk mengurangi rasa tidak nyaman selama proses

persalinan untuk meningkatkan relaksasi dengan memicu perasaan nyaman melalui

permukaaan kulit baik di saat menjelang maupun disaat proses persalinan akan

berlangsung. Proses persalinan diawali dengan kontraksi rahim yang dapat

menimbulkan rasa nyeri dan tidak nyaman pada ibu yang akan bersalin. Intensitas

nyeri selama persalinan dapat mempengaruhi proses persalinan, dan kesejahteraan

janin (Rejeki,Sri.2020) .

Menurut WHO (2019) Angka Kematian Ibu (AKI) didunia yaitu sebanyak

303.000 jiwa. Angka Kematian Ibu (AKI) di ASEAN yaitu sebesar 235 per 100.000

kelahiran hidup (ASEAN Secretariat, 2020). Pada tahun 2021 AKI di Indonesia

menunjukkan 7.389 Jumlah ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2020

sebesar 4.627. Berdasarkan penyebab, sebagian besar kematian ibu pada tahun 2021

terkait COVID-19 sebanyak 2.982 kasus, perdarahan sebanyak 1.330 kasus, dan

hipertensi dalam kehamilan sebanyak 1.077 kasus, infeksi, gangguan metabolik,

abortus dan lain – lain. AKI Provinsi Jawa Timur mencapai 89,81 per 100.000

kelahiran hidup. Angka ini naik dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 98,39 per

100.000 kelahiran hidup. sehingga pada tahun 2021 AKI Jawa Timur mencapai 234,7

per 100.000 kelahiran hidup Sedangkan Angka Kematian Ibu melahirkan ddi

1
2

Pasuruan dari 83,61 per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2019, hingga akhir tahun

2020 menjadi 76,34.

Kematian balita pada tahun 2021 sebanyak 27.566 kematian balita . Dari seluruh

kematian balita, 73,1% diantaranya terjadi pada masa neonatal (20.154 kematian). Dari

seluruh kematian neonatal yang dilaporkan, sebagian besar diantaranya (79,1%) terjadi

pada usia 0-6 hari. Penyebab kematian neonatal terbanyak pada tahun 2021 adalah

kondisi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebesar 34,5% dan asfiksia sebesar 27,8%.

Penyebab kematian lain di antaranya kelainan kongenital, infeksi, COVID-19, tetanus

neonatorium, dan lain-lain. (Profil kesehatan 2021). Untuk proporsi kematian bayi di

Jawa Timur pada tahun 2021 masih banyak terjadi pada neonatal (0 - 28 hari), yaitu

sebanyak 73,87%. Kematian balita secara total sebanyak 3.598 balita meninggal.(Profil

kesehatan Jawa timur 2021). Dan Angka Kematian Bayi di kabupaten Pasuruan per

1.000 kelahiran hidup pada tahun 2019 sebesar 5,33 persen,dan tahun 2020 sebesar 4,40

persen.

Dari hasil survey awal di Puskesmas Nguling,tanggal 11- 14 desember 2022 dari 3

ibu bersalin. Sebanyak 3 ibu bersalin mengalami nyeri sedang . Setelah dilakukan pijat

endorphin mereka mengatakan merasa lebih nyaman dan nyeri yang dirasakan sedikit

berkurang

Nyeri pada saat persalinan kala 1 dikarenakan adanya dilatasi servik dan segmen

uterus bawah dengan distensia, peregangan dan trauma pada serat otot ligament. Salah

satu faktor penyebab nyeri saat persalinan adalah ketakutan dan kecemasan ibu, yang

dapat menyebabkan keluarnya hormone stres dalam jumlah yang besar (efinefrin,

norefenefrin dll) yang mengakibatkan timbulnya nyeri yang lama dan lebih kuat.

(Richa Puspita :2021).


3

Intensitas nyeri selama persalinan dapat mempengaruhi proses persalinan, dan

kesejahteraan janin. Nyeri persalinan dapat merangsang pelepas mediator kimiawi

seperti prostaglandin, leukotrien, trombokan, histamin, bradikinin, substansi P, dan

seronim akan membangkitkan stres yang menimbulkan sekresi hormon seperti

katekolamin dan steroid dengan akibat vasokonstriksi pembuluh darah sehingga

kontraksi uterus melemah. Sekresi hormon tersebut yang berlebihan akan menimbulkan

gangguan sirkulasi utero plasenta sehingga terjadi hipoksia janin. (Rejeki,Sri.2020).

Nyeri persalinan juga dapat menyebabkan timbulnya hiperventilasi sehingga kebutuhan

oksigen meningkat, kenaikan tekanan darah, dan berkurangnya motilitas usus serta

vesika urinaria. Keadaan ini akan merangsang peningkatan katekolamin yang dapat

menyebabkan gangguan pada kekuatan kontraksi uterus sehingga terjadi inersia uteri,

partus lama yang dapat berakibat buruk baik pada ibu dan bayi diantaranya resiko

perdarahan post partum, atonia uteri, infeksi, kelelahan ibu, shock dan asfiksia. Dan

dapat meningkatkan resiko kematian pada ibu dan bayi (Rejeki,Sri.2020) .

Salah satu upaya nonfarmakologis yang dapat dilakukan untuk menghilangkan

nyeri saat persalinan adalah Pijat endorphim yang merupakam pemijatan ditujukan

untuk meningkatkan zat endorphim di dalam tubuh sehingga dapat memberikan rasa

nyaman bagi calon bunda. Dengan meningkatnya zat endorphim tersebut, maka calon

bunda dapat merasakan manfaat zat tersebut. yaitu menghilangkan rasa nyeri . karena

endorphim itu sendiri di produkdi oleh tubuh calon bunda sendiri, maka endorphim

dianggap sebagai zat penghilang rasa sakit terbaik dan alami.(Rizema

putra,Sitiatava:2016)

Pada keadaan seperti ini biasanya bidan berusaha memberikan asuhan utuk ibu

agar ibu lebih siap dalam menghadapi proses persalinan. Salah satu cara menghilangkan
4

atau mengurangi nyeri persalinan yaitu dengan pemberian pijat endorphin sehingga

nyeri berkurang, ibu lebih tenang dan nyaman selama proses persalinan.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai pengaruh pijat endorphin terhadap nyeri persalinan pada ibu

bersalin kala I di Puskesmas Nguling.

1.2 Rumusan masalah

1.2.1. Pernyataan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas menurut WHO (2019) Angka Kematian Ibu

(AKI) didunia yaitu sebanyak 303.000 jiwa. Angka Kematian Ibu (AKI) di ASEAN

yaitu sebesar 235 per 100.000 kelahiran hidup (ASEAN Secretariat, 2020). Pada tahun

2021 AKI di Indonesia menunjukkan 7.389 Jumlah ini menunjukkan peningkatan

dibandingkan tahun 2020 sebesar 4.627. Berdasarkan penyebab, sebagian besar

kematian ibu pada tahun 2021 terkait COVID-19 sebanyak 2.982 kasus, perdarahan

sebanyak 1.330 kasus, dan hipertensi dalam kehamilan sebanyak 1.077 kasus, infeksi,

gangguan metabolik, abortus dan lain – lain. AKI Provinsi Jawa Timur mencapai 89,81

per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini naik dibandingkan tahun 2020 yang mencapai

98,39 per 100.000 kelahiran hidup. sehingga pada tahun 2021 AKI Jawa Timur

mencapai 234,7 per 100.000 kelahiran hidup Sedangkan Angka Kematian Ibu

melahirkan ddi Pasuruan dari 83,61 per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2019, hingga

akhir tahun 2020 menjadi 76,34.

Dari hasil survey awal di Puskesmas Nguling,tanggal 11- 14 desember 2022 dari 3

ibu bersalin. 3 iib mengalami nyeri sedang . Setelah dilakukan pijat endorphin mereka

mengatakan merasa lebih nyaman dan nyeri yang dirasakan sedikit berkurang

.Penyebab kematian ibu tertinggi adalah perdarahan, hipertensi dan infeksi sedangkan

penyebab eonatal terbanyak pada tahun 2021 adalah kondisi Berat Badan Lahir Rendah
5

(BBLR) sebesar 34,5% dan asfiksia sebesar 27,8%. Penyebab kematian lain di

antaranya kelainan kongenital, infeksi, COVID-19, tetanus neonatorium, dan lain-lain.

(profil kesehatan 2021). Sehingga pertolongan persalinan yang aman, nyaman tampa

nyeri dan stres sangat penting dilakukan. Metode mengurangi nyeri bisa di lakukan

salah satunya pemberian pijat endorphin, dengan harapan meningkatkan kadar

endorphin dalam tubuh sehingga dapat mengurangi nyeri persalinan juga membuat ibu

lebih tenang dan nyaman selama proses persalinan. Dan ibu bisa melahirkan dengan

lancar tampa penyulit apapun.maa dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “Pengaruh pijat endorphin terhadap nyeri persalinan pada kala I di Puskesmas

Nguling.

1.2.2. Pertanyaan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut

“bagaimana pengaruh pijat endorphin terhadap nyeri persalinan pada kala I di

Puskesmas Nguling?

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui pengaruh pijat endorphin terhadap intensitas nyeri pada ibu

bersalin kala I di Puskesmas Nguling.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengidentifikasi nyeri ibu bersalin kala I di Puskesmas Nguling sebelum

dilakukan pijat endorphin

2. Mengidentifikasi nyeri ibu bersalin kala I di Puskesmas Nguling sesudah

dilakukan pijat endorphin

3. Menganalisa perbedaan intensitas nyeri pada ibu bersalin kala I di Puskesmas

Nguling sebelum dilakukan pijat dan sesudah dilakukan pijat


6

1.4 Manfaat penelitian

Beberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah

1.4.1 Manfaat Teori

Secara teori manfaat penelitian ini dapat sebagai referensi untuk meningkatkan

pengetahuan tentang pengaruh pijat endorphin terhadap nyeri persalinan . serta

masukan terhadap pengembangan pengetahuan terksit dengsn pijat endorphin

1.4.2 Manfaat praktis

1. Bagi responden

Hasil penelitian ini diharapkan secara tidak langsung dapat memberikan

konstribusi pengetahuan kepada responden mengenai pengaruh Pijat endorphin

terhadap nyeri persalinan.dan dapat diterapkan pada proses persalinan sehingga

persalinan bisa berjalan dengan lancar, nyaman dan nyeri berkurang

2. Bagi Puskesmas Nguling

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi puskesmas sebagai

tambahan informasi dan dapat digunakan sebagai peningkatan dan pengembangan

menejement asuhan persalinan.

3. Bagi Tenaga kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk tenaga

kesehatan dan tambahan ilmu sehingga dapat mengembangkan metode pijat

endorphin dalam mengatasi nyeri persalinan .


BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1 Pijat Endorphin

2.1.1 Pengertian pijat endorphin

Massage adalah tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan lunak, biasanya

otot tendon atau ligamen, tanpa menyebabkan pergeseran atau perubahan posisi sendi

guna menurunkan nyeri, menghasilkan relaksasi, dan atau meningkatkan sirkulasi.

Gerakangerakan dasar meliputi: gerakan memutar yang dilakukan oleh telapak tangan,

gerakan menekan dan mendorong kedepan dan kebelakang menggunakan tenaga,

menepuk-nepuk, meremas-remas, dan gerakan meliuk-liuk.

Endorphin massage adalah tehnik sentuhan dan pemijatan. teknik ini penting

bagi ibu hamil. sebab tehnik ini dapat membantu memberikan rasa tenang dan nyaman,

baik di saat menjelang maupun disaat proses persalinan akan berlangsung. Melihat

pentingnya hormone ini , maka pantas bila ada yang menyebut endorphin sebagai

hormone kenikmatan .mengapa demikian ?sebab secara harfiah, zat ini adalah

“morfin” di dalam otak yang berfungsi sebagai penenang dan penghilang rasa. Zat ini

dilepaskan karena ada rasa sakit, latihan relaksasi, latihan yang berat dan makan cabai

yang sangat pedas. Selain dapat menekan rasa sakit, hormone endorphin juga dapat

meningkatkan kekebalan tubuh agar bekerja optimal .itulah mengapa endorphin

disebut sebagai hormone kenikmatan.

Lalu, bagaimana dengan endorphin massage ? endorphin massage berarti

pemijatan endorphin. Itu artinya pemijatan yang ditujukan untuk meningkatkan zat

endorphin di dalam tubuh. endophin massage adalah suatu metode sentuhan ringan

yang dikembangkan pertama kali oleh contance palinsky dan digunakan untuk

7
8

mengelola rasa sakit. Teknik ini bisa dipakai untuk mengurangi rasa tidak

nyaman selama proses persalinan untuk meningkatkan relaksasi dengan memicu

perasaan nyaman melalui permukaaan kulit. Kesimpulannya, endorphin massage

adalah sentuhan ringan untuk meningkatkan zat endorphin dalam tubuh sehingga dapat

memberikan rasa nyaman sebagi calon bunda.Dengan meningkatknya zat endorphin

tersebut, maka calon bunda dapat merasakan manfaat dari zat endorphin. Salah satunya

adalah menghilangkan rasa nyeri. Karena endorphin diproduksi oleh tubuh calon bunda

sendiri, maka endorphin dianggap penghilang rasa sakit yang terbaik dan alami.

Endorphin massage adalah tehnik sentuhan dan pemijatan. teknik ini penting

bagi ibu hamil. sebab tehnik ini dapat membantu memberikan rasa tenang dan nyaman,

baik di saat menjelang maupun disaat proses persalinan akan berlangsung . Endorpin

sebenarnya merupakan sebuah zat didalam tubuh yang memiliki banyak sekali

manfaat. ia adalah gabungan dari endogenous dan morphin yaiti zat yang merupakan

unsur dari protein yang diproduksi oleh sel- sel tubuh, endorphin memiliki sejumlah

manfaat penting seperti mengatur produksi hormon pertumbuhan dan seks ,

mengendalikan rasa nyeri serta sakit yang menetap, mengendalikan perasaan strees

serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh manfaat- manfaat itulah yang di perlukan

oleh calon bunda untuk melewatkan masa- masa kehamilan dan persalinan dan

persalinan nyaman, lancar dan rileks .Melihat pentingnya hormone ini , maka pantas

bila ada yang menyebut endorphin sebagai hormone kenikmatan . mengapa demikian?

sebab secara harfiah, zat ini adalah “morfin” di dalam otak yang berfungsi sebagai

penenang dan penghilang rasa. Zat ini dilepaskan karena ada rasa sakit, latihan

relaksasi, latihan yang berat dan makan cabai yang sangat pedas. Selain dapat menekan

rasa sakit, hormone endorphin juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh agar bekerja

optimal .itulah mengapa endorphin disebut sebagai hormone kenikmatan.Lalu,


9

bagaimana dengan endorphin massage ? endorphin massage berarti pemijatan

endorphin. Itu artinya pemijatan yang ditujukan untuk meningkatkan zat endorphin di

dalam tubuh. endophin massage adalah sutu metode sentuhan ringan yang

dikembangkan pertama kali oleh contance palinsky dan digunakan untuk mengelola

rasa sakit. Teknik ini bisa dipakai untuk mengurangi rasa tidak nyaman selama proses

persalinan untuk meningkatkan relaksasi dengan memicu perasaan nyaman melalui

permukaaan kulit. Kesimpulannya, endorphin massage adalah sentuhan ringan untuk

meningkatkan zat endorphin dalam tubuh sehingga dapat memberikan rasa nyaman

sebagi calon bunda.

Dengan meningkatknya zat endorphin tersebut, maka calon bunda dapat

merasakan manfaat dari zat endorphin. Salah satunya adalah menghilangkan rasa nyeri.

Karena endorphin diproduksi oleh tubuh calon bunda sendiri, maka endorphin

dianggap penghilang rasa sakit yang terbaik dan alami .

2.1.2 Manfaat pijat endorphin

Endorphin massage berarti pemijatan endorphin. Itu artinya pemijatan yang

ditujukan untuk meningkatkan zat endorphin di dalam tubuh Endorpin sebenarnya

merupakan sebuah zat didalam tubuh yang memiliki banyak sekali manfaat. ia adalah

gabungan dari endogenous dan morphin yaiti zat yang merupakan unsur dari protein

yang diproduksi oleh sel- sel tubuh, endorphin memiliki sejumlah manfaat penting

seperti:

1. Mengatur produksi hormon pertumbuhan dan seks

2. Mengendalikan rasa nyeri serta sakit yang menetap

3. Mengendalikan perasaan stres serta


10

4. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh manfaat- manfaat itulah yang di perlukan

oleh calon bunda untuk melewatkan masa- masa kehamilan dan persalinan dan

persalinan nyaman, lancar dan rileks

2.1.3. Tata cara Pijat Endorphin

Mengutip dari penjelasan lanny kuswandi, berikut saya sajikan langkah- langkah

endorphin massage yang bisa calon bunda dan pasangan praktikkan. Dalam

mempraktekkan endorphin massage, tentu suami adalah orang yang paling tepat.

Karena itu, teknik ini hanya bisa dilakukan oleh suami saja. Adapun langkah-

langkahnya dalah sebagai berikut:

1. Cara 1

a. Suami meminta calon bunda (istri) untuk berbaring atau duduk dengan posisi

senyaman mungkin. adapun posisi suami adalah berada dekat calon bunda

(duduk di samping atau dibelakang).

b. Suami meminta calon bunda untuk menarik nafas yang dalam lalu keluarkan

dengan lembut sambil memejamkan mata .

c. Kemudian suami memulai mengelus permukaan luar lengan calon bunda, mulai

dari tangan sampai lengan bawah. dalam memberikan sentuhan (belaian itu suami

harus berhati- hati dan lakukan selembut mngkin, bila suami belum tahu cara ini,

maka maka calon bunda bisa mengatakan kepada suami

d. Sentuhan atau pijatan ringan ini cukup dilakukan dengan jari jemari, atau ujung

jari saja.

e. Lakukan sentuhan atau pijatan ringan selama 5 menit .setelah itu suami berpindah

pada lengan atau tangan atau bagian tubuh lainnya ,perlu calon bunda ketahui

meski sentuhan ringan ini hanya dilakukan dikedua lengan , namun dampaknnya
11

luar biasa calon bunda akan merasa seluruh tubuh rileks dan tenang

Gambar 2.1 pijat endorphin mengelus permukaan luar lengan


2. Cara 2

Tehnik sentuhan ringan ini sangat efektif jika dilakukan dibagian punggung.

langkah- langkahnya sebagai berikut:

a. Suami meminta calon bunda mengambil posisi yang nyaman. misalnya berbaring

miring atau duduk. bila calon bunda ternyata lebih suka posisi duduk, maka

duduklah diatas kursi, tempat tidur, atau paling nyaman di gymball

b. Setelah menemukan posisi yang betul- betul nyaman, maka suami dapat memulai

tugasnya. yakni memberikan sentuhan ringan kepada calon bunda dengan lembut.

sentuhan atau pijatan ringan ini dapat dimulai dari arah leher membentuk huruf

V terbalik, keluar menuju sisi tulang rusuk

c. Terus lakukan pijatan - pijatan ringan ini hingga ketubuh bagian bawah belakang

calon bunda

d. Setelah melakukan endorphim massage, sebaiknya suami langsung memeluk

calon bunda sehingga tercipta suasana yang benar- benar menenangkan

e. Setelah melakukan endorphim massage, sebaiknya suami langsung memeluk

calon bunda sehingga tercipta suasana yang benar- benar menenangka


12

Gambar 2.2 pijat endorphin di daerah punggung

Itulah beberapa langkah dalam melakukan pijat endorphin. penting untuk di

perhatikan bahwa tehnik sebaiknya dilakukan pada calon bunda dengan usia kehamilan

36 minggu. sebab endorphin massage dapat merangsang keluarnya hormon oksitosin

yang bisa memicu terjadinya kontraksi. dan bagi calon bunda dengan riwayat prematur

atau keguguran berulang, tehnik ini harus dilakukan dibawah pengawasan bidan atau

dokter.

2.2 Nyeri persalinan

2.2.1 Pengertian

Nyeri merupakan pengalaman perasaan tidak enak/tidak menyenangkan dari

sensori maupun emosional seseorang yang disebabkan adanya stimulus yang

berhubungan dengan resiko dan aktualnya kerusakan jaringan tubuh, bersifat subyektif

dan sangat individual, dipengaruhi oleh budaya, persepsi seseorang, perhatian dan

variabel-variabel psikologis lain, yang mengganggu perilaku berkelanjutan serta

memotivasi setiap orang yaang mangalami nyeri untuk mencoba untuk menghentikan

rasa sakit tersebut.

Definisi lain dari Potter dan Perry menyatakan bahwa nyeri merupakan suatu

sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus spesifik bersifat subyektif dan berbeda

antara masing-masing individu karena dipengaruhi oleh faktor psikososial dan kultur

dan endorphin seseorang, sehingga orang tersebut lebih merasakan nyeri (Potter,

2009).
13

Persalinan adalah proses keluarnya bayi dan placenta dari rahim ibu dengan

masa gestasi yang cukup yaitu 38 sampai dengan 42 minggu. Persalinan normal adalah

proses pengeluaran fetus yang dapat hidup (viable), plasenta, dan selaput membrane ke

dunia luar melalui jalan lahir. Persalinan normal adalah lahirnya fetus tunggal yang

aterm, persalinan spontan tanpa induksi dan alat bantu yang terjadi dalam waktu 4-24

jam, serta tidak mengalami komplikasi yang diikuti dengan persalinan plasenta secara

spontan. Persalinan merupakan proses pengeluaran janin, plasenta dan selaput janin

dari rahim ibu. Proses persalinan ditandai dengan adanya rasa nyeri akibat kontraksi

dari rahim yang secara fisiologis terjadi (Orshan, 2008).

Proses persalinan diawali dengan kontraksi rahim yang menimbulkan rasa nyeri

dan tidak nyaman pada ibu yang akan bersalin. Sebagian besar perempuan akan

mengalami nyeri selama persalinan. Rasa nyeri persalinan bersifat individual, setiap

individu akan mempersepsikan rasa nyeri yang berbeda terhadap stimulus yang sama

tergantung pada ambang nyeri yang dimilikinya. Nyeri merupakan sensasi yang tidak

menyenangkan yang diakibatkan oleh saraf sensorik yang terdiri dari dua komponen

fisiologis dan psikologis. Komponen fisiologis merupakan proses penerimaan impuls

oleh saraf sensorik dan menyalurkan ke saraf pusat. Sedangkan komponen psikologis

meliputi rekognisi sensasi, interpretasi rasa nyeri dan reaksi terhadap hasil interpretasi

rasa nyeri tersebut (Lowdermilk, Perry, Cashion, Alden, & Olshansky, 2016).

Nyeri persalinan adalah kontraksi miometrium merupakan proses fisiologis

dengan intensitas yang berbeda pada masing-masing individu (Orshan, 2008). Rasa

nyeri yang dialami selama persalinan bersifat unik pada setiap ibu dapat dipengaruhi

oleh beberapa factor antara lain budaya, takut, kecemasan, pengalaman persalinan

sebelumnya, persiapan persalinan dan dukungan (Potter, 2009).Rasa nyeri pada

persalinan adalah manaifestasi dari adanya kontraksi (pemendekan) otot rahim.


14

Kontraksi inilah yang menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah perut dan

menjalar ke arah paha. Kontraksi ini menyebabkan adanya pembukaan mulut rahim

(serviks). Dengan adanya pembukaan servik ini maka akan terjadi persalinan.

2.2.2 Penyebab Nyeri Persalinan

Sebagaimana proses terjadinya nyeri yaitu adanya kerusakan jaringan yang

diakibatkan oleh beberapa penyebab, maka nyeri persalinan juga terjadi diakibatkan

oleh adanya

1) Penekanan pada ujung-ujung saraf antara serabut otot dari korpus fundus uterus

2) Adanya iskemik miomerium dan serviks karena kontraksi sebagai konsekuensi dari

pengeluaran darah dari uterus atau karena adanya vasokontriksi akibat aktivitas

berlebihan dari saraf simpatis

3) Adanya proses peradangan pada otot uterus

4) Kontraksi pada serviks dan segmen bawah rahim menyebabkan rasa takut yang

memacu aktivitas berlebih dari system saraf simpatis.

5) Adanya dilatasi dari serviks dan segmen bawah rahim. Banyak data yang

mendukung hipotesis nyeri persalinan kala I terutama disebabkan karena dilatasi

serviks dan segmen bawah rahim oleh karena adanya dilatasi, peregangan dan

kemungkinan robekan jaringan selama kontraksi

2.2.3 Teori nyeri

1. Teori Pemisahan (Spcificity Theory) Menurut teori ini, rangsangan sakit masuk ke

medulla spinalis (spinal cord) melalui komu dorsalis yang bersinaps didaerah

posterior, kemudian naik ke traktus lissur, dan menyilang di garis mediankesisi

lainnya, dan berakhir di korteks sensoris tempat rangsangannyeri tersebut diterukan.

2. Teori Pola (Oattern Theory) Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal

ke medullaspinalis dan merangsang aktivitas sel T. Hal ini mengakibatkan suatu


15

respons yang merangsang ke bagian yang lebih tinggi, yait korteksserebri, serta

kontraksi menimbulkan nyeri. Persepsi dipengaruhi olehmodalitas respons dari

reaksi sel

3. Teori Pengendalian Gerbang (Gate Control Theory

Menurut teori ini, nyeri tergantung dari kerja serta saraf besar dankecil yang

keduanya berada dalam akar ganglion dorsalis. Rangsanganpadaserat saraf besar

akan meningkatkan mekanisme aktifitas substansiagelatinosa yang mengakibatkan

tertutupnya pintu mekanisme sehinggaaktifitas sel T terlambat dan menyebabkan

hantaran rangsanganikut terhambat. Rangsangan serat besar dapat langsung

merangsang korteksserebri. Hasil persepsi ini akan ddikembalikan ke dalammedula

spinalismelalui serat eferen dan reaksinya mempengaruhi aktifitas sel T.

Rangsangan serat kecil akan menghambat aktifitas substansia gelatinosadan

membuka pintu mekanisme, sehingga merangsang aktifitas sel Tyang selanjutnya

menghantarkan rangsangan nyeri.

4. Teori Transmisi dan Inhibisi

Adanya stimulus pada nociceptor memulai impuls – impuls saraf, sehingga

transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh neurotransmitteryang spesifik.

Kemudian, inhibisi impuls nyeri menjadi efektif olehimpuls – impuls pada serabut –

serabut besar yang memblok impuls –impuls pada serabut lamban dan endogen

opiate system surpesif. (Yulia Darma,Ika, dkk:2021).

2.2.4 Fisiologi nyeri

Pada kala I persalinan, nyeri disebabkan oleh adanya kontraksi uterus yang

mengakibatkan dilatasi dan penipisan serviks dan iskemia pada uterus. Nyeri akibat
16

dilatasi serviks dan iskemia pada uterus ini adalah nyeri viseral yang diraskan oleh ibu

pada bagian bawah abdomen dan menyebar kedaerah lumbar, punggung dan paha.

Nyeri tersebut dirasakan ibusaat kontraksi dan menurun atau menghilang pada interval

kontraksi.

Pada akhir kala I dan akala II persalinan, nyeri yang diraskanibuadalah nyeri

somatik yang dirasakan pada daerah perinemakibat peregangan pada jaringan

perineum, tarikan peritoneumdan daerahuteroserviksal saat kontrasi, atau penekanan

kandung kemih, usus, danstruktur sensitif panggul oleh bagian terendah janin (Bobak,

2005). Nyeri yang dirasakan ibu terjadi karena adanya transmisi impuls nyeri melalui

saraf tertentu. Pada kal I persalinan, impuls saraf nyeri berasal dari serviksdan corpus

uteri. Impuls nyeri yang berasal dari serviks dan korpus uteri ditransmisikan oleh

serabut syaraf eferenst melalui plektus uterus, pleksuspelvis, pleksus hipogastirik

inferior, middle, posterior dan masuk ke lumbal yang kemudian masuk ke spinal

malalui L1, T12, T11, dan T10. Nyeri yangdirasakan pada daerah perut bagian bawah

dan pinggang yang terjadi padakala I persalinan. Sumber nyeri pada akhir kala I dan

kala II berasal dari saluranhenital bawah, antara lain perineum, anus, vulva dan klitoris.

Impuls nyeri ditrasmisikan melalui saraf pudental menuju s4, s3, dan s2 nyeri

yangdirasakan terutama pada daerah vulva dan sekitarnya serta daerah pinggang.

Pada dasarnya Rasa nyeri pada proses persalinan berbeda dengan rasa nyeri

yang dialami individu pada umumnya. Perbedaan tersebut terletak pada :

1. Proses fisiologis: Nyeri persalinan adalah proses fisiologis, dimana ini terjadi

karena adanya kontraksi akibat proses hormonal dalam persalinan seperti naiknya

kadar oksitoksin, naiknya kadar prostaglandin dan turunya kadar progresteron


17

2. Perempuan dapat mengetahui bahwa ia akan mengalami nyeri saat bersalin apalagi

bila seseorang telah mengalami atau berpengalaman sebelumnya, sehingga hal

tersebut dapat diantisipasi,

3. Pengetahuan yang cukup tentang proses persalinan akan membantu perempuan

untuk mengatasi nyeri persalinan yang bersifat intermiten (sementara),

4. Konsentrasi perempuan pada bayi yang akan dilahirkan akan membuat lebih toleran

terhadap nyeri yang dirasakan saat persalinan, karena ia lebih berfokus pada harapan

kelahiran bayinya

Nyeri yang dialami oleh perempuan dalam persalinan diakibatkan oleh kontraksi

uterus, dilatasi serviks; dan pada akhir kala I dan pada kala II oleh peregangan vagina

dan dasar pelvis untuk menampung bagian presentasi (Maryunani, 2010). Rasa tidak

nyaman (nyeri) selama persalinan kala I disebabkan oleh dilatasi dan penipisan serviks

serta iskemia uterus hal ini dikarenakan penurunan aliran darah sehingga oksigen lokal

mengalami defisit akibat kontraksi arteri miometrium, nyeri ini disebut nyeri viseral.

Sedangkan pada akhir kala I dan kala II, nyeri yang dirasakan pada daerah perineum

yang terjadi akibat peregangan perineum, tarikan peritonium dan daerah uteroservikal

saat kontraksi, penekanan vesika urinaria, usus dan struktur sensitif panggul oleh

bagian terendah janin, nyeri ini disebut nyeri somatik (Lowdermilk, Perry, & Cashion,

2014; (Lowdermilk et al., 2016; (Tal, Taylor, Burney, Mooney, & Giudice, 2015)

Tahap kedua persalinan (Kala II) yakni tahap pengeluaran bayi, ibu mengalami

nyeri somatik atau nyeri pada perineum. Rasa tidak nyaman pada perineum ini timbul

akibat peregangan jaringan perineum akibat tekanan bagaian terendah janin, kandung

kemih, usus atau strukstur sensitif panggul yang lain. Impuls nyeri pada tahap kedua

persalinan (kala II) dihantar melalui saraf pudendal menuju S1-4 dan sistem
18

parasimpatis jaringan perineum. Nyeri yang dirasakan terutama pada daerah vulva dan

sekitarnya serta pinggang (Freudenrich, 2009; (Pearce, 2016).

Nyeri tahap ketiga (kala III) adalah nyeri lokal yang disertai kram dan sensasi

robekan akibat distensi dan laserasi serviks, vagina atau jaringan perineumRasa nyeri

pada alat-alat tubuh didaerah pelvis, terutama pada daerah traktus genitalia interna

disalurkan melalui susunan saraf simpatik menyebabkan kontraksi dan vasokonstriksi.

Sebaliknya saraf parasimpatik mencegah kontraksi dan menyebabkan vasodilatasi.

Oleh karena itu efeknya terhadap uterus yaitu bahwa simpatik menjaga tonus uterus,

sedangkan saraf parasimpatik mencegah kontraksi uterus, jadi menghambat tonus

uterus. Pengaruh dari kedua jenis persarafan ini menyebabkan terjadinya kontraksi

uterus yang intermiten. Rangkaian susunan saraf simpatik daerah pelvik terdiri dari

tiga rangkaian, yaitu rantai sakralis, plexsus haemorhoidalis superior, dan pleksus

hipogastrika superior. (Yulia Darma,Ika, dkk:2021)

2.2.5 Faktor- faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan

Menurut Hidayat (2006)dalam buku ika yulia darma (2021), faktor-faktor yang

mempengaruhi respon nyeri adalah sebagai berikut :

2.2.5.1 Faktor Fisiologis

1. Keadaan Umum

Kondisi fisik yang menurun seperti kelelahan dan malnutrisi dapat

meningkatkan intensitas nyeri yang dirasakan. Dengan demikiandapat

dikatakan didalam proses persalinan

2. Usia

Ibu yang melahirkan pertama kali pada usia tua umumnya akanmengalami

persalinan yang lebih lama dan merasakan lebihnyeri dibandingkan ibu masih

muda. Sehingga dapat dikatakan pada primipara dengan usia tua akan
19

merasakan intensitas nyeri yang lebih tinggi dan persalinana yang lebih lama

dari primipara usia muda.

3.Ukuran Janin

Dikatakan bahwa persalinan dengan ukuran janin yang besar

akanmenimbulkan rasa nyeri yang lebih kuat dari persalinan denganukuran

janin normal. Karena itu dapat disimpulkan bahwa semakinbesar janin semain

lebar diperlukan peregangan jalan lahir sehingganyeri yang diraskaan semakin

kuat.

3. Endorphim

Efek opioid endogen atau endorphin adalah zat seperti opiate yangberasal dari

dalam tubuh yang disekresi oleh medulla andrenal. Endorphin adalah

neurotransmitter yang menghambat pengiriman rangsang nyeri sehingga dapat

menurunkan sensasi nyeri. Tingkatkan endorphin berbeda antara satu orang

dengan orang lainnya. Hal ini yang menyebabkan rasa nyeri seseorang

denganyang lain berbeda

2.2.5.2 Faktor psikologis

1. Takut dan Cemas

Cemas dapat mengakibatkan perubahan fisiologis seperti spasmeotot,

vasokontriksi dan mengakibatkan pengeluaran substansi.

2. Arti nyeri bagi individu

penyebabkan Arti nyeri bagi indvidu adalah penilaian seseorang terhadapnyeri

yang dirasakan. Hal ini sangat berbeda antara satu orang denganyang lainnya,

karena nyeri merupakan pengalaman yang sangat individual dan bersifat

subjektif.
20

3. Kemampuan kontrol diri

Kemampuan kontrol diartikan sebagai suatu kepercayaan bahwaseseorang

mempunyai sistem kontrol terhadap suatu permasalahsehingga dapat

mengendalikan diri dan dapat mengambil tindakan guna menghadapi

persalinan sehingga tidak akan terjadi respon psikologis yang berlebihan

seperti ketakutan dan kecemasan yang dapat mengganggu proses persalinan.

4. Fungsi Kognitif

Dijelaskan bahwa perbedaan respon seseorang dalam menghadapi suatu

permasalah atau rangsang berhubungan dengan fungsi koknitif. Suasana

kognitif dapat mempengaruhi respon dan perilaku seseorang terhadap suatu

permasalahan atau rangsang.

5. Percaya Diri

Percaya diri adalah keyakinan pada diri seseorang bahwa ia akan mampu

menghadapi suatu permasalahan dengan suatu tindakan atau perilaku yang

akan dilakukan dikatakan pula jika ibu percaya bahwa ia akan memerlukan

upaya minimal untuk mengurangi nyeri yang dirasakan. Dengan kata lain

bahwa percaya diri yang tinggi dapat menghadapi rasa nyeri yang timbul

selama persalinan dan mampu mengurangi intensitas nyeri yang dirasakan

(Yulia Darma,Ika, dkk:2021)

2.2.6 Dampak nyeri persalinan

Dampak nyeri persalinan : Persalinan umumnya disertai dengan adanya nyeri

akibat kontraksi uterus. Intensitas nyeri selama persalinan dapat mempengaruhi

prosespersalinan, dan kesejahteraan janin. Nyeri persalinan dapat merangsang pelepas

mediator kimiawi seperti prostaglandin, leukotrien, trombokan, histamin, bradikinin,

substansi P, dan seronim akan membangkitkanstresyang menimbulkan sekresi hormon


21

seperti katekolamin dan steroid denganakibat vasokonstriksi pembuluh darah sehingga

kontraksi uterus melemah. Sekresi hormon tersebut yang berlebihan akan

menimbulkan gangguansirkulasi utero plasenta sehingga terjadi hipoksia janin.

Nyeri persalinan dapat menimbulkan stres yang menyebabkan pelepasan

hormon yang berlebihan seperti ketokolamin dan steroid. Hormonini dapat

menyebabkan terjadinya ketegangan otot polos dan vasokonstriksi pembuluh darah.

Hal ini dapat mengakibatkan penurunan kontraksi uterus, penurunan sirkulasi

uteroplasenta, pengurangan aliran darah, dan oksigenke uterus, serta timbulnya iskemia

uterus yang membuat impuls nyeri bertambah banyak (Farrer, 2001).

Nyeri persalinan juga dapat menyebabkan timbulnya hiperventilasi sehingga

kebutuhan oksigen meningkat, kenaikan tekanan darah, danberkurangnya motilitas

usus serta vesika urinaria. Keadaan ini akanmerangsang peningkatan katekolamin yang

dapat menyebabkan gangguanpada kekuatan kontraksi uterus sehingga terjadi inersia

uteri. Apabila nyeri persalinan tidak diatasi akan menyebabkan terjadinya partus lama.

( Rejeki,Sri.2020).

2.2.7 Intensitas nyeri

Nyeri atau rasa sakit merupakan suatu pengalaman sensorik dan emosional yang

tidak menyenangkan, biasanya berkaitan dengan adanya kerusakan jaringan atau yang

berpotensi menimbulkan kerusakan jaringan tubuh. Nyeri merupakan kondisi yang

membuat seseorang merasa tidak nyaman bahkan bisa berlanjut menimbulkan

gangguan rasa aman atau terancam kehidupan. Rasa nyeri sangat individual, banyak

faktor yang mempengaruhi sehingga menimbulkan pressepsi yang berbeda-beda antara

individu satu dengan lainya. Sehingga penengkajian bisa berbeda-beeda pula

tergantung siapa yang akan kita kaji, berapa umur, apa ras dan dalam kondisi yang

bagaimana (Loretz, 2005; (Mander, 1992; (Muttaqin, 2008).


22

Ada beberapa cara pengkajian nyeri

1 Pengkajian Nyeri berdasakan PQRST

2 skala Wong-Baker FACES Pain Rating Scale

3 Skala Nyeri 0-10 (Comparative Pain Scale).

4 Self-report measure

5 Verbal Rating Scale (VRS)

6 Numeral rating scale (NRS)

1. Cara Pengkajian Nyeri Berdasarkan PQRST

Gambar 2.3 Cara Pengkajian Nyeri Berdasarkan PQRST

Akronim PQRST ini digunakan untuk mengkaji keluhan nyeri pada pasien yang

meliputi (Muttaqin, 2008). :

a. Provokes/palliates : Pengkajian provokatif/paliatif dapat dikaji dengan

menanyakan apa yang menyebabkan nyeri? Apa yang membuat nyerinya lebih

baik? apa yang menyebabkan nyerinya lebih buruk? apa yang anda lakukan saat

nyeri? apakah rasa nyeri itu membuat anda terbangun saat tidur?.

b. Quality : Mengkaji Qualitas/ quantitas rasa nyeri dapat dilakukan dengan

mengkaji Seberapa berat keluhan nyeri yang dirasakan pasien? bisakah anda

menggambarkan rasa nyerinya? apakah seperti diiris, tajam, ditekan, ditusuk

tusuk, rasa terbakar, kram, kolik, diremas? (biarkan pasien mengatakan dengan

kata-katanya sendiri.

c. Region and Radiates: Region atau radiasi merupakan lokasi dimana keluhan

nyeri tersebut dirasakan atau ditemukan.Radiasi diilihat dengan menanykan


23

apakah nyeri juga dirasakanmenyebar ke daerah lain, atau menyebar kedaerah

yang lebih luas apakah nyerinya menyebar? Menyebar kemana? Apakah nyeri

terlokalisasi di satu titik atau bergerak?

d. Scale / Severity : Skala Severity dartikan sebagai skala kegawatan yang dapat

dilihat menggunakan CPOT untuk gangguan kesadaran atau skala nyeri ukuran

lain yang berkaitan dengan keluhan pasien seberapa parah nyerinya? Dari

rentang skala 0-10 dengan 0 tidak ada nyeri dan 10 adalah nyeri hebat

e. Time : Timing merupakan catatan waktu dimana kita akan menayakan kapan

keluhan nyeri tersebut mulai ditemukan / dirasakan, seberapa sering keluhan

nyeri tersebut dirasakan / terjadi. Ditanyakan juga apakah terjadi secara

mendadak atau bertahapkapan nyeri itu timbul? apakah onsetnya cepat atau

lambat? berapa lama nyeri itu timbul? apakah terus menerus atau hilang

timbul? apakah pernah merasakan nyeri ini sebelumnya?apakah nyerinya sama

dengan nyeri sebelumnya atau berbeda?

2. Skala Wong-Baker FACES Pain Rating

Scale Wong-Baker FACES Pain Rating Scale adalah cara mengkaji tingkat

nyeri dengan melihat ekspresi wajah saat nyeri dirasakan. Skala nyeri yang satu ini

tergolong mudah untuk dilakukan karena hanya dengan melihat ekspresi wajah

pasien pada saat bertatap muka tanpa kita menanyakan keluhannya (Loretz, 2005;

(Muttaqin, 2008). Penilaian skala nyeri ini dianjurkan untuk usia 3 tahun ke atas.

Berikut skala nyeri yang kita nilai berdasarkan ekspresi wajah: skala nyeri

Skala nyeri berdasarkan ekspresi wajah Penilaian Skala nyeri dari kiri ke kanan: 1)

Wajah Pertama : Sangat senang karena ia tidak merasa sakit sama sekali. 2) Wajah

Kedua : Sakit hanya sedikit. 3) wajah ketiga : Sedikit lebih sakit. 4) Wajah
24

Keempat : Jauh lebih sakit. 5) Wajah Kelima : Jauh lebih sakit banget. 6) Wajah

Keenam : Sangat sakit luar biasa sampai-sampai menangis.

3. Comparative Pain Scale (Skala Nyeri 0-10)

Rasa nyeri seseorang berbeda-beda antar satu dengan lainya. Nyeri yang

dirasakan seseorang memiliki tingkatan, yaitu nyeri ringan, nyeri sedang, atau nyeri

berat. Lebih lanjut kita istilahkan sebagai Skala Nyeri (Loretz, 2005; (Muttaqin,

2008). Praktisi kesehatan harus dapat mengetahui tingkat nyeri atau seberapa besar

nyeri dirasakan oleh pasein. Skala nyeri ini akan membantu praktisi kesehatan

dalam menentukan sebserapa besar nyeri dirasakan oleh pasien, membedakan

tingkat beratnya suatu penyakit sehingga dapat membantu menegakkan diagnosis

yang akurat, membantu merencanakan intervensi keperawatan atau pengobatan

yang tepat, dan mengevaluasi efektivitasintervensi keperawatan dan pengobatan

yang telah diberikan (Muttaqin, 2008). Penilaian tingkat nyeri dengan

menggunakan Skala Nyeri 0-10 (Comparative Pain Scale) (Loretz, 2005).

1. 0 = Tidak ada rasa sakit. Merasa normal.

2. 1 nyeri hampir tak terasa (sangat ringan) = Sangat ringan, seperti gigitan

nyamuk. Sebagian besar waktu Anda tidak pernah berpikir tentang rasa sakit.

3. 2 ( tidak menyenangkan )= nyeri ringan, seperti cubitan ringan pada kulit

4. Nyeri hampir 3 (bisa ditoleransi) = nyeri Sangat terasa, seperti pukulan ke

hidung menyebabkan hidung berdarah, atau suntikan oleh dokter.

5. 4 (menyedihkan) = Kuat, nyeri yang dalam, sedikit mendesis seperti sakit gigi

atau rasa sakit dari sengatan lebah.

6. 5 (sangat menyedihkan) = Kuat, dalam, nyeri yang menusuk, seperti

pergelangan kaki terkilir


25

7. 6 (intens) = Kuat, dalam, nyeri yang menusuk begitu kuat sehingga tampaknya

sebagian mempengaruhi sebagian indra Anda, menyebabkan tidak fokus,

komunikasi terganggu.

8. 7 (sangat intens) = Sama seperti 6 kecuali bahwa rasa sakit benar- benar

mendominasi indra pasien. Hal ini menyebabkan pasien tidak dapat

berkomunikasi dengan baik dan tak mampu melakukan perawatan diri.

9. 8 (benar-benar mengerikan) = Nyeri begitu kuat sehingga Anda tidak lagi

dapat berpikir jernih, dan sering mengalami perubahan kepribadian yang parah

jika sakit datang dan berlangsung lama.

10. 9 (menyiksa tak tertahankan) = Nyeri begitu kuat sehingga Anda tidak bisa

mentolerirnya dan sampai-sampai menuntut untuk segera menghilangkan rasa

sakit apapun caranya, tidak peduli apa efek samping atau risikonya.

11. 10 (sakit tak terbayangkan tak dapat diungkapkan) = Nyeri begitu kuat tak

sadarkan diri. Kebanyakan pasien tidak pernah mengalami skala rasa sakit ini.

Karena biasanya pasien sudah keburu pingsan. Sebagai contoh pada pasien

yang mengalami kecelakaan parah, tangan hancur, dan kesadaran akan hilang

sebagai akibat dari rasa sakit yang luar biasa parah.

Untuk kemudahan penilaian dapat dilakukan dengan Pengelompokan, yaitu

a) Skala nyeri 1-3 berarti Nyeri Ringan (masih bisa ditahan, aktifitas tak

terganggu)

b) Skala nyeri 4-6 berarti Nyeri Sedang (menganggu aktifitas fisik)

c) Skala nyeri 7-10 berarti Nyeri Berat. Biasanya pasien tidak dapat

melakukan aktifitas secara mandiri.

4. Verbal Rating Scale


26

(VRS) Verbal Rating Scale (VRS) merupakan cara pemeriksaan intensitas

nyeri dengan menggunakan angka pada setiap kata yang sesuai. Umumnya

penilaian diberikan dengan angka pada setiap kata sifat sesuai dengan intensitas

nyeri yang dirasakan oleh pasien. VRS juga merupakan alat ukur yang

menggunakan kata sifat untuk menggambarkan tingkat rasa nyeri pada setiap

intensitas yang berbeda.

Cara penilaian yaitu dari range dari “none/no pain” hingga”extrem pain/nyeri

hebat/very severe” (Loretz, 2005).

Penilaian Score

None (tidak adanyeri) 0


Mild (kurang nyeri) 1
Moderate (rasa nyeri yang sedang) 2
Severe (Nyeri yang berat/hebat)
Very severe (nyeri yang tidak 3
tertahankan/sangat hebat) 4
Kelemahan/keterbatasan dari VRS yaitu adanya ketidak mampuan pasien

utnuk menghubungkan kata sifat yang tepat untuk menilai rasa nyerinya. Selain itu

juga apabila pasein buta huruf/mengenali angka yang dapat digunkan untuk

mewakili rasa nyeri.

5. Visual Analogue Scale (VAS)

Visual Analogue Scale (VAS) merupakan alat pengukuran rasa nyeri yaitu

untuk mengukur intensitas/tingkat nyeri yang dirasakan pasien. VAS dilakukan

dengan cara khusus yaitu membuat 10-15 cm garis, dimana ssetiap ujungnya

ditandai dengan level intensitas nyeri. Ujung sebelah kiri diberi tanda tidak ada

nyeri/ “no pain” dan ujung kanan diberi tanda nyeri hebat/ “bad pain”. Pasien

diminta untuk menandai garis tersebut sesuai dengan level nyeri yang dirasakan.

Selanjutnya jarak penandaan diukur dari batas kiri hingga pada tanda yang dibuat
27

oleh pasien (ukuran mm), dan ini merupakan score yang menunjukkan level nyeri

yang dirasakan oleh pasien (Loretz, 2005).

6. Numeral Rating Scale (NRS)

Numerik Rating Scale (NRS) adalah alat ukur tingkat nyeri dimana cara

penilaian dengan meminta pasien untuk menilai rasa nyeri yang dirasakan sesuai

dengan level/tingkatan rasa nyerinya. Pada metode ini intensitas nyeri akan

ditanyakan kepada pasien, kemudian pasien diminta untuk menunjuk angka sesuai

dengan derajat/tingkat nyeri yang dirasakan. Derajat nyeri diukur dengan skala 0-

10 (Loretz, 2005). Tingkat nyeri diukur atas dasar: tidak nyeri (none: 0), sedikit

nyeri (mild: 1-3), nyeri sedang (moderate: 4-6) dan nyeri hebat (severe: 7-10)

( Rejeki,Sri.2020).

2.2.8.Strategi penatalaksanaan nyeri

2.2.8.1Farmakologis

Dalam buku Sri rejeki (2020 ) Penatalaksanaan nyeri secara farmakologi

melibatkan penggunaan opiat (narkotik), nonopiat/ obat AINS (anti inflamasi

nonsteroid), obat-obat adjuvans atau koanalgesik. Analgesik opiat mencakup

derivat opium, seperti morfin dan kodein. Narkotik meredakan nyeri dan

memberikan perasaan euforia. Semua opiat menimbulkan sedikit rasa kantuk pada

awalnya ketika pertama kali diberikan, tetapi dengan pemberian yang teratur, efek

samping ini cenderung menurun. Opiat juga menimbulkan mual, muntah,

konstipasi, dan depresi pernapasan serta harus digunakan secara hati hati pada klien

yang mengalami gangguan pernapasan (Muttaqin, 2008). Non opiat (analgesik non-
28

narkotik) termasuk obat AINS seperti aspirin dan ibuprofen. Nonopiat mengurangi

nyeri dengan cara bekerja di ujung saraf perifer pada daerah luka dan menurunkan

tingkat mediator inflamasi yang dihasilkan di daerah luka.

Analgesik adjuvans adalah obat yang dikembangkan untuk tujuan selain

penghilang nyeri tetapi obat ini dapat mengurangi nyeri kronis tipe tertentu selain

melakukan kerja primernya. Sedatif ringan atau obat penenang, sebagai contoh,

dapat membantu mengurangi spasme otot yang menyakitkan, kecemasan, stres, dan

ketegangan sehingga klien dapat tidur nyenyak. Antidepresan digunakan untuk

mengatasi depresi dan gangguan alam perasaan yang mendasarinya, tetapi dapat

juga menguatkan strategi nyeri lainnya

2.2.8.2 Nonfarmakologis

1 Stimulasi dan masase kutaneus

Masase adalah stimulasi kutaneus tubuh secara umum, sering dipusatkan pada

punggung dan bahu. Masase tidak secara spesifik menstimulasi reseptor tidak

nyeri pada bagian yang sama seperti reseptor nyeri tetapi dapat mempunyai

dampak melalui sistem kontrol desenden. Masase dapat membuat pasien lebih

nyaman karena menyebabkan relaksasi otot (Brunner et al., 2010).

2 Terapi es dan panas

Terapi es dapat menurunkan prostaglandin, yang memperkuat sensitivitas

reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera dengan menghambat proses

inflamasi. Penggunaan panas mempunyai keuntungan meningkatkan aliran

darah ke suatu area dan kemungkinan dapat turut menurunkan nyeri dengan

mempercepat penyembuhan. Baik terapi es maupun terapi panas harus

digunakan dengan hati-hati dan dipantau dengan cermat untuk menghindari

cedera kulit (Brunner et al., 2010).


29

3 Trancutaneus electric nerve stimulation

Trancutaneus electric nerve stimulation (TENS) menggunakan unit yang

dijalankan oleh baterai dengan elektroda yang dipasang pada kulit untuk

menghasilkan sensasi kesemutan, menggetar atau mendengung pada area nyeri.

TENS dapat digunakan baik untuk nyeri akut maupun nyeri kronis (Brunner et

al., 2010).

4 Distraksi

Distraksi yang mencakup memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu selain

pada nyeri dapat menjadi strategi yang berhasil dan mungkin merupakan

mekanisme yang bertanggung jawab terhadap teknik kognitif efektif lainnya.

Seseorang yang kurang menyadari adanya nyeri atau memberikan sedikit

perhatian pada nyeri akan sedikit terganggu oleh nyeri dan lebih toleransi

terhadap nyeri. Distraksi diduga dapat menurunkan persepsi nyeri dengan

menstimulasi sistem kontrol desenden, yang mengakibatkan lebih sedikit stimuli

nyeri yang ditransmisikan ke otak (Brunner et al., 2010).

5 Teknik relaksasi

Relaksasi otot skeletal dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan merilekskan

ketegangan otot yang menunjang nyeri. Hampir semua orang dengan nyeri

kronis mendapatkan manfaat dari metode relaksasi. Periode relaksasi yang

teratur dapat membantu untuk melawan keletihan dan ketegangan otot yang

terjadi dengan nyeri kronis dan yang meningkatkan nyeri (Brunner et al., 2010).

6 Imajinasi terbimbing

Imajinasi terbimbing adalah mengggunakan imajinasi seseorang dalam suatu

cara yang dirancang secara khusus untuk mencapai efek positif tertentu.

Sebagai contoh, imajinasi terbimbing untuk relaksasi dan meredakan nyeri


30

dapat terdiri atas menggabungkan napas berirama lambat dengan suatu

bayangan mental relaksasi dan kenyamanan (Brunner et al., 2010).

7 Hipnosis

Hipnosis efektif dalam meredakan nyeri atau menurunkan jumlah analgesik

yang dibutuhkan pada nyeri akut dan kronis. Keefektifan hipnosis tergantung

pada kemudahan hipnotik individu. ( Rejeki,Sri.2020)

2.3 Persalinan

2.3.1 Pengertian Persalinan

Dalam pengertian sehari-hari persalinan sering diartikan serangkaian kejadian

pengeluaran bayi yang sudah cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan

selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, berlangsung

dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri).(Kurniarum, Ari:2016)

Menurut (Ari Kurniarum ((2016) Ada beberapa pengertian persalinan, yaitu sebagai

berikut :

1. Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan serangkaian

perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melaui jalan lahir

(Moore, 2001)

2. Persalinan adalah suatu proses dimana seorang wanita melahirkan bayi yang

diawali dengan kontraksi uterus yang teratur dan memuncak pada saat pengeluaran

bayi sampai dengan pengeluaran plasenta dan selaputnya dimana proses persalinan

ini akan berlangsung selama 12 sampai 14 jam (Mayles, 1996).

3. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari

dalam uterus ke dunia luar (Prawirohardjo, 2002).


31

4. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang

2.3.2 Etiologi persalinan

Sebab terjadinya persalinan sampai kini masih merupakan teori – teori yang

kompleks. Faktor– faktor humoral, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi

uterus, pengaruh syaraf dan nutrisi di sebut sebagai faktor – faktor yang

mengakibatkan persalinan mulai. Menurut Wiknjosastro (2006) mulai dan

berlangsungnya persalinan, antara lain:

1. Teori penurunan hormon Penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron yang

terjadi kira – kira 1 – 2 minggu sebelum partus dimulai. Progesterone bekerja

sebagai penenang bagi otot – otot uterus dan akan menyebabkan kekejangan

pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesterone turun.

2. Teori plasenta menjadi tua Villi korialis mengalami perubahan – perubahan,

sehingga kadar estrogen dan progesterone menurun yang menyebabkan kekejangan

pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.

3. Teori berkurangnya nutrisi pada janin Jika nutrisi pada janin berkurang maka hasil

konsepsi akan segera di keluarkan.

4. Teori distensi rahim Keadaan uterus yang terus menerus membesar dan menjadi

tegang mengakibatkan iskemia otot – otot uterus. Hal ini mungkin merupakan

faktor yang dapat menggangu sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta menjadi

degenerasi.

5. Teori iritasi mekanik Tekanan pada ganglio servikale dari pleksus frankenhauser

yang terletak di belakang serviks. Bila ganglion ini tertekan, kontraksi uterus akan

timbul. f Induksi partus (induction of labour)

2.3.3 Tanda- tanda persalinan


32

Timbulnya kontraksi uterus Biasa juga disebut dengan his persalinan yaitu his

pembukaan yang mempunyai sifat sebagai berikut :

1) Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian depan.

2) Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan

3) Sifatnya teratur, inerval makin lama makin pendek dan kekuatannya makin besar

4) Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan cervix.

5) Makin beraktifitas ibu akan menambah kekuatan kontraksi. Kontraksi uterus yang

mengakibatkan perubahan pada servix (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit).

Kontraksi yang terjadi dapat menyebabkan pendataran, penipisan dan pembukaan

serviks.

Tanda-tanda persalinan Yang merupakan tanda pasti dari persalinan adalah :

1. Penipisan dan pembukaan servix Penipisan dan pembukaan servix ditandai dengan

adanya pengeluaran lendir dan darah sebagai tanda pemula.

2. Bloody Show (lendir disertai darah dari jalan lahir) Dengan pendataran dan

pembukaan, lendir dari canalis cervicalis keluar disertai dengan sedikit darah.

Perdarahan yang sedikit ini disebabkan karena lepasnya selaput janin pada bagian

bawah segmen bawah rahim hingga beberapa capillair darah terputus.

3. Premature Rupture of Membrane Adalah keluarnya cairan banyak dengan

sekonyong-konyong dari jalan lahir. Hal ini terjadi akibat ketuban pecah atau

selaput janin robek. Ketuban biasanya pecah kalau pembukaan lengkap atau hampir

lengkap dan dalam hal ini keluarnya cairan merupakan tanda yang lambat sekali.

Tetapi kadang-kadang ketuban pecah pada pembukaan kecil, malahan kadang-

kadang selaput janin robek sebelum persalinan. Walaupun demikian persalinan

diharapkan akan mulai dalam 24 jam setelah air ketuban keluar.(Kurniarum,

Ari:2016)
33

2.3.4 Jenis- jenis persalinan

1. Persalinan Spontan Yaitu persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu

sendiri, melalui jalan lahir ibu tersebut.

2. Persalinan Buatan Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya

ekstraksi forceps, atau dilakukan operasi Sectio Caesaria

3. Persalinan Anjuran Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru

berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin.

(Kurniarum, Ari:2016)

2.3.5 Tanda- tanda persalinan

Timbulnya kontraksi uterus Biasa juga disebut dengan his persalinan yaitu his

pembukaan yang mempunyai sifat sebagai berikut:

1. Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian depan.

2. Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan

3. Sifatnya teratur, inerval makin lama makin pendek dan kekuatannya makin besar

4. Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan cervix.

5. Makin beraktifitas ibu akan menambah kekuatan kontraksi. Kontraksi uterus yang

mengakibatkan perubahan pada servix (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit).

Kontraksi yang terjadi dapat menyebabkan pendataran, penipisan dan pembukaan

serviks.

Tanda-tanda persalinan Yang merupakan tanda pasti dari persalinan adalah :

1. Penipisan dan pembukaan servix Penipisan dan pembukaan servix ditandai dengan

adanya pengeluaran lendir dan darah sebagai tanda pemula.

2. Bloody Show (lendir disertai darah dari jalan lahir) Dengan pendataran dan

pembukaan, lendir dari canalis cervicalis keluar disertai dengan sedikit darah.
34

Perdarahan yang sedikit ini disebabkan karena lepasnya selaput janin pada bagian

bawah segmen bawah rahim hingga beberapa capillair darah terputus.

3. Premature Rupture of Membrane Adalah keluarnya cairan banyak dengan

sekonyong-konyong dari jalan lahir. Hal ini terjadi akibat ketuban pecah atau

selaput janin robek. Ketuban biasanya pecah kalau pembukaan lengkap atau hampir

lengkap dan dalam hal ini keluarnya cairan merupakan tanda yang lambat sekali.

Tetapi kadang-kadang ketuban pecah pada pembukaan kecil, malahan kadang-

kadang selaput janin robek sebelum persalinan. Walaupun demikian persalinan

diharapkan akan mulai dalam 24 jam setelah air ketuban keluar.

2.3.6 Faktor yang mempengaruhi persalinan

1. Passage (Jalan Lahir)

Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar panggul,

vagina, dan introitus (lubang luar vagina). Bidang hodge adalah bidang semu sebagai

pedoman untuk menentukan kemajuan persalinan yaitu seberapa jauh penurunan

kepala melalui pemeriksaan dalam/vagina toucher (VT), Adapun bidang hodge

sebagai berikut:

1. Hodge I : Bidang yang setinggi dengan Pintu Atas Panggul (PAP) yang dibentuk

oleh promontorium, artikulasio-iliaca, sayap sacrum, linea inominata, ramus

superior os pubis, tepi atas symfisis pubis

2. Hodge II : Bidang setinggi pinggir bawah symfisis pubis berhimpit dengan PAP

(Hodge I)

3. Hodge III : Bidang setinggi spina ischiadika berhimpit dengan PAP (Hodge I)

4. Hodge IV : Bidang setinggi ujung os soccygis berhimpit dengan PAP (HodgeI)

Ukuran-Ukuran Panggul :

1. Panggul luar
35

a.Distansia Spinarum yaitu diameter antara kedua Spina Iliaka anterior superior

kanan dan kiri ; 24-26 cm

b.Distansia kristarum yaitu diameter terbesar antara kedua crista iliaka kanan

dan kiri : 28-30 cm

c.Distansia boudeloque atau konjugata eksterna yaitu diameter antara lumbal ke-

5 dengan tepi atas sympisis pubis : 18-20 cm

d.Lingkar panggul yaitu jarak antara tepi atas sympisis pubis ke pertengahan

antara trokhanter dan spina iliaka anterior superior kemudian ke lumbal ke-5

kembali ke sisi sebelahnya sampai kembali ke tepi atas sympisis pubis. Diukur

dengan metlin. Normal: 80-90 cm

2. Panggul dalam

a. Pintu atas panggul

a) Konjugata Vera atau diameter antero posterior yaitu diameter antara

promontorium dan tepi atas symfisis: 11 cm. Konjugata obstetrika adalah

jarak antara promontorium dengan pertengahan symfisis pubis.

b) Diameter transversa (melintang), yaitu jarak terlebar antara kedua linea

inominata: 13 cm

c) Diameter oblik (miring) yaitu jarak antara artikulasio sakro iliaka dengan

tuberkulum pubicum sisi yang bersebelah : 12 cm

b. Bidang tengah panggul

a) Bidang luas panggul terbentuk dari titik tengah symfisis, pertengahan

acetabulum dan ruas sacrum ke-2 dan ke-3. Merupakan bidang yang

mempunyai ukuran paling besar, sehingga tidak menimbulkan masalah

dalam mekanisme penurunan kepala. Diameter anteroposterior 12,75 cm,

diameter tranversa 12,5 cm.


36

b) Bidang sempit panggul. Merupakan bidang yang berukuran kecil,

terbentang dari tepi bawah symfisis, spina ischiadika kanan dan kiri, dan 1-

2 cm dari ujung bawah sacrum. Diameter antero-posterior : 11,5 cm ;

diameter tranversa : 10 cm.

c. Pintu bawah panggul

a) Terbentuk dari dua segitiga denan alas yang sama, yaitu diameter tuber

ischiadikum. Ujung segitiga belakang pada ujung os sacrum, sedangkan

ujung segitiga depan arkus pubis.

b) Diameter antero posterior yaitu ukuran dari tepi bawah symfisis ke ujung

sacrum : 11,5 cm

c) Diameter tranversa: jarak antara tuber ischiadikum kanan dan kiri : 10,5

cm

d) Diameter sagitalis posterior yaitu ukuran dari ujung sacrum ke pertengahan

ukuran tranversa : 7,5 cm

d. Inklinatio pelvis

Adalah kemiringan panggul, sudut yang terbentuk antara bidang semu

pintu atas panggul dengan garis lurus tanah sebesar 55-60 derajat. Empat

jenis panggul dasar dikelompokkan sebagai berikut:

a) Ginekoid (tipe wanita klasik)

b) Android (mirip panggul pria)

c) Antropoid (mirip panggul kera anthropoid)

d) Platipeloid (panggul pipih)

2. Passenger (Janin dan Plasenta)

Pasenger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi

beberapa faktor, yakni ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi janin.
37

Karena plasenta juga harus melewati jalan lahir, maka ia dianggap juga sebagai

bagian dari pasenger yang menyertai janin. Namun plasenta jarang menghambat

proses persalinan pada kehamilan normal.

Ukuran Kepala Janin :

1. Diameter

a. Diameter Sub Occipito Bregmatika 9,5 cm

b. Diameter occipitofrontalis. Jarak antara tulang oksiput dan frontal, ± 12 cm

c. Diameter vertikomento / supraoksipitomental / mento occipitalis ± 13,5 cm,

merupakan diameter terbesar terjadi pada presentasi dahi

d. Diameter submentobregmatika ± 9,5 cm/Diameter anteroposterior pada

presentasi muka Diameter melintang pada tengkorak janin adalah:

a) Diameter Biparietalis 9,5 cm

b) Diameter Bitemporalis ± 8 cm

2. Ukuran Circumferensia (Keliling)

a. Circumferensial fronto occipitalis ± 34 cm 32

b. Circumferensia mento occipitalis ± 35 cm

c. Circumferensia sub occipito bregmatika ± 32 cm

3.Ukuran badan lain :

1. Bahu

a. Jaraknya ± 12 cm (jarak antara kedua akromion)

b. Lingkaran bahu ± 34 cm

2. Bokong

a. Lebar bokong (diameter intertrokanterika) ± 12 cm

b. Lingkaran bokong ± 27 cm
38

3. Presentasi Janin

Presentasi adalah bagian jain yang pertama kali memasuki pintu atas panggul

dan terus melalui jalan lahir saat persalinan mencapai aterm. Bagian presentasi

adalahbagian tubuh janin yang pertama kali teraba oleh jari pemeriksa saat

melakukan pemeriksaan dalam. Faktor-faktor yang menentukan bagian presentasi

adalah letak janin, sikap janin, dan ekstensi atau fleksi kepala janin.

1. Letak Janin

Letak adalah hubungan antarasumbu panjang (punggung) janin terhadap

sumbu panjang (punggung ibu). Ada dua macam letak (1) memanjang atau

vertikal, dimana sumbu panjang janin paralel dengan sumbu panjang ibu; (2)

melintang atau horizontal, dimana sumbu panjang janin membentuk sudut

terhadap sumbu panjang ibu. Letak memanjang dapat berupa presentasi kepala

atau presentasi sacrum (sungsang). Presentasi in tergantung pada struktur janin

yang pertama memasuki panggul ibu.

2. Sikap Janin

Sikap adalah hubungan bagian tubuh janin yang satu dengan bagian tubuh

yang lain. Janin mempunyai postur yang khas (sikap) saat berada dalam rahim.

Hal ini sebagian merupakan akibat pola pertumbuhan janin dan sebagian akibat

penyesuaian janin terhadap bentuk rongga rahim. Pada kondisi normal, punggung

janin sangat fleksi kepala fleksi ke arah dada, dan paha fleksi kearah sendi lutut.

Sikap ini disebut fleksi umum. Tangan disilangkan di depan toraks dan tali pusat

terletak diantara lengan dan tungkai. Penyimpangan sikap normal dapat

menimbulkan kesulitan saat anak dilahirkan. Misalkan pada presentasi kepala,

kepala janin dapat berada dalam sikap ekstensi atau fleksi yang menyebabkan

diameter kepala berada dala posisi yang tidak menguntungkan terhadap batas-
39

batas pangul ibu. Diameter biparietal adalah diameter lintang terbesar kepala

janin. Dari semua diameter anteroposterior, terlihat bahwa sikap ekstensi atau

fleksi memungkinkan bagian presentasi dengan ukuran diameter memasuki

panggul ibu. Kepala yang berada dalam sikap fleksi sempurna memungkinkan

diameter suboksipitobregmatika (diameter terkecil) memasuki panggul dengan

mudah.

3. Posisi Janin

Posisi adalah hubungan antara bagian presentasi (oksiput, sacrum,

mentum/dagu, sinsiput/puncak kepala yang defleksi/menengadah) terhadap empat

kuadran panggul ibu. Yaitu posisi oksipito Anterior Kanan (OAKa). Oksipito

tranversa kanan (OTKa), oksipito posterior kanan (OPKa), oksipito posterior kiri

(OPKi), oksipito tranversa kiri (OTKi), oksipito anterior kiri (OAKi).

Engagement menunjukkan bahwa diameter tranversa terbesar bagian

presentasi telah memasuki pintu atas panggul. Pada presentasi kepala yang fleksi

dengan benar, diameter biparietal meruakan diameter terbesar.

4. Power (Kekuatan)

Kekuatan terdiri dari kemampuan ibu melakukan kontraksi involunter dan

volunter secara bersamaan untuk mengeluarkan janin dan plasenta dari uterus.

Kontraksi involunter disebut juga kekuatan primer, menandai dimulainya

persalinan. Apabila serviks berdilatasi, usaha volunter dimulai untuk mendorong,

yang disebut kekuatan sekunder, dimana kekuatan ini memperbesar kekuatan

kontraksi involunter.

5. Posisi Ibu
40

Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan. Posisi

tegak memberikan sejumlah keuntungan yaitu mengubah posisi membuat rasa letih

hilang, memberi rasa nyaman, dan memperbaiki sirkulasi. Posisi tegak meliputi

posisi berdiri, berjalan, duduk, jongkok. Posisi tegak memungkinkan gaya gravitasi

membantu penurunan janin.

6. Psikologis

Wanita bersalin biasanya akan mengutarakan kekhawatirannya jika ditanya.

Perilaku dan penampilan wanita serta pasangannya merupakan petunjuk berharga

tentang jenis dukungan yang akan diperlukannya.

2.3.6 Pembagian Tahap Persalinan

1 . Persalinan kala I

Menurut azwar (2004), dalam buku (herry, Rosyati: 2017) persalinan kala I

adalah pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan

lengkap. Dengan ditandai dengan :

a. Penipisan dan pembukaan serviks

b. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi

minimal 2 kali dalam 10 menit).

c. Keluarnya lendir bercampur darah. Menurut wiknjosasto,

Kala pembukaan di bagi atas 2 fase yaitu :

a. Fase laten

Pembukaan serviks berlangsung lambat, di mulai dari pembukaan 0 sampai

pembukaan 3 cm, berlangsung kira – kira 8 jam

b. Fase aktif Dari pembukaan 3 cm sampai pembukaan 10 cm, belangsung kira-

kira 7 cm. Di bagi atas :

a. Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam, pembukaan 3 cm menjadi 4.


41

b. Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung

sangat cepat, dari pembukaan 4 cm menjadi 9 cm

c. Fase deselarasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan jadi

10 cm

Kontraksi menjadi lebih kuat dan sering pada fase aktif. Keadaan

tersebut dapat dijumpai pada primigravida maupun multigravida, tetapi pada

multigravida fase laten, fase aktif das fase deselerasi terjadi lebih pendek.

Primigravida Osteum uteri internum akan membuka terlebih dahulu sehingga

serviks akan mendatar dan menipis. Keadaan osteum uteri eksternal

membuka, berlangsung kira – kira 13 – 14 jam. Multigravida Osteu uteri

internum sudah membuka sedikit sehingga osteum uteri internum dan

eksternum serta penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam waktu yang

bersama.

2 . Kala II (pengluaran)

Menurut winkjosastro (2002), di mulai dari pembukaan lengkap (10 cm)

sampai bayi lahir. Pada primigravida berlangsung 2 jam dan pada multigravida

berlangsung 1 jam. Pada kala pengluaran, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih

lama, kira – kira 2 -3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul

sehingga terjadi tekanan pada otot – otot dasar panggul yang secara reflektoris

menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan pada rectum, ibu merasa seperti mau

buang air bersih, dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai

kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan

maksimal kepala janin di lahirkan dengan suboksiput di bawah simpisis dan dahi,

muka, dagu melewati perineum. Setelah his istriadat sebentar, maka his akan mulai

lagi untuk meneluarkan anggota badan bayi.


42

3. Kala III (pelepasan uri)

Kala III adalah waktu untuk pelepasan dan pengluaran uri (mochtar, 1998). Di

mulai segera setelah bayi baru lahir samapi lahirnya plasenta ysng berlangsung

tidak lebih dari 30 menit (saifudin, 2001) Tanda dan gejala kala III Menurut depkes

RI (2004) tanda dan gejala kala III adalah :

1 Perubahan bentuk dan tinggi fundus uteri,

2 Tali pusat memanjang, semburan darah tiba – tiba.

3 Fase – fase dalam pengluaran uri (kala II)

4. Kala IV ( obsevasi )

Menurut saifudin (2002), kala IV dimulai dari saat lahirnya plasena sampai 2

jam pertama post partum. Observasi yang di lkukan pada kala IV adalah

1 Tingkatk kesadaran

2 Pemeriksaan tanda – tanda vital, tekanan darah, nadi dan pernafasan

3 Kontraksi uterus

4 Perdarahan : dikatakan normal jika tidak melebihi 500 cc.

(Rosyati, Herry:2017)

2.4 Penelitian terkait

No Peneliti dan Judul Desain penelitian Hasil


Tahun
1 Febriana Pengaruh pijat Pra eksperimen Populasi semua ibu
Gustiara endorphin dengan jenis pre bersalin primigravida
Siahaan terhadap test post test kala I fase aktif diklinik
2017 intensitas kelompok bersalin citra.Sampel
nyeri kontrol berjumlah 10
punggung orang .analisis data
pada ibu univariat menggunakan
bersalin uji T test di peroleh
primigravida nilai mean 1.500
kala1 fas aktif sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada
pengaruh pijat
endorphin terhadap
43

penurunan intensitas
nyeri punggung pada
ibu bersalin.
2 Ayu Irawati Pengaruh pijat Desain penelitian Teknik sampling dalam
2017 endorphin ekperimental penelitian
terhadap rasa dengan menggunakan teknik
nyaman rancangan total sampling,
pretest- posttest berdasarkan ciri-ciri
design yang telah ditentukan
dalam kriteria inklusi
sebagai sampel
sebanyak 32 ibu
inpartu. Analisis yang
dilakukan adalah
melakukan uji dengan
Chi-square.
Berdasarkan hasil
penelitian ada pengaruh
endorphin massase
terhadap rasa nyaman
selama proses
persalinan yang
dibuktikan dengan uji
statistik chi square nilai
p adalah 0,000 (p <
0.05)

3 Wiwi Efektifitas Desain penelitian Teknik sampling yang


Wardani Endorphin yang digunakan digunakan adalah
Tanjung, Massage adalah consecutive
Adi Antoni Terhadap quasy sampling
2019 Intensitas experiment dengan jumlah sampel
Nyeri dengan 16 orang. Alat ukur
Persalinan rancangan yang digunakan adalah
Kala I pada one group Numeric Rating Scale.
Ibu Bersalin pretests Penelitian ini
- menggunakan uji
posttest only. paired T test dengan
hasil intensitas nyeri
persalinan Kala I
sebelum intervensi rata
- rata sebesar
6,38 dan sesudah
intervensi rata - rata
sebesar 5,19. Hasil
penelitian menunjukkan
bahwa Endorphin
Massage efektif untuk
meurunkan intensitas
44

nyeri persalinan Kala I


pada ibu bersalin
dengan nilai p -value
0,001.

4 Nur hasilah Pengaruh pijat Metode yang


Hasil pencarian terdapat
nasution endorphin digunakan 10 jurnal yang
2021 terhadap adalah literatur
memenuhi kriteria
intensitas riview dengan
inklusi setelah
nyeri disain penelitian
ditabulasi dan dianalisis
perslinan eksperiment menggunakan
design eksperiment design dan
secara keseluruhan
menunjukkan bahwa
ibu bersalin mengalami
nyeri persalinan dengan
intensitas nyeri ringan,
nyeri sedang, nyeri
berat dan secara
keseluruhan
menunjukkan bahwa
pijat endorphin
memberikan pengaruh
terhadap intensitas
nyeri persalinan.
5 Pratiwi , Pengaruh pre eksperimen Uji statistik yang
Eka putrid teknik dengan digunakan yaitu uji
(2021) endorphin rancangan one Wilcoxon dengan
massage grup pre test dan derajat kepercayaan
terhadap post test design. 95%. Hasil penelitian
intensitas didapatkan rata-rata
nyeri intensitas nyeri persalin
persalinan kala I sebelum
kala I fase intervensi yaitu 5,35
aktif (SD=0,745) dan
sesudah intervensi 4,05
(SD=0,826). Hasil uji
statistik menunjukkan
bahwa ada penggaruh
teknik endorphin
massage terhadap
intensitas nyeri
persalinan kala I fase
aktif (p= 0,000).
45
BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1. KERANGKA KONSEPTUAL

Penyebab nyeri persalinan Persalinan aktor yang mempe-


ngaruhi persalinan
 Kontraksi pada serviks  power
 dilatasi dari serviks  passage
 peradangan pada otot uterus  pasager
 Adanya iskemik miomerium  posisi ibu
dan serviks  psikologis
Nyeri persalinan
 Penekanan pada ujung-ujung
saraf

Farmakologis Nonfarmakologis

1. penggunaan opiat 1.
1.Massage endorphin
(narkotik),
2. Terapi es dan panas
2. nonopiat/obat AINS
3. TENS
(anti inflamasi
nonsteroid), 4. Distraksi

3. obat-obat adjuvans 5. Relaksasi


atau koanal
6. Imajinasi terbimbing
gesik
7. Hypnosis

Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat

Keterangan:

: yang tidak diteliti

: yang diteliti

Gambar 3.1Kerangka Konseptual Pengaruh pijat endorphin terhadap nyeri


persalinan di Puskesmas Nguling Kecamatan Nguling.

46
47

Persalinan merupakan proses keluarnya hasil konsepsi meliputi janin dan

plasenta lewat jalan lahir. Persalinan ditandai dengan kintraksi atau pembukaan

servik Proses persalinan diawali dengan kontraksi rahim yang menimbulkan rasa

nyeri dan tidak nyaman pada ibu yang akan bersalin. Sebagian besar perempuan

akan mengalami nyeri selama persalinan. Adapun Penyebab nyeri persalinan

karena adanya Kontraksi pada serviks, dilatasi dari serviks, peradangan pada otot

uterus, Adanya iskemik miomerium dan serviks dan Penekanan pada ujung-ujung

saraf. (Rejeki ,Sri:2020)

Salah satu upaya untuk mengurangi nyeri persalinan dengan cara

farmakologis dan non farmakologis. Cara farmakologis dengan menggunakan

obat- obatan. Sedangkan cara nonfarmakologis dapat dilakukan salah satunya

adalah adalah pijat endorphim. Pijat endorphim merupakam pemijatan yang

ditujukan untuk meningkatkan zat endorphim di dalam tubuh sehingga dapat

memberikan rasa nyaman bagi calon bunda. Dengan meningkatnya zat endorphim

tersebu, maka calon bunda dapat merasakan manfaat zat tersebut .yaitu

menghilangkan rasa nyeri . karena endorphim itu sendiri di produkdi oleh tubuh

calon bunda sendiri, maka endorphim dianggap sebagai zat penghilang rasa sakit

terbaik. Selain itu endorphin juga menngkatkan kadar oksitosin sehingga

persalinan berjalan lancar.( Rizema putra, Sitiatava,2016)

3.2 HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis adalah pernyataan sementara yang akan diuji kebenarannya.

(Anggraini, dhona 2022)

H1 :Jika nilai probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak artinya Ada pengaruh pijat

endorphin terhadap nyeri persalinan pada ibu bersalin kala I


48

H0 :Jika nilai probabilitas > 0,05maka H0 gagal tolak/ diterima artinya Tidak

ada pengaruh pijat endorphin terhadap nyeri persalinan pada ibu bersalin

kala I
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 . Desain penelitian

Desain penelitian memberikan prosedur untukmendapatkan informasi yang

diperlukan untuk menyusun atau menyelesaikan masalah dalam penelitian. penelitian

menggunakan jenis penelitian yang yang digunakan adalah Eksperimental. Merupakan

penelitian yang memberikan perlakuan kepada obyek yang dapat mengendalikan

variable dan secara tegas menyatakan ada hubungan . jenis penelitian yang digunakan

pra eksperimental dengan type one grup pre test- post test design. Desain ini dari awal

sudah dilakukan observasi melalui pretest terlebih dahulu, kemudian diberikan

perlakuan atau intervensi, selanjutnya diberikan posttest sehingga dapat

mengetahui perubahan perubahan yang terjadi sebelum dan sesudah

diberikan perlakuan atau intervensi, namun dalam desain ini tidak kontrol sebagai

pembanding antar kelompok. (Anggraini,dhona:,2022)

Ibu bersalin kala I

ppretest Hasil
Pretest ( observasi nyeri )
pengamatan
dan
pengukuran
Memberikan pijat endorphin dibandingkan

Post test ( observasi nyeri )

Gambar 4.1.Desain penelitian pra ekperimental dengan type one group pre test
post test

49
50

4.2. Kerangka kerja

Kerangka kerja adalah langkah-langkah dalam aktivitas ilmiah yang dilakukan

selama melakukan penelitian (Nursalam, 2014). Kerangka kerja dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Pupulasi : semua ibu bersalin kala I Di Puskesmas Nguling berjumlah 39 orang

Sample :sebagian ibu bersalin kala I Di Puskesmas Nguling sebanyak 30 orang

Tehnik sampling : Porposive sampling

Desain penelitian : Eksperimental design (One Group Pretest-Posttest)

Pengumpulan data :1. primer ( wawancara , observasi ) 2. Sekunder (studi


dokumentasi dan studi kepustakaan)

Pengolahan data :editing, coding ,scoring dan tabulating

Analita data : univariat (tabel distribusi frekwensi ) bivariat (menggunakan uji


pared T test

Kesimpulan

Gambar 4.2 kerangka kerja pengaruh pijat endorphin terhadap nyeri


persalinan pada ibu bersalin kala I

4.3. Populasi, teknik sampling dan sampel

4.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian dapat ditarik kesimpulannya (sintesis). Populasi


51

dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin di Puskesmas Nguling. Jumlah populasi

sebanyak 39 ibu bersalin (Anggraini,dhona:,2022)

4.3.2 sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi yang secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan.

1) Kreteria inklusi merupakan kreteria di mana subyek penelitian dapat mewakili

sampel penelitian yang memenuhi sarat sebagai sampel. Pertimbangan ilmiah

harus menjadi pedoman dalam menentukan kreteria inklusi:

a. Bersedia menjadi responden

b. Ibu bersalin kala I (pembukaan 1-7 )

2) Kreteria eksklusi merupakan kreteria dimana subyek penelitian tidak dapat

mewakili sampel karena tidak memenuhi sarat sebagai sampel penelitian

(hidayat, 2010).

a. Menolak menjadi responden

b. Ibu hamil dengan riwayat SC

c. Ibu bersalin yang di rujuk

d. Ibu bersalin pembukan 8 sampai lengkap

Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 responden

4.3.3 Teknik Sampling


52

Teknik sampling adalah suatu cara menentukan sampel yang jumlahnya sesuai

dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan

memperhatikan sifat -sifat penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang

representasi. Pada penelitian ini pengambilan sampel secara purposive sampling

dimana pengambilan sample didasarkan pada kriteria yang sudah diketahui sebelumnya.

(Anggraini,dhona:2022)

4.4. Variabel penelitian dan definisi operasional

4.4.1 Variabel

Menurut Hatch dan Farhady (1981) dalam Sugiyono (2015), variabel adalah

seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain

atau satu obyek dengan obyek yang lain. Variabel mengandung pengertian

ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki seseorang atau sesuatu yang dapat menjadi

pembeda atau penciri antara yang satu dengan yang lainnya.

1) Variable Independent

Variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi

variabel lain, apabila variabel independen berubah maka dapat

menyebabkan variabel lain berubah. Nama lain dari variabel independen atau

variabel bebas adalah prediktor, risiko, determinan, kausa.(Dhona anggraini

2022).

Variable independent dalam penelitian ini adalah Pengaruh pijat endorphin

2).Variable Dependent
53

Variabel Dependen (variabel terikat/variabel tergantung) adalah variabel

yang dipengaruhi oleh variabel independen, artinya variabel dependen berubah

karena disebabkan oleh perubahan pada variabel independen.

(Anggraini,dhona:2022)

Variable dependent dalam penelitian ini adalah nyeri persalina pada ibu

bersalin kala 1

4.4.2. Definisi operasional

Definisi operasional adalah mendefinisi variabel secara operasional dan

berdasarkan karakteristik yang diamati,memungkinkan peneliti untuk melakukan

observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau fenomena dengan

menggunakan parameter yang jelas.

Tabel 4.3 Definisi operasional pengaruh pijat endorphin terhadap nyeri persalinan
pada ibu bersalin kalai I

Variabel Definisi Parameter Alat skal Scoring Kriteria


operasional ukur a

Variable Sebuah terapi Diberikan 1-3 kali dengan SOP No Diberi Teratur
independent sentuhan atau durasi 15- 20 menit mi kan jika
Pengaruh pijat pijatan ringan langkah- langkah nal pijat diberikan
endorphin pada lengan endorp pijat 2-3
atau 1. mengambil posisi hin kali
punggung senyaman mungkin teratur
pada ibu saat 2. menarik nafas =1 Tidak
bersalin 3. kemudian memulai teratur
dengan mengelus Tidak jika tidak
permukaan luar diberik diberikan
lengan an pijat
4. lakukan selama teratur
5menit
54

5. lakukan pemijatan =0
atau sentuhan ringan
dapat di mulai dari
leher membentuk
huruf V terbalik, ke
arah luar

6. Lakukan pemijatan
ringan ini hingga
bagian bawah
belakang ibu. sambil
di berikan sugesti
Variabel Tingkat nyeri Cirri- ciri nyeri persalinan lembar Or Nyeri
dependen pada saat 1. Nyeri pinggang dan observ di Ringan Nyeri
Intensitas kala1 fase menjalar hingga ke asi na = 1- 3 Ringan
nyeri aktif yang depan yang semakin compa l Nyeri masih bisa
diungkap kuat rative Sedang ditahan,
secara verbal 2. Kontraksi teraba di pain = 4- 6 aktifitas
dengan sekujur tubuh scale Nyeri tak
menunjukkan 3. Terasa 45 detik hingga Berat terganggu
rentang skala 1 menit, dengan jeda = 7- 10
Nyeri
0-10 3- 5 menit
Sedang
mengangg
u aktifitas
fisik

Nyeri
Berat
tidak
dapat
melakuka
n aktifitas
secara
mandiri

4.5. Instrumen penelitian


55

Instrumen penelitian adalah alat ukur dalam penelitian Instrument pengumpulan

data yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi dengan Comparative

Pain Scale (Skala Nyeri 0-10)

4.6. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Nguling kecamatan Nguling

Kabupaten Pasuruan penelian akn di lkukan di bulan Februari 2023.

4.7. Prosedur pengambilan dan pengumpulan data

4.7.1 PengumpulanData

4.7.1.1 Data Primer

1. Wawancara

Pengumpulan data melalui wawancara adalah media untuk

mendapatkan data dengan melakukantanya-jawab secara langsung kepada

responden berdasarkan pedoman wawancara yang sudah disiapkan oleh

peneliti.

2. Observasi

Data primer melalui observasia dalah dengan melakukan pengamatan

secara langsung pada pasien.Adapun data yang didapatka nmelalui observasi

adalah Keadaan umum.


56

4.7.1.2 Data Sekunder

1. Studi Dokumentasi

Informasi yang diperoleh berasal dari rekam medis pasien,status

pasien.Data yang dicari berupa riwayat kehamilan saat ini.

2. Studi Kepustakaan

Pada kasus ini studi kepustakaan yang digunakan adalah buku

referensi, karya ilmiah yang terdahulu, dan sumber pustaka lainnya yang

menunjang studi kasus ini dari tahun 2011-2021.

4.7.2 Prosedur penelitian

1) Penelitian dilaksanakan setelah mendapat surat kelayakan etik penelitian dari

komite etik penelitian kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Husada

Jombang. Untuk mendapatkan surat ijin penelitian yang akan digunakan di

Wilayah Kerja Puskesmas NgulingKec. Nguling

2) Mengajukan ijin penelitian di Puskesmas NgulingKec. Nguling. Dengan

mengirim surat ijin penelitian ke Puskesmas Nguling

3) Mengidentifikasi ibu bersalin sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi

4) Meminta informed consent apabila klien bersedia menjadi responden penelitian

setelah mendapatkan penjelasan tentang prosedur penelitian

5) Melakukan wawancara pada responden penelitian untuk mengetahui karakteristik

responden.

6) Melakukan pretest dengan mengukur tingkat nyeri responden dengan

menggunakan koesinerskala nyeri (melalui wawancara dan observasi )


57

7) Melakukan intervensi berupa pijat endorphin selama 15 sampai 20 menit

sebanyak 2- 3kali

8) Melakukan posttest dengan mengukur tingkat nyeri responden dengan

menggunakan koesiner skala nyeri (melalui wawancara dan observasi )

9) Kemudian bandingkan tingkat nyeri sebelum dan sesudah di lakukan pijat

endorphin.

4.8. Metode pengolahan dan analisa data

4.8.1.Pengolahan data

Dalam melakukan anlisis data terlebih dahulu data harus diolah dengan tujuan

mengubah menjadi informasi.Dalam statistik informasi di peroleh dipergunakan untuk

proses pengambilan keputusan terutama dalam pengujian hipotesis. Langkah-langkah

pengolahan data secara manual pada umumnya melalui langkah-langkah sebagai

berikut:Pengolahan data

1) Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan

atau setelah data terkumpul (hidayat, 2010). Data perlu diedit untuk

memudahkan pengolahan data selanjutnya. Hal yang perlu diperhentikan adalah

apakan pertanyaan telah dijawab dengan lengkap, apakah catatan sudah jelas dan

mudah dibaca.
58

2) Coding

coding merupakan kegiatan pemberian kode (angka) terhadap data yang

terdiri atas beberapa katagori.pemberian kode ini sangat penting bila

pengelolahan dan analisa data menggunakan komputer.

Usia Usia <20 tahun

Usia 20 – 34 tahun

Usia ≥35 tahun

PekerpPekerjaan Ibu rumah tangga

Pegawai swasta

Pedagang

Status Pendidikan SD

SMP

SLTA

PERGURUAN TINGGI

GravidGravida GI

GII

GIII

GIV

3) Scoring
59

Yaitu setelah data terkumpul dari seluruh responden, peneliti memeriksa dan

menyesuaikan data dengan data semula seperti apa yang diinginkan. Hasil

jawaban responden selanjutnya dikoreksi dan diberikan skor dengan ketentuan

sebagai berikut:

Skor 1-3 berarti Nyeri Ringan,


Skor 4-6 berarti Nyeri Sedang

Skor 7-10 berarti Nyeri Berat.

4) Tabulating

adalah usaha untuk menyajikan data, terutama pengolahan data yang akan

menjurus ke analisis kuantitatif. Setelah data terkumpul, selanjutnya peneliti

memasukkan data kedalam lembar tabulasi data dengan tujuan agar data bisa

dilakukan analisa data. Selanjutnya hasil analisa data dapat disajikan dalam

bentuk prosentase (Koentjaraningrat, 1996 dalam Nursalam, 2017):

Persentase 100% : Seluruhnya

Persentase 91% - 99% : Hampir seluruhnya

Persentase 61% - 90% : Sebagian besar

Persentase 51% - 60% : Lebih dari separuh

Persentase 50% : Separuhnya

Persentase 40% - 49% : Hampir separuhnya

Persentase 11% - 39% : Sebagian kecil

Persentase 1% - 10% : Sedikit sekali

Persentase 0% : Tidak ada


60

4.8.2 Analisa data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data sampel kedalam bentuk yang

lebih mudah dipahami dan diinterpretasikan.

1 Analisis Univariat.

Menurut Notoatmodjo (2014) analisis univariat yaitu menganalisa

terhadaptiap variable dari hasil tiap penelitian distribusi frekuensi dan presentase

dari tiap tabel. Analisis univariat dalam penelitian ini akan dilakukan pada tiap

variabel penelitian, meliputi karakteristik responden .

Rumus perhitungan menggunakan analisis univariat :

P = X x 100%

Keterangan :

P = Presentase

X = Jumlah kejadian pada responden

N = Jumlah seluruh responden

No Intensitas Sebelum Sesudah


nyeri Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
(f) (%) (f) (%)

1 Tidak nyeri 0 0 0 0

2 Nyeri ringan 0 0 0 0

3 Nyeri 0 0 0 0
61

sedang

4 Nyeri berat 0 0 0 0

Jumlah 0 100% 0 100%


Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi tingkat nyeri responden sebelum dan sesudah pijat
endorphin

2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua variable yang

diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo,2014). Analisis ini

menghubungkan antara variabel terikat dan variabel bebas, maka untuk

mengetahui kolerasi diantara kedua variabel. Pada penelitian ini data yang

terkumpul kan dilakukan uji normalitas.untuk mengetahui data berdistribusi

normal atau tidak dengan menggunakan uji Shapiro wilk karena sampel kurang

dari <50. jika nilai p>0.05 maka kesimpilannya data berdistrusi normal . jika data

berdistribusi normal maka menggunakan analisa bivariat uji paired T test. uji ini

untuk menguji perbedaan skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan pijat

endorphin .

Untuk uji t dua sampel berhubungan (berpasangan), dapat dihitung dengan:

t=

di mana

D = selisih nilai kelompok 1 dan kelompok 2

n = ukuran sampel
62

Kriteria uji dalam Uji t:

 Koefisien α = 0,5

 df (dk) = n-2

Syarat berikutnya adalah:

 Jika p-value < 0,05 H0 ditolak Artinya, terdapat pengaruh yang

signifikan dari variabel independen terhadap dependen.

 Jika α p-value > 0,05 H0 diterima Artinya, tidak terdapat pengaruh yang

signifikan dari variabel independen terhadap dependen.

Pada penelitian ini dilakukan uji normalitas terlebih dahulu menggunakan

uji Shapiro wilk karena disesuaikan untuk sampel penelitian yang berjumlah kecil.

Pada penelitian ini data berdistribusi normal karena data pretes test dengan p-

value 0.074 > 0,05. Dan data posttest p-value 0.067 > 0,05. Kemudia di lakukan

uji Paired T test dan di dapatkan hasil p-value 0.00 < 0,05. Sehingga H0 ditolak

dan H1 di terima bahwa ada pengaruh pijat endorphin terhadap intensitas nyeri

persalinan kala I Puskesmas.

4.9. Etika penelitian

Menurut Hidayat (2010) masalah etika penelitian kebidanan merupakan

masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan

berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan.

Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut:

4.9.1. Ethical Clearance


63

Penelitian ini dilakukan setelah mendapatkan surat kelayakan etik dari

komisi etik penelitian. Ethical Clearance (EC) atau kelayakan etik adalah

keterangan tertulis yang diberikan oleh Komisi Etik Penelitian untuk riset yang

melibatkan makhluk hidup yang menyatakan bahwa suatu proposal riset layak

dilaksanakan setelah memenuhi persyaratan. Peneliti akan mengajukan ethical

clearance di komite etik penelitian STIKES HUSADA JOMBANG

4.9.2. Informed consent (lembar persetujuan responden)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent

tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar

persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar

subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika

subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan.

1.9.2 Respect fot person

Peneliti memberikan informasi pada responden mengenai manfaat,resiko

dan ketidaknyamanan selama dilakukan penelitian, meminta persetujuan pada

responden untuk mengikuti penelitian dan menjelaskan bahwa hasil penelitian

akan dijaga kerahasiannya. Jika responden menolak untuk mengikuti penelitian,

maka peneliti tidak akan memaksa dan menghormati hak setiap individu.

1.9.3 Anonimity

Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang memberikan jaminan

dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau


64

mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan

kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

4.9.4 Confidentiality (kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahaasian hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiannyaoleh penelit,

hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset

1.10 Keterbatasan

1. Tempat penelitian kurang luas sehingga tidak bisa leluasa dalam dalam

memilih posisi yang paling nyaman

2. Privasi kurang terjaga karena terdiri dari 2 tempat tidur dan jika pasien

datang bersamaan

3. Ada pasien yang kurang kooperatif dalam menerima intervensi sehingga

kurang efektif dalam pemberian intervensi.


BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Lokasi Penelitian

5.1.1 letak geografis

Puskesmas Nguling adalah sebuah Puskesmas yang berada di kabupaten

Pasuruan. Luas wilayah kerja UOBF Kesehatan Puskesmas Nguling 47’22 km 2,

Puskesmas Nguling Pasuruan terletak di kabupaten pasuruan bagian timur.

dengan jarak dari bukota Kabupaten : 27 km

Batas – batas wiyaha kerja Puskesmas Nguling :

- Utara : Wilayah kerja Puskesmas Lekok dan Selat Madura

- Timur : Wilayah kerja Kabupaten Probolinggo

- Barat : Wilayah kerja Puskesmas Grati

- Selatan : Wilayah kerja Puskesmas Lumbang

Terdiri dari lima belas (15) desa, sebagian besar dapat dijangkau dengan

kendaraan roda empat (4) dan dua (2), namun ada beberapa wilayah yang hanya

bisa dijangkau kendaraan roda dua dan berjalan kaki.

5.1.2 Visi

Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Yang Optimal & Menyeluruh Demi


Masyarakat Nguling Yang Sehat, Berdaya Dan Mandiri

5.1.3 Misi

66
Dalam mewujudkan Visi tersebut diatas Puskesmas Nguling mempunyai
misi yaitu :

66
67

1. Menciptakan semangat “SEHATI” dan pelayanan prima sepenuh hati dalam

bertugas

2. Memberikan pelayanan yang profesional dan bermutu

3. Melaksanakan upaya dan program kesehatan secara meneyeluruh dan

berkesinambungan

4. Membangun kemitraan dan kebersamaan dalam upaya pembangunan

kesehatan berbasis pemberdayaan masyarakat

5.1.4 Jenis pelayanan di Puskesmas Nguling

Adapun jenis pelayanan di puskesmas Nguling sebagai berikut

1. Pelayanan pendaftaran (loket)

2. poli umum

3. Poli gigi

4. poli KIA dan KB

5. Unit imunisasi poli MTBS

6. Poli TB

7. Poli kusta ,

8. Poli gizi

9. Kasir

10. Laboratorium

11. Farmasi

12. UGD

13. Rawat inap (20 tempat tidur )

14. Bersalin
68

5.2 Data Umum

5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Tabel 5.1 : Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan umur,


Februari 2023
No Usia (Tahun) Frekuensi (f) Persentase (%)
1 < 20 Tahun 6 20
2 21-34 Tahun 20 66.7
3 ≥35 Tahun 4 13.3
Jumlah 30 100
Sumber : data primer, kuesioner 2023
Berdasarkan tabel 5.1 didapatkan karakteristik responden berdasarkan usia

sebagian besar responden berusia 20-34 tahun sebanyak 20 responden (66.7%).

Dan sebagian kecil berusia ≥35 tahun sebanyak 4 responden (13.3 %)

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 5.2 : Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan tingkat


pendidikan, Februari 2023
No Tingkat Frekuensi (f) Persentase (%)
Pendidikan
1 SD 15 50
2 SMP 11 36.7
3 SMA 4 13.3
Jumlah 30 100
Sumber : data primer, kuesioner 2023
Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan karakteristik responden berdasarkan

tingkat pendidikan separuhnya dari responden memiliki tingkat pendidikan SD

sebanyak 15 responden (50%). Sebagian kecil responden meiliki tingkat

pendidikan SMA sebanyak 4 responden (13,3%).


69

5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 5.3 : Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan pekerjaan,


Februari 2023
No Pekerjaan Frekuensi (f) Persentase (%)
1 IRT 23 76.7
2 Swasta 3 10
3 Pedagang 4 13.3
Jumlah 30 100
Sumber : data primer, kuesioner 2023
Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan karakteristik responden berdasarkan

pekerjaan sebagian besar dari responden mempunyai pekerjaan sehari-hari

sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 23 responden (76,7%). dan sedikit

sekali pekerjaannya sebagai swasta yaitu sebanyak 3 responden (10 %)

5.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Gravida

Tabel 5.4 : Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan gravida


Februari 2023
No Riwayat Frekuensi (f) Persentase (%)
kehamilan
1 GI 12 40
2 GII 12 40
3 GIII 5 16.7
4 GIV 1 3.3
Jumlah 30 100
Sumber : data primer, kuesioner 2023

Berdasarkan tabel 5.4 didapatkan karakteristik responden berdasarkan

gravida hampir separuh merupakan kehamilan pertama dan kedua yaitu 12 orang

(40%). Dan sedikit sekali yang merupakan kehamilan keempat sebanyak 1

responden (3.3%) .
70

5.3 Data Khusus

5.3.1 Karakteristik responden berdasarkan tingkat nyeri persalinan kala I

Tabel 5.5 : Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan tingkat nyeri


sebelum dan sesudah pijat endorphin, Februari 2023
N Intensitas Sebelum Sesudah
o nyeri Frekuens Persentase Frekuen Persentase
i (f) (%) si (f) (%)

1 Tidak nyeri 0 0 0 0

2 Nyeri ringan 1 3.3 3 10

3 Nyeri sedang 18 60 23 76.7

4 Nyeri berat 11 36.7 4 13.3

Jumlah 30 100 30 100


Sumber : data primer, Kuesioner 2023

Berdasarkan tabel 5.5 tingkat nyeri responden sebelum dipijat lebih dari

separuh sebanyak 18 responden mengalami nyeri sedang (60%), dan sedikit

sekali sebanyak1 responden mengalami nyeri ringan (3.3%). Tingkat nyeri

sesudah dilakukan pijat endorphin sebagian besar sebanyak 23 responden

mengalami nyeri sedang (76,7%), dan sedikit sekali sebanyak 3 orang mengalami

nyeri ringan (10%)


71

5.3 Analisa Data

Analisis pengaruh Pijat endorhin terhadap intensitas nyeri pesalinan kala I di Puskesmas

Nguling Pasuruan

Tabel 5.6 : Analisis pengaruh pijat endorphin terhadap intensitas nyeri persalinan kala I di
Puskesmas Nguling Pasuruan, Februari 2023

Paired Samples Test


Sig. (2-
Paired Differences t df tailed)
95% Confidence
Interval of the
Difference
Upper
Pair 1 PRETES -
1.035 29.000 29 .000
POSTES
Sumber : data uji statistik uji t variable kelompok independen
Berdasarkan tabel 5.6 didapatkan Analisis pengaruh pijat endorphin

terhadap intensitas nyeri persalinan kala I dengan uji Paired T test menggunakan

SPSS Windows Hasil uji analisis Paired T test didapatkan nilai ρ value 0,00

kurang dari 0,05 maka hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa H1 diterima

artinya ada pengaruh pijat endorphin terhadap intensitas nyeri persalinan kala I

di Puskesmas Nguling.

5.4 Pembahasan.

5.4.1 Tingkat nyeri pada ibu bersalin sebelum dilakukan pijat endorphin
72

Berdasarkan tabel 5.5 tingkat nyeri responden sebelum dipijat endorphin

lebih dari separuh sebanyak 18 responden mengalami nyeri sedang (60%),

sebagian kecil sebanyak 11 responden mengalami nyeri berat (36.7%) dan

sedikit sekali sebanyak 1 responden mengalami nyeri ringan (3.3%). Persalinan

adalah proses keluarnya bayi dan placenta dari rahim ibu dengan masa gestasi

yang cukup yaitu 38 sampai dengan 42 minggu. Proses persalinan diawali

dengan kontraksi rahim yang menimbulkan rasa nyeri dan tidak nyaman pada ibu

yang akan bersalin. Rasa nyeri persalinan bersifat individual, setiap individu

akan mempersepsikan rasa nyeri yang berbeda terhadap stimulus yang sama

tergantung pada ambang nyeri yang dimilikinya (Richa Puspita :2021).

Nyeri persalinan adalah kontraksi miometrium merupakan proses

fisiologis dengan intensitas yang berbeda pada masing-masing individu. Rasa

nyeri yang dialami selama persalinan bersifat unik pada setiap ibu dapat

dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain budaya, takut, kecemasan,

pengalaman persalinan sebelumnya, persiapan persalinan dan dukungan. Rasa

nyeri pada persalinan adalah manaifestasi dari adanya kontraksi (pemendekan)

otot rahim. Kontraksi inilah yang menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah

perut dan menjalar ke arah paha. Kontraksi ini menyebabkan adanya pembukaan

mulut rahim (serviks). Dengan adanya pembukaan servik ini maka akan terjadi

persalinan. (Yulia Darma,Ika, dkk:2021).

Nyeri atau rasa sakit merupakan suatu pengalaman sensorik dan

emosional yang tidak menyenangkan, biasanya berkaitan dengan adanya


73

kerusakan jaringan atau yang berpotensi menimbulkan kerusakan jaringan tubuh.

Nyeri merupakan kondisi yang membuat seseorang merasa tidak nyaman bahkan

bisa berlanjut menimbulkan gangguan rasa aman. Intensitas nyeri selama

persalinan dapat mempengaruhi proses persalinan, dan kesejahteraan janin. Nyeri

persalinan dapat merangsang pelepas mediator kimiawi seperti prostaglandin,

leukotrien, trombokan, histamin, bradikinin, substansi P, dan seronim akan

membangkitkan stres yang menimbulkan sekresi hormon seperti katekolamin dan

steroid dengan akibat vasokonstriksi pembuluh darah sehingga kontraksi uterus

melemah. Sekresi hormon tersebut yang berlebihan akan menimbulkan gangguan

sirkulasi utero plasenta sehingga terjadi hipoksia janin .

Nyeri persalinan juga dapat menimbulkan stres yang menyebabkan

pelepasan hormon yang berlebihan seperti ketokolamin dan steroid. Hormon ini

dapat menyebabkan terjadinya ketegangan otot polos dan vasokonstriksi

pembuluh darah. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan kontraksi uterus,

penurunan sirkulasi uteroplasenta, pengurangan aliran darah, dan oksigen ke

uterus, serta timbulnya iskemia uterus yang membuat impuls nyeri bertambah

banyak . Nyeri persalinan juga dapat menyebabkan timbulnya hiperventilasi

sehingga kebutuhan oksigen meningkat, kenaikan tekanan darah, dan

berkurangnya motilitas usus serta vesika urinaria. Keadaan ini akan merangsang

peningkatan katekolamin yang dapat menyebabkan gangguan pada kekuatan

kontraksi uterus sehingga terjadi inersia uteri. Apabila nyeri persalinan tidak

diatasi akan menyebabkan terjadinya partus lama. ( Rejeki,Sri.2020).


74

Sehigga sangat penting nyeri ini tertangani dengan baik agar persalinan

yang merupakan proses fisologis bisa berjalan dengan normal tampa penyulit

apapun serta komplikasi tidak terjadi pada ibu ataupun bayi yang kan dilahirkan

salah satunya dengan pijat endorphin.

5.4.2 Tingkat nyeri pada ibu bersalin sesudah pijat endorphin

Berdasarkan tabel 5.5. Adapun hasil penelitian yang dilakukan di

puskesmas nguling tingkat nyeri ibu bersalin setelah dilakukan pijat endorphin

sebagian besar sebanyak 23 responden mengalami nyeri sedang (76,7%)

sebagian kecil sebanyak 4 orang mengalami nyeri beerat (13,4%) dan sedikit

sekali sebanyak 3 orang mengalami nyeri ringan (10%) .Nyeri persalinan

cenderung menurun dibandingkan sebelum pijat endorphin.

Adapun penatalaksanaan untuk mengatasi nyeri ada farmakologi dan

nonfarmakologi. Farmakologis dengan menggunakan obat- obatan. Non

farmakologi yang dapat dilakukan dengan pendampingan keluarga, relaksasi,

pergerakan/perubahan posisi , massage (pemijatan), hidroterapi, terapi panas

dingin, senam hamil, aromatherapy dan akupresur. (Sulistiya,Hilda 2020) .

Salah satu upaya nonfarmakologis yang dapat dilakukan untuk

mengurangi nyeri saat persalinan adalah massage (pemijatan). Massage adalah

tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan lunak, biasanya otot tendon atau

ligamen, tanpa menyebabkan pergeseran atau perubahan posisi sendi guna

menurunkan nyeri, menghasilkan relaksasi, dan atau meningkatkan sirkulasi.


75

Pijat yang cocok untuk ibu yang akan melahirkan salah satunya dalah pijat

endorphim.

Endorphin massage adalah tehnik sentuhan dan pemijatan. teknik ini

penting bagi ibu hamil. sebab tehnik ini dapat membantu memberikan rasa

tenang dan nyaman, baik di saat menjelang maupun disaat proses persalinan akan

berlangsung . Endorpin sebenarnya merupakan sebuah zat didalam tubuh yang

memiliki banyak sekali manfaat. ia adalah gabungan dari endogenous dan

morphin yaiti zat yang merupakan unsur dari protein yang diproduksi oleh sel-

sel tubuh, endorphin memiliki sejumlah manfaat penting seperti mengatur

produksi hormon pertumbuhan dan seks , mengendalikan rasa nyeri serta sakit

yang menetap, mengendalikan perasaan strees serta meningkatkan sistem

kekebalan tubuh manfaat- manfaat itulah yang di perlukan oleh calon bunda

untuk melewatkan masa- masa kehamilan dan persalinan dan persalinan nyaman,

lancar dan rileks .

Febriana Gustiara Siahaan (2017) Dari 10 responden sebelum dilakukan

pijat endorphin 3 orang merasa nyeri sedang (30%) , 3 orang nyeri berat (30%)

dan 4 orang merasa nyeri sangat berat (40%). Setelah dilakukan pijet endorphin

mengalami perubahan menjadi 6 orang merasa nyeri ringan (60%), 2 orang nyeri

sedang (20%) dan 2 orang nyeri berat (20%) hal ini menunjukkan adanya

pengaruh pijat endorphin terhadadap intensitas nyeri punggung ibu bersalin.

Sehingga perlu sekali diterapkan asuhan persalinan dengan penanganan nyeri


76

melalu pijat endorphin ini karena akan meningkatkan kenyamana ibu dan proses

pesalinan lancar.

5.4.3 Penaruh endorphin terhadap intensiitas nyeri persalinan

Berdasarkan tabel 5.6 didapatkan Analisis pengaruh pijat endorphin

terhadap intensitas nyeri persalinan kala I dengan uji Paired T test menggunakan

SPSS Windows. Hasil uji analisis Paired T test didapatkan nilai ρ value 0,00

kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan H1 di terima artinya ada pengaruh pijat

endorphin terhadap intensitas nyeri persalinan kala I di Puskesmas Nguling.

Endorphim massage adalah metode sentuhan ringan yang

dikembangkan oleh Contance palinsky dan digunakan untuk mengelola rasa

sakit. Tehnik ini bisa dipakai untuk mengurangi rasa tidak nyaman selam proses

persalinan dan meningkatkan relaksasi dengan memicu perasaan nyaman melalui

permukaan kulit. Pijat endorphim merupakam pemijatan yang ditujukan untuk

meningkatkan zat endorphim di dalam tubuh sehingga dapat memberikan rasa

nyaman bagi calon bunda . Efek opioid endogen atau endorphin adalah zat

seperti opiate yang berasal dari dalam tubuh yang disekresi oleh medulla

andrenal. Endorphin adalah neurotransmitter yang menghambat pengiriman

rangsang nyeri sehingga dapat menurunkan sensasi nyeri. pijat ini berpengaruh

positif terhadap penurunan skala nyeri persalinan. karena dengan meningkatnya

zat endorphim tersebut, maka calon bunda dapat merasakan manfaat zat tersebut,
77

diantanya adalah mengendalikan rasa nyeri serta sakit yang menetap karena

endorphim dianggap sebagai zat penghilang rasa sakit terbaik dan alami.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wiwi Wardani Tanjung,

Adi Antoni (2019) bahwa responden yang diberikan Terapi Endorphin

Massage sebagian besar mengalami penurunan skala nyeri. Intensitas nyeri

Kala I fase aktif pada ibu bersalin sebelum dilakukan endorphin masaage rata

- rata 6,38. Kemudian setelah dilakukan endorphin massage terjadi

penurunan intensitas nyeri pada ibu bersalin dengan rata - rata 5,19. Hal ini

menunjukkan ada pengaruh pijat endorphin terhadap intensitas nyeri.

Melihat manfaat hormon endorphin dan pentingnya hormone ini , maka

pantas bila ada yang menyebut endorphin sebagai hormone kenikmatan . sebab

secara harfiah, zat ini adalah “morfin” di dalam otak yang berfungsi sebagai

penenang dan penghilang rasa. Zat ini dilepaskan karena ada rasa sakit, latihan

relaksasi, latihan yang berat .Selain dapat menekan rasa sakit, hormone

endorphin juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh agar bekerja optimal. itulah

mengapa endorphin disebut sebagai hormone kenikmatan.

Menurut penelitian penelitian Ayu Irawati (2017) Dari 32 responden, 19

responden yang diberikan pijat endorphin 15 diantaranya merasa nyaman

(46,9%) dan 4 orang merasa tidak nyaman (12,5%). Sedangkan responden yang

tidak diberikan pijat endorphin 1 orang merasa nyaman (3,14 %) dan 12 orang

mengatakan merasa tidak nyaman (37,5%). Pengaruh endorphin massase

terhadap rasa nyaman selama proses persalinan dari hasil muji paired t test
78

didapatkan nilai p (p-value) adalah 0.000 dimana >0.05, menunjukkan ada

Pengaruh endorphin massase terhadap rasa nyaman selama proses

persalinan. pijat endorphin ini sangat banyak manfaatnya bagi ibu hamil atau ibu

bersalin. salah satunya mengurangi nyeri persalinan , kecemasan, stres

menghadapi persalinan serta meningkatkan rasa nyaman dalam menghadapi

proses persalinan agar persalinan berjalan dengan aman dan lancar. sehingga

perlu untuk dipertimbangkan di terapkan di puskesmas Nguling namun perlu

tempat yang lebih luas sehingga lebih leluasa dalam melakukan pemijatan dan

memilih posisi yang nyaman.


79
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pennelitian mengenai pengaruh pija endorphin terhadap

intensitas nyeri persallian kala I di Puskesmas Nguling Kecamata nguling Kabupaten

pasuruan tahhun 2023 dapat di ambil kesimpulan

1. Intensitas nyeri pada ibu bersalin kala I sebelum dilakukan pijat endorphin

tingkat nyeri responden sebelum dipijat lebih dari separuh sebanyak 18 responden

mengalami nyeri sedang (60%), dan sedikit sekali sebanyak1 responden

mengalami nyeri ringan (3.3%).

2. Intensitas nyeri pada ibu bersalin kala I sesudah dilakukan pijat endorphin

sebagian besar sebanyak 23 responden mengalami nyeri sedang (76,7%) dan

sedikit sekali sebanyak 3 orang mengalami nyeri ringan, (10%) .

3. Analisis pengaruh pija endorphin terhadap intensitas nyeri persalinan kala I di

Puskesmas dengan uji Paired T test menggunakan SPSS didapatkan Hasil uji

analisis ρ value 0,00 kurang dari 0,05 maka hasil tersebut dapat disimpulkan H0

di tolak dan H1 di terima artinya ada pengaruh pijat endorphin terhadap intensitas

nyeri persallian kala I di Puskesmas Nguling.

79
80

6.2. Saran

1. Responden

Diharapkan responden dan keluarga mampu meningkatkan pengetahuan

tentang manfaat dan cara pijat endorphin melalui kelas ibu hamil, atau media social

yang sudah mudah di akses dan dapat diterapkan diterapkan pada proses persalinan

sehingga persalinan bisa berjalan dengan lancar, nyaman dan nyeri berkurang .

2. Bagi puskesmas Nguling

Diharapkan dapat menjadi masukan bagi puskesmas sebagai tambahan

informasi dan dapat digunakan sebagai peningkatan dan pengembangan

menejement asuhan persalinan yang nyaman dan sayang ibu. Dengan asuhan

sayang ibu dan penerapan pijat endorphin dalam proses persalinan sehingga

persalinan yang dilayani di puskesmas Nguling bisa berjalan lancar,aman dan

nyaman

3. Bagi tenaga kesehatan

Diharapkan dapat memberikan masukan untuk tenaga kesehatan dan

tambahan ilmu denga cara mengikuti pelatihan pijat endorphin dan dapat

mengembangkan metode pijat endorphin dalam pelayanan persalinan sehingga

dapat mengurangi nyeri dalam proses persalinan.


81

1. Bagi institusi pendidikan (STIKes Husada Jombang)

Agar bisa di jadikan ruang untuk bisa menambah wacana dan informasi

pembaca di perpustakaan, khususnya mahasiswa tentang pengaruh pijat endorphin

terhadap intensitas nyeri persalinan .

2. Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan sumber informasi

untuk mengembangkan penelitian lebih aplikatif tentang pengaruh pijat endorphin

terhadap intensitas nyeri persalinan serta melakukan penelitian lanjutan dengan

cara membandingkan pengaaruh pijat endorphin terhadap nyeri persalinan dengah

tekhnik lainnya .
82

DAFTAR PUSTAKA

Alam sulistia, hilda.2020. upaya mengurangi nyeri persalinan dengan Metode


akupresure .Bandung; Media Sains Indonesia. dilihat tanggal 26 oktober
2022. https://books.google.co.id/books?hl=zh-

Anggraini, Dhona. 2022. Buku Ajar Metode penelitian Kesehatan . mojokerto:


Stikes majapahit Mojokerto.

Antoni, AT, dan Wiwi,W.2019. efektifitas endorphin massage terhadap intensitas


nyeri persalinan kala I pada ibu Bersalin. Dilihat 26 november
2022.https://jurnal.unar.ac.id/index.php/health/article/view/65/106

Hekmawati, Shanti, dkk. 2018. Mengurangi Rasa Sakit Persalinan dengat


Shiatsu. Tasikmalaya: LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Hidayat, Aziz alimul.2010.Metode penelitian kesehatan:paradigma kuantitif.


surabaya: health books.

Irawati, Ayu .2017. Pengaruh pijat endorphin terhadap intensitas nyeri. diakses
tanggal 28 november 2022https://scholar.google.co.id/citations?view_

Kurniarum, Aril. 2016. Asuhan Kebidanandan Bayi Baru Lahir. jakarta: Pusdik
SDM Manusia.

Pratiwi.Eka putri. 2021. pengaruh tehknik endorphin massage terhadap intensitas


nyeri persalinan kalaI fase aktif di klinik Pratama Afiyah kota Pekanbaru

Kementerian Kesehatan RI.2021. Profil Kesehatan Indonesia Jakarta. Dilihat


tanggal 26 desember 2022.
https://www.kemkes.go.id/downloads/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-2021

Dinas kesehatan jawa timur. 2021. Profil kesehatan jawa timur. Surabaya. di
akses tanggal 26 desember
2022.https://dinkes.jatimprov.go.id/userfile/dokumen/PROFIL
%20KESEHATAN%202021%20JATIM.pdf

Rizemaputra, Sitiatava. 2015. Cara mudah melahirkan dengan hypno birthing.


yogyakarta. Laksanama.
83

Nasution, Nur hasilah. 2021. Pengaruhpijat endorphin terhadap intensitas nyeri


persalinan. Dilihat tanggal 25 oktober
http://repository.poltekkesbengkulu.ac.id

Widyawati, Melyana Nurul dkk. 2020. Penerapan aromaterapi lavender pada


masker untuk menejemen nyeri persalinan dan kecemasan pada ibu bersalin
kala I. Magelang: Pustaka Rumah cinta.

Yulia darma, Ika.Idaman, meldafiadan Zaymi,Silvi.2021. Technique active birth.


Padang: Stikes Syedza.

Pratiwi, dian. dkk. 2021. Asuhan kebidanan komplementer dalam mengatasi


nyeri. Surabaya: Pustaka Aksara

Rejeki, Sri.2020. Buku Ajar Menejemen Nyeri Dalam Proses Persalinan (Non
Farma).Semarang:Unimus

Rosyati, Rosyati.2017. Asuhan Kebidanan Persalinan. Jakarta: Fakultas


Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakart

Sari, Dyah Permata, Rufaida, ZulfaS.dan Lestari, Sri Wardini Puji.2018. Nyeri
persalinan. mojokerto: Stikes majapahit.

Siahaan, Febrian Agustiar. 2017. Siahaan, febrianagustiar. 2017. Penagruh pijat


endorphin terhadap intensitas nyeri punggung pada ibu bersalin
primigravidakalaI faseaktif. Dilihat tanggal 26 oktober 2022
http://repo.poltekkesmedan.ac.id/

Utami,istri, dan Fitriahadi, Enny. 2019. Buku Ajar Asuhan Persalinan &
Menejemen nyeri persalinan.Yogyakarta: Universitas Aisyiyah
Yogyakarta.
ampiran 1

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG


PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN
FORMULIR PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI

Kepada : LPPM

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN STIKES HUSADA JOMBANG

BIODATA MAHASISWA NIM : 2021050442 IPK :

Nama Umi Kulsum

Tempat Tanggal lahir Pasuruan

Dsn Sang- sang 1 Rt 01Rw 03 Ds


Sanganom Kec.Nguling
Alamat Tinggal Kab.Pasuruan

No. Telp (Seluler) 082141483438

Alamat email kulsum8291@gmail.com

Lainnya -

PROFIL PENELITIAN

Judul PENGARUH PIJAT ENDORPHIN TERHADAP NYERI


Skripsi PERSALINAN KALAI DI PUSKESMAS NGULING KEC.
NGULING KAB. PASURUAN

PEMBIMBING 1 PEMBIMBING 2

Bdn.Fifi Ratna A, SST.,M.Kes Endang Yuliani,S.ST.,M.PH

NIDN : 0710098904 NPP :0714078209

Mengetahui :

LPPM SARJANA KEBIDANAN Ka. PROGRAM STUDI HUSADA


JOMBANG SARJANA KEBIDANAN

Siti Mudrikatin, SST.,SPd.M.Kes Bd Zeny Fatmawati,SST.,M.PH


NPP : 010.205.008 NPP : 010.305.020

MAHASISWA

Umi Kulsum
NIM : 2021050442

Lampiran 2

Surat permohonan ijin penelitian dari STIKES HUSADA JOMBANG


Lampiran 3
Surat balasan penelitian dari puskesmas Nguling

Lampiran 4

ETHICAL APPROVAL
Lampiran 5

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN


Kepada

Calon Responden

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Umi Kulsum

NIM : 2021050442

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat : Dsn Sang- sang 1 Rt 01 Rw 03 Ds Sanganom Kec.Nguling Kab.Pasuruan

Bermaksud akan mengadakan penelitian dengan judul “PENGARUH PIJAT


ENDORPHIN TERHADAP NYERI PERSALINAN KALAI DI PUSKESMAS
NGULING KEC. NGULING KAB. PASURUAN”. Penelitian ini tidak akan
menimbulkan akibat yang merugikan bagi Anda sebagai responden. Kerahasiaan
semua informasi akan dijaga dan dipergunakan untuk kepentingan penelitian. Jika
anda bersedia menjadi responden maka saya mohon kesediaan untuk menandatangani
lembar persetujuan yang saya lampirkan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
saya sertakan. Atas perhatian dan kesediaannya menjadi responden saya ucapkan
terima kasih.

Hormat Saya

Umi Kulsum

Lampiran 6

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :
Alamat :

Menyatakan bersedian menjadi responden dalam penelitian dari:

Nama : Umi Kulsum

NIM : 2021050442

Program Studi: S1 KEBIDANAN STIKES HUSADA JOMBANG

Judu :“PENGARUH PIJAT ENDORPHIN TERHADAP NYERI


PERSALINAN KALAI DI PUSKESMAS NGULING KEC.
NGULING KAB. PASURUAN”.

Prosedur penelitian ini tidak akan memberikan dampak dan resiko apapun pada
responden. Peneliti sudah memberikan penjelasan mengenai tujuan dan manfaat dari
penelitian ini. Saya telah diberi kesempatan untuk bertanya mengenai hal yang belum
saya mengerti dan saya telah mendapatan jawabannya dengan jelas. Peneliti akan
menjaga kerahasiaan jawaban dan pertanyaan yang sudah diberikan. Dengan ini saya
menyatakan dengan sukarela untuk ikut sebagai responden dalam penelitian ini serta
bersedia menjawab semua pertanyaan dengan sadar dan sebenar benarnya.

Jombang,……………..

Lampiran 7

JADWAL PENELITIAN PROPOSAL-SKRIPSI

N KEGIATAN Sept Okt Nov De Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
O 22 23

1 Pengajuan Judul

2 Penyusunan Proposal
3 Konsultasi proposal

4 Revisi Proposal

5
Ujian Proposal

6 Revisi Proposal

7 Penelitian

8 Konsultasi skripsi

9 Revisi skripsi

10
Ujian Skripsi

Lampiran 8
LEMBAR OBSERVASI NYERI

Nama :
usia :
pendididkan
hamilke (gravida) :
Pekerjaan :

1.menanyakan tingkat nyeri yang dirasakan ibu.


Krit IntensitaS nyeri
eria Skala nyeri
Pretest Skala Post test Skala
nyeri nyeri

0 Tidakada rasa sakit. Merasa normal.

1 Nyeri hamper tak terasa (sangat ringan)


= Sangat ringan, seperti gigitan
nyamuk.

2
Nyeri ringan, seperti cubitan ringan
pada kulit dan mulai tidak
menyenangkan

3 Nyeri Sangat terasa, namun bisa


ditoleransi dan masih bisa
berkomunikasi dengan baik.seperti
pukulan ke hidung menyebabkan
hidung berdarah, atau suntikan oleh
dokter

4
Kuat, nyeri yang dalam, dan sedikit
mendesis seperti sakit gigi atau rasa
sakit dari sengatan lebah.

5
Kuat, dalam, nyeri yang menusuk,
terlihat menyeringai dan mampu
menunjukkan lokasi nyeri seperti
pergelangan kaki terkilir

6 Kuat, dalam, nyeri yang menusuk


begitu kuat sehingga , menyebabkan
tidak fokus, komunikasi terganggu.
Namun masih bisa mengikuti perintah

7 Kuat, dalam, nyeri yang menusuk


begitu kuat sehingga ,menyebabkan
tidak fokus, komunikasi terganggu.
bahwa rasa sakit benar benar
mendominasi indra pasien. Hal ini
menyebabkan pasien tidak dapat
berkomunikasi dengan baik dan tak
mampu melakukan perawatan diri.

8
Nyeri begitu kuat sehingga Anda tidak
lagi dapat berpikir jernih, dan sering
mengalami perubahan kepribadian
yang parah jika sakit dating dan
berlangsung lama.dan tidak dapat
mendiskripsikan nyerinya

9
Nyeri begitu kuat sehingga Anda tidak
bisa mentolerirnya dan sampai-sampai
menuntut utuk segera menghilangkan
rasa sakit
10 Sakit tak terbayangkan tak dapat
diungkapkan) = Nyeri begitu kuat tak
sadarkan diri.

Kemudia melakukan pengelompokan berdasarkan skor yang didapat .

1. Skala nyeri 1-3 berarti Nyeri Ringan (masih bisa ditahan, aktifitas tak
terganggu)

2. Skala nyeri 4-6 berarti Nyeri Sedang (menganggu aktifitas fisik)

3. Skala nyeri 7-10 berarti Nyer iBerat. Biasanya pasien tidak dapat melakukan
aktifitas secara mandiri

Lampiran 9
SOP ENDORPHIN MASSAGE
NO PROSEDUR TINDAKAN
1 Pengertian Endorphin massage adalah tehnik sentuhan dan pemijatan. Teknik ini
penting bagi ibuhamil. Sebab tehnik ini dapat membantu memberikan rasa
tenang dan nyaman, baik disaat menjelang maupun disaat proses
persalinan akan berlangsung.
2 Tujuan memberikan rasa nyaman dan rileks kepada ibu sehingga rasa nyeri
persalinan berkurang atau teratasi
3 Indikaasi Ibu hamil aterm
4 Persiapan Inform consent pada ibu dan keluarga dankeluarga tentang pelaksanaan
pasien pijat endorphin
5 Persiapan alat  Inform consent
 Lembar observasi nyeri
 Pemantau waktu
 Kursi
 Alat tulis
6 Cara kerja Cara 1.
 Anjurkan ibu mengambil posisi senyaman mungkin bisa duduk
atau berbaring
 Meminta ibu menarik nafas dalam lalu keluarkan dengan lembut
sambil memejamkan mata
 Kemudian memulai dengan mengelus permukaan luar lengan,
mulai dari tangan sampai lengan bawah (lakukan dengan hati- hati
dan selembut mungkin)
 Lakukan selama 5 menit kemudian pandah kelengan satunya
cara 2
 Meminta ibu mengambil posisi senyaman mungkin .bisa duduk
atau berbaring miring
 Setelah menemukan posisi senyaman mungkin lakukan pemijatan
atau sentuhan ringan dapat dimulai dari leher membentuk huruf V
terbalik, kearah luar menuju sisi tulang rusuk
 Terus lakukan pemijatan ringan ini hingga bagian bawah belakang
ibu. Sambal diberikan sugesti dengan kata- kata yang
mententramkan .
 Pemijatan di lakukan selama 15- 20 menit kemudiaan istirahan
selama 5 sampai 10 mnit kemudian dilakukan pemitan lagi secara
brlurang 2 sampai 3 kali.
7 Referensi Rizem aputra, Sitiatava. 2015. Cara mudah melahirkan denga
nhypnobirthing. yogyakarta. Laksanama.
Lampiran 10
TABULASI DATA KOESIONER

No Nama Usia Gravida Pendidikan Pekerjaan Pretes Postes

1 Ny.S 18 1 SD IRT 8 7

2 Ny.A 24 2 SD IRT 6 5

3 Ny.P 17 1 SD IRT 8 7

4 Ny.B 19 1 SD IRT 7 6

5 Ny.F 28 2 SMP IRT 6 5

6 Ny.B 18 1 SD IRT 8 7

7 Ny.D 24 2 SMP IRT 6 5

8 Ny.A 21 1 SMP IRT 7 6

9 Ny.S 19 2 SD IRT 7 6

10 Ny.S 29 2 SD IRT 6 5

11 Ny.Y 25 1 SMA SWASTA 6 5


12 Ny.R 33 2 SMA SWASTA 5 4

13 Ny.D 25 2 SD IRT 6 5

14 Ny.S 20 1 SD IRT 7 6

15 Ny.F 34 3 SD IRT 4 4

16 Ny.S 20 1 SMP PEDAGANG 6 5

17 Ny.E 26 2 SMP PEDAGANG 5 4

18 Ny.K 21 1 SD PEDAGANG 7 6

19 Ny.H 22 1 SD IRT 7 6

20 Ny.N 32 2 SMA IRT 5 4

21 Ny.M 35 3 SMA SWASTA 4 3

22 Ny.H 35 3 SMP IRT 4 3

23 Ny.D 29 3 SMP IRT 5 4

24 Ny.S 18 1 SMP IRT 8 7

25 Ny.S 24 2 SD IRT 6 5

26 Ny.L 37 4 SD PEDAGANG 3 2

27 Ny.K 25 2 SMP IRT 5 4

28 Ny.S 28 2 SMP IRT 6 5

29 Ny.S 35 3 SD IRT 5 4

30 Ny.T 20 1 SMP IRT 7 6


Analisa data dengan SPSS

Descriptive Statistics

Std.
N Range Minimum Maximum Mean Deviation Variance

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic

Umur 30 2 1 3 1.93 .106 .583 .340

Pendidikan 30 2 1 3 1.63 .131 .718 .516

Pekerjaan 30 2 1 3 1.37 .131 .718 .516

Gravida 30 3 1 4 1.83 .152 .834 .695

Valid N
30
(listwise)
Statistics

Umur Pendidikan Pekerjaan Gravida

N Valid 30 30 30 30

Missing 0 0 0 0

Mean 1.93 1.63 1.37 1.83

Std. Error of Mean .106 .131 .131 .152

Median 2.00 1.50 1.00 2.00

Mode 2 1 1 1a

Std. Deviation .583 .718 .718 .834

Variance .340 .516 .516 .695

Skewness -.003 .692 1.700 .715

Std. Error of Skewness .427 .427 .427 .427

Kurtosis .229 -.699 1.340 -.083

Std. Error of Kurtosis .833 .833 .833 .833

Range 2 2 2 3

Minimum 1 1 1 1

Maximum 3 3 3 4

Sum 58 49 41 55

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Cumulative
Valid Percent Cumulative Percent
Valid SD 15
Frequency 50.0
Percent Valid50.0
Percent 50.0
Percent
Valid IRT 23 76.7 76.7 76.7
Valid SMP
<20Th 11
6 36.7
20.0 36.7
20.0 86.7
20.0
Swasta 3 10.0 10.0 86.7
SMA
20-34Th 4
20 13.3
66.7 13.3
66.7 100.0
86.7
Pedagang 4 13.3 13.3 100.0
Total
> 34 30
4 100.0
13.3 100.0
13.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Gravida

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 12 40.0 40.0 40.0

2 12 40.0 40.0 80.0

3 5 16.7 16.7 96.7

4 1 3.3 3.3 100.0

Total 30 100.0 100.0


Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Umur 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Pendidikan 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Pekerjaan 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Gravida 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Umur Mean 1.93 .106

95% Confidence Interval for Lower Bound 1.72


Mean
Upper Bound 2.15

5% Trimmed Mean 1.93

Median 2.00

Variance .340

Std. Deviation .583

Minimum 1

Maximum 3

Range 2

Interquartile Range 0

Skewness -.003 .427

Kurtosis .229 .833

Pendidikan Mean 1.63 .131

95% Confidence Interval for Lower Bound 1.37


Mean Upper Bound 1.90

5% Trimmed Mean 1.59

Median 1.50

Variance .516

Std. Deviation .718

Minimum 1
Maximum 3

Range 2

Interquartile Range 1

Skewness .692 .427

Kurtosis -.699 .833

Pekerjaan Mean 1.37 .131

95% Confidence Interval for Lower Bound 1.10


Mean Upper Bound 1.63

5% Trimmed Mean 1.30

Median 1.00

Variance .516

Std. Deviation .718

Minimum 1

Maximum 3

Range 2

Interquartile Range 0

Skewness 1.700 .427

Kurtosis 1.340 .833

Gravida Mean 1.83 .152

95% Confidence Interval for Lower Bound 1.52


Mean
Upper Bound 2.14

5% Trimmed Mean 1.78

Median 2.00

Variance .695

Std. Deviation .834

Minimum 1

Maximum 4

Range 3

Interquartile Range 1

Skewness .715 .427

Kurtosis -.083 .833


Explore

Notes

Output Created 13-JUN-2023 23:18:45

Comments

Input Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data


30
File

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values for dependent
variables are treated as missing.

Cases Used Statistics are based on cases with no missing


values for any dependent variable or factor used.

Syntax EXAMINE VARIABLES=PRETES POSTES

/PLOT BOXPLOT STEMLEAF HISTOGRAM


NPPLOT

/COMPARE GROUPS

/STATISTICS DESCRIPTIVES

/CINTERVAL 95

/MISSING LISTWISE

/NOTOTAL.

Resources Processor Time 00:00:01.34

Elapsed Time 00:00:01.34


Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

PRETES 30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%

POSTES 30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

PRETES Mean 6.00 .240

95% Confidence Interval for Lower Bound 5.51


Mean
Upper Bound 6.49

5% Trimmed Mean 6.04

Median 6.00

Variance 1.724

Std. Deviation 1.313

Minimum 3

Maximum 8

Range 5

Interquartile Range 2

Skewness -.294 .427


Kurtosis -.398 .833

POSTES Mean 5.03 .232

95% Confidence Interval for Lower Bound 4.56


Mean
Upper Bound 5.51

5% Trimmed Mean 5.07

Median 5.00

Variance 1.620

Std. Deviation 1.273

Minimum 2

Maximum 7

Range 5

Interquartile Range 2

Skewness -.281 .427

Kurtosis -.220 .833

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

PRETES .167 30 .033 .937 30 .074


POSTES .156 30 .060 .935 30 .067

T-Test

Notes

Output Created 13-JUN-2023 23:53:42

Comments

Input Active Dataset DataSet1

Filter <none>
Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data


30
File

Missing Value Handling Definition of Missing User defined missing values are treated as
missing.

Cases Used Statistics for each analysis are based on the cases
with no missing or out-of-range data for any
variable in the analysis.

Syntax T-TEST PAIRS=PRETES WITH POSTES


(PAIRED)

/CRITERIA=CI(.9500)

/MISSING=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00.02

Elapsed Time 00:00:00.03

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 PRETES 6.00 30 1.313 .240

POSTES 5.03 30 1.273 .232

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 PRETES &


30 .991 .000
POSTES
Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence
Interval of the
Difference

Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower

Pair 1 PRETES - POSTES .967 .183 .033 .898

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence
Interval of the
Difference

Upper t df Sig. (2-tailed)

Pair 1 PRETES - POSTES 1.035 29.000 29 .000


Lampiran 12

Foto koesioner
Lampiran 13

Foto penelitian
Lampiran 14
LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL

NAMA : Umi Kulsum

NIM : 2021050442

JUDUL SKRIPSI : PENGARUH PIJAT ENDORPHIN TERHADAP NYERI


PERSALINAN KALAI DI PUSKESMAS NGULING KEC.
NGULING KAB. PASURUAN
DOSEN PENGUJI : Evi Susiyanti .M.Kes

NO. TANGGAL HASIL KONSULTASI TANDA


TANGAN
PEMBIMBING

1. 10 1. Menggunakan bahasa baku


dedember 2. Ditambahkan Pernyataan masalah
2022 3. Konsep teori yang nor farmakologi di
sebutkan semua
4. Hipotesa hanya pengertian dan langsung
pada hipotesa dari penelitian
5. Desain penelitian disesuaikan dengan judul
penelitian
6. Definisi operasional cara ukur dig anti
parameter dan di tambah scoring kriteria
7. Tambahkan gambar pada langkah - langkah
pemijatan

2 6 juli 2023 1. Perbaiki abstrak


2. Mengganti rummusan masalah menjadi
pertanyaan masalah
3. Perbaiki definisi operasional
4. Perbaiki cara baca tabel
5. Saran ditambah untuk peneliti selanjutnya
dan institusi pendidikan

LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI

NAMA : Umi Kulsum

NIM : 2021050442
JUDUL SKRIPSI : PENGARUH PIJAT ENDORPHIN TERHADAP NYERI

PERSALINAN KALAI DI PUSKESMAS NGULING KEC.

NGULING KAB. PASURUAN

DOSEN PEMBIMBING I : Fifi Ratna,S.ST.M.Kes

NO. TANGGAL HASIL KONSULTASI TANDA


TANGAN
PEMBIMBING

1. 10 oktober
2022
Sebaiknya judul lebih mengarah ke profesionalime
kebidanan dan komplementer

2 17 oktober
2022
-Acc Judul Penelitian
- Tambahkan problem statement
- Justifikasi di urut mulai WHO, Indonesia, Jatim,
Pasuruan dan tempat penelitian

3 24 oktober
2022
- ACC Bab I Latar belakang
- Lengkapi rumusan masalah sesuai dengan data
pendukungnya

4 1 november
2022
-ACC Bab I tujuan penelitian, manfaat penelitian
dan rumusan masalah
-Literature minimal 10 tahun terahir - Penelitian
terkait jurnal ilmiah minimal 3 jurnal

5 3 november
2022
- Acc bab II
- Revisi bab III Kerangka konseptual

6 8 november
2022
- Revisi bab IV desain penelitian, kerangka kerja
dan Definisi opersional

7 14
november
2022 -Acc bab III
- Acc bab IV
ACC ujian proposal

8 28
desember
Revisi proposal

1. Pernyataan masalah
2. Tinjuan pustaka di sesuaikan dengan urutan
variabel
3. Tabel perbaiki penilisan dengan spasi 1
4. Hipotesa di sesuaikan sengan judul penelitian
5. Skema penelitian sesuaikan dengan penelitian
6. Kerangka kerja sesuaikan dengan buku
panduan
7. Populasi , tehnik sampling dan sampel
8. Kriteria ekslusi di tambah pasien yang di rujuk
9. Definisi operasional di perbaiki
10. Prosedur di buat narasi

9 2 januari
2023
Acc proposal

10 3 april
2023
Acc bab V
- Kesimpulan di sesuaikan dengan hasil penelitian
- Saran di sesuaikan dengan manfaat penelitian

11 18 april - Acc bab V dan revisi bab IV


2023

23 april - Acc bab IV


2023

12 28 april -Abstrak komponennya harus ada metode


2023 penelitian,
-populasi, tehnik sampling dan hasil analisa data
13 2 Mei -populasi, tehnik sampling dan hasil analisa data
2023

14 9 Mei 2023 Lampiran ditambahkan hasil spss


- abstrak di rapikan
15 18 Mei Acc abstrak
2023 Penulisan dirapikan
16 25 Mei Acc skripsi dan siding
2023

LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI

NAMA : Umi Kulsum

NIM : 2021050442

JUDUL SKRIPSI : PENGARUH PIJAT ENDORPHIN TERHADAP NYERI


PERSALINAN KALAI DI PUSKESMAS NGULING KEC.
NGULING KAB. PASURUAN
DOSEN PEMBIMBING II : Endang Yuliani,S.ST.M.PH
NO. TANGGAL HASIL KONSULTASI TANDA
TANGAN
PEMBIMBING

1 18 oktober ACC judul penelitian

2022

2 25 oktober  Bab I paragraf trakhir berisi kesimpulan


 Tujuan khususnya pertama dan kedua diganti
2022
kata mengidentifikasi dan ketiga menganalis
 Manfaat di tambah untuk responden

3 29 oktober  Manfaat di tambah untuk responden


2022  Bab 2 di tambah penelitian yang sama
 Bab 3 alur penelitian

4 1 november ACC Bab 2 dan bab 3


2022

5 3 november  Bab 4 berisi fakta dan opini


2022  Rapikan penulisan

6 12 Acc ujian proposal


november
2022
7 10  Perbaiki penulisan di cover
Desember  Rapikan penulisan dan penomoran dan spasi
2022

8 17 april  Masukannya untuk bab 6 sarannya harus di


sesuaikan dengan manfaat praktis yang di bab I
2023 di sertai caranya
 Perbaiki penulisan

9 24 april  Perbaiki bab 1 .


 Justice di ringkas
2023  Tujuan di tambai tempat penelitian
 Perbaiki penulisan
27 mei 2023 Acc ujian skripsi

10 12 Juli 2023  Perbaiki penilisan


 Perbaiki tabel
 Daftar singkatan
24 juli 2023 ACC Skripsi

Anda mungkin juga menyukai