Anda di halaman 1dari 93

SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP


PENGETAHUAN IBU HAMIL TRISMESTER I TENTANG
PENANGANAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI DESA
MANTANGISI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TETE
KABUPATEN TOJO UNA UNA

Oleh :
FATMI ANANDA USMAN
NIM 042021190

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS
KURNIA JAYA PERSADA
PALOPO
2023
SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP


PENGETAHUAN IBU HAMIL TRISEMESTER ITENTANG
PENANGANAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI DESA
MANTANGISI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TETE
KABUPATEN TOJO UNA UNA

Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kebidanan (S.Keb.)
Pada Program Studi Sarjana Kebidanan Fakultas Kesehatan
Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Persada

Oleh :
FATMI ANANDA USMAN
NIM 042021190

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS
KURNIA JAYA PERSADA
PALOPO
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN


IBU HAMIL TRI SEMESTER 1 TENTANG PENANGANAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI DESA MANTANGISI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS TETE KABUPATEN TOJO UNA UNA

Oleh :
Fatmi Ananda Usman
NIM 042021190

Skripsi ini Telah disetujui untuk diuji dihadapan tim penguji


Program Studi Sarjana Kebidanan
Fakultas Kesehatan
Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Persada
Tanggal, 14 September 2023

Pembimbing I, Pembimbing II,

Devi Darwin, S.ST., M.Keb. Irmayanti, S.ST., M.Keb.


NIDN 0915098702 NIDN 0911057803

Mengetahui,
Ketua Program Studi Sarjana Kebidanan

Bd. Samsinar, S.ST.,M.Kes.


NIDN. 0919078901
LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN


IBU HAMIL TRI SEMESTER 1 TENTANG PENANGANAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI DESA MANTANGISI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS TETE KABUPATEN TOJO UNA UNA

Oleh :
Fatmi Ananda Usman
NIM 042021190

Telah dipertahankan di depan Penguji


Pada Tanggal 15 September 2023
Dan dinyatalan telah memenuhi syarat
Tim Penguji :

1. Dr. Suwardhi Pantih, S.Sos.,MM. (…………………….)

2. Devi Darwin, S.ST., M.Keb. (…………………….)

3. Irmayanti, S.ST., M.Keb. (…………………….)

Mengetahui,

Institut Kesehatan dan Bisnis Ketua


Kurnia Jaya Persada Program Studi Sarjana Kebidanan
Dekan Fakultas Kesehatan

Devi Darwin, S.ST.,M.Keb. Bd. Samsinar, S.ST.,M.Kes.


NIDN 0915098702 NIDN. 0919078901
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya,

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul "Pengaruh pendidikan

kesehatan terhadap pengetahuan ibu hamil tri semester 1 tentang penanganan

hiperemesis gravidarum di Desa Mantangisi Wilayah Kerja Puskesmas Tete

Mahasiswa Program Studi Sarjana Kebidanan Fakultas Kesehatan Institut

Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Persada". Skripsi ini disusun sebagai salah satu

syarat untuk menyelesaikan Program Studi Sarjana Kebidanan di Fakultas

Kesehatan Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Persada.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk menggali lebih dalam mengenai

sejauh mana pendidikan kesehatan mampu meningkatkan pengetahuan ibu hamil

dalam penanganan hiperemesis gravidarum, suatu kondisi yang sering dialami

oleh ibu hamil terutama pada trimester pertama kehamilan dan bisa berdampak

buruk pada kesehatan ibu dan janin jika tidak ditangani dengan tepat.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa

dukungan, bantuan, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Keluarga yang telah memberikan dukungan moril dan materil, serta doa yang

tak henti-hentinya.

2. Pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, saran, kritik, dan

masukan yang sangat berharga dalam penyusunan skripsi ini.


iv

3. Seluruh staf dan dosen di Fakultas Kesehatan Institut Kesehatan dan Bisnis

Kurnia Jaya Persada yang telah memberikan ilmu dan pengalaman selama

proses pembelajaran.

4. Puskesmas Tete dan masyarakat Desa Mantangisi yang telah memberikan izin

dan kesempatan untuk melakukan penelitian di wilayah kerjanya.

5. Teman-teman seperjuangan di Program Studi Sarjana Kebidanan yang telah

saling memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan studi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan

dan penyempurnaan penelitian di masa mendatang. Semoga hasil penelitian ini

dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu kebidanan dan kesehatan ibu

serta anak di Indonesia.

Hormat saya,

Fatmi Ananda Usman


ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN


IBU HAMIL TRI SEMESTER 1 TENTANG PENANGANAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI DESA MANTANGISI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS TETE KABUPATEN TOJO UNA UNA

Fatmi Ananda Usman 1, Devi Darwin 2, Irmayanti 3

Pendidikan kesehatan sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan ibu


hamil tentang penanganan hiperemesis gravidarum. Melalui pendidikan
kesehatan, ibu hamil dapat memahami penyebab terjadinya hiperemesis
gravidarum, gejala yang muncul, cara mencegahnya, serta cara menangani kondisi
ini dengan tepat. Dengan pengetahuan yang memadai, ibu hamil dapat mengenali
gejala awal dan segera mengambil tindakan yang tepat sebelum kondisi semakin
parah. Hal ini dapat mencegah komplikasi yang lebih serius pada ibu dan janin.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh pendidikan kesehatan
terhadap pengetahuan ibu hamil tri semester 1 tentang penanganan hiperemesis
gravidarum di Desa Mantangisi Wilayah Kerja Puskesmas Tete.
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain one
group pre and post test. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil
trisemester 1 di Desa Mantangisi Wilayah Kerja Puskesmas Tete sebanyak 31
orang. Penelitian ini menggunakan menggunakan kuisioner dan leaflet. Uji analisa
data yang digunakan adalah uji wilcoxon.
Hasil uji Wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dari
pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan ibu hamil pada
trisemester pertama mengenai penanganan hiperemesis gravidarum di Desa
Mantangisi, Wilayah Kerja Puskesmas Tete, dengan nilai p-value < 0.05.
Menyarankan kepada pihak puskesmas untuk melakukan dan
memfasilitasi diskusi kelompok atau lokakarya yang dapat membantu ibu hamil
dalam berbagi pengalaman dan mendiskusikan masalah kesehatan mereka. Ini
dapat menjadi forum yang bermanfaat untuk pertukaran pengetahuan dan
dukungan sosial.

Kata kunci : Pendidikan kesehatan, pengetahuan, hyperemesis gravidarum,


ibu hamil
ABSTRACT

THE EFFECT OF HEALTH EDUCATION ON THE KNOWLEDGE OF


FIRST TRIMESTER PREGNANT WOMEN REGARDING THE
MANAGEMENT OF HYPEREMESIS GRAVIDARUM IN MANTANGISI
VILLAGE, TETE PRIMARY HEALTH CENTER WORKING AREA, TOJO
UNA UNA DISTRICT

Fatmi Ananda Usman 1, Devi Darwin 2, Irmayanti 3

Health education plays a crucial role in enhancing the knowledge of


pregnant women regarding the management of hyperemesis gravidarum. Through
health education, pregnant women can understand the causes of hyperemesis
gravidarum, the symptoms that may arise, preventive measures, and the
appropriate ways to manage this condition. With adequate knowledge, pregnant
women can recognize early symptoms and take prompt action before the condition
worsens. This can help prevent more serious complications for both the mother
and the fetus. This research aims to analyze the influence of health education on
the knowledge of first trimester pregnant women regarding the management of
hyperemesis gravidarum in Mantangisi Village, Tete Primary Health Center
working area.
The research design employed in this study is a one-group pre- and post-
test design. The population and sample of this research consist of 31 first-
trimester pregnant women in Mantangisi Village, Tete Primary Health Center
working area. This research utilized questionnaires and leaflets as data collection
instruments. The data analysis used the Wilcoxon test.
The results of the Wilcoxon test indicate a significant impact of health
education on the improvement of knowledge among first-trimester pregnant
women regarding the management of hyperemesis gravidarum in Mantangisi
Village, Tete Primary Health Center working area, with a p-value < 0.05.
We recommend that the primary health center facilitates group discussions
or workshops that can assist pregnant women in sharing their experiences and
discussing their health issues. This can serve as a beneficial forum for knowledge
exchange and social support.

Keywords: Health education, knowledge, hyperemesis gravidarum, pregnant


women
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
ABSTRAK...............................................................................................................v
ABSTRACT............................................................................................................vi
DAFTAR ISI..........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL...................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
C. Tujuan...........................................................................................................4
D. Manfaat.........................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6
A. Tinjauan Ibu Hiperemesis Gravidarum.........................................................6
B. Tinjauan Ibu Hamil.....................................................................................12
C. Tinjauan Pengetahuan.................................................................................19
D. Tinjauan Pustaka tentang Pendidikan Kesehatan........................................22
E. Penelitian Terkait........................................................................................27
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN....................28
A. Kerangka Konsep........................................................................................28
B. Hipotesis Penelitian.....................................................................................29
BAB IV METODE PENELITIAN........................................................................30
A. Desain Penelitian.........................................................................................30
B. Populasi dan Sampel...................................................................................31
C. Defenisi operasional....................................................................................31
D. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................................32
E. Instumen penelitian.....................................................................................32
F. Alur Penelitian............................................................................................32
G. Pengolahan dan Analisis Data....................................................................33
viii

H. Etika Penelitian..........................................................................................36
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................................37
A. Hasil Penelitian...........................................................................................37
B. Pembahasan.................................................................................................42
C. Keterbatasan penelitian...............................................................................47
D. Implikasi penelitian pada kebidanan...........................................................48
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................49
A. Kesimpulan.................................................................................................49
B. Saran............................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden.................................37


Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Penanganan Hiperemesis Gravidarum Sebelum Pendidikan
Kesehatan..........................................................................................38
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Penanganan Hiperemesis Gravidarum Setelah Pendidikan Kesehatan
..........................................................................................................38
Tabel 5.4 Uji normalitas data............................................................................39
Tabel 5.5 Deskripsi Statistik Pengetahuan.......................................................40
Tabel 5.6 Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil
Tri Semester 1 Tentang Penanganan Hiperemesis Gravidarum Di
Desa Mantangisi Wilayah Kerja Puskesmas Tete............................41
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Permintaan Menjadi Responden


Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 3: Lembar Kuisioner
Lampiran 4 SAP
Lampiran 5 Leaflet
Lampiran 6: Surat Ijin Penelitian
Lampiran 7: Surat Keterangan Telah Selesai Meneliti
Lampiran 8: Master Tabel
Lampiran 9: Hasil Analisa Data
Lampiran 10: Dokumentasi Kegiatan Penelitian
Lampiran 11: Riwayat Peneliti
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Selama proses kehamilan, tubuh mengalami berbagai perubahan yang

memengaruhi seluruh sistem tubuh, termasuk sistem kardiovaskular,

pernafasan, dan gastrointestinal. Perubahan ini dipengaruhi oleh hormon

kehamilan HCG (Hormon Chorionic Gonadotropin). Salah satu adaptasi

fisiologis pada sistem gastrointestinal adalah munculnya ketidaknyamanan

seperti mual dan muntah. Kondisi ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari

ibu hamil. Selain itu, secara psikologis, mual dan muntah selama kehamilan

memengaruhi lebih dari 80% wanita hamil dan memiliki efek signifikan

terhadap kualitas hidup ibu hamil (Wati, 2021).

Hiperemesis gravidarum adalah kondisi mual dan muntah yang

berlebihan yang terjadi pada ibu hamil. Kondisi ini dapat mengganggu

aktivitas sehari-hari karena seringkali menyebabkan dehidrasi dan

memburuknya keadaan umum. Mual dan muntah adalah masalah yang paling

umum terjadi pada ibu hamil muda, yang biasanya dialami oleh sekitar 50-

70% wanita hamil pada 16 minggu pertama kehamilan. Sekitar 66% wanita

hamil pada trimester pertama mengalami mual, dan 44% mengalami muntah

(Syafriani et al., 2022).

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya hiperemesis

gravidarum meliputi faktor hormonal, psikologis, paritas, nutrisi, dan alergi.

Masalah psikologis seperti kehamilan yang tidak direncanakan, beban kerja


2

atau finansial, ambivalensi, kecemasan, konflik, dan ketidaknyamanan fisik

dapat menjadi penyebab terjadinya hiperemesis gravidarum (Rofi’ah et al.,

2019).

Pentingnya ibu hamil mengetahui tentang hiperemesis gravidarum

adalah karena kondisi ini dapat memengaruhi kesehatan ibu dan bayi yang

dikandung. Jika tidak diatasi dengan tepat, hiperemesis gravidarum dapat

menyebabkan dehidrasi, malnutrisi, ketidakseimbangan elektrolit, dan bahkan

keguguran. Oleh karena itu, dengan mengetahui gejala dan tanda-tanda

hiperemesis gravidarum, ibu hamil dapat segera mencari perawatan medis

dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah komplikasi yang

lebih serius. Selain itu, dengan pengetahuan yang memadai, ibu hamil dapat

mengurangi kecemasan dan stres yang mungkin timbul akibat kondisi ini,

serta memperbaiki kualitas hidup selama kehamilan (Belay et al., 2020;

Syafriani et al., 2022).

Pendidikan kesehatan sangat penting untuk meningkatkan

pengetahuan ibu hamil tentang penanganan hiperemesis gravidarum. Melalui

pendidikan kesehatan, ibu hamil dapat memahami penyebab terjadinya

hiperemesis gravidarum, gejala yang muncul, cara mencegahnya, serta cara

menangani kondisi ini dengan tepat. Dengan pengetahuan yang memadai, ibu

hamil dapat mengenali gejala awal dan segera mengambil tindakan yang tepat

sebelum kondisi semakin parah. Hal ini dapat mencegah komplikasi yang

lebih serius pada ibu dan janin (Belay et al., 2020).


3

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari Wilayah Kerja

Puskesmas Tete dengan melakukan wawancara langsung pada 5 ibu hamil,

terdapat 3 ibu hamil pada trimester I mengalami mual muntah, di mana 2 di

antaranya mengalami mual muntah yang berat sehingga harus dirawat.

Penelitian tentang pengaruh pendidikan kesehatan terhadap

pengetahuan ibu hamil tri semester 1 tentang penanganan hiperemesis

gravidarum di Desa Mantangisi Wilayah Kerja Puskesmas Tete sangat

penting karena mual dan muntah yang berlebihan pada ibu hamil dapat

mengganggu aktivitas sehari-hari dan berdampak negatif pada kesehatan ibu

dan janin. Dengan memberikan pendidikan kesehatan yang tepat, ibu hamil

dapat meningkatkan pengetahuannya tentang cara penanganan hiperemesis

gravidarum, sehingga dapat mencegah komplikasi dan memperbaiki kualitas

hidup selama kehamilan.

Sesuai dengan uraian tersebut, maka peneliti tertarik melakukan

penelitian tentang pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan ibu

hamil tri semester 1 tentang penanganan hiperemesis gravidarum di Desa

Mantangisi Wilayah Kerja Puskesmas Tete.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah pengaruh

pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan ibu hamil tri semester 1 tentang

penanganan hiperemesis gravidarum di Desa Mantangisi Wilayah Kerja

Puskesmas Tete?
4

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Menganalisa pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan ibu

hamil tri semester 1 tentang penanganan hiperemesis gravidarum di Desa

Mantangisi Wilayah Kerja Puskesmas Tete

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang penanganan hiperemesis

gravidarum sebelum pendidikan kesehatan di Desa Mantangisi

Wilayah Kerja Puskesmas Tete

b. Mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang penanganan hiperemesis

gravidarum setelah pendidikan kesehatan di Desa Mantangisi

Wilayah Kerja Puskesmas Tete

c. Menganalisa pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan

ibu hamil tri semester 1 tentang penanganan hiperemesis gravidarum

di Desa Mantangisi Wilayah Kerja Puskesmas Tete.

D. Manfaat

1. Bagi ibu hamil, manfaat dari pengaruh pendidikan kesehatan tentang

penanganan hiperemesis gravidarum adalah meningkatnya pengetahuan

tentang kondisi ini. Dengan pengetahuan yang lebih baik, ibu hamil dapat

mengenali gejala awal dan mengambil tindakan yang tepat sebelum

kondisi semakin parah. Selain itu, ibu hamil juga dapat mengurangi

kecemasan dan stres yang mungkin timbul akibat kondisi ini, serta

memperbaiki kualitas hidup selama kehamilan.


5

2. Bagi Puskesmas, manfaat dari pengaruh pendidikan kesehatan tentang

penanganan hiperemesis gravidarum adalah meningkatnya pelayanan

kesehatan yang diberikan. Dengan peningkatan pengetahuan ibu hamil

tentang kondisi ini, Puskesmas dapat memberikan informasi dan saran

yang lebih baik dalam penanganan hiperemesis gravidarum, serta dapat

mencegah terjadinya komplikasi yang lebih serius.

3. Bagi institusi, manfaat dari pengaruh pendidikan kesehatan tentang

penanganan hiperemesis gravidarum adalah meningkatnya kesadaran

masyarakat tentang pentingnya perawatan prenatal dan kesehatan ibu

hamil. Dengan meningkatnya kesadaran ini, institusi dapat memperbaiki

pelayanan kesehatan dan memperkuat program-program yang berkaitan

dengan kesehatan ibu dan anak.

4. Bagi penelitian, manfaat dari pengaruh pendidikan kesehatan tentang

penanganan hiperemesis gravidarum adalah dapat membuka peluang

untuk penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

kondisi ini serta efektivitas pendidikan kesehatan dalam meningkatkan

pengetahuan dan kualitas hidup ibu hamil.


6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Ibu Hiperemesis Gravidarum

1. Pengertian

Hiperemesis gravidarum adalah suatu kondisi mual dan muntah

yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan. Kondisi ini berbeda

dengan morning sickness yang umum terjadi pada ibu hamil karena

intensitasnya yang lebih tinggi dan berlangsung lebih lama, biasanya

hingga trimester pertama kehamilan. Hiperemesis gravidarum dapat

terjadi pada setiap trimester kehamilan jika terdapat tanda-tanda

ketonemia, penurunan berat badan, dan dehidrasi. Kondisi ini terjadi

pada masa awal kehamilan hingga umur kehamilan 20 minggu.

Hiperemesis gravidarum dapat mengganggu aktivitas sehari-hari ibu

hamil dan membuat keadaan umum menjadi buruk (Apriyani et al., 2022;

Aulia et al., 2022).

2. Penyebab

Mual dan muntah selama kehamilan disebabkan oleh perubahan

hormonal yang terjadi selama kehamilan, terutama oleh fluktuasi kadar

hormon hCG (human chorionic gonadotrophin) yang mencapai

puncaknya pada usia kehamilan 12-16 minggu. Keseimbangan hormone

dopamin, serotonin, histamin, dan asetilkolin juga berpengaruh pada

mual dan muntah. Hiperemesis gravidarum biasanya terjadi pada


7

trimester pertama kehamilan, dimulai sekitar usia kehamilan 9-10

minggu dan berlangsung hingga usia kehamilan 12-14 minggu, meskipun

sebagian kecil dapat berlangsung hingga usia kehamilan 20-24 minggu.

Penyebab pasti dari hiperemesis gravidarum masih belum diketahui,

namun diperkirakan berhubungan dengan faktor hormonal, usia ibu

hamil, obesitas, alergi, dan faktor psikososial (Apriyani et al., 2022;

Aulia et al., 2022).

3. Faktor risiko penyebab

a. Tingginya level hormon β-hCG pada trimester pertama kehamilan,

yang dapat memicu terjadinya mual dan muntah.

b. Peningkatan level hormon estrogen yang mempengaruhi bagian otak

yang mengontrol mual dan muntah.

c. Perubahan pada saluran pencernaan akibat tekanan dari

perkembangan janin, dapat menyebabkan refluks asam dan lambung

bekerja lebih lambat dalam menyerap makanan, sehingga memicu

mual dan muntah.

d. Faktor psikologis seperti stres dan kecemasan yang berlebihan dapat

memicu terjadinya morning sickness.

e. Diet tinggi lemak juga dapat meningkatkan risiko terjadinya

hiperemesis gravidarum. Setiap penambahan 15 g lemak jenuh setiap

harinya dapat meningkatkan risiko sebanyak 5 kali.


8

f. Infeksi bakteri Helicobacter Pylori, yang dapat menyebabkan luka

pada lambung dan terkait dengan 90% kasus kehamilan dengan

hiperemesis gravidarum.

g. Faktor-faktor yang dapat memicu hiperemesis gravidarum termasuk

primigravida, molahidatidosa, dan kehamilan gemeli. Hormon

chorionic gonadotropin yang dibentuk berlebihan pada kondisi ini

memegang peranan penting dalam timbulnya gejala tersebut.

h. Alergi juga dapat menjadi faktor organik yang berkontribusi

terhadap hiperemesis gravidarum karena merupakan respons dari

jaringan ibu terhadap anak.

i. Penyebab lain dari hiperemesis gravidarum adalah masuknya vili

khorialis ke dalam sirkulasi maternal serta perubahan metabolik

yang terjadi selama kehamilan, di mana resistensi dari pihak ibu

terhadap anak juga menurun.

j. Usia ibu hamil juga dapat mempengaruhi frekuensi terjadinya

hiperemesis gravidarum, di mana primigravida yang berusia muda,

umumnya di bawah 20 tahun, dan yang berusia lebih dari 35 tahun

memiliki risiko lebih tinggi.

k. Banyaknya paritas juga berpengaruh pada terjadinya hiperemesis

gravidarum. Wanita dengan kehamilan pertama memiliki risiko lebih

tinggi, di mana sekitar 60-80% dari wanita tersebut mengalami

gejala ini. Sedangkan pada wanita yang sudah pernah hamil


9

sebelumnya, risiko terjadinya hiperemesis gravidarum adalah sekitar

40-60%.

l. Pekerjaan juga dapat mempengaruhi terjadinya hiperemesis

gravidarum, di mana ibu yang bekerja memiliki risiko lebih besar

dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja (Fejzo & Macgibbon,

2021; Apriyani et al., 2022; Aulia et al., 2022; Sayekti et al., 2020).

4. Tanda dan Gejala

Hiperemesis gravidarum ditandai oleh mual dan muntah

berlebihan selama kehamilan, yang melebihi morning sickness biasa.

Gejala yang sering terjadi adalah muntah berulang, mual yang hebat,

penurunan berat badan, dehidrasi, detak jantung cepat, pusing,

kelemahan, dan kelainan elektrolit seperti penurunan kadar kalium dalam

darah. Beberapa wanita juga dapat mengalami ketonuria atau ketonemia,

yaitu peningkatan kadar keton dalam urine atau darah, yang dapat

menunjukkan adanya metabolisme lemak yang berlebihan akibat

kurangnya asupan nutrisi. Jika tidak ditangani dengan baik, hiperemesis

gravidarum dapat menyebabkan komplikasi serius seperti kerusakan

organ dan bahkan kematian. Oleh karena itu, segera berkonsultasi dengan

dokter jika mengalami gejala-gejala tersebut selama kehamilan (Apriyani

et al., 2022; Aulia et al., 2022).

5. Dampak
10

Hiperemesis gravidarum dapat memiliki dampak yang serius pada

kesehatan ibu hamil dan janin yang sedang dikandung. Beberapa

dampaknya antara lain:

a. Dehidrasi dan ketonemia: mual dan muntah yang berlebihan dapat

menyebabkan dehidrasi dan ketonemia (peningkatan kadar keton

dalam darah), yang dapat berdampak buruk pada kesehatan ibu

hamil dan janin.

b. Malnutrisi: ibu hamil yang menderita hiperemesis gravidarum

mungkin mengalami kesulitan dalam mengonsumsi makanan dan

mendapatkan nutrisi yang cukup, yang dapat mengakibatkan

malnutrisi pada ibu dan janin.

c. Kehamilan prematur: wanita yang menderita hiperemesis

gravidarum dapat mengalami kontraksi dini atau pembukaan serviks

yang dapat mengakibatkan kelahiran prematur.

d. Gangguan pada organ: mual dan muntah yang berlebihan dapat

menyebabkan gangguan pada organ seperti kerusakan pada esofagus

atau pendarahan pada saluran pencernaan.

e. Gangguan pada kehamilan berikutnya: wanita yang pernah

menderita hiperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya

dapat berisiko mengalami kembali pada kehamilan berikutnya.

f. Dampak psikologis: mual dan muntah yang berlebihan dapat

menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi pada ibu hamil, yang

dapat berdampak pada kesehatan mental ibu dan janin (Fejzo &
11

Macgibbon, 2021; Apriyani et al., 2022; Aulia et al., 2022; Sayekti et

al., 2020).

6. Cara mencegah

Cara pencegahan hiperemesis gravidarum yang dikutip dari

beberapa sumber terbaru:

a. Konsumsi makanan kecil dan sering dalam sehari, hindari makanan

yang pedas, berlemak atau berbau menyengat.

b. Minum cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi.

c. Hindari makanan yang mengandung aroma yang kuat atau tidak

disukai.

d. Beristirahat dan menghindari stres berlebihan.

e. Konsumsi vitamin B6 atau suplemen yang direkomendasikan oleh

dokter.

f. Menghindari makanan atau minuman yang mengandung kafein.

g. Berkonsultasi dengan dokter untuk pengobatan atau terapi khusus

jika gejala berat atau tidak kunjung membaik (American College of

Obstetricians and Gynecologists, 2018a).

7. Penanganan

Penanganan hiperemesis gravidarum pada ibu hamil meliputi

beberapa hal sebagai berikut:

a. Pengobatan medis: Pemberian obat anti-mual seperti doxylamine dan

pyridoxine dapat membantu mengurangi mual dan muntah pada ibu

hamil. Selain itu, dalam kasus yang lebih parah, dokter mungkin
12

akan memberikan obat-obatan lain seperti ondansetron atau

metoclopramide.

b. Pemberian cairan intravena: Jika ibu hamil mengalami dehidrasi

akibat mual dan muntah yang berlebihan, pemberian cairan intravena

dapat membantu mengganti cairan tubuh yang hilang.

c. Terapi nutrisi: Makanan yang dapat mengurangi gejala mual dan

muntah seperti makanan kaya protein, karbohidrat kompleks dan

lemak sehat dapat membantu ibu hamil mengurangi rasa mual dan

muntah.

d. Istirahat yang cukup: Ibu hamil perlu memperhatikan waktu istirahat

dan tidur yang cukup untuk membantu tubuh pulih dari kelelahan

dan membantu mengurangi gejala mual dan muntah.

e. Terapi psikologis: Terapi psikologis seperti konseling dan relaksasi

dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan yang bisa memicu

gejala mual dan muntah (Fejzo & Macgibbon, 2021; Apriyani et al.,

2022; Aulia et al., 2022; Sayekti et al., 2020).

B. Tinjauan Ibu Hamil

1. Pengertian

Ibu hamil adalah wanita yang sedang mengandung janin dalam

kandungannya. Proses kehamilan dimulai saat sel telur yang telah

dibuahi oleh sperma menempel pada dinding rahim, dan berakhir dengan

kelahiran bayi. Selama kehamilan, ibu hamil perlu memperhatikan

asupan gizi, kesehatan, dan kondisi fisiknya agar janin dapat tumbuh dan
13

berkembang dengan baik (Centers for Disease Control and Prevention,

2021a).

2. Trisemester kehamilan

Kehamilan pada manusia umumnya berlangsung selama kurang

lebih 9 bulan, atau sekitar 40 minggu. Waktu kehamilan ini dibagi ke

dalam tiga trimester, yang masing-masing berlangsung selama kurang

lebih 12-14 minggu (American College of Obstetricians and

Gynecologists, 2018b). Berikut adalah deskripsi umum tentang setiap

trimester kehamilan:

a. Trimester 1

1) Minggu Ke 1

Masa awal kehamilan disebut masa germinal. Pada masa ini,

terjadi proses pembuahan antara sperma dan sel telur yang

kemudian akan mengalami pembelahan sel.

2) Minggu Ke 2

Pada tahap ini, terjadi diferensiasi sel dalam embrio menjadi dua

lapisan yaitu lempeng epiblast dan hipoblast, dan ditandai

dengan munculnya alur primitif.

3) Minggu Ke 3

Setelah terjadi fertilisasi, sel telur mulai mengalami pembelahan

dan membentuk blastosis yang akhirnya membentuk sebuah

kantung yang berisi bakal janin dan plasenta. Selain itu, sel
14

darah janin mulai terbentuk dan berkembang bersama dengan

ratusan sel lainnya.

4) Minggu Ke 4

Pada tahap ini, terjadi pembentukan tabung jantung pada janin

yang sudah dapat berdenyut sebanyak 65 kali per menit. Ukuran

janin pada tahap ini sudah cukup kecil, bahkan lebih kecil dari

ukuran butiran nasi.

5) Minggu Ke 6 - 7

Pada tahap ini, janin mulai membentuk sebuah lengkungan yang

menyerupai huruf C dan terjadi perkembangan pada wajah janin.

Selain itu, kaki dan tangan juga mulai terbentuk.

6) Minggu Ke 8-10

Pada tahap ini, janin telah melewati masa kritis dari

perkembangan organ dan struktur. Janin sudah memiliki panjang

sekitar 3 cm dan semakin aktif bergerak, terlihat semakin

menyerupai manusia.

7) Minggu Ke 12

Selama periode ini, perkembangan otak bayi berlangsung pesat.

Ginjal bayi mulai memproduksi urin dan jari-jarinya sudah

dapat mengepal seperti tinju. Pada periode ini, jenis kelamin

janin mulai terbentuk.

b. Trimester 2

1) Minggu Ke 13
15

Pada tahap ini, dengan perkembangan ginjal pada janin,

mekonium sudah mulai diproduksi.

2) Minggu Ke 14

Pada tahap ini, janin memiliki ukuran sebesar lemon dan mulai

tumbuh rambut halus yang disebut lanugo. Janin juga mulai

dapat mengekspresikan wajah dengan mengernyitkan kening..

3) Minggu Ke 15

Pada tahap ini, janin sudah tumbuh sebesar buah apel dan telah

bisa menggerakkan seluruh sendi dan lengan. Identitas jenis

kelamin janin pun sudah bisa diketahui dengan jelas.

4) Minggu Ke 16

Pada tahap ini, ukuran janin sudah sebesar alpukat dengan berat

sekitar 100 gram. Fungsi tubuhnya mulai berjalan dengan baik

dan janin juga mulai merespons rangsangan suara.

5) Minggu Ke 17

Pada usia kehamilan ini, janin memiliki ukuran sebesar lobak.

Tulang tubuhnya mulai mengalami perubahan dari tulang rawan

menjadi tulang yang padat dan utuh. Di samping itu, tali pusat

janin juga semakin tebal dan kuat.

6) Minggu Ke 18

Pada tahap ini, janin semakin membesar hingga seukuran ubi.

Telinga bayi telah berada pada posisi yang tepat di kepala dan

paru-parunya mulai membentuk bronkiolus dan alveoli. Janin


16

juga sudah mulai bisa mengunyah, menelan, dan mengalami

cegukan di dalam rahim.

7) Minggu Ke 19

Pada tahap ini, janin telah memiliki ukuran yang sebanding

dengan buah mangga. Lengan, tangan, dan kaki sudah memiliki

proporsi yang tepat dan dapat digerakkan meskipun masih

lemah. Selain itu, kulit janin mulai dilindungi oleh lapisan

vernix caseosa.

8) Minggu Ke 20

Pada usia kehamilan ini, janin memiliki panjang sekitar 25,6 cm,

dan indra pengecapnya sudah sepenuhnya berfungsi. Selain itu,

janin semakin sering menelan air ketuban yang mengelilinginya.

c. Trimester III

1) Minggu Ke 28

Pada usia kehamilan ini, janin memiliki panjang sekitar 25 cm

dan berat sekitar 1.100 gram. Otaknya terus berkembang dengan

pesat dan sistem sarafnya mulai mengendalikan gerakan dan

fungsi tubuh. Selain itu, mata janin mulai terbuka dan surfaktan,

zat yang membantu paru-paru untuk mengembang, mulai

diproduksi.

2) Minggu Ke 32

Pada tahap ini, bayi mulai mengembangkan lemak coklat di

bawah kulit sebagai persiapan untuk kelahiran nanti. Bayi juga


17

sudah mencapai panjang sekitar 38-43 cm dan memiliki berat

sekitar 1.800 gram. Selain itu, bayi mulai menyimpan zat besi,

kalsium, dan fosfor yang penting untuk pertumbuhan dan

perkembangannya.

3) Minggu Ke 36

Pada usia kehamilan ini, bayi sudah terisi seluruh bagian uterus

sehingga gerakan atau perputaran tubuhnya terbatas. Kulit bayi

menjadi halus tanpa kerutan dan tubuhnya semakin bulat dengan

lengan dan kaki yang montok. Pada bayi laki-laki, testis sudah

turun ke skrotum. Berat bayi bisa mencapai antara 1.500-2.500

gram. Lanugo mulai berkurang dan pada minggu ke-35, paru-

paru bayi sudah cukup matang sehingga bayi dapat hidup tanpa

kesulitan.

4) Minggu Ke 38

Pada usia kehamilan 38 minggu, bayi akan mengisi seluruh

rongga uterus. Jumlah air ketuban mulai menurun, tetapi masih

dalam kisaran normal. Kondisi ini disebut sebagai kehamilan

aterm.

3. Kegiatan ibu hamil

a. Ibu mengetahui bahwa ibu telah positif hamil melalui testpack

b. Ibu menyampaikan pada suami dan keluarga tentang kehamilannya


18

c. Suami dan keluarga menyarankan pada ibu untuk segera ke

puskesmas untuk melakukan pemeriksaan sekaligus memastikan

bahwa ibu benar-benar hamil

d. Ibu hamil ditemani suami berkunjung ke puskesmas

e. Bidan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lab

f. Bidan menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu telah

hamil dengan usia kehamilan 10 minggu, usia kehamilan juga bisa

dihitung menggunakan rumus Neagle yang dihitung berdasarkan

Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT). Rumus = (Hari+7), (Bulan-3),

(Tahun+1)

g. Bidan membuat janji dengan ibu hamil bahwa akan ada kunjungan

rumah (Olii & Rasyid, 2021).

4. Upaya menjaga kesehatan ibu hamil

Upaya menjaga kesehatan ibu hamil meliputi perawatan prenatal

yang teratur dan memperhatikan asupan nutrisi yang seimbang, menjaga

kesehatan gigi dan mulut, olahraga yang teratur, istirahat yang cukup,

serta menghindari hal-hal yang dapat membahayakan kesehatan ibu

hamil dan janinnya (Centers for Disease Control and Prevention, 2021b).

Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga

kesehatan ibu hamil:

a. Mengikuti perawatan prenatal secara teratur dengan dokter

kandungan atau bidan.


19

b. Memperhatikan asupan gizi yang seimbang dan cukup, terutama

protein, zat besi, dan asam folat.

c. Menghindari alkohol, rokok, dan obat-obatan terlarang.

d. Menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara menggosok gigi

secara teratur dan menjalani perawatan gigi jika perlu.

e. Berolahraga secara teratur dengan jenis olahraga yang aman dan

sesuai kondisi fisik.

f. Menghindari stres dan menjaga kesehatan mental.

g. Menghindari infeksi dengan cara menjaga kebersihan dan

menghindari tempat yang berisiko tinggi terpapar virus atau bakteri.

C. Tinjauan Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan adalah domain utama yang penting dalam

membentuk perilaku individu karena pengetahuan adalah dasar dari cara

kita memahami dunia di sekitar kita dan mengambil keputusan.

Pengetahuan mencakup fakta, konsep, prinsip, dan teori yang kita

pelajari melalui pengalaman, observasi, dan belajar. (Ummah, 2021).

5. Domain pengetahuan

a. Tahu (knowledge) - tingkat ini mencakup kemampuan mengingat

atau mengakses informasi yang telah dipelajari sebelumnya,

misalnya fakta, konsep, atau prinsip. Pada tingkat ini, individu hanya

perlu mengingat informasi yang telah dipelajari dan tidak perlu

memahami atau menerapkan informasi tersebut. Tingkat


20

pengetahuan ini dianggap sebagai tingkat yang paling rendah karena

hanya melibatkan kemampuan mengingat informasi.

b. Memahami (comprehension) - tingkat ini mencakup kemampuan

memahami dan menjelaskan informasi yang telah dipelajari dengan

benar. Individu diharapkan dapat menginterpretasikan dan

menyajikan kembali informasi dengan kata-kata sendiri sehingga

dapat dimengerti oleh orang lain. Contohnya, individu yang dapat

menjelaskan konsep atau prinsip yang telah dipelajari dengan benar.

c. Aplikasi (application) - tingkat ini mencakup kemampuan

menggunakan informasi yang telah dipelajari pada situasi atau

kondisi nyata. Individu diharapkan dapat mengaplikasikan

pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari pada situasi baru

atau masalah yang belum pernah dihadapi sebelumnya.

d. Analisis (analysis) - tingkat ini mencakup kemampuan memecah

suatu objek atau masalah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan

memahami hubungan antara bagian-bagian tersebut. Individu

diharapkan dapat menganalisis informasi dan mengidentifikasi

hubungan antara unsur-unsur yang berbeda.

e. Sintesis (synthesis) - tingkat ini mencakup kemampuan

menggabungkan unsur-unsur yang berbeda menjadi suatu kesatuan

baru. Individu diharapkan dapat menggunakan informasi yang telah

dipelajari untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.


21

f. Evaluasi (evaluation) - tingkat ini mencakup kemampuan menilai

suatu ide, produk, atau proses berdasarkan kriteria tertentu. Individu

diharapkan dapat melakukan evaluasi yang kritis dan objektif

terhadap suatu informasi atau produk (Ummah, 2021).

Kesimpulannya, tingkat pengetahuan dari rendah ke tinggi

menurut taksonomi Bloom adalah: tahu, memahami, aplikasi, analisis,

sintesis, dan evaluasi. Semakin tinggi tingkat pengetahuan yang dimiliki,

semakin tinggi pula kemampuan individu untuk mengaplikasikan

pengetahuan dan keterampilannya dalam situasi yang lebih kompleks.

6. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan adalah proses mengukur pemahaman

individu terhadap suatu materi atau topik tertentu. Ada beberapa cara

untuk mengukur pengetahuan seseorang, salah satunya adalah dengan

menggunakan wawancara atau angket (Nurmala, 2020).

Wawancara dilakukan dengan cara bertanya langsung kepada

subjek penelitian atau responden mengenai suatu materi atau topik yang

ingin diukur pengetahuannya. Wawancara dapat dilakukan secara tatap

muka atau melalui telepon, dan pertanyaan yang diajukan dapat bersifat

terbuka atau tertutup. Kelebihan dari wawancara adalah dapat

memberikan informasi yang lebih mendalam mengenai pemahaman

individu terhadap suatu materi atau topik, karena dapat dilakukan

penjelasan atau klarifikasi terhadap pertanyaan yang diajukan. Namun,


22

kekurangannya adalah wawancara dapat memakan waktu dan biaya yang

cukup besar (Nurmala, 2020).

Sedangkan angket adalah kuesioner yang berisi pertanyaan-

pertanyaan terkait materi atau topik tertentu yang ingin diukur

pengetahuannya. Angket dapat diisi oleh responden secara mandiri atau

melalui survei online. Kelebihan dari angket adalah dapat mengumpulkan

data dari banyak responden dalam waktu yang singkat dan biaya yang

relatif murah. Namun, kelemahannya adalah angket hanya dapat

mengukur pengetahuan secara terbatas, karena tidak ada kesempatan

untuk menjelaskan atau klarifikasi pertanyaan yang diajukan (Devhy et

al., 2021; Nurmala, 2020; Susilowati, 2016; Trisnowati, 2022).

Menentukan klasifikasi tingkat pengetahuan dapat dilaksanakan

dengan cara menilai skor rata-rata dan nilai dari standar deviasi tingkat

pengetahuan lalu membuat kelompok menjadi:

a. Baik,

b. Cukup, dan

c. Kurang (Sinuraya et al., 2017).

D. Tinjauan Pustaka tentang Pendidikan Kesehatan

1. Defenisi

Pendidikan kesehatan adalah upaya memberikan informasi

kepada seseorang tentang kesehatan (Nurmala, 2020). Pendidikan

kesehatan adalah suatu upaya yang dilakukan untuk memberikan

informasi dan pengetahuan kepada individu atau kelompok tentang


23

berbagai aspek kesehatan, baik itu mengenai faktor penyebab penyakit,

pencegahan, pengobatan, rehabilitasi, hingga promosi kesehatan. Tujuan

utama dari pendidikan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran

dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan dan

mencegah penyakit.

2. Pendidikan kesehatan pada ibu

Konseling dan penyuluhan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf d dalam (Noordiati, 2018) meliputi pemberian komunikasi,

informasi, edukasi (KIE) kepada ibu dan keluarga tentang:

1. Perawatan bayi baru lahir,

2. ASI eksklusif,

3. Panda bahaya pada bayi baru lahir,

4. pelayanan kesehatan,

5. imunisasi,

6. gizi seimbang,

7. PHBS, dan

8. tumbuh kembang.

3. Metode pendidikan kesehatan

Adapun merode pendidikan kesehatan menurut Supriyati (2019)

terdiri dari:

Ceramah dan diskusi Paling baik untuk transfer pengetahuan,


memotivasi sasaran dalam kelompok besar.
24

Memerlukan pembicara yang dinamis dan


efektif dengan pengetahuan yang cukup
dibanding audiens.
Seminar Jumlah lebih sedikit (2-20 peserta). Umpan
balik diperoleh dari pemimpin kelompok yang
memiliki pengetahuan lebih banyak.
Konfrensi Dapat mengombinasi teknik
ceramah/seminar. Metode ini baik untuk
pengembangan profesional, namun diperlukan
adanya otoritas dari praktisi promosi
kesehatan
Pelatihan keterampilan Memerlukan sasaran yang memiliki motivasi
untuk belajar. Pelatihan harus mencakup
penjelasan, demonstrasi, dan praktik.
Modifikasi perilaku Metode ini sesuai untuk belajar suatu
kebiasaan dengan didasarkan pada teori
stimulus-response learning. Biasanya
diaplikasikan untuk mempelajari perilaku
spesifik, misalnya berhenti merokok,
menghilangkan fobia.
Kelompok Metode ini bertujuan untuk meningkatkan
meningkatkan sensivitas kesadaran terhadap suatu problem. Sesuai
untuk pelatihan profesi kesehatan.
Belajar dan bertanya Terutama dipakai di lingkungan sekolah.
Memerlukan perumusan dan penyelesaian
masalah melalui kerja sama kelompok.
Diskusi kelompok Baik bila diperlukan berbagi pengalaman,
sebaya dukungan, dan kesadaran. Partisipan bersifat
homogen, minimal dalam satu karakteristik
misalnya kelompok orang tua, remaja, ibu
hamil.
Simulasi Baik untuk memengaruhi sikap individu
dengan kemampuan yang beragam. Biasanya
dipakai di lingkungan sekolah.
Main peran Memainkan peran oleh kelompok yang
digunakan bila ada kesulitan komunikasi
antara individu dalam suatu lingkungan,
misalnya keluarga, lingkungan profesi
kesehatan.
Menolong diri sendiri Memerlukan motivasi dan sikap mandiri
sasaran. Berguna untuk memberi dukungan
teman, klarifikasi nilai, dan dapat dipakai
sebagai terapi atau forum untuk aksi sosial.
25

4. Media pendidikan kesehatan

Menurut Supriyati (2019), media pendidikan kesehatan dan

keunggulannya diantaranya:

a. Media audiovisual (televisi)

1. Sesuai dengan target sasaran khalayak yang bersifat massal

2. Dapat memperlihatkan produk lebih nyata karena adanya unsur

audio, visual, dan motion

3. Cepat dan luas dalam menjangkau masyarakat

4. Sifat keefektifan yang tinggi

b. Media audio (radio)

1) Radio merupakan media publik yang murah, merakyat, dan cepat

2) Bersifat lokal

3) Bersifat sepintas dengar yang tidak memerlukan suatu intensitas

dan keahlian khusus untuk menerima pesan

4) Sifat radio yang luwes dan mudah dijangkau

c. Media cetak

1) Media cetak dapat didokumentasikan sehingga bisa dibaca

berulang ulang

2) Media cetak dapat menyajikan informasi yang lebih detail

3) Media cetak memiliki kredibilitas yang cukup baik di mata

masyarakat.
26

d. Media lini bawah (below the line)

1) Ukuran dan bentuknya sangat bervariasi sehingga terkesan lebih

menarik

2) Sifatnya bergerak, dapat dipindah-pindah lokasinya

3) Memungkinkan pemilihan lokasi pada wilayah-wilayah strategis

yang sesuai dengan segmen yang dituju

Dapat menjangkau semua khalayak.


27

E. Penelitian Terkait

Judul/Peneliti/ Lokasi Desain Analisis PICO/ PICOT/PICOS


Penelitian
Patient Intervention Compariso Outcomes
n
Dampak Pendidikan pre ibu hamil dengan Pendidikan - Pendidikan kesehatan
Kesehatan Media experimental hyperemesis Kesehatan menggunakan media
Audiovisual Terhadap one group pre gravidarum sejumlah Media audiovisual mampu
Tingkat Pengetahuan Ibu test–post test 32 responden Audiovisual meningkatkan
Hamil Dengan designs tingkat pengetahuan
Hyperemesis Gravidarum ibu hamil dengan
hyperemesis
gravidarum
(Margaretta & Gayatri,
2022)
28

BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep ialah abstraksi suatu kenyataan yang dibentuk

hingga mampu melakukan komunikasi dan pembentukan teori yang

memberikan penjelasan terkait satu variable dengan variable lainnya.

Kerangka konsep dapat membantu peneliti menghubungkan hasil penemuan

dengan teori.

Kerangka konsep yang didesain dalam penelitian tentang Pengaruh

pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan ibu hamil tri semester 1 tentang

penanganan hiperemesis gravidarum di Desa Mantangisi Wilayah Kerja

Puskesmas Tete ini ialah sebagai berikut:

variabel independent variabel dependen

pengetahuan ibu pengetahuan ibu


hamil tentang hamil tentang
penanganan penanganan
hiperemesis hiperemesis
gravidarum gravidarum setelah
sebelum pendidikan pendidikan
kesehatan kesehatan

pendidikan kesehatan

Keterangan:

: variabel independen (variabel bebas)

: variabel dependen (variabel terikat)


29

B. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu pernyataan atau dugaan yang diajukan untuk

menjelaskan fenomena atau masalah tertentu yang belum diketahui

kebenarannya.

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu hipotesis

alternatif atau terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan

ibu hamil tri semester 1 tentang penanganan hiperemesis gravidarum di Desa

Mantangisi Wilayah Kerja Puskesmas Tete.


30

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian adalah penelitian komparatif untuk mencari

perbandingan dua sampel atau dua uji coba pada objek penelitian. Desain

penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain one group pre

and post test yaitu suatu pengukuran hanya dilakukan pada saat akhir

penelitian. Penelitian ini akan meneliti tentang pengaruh pendidikan

kesehatan terhadap pengetahuan ibu hamil tri semester 1 tentang penanganan

hiperemesis gravidarum di Desa Mantangisi Wilayah Kerja Puskesmas Tete.

Desain penelitian yang akan dilaksanakan digambarkan sebagai berikut:

Pre intervensi Post

O1 X O2

Membandingkan hasil pre test dan post test

Keterangan :

R : Responden/Subjek

O1 : pengukuran pengetahuan sebelum intervensi

X : intervensi pendidikan kesehatan

O2 : pengukuran pengetahuan setelah intervensi


31

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh objek penelitian yang memiliki kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik

kesimpulannya (Ariya Setiawan, 2011 dalam Triananinsi (2021). Populasi

dalam penelitian ini adalah ibu hamil trisemester 1 di Desa Mantangisi

Wilayah Kerja Puskesmas Tete sebanyak 31 orang

Sampel adalah bagian atau subset dari populasi yang dipilih untuk

diuji atau diteliti. Sampel dalam penelitian ini ditentukan sebanyak 31 orang

ibu hamil.

Populasi dalam penelitian ini diambil menggunakan metode total

sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan mengambil

seluruh populasi yang ada.

C. Defenisi operasional

Defenisi operasional dalam penelitian ini dijabarkan pada tabel

berikut:

Variabel Pengertian Alat ukur Hasil ukur Skala ukur


Pendidikan Tindakan yang Leaflet Dilakukan -
kesehatan dilakukan pada seluruh
sebagai upaya populasi
pemberian karena
informasi penelitian
kesehatan menggunakan
kepada one group pre
masyarakat post test
pengetahuan Hasil Kuisioner 1. Baik jika Ordinal
ibu hamil pemahaman responden
tentang ibu hamil menjawab
penanganan tentang jawaban
hiperemesis penanganan benar 80-
gravidarum hiperemesis 100%
gravidarum 2. Kurang
32

jika
responden
menjawab
jawaban
benar pada
rentang 0-
79%.

D. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni tahun 2023. Adapun

lokasi penelitian akan dilakukan di Desa Mantangisi Wilayah Kerja

Puskesmas Tete.

E. Instumen penelitian

Instrument pada penelitian ini yaitu:

1. Data karakteristik responden.

2. Leafet dan SAP.

3. Kuisioner pengetahuan ibu hamil tentang penanganan hiperemesis

gravidarum.

F. Alur Penelitian

1. Pelaksanaan intervensi

Pada penelitian ini akan dilakukan satu kali pemberan intervensi berupa

pendidikan kesehatan degan focus materi tentang penanganan

hiperemesis gravidarum.

2. Alat Pengumpul Data

Adapun alat pengumpulan data yang digunakan antara lain:


33

a. Leaflet yang berisi informasi singkat tentang hipertensi yang akan

dibagikan kepada responden dan menjadi media informasi pada

penelitian ini.

b. SAP atau Satuan Acara Penyuluhan yang berisi materi lengkap

tentang penanganan hiperemesis gravidarum yang menjadi acuan

pendidikan kesehatan.

c. Kuisioner yang berisi pertanyaan tentang penanganan hiperemesis

gravidarum.

3. Prosedur intervensi

Ibu hamil Pemilihan responden

Informed consent

Dilakukan pengukuran
Pengetahuan pre test

Lakukan intervensi pendidikan


kesehatan tentang penanganan
hiperemesis gravidarum

Pengukuran pengetahuan post test

G. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan cara:

1. Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali lembar observasi yang

telah diisi, pengecekan yang dilakukan meliputi kelengkapan, kejelasan,


34

data responden. Data yang belum lengkap akan dikembalikan kepada

responden untuk diisi kembali pada saat itu juga.

2. Entri data adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke

dalam master tabel atau data base komputer.

3. Cleaning yaitu proses pengecekan kembali data-data yang telah

dimasukkan untuk melihat ada tidaknya kesalahan, terutama kesesuaian

pengkodean yang dilakukan. Apabila terjadi kesalahan, maka data

tersebut akan segera diperbaiki sehingga sesuai dengan hasil

pengumpulan data yang dilakukan.

Analisa data hasil penelitian dilakukan melalui dua tahapan utama

yaitu pengolahan data dan analisa data dengan menggunakan komputer.

Analisa yang digunakan pada penelitian ini adalah analisa univariat dan

analisa bivariate.

1. Analisa univariat

Analisa univariat mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan dari masing-

masing variabel yang diteliti untuk data karakteristik responden dan

kualitas hidup lansia. Pengujian masing-masing variabel dengan

menggunakan tabel dan diintepretasikan berdasarkan hasil yang

diperoleh.

2. Analisa bivariat

Untuk menentukan apakah ada pengaruh yang bermakna antara variable

terikat, maka menggunakan p value yang dibandingkan dengan tingkat

kemaknaan 0,05. Apabila ρ value < 0,05 artinya terdapat pengaruh yang
35

signifikan antara variable bebas, dan variable terikat. Apabila ρ value >

0,05 yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variable

bebas dan variable terikat.

Analisa data yang diunakan adalah uji paired t test jika data teristribudi

normal dan uji Wilcoxon jika data tidak terdistribusi normal. Analisis

data yang digunakan adalah uji paired t-test atau uji Wilcoxon tergantung

pada distribusi data. Uji paired t-test digunakan ketika data berdistribusi

normal dan memiliki hubungan terkait atau pasangan antara dua sampel.

Uji ini membandingkan perbedaan rata-rata antara dua sampel terkait dan

menentukan apakah perbedaan tersebut signifikan secara statistik.

Sedangkan uji Wilcoxon digunakan ketika data tidak terdistribusi normal

atau tidak memiliki asumsi normalitas. Uji ini adalah uji non-parametrik

yang membandingkan median antara dua sampel terkait atau pasangan.

Uji Wilcoxon juga dikenal sebagai uji tanda-tanda yang dilakukan pada

pasangan data yang tidak berdistribusi normal.

Ketika melakukan uji paired t-test, hipotesis nol adalah tidak ada

perbedaan signifikan antara dua sampel terkait, sedangkan hipotesis

alternatif adalah ada perbedaan signifikan antara dua sampel terkait.

Sedangkan dalam uji Wilcoxon, hipotesis nol adalah median perbedaan

antara dua sampel terkait sama dengan nol, sedangkan hipotesis alternatif

adalah median perbedaan antara dua sampel terkait tidak sama dengan

nol.
36

Kesimpulannya, analisis data menggunakan uji paired t-test atau uji

Wilcoxon tergantung pada distribusi data yang digunakan. Jika data

berdistribusi normal, uji paired t-test digunakan untuk membandingkan

dua sampel terkait. Namun, jika data tidak terdistribusi normal, maka uji

Wilcoxon digunakan untuk membandingkan dua sampel terkait. Kedua

uji ini digunakan untuk menguji hipotesis nol dan hipotesis alternatif

untuk menentukan apakah perbedaan antara dua sampel terkait signifikan

secara statistik atau tidak.

H. Etika Penelitian

1. Lembar persetujuan menjadi responden

Subjek yang akan diteliti diberi lembar persatuan menjadi responden

yang berisi informasi mengenai tujuan peneliti yang akan dilaksanakan.

Responden diberikan kesempatan membaca isi lembar persetujuan

tersebut dan selanjutnya mencantumkan tanda tangan sebagai bukti

kesediaan menjadi responden/objek peneliti.

2. Confidentiality (kerahasiaan)

Peneliti menjamin kerahasiaan penelitian, baik informasi maupun

masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan

dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang

akan dilaporkan pada hasil riset.

3. Anonymity (tanpa nama)

Dalam pendokumentasian hasil, tidak memberikan atau mencantumkan

nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode atau
37

inisial pada lembar pengumpul data atau hasil penelitian yang akan

disajikan (Triananinsi, 2021).


38

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


Frekuensi
Karakteristik (%)
(Orang)
Usia
< 20 tahun 1 3.2
20-29 tahun 11 35.5
30-39 tahun 18 58.1
40-49 tahun 1 3.2
Pendidikan
SMP 5 16.1
SMA 14 45.2
Diploma/Sarjana 12 38.7
Pekerjaan
IRT 20 64.5
PNS 1 3.2
Guru 5 16.1
Honorer 4 12.9
P3K 1 3.2
Sumber informasi
Petugas kesehatan 31 100.0
Total 31 100.0
Sumber : data primer 2023

Dalam Tabel 5.1, disajikan distribusi frekuensi karakteristik

responden berdasarkan usia, pendidikan, pekerjaan, dan sumber

informasi. Usia responden menunjukkan bahwa < 20 tahun diwakili oleh

1 orang (3.2%), kelompok usia 20-29 tahun oleh 11 orang (35.5%),

kelompok usia 30-39 tahun oleh 18 orang (58.1%), dan kelompok usia

40-49 tahun hanya memiliki 1 orang (3.2%). Dalam hal pendidikan, 5

orang (16.1%) memiliki latar belakang SMP, 14 orang (45.2%) memiliki


39

latar belakang SMA, dan 12 orang (38.7%) memiliki diploma/sarjana.

Dalam pekerjaan, 20 orang (64.5%) adalah ibu rumah tangga (IRT), 1

orang (3.2%) PNS, 5 orang (16.1%) guru, 4 orang (12.9%) honorer, dan 1

orang (3.2%) P3K. Sumber informasi utama yang digunakan oleh 31

orang (100.0%) adalah petugas kesehatan.

2. Analisa Univariat

a. Deskripsi pengetahuan sebelum pendidikan kesehatan

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu


Hamil Tentang Penanganan Hiperemesis Gravidarum Sebelum
Pendidikan Kesehatan

Pengetahuan sebelum Frekuensi Persen (%)


pendidikan kesehatan (Orang)
Baik 9 29.0
Kurang baik 22 71.0
Total 31 100.0
Sumber : data primer 2023

Hasil menunjukkan bahwa 9 orang responden (29.0%)

memiliki pengetahuan baik mengenai penanganan kondisi tersebut,

sedangkan mayoritas responden, yaitu 22 orang (71.0%), memiliki

pengetahuan yang kurang baik sebelum menerima pendidikan

kesehatan.

b. Deskripsi pengetahuan setelah pendidikan kesehatan

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu


Hamil Tentang Penanganan Hiperemesis Gravidarum Setelah
Pendidikan Kesehatan

Pengetahuan setelah Frekuensi Persen (%)


pendidikan kesehatan (Orang)
Baik 28 90.3
Kurang baik 3 9.7
Total 31 100.0
Sumber : data primer 2023
40

Data menunjukkan bahwa setelah pendidikan kesehatan,

sebanyak 28 orang responden (90.3%) telah memperoleh

pengetahuan yang baik mengenai penanganan kondisi tersebut,

sedangkan hanya 3 orang (9.7%) yang masih memiliki pengetahuan

yang kurang baik.

3. Analisa Bivariat

a. Uji normalitas data

Tabel 5.4 Uji normalitas data


Pengetahuan Pengetahuan setelah
sebelum pendidikan pendidikan
kesehatan kesehatan
N 31 31
Normal Parametersa,b Mean 7.0323 8.4839
Std.
.98265 .76902
Deviation
Most Extreme Absolute .191 .265
Differences Positive .191 .219
Negative -.164 -.265
Test Statistic .191 .265
Asymp. Sig. (2-tailed) .006 c
.000c
Sumber : data primer 2023

Berdasarkan hasil uji normalitas data, diperoleh bahwa

terdapat nilai p sebesar 0,006 dan 0,000 memiliki nilai kurang dari

nilai α = 0,05 sehingga disimpulkan bahwa data tidak terdistribusi

normal sehingga ditetapkan uji yang digunakan dalam penelitian ini

adalah uji Wilcoxon.


41

b. Deskripsi pengetahuan

Tabel 5.5 Deskripsi Statistik Pengetahuan


Std. Mini Maxi
Pengetahuan N Mean
Deviation mum mum
pengetahuan ibu hamil
tentang penanganan
hiperemesis gravidarum 31 7.0323 .98265 5.00 9.00
sebelum pendidikan
kesehatan
pengetahuan ibu hamil
tentang penanganan
hiperemesis gravidarum 31 8.4839 .76902 7.00 10.00
setelah pendidikan
kesehatan
Sumber : data primer 2023

Tabel 5.5 menyajikan deskripsi statistik mengenai

pengetahuan ibu hamil tentang penanganan hiperemesis gravidarum

sebelum dan setelah menerima pendidikan kesehatan. Sebelum

pendidikan kesehatan, rata-rata pengetahuan ibu hamil adalah

7.0323, dengan deviasi standar sebesar 0.98265. Rentang

pengetahuan ini berkisar antara 5.00 hingga 9.00. Namun, setelah

pendidikan kesehatan, pengetahuan mereka mengalami peningkatan

signifikan, dengan rata-rata mencapai 8.4839 dan deviasi standar

sebesar 0.76902. Pengetahuan setelah pendidikan berkisar antara

7.00 hingga 10.00, mencerminkan peningkatan yang positif dalam

pemahaman ibu hamil tentang penanganan hiperemesis gravidarum

setelah menerima edukasi kesehatan.


42

c. Uji pengaruh

Tabel 5.6 Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan


Ibu Hamil Tri Semester 1 Tentang Penanganan Hiperemesis
Gravidarum Di Desa Mantangisi Wilayah Kerja Puskesmas Tete
Mean Sum of P
N Rank Ranks value
pengetahuan Negative
0a .00 .00
setelah Ranks
pendidikan Positive
25b 13.00 325.00
kesehatan - Ranks
0,000
pengetahuan Ties 6c
sebelum Total 31
pendidikan
kesehatan
Sumber : data primer 2023

Tabel 5.6 merupakan hasil analisis pengaruh pendidikan

kesehatan terhadap pengetahuan ibu hamil pada trimester pertama

mengenai penanganan hiperemesis gravidarum di Desa Mantangisi,

Wilayah Kerja Puskesmas Tete. Hasil tabel menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan dalam tingkat pengetahuan ibu

hamil setelah menerima pendidikan kesehatan dibandingkan dengan

pengetahuan sebelumnya. Dari total 31 responden, tidak ada yang

mendapatkan peringkat negatif (Mean Rank = 0.00) setelah

pendidikan kesehatan, sementara sebanyak 25 responden

mendapatkan peringkat positif (Mean Rank = 13.00), dengan total

penjumlahan rangking sebesar 325. Selain itu, terdapat 6 kasus

dengan peringkat yang sama (ties). Hasil ini mengindikasikan bahwa

pendidikan kesehatan memiliki dampak positif yang signifikan

dalam meningkatkan pemahaman ibu hamil mengenai penanganan


43

hiperemesis gravidarum selama trimester pertama di wilayah

tersebut, dengan sebagian besar responden mengalami peningkatan

pengetahuan setelah intervensi pendidikan kesehatan.

Berdasarkan hasil uji wilcoxon diperoleh nilai p value 0,000

lebih kecil dari nilai α 0,05 sehingga disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan ibu hamil

trisemester 1 tentang penanganan hiperemesis gravidarum di Desa

Mantangisi Wilayah Kerja Puskesmas Tete.

B. Pembahasan

1. Deskripsi pengetahuan sebelum pendidikan kesehatan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum adanya pendidikan

kesehatan, mayoritas ibu hamil di sampel ini memiliki pengetahuan yang

kurang baik mengenai penanganan hiperemesis gravidarum. Hanya 9 dari

31 responden, atau sekitar 29.0%, yang memiliki pengetahuan yang dapat

dikategorikan sebagai baik. Hal ini mengindikasikan bahwa banyak ibu

hamil mungkin kurang memahami kondisi hiperemesis gravidarum dan

cara penanganannya sebelum mendapatkan edukasi kesehatan.

Ketidakpahaman ini dapat berdampak pada kemampuan ibu hamil

untuk mengenali gejala awal hiperemesis gravidarum, mencari perawatan

yang sesuai, dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengatasi

kondisi ini. Oleh karena itu, temuan ini menekankan pentingnya

pendidikan kesehatan dalam meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang

hiperemesis gravidarum. Pendidikan kesehatan dapat memberikan


44

informasi yang akurat dan relevan, memperbaiki pemahaman mereka

tentang kondisi ini, dan membantu dalam mengurangi risiko komplikasi

yang dapat terjadi akibat ketidakpahaman mengenai hiperemesis

gravidarum.

Peneliti berasumsi bahwa pendidikan kesehatan dapat berfokus

pada memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti tentang

gejala, penyebab, dan langkah-langkah penanganan hiperemesis

gravidarum kepada ibu hamil. Hal ini dapat membantu mereka menjadi

lebih siap dan mandiri dalam menghadapi kondisi tersebut serta

memungkinkan mereka untuk mendapatkan perawatan yang tepat waktu

dan sesuai. Selain itu, hasil ini juga dapat menjadi landasan bagi penyedia

layanan kesehatan untuk merancang program pendidikan kesehatan yang

lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang kondisi

medis yang kritis seperti hiperemesis gravidarum.

2. Deskripisi pengetahuan setelah pendidikan kesehatan

Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa setelah mendapatkan

pendidikan kesehatan, sebanyak 28 dari 31 responden (atau sekitar 90.3%)

telah memperoleh pengetahuan yang baik tentang penanganan hiperemesis

gravidarum adalah pencapaian yang signifikan. Hal ini menunjukkan

bahwa intervensi pendidikan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil

memiliki dampak positif yang kuat dalam meningkatkan pemahaman

mereka mengenai kondisi hiperemesis gravidarum.


45

Peningkatan pengetahuan ini penting karena dapat mengubah

perilaku dan tindakan ibu hamil dalam menghadapi hiperemesis

gravidarum. Mereka yang memiliki pengetahuan yang lebih baik

cenderung lebih siap untuk mengenali gejala awal, mencari perawatan

yang tepat, dan mengikuti langkah-langkah penanganan yang disarankan

oleh tenaga medis. Sebaliknya, ibu hamil dengan pengetahuan yang

kurang baik cenderung memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami

komplikasi atau penanganan yang tidak memadai.

Peneliti berasumsi bahwa pendidikan kesehatan merupakan alat

yang efektif dalam memperbaiki pemahaman ibu hamil tentang kesehatan

mereka selama kehamilan. Ini menunjukkan bahwa upaya penyuluhan dan

edukasi kesehatan, khususnya terkait dengan kondisi medis seperti

hiperemesis gravidarum, dapat memberikan manfaat besar dalam

meningkatkan kualitas perawatan prenatal dan mengurangi risiko masalah

kesehatan yang mungkin timbul selama kehamilan.

3. Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan ibu hamil

trisemester 1 tentang penanganan hiperemesis gravidarum

Berdasarkan hasil uji wilcoxon diperoleh nilai p value 0,000 lebih

kecil dari nilai α 0,05 sehingga disimpulkan bahwa terdapat pengaruh

pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan ibu hamil trisemester 1

tentang penanganan hiperemesis gravidarum di Desa Mantangisi Wilayah

Kerja Puskesmas Tete.


46

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Margaretta & Gayatri (2022) bahwa pendidikan kesehatan menggunakan

media audiovisual mampu meningkatkan tingkat pengetahuan ibu hamil

dengan hyperemesis gravidarum.

Hasil tabel menunjukkan bahwa setelah mendapatkan pendidikan

kesehatan, tidak ada ibu hamil yang mendapatkan peringkat negatif dalam

pengetahuan mereka. Ini adalah indikasi bahwa pendidikan kesehatan

berhasil meningkatkan pengetahuan mereka secara keseluruhan. Dengan

tingkat pengetahuan yang lebih baik, ibu hamil menjadi lebih mampu

mengenali gejala, memahami penyebab, dan mengetahui langkah-langkah

yang harus diambil dalam penanganan hiperemesis gravidarum. Temuan

ini menguatkan argumen bahwa pendidikan kesehatan adalah alat yang

efektif dalam memperbaiki pengetahuan masyarakat tentang isu-isu

kesehatan yang penting. Dalam konteks ini, program pendidikan kesehatan

yang diselenggarakan di wilayah tersebut terbukti berhasil dalam

menyediakan informasi yang relevan dan bermanfaat kepada ibu hamil

(Fitri, 2023; Sulami & Mariza, 2021).

Pengetahuan yang ditingkatkan tentang hiperemesis gravidarum

dapat memiliki dampak positif pada kesejahteraan ibu hamil dan janin. Ibu

hamil yang lebih baik informasinya cenderung dapat mengambil tindakan

yang lebih tepat dalam menghadapi kondisi medis yang mungkin timbul

selama kehamilan, yang pada gilirannya dapat mengurangi risiko


47

komplikasi dan meningkatkan peluang hasil kehamilan yang sehat

(Anggraini et al., 2022; Wiwik et al., 2016).

Hasil menunjukkan bahwa setelah mendapatkan pendidikan

kesehatan, sebagian besar ibu hamil mengalami peningkatan yang

signifikan dalam pengetahuan mereka tentang hiperemesis gravidarum. Ini

menandakan bahwa intervensi pendidikan kesehatan memberikan

informasi yang relevan dan efektif kepada ibu hamil, yang dapat

meningkatkan pemahaman mereka tentang gejala, penyebab, serta cara

penanganan hiperemesis gravidarum. Ini sangat penting karena

pengetahuan yang baik merupakan langkah awal dalam mencegah atau

mengatasi masalah kesehatan selama kehamilan (Fitri, 2023; Rofi’ah et al.,

2019).

Sebelum pendidikan kesehatan, mayoritas ibu hamil tampaknya

kurang memahami hiperemesis gravidarum, yang dapat menjadi masalah

serius selama kehamilan. Ketidakpahaman ini dapat mengakibatkan

penundaan dalam mencari perawatan yang sesuai atau tindakan yang tepat,

yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin. Dengan pendidikan

kesehatan yang tepat, ketidakpahaman ini dapat diatasi, dan ibu hamil

menjadi lebih siap untuk menghadapi kondisi tersebut. Wilayah Kerja

Puskesmas Tete adalah lokasi di mana pendidikan kesehatan diberikan.

Temuan ini menyoroti peran penting Puskesmas dalam memberikan

layanan pendidikan kesehatan yang efektif. Puskesmas berfungsi sebagai

sumber informasi dan dukungan kesehatan bagi masyarakat setempat, dan


48

hasil positif ini menunjukkan bahwa upaya pendidikan kesehatan yang

mereka lakukan memiliki dampak yang signifikan dalam meningkatkan

pengetahuan ibu hamil (Sulami & Mariza, 2021; Wiwik et al., 2016).

Peneliti berasumsi bahwa perlu untuk melaksanakan pendidikan

kesehatan dalam meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang masalah

kesehatan selama kehamilan, seperti hiperemesis gravidarum. Ini juga

menunjukkan bahwa upaya pendidikan kesehatan yang tepat waktu dan

relevan dapat memiliki dampak yang positif dalam meningkatkan

perawatan prenatal dan kesejahteraan ibu hamil serta janinnya.

C. Keterbatasan penelitian

1. Ukuran Sampel: Keterbatasan utama penelitian ini adalah ukuran sampel

yang relatif kecil, yaitu hanya 31 responden. Hal ini dapat memengaruhi

representasi keseluruhan populasi ibu hamil pada trimester pertama di

Desa Mantangisi. Sebagai akibatnya, hasil penelitian mungkin tidak

dapat secara langsung diterapkan pada populasi yang lebih besar.

2. Pengukuran Pengetahuan: Penilaian pengetahuan hanya berdasarkan

peringkat, yang dapat memberikan gambaran umum tentang pengetahuan

responden, tetapi tidak memberikan wawasan mendalam tentang

pemahaman mereka. Penelitian lebih lanjut dengan metode pengukuran

yang lebih rinci dan instrumen yang valid dapat memberikan pemahaman

yang lebih mendalam tentang pengetahuan ibu hamil.

3. Konteks Lokal: Penelitian ini dilakukan di Desa Mantangisi, yang

mungkin memiliki karakteristik dan konteks yang unik. Oleh karena itu,
49

hasil penelitian ini mungkin tidak sepenuhnya dapat diterapkan pada

lokasi lain atau populasi yang berbeda.

D. Implikasi penelitian pada kebidanan

Penelitian ini memiliki beberapa implikasi yang relevan untuk bidang

kebidanan:

1. Peningkatan Pendidikan Kesehatan: Temuan ini menekankan pentingnya

pendidikan kesehatan dalam perawatan prenatal. Program pendidikan

kesehatan yang efektif harus diteruskan dan diperkuat untuk

meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang hiperemesis gravidarum

dan masalah kesehatan lainnya selama kehamilan.

2. Peran Puskesmas: Puskesmas sebagai penyedia layanan kesehatan primer

memiliki peran yang sangat penting dalam menyediakan pendidikan

kesehatan kepada ibu hamil. Mereka harus terus berperan aktif dalam

menyelenggarakan program pendidikan kesehatan yang efektif.

3. Pengembangan Metode Pengukuran: Untuk penelitian selanjutnya,

penggunaan metode pengukuran yang lebih rinci dan instrumen yang

lebih valid untuk mengukur pengetahuan ibu hamil akan memberikan

hasil yang lebih kuat dan mendalam. Hal ini dapat membantu dalam

mengidentifikasi area pengetahuan yang masih perlu diperbaiki.

4. Pengembangan Riset Lanjutan: Temuan positif ini dapat menjadi dasar

untuk penelitian lanjutan yang lebih luas dalam konteks nasional atau

regional. Studi lebih lanjut dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang


50

memengaruhi keberhasilan pendidikan kesehatan dan dampaknya

terhadap perawatan prenatal dan hasil kehamilan.


51

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Sebelum menerima pendidikan kesehatan, sekitar 29.0% dari responden

memiliki pengetahuan baik tentang penanganan hiperemesis gravidarum,

sedangkan mayoritas, yaitu 71.0%, memiliki pengetahuan yang kurang

baik.

2. Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan, sekitar 90.3% dari

responden telah memperoleh pengetahuan yang baik tentang penanganan

hiperemesis gravidarum, sementara hanya 9.7% yang masih memiliki

pengetahuan yang kurang baik.

3. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan

dari pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan ibu hamil

pada trisemester pertama mengenai penanganan hiperemesis gravidarum

di Desa Mantangisi, Wilayah Kerja Puskesmas Tete, dengan nilai p-value

< 0.05.

B. Saran

1. Bagi Ibu Hamil:

a. Penting bagi ibu hamil untuk aktif mencari informasi kesehatan yang

berkaitan dengan kehamilan mereka. Mereka sebaiknya

berpartisipasi aktif dalam program pendidikan kesehatan yang

disediakan oleh puskesmas atau lembaga kesehatan setempat.


52

b. Selalu konsultasikan gejala atau masalah kesehatan apa pun selama

kehamilan dengan penyedia layanan kesehatan. Jangan ragu untuk

mencari nasihat medis jika merasa memiliki gejala hiperemesis

gravidarum atau masalah kesehatan lainnya.

2. Bagi Puskesmas:

a. Teruskan dan perkuat program pendidikan kesehatan kepada ibu

hamil, terutama pada trisemester pertama kehamilan. Pastikan bahwa

materi pendidikan mencakup informasi yang relevan, akurat, dan

mudah dimengerti.

b. Fasilitasi diskusi kelompok atau lokakarya yang dapat membantu ibu

hamil dalam berbagi pengalaman dan mendiskusikan masalah

kesehatan mereka. Ini dapat menjadi forum yang bermanfaat untuk

pertukaran pengetahuan dan dukungan sosial.

3. Bagi Institusi Pendidikan:

Institut pendidikan kesehatan harus terus mengintegrasikan materi

pendidikan tentang penanganan hiperemesis gravidarum ke dalam

penyuluhan kebidanan. Ini akan mempersiapkan calon bidan dengan

pengetahuan yang memadai untuk memberikan perawatan prenatal yang

berkualitas.

4. Bagi Penelitian:

a. Penelitian selanjutnya dapat menggali lebih dalam dampak

pendidikan kesehatan dalam jangka panjang terhadap perawatan

prenatal, kejadian hiperemesis gravidarum, dan hasil kehamilan. Ini


53

dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang

manfaat pendidikan kesehatan.

b. Studi komparatif antar wilayah atau populasi yang berbeda dapat

memberikan wawasan tambahan tentang efektivitas pendidikan

kesehatan dalam konteks yang beragam.


DAFTAR PUSTAKA

American College of Obstetricians and Gynecologists. (2018a). Morning


Sickness: Nausea and Vomiting of Pregnancy. American College of
Obstetricians and Gynecologists.
https://www.acog.org/womens-health/faqs/morning-sickness-nausea-and-
vomiting-of-pregnancy
American College of Obstetricians and Gynecologists. (2018b). Your pregnancy
and childbirth month to month. American College of Obstetricians and
Gynecologists. https://www.acog.org/womens-health/faqs/your-pregnancy-
and-childbirth-month-to-month
Anggraini, Y., Aisyah, S., & Rahmadhani, S. P. (2022). Analisis Faktor-faktor
yang Berhubungan dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Di Rumah
Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2020. Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi, 22(2), 711–715. https://doi.org/10.33087/jiubj.v22i2.1734
Apriyani, M. T. P., Rahmawati, E., Qoiriyah, S., Dhamayanti, R., Anggraini, A.,
Andera, N. A., Sari, N., Widiastini, P. M. F., & Triguno, Y. (2022).
Komplikasi Kehamilan dan Penatalaksanaannya. PT. Global Eksekutif
Teknologi.
Aulia, D. L. N., Utami, R., & Anjani, A. D. (2022). Komplikasi Pada Kehamilan,
Persalinan, Nifas Dan Bayi Baru Lahir (Dilengkapi Latihan Soal Uji
Kompetensi). CV Pena Persada.
Belay, A. S., Zawdie, B., & Amano, A. (2020). nowledge, attitude and practice of
pregnant women on prevention and management of hyperemesis gravidarum
in Ethiopia: A cross-sectional study. BMC Pregnancy and Childbirth, 20(1),
1–10.
Centers for Disease Control and Prevention. (2021a). Pregnancy. 2021.
https://www.cdc.gov/pregnancy/index.html
Centers for Disease Control and Prevention. (2021b). Pregnancy. Centers for
Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/pregnancy/index.html
Devhy, N. L. P., Dewi, P. D. P. K., Rismayanti, I. D. A., Ferni, E. N., Nababan,
S., Rangga, Y. P. P., Fuady, I., Aryawan, K. Y., Putra, G. N. W., & Baba, W.
N. (2021). Pendidikan Dan Promosi Kesehatan. Media Sains Indonesia.
Fejzo, M. S., & Macgibbon, K. W. (2021). Nausea and Vomiting of Pregnancy:
Prevalence, Severity and Relation to Psychosocial Health. Journal of
Obstetrics and Gynaecology Canada, 43(2), 153–160.
Fitri, E. W. S. A. S. N. L. (2023). Penerapan Pendidikan Kesehatan Tentang
Tanda Bahaya Kehamilan Untuk Meningkatkan Pengetahuan Ibu Hamil
Primigravida Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Purwosari Kec. Metro
2

utara. Jurnal Cendekia Muda, 3.


https://www.jurnal.akperdharmawacana.ac.id/index.php/JWC/article/view/
463
Margaretta, S., & Gayatri, P. R. (2022). Dampak pendidikan kesehatan media
audiovisual terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil dengan hyperemesis
gravidarum. Jurnal Sabhanga, 5(1 SE-Articles), 1–6. http://e-
journal.stikessatriabhakti.ac.id/index.php/sbn/article/view/60
Noordiati. (2018). Asuhan Kebidanan, Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra
Sekolah. WIneka Media.
Nurmala, I. dan kawan-kawan. (2020). Promosi Kesehatan. Airlangga University
Press.
Olii, N., & Rasyid, P. S. (2021). Perencanaan Persalinan Terstandar &
Pencegahan Komplikasi. PT Nasya Expanding Management.
Rofi’ah, S., Widatiningsih, S., & Arfiana, A. (2019). Studi Fenomenologi
Kejadian Hiperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I. Jurnal Riset
Kesehatan, 8(1), 41. https://doi.org/10.31983/jrk.v8i1.3844
Sayekti, W. N., Syafruddin Syarif, Ahmad, M., Etty Nurkhayati, & Siti Suciati.
(2020). Media Edukasi Tanda Bahaya Kehamilan Berbasis Android Untuk
Meningkatkan Pengetahuan Ibu Hamil. Oksitosin : Jurnal Ilmiah Kebidanan,
7(2). https://doi.org/10.35316/oksitosin.v7i2.656
Sulami, N., & Mariza, D. (2021). Pengaruh Pemberian Self Managemen
Education Pada Ibu Hamil Trimester I Awal Dengan Kejadian Emesis Dan
Hiperemesis Di Puskesmas Mpunda Tahun. Jurnal Kebidanan Dan Ilmu
Kesehatan, 8(1).
Supriyati, O. E. Y. S. dan P. (2019). Promosi Kesehatan dalam Lingkup
Kesehatan Reproduksi. Gajahmada University Press.
https://play.google.com/books/reader?
id=5tWxDwAAQBAJ&pg=GBS.PR3&hl=en
Susilowati, D. (2016). Promosi Kesehatan. Keenkes RI.
Syafriani, E. I., Hariani, D., & Sari, E. M. (2022). Knowledge And Education
Level Of TMI And IIPregnant Women On TheConsumption Of Ginger
Extract InReduce Hyperemesis Gravidarum. Jurnal Ilmiah Kebidanan
(Scientific Journal of Midwifery), 8(3), 202.
https://www.jurnal.akperdharmawacana.ac.id/index.php/JWC/article/viewFil
e/192/103
Triananinsi, N. (2021). Sari Kurma Vs Teh Percepatan Persalinan Kala I Fase
Aktif Ibu Primigravida. Insan Cendekia.
Trisnowati, I. M. I. P. B. Su. S. N. S. T. (2022). Promosi dan Pendidikan
Kesehatan. Tahta Media Group.
3

Ummah, F. dan kawan-kawan. (2021). Pendidikan Kesehatan dan Promosi


Kesehatan (Risnawati (ed.)). Media Sains Indonesia.
Wati, W. W. (2021). Implementation of Health Education on Handling of
Gravidarum Emesis Towards Knowledge of Trimester Pregnant Women in
the Working Area of Puskesmas, Metro City. Jurnal Cendikia Muda, 1, 129–
135.
Wiwik, O., Niman, S., & Susilowati, Y. A. (2016). Hubungan Pengetahuan
Dengan Sikap Ibu Hamil Dalam Mencegah Kejadian Hiperemesis
Gravidarum Di Wilayah Kerja Puskesmas Padalarang. E-Journal STIKES
Borromeus, 9–17. http://ejournal.stikesborromeus.ac.id/file/5-2.pdf
4

Lampiran 1 : Lembar Permintaan Menjadi Responden

Kepada, Ibu Hamil yang terhormat,


Saya mengundang ibu yang sedang hamil dan tinggal di Desa Mantangisi Wilayah
Kerja Puskesmas Tete untuk menjadi responden dalam penelitian yang bertujuan
untuk menguji pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan ibu hamil tri
semester 1 tentang penanganan hiperemesis gravidarum. Penelitian ini dilakukan
sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pemahaman ibu hamil mengenai
kondisi kesehatan yang seringkali terjadi selama kehamilan.
Responden yang diundang dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang sedang
mengalami hiperemesis gravidarum atau yang pernah mengalami hiperemesis
gravidarum pada kehamilan sebelumnya. Ibu hamil yang bersedia menjadi
responden akan diminta untuk mengisi kuesioner mengenai pengetahuan tentang
hiperemesis gravidarum sebelum dan sesudah mendapatkan pendidikan kesehatan
dari petugas kesehatan.
Partisipasi dalam penelitian ini bersifat sukarela dan rahasia identitas responden
akan dijaga kerahasiaannya. Hasil penelitian ini akan digunakan untuk
memberikan rekomendasi kepada petugas kesehatan dan pihak terkait dalam
upaya meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang penanganan hiperemesis
gravidarum.
Jika ibu hamil bersedia menjadi responden, silakan menghubungi petugas
kesehatan di Puskesmas Tete atau langsung mengisi kuesioner yang tersedia di
Puskesmas Tete.

Hormat saya,
Peneliti

Fatmi Ananda Usman


5

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Responden

Kepada
Saudara peneliti

Dengan ini, saya ………………………. Menyatakan bahwa saya bersedia untuk


menjadi responden pada penelitian yang akan saudara peneliti lakukan. Saya
bersedia memberikan informasi sesuai dengan judul penelitian yang akan saudara
lakukan sebagaimana yang telah saudara jelaskan kepada saya.
Demikian surat persetujuan saya.

Ampana,………….2023

(…………………………………….)
6

Lampiran 3: Lembar Kuisioner

1. Data demografi responden


1. Inisial :
2. Usia :
3. Pendidikan :
4. Pekerjaan :
5. Sumber informasi :

2. Kuisioner pengetahuan
No Pernyataan Benar Salah
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah
1 yang parah pada kehamilan. Benar
Hiperemesis gravidarum hanya terjadi pada trimester
2 pertama kehamilan. Salah
Faktor risiko hiperemesis gravidarum termasuk
3 riwayat keluarga, usia ibu, dan kehamilan ganda. Benar
Hiperemesis gravidarum tidak perlu diobati karena
4 tidak berbahaya bagi ibu dan janin. Salah
Hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan
5 dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit. Benar
Gejala hiperemesis gravidarum tidak dapat dibedakan
6 dari mual dan muntah kehamilan biasa. Salah
Hiperemesis gravidarum dapat diobati dengan obat-
7 obatan, diet, dan perubahan gaya hidup. Benar
Hiperemesis gravidarum tidak ada hubungannya
8 dengan hormon kehamilan. Salah
Mengalami hiperemesis gravidarum pada kehamilan
9 sebelumnya meningkatkan risiko terjadinya lagi. Benar
Hiperemesis gravidarum tidak mempengaruhi berat
10 badan ibu hamil. Salah
7

Kunici jawaban

No Pernyataan Kunci jawaban


Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah
1 yang parah pada kehamilan. Benar
Hiperemesis gravidarum hanya terjadi pada
2 trimester pertama kehamilan. Salah
Faktor risiko hiperemesis gravidarum termasuk
3 riwayat keluarga, usia ibu, dan kehamilan ganda. Benar
Hiperemesis gravidarum tidak perlu diobati karena
4 tidak berbahaya bagi ibu dan janin. Salah
Hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan
5 dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit. Benar
Gejala hiperemesis gravidarum tidak dapat
6 dibedakan dari mual dan muntah kehamilan biasa. Salah
Hiperemesis gravidarum dapat diobati dengan obat-
7 obatan, diet, dan perubahan gaya hidup. Benar
Hiperemesis gravidarum tidak ada hubungannya
8 dengan hormon kehamilan. Salah
Mengalami hiperemesis gravidarum pada kehamilan
9 sebelumnya meningkatkan risiko terjadinya lagi. Benar
Hiperemesis gravidarum tidak mempengaruhi berat
10 badan ibu hamil. Salah
8

Lampiran 4 SAP

Waktu Pelaksanaan: 30 Menit

Materi Penyuluhan:

1. Definisi Hiperemesis Gravidarum


2. Faktor Risiko Hiperemesis Gravidarum
3. Gejala dan Tanda Hiperemesis Gravidarum
4. Dampak Hiperemesis Gravidarum pada Kesehatan Ibu Hamil dan Janin
5. Penanganan Hiperemesis Gravidarum

Tujuan:

1. Menjelaskan pengertian hiperemesis gravidarum


2. Menjelaskan faktor risiko hiperemesis gravidarum
3. Meningkatkan pengetahuan tentang gejala dan tanda hiperemesis
gravidarum
4. Menjelaskan dampak hiperemesis gravidarum pada kesehatan ibu hamil
dan janin
5. Meningkatkan pengetahuan tentang penanganan hiperemesis gravidarum

Metode: Ceramah dan Diskusi

Kegiatan Penyuluhan:

1. Pembukaan
a. Sambutan dan salam
b. Pengenalan diri
c. Penjelasan tujuan penyuluhan
2. Materi Penyuluhan :
a. Definisi Hiperemesis Gravidarum
b. Faktor Risiko Hiperemesis Gravidarum
c. Gejala dan Tanda Hiperemesis Gravidarum
d. Dampak Hiperemesis Gravidarum pada Kesehatan Ibu Hamil dan
Janin
e. Penanganan Hiperemesis Gravidarum
3. Diskusi
d. Tanya jawab tentang materi penyuluhan
e. Penjelasan lebih lanjut jika dibutuhkan
4. Penutup
a. Ucapan terima kasih
b. Pesan dan kesimpulan
c. Doa
9

Penyuluhan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang


hiperemesis gravidarum dan cara penanganannya sehingga dapat meminimalkan
risiko kesehatan yang mungkin terjadi pada ibu hamil dan janin.
10

Materi Penyuluhan:
1. Pengertian

Hiperemesis gravidarum adalah suatu kondisi mual dan muntah

yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan. Kondisi ini berbeda

dengan morning sickness yang umum terjadi pada ibu hamil karena

intensitasnya yang lebih tinggi dan berlangsung lebih lama, biasanya

hingga trimester pertama kehamilan. Hiperemesis gravidarum dapat

terjadi pada setiap trimester kehamilan jika terdapat tanda-tanda

ketonemia, penurunan berat badan, dan dehidrasi. Kondisi ini terjadi

pada masa awal kehamilan hingga umur kehamilan 20 minggu.

Hiperemesis gravidarum dapat mengganggu aktivitas sehari-hari ibu

hamil dan membuat keadaan umum menjadi buruk (Apriyani et al., 2022;

Aulia et al., 2022).

2. Penyebab

Mual dan muntah selama kehamilan disebabkan oleh perubahan

hormonal yang terjadi selama kehamilan, terutama oleh fluktuasi kadar

hormon hCG (human chorionic gonadotrophin) yang mencapai

puncaknya pada usia kehamilan 12-16 minggu. Keseimbangan hormone

dopamin, serotonin, histamin, dan asetilkolin juga berpengaruh pada

mual dan muntah. Hiperemesis gravidarum biasanya terjadi pada

trimester pertama kehamilan, dimulai sekitar usia kehamilan 9-10

minggu dan berlangsung hingga usia kehamilan 12-14 minggu, meskipun

sebagian kecil dapat berlangsung hingga usia kehamilan 20-24 minggu.


11

Penyebab pasti dari hiperemesis gravidarum masih belum diketahui,

namun diperkirakan berhubungan dengan faktor hormonal, usia ibu

hamil, obesitas, alergi, dan faktor psikososial (Apriyani et al., 2022;

Aulia et al., 2022).

3. Faktor risiko penyebab

a. Tingginya level hormon β-hCG pada trimester pertama kehamilan,

yang dapat memicu terjadinya mual dan muntah.

b. Peningkatan level hormon estrogen yang mempengaruhi bagian otak

yang mengontrol mual dan muntah.

c. Perubahan pada saluran pencernaan akibat tekanan dari

perkembangan janin, dapat menyebabkan refluks asam dan lambung

bekerja lebih lambat dalam menyerap makanan, sehingga memicu

mual dan muntah.

d. Faktor psikologis seperti stres dan kecemasan yang berlebihan dapat

memicu terjadinya morning sickness.

e. Diet tinggi lemak juga dapat meningkatkan risiko terjadinya

hiperemesis gravidarum. Setiap penambahan 15 g lemak jenuh setiap

harinya dapat meningkatkan risiko sebanyak 5 kali.

f. Infeksi bakteri Helicobacter Pylori, yang dapat menyebabkan luka

pada lambung dan terkait dengan 90% kasus kehamilan dengan

hiperemesis gravidarum.

g. Faktor-faktor yang dapat memicu hiperemesis gravidarum termasuk

primigravida, molahidatidosa, dan kehamilan gemeli. Hormon


12

chorionic gonadotropin yang dibentuk berlebihan pada kondisi ini

memegang peranan penting dalam timbulnya gejala tersebut.

h. Alergi juga dapat menjadi faktor organik yang berkontribusi

terhadap hiperemesis gravidarum karena merupakan respons dari

jaringan ibu terhadap anak.

i. Penyebab lain dari hiperemesis gravidarum adalah masuknya vili

khorialis ke dalam sirkulasi maternal serta perubahan metabolik

yang terjadi selama kehamilan, di mana resistensi dari pihak ibu

terhadap anak juga menurun.

j. Usia ibu hamil juga dapat mempengaruhi frekuensi terjadinya

hiperemesis gravidarum, di mana primigravida yang berusia muda,

umumnya di bawah 20 tahun, dan yang berusia lebih dari 35 tahun

memiliki risiko lebih tinggi.

k. Banyaknya paritas juga berpengaruh pada terjadinya hiperemesis

gravidarum. Wanita dengan kehamilan pertama memiliki risiko lebih

tinggi, di mana sekitar 60-80% dari wanita tersebut mengalami

gejala ini. Sedangkan pada wanita yang sudah pernah hamil

sebelumnya, risiko terjadinya hiperemesis gravidarum adalah sekitar

40-60%.

l. Pekerjaan juga dapat mempengaruhi terjadinya hiperemesis

gravidarum, di mana ibu yang bekerja memiliki risiko lebih besar

dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja (Fejzo & Macgibbon,

2021; Apriyani et al., 2022; Aulia et al., 2022; Sayekti et al., 2020).
13

4. Tanda dan Gejala

Hiperemesis gravidarum ditandai oleh mual dan muntah

berlebihan selama kehamilan, yang melebihi morning sickness biasa.

Gejala yang sering terjadi adalah muntah berulang, mual yang hebat,

penurunan berat badan, dehidrasi, detak jantung cepat, pusing,

kelemahan, dan kelainan elektrolit seperti penurunan kadar kalium dalam

darah. Beberapa wanita juga dapat mengalami ketonuria atau ketonemia,

yaitu peningkatan kadar keton dalam urine atau darah, yang dapat

menunjukkan adanya metabolisme lemak yang berlebihan akibat

kurangnya asupan nutrisi. Jika tidak ditangani dengan baik, hiperemesis

gravidarum dapat menyebabkan komplikasi serius seperti kerusakan

organ dan bahkan kematian. Oleh karena itu, segera berkonsultasi dengan

dokter jika mengalami gejala-gejala tersebut selama kehamilan (Apriyani

et al., 2022; Aulia et al., 2022).

5. Dampak

Hiperemesis gravidarum dapat memiliki dampak yang serius pada

kesehatan ibu hamil dan janin yang sedang dikandung. Beberapa

dampaknya antara lain:

a. Dehidrasi dan ketonemia: mual dan muntah yang berlebihan dapat

menyebabkan dehidrasi dan ketonemia (peningkatan kadar keton

dalam darah), yang dapat berdampak buruk pada kesehatan ibu

hamil dan janin.


14

b. Malnutrisi: ibu hamil yang menderita hiperemesis gravidarum

mungkin mengalami kesulitan dalam mengonsumsi makanan dan

mendapatkan nutrisi yang cukup, yang dapat mengakibatkan

malnutrisi pada ibu dan janin.

c. Kehamilan prematur: wanita yang menderita hiperemesis

gravidarum dapat mengalami kontraksi dini atau pembukaan serviks

yang dapat mengakibatkan kelahiran prematur.

d. Gangguan pada organ: mual dan muntah yang berlebihan dapat

menyebabkan gangguan pada organ seperti kerusakan pada esofagus

atau pendarahan pada saluran pencernaan.

e. Gangguan pada kehamilan berikutnya: wanita yang pernah

menderita hiperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya

dapat berisiko mengalami kembali pada kehamilan berikutnya.

f. Dampak psikologis: mual dan muntah yang berlebihan dapat

menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi pada ibu hamil, yang

dapat berdampak pada kesehatan mental ibu dan janin (Fejzo &

Macgibbon, 2021; Apriyani et al., 2022; Aulia et al., 2022; Sayekti et

al., 2020).

6. Cara mencegah

Cara pencegahan hiperemesis gravidarum yang dikutip dari

beberapa sumber terbaru:

a. Konsumsi makanan kecil dan sering dalam sehari, hindari makanan

yang pedas, berlemak atau berbau menyengat.


15

b. Minum cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi.

c. Hindari makanan yang mengandung aroma yang kuat atau tidak

disukai.

d. Beristirahat dan menghindari stres berlebihan.

e. Konsumsi vitamin B6 atau suplemen yang direkomendasikan oleh

dokter.

f. Menghindari makanan atau minuman yang mengandung kafein.

g. Berkonsultasi dengan dokter untuk pengobatan atau terapi khusus

jika gejala berat atau tidak kunjung membaik (American College of

Obstetricians and Gynecologists, 2018a).

7. Penanganan

Penanganan hiperemesis gravidarum pada ibu hamil meliputi

beberapa hal sebagai berikut:

a. Pengobatan medis: Pemberian obat anti-mual seperti doxylamine dan

pyridoxine dapat membantu mengurangi mual dan muntah pada ibu

hamil. Selain itu, dalam kasus yang lebih parah, dokter mungkin

akan memberikan obat-obatan lain seperti ondansetron atau

metoclopramide.

b. Pemberian cairan intravena: Jika ibu hamil mengalami dehidrasi

akibat mual dan muntah yang berlebihan, pemberian cairan intravena

dapat membantu mengganti cairan tubuh yang hilang.

c. Terapi nutrisi: Makanan yang dapat mengurangi gejala mual dan

muntah seperti makanan kaya protein, karbohidrat kompleks dan


16

lemak sehat dapat membantu ibu hamil mengurangi rasa mual dan

muntah.

d. Istirahat yang cukup: Ibu hamil perlu memperhatikan waktu istirahat

dan tidur yang cukup untuk membantu tubuh pulih dari kelelahan

dan membantu mengurangi gejala mual dan muntah.

e. Terapi psikologis: Terapi psikologis seperti konseling dan relaksasi

dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan yang bisa memicu

gejala mual dan muntah (Fejzo & Macgibbon, 2021; Apriyani et al.,

2022; Aulia et al., 2022; Sayekti et al., 2020).


17

Lampiran 5 Leaflet
18
19

Lampiran 6: Surat Ijin Penelitian


20

Lampiran 7: Surat Keterangan Telah Selesai Meneliti


21

Lampiran 8: Master Tabel


pengetahuan ibu hamil tentang penanganan hiperemesis pengetahuan ibu hamil tentang penanganan hiperemesis
gravidarum sebelum pendidikan kesehatan gravidarum setelah pendidikan kesehatan
Ko Pendi Ko Pekerj Ko Ko
No Inisial Usia Sumber informasi
de dikan de aan de de total Ko total Ko
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 % 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 %
skor de skor de

1 J 32 thn 3 DIV 4 PNS 2 Petugas kesehatan 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 7 70% 2 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 80% 1


2 N 32 thn 3 S1 4 P3K 5 Petugas kesehatan 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 7 70% 2 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80% 1
3 E 23thn 2 SMA 3 IRT 1 Petugas kesehatan 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 8 80% 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80% 1
4 T 24 thn 2 D III 4 Honor 4 Petugas kesehatan 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 6 60% 2 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 7 70% 2
5 P 30 thn 3 SMA 3 IRT 1 Petugas kesehatan 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 7 70% 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90% 1
6 W 26 thn 2 SMA 3 Honor 4 Petugas kesehatan 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 90% 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 90% 1
7 S 30 thn 3 SMP 2 IRT 1 Petugas kesehatan 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 80% 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80% 1
8 C 43 thn 4 S1 4 Guru 3 Petugas kesehatan 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80% 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80% 1
9 A 39 thn 3 SMA 3 IRT 1 Petugas kesehatan 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80% 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90% 1
10 M 27 thn 2 SMA 3 IRT 1 Petugas kesehatan 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 6 60% 2 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 7 70% 2
11 S 34 thn 3 SMA 3 IRT 1 Petugas kesehatan 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 7 70% 2 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 80% 1
12 S 27 thn 2 SMA 3 IRT 1 Petugas kesehatan 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 80% 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90% 1
13 O 32 thn 3 SMP 2 IRT 1 Petugas kesehatan 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 7 70% 2 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8 80% 1
14 H 25 thn 2 SMP 2 IRT 1 Petugas kesehatan 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 7 70% 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90% 1
15 A 36 thn 3 S1 4 Guru 3 Petugas kesehatan 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8 80% 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90% 1
S1
16 S 33 thn 3 4 Honor 4 Petugas kesehatan 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 7 70% 2 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 80% 1
Ners
17 K 21 thn 2 SMA 3 IRT 1 Petugas kesehatan 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 6 60% 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 90% 1
18 M 19 thn 1 SMP 2 IRT 1 Petugas kesehatan 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 7 70% 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 90% 1
19 H 39 thn 3 S1 4 Guru 3 Petugas kesehatan 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90% 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90% 1
20 R 39 thn 3 S1 4 Guru 3 Petugas kesehatan 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80% 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100% 1
21 A 26 thn 2 D3 4 IRT 1 Petugas kesehatan 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 6 60% 2 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 80% 1
22 R 34 thn 3 SMA 3 IRT 1 Petugas kesehatan 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 7 70% 2 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 80% 1
23 I 25 thn 2 SMP 2 IRT 1 Petugas kesehatan 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 6 60% 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 90% 1
24 E 31 thn 3 SMA 3 IRT 1 Petugas kesehatan 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 6 60% 2 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 7 70% 2
25 Y 24 thn 2 SMA 3 IRT 1 Petugas kesehatan 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 6 60% 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100% 1
26 J 35 thn 3 S1 4 IRT 1 Petugas kesehatan 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 7 70% 2 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80% 1
27 M 38 thn 3 S1 4 Guru 3 Petugas kesehatan 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 5 50% 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90% 1
22

28 R 31 thn 3 SMA 3 IRT 1 Petugas kesehatan 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 6 60% 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90% 1


29 S 34 thn 3 SMA 3 IRT 1 Petugas kesehatan 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 7 70% 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90% 1
30 O 28 thn 2 SMA 3 IRT 1 Petugas kesehatan 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 6 60% 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90% 1
31 H 32 thn 3 DIII 4 Honor 4 Petugas kesehatan 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 80% 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80% 1
Keterangan master tabel
Usia : 1 = < 20 tahun; 2 = 20-29 tahun; 3 = 30-39 tahun; 4 = 40-49 tahun
Pendidikan : 1 = SD; 2 = SMP; 3 = SMA; 4 = Diploma/Sarjana
Pekerjaan : 1 = IRT; 2 = PNS; 3 = Guru; 4 = Honorer; 5 = P3K
Sumber informasi : 1 = Petugas kesehatan ; 2 = Media massa (TV, radio, surat kabar); 3 = Internet/Website; 4 = Keluarga/Teman
Jawaban pengetahuan : 1 = benar; 0 = salah
Pengetahuan : 1 = Baik jika responden menjawab ≥ 80% jawaban benar
2 = Kurang jika responden menjawab < 80% jawaban benar
23

Lampiran 9: Hasil Analisa Data

Frequency Table

Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 20 tahun 1 3.2 3.2 3.2
20-29 tahun 11 35.5 35.5 38.7
30-39 tahun 18 58.1 58.1 96.8
40-49 tahun 1 3.2 3.2 100.0
Total 31 100.0 100.0

Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SMP 5 16.1 16.1 16.1
SMA 14 45.2 45.2 61.3
Diploma/Sarjana 12 38.7 38.7 100.0
Total 31 100.0 100.0

Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid IRT 20 64.5 64.5 64.5
PNS 1 3.2 3.2 67.7
Guru 5 16.1 16.1 83.9
Honorer 4 12.9 12.9 96.8
P3K 1 3.2 3.2 100.0
Total 31 100.0 100.0
24

Sumber informasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Petugas kesehatan 31 100.0 100.0 100.0
pengetahuan ibu hamil tentang penanganan hiperemesis gravidarum
sebelum pendidikan kesehatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 9 29.0 29.0 29.0
Kurang baik 22 71.0 71.0 100.0
Total 31 100.0 100.0

pengetahuan ibu hamil tentang penanganan hiperemesis gravidarum


setelah pendidikan kesehatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 28 90.3 90.3 90.3
Kurang baik 3 9.7 9.7 100.0
Total 31 100.0 100.0

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


pengetahuan pengetahuan
ibu hamil ibu hamil
tentang tentang
penanganan penanganan
hiperemesis hiperemesis
gravidarum gravidarum
sebelum setelah
pendidikan pendidikan
kesehatan kesehatan
N 31 31
Normal Parameters a,b
Mean 7.0323 8.4839
25

Std. Deviation .98265 .76902


Most Extreme Differences Absolute .191 .265
Positive .191 .219
Negative -.164 -.265
Test Statistic .191 .265
Asymp. Sig. (2-tailed) .006c .000c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

NPar Tests

Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
pengetahuan ibu hamil
tentang penanganan
hiperemesis gravidarum 31 7.0323 .98265 5.00 9.00
sebelum pendidikan
kesehatan
pengetahuan ibu hamil
tentang penanganan
hiperemesis gravidarum 31 8.4839 .76902 7.00 10.00
setelah pendidikan
kesehatan

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
pengetahuan ibu hamil Negative Ranks 0a
.00 .00
26

tentang penanganan Positive Ranks 25b 13.00 325.00


hiperemesis gravidarum Ties 6 c

setelah pendidikan Total


kesehatan - pengetahuan
ibu hamil tentang
31
penanganan hiperemesis
gravidarum sebelum
pendidikan kesehatan
a. pengetahuan ibu hamil tentang penanganan hiperemesis gravidarum setelah
pendidikan kesehatan < pengetahuan ibu hamil tentang penanganan hiperemesis
gravidarum sebelum pendidikan kesehatan
b. pengetahuan ibu hamil tentang penanganan hiperemesis gravidarum setelah
pendidikan kesehatan > pengetahuan ibu hamil tentang penanganan hiperemesis
gravidarum sebelum pendidikan kesehatan
c. pengetahuan ibu hamil tentang penanganan hiperemesis gravidarum setelah
pendidikan kesehatan = pengetahuan ibu hamil tentang penanganan hiperemesis
gravidarum sebelum pendidikan kesehatan

Test Statisticsa
pengetahuan ibu hamil tentang penanganan hiperemesis
gravidarum setelah pendidikan kesehatan - pengetahuan
ibu hamil tentang penanganan hiperemesis gravidarum
sebelum pendidikan kesehatan
Z -4.456b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
27

Lampiran 10: Dokumentasi Kegiatan Penelitian


28

Lampiran 11: Riwayat Peneliti

A. Identitas Mahasiswa
1. Nama : Fatmi Aananda Usman
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Tempat / Tanggal Lahir : Palu, 17 Mei 1994
4. Agama : Islam
5. Alamat : Desa Tete B

B. IdentitasKeluaarga
1. Nama Ayah : Nurdin Usman
2. Nama Ibu : Ramlah TH Supu

C. RiwayatPendidikan
1. Tamat SDN Tahun 2006
2. Tamat SMP Tahun 2009
3. Tamat SMA Tahun 2012
4. DIII Kebidanan Tahun 2016
5. PadaTahun 2023 Penulis menyelesaikan pendidikan Program Studi S1
Kebidanan di Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Persada.

Anda mungkin juga menyukai