Anda di halaman 1dari 87

SKRIPSI

PENGARUH AROMA JERUK NIPIS DENGAN INTENSITAS


MUAL MUNTAH PADA IBU HAMIL TRIMESTER I
DI PUSKESMAS GURGUR PARDOMUAN
TAHUN 2021

Oleh
KRISTINA SRI DEWI
NIM 1911041

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN SUMATERA UTARA
MEDAN
2021

i
SKRIPSI

PENGARUH AROMA JERUK NIPIS DENGAN INTENSITAS


MUAL MUNTAH PADA IBU HAMIL TRIMESTER I
DI PUSKESMAS GURGUR PARDOMUAN
TAHUN 2021

Untuk Memperoleh Mencapai Gelar Sarjana Kebidanan Dalam


Program Studi Kebidanan Pada Fakultas Kesehatan
INKES SUMUT

Oleh
KRISTINA SRI DEWI
NIM 1911041

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN SUMATERA UTARA
MEDAN
2021

ii
Pernyataan Tentang Orisinalitas

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Kristina Sri Dewi


NIM 19111041
Program Studi : S1 Kebidanan
Angkatan :
Jenjang : Sarjana

Menyatakan bahwa saya tiak melakukan plagiat dalam penulisan Skripsi saya
yang berjudul :
“Pengaruh Aroma Jeruk Nipis Dan Intensitas Mual Muntah Pada Ibu Hamil
Trimester I Di Puskesmas Gurgur Pardomuan tahun 2021”.

Apabila dikemudian hari terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya bersedia
menerima sanksi yang ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Pardomuan, September 2021


Yang menyatakan

Kristina Sri Dewi


NIM: 1911041

iii
SURAT KETERANGAN BEBAS PLAGIAT

Lembaga Penelitian Pengabdian Masyarakat (LPPM) Institut Kesehatan Sumatera


Utaramenerangkan bahwa mahasiswa dengan identitas berikut:
Nama : Kristina Sri Dewi
Nim 1911041
Program Studi : S-1 Kebidanan
Judul Skripsi : Pengaruh aroma jeruk nipis dengan intensitas mual muntah pada ibu
hamiltrimester I di Puskesmas Gurgur Pardomuan Tahun 2021
Dinyatakan sudah memenuhi syarat batas maksimal plagiasi (< 35% untuk Skripsi, 30%
untuk Tesis) pada setiap bab naskah skripsi/tesis yang di susun. Surat keterangan ini
digunakan sebagai syarat untuk mengikuti ujian sidang akhir skripsi/tesis

Medan18 Oktober 2021Ketua LPPM

Elyani Sembiring, S.Kep, Ns, M.Kep

iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Nama : Kristina Sri Dewi


Nim : 1911041
Program Studi : S-1 Kebidanan
Judul Skripsi : Pengaruh aroma jeruk nipis dengan intensitas mual muntah pada ibu
hamiltrimester I di Puskesmas Gurgur Pardomuan Tahun 2021
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah skripsi ini bebas plagiat.
Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya
bersediamenerima sanksi peraturan perundangan yang berlaku

Medan, 8 Oktober
2021 Yang Membuat
Pernyataan

(Kristina Sri Dewi)

v
SURAT PERNYATAAN MELAKUKAN UJI
PLAGIAT TURNITIN

Nama : Kristina Sri Dewi

Program Studi : S-1 Kebidanan


Judul Skripsi : Pengaruh aroma jeruk nipis dengan intensitas mual muntah pada ibu
hamiltrimester I di Puskesmas Gurgur Pardomuan Tahun 2021

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah skripsi ini telah dilakukan uji plagiat dengan
meggunakan Uji Turnitin untuk menguji semua kata pada karya tulis saya.
Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya
bersediamenerima sanksi sesuai peraturan perundangan yang berlaku

Medan,8 Oktober 2021


Yang Membuat Pernyataan

(Kristina Sri Dewi)

vi
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judul :

PENGARUH AROMA JERUK NIPIS DAN INTENSITAS MUAL


MUNTAH PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI
PUSKESMASGURGURPARDOMUAN
TAHUN 2021

Yang dipersiapkan dan di pertahankan Oleh :

KRISTINA SRI DEWI


NIM : 1911041

Telah selesai diujiankan Tanggal 13 September 2021


Pembimbing

(Emi br Barus, SST, M.Keb)


NIDN : 0113118702

nti SST M.Tr.Keb SST M.Keb


NIDN: 0109107505

Mengetahui
Ketua Program Studi Sarjana Kebidanan

(Emi Br Barus, SST, M.Keb)


NIDN: 011311870

vii
LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH AROMA JERUK NIPIS DAN INTENSITASMUAL


MUNTAH PADA IBU HAMIL TRIMESTER I
DIPUSKESMAS GURGUR PARDOMUAN
TAHUN 2021

KRISTINA SRI DEWI


NIM: 1911041

Telah Disetujui Untuk Diseminarkan Dalam Ujian Seminar HasilJurusan


Sarjana Kebidanan pada Tanggal

Dosen Pembimbing

(Emi br Barus, SST, M.Keb)


NIDN : 0113118702

Mengetahui
Ketua Program Studi Sarjana Kebidanan

(Emi Br Barus, SST, M.Keb)

NIDN : 0113118702

viii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran atas segala limpah, rahmat dan

karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian dengan judul

“Pengaruh Aroma Jeruk Nipis Dan Intensitas Mual Muntah Pada Ibu Hamil

Trimester I Di Puskesmas Gurgur Pardomuan tahun 2021”.

Selesainya penelitian ini karena adanya bantuan moril, bimbingan dan

arahan dari berbagai pihak, oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tulus kepada:

a. Bapak Prof. Dr. H. Paul Sirait, M.Kes dan Drs. Asman R Karo-Karo, MM,

selaku Pengurus Yayasan Intitut Kesehatan Sumatera Utara

b. Bapak Dr. Ferial Paesha Sirait, SE, M.Si, selaku Ketua Yayasan Institut

Kesehatan Sumatera Utara

c. Ibu Diana, SKM, M.Kes, selaku Rektor Intitut Kesehatan Sumatera Utara

d. Ibu Mazly Astuty, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Wakil Rektor I Institut

Kesehatan Sumatera Utara

e. Ibu Marthalena Siahaan, S.Kep,Ns, M.Kep, selaku Wakil Rektor II Institut

Kesehatan Sumatera Utara

f. Bapak Dian Fajahari, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Wakil Rektor III Institut

Kesehatan Sumatera Utara

g. Ibu Dameria Ginting, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan

ix
h. Ibu Emi br Barus, SST, M.Keb, selaku Ketua Program Studi Sarjana

Kebidanan dan selaku selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa

menyediakan waktunya dan memberi pengetahuan,bimbingan dorongan,

masukan dan arahan yang sangat bermanfaat sehingga penyusunan dapat

diselesaikan tepat waktunya.

i. Ibu Yohana Putri Apriyanti, SST.,M.Tr. Keb selaku selaku Penguji I yang

telah memberikan masukan demi perbaikan proposal ini.

j. Ibu Bd.Lusiana Lusia Sirait, SST, M.Keb selaku Penguji II yang telah

memberikan masukan demi perbaikan proposal ini.

k. Serta seluruh staf dosen yang selama ini telah memberikan ilmu dan

pendidikan kepada penulis selama masa perkuliahan sehingga penulis

memperoleh ilmu yang bermanfaat dan berharga.

Akhir kata penulis mohon maaf atas kesalahan yang disengaja maupun

tidak disengaja dalam penelitian ini dan penulis berharap semoga penelitian ini

bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Aceh Tenggara, September 2021

Penulis

x
ABSTRAK

Mual muntah pada kehamilan biasanya bersifat ringan dan merupakan kondisi
yang dapat dikontrol sesuai dengan kondisi masing-masing individu. Bila keadaan ini
semakin berat dan tidak dapat ditanggulangi maka disebut hiperemesis gravidarum,
dilaporkan terjadi sekitar 0,5%-2% dari semua kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk
pengaruh aroma jeruk nipis untuk dengan intensitas mual muntah pada kehamilan
trimester I di Puskesmas Gurgur Pardomuan.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif eksperimen dengan desain Pretest
and Postest without Control. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang
sedang hamil trimester I mengalami mual muntah di Puskesmas Gurgur Pardomuan
sebanyaki 30 orang. Sampel penelitian dijadikan sebagai total sampling. Pengolahan data
penelitian terdiri dari editing, coding, entry, cleaning, tabulating. Analisis data terdiri dari
univariat dan bivariat dengan uji T.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Intensitas mual muntah sebelum diberikan
aroma jeruk nipis pada ibu hamil trimester I sebesar 6,37 dengan standar deviasi sebesar
0,615, Rerata intensitas mual muntah sesudah diberikan aroma jeruk nipis pada ibu hamil
trimester I sebesar 3,40 dengan standar deviasi sebesar 0,621. Ada hubungan aroma jeruk
nipis dengan intensitas mual muntah pada ibu hamil trimester I di wilayah kerja
Puskesmas Puskesmas Gurgur Pardomuan Tahun 2021, dengan nilai p=0,000. Oleh
karena itu Ibu hamil sebaiknya dilakukan aroma terapi pemberian jeruk nipis,
dikarenakan pemberian terapi jeruk nipis dapat mengurangi intensitas mual muntah pada
ibu hamil trimester I sehingga tidak mengalami dehidrasi.

Kata Kunci : Aroma Jenis Jeruk Nipis, Mual Muntah, Ibu Hamil Trimester I

xi
ABSTRACT

Nausea and vomiting in pregnancy are usually mild and can be controlled
according to individual conditions. When this condition gets worse and cannot be
controlled, it is called hyperemesis gravidarum, which is reported to occur in about
0.5%-2% of all pregnancies. This study aims to determine the relationship between the
aroma of lime and the intensity of nausea and vomiting in the first trimester of pregnancy
at the Gurgur Pardomuan Health Center.
This research is an experimental quantitative research with Pretest and Posttest
without Control design. The population in this study were all mothers who were pregnant
in the first trimester experiencing nausea and vomiting at the Gurgur Pardomuan Health
Center as many as 30 people. The research sample was used as the total sampling.
Research data processing consists of editing, coding, entry, cleaning, tabulating. Data
analysis consisted of univariate and bivariate with T test.
The results showed that the intensity of nausea and vomiting before being given
the aroma of lime in the first trimester of pregnant women was 6.37 with a standard
deviation of 0.615, the average intensity of nausea and vomiting after being given the
aroma of lime in pregnant women the first trimester of 3.40 with a standard deviation of
0.621. There is a relationship between the smell of lime and the intensity of nausea and
vomiting in first trimester pregnant women in the working area of the Gurgur Pardomuan
Public Health Center in 2021, with a p value = 0.000. Therefore, pregnant women should
do aromatherapy giving lime, because giving lime therapy can reduce the intensity of
nausea and vomiting in first trimester pregnant women so they don't get dehydrated.

Keywords: Lime Type Aroma, Nausea Vomiting, First Trimester Pregnant Women

xii
RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Kristina Sri Dewi


Tempat/Tanggal Lahir : Lawe Desky, 11 Juli 1985
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Menikah
Agama : kristen
Anak ke : 2 dari 5 bersaudara

DATA ORANG TUA


Ayah : (Alm) Jausup Panjaitan
Ibu : Magdalena Ginting

RIWAYAT PENDIDIKAN

No Nama Institusi Tahun Masuk Tahun Tamat


1 SDN Lawe Loning, Kab Aceh Tenggara 1992 1998
2 SLTP N 2 Lawe Sigala-Gala 1998 2001
3 SMU Swasta YP Budi S.P Kuala Medan 2001 2004
4 Akademi Kebidanan Darmo Medan, D III 2004 2008

xiii
DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR KEASLIAN PENELITI ............................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iv
ABSTRAK .................................................................................................... vi
ABSTRACK ................................................................................................. vii
DAFTAR ISI................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ x

BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................... 1


1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan masalah ........................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 6
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 6
1.5 Risiko Penelitian............................................................................. 7

BAB II. TINJAUAN TEORI....................................................................... 8


2.1. Konsep Mual Muntah ................................................................... 8
2.2. Konsep Dasar Aromaterapi............................................................ 16
2.3. Jeruk Nipis ..................................................................................... 27
2.4. Hubungan Jeruk Nipis terhadap Mual Muntah.............................. 28
2.5. Kerangka Konsep........................................................................... 30
2.6. Hipotesa ......................................................................................... 30

BAB 3. METODE PENELITIAN............................................................... 31


3.1. Jenis dan Desain Penelitian ........................................................... 31
3.2. Rancangan Penelitian..................................................................... 31
3.3. Populasi dan Sampel...................................................................... 31
3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 33
3.5. Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Cara Pengukuran
Variabe .......................................................................................... 33
3.6. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data ...................................... 33
3.7. Pengolahan dan Analisis Data ....................................................... 35
3.8. Kerangka Operasional ................................................................... 37
3.9. Ethical Clearance ........................................................................... 38

BAB IV HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN .................................... 39


4.1 Hasil Penelitian............................................................................... 39
4.2 Analisis Penelitian .......................................................................... 41

BAB V PEMBAHASAN .............................................................................. 42

5.1 Intensitas Mual Muntah pada Kehamilan Trimester I sebelum

xiv
Pemberian Aroma Jeruk Nipis…… .............................................. 42
5.2 Intensitas Mual Muntah pada Kehamilan Trimester I sesudah
Pemberian Aroma Jeruk Nipis ...................................................... 43
5.3. Pengaruh Aroma Jeruk Nipis Terhadap Intensitas Mual Muntah
pada Kehamilan Trimester I .......................................................... 44

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... 47


6.1 Kesimpulan ..................................................................................... 47
6.2 Saran ............................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 49


Lampiran

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Puskesmas


Gurgur Pardomuan tahun 2021................................................... 39

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Intensitas Mual Muntah Sebelum dan


Sesudah diberikan Aroma Jeruk Nipis pada Ibu Hamil di
Puskesmas Gurgur tahun 2021 ................................................... 40

Tabel 4.3. Uji Normalita Intensitas Mual Muntah Sebelum dan


Sesudah diberikan Aroma Jeruk Nipis pada Ibu Hamil di
Puskesmas Gurgur tahun 2021 ................................................... 40

Tabel 4.4. Pengaruh Aroma Jeruk Nipis pada Ibu Hamil Trimester I di
Puskesmas Gurgur tahun 2021.................................................... 41

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu peristiwa indah yang sangat dinanti- nantikan

pasangan suami istri. Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi yang sehat,

jika mengalami menstruasi dan melakukan hubungan seksual dengan pria yang

organ reproduksinya sehat, sangat besar kemungkinan untuk hamil (Mandriwati,

2016). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari haid

pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, pertama dimulai dari

hasil konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dimulai dari bulan keempat sampai

6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Sarwono, 2013).

Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta

perubahan sosial dalam keluarga. Selama kehamilan trimester I dapat terjadi

perubahan fisik seperti pembesaran payudara, sering buang air kecil, mual

muntah, konstipasi, cepat lelah, sakit kepala, kram perut, dan peningkatan berat

badan. Ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester I antara lain ngidam,

keputihan, sering buang air kecil (Asrinah, 2015).

Bulan-bulan pertama kehamilan, terdapat perasaan eneg, hal ini mungkin

di karenakan kadar hormon esterogen yang meningkat. Tidak jarang dijumpai

adanya gejala mual pada bulan pertama kehamilan (Manuaba, 2010). Mual

muntah merupakan keluhan yang sering dialami oleh wanita hamil terutama

trimester pertama (Sarwono, 2013).

1
Hasil laporan menunjukkan bahwa hampir 50 – 90% wanita hamil mual

muntah terjadi pada trimester pertama (3 bulan pertama kehamilan). Keadaan ini

akan membaik pada usia kehamilan 12-16 minggu.

Kasus mual muntah di Indonesia terdapat 50-90% kasus yang dialami oleh

ibu hamil. Namun pada kasus seperti ini tidak menyebabkan kematian pada ibu

hamil karena mual muntah hanya kekurangan nutrisi dan cairan. Terjadainya

kehamilan membuat perubahan hormonal pada wanita karena terdapat

peningkatan hormone estrogen,progesterone (Utami, 2012).

Mual dan muntah kehamilan atau atau nausea and vomiting of pregnancy

(NVP), dalam istilah medis dikenal dengan emesis gravidarum merupakan

komplikasi umum yang paling sering terjadi selama kehamilan hingga 85% pada

ibu hamil (Madjunkova et al., 2013). Mual muntah pada kehamilan biasanya

bersifat ringan dan merupakan kondisi yang dapat dikontrol sesuai dengan kondisi

masing-masing individu. Bila keadaan ini semakin berat dan tidak dapat

ditanggulangi maka disebut hiperemesis gravidarum, dilaporkan terjadi sekitar

0,5%-2% dari semua kehamilan (Runiari, 2010).

Mual muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% terjadi pada

multigravida. Secara fisiologis, rasa mual terjadi akibat kadar estrogen yang

meningkat dalam darah sehingga mempengaruhi sistem pencernaan. Menurut

Tiran (2013), penyebab mual muntah selama kehamilan biasanya disebabkan oleh

perubahan hormon dalam sistem endokrin yang terjadi selama kehamilan,

terutama disebabkan oleh tingginya fluktuasi kadar HCG (human chorionic

gonadotrophin).

2
Menurut Cittuma, (2017), efek mual dan muntah ini antara lain dehidrasi,

ketidak seimbangan elektrolit, hipertensi vena dan perdarahan, rupture esofageal,

dan keadaan lanjut dapat membuat pasien mengalami dehidrasi berat.

Pemerintah telah menetapkan program kebijakan ANC (Antenatal Care)

sebagai berikut : kunjungan ANC dilakukan minimal 4x selama kehamilan

(kunjungan TM I sebelum usia kehamilan 14 minggu, kunjungan TM II usia

kehamilan 14 – 28 minggu, kunjungan TM III usia kehamilan 28 – 36 minggu dan

lebih dari 36 minggu) (Pantikawati, 2010).

Bidan adalah salah satu tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan

obstetric, salah satunya dengan memberikan pelayanan pemeriksaan ibu hamil

untuk mengetahui keadaan ibu dan janin. Dalam melakukan pelayanan Antenatal

Care (ANC) hendaknya selalu memberikan penjelasan dan motivasi mengenai

yang dirasakan ibu hamil termasuk didalamnya mual muntah (Arisnah et al.,

2010).

Mengurangi mual muntah pada trimester 1 dengan cara memberikan terapi

yang sesuai dengan kebutuhan dan mengatur pola makan setiap harinya dengan

cara mempertahankan hidrasi yang memadai dan cairan elektrolit, sebaiknya

minum 2 liter air per hari, menghindari perut kosong setiap saat dengan sering

makan kecil setiap 1-2 jam yang terdiri dari makanan lunak (Astriana,2015)

Realisasi yang paling mudah dilaksanakan adalah pelaksanaan

komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada pasien dengan materi-materi

mengenai pemantauan kesehatan ibu hamil dan penatalaksanaan ketidaknyamanan

selama hamil (Sulistyawati, 2012).

3
Terapi komplementer yang dapat digunakan untuk mencegah dan

mengurangi mual muntah adalah aromaterapi. Aromaterapi adalah minyak

tumbuhan yang harum dan mempunyai konsentrasi tinggi dan mudah mengalami

penguapan. C Sumber minyak harum yang digunakan sebagai aromaterapi

diantaranya berasal dari pepermint, bunga lavender, bunga mawar, jahe, jeruk

nipis atau lemon (Kim, et al, 2013).

Prinsip kerja aromaterapi di dalam tubuh yaitu memacu pelepasan

neurotransmitter seperti ensepalin dan endorpin yang mempunyai efek analgesic

dan meningkatkan perasaan nyaman dan rileks. Bau harum dari aromaterapi

ditransmisikan melalui dua jalur, jalur pertama melalui sistem limbik menuju

hipotalamus dan sampai pituitari. Jalur yang kedua ditranmisikan melalui kortek

olfactory menuju thalamus dan kemudian menuju neocortex. Melalui kedua jalur

ini aromaterapi akan diolah sampai menimbulkan persepsi individu (Kim, et al,

2013)

Jeruk nipis minyak essensial (Citruslemon) adalah salah satu yang paling

banyak digunakan minyak herbal dalam kehamilan dan dianggap sebagai obat

yang aman pada kehamilan. Menurut sebuah studi, 40% wanita telah

menggunakan aroma jeruk nipis untuk meredakan mual dan muntah, dan 26,5%

dari mereka telah dilaporkan sebagai cara yang efektif untuk mengontrol gejala

mual dan muntah (Kia et al,2014).

Ada pengaruh jeruk nipis aromaterapi terhadap mual, sehingga bisa

mengurangi penggunaan obat farmakologi yang ada efek sampingnya. Penelitian

yang dilakukan oleh Maternity, dkk (2016) menunjukkan bahwa ada pengaruh

4
pemberian inhalasi aromaterapi lemon terhadap mual muntah atau morning

sickness pada ibu hamil.

Berdasarkan survei pendahuluan yang peneliti lakukan di Puskesmas

Gurgur Pardomuan pada bulan desember tahun 2020, didapatkan ibu hamil yang

melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 38 ibu hamil. Sebanyak 15 ibu hamil

trimester I, 5 ibu hamil trimester II, dan 18 ibu hamil trimester III. Ibu hamil

trimester I yang mengalami mual muntah sebanyak 13 orang. Persentase ibu hamil

trimester I yang mengalami mual muntah lebih tinggi daripada ibu hamil trimester

I yang tidak mengalami mual muntah. Akibat mual muntah tersebut ibu hamil

merasa lemas dan tidak bergairah dalam melakukan aktifitas sehari-hari karena

mual muntah tersebut sangat menganggu kondisi ibu hamil. Ibu mual muntah

tersebut tidak di beri apa-apa, biasanya hanya mual muntah pada hamil muda dan

itu wajar terjadi.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

yang bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Aroma Jeruk Nipis dan Intensitas

Mual Muntah pada Ibu Hamil Trimester I di Puskesmas Gurgur Pardomuan Tahun

2021.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah ”Adakah Pengaruh Aroma

Jeruk Nipis dengan Intensitas Mual Muntah pada Ibu Hamil Trimester I di

Puskesmas Gurgur Pardomuan tahun 2021?”

5
1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui Pengaruh Aroma Jeruk Nipis dengan intensitas mual muntah

pada kehamilan trimester I di Puskesmas Gurgur Pardomuan Tahun 2021.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui intensitas mual muntah pada kehamilan Trimester I

sebelum pemberian aroma jeruk nipis di Puskesmas Gurgur Pardomuan

tahun 2021.

2. Untuk mengetahui intensitas mual muntah pada kehamilan Trimester I

sesudah pemberian aroma jeruk nipis di Puskesmas Gurgur Pardomuan

tahun 2021.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan referensi dalam memberikan

asuhan kebidanan khusus mengurangi mual muntah pada ibu hamil trimester

pertama dengan memberikan aroma jeruk nipis.

1.4.2. Manfaat Praktis

1. Bagi pelaksana praktek kebidanan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu terapi dalam

mengurangi mual muntah pada ibu hamil trimester I

2. Bagi pendidikan kebidanan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengembangan ilmu pada

mata kuliah asuhan kebidanan khususnya Asuhan kebidanan ibu hamil.

6
3. Bagi Responden

Dapat meningkatkan pengetahuan pada ibu hamil khususnya Trimester I

tentang pentingnya mencegah mual muntah selama kehamilan.

1.5. Risiko Penelitian

Pada penelitian ini mungkin menimbulkan resiko dimana peneliti akan

menemui ibu yang mengalami mual muntah dimana akan mengurangi konsentrasi

ibu dalam menjawab pertanyaan/kuesioner.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Mual Muntah

2.1.1. Pengertian Mual Muntah

Mual adalah rasa seperti ingin muntah dan tidak nyaman pada perut.

Muntah adalah kondisi ketika isi lambung keluar secara paksa melalui mulut.

Berbeda dari regurgitasi (keluarnya isi lambung tanpa kontraksi), muntah disertai

kontraksi pada lambung dan otot perut. Muntah sendiri sebenarnya bukan suatu

penyakit, tetapi gejala bahwa seseorang sedang mengalami gangguan

kesehatan.(Fauziyah, 2012)

Mual dan muntah atau dalam bahasa medis disebut emesis gravidarum

atau morning sickness merupakan suatu keadaan mual yang terkadang disertai

muntah (frekuensi kurang dari 5 kali). Selama kehamilan sebanyak 70-85%

wanita mengalami mual muntah (Wegrzyniak, dkk, 2012). Dari hasil penelitian

Lecasse (2015) dari 367 wanita hamil, 78,47% mual muntah terjadi pada trimester

pertama, dengan derajat mual muntah yaitu 52,2% mengalami mual muntah

ringan, 45,3% mengalami mual muntah sedang dan 2,5% mengalami mual muntah

berat. Pada trimeter dua, 40,1% wanita masih mengalami mual muntah dengan

rincian 63,3% mengalami mual muntah ringan, 35,9% mengalami mual muntah

sedang dan 0,8% mengalami mual muntah berat. (Irianti, dkk, 2014).

Emesis gravidarum merupakan perasaan pusing, perut kembung dan badan

terasa lemas disertai keluarnya isi perut melalui mulut dengan frekuensi kurang

dari 5 kali sehari pada ibu hamil trimester 1 (Kesehatan RI, 2013). Emesis

8
gravidarum merupakansalah satu gejala paling awal, dan paling menyebabkan

stres yang dialami ibu hamil. Meskipun emesis gravidarum bersifat fisiologis,

emesis gravidarum bukanlah suatu gangguan ringan, dapat terjadi pada 85% ibu 7

hamil, dapat berlangsung sepanjang hari, serta dapat menetap selama kehamilan

(Tiran, 2013).

2.1.2. Perbedaan Tingkatan Mual Muntah

Manifestasi yang sering dijumpai pada traktus gastrointestinal adalah

morning sickness, emesis gravidarum dan hiperemesis gravidarum. Dibawah

ini dijabarkan perubahan dan berbagai keluhan yang meyertainya.(

Madjunkova et al, 2013).

1. Morning Sickness

Pusing pada saat bangun pagi karena terjadi iskemia relatif akibat turunnya

aliran darah menuju otak sehingga glukosa kearah sistem saraf pusat

berkurang. Cara mengatasi jangan terlalu cepat berjalan dari tempat tidur,

duduk dengan tenang sambil beradaptasi pada posisi duduk sehingga

pusing berkurang, minum teh hangat agak manis, setelah pusing hilang

baru kemudiaan diikuti dengan aktivitas biasa.

2. Emesis Gravidarum

Mual dan muntah beberapa kali terutama pada pagi hari, tidak

menyebabkan gangguan semua aktivitas sehari-hari. Cara mengatasinya

sama dengan morning sickness, obat yang diperlukan adalah anti mual,

mengganti cairan yang keluar dengan minuman elektrolit.

9
3. Hiperemesis Gravidarum

Mual dan muntah berlebihan sehingga menggangu aktivitas sehari-hari

jika dibiarkan akan menganggu kenyamanan ibu dan kondisi janin. Cara

mengatasinya dengan terapi intensif, dan terminasi kehamilan (Manuaba,

2012).

2.1.3. Penyabab Mual Muntah

Penyebab mual dan muntah dianggap sebagai masalah multi faktoral.

Teori yang berkaitan adalah faktor hormonal, sistem vestibular, pencernaan,

psikologis, hiperolfacation, genetik dan faktor evolusi. Berdasarkan suatu studi

prospektif pada 9000 wanita hamil yang mengalami mual muntah, didapatkan

hasil risiko mual muntah meningkat pada primigravida, wanita yang

berpendidikan kurang, merokok, kelebihan berat badan atau obesitas, memiliki

riwayat mual muntah pada kehamilan sebelumnya. (Madjunkova et al, 2013).

Emesis gravidarum (morning sickness) berhubungan dengan level hCG.

hCG menstimulasi produksi esterogen pada ovarium. Esterogen diketahui

meningkatkan mual dan muntah. Peningkatan esterogen dapat memancing

peningkatan keasaman lambung yang membuat ibu merasa mual. (Madjunkova

et al, 2013).

Teori lain mengatakan bahwa sel-sel plasenta (villi kariolis) yang

menempel pada dinding rahim awalnya ditolak oleh tubuh karena dianggap

benda asing. Reaksi imunologik inilah yang memicu terjadinya reaksi mual-

mual. Perubahan metabolik glikogen hati akibat kehamilan juga dianggap

10
sebagai penyebab mual dan muntah (Astriana, 2015).

Ada beberapa peneliti yang menyebutkan penyebab mual muntah

disebabkan oleh faktor psikologis, seperti kehamilan yang tidak direncanakan,

tidak nyaman atau tidak diinginkan, beban pekerjaan akan menyebabkan

penderitaan batin dan konflik. Perasaan bersalah, marah, ketakutan, dan cemas

dapat menambah tingkat keparahan mual dan muntah.(Iriana, dkk, 2014)

2.1.4. Tingkatan mual muntah

Menurut (Manuaba, 2102) tingkatan mual muntah atau hiperemisis

gravidarum secara klinis dapat dibagi menjadi 3 tingkatan :

1. Stadium pertama

Mual dapat dijelaskan sebagai perasaan yang sangat tidak enak dibelakan

tenggorokan dan epigastrium sering menyebabkan muntah. Terdapat

berbagai aktivitas saluran cerna yang berkaitan dengan mual seperti

meningkatnya saliva, menurunnya tonus lambung dan peristaltik

2. Stadium kedua

Retching merupakan suatu usaha involunter untuk muntah, sering kali

menyertai mual dan terjadi sebelum muntah, terdiri atas gerakan

pernafasan spasmodik melawan glotis dan gerakan inspirasi dinding dada

dan diafragma.

3. Stadium ketiga

Muntah merupakan suatu refleks yang menyebabkan dorongan ekspirasi

isi lambung dan usus ke mulut. Pusat muntah menerima masukan dari

11
korteks serebal, organ vestibular, daerah pemicu kemoreseptor (Anggi,

2012).

2.1.5. Patofisiologi Mual Muntah

Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari

meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester

pertama. Pengaruh fisologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari

sistem saraf pusat akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian

terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah

dapat berlangsung berbulan-bulan.(Prawirohardjo, 2016).

Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah

pada hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan

tidak imbangnya elektrolit dengan alkolosis hipokloremik. Belum jelas mengapa

gejala-gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik

merupakan faktor utama, disamping pengaruh hormonal. Yang jelas, wanita yang

sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tidak suka

makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat (Rukiyah,

2012).

2.1.6. Penanganan Mual Muntah

Penanganan mual muntah bisa dicegah dengan cara farmakologi dan non

farmakalogi.(Kia et al, 2014) Berikut beberapa terapi farmakologi dan non

farmakologi.

1. Farmakologi

12
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan oleh bidan adalah memberikan

tablet vitamin B6 1,5 mg/hari untuk meningkatkan metabolisme serta

mencegah terjadinya enchepalopaty.

2. Non farmakologi

a. Melakukan pengaturan pola makan yaitu dengan memodifikasi jumlah

dan ukuran makanan. Makan dengan jumlah kecil dan minum cairan

yang mengandung elektrolit atau suplemen lebih sering.

Mengkonsumsi makanan yang tinggi protein dapat mengurangi mual

dan melambatkan aktivitas gelombang dysrhytmic pada lambung

terutama pada trimester pertama dibandingkan dengan makanan yang

didominasi oleh karbohidrat atau lemak.

b. Menghindari ketegangan yang dapat meningkatkan stress dan

mengganggu istirahat tidur.

c. Menghindari mengkonsumsi kopi/kafein, tembakau dan rokok, karena

selain dapat menimbulkan mual dan muntah juga dapat memiliki efek

yang merugikan untuk embrio, serta menghambat sintesis protein

(Irianti, dkk, 2014)

d. Mendapat dukungan dari pasangan dan menggurangi stress

3. Komplementer

Memberikan aroma jeruk nipis yang dapat menurunkan mual dan muntah

secara signifikan

13
2.1.7. Pengukuran Mual Muntah

Kewenangan bidan pada kasus HEG adalah melakukan penatalaksanaan

pada HEG ringan dan deteksi dini untuk dilakukannya pengalihan asuhan.

Instrumen yang dapat digunakan oleh bidan untuk menilai HEG yaitu dengan

Pregnancy-Unique Quantification Of Emesis/Nausea (PUQE). PUQE adalah

penilaian kuantitas dari mual dan muntah untuk menghindari subjektivitas dari

keluhan mual dan muntah.(Suririnah, 2014) Pada indeks PUQE ada 3 jenis

pertanyaan yang dinilai yaitu :

1. Perubahan berat badan

2. Ada tidaknya dehidrasi

3. Indeks laboratorium (ketidakseimbangan elektrolit)

Komplikasi Mual Muntah Wanita yang memiliki kadar hCG di bawah

rentang normal lebih sering mengalami hasil kehamilan yang buruk, termasuk

keguguran, pelahiran prematur atau retardasi pertumbuhan intrauterus (IUGR).

(Tiran, 2013) Berdasarkan penelitian Ebrahimi tahun 2010, hanya 2% mual

muntah yang berkembang menjadi HEG. Hiperemesis gravidarum adalah suatu

keadaan mual dan muntah pada kehamilan yang menetap, dengan frekuensi

muntah lebih dari 5 kali dalam sehari, disertai dengan penurunan berat badan

(>5% dari berat sebelum hamil) dan dapat menyebabkan ketidakseimbangan

elektrolit dan asam basa, kekurangan gizi bahkan kematian. (Irianti, dkk, 2014).

Hiperemesis gravidarum memiliki dampak pada ibu dan janin, seperti ibu

akan kekurangan nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan

lelah dapat pula mengakibatkan gangguan asam basa, pneumini aspirin, robekan

14
mukosa pada hubungan gastroesofagi yang menyebabkan peredaran ruptur

esofagus, kerusakan hepar dan kerusakan ginjal, ini akan memberikan pengaruh

pada pertumbuhan dan perkembangan janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi

atau tidak sesuai dengan kehamilan yang mengakibatkan peredaran darah janin

berkurang (Setiawan, 2017).

Pada bayi, jika hiperemesis ini terjadi hanya di awal 15 kehamilan tidak

berdampak terlalu serius, tapi jika sepanjang kehamilan si ibu menderita

hiperemesis gravidarum maka kemungkinan bayinya mengalami BBLR, IUGR,

Prematur hingga terjadi abortus (Wiknjosastro, 2015). (Rukiyah, 2010)

Menurut Manuaba (2012), hiperemesis dapat dibedakan menjadi tiga

tingkatan yaitu :

1. Hiperemesis gravidarum tingkat pertama

a. Muntah berlangsung terus

b. Nafsu makan berkurang

c. Berat badan menurun

d. Kulit dehidrasi-tonusnya lemah

e. Nyeri didaerah epigastrium

f. Tekanan darah turun dan nadi meningkat

g. Lidah kering

h. Mata tampak cekung

2. Hiperemesis gravidarum tingkat kedua

a. Penderita tampak lebih lemah

15
b. Gejala dehidrasi makin tampak, mata cekung tugor kulit makin

kurang, lidah kering dan kotor

c. Tekanan darah turun, nadi meningkat

d. Berat badan makin menurun

e. Mata ikterik 16

f. Gejala hemokonsentrasi makin tampak urine berkurang, badan aseton

dalam urine meningkat

g. Terjadinya gangguan buang air besar

h. Mulai tampak gejala gangguan kesadaran, menjadi apatis

i. Napas berbau aseton

3. Hiperemesis gravidarum tingkat ketiga

a. Muntah berkurang

b. Keadaan umum wanita hamil makin menurun : tekanan darah turun,

nadi meningkat, dan suhu naik, keadaan dehidrasi makin jelas

c. Gangguan faal hati terjadi dengan manifestasi icterus

d. Gangguan kesadaran dalam bentuk: somnolen sampai koma,

komplikasi susunan saraf pusat (ensefalopati wernicke) nistagmus-

perubahan arah bola mata, diplopia-gambar tampak ganda, perubahan

mental.

16
2.2. Konsep Dasar Aromaterapi

2.2.1. Pengertian Aromaterapi

Kata aromaterapi berarti terapi dengan memakai minyak esensial yang

ekstrak dan unsur kimianya diambil dengan utuh. Aromaterapi adalah bagian dari

ilmu herbal (herbalism) (Damayanti, 2011). Sedangkan menurut Sharma (2014)

aromaterapi berarti ‘pengobatan menggunakan wangi-wangian’.

Istilah mual muntah juga merujuk pada penggunaan minyak esensial dalam

penyembuhan holistik untuk memperbaiki kesehatan dan kenyamanan emosional

dan dalam mengembalikan keseimbangan badan. Terapi komplementer

(pelengkap), seperti homoeopati, aromaterapi harus dilakukan seiring dengan

pengobatan konvensional (Vingki,2015)

Tumbuhan aromatik menghasilkan minyak aromatik. Apabila disuling,

senyawa yang manjur ini perlu ditangani secara hati-hati. Sebagian besar senyawa

ini akan menimbulkan reaksi kulit, tetapi jika digunakan secara tepat, senyawa ini

memilki nilai teraupetik. Senyawa ini dapat dihirup ataupun digunakan dalam

kompres, dalam air mandi, atau dalam minyak pijat. Manusia dan tumbuhan

mempunyai hubungan yang sangat erat karena setiap organisme hidup terangkai

oleh susunan sel yang hamper serupa. Secara kimiawi, komposisi DNA pada

tumbuhan dan manusia pada dasarnya mempunyai kemiripan. (Price & Shirley,

2017)

Hasil penelitian dari neurobiology, Donald Kennedy, menyimpulkan bahwa

perbedaan antara tumbuhan dan manusia sangatlah sedikit. Sel tubuh keduanya

mempunyai dinding sel yang berisi organ kecil yang disebut organela serta

17
masing-masing mempunyai intisel 31 yang bermuatan materi genetic (DNA).

Ikatan kimiawi yang disebut hem pada manusia mengangkut oksigen yang

dilepaskan oleh tanaman menuju aliran darah. Pada tumbuhan, ikatan kimia ini

dikenal senagai klorofil dan mempunyai fungsi yang menjaga

kesehatan.Aromaterapi bekerja pada tubuh secara alami dan menyeluruh sehingga

dapat mengaktifkan kekuatan penyembuhan yang dimiliki oleh tubuh tersebut

selain membantu menyeimbangkan tubuh dan pikiran. Perawatan aromaterapi

merupakan upaya peningkatan kualitas tubuh dengan cara meningkatkan daya

tahan tubuh atau meminimalisasi gangguan atau masalah yang timbul sehingga

proses penyembuhan akan berlangsung lebih cepat.Aromaterapi memiliki prinsip

yang sama dengan pengobatan alamiah lainnya seperti homeopati dan pengobatan

dengan jejamuan. Secara universal, ada tiga prinsip dasar pada tindakan

pengobatan atau perawatan alamiah yaitu prisnip life force, yin dan yang, serta

makanan organik. Masing-masing prinsip ini bersifat sangat individualistic, yaitu

sangat tergantung pada masing-masing sifat individu yang membutuhkan

perawatan alamiah ini. Oleh karenanya, pada keadaan tertentu tindakan 32

perawatan yang dilakukan orang ke orang dan dari tindakan ke tindakan lainnya

sangatlah bervariasi.sama yaitu mengangkut karbondioksida yang dilepaskan

manusia ke seluruh jaringan tanaman. Minyak esensial, alam memberikan

manusia yaitu sutau jaringan pengobatan dengan tingkat penyembuhan yang

tinggi dan sangat aman. Minyak esensial dengan konsentrasi yang tinggi

merupakan bahan ideal untuk mengobati gangguan fisik, mental dan emosional.

18
Karenanya, perawatan aromaterapi sangat diperlukan untuk membantu

mempertahankan kesehatan.(Buckle, 2017)

2.2.2 . Sejarah Aromaterapi

Aromaterapi telah digunakan sejak zaman Mesir kuno yang memang

terkenal dengan ilmu pengetahuan yang tinggi. Merekalah yang menciptakan dan

meramaikan dunia pengobatan, farmasi, parfum serta kosmetik. Dari Mesir,

aromaterapi dibawa ke Yunani, Cina, India serta Timur Tengah sebelum masuk ke

Eropa di abad pertengahan. Pada abad ke 19 dimana ilmu kedokteran mulai

terkenal, beberapa dokter pada zaman itu tetap memakai minyak esensial dalam

praktek sehari-hari mereka.(Agusta, 2012) .

Pada zaman aromaterapi modern, aromaterapi digali oleh Robert Tisserand

yang meniulis buku The Art of aromatherapy 2016. Riset kedokteran pada tahun-

tahun belakangan ini mengungkapkan fakta bahwa bau yang kita cium memiliki

dampak penting pada perasaan kita. Menurut hasil penelitian ilmiah, bau

berpengaruh secara langsung terhadap otak seperti obat. Misalnya, mencium

lavender meningkatkan frekuensi gelombang alfa terhadap kepala bagian

belakang dan keadaan ini dikaitkan dengan relaksasi.(Agusta, 2012)

2.2.3. Kekuatan Penyembuhan Tanaman Aromaterapi

Minyak esensial merupakan hasil ekskresi tumbuhan yang memiliki sel

dan komposisi yang menyerupai jaringan manusia. Minyak tersebut bersifat

mudah menguap, berbau wangi, dan larut dalam lemak. Bahkan aromaterapi

tanaman ini mengandung terpena alcohol, aldehyde, keton, ester, fenol, dan

alcohol yang terbentuk pada sitoplasma sel tumbuhan. Ilmu kedokteran telah

19
menggunakan sari aromaterapi tumbuhan untuk mengobati berbagai macam

penyakit. Beberapa penelitian ilmiah pada dunia kedokteran modern menunjukkan

bahwa efek sari aromatic tumbuhan hampir menyerupai mekanisme kerja

hormone dalam tubuh manusia. Walaupun komposisi sari aromatic dan hormone

tidak serupa, tetapi keduanya mempunyai hubungan kerja yang sangat

serupa.(Buckle, 2014).

Tanaman memiliki mekanisme enkobiologi yang sangat kompleks dalam

proses kehidupan seperti (Koensoemardiyah, 2014) :

1. Melakukan ekskresi bahan beracun untuk fungsi-fungsi katabolisme;

2. Menghasilkan efek antibiotic untuk melindungi diri dari infeksi jamur,

bakteri, virus, atau serangga;

3. Mengeluarkan ektohormon untuk membantu proses tumbuh kembang dan

proses pematangan;

4. Mempertahankan diri dari segala paparan dari dunia luar;

5. Mengeluarkan substansi untuk menarik perhatian binatang maupun

serangga untuk proses penyerbukan; dan

6. Mengaktivasi proses metabolisme dalam tumbuhan itu sendiri.

Dengan demikian, beberapa unsur tanaman mempunyai mekanisme kerja

yang sangat bermanfaat bagi proses penyembuhan suatu gangguan dengan cara

mengaktivasi energy dan metabolisme dalam tubuh selain juga merangsang daya

kerja sel-sel tubuh dengan cara meningkatkan proses sirkulasi pada jaringan tubuh

manusia.(Koensoemardiyah, 2014).

20
Menggunakan sari aromaterapi tumbuhan untuk mengobati berbagai

macam penyakit. Beberapa penelitian ilmiah pada dunia kedokteran modern

menunjukkan bahwa efek sari aromatic tumbuhan hampir menyerupai mekanisme

kerja hormone dalam tubuh manusia. Walaupun komposisi sari aromatic dan

hormone tidak serupa, tetapi keduanya mmepunyai hubungan kerja yang sangat

serupa. Dengan demikian, beberapa unsur tanaman mempunyai mekanisme kerja

yang sangat bermanfaat bagi proses penyembuhan suatu gangguan dengan cara

mengaktivasi energy dan metabolisme dalam tubuh selain juga merangsang daya

kerja sel-sel tubuh dengan cara meningkatkan proses sirkulasi pada jaringan tubuh

manusia (Damayanti, 2011).

2.2.4. Cara Kerja Aromaterapi

Secara farmakologi, aromaterapi bekerja di dalam tubuh manusia melalui

dua sistem, yaitu melalui sitem saraf dan sistem sirkulasi. Melalui jaringan saraf

yang mengantarnya, sistem saraf akan mengenali bahan aromatic sehingga sistem

saraf vegetative-yaitu sistem saraf yang berfungsi mengatur fungsi organ seperti

mengatur denyut jantung, pembuluh darah, pergerakan saluran cerna akan

terangsang. (Kaem,2016)

1. Melalui saluran pencernaan

Oleh para dokter dan ahli aromaterapi di Prancis. Beberapa penelitian yang

dilakukan oleh para ahli aromaterapi kedokteran (aromatologist)

21
menunjukkan bahwa setiap tetes minyak esensial yang digunakan melalui

cara ini seluruhnya akan sampai ke sistem di dalam tubuh.

2. Indra penciuman

Proses melalui penciuman merupakan jalur yang sangat cepat dan efektif

untuk menanggulangi masalah gangguan emosional seperti stres atau

depresi. Hal ini disebabkan rongga hidung mempunyai hubungan langsung

dengan sistem susunan saraf pusat yang bertanggung jawab terhadap kerja

minyak esensial. Hidung sendiri bukan merupakan organ penciuman, hanya

merupakan tempat untuk mengatur suhu dan kelebapan udara yang masuk

dan sebagai penangkal masuknya benda asing melalui pernafasan.Bila

minyak esensial dihirup molekul yang mudah menguap akan membawa

unsur aromatik yang terdapat dalam kandungan minyak tersebut ke puncak

hidung. Ramnut geotar yang terdapat didalamnya, yang 35 berfungsi

sebagai reseptor, akan mengahntarkan pesan elektrokimia ke susunan saraf

pusat.

Pesan ini akan mengaktifkan pusat emosi dan daya ingat seseorang yang

selanjutnya akan mengantarkan pesan balik ke seluruh tubuh melalui sistem

sirkulasi. Pesan yang diantar ke seluruh tubuh akan dikonversikan menjadi suatu

aksi dengan pelepasan substannsi neurokimia berupa perasaan senang, rileks,

tenang atau terangsang. Melalui penghirupan, sebagian molekul akan masuk ke

dalam paru-paru. Cara ini sangat dianjurkan untuk digunakan pada mereka yang

memiliki gangguan pernafasan. Molekul aromatik akan diserap oleh lapisna

mukosa pada saluran pernafasan, baik pada bronkus maupun pada cabang

22
halusnya (bronkeoli) secara mudah. Pada saat terjadi pertukaran gas di dalam

alveoli, molekul kecil tersebut akan di angkut oleh sirkulasi darah di dalam paru-

paru. Pernapasan yang dalam akan meningkatkan jumlah bahan aromatik ke

tubuh.

Dr. Alam Huch, seorang ahli neurologi, ahli psikiatri dan juga direktur

smell and taste research centre di chicago mengatakan “bau berpengaruh secara

langsuhg pada otak seperti obat” hidung mempunyai kapasitas untuk membedakan

100.000 bau yang berbeda (banyak diantaranya) yang mempengaruhi tanpa

diketahui. Ketika minyak essensialdihirup, memasuki hidung dan berhubungan

dengan cilia (rambut-rambut halus di dalam hidung) Reseptor di cilia

berhubungan dengan tonjolan olfaktorius yang berada di ujung saluran

penciuman. Ujung dari saluran penciuman itu berhubungan dengan otak. Bau

diubah oleh cilia menjadi impuls listrik 36 yang diteruskan ke otak lewat sistem

olfaktorius, semua impuls mencapai sistem limbik, sistem limbik sendiri adalah

bagian dari otak yang dikaitkan dengan suasana hati, emosi, memori dan belajar

tubuh kita. Semua bau yang mencapai sistem limbik memiliki pengaruh kimia

langsung pada suasana hati. Minyak aroma bekerja sebagai sihir untuk penyakit

yang berkaitan dengan stress, gangguan psikosomatik, infeksi kulit, rambut

rontok, peradangan, rasa sakit yang muncul dari otot atau gangguan kerangka,

untuk menyebutkan bebrapa diantaranya, minyak essensial memiliki aplikasi yang

tak terhitung (Tiran, 2013).

Niebyl (2012) mengatakan bahwa tanaman teraupetik yang beraroma

mengandung minyak esensial di tubuhnya. Struktur minyak esensial sangatlah

23
rumit, terdiri dari berbagai unsur senyawa kimia yang masing-masing mempunyai

khasiat teraupetik serta unsur aroma tersendiri dari setiap tanaman. Berdasarkan

pengalamanlah, para ahli aromaterapi menentukan secara tepat bagian tanaman

yang terbaik.

2.2.5. Cara Terapi Menggunakan Aromaterapi

Dalam aromaterapi ada beberapa cara aromaterapi masuk ke dalam badan

yaitu melalui: a) ingesti yaitu dengan memasukkan aromaterapi per oral atau

memasukkan larutan terapi ke badan melalui mulut. b) absorbs melalui kulit yaitu

memasukkan aromaterapi dengan cara mengoleskan ke kulit atau memasukkan

aromaterapi ke badan melalui kulit.c) olfaksi atau inhalasi yaitu memasukkan

aromaterapi melalui hidung dan cara ini lebih efektif dibanding cara

lainnya.(Koensoemardiyah, 2014).

2.2.6. Penghirupan / Inhalasi Aromaterapi

Akses minyak esensial melalui hidung (nasal passages) merupakan rute

yang jauh lebih cepat disbanding cara lain dalam penanggulangan problem

emosional seperti stress dan depresi termasuk beberapa jenis sakit kepala, karena

hidung mempunyai kontak langsung dengan bagian-bagian otak yang bertugas

merangsang terbentuknya efek yang ditimbulkan oleh minyak esensial. Hidung

sendiri bukanlah organ untuk membau, tetapi hanya memodifikasi suhu dan

kelembaban udara yang masuk serta mengumpulan benda asing yang mungkin

ikut terhisap.(Koensoemardiyah, 2014)

Saraf otak (cranial) ertama bertanggung jawab terhadap indera pembau dan

menyampaikannya pada sel-sel reseptor. Ketika aromaterapi tersebut dihirup,

24
molekul yang mudah menguap (volatile) dari minyak 38 tersebut dibawa oleh arus

kea tap hidung di mana silia-silia yang lembut muncul dari sel-sel reseptor. Ketika

molekul-molekul itu menempel pada rambut-rambut tersebut, suatu pesan

elektrokimia akan ditransmisikan melaui bola dan saluran olfactory kedalam sitem

limbic. Hal ini akan merangsang memori dan respon emosional. Hipotalamus

berpern sebagai relay dan regulator, memunculkan pesan-pesan yang harus

disampaikan ke bagian lain otak serta bagian badan yang lain. Pesan yang

diterima itu kemudian diubah menjadi tindakan yang berupa pelepasan senyawa

elektrokimia yang menyebabkan euphoria, relaks, atau sedatif. Sistem limbic ini

terutama digunakan dalam ekspresi emosi. Inhalasi dilakukan dengan berbagai

cara, seperti : (Koensoemardiyah, 2014)

1. Dengan bantuan botol semprot botol semprot (spray bottle)

Biasa digunakan untuk meghilangkan udara yang berbau kurang enak pada

kamar pasien. Minyak yang biasa digunakan adalah minyak Pinus

sylvestris, Thymus vulgaris, Syzigium aromaticum, Eucalyptus smithii,

dan Mentha piperita. Dengan dosis 10-12 tetes dalam 250 ml air, setelah

dikocok kuat kuat terlebih dahulu, kemudian disemprotkan ke kamar

pasien.

2. Dihirup

Melalui Tissue Inhalasi dari kertas tissue yang mengandung minyak

esensial 4-5 tetes, pada ibu hamil, sangat efektif bila dibutuhkan hasil yang

cepat (immediate result), dengan 2-3 kali tarikan nafas dalam-dalama.

Untuk mendapatkan efek yang panjang, 39 tissue dapat diletakkan di dada

25
sehingga minyak esensial yang menguap akibat panas badan tetap terhirup

oleh nafas pasien. Menurut Rachmi (2015) Setiap 10 menit aromaterapi

diganti, karena aromaterapi sangat mudah menguap jika bercampur ke

udara sehingga jika digunakan terlalu lama , maka aromaterapi akan habis.

Karena itu perlu diperhatikan durasi penghirupan aromaterapi.

3. Dihisap

Melalui telapak tangan, inhalasi dengan menggunakan telapak tangan. Satu

tetes minyak esensial diteteskan pada telapak tangan yang kemudian

ditelungkupkan, dogosokkan satu sama lain dan kemudian ditutupkan ke

hidung. Mata pasien sebaiknya terpejam saat melakukan hal ini. Paseien

dianjurkan untuk menarik nafas dalam-dalam. Cara ini sering dilakukan

untuk mengatasi kesukaran dalam pernapasan atau kondisi stress.

4. Penguapan

Cara ini digunakan untuk mengatasi problem respirasi dan masuk angina

(Commond cold). Untuk kebutuhan ini digunakana suatu wadah dengan air

panas yang ke dalamnya diteteskan minyak esensial sebanyak 4 tetes, atau

2 tetes untuk anak dan wanita hamil. Kepala pasien menelungku dia atas

wasah dan disungkupkan dengan handuk sehinggatidak ada uap yang

keluar dan pasien dapat menghirupnya secara maksimal Selama

penanganan, pasien diminta untuk menutup matanya (Tarsikah, et

all.,2012)

5. Penguap (vaporizer atau diffuser)

26
Pembakaran murni dilarang di dalam unit maternitas, tetapi penguap

elektrik adalah yang paling cocok dan aman untuk digunakan di institusi.

1-2 tetes minyak esensial diteteskan dan penguap dinyalakan selama tidak

lebih dari 10-15 menit per jam untuk mencegah intiksikasi minyak yang

telah dipilih. Jika wanita ingin menguap minyak esensial di rumah melalui

sebuah alat dengan pembakar murni, mereka harus dianjurkan untuk

menggunakanna secra tepat dan diinformasikan tentang implikasi

keamanannya (Medforth, et al. 2012)

2.2.7. Dosis Pemberian Aromaterapi.

Menurut Dr. Primadiati,(2011) Minyak essensial merupakan bahan yang

bersifat sangat kuat dan harus diencerkan terlebih dahulu sebelum digunakan.

Menggunakan minyak essesnsial dengan dosis ganda tidak berarti mendapat

manfaat ganda pula. Dosis minyak essensil 43 yang berlebihan akan sangat

beracun dan menimbulkan perasaan mual. Cara terbaik untuk melarutkan minyak

essensial adalah dengan menggunakan minyak pengencer, yang disebut juga

minyak karier (carier oil) seperti Minyak Zaitun (Virgin Olive Oil).

Agar minyak esensail dapat digunakan dengan aman, para ahli telah

menetapkan suatu kadar larutan ideal yang dapat digunakan pada kondisi normal

(yaitu tanpa indikasi atau tanpa suatu kelainan). Larutan ini dikenal dengan nama

larutan standar, yaitu dengan konsentrasi 1-2 % untuk penggunaan pada wajah

dan larutan dengan konsentrasi 3% untuk penggunakan pada tubuh.(Primadiati,

2011)

Tabel 2.1 : Tabel Konversi untuk Menghitung Konsentrasi Larutan

27
Konsentrasi ƩMinyak Esensial Ʃ Minyak Karier (untuk campuran)
Larutan 1% 5-6 tetes 1 oz (±30 ml) minyak karier
Larutan 2% 10-12 tetes 1 oz (±30 ml) minyak karier
Larutan 3% 15-18 tetes 1 oz (±30 ml) minyak karier
Sumber : Primardiati Rahmi 2011, hal 36-37
Keterangan : Gunakan alat penetes standar yang banyak dijual ditoko-toko
obat atau apoek.

2.3. Jeruk Nipis (Citrus Limon)

Jeruk nipis (Citrus lemon)


Klafikasi ilmiah

Kerajaan : Plantae
(tidak termasuk) : Angiospermae
(tidak termasuk) : Eudikotil
(tidak termasuk) : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : C. limon

Nama binomial : Citrus limon (L). Burm.f.

Gambar 2.3 Jeruk Nipis (Citrus Limon)

Jeruk nipis (Citrus Limon) merupakan tanaman asli asia tenggara.Jeruk

nipis juga termasuk salah satu jenis tumbuhan perdu yang banyak memiliki

dahan dan ranting dengan tinggi maksimal mencapai 10 sampai 15 kaki. Jeruk

nipis memiliki batang berduri, daun hijau, lonjong, bunga berbentuk oval dan

berwarna putih dengan garis-garis ungu di dalamnya. Buahnya berukuran 7-12cm

dan berbentuk bulat telur dengan ujung yang runcing pada salah satu ujungnya.

Bagian yang sering dimanfaatkan adalah kulit buah, bunga, daun, air perasan dan

28
minyak essensialnya yang aman dan biasa digunakan wanita Australia ketika

merasa mual muntah karena memiliki aroma yang dapat menyegarkan dan

menghilangkan stres (KEMH,Kroistianto,2013).

2.4. Hubungan Aroma Jeruk Nipis terhadap Mual Muntah

Rasa mual pada kehamilan dapat ditangggulangi dengan menggunakan

terapi pelengkap antara lain dengan aromaterapi. Salah satu aromaterapi yang

dapat menurunkan mual muntah dalam kehamilan adalah aromaterapi jeruk nipis.

Aromaterapi jeruk nipis memberikan ragam efek bagi penghirupnya, seperti

ketenangan, kesegaran, bahkan bisa membantu ibu hamil mengatasi mual. Setiap

minyak essensial memiliki efek farmakologis yang unik, seperti antibakteri,

antivirus, diuretik, vasodilator, penenang, dan merangsang adrenal (Tiran,2013).

Ketika minyak essensial dihirup, memasuki hidung dan berhubungan

dengan reseptor di cilia berhubungan dengan tonjolan olfaktorius yang berada di

ujung saluran penciuman. Ujung dari saluran penciuman itu berhubungan dengan

otak. Bau diubah oleh cilia menjadi impuls listrik yang diteruskan ke otak lewat

sistem olfaktorius, semua impuls mencapai sistem limbik. Sistem limbik adalah

bagian dari otak yang dikaitkan dengan suasana hati, emosi, memori dan belajar

kita. Semua bau yang mencapai sistem limbik memiliki pengaruh kimia langsung

pada suasana hati kita. Ketika semua impuls dari aroma terapi sampai di sistem

limbik, impuls tersebut akan memblok serotin (rasa ingin muntah) sehingga mual

muntah dapat ditekan karena lemon sendiri memiliki manfaat untuk memblokir

serotin. (Tiran,2013).

29
Aromaterapi jeruk nipis merupakan jenis aromaterapi yang dapat

digunakan untuk mengatasi mual muntah. Limone 70%, beta-pinene 11%,

gammaterpinene 8%, citral 2%, trana-alpha-bergamodhine 0,4% adalah

kandungan yang terdapat dari minyak essensial citrus lemon yang memiliki

manfaat sebagai mentaly, stimulating, antitheumatic, antispasmodic, hypotensive,

antistress dan sedative (Perry,2016). Limonene adalah kandungan dari jeruk nipis

yang sangat bioavailable oleh paru manusia sebesar 70% dan 60%

dimetabolisme/diredistribusi dengan cepat. Limonene, gamma-terpirnene dan

citral dapat menghambat kadar serum corticosterone dan monoamin di otak ketika

mengalami stres fisik maupun psikologis sehingga dapat mengurangi stress

(Pimenta et al, 2012).

Park et al, pada tahun 2011 menemukan bahwa jeruk nipis (limonene)

dapat langsung mengikat reseptor adenosin A24 yang memberikan efek seperti

obat penenang. Dari uji vitro radioligand menunjukkan bahwa limonene dapat

bertindak sebagai ligan dan agonis untuk reseptor adenosin A24.Penelitian tentang

minyak essensial citrus pada tikus sebagai objeknya menemukan bahwa citrus

merupakan agen anxyolytiol anti cemas yang kuat dimana satu minyak

essensialnya dapat meningkatkan serotonin di korteks prefrontal, dan dopamin

(DA) dalam hippocampus yang dimediasi melalui 5HT1A. Komoriet et al juga

menunjukkan bahwa pasien depresi yang menghirup aroma citrus mendapatkan

skore normal pada Hamilton Depresi Skore. Limonene juga menghasilkan hasil

yang signifikan dapat menurunkan mual muntah pada pasien kanker payudara

setelah dilakukan kemoterapi (Fakumoto et al, 2014).

30
2.5. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel dependen :

Pemberian Aroma Jeruk


Nipis Penurunan Intensitas
Mual Muntah

2.6. Hipotesa Penelitian

Ha : Ada pengaruh pemberian aroma jeruk nipis dengan intensitas mual

muntah pada kehamilan Trimester I di Puskesmas Gurgur Pardomuan

tahun 2021

Ho : Tidak adapengaruh pemberian aroma jeruk nipis dengan intensitas mual

muntah pada kehamilan Trimester I di Puskesmas Gurgur Pardomuan

tahun 2021

BAB III

METODE PENELITIAN

31
3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah quasi experiment. Penelitian Quasi Eksperimen

adalah penelitian untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang

dikenakan pada subjek selidik (Cresswel, 2012)

3.2. Rancang Bangun Penelitian

Penelitian ini Pra Eksperimental whitout control yang artinya peneliti

hanya melakukan intervensi pada satu kelompok tanpa pembanding. Keefektifan

perlakuan dapat dinilai dengan cara membandingkan nilai pretest dengan Postest.

(Heriyanto,2017). Pra Eksperimental dengan rancangan Pretest and Postest

without Control dapat digambarkan sebagai berikut :

R → O1 → X → O2

Keterangan :

R : Responden Penelitian semua mendapat perlakuan


O1 : Pretest pada kelompok perlakuan
X : Uji coba/intervensi pada kelompok perlakuan
O2 : Postest setelah perlakuan
.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti. Populasi

dalam penelitian ini adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan

(Nursalam, 2016). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang sedang hamil

trimester I mengalami mual muntah sebanyak 30 orang.

32
3.3.2. Sampel

Sampel adalah adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat

mewakili populasi yang ada (Nursalam, 2016). Tehnik pengambilan sampel pada

penelitian ini adalah accidental sampling yaitu mengambil sampel yang ada di

lokasi penelitian yang sesuai dengan kriteria penelitian (Arikunto, 2016). Kriteria

inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota

populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Sibagariang dkk, 2015) ini meliputi :

1. Ibu hamil trimester I yang mengalami mual dan muntah lebih dari 3 kali

dalam sehari.

2. Bersedia menjadi subjek penelitian.

Sedangkan kriteria eklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian tidak

dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian

(Notoadmodjo, 2012) ini yaitu :

1. Ibu hamil trimester I yang tidak mengalami mual muntah

2. Berada di wilayah penelitian pada saat penelitian dilakukan.

3.3.3. Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang

3.3.4. Tehnik Pengambilan Sampel

Tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah accidental

sampling yaitu mengambil sampel yang ada di lokasi penelitian yang sesuai

dengan kriteria penelitian (Arikunto, 2016).

33
3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.4.1. Lokasi Penelitian

Tempat merupakan lokasi dimana dilakukannya penelitian. Penelitian ini

akan dilakukan di Puskesmas Gurgur Pardomuan.

3.4.2. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilakukan selama periode Juli s/d Agustus 2021

3.5. Varibel Penelitian, Defenisi Operasional dan Cara Pengukuran

Variabel

No Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur


1 Aroma Jeruk Ekstrak bau/wangi- SOP -
wangian yang berasal
Nipis
dari jeruk nipis yang
bisa dicium/dihirup
untuk mengurangi
mual muntah.
2 Mual muntah Mual muntah adalah Lembar 1. Mual muntah
pada ibu rasa tidak enak diperut observasi Ringan
hamil yang menyebabkan (frekuensi 1-3)
trimester I. terdesaknya atau 2. Mual muntah
keluarnya cairan atau Sedang
makanana dari perut (frekuensi 4-6)
ibu hamil trimester I. 3. Mual muntah
Berat
4. (frekuensi 7-
10)

3.6. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data.

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara :

1. Administratif

a. Peneliti mengajukan surat permohonan ijin penelitian dari institusi

kepada Ketua Program Studi S-1 Kebidanan Institut Kesehatan

34
Sumatera Utara Medan.

b. Setelah mendapatkan surat persetujuan Ketua Program Studi S-1

Kebidanan Institut Kesehatan Sumatera Utara Medan Medan peneliti

melakukan studi pendahuluan.

c. Peneliti melakukan survey pendahuluan ke Puskesmas Gurgur

Pardomuan

2. Teknis

a. Data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh langsung

dari responden.

b. Penentuan sampel peneliti mengidentifikasi calon responden yang

memenuhi kriteria sampel kemudian menemui calon responden dan

memperkenalkan diri.

c. Calon responden diberikan penjelasan mengenai tujuan dan prosedur

penelitian. Setelah calon responden menyetujui dan bersedia

berpartisipasi dalam penelitian ini, kemudian calon responden diminta

untuk menandatangani surat persetujuan.

d. Prosedur pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Peneliti melakukan pengumpulan data mengenai data demografik

dari catatan medis klien dengan menggunakan lembar demografi.

Setelah itu melakukan pre-test pada klien mengenai nyeri dengan

cara wawancara dengan menggunakan lembar observasi.

Wawancara dilakukan ketika responden tidak sedang mual dan

muntah.

b. Setelah data terkumpul lengkap dan pre-test talah dilakukan,

35
kemudian pada responden diberikan terapi aroma jeruk nipis.

3.7. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.7.1. Teknik Pengolahan

Dalam penelitian ini dilakukan pengolahan data dengan tahap sebagai

berikut (Notoatmodjo, 2012):

1. Editing

Pada tahap ini peneliti melakukan koreksi data untuk melihat kebenaran

pengisian dan kelengkapan jawaban kuesioner dari responden. Hal ini

dilakukan di tempat pengumpulan data sehingga bila ada kekurangan

segera dapat dilengkapi.

2. Coding

Peneliti melakukan pemberian kode pada data untuk mempermudah

mengolah data. Dalam penelitian ini peneliti memberikan kode data,

dengan cara masing-masing responden setelah mengisi kuesioner pada saat

itu juga diberikan kode angka 1,2,3 dan seterusnya.

3. Entry data

Merupakan suatu proses pemasukan data kedalam komputer untuk

selanjutnya dilakukan analisa data dengan menggunakan program

komputer.

4. Cleaning

Cleaning adalah memastikan bahwa seluruh data yang dimasukkan ke

dalam mesin pengolah data sudah sesuai dengan sebenarnya atau proses

pembersihan data. Dalam proses ini peneliti melakukan pengecekan ulang

36
untuk memastikan bahwa semua data yang dimasukkan dalam program

komputer telah sesuai dengan data asli yang didapat di lapangan.

5. Tabulating

Kegiatan memasukkan data hasil penelitian kedalam tabel kemudian

diolah dengan bantuan komputer.

3.7.2. Analisis Data

Analisa data dilakukan untuk menjawab hipotesis penelitian. Data yang

diperoleh dianalisa dengan menggunakan teknik statistik kuantitatif dengan

menggunakan analisis unvariat. Pada penelitian ini menggunakan sistem

komputerisasi dalam penghitungan data. Penelitian ini menggunakan analisa

univariat dan analisa bivariat.

Analisa univariat merupakan suatu analisa yang digunakan untuk

menganalisis tiap-tiap variabel dari hasil penelitian yang menghasilkan suatu

distribusi frekuensi dan prosentase dari masing-masing variabel (Notoatmodjo

2012). Analisa univariat juga digunakan untuk menggambarkan nilai mean yang

digunakan untuk data yang tidak dikelompokkan ataupun data yang sudah

dikelompokkan, nilai median yang merupakan nilai yang berada di tengah dari

suatu nilai atau pengamatan yang disusun, serta nilai modus yang digunakan

untuk menyatakan fenomena yang paling banyak terjadi (Nursalam, 2016).

Analisa univariat dalam penelitian ini adalah kuesioner demografi atau identitas

yang hasilnya nanti akan ditampilkan dalam bentuk tabel.

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat perbedaan produksi ASI

sebelum dan sesudah diberi aroma jeruk nipis. Uji statitistik yang digunakan

untuk mengetahui frekuensi mual muntah sebelum dan sesudah diberi aroma jeruk

37
nipis adalah uji t , dimana jika data tidak berdistribusi normal, maka dilanjutkan

dengan uji Wilcoxon. (Notoatmodjo, 2012)

3.8. Kerangka Operasional

Identifikasi Masalah

Populasi
Seluruh ibu hamil yang ada Di Puskesmas Gurgur Pardomuan
Kabupatren AcehTenggara yang berjumlah 25 ibu hamil

Sampel
25 ibu hamil yang ada di puskesmas gurgur pardomuan kabupaten aceh
tenggara

Jenis Penelitian
Pra Eksperimental Whithout Control

Pengukuran hubungan aroma jeruk nipis dan intensitas


mual muntah pada ibu hamiltrimester I

Pengolahan Dan Analisa Data


Editing ,coding, scroring, tabulating

Pemeriksaan kesimpulan/penyuluhan laporan


terakhir

38
3.9. Ethical Clearance

Ada beberapa etika yang dilakukan untuk mendukung kelancaran

penelitian ini antara lain sebagai berikut (Notoadmodjo, 2012) :

1. Informed consent (Lembar Persetujuan)

Informed consent merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan

calon responden dengan memberikan lembar persetujuan. Peneliti

menjelaskan tujuan penelitian kepada calon responden. Calon responden

bersedia menjadi responden maka dipersilahkan menandatangani lembar

persetujuan.

2. Anonimity (Kerahasiaan Identitas)

Anonimity merupakan etika penelitian dimana peneliti tidak mencantumkan

nama responden dan tanda tangan pada lembar alat ukur, tetapi hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data. Kode yang digunakan

berupa nama responden.

3. Confidentiality (Kerahasiaan Informasi)

Peneliti menjamin kerahasiaan hasil penelitian baik informasi atau masalah

lain yang menyangkut privacy klien. Hanya kelompok data tertentu yang

dilaporkan pada hasil penelitian.

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

39
4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Data Demografi Lokasi Penelitian

Puskesmas Gurgur Pardomuan II Kecamatan Babul Makmur Kabupaten

Aceh Tenggara, merupakan puskesmas rawat jalan.

Bagian Selatan : berbatasan dengan perkembunan

Bagian Utara : berbatasan dengan Perkebunana

Bagian Timur : berbatsan dengan Desa Simare-Mare

Bagian Barat : berbatasan dengan Desa Muara Situlen

4.1.2. Karakteristik Ibu Hamil Trimester I di Puskesmas Gurgur


Pardomuan Tahun 2021

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Hamil Trimester I di


Puskesmas Gurgur Pardomuan Tahun 2021 (n=30)

No Umur Frekuensi %
1 < 21 tahun 2 6.7
2 21-35 tahun 25 83.3
3 >35 tahun 3 10.0
Pekerjaan
1 IRT 8 26.7
2 Petani 15 50.0
3 Wiraswasta 3 10.0
Paritas
1 Primipara 17 56.7
2 Multipara 13 43.3

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa umur ibu mayoritas 21-35 tahun sebanyak

25 orang (83,3%). Pekerjaan ibu mayoritas petani sebanyak 15 orang (50%).

Paritas ibu mayoritas primipara sebanyak 17 orang (56,7%).

4.1.3. Distribusi Frekuensi Intensitas Mual Muntah Sebelum dan Sesudah


Diberikan Aroma Jeruk Nipis Pada Ibu Hamil Trimester I

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Intensitas Mual Muntah Sebelum dan


Sesudah Diberikan Aroma Jeruk Nipis Pada Ibu Hamil Trimester
I di Puskesmas Gurgur Pardomuan Tahun 2021

40
No Variabel Frekuensi %
Intensitas mual muntah (pretest)
1 Ringan 0 0.0
2 Sedang 21 70.0
3 Berat 9 30.0
Intensitas mual muntah (posttest)
1 Ringan 20 66.7
2 Sedang 10 33.3
3 Berat 0 0,0
Total 30 100

Tabel 4.2. menunjukkan bahwa intensitas mual muntah sebelum

diberikan aroma terapi jeruk nipis pada ibu hamil trimester I mayoritas sedang

sebanyak 21 orang (70%), sedangkan sesudah diberikan aroma terapi jeruk nipis

pada ibu hamil trimester I mayoritas ringan sebanyak 20 orang (66,7%).

4.1.4. Uji Normalitas Intensitas Mual Muntah Sebelum dan Sesudah


Diberikan Aroma Jeruk Nipis Pada Ibu Hamil Trimester I di
Puskesmas Gurgur Pardomuan Tahun 2021

Tabel 4.3. Uji Normalitas Intensitas Mual Muntah Sebelum dan Sesudah
Diberikan Aroma Jeruk Nipis Pada Ibu Hamil Trimester I di
Puskesmas Gurgur Pardomuan Tahun 2021

No Variabel Nilai-p
1 Intensitas mual muntah sebelum diberikan aroma jeruk nipis
pada ibu hamil trimester I
p= 0,000
2 Intensitas mual muntah sesudah diberikan aroma jeruk nipis
pada ibu hamil trimester I

Dari tabel 4.3 menunjukkan uji normalitas intensitas mual muntah sebelum

dan sesudah diberikan aroma jeruk nipis dengan nilai p=0,000. Artinya bahwa

intensitas mual muntah sebelum dan sesudah diberikan aroma jeruk nipis tidak

berdistribusi normal sehingga menggunakan uji Wilcoxon.

4.2. Analisis Penelitian

41
4.2.1. Analisis Bivariat

4.2.1.1. Pengaruh Aroma Jeruk Nipis dan Intensitas Mual Muntah pada Ibu
Hamil Trimester I

Tabel 4.4. Pengaruh Aroma Jeruk Nipis dan Intensitas Mual Muntah pada
Ibu Hamil Trimester I di Puskesmas Puskesmas Gurgur
Pardomuan Tahun 2021

No Variabel n Rerata±s.b p value


1 Intensitas mual muntah
sebelum diberikan aroma
30 6,37±0,615
jeruk nipis pada ibu hamil
trimester I
0,000
2 Intensitas mual muntah
sesudah diberikan aroma
30 3,40±0,621
jeruk nipis pada ibu hamil
trimester I

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa intensitas mual muntah sebelum diberikan

aroma jeruk nipis pada ibu hamil trimester I sebesar 6,37 dengan standar deviasi

sebesar 0,615, Rerata intensitas mual muntah sesudah diberikan aroma jeruk nipis

pada ibu hamil trimester I sebesar 3,40 dengan standar deviasi sebesar 0,621.

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada pengaruh aroma jeruk nipis dengan

intensitas mual muntah pada ibu hamil trimester I di wilayah kerja Puskesmas

Puskesmas Gurgur Pardomuan Tahun 2021, menggunakan uji Wilcoxon dengan

nilai p=0,000.

BAB V

PEMBAHASAN

42
5.1. Intensitas mual muntah pada kehamilan Trimester I sebelum

pemberian aroma jeruk nipis di Puskesmas Gurgur Pardomuan

tahun 2021

Hasil peneitian menunjukkan bahwa intensitas mual muntah sebelum

diberikan aroma terapi jeruk nipis pada ibu hamil trimester I mayoritas sedang

sebanyak 21 orang (70%),

Mual muntah merupakan keluhan yang sering dialami oleh wanita hamil

terutama trimester pertama (Sarwono, 2013). Mual dan muntah kehamilan atau

atau nausea and vomiting of pregnancy (NVP), dalam istilah medis dikenal

dengan emesis gravidarum merupakan komplikasi umum yang paling sering

terjadi selama kehamilan hingga 85% pada ibu hamil (Madjunkova et al., 2013).

Mual muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% terjadi pada

multigravida. Secara fisiologis, rasa mual terjadi akibat kadar estrogen yang

meningkat dalam darah sehingga mempengaruhi sistem pencernaan. Penyebab

mual muntah selama kehamilan biasanya disebabkan oleh perubahan hormon

dalam sistem endokrin yang terjadi selama kehamilan, terutama disebabkan oleh

tingginya fluktuasi kadar HCG (human chorionic gonadotrophin) (Tiran (2013).

Asumsi peneliti, karakteristik reponden mayoritas primigravida sangat

mempengaruhi angka kejadian mual muntah pada kehamilan trimester I pada

responden. Pengalaman melahirkan yang belum pernah dialami oleh responden

secara psikologis dapat berdampak terhadap kejadian mual muntah yang dialami

responden

43
5.2. Intensitas mual muntah pada kehamilan Trimester I sesudah

pemberian aroma jeruk nipis di Puskesmas Gurgur Pardomuan tahun

2021

Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas mual muntah sesudah

diberikan aroma terapi jeruk nipis pada ibu hamil trimester I mayoritas ringan

sebanyak 20 orang (66,7%).

Mual muntah pada kehamilan biasanya bersifat ringan dan merupakan

kondisi yang dapat dikontrol sesuai dengan kondisi masing-masing individu. Bila

keadaan ini semakin berat dan tidak dapat ditanggulangi maka disebut

hiperemesis gravidarum, dilaporkan terjadi sekitar 0,5%-2% dari semua

kehamilan (Runiari, 2010).

Jeruk nipis minyak essensial (Citruslemon) adalah salah satu yang paling

banyak digunakan dalam kehamilan dan dianggap sebagai obat yang aman pada

kehamilan. Menurut sebuah studi, 40% wanita telah menggunakan aroma jeruk

nipis untuk meredakan mual dan muntah, dan 26,5% dari mereka telah dilaporkan

sebagai cara yang efektif untuk mengontrol gejala mual dan muntah (Kia et

al,2014).

Asumsi peneliti, karakteristik reponden mayoritas primigravida dan

berusia 21-35 tahun sangat mendukung keefektifan pemberian Aroma Jeruk Nipis

yang dilakukan oleh peneliti. Pengalaman melahirkan yang belum pernah dialami

oleh responden dan umur reproduksi sehat tersebut secara psikologis lebih dapat

menerima informasi yang menurut responden dapat membantu mengurangi

44
ketidaknyamanan yang dirasakan sehingga dapat meningkatkan persepsi positf

terhadap keefektifan Aroma Jeruk Nipis yang dilakukan oleh peneliti.

5.3. Pengaruh Aroma Jeruk Nipis terhadap Intensitas Mual Muntah pada

Ibu Hamil Trimester I di Puskesmas Gurgur Pardomuan tahun 2021

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh aroma jeruk nipis

dengan intensitas mual muntah pada ibu hamil trimester I di wilayah kerja

Puskesmas Puskesmas Gurgur Pardomuan Tahun 2021, dengan uji wilcoxon

dimana nilai p=0,000.

Hal ini sejalan dengan penelitian Maternity, dkk, 2018, menunjukkan ada

hubungan jeruk nipis dengan intensitas morning sickness pada ibu hamil trimester

I. Disimpulkan bahwa pemberian jeruk nipis dapat menurunkan intensitas mual

muntah pada ibu hamil trimester I dengan nilai p=0,002.

Jeruk nipis minyak essensial (Citruslemon) adalah salah satu yang paling

banyak digunakan minyak herbal dalam kehamilan dan dianggap sebagai obat

yang aman pada kehamilan. Menurut sebuah studi, 40% wanita telah

menggunakan aroma jeruk nipis untuk meredakan mual dan muntah, dan 26,5%

dari mereka telah dilaporkan sebagai cara yang efektif untuk mengontrol gejala

mual dan muntah (Kia et al,2014).

Aromaterapi jeruk nipis merupakan jenis aromaterapi yang dapat

digunakan untuk mengatasi mual muntah. Limone 70%, beta-pinene 11%,

gammaterpinene 8%, citral 2%, trana-alpha-bergamodhine 0,4% adalah

kandungan yang terdapat dari minyak essensial citrus lemon yang memiliki

45
manfaat sebagai mentaly, stimulating, antitheumatic, antispasmodic, hypotensive,

antistress dan sedative (Perry, 2016).

Limonene adalah kandungan dari jeruk nipis yang sangat bioavailable oleh

paru manusia sebesar 70% dan 60% dimetabolisme/ diredistribusi dengan cepat.

Limonene, gamma-terpirnene dan citral dapat menghambat kadar serum

corticosterone dan monoamin di otak ketika mengalami stres fisik maupun

psikologis sehingga dapat mengurangi stress (Pimenta et al, 2012).

Aromaterapi jeruk nipis merupakan jenis aromaterapi yang dapat digunakan

untuk mengatasi mual muntah. Limone 70%, beta-pinene 11%, gammaterpinene

8%, citral 2%, trana-alpha-bergamodhine 0,4% adalah kandungan yang terdapat

dari minyak essensial citrus lemon yang memiliki manfaat sebagai mentaly,

stimulating, antitheumatic, antispasmodic, hypotensive, antistress dan sedative

(Perry,2016). Limonene adalah kandungan dari jeruk nipis yang sangat

bioavailable oleh paru manusia sebesar 70% dan 60%

dimetabolisme/diredistribusi dengan cepat. Limonene, gamma-terpirnene dan

citral dapat menghambat kadar serum corticosterone dan monoamin di otak ketika

mengalami stres fisik maupun psikologis sehingga dapat mengurangi stress

(Pimenta et al, 2012).

Secara farmakologi, aromaterapi bekerja di dalam tubuh manusia melalui

dua sistem, yaitu melalui sitem saraf dan sistem sirkulasi. Melalui jaringan saraf

yang mengantarnya, sistem saraf akan mengenali bahan aromatic sehingga sistem

saraf vegetative-yaitu sistem saraf yang berfungsi mengatur fungsi organ seperti

46
mengatur denyut jantung, pembuluh darah, pergerakan saluran cerna akan

terangsang. (Kaem,2016).

Ketika minyak essensial dihirup, memasuki hidung dan berhubungan

dengan reseptor di cilia berhubungan dengan tonjolan olfaktorius yang berada di

ujung saluran penciuman. Ujung dari saluran penciuman itu berhubungan dengan

otak. Bau diubah oleh cilia menjadi impuls listrik yang diteruskan ke otak lewat

sistem olfaktorius, semua impuls mencapai sistem limbik. Sistem limbik adalah

bagian dari otak yang dikaitkan dengan suasana hati, emosi, memori dan belajar

kita. Semua bau yang mencapai sistem limbik memiliki pengaruh kimia langsung

pada suasana hati kita. Ketika semua impuls dari aroma terapi sampai di sistem

limbik, impuls tersebut akan memblok serotin (rasa ingin muntah) sehingga mual

muntah dapat ditekan karena lemon sendiri memiliki manfaat untuk memblokir

serotin. (Tiran,2013).

Asumsi peneliti, karakteristik reponden mayoritas primigravida dan

berusia 21-35 tahun sangat mendukung keefektifan pemberian Aroma Jeruk Nipis

yang dilakukan oleh peneliti. Pengalaman melahirkan yang belum pernah dialami

oleh responden dan umur reproduksi sehat tersebut secara psikologis lebih dapat

menerima informasi yang menurut responden dapat membantu mengurangi

ketidaknyamanan yang dirasakan sehingga dapat meningkatkan persepsi positf

terhadap keefektifan Aroma Jeruk Nipis yang dilakukan oleh peneliti.

47
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan aroma jeruk nipis dan

intensitas mual muntah pada ibu hamil trimester I di Puskesmas Gurgur

Pardomuan Tahun 2021, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Intensitas mual muntah pada kehamilan Trimester I sebelum pemberian aroma

jeruk nipis sebelum pemberian aroma jeruk nipis di Puskesmas Gurgur

Pardomuan mayoritas kategori sedang yaitu sebanyak 21 orang (70%),

minoritas kategori berat yaitu sebanyak 9 oramg (30,0%).

2. Intensitas mual muntah pada kehamilan Trimester I sesudah pemberian aroma

jeruk nipis sebelum pemberian aroma jeruk nipis di Puskesmas Gurgur

Pardomuan mayoritas ringan yaitu sebanyak 20 orang (66,7%), minoritas

kategori sedang, yaitu sebanyak 10 orang (33,3%).

3. Ada pengaruh pemberian aroma jeruk nipis dengan intensitas mual muntah

pada ibu hamil trimester I di wilayah kerja Puskesmas Puskesmas Gurgur

Pardomuan tahun 2021, dengan uji Wilcoxon, nilai p=0,000 (p-value<0,005)

6.2. Saran

1. Kepada Ibu hamil sebaiknya dilakukan aroma terapi pemberian jeruk

nipis, dikarenakan pemberian terapi jeruk nipis dapat mengurangi

48
intensitas mual muntah pada ibu hamil trimester I sehingga tidak

mengalami dehidrasi.

2. Petugas kesehatan khususnya bidan agar lebih meningkatkan keterampilan

melalui literatur terbaru, pelatihan serta konseling pada setiap pemeriksaan

ibu hamil, sehingga memiliki pengetahuan tentang manfaat yang cukup

terhadap perlakuan terapi jeruk nipis dalam mengatasi proses penurunan

mual muntah pada ibu hamil.

3. Kepada peneliti selanjutnya agar dapat mempertimbangkan pemberian

intervensi yang lebih baik untuk mengetahui secara mendalam efektivitas

pemberian jeruk nipis terhadap penurunan mual muntah pada ibu hamil.

49
DAFTAR PUSTAKA

Agusta, A.(2012).Aromaterapi cara sehat dengan wewangian alami. Bogor.


Penebar Swadaya.

Allen, G. (2017). Aromatherapy’s effect on postoperative nausea, intravenous


lidocaine; ignition of drape material; rofecoxib. Association of Operating
Room Nurse Journal. diperoleh dari www.proquest.com.

Anonim. (2015). Penyebab Utama Mual Dan Muntah Selama Kehamilan.


http://www.program-hamil.com/2015/04/penyebab-ibu-hamil-mual-dan-
muntah.html. Diakses tanggal 23 Maret 2021.

Arikunto. (2012). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :


Rineka Cipta.

Astriana, Putri R D, Aprilia H. (2015). Pengaruh Lemon Inhalasi


Aromatherapy Terhadap Mual Pada Kehamilan Di BPS Varia Mega
Lestari S.ST, M.Kes Batupuru Kecamatan Natar Kabupaten Lampung
Selatan Tahun 2015. Jurnal Kebidanan Vol 1 No 3.

Buckle, J. (2017). Literature review: Should nursing take aromatherapy more


seriously?. British Journal of Nursing. diperoleh dari www.proquest.com.

Carstens, J. (2013). Complementary therapies (aromatheapy and herbal medicine):


clinician information, Evidence Summaries-Joanna Briggs Institute, 11(1), 1-
5 diperoleh dari http:/seach.ProQuest.com/docview/ 921745616? Accounted =
17242.

Creswell, J. W. 2012. Research design Pendekatan kualitatif, Kuantitatif dan


Mixed; Cetakan ke-2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Cheragi, J. & Valadi, A. (2010). Effects of Anti-Noneceptive and Anti


Inflamatory Component of Lemonene in Herbal Drug. Iranian Journal of
Medicinal and Aromatic Plant. Vol 26.
Conway, B. (2017). Prevention and management of postoperative nausea and
vomiting in adults, AORN Journal. Diperoleh dari www.proquest.com.
Damayanti. 2011. Pengaruh pemberian aromaterapi jeruk dengan penurunan rasa:
Jakarta Rineke Cipta

50
Einarson A, Maltepe C, Boscovic R, and Koren G. (2017). Treatment of Nausea
and Vomiting in Pregnancy. Can Fam Physician. 53: 2109 - 201. https://
www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2231543/. Diakses tanggal 10
Februari 2021.
Fauziyah. (2012). Obstetri Patologi. Yogyakarta : Nuha Medika.
Faras. (2014). Cara Mengatasi Mual Muntah. http://www.newsfarras.com/2014/
11/. Diakses tanggal 23 Maret 2020.
Gundzik,K. (2018). Nausea and vomiting in the ambulatory surgical
setting.Orthopaedic
Hidayat, A A A. (2017). Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisa Data.
Jakarta : Salemba Medika.

Idrus M. (2015). Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta : Erlangga.


Ira, P. (2012). Pengobatan Mandiri Di Rumah Anda A-Z Gangguan Kesehatan
Umum, Cara Mencegah Dan Cara Mengatsainya. Yogyakarta: Bangkit.
Kia P Y, Safajou F, shahnazi M, dan Nazemyeh H. (2014). The Effect of Lemon
Inhalasi Aromatherapy On Nusea and Vomiting of Pregnancy : A Double-
Blinded, Randomized, Control Clinical Trial. Iran Red Crescent Med J. Doi:
10.5812/Ircmj.14360.
Kim, J. T., Ren, C. J., Fielding, G. A., Pitti, A., Kasumi,T., Wajda, M., Lebovits,
A., & Bekker. (2017). Treatment with lavender aromatherapy in the post-
anesthesia care unit reduces opioid requirements of morbidly obese patients
undergoing laparoskopic adjustable gastric banding, Obesity Surgery
Journa, diperoleh dari www.proquest.com
Koensoemardiyah. (2014). A-Z Aromaterapi Untuk Kesehatan, Kebugaran, Dan
Kecantikan. Yogyakarta : Lily Publisher.
Kurnia. (2014). Menghindari Gangguan Saat Melahirkan dan Panduan Lengkap
Mengurut Bayi. Yogyakarta : Panji Pustaka.
Kusmiyati Yuni, Heni, dan Sujiyatini. (2014). Panduan Lengkap Perawatan
Kehamilan. Yogyakarta : Fitramaya.
Llewelyn D dan Jones. (2016). Panduan Terlengkap Tentang Kesehatan,
Kebidanan dan Kandungan. Jakarta : Delaprasta.
Manuaba. (2012). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC.

Madjunkova, S., Maltepe, C., Koren, G. J. O. & International, G. 2013. The


leading concerns of American women with nausea and vomiting of
pregnancy calling Motherisk NVP Helpline. Obstetrics gynecology
international Journal.

51
Maternity D, Sari D Y, dan Manjorang M U. (2016). Pengaruh Inhalasi
Aromaterapi Lemon Terhadap Morning Sickness Pada Ibu Hamil Di
Wilayah Kerja Puskesmas Tulang Bawang I Kecamatan Banjar Agung
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2016. Jurnal Kebidanan vol 2 no 3.
Diakses tanggal 20 Maret 2021.

Murni, W. (2018). Kiat Mengatasi Masakah Kehamilan dan Janin.


Yogyakarta: Almatera Publishing.
Namazi, M., Akbari, A.S., Mojab, F., Talebi, A., Majd, H.A. & Jannesari, S.
(2014). Effect of Citrus Aurantium (Bitter Orange) on the Severity of
First- Stage Labour Pain. Iranian Journal of Pharmaceutical Research.
Niebyl, J. R. (2012). Nausea and Vomiting in Pregnancy. The New England
Journal of Medicine. http://www.nejm.org/doi/pdf/10.1056/NEJMcp
1003896. Diakses tanggal 12 Februari 2021.

Notoatmodjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka


Cipta.
Notoatmodjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka
Cipta.
Pantikawati, S. (2014). Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta : Nuha
Medika.
Poerwadi. (2016). Aromaterapi Sahabat Calon Ibu. Jakarta : Dian Rakyat.
Potts, J. (2017). Aromatherapy in Nursing Practice. Australian Nursing Journal
16, 11; ProQuest Research Library pg. 55.
Prawirohardjo. (2016). Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Price Shirley dan Price Len. (2017). Aromaterapi Bagi Profesi Keshatan.
Diterjemahkan oleh Andri Hartono. Jakarta : EGC.

Primadiati. (2011). Aromaterapi Perawatan Alami Untuk Sehat Dan Cantik.


Suririnah (2014). Buku Pintar Kehamilan dan Persalinan. Jakarta, Gramedia
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Riwidikdo. (2013). Statistika Kesehatan (Belajar Mudah Teknik Analisis
Penelitian Kesehatan). Yogyakarta : Mitra Cendekia Press.

Runiari. (2014). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Hperemesis


Gravidarum. Jakarta : Salemba Medika.

52
Santi, Dwi Rukmana. (2013). Pengaruh Aromatherapy terhadap Mual an Muntah
pada Kehamilan. http:/www.kopertis7.go.id / uploadjurnal / DwiRukmana
Santistikesnutuban. pdf. Diakses 12 Maret 2021.
Saifuddin. (2014). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Snyder, M. & Lindquist, R. (2012). Complementary & alternative therapies in
Nursing, 6th ed., Springer Publishing Company, New York.
Soegiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Soegiyono. (2018). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Sulistyawati A. (2017). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Yogyakarta :
CV Andi Offset.

Tarsikah, Susanto, H. & Sastramihardja, H.S. (2012). Penurunan Nyeri


Persalinan Primigravida Kala I Fase Aktif Pasca Penghirupan
Aromaterapi Lavender di Rumah Bersalin Kasih Ibu Tuban. Diambil
dari: www.digilib.unpad.ac.id/ file=pdf/abtrak-124684.pdf. Diakses
tanggal 21 Februari 2021.
Tiran, D. 2013. Seri Asuhan Kebidanan Mual dan Muntah Kehamilan. Jakarta :
EGC

Vingki. 2015. Skripsi berjudul “ pemberian aromaterapi jeruk dengan


penurunan rasa mual pada ibu hamil trimester I di wilaah kerja puskesmas
Tenayan raya.Pekanbaru

Watt G & Janca A. (2018). Aromatherapy in Nursing and Mental Health Care.
Journal of Contemporary Nurse, 30(1).

Wiknjosastro. (2014). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Young, G. (2011). Essencial Oil Pocket Reference 5th ed. Amazon: Life Science
Pubhlising.

53
Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN RESPONDEN

PENGARUH AROMA JERUK NIPIS DENGAN INTENSITAS


MUAL MUNTAH PADA IBU HAMIL TRIMESTER I
DI PUSKESMAS GURGUR PARDOMUAN
TAHUN 2021

Yang terhormat,

Dalam rangka pencapaian tujuan penelitian tentang pengaruh Aroma Jeruk


Nipis dan Intensitas Mual Muntah pada Ibu Hamil Trimester I di Puskesmas
Gurgur Pardomuan.
Peneliti sangat mengharapkan partisipasi saudara dalam meluangkan
waktunya untuk dapat memberikan jawaban pertanyaan sesuai dengan hati nurani
tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Dalam pengisian kuesioner ini saudara tidak
perlu takut karena ini bukan merupakan penilaian, dan jawaban yang saudara
berikan dijamin kerahasiaannya. Jawaban hanya diketahui dan
dipertanggungjawabkan oleh peneliti. Oleh karena itu, peneliti sangat
mengharapkan kesediaan saudara untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan hati
saudara.

Demikian ini disampaikan, atas bantuan dan kesediaan saudara saya


ucapkan terima kasih.

Peneliti

Kristina Sri dewi

54
Lampiran 2

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah mendapatkan penjelasan yang cukup tentang penelitian ini, maka

saya yang bertanda tangan dibawah ini, bersedia dan mau menjadi responden

penelitian yang berjudul “Pengaruh Aroma Jeruk Nipis dan Intensitas Mual

Muntah pada Ibu Hamil Trimester I di Wilayah Kerja Puskesmas Gurgur

Pardomuan

Nama : Kristina Sri Dewi

NIM 1911041

Program Studi : S1 Kebidanan

Perguruan Tinggi : Institut Kesehatan Sumatera Utara

Demikian pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya tanpa paksaan dari

pihak mana pun.

Medan, Januari 2021

Peneliti Responden

55
INSTRUMEN UNTUK MENGUKUR MUAL MUNTAH

Kode :
Usia :
Usia Kehamilan :
Gravida :

Tidak Mual Mual sedang Mual berat Mual berat tidak


mual ringan terkontrol terkontrol

Keterangan :

0 : Tidak mual muntah.


1-3 : mual muntah ringan : secara obyektif responden merasakan rasa mual,
tapi berkomunikasi dengan baik.
4-6 : mual muntah sedang : secara obyektif responden merasa mual muntah,
dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.
7-9 : mual muntah berat terkontrol : secara obyektif responden terkadang
tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, tidak
dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas
panjang dan distraksi. Sangat mual muntah tetapi dapat dikontrol oleh
responden dengan aktivitas yang biasa dilakukan.
10 : mual muntah berat tidak terkontrol : responden sudah tidak mampu lagi
berkomunikasi, rasa mual muntah tidak dapat dikontrol oleh responden.

56
Prosedur Pemberian Aromaterapi Jeruk Nipis

Tujuan : Tindakan pemberian aromaterapi jeruk nipis ini ditujukan untuk ibu
hamil trimester pertama yang mengalami mual dan muntah guna mengurangi
mual dan muntah.

Tahap Persiapan :

A. Persiapan alat dan bahan:

1. Peneliti menyediakan kemasan aromaterapi jeruk nipis tanpa merek dalam


kemasan berukuran 10 ml yang dibeli dari toko.
2. Tiap kemasan aromaterapi jeruk nipis mengandung buah jeruk nipis
3. Peneliti menyediakan tissue tanpa pewangi atau alcohol satu lembar
B. Persiapan responden :
1. Ibu diminta untuk berada dalam posisi duduk atau berbaring
2. Ibu dalam kedaan sadar, tidak mengkonsumsi obat-obatan anti mual dan
muntah,dan tidak dalam keadaan sangat lapar
3. Ibu dapat bernafas dengan baik dan tanpa menggunakan alat bantu nafas

Peneliti meminta alamat rumah dan nomor telepon atau nomor handphone untuk
membantu ibu dalam pemberian aromaterapi jeruk nipis.

C. Persiapan lingkungan :
1. Peneliti menyediakan ruangan tempat pemberian aromaterapi lemon tidak
pengapdan mempunyai sirkulasi yang baik dan terbuka.
2. Peneliti memastikn lingkungan tempat pemberian aromaterapi
lemon aman dari bahaya.

57
Prosedur Tindakan

1. Peneliti menyiapkan kemasan aromaterapi jeruk nipis berukuran 10 ml


2. Peneliti menyiapkan tissue tanpa pewangi atau alcohol satu lembar
3. Peneliti meminta ibu mengisi kuesioner yang berisi tentang data demografi
dan pertanyaan tentang mual dan muntah dalam sehar
4. Peneliti memberikan aromaterapi jeruk nipis
5. Peneliti meneteskan aromaterapi jeruk nipis sebanyak 3 tetes ke selembar
tissue tanpa pewangi atau alcohol.
6. Peneliti meminta ibu untuk tetap rileks dengan posisi duduk atau berbaring
7. Peneliti mendekatkan tissue yang sudah diberikan aromaterapi jeruk nipis tadi
± 3cmdari hidung ibu
8. Peneliti meminta ibu untuk menarik nafas dalam dan minta ibu menghirup
aroma jeruk nipis selama kurang lebih 1 menit.

Tahap Penutup

1. Peneliti meminta ibu mengisi menjawab tentang data demografi dan

pertanyaan tentang mual dan muntah dalam sehari.

58
MASTER TABEL
PENGARUH AROMA JERUK NIPIS DENGAN INTENSITAS MUAL
MUNTAH PADA IBU HAMIL TRIMESTER I
DI PUSKESMAS GURGUR PARDOMUAN
TAHUN 2021

No.Resp Umur Pekerjaan Paritas Intensitas Mual Muntah


Pre post
1 3 1 1 2 1
2 2 2 1 2 1
3 2 2 2 2 1
4 1 1 1 3 2
5 2 3 2 2 1
6 2 1 1 3 2
7 2 2 1 2 1
8 2 3 2 3 2
9 2 2 1 2 1
10 2 1 2 2 1
11 2 2 1 2 2
12 2 2 2 2 1
13 2 2 1 3 2
14 2 2 2 2 1
15 2 1 1 3 2
16 2 4 1 2 1
17 2 3 2 2 1
18 2 4 1 3 5
19 2 1 2 2 1
20 2 1 2 3 2
21 1 2 1 2 1
22 2 2 1 2 1
23 2 4 1 2 1
24 3 2 2 3 2
25 2 2 1 2 1
26 2 4 1 2 1
27 2 2 2 2 1
28 3 1 2 3 2
29 2 2 1 2 1
30 2 2 2 2 1

Umur Pekerjaan Paritas Intensitas mual muntah


1 = <21 tahun 1 = IRT 1 primipara 1. ringan
2 = 21-35 tahun 2 = Petani 2 multipara 2. sedang
3 = >35 tahun 3 = Wiraswasta 3. berat

59
Frequency Table

umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <21 tahun 2 6.7 6.7 6.7
21-35 tahun 25 83.3 83.3 90.0
>35 tahun 3 10.0 10.0 100.0
Total 30 100.0 100.0

pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid IRT 8 26.7 26.7 26.7
Petani 15 50.0 50.0 76.7
Wiraswasta 3 10.0 10.0 86.7
Pegawai swasta 4 13.3 13.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

paritas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Primipara 17 56.7 56.7 56.7
Multipara 13 43.3 43.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

intensitas mual muntah sebelum diberikan aroma jeruk nipis pada ibu
hamil trimester I
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid sedang 21 70.0 70.0 70.0
berat 9 30.0 30.0 100.0
Total 30 100.0 100.0

intensitas mual muntah sesudah diberikan aroma jeruk nipis pada ibu
hamil trimester I
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ringan 20 66.7 66.7 66.7
sedang 10 33.3 33.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

60
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
intensitas mual muntah sebelum .424 30 .000 .628 30 .000
diberikan aroma jeruk nipis pada
ibu hamil trimester I
intensitas mual muntah sesudah .407 30 .000 .656 30 .000
diberikan aroma jeruk nipis pada
ibu hamil trimester I
a. Lilliefors Significance Correction

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
intensitas mual muntah sebelum 30 6 8 6.37 .615
diberikan aroma jeruk nipis pada
ibu hamil trimester I

intensitas mual muntah sesudah 30 3 5 3.40 .621


diberikan aroma jeruk nipis pada
ibu hamil trimester I

Valid N (listwise) 30

NPar Tests
Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
intensitas mual muntah sesudah Negative Ranks 30a 15.50 465.00
diberikan aroma jeruk nipis pada ibu Positive Ranks 0b .00 .00
hamil trimester I - intensitas mual Ties 0c
muntah sebelum diberikan aroma
jeruk nipis pada ibu hamil trimester I Total 30

a. intensitas mual muntah sesudah diberikan aroma jeruk nipis pada ibu hamil trimester I < intensitas
mual muntah sebelum diberikan aroma jeruk nipis pada ibu hamil trimester I
b. intensitas mual muntah sesudah diberikan aroma jeruk nipis pada ibu hamil trimester I > intensitas
mual muntah sebelum diberikan aroma jeruk nipis pada ibu hamil trimester I
c. intensitas mual muntah sesudah diberikan aroma jeruk nipis pada ibu hamil trimester I = intensitas
mual muntah sebelum diberikan aroma jeruk nipis pada ibu hamil trimester I

Test Statisticsa
intensitas mual muntah sesudah diberikan aroma jeruk nipis
pada ibu hamil trimester I - intensitas mual muntah sebelum
diberikan aroma jeruk nipis pada ibu hamil trimester I
Z -5.150b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.

61
LEMBAR KONSULTASI

Nama Mahasiswa : Kristina Sri Dewi


NIM : 1911041
Dosen Pembimbing : Emi br Barus, SST, M.Keb
Judul Skripsi : Pengaruh aroma jeruk nipis dengan intensitas mual muntah
pada ibu hamil Trimester I di puskesmas Gurgur Pardomuan
Tahun 2021

No Hari/tanggal Materi Konsultasi Saran Paraf


Dosen
1 13 November 1. Cover 1. Susunan skripsi
2020 2. BAB 1 piramida terbalik
3. BAB 3 2. Gunakan sumber 5
tahun terakhir
3. Yang diteliti
hubungan aroma
dengan mual
muntah, bukan
pengetahuan
4. sampel terlalu
sedikit
2 11 Februari 1. Cover 1. Disesuaikan
2021 2. Kata Pengantar dengan buku
3. BAB 1 panduan halaman
4. BAB 2 39
5. BAB 3 2. Ganti nama pejabat
6. Daftar Isi 3. tuliskan kutipan
terbaru
4. manfaat penelitian
hanya ada dua
praktis dan
manfaat teoritis
5. Penulisan yang
benar bagi menjadi
beberapa pargraf
dan singkat
6. sesuaikan dengan
jadwal proposal
7. urutan dan
penamaan mohon
disesuaikan dengan
panduan skripsi

62
8. Pada saat konsul
berikutnya mohon
menambahkan :
Proposal
disesuiakan
urutannya dan
dilengkapi sesuai
daftar isi
Melampirkan hasil
survey
pendahuluan
3 17 Februari 1. Cover 1. Ganti dengan
2021 2. BAB 1 usulan
3. BAB 2 penelitian
4. 4-BAB 3 2. gunakan sumber
5. 5Daftar Pustaka kutipan 10 tahun
6. Lembar Konsul terakhir
3. Daftar pustaka 1
spasi
4 19 Februari BAB 2 -Perbaikan kerangka
2021 konsep
5 22 februari Bab 3 Metode penelitian
2021
6 02 Maret 2021 BAB I BAB II BAB III ACC Maju Sidang

7 14 juli 2021 Konsul perbaikan hasil Acc perbaikan


sidang proposal hasil sidang
propoosal
Lanjut BAB 4-6
8 4 agustus Konsul bab 4-6 Perbaikan BAB 4-6
2021
9 8 agustus Konsul perbaikan bab Lengkapi daftar
2021 4-6 pustaka dan matrik
serta uji
statistik
10 1Sepetember Konsul perbaikan bab Lengkapi
2021 4-6, daftar pustaka, dokumentasi dan
matrik dan uji surat penelitian
11 3 september Konsul perbaikan bab Kerangka
2021 4-6 konsep isi
lengkap
12 8 September Konsul 4-6 dan Sesuaikann dengan
2021 lampiran panduan

63
13 10 Konsul Tujuan khusus ibu
September perbaikan dan pembahsan
2021 4-6 dan tolong
lampiran disesuaikan,
dokumentasi
masukkan
14 11 ACC
September sidang
2021 hasil

64
Medan, 19 Februari 2021

Nomor : 256 / FIKES-INKESSUMUT / II /2021


Lampiran :-
Hal : Survey Pendahuluan

Kepada Yth. Kepala Puskesmas Gurgur Pardomuan


Di-
Tempat

Dengan Hormat,

Bersama surat ini datang menghadap Bapak/Ibu, mahasiswa/i program studi S1-
KebidananInstitut Kesehatan Sumatera Utara :

Nama : Kristina Sri Dewi


NIM 1911041
Program Studi : S1-Kebidanan
Judul Skripsi :”Hubungan Aroma Jeruk Nipis Dan Intensitas
Mual Muntah Pada Ibh Hamil Trimester
Pertama Di Puskesmas Gur Gur Pardomuan”

Sehubungan dengan penyusunan Skripsi, kami mengharapkan bantuan Bapak/Ibu


kiranyadapat mengizinkan dan memberikan data terkait dengan kebutuhan
penelitian ini.

Segala bahan dan keterangan yang diperoleh akan digunakan semata-mata demi
perkembangan ilmu pengetahuan dan tidak akan diumumkan atau diberitahukan
pada pihak lain.

Demikian disampaikan, atas perhatian dan bantuannya diucapkan terima kasih.

Hormat kami,
Institut Kesehatan Sumatera
Utara

Dameria Br Ginting, S.Kep, Ners, M.KepDekan


Fakultas Ilmu Kesehatan

65
66
67
68
69
70
71

Anda mungkin juga menyukai